Anda di halaman 1dari 12

K3 DAN PATIENT SAFETY

KECELAKAAN KERJA PADA LABORATORIUM MEDIK

Oleh :

Kelompok 3

1. Ni Made Evita Maharani (28)

2. Putri Nabillah Jakaria (31)

3. Ni Wayan Megi Ronci Agatha (32)

4. Ni Wayan Melani (48)

5. I Wayan Wima Pradana Putra (50)

Kementrian Kemenkes RI

Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul
“Kecelakaan Kerja Pada Laboratorium Medik” tepat waktu. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan tugas ini.

Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai makalah


kami. Dalam hal ini, kami ingin membahas mengenai pengertian kecelakaan kerja
pada laboratorium medik, jenis kecelakaan kerja pada laboratorium medik, jenis
bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan, contoh kecelakaan kerja yang
terjadi di laboratorium medik.

Kami sebagai penulis mengakui bahwa masih ada banyak kekurangan


pada tugas kami. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa
kami harapkan demi kesempurnaan karya kami. Semoga tugas ini dapat membawa
pemahaman dan pengetahuan bagi kami semua tentang kecelakaan kerja pada
laboratorium medik.

Denpasar, 16 Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

1.3. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kecelakaan Kerja Pada Laboratorium Medik ............................ 2

2.2. Jenis Kecelakaan Kerja Pada Laboratorium Medik ..................................... 2

2.3. Jenis Bahaya Yang Dapat Menyebabkan Kecelakaan ................................. 2

2.4. Contoh Kecelakaan yang Terjadi di Laboratorium ...................................... 5

BAB III : PENUTUP

3.1. Simpulan ...................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bekerja di laboratorium tentu saja memiliki resiko, terlebih apabila kurang
berhati-hati dalam bekerja. Percobaan yang dilakukan di laboratorium
biasanya menggunakan berbagai jenis bahan kimmia, peralatan gelas, dan
juga instrumentasi khusu yang semuanya dapatberpotensi terjadi kecelakaan
bila dilakukan dengan cara tidak tepat. Kecelakaan dapat juga terjadi karena
kelalaian atau kecerobohan saat melakukan prosedur kerja. Tidakan yang
kurang berhati-hati ini dapat membuat diri sendiri maupun orang lain cedera.
Oleh karena itu, sebaiknya saat di laboratorium wajib bekerja dengan selamat
dan aman yang berarti menurunkan resiko kecelakaan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa pengertian kecelakaan kerja pada laboratorium medik?
1.2.2. Apa saja jenis kecelakaan kerja pada laboratorium medik?
1.2.3. Apa saja jenis bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan?
1.2.4. Apa saja contoh kecelakaan yang terjadi di laboratorium medik?
1.3.Tujuan
1.3.1. Mengetahui pengertian kecelakaan kerja pada laboratorium medik.
1.3.2. Mengidentifikasi jenis kecelakaan kerja pada laboratorium medik.
1.3.3. Mengidentifikasi jenis bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan.
1.3.4. Mengetahui contoh kecelakaan yang terjadi di laboratorium medik.
1.3.5. Memenuhi tugas mata kuliah K3 dan Patient Safety.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kecelakaan Kerja Pada Laboratorium Medik
Apabila prosedur keja K3 diabaikan maka dapatberakibat terjadinya
kecelakaan kerja. Secara umum, kecelakaan kerja dapat diartikan sebagai
suatu kejadian yang tidak diduga sebelumnya dan tidak dikehendaki yang
dapat mengacaukanproses yang telah diatur dari suatu aktivitas. Jadi,
kecelakaan kerja merupakan kecelakaan seseorang atau kelompok dalam
rangka melaksanakn kerja yang terjadi secara tiba-tiba, tidak diduga
sebelumnya, dan tidak diharapkan terjadi, menimbulkan kerugian fisik
maupun material. Kerugian fisik meliputi penderitaan korban dan keluarga
korban, fokus pekerjaan di lokasi menjadi terganggu, dan waktu kerjaa
menjadi terganggu. Sedangkan kerugian material meliputi kerusakan alat,
biaya pengobatan dan perawatan kecelakaan, tunjangan atau kompensasi
kecelakaan, dan penggantian tenaga kerja yang mengalami kecelakaan.
2.2. Jenis Kecelakaan Kerja Pada Laboratorium Medik
Kecelakaan kerja dapat dibagi menjadi dua yaitu kecelakaan kerja dan
kecelakaan medis.
2.2.1. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan jika yang menjadi korban berupa
petugas medik itu sendiri.
2.2.2. Kecelakaa medis adalah kecelakaan jika yang menjadi korban berupa
pasien.
2.3.Jenis Bahaya Yang Dapat Menyebabkan Kecelakaan
Ancaman bahaya yang mengakibatkan resiko gangguan kesehatan dan
keselamatan bagi petugas laboratorium perlu diidentifikasi. Jenis kecelakaan
kerja dapat berasal dari faktor fisik, kimiawi, biologi, psikososial maupun
faal/ergonomik. Berikut ini akan dijelaskan tentang jenis-jenis bahaya yang
dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
2.3.1. Bahaya Fisik
2.3.1.1.Cahaya penerangan yang kurang baik di ruang kerja
mengakibatkan keluhan kelelahan mata. Keluhan lainnya

2
adalah iritasi, penglihatan rangkap, sakit kepala, ketajaman
penglihatan terganggu, akomodasi dan konvergensi menurun.
Ruangan laboratorium kesehatan memerlukan penerangan
1000 lux.
2.3.1.2. Panas secara umum dirasakan bila suhu udara diatas suhu
nyaman, suhu nyaman di Indonesia berkisar antara 26℃-28℃,
dengan relatif kelembaban antara 60% - 70%. Bekerja
ditempat yang panas akan menyebabkan ketidak nyamanan,
rasa tidak enak, serba salah, mudah marah, suhu kulit
panas/basah karena berkeringat atau kering karena keringat
terus menguap, lelah, mual, sakit kepala, dan urine berkurang.
2.3.1.3. Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh
transmisi atau penjalaran, baik getaran yang mengenai seluruh
tubuh maupun getaran setempat yang merambat melalui tangan
atau lengan petugas laboratorium, alat bergetar subyek dengan
qerakan osilasi. Penyakit akibat getaran, dari ringan sampai
berat, gejala yang ditimbulkan secara keseluruhan disebut
sebagai sindroma vibrasi antara lain " Raynaud atau White
Finger", terutama terjadi pada ruangan yang dingin. Gejala
dini berupa rasa kesemutan jari tangan waktu bekerja atau
sesaat setelah berhenti bekerja.
2.3.1.4. Radiasi ada dua jenis yaitu radiasi pengion dan non pengion.
Peralatan laboratorium kesehatan yang menggunakan radiasi
adalah radiasi non pengion. Radiasi non pengion adalah
radiasi yang tanpa ada pelepasan elektron, tergantung panjang
gelombang antara lain adalah sinar ultraviolet (A, B, dan C),
sinar yang bisa dilihat (sinar biru yang berbahaya, sinar laser),
sinar dengan gelombang (microwave).
2.3.2. Bahya Kimiawi
Penggolongan bahan kimia menurut tingkat bahaya terdiri dari 4
kategori yaitu:

3
2.3.2.1.Bahan kimia yang mengakibatkan gangguan kesehatan
2.3.2.2.Bahan kimia yang mengakibatkan kebakaran
2.3.2.3.Bahan kimia yang mengakibatkan ledakan
2.3.2.4.Bahan kimia dengan sifat khususnya.
2.3.3. Bahaya Biologi
Merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang infeksius. Semua spesimen yang ditangani di
laboratorium harus dianggap infeksius sehingga selalu berpotensi
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Mikroorganisme
diklasifikasikan sebagai berikut:
2.3.3.1.Kelompok Risiko Satu. Kelompok ini merupakan
mikroorganisme yang tidak menimbulkan risiko atau risiko
rendah baik terhadap individu maupun pada masyarakat.
Mikroorganisme kelompok ini pada umumnva tidak berbahaya
dan tidak menyebabkan penyakit.
2.3.3.2.Kelompok Risiko Dua. Kelompok ini merupakan
mikroorganisme yang mempunyai risiko sedang terhadap
individu dan risiko rendah terhadap masyarakat. Kelompok
mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit pada
individu atau ternak, namun tidak menimbulkan bahaya yang
serius baik bagi petugas laboratorium, masyarakat, ternak atau
lingkungan. lnfeksi yang terjadi pada umumnya dapat diobati
serta risiko penyebarannya terbatas.
2.3.3.3.Kelompok Risiko Tiga. Kelompok ini merupakan
mikroorganisme yang mempunyai risiko tinggi bagi individu
dan risiko rendah bagi masyarakat. Kelompok mikroorganisme
ini menyebabkan penyakit yang serius pada individu tetapi
tidak menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Pada
umumnya tersedia tindakan pengobatan dan pencegahan
penyebaran yang efektif.
2.3.3.4.Kelompok Risiko Empat. Kelompok ini merupakan
mikroorganisme yang mempunyai risiko tinggi bagi individu

4
dan masyarakat. Kelompok mikroorganisme ini menyebabkan
penyakit yang sangat serius bagi manusia dan hewan, yang
sangat menular baik langsung maupun tidak langsung. Pada
umumnya belum tersedia tindakan pengobatan dan pencegahan
yang efektif.
2.3.4. Bahaya Psikososial
Gangguan psikososial dapat terjadi dalam bekerja antara lain
adalah stres, hal ini sebagai akibat masalah yang dihadapi oleh
petugas laboratorium, yang apabila tidak dilakukan antisipasi yang
memadai dapat merurunkan produktifitas kerja. Stres adalah
gangguan psikologis akibat faktor lingkungan terhadap kejiwaan
seseorang. Keadaan di tempat kerja yang dapat menimbulkan stres
antara lain: beban kerja berlebihan atau kurang, tekanan waktu,
konflik peran, biasanya pada pekerja wanita, hubungan dengan atasan,
teman sekerja dan bawahan yang kurang baik, kurangnya pemanfaatan
kemampuan seseorang.
2.3.5. Bahaya Faal (Ergonom)
Bahaya faal/ergonomi disebabkan karena posisi tubuh dalam
melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan postur tubuh. Seperti
pekerjaan yang dilakukan dalam posisi duduk misalnya terlalu lama
dalam penggunaan mikroskop, dengan tempat duduk yang tidak sesuai
dengan postur tubuh, sehingga terjadi kelelahan pada pinggang dan
leher. Pekerjaan yang dilakukan dengan posisi berdiri, membungkuk
akan terasa pada persendian jaringan otot, jaringan syaraf (low back
pain). Menuruni tangga yang terlalu curam, sehingga posisi tubuh
tidak seimbang sehingga mudah jatuh atau terperosot. Posisi
pandangan mata yang tidak lurus ke komputer, sehingga kelelahan
pada otot leher, tengkuk dan sakit kepala juga kelelahan pada otot
mata.
2.4. Contoh Kecelakaan yang Terjadi di Laboratorium
Beberapa contoh kecelakaan kerja yang banyak terjadi di laboratorium,
antara lain :

5
2.4.1. Terpeleset
Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat
terjadi di laboratorium. Biasanya seseoran terpeleset disebabkan lantai
yang licin. Akibatnya terpeleset dapat berupa :
 Cedera ringan, yang dapat berupa memar
 Cedera berat, yang dapat berupa fraktura, dilokasi, memar otak,
dan sebagainya
2.4.2. Resiko terjadi terjadi kebakaran
Kebakaran dapat disebabkan oleh bahan kimia yang mudah
menyala bahkan ledakkan yang disebabkan oleh reaksi kimia atau
bahan-bahan kimia yang reaktif. Penyebab lainnya, antara lain
penyimpanan bahan kimia yang salah, atau pembuangan sampah
kimia yang tidak tepat selain itu, api jua dapat berasal dari api listrik,
api pembakar bunsen, api rokok, benda panas, dan cahaya matahari
langsung yang mengenai botol atau labu (pada musim panas, botol
dan labu dapat berperan sebagai lensa).
2.4.3. Keracunan bahan-bahan beracun
Racun adalah setiap bahan yang dilarang masuk kedalam tubuh
dalam jumlah tertentu dapat membahayakan fungsi normal tubuh
sehinga menganggu kesehatan bahkan mengakibatkan kematian.
Dalam masuk racun dapat melalui mulut (tertelan) paru-paru
(terhirup) dan juga kulit (meresap melalui kulit). Gejala umum
keracunan antara lain,berasa sakit perut,mual dan muntah,diare,terasa
terbakar pada mulut sampai lambung, sulit bernafas, dada terasa
terjepit, telinga berdengung, pandangan kabur, berbau asap (gas),
pernafasan bau, kulit berubah warna atau gatal, kulit dan bibir
kebiruan kesadaran menurun,serta sakit kepala.
2.4.4. Tindakan yang keliru yang dapat menyebabkan luka
2.4.4.1.Luka akibat bahan kimia. Luka yang timbulnya misalnya kulit
menjadi iritasi,gatal-gatal dan melepuh.
2.4.4.2.Luka akibat bahan kimia. Luka yang timbulnya misalnya kulit
menjadi iritasi,gatal- gatal dan melepuh.

6
2.4.4.3.Luka terkena benda tajam,misalnya tertusuk jarum,terkena
potongan besi,atau pecahan gelas
2.4.4.4.Luka akibat tersentuh benda panas. Luka yag muncul misalnya
kulit menjadi terasa terbakar,panas dan melepuh.
2.4.4.5.Luka bakar,misalnya tersentuh api,bahan kimia,benda panas
dan tersengat harus listrik
2.4.4.6.Luka gigitan,misalnya terkena gigitan mencit atau tikus pada
saat memberikan perlakuan
2.4.5. Percikan zat
Percikan zat dapat berupa percikan dari asap, basa, maupun zat
infeksius lainya. Guna menghindari bahaya percikan zat, gunakan alat
pelindung diri. Bagian tubuh seperti mata, memiliki jaringan yang
sangat sensitive terhadap asam dan basa. Apabila mata terkena
percikan bahan tersebut dapat menyebabkan cacat permanen.
2.4.6. Tumpahan Zat
Tumpahan zat dapat menyebabkan keracunan jika terserap kulit,
Menyebabkan iritasi, maupun menyebabkan luka. Tumpahan zat dapat
menyebabkan pratikan terpeleset dan jatuh.oleh karena itu tumpahan
zat perlu diisolasi agar tidak meluas. Apabila terjadi tumpahan
zat,hubungi petugas laboratorium. Tindakan haruslah dilakukan secara
hati-hati dan menggunakan spill neutralizers yang tepat.

7
BAB III

PENUTUP
3.1.Simpulan
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan seseorang atau kelompok dalam
rangka melaksanakn kerja yang terjadi secara tiba-tiba, tidak diduga
sebelumnya, dan tidak diharapkan terjadi, menimbulkan kerugian fisik
maupun material. Jenis Kecelakaan Kerja pada Laboratorium Medik dapat
dibagi menjadi dua yaitu kecelakaan kerja dan kecelakaan medis. Serta Jenis
kecelakaan kerja dapat berasal dari faktor fisik, kimiawi, biologi, psikososial
maupun faal/ergonomik. Beberapa contoh kecelakaan kerja yang banyak
terjadi di laboratorium, antara lain terpeleset, resiko terjadinya kebakaran,
keracunan bahan-bahan beracun, luka, terkena percikan zat, danterkena
tumpahan zat. Maka dari itu pekerja atau tenaga medis wajib bekerja dengan
selamat dan aman yang berarti menurunkan resiko kecelakaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mardiana dan Ira Gustira Rahayu. 2017. Pengantar Laboratorium Medik. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kurniawati. Dewi. 2018. Mencegah Kecelakaan Kerja di Laboratorium.


Yogyakarta : Aksarra Sinergi Media PT.

Anda mungkin juga menyukai