PENDAHULUAN
Salah satu teknik dan produk yang saat ini tengah populer dan terinspirasi
dari alam adalah eco print. Teknik ini telah berkembang sejak lama, dan
dipopulerkan sejak tahun 2006 salah satunya oleh Indiana Flint. Berasal dari teknik
eco dyeing lalu Flint mengembangkannya menjadi teknik eco print. Beberapa
designer yang memulai mengembangkan memakai teknik eco print salah satunya
Renu Gupta designer yang berasal dari India. Salah satu seorang designer asal
Indonesia yang memakai teknik eco print adalah Novita Yunus yang telah
menggelar hasil karyanya di pergelaran busana India, Amazon India Fashion Week
Autumn/Winter 2017. Disebutkan oleh Flint (2008), teknik eco print diartikan
sebagai proses mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung
antara kain dan daun. Flint mengaplikasikan teknik ini dengan cara menempelkan
tanaman yang memiliki pigmen warna pada kain berserat alami yang kemudian
direbus atau dikukus dalam kuali besar.
1
Teknik eco print biasa diaplikasikan pada bahan berserat alami seperti kain
kanvas, katun, sutra dan linen. Akan tetapi tidak semua kain serat alami
menghasilkan hasil yang sama, satu sama lain berbeda dalam menghasilkan warna
dan printing yang tercetak dalam kain. Terdapat beberapa penelitian tentang eco
dyeing dan eco printing, mereka banyak mengunakan bahan - bahan dan material
seperti katun, linen, kanvas, dan sutra. akan tetapi banyak dari penelitian mereka
akhirnya berakhir pada salah satu material yang populer seperti sutra. Sementara
material - material yang lain seperti katun, linen, kanvas tidak bisa menangkap
dengan optimal.
Kain linen adalah salah satu jenis kain yang terbuat dari bahan alami berupa
serat tumbuhan sejenis rami yang dalam bahasa Inggris disebut dengan tanaman
Flax dan dalam bahasa latin disebut dengan Linum Usitatissimum, Sejarah mencatat
bahwa bahan linen konon telah ada sejak lebih dari 6000 tahun yang lalu di Mesir.
Bahkan pada masa tersebut, linen dijadikan bahan pembalut mummi. Hal ini
menjadikan kain berserat alami linen menjadi kain serat alami terkuat dan tahan
lama 3 kali lipat bila dibandingkan dengan kain katun, selain ketahanannya yang
kuat kain linen memiliki karakteristik nyaman dan ringan, mudah kering, dan ramah
lingkungan.
2
dinilai dari proses pembuatan dan design pembuatan yang rumit lebih merinci.
Clark (2005) berpendapat bahwa “handmade clothing mempunyai nilai historis”,
lebih padat karya dan langka di dalam detail garmen, tidak ada unsur moneter dalam
handmade clothing memiliki koneksi kuat dengan pembuat handmade clothing.
Bahan alam yang akan digunakan pada penelitian ini adalah bunga – bunga
yang tumbuh di dataran tinggi dan cuaca sejuk seperti di daerah Cisarua Lembang
Bandung, seperti bunga Herbras (Gerbera), bunga Mawar (Rosa) dan bunga Krisan
(Chrysanthemum). Melalui penelitian ini, eksplorasi teknik eco print yang ditinjau
dari proses pembuatannya dapat menjadi produk akhir bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan target market yang menjadikan alam sebagai sumber inspirasi, sumber
percaya diri untuk penggunanya, serta saat digunakan menjadi penambah nilai bagi
dirinya.
1. Adanya potensi pengembangan teknik eco print pada material kain linen
dengan menjadikan keindahan alam flora Indonesia sebagai sumber
inspirasi.
2. Kain linen memiliki potensi untuk diolah dengan menggunakan teknik
eco print, namun diperlukan proses dan material yang tepat untuk
menghasilkan visual akhir yang optimal.
3. Teknik eco print pada material kain linen memiliki potensi untuk
dijadikan produk yang menarik, karena adanya minat yang tinggi dari
masyarakat terhadap produk handmade clothing.
3
3. Bagaimana menciptakan produk handmade clothing yang diminati
masyarakat dengan menggunakan teknik eco print pada material kain
linen?
4
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Studi literatur
Metode pengumpulan data dari sumber media cetak yang menunjang
penelitian. Pengumpulan data diambil dari :
1. Teknik eco printing dan eco dyeing : Eco Colour oleh Indiana Flint,
A Dyers Manual oleh Jill Goodwin.
2. Tumbuhan : Morfologi Tumbuhan oleh Gembong Tjitrosoepomo.
3. Produk fashion : Teori Busana dan Desain Busana oleh Riyanto,
Arifah A.
Metode pengumpulan data dari sumber media online diambil dari :
1. http://www.polkacafe.com/interview-designer-renu-gupta-rang-rez-
eco-printing-process-3893.html.
2. https://kumparan.com/@kumparanstyle/fashion-show-di-india-
novita-yunus-andalkan-teknik-eco-print.
3. http://go3mart.com/kelebihan-dan-kekurangan-kain-linen/.
4. http://www.liya.com.au/tutorials/archives/11-2017.
5. https://www.demilked.com/contrast-fashion-nature-liliya-
hudyakova/.
5
2. Observasi teknik
Observasi dilakukan secara langsung dengan Ella lulusan Telkom
University tahun 2013 pemilik dari brand Aest Fabric di Jakarta dan
observasi tidak langsung melalui media online terhadap vlog di Youtube
mengenai pengamatan teknik-teknik eco print yang biasa dilakukan.
3. Eksperimen
Metode ini dilakukan setelah mencari teori dari studi literatur dan
diaplikasikan pada tahap ini guna mendapatkan hasil akhir yang
diinginkan. Penulis melakukan eksperimen melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut :
a. Eksperimen awal : Penulis menggunakan kelopak dan daun mawar,
herbras dan krisan disusun pada kain linen lalu dibundel dan diikat
dengan tali lalu direbus akan tetapi hasil dari eksperimen motif
kelopak bunga dan daun tidak tercetak dengan optimal akan tetapi
mengeluarkan warna dengan baik.
b. Ekperimen lanjutan : Setelah melakukan eksperimen pertama penulis
mencoba menumbuk bunga dan daun setelah itu dilakukan proses
mordanting.
Dari Eksperimen – 2, dapat disimpulkan motif dari kelopak dan daun tercetak
dengan baik
4. Wawancara
Melakukan wawancara dengan narasumber Farisah Husna, seorang
lulusan Universitas Telkom yang telah melakukan penelitian tentang eco
print sebelumnya dan Ella Trimutri Medasa, seorang lulusan Universitas
Telkom, pemilik dari brand Aest Fabric.
6
1.8 Sistematika Penulisan
Susunan penelitian ini teridiri dari empat bab, diantaranya adalah: