PERUMUSAN MASALAH
1
Identifikasi Masalah
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN :
Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan (needs)
dalam penyelesaian masalah atas fenomena yang
muncul dalam objek studi yang dipilih, yang terkait
dengan bidang ilmu Teknik (Kompetensi 1.2).
TUGAS :
Mengidentifikasi kebutuhan (needs) dalam
penyelesaian masalah atas fenomena yang muncul
dalam objek studi
KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR)
•Mampu menentukan fenomena yang
muncul pada suatu kasus yang diberikan
dan penyebab-penyebabnya
•Mampu menentukan arah penyelesaian
masalah
•Mampu menentukan konsekuensi dan
dampak implementasi solusi
Fenomena adalah fakta, kejadian, atau keadaan di alam
yang diamati atau di observasi.
hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat
diterangkan serta dinilai secara ilmiah
MASALAH DAN FENOMENA
5
• Pengertian Masalah
Masalah adalah kesenjangan atau
ketidaksesuaian antara realita dengan
keadaan yg seharusnya dicapai
6
• Fenomena adalah suatu fakta atau
peristiwa yang dapat diamati.
• Fenomena adalah fakta, kejadian, atau
keadaan di alam yang diamati atau di
observasi.
• hal-hal yang dapat disaksikan dengan
pancaindra dan dapat diterangkan serta
dinilai secara ilmiah
7
• fenomena kejadian yang patut diperiksa
dan diselidiki, terutama proses dan
peristiwa yang sangat tidak biasa atau
mempunyai keberartian khusus.
• Fenomena setiap kejadian yang patut
dicatat dan diselidiki, biasanya peristiwa
yang tidak terduga atau tidak biasa,
• fenomena adalah peristiwa yang luar biasa
8
• Dalam penggunaan ilmiah, fenomena
adalah setiap peristiwa yang dapat diamati
, termasuk penggunaan instrumen untuk
mengamati, mencatat, atau menyusun
data.
• Kajian tentang suatu fenomena khususnya
dalam fisika dapat digambarkan sebagai
pengukuran yang berkaitan dengan materi
, energi, atau waktu,
9
SIFAT MASALAH
10
Dalam mendekati dan memecahkan suatu
masalah, salah satu tantangan awal yang
dihadapi seseorang engineer adalah :
1.Memahami sifat masalahnya,
2.Lingkungan di mana masalah itu terjadi,
3.Sebab dan akibat yang berkaitan dengan
perkembangan masalah
4.Dampak dari pemecahan yang disarankan .
11
SIFAT MASALAH
• Beratnya masalah…
Apakah banyak yg terkena masalah tsb?
• Bagaimana akibat yg ditimbulkan,…..
mengakibatkan kematian, cacat dsb
• Luasnya masalah….
Apakah masalah tsb seluas/di seluruh/daerah-2 tertentu?
• Apakah menimpa segala golongan umur atau hanya golongan
umur tertentu ?
• Bermusimkah?
Apakah masalah bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun?
Ataukah masalah hanya terjadi pada musim tertentu
• Prioritas masalah
Apakah masalah tsb diberi prioritas yg tinggi
• Apakah masyarakat menganggap masalah tsb cukup gawat
12
• Sifat masalah dapat memberikan
petunjuk mengenai faktor-faktor yang
terlibat dalam pengungkapan masalah
dan menentukan ruang lingkupnya.
• Lingkungan merupakan situasi yang
mengandung, menimbulkan atau
mengelilingi masalah.
13
• Gejala respons (response phenomena) atau
akibat merupakan petunjuk dari
masalah/fenomena dan lingkungannya yang
bereaksi terhadap rangsangan yang
mengganggu (penyebab).
• Rangsangan (stimulus) dapat berupa
modifikasi suatu fasilitas yang dirancang
sebagai upaya pemecahan masalah tertentu
yang telah terjadi.
14
Permasalahan Engineering
15
• Tentu saja, ada keterbatasan dalam hal
ruang lingkup masalah yang dapat
diselidiki, dan keterbatasan ini harus
juga disadari dalam merumuskan suatu
pemecahan masalah.
16
KARAKTERISTIK DASAR
Dalam Permasalahan Engineering
17
Contoh masalah yang sangat kompleks :
18
Contoh masalah yang sangat kompleks :
19
Contoh masalah yang sangat kompleks :
20
Contoh masalah yang sangat kompleks :
21
Permasalahan Engineering
22
Permasalahan Engineering
23
Permasalahan Engineering
24
SISTEM
25
• Pengelolaan suatu fasilitas di mana engineer
terlibat didalamnya, pada kenyataanya fasilitas
tersebut mengandung sejumlah bagian atau
komponen yang harus dipadukan (system) guna
memenuhi kegunaan atau fungsinya.
26
• Ringkasnya, engineer berurusan dengan sebuah
sistem atau suatu sistem dari sistem-sistem,
karena itu pendekatan yang digunakan haruslah
memandang dan memperlakukan masalah atas
dasar hal ini.
27
SISTEM
28
SISTEM
29
MERUMUSKAN ASAL USUL DARI
SUATU PERMASALAHAN DAN
SOLUSINYA
30
Kemampuan analisa yang harus dimiliki
seorang engineer:
•Mampu merumuskan asal usul dari suatu
permasalahan/penyebab untuk kemudian
ditentukan sebuah solusi/sistem
•Mampu memperhitungkan segala konsekuensi
yang ada dari pengambilan solusi tersebut
31
• Berbasis solusi yg diusulkan engineer
senantiasa berhubungan dengan
sebuah sistem.
• Sebuah system didefinisikan sebagai
perpaduan dari berbagai komponen,
yang terkait dengan berbagai interaksi
32
Berhubungan dengan sebuah sistem,
memungkinkan engineer untuk mengidentifikasi
karakteristik-karakteristik berikut ini:
•Adanya tujuan-tujuan spesifik yang harus dicapai
•Adanya sejumlah komponen yang diidentifikasikan
sebagai bagian yang penting dari sebuah sistem
•Komponen-komponen yang saling berkaitan
dalam sebuah sistem
•Adanya batasan prilaku dari sebuah sistem dan
respon dari setiap komponen
33
Dalam semua jenis sistem, engineer terlibat
aktif dalam proses;
•konseptualiasasi,
konseptualiasasi
•perencanaan,
perencanaan
•peracangan,
peracangan
•implementasi dan
•pengoperasian fasilitas yang dihasilkan.
34
• Jika sistem yang dipermasalahkan terdiri
dari komponen-komponen yang berupa
bagian-bagian fisik, maka sistem ini
digolongkan sebagai sistem fisik.
• Contoh sistem fisik dalam engineering
adalah mobil, gedung, bendungan,
perlengkapan konstruksi, elevator, sistem
penyedian air bersih, dan sistem jalan
bebas hambatan atau jalan raya.
35
• Secara lebih spesifik, sebuah simpang-
susun ( interchange ) jalan raya dapat
dipandang sebagai suatu sistem fisik.
• Walaupun sistem ini sendiri sebenarnya
merupakan subkomponen dari sistem
jalan bebas hambatan atau jalan raya, ia
dapat didefinisikan menurut karakteristik
berikut:
36
CONTOH
37
SISTEM SIMPANG SUSUN JALAN RAYA
• Kegunaan sistem
Memungkinkan arus lalu-lintas yang tertib
pada persimpangan dua jalan raya
• Komponen sistem
Dua jalan raya, rambu-rambu lalu-lintas,
dan alat-alat komunikasi , pengendara
38
SISTEM SIMPANG SUSUN JALAN RAYA
• Struktur sistem
Tata letak fisik simpang-susun
• Kendala sistem
Volume lalu-lintas, reaksi manusia,
peraturan lalu-lintas, karakteristik
kendaraan, standar perancangan, dan
sebagainya
39
Contoh lain adalah Jalan TOLL atau jalan
raya, ia dapat didefinisikan menurut
karakteristik berikut:
•Dapat dilihat bahwa masing-masing
komponen tersebut di atas dapat dibagi-bagi
lagi.
•Jalan raya misalnya, dapat dipandang terdiri
atas komponen-komponen badan jalan,
struktur jalan, drainase dsb.
40
SISTEM BERDASARKAN KOMPONEN PROSESNYA
41
SISTEM BERDASARKAN KOMPONEN PROSESNYA
42
BAGIAN KEDUA BAB 2
43
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN :
Mahasiswa mampu menyusun suatu rumusan
masalah yang dibangkitkan oleh kebutuhan untuk
menyelesaikan masalah pada objek studi yang dipilih
(Kompetensi 1.3).
TUGAS :
Membuat rumusan untuk penyelesaian masalah
(Maksud, tujuan, ruang lingkup, sistem, sub sistem,
kriteria dan batasan)
KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR)
1.MAMPU MEMBUAT PERNYATAAN TENTANG
MAKSUD DAN TUJUAN PENYELESAIAN MASALAH
2.MAMPU MENENTUKAN SISTEM DAN SUB SISTEM
DARI MASALAH, BESERTA KOMPONEN DAN
HIRARKINYA
3.MAMPU MENENTUKAN RUANG LINGKUP
MASALAH BESERTA KENDALA/ BATASANNYA
2.2
Pernyataan Kebutuhan
(”Need Statement”)
46
• Pernyataan Kebutuhan (The Needs Statement)
adalah sebuah ekspresi dari sebuah
syarat/keperluan yang belum terpenuhi.
47
THE NEEDS STATEMENT
48
THE NEEDS STATEMENT
49
Gambar skematis Rumusan Kebutuhan
Sasaran
Sediakan lebih
banyak
Model untuk
menentukan Bagaimana mengatur
apa yang ketersediaan
tersedia
50
RUMUSAN KEBUTUHAN
51
RUMUSAN KEBUTUHAN
• Penyelesaian kebutuhan pada awalnya
memerlukan evaluasi mengenai sejauh
mana kebutuhan akan sumber daya
dengan ketersediannya dapat
disetarakan.
• Jika keduanya tidak dapat disetarakan
sepenuhnya, untuk itu posisi salah satu atau
keduanya ( kebutuhan dan ketersedian )
dapat diubah dgn pemecahan ”trade-off”
52
RUMUSAN KEBUTUHAN
53
RUMUSAN KEBUTUHAN
54
SASARAN
PERBAIKAN SYSTEM TRANSPORTASI PASAR JATINEGARA
Isu Parkir
Manajemen Parkir Isu Gedung
Manajemen Gedung Isu Angkutan
Manajemen Manajemen
Isu
Umum
Angkutan Umum Lalulintas
lalulintas
Manajemen parkir yang Tidak ada pagar pemisah Tidak ada tempat Tidak ada rambu
kurang baik antara penjual dan khusus perhentian lalulintas
pembeli pada fasilitas angkutan umum
gedung parkir
Regulasi parkir yang Tidak ada area bongkar Angkutan umum Kurang marka jalan
kurang baik muat berhenti
sembarangan
Kesalahan penggunaan Jalan terlalu sempit Orang melanggar aturan
ruang parkir
Kesalahan penggunaan Pedagang kaki lima Tidak ada petugas
ramp masuk pengatur lalulintas
Parkir on-street Tidak ada petugas
menggangu lalulintas
Parkir ilegal Tidak ada ruang khusus
pejalan kaki
Ruang parkir kurang Regulasi parkir tidak ada
56
• Salah satu tugas utama dalam proses desain
adalah perumusan dan pengidentifikasian
komponen-komponen suatu permasalahan
(lihat gbr 2.2)
Pernyataan yang menggunakan
lingkungan masalah dan batas-batasnya
B
A
C D
Komponen-komponen
sistem umum yang
tercakup dalam masalah
57
2.3 SIFAT HIERARKIS DARI SISTEM
58
2.3 SIFAT HIERARKIS DARI SISTEM
59
2.3 SIFAT HIERARKIS DARI SISTEM
60
2.3 SIFAT HIERARKIS DARI SISTEM
• Secara gabungan, interaksi berfungsi membentuk
suatu struktur sistem yang menggambarkan
hubungan komponen –komponen sistem serta
cara komponen – komponen tersebut berfungsi
dalam hubungan komponen lain.
61
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
• struktur keterkaitan antar komponen dalam
suatu lingkup permasalahan (Gbr 2.3)
C D
Gambar 2.3
62
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
63
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
64
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
Gambaran (gambar 2.4) keterkaitan sistem-sistem yang
membentuk sebuah sistem yang luas
Macrosystem
Microsystem of
parent component
66
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
67
Contoh untaian hierarkis
untuk suatu sistem fisik
disajikan dalam gambar 2.5.
68
Contoh untaian hierarkis untuk suatu sistem
fisik Parkir disajikan dalam gambar 2.6.
69
Contoh penerapan dari perumusan masalah sistem jalan raya
(gbr. 2.6)
70
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
71
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
72
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
• Transportasi adalah fungsi pelayanan
yang memberikan mobilitas untuk
kegiatan atau tujuan – tujuan masyarakat;
dengan demikian transportasi dapat
dipandang sebagai komponen dari suatu
sistem kota atau sistem masyarakat.
• Perluasan sistem ini ke tingkat yang lebih
tinggi disajikan dalam gambar 2.7.
73
Gambar 2.7 menggambarkan hubungan hirarki yang lebih luas lagi. Sistem jalan dipandang
sebagai bagian dari sistem transportasi. Sistem transportasi berkaitan dengan sistem
perkotaan/sosial. semakin tinggi hirarki sistem yang dipandang akan menimbulkan semakin
luasnya lingkup permasalahan yang ada, di mana hirarki sistem yang terendah akan
membutuhkan detail teknis yang lengkap.
74
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
75
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
• Dengan menggunakan kerangka yang
digambarkan pada gambar 2.7 komponen –
komponen pada berbagai tingkat sistem dapat
didefinisikan dimana konsekuensi – konsekuensi
yang mungkin terjadi perlu dipertimbangkan
pada masing – masing tingkatan sistem tersebut.
• Jika perparkiran dimodifikasi, maka dampak
langsungnya akan berhubungan dengan
komponen kendaraan dan badan jalan.
76
2.4
SIFAT HIERARKIS DARI LINGKUNGAN
MASALAH
77
• Terdapat suatu hubungan dasar antara
rumusan kebutuhan seperti disajikan
dalam bagian 2.2. dengan formulasi
masalah dalam bentuk struktur sistem
hierarkis.
78
TUJUAN SISTEM seperti didefinisikan oleh peran sistem
dalam kaitannya dengan sistem yang tingkatannya lebih
tinggi.
79
• Tujuan adalah keadaan yang diinginkan untuk
dicapai, dan dapat dinyatakan sebagai fungsi
yang harus dipenuhi oleh pemecahan terhadap
permasalahan.
• Sasaran dapat dinyatakan sebagai fungsi
komponen dari tingkat sistem tertentu.
80
Model Kebutuhan Dikaitkan Dengan
Sistem Hierarkis
81
• Sebagai contoh, dalam sistem jalan raya,
tujuan dapat dinyatakan dalam bentuk
mobilitas spesifik yang dikehendaki.
• Salah satu solusi sistem jalan raya guna
meningkatkan mobilitas terletak pada
komponen-komponen kendaraan, badan
jalan, dan parkir.
• ADAPUN SASARAN yang akan dicapai,
berkaitan dengan usaha meningkatkan
mobilitas pelayanan diinginkan akan
disediakan oleh ketiga komponen tsb.
82
• Alternatif untuk mengurangi kebutuhan
mobilitas pada sistem jalan raya adalah
dengan memodifikasi pelayanan yang
diberikan oleh bentuk-bentuk moda transport
yang lain.
• Kebutuhan yang ada ialah memecahkan
perbedaan antara kebutuhan akan mobilitas
dengan kemampuan sistem jalan raya.
83
• Dalam beberapa keadaan, beberapa rumusan
kebutuhan dapat dikembangkan sehingga
menunjukkan adanya beberapa tujuan.
• Sebagai contoh, dengan menggunakan hierarki
transportasi, sebuah kota ingin
mengembangkan sistem transportasi yang lebih
baik yang akan berfungsi untuk :
• Merangsang bisnis di pusat kota
• Mengurangi pencemaran udara
• Mengurangi kemacetan lalu-lintas
84
Diskripsi Rumusan Kebutuhan Berganda
(multiple need statements)
85
RUMUSAN MASALAH
86
Gambar 2.11 menggambarkan secara konseptual dua defisi
masalah yang berbeda sebagai akibat dari penyertaan
komponen yang berlainan.
87
• Setelah mengembangkan rumusan masalah,
engineer harus memutuskan bagaimana
masalah tersebut akan diselesaikan.
• Guna memulai analisis dan perancangan,
ENGINEER harus mengembangkan model
yang menggambarkan masalah seperti yang
didefinisikan dalam rumusan masalah.
88
• Dalam memodelkan masalah yang
didefinisikan dalam rumusan masalah,
engineer harus menguji setiap komponen
yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
89
• Untuk contoh parkir, Gambar 2.12
menggambarkan tiga rumusan masalah
yang akan dihasilkan berdasarkan berbagai
tingkat cakupan masalah.
• Perlu diperhatikan bahwa untuk setiap
rumusan masalah, masalah
perancangannya akan berubah akibat
kenyataan bahwa komponen yang berlainan
harus atau dapat dipertimbangkan.
90
Gambar 2.12.Definisi rumusan masalah
91
• Gambar 2.12a menggambarkan masalah
koordinasi rancangan kendaraan dengan
fasilitas parkir yang agak sederhana.
• Jenis masalah ini berfokus pada aspek
geometris dari rancangan dan tata letak
ruang dan tidak mempertimbangkan aspek
jaringan jalan besar atau jalan kecil.
• Pada pokoknya, ini merupakan pandangan
tentang parkir dan kebijakan pembangunan
fasilitas yang agak tradisional.
92
• Gambar 2.12b mengungkapkan rumusan
masalah dengan cakupan yang lebih luas; tetapi,
inipun tidak memasukkan petimbangan mengenai
dampak dari bentuk transport yang lain.
• Rasio kebutuhan parkir secara implisit
memandang masalah dalam konteks ini dengan
mengaitkan kebutuhan parkir terhadap jumlah
perjalanan yang dilakukan atau terhadap
perkiraan jumlah penduduk wilayah.
93
Gambar 2.12. Definisi rumusan masalah
94
• Gambar 2.12c menggambarkan rumusan
masalah di mana perpakiran secara tak
langsung berkaitan dengan masalah yang
berhubungan dengan bentuk dan struktur
kota.
• Pandangan ini menimbulkan masalah
manajemen yang lebih luas dan
melibatkan kebijakan perpakiran strategis.
95
Summary
96