Anda di halaman 1dari 96

CHAPTER 2

PERUMUSAN MASALAH
1
Identifikasi Masalah
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN :
Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan (needs)
dalam penyelesaian masalah atas fenomena yang
muncul dalam objek studi yang dipilih, yang terkait
dengan bidang ilmu Teknik (Kompetensi 1.2).

TUGAS :
Mengidentifikasi kebutuhan (needs) dalam
penyelesaian masalah atas fenomena yang muncul
dalam objek studi
KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR)
•Mampu menentukan fenomena yang
muncul pada suatu kasus yang diberikan
dan penyebab-penyebabnya
•Mampu menentukan arah penyelesaian
masalah
•Mampu menentukan konsekuensi dan
dampak implementasi solusi
Fenomena adalah fakta, kejadian, atau keadaan di alam
yang diamati atau di observasi. 
hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat
diterangkan serta dinilai secara ilmiah
MASALAH DAN FENOMENA

5
• Pengertian Masalah
Masalah adalah kesenjangan atau
ketidaksesuaian antara realita dengan
keadaan yg seharusnya dicapai

6
• Fenomena adalah suatu fakta atau
peristiwa yang dapat diamati. 
• Fenomena adalah fakta, kejadian, atau
keadaan di alam yang diamati atau di
observasi. 
• hal-hal yang dapat disaksikan dengan
pancaindra dan dapat diterangkan serta
dinilai secara ilmiah

7
• fenomena kejadian yang patut diperiksa
dan diselidiki, terutama proses dan
peristiwa yang sangat tidak biasa atau
mempunyai keberartian khusus.
• Fenomena setiap kejadian yang patut
dicatat dan diselidiki, biasanya peristiwa
yang tidak terduga atau tidak biasa,
• fenomena adalah peristiwa yang luar biasa

8
• Dalam penggunaan ilmiah, fenomena
adalah setiap peristiwa yang dapat diamati
, termasuk penggunaan instrumen untuk
mengamati, mencatat, atau menyusun
data.
• Kajian tentang suatu fenomena khususnya
dalam fisika dapat digambarkan sebagai 
pengukuran yang berkaitan dengan materi
, energi, atau waktu,

9
SIFAT MASALAH

10
Dalam mendekati dan memecahkan suatu
masalah, salah satu tantangan awal yang
dihadapi seseorang engineer adalah :
1.Memahami sifat masalahnya,
2.Lingkungan di mana masalah itu terjadi,
3.Sebab dan akibat yang berkaitan dengan
perkembangan masalah
4.Dampak dari pemecahan yang disarankan .

11
SIFAT MASALAH
• Beratnya masalah…
Apakah banyak yg terkena masalah tsb?
• Bagaimana akibat yg ditimbulkan,…..
mengakibatkan kematian, cacat dsb
• Luasnya masalah….
Apakah masalah tsb seluas/di seluruh/daerah-2 tertentu?
• Apakah menimpa segala golongan umur atau hanya golongan
umur tertentu ?
• Bermusimkah?
Apakah masalah bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun?
Ataukah masalah hanya terjadi pada musim tertentu
• Prioritas masalah
Apakah masalah tsb diberi prioritas yg tinggi
• Apakah masyarakat menganggap masalah tsb cukup gawat

12
• Sifat masalah dapat memberikan
petunjuk mengenai faktor-faktor yang
terlibat dalam pengungkapan masalah
dan menentukan ruang lingkupnya.
• Lingkungan merupakan situasi yang
mengandung, menimbulkan atau
mengelilingi masalah.

13
• Gejala respons (response phenomena) atau
akibat merupakan petunjuk dari
masalah/fenomena dan lingkungannya yang
bereaksi terhadap rangsangan yang
mengganggu (penyebab).
• Rangsangan (stimulus) dapat berupa
modifikasi suatu fasilitas yang dirancang
sebagai upaya pemecahan masalah tertentu
yang telah terjadi.

14
Permasalahan Engineering

• Jika engineer ingin melakukan pendekatan yang


rasional guna memecahkan masalah, agar
definisi dan pemahaman tentang masalah
digambarkan konteksnya secara menyeluruh
• Harus ada kesadaran akan kompleksitas
lingkungan masalah secara menyeluruh serta
pertimbangan-pertimbangan mengenai kekuatan
- kekuatan alamiah maupun sosial-politik yang
mungkin ikut terlibat (Stakeholder).

15
• Tentu saja, ada keterbatasan dalam hal
ruang lingkup masalah yang dapat
diselidiki, dan keterbatasan ini harus
juga disadari dalam merumuskan suatu
pemecahan masalah.

16
KARAKTERISTIK DASAR
Dalam Permasalahan Engineering

 Indikasi asal usul dari sebuah masalah


 Lingkup permasalahan
 Kondisi lingkungan sekitar
 Timbulnya sebuah fenomena akibat dari
perkembangan suatu masalah
 Dampak dari pengajuan solusi dalam
penyelesaian masalah

17
Contoh masalah yang sangat kompleks :

Berikut contoh masalah yang sangat kompleks :


(Interaksi antara masalah itu sendiri dengan
lingkungannya)
• Jika ditutup untuk sementara jalan bebas
hambatan di sebuah kota, akan berdampak
tidak hanya terhadap penggunaan jalan
tersebut, melainkan juga sering kali
mempengaruhi keseluruhan sistem transportasi
kota untuk waktu yang lama (macet)

18
Contoh masalah yang sangat kompleks :

• Kerusakan salah satu bagian dari mesin


dapat menyebabkan tidak berfungsinya
atau terbatasnya operasi mesin tersebut
sehingga produksi sangat berkurang atau
bahkan berhenti sama sekali.

19
Contoh masalah yang sangat kompleks :

• Tertundanya pengiriman dan penerimaan


bahan yang diperlukan pada suatu lokasi
pembangunan (construction site) dapat
menunda pembangunan suatu fasilitas dan
mengangkibatkan turunnya produktivitas
lapangan serta pengangguran sementara di
kalangan tenaga kerja bangunan.

20
Contoh masalah yang sangat kompleks :

• Kerusakan salah satu bagian pondasi suatu


gedung dapat mempunyai implikasi yang luas
terhadap beban yang dipikul gedung itu,
sehingga membatasi penggunaannya.

21
Permasalahan Engineering

• Rangsangan pengganggu merupakan


penyebab dari suatu masalah: dengan
demikian pengenalan rangsangan ini dapat
mengarahkan langsung pemecahan
masalah pada sebabnya.

22
Permasalahan Engineering

• Bilamana pemecahan yang layak untuk suatu


masalah diajukan, engineer harus
mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi
yang akan timbul terhadap lingkungan jika
pemecahan tersebut diimplementasikan.
• .

23
Permasalahan Engineering

• Sebagian tantangan professional yang dihadapi


adalah kenyataan bahwa analisis dan perancangan
haruslah menangani masalah dan lingkungan
masalah sebagai suatu keseluruhan karena aspek
interaktif yang ada di antara keduanya.

• Engineer tidak boleh memperlakukan masalah


dan lingkungannya secara terpisah-pisah.

24
SISTEM

25
• Pengelolaan suatu fasilitas di mana engineer
terlibat didalamnya, pada kenyataanya fasilitas
tersebut mengandung sejumlah bagian atau
komponen yang harus dipadukan (system) guna
memenuhi kegunaan atau fungsinya.

26
• Ringkasnya, engineer berurusan dengan sebuah
sistem atau suatu sistem dari sistem-sistem,
karena itu pendekatan yang digunakan haruslah
memandang dan memperlakukan masalah atas
dasar hal ini.

27
SISTEM

• Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan


dari komponen-komponen, yang dihubungkan
dengan berbagai macam interaksi atau antar
hubungan yang secara kolektif bereaksi
terhadap rangsangan atau kebutuhan dan
memenuhi suatu tujuan atau fungsi tertentu.

28
SISTEM

• Dalam suatu sistem, masing-masing komponen


bereaksi terhadap rangsangan menurut sifatnya.
• Rangsangan yang diterima serta perilaku
reaksinya sangat dipengaruhi oleh interaksi dari
komponen-komponen sistem lainnya.

29
MERUMUSKAN ASAL USUL DARI
SUATU PERMASALAHAN DAN
SOLUSINYA

30
Kemampuan analisa yang harus dimiliki
seorang engineer:
•Mampu merumuskan asal usul dari suatu
permasalahan/penyebab untuk kemudian
ditentukan sebuah solusi/sistem
•Mampu memperhitungkan segala konsekuensi
yang ada dari pengambilan solusi tersebut

31
• Berbasis solusi yg diusulkan engineer
senantiasa berhubungan dengan
sebuah sistem.
• Sebuah system didefinisikan sebagai
perpaduan dari berbagai komponen,
yang terkait dengan berbagai interaksi

32
Berhubungan dengan sebuah sistem,
memungkinkan engineer untuk mengidentifikasi
karakteristik-karakteristik berikut ini:
•Adanya tujuan-tujuan spesifik yang harus dicapai
•Adanya sejumlah komponen yang diidentifikasikan
sebagai bagian yang penting dari sebuah sistem
•Komponen-komponen yang saling berkaitan
dalam sebuah sistem
•Adanya batasan prilaku dari sebuah sistem dan
respon dari setiap komponen

33
Dalam semua jenis sistem, engineer terlibat
aktif dalam proses;
•konseptualiasasi,
konseptualiasasi
•perencanaan,
perencanaan
•peracangan,
peracangan
•implementasi dan
•pengoperasian fasilitas yang dihasilkan.

34
• Jika sistem yang dipermasalahkan terdiri
dari komponen-komponen yang berupa
bagian-bagian fisik, maka sistem ini
digolongkan sebagai sistem fisik.
• Contoh sistem fisik dalam engineering
adalah mobil, gedung, bendungan,
perlengkapan konstruksi, elevator, sistem
penyedian air bersih, dan sistem jalan
bebas hambatan atau jalan raya.

35
• Secara lebih spesifik, sebuah simpang-
susun ( interchange ) jalan raya dapat
dipandang sebagai suatu sistem fisik.
• Walaupun sistem ini sendiri sebenarnya
merupakan subkomponen dari sistem
jalan bebas hambatan atau jalan raya, ia
dapat didefinisikan menurut karakteristik
berikut:

36
CONTOH

37
SISTEM SIMPANG SUSUN JALAN RAYA

• Kegunaan sistem
Memungkinkan arus lalu-lintas yang tertib
pada persimpangan dua jalan raya
• Komponen sistem
Dua jalan raya, rambu-rambu lalu-lintas,
dan alat-alat komunikasi , pengendara

38
SISTEM SIMPANG SUSUN JALAN RAYA

• Struktur sistem
Tata letak fisik simpang-susun
• Kendala sistem
Volume lalu-lintas, reaksi manusia,
peraturan lalu-lintas, karakteristik
kendaraan, standar perancangan, dan
sebagainya

39
Contoh lain adalah Jalan TOLL atau jalan
raya, ia dapat didefinisikan menurut
karakteristik berikut:
•Dapat dilihat bahwa masing-masing
komponen tersebut di atas dapat dibagi-bagi
lagi.
•Jalan raya misalnya, dapat dipandang terdiri
atas komponen-komponen badan jalan,
struktur jalan, drainase dsb.

40
SISTEM BERDASARKAN KOMPONEN PROSESNYA

• Dalam beberapa keadaan mungkin akan lebih


baik untuk mendefinisikan suatu sistem
berdasarkan interaksi diantara komponen-
komponen prosesnya.
• Sebagai contoh,
• sistem pembuangan air kotor dapat
dipandang sebagai terdiri atas proses
pengumpulan, pengolahan, dan
pembuangan.

41
SISTEM BERDASARKAN KOMPONEN PROSESNYA

• Seperti halnya sistem fisik, pendekatan proses


untuk definisi sistem juga mempunyai jenjang
hirarkis.
• Proses pengolahan pada sistem pembuangan
air kotor suatu kota, misalnya, dapat terdiri dari
proses-proses pemisahan penyaringan,
pengendapan, penghacuran, pengeringan, dan
pembakaran,
• dimana masing-masing proses ini juga
mempunyai proses komponen sendiri-sendiri.

42
BAGIAN KEDUA BAB 2

43
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN :
Mahasiswa mampu menyusun suatu rumusan
masalah yang dibangkitkan oleh kebutuhan untuk
menyelesaikan masalah pada objek studi yang dipilih
(Kompetensi 1.3).

TUGAS :
Membuat rumusan untuk penyelesaian masalah
(Maksud, tujuan, ruang lingkup, sistem, sub sistem,
kriteria dan batasan)
KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR)
1.MAMPU MEMBUAT PERNYATAAN TENTANG
MAKSUD DAN TUJUAN PENYELESAIAN MASALAH
2.MAMPU MENENTUKAN SISTEM DAN SUB SISTEM
DARI MASALAH, BESERTA KOMPONEN DAN
HIRARKINYA
3.MAMPU MENENTUKAN RUANG LINGKUP
MASALAH BESERTA KENDALA/ BATASANNYA
2.2
Pernyataan Kebutuhan
(”Need Statement”)

46
• Pernyataan Kebutuhan (The Needs Statement)
adalah sebuah ekspresi dari sebuah
syarat/keperluan yang belum terpenuhi.

• Unsur penting yang mencakup ”Pernyataan


Kebutuhan” adalah melukiskan adanya
perbedaan tentang apa yang ingin dicapai
(what is wanted) dan apa yang sudah tersedia
(what is available) adanya kesenjangan

47
THE NEEDS STATEMENT

• Apa yang sudah tersedia (what is


available) mengindikasikan sumber
potensial dan aktual yang sudah ada
sebagai suatu solusi dari permasalahan

• Apa yang ingin dicapai (What is wanted)


adalah sebuah ungkapan dari munculnya
kebutuhan sebagai solusi dari suatu
masalah.

48
THE NEEDS STATEMENT

• Apabila sumber daya yang tersedia


terbatas sedangkan kebutuhan terus
meningkat sehingga diperlukan proses
pengambilan keputusan
• “Apakah diperlukan penambahan sumber
daya sehingga gap antara what is wanted
dan what is available dapat
dihilangkan/dikurangi’’’

49
Gambar skematis Rumusan Kebutuhan

Model untuk Bagaimana mengatur


menentukan kebutuhan
apa yang
diinginkan
Kriteria Kurangi jumlah yang
dibutuhkan dengan
penggunaan yang
lebih efektif
Sasaran

KEBUTUHAN Senjang antara apa yang


diinginkan dengan apa yang Model trade-of yang diperlukan
(TUJUAN) tersedia

Sasaran
Sediakan lebih
banyak

Model untuk
menentukan Bagaimana mengatur
apa yang ketersediaan
tersedia

50
RUMUSAN KEBUTUHAN

• Ilustrasi dalam Gambar diatas tentang


RUMUSAN KEBUTUHAN,
• Tujuan akhirnya adalah memenuhi atau
meniadakan kebutuhan,
• Pada hakikatnya berkaitan dengan
peniadaan kesenjangan perbedaan
antara apa yang diinginkan dengan apa
yang ada.

51
RUMUSAN KEBUTUHAN
• Penyelesaian kebutuhan pada awalnya
memerlukan evaluasi mengenai sejauh
mana kebutuhan akan sumber daya
dengan ketersediannya dapat
disetarakan.
• Jika keduanya tidak dapat disetarakan
sepenuhnya, untuk itu posisi salah satu atau
keduanya ( kebutuhan dan ketersedian )
dapat diubah dgn pemecahan ”trade-off”

52
RUMUSAN KEBUTUHAN

• Rumusan kebutuhan dengan demikian


mengarah kepada penetapan tujuan serta
identifikasi separangkat sasaran yang
apabila tercapai akan membantu dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan.
• Sejauh mana sasaran tercapai dapat diukur
jika KRITERIA untuk itu telah ditetapkan.

53
RUMUSAN KEBUTUHAN

• KRITERIA adalah ukuran untuk


mengkuantifikasi dan mengukur
sasaran.
• Definisi kriteria sangatlah penting
karena implikasinya berkenan dengan
TEKNIK EVALUASI yang akhirnya
digunakan.

54
SASARAN
PERBAIKAN SYSTEM TRANSPORTASI PASAR JATINEGARA
Isu Parkir
Manajemen Parkir Isu Gedung
Manajemen Gedung Isu Angkutan
Manajemen Manajemen
Isu
Umum
Angkutan Umum Lalulintas
lalulintas
Manajemen parkir yang Tidak ada pagar pemisah Tidak ada tempat Tidak ada rambu
kurang baik antara penjual dan khusus perhentian lalulintas
pembeli pada fasilitas angkutan umum
gedung parkir
Regulasi parkir yang Tidak ada area bongkar Angkutan umum Kurang marka jalan
kurang baik muat berhenti
sembarangan
Kesalahan penggunaan Jalan terlalu sempit Orang melanggar aturan
ruang parkir
Kesalahan penggunaan Pedagang kaki lima Tidak ada petugas
ramp masuk pengatur lalulintas
Parkir on-street Tidak ada petugas
menggangu lalulintas
Parkir ilegal Tidak ada ruang khusus
pejalan kaki
Ruang parkir kurang Regulasi parkir tidak ada

Petugas parkir ilegal


2.3
SIFAT HIERARKIS DARI SISTEM

56
• Salah satu tugas utama dalam proses desain
adalah perumusan dan pengidentifikasian
komponen-komponen suatu permasalahan
(lihat gbr 2.2)
Pernyataan yang menggunakan
lingkungan masalah dan batas-batasnya

B
A

C D

Komponen-komponen
sistem umum yang
tercakup dalam masalah

57
2.3 SIFAT HIERARKIS DARI SISTEM

• Pada Gambar 2.2., empat komponen secara


skematis digambarkan dengan maksud
menggambarkan konsepnya.
• Identifikasi bagian – bagian komponen harus pula
meliputi uraian, karakteristik, fungsi dan sifat
masing – masing komponen.

58
2.3 SIFAT HIERARKIS DARI SISTEM

• Dalam banyak keadaan, mendefinisikan


komponen sistem bukanlah tugas yang
mudah karena hal ini memerlukan upaya
penelusuran dan penyelidikan guna
memahami sistem dan susunannya.

59
2.3 SIFAT HIERARKIS DARI SISTEM

• Identifikasi interaksi di antara komponen –


komponen harus ditentukan untuk setiap
komponen yang telah dikenali dalam sistem.
• Tentu saja, komponen – komponen tersebut
bagaimanapun juga harus berinteraksi secara
bersamaan atau berurutan agar kumpulan
komponen – komponen itu beroperasi sebagai
satu sistem.

60
2.3 SIFAT HIERARKIS DARI SISTEM
• Secara gabungan, interaksi berfungsi membentuk
suatu struktur sistem yang menggambarkan
hubungan komponen –komponen sistem serta
cara komponen – komponen tersebut berfungsi
dalam hubungan komponen lain.

61
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
• struktur keterkaitan antar komponen dalam
suatu lingkup permasalahan (Gbr 2.3)

Interaksi sistem antara


komponen B dan D
B
A

C D

Gambar 2.3

62
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS

• Engineer harus menyadari bahwa suatu masalah mungkin


melibatkan atau berhubungan dengan sistem – sistem
yang lain.
• Jadi, dalam mendefinisikan masalah, sistem – sistem lain
ini harus pula dikenali.
• Sebagai contoh, suatu sistem pada kenyataan merupakan
komponen dari suatu sistem yang lebih besar.
• Karena itu, untuk mendapatkan pandangan yang lebih
lengkap mengenai masalah, Engineer harus pula
mendefinisikan komponen dan struktur sistem yang lebih
besar itu.

63
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS

• Dapat diperhatikan bahwa komponen –


komponen dari sistem yang besar mungkin
berbeda dengan atribut atau karakteristik
masing – masing subkomponen.
• Tata hubungan dari sistem ini dengan suatu
sistem yang lebih besar diilustrasikan pada
gambar 2.4.

64
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
Gambaran (gambar 2.4) keterkaitan sistem-sistem yang
membentuk sebuah sistem yang luas
Macrosystem

Microsystem of
parent component

Subcomponent of System under


parent component consideration

Figure 2.4 : Hierarchical system structure


65
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS

Sistem yang diteliti dalam kaitannya dengan


sistem yang lebih besar (gbr 2.4)
mempunyai manfaat – manfaat sbberikut:
• Pertama, definisi fungsi sistem yang
lebih jelas dapat disusun
• Kedua konsekuensi pengubahan
sistem dapat ditetapkan dalam konteks
yang lebih luas.

66
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS

• Struktur hierarkis dapat diperlihatkan


dan secara gabungan menggambarkan
komponen – komponen sistem.
• Hierarki sistem yang tampak pada
gambar melukiskan untaian hierarki
(hierarchical strand).
• Struktur sistem hierarkis pada gambar
2.4 memungkinkan dilakukannya
analisa sistem pada berbagai tingkatan.

67
Contoh untaian hierarkis
untuk suatu sistem fisik
disajikan dalam gambar 2.5.

68
Contoh untaian hierarkis untuk suatu sistem
fisik Parkir disajikan dalam gambar 2.6.

• Untuk menggambarkan konsep sistem banyak


tahap (multilevel sistem) diambil contoh trasportasi
yang ditekankan pada parkir kendaraan bermotor.
• Mungkin menurut saudara kelihatannya parkir
bukanlah suatu bidang masalah yang kompleks;
tetapi penyelidikan yang cermat akan
mengungkapkan bahwa parkir dapat mempunyai
pengaruh besar dalam hal luasnya masalah
perancangan dan perencanaan.

69
Contoh penerapan dari perumusan masalah sistem jalan raya
(gbr. 2.6)

70
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS

71
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS

• Keputusan yang berkenaan dengan penyediaan


fasilitas parkir juga akan mempunyai implikasi
terhadap kebutuhan akan akses jalan raya;
dengan demikian komponen badan jalan juga
akan mempengaruhi.

72
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
• Transportasi adalah fungsi pelayanan
yang memberikan mobilitas untuk
kegiatan atau tujuan – tujuan masyarakat;
dengan demikian transportasi dapat
dipandang sebagai komponen dari suatu
sistem kota atau sistem masyarakat.
• Perluasan sistem ini ke tingkat yang lebih
tinggi disajikan dalam gambar 2.7.

73
Gambar 2.7 menggambarkan hubungan hirarki yang lebih luas lagi. Sistem jalan dipandang
sebagai bagian dari sistem transportasi. Sistem transportasi berkaitan dengan sistem
perkotaan/sosial. semakin tinggi hirarki sistem yang dipandang akan menimbulkan semakin
luasnya lingkup permasalahan yang ada, di mana hirarki sistem yang terendah akan
membutuhkan detail teknis yang lengkap.

74
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS

• Gambar ini mengungkapkan pandangan


gabungan dari sistem hierarkis yang
akan tercakup dan memotret lingkungan
sistem yang harus dipertimbangkan.
• Tentu saja, sistem tingkat yang lebih
rendah akan lebih detil hal rincian
teknisnya.

75
STRUKTUR SISTEM HIERARKIS
• Dengan menggunakan kerangka yang
digambarkan pada gambar 2.7 komponen –
komponen pada berbagai tingkat sistem dapat
didefinisikan dimana konsekuensi – konsekuensi
yang mungkin terjadi perlu dipertimbangkan
pada masing – masing tingkatan sistem tersebut.
• Jika perparkiran dimodifikasi, maka dampak
langsungnya akan berhubungan dengan
komponen kendaraan dan badan jalan.

76
2.4
SIFAT HIERARKIS DARI LINGKUNGAN
MASALAH

77
• Terdapat suatu hubungan dasar antara
rumusan kebutuhan seperti disajikan
dalam bagian 2.2. dengan formulasi
masalah dalam bentuk struktur sistem
hierarkis.

78
TUJUAN SISTEM seperti didefinisikan oleh peran sistem
dalam kaitannya dengan sistem yang tingkatannya lebih
tinggi.

79
• Tujuan adalah keadaan yang diinginkan untuk
dicapai, dan dapat dinyatakan sebagai fungsi
yang harus dipenuhi oleh pemecahan terhadap
permasalahan.
• Sasaran dapat dinyatakan sebagai fungsi
komponen dari tingkat sistem tertentu.

80
Model Kebutuhan Dikaitkan Dengan
Sistem Hierarkis

81
• Sebagai contoh, dalam sistem jalan raya,
tujuan dapat dinyatakan dalam bentuk
mobilitas spesifik yang dikehendaki.
• Salah satu solusi sistem jalan raya guna
meningkatkan mobilitas terletak pada
komponen-komponen kendaraan, badan
jalan, dan parkir.
• ADAPUN SASARAN yang akan dicapai,
berkaitan dengan usaha meningkatkan
mobilitas pelayanan diinginkan akan
disediakan oleh ketiga komponen tsb.
82
• Alternatif untuk mengurangi kebutuhan
mobilitas pada sistem jalan raya adalah
dengan memodifikasi pelayanan yang
diberikan oleh bentuk-bentuk moda transport
yang lain.
• Kebutuhan yang ada ialah memecahkan
perbedaan antara kebutuhan akan mobilitas
dengan kemampuan sistem jalan raya.

83
• Dalam beberapa keadaan, beberapa rumusan
kebutuhan dapat dikembangkan sehingga
menunjukkan adanya beberapa tujuan.
• Sebagai contoh, dengan menggunakan hierarki
transportasi, sebuah kota ingin
mengembangkan sistem transportasi yang lebih
baik yang akan berfungsi untuk :
• Merangsang bisnis di pusat kota
• Mengurangi pencemaran udara
• Mengurangi kemacetan lalu-lintas

84
Diskripsi Rumusan Kebutuhan Berganda
(multiple need statements)

85
RUMUSAN MASALAH

86
Gambar 2.11 menggambarkan secara konseptual dua defisi
masalah yang berbeda sebagai akibat dari penyertaan
komponen yang berlainan.

87
• Setelah mengembangkan rumusan masalah,
engineer harus memutuskan bagaimana
masalah tersebut akan diselesaikan.
• Guna memulai analisis dan perancangan,
ENGINEER harus mengembangkan model
yang menggambarkan masalah seperti yang
didefinisikan dalam rumusan masalah.

88
• Dalam memodelkan masalah yang
didefinisikan dalam rumusan masalah,
engineer harus menguji setiap komponen
yang berhubungan dengan masalah
tersebut.

89
• Untuk contoh parkir, Gambar 2.12
menggambarkan tiga rumusan masalah
yang akan dihasilkan berdasarkan berbagai
tingkat cakupan masalah.
• Perlu diperhatikan bahwa untuk setiap
rumusan masalah, masalah
perancangannya akan berubah akibat
kenyataan bahwa komponen yang berlainan
harus atau dapat dipertimbangkan.

90
Gambar 2.12.Definisi rumusan masalah

91
• Gambar 2.12a menggambarkan masalah
koordinasi rancangan kendaraan dengan
fasilitas parkir yang agak sederhana.
• Jenis masalah ini berfokus pada aspek
geometris dari rancangan dan tata letak
ruang dan tidak mempertimbangkan aspek
jaringan jalan besar atau jalan kecil.
• Pada pokoknya, ini merupakan pandangan
tentang parkir dan kebijakan pembangunan
fasilitas yang agak tradisional.
92
• Gambar 2.12b mengungkapkan rumusan
masalah dengan cakupan yang lebih luas; tetapi,
inipun tidak memasukkan petimbangan mengenai
dampak dari bentuk transport yang lain.
• Rasio kebutuhan parkir secara implisit
memandang masalah dalam konteks ini dengan
mengaitkan kebutuhan parkir terhadap jumlah
perjalanan yang dilakukan atau terhadap
perkiraan jumlah penduduk wilayah.

93
Gambar 2.12. Definisi rumusan masalah

94
• Gambar 2.12c menggambarkan rumusan
masalah di mana perpakiran secara tak
langsung berkaitan dengan masalah yang
berhubungan dengan bentuk dan struktur
kota.
• Pandangan ini menimbulkan masalah
manajemen yang lebih luas dan
melibatkan kebijakan perpakiran strategis.

95
Summary

Engineer dapat menggunakan sistem


hirarki untuk membantu resolusi desain
dan memutuskan perencanaan

96

Anda mungkin juga menyukai