Disusun Oleh:
Kelompok 12
Dio Reyhan Fardizsa 1806202765
Rizka Harastuti Oktaviani 1806149980
Timotius 1806203080
Ruthmedy Jemima 1806202746
Shafira Yuli Azana 2106782252
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Tugas Besar Sistem Rekayasa dan
Nilai ini. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk lulus Mata Kuliah Sistem Rekayasa dan Nilai di Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia. Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Mohammed Ali Berawi M.Eng.Sc., Ph.D., sebagai dosen pengampu Mata Kuliah
Sistem Rekayasa dan Nilai yang sudah mengajar dan memberi arahan pada kami
dalam pengerjaan tugas ini;
2. Dr. Ir. Wisnu Isvara M.T., sebagai dosen pengampu Mata Kuliah Sistem Rekayasa
dan Nilai yang juga sudah mengajar dan memberi pengetahuan yang dapat
diterapkan dalam tugas ini;
3. Orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan dukungan material dan moral;
dan
4. Teman-teman yang telah membantu memberi dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan di dalam penulisan
makalah ini. Maka dari itu, kami menerima kritik, komentar, dan saran dari para
pembaca agar penulisan makalah serupa menjadi lebih baik di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi kepada para pembaca.
Universitas
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................4
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH....................................................................................5
1.3 RUMUSAN MASALAH......................................................................................5
1.4 TUJUAN PENULISAN........................................................................................5
1.5 MANFAAT PENULISAN.....................................................................................5
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN..................................................................................6
BAB 2 LANDASAN TEORI....................................................................................7
2.1 REKAYASA NILAI.............................................................................................7
2.2 FAST DIAGRAM..............................................................................................9
2.3 TEORI SMART CITY........................................................................................10
2.3.1 Pengertian Smart City................................................................................10
2.3.2 Pembagian Smart City...............................................................................10
2.4 SMART WASTE MANAGEMENT.......................................................................13
2.5 TEKNOLOGI PENGEOLAHAN SAMPAH................................................................14
BAB 3 STUDI BANDING....................................................................................18
3.1 SENSOR KETERISIAN TEMPAT SAMPAH DI BANDARA DUBLIN.................................18
3.2 STUDI BANDING KONVERSI SAMPAH MENJADI ENERGI DI COPENHAGEN.................18
3.3 UPAYA SWEDIA MENGONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK.....................19
BAB 4 PEMBAHASAN.......................................................................................20
4.1 DESAIN KONSEPTUAL....................................................................................20
4.2 LOKASI PILIHAN............................................................................................23
4.2.1 Kota Banjarmasin (Jumlah Penduduk, Luas Kota).....................................23
4.2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Banjarmasin..........................................23
4.2.3 Proyeksi Timbulan Sampah Kota Banjarmasin..........................................31
4.2.4 Komposisi Sampah Kota Banjarmasin.......................................................35
4.2.5 Kondisi Pengelolahan Sampah Excisting...................................................36
4.2.6 Potensi Pemanfaatan Sampah Kota Banjarmasin....................................38
4.2.7 Perhitungan Kebutuhan Pengumpulan, Pemindahan, dan Pengelolaan. 41
4.3 INITIAL COST................................................................................................44
4.4 ANNUAL COST.............................................................................................46
4.4.1 Operational Cost........................................................................................46
4.4.2 Maintenance Cost......................................................................................47
4.5 ANNUAL BENEFITS........................................................................................48
Universitas
3
4.6 CASHFLOW..................................................................................................50
4.7 EVALUASI KELAYAKAN EKONOMI.....................................................................53
4.7.1 Metode Net Present Value (NPV)..............................................................53
4.7.2 Metode Internal Rate of Return (IRR)........................................................53
4.7.3 Metode Benefit Cost Ratio (BCR)...............................................................53
4.7.4 Metode Payback Period (PBP)...................................................................54
BAB 5 PENUTUP..............................................................................................55
5.1 KESIMPULAN...............................................................................................55
5.2 SARAN........................................................................................................55
REFERENSI.......................................................................................................56
Universitas
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas
5
Universitas
6
Universitas
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
Universitas
8
dilakukan pengumpulan data dan informasi proyek. Informasi atau data proyek
dapat didapatkan melalui site visit, analisa dokumen proyek, gambar proyek,
laporan, dll. Pada fase ini juga dilakukan identifikasi isu prioritas dan pendefinisian
lingkup serta objektif dari proyek secara lebih detil. Aktivitas ini dapat dilakukan
dengan SWOT atau analisa project charter proyek. Selanjutnya dilakukan
benchmarking dengan menggunakan tear down analysis, pareto analysis, dll.
Setelah semua informasi didefinisikan dan dibagikan, fase ini selesai. Setelah fase
ini diharapkan anggota tim memahami proyek yang ingin dievaluasi.
3. Function Analysis Phase
Saat memulai untuk memikirkan cara meningkatkan nilai dari suatu
proyek, penting untuk membagi proyek menjadi fungsi karakteristik. Pada fase ini
dilakukan peninjauan fungsi dari proyek atau apa yang harus dilakukan oleh proyek
yang ditinjau. Pada fase ini, aktivitas yang dilakukan adalah identifikasi fungsi,
mengembangkan model FAST diagram, dan estimasi nilai dari fungsi yang ada.
Keluaran dari fase ini adalah anggota tim memahami lebih dalam mengenai proyek
dan apa yang dilakukan oleh proyek yang ditinjau itu sendiri. Selain itu juga, dapat
diidentifikasi fungsi ataupun objektif yang perlu difokuskan oleh tim.
4. Creative Phase
Pada fase ini, tim dapat dibagi menjadi subkelompok untuk fokus pada
satu atribut/objektif dan cara mencapai objektif tersebut. Dalam fase ini, dieksplor
apakah ada cara yang lebih efektif untuk melakukan fungsi yang sudah
diidentifikasi di fase sebelumnya. Metode yang dapat dipakai untuk menghasilkan
ide pada fase ini termasuk TRIZ, brainstorming, Gordon technique, dll. Dari fase
ini akan dihasilkan beragam ide yang menyediakan cara alternatif untuk melakukan
fungsi untuk meningkatkan nilai dari proyek.
5. Evaluation Phase
Fase evaluasi digunakan untuk mengeliminasi ide yang memiliki potensial
yang tidak cukup baik untuk meningkatkan nilai proyek. Pada sesi ini, dilakukan
kategorisasi ide dan diskusi mengenai biaya proyek serta parameter proyek. Setelah
itu dipilih ide yang akan diprioritaskan untuk dikembangkan dnegan lebih lanjut.
6. Development Phase
Universitas
9
Pada fase ini, ide yang telah dipilih, dikembangkan dengan lebih lanjut
menjadi alternatif fungsi. Alternatif ini dibuat agar mudah dipahami oleh owner
atau stakeholder proyek lainnya. Pada fase ini, dilakukan komparasi hasil studi
dengan parameter sukses yang telah disusun di awal. Setelah itu dilakukan cost-
benefit analysis dan dilakukan penyusunan action plan untuk implementasi ide
nantinya.
7. Presentation Phase
Pada fase ini, ide atau value alternative yang dihasilkan pada workshop
dipresentasikan kepada owner, project stakeholder, dan decision maker. Sebelum
presentasi disiapkan dokumen-dokumen pendukung serta action plan implementasi
ide. Selain itu juga dipersiapkan formal report dari value alternative yang
ditawarkan.
8. Implementation Phase/Post-Workshop
Pada fase ini dipastikan bahwa value alternative yang dipilih
diimplementasikan dan benefit yang diproyeksikan tercapai. Pada fase ini, tim
mereview preliminary report yang menggambarkan hasil dari value alternative.
Kemudian disusun timeframe implementasi dan plan implementasi. Setelah itu
disusun laporan hasil studi yang berisi lessons learned, missed opportunities,
roadblocks, dll.
2.2 Fast Diagram
FAST merupakan anagram dari Function Analysis System Technique,
sebuah tools yang digunakan untuk menganalisis fungsi suatu proyek dalam value
analysis. Dengan FAST Diagram, semua fungsi proyek akan tersusun secara
skematis, dari fungsi utama hingga fungsi turunan. Diagram ini juga melakukan
pembagian antara lingkup desain dan lingkuo konstruksi untuk tercapainya analisis
yang dibuat.
FAST Diagram dapat membantu kita untuk menguji keabsahan fungsi-
fungsi, memastikan kesiapan fungsi untuk dianalisis, mendefinisikan dan
menyederhanakan masalah, mempermudah proses kreatif, serta mendefinisikan
ruang lingkup proyek.
Penyusunan FAST Diagram dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan daftar fungsi-fungsi suati item dengan definisi dua kata
2. Menuliskan setiap fungsi
Universitas
10
3.
4. Menentukan posisi fungsi utama, fungsi tertinggi, fungsi terendah, dan
fungsi sekunder berdasarkan bagaimana fungsi itu dilaksanakan.
2.3 Teori Smart City
Universitas
11
Universitas
12
Universitas
13
Universitas
14
Universitas
15
2. Shredding
Shredding atau pencacah merupakan salah satu cara untuk mereduksi ukuran
dari sampah seperti pemotongam, penguraian, penggilingan atau penghancuran.
3. Pulping
Wet pulping merupakan proses yang pada umumnya diaplikasikan dalam
industri pulp dan kertas. Bubur sampah yang dihasilkan memiliki kandungan padatan
sekitar 4%. Bubur sampah yang dihasilkan dapat disentrifuga untuk menghasilkan
materi organik.
4.Granulating
Pada beberapa material seperti botol plastik, energi dan biaya yang besar dari
hammermill tidak menjamin hasil yang diharapkan. Reduksi ukuran dapat dicapai
dengan lebih baik dengan menggunakan granulator yaitu merupakan alat pemotong
dengan kecepatan rendah. Granulator akan efisien secara ekonomi jika plastik yang
dikirimkan dengan jarak yang jauh karena plastik yang tergranulasi memiliki mas jenis
yang lebih tinggi dibandingkan botol yang terkompaksi.
5. Roll crushing
Alat ini digunakan dalam usaha pemulihan dari sumber daya untuk
menghancurkan bahan yang rapuh seperti kaca, meratakan kaleng metal sehingga
memungkinkan untuk dilakukan pemisahan berikutnya dengan screening.
Universitas
16
Universitas
17
Potensi teknis pembakaran yang lebih efisien adalah fluidised bed combustion.
Fluidisasi merupakan istilah yang diterapkan pada proses ketika lapisan padatan halus
berubah menjadi kedaan seperti cairan melalui kontak dengan gas yang mengalir ke atas
biasanya udara ketika dibakar. Teknologi ini merupakan proses yang efektif untuk
mengkonversi berbagai bahan baku termasuk bahan baku sampah, walaupun
membutuhkan dana investasi yang lebih besar dibandingkan moving grates.
2. Pirolisis
Pirolisis merupakan teknologi yang menggunakan panas kondisi tanpa oksigen
untuk memecah material organik pada sampah menjadi tiga produk yaitu char padat,
minyak pirolisis dan syngas pirolisis. Proporsi dari setiap output ditentukan dari
karakteristik sampah dan temperatur yang beroperasi pada reaktor pirolisis bervariasi
antara 3000C -8000C (Rawlins dkk, 2013). Pada umumnya semakin panas proses, maka
semakin banyak syngas yang diproduksi dengan mengorbankan jumlah minyak pirolisis
yang dihasilkan. Output ini dapat digunakan untuk bahan bakar turbin uap sehingga
menghasilkan listrik atau digunakan sebagai bahan bakar lain.
3. Gasifikasi
Gasifikasi merupakan teknologi dengan oksidasi materi organik yang ada di
sampah secara pasial. Gasifikasi mengacu pada pemanasan tingkat tinggi dari sampah
yang mengandung material karbon kemudian diubah menjadi syngas. Pada proses
gasifikasi, mayoritas karbon dan hidrogen pada sampah dikonversi menjadi syngas,
menyisakan sejumlah residu padat berupa abu atau char. Kualitas dari syngas sangat
bergantung pada apakah bahan baku gasifikasi dengan oksigen murni menghasilkan
nilai kalor syngas yang lebih tinggi atau menghasilkan nilai kalor yang lebih rendah jika
dengan udara. Reaktor gasifikasi beroperasi antara 7000C-14000C dengan gasifikasi
oksigen murni memiliki kecenderungan yang lebih tinggi (Rawlins dkk, 2013).
Temperatur yang lebih tinggi memiliki keuntungan untuk melelehkan abu dari
material anorganik pada sampah untuk memproduksi slag yang merupakan bahan inert
yang dapat dijadikan bahan konstruksi.
Universitas
18
BAB 3
STUDI BANDING
Universitas
19
60-megawatt yang berbahan bakar sampah dari kota. Pembangkit listrik ini
memproduksi panas yang dapat digunakan oleh 160.000 rumah tangga dan listrik
untuk 62.500 penduduk.
Universitas
20
BAB 4
PEMBAHASAN
Universitas
21
Universitas
22
Universitas
23
Universitas
24
Pertumbuhan Penduduk
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
Jiwa %
2009 638902 - -
2010 628199 -10703 -1.70
2011 637873 9674 1.52
2012 647403 9530 1.47
2013 656778 9375 1.43
2014 666223 9445 1.42
2015 675440 9217 1.36
2016 684183 8743 1.28
2017 692793 8610 1.24
2018 700869 8076 1.15
2019 708606 7737 1.09
Jumlah 7337269 69704 10.26
Sumber: Kota Banjarmasin dalam Angka 2020
1. Metode Aritmatik
Metode aritmatik seringkali digunakan pada kondisi ini dapat terjadi pada kota
dengan luas wilayah yang kecil, tingkat pertumbuhan ekonomi kota rendah,
dan perkembangan kota tidak terlalu pesat secara matematis (Novi Yanti
Kimsan, 2005). Berikut ini merupakan hasil proyeksi penduduk Kota
Banjarmasin dengan metode aritmatik.
Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk Kota Banjarmasin 2009-2019 Metode Aritmatik
Standar
Tahun Ka Jumlah Penduduk (Pn)
Deviasi
2009 6970.4 638,902 0.000
2010 6970.4 645,872 8836.700
2011 6970.4 652,843 7484.900
2012 6970.4 659,813 6205.100
2013 6970.4 666,784 5002.800
2014 6970.4 673,754 3765.500
2015 6970.4 680,724 2642.200
2016 6970.4 687,695 1755.900
2017 6970.4 694,665 936.100
2018 6970.4 701,636 383.300
2019 6970.4 708,606 0.000
Ka 6970.4
Standar Deviasi Total 3364.773
Sumber: Pengolahan Penulis,2021
Universitas
25
Penduduk Proyeksi
660000
R²= 0.968
640000
620000
620000640000660000680000700000720000
Penduduk Aktual
Universitas
26
Penduduk Proyeksi
700000 R² = 0.9702
690000
680000
670000
660000
650000
640000
630000
620000
640000 660000 680000 700000 720000
Penduduk Aktual
Universitas
27
Universitas
28
Universitas
29
2041
Tahun
127000
126000 R² = 1
125000
124000
123000
122000
20162021202620312036
2041
Tahun
Universitas
30
2041
Tahun
50000
40000
30000
20000
10000
0 R² = 1
201620212026203120362041
Tahun
Universitas
31
50000
0
2016
2021 2026 2031 2036 2041
Tahun
Volume Timbulan
Jumlah Berat Sampah
No. Kecamatan Sampah Sampah Total
Penduduk (kg/hari)
(m3/hari) (kg/orang/hari)
1 Banjarmasin Selatan 165219 130735.816 683 0.791288023
2 Banjarmasin Timur 123475 97704.289 520 0.791288023
3 Banjarmasin Barat 138335 109462.829 653 0.791288023
4 Banjarmasin Tengah 90682 71755.581 414 0.791288023
5 Banjarmasin Utara 157269 124445.076 657 0.791288023
Sumber: Pengolahan Penulis,2021
Universitas
32
Standar Proyeksi
Jumlah
Tahun Timbulan Timbulan
Penduduk
(kg/o/hari) (kg/hari)
2019 123199 0.79129 97485.9
2020 123475 0.79129 97704.3
2021 123751 0.79129 97922.7
2022 124026 0.79129 98140.3
2023 124302 0.79129 98358.7
2024 124578 0.79129 98577.1
2025 124853 0.79129 98794.7
2026 125129 0.79129 99013.1
2027 125405 0.79129 99231.5
2028 125680 0.79129 99449.1
2029 125956 0.79129 99667.5
2030 126232 0.79129 99885.9
Universitas
33
Universitas
34
Standar Proyeksi
Jumlah
Tahun Timbulan Timbulan
Penduduk
(kg/o/hari) (kg/hari)
2019 150391 0.79129 119002.6
2020 157269 0.79129 124445.1
2021 164147 0.79129 129887.6
2022 171025 0.79129 135330.0
2023 177903 0.79129 140772.5
2024 184781 0.79129 146215.0
2025 191659 0.79129 151657.5
2026 198537 0.79129 157100.0
2027 205414 0.79129 162541.6
2028 212292 0.79129 167984.1
2029 219170 0.79129 173426.6
2030 226048 0.79129 178869.1
2031 232926 0.79129 184311.6
2032 239804 0.79129 189754.0
2033 246682 0.79129 195196.5
2034 253560 0.79129 200639.0
2035 260437 0.79129 206080.7
2036 267315 0.79129 211523.2
2037 274193 0.79129 216965.6
2038 281071 0.79129 222408.1
2039 287949 0.79129 227850.6
Sumber: Pengolahan Penulis,2021
Universitas
35
Universitas
36
Universitas
38
Sumber: Penganggaran,2019
4. Pemrosesan
Akhir
Pengangkutan sampah di Kota Banjarmasin berakhir di TPA Basirih yang
terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan. TPA Basirih ini memiliki luas
sekitar 40 hektare dengan daya tampung sampah (volume) sekitar 2.340.000
m3, Terdapat beberapa fasilitas yang ada di TPA Basirih seperti jembatan
timbang, IPL (Instalasi Pengolahan Lindi), instalasi gas metan, kantor
pengelola UPTD TPA Basirih, pos jaga dan pos timbang, pencucian mobil,
kebun bibit, kantor kebun bibit, garasi, gudang, pusat kegiatan belajar
masyarakat (PKBM)/sekolah pemulung, TPA organik, dan perumahan
karyawan. Kemudian terdapat 9 unit alat berat di TPA Basirih yaitu lima unit
excavator, serta masing-masing dua unit buldozer dan satu loader.
4.2.6 Potensi Pemanfaatan Sampah Kota Banjarmasin
Pada tahun 2019 tercatat bahwa tingkat pelayanan persampahan di Kota
Banjarmasin hanya 50% hal ini berarti berdasarkan proyeksi 265087 kg sampah tidak
terkelola dan dimanfaatkan dengan baik. Kondisi ini lah yang menjadi sebuah potensi
ekonomi dari penerapan sistem smart waste management. Berikut merupakan
persentase dari sampah organik dan anorganik pada setiap kecamatan:
Tabel 4.14 Potensi Sampah Organik dan Anorganik Banjarmasin Selatan
Banjarmasin Selatan
Universitas
39
Universitas
40
Universitas
41
4.2.7.1 Pengumpulan
Pengumpulan sampah baik organik maupun anorganik pada sistem smart waste
management dilakukan menggunakan tempat sampah berkapasitas 1000 liter dengan
penggunaan sensor pada setiap tempat sampah tersebut. Perhitungan kebutuhan tempat
sampah dan sensor menggunakan dasar perhitungan sebagai berikut:
𝑇𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =
𝐾𝑘 × 𝐹𝑝 × 𝑅𝑘
Universitas
42
Dengan menggunakan faktor pemadatan sesuai dengan SNI 3243:2018 adalah sebesar 3
dan ritasi untuk kota Banjarmasin sebesar 3, maka diperoleh jumlah kebutuhan tempat
sampah dan sensor kota Banjarmasin adalah sebagai berikut:
Tabel 4.19 Rekapitulasi Kebutuhan Tempat Sampah dan Sensor
Total tong
Tahun Selatan Timur Barat Tengah Utara
sampah+sensor
2019 76 58 74 48 70 326
2020 76 58 73 46 73 326
2021 77 58 72 45 77 329
2022 77 59 72 44 80 332
2023 78 59 71 43 83 334
2024 78 59 70 42 86 335
2025 79 59 70 41 89 338
2026 80 59 69 40 93 341
2027 80 59 69 39 96 343
2028 81 59 68 38 99 345
2029 81 59 67 37 102 346
2030 82 60 67 36 105 350
2031 82 60 66 35 109 352
2032 83 60 65 34 112 354
2033 83 60 65 33 115 356
2034 84 60 64 32 118 358
2035 84 60 63 30 121 358
2036 85 60 63 29 125 362
2037 85 60 62 28 128 363
2038 86 61 61 27 131 366
2039 86 61 61 26 134 368
Sumber: Pengolahan Penulis,2021
4.2.7.2 Pemindahan
Pemindahan sampah baik organik dan organik dari tempat pemukiman ke
tempat penampungan sementara pada sistem smart waste management menggunakan 3
alat yaitu Truk Biasa, Dump truck, dan truk container. Perhitungan kebutuhan truk
biasa, drum truck, dan truk container dilakukan dengan memperhatikan kapasitas jenis
pengangkutan, total haul time, waktu tempuh setiap kendaraan, dan kondisi prasarana
dan sarana excisting yang dimiliki oleh kota Banjarmasin berdasarkan data aktual pada
tahun 2018 sehingga diperoleh kebutuhan sarana pengangkutan/pemindahan sampah
baik organik maupun anorganik di kota Banjarmasin adalah sebagai berikut:
Universitas
43
4.2.7.3 Pengelolaan
Pengelolaan dan pemilahan sampah menggunakan bin-e dilakukan pada setiap
TPS. Setiap TPS diproyeksikan memiliki luas 200 m 2 untuk sampah organik dan 200 m2
untuk sampah non organik sehingga total luasan untuk 1 TPS yaitu 400 m 2. Perhitungan
kebutuhan TPS dilakukan menggunakan perhitungan berikut:
𝑇𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑚3)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑃𝑆 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 (𝑚) × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑃𝑆 (𝑚2)
Universitas
44
2025 5 5 5 4 4 23
2026 5 5 5 4 4 23
2027 5 5 5 4 4 23
2028 5 5 5 4 4 23
2029 6 6 6 4 6 28
2030 6 6 6 4 6 28
2031 6 6 6 4 6 28
2032 6 6 6 4 6 28
2033 6 6 6 4 6 28
2034 6 6 6 4 6 28
2035 6 6 6 4 6 28
2036 6 6 6 4 6 28
2037 6 6 6 4 6 28
2038 6 6 6 4 6 28
2039 6 6 6 4 6 28
Sumber: Pengolahan Penulis,2021
Universitas
45
Universitas
46
Universitas
47
Rp
Total Biaya Operasional/Hari 194,564,786
Rp
Total Biaya Operasional/Tahun 2,334,777,428
Sumber: Perhitungan Penulis,2021
4.4.2 Maintenance Cost
Berikut merupakan asumsi dan perhitungan dalam menentukan maintenance
cost:
1. Asumsi Biaya Perawatan = 10% per tahun
2. Inflasi = 6.29%
3. Faktor Nilai Future = 1.0629
4. Harga Alat = Rp 118,842,520,000 (Biaya Bin-e, pengelolaan
kompos, dan pengelolaan listrik)
5. Umur Pakai = 20 Tahun
6. Biaya Pemeliharaan = Rp 594,212,600
Keseluruhan hasil perhitungan annual cost dapat terlihat pada tabel rekapitulasi berikut:
Tabel 4.26 Rekapitulasi Perhitungan Annual Cost
Tahun investasi Operasional Cost Maintenance Cost Annual Cost
1 Rp 2,334,777,428 Rp 594,212,600 Rp 2,928,990,028
2 Rp 2,481,634,929 Rp 631,588,573 Rp 3,113,223,501
3 Rp 2,637,729,766 Rp 671,315,494 Rp 3,309,045,259
4 Rp 2,803,642,968 Rp 713,541,238 Rp 3,517,184,206
5 Rp 2,979,992,110 Rp 758,422,982 Rp 3,738,415,093
6 Rp 3,167,433,614 Rp 806,127,788 Rp 3,973,561,402
7 Rp 3,366,665,189 Rp 856,833,226 Rp 4,223,498,414
8 Rp 3,578,428,429 Rp 910,728,036 Rp 4,489,156,464
9 Rp 3,803,511,577 Rp 968,012,829 Rp 4,771,524,406
10 Rp 4,042,752,455 Rp 1,028,900,836 Rp 5,071,653,291
11 Rp 4,297,041,585 Rp 1,093,618,698 Rp 5,390,660,283
12 Rp 4,567,325,500 Rp 1,162,407,315 Rp 5,729,732,815
13 Rp 4,854,610,274 Rp 1,235,522,735 Rp 6,090,133,009
14 Rp 5,159,965,261 Rp 1,313,237,115 Rp 6,473,202,375
15 Rp 5,484,527,076 Rp 1,395,839,729 Rp 6,880,366,805
16 Rp 5,829,503,829 Rp 1,483,638,048 Rp 7,313,141,877
17 Rp 6,196,179,619 Rp 1,576,958,881 Rp 7,773,138,501
18 Rp 6,585,919,317 Rp 1,676,149,595 Rp 8,262,068,913
19 Rp 7,000,173,643 Rp 1,781,579,405 Rp 8,781,753,047
Sumber: Perhitungan Penulis,2021
Universitas
48
Universitas
49
Universitas
50
Universitas
51
Universitas
52
Tabel 4.30 Perhitungan Cash Flow Smart Waste Management Kota Banjarmasin (Dalam Rupiah)
Annual Cost External Cost
Umur Annual (Operational (Biaya
Initial Cost CFBT Pajak CFAT
Investasi Benefit and Pertambahan
Maintenance) Alat Baru)
-
0 137,244,260,750 137,244,260,750 -137,244,260,750
1 26,660,341,051 2,928,990,028 0 23,731,351,023 2,373,135,102 21,358,215,921
2 26,856,010,614 3,113,223,501 11,400,000 23,742,787,113 2,374,278,711 21,368,508,402
3 27,050,258,916 3,309,045,259 7,600,000 23,741,213,656 2,374,121,366 21,367,092,291
4 27,244,495,974 3,517,184,206 3,800,000 23,727,311,768 2,372,731,177 21,354,580,591
5 27,438,718,041 3,738,415,093 11,400,000 23,700,302,949 2,370,030,295 21,330,272,654
6 27,634,402,595 3,973,561,402 11,400,000 23,660,841,193 2,366,084,119 21,294,757,074
7 27,828,632,158 4,223,498,414 7,600,000 23,605,133,744 2,360,513,374 21,244,620,369
8 28,022,850,477 4,489,156,464 3,732,252,000 23,533,694,013 2,353,369,401 21,180,324,611
Universitas Indonesia
5
Universitas
5
𝐵𝐶𝑅 = 1.2
Berdasarkan hasil analisis tersebut, nilai benefit cost ratio adalah sebesar 1.2>1. Hal ini
menandakan dengan berinvestasi pada sistem ini, benefit yang didapatkan akan lebih
besar dari cost yang dikeluarkan sehingga dapat disimpulkan sistem ini akan bermanfaat
untuk publik.
4.7.4 Metode Payback Period (PBP)
Analisis payback period bertujuan untuk mengetahui periode investasi akan
dapat dikembalikan saat terjadinya konsisi break even point. Perhitungan payback
period adalah sebagai berikut:
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑃𝐵𝑃 =
𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 − 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
137,244,260,750
𝑃𝐵𝑃 =
16,539,010,068
𝑃𝐵𝑃 = 8.30 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
Berdasarkan hasil analisis payback period (PBP) menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu
8.3 tahun < 10 tahun untuk pengembalian investasi. Hal ini menandakan pengembalian
investasi memenuhi syarat/layak secara ekonomi.
Universitas
5
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Sistem pengelolaan sampah dengan konsep smart city terdiri dari tempat
sampah dengan data tingkat keterisian, alat pemilah sampah, konversi
sampah menjadi energi listrik, dan konversi sampah menjadi pupuk
kompos.
2. Tingkat pelayanan sampah akibat penggunaan sistem naik dari 50%
menjadi 76%.
3. Sistem pengelolaan sampah dengan konsep smart city layak untuk
diinvestasikan dengan IRR lebih besar dari MARR dan nilai NPV yang
positif. Payback period yang didapatkan adalah 8 tahun.
4. Analisis ekonomi mendapatkan hasil benefit cost ratio sebesar 1.2 yang
menandakan benefit lebih besar dari cost sehingga sistem layak untuk
diimplementasikan.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini, kami menyarankan kepada Pemerintah Kota
Banjarmasin untuk berani mengambil risiko dalam mengoptimalisasi penggunaan
sampah. Meski biaya awal yang dikeluarkan besar, namun keuntungan baik dari segi
ekonomi, biaya, hingga sosial yang bisa didapatkan dari inovasi ini sangat
menguntungkan. Tentu saja, dibutuhkan penelitian lebih mendetail mengenai cara kerja,
efektivitas, dan pendanaan alat untuk bisa diaplikasikan.
Universitas
5
REFERENSI
Berita Kota Banjarmasin. (2020). Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin. Retrieved
from Berita Kota Banjarmasin: https://berita.banjarmasinkota.go.id/
Syahbudin. (2016). Analisis Penerapan SMart City dan Internet of Things (IoT) di
Indonesia .
Universitas