Anda di halaman 1dari 30

PENATALAKSANANAN

KEGAWATAN LUKA BAKAR


Berdasarkan kedalaman lapisan kulit yg
terkena
NO Kedalaman Kulit yang
Manifestasi
Luka Bakar terkena
Kemungkinan blister lebih besar
dan warnanya putih, coklat, dan
Mengenai
atau jaringan berwarna
Derajat III Epidermis,
kenitaman,Edema, Hilangya
Dermis
panas dan cairan secara cepat.
Penyembuhan dapat 14-21 hari.
Resiko terbesar adalah syock
Cidera Luka Bakar
Respon Stress

Kerusakan Kapiler
↑Epineprin & Norephineprin
↑Hidrostatik Tekanan
Kapiler di T4
Cidera ↑Permeabilitas Vasokonstriksi Selektif
Kapiler
↑Resistensi Perifer
Kehilangan Plasma & ↓ Tek Osmotik
Kapiler
Edema Protein ke interstitial
Luka ↑Afterload
Jantung
Tek Hidrostatik Vaskuler
Hemokonsentrasi > Tekanan onkotik Koloid
↓Vol darah
Sirkulasi

Edema
↓Curah Jantung
DUKUNGAN HEMODINAMIK
 Terapi syock untuk luka Bakar diberikan dg 7an:
Mendukung pasien selama syock hipovalemia
sampai dengan integritas kapiler pulih.

 Resusitasi cairan adalah intervensi primer dalam


fase resusitasi di unit perawatan intensif (ICU)
DUKUNGAN HEMODINAMIK
Terapi syock untuk luka Bakar diberikan dg 7an:
1. Memperbaiki Defisit Cairan
2. Menggantikan kehilangan yang terus menerus
& Mempertahankan keseimbangan cairan
3. Mencegah pembentukan Edema berlebihan
4. Mempertahankan haluaran urin pada orang
dewasa sebesar 30-70 ml/jam
DUKUNGAN HEMODINAMIK
Dasar Perbedaan aturan Formula Cairan:
1. Setiap formula memiliki keuntungan dan
kerugian
2. Perbedaan Kadar Garam yang terkandung
3. Mencegah pembentukan Edema berlebihan
4. Mempertahankan haluaran urin pada orang
dewasa sebesar 30-70 ml/jam
Dasar Perbedaan aturan Formula Cairan

 Kehilangan Koloid dan Kristaloid harus di


gantikan secara cepat
 Penggantian air bebas dalam bentuk D5%
dalam air (D2W) dengan atau tanpa
elektrolit tambahan
 RL  Larutan Kristaloid karena merupakan
penyeimbang garam yg sangat mendekati
komposisi CES
Dasar Perbedaan aturan Formula Cairan

 Formula Baxter (Parkand) sangat banyak


digunakan d USA
 Kebutuhan 4 mm/Kg BB/ TBSA
 Kandungan: Beragam jumlah salin
hipertonik dan Koloid.
 Resusitasi hipertonik mengurangi jml cairan
yg harus diberikan kpd pasien ttt.
 AWAS: HIPERNATREMIA
Dasar Perbedaan aturan Formula Cairan

 PENDAPAT YG MENENTANG
 Pasien luka bakar dalam 12 jam pertama
setelah cidera adalah: Bahwa kebocoran
kapiler pasca luka bakar yang menyebar
memungkinkan koloid keluar melalui
pertautan endotelial
 Pemberian koloid tidak bermanfaat
Dasar Perbedaan aturan Formula Cairan

 ALASAN PEMBERIAN KOLOID


 Resusitasi & Mengembalikan kadar
albumin menjadi 2-3 mg/dl
Penatalaksanaan Cairan dalam 24 jam pertama
Haluaran urin Tambahkan 5%
Timbang BB
< 30 ml/jam Koloid ke dlm cairan
Perkirakan derajat luka
Tunggu 1 jam
bakar mulai IV
Y
↑kecepatan pemberian
Cairan 10%-20% Urin ttp rendah T
Hitung cairan dg rumus
Tunggu 1 jam & kecepatan
2 ml/kgBB/% luas
Luka Bakar >6 ml/kg/%
/24 jam
Haluaran urin
Pantau Haluaran Urin < 30 ml/jam Y
Y Pasang DC dan
↑kecepatan pemberian
tangai Ssi
Haluaran urin T Cairan 10%-20%
parameter yg telah
Tunggu 1 jam
> 30 ml/jam diukur

Y Haluaran urin
Y
↓ kecepatan pemberian < 30 ml/jam
Cairan 10%-20% T
Tunggu 1 jam
Dasar Perbedaan aturan Formula Cairan

 Kolagen nonprotein dapat digunakan dalam


resusitasi luka bakar (Dextran &
Patisemisintetis)
Sering ada laporan alergi antisipasi dg
Promit
WASPADAI

 Edema Paru: oleh karena itu resusitasi harus


dilakukan dg hati2 dan monitor ketat
 Sangat sulit untuk menghindari edema paru
jika terdapat kebutuhan sejumlah besar
cairan yang harus diberikan dalam waktu
yang singkat.
 Setelah 24 jam pertama pertimbangan
resusitasi adalah untuk kehilangan air
 Larutan Primer yg dianjurkan D5% dengan
7an mempertahankan konsentrasi Natrium
pada pasien sebesar 140 mEq/L
 Kadang perlu modifikasi tergantung pada
type cidera
 Haluaran urin adalah indikator tunggal
terbaik untuk efektifitas resusitasi cairan
pada pasien yg sebelumnya mempunyai fs
ginjal yang normal
 Awitan deuresis spontan adalah tanda yg
mengindikasikan akhir fase resusitasi
 Kecepatan ttsan infus dapat dikurangi 25%
perjam jika haluaran urin memuaskan dan
dapat dipertahankan selama 2 jam
 Urin dipertahankan dalam batas normal 30-
40 ml/jam
FORMULA UNTUK CAIRAN
Formula Baxter (Perkland)
 24 Jam Pertama RL (4ml/kg BB/ TBSA /%.
 0,5 diberikan 8 jam pertama dan sisanya
diberikan 16 jam sesudahnya

 24 Jam kedua: Dekstrose dalam air, ditambah


cairan yang mengandung kalium dan koloid (0,3-
0,5 ml/kg/TBSA %
FORMULA UNTUK CAIRAN
Formula Brooke
 24 Jam Pertama RL (1,5 ml/kg BB/ TBSA%.
 Ditambah larutan koloid (0,5 ml/kg /TBSA %.
Setengahnya diberikan 8 jam pertama dan sisanya
diberikan 16 jam sesudahnya

 24 Jam kedua: RL (0,5-0,75ml/kg/%TBSA


ditambah 5% Dekstrose dalam air (2L)
FORMULA UNTUK CAIRAN
Formula Brooke yang dimodifikasi
 24 Jam Pertama RL (2 ml/kg BB/ TBSA%.
 Setengahnya diberikan 8 jam pertama dan sisanya
diberikan 16 jam sesudahnya

 24 Jam kedua: Larutan Koloid (0,3-0,


5ml/kg/%TBSA) ditambah 5% Dekstrose dalam
air untuk mempertahankan haluaran urine
FORMULA UNTUK CAIRAN
Formula Konsensus
 24 Jam Pertama RL (2 -4 ml/kg BB/ TBSA% pada
orang dewasa; 3-4 ml/kg/% TBSA pada anak-
anak.
 Setengahnya diberikan 8 jam pertama dan sisanya
diberikan 16 jam sesudahnya
 24 Jam kedua: cairan yg mengandung Koloid (0,3-
0, 5ml/kg/%TBSA) ditambah cairan bebas
elektrolit (pd Dewasa) alau setengah salin normal
(pada anak) untuk mempertahankan haluaran urine
FORMULA UNTUK CAIRAN
Formula Dextran
 8 Jam Pertama Dekstran 40 dalam salin (2 ml/kg/
jam. Ditambah RL yg dimasukkan untuk
mempertahankan haluaran urine 30 cc/jam
 8 Jam Kedua: Plasma beku segar (0,5 ml/kg/ jam.)
untk 18 jam ditambah dg kristaloid untuk
mempertahankan haluaran urine yg adekuat.
FORMULA UNTUK CAIRAN
Formula Evans
 24 Jam Pertama: Salin normal 0,9%
(1ml/Kg/%TBSA) ditambah larutan koloid (1
ml/kg/%TBSA) setelah diberikan 8 jam pertama
sisanya 16 jam berikutnya
 24 Jam Kedua: 0,9% (0,5 ml/Kg/%TBSA)
ditambah D5% dalam 2 L air
Indikasi Penanganan cairan yg
adekuat
 TD dalam batas normal (90/60-140/90 mmHg)
 Nadi (60-90x/menit
 CVP (<12 cmH O 8-12 cmH O)
2 2

 Tekanan Baji Arteri pulmonalis < 18 mmHg


 Haluaran Urin 30-70 ml/jam
 Paru bersih
 Sensorium jelas
 Saluran GI tidak ada mu-mu, adinamika ileus
RESUSITASI PARU
 Cedera Inhalasi adalah penyebab kematian
dalam 24 jam pertama pada kasus luka
bakar  20%
 Cidera Inhalasi + Pneumonia 20-60%
Kematian
 7an Resusitasi: Me↑Oksigenasi, ↓Edema
interstitial, menghilangkan sumbatan
jalan napas
RESUSITASI PARU
 Cedera Inhalasi  Terapi konvensional
adalah dengan tindakan suportif
 PERHATIAN: Edem jalan napas mencapai
puncaknya pada 24 sd 48 jam pertama.
 Oksigen yg dilembabkan sangat perlu
RESUSITASI PARU
 Cidera Inhalasi ringan: tangani dg Semi
fowler+Epinefrin Recamic aerosol (cukup
untuk membatasi edema)
 Cidera Trankeobronkial ringan cegah
atelaktasis dg sering membersihkan paru,
termasuk menempatkan pasien dalam
kondisi fowler tinggi, Batuk efektif, Fister
Dada, Ubah posisi, Suctioning, napas
dalam.
RESUSITASI PARU
 Obstruksi jalan napas yang berat Intubasi ET
untuk melindungi jalan napas sd edema reda
 Memerlukan intubasi dan bantuan Ventilasi mekanis
 7an Ventilasi: memberikan pertukaran gas yg
adekuat
 Studi terbaru mendukung penggunaan Volumetric
Diffusive Respiration (VDR) dari pada ventilasi
mekani
Pedoman Perawatan
Gambaran hasil resusitasi yg adekuat

Oksigenasi/Ventilasi
 Kepatenan jalan napas
 Suara paru bersih saat auskultasi
 Pasien dg Ventilator akan menggambarkan
grafik: Terkanan puncak, rata2, dan tekanan
plateu DBN
 Tidak terdapat bukti atelaktasis atau infiltrat
 GDA dalam batas normal
Pedoman Perawatan
Gambaran hasil resusitasi yg adekuat
SIRKULASI/Perfusi
 TD, Nadi,CVP,Tekanan arteri pulmonalis
dalam batas normal
 Suhu dalam batas normal
 Perfusi ke ekstremitas dipertahankan, nadi
dalam batas normal
Pedoman Perawatan
Gambaran hasil resusitasi yg adekuat
Cairan & Elektrolit
 Memnembalikan dan mempertahankan
keseimbangan cairan
 Nilai elektrolit, Fs Ginjal, mineral dalam
batas normal
Pedoman Perawatan
Gambaran hasil resusitasi yg adekuat
Mobilitas/ Keamanan
 Kulit yg tidak terbakar akan tetap utuh
 Luka bakar sembuh tanpa komplikasi
Nutrisi
 Asupan kalori dan Zat Gizi memenuhi
kebutuhan metabolik
Kenyamanan & Kontrol Nyeri
 Nyeri minimal, & Ketidaknyamanan
minimal

Anda mungkin juga menyukai