SAP 8
KOMITE AUDIT DAN KOMITE LAINNYA: PERAN, TANGGUNG JAWAB,
KOMPOSISI, KEEFEKTIFAN
OLEH :
KELOMPOK 7
1
dan penasehat perusahaan seperti keuangan dan penasehat hukum. Keberadaan Komite Audit
diatur melalui Surat Edaran Bapepam Nomor: SE/03 PM/2002 (bagi perusahaan publik) dan
keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002 (Bagi BUMN) Komite Audit
sedikitnya terdiri dari tiga orang, diketuai oleh seorang Komisaris Independen perusahaan
dengan dua orang eksternal yang independen serta menguasai dan memiliki latar belakang
akuntansi dan keuangan.
4). Komite Lainnya (BUMN, Perusahaan Publik, Perbankan)
1. Komite-Komite Lainnya Di BUMN
Berdasarkan pasal 70 UU No. 17 tahun 2003 tentang BUMN antara lain disebutkan
bahwa komisaris dan dewan pengawas BUMN wajib membentuk komite audit yang bekerja
secara kolektif dan berfungsi membantu komisaris dan dewan pengawas dalam melaksanakan
tugasnya. Selain komite audit, komisaris atau dewan pengawas dapat membentuk komite lain
yang ditetapkan oleh menteri. Sesuai penjelasan pasal 70 UU BUMN, komite lain yang
dimaksud disini, yaitu komite remunerasi dan komite nominasi.
Bank Indonesia melalui surat edaran kepada semua bank umum konvensional di
Indonesia No 15/15/DPNP tangal 29 april 2013 mengenai pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum, pada bagian IV komite, menyebutkan bahwa dewan
komesaris wajib membentuk susunan organisasi setidaknya komite audit, komite pemantau
risiko, serta komite remunerasi dan nominasi, dalam rangka mendukung efektivitas tugas dan
tanggung jawab dewan komesaris.
2
5). Prinsip-prinsip GCG Komite Audit
6).Komite Audit di Berbagai Negara
Berikut ini dijelaskan perkembangan Komite Audit di Amerika Serikat, Inggris dan Kanada
sebagai bahan studi perbandingan untuk melihat keberadaan Komite Audit di Indonesia.
1. Komite Audit di Amerika Serikat
Peraturan yang mewajibkan dibentuknya komite audit di Amerika Serikat antara lain
Accounting Series Release (ASR) No. 19/1940 dari The Securities Exchange Commission
(SEC). Ketentuan tersebut menganjurkan agar perusahaan yang telah masuk Pasar Modal (go
publik) memiliki komite audit yang beranggotakan pihak independen dari luar perusahaan.
Menurut studi Korn & Ferry International (1989) ternyata 98 % perusahaan Amerika yang
disurveinya telah memiliki komite audit. Di Amerika Serikat eksistensi komite audit selain
membawa dampak internal juga membawa dampak eksternal bagi perusahaan. American
Institute Certified of Public Accountants (AICPA) menerbitkan SAS No. 60 dan 61 yang
bertujuan untuk menciptakan link antara auditor dengan pemilik, yakni melalui komunikasi
antara auditor independen dengan komite audit.
2. Komite Audit di Inggris (U.K.)
Inggris merupakan negara pelopor dibentuknya komite audit. Komite audit tersebut sudah ada
sejak pertengahan abad ke-19. Anggotanya dipilih diantara para pemegang saham
(shareholders) yang dipandang memiliki keahlian (kompetensi) dibidang akuntansi dan
auditing. Tujuannya sebagai mediator antara para pemegang saham, manajemen serta pihak
eksternal perusahaan. The Promotion of Non-Executive Directors (Pro-ned) goup (1982)
telah memperbaiki code of practice.
3. Komite Audit di Kanada
Komite audit pertama kali diperkenalkan oleh Pemerintah Kanada pada tahun 1965. The
Canada Business Corporation Act telah melakukan amandemen pada tahun 1975.
Menurut ketentuan ini semua perusahaan publik harus memiliki komite audit yang mereview
laporan keuangan tahunan sebelum disampaikan pada Board of Director.
3
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2000. Peran dan Fungsi Komisaris Independen dan Komite Audit. Makalah
Seminar Konvensi Nasional Akuntansi IV, Jakarta.
Eddie M. Gunadi & Toto J. Alamsyah. 2000. Direktur Kepatuhan : Gantikan Fungsi Dewan
Audit, Media Akuntansi, No.5 Tahun I.
Effendi, M. Arief. 2001. Persepsi Dewan Komisaris & Direksi Badan Usaha Milik Negara
terhadap pembentukan Komite Audit. Thesis, Program Magister Akuntansi (MAKSI),
Universitas Indonesia.
Herwidayatmo. 2000. Peran dan Fungsi Komisaris Independen dan Komite Audit.
Simposium Nasional Akuntansi II dan Konvensi Nasional Akuntansi IV, Jakarta.
Sutojo, Siswanto dan Aldridge, E John. 2008. Good Corporate governance. Jakarta : PT.
Damar Mulia Pustaka
4
Utama, Marta. 2004. Komite Audit, Good Corporate Governance Dan Pengungkapan
Informasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 1 pp. 61 – 79.