Anda di halaman 1dari 6

CORPORATE GOVERNANCE

SAP 8
KOMITE AUDIT DAN KOMITE LAINNYA: PERAN, TANGGUNG JAWAB,
KOMPOSISI, KEEFEKTIFAN

OLEH :
KELOMPOK 7

NI PUTU DIAH LESTARI DEWI 1415381182


NI WAYAN AYU PUTRI 1415351186
NI MADE DEWI SUKMAWATI 1415351189

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017

1). Pengertian Komite Audit


2). Peran Dan Tanggung Jawab Komite
Peran Komite Audit
Menurut FCGI, peran komite audit adalah untuk mengawasi dan memberi masukan
kepada dewan komisaris dalam hal terciptanya mekanisme pengawasan. Komite audit
memberikan pendapat kepada dewan komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang
disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang
0
memerlukan perhatian komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan
tugas dewan komisaris.
Tanggung Jawab Komite Audit
Jenis tugas dan tanggung jawab Komite Audit yang diangkat sebuah perusahaan yang
satu tidak pernah sama persis dengan perusahaan yang lain. Hal itu disebabkan karena adanya
perbedaan skala, jenis usaha, kebutuhan dan domisili masing-masing perusahaan. Walaupun
demikian tugas dan tanggung jawab Komite Audit tidak boleh menyimpang dari tugas dan
tanggung jawab Board of Directors.
Dalam kaitannya dengan penugasan external auditor oleh perusahaan, The ASX
Corporate Governance Council menyatakan komite audit mempunyai tugas khusus, sebagai
berikut :
1. Mengungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, apakah jasa non-audit yang
diberikan perusahan akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan perusahaan telah
mempengaruhi independensi mereka
2. Memberikan rekomendasi kepada Boards of Directors dalam pengangkatan, penggantian,
remunerasi dan memonitor efektifitas dan independensi auditor
3. Menentukan ruang lingkup eksternal auditor dan meninjau jangka waktu kontrak dengan
mereka
4. Mempelajari ketidaksamaan pendapat yang substansial antara manajemen perusahaan dan
auditor
5. Memonitor independensi karyawan dalam perusahaan
6. Meneliti apakah berbagai macam hubungan bisnis antara perusahaan dengan eksternal
auditor dapat mempengaruhi independensi auditor dalam mengemukakan pendapat
mereka
7. Paling sedikit sekali setahun menyelenggarakan rapat dengan eksternal auditor, tanpa
dihadiri manajemen perusahaan

3. Komposisi Keanggotaan Komite Audit


Komite Audit biasanya terdiri dari dua hingga tiga orang anggota. Dipimpin oleh
seorang Komisaris Independen. Seperti komite pada umumnya, Komite audit yang
beranggotakan sedikit cenderung dapat bertindak lebih efisien. Akan tetapi, Komite Audit
beranggota terlalu sedikit juga menyimpan kelemahan yakni minimnya ragam pengalaman
anggota. Sedapat mungkin anggota Agar mampu bekerja efektif, Komite Audit dibantu staff
perusahaan dan auditor eksternal. Komite juga harus memiliki akses langsung kepada stand

1
dan penasehat perusahaan seperti keuangan dan penasehat hukum. Keberadaan Komite Audit
diatur melalui Surat Edaran Bapepam Nomor: SE/03 PM/2002 (bagi perusahaan publik) dan
keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002 (Bagi BUMN) Komite Audit
sedikitnya terdiri dari tiga orang, diketuai oleh seorang Komisaris Independen perusahaan
dengan dua orang eksternal yang independen serta menguasai dan memiliki latar belakang
akuntansi dan keuangan.
4). Komite Lainnya (BUMN, Perusahaan Publik, Perbankan)
1. Komite-Komite Lainnya Di BUMN
Berdasarkan pasal 70 UU No. 17 tahun 2003 tentang BUMN antara lain disebutkan
bahwa komisaris dan dewan pengawas BUMN wajib membentuk komite audit yang bekerja
secara kolektif dan berfungsi membantu komisaris dan dewan pengawas dalam melaksanakan
tugasnya. Selain komite audit, komisaris atau dewan pengawas dapat membentuk komite lain
yang ditetapkan oleh menteri. Sesuai penjelasan pasal 70 UU BUMN, komite lain yang
dimaksud disini, yaitu komite remunerasi dan komite nominasi.

2. Komite-Komite Lainnya di Perbankan

Bank Indonesia melalui surat edaran kepada semua bank umum konvensional di
Indonesia No 15/15/DPNP tangal 29 april 2013 mengenai pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum, pada bagian IV komite, menyebutkan bahwa dewan
komesaris wajib membentuk susunan organisasi setidaknya komite audit, komite pemantau
risiko, serta komite remunerasi dan nominasi, dalam rangka mendukung efektivitas tugas dan
tanggung jawab dewan komesaris.

3. Komite Komite Lainnya di Perusahaan Publik

Berdasarkan peraturan OJK No.34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang


Komite Nominasi dan remunerasi emiten atau perusahaan public, antara lain menyebutkan :
1). Pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan komite nominasi dan remunerasi adalah
komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komesaris
2). Pasal 2, emiten atau perusahaan public wajib memiliki fungsi nominasi dan
remunerasi yang wajib dilaksanakan oleh dewan komesaris. Komite nominasi dadan
remunerasi dapat dibentuk secara terpisah.
3). Mengenai keanggotaan diatur dalam pasal 3,yaitu komite nominasi dan remunerasi
paling kurang terdiri dari 3 orang anggota
4). Pasal 8, komite nominasi dan remunerasi mempunyai tugas dan tanggung jawab
paling kurang :
a) Terkait dengan fungsi nominasi :
b) Terkait dengan fungsi remunerasi :

2
5). Prinsip-prinsip GCG Komite Audit
6).Komite Audit di Berbagai Negara
Berikut ini dijelaskan perkembangan Komite Audit di Amerika Serikat, Inggris dan Kanada
sebagai bahan studi perbandingan untuk melihat keberadaan Komite Audit di Indonesia.
1. Komite Audit di Amerika Serikat
Peraturan yang mewajibkan dibentuknya komite audit di Amerika Serikat antara lain
Accounting Series Release (ASR) No. 19/1940 dari The Securities Exchange Commission
(SEC). Ketentuan tersebut menganjurkan agar perusahaan yang telah masuk Pasar Modal (go
publik) memiliki komite audit yang beranggotakan pihak independen dari luar perusahaan.
Menurut studi Korn & Ferry International (1989) ternyata 98 % perusahaan Amerika yang
disurveinya telah memiliki komite audit. Di Amerika Serikat eksistensi komite audit selain
membawa dampak internal juga membawa dampak eksternal bagi perusahaan. American
Institute Certified of Public Accountants (AICPA) menerbitkan SAS No. 60 dan 61 yang
bertujuan untuk menciptakan link antara auditor dengan pemilik, yakni melalui komunikasi
antara auditor independen dengan komite audit.
2. Komite Audit di Inggris (U.K.)
Inggris merupakan negara pelopor dibentuknya komite audit. Komite audit tersebut sudah ada
sejak pertengahan abad ke-19. Anggotanya dipilih diantara para pemegang saham
(shareholders) yang dipandang memiliki keahlian (kompetensi) dibidang akuntansi dan
auditing. Tujuannya sebagai mediator antara para pemegang saham, manajemen serta pihak
eksternal perusahaan. The Promotion of Non-Executive Directors (Pro-ned) goup (1982)
telah memperbaiki code of practice.
3. Komite Audit di Kanada
Komite audit pertama kali diperkenalkan oleh Pemerintah Kanada pada tahun 1965. The
Canada Business Corporation Act telah melakukan amandemen pada tahun 1975.
Menurut ketentuan ini semua perusahaan publik harus memiliki komite audit yang mereview
laporan keuangan tahunan sebelum disampaikan pada Board of Director.

3
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2000. Peran dan Fungsi Komisaris Independen dan Komite Audit. Makalah
Seminar Konvensi Nasional Akuntansi IV, Jakarta.

Eddie M. Gunadi & Toto J. Alamsyah. 2000. Direktur Kepatuhan : Gantikan Fungsi Dewan
Audit, Media Akuntansi, No.5 Tahun I.

Effendi, M. Arief. 2001. Persepsi Dewan Komisaris & Direksi Badan Usaha Milik Negara
terhadap pembentukan Komite Audit. Thesis, Program Magister Akuntansi (MAKSI),
Universitas Indonesia.

Herwidayatmo. 2000. Peran dan Fungsi Komisaris Independen dan Komite Audit.
Simposium Nasional Akuntansi II dan Konvensi Nasional Akuntansi IV, Jakarta.

Kalbers, Lawrence P. & Forgathy, Timothy J. 1993. Audit Committee Effectiveness : An


Empirical Investigation of the Contribution of Power, Auditing A Journal of Practice
& Theory.Vol. 12, No. 1, Spring.

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Nomor : KEP-102/M-PBUMN/2002


tanggal 31 Juli 2002 tentang pembentukan komite audit bagi BUMN.

Sutojo, Siswanto dan Aldridge, E John. 2008. Good Corporate governance. Jakarta : PT.
Damar Mulia Pustaka

The Institute of Internal Auditors Research Foundation : Improving Audit Committee


Performance : What Works Best, A Research Report prepared by Price Waterhouse,
First printing, 1993.

4
Utama, Marta. 2004. Komite Audit, Good Corporate Governance Dan Pengungkapan
Informasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 1 pp. 61 – 79.

Anda mungkin juga menyukai