Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PROBLEM IDENTIFICATION & CRITICAL APPRAISAL

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal dialami oleh

seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang hidup di

dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Rsud & Surakarta, 2015 dalam

Heryani 2016).

Menurut Kemenkes RI (2013, dalam Rini 2018) menyatakan masa

nifas merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun banyinya. Badan

Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa persalinan dengan bedah caesar

adalah sekitar 10–15% dari semua proses persalinan di negara berkembang.

Bahkan, prosentase melahirkan sectio caesarea di rumah sakit swasta pada

tahun 2004 rata-rata 20 % dan persalinan normal 80%. Sementara, menurut

laporan kedokteran terbaru di tahun 2005 naik lagi menjadi 26,3% dan 27,5%

di tahun 2006.

Persalinan dengan Sectio caesarea terus meningkat diseluruh dunia,

khususnya di negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi, serta telah

menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama dan kontroversial

(Torloni, et all, 2014). Di Indonesia jumlah persalinan sectio caesarea

mengalami peningkatan pada tahun 2005 sebanyak 8% dari seluruh

persalinan, tahun 2006 sebanyak 15% dan tahun 2007 sebanyak 21 %. Sectio

caesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi medis tertentu sebagai

tindakan mengakhiri kehamilan dengan komplikasi (Marfuah, 2012 dalam

Nurfitriani 2017).

1
Sectio caesarea umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal

melalui vagina tidak memungkinkan karena beresiko kepada komplikasi

medis lainnya (Purwoastuti, 2015 dalam Nurfitriani 2017). Sectio Caesarea

dilakukan atas kondisi medis yang meliputi adanya perdarahan pervaginam,

distosia jaringan lunak, penyakit yang menyertai ibu dan menyulitkan

(penyakit jantung, paru, hipertensi) dan indikasi fetus meliputi : prolapsus tali

pusat, insufisiensi plasenta, asidosis fetus, persalinan berlarut dan perdarahan

fetus (Solikhah, 2011 dalam Nurfitriani 2017). Hingga saat ini pembedahan

menjadi lebih aman bagi ibu, tetapi juga jumlah bayi yang cidera akibat

partus lama dan pembedahan traumatik vagina menjadi berkurang. Disamping

itu, perhatian terhadap kualitas kehidupan dan pengembangan intelektual

pada bayi telah memperluas indikasi sectio caesarea (Forte R, 2010 dalam

Nurfitriani 2017).

Tindakan operasi sectio caesarea menyebabkan nyeri dan

mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya

pembedahan. Nyeri tersebut akan menimbulkan berbagai masalah, salah

satunya masalah laktasi. Menurut Julianti, 2014 bahwa 68% ibu post sectio

caesarea mengalami kesulitan dengan perawatan bayi, bergerak naik turun

dari tempat tidur dan mengatur posisi yang nyaman selama menyusui akibat

adanya nyeri. Rasa nyeri tersebut akan menyebabkan pasien menunda

pemberian ASI sejak awal pada bayinya (Aminah, 2011 dalam Rini 2018).

Penanganan yang sering digunakan untuk menurunkan nyeri post

sectio caesarea biasanya menggunakan analgesic. Namun demikian

pemberian farmakologi tidak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

2
klien sendiri untuk mengontrol nyerinya. Sehingga dibutuhkan kombinasi

farmakologi untuk mengontrol nyeri dengan non farmakologi agar sensasi

nyeri dapat berkurang serta masa pemulihan tidak memanjang. Metode non

farmakologi tersebut diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang

berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Yuliatun, 2008 dalam Rini

2018).

Secara non farmakologi menggunakan teknik pijat kaki tangan,

relaksasi nafas, hidroterapi, konseling, dan lainya. Teknik relaksasi dan pijat

tangan kaki merupakan terapi nonfarmakologi terbukti mampu menurunkan

skala nyeri pasien post SC (Yang CL, et al., 2012 dalam Yuniwati 2019).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka kami tertarik untuk

melakukan teknik hand and foot massage pada pasien post operasi sectio

caesarea untuk mengurangi intensitas nyerinya di Ruang Dahlia RSD dr.

Soebandi Jember.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan evidence based practice ini adalah mengetahui adanya pengaruh

hand and foot massage pada pasien post operasi sectio caesarea untuk

mengurangi intensitas nyerinya di Ruang Dahlia RSD dr. Soebandi

Jember.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui adanya pengaruh hand and foot massage pada pasien post

operasi sectio caesarea untuk mengurangi intensitas nyerinya di

Ruang Dahlia RSD dr. Soebandi Jember.

3
b. Mengetahui perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

dilakukan intervensi hand and foot massage pada pasien post operasi

sectio caesarea.

C. Clinical Problem

Nyeri pada post SC sensitasi perifer berasal dari robeknya lapisan kulit

dan jaringan di bawahnya akibat pembedahan Bersamaan dengan seseorang

menyadari adanya nyeri, maka reaksi kompleks mulai terjadi. Faktor-faktor

psikologis dan kognitif berinteraksi dengan neurofisiologi dalam

mempersepsikan rasa nyeri. Salah satu terapi non farmakologi untuk

mengurangi nyeri post SC adalah dengan hand and foot massage.

D. Clinical Question (PICOT)

1. Population : Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 51 responden

berpartisipasi dalam penelitian ini. Kemudian mereka dibagi menjadi tiga

intervensi kelompok, masing-masing kelompok sebanyak 17

responden. Grup A (pijat tangan), B (pijat kaki), dan C (pijat tangan dan

kaki). Sedangkan problem/populasi di RSD dr. Soebandi Ruang Dahlia

yaitu ibu post partum post sc. Populasi terbanyak pada ibu post partum per

tanggal 12 Oktober 2019 sebanyak 11 orang. Dengan perhitungan

presentasi BOR:

jumlah hunian
BOR = x 100%
jumlah tempat tidur
11
BOR = x 100%
11
BOR = 100%

4
2. Intervention : Dalam penelitian ini melihat pengaruh semua kelompok

intervensi akan dilakukan pada hari yang berbeda. Asisten penelitian

pertama ditugaskan tugas intervensi pijat tangan, sedangkan asisten kedua

bertanggung jawab atas intervensi pijat kaki . Setelah responden cukup,

diikuti oleh intervensi ketiga, yaitu pijat tangan dan kaki. Durasi pijat

dalam kelompok A dan B adalah 10-15 menit dan kelompok C adalah 15-

20 menit. Sesuai dengan acuan jurnal, melakukan hand and foot massage

di Ruang Dahlia RSD. dr. Soebandi Jember.

3. Comparisson : Dalam jurnal utama the effectiveness of hand massage,

foot massage and combination on pain intensity of post section caesarea.

pembanding intervensi ini adalah dengan intensitas nyeri sebelum

intervensi dalam tiga kelompok ditemukan bahwa 51 responden (100%)

mengeluhkan nyeri hebat yang terkontrol dengan skala rata-rata di nomor

8, di mana rentang skala nyeri berat terkontrol adalah 7-9. Intensitas nyeri

pada intervensi posttest (setelah) pada tiga kelompok sebagian besar

adalah nyeri sedang dengan mengurangi rasa sakit rata-rata adalah 2 skala

yang menjadi 6. Pada kelompok pijat tangan , 13 orang (25,5%)

mengalami penurunan intensitas nyeri setelah intervensi, dengan skala

nyeri rata-rata berubah menjadi nyeri sedang (4 - 6). Pada kelompok pijat

kaki, 11 orang (21,6%) mengalami penurunan Intensitas nyeri setelah

intervensi dan kelompok pijat tangan dan kaki , 12 orang (23,5%) juga

mengalami penurunan intensitas nyeri setelah intervensi dengan skala

nyeri 4-6 (nyeri sedang). Sama seperti acuan dari jurnal kami yaitu,

5
pembanding intervensi ini adalah dengan intensitas nyeri sebelum

intervensi

4. Outcomes : Hasil dari penelitian ini nantinya, diharapkan dapat

mengurangi skala nyeri ibu post partum post sc di Ruang Dahlia RSD. dr.

Soebandi Jember. Sedangkan dari hasil uji statistik diperoleh p -nilai 0,006

pada kelompok pijat tangan, 0,026 pada kelompok pijat kaki dan 0,026

dalam kombinasi atau kelompok pijatan tangan dan kaki, berarti pada

alpha 5% dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan intensitas nyeri dalam

tiga intervensi. Analisis lebih lanjut membuktikan bahwa ada perbedaan

yang signifikan dalam kelompok intervensi pijat tangan, pijat kaki dan

juga kombinasi atau kelompok pijat tangan dan kaki. Semua kelompok

intervensi akan dilakukan pada hari yang berbeda. Asisten penelitian

pertama ditugaskan tugas intervensi pijat tangan, sedangkan asisten kedua

bertanggung jawab atas intervensi pijat kaki . Setelah responden cukup,

diikuti oleh intervensi ketiga, yaitu pijat tangan dan kaki. Durasi pijat

dalam kelompok A dan B adalah 10-15 menit dan kelompok C adalah 15-

20 menit.

5. Times : Penelitian ini tidak mencantumkan waktu dari penelitian, Durasi

pijat dalam kelompok A dan B adalah 10-15 menit dan kelompok C adalah

15-20 menit. Tempat dan waktu dalam penelitian ini adalah RSD dr.

Soebandi Ruang Dahlia, dilakukan selama kurang lebih 2 minggu ke

depan untuk melihat apakah ada penurunan intensitas nyeri ibu post sc di

RSD dr. Soebandi Ruang Dahlia

6
E. Type Of Question

1. Apakah tujuan dari penelitian pada jurnal diatas?


Jawab: Menyelidiki efektivitas tangan, kaki dan kombinasional pada
intensitas nyeri pada pasien pasca sectio caesareadi pringsewu rumah sakit
umum, lampung.
2. Apakah jenis penelitian yang digunakan pada jurnal di atas?
Jawab: Jenis penelitian ini adalah Quasy Experiment, kelompok kontrol.
desain pretest-postest non-acak.terdiri dari 17 responden di masing-masing
kelompok.
3. Bagaimana level of evidence dari desain penelitian?
Jawab: Termasuk dalam level of evidence IIA, dalam penelitian ini,
menggunakan teknik quasi-eksperimen non-randomized
4. Bagaimana pemilihan sampel dalam penelitian tersebut?
Jawab: 51 responden sebagai participan dalam penelitian ini. Kemudian
mereka dibagi menjadi intervensi tiga kelompok, masing-masing
kelompok sebanyak 17 responden. Kelompok A (pijat tangan), B (pijat
kaki) dan C (tangan dan pijat kaki).
5. Siapa yang menjadi sasaran pada intervensi pada jurnal diatas?
Jawab: pada pasien pasca sectio caesarea di Pringsewu Rumah Sakit
Umum, Lampung.
6. Dalam bentuk apa hasil penelitian disajikan?
Jawab: Dalam bentuk uraian dan tabel.
7. Apakah hasil penelitian dapat diimplementasikan di keperawatan?
Jawab: Ya.
8. Apakah daftar pustaka yang digunakan up to date?
Jawab: Ya.
9. Apakah daftar pustaka yang digunakan sesuai?
Jawab: Ya.
10. Apakah daftar pustaka yang digunakan dari sumber yang terpercaya?
Jawab: Ya.

7
F. Search Strategy

Kata kunci yang sudah disusun dengan menggunakan picot digunakan

untuk memulai pencarian bukti terbaik. Bukti terbaik adalah dilihat dari tipe

dan tingkatan penelitian. Tingkatan penelitian yang bisa dijadikan evidence

atau bukti terbaik adalah metaanalysis dan systematic riview. Systematic

riview adalah ringkasan hasil dari banyak penelitian yang memakai metode

kuantitatif. Sedangkan meta-analysis adalah ringkasan dari banyak penelitian

yang menampilkan dampak dari intervensi dari berbagai studi.

1. Pokok Bahasan
a. Step by step menelusiru informasi
b. Stategi penelusuran informasi
c. Mengenal laman eResources
d. Metode pencarian
e. Evaluasi sumber informasi
2. Step by step menelusuri informasi
a. Mengidentifikasi kebutuhan
b. Menentukan kata kunci
c. Stategi penulususran informasi
d. Evaluasi sumber informasi
3. Stategi penelusuran informasi
a. Pencarian melalui kata kunci (keyword
search),judul,pengarang,penerbit, dsb.
b. Boolean operators (penggunaan AND,OR,NOT
c. Phrase search (penggunaan tanda”…….”)
d. Truncation,pemotongan kata atau penggunaan akar kata (penggunaan
tanda …*,….?)
4. Mengenal laman penyedia eResources
a. eResources langganan
b. http://e-resources.perpusnas.go.id/
c. Google (https://scholar.google.co.id/)

8
d. Respository perguruan tinggi (http;//repository.ipb.ac.id/browse)
e. Elsevier (https://www.elsevier.com/about/open-science/open-
access/open-access-journals)
5. Metode pencarian
a. Simple search
b. Advance search
c. Browse
6. Evaluasi sumber informasi
a. Otoritas alamat web (.edu,.ac,.gov.,.org)
b. Otoritas pengarang atau penerbit (about us, background, alamat email
,cari nama melalui kamus biografi atau search engine)
7. Kualitas informasi
a. Ada copyright
b. Terdapat dalam jurnal ilmiah

G. Critical Appraisal Of Primary Study

POINT
CRITICAL HASIL KRITISI
CRITICAL YA TIDAK
APPRAISAL JURNAL
APPRAISAL
Apakah peneliti Pada jurnal ini, peneliti
mencantumkan sudah menampilkan
ABSTRAK √
abstrak di dalam abstrak di halaman
jurnal? pertama, di dalam

9
abstrak sudah
tercantum:
1. Latar belakang,
yaitu masalah
beberaba ibu yang
mengalami rasa
sakit pasca sectio
caesarea dan takut
untuk melakukan
banyak kegiatan.
2. Tujuan, yaitu
menyelidiki
efektivitas tangan,
kaki dan
kombinasional
pada intensitas
nyeri pada pasien
pasca sectio
caesareadi
pringsewu rumah
sakit umum,
lampung.
3. Metode, yaitu
menggunakan
desain kuasi-
eksperimental
dengan kelompok
kontrol. Desain
pretest-postest non-
acak.terdiri dari 17
responden di
masing-masing

10
kelompok.
4. Hasil penelitian,
ada beberapa yang
signifikan dalam
intensitas nyeri
sebelum dan
sesudah dengan p-
value 0,0005.
Berarti perbedaan
pijat tangan 1058,
pijat kaki 0,882,
dan kombinasi
tangan dan kaki
pijat -0,882.
5. Kesimpulan, hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa pijat tangan
lebih efektif dalam
mengurangi
intensitas nyeri.
Apakah tujuan √ Pada jurnal ini peneliti
penelitian sudah menyebutkan
disebutkan? tujuan penelitiannya
yaitu menyelidiki
efektivitas tangan, kaki
dan kombinasional pada
intensitas nyeri pada
pasien pasca sectio
caesareadi pringsewu
rumah sakit umum,
lampung.

11
Apakah judul √ Kata yang ada di dalam
memenuhi kaidah judul jurnal ini belum
penulisan judul? sesuai dengan
persyaratan penulisan
judul, yaitu berjumlah
16 kata, dimana judul
penelitian ini setidaknya
menggunakan 23 kata.
JUDUL Apakah penulisan √ Penulisan jurnal ini
judul tidak mengunakan tanda
menggunakan hubung (-), dengan
tanda baca (?) (!) judul,The Effectiveness
atau tanda hubung Of Hand Massage, Foot
(-) ? Massage And
Combination On Pain
Intensity Of Post Sectio
Caesarea.
Apakah nama √ Pada jurnal ini nama
penulis penulis dicantumkan
dicantumkan? tepat di bawah judul
peneliti. Sehingga
jurnal ini dapat
dipertanggungjawabkan
dan merupakan hak
PENULIS paten bahwa Eva
Yunitasari merupakan
peneliti dari jurnal ini.
Namun Eva Yunitasari
tidak sendiri, ia bertim
dengan Irna Nursanti &
Giri Widakdo.
Apakah asal √ Asal institusi penulis

12
institusi penulis sudah dicantumkan
dicantumkan? sehingga pembaca
mengerti asal penulis
dan jurnal dapat
dianggap valid. Eva
yunitasari berasal dari
Fakultas Ilmu
Keperawatan,
Universitas
Muhammadiyah
Jakarta, Indonesia.
Sedangkan Irna
Nursanti & Giri
Widakdo berasal Dosen
Fakultas Keperawatan,
Universitas
Muhammadiyah
Jakarta, Indonesia.
Apakah asal √ Asal institusi penulis
institusi penulis sesuai dengan topik
sesuai dengan topik penelitian karena asal
penelitian? instusi dan topik
penelitian merupakan
bidang kesehatan.
Apakah bidang √ Bidang ilmu peneliti
ilmu peneliti sesuai sesuai dengan judul
dengan judul risetnya sehingga dalam
penelitian? penelitian tidak terjadi
BIDANG ILMU
banyak bias karena
bidang ilmu peneliti
yaitu kesehatan sesuai
dengan judul

13
penelitiannya.
Apakah peneliti √ Pada jurnal ini peneliti
mencantumkan mencantumkan literatur
literatur review review, penelitian ini
dalam dapat menunjukkan
penelitiannya? bahwa metode yang
akan dilakukan relevant
LITERATUR
terhadap penelitian ini,
REVIEW
menunjukkan adanya
kesenjangan dan
menghindari kesalahan-
kesalahan yang pernah
dilakukan oleh peneliti
lain.
Apakah peneliti √ Di dalam jurnal peneliti
menampilkan tidak menampilkan
kerangka konsep kerangka konsep namun
KERANGKA
dalam peneliti menampilkan
KONSEP
penelitiannya? Tabel karakteristik dari
paseian post sectio
caesarea.
Apakah peneliti √ Di dalam jurnal peneliti
mencantumkan tidak menampilkan
definisi operasional definisi operasional di
pada penelitiannya,
penelitiannya? seharusnya peneliti
DEFINISI
menampilkan definisi
OPERASIONAL
operasional pada
penelitiannya agar
pembaca atau peneneliti
selanjutnya dapat lebih
memahami dan bisa

14
melanjutkan pada
penelitian berikutnya.
Apakah desain √ Peneliti menggunakan
penelitian sesuai desain kuasi-
dengan model eksperimental dengan
penelitian? kelompok kontrol.
Desain pretest-postest
non-acak. terdiri dari 17
responden di masing-
masing kelompok.
Apakah sesuai √ Termasuk dalam level
𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 𝑜𝑓 𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒 of evidence IIA, dalam
(fakta) dari desain penelitian ini,
penelitian? menggunakan teknik
METODE quasi-eksperimen non-
PENELITIAN randomized. Desain
penelitian yang
digunakan oleh peneliti
tentang bagaimana cara
peneliti
mengaplikasikan
dilapangan terkait
pengambilan data sudah
sesuai.
Apakah sesuai √ Peneliti
pemilihan sampel mengaplikasikan
dalam penelitian kepada 51 responden.
tersebut?
ANALISA DATA Apakah peneliti √ Analisa data pada
menggunakan penelitian ini sudah
analisa data yang sesuai dengan jenis
tepat atau tidak? penelitian eksperiment

15
karenan peneliti
menggunakan uji t-test
untuk melihat adakah
Efektivitas variabel x
terhadap variabel y.
Apakah peneliti √ Jurnal ini
mencantumkan mencantumkan jenis uji
jenis uji statistik statistik, menggunkaan
yang digunakan? computerized
HASIL Dalam bentuk apa √ Peneliti menyajikan
PENELITIAN hasil peneliti hasil penelitian dengan
disajikan? bentuk uraian, dan tabel
tidak ada gambar pada
jurnal ini.
Apakah hasil √ Hasil penelitian pada
penelitian jurnal ini disajikan
disajikan? peneliti dapat
menunjukkan skor
terendah dan tertinggi
sehingga dapat
menunjukkan seberapa
pengaruh terapi yang
dilakukan oleh
penelitian ini.
Apakah ada √ Seharusnya pada jurnal
rekomendasi ini mencantumkan
khusus terkait hasil rekomendasi khusus
penelitian? yang terkait hasil
penelitian misalnya
berhubungan dengan
penelitian ini di
rekomendasikan pada

16
pelayanan kesehatan.
DAFTAR Apakah daftar √ Pada penelitian ini
PUSTAKA pustaka yang terdapat 72 daftar
digunakan up to pustaka yang terdiri dari
date? jurnal, artikel dan buku.
Apakah daftar √ Dafta pustaka dalam
pustaka yang penelitian ini sudah
digunakan sesuai? sesuai dengan isi pada
pembahasan maupun
pendahuluan.
Apakah daftar √ Daftar pustaka yang
pustaka yang digunakan yaitu sudah
digunakan dari terpercaya, yaitu
sumber yang menggunakanjurnal
terpercaya? yang sesuai dengan
bidang ilmunya.
KESIMPULAN √ Kesimpulan pada
penelitian ini
dilampirkan oleh
peneliti dan penyusunan
kalimat dalam
kesimpulan belum
sesuai dengan aturan
penulisan yaitu dimulai
dari penjabaran data
responden yang
mendukung penelitian
serta menjabarkan hasil
penelitian.
SARAN √ Jurnal ini tidak
melampirkan saran,
seharusnya dalam jurnal

17
ini melampirkan saran
karena saran berkaitan
dengan pendapat
seorang peneliti yang
berkaitan dengan
pemecahan masalah
yang menjadi objek
penelitian ataupun
kemungkinan penelitian
lanjutan. Namun
peneliti sudah
menyampaikan
kekurangannya dan apa
yang harus dilakukan
untuk peneletian
selanjutnya. Saran juga
dapat ditujukan kepada
instansi kesehatan,
responden, keluarga,
tenaga kesehatan, serta
peneliti selanjutnya bisa
di ikut sertakan.

18
BAB II

CRITICAL REVIEW OF LITERATURE

A. Resume Jurnal

Penelitian ini dilakukan karena ada beberapa ibu yang mengalami rasa

sakit caesarea pasca sectio dan takut untuk melakukan beberapa kegiatan di

hari ketiga pasca hari caesar. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa salah

satu terapi non-farmakologi adalah untuk melepaskan rasa sakit kegiatan di

hari ketiga pasca hari caesar. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa salah

satu terapi non-farmakologi adalah untuk melepaskan rasa sakit kegiatan di

hari ketiga pasca hari caesar. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa salah

satu terapi non-farmakologi adalah untuk melepaskan rasa sakit dengan

menggunakan tangan dan pijat kaki. Penelitian ini bertujuan untuk

menyelidiki efektivitas tangan, kaki dan kombinasional pada intensitas nyeri

pada pasien caesarea pasca sectio di Pringsewu rumah sakit umum,

Lampung.

1. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuasi-

eksperimental dengan non-randomized control dengan kelompok pretest

posttest design. 51 responden sebagai participan dalam penelitian ini.

Kemudian mereka dibagi menjadi intervensi tiga kelompok, masing-

masing kelompok sebanyak 17 responden. Kelompok A (pijat tangan), B

(pijat kaki) dan C (tangan dan pijat kaki).

Semua kelompok intervensi akan dilakukan pada hari yang berbeda.

Penelitian pertama adalah menetapkan tugas intervensi pijat tangan,

19
sedangkan yang kedua bertanggung jawab untuk intervensi pijat kaki.

Setelah responden cukup, hal ini diikuti oleh intervensi yang ketiga, yaitu

tangan, dan pijat kaki. Itu durasi pijat di kelompok A dan B adalah 10-15

menit dan kelompok C adalah 15- 20 menit.

Berdasarkan tabel 2 intensitas nyeri sebelum intervensi dalam tiga

kelompok ditemukan bahwa 51 responden (100%) mengeluh sakit parah

dikendalikan dengan skala di nomor 8, di mana kisaran dikendalikan skala

nyeri yang parah adalah 7-9. Intensitas nyeri pada posttest, intervensi

dalam tiga kelompok itu sebagian besar intensitas nyeri dengan rata-rata

mengurangi rasa sakit adalah 2 skala yang menjadi 6.

Pada kelompok pijat tangan (25,5%) intensitas nyeri 13 orang mengalami

berkurangnya nyeri setelah intervensi, dengan rata-rata perubahan skala

nyeri dengan nyeri sedang (4 - 6). Pada kelompok pijat kaki, 11 orang

(21,6%) intensitas nyeri berkurang setelah intervensi. Kelompok pijat

tangan dan pijat kaki 12 orang (23,5%) juga mengalami penurunan

intensitas nyeri setelah intervensi dengan 4 - 6 nyeri scale (nyeri sedang).

20
2. Diskusi

Hasil analisis pada kelompok A menunjukkan bahwa ada pengaruh pijat

tangan pada nyeri intensitas nyeri sebelumnya dan setelah intervensi. Hal

ini dibuktikan dengan skala nyeri responden dari kontrol menyebabkan

skala nyeri untuk skala menengah, dengan penurunan rata-rata dalam dua

rasa sakit timbangan. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

memberikan stimulasi di bawah jaringan kulit dengan sentuhan lembut dan

tekanan dapat mengalihkan rasa sakit yang dirasakan. Dimana impuls

berasal dari pelepasan beberapa mediator nyeri yang menyebabkan pe

sensitisasi ripheral. Selain itu, stimulus berakhir melalui impuls.

3. Batasan Penelitian

a. Seorang peneliti tidak dapat mengendalikan faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi nyeri di pasca Sectio caesarea ibu seperti

dukungan mempengaruhi nyeri di pasca Sectio caesarea ibu seperti

dukungan mempengaruhi nyeri di pasca Sectio caesarea ibu seperti

dukungan sistem, sosial budaya, kecemasan.

b. Sumber-sumber yang terbatas atau buku yang menjelaskan tangan dan

pijat kaki, sehingga peneliti hanya menggunakan beberapa journals

sebagai materi referensi.

21
c. Teknik sampling yang digunakan tidak hanya menggunakan purposive

sampling namun para peneliti juga menggunakan purposive sampling

namun para peneliti juga menggunakan kebetulan teknik sampling

karena terbatasnya jumlah pasien selama teknik sampling karena

terbatasnya jumlah pasien selama studi.

d. Ada beberapa ibu-ibu caesarea pasca sectio pada hari kedua dan ketiga

menjadi responden. Pasca sectio caesarea pada hari kedua dan ketiga

menjadi responden.

4. Kesimpulan

a. Mayoritas responden berusia antara 20-34 tahun, Islam, tingkat

pendidikan SMA, tidak ada pekerjaan dan paritas status primipara.

b. Hasil penelitian pada kelompok intervensi menunjukkan perbedaan

intensitas nyeri sebelum dan belakang yang intervensi tangan pijat,

pijat kaki dan tangan dan pijat kaki.

c. Pijat tangan lebih efektif dalam mengurangi rasa sakit di ketegangan

di pasca sectio caesarea pasien dibandingkan dengan dua lainnya

ketegangan di pasca sectio caesarea pasien dibandingkan dengan dua

lainnya ketegangan di caesarea pasca sectio pasien dibandingkan

dengan dua lainnya kelompok, yang dibuktikan dengan hasil p =

0,006 dan perbedaan rata-rata 1,059. p = 0,006 dan perbedaan rata-rata

1,059.

5. Prosedur Pijat Kaki dan Tangan menurut Degirmen (2010):

a. Prosedur kaki dan pijat tangan. Prosedur kaki dan pijat tangan dipilih

untuk penelitian, dan perawat bisa oleskan pijatan tanpa

22
membutuhkan peralatan khusus, yang meliputi petrissage, kneading,

dan gesekan yang diterapkan tangan dan kaki pasien dengan pijatan

klasik teknik. Petrissage adalah gerakan dari bola jari dan jempol

untuk memberikan tekanan langsung secara lambat dan mode

berirama ke jaringan lunak yang mendasari kulit kaki dan tangan.

Menguleni sangat mirip dalam tindakan untuk meremas dan biasanya

mengikuti secara berurutan. Kompresi pada otot dicapai dengan

mengubah arah di mana tangan diremas. Gesekan hanya digunakan

pada area kecil dan diterapkan dengan menekan dengan lingkaran

kecil gerakan menggunakan bantalan tangan atau jari. Kapan

mengompresi dan mengendurkan jaringan otot, darah dan sirkulasi

getah bening meningkat, yang menghilangkan asam laktat antara serat

otot dan mengurangi kelelahan dan stres. Menguleni juga memiliki

efek pengencangan ringan pada otot, memperbaiki kondisi otot.

b. Langkah pijat. Pasien diberikan kenyamanan dan posisi yang tidak

dibatasi dan diminta untuk menghindari berbicara selama intervensi

kecuali diperlukan. Itu pijat diterapkan pada semua pasien oleh satu

peneliti, siapa penulis pertama, untuk keandalan data. Itu penyelidik

telah diberikan pelatihan teori dan praktis oleh seorang fisioterapis

dari Rumah Sakit Universitas Osmangazi, Eskisehir sebelum

penelitian. Pijat tangan diterapkan masing-masing tangan selama 5

menit menghindari kateter intravena yang dimasukkan. Mengikuti

pijatan tangan, milik pasien kaki diangkat dengan menopangnya

dengan bantal. Satu-satunya tersebar dan digosok oleh jari-jari

23
penyelidik. Itu ibu jari digunakan untuk membuat lingkaran di seluruh

telapak kaki. Buku-buku jari satu tangan membelai telapak kaki

dengan naik turun gerakan. Tumit dan pergelangan kaki diremas ibu

jari dan telunjuk penyidik. Dukungan bantal telah dihapus untuk

menyelesaikan pijatan (Wang & Keck, 2004). Intensitas nyeri dan

temuan vital pasien adalah diukur dan direkam setelah pijatan pada

kedua kelompok. Itu pengukuran diulangi dan dicatat 60 menit setelah

intervensi untuk menentukan durasi efisiensi. Sembilan puluh menit

setelah intervensi, intensitas nyeri dan temuan vital diukur untuk

terakhir kalinya dan dicatat. Pasien dalam kelompok kontrol tidak

dimasukkan dalam intervensi pijat.

c. Monitoring. Nyeri pasca operasi dan temuan vital (respirasi, sistolic,

dan tekanan darah dan nadi diastolik) dicatat sebagai serta dosis dan

frekuensi pengobatan analgesik sebelumnya dan setelah pijat dalam

bentuk pemantauan.

d. Evaluasi data. Analisis data dievaluasi menggunakan SPSS 11.0

perangkat lunak. Data sosiodemografi pasien adalah dianalisis dengan

rasio persentase dan uji chi-square untuk setiap kelompok. Perbedaan

antara skor intensitas nyeri diukur tepat sebelum 60 dan 90 menit

setelah intervensi dievaluasi dengan analisis uji varians. Skor

intensitas nyeri postmassage dari kedua kelompok dibandingkan

dengan independent Samples Test (uji t). Itu perbedaan antara

pengukuran intensitas nyeri kelompok kontrol diverifikasi dengan uji

t. Temuan vital dari pasien dalam semua kelompok diukur sebelum 60

24
dan 90 menit setelah intervensi dan diuji dengan satu arah analisis

varian. Temuan vital pasien pada kelompok intervensi diukur tepat

setelah intervensi diperiksa ulang menggunakan uji t dalam kelompok

independen. Uji perbedaan signifikan jujur dilakukan untuk lebih

lanjut analisis. Perbedaan antara pengukuran vital Temuan dari

kelompok kontrol dibandingkan dengan menggunakan uji t di

kelompok tergantung. Temuan vital dari kelompok intervensi diukur

tiga kali dengan interval tetap dan dievaluasi dengan analisis varian

dua arah. Tingkat signifikansi adalah ditetapkan pada p <0,05 untuk

analisis statistik.

e. Persetujuan etis untuk penelitian ini. Persetujuan komite etis untuk

penelitian diperoleh sebelum mengumpulkan data, dengan

menghubungi dan menerima persetujuan dari otoritas manajemen

yang tepat, kesehatan direktur rumah sakit yang terlibat dan Dewan

Etika di Universitas Eskisehir Osmangazi. Peserta adalah terjamin

kerahasiaan tanggapan mereka dan disediakan diinformasikan

persetujuan tertulis, dan mereka menandatangani dokumen

persetujuan peserta.

B. Teori Yang Mendukung

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nuriye Degirmen, PhD,

Nebahat Ozerdogan, PhD, Deniz Sayiner, PhD, Nedime Kosgeroglu, PhD,

dan Unal Ayranci, MD dengan judul “Effectiveness of foot and hand massage

in postcesarean pain control in a group of Turkish pregnant women” pada

tahun 2010 didapatkan hasil bahwa skor nyeri rata-rata pengukuran VRS

25
mirip dengan NRS. Itu intensitas nyeri dilaporkan meningkat pada kontrol

grup, sedangkan itu menunjukkan penurunan 1,28 poin di kelompok pijat

kaki dan tangan setelah pijat (premassage skor 3,48 ± 0,65, skor postmassage

2,20 ± 0,57). Skor intensitas nyeri dari mereka yang di pijat kaki kelompok

menurun rata - rata 1,08 poin setelah pijatan (premassage 3,52 ± 0,65,

postmassage 2,44 ± 0,58). Wang dan Keck (2004) mengevaluasi intensitas

nyeri berdasarkan pernyataan verbal pasien dan ditemukan tingkat intensitas

nyeri menurun dari 4,00 menjadi 1,88 setelahnya pijat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Morvarid Irani (MSc),

Masoumeh Kordi (MSc), Fatemeh Tara (MD), Hamid Reza Bahrami (MD),

dan Kievan Shariati Nejad (MSc) dengan judul “The Effect of Hand and Foot

Massage on Post-Cesarean Pain and Anxiety” pada tahun 2013 didapatkan

hasil bahwa secara keseluruhan, 86 wanita terdaftar dalam ini studi, enam di

antaranya dikeluarkan karena masalah seperti demam, kelahiran prematur dan

keengganan untuk melanjutkan partisipasi dalam belajar. Kemudian, para

peserta dibagi menjadi dua kelompok eksperimental dan kontrol, masing-

masing terdiri dari 40 pasien. Dengan membandingkan skor rata-rata rasa

sakit dan kecemasan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan uji Mann-

Whitney, menunjukkan bahwa rata-rata rasa sakit dan kecemasan pada kedua

kelompok tidak berbeda nyata sebelum intervensi (P> 0,05), sedangkan rerata

rasa sakit setelah intervensi secara signifikan berbeda (P <0,001). Menurut

temuan tes ANOVA dan Bonferroni yang diulang, skor rata-rata kecemasan

dan rasa sakit pada keduanya grup segera, 60 dan 90 menit setelah Intervensi

26
berbeda secara signifikan, yaitu, skor rata-rata rasa sakit dan kecemasan

berkurang setelahnya intervensi pijat (P <0,001).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cut Yuniwati dengan

judul “Efektifitas Teknik Relaksasi Pernapasan Dan Teknik Foot And Hand

Massage Pada Pasien Pasca Persalinan Sectio Caesarea (Sc) Di Rsud

Langsa, Aceh” tahun 2019 didapatkan hasil bahwa Hasil Uji Statistik

mengunakan Paired T-test didapatkan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

di lakukan rileksasi dan pijat tangan kaki sama sama dengan nilai P value

0,000. Hasil ini memberikan jawaban bahwa terdapat perbedaan signifikan.

Hasil Uji statistik mengunakan Uji Independen T-test didapatkan teknik Foot

and Hand Massage efektif mengurangi intensitas nyeri dengan nilai P value

0,000. Teknik Foot and Hand Massage lebih efektif dari pada teknik

relaksasi pernafasan untuk pengurangan intensitas nyeri post Sectio Caesarea

(SC).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Niven R. Basyouni, Isis

E. Gohar, dan Naglaa F. Zaied dengan judul “Effect of Foot Reflexology on

Post-Cesarean Pain” tahun 2018 didapatkan hasil bahwa Pijat refleksi setelah

operasi sesar kemungkinan memiliki penurunan intensitas post-sesar yang

luar biasa rasa sakit yang diukur dengan CPPRS. yaitu manifestasi perilaku

atau respons terhadap nyeri pasca sesar secara signifikan menurun pada

wanita setelah aplikasi. Oleh karena itu, pijat refleksi dapat menjadi efektif

secara independen intervensi keperawatan dan metode aman baru yang

bermanfaat yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pasca sesar

yang masuk gilirannya akan meningkatkan kualitas pengalaman pasca sesar

27
wanita. Dengan demikian, dapat didorong sebagai pendekatan non-medis

yang bermanfaat dalam praktik kebidanan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sussan Saatsaz, Rozita

Rezaei, Abbas Alipour dan Zahra Beheshti dengan judul “Massage as

adjuvant therapy in the management of post-cesarean pain and anxiety: A

randomized clinical trial” pada tahun 2016 didapatkan hasil bahwa

pengurangan signifikan diamati dalam intensitas nyeri segera dan 90 menit

setelahnya pijat (P <0,001). Apalagi perubahan dalam beberapa parameter

fisiologis, termasuk darah tingkat tekanan dan respirasi, signifikan setelah

dipijat (P <0,001); namun, perubahan ini tidak signifikan untuk denyut nadi.

Penurunan yang signifikan juga diamati pada tingkat kecemasan (P <0,001)

dan peningkatan yang signifikan dalam frekuensi menyusui (P <0,001)

setelah pijat.

C. Instrumen

Pada evidence practice kali ini kami menggunakan NRS (Number

Rating Scale), penggunaan skala nilai numerik: Sudah pasien menunjuk atau

menyatakan angka yang terbaik menunjukkan seberapa buruk miliknya atau

rasa sakitnya sekarang. Penilaian skala nilai numerik: Dokumentasikan nilai

numerik ditunjukkan oleh pasien. Evaluasi intensitas rasa sakit dari waktu ke

waktu menentukan efektivitas nyeri perawatan dan kebutuhan untuk

perubahan pengobatan (Used with permission of Keela Herr, PhD, RN, The

University of Iowa, College of Nursing, 2009).

Paling sering peringkat nyeri antara 1 dan 4 mengindikasikan nyeri

ringan, skor 5 atau 6 mengindikasikan nyeri sedang, dan peringkat 7 sampai

28
10 mengindikasikan nyeri hebat (Serlin et al., 1995). Kapan Perbedaan

ditemukan antara populasi nyeri, cutoff cenderung berbeda sehubunga dengan

peringkat yang mengindikasikan nyeri sedang; yaitu, peringkat 3 dan / atau 7

kadang-kadang dipandang sebagai nyeri sedang (Dihle et al., 2006; Jensen,

Smith, et al., 2001; Paul et al., 2005), meskipun dalam satu studi peringkat 6

dipandang sebagai sakit parah oleh peserta studi (Dihle et al., 2006).

Konsistensi sebagian besar ditemukan untuk nilai ekstrim dan menengah;

peringkat 1 atau 2 hampir selalu dianggap sakit ringan, peringkat 5 hampir

selalu dianggap sakit sedang, dan peringkat 8 hingga 10 hampir selalu

dianggap parah (Jensen, 2011). Sedangkan dalam klasifikasi nyeri di Indonesi

adalah sebagai berikut:

29

Anda mungkin juga menyukai