Anda di halaman 1dari 2

Code red adalah sistem pengaktifan petugas dalam menghadapi atau melakukan evakuasi pada

saat terjadi bencana internal di dalam rumah sakit. Tujuan pengaktifan sistem code red yaitu agar
manusia dan asset yang berharga di dalam rumah sakit dapat diamankan serta terhindar dari hal-
hal yang tidak diinginkan pada saat terjadi bencana. Selain code red, terdapat arti dari warna-
warna code lainnya antara lain code blue untuk kegawatan resusitasi, code yellow untuk
kedaruratan massal, code black untuk ancaman pembunuhan, code purple untuk evakuasi, code
grey untuk kehilangan, code pink untuk penculikan bayi dan code orange untuk ancaman bom.

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah memasang 87 titik papan code red di lingkungan rumah
sakit yang mencantumkan jadwal petugas sebagai penanggung jawab (PJ) Api, PJ Pasien, PJ
Aset dan PJ Dokumen. Petugas tersebut berfungsi sebagai pemberi komando upaya
penanggulangan dan evakuasi apabila terjadi bencana yang berdampak pada internal rumah sakit
karena kelalaian manusia atau kerusakan alat misalnya kebakaran, ledakan alat, kebocoran
radiasi, maupun penyebab bencana alam misalnya gempa, gunung meletus, banjir, tsunami,
angin topan dan lain-lain.

Dalam pengaktifannya, terdapat prosedur pengaktifan sistem code red di Rumah Sakit Dr.
Sardjito Yogyakarta antara lain:

1. Penanggung Jawab (PJ) Gedung melakukan pembagian jadwal petugas yang bertanggung
jawab sebagai PJ Api, PJ Pasien, PJ Aset, dan PJ Dokumen. Penjadwalan nama petugas
yang tercantum di papan Code Red harus selalu diperbarui setiap hari bahkan untuk di
tempat pelayanan pasien harus dilakukan perbaruan jadwal petugas di setiap hari kerja
sesuai dengan kehadiran nama petugas pada saat melaksanakan tugas.
2. Pada saat terjadi bencana petugas yang bertanggung jawab sebagai PJ Api memakai helm
berwarna Merah, PJ Pasien memakai helm berwarna Kuning, PJ Aset memakai helm
berwarna Biru, dan PJ Dokumen memakai helm berwarna Putih.
3. PJ Api, PJ Pasien, PJ Aset, dan PJ Dokumen memberikan komando kepada petugas
maupun orang-orang di sekitarnya dalam upaya penanggulangan dan evakuasi apabila
terjadi bencana yang berdampak pada internal rumah sakit.
4. PJ Api segera memberikan komando kepada petugas lain dalam mengatasi sumber
kebakaran secara dini dengan menggunakan APAR. Apabila tidak bisa mengatasi api,
segera menindaklanjuti dengan menghubungi pesawat 7777 dan berkoordinasi dengan
pihak terkait (Bagian Umum, IGD, UK3, IPSRS dan lain-lain) sesuai alur pelaporan.
5. PJ Gedung harus memutuskan untuk mengaktifkan sistem evakuasi baik terhadap
manusia maupun asset berharga yang ada di ruang tersebut apabila bencana dinyatakan
atau diperkirakan dapat menimbulkan kerugian lebih lanjut atau bencana tidak dapat
diatasi.
6. Apabila pada saat kejadian bencana PJ Gedung tidak berada di tempat kejadian maka PJ
Api yang bertugas mempunyai kewenangan sebagai pimpinan Tim Evakuasi.
7. PJ Pasien memberikan komando untuk melakukan pertolongan ketika terjadi darurat
medis pada saat bencana, sementara PJ Pasien yang bertugas di pelayanan pasien rawat
inap maka bertugas melakukan pengelompokan pasien berdasarkan klinis pasien sebagai
dasar prioritas evakuasi bila terjadi bencana. Pengelompokan pasien dibagi dalam 4
kelompok, yaitu pasien tidak stabil, memerlukan beberapa alat bantu medis dengan
diberikan penanda warna merah, pasien yang stabil, mobilitas terbatas diberikan penanda
dengan warna kuning, pasien yang mobilitas mandiri, tidak terpasang peralatan medis
diberikan penanda dengan warna hijau dan pasien yang kondisi tidak stabil dan harapan
hidup sudah sangat kecil diberikan penanda dengan warna ungu.
8. Petugas melakukan upaya evakuasi pasien yang menggunakan alat bantu transportasi
harus melewati jalan miring (ramp) yang ada di gedung bertingkat.
9. PJ Dokumen memberikan komando pada orang di sekitarnya untuk melakukan upaya
evakuasi dokumen sesuai prioritas dokumen warna merah kemudian kuning kemudian
hijau. Pengelompokan Dokumen dibagi dalam dokumen bersifat rahasia diberi label
merah, dokumen bersifat internal, berisiko ada tuntutan ganti rugi keuangan atau hukum
diberi label warna kuning dan dokumen bersifat publik dan tidak rahasia diberi label
hijau.
10. PJ Aset memberikan komando kepada orang di sekitarnya untuk melakukan upaya
evakuasi asset yang mampu untuk dievakuasi dengan berdasar prioritas, pemberian tanda
prioritas harus dilakukan sebelum terjadi bencana bekerjasama dengan PJ Logistik asset
dibagi dalam aset yang mudah meledak/terbakar diberi penanda warna merah, aset yang
berbahaya (mengandung radiasi, kontaminasi, dan limbah bahaya) diberi penanda warna
kuning, aset yang berhubungan dengan life saving (kegawat daruratan medis) diberi
penanda biru, aset yang memilik nilai investasi tinggi dan mampu untuk dibawa diberi
penanda hijau.

Anda mungkin juga menyukai