Anda di halaman 1dari 5

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM (EKM 439 CP2)

Tugas Ujian Tengah Semester: Kuis Materi RPS 6 & RPS 7

Dosen Pengampu:
Dr. Dra. Desak Ketut Sintaasih, M.Si

I Ketut Arya Adhiyasa 1707521082

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
GANJIL - 2019/2020
1. Jelaskan berbagai kondisi pembelajaran dalam program pelatihan agar peserta
memperoleh pengetahuan dan berbagai keterampilan dalam program pelatihan serta
menerapkan pengalaman belajar tersebut pada pekerjaannya!
Penjelasan:
Kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan
perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ia ditempatkan pada situasi tersebut.
Kondisi belajar dapat mempengaruhi keefektifan proses dan hasil belajar dari karyawan yang
mengikuti program pelatihan. Gagne membagi kondisi belajar atas dua, yaitu:
1. Kondisi internal (internal condition): Kemampuan yang telah ada pada diri individu
sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru. Kondisi internal ini dihasilkan oleh
seperangkat proses transformasi.
2. Kondisi eksternal (external condition) adalah situasi perangsang di luar diri si belajar.
Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk tiap kasus. Jenis
kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya
yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula.

Gagne (dalam Richey, 2000) menyatakan bahwa dibutuhkan kondisi belajar yang efektif untuk
berbagai jenis/kategori kemampuan belajar. Kondisi belajar dibagi atas lima kategori belajar
sebagai berikut:
a) Keterampilan intelektual (intellectual skill): Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar
yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali keterampilan-ketrampilan bawaan (yang
sebelumnya), pembimbingan dengan kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian
penerapan oleh karyawan dengan diberikan feedback dan pemberian review.
b) Informasi verbal (verbal information): Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali konteks dari informasi yang bermakna,
kinerja (performance) dari pengetahuan baru yang direkonstruksi dan feedback.
c) Strategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving): Untuk jenis belajar ini, kondisi
belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-aturan dan konsep-konsep
yang relevan, penyajian situasi masalah baru yang berhasil, pendemonstrasian solusi
oleh karyawan.
d) Sikap (attitude): Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali informasi dan ketrampilan intelektual yang relevan dengan
tindakan pribadi yang diharapkan, pembentukan atau pengingatan kembali model
manusia yang dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman langsung
yang berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati orang yang
dihormati.
e) Keterampilan motorik (Motor Skill): Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan atau
pengingatan kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatihan ketrampilan-
ketrampilan keseluruhan, serta terdapat feedback yang tepat.

Program pelatihan terdiri atas serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang. Program
pelatihan berusaha mengajarkan kepada para peserta bagaimana menunaikan aktivitas atau
pekerjaan tertentu. Keterampilan yang akan dilatih pada program pelatihan tergantung pada
jenis pekerjaannya. Sehingga diharapkan setelah mengikuti program pelatihan karyawan dapat
menerapkannya materi pelatihan secara nyata ke dalam pekerjaannya. Karakteristik
lingkungan kerja juga penting karena dapat mempengaruhi karyawan dalam keefektifan
penerapan pengalaman belajar tersebut pada pekerjaannya.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peralihan pelatihan (transfer of training)!


Penjelasan:
Tujuan akhir setiap program pelatihan adalah pembelajaran yang terjadi selama
pelatihan ditransfer kembali ke dalam pekerjaan. Transfer pelatihan (transfer of training)
adalah tingkat aplikasi pengetahuan, keahlian, kemampuan atau karakteristik lainnya yang
dipelajari dalam pelatihan terhadap pekerjaan (Simamora, 2004).

Menurut Baldwin & Ford (1988) dalam Foxon (1993), transfer pelatihan didefinisikan
sebagai aplikasi yang efektif dan berkelanjutan dalam konteks pekerjaan dari keterampilan dan
pengetahuan yang diperoleh dalam suatu pelatihan.

Menurut Broad & Newstrom (1996) dalam Wang (2001), transfer pelatihan adalah
aplikasi yang efektif dan berkelanjutan, oleh peserta pelatihan untuk pekerjaan mereka, dari
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan - baik di dalam maupun di luar
pekerjaan.

Menurut Craig ( 1999 ) terdapat tiga hasil transfer pelatihan ke tempat kerja, yaitu :
1) Positif, yaitu hasil pelatihan akan meningkatkan kinerja pekerjaan.
2) Negatif, yaitu hasil pelatihan akan menurunkan kinerja sebelumnya.
3) Netral, yaitu hasil penelitian tidak mempengaruhi kinerja perusahaan.

3. Jelaskan berbagai karakteristik lingkungkan kerja yang mendukung keberhasilan dalam


transfer of training!
Penjelasan:
Menurut Nitisemito (1994), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
diberikan. Satu pola pikir mengenai pengaruh lingkungan kerja pada transfer pelatihan adalah
akan mempengaruhi pemberian pelatihan secara keseluruhan. Berikut merupakan karakteristik
lingkungan kerja (Sumber: Noe et al, 2003):
1) Iklim Transfer
Iklim transfer mengacu kepada persepsi para peserta tentang keragaman
karakteristik lingkungan kerja yang memfasilitasi atau menghamabt aplikasi keahlian
atau perilaku yang dilatih. Menurut Noe (2002) beberapa penelitian menunjukkan iklim
positif untuk transfer berhubungan secara signifikan terhadap perubahan positif pada
perilaku adminisratif dan interpersonal para manajer/atasan setelah pelatihan.
2) Dukungan atasan
Dukungan atasan merujuk kepada intensitas atasan dalam menekankan arti
penting kehadiran di program pelatihan, menekankan aplikasi muatan pelatihan di
tempat kerja. Semakin kuat dukungan atasan, semakin besar kemungkinan terjadinya
transfer pelatihan.
Atasan dapat pula memfasilitasi transfer pelatihan melalui penggunaan action
plan. Action plan (rencana tindakan) adalah dokumen tertulis yang mencantumkan
tahap-tahap yang perlu dilalui oleh para peserta pelatihan dan atasan untuk memastikan
bahwa ditransfer ke pekerjaan.
3) Dukungan rekan kerja
Transfer pelatihan dapat pula ditingkatkan melalui pembentukan suatu jaringan
penunjang di antara para peserta. Jaringan penunjang adalah sebuah kelompok yang
terdiri atas dua atau lebih peserta pelatihan yang sepakat untuk bertemu dan membahas
kemajuan mereka dalam menggunakan kapabilitas yang dipelajariterhadap pekerjaan.
Mereka dapat saling berbagi pengalaman berharga dalam menerapkan isi pelatihan di
tempat kerjanya.
4) Dukungan teknologi
Dukungan teknologi dapat diterapka untuk meningkatkan transfer pelatihan
dengan memberikan kepada para peserta pelatihan sebuah sumber informasi elektronik
yang dapat mereka jadikan acuan ketika mereka berupaya untuk menerapkan keahlian
yang dipelajari terhadap pekerjaan mereka.
Selain itu, ketersediaan peralatan kerja yang memadai di tempat kerja juga
mendukung terjadinya transfer pelatihan. Peserta pelatihan tidak hanya dihadapkan
pada teori di kelas namun juga dapat mempraktikkan keahliannya dengan ditunjang
peralatan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai