Dosen Pengampu:
Dr. Dra. Desak Ketut Sintaasih, M.Si
Gagne (dalam Richey, 2000) menyatakan bahwa dibutuhkan kondisi belajar yang efektif untuk
berbagai jenis/kategori kemampuan belajar. Kondisi belajar dibagi atas lima kategori belajar
sebagai berikut:
a) Keterampilan intelektual (intellectual skill): Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar
yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali keterampilan-ketrampilan bawaan (yang
sebelumnya), pembimbingan dengan kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian
penerapan oleh karyawan dengan diberikan feedback dan pemberian review.
b) Informasi verbal (verbal information): Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali konteks dari informasi yang bermakna,
kinerja (performance) dari pengetahuan baru yang direkonstruksi dan feedback.
c) Strategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving): Untuk jenis belajar ini, kondisi
belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-aturan dan konsep-konsep
yang relevan, penyajian situasi masalah baru yang berhasil, pendemonstrasian solusi
oleh karyawan.
d) Sikap (attitude): Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali informasi dan ketrampilan intelektual yang relevan dengan
tindakan pribadi yang diharapkan, pembentukan atau pengingatan kembali model
manusia yang dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman langsung
yang berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati orang yang
dihormati.
e) Keterampilan motorik (Motor Skill): Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan atau
pengingatan kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatihan ketrampilan-
ketrampilan keseluruhan, serta terdapat feedback yang tepat.
Program pelatihan terdiri atas serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang. Program
pelatihan berusaha mengajarkan kepada para peserta bagaimana menunaikan aktivitas atau
pekerjaan tertentu. Keterampilan yang akan dilatih pada program pelatihan tergantung pada
jenis pekerjaannya. Sehingga diharapkan setelah mengikuti program pelatihan karyawan dapat
menerapkannya materi pelatihan secara nyata ke dalam pekerjaannya. Karakteristik
lingkungan kerja juga penting karena dapat mempengaruhi karyawan dalam keefektifan
penerapan pengalaman belajar tersebut pada pekerjaannya.
Menurut Baldwin & Ford (1988) dalam Foxon (1993), transfer pelatihan didefinisikan
sebagai aplikasi yang efektif dan berkelanjutan dalam konteks pekerjaan dari keterampilan dan
pengetahuan yang diperoleh dalam suatu pelatihan.
Menurut Broad & Newstrom (1996) dalam Wang (2001), transfer pelatihan adalah
aplikasi yang efektif dan berkelanjutan, oleh peserta pelatihan untuk pekerjaan mereka, dari
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan - baik di dalam maupun di luar
pekerjaan.
Menurut Craig ( 1999 ) terdapat tiga hasil transfer pelatihan ke tempat kerja, yaitu :
1) Positif, yaitu hasil pelatihan akan meningkatkan kinerja pekerjaan.
2) Negatif, yaitu hasil pelatihan akan menurunkan kinerja sebelumnya.
3) Netral, yaitu hasil penelitian tidak mempengaruhi kinerja perusahaan.