Anda di halaman 1dari 13

EFLORESENSI

Efloresensi atau “ruam” adalah kelainan kulit dan selaput lender yang dapat dilihat dengan
mata telanjang (secara objektif) dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan.

Efloresensi kulit dapat berubah pada berlangsungnya penyakit. Proses tersebut dapat
merupakan akibat yang lazim dalam perjalanan proses patologik. Kadang-kadang perubahan ini
dapat dipengaruhi keadaan dari luar, misalnya trauma garukan dan pengobatan yang diberikan,
sehingga gambaran klinis morfologik penyakit menyimpang dari biasa sehingga sulit dikenali.
Demi kepentingan diagnosis, penting sekali mencari kelainan yang pertama (efloresensi primer),
yang biasa khas pada penyakit tersebut.

Menurut terjadinya, efloresensi dibagi atas 2 jenis:

 Efloresensi primer (kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit):


 Makula
Makula merupakan lesi datar, secara jelas terlihat sebagai daerah dengan warna
yang berbeda dengan jaringan di sekitarnya atau membrane mukosa.
Contoh: Tinea vesikolor, morbus Hansen, melanoderma, leukoderma, purpura,
petekie, ekimosis.
Makula tidak dapat dipalpasi. Bentuknya bervariasi dan pinggirnya tidak jelas.
Makuloskuamosa merupakan suatu istilah baru untuk menggambarkan makula
yang tidak dapat dipalpasi, yang hanya dapat jelas terlihat setelah dibuat goresan
ringan.
 Papul
Penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip, berukuran diameter lebih kecil
dari 1/2 cm, dan berisikan zat padat. Bentuk papul dapat bermacam-macam,
misalnya setenga bola, contohnya pada eksem atau dermatitis, kerucut pada
keratosis folikularis, datar pada veruka plana juvenilis, datar dan berdasar
polygonal pada liken planus, berduri dapa veruka vulgaris, bertangkai pada fibroma
pendulans da nada veruka filiformis.
Warna papul dapat merah akibat peradangan, pucat, hiperkrom, putih atau seperti
kulit sekitarnya. Beberapa infiltral mempunyai warna sendiri yang biasanya baru
terlihat setelah eritema yang timbul bersamaan ditekan dan hilang (lupus, sifilis).
Letak papul dapat epidermal atau kutan.
 Plak (Plaque)
Peninggian di atas permukaan kulit, permukaannya ratadan berisi zat padat
(biasanya ilfiltrat), diameternya 2 cm atau lebih. Contohnya papul yang melebar
atau papul-papul yang berkonfluensi pada psoriasis.
 Urtika
Edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan, tetapi bisa
hilang beberapa jam kemudian merah jambu atau merah suram/luntur.
 Nodus
Massa padat sirkumskrip, terletak di kutan atau subkutan, dapat menonjol, jika
diameternnya lebih kecil dari pada 1 cm disebut nodulus. Nodul lebih padat
konsistensinya daripada papul.
 Vesikel
Gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang dari ½ cm garis tengah,
mempunyai dasar dan puncak vesikula dapat bulat, runcing/umbilikasi; vesikel
berisi darah disebut vesikel hemoragik.
 Bula
Vesikel yang berukuran lebih besar. Dikenal juga istilah bula hhemoragik, bula
purulent, dan bula hipopion.
 Pustul
Vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap di bagian bawah vesikel disebut
vesikel hipopion.
 Kista
Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel. Kista terbentuk bukan
akibat peradagan, walaupun kemudian dapat meradang. Dinding kista merupakan
selaput yang terdiri atas jaringan ikat dan biasanya dilapisi sel epitel atau endotel.
Kista terbentuk dari kelenjar yang melebar dan tertutup, saluran kelenjar, pembuluh
darah , saluran getah bening, atau lapisan epidermis. Isi kista teriri dari atas hasil
dindingnya, yaitu serum, getah bening, keringat, sebum, sel-sel epitel, lapisan
tanduk, dan rambut.

 Efloresensi sekunder (kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan penyakit):


 Skuama
Lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama dapat halus sebagai
taburan tepung, maupun lapisan tebal dan luassebagai lembaran kertas. Dapat
dibedakan, misalnya pitiriasiformis (halus), psoriasiformis (berlapis-lapis),
iktiosiformis (seperti ikan), kutikular (tipis), lamellar (berlapis), membranosa atau
eksfoliativa (lembaran-lembaran), dan keratorik (terdiri atas zat tanduk).
 Krusta
Cairan badan yang mengering. Dapat bercampur dengan jaringan nekrotik, maupun
benda asing (kotoran, obat, dan sebagainya). Warnanya ada beberapa macam:
kuning muda berasal dari serum, kuning kehijauan berasal dari pus, dan kehitaman
berasal dari darah.
 Erosi
Kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui stratum
basal. Contoh bila kulit digaruk sampai stratum spinosumm akan keluar cairan
sereus dari bekas garukan.
 Ulkus
Hilangnya jarigan yang lebih dalam dari eksoriasi. Ulkus dengan demikian
mempunyai tepi, dinding, dasar, dan isi. Termasuk erosi dan ekskoriasi dengan
entuk liniar ialah fisura atau rhagades, yakni belahan kulit yang terjadi oleh tarikan
jaringan jaringannya di sekitarnya, terutama terlihat pada sendi dan batas kulit
dengan selaput lendir.
 Sikatriks
Terdiri atas jaringan tidak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan kulit tidak licin
dan tidak terdapat adneksa kulit. Sikatriks dapat atrofik, kulit mencekung dan dapat
hipertrofik, yang secara klinis terlihat menonjol karena kelebihan jaringan ikat. Bila
sikatriks hipertrofik menjadi patologik, pertumbuhan melampaui batas luka disebut
keloid ( sikatriks yang pertumbuhhan selnya mengikuti pertumbuhan tumor), da
nada kecenderungan untuk terus melebar.
 Efloresensi khusus:
 Kanalikuli
Ruam kulit berupa saluran-saluran pada stratum korneum, yang tiimbul sejajar
dengan permukaan kulit, seperti yang terdapat pada scabies.
 Milia (White Head)
Penonjolan di atas permukaan kulit yang berwarna putih, yang ditimbul oleh
penyumbatan saluran kelnjar sebasea, seperti pada akne sistika.
 Komedo (Black Head)
Ruam kulit berupa bintik-bintik hitam yan timbul akibat proses oksidasi udara
terhadap sekresi kelenjar sebasea dipermukaan kulit, seperti agne.
 Eksantema
Kelainan pada kulit yang timbul serentak pada waktu singkat, dan tidak
berlangsung lama, umumnya didahului oleh demam.
 Eksantema Skarlatiniformis
Erupsi yang difus dapat generalisata atau lokalisata, berbentuk eritema
nummular.
 Eksantema morbiliformis
Erupsi yang berbentuk eritema yang lentikuler
 Roseola
Eksantema yang lenticular berwarna merah tembaga pada sifilis dan frambusia
 Purpura
Eksantema yang lenticular berwarna merah tembaga pada sifilis dan frambusia
 Lesi Target
Terdiri dari 3 zona yang berbentuk lingkaran, lingkaran pertmaa mengandung
purpura atau vesikel di bagian tengah yang dikelilingi oleh lingkaran pucat
(lingkaran kedua), lingkaran ketiga adalah lingkaran eritema. Lesi target biasanya
dijumpai di telapak tangan penderita eritema multiforme (gambaran seperti mata
sapi).
 Burrow
Terowongan yang berkelok-kelok yang meninnggi di epidermis superfacial yang
ditimbulkan oleh parasite.
 Telangiektasi
Pelebaran kapiler yang menetap pada kulit.
 Vegetasi
Pertumbuhan berupa penonjolan bulat atau runcing yang mmenjadi satu. Vegetasi
dapat di bawah permukaan kulit, misalnya pada tubuh. Dalam hal ini disebut
granulasi, seperti pada tukak.
Gambar Penampang Berbagai Ruam

Makula:

 Hiperpigentasi, pigmen melanin


 Biru, bayangan melanosit
 Eritema, vasodilatasi kapiler
 Purpura, ekstravasasi eritrosit

Nodus:

 Infiltrat dapat terjadi sampai ke


jaringan subkutan,

Papul:

 Deposit metabolik
 Sebukan sel radang
 Hiperplasi sel epidermia

Plak (plaque)

 Papul datar
 Penampang lebih dari 1 cm
Urtika:

 Edema setempat karena pengumpulan


serum di dermis bagian atas.

Vesikel:

 Subkorneal
 Intra epidermal
 Supra basal

Kista:

 Ruangan berisi cairan dan berisi papul


Pustul:

 Berisi eksudat purulent, dapat berwarna


putih, kuning, hijau kekuningan atau merah.

Sikatriks:

 Jaringan fibrosa yang menggantikan defek


jaringan dari lesi sebelumnya
 Dapat berupa hipertrofi atau atrophy
Kerusakan Kulit:

 Erosi
 Defek hanya terdapat di epidermis,
tidak sampai ke dermis.
 Pulih tanpa adanya sikatrik

 Ulkus
 defek bias sampai dermis, bahkan
jaringan subkutan
 Phenomena sekunder
Krusta:

 Krusta tipis
 Krusta tebal dan lekat
 Terjadi akibat seru, darah dan eksudat
purulent mengering di permukaan kulit.

Berbagai istilah ukuran. Susunan kelainan/bentuk serta penyebaran dan lokalisasi


dijelaskan berikut ini.

I. Ukuran
 Miliar: Sebesar kepala jarum pentul
 Lentikular: Sebedsar biji jagung
 Numular: Sebesar uang logam 5 rupiah atau 100 rupiah
 Plakat: en plaque, lebih besar dari nummular

II. Susunan kelainan/bentuk


 Liniar: seperti garis lurus
 Sirsinar/anular: seperti lingkaran
 Arsinar: berbentuk bulan sabit
 Polisiklik: bentuk pinggiran yang sambung menyambung
 Korimbiformis: Susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya.
 Bentuk lesi
o Teratur: misalnya bulat, lonjong, seperti ginjal dan sebagainya.
o Tidak teratur: tidak mempunyai bentuk teratur

III. Penyebaran dan lokalisasi


 Sirkumskrip: berbatas tegas
 Difus: tidak berbatas tegas
 Generalisata: tersebar pada sebagian besarbagian tubuh
 Regional: mengenai daerah tertentu bagian tubuh badan
 Universalis: seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-100%)
 Solitar: hanya satu lesi
 Herpetiformis: vesikel berkelompok seperti pada herpes zozter
 Konfluens: dua atau lebih lesi yang menjadi satu
 Diskret: terpisah satu dengan yang lain
 Serpiginosa: proses yang menjalar ke satu jurusan diikuti oleh penyembuhan pada
bagian yang ditinggalkan
 Irisformis: Eritema berbentuk putar lonjong dengan vesikel yang warna lebih gelap
di tengahnya
 Bilateral: Mengenai kedua belah badan
 Unilateral: Mengenai sebelah badan
Algoritma untuk mengevaluasi lesi pada kulit

Anda mungkin juga menyukai