1. Pada satu regio 2. Jumlah lesi soliter/beberapa 2 4 3. Ukuran lesi kecil LOKALISATA : I. DISTRIBUSI LESI 1. Lokalisata 2. Regioner 3. Generalisata 4. Universalis
1. Pada satu regio 2. Jumlah lesi soliter dgn ukuran lesi besar atau jumlah lesi multipel dgn ukuran lesi kecil-sedang REGIONER atau 1. Pada beberapa regio tetapi kulit sehat jauh lebih banyak daripada kulit sakit 2. Jumlah lesi multipel dgn ukuran bervariasi
Pada beberapa regio kulit sehat lebih sedikit daripada kulit sakit. GENERALISATA UNIVERSALIS Kulit sakit mencapai 90% - 100% (kulit sehat hanya 10% atau tidak ada)
II. LOKASI LESI/AD-REGIO Anterior Posterior kanan kiri kanan kiri Sesuai dengan posisi anatomikum 1. Kepala : depan belakang
dahi pelipis sekitar mata hidung pipi bibir dagu atas bawah atas bawah - ubun2 - belakang kepala depan - Telinga belakang
Depan Belakang Dahi Ubun-ubun Pelipis Belakang Kepala Sekitar mata Telinga Depan Hidung Belakang Pipi Atas Bawah Bibir Atas Bawah Dagu Sesuai dengan posisi anatomikum 1. Kepala
Sisi depan Sisi belakang /tengkuk Sisi kiri Sisi kanan Dada&punggung atas Dada&punggung tengah sebelah kanan sebelah kiri Dada&punggung bawah Lipat ketiak kiri dan kanan Inframamae pada Sesuai dengan posisi anatomikum 2. Leher 3. Dada dan punggung
Sebelah kanan Sebelah kiri Atas (epigastrium) sisi kanan Tengah (mesogastrium) sisi kiri Bawah (hipogastrium) Sekitar pusat Supra pubis Sesuai dengan posisi anatomikum 4. Pinggang 5. Perut
Gluteus sebelah kanan sebelah kiri Sulkus glutealis Perianal Perineum 6. Bokong Sesuai dengan posisi anatomikum 7. Ekstremitas Superior 1. Permukaan fleksor & ekstensor lengan atas/bawah kiri dan kanan
2. Siku dan lipat siku kiri dan kanan 3. Pergelangan tangan kiri dan kanan (bag. fleksor = bag. volar) 4. Tangan Dorsum manus proksimal (manus) (punggung tangan) distal Palmar manus proksimal (telapak tangan) distal 1/3 proksimal 1/3 tengah 1/3 distal Sesuai dengan posisi anatomikum 8. Ekstremitas Inferior 1. Permukaan fleksor & ekstensor tungkai atas/bawah kiri dan kanan
2. Lutut dan lipat lutut kiri dan kanan 3. Pergelangan kaki kiri dan kanan anterior posterior maleolus medialis/lateralis 4. Kaki Dorsum pedis proksimal (pedis) (punggung kaki) distal Plantar pedis proksimal (telapak kaki) distal 1/3 proksimal 1/3 tengah 1/3 distal Sesuai dengan posisi anatomikum 9. Intertriginosa Lipat leher, lipat ketiak, lipat mamae, lipat siku, lipat paha (inguinal), lipat lutut, sulkus glutealis, perianal, perineum, interdigital tangan dan kaki Sesuai dengan posisi anatomikum III. Konfigurasi Lesi (characteristic/shape dan arrangement of lesion) 1. Unilateral : Mengenai sebelah/satu sisi kiri atau kanan organ tubuh. misal: dada sisi kiri/kanan 2. Bilateral : Mengenai kedua belah/kedua sisi kanan & kiri organ tubuh. misal : perut sebelah kanan& kiri 3. Asimetris : Mengenai salah satu bagian/organ tubuh. misal: tangan kanan/kiri 4. Simetris : Mengenai kedua bagian/organ tubuh. misal: kaki kanan dan kiri. 5. Dermatomal : Mengenai bagian kulit yang dipersarafi serabut aferen yang keluar dari ganglion posterior (segmental). misal: Herpes zoster torakalis 6. Herpetiformis : Beberapa vesikel berkelompok seperti anggur(grape formis). misal: Herpes simpleks & Herpes zoster 7. Zosteriformis : Beberapa vesikel berkelompok dan tersusun seperti pita karena mengikuti dermatom. misal: herpes zoster III. Konfigurasi Lesi (characteristic/shape dan arrangement of lesion) 8. Anular : Lesi bulat seperti cin-cin, tepi lesi lebih aktif daripada tengah lesi. 9. Sirsinar : Lesi bulat seperti uang logam (koin). 10. Irisformis : Lesi bulat seperti iris mata, lesi bagian sentral gelap (keunguan//kehitaman) dikelilingi area yang pucat dan bagian tepi lesi merah berbatas tegas(ada 3 zona). 11. Arsiformis : Lesi berbentuk seperti busur/bulan sabit. 12. Linearis : Lesi berbentuk seperti garis lurus. 13. Korimbiformis : Satu lesi besar dikelilingi beberapa lesi kecil (lesi-lesi satelit) menyerupai induk ayam dikelilingi anak- anaknya. 14. Umbilikasi(dele) : Bagian tengah lesi melekuk seperti umbilikus. 15. Serpiginosa : lesi baru tumbuh kesatu arah diikuti dengan penyembuhan lesi yang ditinggalkan. 16. Polisiklik / Gyrata : Beberapa lesi bergabung menjadi satu(konfluens) ditandai dengan tepi lesi yang tidak teratur(berkelok- kelok). IV. Diskripsi Lesi 1. Jumlah : - Soliter : satu lesi - Multipel : beberapa lesi 2. Penyebaran : - Diskret : beberapa lesi tersebar secara terpisah diantaranya terdapat kulit sehat - Konfluens : beberapa lesi bergabung menjadi satu karena lesi melebar atau bertambah dengan tidak ada kulit sehat diantaranya 3. Bentuk : - Teratur : bulat,oval, garis pada lesi-lesi yang diskret - Tidak teratur : pada lesi-lesi yang konfluens dengan tepi lesi polisiklik/gyrata 4. Ukuran : - Tidak menimbul : Pungtata = sebesar titik; Gutata = sebesar tetes air - Menimbul : Milier = sebesar kepala jarum pentul Lentikuler = sebesar biji jagung Numuler = sebesar uang logam/coin lesion Plakat = sebesar telapak tangan bayi/kartu pos atau diukur dengan mistar dalam ukuran sentimeter IV. Diskripsi Lesi 5. Batas : Tegas dan tidak tegas 6. Stadium : - Basah/madidans : diraba erosi : cairan serosa ekskoriasi : cairan darah pus : cairan nanah ulkus : cairan darah/nanah/obat/kotoran - Kering : diraba tidak basah(tidak ada cairan yang menempel) V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion 1. Makula : Kelainan kulit tidak menimbul, berupa perubahan warna se- mata2. Merah : makula eritema Hitam : makula hiperpigmentasi Putih : makula hipopigmentasi Vitiligo : makula depigmentasi Purpura: pecahnya kapiler dibawah kulit Ptekiae : bintik-bintik perdarahan Ekimosis : bercak-bercak perdarahan Hematom : memar-memar perdarahan 2. Papula : Kelainan kulit yang menimbul, konsistensi padat, ukuran < 1cm, batas tegas, berisi: sel2 radang, sisa2 metabolit, serat2 jaringan. 3. Plak : Beberapa papula bergabung menjadi satu, sehingga ukuran > 1cm. Efloresensi primer : ruam kulit yang pertamakali timbul, terdiri dari V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion 4. Vesikula : Identik dengan papula tapi konsistensi lunak karena berisi cairan serum atau cairan darah. 5. Bula : Beberapa vesikula bergabung menjadi satu, sehingga ukuran > 1cm 6. Pustula : Identik dengan vesikel tapi berisi nanah/pus 7. Bula pustulosa : Beberapa pustula bergabung menjadi satu, sehingga ukuran > 1cm Efloresensi primer : ruam kulit yang pertamakali timbul, terdiri dari V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion 8. Urtika : Kelainan kulit yang menimbul berupa oedema setempat, timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan. Penyakitnya urtikaria/biduren/kaligata 9. Angioedem : Urtika yang mengenai jaringan ikat longgar dan subkutis (kelopak mata, bibir,genital). 10. Nodulus : Kelainan kulit yang menimbul, berupa masa padat, berbatas tegas, ukuran < 1cm. Berdasarkan letak dibagi menjadi nodulus epidermal, nodulus epidermal-dermal, nodulus dermal, nodulus dermal-subkutan dan nodulus subkutan. Ukuran atap nodulus < dasarnya. 11. Nodus : Nodulus yang besar berukuran > 1cm Efloresensi primer : ruam kulit yang pertamakali timbul, terdiri dari V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion 1. Skuama : Kelainan kulit yang menimbul berupa stratum korneum yang lepas, macam-macam skuama: ptiriasiformis (halus) psoriasiformis (kasar berlapis) Ikhtiosiformis (sisik ikan) lamelaris (berlapis) kutikular (tipis) membranasea (lembaran2) kolaret (tepi melekat, tengah terlepas/seperti kerah baju) 2. Krusta : Kelainan kulit yang menimbul berupa cairan jaringan yang mengering di atas permukaan kulit, macam-macam : krusta serosa (serum yang mengering) krusta sanguinolenta (darah yang mengering) krusta pustulosa (pus yang mengering) Efloresensi sekunder : ruam kulit yang timbul kemudian, terdiri dari : V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion 3. Erosi : Kelainan kulit yang basah, melekuk dari permukaan kulit akibat hilangnya jaringan kulit tidak melebihi stratum basale dan tampak cairan serum 4. Ekskoriasi : Kelainan kulit yang basah, melekuk dari permukaan kulit akibat hilangnya jaringan kulit melebihi/di bawah stratum basale dan tampak cairan darah 5. Ulkus : Kelainan kulit yang basah, melekuk dari permukaan kulit akibat hilangnya jaringan kulit melebihi ekskoriasi(lebih dalam), ditandai dengan adanya dasar, dinding dan atap. Bila sembuh meninggalkan sikatrik. 6. Fisura : Kelainan kulit yang melekuk berupa hilangnya kontinuitas jaringan kulit dari epidermis sampai dermis berbentuk celah-celah linear
Efloresensi sekunder : ruam kulit yang timbul kemudian, terdiri dari : V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion 7. Sikatrik : Kelainan kulit berupa jaringan parut, terjadi sesudah trauma/penyakit macam-macam: sikatrik atrofikan (melekuk) sikatrik eutrofikan (rata) sikatrik hipertrofikan/keloid (menimbul) 8. Kista : Kelainan kulit berupa terbentuknya kantung yang berdinding, dapat berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, pembuluh darah/limfe atau lapisan epidermis, berisi cairan, sel atau sisa jaringan 9. Likenifikasi : Kelainan kulit berupa penebalan kulit yang ditandai dengan relief kulit yang jelas, akibat garukan/gosokan yang berulang 10. Tumor : Kelainan kulit berupa benjolan/massa karena adanya pertumbuhan jaringan, baik sel2 inflamasi atau sel2 non inflamasi, jinak atau ganas dengan ukuran bervariasi 11. Abses : Kelainan kulit berupa kumpulan pus dalam jaringan, mengenai kutis sampai subkutis, batas antara ruangan pus dengan jaringan sekitar tidak jelas.Biasanya terbentuk dari infiltrat radang, sel dan jaringan hancur membentuk pus Efloresensi sekunder : ruam kulit yang timbul kemudian, terdiri dari : V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion 1. Komedo : Kelainan kulit berupa sumbatan sebum dan keratin pada orifisium pilosebasea. Pada penyakit akne vulgaris. Macam-macam: komedo tertutup (white comedo) komedo terbuka (black comedo) 2. Milia : Kelainan kulit berupa kista kecil berwarna putih yang berisi keratin. Mirip white comedo 3. Kanalikuli : Kelainan kulit berupa terowongan, tempat hidup parasit. Pada penyakit skabies dan kutaneus larva migrans 4. Telangiektasi : Kelainan kulit berupa pelebaran kapiler di bawah kulit yang menetap. Berupa garis2 halus berwarna merah terang Efloresensi Khusus : GAMBAR-GAMBAR I. Distribusi Lesi LOKALISATA REGIONER REGIONER GENERALISATA UNIVERSALIS II. Konfigurasi Lesi UNILATERAL BILATERAL ASIMETRIS SIMETRIS SIMETRIS DERMATOMAL HERPETIFORMIS ZOSTERIFORMIS ANULAR SIRSINAR IRISFORMIS IRISFORMIS LINEARIS KORIMBIFORMIS UMBILIKASI III. Diskripsi Lesi SOLITER MULTIPEL DISKRET KONFLUENS TERATUR TERATUR TIDAK TERATUR PUNGTATA & GUTATA MILIER LENTIKULER NUMULER NUMULER PLAKAT TEGAS TEGAS TIDAK TEGAS TIDAK TEGAS BASAH BASAH EFLORESENSI PRIMER MAKULA ERITEMA MAKULA HIPOPIGMENTASI MAKULA HIPERPIGMENTASI MAKULA HIPERPIGMENTASI MAKULA DEPIGMENTASI PTEKIAE EKIMOSIS HEMATOME PAPULA PLAK VESIKULA BULA PUSTULA & BULA PUSTULOSA URTIKA & ANGIOEDEMA NODULUS EFLORESENSI SEKUNDER SKUAMA PITIRIASIFORMIS SKUAMA PSORIASIFORMIS SKUAMA PSORIASIFORMIS SKUAMA KOLARET SKUAMA IKHTIOSIFORMIS KRUSTA SANGUINOLENTA & PUSTULOSA KRUSTA MEDIKAMENTOSA KRUSTA NEKROTIKANS KRUSTA SEROSA & EROSI EKSKORIASI ULKUS FISURA FISURA SIKATRIK ATROFIKANS & EUTROFIKANS SIKATRIK HIPERTROFIKANS (KELOID) KISTA TUMOR LIKENIFIKASI EFLORESENSI KHUSUS KOMEDO MILIA KANALIKULI TELANGIEKTASI Status Dermatologikus Distribusi : regioner
Ad regio : permukaan anterior pergelangan kaki kiri
Lesi : soliter, bentuk tidak teratur, ukuran (16x13x0.3)cm/ plakat, batas tegas, menimbul dari permukaan, kering.
Efloresensi : plak eritema dengan skuama halus diatasnya dan likenifikasi NEURODERMATITIS Status Dermatologikus Distribusi : regioner
Ad regio : 1/3 distal permukaan ekstensor tungkai kiri, maleolus medialis Lesi : multipel, sebagian diskret dan sebagian konfuens, bentuk tidak teratur. ukuran terkecil (1x0.5x0.2)cm ukuran terbesar (22x18x0.3)cm Batas sebagian tegas dan sebagian tidak, menimbul dari permukaan sebagian kering dan sebagian basah, tampak oedema. Efloresensi : plak eritema, plak hiperpigmentasi dengan skuama halus diatasnya, erosi ,ekskoriasi dan krusta medikamentosa DERMATITIS STASIS KEPUSTAKAAN
1. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Wolff.K, Goldsmith LA dkk. Edisi 7. 2008. 2. Andrews Diseases of The Skin Clinical Dermatology. James WD, Berger TG. Edisi 10. 2006. 3. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI Jakarta. Adi Djuanda, Hamzah. Perbaikan III. 2009. 4. Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. Wolff K, Johnson RA. Edisi 6. 2009. Anterior Posterior