Anda di halaman 1dari 79

MORFOLOGI KELAINAN KULIT

DIAN MARDIANTI, dr.


SpKK
FK UNJANI



1. Pada satu regio
2. Jumlah lesi
soliter/beberapa
2 4
3. Ukuran lesi kecil
LOKALISATA :
I. DISTRIBUSI LESI
1. Lokalisata
2. Regioner
3. Generalisata
4. Universalis



1. Pada satu regio
2. Jumlah lesi soliter dgn
ukuran lesi besar atau
jumlah lesi multipel dgn
ukuran lesi kecil-sedang
REGIONER
atau
1. Pada beberapa regio tetapi
kulit sehat jauh lebih
banyak daripada kulit sakit
2. Jumlah lesi multipel dgn
ukuran bervariasi



Pada beberapa regio
kulit sehat lebih sedikit
daripada kulit sakit.
GENERALISATA
UNIVERSALIS
Kulit sakit mencapai
90% - 100% (kulit sehat
hanya 10% atau tidak
ada)

II. LOKASI LESI/AD-REGIO
Anterior Posterior
kanan kiri kanan kiri
Sesuai dengan posisi anatomikum
1. Kepala :
depan belakang

dahi
pelipis
sekitar
mata
hidung
pipi
bibir
dagu
atas
bawah
atas
bawah
- ubun2
- belakang kepala
depan
- Telinga belakang





Depan Belakang
Dahi Ubun-ubun
Pelipis Belakang Kepala
Sekitar mata Telinga Depan
Hidung Belakang
Pipi Atas
Bawah
Bibir Atas
Bawah
Dagu
Sesuai dengan posisi anatomikum
1. Kepala















Sisi depan
Sisi belakang /tengkuk
Sisi kiri
Sisi kanan
Dada&punggung atas
Dada&punggung tengah sebelah kanan
sebelah kiri
Dada&punggung bawah
Lipat ketiak kiri dan kanan
Inframamae pada
Sesuai dengan posisi anatomikum
2. Leher 3. Dada dan punggung
















Sebelah kanan
Sebelah kiri
Atas (epigastrium) sisi kanan
Tengah (mesogastrium) sisi kiri
Bawah (hipogastrium)
Sekitar pusat
Supra pubis
Sesuai dengan posisi anatomikum
4. Pinggang 5. Perut












Gluteus sebelah kanan
sebelah kiri
Sulkus glutealis
Perianal
Perineum
6. Bokong
Sesuai dengan posisi anatomikum
7. Ekstremitas Superior
1. Permukaan fleksor & ekstensor
lengan atas/bawah kiri dan kanan

2. Siku dan lipat siku kiri dan kanan
3. Pergelangan tangan kiri dan kanan (bag. fleksor = bag. volar)
4. Tangan Dorsum manus proksimal
(manus) (punggung tangan) distal
Palmar manus proksimal
(telapak tangan) distal
1/3 proksimal
1/3 tengah
1/3 distal
Sesuai dengan posisi anatomikum
8. Ekstremitas Inferior
1. Permukaan fleksor & ekstensor
tungkai atas/bawah kiri dan kanan

2. Lutut dan lipat lutut kiri dan kanan
3. Pergelangan kaki kiri dan kanan anterior
posterior
maleolus medialis/lateralis
4. Kaki Dorsum pedis proksimal
(pedis) (punggung kaki) distal
Plantar pedis proksimal
(telapak kaki) distal
1/3 proksimal
1/3 tengah
1/3 distal
Sesuai dengan posisi anatomikum
9. Intertriginosa
Lipat leher, lipat ketiak, lipat mamae, lipat
siku, lipat paha (inguinal), lipat lutut, sulkus
glutealis, perianal, perineum, interdigital
tangan dan kaki
Sesuai dengan posisi anatomikum
III. Konfigurasi Lesi (characteristic/shape dan
arrangement of lesion)
1. Unilateral
:
Mengenai sebelah/satu sisi kiri atau kanan organ
tubuh. misal: dada sisi kiri/kanan
2. Bilateral : Mengenai kedua belah/kedua sisi kanan & kiri
organ tubuh. misal : perut sebelah kanan& kiri
3. Asimetris : Mengenai salah satu bagian/organ tubuh.
misal: tangan kanan/kiri
4. Simetris : Mengenai kedua bagian/organ tubuh.
misal: kaki kanan dan kiri.
5. Dermatomal : Mengenai bagian kulit yang dipersarafi serabut
aferen yang keluar dari ganglion posterior
(segmental). misal: Herpes zoster torakalis
6. Herpetiformis : Beberapa vesikel berkelompok seperti
anggur(grape formis).
misal: Herpes simpleks & Herpes zoster
7. Zosteriformis : Beberapa vesikel berkelompok dan tersusun
seperti pita karena mengikuti dermatom.
misal: herpes zoster
III. Konfigurasi Lesi (characteristic/shape dan
arrangement of lesion)
8. Anular
:
Lesi bulat seperti cin-cin, tepi lesi lebih aktif daripada
tengah lesi.
9. Sirsinar : Lesi bulat seperti uang logam (koin).
10. Irisformis : Lesi bulat seperti iris mata, lesi bagian sentral gelap
(keunguan//kehitaman) dikelilingi area yang pucat
dan bagian tepi lesi merah berbatas tegas(ada 3
zona).
11. Arsiformis : Lesi berbentuk seperti busur/bulan sabit.
12. Linearis : Lesi berbentuk seperti garis lurus.
13. Korimbiformis : Satu lesi besar dikelilingi beberapa lesi kecil (lesi-lesi
satelit) menyerupai induk ayam dikelilingi anak-
anaknya.
14. Umbilikasi(dele) : Bagian tengah lesi melekuk seperti umbilikus.
15. Serpiginosa : lesi baru tumbuh kesatu arah diikuti dengan
penyembuhan lesi yang ditinggalkan.
16. Polisiklik / Gyrata : Beberapa lesi bergabung menjadi satu(konfluens)
ditandai dengan tepi lesi yang tidak teratur(berkelok-
kelok).
IV. Diskripsi Lesi
1. Jumlah
:
- Soliter : satu lesi
- Multipel : beberapa lesi
2. Penyebaran : - Diskret : beberapa lesi tersebar secara terpisah
diantaranya terdapat kulit sehat
- Konfluens : beberapa lesi bergabung menjadi satu
karena lesi melebar atau bertambah
dengan tidak ada kulit sehat diantaranya
3. Bentuk : - Teratur : bulat,oval, garis pada lesi-lesi yang diskret
- Tidak teratur : pada lesi-lesi yang konfluens dengan
tepi lesi polisiklik/gyrata
4. Ukuran : - Tidak menimbul : Pungtata = sebesar titik; Gutata =
sebesar tetes air
- Menimbul : Milier = sebesar kepala jarum pentul
Lentikuler = sebesar biji jagung
Numuler = sebesar uang logam/coin
lesion Plakat = sebesar telapak tangan
bayi/kartu pos atau diukur dengan mistar
dalam ukuran sentimeter
IV. Diskripsi Lesi
5. Batas : Tegas dan tidak tegas
6. Stadium : - Basah/madidans : diraba
erosi : cairan serosa
ekskoriasi : cairan darah
pus : cairan nanah
ulkus : cairan darah/nanah/obat/kotoran
- Kering : diraba tidak basah(tidak ada cairan yang
menempel)
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion
1. Makula : Kelainan kulit tidak menimbul, berupa perubahan warna se-
mata2.
Merah : makula eritema
Hitam : makula hiperpigmentasi
Putih : makula hipopigmentasi
Vitiligo : makula depigmentasi
Purpura: pecahnya kapiler dibawah kulit
Ptekiae : bintik-bintik perdarahan
Ekimosis : bercak-bercak perdarahan
Hematom : memar-memar perdarahan
2. Papula : Kelainan kulit yang menimbul, konsistensi padat, ukuran < 1cm,
batas tegas, berisi: sel2 radang, sisa2 metabolit, serat2 jaringan.
3. Plak : Beberapa papula bergabung menjadi satu, sehingga ukuran >
1cm.
Efloresensi primer : ruam kulit yang pertamakali timbul, terdiri dari
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion
4. Vesikula : Identik dengan papula tapi konsistensi lunak karena berisi cairan
serum atau cairan darah.
5. Bula : Beberapa vesikula bergabung menjadi satu, sehingga ukuran >
1cm
6. Pustula : Identik dengan vesikel tapi berisi nanah/pus
7. Bula pustulosa : Beberapa pustula bergabung menjadi satu, sehingga ukuran >
1cm
Efloresensi primer : ruam kulit yang pertamakali timbul, terdiri dari
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion
8. Urtika : Kelainan kulit yang menimbul berupa oedema setempat, timbul
mendadak dan hilang perlahan-lahan.
Penyakitnya urtikaria/biduren/kaligata
9. Angioedem :
Urtika yang mengenai jaringan ikat longgar dan subkutis (kelopak
mata, bibir,genital).
10. Nodulus : Kelainan kulit yang menimbul, berupa masa padat, berbatas
tegas, ukuran < 1cm. Berdasarkan letak dibagi menjadi nodulus
epidermal, nodulus epidermal-dermal, nodulus dermal, nodulus
dermal-subkutan dan nodulus subkutan. Ukuran atap nodulus <
dasarnya.
11. Nodus : Nodulus yang besar berukuran > 1cm
Efloresensi primer : ruam kulit yang pertamakali timbul, terdiri dari
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion
1. Skuama : Kelainan kulit yang menimbul berupa stratum korneum yang
lepas, macam-macam skuama:
ptiriasiformis (halus)
psoriasiformis (kasar berlapis)
Ikhtiosiformis (sisik ikan)
lamelaris (berlapis)
kutikular (tipis)
membranasea (lembaran2)
kolaret (tepi melekat, tengah terlepas/seperti kerah baju)
2. Krusta :
Kelainan kulit yang menimbul berupa cairan jaringan yang
mengering di atas permukaan kulit, macam-macam :
krusta serosa (serum yang mengering)
krusta sanguinolenta (darah yang mengering)
krusta pustulosa (pus yang mengering)
Efloresensi sekunder : ruam kulit yang timbul kemudian, terdiri dari :
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion
3. Erosi : Kelainan kulit yang basah, melekuk dari permukaan kulit akibat
hilangnya jaringan kulit tidak melebihi stratum basale dan tampak
cairan serum
4. Ekskoriasi :
Kelainan kulit yang basah, melekuk dari permukaan kulit akibat
hilangnya jaringan kulit melebihi/di bawah stratum basale dan
tampak cairan darah
5. Ulkus : Kelainan kulit yang basah, melekuk dari permukaan kulit akibat
hilangnya jaringan kulit melebihi ekskoriasi(lebih dalam), ditandai
dengan adanya dasar, dinding dan atap. Bila sembuh
meninggalkan sikatrik.
6. Fisura : Kelainan kulit yang melekuk berupa hilangnya kontinuitas jaringan
kulit dari epidermis sampai dermis berbentuk celah-celah linear

Efloresensi sekunder : ruam kulit yang timbul kemudian, terdiri dari :
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion
7. Sikatrik : Kelainan kulit berupa jaringan parut, terjadi sesudah
trauma/penyakit macam-macam:
sikatrik atrofikan (melekuk)
sikatrik eutrofikan (rata)
sikatrik hipertrofikan/keloid (menimbul)
8. Kista :
Kelainan kulit berupa terbentuknya kantung yang berdinding,
dapat berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, pembuluh
darah/limfe atau lapisan epidermis, berisi cairan, sel atau sisa
jaringan
9. Likenifikasi : Kelainan kulit berupa penebalan kulit yang ditandai dengan relief
kulit yang jelas, akibat garukan/gosokan yang berulang
10. Tumor : Kelainan kulit berupa benjolan/massa karena adanya
pertumbuhan jaringan, baik sel2 inflamasi atau sel2 non
inflamasi, jinak atau ganas dengan ukuran bervariasi
11. Abses : Kelainan kulit berupa kumpulan pus dalam jaringan, mengenai
kutis sampai subkutis, batas antara ruangan pus dengan jaringan
sekitar tidak jelas.Biasanya terbentuk dari infiltrat radang, sel dan
jaringan hancur membentuk pus
Efloresensi sekunder : ruam kulit yang timbul kemudian, terdiri dari :
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion
1. Komedo : Kelainan kulit berupa sumbatan sebum dan keratin pada orifisium
pilosebasea. Pada penyakit akne vulgaris. Macam-macam:
komedo tertutup (white comedo)
komedo terbuka (black comedo)
2. Milia :
Kelainan kulit berupa kista kecil berwarna putih yang berisi
keratin. Mirip white comedo
3. Kanalikuli : Kelainan kulit berupa terowongan, tempat hidup parasit. Pada
penyakit skabies dan kutaneus larva migrans
4. Telangiektasi : Kelainan kulit berupa pelebaran kapiler di bawah kulit yang
menetap. Berupa garis2 halus berwarna merah terang
Efloresensi Khusus :
GAMBAR-GAMBAR
I. Distribusi Lesi
LOKALISATA
REGIONER REGIONER
GENERALISATA UNIVERSALIS
II. Konfigurasi Lesi
UNILATERAL BILATERAL
ASIMETRIS SIMETRIS
SIMETRIS
DERMATOMAL HERPETIFORMIS
ZOSTERIFORMIS ANULAR
SIRSINAR
IRISFORMIS IRISFORMIS
LINEARIS KORIMBIFORMIS
UMBILIKASI
III. Diskripsi Lesi
SOLITER MULTIPEL
DISKRET KONFLUENS
TERATUR TERATUR
TIDAK TERATUR PUNGTATA & GUTATA
MILIER LENTIKULER
NUMULER NUMULER
PLAKAT
TEGAS TEGAS
TIDAK TEGAS TIDAK TEGAS
BASAH BASAH
EFLORESENSI PRIMER
MAKULA ERITEMA MAKULA HIPOPIGMENTASI
MAKULA HIPERPIGMENTASI MAKULA HIPERPIGMENTASI
MAKULA DEPIGMENTASI PTEKIAE
EKIMOSIS HEMATOME
PAPULA PLAK
VESIKULA BULA
PUSTULA & BULA PUSTULOSA URTIKA & ANGIOEDEMA
NODULUS
EFLORESENSI SEKUNDER
SKUAMA PITIRIASIFORMIS
SKUAMA PSORIASIFORMIS SKUAMA PSORIASIFORMIS
SKUAMA KOLARET SKUAMA IKHTIOSIFORMIS
KRUSTA SANGUINOLENTA & PUSTULOSA
KRUSTA MEDIKAMENTOSA
KRUSTA NEKROTIKANS KRUSTA SEROSA & EROSI
EKSKORIASI ULKUS
FISURA FISURA
SIKATRIK ATROFIKANS &
EUTROFIKANS
SIKATRIK HIPERTROFIKANS
(KELOID)
KISTA TUMOR
LIKENIFIKASI
EFLORESENSI KHUSUS
KOMEDO MILIA
KANALIKULI TELANGIEKTASI
Status Dermatologikus
Distribusi : regioner

Ad regio : permukaan anterior
pergelangan kaki kiri

Lesi : soliter, bentuk tidak teratur,
ukuran (16x13x0.3)cm/ plakat,
batas tegas, menimbul dari
permukaan, kering.

Efloresensi : plak eritema dengan
skuama halus diatasnya
dan likenifikasi
NEURODERMATITIS
Status Dermatologikus
Distribusi : regioner

Ad regio : 1/3 distal permukaan ekstensor
tungkai kiri, maleolus medialis
Lesi : multipel, sebagian diskret dan
sebagian konfuens, bentuk tidak
teratur.
ukuran terkecil (1x0.5x0.2)cm
ukuran terbesar (22x18x0.3)cm
Batas sebagian tegas dan sebagian tidak,
menimbul dari permukaan sebagian kering
dan sebagian basah, tampak oedema.
Efloresensi : plak eritema, plak hiperpigmentasi dengan skuama
halus diatasnya, erosi ,ekskoriasi dan krusta
medikamentosa
DERMATITIS STASIS
KEPUSTAKAAN

1. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine.
Wolff.K, Goldsmith LA dkk. Edisi 7. 2008.
2. Andrews Diseases of The Skin Clinical Dermatology.
James WD, Berger TG. Edisi 10. 2006.
3. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI Jakarta. Adi
Djuanda, Hamzah. Perbaikan III. 2009.
4. Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical
Dermatology. Wolff K, Johnson RA. Edisi 6. 2009.
Anterior
Posterior

Anda mungkin juga menyukai