Anda di halaman 1dari 79

DERMATITIS

DIAN MARDIANTI, dr. SpKK


FK UNJANI
DERMATITIS
Definisi: Dermatitis adalah
peradangan epidermis dan
dermis (epidermodermitis)
dengan gejala obyektif
polimorfi dan gejala
subyektif gatal. Sebagai
respons tubuh terhadap
pengaruh faktor eksogen
maupun endogen.
(polimorfi=banyak
efloresensi; gatal=rangsang
nyeri yang paling minimum).
Sinonim : eczema, eksem.
DERMATITIS

Gejala klinis :

Stadium I : makula eritema, oedema,


vesikula, bula

Stadium II : erosi, ekskoriasi (basah /


madidans).

Setiap
StadiumruamIII
pada penyakit kulit
: Skuama diuraikan
(diskuamasi),
sesuai
krustadengan kelainan kulit yang timbul
(kering)
dalam status dermatologikus. Status
dermatologikus dimaksudkan agar setiap
orang yang membaca dapat mendiagnosis
I. DISTRIBUSI LESI
1. Lokalisata 3.
Generalisata
2. Regioner 4. Universalis

LOKALISATA :
1.Pada satu
regio
2.Jumlah lesi
soliter/bebera
pa
24
3.Ukuran lesi
kecil
REGIONER
1. Pada satu regio
2. Jumlah lesi soliter
dgn ukuran lesi besar
atau jumlah lesi
multipel dgn ukuran
lesi kecil-sedang
atau

1. Pada beberapa regio


tetapi kulit sehat
jauh lebih banyak
daripada kulit sakit
2. Jumlah lesi multipel
dgn ukuran
GENERALISATA
Pada beberapa
regio kulit sehat
lebih sedikit
daripada kulit
sakit.
UNIVERSALIS
Kulit sakit
mencapai
90% - 100% (kulit
sehat hanya 10%
atau tidak ada)
II. LOKASI LESI/AD-REGIO

Anterior Posterior Sesuai dengan posisi


kana kiri kiri kana anatomikum
n n
1.Kepala :
depan
belakang
dahi - ubun2

- belakang kepala

pelipis depan
sekitar - Telinga belakang
mata atas
hidung bawah
pipi atas
bibir bawah
dagu
Sesuai dengan posisi anatomikum
1. Kepala
Depan Belakang
Dahi Ubun-ubun
Pelipis Belakang Kepala
Sekitar mata Telinga
Depan
Hidung
Belakang
Pipi Atas
Bawah

Bibir Atas
Bawah
Dagu
Sesuai dengan posisi anatomikum

2. Leher 3. Dada dan punggung

Dada&punggung atas
Sisi depan
Dada&punggung tengah
sebelah kanan
Sisi belakang
/tengkuk
sebelah kiri
Dada&punggung bawah
Sisi kiri
Lipat ketiak kiri dan kanan
Inframamae pada
Sisi kanan Sekitar pusat
Supra pubis
Sesuai dengan posisi anatomikum

4. Pinggang 5. Perut

Atas (epigastrium)
Sebelah kanan kanan
Tengah (mesogastrium)
kiri
Sebelah kiri Bawah (hipogastrium)
Sekitar pusat
Supra pubis
Sesuai dengan posisi anatomikum

6. Bokong

Gluteus sebelah kanan

sebelah kiri

Sulkus glutealis

Perianal

Perineum
Sesuai dengan posisi anatomikum

7. Ekstremitas Superior

1. Permukaan fleksor & ekstensor 1/3 proksimal


lengan atas/bawah kiri dan kanan 1/3 tengah
1/3 distal

2. Siku dan lipat siku kiri dan kanan


3. Pergelangan tangan kiri dan kanan (bag. fleksor = bag.
volar)
4. Tangan Dorsum manus proksimal
(manus) (punggung tangan) distal
Palmar manus
proksimal
(telapak tangan) distal
Sesuai dengan posisi anatomikum

8. Ekstremitas Inferior

1. Permukaan fleksor & ekstensor 1/3 proksimal


tungkai atas/bawah kiri dan kanan 1/3 tengah
1/3 distal

2. Lutut dan lipat lutut kiri dan kanan


3. Pergelangan kaki kiri dan kanan anterior

posterior

maleolus medialis/lateralis
4. Kaki Dorsum pedis proksimal
(pedis) (punggung kaki) distal
Plantar pedis
Sesuai dengan posisi anatomikum

9. Intertriginosa
Lipat leher, lipat ketiak, lipat
mamae, lipat siku, lipat paha
(inguinal), lipat lutut, sulkus
glutealis, perianal, perineum,
interdigital tangan dan kaki
III. Konfigurasi Lesi (characteristic/shape dan
arrangement of lesion)

1. Unilateral Mengenai sebelah/satu sisi kiri atau


: kanan organ tubuh. misal: dada sisi
kiri/kanan
2. Bilateral : Mengenai kedua belah/kedua sisi kanan
& kiri organ tubuh. misal : perut sebelah
kanan& kiri
3. Asimetris : Mengenai salah satu bagian/organ
tubuh.
misal: tangan kanan/kiri
4. Simetris : Mengenai kedua bagian/organ tubuh.
misal: kaki kanan dan kiri.
5. Dermatom : Mengenai bagian kulit yang dipersarafi
al serabut aferen yang keluar dari ganglion
posterior (segmental). misal: Herpes
zoster torakalis
6. Herpetifor : Beberapa vesikel berkelompok seperti
mis anggur(grape formis).
misal: Herpes simpleks & Herpes zoster
III. Konfigurasi Lesi (characteristic/shape dan
arrangement of lesion)
8. Anular Lesi bulat seperti cin-cin, tepi lesi lebih
:
aktif daripada tengah lesi.
9. Sirsinar : Lesi bulat seperti uang logam (koin).
10 Irisformis : Lesi bulat seperti iris mata, lesi bagian
. sentral gelap (keunguan//kehitaman)
dikelilingi area yang pucat dan bagian tepi
lesi merah berbatas tegas(ada 3 zona).
11 Arsiformis : Lesi berbentuk seperti busur/bulan sabit.
.
12 Linearis : Lesi berbentuk seperti garis lurus.
.
13 Korimbiformis : Satu lesi besar dikelilingi beberapa lesi
. kecil (lesi-lesi satelit) menyerupai induk
ayam dikelilingi anak-anaknya.
14 Umbilikasi(de : Bagian tengah lesi melekuk seperti
. le) umbilikus.
15 Serpiginosa : lesi baru tumbuh kesatu arah diikuti
. dengan penyembuhan lesi yang
ditinggalkan.
IV. Diskripsi Lesi

1. Jumlah - Soliter : satu lesi


:
- Multipel : beberapa lesi
2. Penyebaran : - Diskret : beberapa lesi tersebar secara
terpisah
diantaranya terdapat kulit sehat
- Konfluens : beberapa lesi bergabung
menjadi satu karena lesi melebar
atau bertambah dengan tidak
ada kulit sehat diantaranya
3. Bentuk : - Teratur : bulat,oval, garis pada lesi-lesi
yang diskret
- Tidak teratur : pada lesi-lesi yang
konfluens dengan tepi lesi
polisiklik/gyrata
4. Ukuran : - Tidak menimbul : Pungtata = sebesar
titik; Gutata = sebesar
tetes air
- Menimbul : Milier = sebesar kepala jarum
pentul
Lentikuler = sebesar biji jagung
Numuler = sebesar uang
IV. Diskripsi Lesi

5. Batas : Tegas dan tidak tegas


6. Stadium : - Basah/madidans : diraba
erosi : cairan serosa
ekskoriasi : cairan darah
pus : cairan nanah
ulkus : cairan
darah/nanah/obat/kotoran
- Kering : diraba tidak basah(tidak ada
cairan yang menempel)
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion

Efloresensi primer : ruam kulit yang pertamakali


timbul, terdiri dari

1. Makula : Kelainan kulit tidak menimbul, berupa perubahan


warna se-mata2.
Merah : makula eritema
Hitam : makula hiperpigmentasi
Putih : makula hipopigmentasi
Vitiligo : makula depigmentasi
Purpura: pecahnya kapiler dibawah kulit
Ptekiae : bintik-bintik perdarahan
Ekimosis : bercak-bercak perdarahan
Hematom : memar-memar perdarahan
2. Papula : Kelainan kulit yang menimbul, konsistensi padat,
ukuran < 1cm, batas tegas, berisi: sel2 radang,
sisa2 metabolit, serat2 jaringan.
3. Plak : Beberapa papula bergabung menjadi satu, sehingga
ukuran > 1cm.
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion

Efloresensi primer : ruam kulit yang pertamakali


timbul, terdiri dari

4. Vesikula : Identik dengan papula tapi konsistensi lunak karena


berisi cairan serum atau cairan darah.

5. Bula : Beberapa vesikula bergabung menjadi satu,


sehingga ukuran > 1cm

6. Pustula : Identik dengan vesikel tapi berisi nanah/pus

7. Bula : Beberapa pustula bergabung menjadi satu, sehingga


pustulosa ukuran > 1cm
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion

Efloresensi primer : ruam kulit yang pertamakali


timbul, terdiri dari

8. Urtika : Kelainan kulit yang menimbul berupa oedema


setempat, timbul mendadak dan hilang perlahan-
lahan.
Penyakitnya urtikaria/biduren/kaligata
9. Angioedem : Urtika yang mengenai jaringan ikat longgar dan
subkutis (kelopak mata, bibir,genital).
10. Nodulus : Kelainan kulit yang menimbul, berupa masa padat,
berbatas tegas, ukuran < 1cm. Berdasarkan letak
dibagi menjadi nodulus epidermal, nodulus
epidermal-dermal, nodulus dermal, nodulus dermal-
subkutan dan nodulus subkutan. Ukuran atap
nodulus < dasarnya.
11. Nodus : Nodulus yang besar berukuran > 1cm
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion

Efloresensi sekunder : ruam kulit yang timbul


kemudian, terdiri dari :

1. Skuama : Kelainan kulit yang menimbul berupa stratum


korneum yang lepas, macam-macam skuama:
ptiriasiformis (halus)
psoriasiformis (kasar berlapis)
Ikhtiosiformis (sisik ikan)
lamelaris (berlapis)
kutikular (tipis)
membranasea (lembaran2)
kolaret (tepi melekat, tengah terlepas/seperti kerah
baju)
2. Krusta : Kelainan kulit yang menimbul berupa cairan jaringan
yang mengering di atas permukaan kulit, macam-
macam :
krusta serosa (serum yang mengering)
krusta sanguinolenta (darah yang mengering)
krusta pustulosa (pus yang mengering)
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion
Efloresensi sekunder : ruam kulit yang timbul
kemudian, terdiri dari :
3. Erosi : Kelainan kulit yang basah, melekuk dari permukaan
kulit akibat hilangnya jaringan kulit tidak melebihi
stratum basale dan tampak cairan serum
4. Ekskoriasi : Kelainan kulit yang basah, melekuk dari permukaan
kulit akibat hilangnya jaringan kulit melebihi/di
bawah stratum basale dan tampak cairan darah
5. Ulkus : Kelainan kulit yang basah, melekuk dari permukaan
kulit akibat hilangnya jaringan kulit melebihi
ekskoriasi(lebih dalam), ditandai dengan adanya
dasar, dinding dan atap. Bila sembuh meninggalkan
sikatrik.
6. Fisura : Kelainan kulit yang melekuk berupa hilangnya
kontinuitas jaringan kulit dari epidermis sampai
dermis berbentuk celah-celah linear
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion
Efloresensi sekunder : ruam kulit yang timbul
kemudian, terdiri dari :
7. Sikatrik : Kelainan kulit berupa jaringan parut, terjadi sesudah
trauma/penyakit macam-macam:
sikatrik atrofikan (melekuk)
sikatrik eutrofikan (rata)
sikatrik hipertrofikan/keloid (menimbul)
8. Kista : Kelainan kulit berupa terbentuknya kantung yang
berdinding, dapat berasal dari kelenjar, saluran
kelenjar, pembuluh darah/limfe atau lapisan
epidermis, berisi cairan, sel atau sisa jaringan
9. Likenifikasi : Kelainan kulit berupa penebalan kulit yang ditandai
dengan relief kulit yang jelas, akibat
garukan/gosokan yang berulang
10. Tumor : Kelainan kulit berupa benjolan/massa karena adanya
pertumbuhan jaringan, baik sel2 inflamasi atau sel2
non inflamasi, jinak atau ganas dengan ukuran
bervariasi
11. Abses : Kelainan kulit berupa kumpulan pus dalam jaringan,
mengenai kutis sampai subkutis, batas antara
ruangan pus dengan jaringan sekitar tidak
V. Efloresensi (ruam)/Type of Lesion

Efloresensi Khusus :

1. Komedo : Kelainan kulit berupa sumbatan sebum dan keratin


pada orifisium pilosebasea. Pada penyakit akne
vulgaris. Macam-macam:
komedo tertutup (white comedo)
komedo terbuka (black comedo)
2. Milia : Kelainan kulit berupa kista kecil berwarna putih yang
berisi keratin. Mirip white comedo
3. Kanalikuli : Kelainan kulit berupa terowongan, tempat hidup
parasit. Pada penyakit skabies dan kutaneus larva
migrans
4. Telangiekta : Kelainan kulit berupa pelebaran kapiler di bawah
si kulit yang menetap. Berupa garis2 halus berwarna
merah terang
GAMBAR-GAMBAR
I. Distribusi Lesi

LOKALISATA
REGIONER REGIONER
GENERALISATA UNIVERSALIS
II. Konfigurasi
Lesi

UNILATERAL BILATERAL
ASIMETRIS SIMETRIS
SIMETRIS
DERMATOMAL HERPETIFORMIS
ZOSTERIFORMIS ANULAR
SIRSINAR
IRISFORMIS IRISFORMIS
LINEARIS KORIMBIFORMIS
UMBILIKASI
III. Diskripsi Lesi

SOLITER MULTIPEL
DISKRET KONFLUENS
TERATUR TERATUR
TIDAK TERATUR PUNGTATA & GUTATA
MILIER LENTIKULER
NUMULER NUMULER
PLAKAT
TEGAS TEGAS
TIDAK TEGAS TIDAK TEGAS
BASAH BASAH
EFLORESENSI PRIMER

MAKULA
MAKULA ERITEMA
HIPOPIGMENTASI
MAKULA MAKULA
HIPERPIGMENTASI HIPERPIGMENTASI
MAKULA DEPIGMENTASI PTEKIAE
EKIMOSIS HEMATOME
PAPULA PLAK
VESIKULA BULA
PUSTULA & BULA
URTIKA & ANGIOEDEMA
PUSTULOSA
NODULUS
EFLORESENSI SEKUNDER

SKUAMA PITIRIASIFORMIS
SKUAMA PSORIASIFORMIS SKUAMA PSORIASIFORMIS
SKUAMA IKHTIOSIFORMIS SKUAMA KOLARET
KRUSTA SANGUINOLENTA &
KRUSTA MEDIKAMENTOSA
PUSTULOSA
KRUSTA NEKROTIKANS KRUSTA SEROSA & EROSI
EKSKORIASI ULKUS
FISURA FISURA
SIKATRIK
SIKATRIK ATROFIKANS &
HIPERTROFIKANS
EUTROFIKANS
(KELOID)
KISTA TUMOR
LIKENIFIKASI
EFLORESENSI KHUSUS

KOMEDO MILIA
KANALIKULI TELANGIEKTASI
NEURODERMATITIS
Definisi : neurodermatitis adalah
dermatitis yang sebab
pastinya tidak diketahui,
diduga adanya faktor
presipitasi berupa stress
psikis/emosional

Sinonim : neurodermatitis
sirkumskripta, liken simpleks
kronis, liken vidal
NEURODERMATITIS
Gejala klinis :
Perjalanan penyakit kronik residif (hilang
timbul)

Predileksi (regio yang sering dikenai) :


skalp/kepala berambut, tengkuk, sisi leher,
permukaan ektensor lengan & tungkai
bawah, pergelangan kaki, punggung kaki,
genital (skrotum/vulva).

Lesi : soliter/beberapa
Efloresensi : papula/plak eritema atau
hiperpigmentasi dengan skuama halus
diatasnya & likenifikasi. Likenifikasi terjadi
karena garukan yang berulang.
Penatalaksanaan
Umum
Hindari faktor presipitasi
Hindari garukan

Penatalaksanaan
Khusus
Topikal : salep kortikosteroid
Sistemik : anti gatal
Status Dermatologikus
Distribusi : regioner

Ad regio : permukaan
anterior pergelangan kaki
kiri

Lesi : soliter, bentuk tidak


teratur, ukuran
(16x13x0.3)cm/ plakat,
batas tegas, menimbul
dari permukaan, kering.

Efloresensi : plak eritema


dengan skuama
halus diatasnya dan
likenifikasi
Definisi: Dermatitis stasis adalah
DERMATITIS STASIS
suatu dermatitis yang
sebab pastinya tidak
diketahui dengan jelas,
diduga adanya faktor
predisposisi berupa varises
sehingga terjadi
ekstravasasi ke dalam
dermis yang dapat
menimbulkan rasa gatal,
karena digaruk terjadilah
Sinonim : Dermatitis gravitasional,
dermatitis.
dermatitis hipostatik, eksim
varikosa.
DERMATITIS STASIS

Gejala klinis :
Perjalanan penyakit bersifat kronis

Predileksi :
maleolus medialis dan sekitarnya.

Lesi : soliter/beberapa
Efloresensi : makula, plak
eritema/hiperpigmentasi dengan skuama
halus diatasnya juga dapat disertai erosi
dan oedema.

Terdapat varises pada tungkai bawah.


Penatalaksanaan
Umum
Hindari faktor predisposisi
Hindari garukan
Konsul ke bagian bedah
vaskuler untuk mengobati
varises
Penatalaksanaan
Khusus
Topikal : salep kortikosteroid
Sistemik : anti gatal
Status Dermatologikus
Ad regio : 1/3 distal permukaan
ekstensor tungkai kiri,
maleolus medialis
Lesi : multipel, sebagian
diskret dan sebagian
konfuens, bentuk tidak
teratur.
ukuran terkecil
(1x0.5x0.2)cm
ukuran terbesar
(22x18x0.3)cm
Batas sebagian tegas dan
sebagian tidak, menimbul dari
permukaan sebagian kering
Efloresensi : plak eritema, plak hiperpigmentasi
dan sebagian basah, tampak
dengan skuama halus diatasnya,
oedema.
erosi ,ekskoriasi dan krusta
medikamentosa
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai