Anda di halaman 1dari 4

Tugas Sekolah

Nama : Ahmad Fauzan


Kelas

1. Indung-indung

Indung- indung kepala lindung


Hujan di udik di sini mendung
Anak siapa pakai kerudung
Mata melirik kaki kesandung
La hawla walla quwwata
Mata melihat seperti buta
Tiada daya tiada upaya
Melainkan Tuhan Yang Maha Esa

Aduh-aduh Siti Aisyah


Mandi di kali rambutnya basah
Tidak sembahyang tidak puasa
Di dalam kubur mendapat siksa
Duduk goyang di kursi goyang
Beduk subuh hampir siang
Bangunkan Ibu suruh sembahyang
Jadilah anak yang tersayang

Lirik lagu ini sangat erat kaitannya dengan agama islam dan sarat dengan ajaran keagamaan
berupa pengajaran sopan santun dan ibadah. Pengajaran sopan santun termaktub dalam lirik anak
siapa pakai kerudung artinya menutup aurat adalah suatu kewajiban yang diperintahkan agar para
perempuan dan laki-laki bisa menjaga pandangannya melalui sindiran lirik mata melirik kaki
kesandung.
Begitu pun dengan pengajaran tentang ibadah yang tertuang dalam lirik lagu yang seperti pantun
beduk subuh hampir siang, bangunkan ibu suruh sembahyang.

2. Lamin Talunsur

Basurung ke ulu rantau tujuan


Basunsung surut mangiring pasang
Rantau tujuan lamin talunsur adidindang
Kissarini kunun jadi susuran
Lamin talungsur la nama rantaunya
Nyadi susuran jaman ka jaman
Adalah kunun ini kissanya adidindang
Si Ayus mangail baulli kali

Paulliannya lalu disalai


Di atas salaian cadandak mati
Jabakulisar manggalim buar
Si Ayus galli tatawa galak

Tapi apa kunun jadi akhirnya


Turunla imbut cada takira
Kampung talungsur kadasar sungai adidindang
Yattu susuranya lamin talungsur

Lagu ini tepatnya berasal dari daerah Berau yang merupakan sejarah tentang Lamin
Talungsur. Lamin merupakan rumah orang Dayak yang besar, tinggi, dan panjang yang konon
katanya di lamin tersebut tinggal seorang janda beserta anggota keluarga yang lain. Lagu ini
mengisahkan tentang lamin yang tenggelam dan menghilang masuk ke dalam sungai ketika kedua
anak janda tersebut tertawa terbahak-bahak saat sedang membakar ikan. Padahal perilaku seperti
itu sudah dipercayai sejak dahulu tidak boleh dilakukan karena dapat menimbulkan malapetaka.

3. Sorangan
Bulan tarang di pupuri awan
Kada nyaman handak bajajalan
Di langit bintang bintang sembunyi
Merana melihat ku sorangan

Angina batiup terasa dingin


Awak di selimputin awan baju
Aku duduk di bawah puhun plamboyan
Mangganang adingku nang jauh

Kadada yang mendangani aku


Kadada yang batakun wan aku
Kadada yang mamenderi aku
Kanapa aku disini

Kadada jua habar adingku


Kadada jua basasuratan
Kadada jua ampun ding sanank
Kanapa kadada habar

Malam saptu ku sudah mangganang


Amun apalagi sudah di malam ahad
Biasanya ku duduk badua
Malam ini ku duduk sorangan

Lirik lagu tersebut jelas menggambarkan kesedihan seseorang yang merasa sendiri dan
kesepian. Kerinduan akan seseorang pun tersampaikan secara jelas dalam lirik tersebut. Bahkan
dalam kesendiriannya seseorang tersebut masih membayangkan kenangan ketika masih duduk
berdua ketika malam minggu.

4. Oh Adingkoh
Pencipta: Gerhard Gerre

Oh adingkoh jebakena
Tahi dia manduikan sungei,
Katining danum manampah atei mipen
Tahi dia hasupa adingkoh sayang
Biti benengkoh ije huyung hanyang

Lagu ini menceritakan tentang kerinduan seorang kakak terhadap adiknya melalui lirik oh
adingkoh jebakena yang artinya oh adikku yang cantik. Selanjutnya, kerinduan tersebut tertuang
dalam lirik katining danum manampah atei mipen yang artinya sudah lama gak ketemu adikku
sayang. Lagu ini sangat cocok dinyanyikan seorang kakak yang ingin menyatakan perasaan rindu dan
sayangnya kepada adik tercinta.

5. Buah Bolok
Terkuak indah alam membentang
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabok dibuang sayang
Busu embok etam kumpulkan
Rumah-rumah jabok etam lestarikan

Buah salak muda diperam


Dimakan kelat dibuang sayang
Spupu dengsanak etam kumpulkan
Untuk menyambut wisatawan

Buah terong digangan nyaman


Jukut blanak tolong panggangkan
Museum Tenggarong Mulawarman
Yok dengsanak etam kenangahkan

Buah bolok kuranji papan


Dimakan mabok dibuang sayang
Keroan kanak sekampongan
Etam begantar bejepenan

Buah bolok merupakan buah hutan yang buahnya berada dibandir dan pohon bagian bawahnya
sangat digemari oleh kancil, rusa, dan kijang.

Dalam bait pertama lagu ini dapat diartikan berdiam diri tanpa melakukan apapun (sesuatu
yang dapat menimbulkan kebosanan). Selain itu, lagu ini seperti mengandung sautu ajakan kepada
masyarakat untuk melestarikan rumah-rumah panggung kutai yang sudah buruk. Pada bait kedua
secara tersirat menyindir generasi muda yang berdiam diri tanpa mengetahui budayanya sendiri,
maka tidak ada yang bisa diharapkan darinya.

Anda mungkin juga menyukai