Anda di halaman 1dari 1

Pergaulan anak anak sekolah dasar saat ini

Pendidikan anak merupakan hal yang sangat urgent untuk kita perhatikan sebagai orang
tua. Anak- anak usia SD merupakan generasi penerus Bangsa. Psikologi pendidikan anak
berbeda-beda di setiap tahap usia. Psikologi pendidikan anak usia SD tentu saja berbeda dengan
psikologi pendidikan anak usia dini ataupun anak-anak pada jenjang pendidikan di atas sekolah
dasar. Beberapa karakteristik yang diiliki anak usia sekolah dasar adalah senang bermain.
Senang berkelompok, Senang melakukan sesuatu secara langsung dan memiliki mondisi
psikologis yang belum matang (labil).
Terlepas dari hal di atas, pada saat ini semakin banyak permasalahan pendidikan
Indonesia yang melibatkan Anak Sekolah dasar. Beberapa kasus yang belakangan terjadi
adalah : Dari 2011 hingga agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah
bullying. Jumlah itu sekitar 25% dari total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480
kasus. Bullying yang disebut KPAI sebagai bentuk kekerasan di sekolah, mengalahkan tawuran
pelajar, diskriminasi pendidikan, ataupun aduan pungutan liar (republika, rabu 15 oktober
2014). Kasus yang terjadi di Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Sulsel. Dua murid kelas VI
SD 377 Arasoe, Wy (12) dan AA (12) meracik miras oplosan dari spiritus dan minuman energi
khusus dewasa. Mereka menjadikan lokasi di belakang sekolahan sebagai tempat
‘produksi’(Data KPAI, 2015). Di Makassar, siswa kelas I SD Inpres Tamalanrea V tewas
setelah dikeroyok tiga teman sekolahnya. AS yang baru berusia enam tahun sempat kritis
selama lima hari di rumah sakit.Peristiwa ini terjadi pada Kamis 27 Maret 2014, saat jam
istirahat di halaman sekolah (www.kompas.com). Berbagai faktor dapat menyebabkan
kenakalan pada anak yaitu Kurangnya perhatian dari kedua orang tua, kebebasan yang sebebas
bebasnya, kondisi psikologi yang tidak stabil, faktor lingkungan serta kebiasaan.
Tidak ada habisnya apabila kita berbicara mengenai kenakalan yang terjadi pada anak
usia sekolah dasar, miris sekali melihat potret pendidikan Indonesia saat ini. Kita coba untuk
menilik lebih dalam, mengapa mereka bisa bertindak sejauh itu? Mengapa bisa terfikir di benak
mereka melakukan tindakan kriminal yang sebenarnya tidak wajar dilakukan pada anak se usia
mereka? Anak indonesia kita sedang mengalami krisis identitas dan krisis spiritualitas. Mereka
adalah generasi penerus bangsa, ujung tombak bangsa. Mereka adalah pemegang kebijakan
dan pemimpin indonesia kelak. Kemudian bagaimana mengatasi semua ini? Jawabannya hanya
satu “Pendidikan Karakter”.
Kondisi idealnya adalah mereka belajar dan menuntut ilmu di sekolah dan lembaga
pendidikan dengan penuh tanggung jawab, dengan penuh semangat untuk bisa maju dan
memajukan bangsa, namun faktanya berbeda. Pendidikan karakter menjadi sangat penting di
Indonesia saat ini, karena pendidikan karakter merupakan dasar atau pondasi yang harus ada
dalam diri seseorang yang sesuai dengan norma yang berlaku, analoginya kalau kita
membangun rumah maka karakter adalah pondasinya kemudian mata pelajaran adalah tembok
dan tiangnya, jadi setinggi apapun tembok apabila pondasi kuat maka ia akan kuat dan
seberapapun tinggi tembok apabila pondasi tidak kuat maka ia akan roboh. Disinilah peran
pendidikan sebagai ujung tombak dalam menyelamatkan generasi muda, inilah urgensi dari
pendidikan karakter untuk mengatasi segala problematika yang ada di Indonesia. Rasanya tidak
adil apabila kita menyalahkan semua itu kepada pemerintah dan pihak sekolah. Marilah kita
para pemuda sama-sama bergerak bergandeng tangan dalam menciptakan generasi berkarakter
di Indonesia melalui kontribusi di bidang apapun.

Anda mungkin juga menyukai