Anda di halaman 1dari 6

Sekolah Pranikah

Online
Abdillah Family
Materi 26

Panduan Malam Pertama

Bismillahirrahmanirrahim

“Isteri-isterimu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat
bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah untuk dirimu, dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah
kabar gembira orang-orang yang beriman.”

(QS. Al-Baqarah : 223)

Salah satu tujuan dari pernikahan adalah melanjutkan keturunan yang tentunya dengan jima.
Bahasan jima sebenarnya sangat tabu dibicarakan. Namun, mengingat pernikahan dan jima
adalah hal yang sangat berhubungan, maka izinkan saya membahas hal ini. Rasulullah
mengajarkan kita untuk berbicara sedemikian jangan sampai vulgar dalam membahas jima
terlebih hukum-hukumnya dalam Islam. Oleh sebab itu, mudah-mudahan saya dapat
menyampaikannya sesantun mungkin.

Jima umumnya adalah hal yang dilakukan pada malam pertama. Jima sendiri ialah
berhubungan badannya suami pada istrinya. Dalam Islam jima merupakan ibadah. Hal ini
karena dapat menjauhkan seseorang dari zina. Selain itu, jima juga diharapkan dapat
menlanjutkan keturunan. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan adab-adabnya.

Pertama, setelah prosesi akad nikah, maka suami hendaknya memegang ubun-ubun kepala
istrinya seraya mendoakan istrinya agar menjadi sumber kebaikan dan bukan keburukan.
Rasulullah mengajarkan kita doa berikut. Mohon untuk dihafalkan terlebih bagi calon suami.

“Allaahumma innii as-aluka khayraha wa khayra maa jabaltahaa ‘alaihi wa a’uudzu bika min
syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa ‘alaihi”

“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan
pada dirinya. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan
apa yang Engkau ciptakan pada dirinya.”

Kedua, malam pertama hendaknya dilakukan setelah walimah demi mencegah prasangka zina.
Akad nikah bisa jauh hari sebelum jima dan walimah. Walau pun hukum pesta walimah adalah
sunnah muakkadah, namun informasi pernikahan hendaknya disebar agar tidak ada tuduhan
zina.

Ketiga, saat telah satu rumah atau setidaknya satu kamar dengan suami atau istri baru,
hendaknya menenangkan diri dan pasangan terlebih dahulu sehingga tidka kaku dan malu-
malu. Rasulullah menyodorkan gelas susu yang diterima dan baru diminumnya pada Aisyah
namun Aisyah sempat menolak malu dan akhirnya hanya minum sedikit.

Keempat, hendaknya suami istri melakukan shalat sunnah 2 rakaat sebelum melakukan malam
jima pertamanya berjamaah. Tentu suami tersebut mengimami istri barunya tersebut.
Kelima, lebih baik jima dilakukan dalam keadaan keduanya telah mandi, wudhu, dan tidak
terlalu lapar, kenyang, atau kebelet. Mandi dilakukan terlebih bila dilakukan setelah prosesi
walimahan yang sangat sangat menguras keringat dan tenaga. Suami istri dapat mandi bersama
pada malam tersebut. Jangan lupa untuk berwudhu karena lebih menjaga kesucian dan
kesegaran tubuh untuk jima.

Keenam, hendaknya suami istri bermesraan dulu sebelum jima. Suami istri dapat telanjang dan
berpelukan di ranjang dalam waktu yang lama. Hal ini bukan sekedar iseng tanpa tujuan,
melainkan memang sunnah yang diajarkan Rasulullah. Perempuan sangat berbeda dengan laki-
laki. Bila laki-laki hanya perlu satu menit saja untuk langsung memuncak syahwatnya,
perempuan butuh sampai sekitar 20 menit. Jima yang dilakukan tidak akan menyenangkan bagi
perempuan bila ia tidak sedang naik syahwatnya.

Ketujuh, berbeda dengan suami yang sumber syahwat utamanya ada di pandangan, maka
perempuan ada di sentuhan dan pendengaran. Suami dapat menghabiskan waktu untuk gombal
pada istrinya memuji kecantikan dan kebaikan dirinya sekali pun itu bohong. Setelah itu, suami
dapat menyusu pada istrinya yang dengan itu istri akan dengan cepat naik syahwatnya.

Kedelapan, syahwat istri yang sudah naik dapat diketahui dengan kemaluannya yang telah
basah dan licin. Syahwat laki-laki dapat dikatakan memuncak juga dengan demikian, yaitu
kemaluannya sudah dipenuhi dengan tetesan licin bening. Sebelum kemaluan saling bertemu,
status hadas kedunya masih hadas kecil yang dalam artian bisa disucikan dengan berwudhu.

Kesembilan, setelah keduanya telah naik syahwatnya, maka boleh untuk memulai jima. Adab
jima yang disunnahkan adalah dimulai dengan basmalah, doa jima, tidak menghadap kiblat
(berlawanan dengan posisi mayat di kuburan yang menghadap kiblat), menggunakan kain
penutup selama mesra dan jima (selimut biasanya), tidak banyak bicara apalagi berisik, serta
dilakukan di malam Jumat (agar mandi Jumat dan mandi junub digabung).
Setelah membaca Bismillahirrahmanirrahim, hendaklah sebelum jima membaca “Allahumma
jannibnasy syaithaana wa jannibisy syaithaana maa razaqtanaa” yang artinya “Dengan nama
Allah, Ya Allah jauhkan kami dari syetan dan jauhkan syetan dari apa yang engkau berikan
sebagai rizqi kepada kami". Doa ini agar syaithan tidak ikut hadir serta anak yang lahir tidak
mudah didatangi syaithan. Hendaknya suami-istri hafal karena akan rutin dilakukan sebelum
jima.

Kesepuluh, posisi jima dapat dilakukan sesuka hati khususnya bagi suami. Boleh saling
bertatapan dengan kepala ke satu arah, terbalik arah, dari arah belakang, atau apapun. Yang
mudah memang dengan posisi suami suami memeluk dari atas dan istri berbaring dan keduanya
dapat mudah berciuman selama jima.

Kesebelas, istri yang masih perawan akan memiliki selaput dara yang menutupi dalam
kemaluannya. Untuk merobek selaput tersebut, maka suami hendaknya melakukan jima secara
perlahan dalam keadaan kemaluannya telah tegak dan licin. Hindari menggunakan jari karena
akan menyakitkan. Istri akan merasa sakit dan perih terlebih sehari setelah jima dan saat datang
bulan yang berikutnya. Ciri perempuan tersebut masih perawan adalah kemaluannya berdarah
di malam pertama terebut.

Kedua belas, diharamkan untuk jima pada dubur istri atau ketika istri sedang haid dan nifas.
Keduanya perbuatan yang dilaknat. Terlebih istri sedang rapuh, tidak bersyahwat, dan akan
kesakitan dan luka bila jima ketika sedang haid.

Ketiga belas, yang dicari saat sedang jima adalah kenikmatan yang didapat pada satu titik
tertentu. Kenikmatan tersebut pada laki-laki ditandai dengan memancarnya air mani yang
berwarna putih yang disuntikan ke dalam rahim istrinya sebagai jalan menuju kehamilan.
Sedangkan bagi perempuan adalah kenikmatan pada satu titik yang nanti kemaluannya akan
berdetak, lebih licin, dan kadang disertai cairan mirip kuning telur. Perlu diperhatikan bahwa
suami dan istri lagi-lagi memiliki kecepatan yang berbeda dalam menapaki proses tersebut.
Suami dapat segera sampai pada puncak kenikmatan setelah satu menit saja jima. Sedangkan
perempuan mungkin butuh sampai 10 menit. Karena suami sebagai pemegang kendali jima,
maka suami tidak boleh terburu-buru dan menahan diri agar tidak segera sampai. Istri harus
dibiarkan sampai terlebih dahulu karena proses jima akan tidak nikmat setelah suaminya
selesai, baik karena kemaluan suami jadi loyo atau karena rahim perempuan telah dibanjiri oleh
air mani. Maka suami harus menunggu istrinya.

Keempat belas, dalam praktiknya suami akan lebih sering sampai pada puncak kenikmatan
dibandingkan perempuan karena berbagai sebab. Satu, kebutuhan laki-laki sangat besar karena
syahwatnya. Suami bisa menikmati jima kurang lebih 2 kali sehari. Sedangkan perempuan
dapat merasakan nikmatnya jima hanya 2 sampai 7 hari sekali. Akan sering terjadi dimana jima
hanya untuk memenuhi kebutuhan suami saja karena istri sedang tidak bersyahwat pada
suaminya.

Kelima belas, bila ingin istrinya hamil, dapat jima pada hari H+11 sampai H+16 dari pertama
istrinya haid. Hari itu istri akan sedang puncak suburnya, ditandai dengan pipinya kemerahan,
lebih ceria, dan lebih bersyahwat pada suaminya. Sedangkan hari-hari istri tidak subur adalah
saat kemaluannya sedang bercairan coklat (kemaluan perempuan memang rutin banyak cairan
dengan warna yang berubah-ubah).

Keenam belas, bila jima sudah selesai dan ingin diulangi (terutama suaminya ingin lagi) maka
hendaklah suami berwudhu terlebih dahulu. Hal ini untuk mengembalikan kesegaran dan
kenikmatan jima.

Ketujuh belas, bila jima telah selesai, hendaklah suami istri tersebut segera membersihkan
kemaluannya dan berwudhu terlebih sebelum maka atau tidur. Tidur yang dirasakan setelah
jima akan lebih nyenyak terlebih jima merupakan proses yang sangat memeras tenaga dan
keringat (apalagi bagi suami).
Kedelapan belas, jangan lupa mandi junub untuk shalat berikutnya. Mandi junub didahului
dengan wudhu kemudian membersihkan kemaluan dan seluruh tubuh (sunnahnya tubuh kanan
dulu). Mandi junub dapat dilakukan bersama suami istri atau sendiri.

Kesembilan belas, haram tegas hukumnya menceritakan jima pada orang lain. Jangan sampai
ada yang tau suami-istri yang tengah jima apalagi diceritakan.

Demikian materi kali ini. Materi cenderung lebih panjang dari materi sebelum-sebelumnya.
Mohon jangan dijadikan bahan lelucon apalagi untuk hal-hal yang vulgar. Semoga bermanfaat.
Yang benar dari Allah, yang salah dari kebodohan saya.

Wallahu A’lam.

Anda mungkin juga menyukai