Metode : Ini adalah studi kohort prospektif yang dilakukan pada 248 pasien dengan
usia 12 tahun atau lebih yang didistribusikan sebagai dua kelompok yang sama.
Pertama menerima Paracetamol/prednisolone dan yang kedua
paracetamol/ibuproven. Kedua kelompok dibandingkan pada 7 hari pasca operasi
mengenai rasa sakit saat istirahat, kelelahan berbicara, asupan makanan, dan
penurunan durasi tidur. Kedua kelompok dibandingkan mengenai kejadian mual
dan muntah setelah 2 hari pasca operasi. Insiden dan tingkat keparahan
perdarahan sekunder post-tonsilektomi dibandingkan antara kedua kelompok.
Hasil : Nyeri saat istirahat (tidak menelan – tidak berbicara) kurang pada kelompok
I tetapi tidak mencapai signifikansi statistic (P=0,036) selain itu asupan makanan
lebih baik pada kelompok I tetapi tidak mencapai signifikansi statistic (P=0,17).
Namun, kemampuan berbicara lebih baik dengan perbedaan yang signifikan secara
statistic (P=0,03) pada kelompok I. Penurunan tidur kurang pada kelompok II tetapi
tidak mencapai signifikansi statistic (p=0,31). Insiden muntah pada hari kedua
pasca operasi kurang pada kelompok I dengan signifikansi statistic (p=0,049).
Insiden perdarahan post-tonsilektomi sekunder secara signifikan lebih tinggi pada
kelompok ii dengan signifikansi statistic (p= 0,046). Tingkat keparahan episode
perdarahan juga secara signifikan lebih tinggi pada kelompok II (P=0,045)
Kesimpulan: Baik ibuprofen dan prednisolone efektif sebagai bagian dari rejimen
pengobatan pasca operasi tonsilektomi pada orang dewasa. Namun Prednisolone
lebih unggul dibandingkan Ibuprofen mengenai peningkatan rasa sakit saat
istirahat, asuoan makanan, kelelahan berbicara dan mula muntah pasca operasi.
Namun ibuprofen memiliki dampak yang kebih baik pada tidur.. insiden tangka
perdarah sekunder post- tonsilektomi secara signifikan lebih tinggi dengan ibu
profen yang mendukung pemilihan prednisolone umtuk dikombinasikan dengan
paracetamol dalam protocol pengobatan pasca operasi setelah tonsilektomi.
1.PENDAHULUAN
variabel kalitatif.
3. Hasil
Dalam studi ini, kedua kelompok terdapat 124 pasien tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kedua kelompok mengenai usia, jenis kelamin dan