Anda di halaman 1dari 33

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN PROMOSI KESEHATAN


RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT UMUM THALIA IRHAM


KAB. GOWA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugerah
yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Pengorganisasian Promosi
Kesehatan RSU Thalia Irham ini dapat selesai disusun.
Buku Pedoman ini merupakan Pedoman kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit dalam
menjalankan Pengorganisasian Promosi Kesehatan di RSU Thalia Irham.
Dalam pedoman ini diuraikan tentang Petunjuk Pengorganisasian Promosi Kesehatandi RSU Thalia
Irham.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian Promosi
Kesehatan di RSU Thalia Irham.

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTARISI...............................................................................................................................ii

BABI PENDAHULUAN….......................................................................................................1

BAB II GAMBARANUMUM RS..........................................................................................10

BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI,TUJUANRS......................................................11

BAB IV STRUKTURORGANISASI RS..............................................................................13

BAB V PROMOSI KESEHATAN RS...................................................................................14

BAB VI STRUKTUR ORGANISASIPANITIA PKRS........................................................16

BAB VII URAIANPANITIA PKRS.......................................................................................21

BAB VIII TATA HUBUNGAN KERJAPANITIA PKRS....................................................23

BAB IX PELAYANAN PANITIA PROGRAM KERJARS.................................................29

BAB X PROGRAM KERJA RS2019....................................................................................36

BAB XI MONITORINGDAN EVALUASI...........................................................................38

BAB XIIDOKUMEN BUKTI................................................................................................ 39

BABXIII PENUTUP...............................................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN

Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada panyakit yaitu hanya
menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi pengobatan. Dalam
keadaaan yang memerlukan, pasien yang sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan,
lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah
sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari, bahwa untuk memelihara kesehatan
masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usaha yang lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan
rumah sakit hanyalah salah satu bagina kecil dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang ada
serta sikap dan keterampilan para pelaksanannya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sikap,
pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung juga pada kerjasama yang positif antara
petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganya memiliki
pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien
mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas
kesahatan masyarakat pada umumnya. Promosi Kesehatan rumah sakit (PKRS) berusaha
mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentanf penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, PKRS juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga,
dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam berusaha penyembuhan dan
pencegahan penyakit. Oleh karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisah dari program
pelayana kesehatan rumah sakit.
A. Isu Strategis
Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun 1994 dengan nama
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya,
pada tahun 2003, isitlah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKMRS).
Seiring dengan pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah dilakuakan untuk mengembangkan
PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur
rumah sakit pemerintah, pelatihan PKRS. Namun pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih
dari 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan kesinambungannya di rumah sakit
tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen Direktur rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi Kesehatan
di Rumah sakit, yaitu
1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya
pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk memdapatkan informas
tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan denganpenyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman,bersih dan sehat.
4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya
pelayanan yang bersifat preventif danpromotif.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/ VI/2000
tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, pemberian promosi
kesehatan yang menyeluruh kepada pasien mengenai merupakan HAK pasien dan
KEWAJIBAN Rumah Sakit dan seluruh tim medis Rumah sakit. Informasi yang diberikan dapat
mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative). Promosi kesehatan
harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, serta dilaksanakan
bersama antara unit-unit rumah sakit yang terkait sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis promosi
Kesehatan Rumah Sakit.
Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien untuk
menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya akan mempengaruhi
prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika kedokteran mengenai autonomi pasien. Hal ini juga
diharapkan akan membangun hubungan dokter dan rumah sakit kepada pasien, meningkatkan
mutu pelayanan serta menimbulkan rasa percaya dan aman sehingga komplians pasien juga
diharapkan akan lebih baik. Berdasarkan hal tersebut diatas dan dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan medis rumah sakit, maka dibentuklah panitia Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit
(PKRS).
B. Dasar hokum
Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan:
1) Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggungjawab.
2) Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan
dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehata
3) Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh
lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.
4) Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan,
dan memajukan kesehatan yangsetinggi-tingginya.

5) Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan aksed terhadap informasi, edukasi, dan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
6) Pasal 18
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat
dalam segala bentuk upaya kesehatan.
7) Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, meyeluruh dan
berkesinambungan.
8) Pasal 55
a) Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayana kesehatan
b) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diatur dengan
peraturan Peraturan pemerintah
9) Pasal62
a) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui
kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang
tercapainya hidup sehat.
b) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi resiko,
maslaah dan dampak buruk akibat penyakit
c) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin dan menyediakan fasilitas untuk
kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
d) Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
diaturdengan peraturan Menteri.

10)Pasal 115
a) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan
b) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok diwilayahnya
11)Pasal 168
a) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien diperlukan informasi
kesehatan
b) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan melalui sistem
informasi dan melalui lintassector.
c) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaskudkan pada ayat
(2) diatur oleh Peraturan Pemerintah.
C. Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
1) Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayana rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.

2) Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna
a) Pasal 10, ayat 2
Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir m) ruang penyuluhan
kesehatan masyarakat rumah sakit
b) Pasal29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a) memberikan informasi yang benar
tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.
c) Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, buti d) memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan stadar profesi dan standar prosedur operasional.
3) Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor 267/MENKES/SK II/2010 tentang Penetapan
Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana hal ini tidak terpisahkan dengan
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah satu Prioritas Reformasi
Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World
ClassHospital).
4) Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan (Lembaran negara Tahun 1992
nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kehatan (Lembaran Negara
Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637).
6) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 159b/MENKES/PER/ II/ 1988
tentang Rumah Sakit.
7) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/VI/2000
tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
8) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004/MENKES/ SK/ I/2003
tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi bidang Kesehatan.
9) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1547/MENKES/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diKabupaten/kota.
10)Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1114/MENKES/SK/VIIX/2004
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.
11)Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1193/MENKES/SK/X/2004
tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.
12)Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
BAB II
GAMBARAN UMUM RSU THALIA IRHAM

Pada bulan September 2007, telah selesai di bangun gedung Rumah Sakit Umum (RSU) Thalia
Irham, yang tentunya akan ikut memperkaya khasana tempat pelayanan kesehatan di wilayah
Sulawesi Selatan.
Motto “Bagi Kami Pelayanan Prima Yang Utama”, Insya Allah dapat terlaksana dan dapat
membawa Rumah Sakit Umum Thalia Irham sebagai rumah sakit yang didambakan oleh masyarakat.
Kami berusaha memberi berbagai pilihan dalam jenis maupun pelayanan kesehatan, sehingga
dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat dari tingkatan manapun.
Rumah Sakit Umum Thalia Irham berusaha menjadi mitra bagi siapapun, termasuk
Pemerintah, BUMN, Asuransi dan pihak manapun, sehingga pelayanan Rumah Sakit Umum Thalia
Irham semakin dapat dijangkau dan dinikmati oleh seluas mungkin kalangan masyarakat.
Rumah Sakit Umum Thalia Irham mengambil lokasi di tepi Jalan Raya Poros Sungguminasa
Limbung, km 15 Desa Panciro, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Lokasi ini sekitar 15 km dari
kota Makassar, 4 km dari pusat kota Gowa (Sungguminasa). Letak di tepi Jalan Raya Poros
Makassar - Sungguminasa - Takalar - Jeneponto inilah sehingga memudahkan akses dari manapun.
Kendaraan umum melewati rumah sakit ini 1x24 jam.
Rumah Sakit Umum Thalia Irham berstatus rumah sakit swasta, yang dimiliki oleh PT.
Thalia Irham Harapan Ibu, telah beroperasi penuh sejak 4 Desember 2007, terbuka bagi masyarakat
umum, memberikan berbagai macam pelayan kesehatan bagi siapa pun dan dari kalangan manapun.
Sebagaimana mestinya sebuah rumah sakit, Rumah Sakit Umum Thalia Irham beroperasi penuh
1x24 jam 7 hari dalam seminggu serta Unit Gawat Darurat siap melayani pasien yang memerlukan
dengan dokter jaga penuh dalam 1x24 jam.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN DAN NILAI
RSU THALIA IRHAM

A. Visi RSU Thalia Irham adalah : “Menjadi Rumah Sakit Dengan Layanan Yang Bermutu Dengan
Mengutamakan Kepuasan Pelanggan” dan dengan Motto ‘ Bagi Kami Pelayanan Prima Yang
Utama” menjadi acuan atau panduan untuk seluruh karyawan Rumah Sakit Umum Thalia Irham
untuk mewujudkannya.
B. Misi Rumah Sakit Umum Thalia Irham adalah :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan terintegral diwilayah setempat
2. Meningkatkan pencapaian tingkat hunian yang optimal agar mampu bersaing.
3. Meningkatkan kompotensi dan kesejahtraan SDM secara berkalanjutan.
C. Tujuan Rumah Sakit Umum Thalia Irham adalah Terwujudnya Pelayanan yang berkualitas
kepada masyarakat.
D. Nilai – Nilai dasar yang digali dari budaya organisasi Rumah Sakit Umum Thalia Irham adalah :
1. Kebersamaan
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Integritas
5. Tanggung jawab
6. Rajin
7. Melayani
8. Fokus pada mutu dan keselamatan pasien
Dengan optimisme adanya pertumbuhan dan perkembangan Rumah Sakit yang baik, disertai
hasil analisis eksternal, persaingan, internal dan pasar yang masih terbuka dan luas, maka RSU
Thalia Irham menetapkan strategi pertumbuhan dengan tahap integrasi vertikal untuk memperkuat
posisi persaingan bisnis utama serta diversifikasi yang masih bersifat Related Diver.
STRUKTUR ORGANISASI UNIT PROMOSI KESEHATAN

PENASEHAT
dr. Irmastuti, MARS

KETUA :
Hijrawati, S. ST

SEKRETARSIS :
Kiki Reski Wahyuni, Amd. keb

ANGGOTA :
Nurtina Abdullah,Amd. Keb
Try Agustina Adam, Amd, RMIK
HUB. MASYARAKAT &
Ismayanti, Amd. RMIK
UNIT PELAYANAN PENYULUHAN
PELAYANAN PUBLIK

UNIT MEDIA
ELEKTRONIK/DOKUMENTSI
MEDIA CETAK &
WEBSITE/SOSMED
Panitia PKRS Rumah Sakit Umum Thalia Irham dibawahi langsung oleh Direktur RSU Thalia
Irham dan dipimpin oleh Hijrawati, S.ST. Panitia PKRS RSU Thalia Irham terdiri dari integrasi dan
kolaborasi unit kerja rumah sakit yaitu: customer service, medical information, gizi, keperawatan,
rekam medis, farmasi dan PPI.
BAB VI
URAIAN TIM PKRS
A. Ketua PKRS
1. Nama Panitia Kerja : PKRS
2. Nama jabatan : Ketua
3. Pengertian : Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat
memimpin dalam menjalankan pelaksanaan program PKRS
4. Tanggung jawab : Secara administratif dan fungsional bertanggungjawab seluruhnya
terhadap pelaksanaan program PKRS di RS.
5. Tugaspokok : Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program PKRS diRS
6. Uraian tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program
kerja PKRS.
b. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan
operasional PKRS secara efektif , efisien dan bermutu.
c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit
kerja terkait.
d. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS.
e. Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait
f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS
untukmembahas dan menginformasikan hal-hal penting yang
berkaitan dengan PKRS.
g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
h. Menjalin Kerjasama antar unit terkai.
i. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan
memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan
efektif.
7. Wewenang : Memberikan penilaian kinerja anggota PKRS dan membuat
prosedur PKRS.
8. Hasil Kerja : Daftar kerja untuk anggota PKRS
: Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di
PKRS, Standar Operating Procedure PKRS, Laporan Program
PKRS dan Bahan Materi edukasi.
B. Sekretaris
1. Nama Panitia Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : SekeretarisPKRS
3. Pengertian : Seseorang yang ahli dalam bidang Promosi kesehatan dan mampu
dalam menjalankan pelaksanaan Program PKRS
4. Tanggung Jawab : Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua PKRS
5. Tugas Pokok : Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PKRS
6. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS.
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan,
termasuk konsumsi, khususnya bila rapat berlangsung saat
waktu makan siang atau sore.
c. Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan
pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya.
d. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat
e. Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan,
pengembangan program dan fasilitasinya.
7) Uraian Wewenang : Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
8) HasilKerja : Analisa dan Pelaporan PKRS.

C. Anggota PKRS
1. Nama Panitia Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : Anggota PKRS
3. Pengertian : Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam
mengidentifikasi kebutuhan promisi kesehatan yang terkait dan
memfollow up pelaksanaan dan penerapaan program kerja PKRS
dalam masing-masing bagian/unit kerja.
4. Tanggung Jawab : Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
Ketua dan wakil PKRS dalam pelaksanaan program kerja PKRS di
setiap unitnya masing-masing

5. Tugas Pokok : Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PKRS di unit


masing-masing
6. Uraian Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada
diunit kerja masing-masing
b. Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada diunit
kerja masing-masing.
c. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja
masing-masing
7. Uraian Wewenang : Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan
masukan mengenai promosi kesehatan yang dibutuhkan per unit
masing-masing.
8. Hasil Kerja :
a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan perunit kerja
b. Pelaksanaan Program kerja PKRS di masing-masing unit
c. Penerapan Pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
e. Laporan evaluasi kerja
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA PANITIA PKRS

Direktur
Sekretaris

Ketua panitia PKRS

Customer Service Gizi

Keperawatan Medical Information Rekam Medis


(perawat
&bidan)
Farmasi

Keterangan :
1. Panitia PKRS langsung dibawahi oleh Direktur pelayanan Rumah sakit.
2. Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur pelayanan Rumah sakit.
3. Ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota PKRS.
4. Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan menyusun rapat,
membuat notulen rapat dan sidang PKRS.
5. Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan menerapkan
program kerja PKRS di bagian/unit masing-masing kerja.
6. Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi kesehatandan
menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggungjawab langsung kepada Ketua PKRS.
7. Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di panitia PKRS untuk
selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh panitia PKRS.
BAB VIII
KUALIFIKASI PERSONIL

A. Ketua PKRS
Persyaratan dan kualifikasi :
1. Pendidikan formal : Dokter/perawat
2. Pendidikan non formal : SertifikatSeminar
3. Pengalaman kerja : Pengalaman kerja sebagai dokter /perawat
medical informasi di rawat inap dan rawat jalan.
4. Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi,
berkepribadian yang menarik, dapat bersosialisasi
dengan baik dan profesional.

B. Sekretaris
Persyaratan dan Kualifikasi :
1. PendidikanFormal : Berijazah D3 dari unit terkait
2. Pendidikan Non Formal : Memiliki pengalaman promosi kesehatan
3. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman sebagai tenaga PKRS
4. Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil.
5. Berbadan sehat jasmani danrohani
C. Anggota
Persyaratan dan Kualifikasi :
1. Pendidikan Formal : Berijasah D3 atau persamaannya dalam bidangnya
masing-masing dan memiliki minat dan bakat
dalam promosi kesehatan.

2. Pendidikan Non Formal : Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja


masin- masing
3. Pengalaman Kerja : Pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit
masing-masing.
4. Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
5. Berbadan sehat jasmani dan rohani
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

(PKRS)
1. Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar penignktan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembanguanan kesehatan diselenggarakan dengan
berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain : ibu,
bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.
2. Pengertian PKRS
Promosi kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat
mandiri dalam mempercepat kesembuhannya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat
mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-msalah kesehatan, dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, melalui pembelajaran dari oleh,
untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang
berwawasankesehatan.
3. Visi
Oleh karena itu Kementeriaan Kesehatan menetapkan visi yaitu “Masyarakat Sehat yang
mandiri dan Berkeadilan”.
a. Visi PKRS RSU Thalia Irham
“Menjadi Rumah Sakit yang unggul dalam bidang promosi kesehatan dan preventif bagi
masyarakat internal dan eksternal di Rumah Sakit”
4. Misi
Dalam mencapai visi tersebut Kementerian Kesehatan juga mentetapkan 4 misi yaitu:
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani
b. Melindungi kesehatan masayarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata,bermutu dan berkeadilan.
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yangbaik.
1) Misi PKRSU Thalia Irham
a) Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam upaya peningkatan pengetahuan dan
kemampuan untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.

b) Mewujudkan Sumber Daya Manusia Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang memiliki
kompetensi unggul dalam bidang promosikesehatan

c) Menjadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang independen dalam pemberian


informasi dan materi promosi kesehatan
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam subsistem Upaya
Kesahatan.Rumah Sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitasyang terpisah dan berdiri
sendiri dalam sektor kesehatan. Peran rumah sakit adalah mendukung pelyanana kesehatan
dasar melalui penyediaan fasilitas rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut WHO, “Rumah
sakit harus terintegrasi dalam sistem kesehatan dimana ia berada. Fungsinya adalah sebagai
pusat sumber daya bagi peningktana kesehatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan.
”Reformasi perumahsakitan di Indonesia sangat diperlukan mengingat masih banyaknya rumah
sakit yang hanya menekankan pelayanannya kepda aspek kuratif dan rehabilitatif saja.
Padahalkeadaan ini menyebabkan rumah sakti menjadi sarana kesehatan yang “elit: dan terlepas
dari sistem kesehatan dimana ia berada.
Penerapan paradigma diatas akan sangat berpengaruh terhadapan pendekatanyang harsu
dilaksanakan dalam promosi kesehatan. Untuk itu pengembangan promosi kesehatan dirumah
sakit perlu dilakukan sesegera mungkin. Untuk memeprcepat upaya PKRS menjadi bagian dari
upaya pelayanan kesehatan Rumah Sakit maka PKRS dirasa penting menjadi salah satu
standard PKRS yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunana instrumen akreditasi rumah
sakit di Indonesia.

5. Falsafah
Memberikan pelayanan edukasi kesehatan selektif, meyeluruh dan terpercaya secara
profesional, efektif dan efisien yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi
kesehatan.

6. Nilai
a. Selektif
Informasi medis yang diberikan adalah unik bagi setiap individu dan berdasarkan hanya
yang terkait dengan kondisi kesehatannya dan apa yang dibutuhkan oleh pasien tersebut.
b. Menyeluruh
Meliputi setiap aspek yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana promotif,
diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif dan
rencana preventif.
c. Terpercaya
Informasi medis yang diberikan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti dan
komprehensif.
d. Profesional
Dalam memberikan pelayanan edukasi informasi medis dilakukan secara profesional.
e. Efektif dan efisien
Memberikan pelayananpasien dan keluarga serta bekerjasama dengan mittra kerja secara
efektif dan efisien.
7. Tujuan
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RS serta pemeliharaan
lingkungan RS dan termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan RS.
Meningkatkan kualitas pelayanan medis dengan memberikan informasi medis yang selektif,
terpercaya dan menyeluruh kepada setiap pasien dan keluarganya yang datang ke RS dengan
cara menyediakan informasi yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana
promotif, diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif
dan rencanapreventif.
8. Sasaran PKRS
Sasaran Promosi Kesahatan di RS adalah masyarakat di rumah sakit, yang terdiri dari:
a. Petugas
b. Pasien
c. Keluarga pasien
d. Pengunjung
e. Masyarakat yang tinggal/ berada di sekitar rumah sakit
BAB IX
PELAYANAN PANITIA PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT
A. Pengertian
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,
prinsip dasar promosi kesehatan rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah kesehatan
potensial (yang mengancam) dengan cara mncegahnya, dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif serta efesien. Dengan
katta lain, masyarakatmampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka memecahkan
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik masalah-masalah
kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam), secara mandiri (dalam
batas-batas tertentu).
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut:
Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyrakat, agar pasien dapat mandiri dalam memperepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri
dalam meningkatkan kesehatan, mencegah maslaah-masalah kesehatan, dan mengembangkan
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pmebelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
B. Ruang Lingkup promosi kesehatan
Pada dasarnya banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di RS. Secara
umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Di ruang pendaftaran/adminsitrasi, yaitu di ruang dimana pasien/klien harus
melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan RS.
2. PKRS dalam pelayanan Rawat Jalan bagi pasien,yaitu di poliklinik-poliklinik seperti
poliklinik poliklinik anak, poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam, poliklinik saraf, dan
lain-lain.
3. PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang gawat darurat, rawat
intensif dan rawat inap.
4. PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik bagi pasien yaitu pelayanan obat/apotik, dan
pelayanan laboratorium
Promosi kesehatan oleh panitia PKRS dalam pelayanan-pelayanan diatas ditangani oleh unit
unit Panitia PKRS yaitu: medical information, keperawatan (bidan dan perawat), Customer
service, gizi, farmasi dan rekam medis.
Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap unit rumah sakit dan oleh
personel medis yang berkompetensidi bidang tersebut terutam arawat inap, rawat jalan,
penunjang medis, farmasi dan lain-lain. Informasi disampaikan secara lisan oleh subunit panitia
PKRS baik di seluruh unit rumah sakit dan secara non lisan berupa promosi kesehatan yang
ditempel-tempel di beberapa area rumah sakit yang mudah dilhat oleh pasien atau keluarga
pasien dan pengunjung.

C. Ruangan PKRS
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh unit PKRS dan terletak di pelataran ruang
tunggu poli rawat jalan.
1. Tatalaksana
Promosi kesehatan Rumah sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari tim
medis dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis
serta mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan penyakit
pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien pulang), rawat
jalan, UGD dan penunjang medis. Tim tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis
RSU Thalia Irham. Pelayanan panitia PKRS terdiri dari pelayanan promosi kesehatan dan
informasi yang berhubungan dengan pasien dari 6 subunit panitia PKRS yang terintegrasi.
Unit- unit tersebut adalah Customer Service (CS), Medical Information for Patient Care
(MIPC), Gizi, Keperawatan ( perawatan dan bidan), Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) dan Rekam Medis(RM).
2. Tujuan:
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam
tentang penyakitnya.
a. Tujuan Khusus
1) Rawat inap : memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu
penjelasan lebih dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama
perawatan dan ketika pasien akanpulang
2) Rawat jalan:
a) memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai kondisi
penyakitnya dan memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik
(laboratorium atau radiologi) yang menunjang ketepatan diagnosis pada
pasientersebut
b) merujuk pasien kepada dokter spesialist yang berkompeten menangani
penyakit pasientersebut
c) membuatkan resume medispasien
3. Rawat inap
Apabila pasien baru masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak di ruang rawat
inap RSU Thalia Irham, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang
dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien
yang membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer service,
Medical Informasi, farmasi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap
maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik.
Maka perawat memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasikolaboratif.
a. Apabila pasien baru tidak masuk kedalama kategori 10 penyakit terbanyak maka
edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter ruangan atau subunit PKRS yang terkait.
b. Apabila pasien dan/ keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap membutuhkan
informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi, rencana terapi
dan lain-lain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/dokter ruangan atau subunit
panitia PKRS yang terkait.
c. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian informasi
akan diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas ( apabila masih membutuhkan).
d. Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical pathway
adalah dokter ruangan/ DPJP dan informasi pulang pasien dapat diberikan oleh
perawat.
e. Setiap pasien yang diedukasi WAJIB dicatat nama, no rekam medik, DPJP, diagnosa
dan pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-poin edukasi secara tertulis.
f. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO pemberian edukasi
dan SPO pemberian edukasi kolaboratif.
g. Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1 x 24 jam dari waktu DPJP
mendiagnosis pasien
h. Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh subunit
panitia PKRS terkait, maka jawaban standard yang akan diberikan adalah sebagai
berikut: “Saya belum ada jawaban mengenai pertanyaan tersebut namun akan saya
konfirmasikan kepada dokter spesialis yang merawat anda dan akan saya sampaikan
jawaban pertanyaan anda secepatnya. Mohon memberikan nomer telpon yang dapat
dihubungi”.
ALUR PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
10 penyakit terbanyak
Pasien masuk

Penyakit lainnya

Diagnosis DPJP Diagnosis DPJP

PROMOSI KESEHATAN

Dokter ruangan
Unit PKRS terkait Unit PKRS
DPJP Dokter ruangan
terkait

Clinical Materi Edukasi Formulir pemberian


pathway edukasi pulang edukasi

Formulir edukasi
kolaboratif
LOGBOOK

Unit terkait

Edukasi kolaboratif

LAPORAN BULANAN
4. Rawat jalan

a. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10 penyakit
terbanyak, maka di ruang rawat jalan RSU Thalia Irham, perawat mengidentifikasi
kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi
kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang membutuhkan informasi dari
lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer service, Medical Informasi, farmasi,
fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan
informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap maupun rawat
jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat
memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
b. Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin - Jumat, pkl 08.00-17.00) maka
pasien dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan penyakitnya
oleh subunit PKRS terkait.
c. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan
mendapatkan informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait.
d. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya oleh
subunit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian pada hasi kerja
berikutnya. Apabila pasien tidak masuk kedalam 10 penyakit terbanyak maka
informasi akan diberikan oleh DPJP terkait/ dokter jaga atau dokter medical
information (pada jam kerja)
e. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau
konsulatasi awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi akan
diberikan oleh dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian edukasi.
PANDUAN PELAYANAN MEDICAL INFORMATION

Medical information for patient care (informasi medis) adalah suatu tim medis yang berperan dalam
menyediakan, menyampaikan informasi medis serta mengedukasi pasien rawat inap mengenai
kondisi yang berhubungan dengan penyakit pasien (awal dirawat, selama perawatan dan sebelum
pasien pulang. Tim tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis RSU Thalia Irham.

A. Ruang lingkup :

Unit rawat inap, unit rawat jalan, UGD, dan penunjang

1. Tujuan:

Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap
yang perlu penjelasan lebih dalam tentang penyakitnya dan pada saat pasien akan pulang
tentang tata cara perawatan dirumah seperti: apa yang harus dilakukan, apa yang harus
dihindari, jadwal kontrol kembali, tata cara minum obat, perubahan perilaku dan gaya
hidup, dll.

Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat berikan oleh perawat
kepada pasien adalah sebagai berikut:

a. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Diabetes Mellitus

b. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Dyspepsia

c. Panduan pasien pulang post perawatan Hipertensi

d. Panduan pasien pulang post perawatan GERD

e. Panduan edukasi pasien pulang post Broncho Pneumonia

f. Panduan edukasi pasien pulang postcystitis Akut

g. Panduan pasien pulang post Anemia

h. Panduan edukasi pasien pulang post Tonsilitis

i. Panduan pasien pulang post Demam Thypoid

j. Panduan pasien pulang post perawatan Pneumon


BAB X
PROGRAM KERJA PKRS 2019
Bulan
No Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket
1 Revisi kepanitian Tim PKRS di

RSU Thalia Irham


2 Melaksanakan Rapat koordinasi

Tim PKRS
3 Melakukan Sosialisasi Program

Kerja PKRS
4 Identifikasi 10 Penyakit
terbanyak di RSU Thalia Irham

5 Pembuatan Booklet dan Leaflet


6 Mengembangkan media PKRS
- Penataan saranainformasi
- Leaflet,Flipchart
- Poster / Banner
7 Mengevaluasi proses dan hasil

Booklet dan Leaflet


8 Melaksanakan Penyuluhan
untuk pasien dan keluarga
Rawat Inap:
Etika batuk
Cara cuci tangan
9 Melaksanakan Penyuluhan

untuk Pasien Rawat Jalan:


TB
Geriatri
Cara cuci tangan
10 Kegiatan Eksternal
Penyuluhan ke puskesmas
Bulan
No Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket
TB
Geriatric
BAB XI
MONITORING DANEVALUASI

Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap PJ unit terkait,
dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang teredukasi (unit dan edukasi
kolaboratif) dan formulir pemberian informasi dan formulir pemberian edukasi kolaboratif.
Evaluasi kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap bulan
dan pelatihan mengenai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali. Evaluasi kinerja panitia
PKRS dilakukan dengan laporan bulan dari setiap unit PKRS, laporan bulanan panitia PKRS dan
survery kepuasan pelanggan setiap3 bulan.
XII
DOKUMENBUKTI

Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi kesehatan yang dibuat
oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:

A. Materiedukasi
B. Standard prosedur Operasional (SPO)
C. Dan lainsebagainnya
Semua dokumen ini digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan PKRS dan penerapan
pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
BAB XIII
PENUTUP

Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan dalam
pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan AKreditasi Rumah Sakit yang berhubungan
dengan promosi kesehatan.Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan mereka yang
bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan menjadi urusan
(tugas) bagi hampir sleuruh jajaran RS. Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka PKRS
adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pmeberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap)
maupun terhadapa klien sehat.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut harus dapat
dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai