Anda di halaman 1dari 51

DIGITAL ADVERTISING

PRODUCTION PROCESS AND


ITS VARIETY

Chapter Five
DEFINISI PRODUKSI IKLAN DIGITAL
Proses meng-KONVERSI ide atau aset menjadi
beragam platform/channel media digital seperti
website, social media, apps, html email dan lain-lain.

Yang paling penting untuk d-iingat dalam memproduksi


iklan digital adalah PESAN yang TEPAT harus
disampaikan melalui CHANNEL yang TEPAT di
WAKTU yang TEPAT dan kepada TARGET
AUDIENCE yang TEPAT pula.
PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT
1. Client

2. Advertising Agency / Digital Agency

3. Production House (jika perlu)

4. Post Production (jika perlu)

5. Audio House (jika perlu)

6. Videographer (jika perlu)

7. Content Creator (jika perlu)

8. Animator (jika perlu)

9. Photographer (jika perlu)

10. Media Agency (jika perlu)


PROSES SECARA UMUM
u Creative Concept Development
Menentukan Creative platform
Menentukan apakah ini berupa 360 ad atau tidak
Menentukan apakah berupa static ad atau video ad
Terjadi di Agency dan Client

u Film/Video/Photo Shoot, Animation,


Motion Graphic
Pre Production, Shooting/Production, Post Production

u Placement
Production Stages
Creative Concept Development
1. Client memberikan BRIEFING kepada Agency yang biasa nya
diwakili oleh CLIENT SERVICE TEAM

2. Client service memberikan INTERNAL BRIEF kepada


CREATIVE TEAM dan juga TRAFFIC TEAM (jika ada)

3. Creative Team melalukan BRAINSTORMING berdasarkan


Internal Brief untuk menentukan BIG IDEA atau CREATIVE
PLATFORM beserta detail konsep nya seperti ide cerita
(script), copy, sekaligus menentukan apakah akan membuat
digital video atau static ad atau keduanya sekaligus
menentukan channel media digital nya apa saja.

4. Jika membuat static ad, proses selanjutnya adalah membuat


DESIGN LAYOUT menggunakan MATERI yang sudah ada
saat produksi print ad sesuai dengan channel media digital
yang dipilih missal Instagram AD. Yang perlu diingat adalah
static ad pada media digital tidak memerlukan resolusi yang
besar sehingga tidak perlu terpatok pada hasil FA
Creative Concept Development
5. Layout static ad DIPRESENTASIKAN ke CLIENT oleh Agency yang diwakili
oleh Creative Team dan juga Client Service Team. Kalau disetujui maka bisa
langsung di apply ke masing-masing channel media digital yang diinginkan.

6. Jika membuat Digital Video maka Creative team perlu menentukan konsep
akan membuat Digital Video dalam bentuk apa?, Apakah SHOOTING,
ANIMASI, MOTION GRAPHIC atau STOP MOTION. Yang perlu menjadi
catatan, proses produksi digital harus dikerjakan dalam waktu yang sempit
sehingga jika ingin membuat konsep berupa full animation yang kompleks
dengan ekspektasi tinggi akan memakan waktu yang lama dan berpotensi
untuk kehilangan momentum, disamping itu Biaya nya juga besar, tetapi
concern yang paling utama adalah waktu.

7. Setelah ditentukan bentuk video nya seperti apa, maka Creative menentukan
Approach atau GENRE cerita nya, apakah Komedi, Story Telling, Live Style,
Manifesto, Slice of LIFE, Lighthearted.

8. Membuat Script jalan cerita yang kemudian dituangkan dalam bentuk STORY
BOARD atau MOOD BOARD disertai dengan audio video reference atau
visual reference. Lebih baik lagi jika Agency mempunyai SDM dibuatkan Still
O Matic agar Client lebih mudah untuk memahami dan menerima ide tersebut.
Creative Concept Development

9. Point 6 - 8 diatas di PRESENTASIKAN ke Client untuk Mendapatkan FEEDBACK


dari Client bisa berupa MINOR REVISION atau MAJOR REVISION atau
REJECTION

10. AGENCY RE-GROUPING untuk membahas feedback dari Client dan menentukan
langkah selanjutnya berdasarkan feedback tersebut

11. REVISIT Design Layout dan Copy Static AD, apakah perlu di Re-Layout atau hanya
mengganti Copy nya saja atau hanya ganti image yang digunakan saja dengan
layout yang sama

12. REVISIT BIG IDEA dari Konsep dan Script untuk sebuah Digital Video, apakah
harus diganti seluruh nya atau secara partial.

13. Presentasikan kembali ke Client untuk mendapatkan feedback atau langsung


APPROVAL

14. Client Service memberikan perkiraan SCHEDULE atau TIMELINE untuk


dicocokkan dengan schedule dari Client

15. Pada setiap meeting atau presentasi, Client service tidak boleh lupa untuk
membuat CONTACT REPORT atau MINUTES OF MEETING
Production
3rd Party Selection & Pitch
Berdasarkan konsep, cerita dan ekspektasi yang sudah dipilih dan di-
approved oleh Client, maka dipilihlah METODE PRODUKSI yang dapat
mendeliver konsep tersebut, apakah harus dilakukan SHOOTING atau
ANIMASI (2D/3D) atau MOTION GRAPHIC atau STOP MOTION atau MIX.
Live Shooting umum nya dikerjakan oleh PRODUCTION HOUSE, tetapi untuk
budget minimalis saat ini bias dikerjakan oleh VIDEOGRAPHER dan atau
CONTENT CREATOR. Untuk itu Dilakukan beberapa proses sbb:

1. Client service membuat request kepada AV PRODUCER untuk memimpin proses


PRODUKSI. Briefing kepada AV Producer dilakukan oleh Creative dan Client
Service Team.

2. AV Producer melakukan SOURCING dan menghubungi beberapa 3rd Parties


yang menurut pengamatannya dapat men-deliver KONSEP dan EKSPEKTASI
yang diinginkan dan dalam kisaran budget yang sesuai dengan terlebih dahulu
berkoordinasi dengan Creative Team

3. 3rd Parties menyerahkan SHOWREEL mereka, khusus untuk production house,


showreel yang diserahkan adalah showreel FILM DIRECTOR/VIDEOGRAPHER
yang mereka representasikan
3rd Party Selection & Pitch
4. Portfolio atau Showreel 3rd Parties dipresentasikan ke Creative
Team dan Client Service

5. Shortlisting 3rd Parties menjadi 2 – 3 perusahaan saja untuk


diikutkan dalam proses pitching

6. Briefing kepada Shortlisted 3rd parties dilakukan oleh Creative


Team dan Account Service yang dipimpin oleh AV Producer.
Dalam tahapan ini 3rd parties berhak untuk bertanya se-detail
mungkin apapun yang berhubungan dengan treatment,
ekpektasi, referensi, teknis eksekusi, schedule, biaya, do &
don’ts, sehingga 3rd Parties mampu merancang treatment,
teknis produksi, schedule dan Quotation yang sesuai dengan
ekpektasi Client dan Agency.

7. 3rd Parties menyerahkan Quotation, Initial Treatment dan


Schedule kepada AV Producer untuk kemudian dipelajari
dengan detail, diklarifikasi dan dinegosiasikan sebelum
diserahkan kepada Client Service
3rd Party Selection & Pitch

8. Creative Bersama Client Service menetapkan Best


Recommendation, The Next Best Thing or The Last
Resort dari Shortlisted 3rd Parties tersebut.

9. Client service mempresentasikan, memberikan


rekomendasi dan menyerahkan seluruh dokumen 3rd
parties, yaitu Portfolio, Initial Treatment, Quotation dan
Schedule kepada Client untuk dipilih.

10. Client menentukan pilihannya dan memberikan


feedback untuk Quotation dan Schedule atau langsung
memberikan APPROVAL

11. Penunjukkan 3rd Party sebagai pemenang proses


pitching
Pre-Production Digital Video Live Shooting
1. Initial Briefing berdasarkan adjustment terakhir dari pitching brief

2. Pre-Production Meeting (PPM)


Film Director Bersama Production House mempresentasikan
1. Detail Treatment
Ø Shooting Board / Mood Shooting Board
Ø Tone and Manner References Selection
Ø Lighting References Selection
Ø Color References
Ø Visual Effect Refences
Ø Music References
2. Shooting Location (Outdoor, Indoor Real Location, Studio with Set Build – Pre
determined dalam proses Initial Treatment dan Quotation)
3. Art Direction dan Detail Props
4. Talent Selection
5. Wardrobe Selection
6. Make up & Hair Do
7. Shooting Technic Explanation
Ø How to shoot it?
Ø What Camera are we using?
Ø What’s the aspect ratio?
8. Shooting Breakdown/Rundown
9. Schedule

3. Pre-Production Meeting (PPM) minimum dilakukan sebanyak 2X sebelum proses


shooting dan dalam tahapan ini semua hal yang dipresentasikan harus dipilih dan
di-approved oleh Client untuk dieksekusi.
Shooting Digital Video
1. Shooting dilaksanakan berdasarkan shooting breakdown/rundown yang sudah
disusun dan dijelaskan beserta seluruh kesepakatan atau approval dari Client
selama proses PPM

2. Proses penentuan urutan breakdown/rundown tidak se-simple mengikuti


shooting board, tetapi lebih kompleks dari itu. Mulai dari lokasi, titik set di
lokasi, arah angle camera, lighting set, waktu kejadian pada cerita, urutan
wardrobe yang digunakan sesuai urutan scene

3. Client & Agency mengawasi penuh seluruh proses shooting dan memastikan
bahwa semua frame pada shooting board, dan semua hasil kesepakatan saat
PPM ter-deliver

4. Creative & Client tentu nya berhak memberi masukan dan feedback kepada
film director selama masih berdasarkan kesepakatan saat PPM dan waktu
mengizinkan dengan dijembatani oleh AV Producer dan Film Producer. AV
Producer mengawasi penuh jalan nya proses dan komunikasi saat shooting
serta mampu menempatkan diri dengan baik dan bertindak secara
proporsional.

5. Setelah shooting dinyatakan selesai atau WRAP, PH dan Agency melakukan


final check apakah point no. 3 sudah terdeliver seluruh nya dan atau apakah
ada catatan untuk tahapan selanjutnya yaitu POST PRODUCTION
Post Production
1. OFFLINE EDITING. Yaitu proses menyusun footage (gambar hasil
shooting) frame by frame menjadi sebuah film/video utuh yang
mengacu pada shooting board + request/catatan lain saat PPM
maupun saat shooting. Footage yang digunakan adalah Low
resolution dengan tujuan memudahkan dan mempercepat proses
editing.

2. COLOUR GRADING. Yaitu proses pewarnaan hasil offline editing


yang sudah di approved. Acuan warna adalah sesuai referensi yang
sudah disepakati saat PPM. File yang digunakan adalah full
resolution. Paralel setelah Offline approved juga dikerjakan
AUDIO/MUSIC WORKS.

3. Pembuatan MOTION GRAPHIC umum nya pada logo atau


kemunculan SUPERS dilakukan parallel saat ONLINE EDITING
Post Production

4. ONLINE EDITING. Yaitu proses compositing dan retouching


seluruh elemen yang ada pada video shot per shot, frame by
frame. Bekerja dengan menggunakan hasil Colour Grading yang
resolusi nya sudah disesuaikan dengan kebutuhan, misalkan full
HD 1920 x 1080.

5. FINAL MIXING continue with AUDIO RESTRIPING

6. Penyesuain Aspect Ratio sesuai dengan spesifikasi setiap channel


media digital.

7. MATERIAL RELEASE sesuai dengan spesifikasi yang diminta.


OFFLINE EDITING
ONLINE EDITING, FINAL MIXING = FINAL OUTPUT
OFFLINE EDITING
ONLINE EDITING, FINAL MIXING = FINAL OUTPUT
AUDIO/MUSIC WORKS
1. Musisi atau Sound Designer menerima brief dari Film Director
dengan memperlihatkan Offline Editing yang sudah di approved.
Sebelumnya ditentukan dulu apakah film ini membutuhkan Musik
Ilustrasi, Music Scoring atau hanya Sound Designing (Sound
effect)

2. Musisi mulai bekerja berdasarkan brief dari film director dengan


mengacu pada Approved Offline Editing.

3. Paralel Musisi bekerja, dilakukan juga Voice Over, Voice Naration


Recording hingga Dubbing jika diperlukan. VO Talent ditentukan
dengan memilih dari sample suara masing-masing yang
disediakan oleh pihak Studio. Proses pemilihan VO Talent
sebaiknya dilakukan saat Offline Editing mendekati approved atau
setelah approved.
AUDIO/MUSIC WORKS

4. Setelah Musik Selesai, maka dipresentasikan oleh Musisi ke Film


Director untuk memperoleh feedback atau Approval sebelum di
present ke Agency dan terakhir ke Client

5. Progress (WIP) dari Musik dan VO di rough mixing untuk


diserahkan ke Post Production untuk dipresentasikan berbarengan
dengan ONLINE EDITING PRESENTATION

6. REVISION IF ANY or RECOMPOSE IF NECESSARY

7. FINAL MIXING

8. Delivery final AUDIO MATERIAL to Post Production to be restriped


with final pictures
PRODUCTION – Animation (2D or 3D)
1. Initial Briefing berdasarkan adjustment terakhir dari pitching brief, 2D dan 3D animation memiliki prinsip dan
proses yang berbeda. Dalam dunia periklanan Indonesia setidaknya, 2D animation jarang sekali di buat,
kebanyakan 3D animation.

2. Pre-Production Meeting (PPM)


Animator mempresentasikan
1. Detail Treatment
Ø Design of overall pictures, framing and each object
Ø Visual References for each object
Ø Tone and Manner References Selection
Ø Lighting References Selection
Ø Color References
Ø Texture References
Ø Visual Effect Refences
Ø Music References
2. Technic Explanation
3. Scheduling

3. Character Design & 3D Modeling in 360 angle

4. WIP (work in progress meeting). Pembuatan Animasi membutuhkan step by step confirmation sehingga perlu
dilakukan beberapa kali WIP di setiap tahapan nya untuk mendapatkan detail feedback sebelum melangkah ke
tahap selanjutnya

5. Modeling sesuai Pose dan Angle yang dipilih

6. Coloring, Lighting and Texturing


PRE PRODUCTION – Animation (2D or 3D)
1. Initial Briefing berdasarkan adjustment terakhir dari pitching brief, 2D dan 3D animation
memiliki prinsip dan proses yang berbeda. Dalam dunia periklanan Indonesia
setidaknya, 2D animation jarang sekali di buat, kebanyakan 3D animation.

2. Pre-Production Meeting (PPM)


Animator mempresentasikan
1. Detail Treatment
Ø Design of overall pictures, framing and each object
Ø Visual References for each object
Ø Tone and Manner References Selection
Ø Lighting References Selection
Ø Color References
Ø Texture References
Ø Visual Effect Refences
Ø Music References
2. Technic Explanation
3. Scheduling

3. Pre-Production Meeting (PPM) minimum dilakukan sebanyak 2X sebelum proses


Modelling atau Hand Drawing dan dalam tahapan ini semua hal yang dipresentasikan
harus dipilih dan di-approved oleh Client untuk dieksekusi
PRODUCTION – Animation (2D or 3D)
1. Setelah seluruh Design dan visual references untuk seluruh object
disetujui, dibuatlah modelling untuk setiap object tersebut (3D) atau
hand drawing (2D) untuk kemudian dipresentasikan dalam WIP
pertama ke Agency & Client. Tahapan ini selesai jika seluruh
Design Modelling/Hand Drawing di approved oleh Client dalam
beberapa kali WIP meeting (minimum 2x)

2. Selanjutnya adalah Tahapan Movement jika object yang dikerjakan


memang bergerak, seperti Character, Kendaraan, Liquid (Air).
Untuk Object yang tidak bergerak langsung masuk ke Tahapan
Texturing, Lighting dan Coloring. Movement untuk 2D animation
menggunakan Teknik IN-BETWEEN drawing, dimana untuk setiap
pergerakan Digambar frame by frame.

3. OFFLINE EDITING. Berbeda dengan Live Shooting,Offline editing


dalam animasi masih berupa guide dan akan terus mengalami
adjustment sampai ke akhir proses
PRODUCTION – Animation (2D or 3D)
4. WIP MOVEMENT Object bergerak dipresentasikan bersamaan
dengan Texturing/Lighting/Coloring object yang tidak bergerak
dalam sebuah Guide OFFLINE dan Musik Referensi. Ini
merupakan tahapan. Ini merupakan tahap yang paling panjang
dan memerlukan beberapa kali WIP meeting

5. ONLINE EDITING and AUDIO/MUSIC WORKS

6. COLOUR GRADING

7. FINAL MIXING continue with AUDIO RESTRIPING

8. Penyesuain Aspect Ratio sesuai dengan spesifikasi setiap channel


media digital.

9. MATERIAL RELEASE sesuai dengan spesifikasi yang diminta.


3D Animation Character
EX WIP 1
EX WIP 3
DIGITAL MOVING PICTURES
LIVE SHOOTING – ANIMATION – MOTION GRAPHIC
LIVE SHOOTING - DIGITAL VIDEO
LIVE SHOOTING - DIGITAL VIDEO
DIGITAL VIDEO -TEASER AD
3D ANIMASI – DIGITAL & CINEMA AD
MOTION GRAPHIC
AGILE CONTENT
AGILE CONTENT

AGILE CONTENT
Moving Billboard 3-6sec
MANDATORIES:

Simple single-minded message

BrandingAGILE CONTENT
from Second Zero

Include brand name in accompanying


post copy (when appropriate)

Optimised for Sound Off

Short time length 3s optimum,


6s maximum
Video Bumper 6sec
Mandatories
Simple single-minded message Fully Optimised for mobile &
channel screen size/orientation
Branding in first 2 seconds

Optimised for Sound On


AGILE CONTENT

COLLABORATION
GIPHY

AGILE CONTENT
INTERACTIVE DIGITAL

AGILE CONTENT
DIGITAL STATIC AD
INSTAGRAM AD

AGILE CONTENT
INSTAGRAM AD

AGILE CONTENT
INSTAGRAM AD

AGILE CONTENT
E - FLYER

AGILE CONTENT
HOME PAGE – E COMMERCE

AGILE CONTENT
RBT

AGILE CONTENT
INTERACTIVE PRINT AD

AGILE CONTENT
TUGAS
Buatlah paper ber-kelompok mengenai
proses produksi iklan cetak dan digital dari
sumber lain dan aplikasikan ke industry
yang sudah dipilih oleh masing-masing
kelompok.

Paper dikirim ke email saya paling lambat


hari senin 21/10/2019 pukul 23.59
Iqbal.arrasyid@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai