Anda di halaman 1dari 39

RUMAH SAKIT CITRA HUSADA

Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

PANDUAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI


(HIGH ALERT MEDICATION)

2019

RUMAH SAKIT CITRA HUSADA


Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah 74112 Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789
email: rschpbun@gmail.com Website: rscitrahusadapbun.com

1
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
NOMOR : ../……/RSCH/VIII/2019
TENTANG
PANDUAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATION)
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah


Sakit Citra Husada, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian tinggi yang berorientasi pada
keselamatan pasien;
b. bahwa agar pengelolaan obat yang perlu diwaspadai di Rumah
Sakit Citra Husada dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya Panduan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert
Medication);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b maka perlu ditetapkan Peraturan
Direktur Rumah Sakit Citra Husada tentang Panduan Obat
Yang Perlu Diwaspadai (High Alert Medication);
Mengingat : 1. Undang – Undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit
5. Keputusan Bupati Kotawaringin Barat no. 440/7755/KD.B
Tentang Klasifikasi Dan Izin Rumah Sakit Citra Husada
6. Kebijakan Direktur PT. Citra Tri Husada no.
010/SKC/CTH/IX/2016 tentang Hospital By Law
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : MEMBERLAKUKAN PANDUAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATION) RUMAH SAKIT
CITRA HUSADA
Kedua : Panduan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert Medication)
Rumah Sakit Citra Husada sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini.
Ketiga : Memberlakukan Panduan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert
Medication) Rumah Sakit Citra Husada.
Keempat : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Farmasi
Rumah Sakit Citra Husada dilaksanakan oleh Kepala Instalasi
Rumah Sakit Citra Husada
KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat

1
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

Keputusan ini, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pangkalan Bun


Pada Tanggal : 2 Juli 2019
Direktur
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
PANGKALAN BUN
NOMOR : 01/008.02/RSCH/VII/2019
TENTANG : PANDUAN OBAT YANG
PERLU DIWASPADAI (HIGH
ALERT MEDICATION)
RUMAH SAKIT CITRA
HUSADA

Direktur

dr. Handoyo, MPH

1
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Patient safety atau keselamatan pasien menjadi salah satu fokus dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Dalam perkembangannya rumah sakit
melakukan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu
diwaspadai (high alert medication). High-alert medication adalah obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan/error dan/atau kejadian
sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome), demikian pula obat-obat yang tampak mirip/ucapan mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/ LASA).
Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian
tersebut adalah dengan meningkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu
diwaspadai. Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan atau
prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data
yang ada di rumah sakit.

B. Pengertian
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, maka High-alert medication adalah obat
yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang
tidak diinginkan (adverse outcome), demikian pula obat-obat yang tampak mirip/ucapan
mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/
LASA).
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit disebutkan bahwa untuk
kelompok High-alert medication diantaranya :
1. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
2. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat,
kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan magnesium sulfat =50%
atau lebih pekat).
3. Obat-obat sitostatika.

2
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11


Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien disebutkan bahwa untuk kelompok High-alert
medication diantaranya :
1. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
2. Elektrolit konsentrasi tinggi ((misalnya, kalium/potasium klorida [sama dengan 2
mEq/ml atau yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat [(sama dengan atau lebih
besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%], dan
magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat]).
3. Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) yang masuk dalam
Institute of Safe Medication Practices (ISMPs).

C. Tujuan
a. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan
keselamatan pasien rumah sakit.
b. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit.
c. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome
d. Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam pelayanan obat yang perlu diwaspadai
kepada pasien.
e. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

3
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert Medication) Rumah Sakit Citra
Husada ini mengatur penanganan high alert medication yang meliputi kebijakan dan
penatalaksanaan obat yang perlu diwaspadai (high alert medication), yaitu semua
kegiatan pengelolaan obat high alert medication, termasuk di dalamnya adalah
penyimpanan, pengendalian, peracikan, pemberian, dan pengawasan.

4
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

BAB III
KEBIJAKAN

Kebijakan Panduan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert Medication) Rumah
Sakit Citra Husada adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan akses informasi mengenai high alert medication.
2. Membatasi akses terhadap high alert medication. Akses obat ini harus dibatasi, hal
ini mencakup pemberian label serta penempatan obat high alert medication secara
terpisah di ruangan. Obat HAM hendaknya ditempatkan pada kotak atau wadah
khusus dan tidak dicampur dengan obat selain HAM pada satu wadah.
3. Menggunakan label dan tanda ‘peringatan’ yang jelas untuk high alert medication.
4. Vial yang mengandung elektrolit konsentrat tidak boleh disimpan dilingkup atau
area perawatan pasien.
5. Elektrolit konsentrat hanya boleh disimpan di unit IGD, Kamar Bersalin, Kamar
Operasi, dan HCU.
6. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label yang
jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).
7. Menstandarisasi prosedur instruksi/peresepan, penyimpanan, persiapan, dan
pemberian high alert medication.
8. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau
ulang dalam audit dan revisi high alert medication oleh Komite Farmasi dan Terapi.
9. Melakukan prosedur pengecekan ganda¸ untuk obat high alert medication
10. Pengecekan ganda dicatat pada rekam medis pasien atau pada catatan pemberian
medikasi pasien.
11. Obat-obat yang digunakan dalam emergensi medis (misalnya: kondisi mengancam
nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan untuk mengikuti pedoman dan
prosedur penggunaan high alert medication.
12. Berikut adalah obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert medications:

Tabel I.1 : Obat-obatan dalam Kategori High Alert Medications

KELAS NAMA BENTUK NAMA KETERAN


NO KEKUATAN
TERAPI GENERIK SEDIAAN DAGANG GAN
Insulin Pen Novorapid 100 IU/ ml
Preparat
1 Insulin Insulin Pen Lantus 100 IU/ ml
Insulin Pen Novomix 100 IU/ ml

5
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

Insulin Pen Humalog 100 IU/ ml


Insulin Pen Apidra 100 IU/ ml
60 mg/ 0,6 ml
Natrium
Syringe Lovenox 40 mg/ 0,4 ml
Enoxaparin
20 mg/ 0,2 ml
4250 Axa iu/
0,4 ml
Parnaparin Syringe Fluxum
6400 Axa iu/
0,6 ml
Preparat Natrium 2,5 mg/ 0,5ml
2 Syringe Arixtra
Trombolitik Fondaparium 7,5 mg/ 0,6 ml
Heparin Sodium Vial Inviclot 5000 IU
Alteplase Vial Actilyse 50 mg
Streptokinase Vial Fibrion 1.500.000 IU
Monohidrat, 0,75 mg/ ml
Asam
Ampul Integrilin 2 mg/ m
Sitrat, Natrium
Hidroxida
Anticoagulan Warfarin Tablet Simarc 2 mg
3 Oral 15 mg
Rivaroxaban Tablet Xarelto
20 mg
Dextrosa Elektrolit
Dexrtrosa 40% Vial 40% 40% pekat tidak
Mgso4 40% Vial MgSo4 40% 40% boleh
disimpan di
Elektrolit Mgso4 20% Vial MgSo4 20% 20% ruang
4
Pekat KCL Vial KCl 7,46% perawatan
Meylon 84 Vial Meylon 84 8,4% kecuali
IGD, VK,
Ca.Gluconas Vial Ca.Gluconas 10% OK dan
Nacl 3% Fles NaCl 3% 3% HCU
Alprazolam 0,5 mg .
Feprax 0,5 mg
Alprazolam Tablet
Xanax 0,5 mg
Zypraz 0,5 mg
Clobazam Tablet Clobazam 2 mg
2mg
Tablet
Penurunan 5 mg
Kesadaran Valisanbe
5 Diazepam 5 mg/ 2ml
dan Ampul
Relaksasi 10 mg/ 2ml
Tablet Analsik 0,5 mg
1 mg
Ativan 2 mg
Lorazepam Tablet
0,5 mg
Merlopam 1 mg
Estazolam Tablet Esilgan 2 mg

6
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

1 mg/ ml
5 mg/ml
Midazolam Ampul Anesfar
15 mg/ 3 ml
5 mg/ ml
Midazolam Ampul Sedacum
1 mg/ ml
5 mg/ml
Midazolam Ampul Midazolam
10 mg
Zolpidem
Tablet Zolmia 50 mg
Tatrate
Eperisone Tablet Myonal 2 mg
Tizanidine Tablet Myores 100%
0,5 % (5,0
Sevoflurane Botol Sevorane mg/ml)
Chirocaine 5 mg/ ml
Levobupivacain Ampul
Vopicaine 10 mg/ ml
20 mg/ ml
Profopol Ampul Recofol
250 ml
6 Anestesi
Isoflurane Botol Isoflurane 7,5 m / ml
Ropivacain Ampul Naropin 10 mg/ml
Atracurium Ampul Tramus 10 mg/ ml
Recuronium
Ampul Belnium 0,5 g
Bromide
Thiopenta Ampul Tiopol 15 mg
Tab MST 10 mg/ml
Morfin
Ampul Morfin 0,05 mg/ ml
Ampul Fentanyl 12 mcg/ hr
25 mcg/hr
Fenthanil
Pach Durogesik 50 mcg/hr
10 mg
15 mg
Codein Tab Codein
20 mg
Codein 50 mg,
Opioid / Tab Codipront Phenyltoloxam
7
Narkotik ine 10 mg
Codein 11,11
Codipront mg,
Phenyltoloxam
Syr Codipront
ine 103,67 mg
/ 5 mg
(60 ml)
Codein 50 mg,
Coditam Tab Coditam paracetamol
500 mg
Pethidin Ampul Pethidin 50 mg/ ml
Nalokson Ampul Nokoba 0,4 mg/ ml
7 Kontras Lohexal Botol Xolmetras 50 ml

7
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

50 ml
Lopamidol Botol Lopamiro
30 ml
0,1 mg/ ml
Epinephrine Ampul Epinephrine
1mg/ ml
Norepinephri
1mg/ ml
Norepinephrine Ampul ne
Raivas 1 mg/ml
Ampul Digoxin 200 mg/ 5 ml
Adrenergik Digoxin Tab Digoxin 0,25 mg
8
Tab Fargoxin 0,25 mg
Dobutamin –
Vial 250 mg/ 5 ml
Dobutamin hameln
Ampul Dobujek 250 mg/ 5 ml
Dopamin Ampul Dopamin 250 mg/ 5 ml
Tab Ephedrine 25 mg
Ephedrin
Ampul Ephedrine 50 mg/ ml
Cordaron 150 mg/ 3 ml
9 Antiaritmia IV Amiodarone Ampul
Tiaryt 150 mg/ 3 ml
2,5%
Neuromus-
Atracurium
10 cular Bloking Ampul Tramus
Besylate 5%
Agent

Tabel II.1 : Obat-obatan dalam Kategori LASA

NO KEMASAN MIRIP

1 Cefotaxime Inj. Ceftriaxone Inj.


2 Epexol syr 100 ml Episan Syr 100ml
3 Infusan D5 + 1/4 NS Infusan M20
4 Levofloxacin inf. Ciprofloxacin inf.
5 Pantoprazole Inj. Omeprazole Inj.
6 Thrombo aspilet tab Aspilet 80 tab
7 Vosedon Syr. Santagesik Syr.

NO
NAMA OBAT SAMA KEKUATAN BEDA
1 Acyclovir 200 mg Tab Acyclovir 400 mg Tab
2
Allopurinol 100 mg Allopurinol 300 mg

3 Amlodipin 5 mg Tab Amlodipin 10 mg Tab


4 Canderin 8 mg Canderin 16 mg
5 Captopril 12.5 mg Captopril 25mg, 50mg
6 Cefixime 100 mg Cefixime 200 mg

8
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

7 Cefspan 100 mg Cefspan 200 mg


8 Celebrex 100 mg Celebrex 200 mg
9 Clindamycin 150 mg Clindamycin 300 mg
10 Clopidogrel 75 mg Clopidogrel 300 mg
Codein 15 mg
11 Codein 10 mg
Codein 20 mg
12 Cygest 200 mg supp Cygest 400 mg supp
13 Eflagen 25 mg Eflagen 50 mg
14 Farsorbid 5 mg (subbilingual) Farsorbid 10 mg
15 Flamar 25 mg Flamar 50 mg
16 Forbetes 500 mg Forbetes 850 mg
17 Gabexal 100 mg Gabexal 300 mg
Glimipiride 2 mg Tab
31 Glimipiride 1mg Tab
Glimepiride 4 mg
Gluvas 2 mg
33 Gluvas 1mg Gluvas 3 mg
Gluvas 4 mg
34 Gratizin 5 mg Gratizin 10 mg
35 Harnal D Harnal OCAS
36 Herbesser CD 100 mg Herbesser CD 200 mg
39 Ketorolac 1% Ketorolac 3%
43 Maltofer tab Maltofer Fol Tab
44 Mefinal 250 mg Mefinal 500 mg
45 Meloxicam 7.5 mg Meloxicam 15 mg
46 Meptin 0,025 mg Meptin 0,05 mg
47 Meropenem 0,5 g Meropenem 1 g
48 Merosan 0,5 g Merosan 1 g
49 Mertigo SR Mertigo
50 Methylprednisolone 4 mg Methylprednisolone 16 mg
52 Na. Diklofenak 25 mg Na. Diklofenak 50 mg
55 Ondansetron 4 mg Ondansetron 8 mg
Piracetam 800 mg
58 Piracetam 400 mg
Piracetam 1200 mg
62 Pronalges 50mg Pronalges 100 mg
63 Propanolol 10 mg Propanolol 40 mg
68 Salbutamol 2 mg Salbutamol 4 mg
Sanexon 8 mg,
69 Sanexon 4 mg
Sanexon 16 mg
70 Sanmol 500mg Sanmol Forte 650 mg
71 Simvastatin 10 mg Simvastatin 20 mg
72 Sporetik 100 mg, Sporetik 200 mg

9
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

73 Stator 10 mg Stator 20 mg
74 Stesolid 5 mg supp Stesolid 10 mg supp
75 Tensivask 5 mg Tensivask 10 mg
77 Thyrozol 5mg Thyrozol 10 mg
78 Trolip 100 mg Trolip 300 mg
79 Valemia 5 mg Valemia 10 mg
80 Valisanbe 2 mg Valisanbe 5 mg

NO NAMA OBAT MIRIP UCAPAN

1. Asam Mefenamat Asam Traneksamat


2. Ephedrine Inj Eprineprine Inj
3. Folamil Tab Folavit Tab
4. Lansoprazol Pantoprazol
5. Nifedipin Amlodipin
6 Vertikaf Ericaf

10
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

BAB IV
TATA LAKSANA

Penatalaksanaan obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah sebagai
berikut :
A. Peresepan
1. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medication
2. Instruksi ini harus mencakup minimal :
a. Nama pasien dan nomor rekam medis
b. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
c. Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian setiap
obat
d. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
3. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap high
alert medication secara tertulis.
4. Sistem instruksi elektronik akan memberikan informasi terbaru secara periodik
mengenai standar pelayanan, dosis, dan konsentrasi obat (yang telah disetujui oleh
Panitia Farmasi dan Terapi), serta informasi yang dibutuhkan untuk
mengoptimalisasi keselamatan pasien.

B. Persiapan dan Penyimpanan


1. High alert medication disimpan di pos perawat di dalam troli atau lemari khusus.
2. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan
dengan obat-obatan rutin lainnya. Penempatan label harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menutupi identitas, tanggal kadaluarsa, atau informasi penting
lainnya pada kemasan obat. Label harus tidak mudah lepas.
3. Jika high alert medication harus disimpan di area perawatan pasien, kuncilah
tempat penyimpanan dengan diberikan label ‘Peringatan: high alert medication’
pada tutup luar tempat penyimpanan.
4. Setiap kotak / tempat yang berisi high alert medication harus diberi label.
5. Infus intravena high alert medication harus diberikan label yang jelas dengan
menggunakan huruf / tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.

11
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

C. Pemberian obat
1. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check) terhadap
semua high alert medication sebelum diberikan kepada pasien.
2. Prosedur dalam melakukan pengecekan ganda / verifikasi oleh orang kedua
dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut:
a. pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert medications
tertentu / spesifik dan di saat pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan
transfer pasien.
b. Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada
catatan pemberian medikasi pasien.
c. Untuk infus:
1) Saat terapi inisial
Pengecekan ganda pada terapi inisial dilakukan oleh :
a) Petugas pertama mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah ini untuk
menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua:
(1) Obat-obatan pasien dengan label yang masih lengkap
(2) Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep / instruksi tertulis dokter
(3) Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
b) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
(1) Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
(2) Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak
diberikan telah sesuai dengan instruksi dokter.
(3) Obat memenuhi 8 benar.
(4) Membaca label dengan suara lantang kepada perawat untuk
memverifikasi delapan benar :
(a) Benar pasien
(b) Benar indikasi
(c) Benar obat
(d) Benar waktu pemberian
(e) Benar dosis pemberian
(f) Benar rute pemberian
(g) Benar/tidak alergi
(h) Benar dokumentasi

12
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

c) Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan / vial obat untuk
memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang benar,
misalnya: dosis insulin
d) Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda
dan kedua petugas puas bahwa obat telah sesuai, lakukanlah
pencatatan pada rekam medis / catatan pemberian medikasi pasien.
e) Petugas kedua harus menulis ‘dicek oleh:’ dan diisi dengan nama
pengecek.
f) Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada
pasien.
g) Pastikan infus obat berada pada jalur / selang yang benar dan
lakukan pengecekan selang infus mulai dari larutan / cairan infus,
pompa, hingga tempat insersi selang.
h) Pastikan pompa infus terprogram dengan kecepatan pemberian yang
tepat, termasuk ketepatan data berat badan pasien.
2) Saat terdapat perubahan konsentrasi obat.
3) Saat pemberian bolus.
4) Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
a) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
(1) Obat yang diberikan harus memenuhi delapan benar.
(2) Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang
kepada perawat sebelumnya untuk memverifikasi 8 benar
(seperti yang telah disebutkan di atas).
b) Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat
telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada bagian ‘pengecekan oleh
perawat’ di rekam medis pasien.
3. Berikut adalah high alert medications yang memerlukan pengecekan ganda untuk
semua dosis termasuk bolus.

Tabel III.1: High alert medications yang Memerlukan Pengecekan Ganda untuk
Semua Dosis Termasuk Bolus3
Obat-obatan
Kemoterapi
Heparin

13
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

Insulin
Infuse Magnesium sulfat pada pasien obstetric
Infuse kateter saraf epidural dan perifer
*abciximab
Argatroban
Bivalirudin
*eptifibatide
Lepirudan
Citrate ACD-A
Kalsium klorida 8 gm/1000ml infuse (untuk CRRT)
* obat-obatan yang sebaiknya tidak diberikan sebagai bolus dari kantong infuse /
vial

Tabel III.2: Obat-obatan yang Memerlukan Pengecekan Ganda jika Terdapat


Perubahan Kantong Infus
Obat-obatan
Infuse benzodiazepine
Kemoterapi
Infuse opioid
Infuse epidural
Infuse kateter saraf perifer

Tabel III.3: Obat-obatan yang Memerlukan Pengecekan Ganda jika Terdapat


Perubahan Dosis / Kecepatan Pemberian
Obat-obatan
Epoprostenol
Kemoterapi
Treprostinil
Infuse bensodiazepin
Infuse opioid, epidural
Heparin

14
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

4. Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien,


memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis, dan
tujuannya (pasien dapat juga berperan sebagai pengecek, jika menungkinkan).
5. Semua pemberian high alert medication intravena dan bersifat kontinu harus
diberikan melalui pompa infus IV. Pengecualian dapat diberikan pada pasien di
Ruang Rawat Intensif Neonatus (Neonates Intensive Care Unit – NICU), atau pada
pasien risiko tinggi mengalami kelebihan cairan (volume over-load). Setiap selang
infus harus diberi label dengan nama obat yang diberikan di ujung distal selang dan
pada pintu masuk pompa (untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan
kesalahan).
6. Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda dapat
menghambat / menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien,
perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan dan memastikan bahwa
kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan perlu ditatalaksana segera
sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang
diberikan sebelum memberikannya kepada pasien.
7. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi / apotek, dan dilakukan
peninjauan ulang oleh ahli farmasi atau apoteker apakah terjadi kesalahan obat
yang belum diberikan.
8.
Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk mengetahui
indikasi penggunaan dosis ekstra.

D. High Alert Medications


1. Agonis Adrenergik IV (epinefrin, fenilefrin, norepinefrin, isoproterenol)
a. Instruksi medikasi harus meliputi ‘kecepatan awal’.
b. Saat titrasi obat, haruslah meliputi parameternya
c. Konsentrasi standar untuk infuse kontinu:
i. Epinefrin : 4 mg/250ml
ii. Norepinefrin : 8 mg/250ml
iii. Fenilefrin : 50 mg/250ml
d. Pada kondisi klinis di mana diperlukan konsentrasi infuse yang tidak sesuai
standar, spuit atau botol infuse harus diberi label ‘konsentrasi yang digunakan
adalah ….’

15
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

e. Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan pemasangan


vena sentral.
f. Epinefrin
i. Rute pemberian: intravena, intramuskular
ii. Cara melarutkan:
Dapat dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau Dekstrosa 5%
Pengenceran standar adalah 1 mg per 250 mL NaCl 0,9%.
iii. Temperatur penyimpanan: 15-25 °C, lindungi dari cahaya dan udara,
larutan yang sudah direkonstitusi stabil selama 24 jam di temperatur
ruangan.
iv. Monitoring parameter: heart rate/nadi, tekanan darah, laju pernafasan.
v. Efek samping: angina, hipertensi, takikardia, mual, muntah, tremor,
udem paru.
vi. Antidot: Phentolamine dapat diberikan dengan dosis 5-10 mg dalam
10 mL NaCl 0,9%.
g. Norepinefrin
i. Rute pemberian: intravena
Cara melarutkan: Dapat dilarutkan dalam Dekstrosa 5% atau D5NS
Perhatian: Jangan memberikan NaHCO3 bersamaan dengan jalur
infus yang mengandung norepinefrin.
ii. Obat harus diencerkan sebelum digunakan, gunakan pompa infus
untuk ketepatan pemberian obat.
iii. Laju tetesan maksimum pada anak adalah 2 mcg/kg/menit.
iv. Laju tetesan lazim pada dewasa adalah 0,01-3 mcg/kg/menit.
v. Temperatur penyimpanan: 20-25 °C, lindungi dari cahaya, larutan
yang sudah direkonstitusi stabil selama 24 jam, jangan digunakan bila
timbul warna kecoklatan pada larutan.
vi. Monitoring parameter: heart rate / nadi, tekanan darah, laju
pernafasan.
vii. Efek samping: aritmia, bradikardia, sakit kepala (sementara),
dyspnea, kesulitan bernafas.
viii. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian norepinefrin,
monitor heart rate / nadi, tekanan darah, laju pernafasan hingga
kondisi pasien membaik.

16
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

ix. Bila terjadi ekstravasasi: ekstravasasi pada jaringan dapat berakibat


nekrosis lokal oleh karena sifat vasokonstriktif norepinefrin. Segera
berikan 10-15 mL larutan NaCl 0,9% yang dicampurkan dengan 5-10
mg phentolamine (suatu penghambat adrenergik).
2. Antagonis adrenergic (propanolol, esmolol, metoprolol, labetalol)
a. Konsentrasi standar esmolol:
i. vial 100 mg/10ml
ii. ampul 2,5 g/10ml
b. Metoprolol
i. Rute pemberian: intravena, dapat diberikan secara infus cepat (i.v.
push) selama 1 menit, atau infus lambat (misalnya 5-10 mg metoprolol
dalam 50 mL cairan selama 30-60 menit).
ii. Temperatur penyimpanan: 25 °C, lindungi dari cahaya dan
kelembaban
iii. Monitoring parameter: EKG, tekanan darah, heart rate.
iv. Efek samping: hipotensi, bradikardia, pusing, gatal dan kemerahan
pada kulit.
v. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian metoprolol, berikan
terapi suportif untuk pasien, antara lain pemberian cairan secara i.v,
pemberian obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah atau
denyut jantung, serta pengawasan terhadap fungsi jantung dan paru-
paru pasien.
3. Dopamine dan dobutamin
a. Sering terjadi kesalahan berupa obat tertukar karena namanya yang mirip,
konsentrasi yang mirip, dan indikasinya yang serupa. Gunakan label yang
dapat membedakan nama obat (misalnya: DOBUTamin, DOPamin).
b. Gunakan konsentrasi standar.
c. Beri label pada pompa dan botol infuse berupa ‘nama obat dan dosisnya’.
4. Kalsium Intravena (sebagai gluceptate, gluconate, atau chloride)
a. CaCl tidak boleh diberikan melalui IM karena bersifat sangat iritatif terhadap
jaringan.
b. Faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam darah adalah
kadar fosfor serum dan albumin serum.
c. Efek samping yang dapat terjadi:

17
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

i. Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapat


menyebabkan bradiaritmia, terutama pada pasien yang
mengkonsumsi digoksin).
ii. Antagonis terhadap CCB (calcium-channel blocker) dan peningkatan
tekanan darah.
iii. Hipokalsemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar kalsium
yang tidak efisien.
iv. Rasio kalsium-fosfor yang tidak tepat dalam larutan IV dan
menyebabkan presipitasi dan kerusakan organ.
v. Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida.
d. Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan miligram.
e. Lakukan pengecekan ganda.
5. Infuse kontinu Heparin, Lepirudin, Argatroban, Warfarin IV
a. Protokol standar indikasi adalah untuk thrombosis vena dalam (Deep Vein
Thrombosis – DVT), sakit jantung, stroke, dan ultra-filtrasi.
b. Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan.
c. Standar konsentrasi obat untuk infuse kontinu:
i. Heparin : 25.000 unit/500ml dekstrosa 5% (setara dengan 50
unit/ml)
ii. Lepirudin : 50 mg/250ml dan 100 mg/250ml
iii. Argatroban : 250 mg/250ml
d. Gunakan pompa infuse.
e. Lakukan pengecekan ganda.
f. Berikan stiker atau label pada vial heparin dan lakukan pengecekan ganda
terhadap adanya perubahan kecepatan pemberian.
g. Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit (daripada memodifikasi
kecepatan infus).
h. Obat-obatan harus diawasi dan dipantau.
i. Warfarin harus diinstruksikan secara harian berdasarkan pada nilai INR / PT
harian.
j. Heparin Natrium
i. Rute pemberian: intravena, jangan diberikan intramuskular karena ada
potensi nyeri dan hematoma.

18
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

ii. Cara melarutkan: Pengenceran standar adalah 25.000 unit per 500 mL
Dekstrosa 5%, volume minimal adalah 250 mL Dekstrosa 5%.
iii. Perhatian: Penggunaan pada pasien anak-anak masih terbatas
datanya,
sesuaikan dosisnya sesuai kebutuhan pasien.
Jangan menggunakan sediaan heparin yang mengandung
pengawet benzil alkohol pada pasien bayi dan neonatus.
iv. Temperatur penyimpanan: 25-30°C, jangan dibekukan, stabilitas
setelah direkonstitusi 24 jam, stabilitas setelah vial dibuka 30 hari.
v. Monitoring parameter: aPTT, tanda-tanda pendarahan, hemoglobin,
hematokrit.
vi. Efek samping: trombositopenia, pendarahan, iritasi lokal, osteoporosis
(pada pemberian dosis tinggi dalam jangka waktu lama).
vii. Antidot: Protamin sulfat (dosisnya 1-1,5 mg protamin sulfat untuk 100
unit heparin, berikan perlahan secara i.v).
6. Insulin IV
a. Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan.
b. Infuse insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label ‘high alert’ , ikuti
protokol standar ICU.
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari
setelah dibuka.
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label.
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar).
f. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di dalam spuit 1 cc,
selalu gunakan spuit insulin (khusus).
g. Lakukan pengecekan ganda.
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan
diberikan suntikan insulin.
i. Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis:
i. Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat.
ii. Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka
(injeksi jarum suntik). Tanggal dibuka / digunakannya insulin untuk
pertama kali harus dicatat pada vial.
j. Insulin

19
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

i. Rute pemberian: subkutan, intravena, intramuskular.


ii. Perhatian: Insulin sebaiknya jangan digunakan secara bolus i.v pada
pasien anak-anak dengan ketoasidosis diabetika.
iii. Temperatur penyimpanan: Bila kemasan belum dibuka simpan pada
suhu 2-8 °C, jangan dibekukan. Bila sudah digunakan, jangan
disimpan pada suhu > 30 °C, stabil selama 30 hari.
iv. Monitoring parameter: kadar glukosa darah, elektrolit, HbA1c.
v. Efek samping: hipoglikemia, hipokalemia, rasa lapar, mual, lemah otot,
palpitasi, edema perifer.
vi. Bila terjadi overdosis insulin: berikan 400-600 mg glukosa/kg/jam
hingga masalah teratasi.
vii. Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan.
viii. Infuse insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label ‘high alert’
, ikuti protokol standar ICU
ix. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi
label.
x. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering
tertukar).
xi. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di dalam spuit 1
cc, selalu gunakan spuit insulin (khusus).
xii. Lakukan pengecekan ganda.
7. Konsentrat elektrolit: injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi Kalium (klorida, asetat,
dan fosfat) ≥ 0,4 Eq/ml10
a. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat ( misalnya pada kecepatan melebihi 10
mEq/jam) atau dengan dosis yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan henti
jantung.
b. KCl tidak boleh diberikan sebagai IV push / bolus.
c. Hanya disimpan di apotek, ICU, ICCU, dan kamar operasi.
d. Standar konsentrasi pemberian infuse NaCl: maksimal 3% dalam 500ml.
e. Berikan label pada botol infuse: ‘larutan natrium hipertonik 3%’ (Tulisan
berwarna merah).
f. Protokol untuk KCl:
i. Indikasi infuse KCl
ii. Kecepatan maksimal infuse

20
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

iii. Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan


iv. Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor kardiovaskular
v. Penentuan bahwa semua infuse KCl harus diberikan via pompa
vi. Larangan untuk memberikan larutan KCl multipel secara berbarengan
(misalnya: tidak boleh memberikan KCl IV sementara pasien sedang
mendapat infuse KCl di jalur IV lainnya)
vii. Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral menjadi KCl
IV, jika diperlukan
g. Lakukan pengecekan ganda.
h. KCl 7,46 %
i. Rute pemberian: intravena.
ii. Cara melarutkan:
Pelarut yang dapat digunakan adalah NaCl 0,9% dan Dekstrosa 5%.
KCl harus dilarutkan dahulu sebelum digunakan, jangan digunakan
secara i.v. push.
iii. 1 mL KCl 7,46% setara dengan 1 mEq.
iv. Pindahkan sejumlah tertentu larutan KCl 7,46% menggunakan spuit
steril ke dalam kemasan infus pelarut.
v. Kocok perlahan hingga homogen, atur tetesan sesuai instruksi.
vi. Kecuali disebutkan lain, laju tetesan maksimal adalah 10-40 mEq per
jam.
vii. Temperatur penyimpanan: 25-30 °C, untuk yang sudah direkonstitusi
stabil selama 24 jam.
viii. Monitoring parameter: kadar kalium serum.
ix. Efek samping: hiperkalemia, rash, nyeri abdomen, mual, muntah.
x. Bila terjadi hiperkalemia: berikan 25-50 gram (250-500 mL) D10
ditambah dengan 10 unit insulin reguler diberikan secara i.v. selama
30-60 menit.
i. NaCl 3%
i. Rute pemberian: intravena
Cara melarutkan: Untuk pengenceran, dapat digunakan aqua pro
injeksi.
Atur tetesan infus dengan saksama sesuai dengan
instruksi yang diberikan, cara pemberian i.v central
line direkomendasikan.

21
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

Kecuali disebutkan lain, maka laju penetesan


maksimal adalah 100 mL/jam.
ii. Temperatur penyimpanan: 25-30 °C, jangan dibekukan, lindungi dari
panas.
iii. Monitoring parameter: kadar natrium serum.
iv. Efek samping: hipernatremia, hipokalemia, thrombosis, phlebitis,
ekstravasasi, CHF, edema paru.
8. Infuse narkose / opiat, termasuk infuse narkose epidural
a. Opiate dan substansi lainnya harus disimpan dalam lemari penyimpanan
yang terkunci di apotik / unit farmasi dan di ruang perawatan pasien.
b. Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia
dalam meresepkan obat.
c. Berikan label ‘high alert’: untuk infuse kontinu dengan konsentrasi non-
standar yang diberikan /diantarkan ke unit rawat, jika dperlukan sewaktu-
waktu.
d. Konsentrasi standar:
i. Morfin : 1 mg/ml
ii. Meperidin : 10 mg/ml
iii. Hidromorfin : 0,2 mg/ml (lima kali lebih poten
dibandingkan morfin)
iv. Fentanil : 10 mcg/ml (penggunaan di ICU)
e. Konsentrasi tinggi: (berikan label ‘konsentrasi tinggi’)
i. Morfin : 5 mg/ml
ii. Hidromorfin : 1 mg/ml (lima kali lebih poten dibandingkan morfin)
iii. Fentanil : 50 mcg/ml (penggunaan ICU)
f. Instruksi penggunaan narkose harus mengikuti Kebijakan Titrasi.
g. Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya di semua area yang terdapat
kemungkinan menggunakan morfin.
h. Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat
alergi.
i. Hanya gunakan nama generic.
j. Jalur pemberian epidural:
i. semua pemberian infuse narkose / opiate harus diberikan dengan
pompa infuse yang terprogram dan diberikan label pada alat pompa.

22
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

ii. gunakan tabung infuse yang spesifik (misalnya: wana: kuning


bergaris) tanpa portal injeksi.
iii. berikan label pada ujung distal selang infuse epidural dan selang infus
IV untuk membedakan.
k. Jika diperlukan perubahan dosis, hubungi dokter yang bertanggungjawab.
l. Lakukan pengecekan ganda.
m. Morfin
i. Rute pemberian: oral, intravena, epidural.
ii. Perhatian: Bila diberikan secara i.v push, sebaiknya diencerkan
dahulu dengan aqua pro injeksi atau NaCl 0,9% hingga
konsentrasi 1-2 mg/mL, kemudian suntikkan perlahan.
Untuk penggunaan epidural jangan gunakan sediaan yang
mengandung pengawet.
iii. Temperatur penyimpanan: 20-25 °C, lindungi dari cahaya.
iv. Monitoring parameter: derajat nyeri, tekanan darah, status mental dan
respirasi pasien.
v. Efek samping: hipotensi, bradikardia, mengantuk, pusing, sakit kepala,
gatal, penglepasan histamin, retensi urin, konstipasi, sedasi.
vi. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian morfin, berikan
terapi suportif antara lain pemberian oksigen dan monitor tanda-tanda
vital pasien. Pemberian antagonis opioid seperti naloxone hendaknya
diberikan bila memang ada depresi pernafasan berat.
a) Dosis naloxone untuk bayi atau anak < 5 tahun atau anak dg berat
badan < 20 kg: dosis awal 0,1 mg/kgBB secara i.v (dosis
maksimum 2 mg), dapat diulang setiap 2-3 menit bila diperlukan.
b) Dosis naloxone untuk dewasa: 0,4-2 mg secara i.v, dapat diulang
setiap 2-3 menit.
n. Fentanyl
i. Rute pemberian: oral, intravena.
ii. Cara melarutkan: Dapat digunakan tanpa diencerkan dahulu, atau
dapat pula diencerkan dengan 250 mL Dekstrosa
5%.
Perhatian: Penggunaan secara i.v pelan selama 1-2
Menit.

23
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

iii. Jangan digunakan pada pasien yang menerima pengobatan


monoaminoksidase inhibitor (contohnya selegiline, phenelzine, dan
isocarboxazide) dalam 2 minggu terakhir.
iv. Temperatur penyimpanan: 20-25 °C, lindungi dari cahaya.
v. Monitoring parameter: status respirasi dan kardiovaskuler, tekanan
darah, heart rate, tanda-tanda ketagihan.
vi. Efek samping: konfusio, konstipasi, mulut kering, mual, somnolence,
berkeringat, muntah, nyeri abdomen, bradikardia, depresi pernafasan.
vii. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian fentanyl, berikan
terapi suportif, pemberian naloxone dapat dipertimbangkan tergantung
kondisi pasien (bila terjadi depresi pernafasan).
a) Dosis naloxone untuk bayi atau anak < 5 tahun atau anak dg berat
badan < 20 kg: dosis awal 0,1 mg/kgBB secara i.v (dosis
maksimum 2 mg), dapat diulang setiap 2-3 menit bila diperlukan.
b) Dosis naloxone untuk dewasa: 0,4-2 mg secara i.v, dapat diulang
setiap 2-3 menit.
o. Pethidin
i. Rute pemberian: intravena, oral.
ii. Perhatian: Jangan diberikan bila pasien menggunakan obat
penghambat monoaminoksidase / MAO (contohnya selegiline,
phenelzine, dan isocarboxazide) dalam 2 minggu terakhir.
iii. Temperatur penyimpanan: 15-25 °C, lindungi dari cahaya.
iv. Monitoring parameter: derajat nyeri, tekanan darah, status mental dan
respirasi pasien.
v. Efek samping: mulut kering, pusing, konstipasi, retensi urin, mual,
hipotensi, vasodilasi, depresi pernafasan.
vi. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian pethidin, berikan
terapi suportif dan simptomatik, antara lain pemberian cairan i.v dan
atau bantuan pernafasan. Pemberian antagonis opioid seperti
Naloxone dapat diberikan bila diperlukan (dosis sama dengan kasus
overdosis morfin / fentanyl).
p. Sufentanil
i. Rute pemberian: intravena, epidural. Berikan secara injeksi pelan.
ii. Cara melarutkan: Dapat dilarutkan dalam Dekstrosa 5%.
iii. Temperatur penyimpanan: 15-25 °C, lindungi dari cahaya.

24
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

iv. Monitoring parameter: derajat nyeri, tekanan darah, status mental dan
respirasi pasien.
v. Efek samping: depresi pernafasan, kekakuan otot rangka, retensi urin,
hipotensi, gatal, somnolence, mual, muntah.
vi. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian sufentanil, berikan
terapi suportif dan simptomatik, antara lain pemberian cairan i.v dan
atau bantuan pernafasan. Pemberian antagonis opioid seperti
Naloxone dapat diberikan bila diperlukan (dosis sama dengan kasus
overdosis morfin / fentanyl).
9. Agen sedasi IV (lorazepam, midazolam, propofol)
a. Setiap infuse obat sedasi kontinu memiliki standar dosis, yaitu:
i. Lorazepam : 1 mg/ml
ii. Midazolam : 1 mg/ml, efek puncak: 5-10 menit
iii. Propofol : 10 mg/ml
b. Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital,
tersedia peralatan resusitasi)
c. Midazolam (Sedacum)
i. Rute pemberian: Intranasal, oral, intra muskular, intravena.
ii. Cara melarutkan: Dapat dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau Dekstrosa
5%.
iii. Penggunaan secara intranasal dapat menggunakan syringe 1 mL
tanpa jarum, diteteskan di tiap-tiap lubang hidung selama 15 detik.
Gunakan konsentrasi 5 mg/mL. Bagi dosis sama rata pada masing-
masing lubang hidung.
iv. Penggunaan secara i.v secara perlahan selama 2-5 menit
menggunakan konsentrasi 1-5 mg/mL atau dengan pompa infus.
v. Temperatur penyimpanan: 15-30 °C, larutan yang sudah direkonstitusi
stabil selama 24 jam.
vi. Monitoring parameter: status pernafasan dan kardiovaskuler, tekanan
darah.
vii. Efek samping: laju pernafasan menurun, hipotensi, mengantuk, nyeri
lokal, mual, muntah.
viii. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian midazolam. Monitor
pernafasan, denyut nadi, dan tekanan darah, berikan terapi suportif

25
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

bila perlu. Bila terjadi hipotensi maka dapat diberikan terapi cairan
intravena dan atau vasopresor.
d. Propofol
i. Rute pemberian: intravena.
ii. Cara melarutkan: Dapat dilarutkan dalam Dekstrosa 5%.
iii. Perhatian: Jangan diberikan bersamaan melalui kateter i.v bersamaan
dengan darah atau plasma dan tidak direkomendasikan
untuk anak usia < 3 tahun.
iv. Temperatur penyimpanan: 2-25 °C, jangan dibekukan, sediaan yang
sudah direkonstitusi stabil selama 6 jam.
v. Monitoring parameter: tekanan darah, tanda obstruksi saluran nafas.
vi. Efek samping: hipotensi, bradikardia, nyeri lokal, sakit kepala / mual /
muntah pada periode recovery.
vii. Antidot: tidak ada antidot spesifik untuk propofol. Bila terjadi overdosis,
segera hentikan pemberian propofol kemudian berikan terapi suportif
untuk pasien.
10. Infus Magnesium Sulfat
a. Tergolong sebagai high alert medications pada pemberian konsentrasi
melebihi standar, yaitu > 40 mg/ml dalam larutan 100 ml (4 g dalam 100 ml
larutan isotonic / normal saline).
b. Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis, persiapan dosis, pengaturan
pompa infuse).
11. Agen blok neuromuscular (Suksinilkolin, rokuronium, vekuronium, atrakurium,
pankuronium)
a. Harus disimpan di area khusus dan spesifik, seperti: kamar operasi, Ruang
Rawat Intensif (Pediatric Intensive Care Unit / Neonates Intensive Care Unit /
Intensive Care Unit), IGD, Cath Lab.
b. Berikan label yang terlihat jelas dan dapat dibedakan dengan obat-obatan
lainnya. Farmasi akan memberikan label pada semua vial untuk
penyimpanan obat di luar kamar operasi.
c. Penyimpanan harus dipisahkan dari obat-obatan lainnya, misalnya dengan
kotak berwarna, penyekatan, dan sebagainya.
d. Semua infuse agen blok neuromuscular harus memiliki label yang
bertuliskan:
i. ‘peringatan: agen paralisis’

26
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

ii. ‘dapat menyebabkan henti napas’


e. Lakukan pengecekan ganda.
f. Untuk setiap container obat baru yang disediakan oleh farmasi (misalnya:
vial, spuit, dan sebagainya), pengecekan ganda harus dicatat oleh kedua
petugas di rekam medis pasien.
g. Catatlah jika ada perubahan instruksi, termasuk perubahan kecepatan infuse
dan pengaturan pompa infuse.
h. Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia.
Instruksi juga harus menyatakan ‘Pasien harus terpasang ventilator’.
i. Jangan pernah menganggap obat-obatan ini sebagai ‘relaksan’.
j. Harus dihentikan pemberiannya pada pasien yang di-ekstubasi dan tidak
menggunakan ventilator lagi.
12. Obat-obatan inotropik IV (digoksin)
a. Obat ini memiliki rentang terapeutik yang sempit dan memiliki sejumlah
interaksi obat.
b. Pasien-pasien yang harus mendapatkan pengawasan ekstra adalah: lansia
(geriatric) yang mendapat dosis tinggi obat inotropik dan juga mengkonsumsi
quinidine.
c. Dalam penggunaan obat, berikan edukasi kepada pasien mengenai
pentingnya kepatuhan pasien dalam hal dosis, perlunya pemeriksaan darah
perifer secara rutin, dan tanda-tanda peringatan akan terjadinya potensi
overdosis.
d. Tingkatkan pemantauan pasien dan pemeriksaan laboratorium.
e. Lakukan pemeriksaan digoksin darah secara rutin.
f. Digoxin :
i. Rute pemberian: intravena pelan selama 5 menit
ii. Cara melarutkan: Dapat dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau Dekstrosa 5%
iii. Perhatian: Digoxin memiliki indeks terapi sempit, oleh karena itu
perhatikan dosisnya dengan saksama.
iv. Temperatur penyimpanan: 15-30 °C, lindungi dari cahaya.
v. Monitoring parameter: heart rate, EKG, kreatinin serum, kalium serum,
magnesium serum, kalsium serum.
vi. Efek samping: pusing, mual, muntah, sakit kepala, aritmia.

27
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

vii. Bila terjadi efek samping: segera hentikan pemberian digoksin, berikan
terapi suportif meliputi pemberian kalium bila terjadi hipokalemia, monitor
kadar elektrolit darah, dan monitor fungsi jantung.
13. Garam fosfat (natrium dan kalium)
a. Sebisa mungkin, berikan terapi pengganti fosfat melalui jalur oral.
b. Berikan dalam bentuk natrium fostat, kapanpun memungkinkan.
c. Pemberian kalium fosfat berdasarkan pada level / kadar fosfat inorganic
pasien dan faktor klinis lainnya.
d. Dosis normal kalium fosfat: tidak melebihi 0,32 mmol/kgBB dalam 12 jam.
Dosis dapat diulang hingga serum fosfat > 2 mg/dl.
e. Selalu berikan via pompa infuse.
14. Obat Anestesi:
a. Enflurane
i. Rute pemberian: inhalasi
ii. Perhatian:
a) Untuk pasien dewasa, dosis induksi untuk anestesi bedah adalah 2-
4,5%, dengan dosis pemeliharaan 0,5-3%, jangan melebihi dosis 3%.
Sedangkan untuk keperluan cesarean section digunakan dosis 0,5-1%
sebagai tambahan terhadap obat anestesi lainnya.
b) Untuk pasien anak-anak, keamanan dan kemanjurannya belum
ditetapkan.
iii. Temperatur penyimpanan: 15-30 °C.
iv. Efek samping: malignant hyperthermia, hipotensi, depresi pernafasan,
nilai lekosit meningkat, mual, muntah.
v. Antidot: Dantrolene dapat digunakan untuk mengatasi efek samping
malignant hyperthermia. Dosisnya adalah 2,5 mg per kg berat badan,
diberikan secara bolus i.v.
b. Halothane
i. Rute pemberian: inhalasi.
ii. Perhatian: Untuk pasien dewasa, dosis induksi anestesi adalah 0,5-3%,
dengan dosis pemeliharaan 0,5-1,5%.
iii. Temperatur penyimpanan: 15-30 °C, lindungi dari cahaya.
iv. Efek samping: malignant hyperthermia, artimia, hipotensi, hiperpireksia,
mual, muntah.

28
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

v. Antidot: Dantrolene dapat digunakan untuk mengatasi efek samping


malignant hyperthermia. Dosisnya adalah 2,5 mg per kg berat badan,
diberikan secara bolus i.v.
c. Isoflurane
i. Rute pemberian: inhalasi
ii. Perhatian:
a) Untuk pasien dewasa, dosis induksi anestesi adalah 1,5-3%, dosis
pemeliharaan adalah 1-2,5% dengan nitrat oksida, bila digunakan
oksigen saja maka dapat ditambah 0,5-1% lagi.
b) Untuk pasien anak-anak, keamanan dan kemanjurannya belum
ditetapkan.
iii. Temperatur penyimpanan: 15-30 °C.
iv. Efek samping: malignant hyperthermia, mual, muntah, aritmia,
peningkatan nilai lekosit.
v. Antidot: Dantrolene dapat digunakan untuk mengatasi efek samping
malignant hyperthermia. Dosisnya adalah 2,5 mg per kg berat badan,
diberikan secara bolus i.v.
d. Ketamine HCl
i. Rute pemberian: intravena.
ii. Cara melarutkan: Dapat dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau Dekstrosa 5%.
iii. Perhatian: Pemberian secara i.v. tidak boleh melebihi 0,5 mg/kg/menit
atau diberikan lebih cepat dari 60 detik.
iv. Temperatur penyimpanan: 20-25 °C, lindungi dari cahaya.
v. Monitoring parameter: heart rate / nadi, tekanan darah, laju pernafasan.
vi. Efek samping: bradikardia, anoreksia, mual, muntah, nyeri di lokasi
suntikan, obstruksi saluran pernafasan, konfusio, hipotensi, hipertensi
dan takikardia temporer, laringospasme.
vii. Pengelolaan overdosis: Monitor heart rate / nadi dan tekanan darah.
Respirasi mekanik dapat digunakan bila terjadi depresi sistem
pernafasan.
e. Desflurane
i. Rute pemberian: inhalasi
ii. Perhatian:
a) Dosis pemeliharaan untuk anestesi adalah 2,5-8,5% untuk pasien
dewasa, dan 5,2-10% untuk anak-anak.

29
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

b) Tidak direkomendasikan untuk anak < 12 tahun


iii. Temperatur penyimpanan: 15-30 °C
iv. Monitoring parameter: tekanan darah, laju pernafasan, denyut nadi,
temperatur.
v. Efek samping: hipotensi, depresi sistem pernafasan, aritmia, mual,
muntah, salivasi meningkat, laringospasme. Efek samping malignant
hyperthermia dapat terjadi namun jarang dilaporkan.
vi. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian desflurane, jaga fungsi
pernafasan dan kardiovaskuler pasien.
f. Ropivakain HCl
i. Rute pemberian: intravena
ii. Perhatian:
a) Berikan secara i.v pelan
b) Tidak direkomendasikan untuk anak < 12 tahun
iii. Temperatur penyimpanan: < 30 °C, jangan dibekukan
iv. Monitoring parameter: heart rate/nadi, tekanan darah, laju pernafasan.
v. Efek samping: hipotensi, nyeri lokal, mual, muntah, konvulsi, aritmia.

vi. Antidot:
a) Bila terjadi konvulsi maka tujuan terapi adalah untuk menjaga
oksigenasi dan menghentikan konvulsi. Pasien diberikan oksigen dan
antikonvulsi (Diazepam 5-10 mg i.v.)
b) Bila terjadi depresi kardiovaskuler (misalnya hipotensi, bradikardia),
maka dapat diberikan Efedrin 5-10 mg i.v dan dapat diulang setelah 2-
3 menit sesuai kebutuhan.
g. Bupivacain HCl
i. Rute pemberian: spinal, epidural
ii. Perhatian:
a) Larutan yang mengandung pengawet jangan digunakan untuk epidural
blok.
b) Tidak direkomendasikan untuk digunakan pada anak <12 tahun
iii. Temperatur penyimpanan: 15-30 °C.

30
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

iv. Monitoring parameter: heart rate / nadi, tekanan darah, laju pernafasan,
kesadaran pasien, toksisitas sistem syaraf pusat.
v. Efek samping: hipotensi, bradikardia, apnea, mual, muntah.
vi. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian bupivacain HCl, jaga
fungsi pernafasan pasien.
h. Thiopental natrium
i. Rute pemberian: intravena
ii. Cara melarutkan: Dapat dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau Dekstrosa 5%
iii. Perhatian:
a) Jangan menggunakan aqua pro injeksi untuk membuat larutan dengan
konsentrasi <2% karena bersifat hipotonik yang mengakibatkan
hemolisis.
b) Berikan secara i.v pelan untuk mengurangi efek depresi pernafasan
dan kemungkinan overdosis.
iv. Temperatur penyimpanan: 15-30 °C, lindungi dari cahaya.
v. Monitoring parameter: heart rate / nadi, tekanan darah, laju pernafasan.
vi. Efek samping: aritmia, delirium, sakit kepala, amnesia, rash pada kulit,
nyeri abdomen, diare, batuk, bronkospasme, laringospasme.
vii. Pengelolaan overdosis: Segera hentikan pemberian thiopental. Jaga
pernafasan pasien dengan bantuan oksigen bila perlu. Monitor laju
pernafasan, gas darah, dan elektrolit serum. Bila terjadi laringospasme,
obat relaksan otot polos rangka dapat diberikan.
viii. Rute pemberian: inhalasi.
ix. Perhatian:
a) Dosis lazim pasien dewasa untuk anestesi adalah 1,4-2,6% atau 0,7-
1,4% dengan nitrat oksida.
b) Dosis lazim pasien anak-anak adalah 2,5-3,3% atau 2% dengan nitrat
oksida
x. Temperatur penyimpanan: 15-30 °C.
xi. Monitoring parameter: tekanan darah, temperatur, denyut nadi, dan laju
pernafasan.
xii. Efek samping: depresi jantung dan sistem pernafasan, hipotensi, mual,
muntah.
xiii. Bila terjadi overdosis: hentikan segera pemberian sevoflurane, jaga
fungsi pernafasan dan kardiovaskuler pasien.

31
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

i. Lidocain HCl
i. Rute pemberian: intravena, endotracheal
ii. Cara melarutkan:
a) Dapat dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau Dekstrosa 5%
b) Pengenceran standar adalah 2 gram per 250 mL Dekstrosa 5%.
iii. Temperatur penyimpanan: < 30 °C.
iv. Monitoring parameter: heart rate / nadi, tekanan darah, laju pernafasan.
v. Efek samping: aritmia, bradikardia, depresi sistem pernafasan,
bronkospasme, mual, muntah.
vi. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian lidocain, pastikan
pasien mendapatkan oksigenasi yang cukup. Bila terjadi aritmia
ventrikular maka dapat diberikan Amiodaron. Monitor fungsi
kardiovaskuler pasien.
15. Streptokinase
i. Rute pemberian: intravena
ii. Cara melarutkan: dapat dilarutkan dengan NaCl 0,9% atau Dekstrosa 5%.
iii. Perhatian:
a) Streptokinase sebaiknya digunakan segera setelah direkonstitusi, bila
belum akan digunakan hendaknya disimpan pada suhu 2-8 °C, buang
setelah 8 jam
b) Jangan menambahkan obat lainnya ke dalam wadah berisi Streptokinase,
atau memberikan obat lain bersamaan dalam i.v. linTemperatur
penyimpanan: 15-30 °C
iv. Monitoring parameter: PT (prothrombin time), aPTT (activated partial
thromboplastin time), kadar plasminogen dan fibrinogen.
v. Efek samping: pendarahan, aritmia, hipotensi, bronkospasme, reaksi
sentitifitas (alergi, demam).
vi. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian obat, bila perlu dapat
diberikan tranfusi PRC untuk mengganti kehilangan volume darah dan
menetralkan pendarahan.
16. Amiodaron
i. Rute pemberian: intravena, oral
ii. Perhatian:

32
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

a) Penggunaan oral sebaiknya setelah makan, bila pasien mengalami


rasa tidak nyaman di pencernaan dengan pemberian dosis tunggal
maka dosisnya dapat dibagi dua kali pemberian.
b) Pemberian i.v > 2 mg/mL memiliki risiko iritasi vena.
c) Sebaiknya hanya digunakan untuk kasus aritmia yang mengancam
jiwa karena potensi toksisitasnya.
iii. Temperatur penyimpanan: 20-25 °C, lindungi dari cahaya.
iv. Monitoring parameter: fungsi hati, fungsi paru, fungsi tiroid, dan EKG
(waspadai pemanjangan interval QTc).
v. Efek samping: hipotensi, bradikardia, pemanjangan interval QTc,
pusing, sakit kepala, hiper / hipotiroid, nodul tiroid, mual, muntah, nilai
abnormal tes fungsi hati.
vi. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian amiodaron, berikan
terapi suportif meliputi pemberian cairan secara i.v, pemberian obat-
obatan untuk mengatasi bradikardia / hipotensi (bila terjadi), monitor
EKG dan tekanan darah.
vii. Kalium bila terjadi hipokalemia, monitor kadar elektrolit darah, dan
monitor fungsi jantung.
17. Glukosa 40%
i. Rute pemberian: intravena
ii. Perhatian:
a) Berikan secara i.v pelan, karena bila diberikan terlalu cepat ada risiko
hiperglikemia dan sindroma hiperosmolar.
b) Kecuali disebutkan lain, maka laju tetesan yang direkomendasikan
adalah 0,5 gram/kg/jam.
iii. Temperatur penyimpanan: 20-25 °C, jangan dibekukan
iv. Monitoring parameter: kadar glukosa, kalium, dan fosfat serum.
v. Efek samping: demam, hiperosmolaritas, phlebitis, edema paru,
pendarahan serebral, hiperglikemia, hipokalemia, hipofosfatemia,
ekstravasasi pada lokasi suntikan.
vi. Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian glukosa 40%,
berikan terapi suportif dan atau simptomatik.
E. Pemberian high alert medications pada pediatrik dan neonatus
1. High alert medications pada neonatus dan pediatric serupa dengan obat-obatan
pada dewasa, dan obat-obatan di bawah ini:

33
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

a. Regicide (semua jalur pemberian)


b. Chloral hydrate (semua jalur pemberian)
c. Insulin (semua jalur pemberian)
d. Digoksin (oral dan IV)
e. Infuse dopamine, dobutamin, epinefrin, norepinefrin
2. Pemberian chloral hydrate untuk sedasi:
a. Kesalahan yang sering terjadi:
i. Dosis tertukar karena terdapat 2 sediaan: 250 mg/5ml dan 500
mg/5ml.
ii. Instruksi sering dalam bentuk satuan volume (ml), dan bukan dalam
dosis mg.
iii. Pasien agitasi sering mendapat dosis multipel sebelum dosis yang
pertama mencapai efek puncaknya sehingga mengakibatkan
terjadinya overdosis.
b. Tidak boleh untuk penggunaan di rumah
c. Monitor semua anak yang diberikan chloral hydrate untuk sedasi pre-operatif
sebelum dan setelah prosedur dilakukan. buatlah rencana resusitasi dan
pastikan tersedianya peralatan resusitasi.
3. Prosedur pemberian obat:
a. Lakukan pengecekan ganda oleh 2 orang petugas kesehatan yang
berkualitas (perawat, dokter, ahli farmasi)
b. Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk penggunaan secara
kontinu infuse intravena untuk semua pasien pediatric yang dirawat, PICU,
dan NICU. Berikan label ‘konsentrasi …….’ untuk spuit atau botol infuse
dengan konsentrasi modifikasi.
Tabel IV.1 : Konsentrasi Standar Obat-obatan untuk Pediatric, PICU, dan NICU
Obat Konsentrasi 1 Konsentrasi 2 Konsentrasi 3
KCl 0,1 mEq/ml 0,2 mEq/ml
(10 mEq/100ml) (20 mEq/100ml),
hanya untuk infus vena
sentral
Spesifik untuk pediatric / PICU
Dopamin 1600 mcg/ml 3200 mcg/ml
(400 mcg/250ml) (800 mcg/250ml)

34
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

Dobutamin 200 mcg/ml 4000 mcg/ml


(500 mcg/250ml) (1 mg g/250ml)
Epinefrin 16 mcg/ml 64 mcg/ml
(4 mg/250ml) (16 mg/250ml)
Norepinefrin 16 mcg/ml 32 mcg/ml 64 mcg/ml
(4 mg/250ml) (8 mg/250ml) (16 mg/250ml)
Insulin, regular 0,5 unit/ml 1 unit/ml
Spesifik untuk NICU
Dopamine 400 mcg/ml 800 mcg/ml 1600 mcg/ml
Dobutamin 500 mcg/ml 1000 mcg/ml 2000 mcg/ml
Epinefrin 20 mcg/ml 40 mcg/ml
Insulin, regular 0,1 unit/ml 0,5 unit/ml
Fentanil 4 mcg/ml 12,5 mcg/ml

c. Hanya staf yang berpengalaman dan kompeten yang diperbolehkan


memberikan obat.
d. Simpan dan instruksikan hanya 1 (satu) konsentrasi.
e. Harus memberikan instruksi dalam satuan miligram, tidak boleh
menggunakan satuan milliliter.
f. Jangan menginstruksikan penggunaan obat-obatan ini sebagai rutinitas / jika
perlu. Jika diperlukan pemberian obat secara pro re nata (jika perlu), tentukan
dosis maksimal yang masih diperbolehkan (misalnya: dosis maksimal 500 mg
perhari).

35
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
Jln. Malijo RT 14, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74112
Telp. (0532) 2070777 Fax. (0532) 2070789 email: rschpbun@gmail.com
Website: rscitrahusadapbun.com

BAB V
DOKUMENTASI

Semua prosedur penanganan dan pengecekan ganda oleh tenaga kesehatan di


dokumentasikan dalam lembar rekam medik pasien.

36

Anda mungkin juga menyukai