Anda di halaman 1dari 3

"Kelahiran, Jodoh, dan Kematian", Tiga Takdir Rahasia Ilahi

Kelahiran, jodoh, dan kematian adalah tiga takdir dari Tuhan yang masih bersifat rahasia. Tidak akan ada
manusia yang mengetahuinya. Kita lebih dahulu bertemu dengan jodoh atau kematian. Jika kita melihat
pohon kelapa. Kita akan melihat pelajaran tentang ketiga takdir Tuhan ini.

Buah kelapa akan terjadi setelah bunga dari pohon kelapa mengalami proses penyerbukan. Suatu proses
perkembangbiakan generatif pada tumbuhan berbunga. Hasil penyerbukan yakni tumbuhnya calon bakal
buah. Setelah itu buah kelapa yang tumbuh ada kalanya akan berguguran disaat masih ukuran kecil,
sedang, atau besar. Hal ini tergantung dari kekuatan tangkai buah dalam menahan terpaan angin.

Saat manusia mengalami ketiga takdir diatas pasti akan banyak sanak keluarga yang mengunjungi.
Kelahiran disambut dengan suka cita, datangnya jodoh juga disambut dengan kegembiraan, namun
datangnya kematian akan disambut dengan kesedihan bagi keluarga yang ditinggalkan. Ibaratnya
manusia yang hidup akan menunggu kematian.

Belajar dari Kehidupan Merpat

Mentari bersinar pada suatu pagi di hari Minggu. Sepasang burung merpati berkejaran menuju sangkar
kayu. Merpati jenis gambir berwarna coklat kemerahan berjenis kelamin betina dan merpati jenis
meghan berwarna hitam untuk jenis kelamin jantan.

Merpati jantan mengeluarkan suara khasnya. Khuk geruk koak 3x. Musim kawin burung merpati sudah
saatnya. Seperti halnya manusia, burung memiliki kebutuhan untuk melestarikan jenisnya. Mereka akan
senang jika kebutuhan untuk berkembang biak bisa terpenuhi.

Merpati jantan dan betina sudah masanya untuk kawin. Setelah melewati massa kawin, mereka bekerja
sama untuk membuat sangkar dari ranting kering dedaunan. Telur akan di erami secara bergantian.
Tujuannya untuk menghangatkan telur hingga pada saatnya nanti bisa menetas. Keluarlah anak merpati
dari cangkangnya. Kemudian anak merpati akan mengalami siklus kehidupan seperti induknya, yakni :
lahir, hidup di dunia, kawin, dan mati.

Sepasang merpati menjadi simbol undangan perkawinan. Mahluk hidup diciptakan oleh Tuhan
berpasang-pasangan agar tenteram dan bisa melestarikan jenisnya. Begitu pula dengan manusia, jika
antara laki-laki dan perempuan sudah ditakdirkan untuk berjodoh pasti akan dipertemukan suatu saat
nanti.

Jodoh itu rahasia Tuhan, tidak akan ada manusia yang mengetahuinya. Seperti lirik sebuah lagu berjudul
Garam di laut asam di gunung oleh Ona Sutra.

Garam di laut asam di gunung

Dalam tempurung bertemu jua.

Kalaulah jodoh tak kan kemana.


Jika sepasang lelaki dan perempuan memang berjodoh pasti akan bertemu. Itu merupakan kebesaran
dari Tuhan. Hal itulah bukti kekuasaan dari Tuhan.

Kisah Cinta Suci Zahrana

Kemarin saya membaca novel terbitan tahun 2017 berjudul Cinta Suci Zahrana karya novelis
Habiburrahman El Shirazy dari penerbit buku Republika. Tokoh utamanya adalah Zahrana. Zahrana yang
sudah matang secara karir, finansial, dan paras wajah yang cantik belum juga mendapatkan jodoh yang di
tunggu-tunggu. Zahrana merupakan anak tunggal. Kebahagiaan kedua orang tuanya yakni ketika melihat
zahrana bisa berumah tangga.

Konflik yang ada di cerita ini diantaranya saat Zahrana menolak lamaran dari rekan sesama dosen. Hal ini
menyebabkan Zahrana mendapat teror dan cacian melaui sms. Namun peneror tersebut tidak
menyebutkan namanya. Setiap Zahrana gagal dalam menjalin hubungan dengan lelaki hingga
pernikahan. Peneror itu mengejek Zaharana dengan sebutan perawan tua yang tidak laku-laku. Tentu hal
ini akan menjadi goretan luka yang menyayat hati bagi Sabrina.

Kemudian Zahrana dipertemukan dengan calon suami yang bekerja sebagai penjaja kerupuk keliling.
Suatu perjodohan yang diperantarakan oleh Kyai. Zahrana tidak terlalu mementingkan kedudukan tinggi
calon suami. Kriteria Zahrana yang terpenting lelaki itu baik agama dan akhlaknya. Namun kisah
perjodohan ini tidak berakhir di akad nikah karena calon suaminya meninggal dunia tertabrak kereta api.
Kejadian itu sehari sebelum menjelang akad Nikah. Itulah kepedihan Zahrana.

Akhir penantian cinta suci Zahrana yakni saat dia dilamar oleh mahasiswanya sendiri. Ceritannya Ibu
Hasan yang menjadi dokter memeriksa keluarga Zahrana. Terjadilah pembicaraan mengenai anaknya
Hasan yang ingin melepas masa lajang. Hingga Ibunya Hasan menyampaikan lamaran Hasan kepada
Zahrana. Keluarga Zahrana pun menerima perjodohan itu.

Tokoh Hasan yang pandai saat menjadi mahasiswa Zaharana berhasil meluluhkan hatinya. Saat itu selisih
usia Zahrana dan Hasan sekitar empat tahun. Usia Zaharana lebih tua dibanding Hasan. Karena
pengalaman Zahrana yang terdahulu saat gagal akad nikah. Maka Zahrana memutuskan untuk meminta
dilamar hari itu juga yakni ba'da (setelah) isya. Lamaran Hasan pun meluncur di rumah kediaman orang
tua Zahrana. Akhirnya Hasan adalah pelabuhan cinta Zahrana secara resmi di jenjang pernikahan.

Pesan dari kisah cinta suci Zahrana yakni kesabaran dalam menunggu datangnya jodoh. Zahrana
memanjatkan doa-doanya sesuai shalat. Doa yang terus dipanjatkan akhirnya menembus langit. Tuhan
mengabulkan do'a Zahrana yang akhirnya memiliki suami di usia kepala tiga.

Penutup

Ada tiga pesan dari K.H Ahmad Jazuli di khutbah shalat Jum'at tentang kematian :

Pertama, semua dari kita ini calon mayat. Banyak orang yang ingin menjadi calon PNS, calon pejabat, dan
calon anggota DPR. Kemungkinan itu bisa terjadi. Tetapi yang pasti terjadi kita semua ini adalah calon
mayat.
Kedua, semua yang kita cintai pasti meninggalkan kita. Ada orang tua yang mencintai anaknya. Suami
mencintai isteinya. Seorang yang kita cintai pasti suatu saat akan meninggalkan kita. Kemungkinanya
hanya dua yakni kalau tidak orang yang kita sayang pergi terlebih dahulu atau kita yang pergi terlebih
dahulu.

Ketiga, ada dua nikmat yang kita sering melupakannya yakni kesehatan dan waktu luang. Orang sehat
memiliki mahkota. Mahkota itu hanya bisa dilihat oleh orang yanh sakit. Sehat akan menjadi suatu
kenikmatan saat kita sedang diuji dengan kondisi tubuh yang sakit. Kesempatan waktu luang kita
manfaatkan dengan baik.

Jadi kelahiran, pernikahan, dan kematian akan menjadi siklus kehidupan yang akan dijalani oleh mahluk
hidup. Kita bisa menyiapkan diri dengan terus memperbaiki diri agar mendapatkan jodoh yang baik.
Perjumpaan dengan kematian yang tidak bisa ditawar perlu kita siapkan dengan cara mengerjakan amal
kebaikan dan melaksanakan perintah Tuhan.

Salam

Eki Tirtana Zamzani

Mojokerto, 7 Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai