Anda di halaman 1dari 3

Inovasi Guru, Inovasi untuk Negeri

Saya Arie Hendrawan, guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMA


Islam Al Azhar 14 Semarang. Saya menjadi guru karena panggilan hati, saya ingin
menyalakan lilin-lilin harapan untuk bangsa melalui pendidikan. “Pendidikan
adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia,” kata Nelson Mandela.

(Scene memekikkan kutipan tentang pemuda dari Ir. Sukarno, tepuk


tangan, lalu menutup pembelajaran dengan hamdallah) – Suara scene
on/narator on/musik latar (?)

Di saat sebagian orang memandang profesi guru dengan sebelah mata, sejak kecil
saya justru telah bercita-cita untuk menjadi guru. Bagi saya, guru adalah seseorang
yang mempengaruhi keabadian, bahkan ia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya
akan berhenti. Dengan menjadi guru, kita juga dapat menyentuh masa depan.

(Scene turun tangga, ngobrol bersama banyak murid, sambil tertawa dan
senyum) – Suara scene off/narator on/musik latar (?)

***

Menurut saya, belajar adalah proses seumur hidup. Guru pun tidak boleh berhenti
belajar. Oleh karena itu, setiap selesai mengajar di sekolah saya selalu meluangkan
waktu untuk membaca berita-berita dari sumber informasi terpercaya. Guru yang
baik, harus senantiasa memperbarui informasi agar tidak ketinggalan zaman.

(Scene ambil koran Sindo di depan pintu kos, duduk di kursi, lalu serius
membaca-baca) – Suara scene off/narator on/musik latar (?)

Jika saya diberi waktu enam jam untuk memotong kayu, maka empat jam pertama
akan saya gunakan untuk mengasah kapak. Demikian juga dengan mengajar. Saya
selalu berusaha menyiapkannya semaksimal mungkin. Mulai dari mengakaji
berbagai sumber materi, menentukan metode, hingga membuat media.
(Scene membaca web koran Sindo dan web lain yang relevan tentang
korupsi, membaca buku tentang metode pembelajaran, dan membeli
perlengkapan belajar –asturo, spidol, hvs) – Suara scene off/narator
on/musik latar (?)

***

Bagi saya, pendidikan adalah sesuatu yang multidimensional. Pendidikan yang baik
tidak saja mendorong murid untuk mendengar dan melihat, tetapi juga melakukan.
Seperti yang dikemukakan oleh Confucius, “Aku mendengar, maka aku tahu. Aku
melihat, maka aku ingat. Aku melakukan, maka aku mengerti.”

(Scene anak-anak mendengarkan pemaparan dan guru menjelaskan


tabel project citizen) – Suara scene off/narator on/musik latar (?)

Sesuai dengan prinsip tersebut, saya melakukan inovasi pembelajaran dengan


mendorong anak-anak untuk beperan serta sebagai pegiat anti korupsi di sekolah
dan lingkungan sekitarnya. Menurut saya hal itu sangat penting, supaya produk
pembelajaran tidak hanya menguap atau berakhir di dalam kelas.

(Scene anak-anak berdiskusi kelompok dan guru mendampingi, anak-


anak menempel dan memberikan selebaran berupa kutipan/poster anti
korupsi di sekolah/jalan dengan membawa cocard “pegiat anti korupsi”.
Kutipan/poster dilihat banyak orang, termasuk guru –dengan wajah
tersenyum) – Suara scene off/narator on/musik latar (?)

Dengan demikian, para murid akan mendapatkan gambaran secara riil mengenai
persoalan yang terjadi di lingkaran kehidupan mereka. Di samping itu, mereka juga
akan mudah menyerap materi, sebab posisi materi yang tidak lagi berada di angan-
angan mereka, melainkan telah dipraktikkan langsung.

(Scene kelompok mempresentasikan proyek yang telah mereka lakukan


di dalam kelas, shoot foto kutipan/poster yang mereka tempel, lalu slide
yang berisi kutipan anti korupsi di sesi akhir, disusul tepuk tangan guru
dan semua anak-anak di kelas)

***

Metode adalah aspek yang sangat penting untuk keberhasilan pembelajaran. Ada
sebuah ungkapan, “At-thariqah ahammu minal-maddah” (artinya: metode itu lebih
penting dari materi). Namun, ruh gurulah yang lebih penting dari itu semua, sesuai
dengan ungkapan, “Wa ruuhul-mudarris ahammu min kulli syaiin”.

(Scene guru bicara narasi di ... (?) dengan duduk atau berdiri) - Suara
scene on/narator on/musik latar (?)

Oleh sebab itu, sebagai guru saya merasa bangga dengan diri saya terlebih dahulu
untuk menciptakan ruh positif. Akan tetapi, juga tidak berhenti belajar. Saya punya
prinsip, mengajar berarti belajar lagi. Dengan demikian, akhirnya apa yang saya
impikan untuk menyalakan lilin-lilin harapan bangsa dapat tercapai.

(Scene flashback pendek-pendek dari awal sampai akhir, ada senyuman,


dengan efek-efek tertentu, ex: slowmotion) – Suara scene off/narator
on/musik latar (?)

Epilog:
“Di tangan seorang guru, inovasi untuk negeri ini dimulai dari dalam
ruang kelas, menjalar ke lingkungan masyarakat, dan menyatu
sebagai bahan bakar yang mendorong perubahan bangsa...”
- Arie Hendrawan, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai