Di saat sebagian orang memandang profesi guru dengan sebelah mata, sejak kecil
saya justru telah bercita-cita untuk menjadi guru. Bagi saya, guru adalah seseorang
yang mempengaruhi keabadian, bahkan ia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya
akan berhenti. Dengan menjadi guru, kita juga dapat menyentuh masa depan.
(Scene turun tangga, ngobrol bersama banyak murid, sambil tertawa dan
senyum) – Suara scene off/narator on/musik latar (?)
***
Menurut saya, belajar adalah proses seumur hidup. Guru pun tidak boleh berhenti
belajar. Oleh karena itu, setiap selesai mengajar di sekolah saya selalu meluangkan
waktu untuk membaca berita-berita dari sumber informasi terpercaya. Guru yang
baik, harus senantiasa memperbarui informasi agar tidak ketinggalan zaman.
(Scene ambil koran Sindo di depan pintu kos, duduk di kursi, lalu serius
membaca-baca) – Suara scene off/narator on/musik latar (?)
Jika saya diberi waktu enam jam untuk memotong kayu, maka empat jam pertama
akan saya gunakan untuk mengasah kapak. Demikian juga dengan mengajar. Saya
selalu berusaha menyiapkannya semaksimal mungkin. Mulai dari mengakaji
berbagai sumber materi, menentukan metode, hingga membuat media.
(Scene membaca web koran Sindo dan web lain yang relevan tentang
korupsi, membaca buku tentang metode pembelajaran, dan membeli
perlengkapan belajar –asturo, spidol, hvs) – Suara scene off/narator
on/musik latar (?)
***
Bagi saya, pendidikan adalah sesuatu yang multidimensional. Pendidikan yang baik
tidak saja mendorong murid untuk mendengar dan melihat, tetapi juga melakukan.
Seperti yang dikemukakan oleh Confucius, “Aku mendengar, maka aku tahu. Aku
melihat, maka aku ingat. Aku melakukan, maka aku mengerti.”
Dengan demikian, para murid akan mendapatkan gambaran secara riil mengenai
persoalan yang terjadi di lingkaran kehidupan mereka. Di samping itu, mereka juga
akan mudah menyerap materi, sebab posisi materi yang tidak lagi berada di angan-
angan mereka, melainkan telah dipraktikkan langsung.
***
Metode adalah aspek yang sangat penting untuk keberhasilan pembelajaran. Ada
sebuah ungkapan, “At-thariqah ahammu minal-maddah” (artinya: metode itu lebih
penting dari materi). Namun, ruh gurulah yang lebih penting dari itu semua, sesuai
dengan ungkapan, “Wa ruuhul-mudarris ahammu min kulli syaiin”.
(Scene guru bicara narasi di ... (?) dengan duduk atau berdiri) - Suara
scene on/narator on/musik latar (?)
Oleh sebab itu, sebagai guru saya merasa bangga dengan diri saya terlebih dahulu
untuk menciptakan ruh positif. Akan tetapi, juga tidak berhenti belajar. Saya punya
prinsip, mengajar berarti belajar lagi. Dengan demikian, akhirnya apa yang saya
impikan untuk menyalakan lilin-lilin harapan bangsa dapat tercapai.
Epilog:
“Di tangan seorang guru, inovasi untuk negeri ini dimulai dari dalam
ruang kelas, menjalar ke lingkungan masyarakat, dan menyatu
sebagai bahan bakar yang mendorong perubahan bangsa...”
- Arie Hendrawan, S.Pd.