Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL SOSIAL MORAL AGAMA

PERANAN METODE BERCERITA DALAM SENTRA SENI


UNTUK MEMBENTUK SOSIAL ANAK USIA DINI

OLEH
WARZUQNA TASLIMA
NIM : 221610007

Sebagai salah satu tugas untuk


mata kuliah sosial moral dan agama

PROGRAM STUDI PG-PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2022
ABSTRAK
Ada pemikiran saya sebagai calon guru paud, dalam mendidik sikap sosial anak usia dini,
kita perlu menerapkan metode-metode atau pesan-pesan pendidikan, melalui berbagai cara
seperti melalui bidang seni. Contohnya melalui musik dan lagu seperti lagu anak-anak (terdapat
pesan Pendidikan). Jika jaman dulu ada lagu satu-satu aku sayang ibu, dua-dua aku sayang ayah,
tiga-tiga sayang semuanya. Kesan dalam lagu ini mendalam artinya anak harus menyayangi ibu
dan ayah dan saling menyayangi sesamanya. Selain dari pada itu untuk membentuk sikap sosial
anak dapat juga melalui metode bercerita yang dikaitkan dengan sentra seni.
Sehubungan dengan pemikiran saya yang telah dituangkan di atas, artikel ini dibuat
bertujuan ingin menyampaikan pesan mental kepada anak paud melalui metode bercerita (guru
menceritakan kepada anak paud) bahwa :
Kegunaan payung untuk :
- melindungi kita dari kondisi hari hujan
- melindungi kita dari terik matahari
- dan teristimewa untuk kita bergembira (anak paud dan guru), payung tadi bisa digunakan untuk
menari yang disebut dengan tari payung.
Didalam tari payung ini ; saya ingin menyampaikan pesan mental kepada anak paud
tentang :
Arti kebersamaan (kompak, tidak suka berkelahi) selalu bersama-sama dalam segala kegiatan,
arti daripada kedisiplinan dalam hal baris-berbaris, kedisiplinan dan kekompakan dalam bergerak
(di dalam unsur tari payung tadi) kemudian arti daripada menghitung gerak langkah / belajar
berhitung di dalam unsur tari payung, belajar mengenali fakta (start menari dan finish menari)
dan memberi pesan mental ; seperti cara memberi hormat kepada semua orang / penonton (guru
dan teman sesama paud), yaitu dalam hal ini ide penulis dengan cara masing-masing payung
diletakkan di depan kaki yang berdiri (dalam hal ini cukup diambil 5 orang penari tari payung),
dan kedua telapak tangan dari si penari dibuka dan saling menutup kedua telapak tangan serta
seraya menundukkan kepala untuk memberi hormat kepada para penonton (sebelum memulai
tari payung)
Semoga artikel ini bermanfaat untuk saya pribadi dan untuk calon-calon guru paud jika
membutuhkannya. Saya menyadari bahwa artikel ini tentu masih terdapat kekurangannya, untuk
itu saran yang baik sangat diharapkan.
PERAN METODE BERCERITA DALAM SENTRA SENI UNTUK
MEMBENTUK SOSIAL ANAK USIA DINI

I. Pendahuluan

Mendidik adalah proses untuk mengubah perilaku atau pemahaman menjadi lebih baik.
Mendidik merupakan proses yang panjang bahkan terkait dengan belajar yang merupakan bagian
dari proses pendidikan, terjadi terus-menerus sejak manusia dilahirkan hingga menjelang akhir
usia. Oleh karena itu pendidik ataupun orang tua perlu memperhatikan kaidah-kaidah dalam
mendidik yaitu menjaga niat ikhlas, memberikan contoh yang baik, ujian tertentu bagi anak
beraktifitas dalam keadaan bergembira. Memberikan fasilitas penunjang bagi anak usia dini.
Untuk melakukan proses pendidikan pada anak usia dini, dapat dengan cara pendekatan
metode bercerita melalui sentra seni (dalam hal ini diambil tari payung)
Pada kesempatan ini penulis menyusun artikel dengan judul “peran metode bercerita
dalam sentra seni untuk membentuk sosial anak usia dini”
II. Tujuan Penulisan Artikel

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menyampaikan pesan mental kepada anak didik
usia dini bahwa sikap sosial perlu dilatih dan dipupuk / dipelihara dari anak usia dini melalui
banyak cara, salah satunya melalui proses Pendidikan bidang seni tari. Banyak sekali sikap sosial
yang di dapat dari seni tari tadi. Guru dalam hal ini sebelum bersama siswa belajar tari payung,
tentunya dalam hal ini guru bercerita bahwa fungsi payung untuk melindungi kita dari kondisi
hari hujan, untuk melindungi kita dari terik matahari, dan teristimewa untuk mengajak anak paud
bergembira dalam belajarnya yaitu belajar menari payung yang tentunya tarian ini atas ide guru
dan diusahakan tariannya yang simple-simple saja (karena mengingat daya hapal anak paud
dalam gerak langkahnya belajar menari).
Selain tujuan ini juga ada tujuan lain dalam penulisan artikel ini yaitu menyelesaikan penugasan
yang diberikan oleh dosen mata kuliah sosemag.
Dalam keseharian kita mengenal sentra pembelajaran yang ada di paud yaitu imtak,
bahan alami, seni dan kreatifitas. Sementara di tk merupakan prinsip pembelajaran yang
difokuskan pada kegiatan bermain anak.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis sentra yaitu :
- pembelajarannya berpusat pada anak
- memanfaatkan settingan lingkungan, bermain sebagai dasar anak belajar.
- memberikan dukungan penuh kepada setiap anak, sehingga dapat mengambil keputusan sendiri
Mengapa anak usia dini perlu menerapkan metode sentra pembelajarannya? Karena sentra
mampu merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (intlegensi) melalui bermain yang terarah.
Setting pembelajaran mampu merangsang anak saling aktif dan dapat bekerja sama
(berkolaborasi) dan terus berfikir menggali pengalaman sendiri.
PEMBAHASAN MATERI
PERAN METODE BERCERITA DALAM SENTRA SENI UNTUK
MEMBENTUK SOSIAL ANAK USIA DINI

Metode bercerita dalam proses pembelajaran anak usia dini dapat dilakukan dengan
berbagai aktifitas pembelajaran. Melalui cerita dengan contoh aktifitas perilaku seni dalam
bercerita kepada anak dengan contoh cerita tentang hidup berdampingan dalam suatu komunitas
(kelompok) agar terjadi interaksi dari satu anak kepada anak lainnya.
Seorang guru bercerita tentang seni yaitu seni tari seperti seni tari payung. Guru bercerita
tentang fungsi payung terlebih dahulu, payung dapat berfungsi sebagai alat untuk melindungi diri
dari air hujan, maupun teriknya matahari, tetapi fungsi payung dapat pula sebagai alat seni jika
diperagakan dengan lemah gemulai. Dalam hal ini guru mengajarkan anak tari payung, guru
menyiapkan payung-payung kecil 3-5 buah dan anak 5 orang suruh maju ke depan untuk dilatih
bersama-sama menari payung (melatih berbaris di dalam tarian payung, melatih untuk
menghitung gerakan, melatih untuk kekompakkan bergerak atau rasa kebersamaan, melatih
untuk cara menghormati orang lain (guru dan sesama teman paud), dan pentingnya karya ini
diusahakan yang tidak ribet / yang simple-simple saja (karena mengingat kemampuan anak
dalam menghafal gerakan yang terlalu banyak). Tentunya disesuaikan dengan waktu yang
tersedia.
Dari cerita tadi, yaitu anak-anak dapat memanfaatkan rasa kebersamaan dalam gerak seni
tari payung. Dari kebersamaan inilah, terjadinya interaksi sesama murid (sikap sosial) diantara
mereka, baik melalui gerakan seni tari payung ataupun melalui cerita.
Disinilah peran metode bercerita dalam sentra seni untuk membentuk sosial anak usia
dini dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Dengan metode ini pendekatan pembelajaran
anak usia dini mungkin bisa menarik dan menyenangkan bagi anak usia dini dan diantara mereka
terjadilah interaksi satu sama lain dan lebih mengenal temannya diantara mereka melalui cerita
fungsi payung sebagai alat bantu sentra seni.
Demikianlah pembahasan artikel ini yang dapat saya sampaikan, tentunya banyak
terdapat kekurangannya. Untuk itu, saran untuk penambahan ilmu materi ini sangat diharapkan
dan semoga bermanfaat untuk penulis dan untuk calon-calon guru paud.
METODE PENULISAN ARTIKEL

Pada artikel yang berjudul “peran metode bercerita dalam sentra seni untuk membentuk
sosial anak usia dini” penulis menganggap perlu menuangkan metode yang dipergunakan pada
artikel ini.
Adapun metode yang dipergunakan dalam penulisan artikel ini yaitu studi literatur untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Dan, tak kalah pentingnya materi artikel ini
bertujuan bagi guru dalam menyampaikan kesan dan pesan mental kepada anak didiknya
khususnya untuk anak usia dini belajar sambil bermain, penulis perlu melakukan pendekatan
pembelajaran yang bertujuan agar kesan dan pesan mental yang disampaikan oleh guru kepada
anak usia dini dapat dicerna, dipahami dengan mudah dan sangat menyenangkan, salah satu
metode yang penulis ambil dalam hal ini yaitu metode bercerita dan metode berperilaku seni
oleh guru dan anak didik.
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan artikel ini dapatlah dikemukakan point-point penting untuk
kesimpulan.
Penulis berfikir untuk memudahkan dan untuk menanamkan prinsip pengajaran : seperti
konsep, fakta, contoh dan drill / latihan kepada anak usia dini, supaya anak paham apa
yang telah disampaikan oleh guru, maka guru perlu melakukan pendekatan pembelajaran
yaitu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan anak usia dini seperti metode
bercerita dalam sentra seni (melalui tari payung) pada anak usia dini yang ditulis oleh
penulis. Penulis menyadari metode ini bukanlah satu-satunya metode yang paling baik
dalam mentransfer kesan dan pesan mental kepada anak usia dini.
Dengan metode bercerita melalui tari payung, menurut penulis banyak diperoleh
pesan mental untuk anak usia dini diantarnya adalah sebagai berikut :
- anak dilatih untuk membina sikap kebersamaan sesamanya / grup penari. Pada sikap
kebersamaan sesamanya ada sedikit wujud dari persaudaraan dan silaturahmi serta sikap
kegotongroyongan, dan saling peduli terhadap teman ataupun lingkungan sekitarnya.
- terjadi interaksi satu dengan yang lainnya (saling mengenal, saling bertegur sapa,
ramah, sopan dan akan terjadi pada anak tersebut komunikasi yang intens yaitu
merangsang sikap keberanian untuk berbicara sesama kawan / tidak malu-malu / perasaan
tidak takut)
- melatih anak untuk disiplin dalam hal baris-berbaris di dalam seni tari tersebut.
- melatih kedisiplinan dan kekompakan dalam gerak langkah menari.
- melatih belajar menghitung (belajar menghitung gerak langkah menari, gerakan ke kiri,
gerakan ke kanan, gerakan maju, gerakan mundur atau gerakan memutar / membalikkan
badan dengan bahasa tari / bahasa tubuh yang lemah gemulai lembut dan bermakna)
- melatih anak untuk berkonsentrasi / fokus terhadap masalah yang dihadapi.
- melatih anak untuk bersikap sopan dan saling menghormati orang lain / guru dan
sesama temannya, tentunya dalam hal ini sikap sopan tersebut ditunjukkan dengan
peragaan tari sebelum menari ada gerakan untuk memberi hormat kepada para penonton
(guru dan sesama temannya)
Maka pesan mental yang telah dikemukakan di atas (menurut penulis) adalah ini
semuanya wujud dari sikap sosial anak usia dini.
Penulis sadar dan untuk mengakhiri tulisan ini, penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya yang perlu saya sampaikan kepada ibu dosen Dr. Hj. Herawati,
M.Si yang telah membimbing saya selama ini.

B. SARAN
Penulis menyadari artikel ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran untuk
penambahan imu saya di materi artikel ini sangat saya harapkan.

LAMPIRAN
DAFTAR PERPUSTAKAAN

Achmad, sumberdaya manusia pertanian yang amanah. Jakarta : Deptan. 2005


Hernowo, main-main dengan teks sembari mengasah potensi kecerdasan emosi. Bandung :
Mizan Pustaka. 2004
Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta : PT BPK Gunung
Mulia. 2012

Anda mungkin juga menyukai