Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RESKI

NIM : 859392417

POKJAR : JENEPONTO 2

TUGAS TUTORIAL I
PRESPEKTIF PENDIDIKAN

SOAL :

1. Jelaskan landasan filosofis,spikologis dan pedagogis pendidikan di SD.

2.Landasan filosofis, pedagogis, sosiologis dan antropologis pendidikan SD contohnya.

3Menguraikan fungsi ,tujuan dan ciri ciri pendidikann SD

4.mengintegrasikan perkembangan pendidikan dari era orde baru ke era reformasi


buktikan dengan contohnya

5.membuat tabel pengelompokan cakupan mata pelajaran sesuai dengan isi pendidika
SD.

JAWAB
1. Jelaskan landasan filosofis dan psikologis pedagogis pendidikan SD

➢ Landasa Filosofis adalah landasan yang mendasari pengembangan


kurikulum berdasarkan paham dari pendidik atau pengambil kebijakan.
landasan filosopis ini menjadi dasar munculnya teori dan prkatek praktek
pendidikan. Dengan kata lain landasan filosofis cara melihat pendidikan
dasar dari hakikat pendidikan dalam kehidupan manusia. Contohnya yaitu
pada saat saya mengajar siswa didalam kelas dengan menggunakan
metode ceramah tentunya saya menggunakan landasan teori ,sedangkan
landasan filosofisnya yaitu cenderng kepada emperisme dimana saya
beranggapan bahwa siswa saya belum memiliki pengetahuan awal yang
cukup sehingga perlu disuguhkan suatu materi yang nantinya akan
menambah pengetahuan kepada siswa tersebut,contohnya tentang
pentingnya menjaga kebersihan maka kita sebagai guru harus
mengajarkan pengetahuan pengetahuan dasar kepada anak didik kita
misalnya membuang sampah pada tempatnya, dan selalu mencuci
tangan apa lagi dimasa pandemi sekarang ini selalu menginatkan anak
didik kita untuk memakai masker.

➢ Pandangan Psikologis-Pedagogis adalah cara melihat pendidikan dasar dari


fungsi proses pendidikan dasar dalam pengembangan potensi individu
sesuai dengan karakteristik psikologis peserta didik. Maksdudnya disini
setiap siswa memiliki karakter yang berbeda beda, dimana ada siswa yang
suka belajar sambil bermain,belajar kelompok dan belajar diluar kelas, oleh
karena itu kita sebagai guru harus memiliki banyak metode dalam mengajar,
supaya peserta didik tidak jenuh dan senang dengan apa yang kita ajarkan
disekolah, misalnya dengan membagi kelompok untuk mendiskusikan mata
pelajaran, misalnya tentang mata pelajaran pkn tentang gotong royong
siswa bisa berdiskusi tentang apa saja manfaat gotong royong, mengapa
perlu di laksanakan, dan pengembangan metode dari gotong royong
tersebut yaitu belajar sambil bermain mensimulasikan gotong royong diluar
kelas dengan saling membantu membersihakan halaman sekolah, menata
sekolah atau kelas supaya terlihat lebih indah.

2. Landasan Filosofis, psikologis, pedagogis, sosiologis dan atropologi pendidikan


SD, contohnya :

➢ Landasan filosofis contohnya yaitu siswa memiliki rasa ingin tahu yang
sangat besar tentunya saya sebagai guru harus menguasai beberapa
metode untuk menambah pengetahuan siswa, misalnya mata pelajaran pkn
tentang menjaga kebersihan saya mengajarkan bagaimana cara menjaga
kebersihan di lingkungan sekolah dulu misalnya jangan buang sampah
sembarangan,buang pada tempatnya, selalu mencuci tangan sebelum dan
setelah makan, dengan pemahaman yang saya ajarkan tersebut maka siswa
menjadi tau dan bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

➢ Landasan sosiologis beranggapan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial


manusia itu tidak bisa hidup sendiri dan pastinya membutuhkan orang lain,
dimana landasan ini betul betul mempersiapkan peserta didik untuk hidup
bermasyarakat karena nanti setelah selesai menempuh pendidikan mereka
akan terjung kemasyarakat, contoh penerapan landasan sosiologis disekolah
saya yaitu saya memupuk rasa persaudaraan di antara peserta didik bahwa
sanya mereka didalam kelas ini adalah saudara dan saya adalah orang
tuanya, dan apa bila ada dari saudara kita yang terkena musibah maka kita
harus membantunya taruhlah misalnya ada teman yang tidak punya pulpen
contoh kecil, siswa yang memiliki pulpen dua bisa pinjamkan ke temannya,
atau ada teman yang rumahnya kebakaran kiat bisa memberikan
sumbangan kepada mereka.

➢ Landasan spikologis terkait dengan hal yang melekat pada jiwa idividu,setiap
individu memiliki motivasi belajar yang berbeda atau ketertarikan kepada
mata pelajaran yang diajarkan .contoh yang saya terapkan disekolah yaitu
belajar sambil bermain sama pada contoh yang saya berikan pada no 1
saya memberikan pelajaran dengan memadukan bebera metode misalnya
terntang gotong royong. Awalnya saya membagi beberapa kelompok siswa
untuk mendiskusikan apa itu gotong royong, kenapa gotong royong itu
penting, dan setelah siswa tersebut paham maka saya menggunakan
metode demonstrasi, saya menyuruh mereka keluar lingkungan sekolah
untuk memperagakan bagaimana kegiatan gotong royong tersebut dengan
membersihkan lingkungan sekolah dan juga menata ruang kelas supaya
menjadi cantik dan indah. Hal semacam itu tentunya membawa kesenangan
kepada siswa sekaligus pengetahuan tentang pentingnya gotong royong .

➢ Landasan antropologi pendidikan mengarah kepada manusia dan budaya


dimana pada sekolah stempat saya mengajar penerapannya tidak pernah
saya lakukan kepada peserta didik karena rata-rata siswa yang saya ajar
memang berasal dari Jeneponto semua tidak ada dari suku lain, warna kulit
mereka pada umumnya sama. Cuma memang pada saat saya mengajarkan
PKN tentang ke-Bhinekaan saya pasti singgung tentang cara menghargai
budaya dari setiap daerah karena meskipun kita berbeda suku adat dan juga
warna kulit kita adalah satu yaitu dipersatukan dalam negara Republik
Indonesia.

3. Fungsi, Tujuan dan Ciri-Ciri Pendidikan SD

Fungsi dan tujuan pendidikan SD bersumber dari fungsi Pendidikan Nasional


yang tercantum dalam Pasal 23 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
system Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU tentang Sisdiknas tersebut
ditetapkan bahwa :”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab’.

Ciri-ciri Pendidikan SD :

a. Kemelekwacaan (literacy). Pendidikan SD diarahkan pada pembentukan


kemelekwacaan, bukan pada pembentukan kemampuan akademik.
Kemelekwacaan merujuk pada pemahaman siswa tentang berbagai
fenomena/gagasan dilingkungannya dalam rangka menyesuaikan perilaku
dengan kehidupan. Contoh sebagai guru harus selalu membimbing siswa
dalam hal literasi (membaca) yang saya terapkan di sekolah adalah
membiasakan siswa membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, dimana
dengan membaca otomatis akan menambah pengetahuan siswa misalnya
membaca tentang reformasi maka siswa akan tahu tentang sejarah
perjuangan bangsa indonesia merebut kemerdekaan.

b. Kemampuan berkomunikasi. Pendidikan SD diarahkan untuk pembentukan


kemampuan komunikasi, yaitu mampu mengkomunikasikan sesuatu, baik
buah pikiran sendiri maupun informasi yang didapat dari berbagai sumber,
dari orang lain dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Contohnya
didalam diskusi kelompok kita harus membimbing siswa supaya mau
menyampaikan ide atau gagasannya,walaupun ide dan gagasan tersebut
masih belum tepat tapi kita sebagai guru harus memberi respon yang positif
dengan memberi plus atau jempol,ataupun berupa hadiah seperti gula-gula.

c. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) mencakup merasakan


adanya masalah, mengidentifikasi masalah, mencari informasi untuk
memecahkan masalah, mengeksploitasi alternative pemecahan masalah, dan
memilih alternatif yang paling layak. Contohnya, didalam mengerjakan tugas
atau latihan yang sulit misalnya pelajaran matematika dimana saya selalu
membimbing siswa dalam mengerjakan soal tetapi tidak secara langsung
memberikan jawabannya tetapi saya bimbig mereka mengerjakan langkah
langkahnya untuk mendapatkan jawaban tersebut misalnya malah mencari
luas lingkaran,kubus, balok dan ini saya terapkan pada siswa saya di kelas 6,
saya membimbing mereka untuk menemukan jawaban dari masalah tersebut.

d. Kemampuan bernalar (reasoning), yaitu menggunakan logika dan bukti-bukti


secara sistematis dan konsisten untuk sampai pada simpulan. Pendidikan SD
diarahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa berfikir logis sehingga
kemampuan bernalarnya berkembang. Contoh kecil pada saat saya
mengajarkan tentang pelajaran PKN musyawarah selain pengertian didalam
buku, saya bertanya tentang pemahaman mereka tentang apa itu
musyawarah, dimana mereka bebas bernalar dan mengemukakan pendapat
mereka tentang musyawarah, dan disini peran saya sebagai guru saya
menyimpulkan semua pendapat siswa dan menjadikan satu pengertian baru
tentang apa itu musyawarah.

4. Mengintegrasikan perkembangan pendidikan dari era orde baru ke era


reformasi.
pada masa orde baru pendidikan hanya berlangsung dari segi kuantitas tanpa
diimbangi dengan perkembangan kualitas. Yang terpenting pada masa ini
adalah menciptakan lulusan terdidik sebanyak-banyaknya tanpa menghasilkan
kualitas pengajaran dan hasil didikan. Adapun kurikulum yang digunakan pada
masa ini yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984 dan kurikulum
1994. Namun pendidikan pada masa berikutnya pada masa orde baru belum
dikatakan berhasil sepenuhnya, maka pada masa berikutnya masa reformasi
diperlukan adanya pembenahan-pembenahan, baik dalam bidang kurikulum
maupun dari segi tenaga pengajarnya. Kurikulum yang dipakai pada era
reformasi ini yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan juga K13.

Berdasarkan penjelasan diatas untuk penerapan di sekolah tentang


pembelajaran masa Orde lama, sekarang ini saya mengajar masa orde
reformasi tapi saya masih mengingat betul waktu saya sekolah di SD pada masa
orde lama, dimana memang guru memfokuskan siswa untuk mengejar
pendidikan wajib belajar 9 tahun, dimana siswa itu dibekali dengan pengetahuan
umum, dan saya pada masa itu sangat patuh terhadap aturan apa lagi kepada
guru, saya merasa takut kepada guru bahkan untuk bertanya kepada gurupun
saya takut, bahkan sampai-sampai saya satu kelas tidak berani keluar pada saat
jam istrahat karena guru duduk di depan kelas, itulah wujud pendidikan pada
masa orde lama yang saya rasakan, bahkan saya pernah sembunyi pada saat
melihat guru lewat di depan rumah, itulah mungkin salah satu wujud
penghargaan siswa terhadap gurunya pada masa itu.

Sedangkan pada masa orde reformasi siswa kadang berfikir kritis maksudnya
siswa biasa memprotes apa bila kita menegur misalnya jangan membuang
sampah sembarangan atau jangan merokok, biasa ada siswa yang memprotes
gurunya kenapa kita melarang membuang sampah sedangkan saya pernah
melihat guru juga membuang sampah sembarang, atau memprotes gurunya
yang merokok. Hal tersebut yang menandakan bahwa pendidikan mengarah ke
arah reformasi tapi tugas kita sebagai guru apabila mendapati peserta didik kita
memprotes semacam itu selain memberi pemahaman yang bisa siswa terima
,kita juga jangan gengsi untuk meminta maaf, karena dengan meminta maaf
akan mendapat respon yang baik dari siswa dan hal tersebut tidak akan terulang
lagi, dan siswa pun akan meniru kita apabila melakukan kesalahan maka
mereka akan meminta maaf.

5. Tabel Pengelompokan cakupan mata pelajaran sesuai dengan isi pendidikan SD

Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No Kelompok Cakupan
MataPelajaran
1. Agama dan Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Akhlak dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
Mulia manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganega- Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
raan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
Kepribadian dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan
sikap serta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Ilmu Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan


Pengetahuan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
dan Teknologi mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian
kerja.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani, Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
Olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
Kesehatan meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan
hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan
narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untukmewabah.

Anda mungkin juga menyukai