Berdasarkan data tersebut maka dalam mengelola kelas pada proses pembelalajaran saya
melakukan:
a. Gender
Dengan jumlah laki-laki sebanyak 20 orang, jumlah perempuan 10 orang, jika akan
membentuk kelompok diskusi maka lebih efektif penyebaran gender dengan jumlah yang
sama, misal untuk kelompok disusun jumlah perempuan yang sama atau jumlah laki-
lakinya sama. Contoh kelompok terbagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing
anggota kelompok 6 orang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Dalam
pembagian kelompok juga harus
b. Status Sosial
c. Minat
Pada studi kasus tersebut diatas, terlihat bahwa minat pada kegiatan olah raga lebih
dominan. Kemudian seni, keterampilan dan yang paling rendah adalah akademis.
Dalam hal ini yang saya lakukan untuk mengakomodir karakteristik minat dengan cara
memberikan pembelajaran yang menarik, misalnya pada saat materi Organ Gerak Manusia
dan Hewan maka saya menggunakan media video agar peserta didik yang memiliki
kecenderungan kecerdasan visual dapat terakomodir. Saya pun masih memberikan
penjelasan dengan penekanan intonasi yang baik agar peserta didik dengan minat seni dan
keterampilan (kecerdasan auditory) dapat juga terakomodasi. Tentunya juga meminta
peserta didik untuk mengerjakan tugas dengan alat Torso, agar peserta didik yang
kecerdasaan kinestetik dapat berkembang. Dan diperbolehkan mendengarkan musik saat
mengerjakan tugas dengan catatan voleme disesuaikan agar tidak mengganggu teman yang
lain.
Dalam pembagian kelompok juga harus memperhatikan kemampuan dan prefensi belajar
peserta didik dan membagi peserta didik dengan proporsional. Dalam setiap kelompok
minimal ada 1 orang peserta didik yang memiliki kemampuan pada batas tinggi, sehingga
dapat membantu peserta didik yang memiliki kemampuan batas bawah serta dengan
prefensi belajar yang berbeda. Dengan demikian diharapkan terjalin kerja sama dan
hubungan yang baik diantara peserta didik.
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kelas tersebut kecenderungan perkembangan
peserta didiknya mengacu kepada kecerdasan Kinestetik hal ini dapat terlihat dari minat peserta
didik dan prereferensi. Untuk itu guru hendaknya dalam proses pembelajaran membantu
mengembangakan kecerdasan kinestetik ini.
Kecerdasan Kinestetik meliputi kemampuan fisik, baik itu kecepatan, kelenturan dan lain-
lainnya. Karakteristik kecerdasan ini adalah :
Lingkungan fisik : daerah ruang kelas, dalam merencanakan ruang kelas, para pengajar
membuat ruangan yang bisa membuat perasaan peserta didik menjadi senang.
Drama teater, permainan peran, drama kreatif, simulasi (keadaan yang meniru) keadaan
sebenarnya.
Gerak kreatif : memahami pengetahuan jasmaniah, memperkenalkan aktifitas gerak kreatif,
menerapkan gerak kreatif keahlian dasar, menciptakan isi yang lebih terarah dari aktivitas
gerakan.
Tari : bagian-bagian tari, rangkaian pembelajaran melalui tari
Memainkan alat-alat : kartu-kartu tugas, teka-teki kartu tugas, menggambara alat-alat
tambahan, membuat tanda-tanda bagi ruang kelas
Permainan ruangan kelas : binatang buruan ; permainan-permainan lantai besar, permainan
yang merespon gerak fisik secara menyeluruh, permainan yang mengulang hal yang umum.
Permainan fisik : Karakteristik dari seorang pengajar (tentang) fisik, pendidikan petualang,
jaring laba-laba dll
Perjalanan ke alam bebas.
Dari data yang dipaparkan juga terdapat peserta didik yang kecenderungan pada kecerdasan
visual (30%). Untuk mengembangkan kecerdasan visual ini dapat dilakukan dengan cara :
Guru sebaiknya banyak/dititikberatkan pada peragaan/ media.
Menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan
tampilan-tampilan visual seperti diagram, buku pelajaran bergambar
Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting
Mengajak membaca buku berilustrasi
Gunakan multi media (komputer dan video)
Mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan auditory dapat belajar lebih mudah dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yangdikatakan guru. Peserta didik tipe ini
dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendah), kecepatan
berbicara dan hal-hal auditory lainya.