a. Mengajak anak berdialog atau berdiskusi. Dimulai dengan sering bertanya tentang
kondisi anak atau lingkungan sekitarnya, menggali berbagai perasaannya yang
bermanfaat untuk pengembangan bahasa dan pengendalian emosinya.
b. Bermain peran, untuk mencoba berbagai peran sosial di sekitarnya, menyatakan peran
sesuai jenis kelaminnya, mewujudkan imajinasi dan melatih kerja sama. Melalui dialog
dalam main peran ini anak berlatih berkomunikasi secara verbal dengan orang lain.
c. Bermain dengan bentuk-bentuk geometri, dapat dimulai sejak usia bayi dengan
menggantung berbagai bentuk geometri warna-warni. Untuk anak yang lebih besar ajak
anak membandingkan perbedaan berbagai bentuk geometri, kegunaan,
mengelompokkan, dan mencari contoh benda di sekitar dengan bentuk geometri
tertentu.
d. Obrolan ringan tentang sebab akibat, bermain tebak-tebakan, bermain tentang
perbandingan bilangan dengan topik yang menarik bagi anak.
e. Bermain dengan video interaktif/games.
f. Menonton film animasi.
g. Menciptakan citra diri positif, dengan cara kita sebagai guru bersikap tegas dan
berwibawa namun tetap hangat dan peduli pada anak sehingga anak hormat pada guru
dan menerima keberadaan mereka.
h. Bercakap-cakap tentang kekurangan dan kelebihan diri dalam suasana santai. Bantu
anak untuk menemukan dan menyadari kekurangan dirinya yang baru diperbaiki.
i. Membiasakan memberikan pujian terhadap anak jika berprestasi, untuk membentuk
konsep diri yang positif pada dirinya.
j. Melatih anak untuk menghargai perbedaan pendapat antara anak dengan adik, kakak,
atau temannya
k. Beri kesempatan pada anak untuk melihat kemampuan dirinya, misal dengan
pertanyaan: Siapa yang suka musik? Siapa yang suka bernyanyi? Siapa yang suka
olahraga?
l. Beri kesempatan pada anak untuk mengetahui kemampuan pada dirinya.
m. Menonton video tentang pembelajaran, lalu didiskusikan bersama.
n. Mengintegrasikan kandungan agama dalam muatan seluruh materi yang sedang
diperbincangkan atau dipelajari bersama anak, sehingga anak dapat merenungkan
aspek keimanan/existensial dari segala sesuatu yang mereka pelajari.
Standar Kompetensi:
Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar:
Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
Indikator:
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segitiga
dan segi empat
Pembelajaran :
Bangun datar (segitiga, segiempat, trapesium, belah ketupat, dan layang-layang) sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
adalah ketika seorang tukang batu akan memasang ubin pada lantai, maka materi bangun datar
dapat dimanfaatkan untuk menghitung berapa banyak ubin yang akan digunakan dan berapa
biaya pemasangan yang akan dikeluarkan dalam proses pemasangan ubin.
Materi bangun datar (segitiga, segiempat, trapesium, belah ketupat, dan layang-layang) juga
juga dapat diterapkan oleh para pedagang kue. Misalnya pedagang kue wajik. Mereka bisa
menghitung berapa banyak kue wajik yang dapat dihasilkan dari sekotak wajik yang
diproduksinya sekaligus bisa menghitung berapa haga jual dan keuntungan yang akan
diperolehnya dari penjualan kue wajik.