Anda di halaman 1dari 3

SEJARAN PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (RNI)

Langkah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), selanjutnya disebut RNI, diawali


dari pertengahan abad XIX. Pada 1 Maret 1863, Oei Tjien Sien mendirikan perusahaan
perdagangan hasil bumi dengan nama NV Handel My Kian Gwan di Semarang. Pada
perkembangannya, NV Handel My Kian Gwan lalu menjadi induk usaha (holding
company) yang membawahi sejumlah usaha meliputi perdagangan, industri gula,
perkebunan karet, industri farmasi, properti dan lain-lain. PT RNI sebagai induk perusahaan
tidak menjalankan kegiatan usaha apapun. Semua kegiatan usaha dijalankan oleh anak dan
cucu perusahaan serta unit usaha dalam bentuk kerjasama operasi, sedangkan PT RNI hanya
menentukan kebijakan arah bisnis dan pengendalian keuangan. Adapun kegiatan usaha yang
dijalankan oleh anak-anak perusahaan adalah sebagai berikut: Industri Agro, Alat Kesehatan
dan farmasi Perdagangan Umum Produk utama dari indutri tebu adalah gula. Dalam
perekonomian Indonesia gula merupakan salah satu komoditas strategis, hal ini karena gula
juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori yang relatif
murah. Berikut ini daftar anak perusahaan RNI berdasarkan golongan dan kategorinya:

PG Rajawali II berkedudukan di Cirebon, Jawa Barat. Perusahaan ini mengelola 5


(lima) unit pabrik gula dengan total kapasitas giling 14.000 TCD yaitu PG Sindang Laut,
PG Karangsuwung, PG Tersana Baru, PG Jatitujuh, dan PG Subang. Disamping itu PT. PG
Rajawali II juga mengelola 1 (satu) unit pabrik spirtus dan alkohol yaitu PSA Palimanan,
serta pengolahan produk turunan limbah pabrik yaitu unit kampas rem PT. Inti Bagas
Perkasa sebagai pabrik pengolahan limbah pabrik gula, bagasse, yang diolah menjadi
kampas rem. Sumber bahan baku adalah tebu dari lahan sendiri (HGU) seluas 12.000 Ha
dan tebu dari petani di sekitar wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

VISI
“Menjadi salah satu perusahaan gula tebu terbaik di Indonesia yang mempunyai struktur
keuangan yang kokoh dan berwawasan lingkungan”.

MISI
 Peningkatan kualitas sumber daya yang kompeten
 Peningkatan produktivitas tanaman tebu, efektivitas mekanisme tebang angkut, dan
optimalisasi kinerja pabrik gula
 Perbaikan struktur pembiayaan dan efisiensi biaya operasional
 Memelihara kelangusngan hubungan bisnis dan indurtrial yang berwawasan
lingkungan kepada senya stakeholder

ANALISIS SWOT PT. RNI


1. ANCAMAN: terancam tidak bisa melanjutkan operasi perusahaan dikarenakan
SDM karyawan yang kurang bermutu, kendala permodalan yang tidak balik modal,
Manajemen kurang efektif, Pemimpin yang bergaji besar.
2. KEKUATAN: Memiliki Modal besar dan 10+ anak perusahaan yang beroprasi
dengan selalu melakukan pemantauan system kerja karyawan agar selalu mengalami
peningkatan mutu kerja.
3. KELEMAHAN: Modal yang minim, Faktor SDM Karyawan dan Strategi Operasi
Perusahaan kurang Produktif.
4. KESEMPATAN: PT RNI memiliki kesempatan untuk bisa berkompetitive dan
bekerja sama dengan perusahaan lain seperti PT KAI, PT Angkasa Pura PT Pelindo
dan perluasan jalinan mitra sesame BUMN dan badan Swasta lainya

2. Permasalahan Industri Gula Nasional PT. RNI


Komoditas gula ditetapkan sebagai salah satu target pencapaian sasaran pokok kebijakan
pemerintah dalam pembangunan nasional RPJM 2015-2019. Dengan target produksi pada
tahun 2019 dapat mencapai produksi sebesar 3,8 juta ton serta baseline di tahun 2014
sebesar 2,6 juta ton. Saat ini, permintaan komoditas gula jumlahnya terus mengalami
peningkatan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan
masyarakat, serta semakin berkembangnya usaha industri makanan dan minuman yang
menggunakan bahan bakunya gula.
Dengan permintaan gula yang terus meningkat setiap tahun telah menyebabkan pemenuhan
produksi gula di dalam negeri tidak bisa mencukupi, dimana berdasarkan data BPS RI
(2015) jumlah realisasi angka produksi gula nasional pada tahun 2015 angkanya mencapai
2,497 juta ton yang dihasilkan dari areal perkebunan tebu yang ada sebesar 446.060 hektar.
Sedangkan, angka kebutuhan konsumsi gula nasional setiap tahunnya membutuhkan kurang
lebih sebesar 5 juta ton sehingga produksi gula mengalami defisit jumlahnya mencapai
2,503 juta ton setiap tahun. Akan tetapi faktanya produktifitas industry gula belum mampu
mengatasi permasalahan kebutuhan permintaan gula Negara Seperti yang dialami
perusahaan RNI, kepada anak perusahaanya memiliki kendala memproduksi industry gula
nasional yaitu PT. PG. Rajawali I. PT. PG. Rajawali II dan PT. Candi Baru, yang mengalami
permasalahan berikut :
 Kurangnya kapasitas lahan penanaman tebu.
 Program tata ulang pabrik gul dan. teknologi pengolahan gula masih bersifat
tradisional.
 Terjadi ketimpangan ekonomi antara buruh dengan petani pemilik lahan dan juga
antara petani dengan PG, sementara si cukong mengambil keuntungan dari semua
lini bisnis, termasuk impor gula dan pasokan bahan baku tebu yang masih minim
dari petani.
 Anak perusahan RNI tidak bisa mencapai target produksi gula karena anomali cuaca.
Penyebabnya karena masih ada air hujan sehingga proses masaknya pohon tebu juga
terhambat. Akibatnya, rendemen yang dihasilkan tebu menjadi kurang maksimal
karena batang tebu yang seharusnya berisi gula malah berisi air akibat hujan yang
masih sering turun saat kemarau. Selain itu, anomali cuaca yang membuat kendaraan
angkutan tebu kesulitan mencapai areal perkebunan. Akibatnya, biaya tebang angkut
mengalami kenaikan.
 Ketimpangan Harga gula yang tidak menentu, hingga tidak memberi keuntungan
bagi perusahaan.

Permasalahan Faktor Internal


1. Permasalahan internal disebabkan kurangnya pengembangan SDM karyawan yang
bekerja di PT Rajawali Nusantara
2. Pimpinan yang dipilih dan Ditugaskan Oleh RNI untuk Mengembangkan
perusahaan anak cabang RNI, masih belum menghasilkan peningkatan profit kerja
yang maksimal.
3. Kondisi perusahaan yang merugi pasti akan menurunkan moral kerja karyawan dan
akibatnya pelayanan kepada pelanggan akan ikut rusak. penyebab utamanya terjadi
karena pimpinan yang lebih suka menyenangkan diri dengan fasilitas mewah dari
perusahaan dan tetap diberi gaji besar yang tidak sesuai dengan proit yang diperoleh
perusahaan, sementara karyawan yang berkeringat tidak menikmati apa-apa.

STRATEGI PT RNI
Untuk menghadapi resiko baik internal maupun eksternal PT RNI menerapkan 4 Strategi
Manajemen yaitu RNI Melakukan :
 Efisiensi secara ketat
 Strategi penjualan gula dengan memasuki pasar ritel.
 Mengubah Budaya kerja
 Dan menjalankan tata kelola perusahaan dengan Benar, salah satunya dengan
Meningkatkan Budaya Jujur dan bersih.

STRATEGI ALTERNATIF PT RNI


1. Strategi So: (Straingth-Opportunity) Ini merupakan situasi yang menguntungkan,
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan perusahaan agresif.
2. Strategi WO : (Weakness-Opportunity) Perusahaan menghadapi peluang pasar
yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kenndala/kelemahan
internal. Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn around).
3. Strategy ST: (Strength-Treat) Melalui Strategi perusahaan untuk menghindari
mengurangi dampak dari ancaman ekternal.
4. Strategy WT ( Weakness-Threat) Strategy ini merupakan taktik untuk bertahan
dengan cara mengurangi kelemahan internal serta mengurangi kelemahan internal
serta menghindari ancaman suatu Perusahaan yang dihadapkan pada eksternal
sesungguhnya dalam posisi yang berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai