A. Defenisi
B. Etiologi
D. Patofisiologi
Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina
propia dan merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain
lainnya. Penyebaran secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan
metastasis tumor pada kelenjar limfe regional, paru, tulang dan hati.
Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan
program pengobatan. Klasifikasiny adalah sebagai berikut :
Ta : tumor terbatas pada epithelium.
Tis : karsinoma in situ
T1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium.
T2 : tumor sampai dengan lapisan otot superficial.
T3a : tumor sampai dengan otot dalam
T3b : tumor sampai dengan lemak perivesika.
T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate,
uterus, vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.
Pekerja perokok Infeksi saluran Minuman
kemih kopin
Ginjal membesar
Cemas
Intoleransi aktifitas
E. Manifestasi Klinis
1. Kencing campur darah yang intermitten
2. Merasa panas waktu kencing
3. Merasa ingin kencing
4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing
5. Nyeri suprapubik yang konstan
6. Panas badan dan merasa lemah
7. Nyeri pinggang karena tekenan saraf
8. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
F. Komplikasi
1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
2. Retensi urine bila tumor mengadakan invai ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter mengalami oklusi
G. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Laboratorium Rutin
Ditemukan kelainan hematuria. Anemia dapat dijumpai sebagai tanda
adanya perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasis kesumsum tulang.
Uremia dapat dijumpai bila tumor menyumbat kedua muara ureter baik
karena obstruksi tumornya sendiri atau limfadenopati.
a) Sitologi urine, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama
urine.
b) Cell Survey antigen study, yaitu pemeriksaan lab. Untuk mencari sel
antigen terhadap kanker, bahan yang digunakan adalah darah vena.
c) Flow Cytometri, yaitu mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel
urtelium.
2) Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan foto polos abdomen. Pielografi intravena dan foto toraks.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai keadaan traktur urinarius yaitu
berupa adanya gangguan fungsi ekresi ginjal,hidronefrosis,hidroureter dan
filling defect pada buli-buli dan melihat adanya regional adalah jauh.
3) Sitoskopi dan Biopsi
Pada persangkaan adanya tumor buli-buli maka pemeriksaan
sistoskopi adalah mutlak dilakukan,bila perlu dapat dilaukan CT-Scan.Pada
pemeriksaan sistoskopi dapat dilihat adanya tumor dan sekaligus dapat
dilakukan biopsi atau reaksi tumor yang juga merupakan tindakan
pengobatan pada tumor tumor superfisial.
H. Penatalaksanaan/Pengobatan
1. Penanganan tumor Kandung Kemih bergantung pada derajat
tumornya(didasarkan pada derajat diferensiasi sel), stadium pertumbuhan
tumor (derajat invasi local sertaada tidaknya metastase) dan multi
sentrisitas tumor (apaka tumor tersebut memiliki banyak pusat).
2. Usia pasien dan status fisik, mental serta emosional harus dipertimbangkan
dalam menentu bentuk terapinya.
a) Reseksi transuretra atau fulgurasi(kauterisasi) dapat dilakukan pada
papiloma yang tunggal (tumor epitel benigna). Melenyapkan tumor
lewat insisi bedah dengan menggunakan instrument yang dimasukkan
melalui uretra.
b) Kemoterapi topical. Pemberian medikasi dengan konsentrasi yang tinggi
(thiotepa, doxorubisin, mitomisin, ethouglusid dan Bacillus Calmette
Guerin (BCG) untuk meningkatkan penghancuran jaringan tumor.
c) Radiasi. Dilakukan sebelum pembedahan untuk mengurangi
mikroektensi Neoplasma dan viabilitas sel-sel tumo
d) Sistektomi. Dilakukan pada kanker kandung kemih yang invasive atau
multifocal.
Sistektomi pada laki-laki : pengangkatan kandung kemih, prostat
serta vesikulus serminalis dan jaringan vesikel disekitarnya. Sistektomi
pada wanita :pengangkatan kandumg kemih,ureter bagin
bawa,uterus,tuba fallopi,ovarium,vagina anterior dan uretra. Pada
Tindakan Sistektomi dilakukan Diversi Urine: Untuk mengalihkan
aliran urin dari kandung kemih ketempat keluarnya yang baru,biasanya
air kemih dialirkan kesuatu lubang didinding perut (stoma).Selanjutnya
air kemih ikumpulkan dalam suatu kantong.
Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung
kemihnya telah diangkat, digolongkan kedalam 2 kategori:
1. Orthotopic Neobladder
Penampung ini dihubungkan dengan uretra.Penderita
diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara
mengendurkan otot dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam
perut, sehingga air kemih mengalir melalui uretra.
2. Continent Cutaneous Diversion.
Penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang di
dinding perut. Diperlukan kantong luar,karena air kemih tetap
berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita
dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding perut
kedalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara
teratur.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Gejala: Keterbatasan aktivitas/imobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya
Sirkulasi
Tanda : peningkatan tekanan darah/ nadi (nyeri, ansietas)
Eliminasi
Gejala: riwayat adanya tumor kandung kemih
Tanda : hematuria, disuria, Perubahan pola berkemih.
Makanan/Cairan
Gejala : penurunan berat badan
Nyeri/Keamanan
Gejala : nyeri saat berkemih
Penyuluhan
Gejala : riwayat keluarga tumor
OLEH
WA ODE RAUSE