Anda di halaman 1dari 18

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut).

A. Data umum.

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Sarly


2. Umur KK : 27 tahun
3. Pendidikan KK : SLTA
4. Pekerjaan KK : Sercurity
5. Alamat dan Telepon : RT 001, Dusun Air Sakula, Desa Laha.

6. Komposisi keluarga yang berisi mengenai riwayat anggota keluarga.


Status Imunisasi
Hubungan Polio DPT Hepatitis
No Nama JK Umur Pendidikan KET
dg KK BCG Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Tn.Sarly L Kepala 27 SLTA
Keluarga
2. Ny. Agustin P Istri 21 SLTA
Wulandari
3. By. Muhamad L Anak 2 Bln Belum 
Irsan Sangdji Sekolah

7. Genogram.

8. Tipe keluarga
Keluarga Ny. A.W adalah keluarga dengan tipe nuclear family, dimana dalam
keluarga hanya ada suami, istri dan anak.
9. Suku
Keluarga Ny. A.W bersuku jawa.
10. Agama
Keluarga Ny. A.W beragama Islam.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. S bekerja sebagai sercurity dan sebagai sumber penghasilan dalam kelurga.
12. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. A.W mengatakan keluarganya melakukan rekreasi setahun sekali.

B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga.


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
a. Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan.
b. Mulai menanamkan keyakinan beragama.
c. Memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitar.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Ny. A.W menderita sakit infeksi saluran pernafasan akut dan dia mengatakan tidak
berobat ke puskesmas.
3. Riwayat keluarga inti
By. M.S sakit infeksi salauran pernafasan akut dan sudah berobat ke puskesmas.
4. Riwayat keluarga sebelumnya.
Ny. A.W tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit keturunan.

C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah

Situasi lingkungan : Rumah tipe permanen terdapat satu buah jendela di pintu masuk,
terdiri dari satu kamar tidur, dinding rumah berhempitan dengan tetangga dan udara
dalam rumah lembab. Pembuangan sampah, di buang pada tempat pembuangan
sampah, sumber air minum menggunakan air galong, tempat pembuangan tinja
menggunakan WC yang terdapat didalam rumah menggunakan tipe leher angsa, dan
tempat pembuangan limbah rumah tangga dibuang melalui saluaran got.

Denah Rumah.

Keterangan.

RT RN RT : Ruang Tamu.

D KT : Kamar Tidur.

RN : Ruang Nonton
KT
D : Dapur
1. Karakteristik tetangga dan komunitas setempat.

Kehidupan antar anggota keluarga setiap keputusan ada di tangan kepala keluarga dan
tanpa memerlukan persetujuan dari anggota keluarga yang lain.

2. Mobilitas geografis keluarga

Tidak ada.

3. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat

Ny. A.W berinteraksi baik dengan tetangganya.

D. Struktur keluarga.

1. Pola komunikasi keluarga.

Setiap keputusan ada di tangan kepala keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan
dari anggota keluarga yang lain.

2. Struktur kekuatan keluarga.

Ny. A.W bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan Tn.S bekerja sebagai
sercurity.

3. Struktur peran.

Tn. S sebagai kepala keluarga dan sebagai sumber penghasilan dalam keluarga.

4. Nilai dan Norma Budaya.

Tn. S dan Ny.A.W bersuku buton, mereka menggunakan tradisi adat jawa dalam
kehidupan keluarga.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Tidak ada data

2. Fungsi Sosial.

Keluarga Ny. A.W berinteraksi baik dengan tetangganya.


3. Fungsi Perawatan Kesehatan.

a. Mengenal Masalah Kesehatan.

Keluarga Ny. A.W jarang berobat ke Puskesmas kecuali bila anaknya sakit.

b. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

Keluarga Ny. A.W berobat ke Puskesmas bila sakit.

c. Merawat anggota yang sakit.

Keluarga Ny. A.W merawat anggota keluarganya yang sakit dirumah.

d. Memelihara lingkungan yang sehat.

Keluarga Ny. A.W jarang melakukan pembersihan lingkungan disekitar rumah.

4. Fungsi Reproduksi.

Keluarga NY. A.W sudah memiliki satu orang anak, By. M.S lahir di rumah sakit, Ny.
A.W menggunakan KB suntik 3 bulan.

5. Fungsi Ekonomi.

Tn. S bekerja sebagai security dan sumber penghasilan dalam keluarga.

F. Stres dan Koping Keluarga.

1. Stressor Jangka Pendek Dan panjang.

Ny. A.W jarang berobat ke Puskesmas.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah.

Setiap keputusan ada ditangan keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari
anggota yang lain

3. Strategi Koping yang digunakan.

Keputusan ada ditangan kepala keluarga.

4. Strategi Adaptasi Disfungsional.

Dari hasil pengkajian didapatkan adanya cara-cara keluarga mengatasi masalah secara
maladaptif.
G. Pemeriksaan Fisik. (head to toe)

1. Tn. S

a) Kepala.

1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.

2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.

b) Mata.

1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera


berwarna putih.

c) Telinga.

1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.

d) Abdomen.

1) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.

2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.

e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).

1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM


aktif, kekuatan otot penuh.

2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.

f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panngul, lutut, pergelangan kaki dan telapak)

1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM


aktif, kekuatan otot penuh.

g) Pemeriksaan Tanda-tanda Vital.

1) TD : 120/80 mmHg.

2) N : 75 kali/menit

3) S : 37 0 C

4) P : 24 kali/menit.
2. Ny. A.W

a) Kepala.

1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.

2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.

b) Mata.

1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera


berwarna putih.

c) Telinga.

1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.

d) Pernafasan.
1) Batuk : ya
2) Sputum : berwarna putih.

e) Abdomen.

1) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.

2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.

f) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).

1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM


aktif, kekuatan otot penuh.

2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.

g) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panngul, lutut, pergelangan kaki dan telapak)

1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM


aktif, kekuatan otot penuh.

h) Pemeriksaan Tanda-tanda Vital.

 TD : 90/80 mmHg.

 N : 60 kali/menit

 S : 37 0 C

 P : 20 kali/menit.
3. By. M.S

a) Kepala.

1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.

2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.

b) Mata.

1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera


berwarna putih.

c) Telinga.

1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.

d) Abdomen.

1) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.

e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).

1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM


aktif, kekuatan otot penuh.

2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.

f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panngul, lutut, pergelangan kaki dan


telapak)

1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM


aktif, kekuatan otot penuh.

g) Pemeriksaan lain.

1) BB : 7,3 Kg

h) Pemeriksaan darah. (tanggal 25 November 2019).

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

1. GDS 137 < 120 mg/dl

2. Cholesterol - < 200 mg/dl


H. Harapan Keluarga

Ny. A.W dan keluarga mengharapkan dapat hidup sehat.


ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS : Informasi yang Kurang pengetahuan


kurang pada Ny.
- Ny. A.W menderita sakit A.W yang menderita
infeksi saluran pernafasan akut infeksi saluran
dan dia mengatakan tidak pernafsan akut.
berobat ke puskesmas.

- Keputusan berada di tangan


kepala keluarga dan tanpa
memerlukan persetujuan dari
anggota keluarga lain.

DO :

- Batuk : ya

- Sputum : berwarna
putih.

- Pemeriksaan Tanda-tanda
Vital.

 TD : 90/80 mmHg.

 N : 60 kali/menit

 S : 37 0 C

 P : 20 kali/menit
PENENTUAN PRIORITAS DIAGNOSA KESEHATAN (SCORING)

1. Diagnosa : Kurang pengetahuan berhubungan dengan Informasi yang kurang pada


Ny. W.S yang menderita infeksi saluran pernafasan akut.

No KRITERIA BOBOT PEMBENARAN

1. Sifat Masalah : Aktual 1x1 Ny. A.W tidak memiliki riwayat


keluarga dengan penyakit
keturunan.

2. Kemungkinan masalah dapat 2x2 Masalah dapat dirubah dengan


dirubah : mudah cara memberikan penyuluhan
kesehatan tentang penyakit
infeksi saluran pernafasan akut.

3. Potensial masalah untuk dapat 1x3 Walaupun masalahnya sudah


dicegah : tinggi terjadi, tetapi jika Ny. A.W
mengalami infeksi saluran
pernafasan akut, dan Ny. A.W
sudah tahu untuk segera berobat
ke Puskesmas.

4. Menonjolnya masalah : masalah 1x2 Masalah sudah terjadi dan


berat segera ditangani. keluarga menganggap ini
masalah yang serius dan perlu
segera di tangani.

TOTAL 5/8

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi yang kurang pada Ny.A.W yang
menderita infeksi saluran pernafasan akut.

BAB I
KONSEP KELUARGA

A. Tinjauan Teori
1. Konsep Dasar Teori Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu yang
dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak
memiliki hubungan darah / hukum yang mencirikan orang tersebut
kedalam satu keluarga (Whall, 1986).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 1998).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu
rumah (Friedman, 1998).

b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian,
pisah atau ditinggalkan
 Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
 Bujang dewasa yang tinggal sendirian
 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja
 Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan
dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
 keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
 keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
 keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih
satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang
sama

2) Menurut Anderson Carter


 Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat
 Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah
 Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti
 Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga yang
terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak
angkat yang disebabkan karena perceraian atau kematian
 Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama
 Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa
pernikahan
c. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa
fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005)
yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga
terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga
mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan-
batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai2
budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan
seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisk, mental, spiritual dengan cara memelihara dan merawat
anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (pendidikan anak dan jaminan hari
tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan keturunan
tetapi untuk memelihara dan membebaskan anak untuk kelanjutan
generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang
dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga, memberikan identitas
keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan,
membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa,
mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya

d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima tugas
keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

e. Tingkat kemandirian keluarga


Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat
keluarga dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan
mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari
tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut Dep-Kes
(2006) sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
4. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
g) Melakukan tindakan promotif secara aktif

f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga


1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
 Saling memuaskan antar pasangan
 Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak
 Merencanakan dengan matang jumlah anak
 Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
 Mempersiapkan biaya persalinan
 Mempersiapkan mental calon orang tua
 Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
 Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI ekslusif 6
bln)
 Memberikan kasih sayang
 Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan
 Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran
anggota keluarga baru termasuk siklus hubungan sex
 Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan
pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
 Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
 Mulai menanamkan keyakinan beragama
 Mengenalkan kultur keluarga
 Memenuhi kebutuhan bermain anak
 Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitar
 Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
 Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
 Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah
maupun biaya sekolah
 Membiasakan belajar teratur
 Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolahnya
 Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat
penting untuk masa depan anak
 Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan
lingkungan sekitarnya

6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja


Tugas:
 Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
 Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana
sekolah/kegiatan di luar sekolah
 Memberikan kebebasan dalam batasan yang bertanggung jawab
 Mempertahankan komunikasi dua arah
7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Tugas:
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu anak untuk mandiri
 Mempertahankan komunikasi
 Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan
menantu
 Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal
anak
8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
 Menjaga keintiman pasangan
 Merencanakan kegiatan yang akan datang
 Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
 Saling memberikan perhatian yang menyenangkan antar
pasangan
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
 Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti
dengan berolahraga, berkebun, mengasuh cucu
 Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya
kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini

g. Level Pencegahan Perawatan keluarga


Pencegahan keperawatan keluarga, berfokus pada tiga level prevensi yaitu
1) Pencegahan primer (primary prevention)
2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)
3) Pencegahan tersier (tertiary prevention)

Anda mungkin juga menyukai