Anda di halaman 1dari 5

www.muslim.or.

id

Menjawab Propaganda Menghalalkan Zina Dengan


Konsep “Milkul Yamin”
muslim.or.id/51115-menjawab-propaganda-menghalalkan-zina-dengan-konsep-milkul-yamin.html

dr. Raehanul September 3,


Bahraen 2019

Orang liberal yang mengaku-ngaku sebagai muslim terus berusaha terus merusakan
syariat dari dalam. Kali ini mereka berusaha “menghalalkan zina” dengan memakai
konsep “milkul yamin”. Bisa jadi orang awam terpengaruh karena ada istilah-istilah Arab
yang terkesan ilmiah. Begitu juga dengan istilah “non-marital” (tidak menikah) yang
dipakai agar terkesan ilmiah.

1/5
Sebenarnya bukan hanya saat ini saja pemikiran seperti ini muncul. Pemikiran liberal ini
muncul sejak lama dan selalu menghadirkan orang baru dan gaya baru untuk
mengusungnya. Sejak dahulu mereka umumnya memakai dua “pemikiran” untuk
menghalalkan zina yaitu bolehnya berhubungan badan di luar pernikahan

Baca Juga: Berzina Lalu Menikah, Sahkah Pernikahannya?

1. “Milkul yamin” (Tuan boleh menggauli budak


perempuannya)
Membolehkan berhubungan badan di luar nikah tidak bisa dikiaskan dengan budak.
Mereka mengkiaskan bolehnya seseorang mengauli patnernya/pacarnya dengan budak,
tentu tidak tepat. Orang yang merdeka tentu berbeda dengan budak. Terdapat hikmah
besar mengapa seorang tuan boleh menggauli budak perempuannya di antaranya
tuannya akan lebih memperhatikan dan memberikan kasih sayang kepada budaknya.
Apabila budak perempuan itu hamil, budak tersebut akan melahirkan anak tuannya
yang status anaknya merdeka dan mengangkat derajat sang ibu, lalu status budak
perempuan menjadi “ummu walad” yang akan merdeka apabila tuannya telah
meninggal. Masih banyak hikmah lainnya di balik syariat Allah ini.

2. Konsep mut’ah (boleh berhubungan badan suami istri


dalam jangka waktu sesuai perjanjian, misalnya sehari,
sepekan, sebulan, setahun. Setelah jangka waktu itu,
maka mereka berpisah. Konsep ini disebut juga “nikah
mut’ah”)
Memakai dalil ini untuk membolehkan berhubungan badan di luar nikah juga tidak tepat,
karena konsep nikah mut’ah sempat diperbolehkan di awal-awal Islam kemudian syariat
ini di hapus (mansukh).

Baca Juga: Tanya Jawab: Pernah Berzina Di Mushala, Bagaimana Taubatnya?

Berikut penjelasan lebih rinci bahwa pemikiran di atas


tidak tepat

1. Milkul yamin (Tuan boleh menggauli budak


perempuannya)
Membolehkan berhubungan badan di luar nikah tidak bisa dikiaskan dengan budak.
Mereka mengkiaskan bolehnya seseorang mengauli patnernya/pacarnya dengan budak,
tentu tidak tepat.

2/5
Penyebutan “milkul Yamin” terdapat dalam beberapa ayat Al-Quran, Salah satunya di
mana Allah berfirman,

َ َ
‫ﻦ‬ ِ ‫ﻣﻠ ُﻮ‬
َ ‫ﻣﻴ‬ َ ‫ﻢ ﻏ َﻴ ُْﺮ‬
ْ ُ‫ﻢ ﻓَﺈ ِﻧﻬ‬
ْ ُ‫ﻤﺎﻧ ُﻬ‬ ْ َ ‫ﻣﻠ َﻜ‬
َ ْ ‫ﺖ أﻳ‬ َ ‫ﻣﺎ‬
َ ْ ‫ﻢ أو‬ ِ ‫ إ ِﻻ ﻋ َﻠ َﻰ أْزوَا‬. ‫ن‬
ْ ِ ‫ﺟﻬ‬ َ ‫ﺣﺎﻓِﻈ ُﻮ‬
َ ‫ﻢ‬
ْ ِ ‫ﺟﻬ‬
ِ ‫ﻢ ﻟ ُِﻔُﺮو‬
ْ ُ‫ﻦ ﻫ‬
َ ‫وَاﻟﺬ ِﻳ‬

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau
budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.” (QS
Al-Mukminun: 5-6)

Syaikh As-Sa’di menjelaskan maksud “milkul yamin” yaitu budak perempuan, beliau
berkata:

‫ﻣ ﻦ ا ﻹ ﻣﺎ ء اﻟ ﻤ ﻤﻠ ﻮ ﻛﺎ ت‬

“Yaitu budak perempuan yang ia miliki.” [Lihat Tafsir As-Sa’diy]

Orang liberal menafsirkan sendiri ayat ini dengan asal-asalnya serta membolehkannya
berhubungan badan di luar nikah (membolehkan berzina), padahal tasfir ayat ini justru
TIDAK membolehkan berzina.

Baca Juga: Kekejian Syiah Terhadap Ahlus Sunnah di Wilayahnya

Al-Qurthubi berkata menjelaskan tafsir ayat ini:

‫و ﻫ ﺬا ﻳ ﻘ ﺘ ﻀ ﻲ ﺗ ﺤ ﺮ ﻳ ﻢ ا ﻟ ﺰ ﻧ ﺎ و ﻣ ﺎ ﻗ ﻠ ﻨ ﺎ ه ﻣ ﻦ ا ﻻ ﺳ ﺘ ﻨ ﻤ ﺎ ء و ﻧ ﻜ ﺎ ح ا ﻟ ﻤ ﺘ ﻌ ﺔ‬

“Hal ini berkonsekuensi haramnya zina, demikian juga haramnya onani/masturbasi dan
nikah mut’ah.” [Lihat Tafsir Al-Qurthubi]

2. Konsep mut’ah
Memakai dalil ini untuk membolehkan berhubungan badan di luar nikah juga tidak tepat,
karena konsep nikah mut’ah sempat diperbolehkan di awal-awal Islam kemudian syariat
ini di hapus (mansukh).

Terdapat beberapa dalil yang menyebutkan bahwa nikah mut’ah telah diharamkan
hingga hari kiamat. Dari Rabi` bin Sabrah, dari ayahnya, bahwasanya ia bersama
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda:

َ َ
َ ‫ﻚ إ ِﻟ َﻰ ﻳ َﻮْم ِ اﻟ ِْﻘﻴ َﺎ‬
, ِ ‫ﻣﺔ‬ َ ِ ‫م ذﻟ‬
َ ‫ﺣﺮ‬ َ ‫ وَ إ ِن اﻟﻠ‬, ‫ﺴﺎِء‬
َ ْ ‫ﻪ ﻗَﺪ‬ َ ‫ﻦ اﻟﻨ‬ ِ ‫ﻤﺘﺎ َِع‬
َ ‫ﻣ‬ ْ ِ ‫ﺳﺘ‬
ْ ‫ﻢ ﻓ ِﻲ ا ﻻ‬ ْ ُ ‫ﺖ ﻟ َﻜ‬
ُ ْ ‫ﺖ أذ ِﻧ‬ ُ ‫ﻳﺎ َ أﻳﻬَﺎ اﻟﻨﺎ‬
ُ ْ ‫س إ ِﻧﻲ ﻗَﺪ ْ ﻛ ُﻨ‬
ً ‫ﺷﻴ ْﺌﺎ‬ ْ
َ ‫ﻤﻮْﻫُﻦ‬ ُ ‫ﻣﻤﺎ آﺗ َﻴ ْﺘ‬ِ ‫ﺧﺬ ُوْا‬ُ ‫ وَ َﻻ ﺗ َﺄ‬, ‫ﻪ‬ُ َ ‫ﺳﺒ ِﻴ ْﻠ‬
َ ‫ﻞ‬ ْ ُ ‫ﻲٌء ﻓَﻠ ْﻴ‬
ِ ‫ﺨ‬ َ ‫ﻣﻨ ْﻬُﻦ‬
ْ ‫ﺷ‬ ِ ُ ‫ﻋﻨ ْﺪ َه‬ َ َ ‫ﻦ ﻛﺎ‬
ِ ‫ن‬ ْ ‫ﻤ‬َ َ‫ ” ﻓ‬.

“Wahai, sekalian manusia. Sebelumnya aku telah mengizinkan kalian melakukan mut’ah
dengan wanita. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkannya
hingga hari Kiamat. Barangsiapa yang mempunyai sesuatu pada mereka , maka
biarkanlah! Jangan ambil sedikitpun dari apa yang telah diberikan”.[HR. Muslim]

Baca Juga: Syiah: Melukai Diri di Hari Asyura Termasuk Ibadah


3/5
Beliau juga berkata,

‫ﺣﺘﻰ ﻧ َﻬَﺎﻧﺎ َ ﻋ َﻨ ْﻬَﺎ‬ َ


َ ‫ج‬
ْ ‫ﺨُﺮ‬ ْ َ ‫ﺔ ﺛ ُﻢ ﻟ‬
ْ َ‫ﻢ ﻧ‬ َ ‫ﺧﻠ ْﻨ َﺎ‬
َ ‫ﻣﻜ‬ َ َ‫ﻦ د‬ ِ ‫م ا ْﻟَﻔﺘ ِْﺢ‬
َ ْ ‫ﺣﻴ‬ ُ ْ ‫ل اﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺑﺎ ِﻟ‬
َ ‫ﻤﺘ ْﻌَﺔِ ﻋ َﺎ‬ ُ ‫ﻣَﺮﻧﺎ َ َر‬
ُ ْ ‫ﺳﻮ‬ َ ‫أ‬

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk mut’ah pada masa
penaklukan kota Mekkah, ketika kami memasuki Mekkah. Belum kami keluar, beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengharamkannya atas kami”. [HR. Muslim]

Al-Qadhi Iyadh menjelaskan bahwa larangan nikah mut’ah adalah Ijma’ ulama. Beliau
berkata,

‫ ﺛ ﻢ ﺛ ﺒ ﺖ أ ﻧ ﻪ ﻧ ﺴ ﺦ ﺑ ﻤ ﺎ ذ ﻛ ﺮ ﻣ ﻦ ا ﻷ ﺣ ﺎ د ﻳ ﺚ ﻓ ﻲ ﻫ ﺬا ا ﻟ ﻜ ﺘ ﺎ ب‬، ‫ﺛ ﺒ ﺖ أ ن ﻧ ﻜ ﺎ ح ا ﻟ ﻤ ﺘ ﻌ ﺔ ﻛ ﺎ ن ﺟ ﺎ ﺋ ﺰا ً ﻓ ﻲ أ و ل ا ﻹ ﺳ ﻼ م‬
‫ وﺗ ﻘ ﺮ ر ا ﻹ ﺟ ﻤﺎ ع ﻋﻠ ﻰ ﻣﻨ ﻌ ﻪ‬، ‫و ﻓ ﻰ ﻏﻴ ﺮ ه‬

“Di awal-awal Islam nikah mut’ah hukumnya boleh, kemudian terdapat nash yang
menghapusnya sebagaimana terdapat dalam beberapa hadits dalam kitab ini dan telah
ada ijma’ larangan hal ini.” [Ikmalul Mu’allim 4/275]

Sebagai penutup, kami ajak merenung dan berpikir bagi mereka yang membolehkan
berhubungan badan di luar pernikahan (memperbolehkan berzina). Apakah mereka
punya anak perempuan atau punya saudara perempuan? Relahkan anak perempuan
dan saudara perempuan mereka dizinahi dan di luar status pernikahan? Tentu tidak kan.
Perhatikan hadits berikut:

Abu Umamah Radhiyallahu anhu bercerita, “Suatu hari ada seorang pemuda yang
mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan
aku berzina!”.
Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, merekaberkata, “Diam
kamu, diam!”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mendekatlah”. Pemuda tadi mendekati


beliau dan duduk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai
orang lain?”.
“Tidak demi Allah, wahai Rasul” sahut pemuda tersebut.

Baca Juga: Menjaga Anak dan Pemuda dari Paham Liberal dan Pluralisme

“Begitu pula orang lain tidak rela kalau ibu mereka dizinai”.
“Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?”.
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika putri mereka dizinai”.

“Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”.


“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai”.

4/5
“Relakah engkau jika bibi (dari jalur bapakmu) dizinai?”.
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”.

“Relakah engkau jika bibi (dari jalur ibumu) dizinai?”.


“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”.

Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda


tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya dan
jagalah kemaluannya”.

Baca Juga:

Syahwat Liberal
Jawaban Atas Tuduhan: Umat Islam Menyembah Ka’bah

Setelah kejadian tersebut, pemuda itu TIDAK PERNAH lagi tertarik untuk berbuat zina”.
[HR. Ahmad, shahih, Ash-Shahihah I/713 no. 370]

Demikian semoga bermanfaat

@ Lombok, Pulau Seribu Masjid

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslim.or.id

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik
disini. Jazakallahu khaira

5/5

Anda mungkin juga menyukai