Anda di halaman 1dari 6

Articles from Situs Pendidikan Islam

No#1
Hukum Lamaran/Pinangan Dalam Islam dan Hukum
Membatalkan Lamaran/Pinangan
2013- 09- 25 15:09:35 pendidikan islam

A. Hukum Lamaran / Pinangan dalam Islam


T elah banyak salah kaprah bahwa lamaran it u adalah hal yang wajib dalam
nikah, namun perlu di ket ahui bahwa hukum lamaran/pinangan dalam islam
adalah sunnah.

Menurut jumhur ulama, lamaran bukan merupakan syarat syahnya pernikahan.


Jika suat u pernikahan dilaksanakan t anpa lamaran, maka hukum pernikahan it u
sah. Lamaran -biasanya- hanya merupakan sarana unt uk menuju jenjang
pernikahan.

Menurut jumhur ulama, hukum lamaran adalah boleh. Mereka berargument asi
dengan f irman Allah, dan t idak ada dosa bagimu unt uk melamar wanit a-
wanit a it u dengan sindiran (QS Al-Baqarah:235).

Menurut Mazhab Syaf ii, hukum lamaran adalah sunnah. Hal ini didasarkan at as
perbuat an Nabi shallallahu alayhi wasallam yang melamar Aisyah bint i Abu
Bakar dan Haf shah bint i Umar.

Apabila t idak t erdapat hal-hal yang menghalangi pernikahan dalam diri


seorang wanit a, maka wanit a it u boleh dilamar, namun jika ada f akt or yang
menghalanginya, maka wanit a t ersebut t idak boleh dilamar.
Karena t elah banyak yang menganggap pent ingnya bahwa lamaran adalah
sesuat u yang pent ing, banyak calon pasangan yang sudah bebas melakukan
hubungan layaknya suami ist ri seusai lamaran. padahal meskipun kit a sudah
lamaran st at us calon pasangan t ersebut adalah masih sepert i orang asing,
dan bukan sepert i calon pasangan . dari kasus ini dapat kit a ambil sebuah
pert anyaan berikut nya yait u bolehkah membat alkan lamaran, padahal lamaran
t ersebut t elah di t erimanya, mari kit a simak selengkapnya di bawah ini:

B. Hukum Membatalkan Lamaran Atau Pinangan


Bagaimana hukumnya membat alkan lamaran set elah beberapa wakt u yang
cukup lama dia menerima lamaran, kemudian dia membat alkannya?
Jawab :
T erjadinya pembat alan pinangan secara sepihak dari sat u sisi padahal
penungguan sudah lama t erjadi, kemudian pihak yang membat alkan
pinangan/lamaran menikah dengan orang lain. Kami di sini ingin lebih
menekankan pembahasan dari hukum boleh at au t idaknya pembat alan
lamaran dan t idak meluaskan pembahasan dalam masalah lain.

Komit e T et ap Fat wa dan Riset Ilmiah Arab Saudi menulis:


Hanya t erjadi lamaran/pinangan ant ara laki-laki dan perempuan t idaklah
bermakna t erjadinya akad nikah, maka, laki-laki at au perempuan t ersebut
(masing-masing) berhak unt uk meninggalkan (membat alkan) lamaran bila ia
melihat ada masalahat dalam pembat alan it u. Baik it u direlakan oleh pihak lain
at au t idak direlakan. Fat awa Al-Lajnah Ad-Daimah 18/69

Kesepakat an ant ara peminang dengan yang dipinang unt uk menerima


Khitbah/pinangan/lamaran, baik yang menerima pinangan t ersebuk pihak
wanit a secara langsung at aupun Walinya t ermasuk Akad Jaiz sebagaimana
Akad Wakalah (perwakilan), Wadiah (t it ipan), Syirkah (perseroan) dan
semisalnya bukan Akad Lazim sepert i akad jual beli,akad Ijaroh (perkont rakan),
akad Salam (pembelian uang dimuka) dan semisalnya. Akad Jaiz boleh
dif asakh (dibat alkan) secara sepihak (dengan t idak ada konsekuensi dosa
apapun) t anpa perset ujuan pihak yang lain, semant ara akad Lazim t idak bisa
dif asakh t anpa perset ujuan kedua belah pihak yang berakad.

Dalil yang menunjukkan mubahnya membatalkan lamaran adalah hadis


berikut ;

(110 /16)





















Dari Al Araj ia berkat a; Abu Hurairah berkat a; Sat u warisan dari Nabi
shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: Jauhilah oleh kalian perasangka,
sebab perasangka it u adalah ungkapan yang paling dust a. Dan janganlah
kalian mencari-cari aib orang lain, jangan pula saling menebar kebencian dan
jadilah kalian orang-orang yang bersaudara. Janganlah seorang laki-laki
meminang at as pinangan saudaranya hingga ia menikahinya at au
meninggalkannya. (H.R.Bukhari)

Laf adz hingga ia menikahinya at au meninggalkannya menunjukkan orang


yang t elah mengKhit bah (meminang) wanit a punya dua pilihan sesudah
pinangan t ersebut dit erima; melanjut kan dengan akad nikah at au
meninggalkan pinangannya. Jika dia memilih meninggalkan pinangannya maka
hal it u bermakna dia membat alkan pinangan. Pembat alan pinangan dalam
hadis ini t idak disert ai laf adz dari Rasulullah
yang mengesankan
ancaman dosa at au sekedar celaan. Oleh karena it u membatalkan Lamaran
hukumnya mubah, bukan makruh apalagi haram.

Kebolehan membat alkan bersif at mut lak, karena laf adz hadis di at as t idak
diikat kondisi t ert ent u unt uk menunjukkan kebolehan pembat alan t ersebut .
Jadi, pembat alan pinangan baik dengan alasan maupun t anpa alasan
hukumnya t et ap mubah t anpa ada celaan. Alasan pembat alan pinangan t idak
mempengaruhi st at us hukum dan t idak dipert imbangkan.

Ali pernah melamar seorang wanit a, kemudian membatalkan pinangannya.


Bukhari meriwayat kan;

(69 /12)
































Dari Az Zuhriy berkata, telah bercerita kepadaku Ali bin Husain bahwa Al Miswar
bin Makhramah berkata; Ali pernah meminang putri Abu Jahal, lalu hal itu didengar
oleh Fathimah. Maka Fathimah menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
dan berkata; Kaummu berkata bahwa baginda tidak marah demi putri baginda.
Sekarang Ali hendak menikahi putri Abu Jahal. Maka Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam berdiri dan aku mendengar ketika beliau bersyahadat bersabda: Hadirin,
aku telah menikahkan Abu Al Ash bin ar-Rabi lalu dia berkomitmen kepadaku dan
konnsisten dengan komitmennya kepadaku. Dan sesungguhnya Fathimah adalah
bagian dari diriku dan sungguh aku tidak suka bila ada orang yang
menyusahkannya. Demi Allah, tidak akan berkumpul putri Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam dan putri dari musuh Allah pada satu orang laki-laki. Maka Ali
membatalkan pinangannya. (H.R.Bukhari)

Adapun ayat dalam surat As-Shof f yang berbunyi;



}



( 2)

[3 2 :{ ]

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengat akan sesuat u yang
t idak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengat akan apa-apa yang t idak kamu kerjakan. (As-Shof f ;2-3)

Maka ayat ini t idak bisa dijadikan dalil unt uk mencela pembat alan
Khit bah/pinangan karena ayat ini sama sekali t idak berbicara t opik pernikahan
at au Khit bah. Ayat ini berbicara t ent ang Jihad dan mencela sebagian kaum
muslimin yang mengucapkan st at emen pengandaian yang berisi keinginan
mereka melakukan amal yang paling dicint ai Allah. T ernyat a, set elah t urun
ayat yang memberit ahu bahwa diant ara amal yang paling dicint ai Allah adalah
berbaris rapi dalam rangka berjihad, sebagian kaum muslimin yang
mengucapkan st at emen pengandaian it u merasa berat dengan kewajiban
Jihad padahal sebelumnya mereka mengangan-angankannya. Sikap sepert i
inilah yang dicela oleh Allah dalm ayat ini. Yang menguat akan bahwa ayat ini
t urun berkait an masalah Jihad adalah ayat sesudahnya yang berbunyi;





}

{



[4 :]
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang t erat ur seakan-akan mereka sepert i suat u bangunan yang
t ersusun kokoh. (As-Shof f ;4)

Adapun hadis t ent ang t anda-t anda orang munaf ik, misalnya hadis berikut ;

(58 /1)













Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:
T anda-t anda munaf iq ada t iga; jika berbicara dust a, jika berjanji mengingkari
dan jika diberi amanat dia khianat . (H.R.Bukhari)

Maka hadis ini juga t idak bisa dijadikan dalil unt uk mencela pembat alan
pinangan. Hal it u dikarenakan, meskipun diakui bahwa Syariat mencela sif at
mengingkari janji, namun pinangan bukanlah janji dan t idak bisa dimasukkan
dalam janji. Pinangan adalah ( permint aan Nikah).

Janji unt uk menikahi seorang wanit a (secara diam-diam) sendiri dicela dalam
Al-Quran, dan dilarang seorang Muslim melakukannya. Allah berf irman;

[235 : { ]

}

Janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia (Al-
Baqoroh; 235)

Perlu dif ahami bahwa lamaran yang diajukan oleh salah sat u pihak dan
dit erima oleh pihak lain bukanlah akad nikah sebagaimana yang t elah
dipaparkan di at as. Meskipun lamaran ket erikat annya t idak sama dengan
pernikahan, keput usan membat alkan pernikahan baik dari pihak lelaki maupun
wanit a dengan alasan apapun t idak bisa disalahkan secara hukum syara, akan
t et api pembat alan lamaran t anpa ada alasan syari t idaklah layak dilakukan
(meski it u dibolehkan), sebab orang yang membat alkannya t elah
membat alkan janji t anpa alasan syari

Di sini dapat kit a ambil kesimpulan bahwa meskipun sudah lamaran


belum t ent u pernikahan akan t erjadi, kit a ambil cont oh saja berit a
yang lagi heboh sekarang ini adalah pert unangan saskia gotik
dengan vicky prasetyo. oleh karena it u jangan menganggap
bahwa sudah lamaran sudah past i kawin dan boleh melakukan
hubungan layaknya suami ist ri, dan jangan bangga dulu ya bagi
yang sudah lamaran

Anda mungkin juga menyukai