Anda di halaman 1dari 84

PERAN WANITA DALAM AMAL JAMA’I

Rukun Bai’ah

❖Materi ini mendukung terlaksananya


RB, utamanya rukun:
1.Al-Fahmu
2.Al-Jihad
3.At-Tajarrud
4.Al-Ukhuwah
5.Ats-Tsiqah
PENGANTAR

❖Islam datang, sementara kebanyakan


manusia mengingkari kemanusiaan
wanita dan sebagian yang lain
meragukannya.
❖Ada pula yang mengakui akan
kemanusiaannya, tetapi mereka
menganggap wanita itu sebagai
makhluk yang diciptakan semata-mata
untuk melayani kaum laki-laki
Wanita menurut Barat

❖Menurut McKay dalam bukunya a History


of Western Society (1983), terdapat
bukti-bukti kuat yang mengindikasikan
bahwa perempuan telah dianggap
sebagai makhluk inferior
❖Bahkan pada tahun 1595, seorang
profesor dari Wittenberg University
melakukan perdebatan serius mengenai
apakah perempuan itu manusia atau
bukan
Hak Kemanusiaan

❖ Sebagaimana kaum laki-laki, wanita juga


mempunyai hak-hak kemanusiaan, karena
keduanya berasal dari satu pohon dan
keduanya merupakan dua bersaudara yang
dilahirkan oleh satu ayah (bapak) yaitu
Adam, dan satu ibu yaitu Hawwa.
❖ Islam telah menjadikan wanita sebagai istri
yang merupakan kekayaan paling berharga
bagi suaminya dan menganggap istri yang
shalihah sebagai salah satu sebab
kebahagiaan suami dalam membentuk rumah
tangga Islami
Wanita Terhormat dalam
Islam
Syaikh Muhammad Al-Ghazali:
“Kalau kita mengembalikan pandangan ke
masa sebelum seribu tahun, maka kita akan
menemukan wanita menikmati keistimewaan
dalam bidang materi dan sosial yang tidak
dikenal oleh wanita-wanita di kelima benua.
Keadaan mereka ketika itu lebih baik
dibandingkan dengan keadaan wanita-
wanita Barat dewasa ini, asal saja
kebebasan dalam berpakaian serta
pergaulan tidak dijadikan bahan
perbandingan.”
(Al-Islam wa Al-Thaqat Al-Mu’attalat, Kairo,
Dar Al-Kutub Al-Haditsah, 1964, h. 138.)
Wanita dalam Al-Qur’an

❖ Al Qur'an banyak menjelaskan akan keterlibatan


wanita dalam pergerakan da'wah
❖ Ini menjadi alasan bahwa wanita memiliki peran
dalam amal jama’i (kerja kolektif) dalam sebuah
pergerakan yang terorganisasi
❖ Di samping itu, berdasarkan pertimbangan lain
bahwa seluruh peribadatan dalam Islam bersifat
kolektif, dan seluruh arahannya bersifat kolektif.
❖ Islam merupakan agama jamaah yang tidak akan
tegak kecuali dengan jamaah
‫‪Dalil-dalilnya‬‬

‫وف َويَ ْن َه ْو َن‬ ‫‪ .1‬ولْت ُكن ِم ْن ُكم أ َُّمةٌ ي ْدعُو َن إِ ََل ا ْْلَ ِْْي وَيْمرو َن ِِبلْمعر ِ‬
‫َ ُْ‬ ‫َ َ ُُ‬ ‫ََ ْ ْ َ‬
‫ك ُه ُم ال ُْم ْفلِ ُحو َن (‪)3:104‬‬ ‫ِ‬
‫َع ِن ال ُْم ْن َك ِر َوأُولَئ َ‬
‫ض َيْمرو َن ِِبلْمعر ِ‬
‫وف‬ ‫ٍ‬ ‫ضهم أَولِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ُْ‬ ‫‪َ .2‬وال ُْم ْؤ ُ َ َ ُ ْ َ ُ َ ْ ُ ُ ْ ْ َ ُ َ ْ َ ُ ُ‬
‫ع‬ ‫ب‬ ‫اء‬ ‫ي‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ات‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ؤ‬ ‫ْم‬ ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫الزَكا َة َويُ ِطيعُو َن‬ ‫لص ََل َة َويُ ْؤتُو َن َّ‬ ‫يمو َن ا َّ‬ ‫وي ْن هو َن َع ِن الْم ْن َك ِر وي ِ‬
‫ق‬
‫ُ َُ ُ‬ ‫ََ َ ْ‬
‫يم (‪)9:71‬‬ ‫اَّلل َع ِزيز ح ِ‬
‫ك‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ِ‬
‫إ‬ ‫َّ‬ ‫ِ‬ ‫َّ‬
‫َ ٌ َ ٌ‬ ‫اَّللَ َوَر ُسولَهُ أُولَئ َ َ َ ْ ُ ُ ُ ُ‬
‫اَّلل‬ ‫م‬ ‫ه‬‫َح‬
‫َ‬ ‫ْي‬ ‫س‬ ‫ك‬
‫ات ِم ْن ذَ َك ٍر أ َْو أُنْ ثَى َو ُه َو ُم ْؤِم ٌن‬‫اِل ِ‬
‫َ‬
‫الص ِ‬
‫َّ‬ ‫ن‬ ‫م‬‫‪ .3‬ومن ي عمل ِ‬
‫ََ ْ َْ َ ْ َ‬
‫ْيا (‪)4:124‬‬ ‫ك ي ْد ُخلُو َن ا ْْلنَّةَ وََل يظْلَمو َن نَِ‬
‫ق‬ ‫ِ‬
‫ً‬ ‫َ َ ُ ُ‬ ‫فَأُولَئ َ َ‬
Wajibnya Amal Jama’i

❖ Ayat-ayat di atas merupakan dalil bagi wajibnya amal


jama'i.
❖ Kata “segolongan umat” pada bagian yang pertama
bermakna
▪ jika umat ini seluruhnya tidak sanggup melakukan da'wah kepada
Allah,
▪ maka minimal ada sekelompok dari umat lain yang melaksanakan
tugas, baik dari kaum laki-laki maupun kaum perempuan.
❖ Sedangkan pada ayat yang kedua menegaskan
pentingnya keterlibatan dan partisipasi perempuan
dalam amal ma'ruf dan nahi mungkar bersama laki-
laki
▪ Sebab aktivitas da’wah bukan hanya pekerjaan kaum laki-laki
saja, perempuan harus ikut ambil bagian di dalamnya
Saudara Kandung
❖Laki-laki adalah saudara wanita dan
wanita adalah saudara kandung laki-
laki (4:1)
❖Sabda Nabi, “Sesungguhnya tiada lain
wanita adalah saudara sekandung
kaum pria.” (HR. Ahmad, Abu Daud
dan Thirmidzi)
❖Wanita dan pria memiliki persamaan
di dalam kebebasan kewajiban
beragama dan beribadah (33:35)
Persamaan Laki-laki dan Perempuan

❖Di dalam masalah takalif (kewajiban-


kewajiban) agama dan sosial yang
pokok, Al Qur’an menyamakan antara
keduanya (9:71)
❖Wanita dengan laki-laki adalah sama
dalam hal bahwa keduanya akan
menerima pembalasan dari kebaikan
mereka dan masuk surga (3:195,
16:97, 4:124)
PERAN WANITA DALAM AMAL JAMA’I
SEBAGAI ISTRI

‫اد‬
َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ ‫صل‬
‫ف‬ ‫ت‬ ‫اس‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ول‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ا‬‫ك‬ ‫ه‬َّ
‫ن‬ َ
‫أ‬ ‫م‬َّ
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ِ
‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ َّ
‫اَّلل‬ ‫ى‬ َّ ِ
َ ُ ُ َ َ َ َ ‫َع ْن الن ي‬
‫َّب‬
ِ
‫اِلٍَة إِ ْن أ ََم َرَها‬ِ ‫اَّلل َخ ْْيا لَه ِمن َزوج ٍة ص‬ َِّ ‫الْم ْؤِمن ب ع َد تَ ْقوى‬
َ َْ ْ ُ ً َ َْ ُ ُ
‫اب‬
َ ‫غ‬
َ ‫ن‬ ْ ِ
‫إ‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ت‬
ْ‫ر‬َّ ‫ب‬
َ ُ َ َْ َ َََ‫أ‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ق‬
ْ َ
‫أ‬ ‫ن‬ْ ِ
‫إ‬‫و‬َ ُ َ َ ْ َ ‫اع ْتهُ َوإ‬
‫ه‬ ْ‫ت‬‫ر‬َّ ‫س‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬
َ ِ
‫إ‬ ‫ر‬ ‫ظ‬
َ ‫ن‬
َ ‫ن‬
ْ ِ َ َ‫أَط‬
‫ص َح ْتهُ ِِف نَ ْف ِس َها َوَمالِ ِه‬ َ َ‫َع ْن َها ن‬
“Seorang mukmin tidak memperoleh kemanfaatan
setelah bertaqwa kepada Allah Azza wa jalla yang lebih
baik selain istri yang shalihah, jika suami menyuruhnya
dia taat, jika dipandang dia menyenangkan, jika ia
bersumpah kepadanya dia mengiyakan, dan jika Suami
pergi (jauh dari pandangan) maka dia memelihara diri
dan harta (suami)nya” (HR. Ibnu Majah)
ِ ‫الص‬
‫اِلَ ُة‬ ُّ ‫الدنْ يَا َمتَاعٌ َو َخ ْْيُ َمتَ ِاع‬
َّ ُ‫الدنْ يَا ال َْم ْرأَة‬ ُّ
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan
dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

‫آد َم‬ ِ
‫ن‬ ‫اب‬ ِ
‫ة‬ ‫اد‬ ‫ع‬ ‫س‬ ‫ن‬ ِ ٌ‫َعاد ِة اب ِن آدم ثَََلثَةٌ وِمن ِش ْقوِة اب ِن آدم ثَََلثَة‬
‫م‬
َ ْ َ ََ ْ ََ ْ َ ْ َ ََ ْ َ َ َ
‫الصالِ ُح َوِم ْن ِش ْق َوِة ابْ ِن‬
َّ ‫ب‬ ‫ك‬‫ر‬‫ْم‬
‫ل‬ ‫ا‬‫و‬
ُ َْ َ َ ُ ‫ح‬ ِ
‫ال‬‫الص‬
َّ ‫ن‬ُ ْ َ َ ُ َ ‫الص‬
‫ك‬
َ ‫س‬ ‫ْم‬
‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ة‬ ِ
‫اِل‬ َّ ُ‫ال َْم ْرأَة‬
ُ‫السوء‬
ُّ ‫ب‬ ُ ‫السوءُ َوال َْم ْرَك‬ ُّ ُ‫آد َم ال َْم ْرأَة‬
ُّ ‫السوءُ َوال َْم ْس َك ُن‬ َ
“Di antara kebahagiaan anak Adam ada tiga dan
kesengsaraan anak Adam ada tiga; (adalah) istri
shalihah, tempat tinggal yang baik, dan kendaraan yang
baik. Adapun kesengsaraan anak Adam adalah istri yang
jahat, tempat tinggal yang buruk dan kendaraan yang
buruk”. (HR. Ahmad)
Jihad Istri

❖ Islam mengangkat nilai wanita sebagai istri dan


menjadikan pelaksanaan hak-hak suami-istri itu
sebagai jihad di jalan Allah
‫ت أ َْو ََلْ تَ ْعلَ ْم إَِل َو ِه َي‬ْ ‫ َوَما ِم ْن ُه ِم ْام َرأَةٌ َعلِ َم‬،‫ك‬ َْ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ل‬ِ
‫إ‬ ِ
‫اء‬ ِ‫ول الن‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ّن‬ ِِ‫ إ‬:‫ت‬ْ َ‫ فَ َقال‬،ٌ‫اءتْهُ ْام َرأَة‬
َ َ ‫ي‬ ُ ُ َ ‫ي‬ َ ‫َج‬
ِ ‫الر َج‬ َِّ ‫ول‬ ِ ‫ال والنِس‬ َ ‫ََتَْوى ََمَْرِجي إِلَْي‬
‫ال‬ ِ‫اَّلل إِ ََل ي‬ ُ ‫ت َر ُس‬ َ َ ُُ َ َ ‫الر َج ِ َ ي‬
‫ن‬
ْ َ
‫أ‬‫و‬ ، ‫ن‬
َّ ‫ه‬ ‫َل‬
َ ‫ا‬‫و‬ ‫اء‬ ِ‫ب ي‬ َّ ،‫ك‬
ُّ ‫اَّللُ َر‬
‫اء ِع ْن َد‬ ‫ي‬ ‫َح‬ ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ ‫ا‬‫ك‬َ ‫وا‬ ‫د‬
ُ ِ
‫ه‬ ‫ش‬
ْ ‫ت‬ ‫اس‬ ‫ن‬ِ ِ
‫إ‬‫و‬ ،‫وا‬ ‫ر‬ ْ‫َث‬
‫أ‬ ‫وا‬ ‫اب‬ ‫َص‬ ‫أ‬ ‫ن‬ْ ‫إ‬ِ‫ف‬
َ ، ِ
‫ال‬ ‫ج‬ ِ
‫الر‬ ‫ى‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬ ‫اد‬ ‫ه‬ ِ
‫ْل‬
ْ ‫ا‬ ‫ب‬ ِ
‫ت‬ ‫ك‬
ُ ِ ‫والنِس‬
‫اء‬
ً َْ ُْ َ ُ ُ َ َ‫َ َ ُ َ ي‬ َ‫َ ي‬
‫يل ِم ْن ُك َّن‬
ٌ َْ
ِ‫اج ِه َّن والْمع ِرفَةُ ِِب ُقوقِ ِهم وقَل‬
ُ ْ َ َ
ِ ‫و‬َ‫ز‬ْ َ
‫أ‬ ‫ة‬
ُ ‫اع‬
َ َ‫ط‬ : ‫ال‬َ َ‫ق‬ ‫؟‬ ‫م‬ِِ
‫اَل‬
ْ َ ‫م‬ ‫ع‬
ْ َ
‫أ‬ ‫ن‬
ْ
ِ
‫م‬ ‫ك‬َ ِ
‫ل‬ ‫ذ‬
َ ‫ل‬ ُ ِ ‫ريّبِِم فَما ي ع‬
‫د‬ َْ َ ْ َ
ُ‫تَ ْف َعلُه‬
Ada seorang wanita datang kepada Nabi SAW bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya
aku adalah delegasi wanita yang diutus kepadamu dan tidak ada satu wanita pun kecuali
agar aku keluar untuk menemui engkau.” Kemudian wanita itu mengemukakan
permasalahannya dengan mengatakan, “Allah adalah Rabb-nya laki-laki dan wanita dan
ilah mereka. Dan engkau adalah utusan Allah untuk laki-laki dan wanita, Allah telah
mewajibkan jihad kepada kaum laki-laki sehingga apabila mereka memperoleh
kemenangan akan mendapat pahala, dan apabila mati syahid mereka akan tetap hidup di
sisi Rabb-nya dan diberi rizki. Amal perbuatan apakah yang bisa menyamai perbuatan
mereka dari ketaatan? Nabi SAW menjawab, “Taat kepada suami dan memenuhi hak-
haknya tetapi sedikit dari kaum yang bisa melaksanakannya.” (HR. Tabrani)
Wanita sebagai Penentu
Memahami Hak-hak Suami

❖ Suami shaleh kebanyakan dibelakangnya ada istri


shalehah.
❖ Laki-laki dalam menjalankan tugasnya baik di dalam
atau di luar rumah sering mendapat kendala ujian dan
cobaan.
❖ Kegoncangan jiwanya kadang-kadang tidak mampu
mengendalikannya sendiri.
❖ Nah, saat-saat seperti inilah peran dan bantuan istri
sangat dibutuhkan:
▪ Selalu memberi dorongan untuk terus maju, memberi siraman
ruhiyyah agar tetap semangat dalam menapaki duri-duri jalanan,
memberi bensin untuk tetap berjalan di atas rel Islam.
▪ berusaha untuk meredam dan mendinginkan agar suami sadar
dan sabar ketika suami sedang panas, bukan mengompori
Istri Perubah Suami

❖ Banyak sekali suami terjerumus ke lembah hina


disebabkan istrinya tidak bisa membimbing ke arah
yang baik
❖ Juga tidak sedikit suami dulunya kurang baik setelah
beristri justru ia makin membaik.
❖ Oleh sebab itu, wahai para ibu-ibu shalehah marilah
kita dukung suami kita untuk menjadi suami yang
shaleh
▪ Mencurahkan tenaga, pikiran, bahkan nyawa untuk tegaknya
Islam di muka bumi
▪ dengan tidak membebaninya dengan tugas-tugas rumah
▪ yang mana apabila kita mengerjakannya dengan ikhlas, kita akan
dapat pahala dan suami kita semakin sayang pada kita
Masyarakat Ideal

❖ Berikan waktu seluas-luasnya pada suami


kita untuk mencurahkan waktu hidupnya
untuk Islam tercinta
❖ Istri
▪ selain sebagai motor bagi suami,
▪ ia juga dibebani kewajiban-kewajiban terhadap
suaminya
▪ agar tercipta keluarga-keluarga yang sakinah,
mawaddah warohmah.
❖ Keluarga Ideal → Mujama’ mitsali
(masyarakat ideal) → Daulah Islamiyyah
TAAT

❖ Suami memiliki hak terhadap istrinya untuk


ditaati dalam seluruh perkara asalkan bukan
perkara maksiat kepada Allah SWT

ِ‫صي ِة للا‬
ِ ‫اعةَ لِم ْخلُو ٍق ِِف م ْع‬‫ط‬
َ ‫َل‬
َ
َ َ ْ َ َ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam
bermaksiat kepada Allah SWT.”
(HR. Ahmad)
❖ Taat ini merupakan asas ketenangan karena
suami sebagai qawwam (pemimpin) tidak
akan bisa melaksanakan kepemimpinannya
tanpa ketaatan
Mengalahkan Ibadah Sunnah

❖Ketaatan kepada suami ini lebih


didahulukan daripada melakukan
ibadah-ibadah sunnah.
❖Nabi saw bersabda:
ِ ‫َلَ ِِِي ُّل لِ ْلمرأ َِة أََ ْن تَصوم وَزوجها َش‬
‫اه ٌد إَِلَّ بِِ ْذنِِه‬ َ ُ ْ َ َ ُْ ْ ْ َ
“Tidak boleh seorang wanita puasa (sunnah)
sementara suaminya ada di tempat kecuali
setelah mendapatkan izin suaminya.”
(HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
Ibnu Hajar tentang Hadits Ini

“Hadits ini menunjukkan bahwa lebih


ditekankan kepada istri untuk
memenuhi hak suami daripada
mengerjakan kebajikan yang hukumnya
sunnah, karena hak suami itu wajib
sementara menunaikan kewajiban lebih
didahulukan daripada menunaikan
perkara yang sunnah.”
(Fathul Bari, 9/356)
Karunia Allah bagi Lelaki

❖ “Wajib bagi istri untuk taat kepada suaminya


dalam perkara yang ia perintahkan dalam
batasan kemampuannya, karena hal ini
termasuk keutamaan yang Allah berikan
kepada kaum lelaki di atas kaum wanita,
sebagaimana dalam ayat:
❖ “Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita.” (An-Nisa : 34).
❖ “Dan bagi kaum lelaki kedudukannya satu
derajat di atas kaum wanita.” (Al-Baqoroh :
228)
MENJAGA RAHASIA DAN
KEHORMATAN SUAMI
❖ Menjaga rahasia suami dan kehormatannya adalah
kewajiban istri terhadap suaminya sehingga
menumbuhkan kepercayaan suami secara penuh
terhadapnya
❖ Apalagi dalam hal menjaga harta suami
‫ص ِِغ ِْْيِه‬ ِ ٍ َ‫ أَحنَاهُ َعلَى ول‬:ٍ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ‫ َوأ َْر َعاه‬, َ ‫ِف‬ ‫د‬ َ ْ ‫ي‬‫ر‬ ‫ف‬
ُ ‫اء‬
َْ َ ُ َ ‫س‬ ‫ن‬ ‫ح‬‫ال‬‫ص‬ ‫ل‬‫ب‬ ‫إل‬‫ا‬
ْ ‫ْب‬
َ ْ َ َ ‫َخ ْْيُ ن‬
‫ك‬ ‫ر‬ ‫اء‬‫س‬
‫ات يَ ِد ِه‬
ِ ‫َعلَى َزو ٍج ِِف َذ‬
ْ
“Sebaik-baik wanita penunggang unta adalah wanita
Quraisy yang baik, yaitu yang sangat penyayang
terhadap anaknya ketika kecilnya dan sangat menjaga
suami dalam apa yang ada di tangannya.”
(HR. Al-Bukhari)
Ibnu Hajar Al-Asqalani

“Hadits ini menunjukkan keutamaan


sifat kasih sayang (dari seorang ibu),
tarbiyah yang baik, mengurusi anak-
anak, menjaga kesucian dan
kehormatan suami dan hartanya,
mengurusi dan mengaturnya dengan
cara yang baik.”
(Fathul Bari, 9/152)
MEMBERIKAN PELAYANAN
TIADA HENTI
❖Berusaha memberikan pelayanan yang
maksimal terhadap suami, sehingga
suami dapat terpuaskan olehnya
❖Pelayanan dari segi
▪ dzahir dan bathin
▪ materi dan inmateri, dan
▪ pelayanan lainnya.
❖Betapa agungnya hak suami terhadap
istrinya andai ada manusia yang boleh
bersujud kepadanya, maka suamilah
yang tertuju
َ‫ت ال َْم ْرأَ َة ََ أَ ْن تَ ْس ُج َد لَِزْو ِج َها َوَل‬ ‫ر‬ ‫م‬ َ‫ِل‬
َ ٍ
‫د‬ ‫ح‬َ‫ِل‬ِ
ُ ْ َ َ ‫َح ًدا أَ ْن يَ ْس ُج َد‬ َ ‫آم ُر أ‬ُ ‫ت‬
ُ ‫لَ ْو ُك ْن‬
‫ي َح َّق َزْو ِج َها َعلَْي َها ُكلَّ َها‬ ِ‫للا َع َّز وج َّل َعلَي ها ُكلَّهُ ح ََّّت تُ َؤي‬
‫د‬ ِ ‫تُ َؤِيدي الْمرأَةُ ح َّق‬
َ َ َْ َ َ َ َْ
‫ب َِلَ ْعطَْتهُ إِ ََّّي ُه‬ ٍ َ‫س َها َو ِهي َعلَىظَ ْه ِر قَ ت‬ َ ‫َح ََّّت لَ ْو َسأَ ََلَا نَ ْف‬
َ
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk
sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan
seorang istri untuk sujud kepada suaminya.Dan tidaklah
seorang istri dapat menunaikan seluruh hak Allah SWT
terhadapnya hingga ia menunaikan seluruh hak
suaminya. Sampai-sampai jika suaminya meminta
dirinya (mengajaknya jima’) sementara ia sedang
berada di atas pelana (yang dipasang di atas unta) maka
ia harus memberikannya (tidak boleh menolak).”
(HR. Ahmad)
Suami = Neraka/Surga Istri

❖ Al-Hushain bin Mihshan rahimahullahu menceritakan


bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi Saw
karena satu keperluan.
❖ Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah Saw
bertanya kepadanya:
‫ َما آلُْوهُ إَِلَّ َما‬:‫ت‬ ِ ْ‫ف أَن‬ ِ ْ‫ات َزو ٍج أَن‬
ْ َ‫ت لَهُ؟ قَال‬ َ ‫ َك ْي‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.‫ نَ َع ْم‬:‫ت‬
ْ َ‫ت؟ قَال‬ ْ ُ َ‫أَذ‬
ِ ُ‫ فَ َّإََّا ُهو جنَّت‬،ُ‫ت ِم ْنه‬
ُِ ‫ك َوََ ُر‬ ِ ْ‫ فَانْظُ ِري أين أَن‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.ُ‫ت َع ْنه‬ُ ‫َع َج ْز‬
َ َ َ ْ
“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab:
“Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?”
tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: “Aku tidak pernah
mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak
mampu.” Rasulullah bersabda: “Lihatlah di mana
keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena
suamimu adalah surga dan nerakamu.”
(HR. Ahmad)
SELALU TERSENYUM

❖ Wanita shalihah itu murah senyum, karena senyum


sendiri adalah shadaqah
❖ Namun, tentu saja senyumnya proporsional.
❖ Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan
senyuman manis
❖ Intinya, senyumnya adalah senyum ibadah yang
ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain
❖ Karena itula ciri wanita shalihah dan istri yang taat
adalah
▪ selalu tersenyum di hadapan suami walau dalam keadaan
bagaimanapun,
▪ berusaha menjadi penghibur di kala duka, dan
▪ menjadi pelipur lara disaat luka
4 Ciri Istri Shalihah

‫اد ال ُْم ْؤِم ُن بَ ْع َد‬


َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ ‫صل‬
‫ف‬
َ ‫ت‬‫اس‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ول‬
ُ ‫ق‬
ُ ‫ي‬ ‫ن‬
َ ‫ا‬ ‫ك‬
َ ‫ه‬ َّ
‫ن‬ َ
‫أ‬ ‫م‬َّ
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ِ
‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬ َّ
‫اَّلل‬ ‫ى‬ َّ ِ‫َع ْن النِ ي‬
َ ‫َّب‬
‫اع ْتهُ َوإِ ْن نَظََر إِلَْي َها َس َّرتْ ُه‬ ِ ٍ ِ ٍ ِ ِ
َ ‫ط‬
َ َ
‫أ‬ ‫ا‬ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ً ْ َ َّ ‫تَ ْق َوى‬
‫ه‬‫ر‬ ‫َم‬‫أ‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ة‬ ‫اِل‬ ‫ص‬ ‫ة‬ ‫ج‬ ‫و‬ ‫ز‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ه‬ َ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ْي‬‫خ‬ ‫اَّلل‬
‫ص َح ْتهُ ِِف نَ ْف ِس َها َوَمالِ ِه‬ َ
َ َ َ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ن‬
ْ ‫ع‬
َ ‫اب‬ ‫غ‬
َ ‫ن‬
ْ ِ
‫إ‬‫و‬َ ُ َ َ ْ َ َ ‫َوإ‬
‫ه‬ْ‫ت‬‫ر‬َّ ‫َب‬
‫أ‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬‫ل‬
َ ‫ع‬
َ ‫م‬ ‫س‬ ‫ق‬
ْ َ
‫أ‬ ‫ن‬ْ ِ
“Seorang mukmin tidak memperoleh kemanfaatan
setelah bertaqwa kepada Allah Azza wa jalla yang lebih
baik selain istri yang shalihah, jika suami menyuruhnya
dia taat, jika dipandang dia menyenangkan, jika ia
bersumpah kepadanya dia mengiyakan, dan jika Suami
pergi (jauh dari pandangan) maka dia memelihara diri
dan harta (suami)nya”
(HR. Ibnu Majah)
Berhias untuk Suami/Istri

❖ Selain senyum wanita sholihah juga dapat


memperlihatkan diri dengan berhias untuk
suaminya sehingga selalu terlihat cerah dan
indah
❖ Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Ibnu
Abbas pernah berdiri di depan cermin untuk
memperbagus penampilannya. Ketika ditanya
beliau menjawab, “Aku berhias untuk istriku
sebagaimana istriku berhias untukku,”
kemudian membacakan ayat yang artinya:
“Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya .” (2: 228)
MENINGKATKAN PELAYANAN
SECARA PROPORSIONAL
❖Wajib bagi istri untuk berusaha sekuat
tenaga lebih profesional di dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, dan
tidak mempersoalkan kekurangan-
kekurangan yang ada pada suaminya.
❖Wajib baginya untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan ini dengan
cara tidak memberitahukan kepada
suaminya
Merubah Perilaku dengan
Tindakan
❖ Seandainya seorang suami tidak memperhatikan
dalam meletakkan pakaian pada tempat yang
semestinya dan dia meletakkan pakaian-pakaian
tersebut di atas kursi dan sofa, maka mau tidak mau
sang istri dituntut untuk mengambil dan meletakkan
pada tempatnya yang sekiranya tempat tersebut
dapat menjaga keindahan/keserasiannya.
❖ Bila kebiasaan itu telah terjadi dan istri sedang dalam
keadaan sakit, maka sang suami merasakan
kesusahan, dia akan berusaha untuk menggantikan
posisi sang istri dalam mengurus rumahnya, dia akan
meletakkan pakaian pada tempat yang semestinya
dan mulai dari sanalah dia akan melaksanankan
kebiasaan yang baik tersebut
Hak-hak Isteri
❖ Islam telah menetapkan untuk istri hak-hak yang
wajib dipenuhi oleh suaminya.
❖ Hak-hak itu tak sekedar tinta di atas kertas, akan
tetapi Islam menjadikan lebih dari itu yaitu yang
mampu memelihara dan mengawasi
MENDAPAT NAFKAH

❖ Seorang suami diwajibkan untuk mencukupi


makanan, pakaian, tempat tinggal dan
pengobatan kepada istrinya (65:7)
❖ Muawiyah bin Haidah ra bertanya,
‫س َو َها‬ ‫ك‬
ْ ‫ت‬‫و‬ ، ‫ت‬ ‫م‬ ِ
‫ع‬ ‫ط‬
َ ‫ا‬‫ذ‬َ ِ
‫إ‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫م‬ ِ
‫ْع‬ ‫ط‬‫ت‬ ‫ن‬ْ َ
‫أ‬ ‫؟‬ ِ
‫ه‬ ‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬ َ ِ
‫د‬ ‫َح‬‫أ‬ ِ
‫ة‬ ‫ج‬‫و‬ ‫ز‬ ُّ
‫ق‬ ‫ح‬ ‫ا‬‫م‬ ، ِ
‫للا‬ ‫ََّي َر ُس ْو َل‬
ُ ََ َ ْ ََ ُ ْ َ َ َ َ َْ َ َ
ِ ‫ب الْو ْجهَ وَلَ تُ َقبِيح وَلَ ََتْجر إَِلَّ ِِف الْب ْي‬
‫ت‬ ِ ِ
‫ر‬ ‫ض‬ْ ‫ت‬
َ ‫َل‬
َ ‫و‬ ،‫ت‬َ ‫ي‬
ْ ‫س‬ ‫ت‬
َ ‫ك‬
ْ ‫ا‬ ‫ا‬‫ذ‬َ ِ
‫إ‬
َ ُْ َ ْ َ َ َ َ
“Wahai Rasulullah, apakah hak istri salah seorang dari kami
terhadap suaminya?” Rasulullah Saw menjawab: “Engkau beri
makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian
bila engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya,
jangan menjelekkannya, dan jangan memboikotnya
(mendiamkannya) kecuali di dalam rumah.”
(HR. Abu Dawud)
Suami Pelit?

❖ Hindun binti Utbah bertanya,


‫ت‬ ‫ذ‬
ْ ‫خ‬َ‫أ‬ ‫ا‬‫م‬ َّ
‫َل‬ ِ
‫إ‬ ‫ي‬ ِ
‫د‬ ‫ل‬
َ‫و‬ ‫و‬ ِ
‫ِن‬ ‫ي‬ ِ
‫ف‬ ‫ك‬
ْ ‫ي‬ ‫ا‬‫م‬ ِ
‫ِن‬ ‫ي‬ ِ
‫ط‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ي‬َ‫ل‬‫و‬ ‫ح‬‫ي‬ ِ
‫ح‬ ‫ش‬ ‫ل‬‫ج‬ ‫ر‬ ‫ن‬َ ‫ا‬‫ي‬ ‫ف‬
ْ ‫س‬ ‫َِب‬
‫أ‬ َّ
‫ن‬ ِ
‫إ‬ ، ِ
‫للا‬ ‫ََّي َر ُس ْو َل‬
ُ َ َ ََ ْ َ َ ْ ُْ َ ْ َ ٌ ْ َ ٌ ُ َ َ ُ َ
‫ف‬ِ ‫ك وولَ َد ُِ ِِبلْمعرو‬ ِ ‫ي‬ ِ ‫ ُخ ِذي ما ي ْك‬:‫ال‬
‫ف‬ َ ‫ق‬َ ‫ف‬
َ . ‫م‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬ ‫ي‬ َ‫َل‬ ‫و‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ن‬
ْ ِ
‫م‬
ُْْ َ ََ ْ َ َ ُ َْ َُ َ ُ
“Wahai Rasulullah, sungguh Abu Sufyan seorang yang
pelit. Ia tidak memberiku nafkah yang dapat
mencukupiku dan anakku terkecuali bila aku mengambil
dari hartanya tanpa sepengetahuannya.
[Dalam riwayat Muslim, Hindun bertanya:
ٍ َ‫ك ِم ْن ُجن‬
‫اح؟‬ َ ِ‫فَ َه ْل َعلَ َّي ِِف َذل‬
“Apakah aku berdosa bila melakukan hal itu?”].”
Bersabdalah Rasulullah Saw, “Ambillah dari harta
suamimu sekadar yang dapat mencukupimu dan
mencukupi anakmu dengan cara yang ma’ruf.”
(HR. Al-Bukhari no. 5364 dan Muslim no. 4452)
Ibnu Hajar

“Hindun tidaklah menyatakan bahwa Abu


Sufyan bersifat pelit dalam seluruh
keadaannya. Dia hanya sebatas menyebutkan
keadaannya bersama suaminya di mana
suaminya sangat menyempitkan nafkah
untuknya dan untuk anaknya. Hal ini tidaklah
berarti Abu Sufyan memiliki sifat pelit secara
mutlak. Karena betapa banyak di antara para
tokoh/pemuka masyarakat melakukan hal
tersebut kepada istrinya/keluarganya dan
lebih mendahulukan/mementingkan orang lain
(bersifat dermawan kepada orang lain).
(Fathul Bari, 9/630)
MEMPERGAULI ISTRI DENGAN
BAIK
‫سى أَ ْن تَ ْك َرُهوا َش ْي ئًا َوََْي َع َل‬ ‫ع‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫وه‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ه‬ ‫ر‬ِ ‫ك‬ ‫ن‬ ِ
‫إ‬‫ف‬ ِ
‫وف‬‫ر‬ ِ ِ
َ َّ
َ َ ُ ُُْ َ ْ َ ُ ْ َ ُ ُ ‫َو َع‬
‫ع‬ ‫ْم‬
‫ل‬ ‫ِب‬ ‫ن‬
َّ ‫وه‬‫ر‬‫اش‬
)4:19( ‫ْيا‬ ِ‫اَّلل فِ ِيه َخ ْْيا َكث‬
َّ
ً ً ُ

‫سائِ ِه ْم‬ ِ‫ و ِخيارُكم ِخيارُكم لِن‬،‫َحسنُ ُهم ُخلُ ًقا‬


ْ ‫أ‬ َ‫ا‬
ً ‫ْي‬
َ ْ ِ
‫إ‬ ‫ْي‬
َ ْ ِ
‫ن‬ ِ
‫م‬‫ؤ‬ْ ‫ْم‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ك‬
ْ َ
‫أ‬
َ ْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ ُ ُ َ
“Mukmin yang paling sempurna imannya
adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-
baik kalian adalah yang paling baik terhadap
istri-istrinya.”
(HR. At-Tirmidzi no. 1162. Lihat Ash-Shahihah
no. 284)
Ibnu Katsir terhadap 4:19

❖ “Yakni perindahlah ucapan kalian terhadap mereka


(para istri) serta perbaguslah perilaku dan
penampilan kalian sesuai kemampuan. Sebagaimana
engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian,
maka engkau (semestinya) juga berbuat yang sama.
Allah SWT berfirman dalam hal ini: “Dan para istri
memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)
❖ Rasulullah Saw sendiri telah bersabda:

‫ َوأ َََ َخ ْْيُُك ْم ِِلَ ْهلِ ْي‬،‫َخ ْْيُُك ْم َخ ْْيُُك ْم ِِلَ ْهلِ ِه‬
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap
keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang yang
paling baik di antara kalian terhadap keluarga (istri)-
ku.”
Teladan Nabi SAW

❖ Sirah Nabawiyah secara aplikatif telah


membuktikan kelembutan Rasulullah SAW
terhadap keluarganya dan akhlaq beliau
sangat mulia terhadap para istrinya.
❖ Sampai-sampai Rasulullah SAW sering
membantu para istrinya untuk
menyelesaikan tugas-tugas di rumah dan di
antara kelembutan Rasulullah SAW adalah
bahwa beliau pernah mendahului Aisyah
berlomba lari dua kali, lalu Aisyah
mengalahkan beliau sekali dan sekali lagi
dalam kesempatan yang lainnya. Maka beliau
berkata kepada Aisyah “Ini dengan itu (skor
sama).”
Khutbah Haji Wada’

َ‫ فَ َح ُّق ُك ْم َعلَْي ِه َّن أَ ْن َل‬،‫سائِ ُك ْم َعلَْي ُك ْم َح ًّقا‬ ِ‫ ولِن‬،‫أََلَ إِ َّن لَ ُكم َعلَى نِسائِ ُكم ح ًّقا‬
َ َ َ ْ َ ْ
‫ أََلَ َو َح ُّق ُه َّن‬،‫ َوَلَ ََيْ َذ َّن ِِف بُيُ ْوتِ ُك ْم لِ َم ْن تَ ْك َرُه ْو َن‬،‫يُ ْو ِط ْئ َن فُ ُر َش ُك ْم َم ْن تَ ْك َرُه ْو َن‬
‫َعلَْي ُك ْم أَ ْن ُُتْ ِسنُ ْوا إِلَْي ِه َّن ِِف كِ ْس َوَتِِ َّن َوطَ َع ِام ِه َّن‬
“Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri
kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian.
Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh
membiarkan seseorang yang tidak kalian sukai untuk
menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh
mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki
rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian
adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal
pakaian dan makanan mereka.”
(HR. At-Tirmidzi no. 1163 dan Ibnu Majah no. 1851,
dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam
Shahih Sunan At-Tirmidzi)
MENDAPAT NASIHAT YANG
BAIK
❖Suami yang baik adalah yang selalu
member nasihat (saling menasihati
diantara keduanya), karena dengan
itulah akan terjalin saling membantu
dalam kebaikan dan mencegah
kemungkaran (103:1-3)
❖Nasihat tersebut harus memenuhi
adab memberi nasihat
1
Berikan nasihat dengan niat ikhlash,
jangan mengharap apapun di balik
nasihat itu selain keridhaan Allah ,
sehingga anda terlepas dari kewajiban.
Bukan untuk tujuan riya` atau
mendapat perhatian orang atau
ketenaran atau niat membalas
menjatuhkan orang yang anda nasihati
2
Sampaikanlah nasihat dengan cara yang
baik dan tutur kata yang lembut dan
mudah dipahami
hingga dapat berpengaruh kepada orang
yang anda nasihati dan mau
menerimanya. Allah berfirman,
“Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah, nasihat yang baik dan debatlah
ia dengan cara yang lebih baik.” (An-
Nahl: 125)
3
Nasihatilah seseorang di saat sendirian,
karena yang demikian itu lebih mudah ia
terima. Sebab jika anda menasihati saudara
anda ketika sedang bersama banyak orang
maka berarti anda telah mencemarkannya, dan
jika anda menasihatinya secara rahasia maka
anda telah menghiasinya.
Imam Syafi`i berkata, “Berilah aku nasihat
secara berduaan, dan jauhkan aku dari
nasihatmu di tengah orang banyak; karena
nasihat di tengah-tengah orang banyak itu
mengandung makna celaan yang aku tidak
suka mendengarnya.”
4
Fahami betul dengan apa yang anda
nasihatkan,
dan berhati-hatilah dalam menukil
pembicaraan agar anda tidak dipungkiri,
dan suruhlah berdasarkan ilmu; karena
itulah yang lebih mudah untuk diterima
5
Perhatikan kondisi orang yang akan
anda nasihati.
Janganlah menasihati di saat seseorang
sedang kalut, atau sedang bersama
rekan-rekan atau kerabatnya. Dan
pahamilah perasaan, kedudukan,
pekerjaan dan kesulitan orang yang
anda nasihati
6
Jadilah teladan bagi orang yang akan
anda nasihati.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kamu mengatakan
apa yang tidak kamu perbuat. Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tiada
kamu kerjakan.” (Ash-Shaff : 2-3)
7
Jadilah orang yang sabar dan bersabarlah
terhadap kemungkinan yang menimpa.
Allah berfirman, “Wahai anakku, dirikanlah
shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang ma`ruf dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang munkar dan sabarlah terhadap
apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).” (Luqman: 17)
Luqman menyuruh anaknya untuk sabar
terhadap kemungkinan yang terjadi karena ia
memerintah orang lain mengerjakan kebaikan
dan mencegah kemunkaran. Ingatlah beramar
ma’ruf dan nahi mungkar dengan cara sabar
adalah kewajiban setiap muslim
HAK MENDAPAT PENDIDIKAN
DAN PENGAJARAN
❖ Terlalu banyak ayat Al-Quran dan hadis Nabi saw.
yang berbicara tentang kewajiban belajar, baik
kewajiban tersebut ditujukan kepada lelaki maupun
wanita.
❖ Wahyu pertama dari Al-Quran adalah perintah
membaca atau belajar, Bacalah demi Tuhanmu yang
telah menciptakan…
❖ Keistimewaan manusia yang menjadikan para
malaikat diperintahkan sujud kepadanya adalah
karena makhluk ini memiliki pengetahuan (QS 2:31-
34).
❖ Baik lelaki maupun wanita diperintahkan untuk
menimba ilmu sebanyak mungkin, mereka semua
dituntut untuk belajar
Pengajaran terhadap Sahabiyah

❖Para wanita di zaman Nabi saw.


menyadari benar kewajiban ini,
sehingga mereka memohon kepada
Nabi agar beliau bersedia menyisihkan
waktu tertentu dan khusus untuk
mereka dalam rangka menuntut ilmu
pengetahuan.
❖Permohonan ini tentu saja dikabulkan
oleh Nabi saw
Pujian kepada ULUL ALBAB

❖ Al-Quran memberikan pujian kepada ulu al-albab,


yang
▪ berzikir dan memikirkan tentang kejadian langit dan bumi.
▪ Ini akan mengantar manusia untuk mengetahui rahasia-rahasia
alam raya ini, dan hal tersebut tidak lain dari pengetahuan.
❖ Mereka yang dinamai ulu al-albab tidak terbatas pada
kaum lelaki saja, tetapi juga kaum wanita.
❖ Hal ini terbukti dari ayat yang berbicara tentang ulu
al-albab yang dikemukakan di atas.
❖ Setelah Al-Quran menguraikan tentang sifat-sifat
mereka, ditegaskannya bahwa:
❖ Maka Tuhan mereka mengabulkan permohonan
mereka dengan berfirman: “Sesungguhnya Aku tidak
menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di
antara kamu, baik lelaki maupun wanita…” (3:195).
Wanita-wanita Ahli Ilmu

❖ Banyak wanita yang sangat menonjol pengetahuannya


dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan yang
menjadi rujukan sekian banyak tokoh lelaki
1. Istri Nabi, Aisyah ra, adalah seorang yang sangat
dalam pengetahuannya serta dikenal pula sebagai
kritikus. Sampai-sampai dikenal secara sangat luas
ungkapan yang dinisbahkan oleh sementara ulama
sebagai pernyataan Nabi Muhammad saw.: Ambillah
setengah pengetahuan agama kalian dari Al-Humaira’
(Aisyah).
2. Sayyidah Sakinah putri Al-Husain bin Ali bin Abi
Thalib
3. Asy-Syaikhah Syuhrah yang digelari Fakhr Al-Nisa’
(Kebanggaan Wanita) adalah salah seorang guru
Imam Syafi’i (tokoh mazhab yang pandangan-
pandangannya menjadi anutan banyak umat Islam di
seluruh dunia), dan masih banyak lagi lainnya
3 Wanita Guru Tokoh Madzhab

❖Imam Abu Hayyan mencatat tiga nama


wanita yang menjadi guru-guru tokoh
mazhab tersebut, yaitu
1. Mu’nisat Al-Ayyubiyah (putri Al-Malik
Al-Adil saudara Salahuddin Al-Ayyubi)
2. Syamiyat Al-Taimiyah, dan
3. Zainab putri sejarahwan Abdul-Latif
Al-Baghdadi
Muhammad Abduh

“Kalaulah kewajiban wanita


mempelajari hukum-hukum agama
kelihatannya amat terbatas, maka
sesungguhnya kewajiban mereka untuk
mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan rumah tangga, pendidikan anak,
dan sebagainya yang merupakan
persoalan-persoalan duniawi (dan yang
berbeda sesuai dengan perbedaan
waktu, tempat dan kondisi) jauh lebih
banyak daripada soal-soal keagamaan.”
Kesimpulan

❖ Bahwa wanita, sebagaimana sabda Rasul


saw., adalah Syaqa’iq Al-Rijal (saudara-
saudara sekandung kaum lelaki) sehingga
kedudukannya serta hak-haknya hampir
dapat dikatakan sama.
❖ Kalaupun ada yang membedakan, maka itu
hanyalah akibat fungsi dan tugas-tugas
utama yang dibebankan Tuhan kepada
masing-masing jenis kelamin itu, sehingga
perbedaan yang ada tidak mengakibatkan
yang satu merasa memiliki kelebihan atas
yang lain (4:32)
Motivasi Suami

❖Seorang suami hendaknya


▪ memotivasi istrinya untuk menuntut ilmu dan
▪ berusaha menjadikan ilmu sebagai ladang
untuk saling meningkatkan kapasitas
kehidupan rumah tangganya
❖Keharmonisan, sakinah mawaddah
warahmah akan terwujud jika masing-
masing dari suami istri memiliki
pengetahuan akan hak dan
kewajibannya
RIDLO DENGAN KONDISI
SUAMI
❖ Hendaknya isteri selalu rela dan bersuka ria
dengan kondisi suami serta bersyukur
(berterima kasih) atas segala pemberian dan
kebaikan suami kepadanya dan janganlah
isteri mengingkari kebaikan suaminya.
❖ Dapat mendampingi suami dalam suka dan
duka
❖ Karena roda kehidupan selalu berputar,
kadang manusia mengalami saat-saat yang
menggembirakan dimana kehidupan berjalan
sesuai dengan harapan.
❖ Adakalanya manusia mengalami hal yang
sebaliknya
Adab

❖ Saling menyebutkan kebaikan masing-masing


❖ Saling menghormati dan menghargai
❖ Saling memberikan pelajaran dan tauladan kepada
anak
PERAN WANITA DALAM AMAL JAMA’I
Pencetak Orang Besar

❖Keberadaan seorang wanita sebagai


istri dan ibu dalam keluarga memiliki
arti yang sangat penting, bahkan bisa
dikatakan dia merupakan satu tiang
yang menegakkan kehidupan keluarga
dan termasuk pemeran utama dalam
mencetak “orang-orang besar.”
❖Sehingga tepat sekali bila dikatakan:
“Di balik setiap orang besar ada
seorang wanita yang mengasuh dan
mendidiknya.”
Hak-hak anak-anaknya

❖ Tumbuh dan berkembangnya satu generasi pada


awalnya berada dalam asuhan wanita.
❖ Dengan ini kewajiban wanita adalah memperbaiki
masyarakat.
❖ Hendaklah dipahami oleh para wanita bahwa
pekerjaan berkhidmat pada keluarga merupakan satu
ibadah kepada Allah SWT
‫ت بَ ْعلَ َها‬ ْ َ‫ت َش ْه َرَها َو َح ِفظ‬
َ َ‫ت فَ ْر َج َها َوأَط‬
ْ ‫اع‬ ْ ‫ص َام‬ ‫و‬
َ َ ََ،‫ا‬‫ه‬ ‫س‬ ‫َخ‬
ْ َ ‫ة‬
ُ َ
‫أ‬‫ر‬ ‫ْم‬
َْ ‫ل‬‫ا‬ ِ
‫ت‬ َّ
‫ل‬ ‫ص‬
َ ‫إ‬
‫ا‬‫ذ‬َ ِ
‫ت‬ ‫اء‬‫ش‬ ِ
‫َّة‬
‫ن‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ِ
‫اب‬ ‫و‬ ِ ِ
ََْ َ ْ َْ ‫ت ْ ي‬
‫َب‬
‫أ‬ ‫َي‬‫أ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ْ َ‫َد َخل‬
“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu,
puasa di bulan Ramadhan, ia menjaga kemaluannya dan taat
kepada suaminya maka ia akan masuk surga dari pintu surga
mana saja ia inginkan”.
(HR. Ahmad, “Hadits ini hasan atau shahih, memiliki banyak jalan.”)
Hak-hak anak-anaknya

❖ Ibu merangkap sebagai murabbiyah


1. Memahami bagaimana mendidik anak
2. Kewajiban ibu terhadap anak-anaknya
• Tarbiyah Ruhiyyah
– Pendidikan Akidah
– Pendidikan Ibadah
– Pendidikan Akhlak
• Tarbiyah Aqliyyah
• Tarbiyah Jasadiyyah
❖ Ibu merangkap sebagai dokter dan teman
❖ Mengkondisikan anak-anak dengan
kehidupan dakwah
Ibu Merangkap Sebagai
Murabbiyah
❖Memberikan arahan dan taujih kepada
anaknya
❖Mengajarkan islam secara kaffah
❖Menjadi tauladan yang dapat ditiru
oleh anaknya secara baik
❖Sehingga tumbuh-kembangnya anak
menjadi lebih (6:6)
Memahami Tatacara Mendidik
Anak
❖ Ini salah satu tanggung jawab yang agung
❖ Karena
▪ Laki-laki lebih banyak kesibukannya daripada wanita
dan lebih sedikit tinggal di rumah
▪ Ibu lebih dekat kepada anak-anaknya dan lebih
banyak di rumah, terutama di masa awal pertumbuhan
❖ Penyair Syauqi mengatakan, “Ibu ibarat
madrasah, jika kau persiapkan maka
sesungguhnya anda sedang menyiapkan
bangsa (besar) yang wangi keringatnya.”
Guru Pertama Anak

❖ Wanita adalah guru pertama bagi sang anak,


sebelum dididik orang lain
❖ Sejak ruh ditiupkan ke dalam rahim, proses
pendidikan sudah dimulai
❖ Sebab mulai saat itu, anak telah mampu
menangkap rangsangan-rangsangan yang
dberikan oleh ibunya
❖ Ia mampu mendengar dan merasakan apa
yang dirasakan ibunya
❖ Bila ibunya sedih dan cemas, ia pun
merasakan demikian
❖ Sebaliknya, bila ibunya merasa senang, ia
pun turut senang
Pencetak Generasi Rabbani

❖Betapa besarnya peranan seorang


wanita dalam mencetak generasi
robbani
❖Sebagaimana visi pernikahannya
untuk menjadikan rumah tangga
sebagai lahan tumbuhnya generasi
yang akan menegakkan panji islam
❖Generasi yang tumbuh dalam rumah
tangga yang menjadi pusat kaderisasi
terbaik
Tahapan Pertumbuhan Anak

Wanita dituntut
untuk membekali
dirinya dengan ilmu
yang memadai
Pendidikan Akidah

❖Bagaimana seorang ibu mampu


menanamkan akidah sedini mungkin,
sehingga anak meyakini bahwa kita
hidup tidak semau kita
❖Tapi di sana ada pengatur, pengawas
tujuan hidup, akhir dari kehidupan
❖Kemudian meyakini bahwa apa yang
terjadi pada kita, pasti akan kembali
pada sang khalik
Pendidikan Ibadah

❖ Ketika ibu menjalani kehamilan sampai


melahirkan, tidaklah berat baginya untuk
mengajak si calon bayi untuk ikut serta
dalam melakukan ibadah harian
▪ Seperi: sholat, puasa, baca Alquran, berdoa, berdzikir,
dan lain sebagainya
❖ Walau mungkin anak tidak paham apa yang
dilakukan dan diinginkan ibunya, tapi ketika
ia menginjak dewasa (baligh), Insya Allah
ibadah-ibadah tadi akan mudah diajarkan
❖ Sebab sudah sering melihat dan mendengar,
sehingga takkan terasa berat menjalaninya
Pendidikan Akhlak

❖ Pembiasaan akhlak yang baik tidak perlu


menunggu anak dewasa
▪ Dari sini harus sudah dibiasakan.
▪ Sebab kebiasaan yang baik, kalau tidak dibiasakan dalam
waktu yang lama, sangat sulit untuk menjadi akhlak
▪ Justru ketika kebiasaan baik tidak ada dalam diri kita,
dengan sendirinya kebiasaan buruk akan menghiasinya
tanpa harus dibiasakan
❖ Rasul menganjurkan kepada para pemuda yang
sudah waktunya nikah, untuk memilih calon
istrinya seorang wanita yang beragama dan
berakhlak baik
❖ Sebab dari wanita inilah, akan terlahir generasi
yang beragama dan berakhlak baik juga
Tarbiyah Aqliyyah

❖Kata seorang penulis puisi, “Otak tidak


diasah, akan tumpul”
❖Pengasahan otak semenjak kecil akan
lebih bagus, ketimbang jika sudah
besar
❖Bagai sebuah pisau, semakin lama
waktu mengasahnya, maka akan
semakin tajam
❖Dalam nasyid juga disebutkan,
“Belajar diwaktu kecil, bagai mengukir
di atas batu”
Tarbiyah Jasadiyyah

❖ Pendidikan inilah yang sering mendapat perhatian dan


jadi topik pembicaraan para ibu yang baru mempunyai
anak.
❖ Rangsangan-rangsangan ibu berupa olah-raga balita,
sangat membantu anak dalam perkembangan
tubuhnya
❖ Percepatan proses semenjak si anak tengkurap,
merangkak, jalan dan lari, tidak bisa dibiarkan sendiri
❖ Namun bantuan ibu untuk melakuan gerakan-gerakan
itu sangatlah dibutuhkan anak
❖ Karena pada hakikatnya, insting yang dimiliki anak
belum mampu menjangkau apa yang harus ia lakukan
agar bisa berbuat seperti orang dewasa
Ibu Merangkap Sebagai
Dokter dan Teman
❖ Seorang ibu juga harus mampu menjadi seorang
dokter yang senantiasa
▪ menjaga anaknya dari sakit,
▪ mengarahkannya untuk hidup sehat dan bersih
▪ sehingga terhindar dari sakit
▪ mampu mendiagnosa pasien anaknya jika jatuh sakit, apalagi jika
sakitnya adalah sakit maknawi seperti gelisah, suka marah, suka
bingung dan lain-lainnya.
❖ Seorang ibu juga harus mampu menjadi seorang
teman bagi anaknya
▪ siap diajak bermain dan bercanda kapan dan dimana saja
▪ teman untuk ngobrol, curhat dan bertukar fikiran
▪ sehingga anaknya merasa ada tempat berbagi dan bertukar
pendapat
PERAN WANITA DALAM AMAL JAMA’I
ِ ‫) َكالْبِْن‬
Sebagai ANAK (‫ت‬

❖ Memahami hak-hak dan kewajiban orang tua dan


keluarga (‫ات َن ْح َو ْا َلوالِ َدْي ِن َواْل َع ِائَل ِة‬
ِ ‫اجب‬
َ ِ ‫)م ْع ِرَف ُة ُحُق ْو ِق َوَو‬
َ
❖ “Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya.” (Al-Isra : 23)
❖ “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu.” (Luqman : 14)
❖ “Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.”
(Luqman : 15)
َ َ‫ال ُُثَّ بُِّر ال َْوالِ َديْ ِن ق‬ َ َ‫الص ََلةُ َعلَى َوقْتِ َها ق‬ َِّ ‫ب إِ ََل‬
َّ‫ال ُُث‬ َ َ‫َي ق‬
ٌّ ‫ال ُُثَّ أ‬ َّ ‫ال‬ َ َ‫اَّلل ق‬ َ ‫َي ال َْع َم ِل أ‬
ُّ ‫َح‬ ُّ ‫أ‬
َِّ ‫يل‬
‫اَّلل‬ ِ ِ‫اد ِِف َسب‬ ُ ‫ال ا ْْلِ َه‬
َ َ‫َي ق‬
ٌّ ‫أ‬
“Amal apakah yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda, “Shalat
tepat pada waktunya”. Dia berkata : kemudian apa? Baliau menjawab :
“Berbakti kepada kedua orang tua”. Dia berkata : kemudian apa? Dia
berkata : “Jihad di jalan Allah”. (HR. Bukhari)
PERAN WANITA DALAM AMAL JAMA’I
Sebagai Anggota Masyarakat
(‫ض ِاء ال ُْم ْجتَ َم ِع‬
َ ‫) َكأَ ْع‬
❖Peran yang dapat dilakukan oleh
wanita dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga dapat
melakukan perbaikan:
▪ Kesalehan Wanita
▪ Fasih di Dalam Berbicara
▪ Hikmah
▪ Bisa Mendidik dengan Baik.
▪ Giat di dalam Berdakwah
Kesalehan Wanita

❖ Hendaknya wanita yang berperan dalam


memperbaiki masyarakat adalah wanita yang
shalihah agar ia dapat menjadi contoh dan
teladan bagi wanita lain
❖ Agar seorang wanita mencapai derajat
shalihah, maka ia harus memiliki ilmu (ilmu
syar’i)
❖ Dipelajari melalui
▪ kitab-kitab (buku)
▪ apa yang ia dengar dari lisan para ulama
• mendengarkan rekaman ceramah-ceramah mereka
Fasih di Dalam Berbicara
❖ Mampu berbicara dengan lancar dan mampu
mengungkapkan apa yang ada dalam
benaknya dengan baik dan benar
▪ makna tersebut kadang juga ditemukan dalam diri
orang lain
▪ namun ia tidak mampu untuk meng-ungkapkannya
dengan kata-kata atau
▪ mungkin ia mampu mengungkapkannya, akan tetapi
kurang jelas dan kurang tepat
❖ Karena itu hendaknya ia
▪ mempunyai pengetahuan bahasa Arab baik nahwu,
sharaf dan balaghah
▪ menguasai bahasa yang digunakan oleh masyarakat
yang di dakwahinya
Hikmah

❖ Hikmah dan sikap bijaksana merupakan anugerah


yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya (2:269)
❖ Betapa sering tujuan tak tercapai, bahkan
kesalahpahamanlah yang timbul karena tidak adanya
hikmah dan sikap bijaksana dalam berdakwah.
❖ Termasuk dalam kategori hikmah dalam berdakwah
adalah memposisikan orang yang didakwahi pada
posisi yang semestinya
▪ Jika ia seorang jahil, maka ia diperlakukan sesuai keadaannya.
▪ Jika ia seorang yang berilmu, namun pada dirinya ada sikap
tafrith (menyia-nyiakan), ihmal (meremehkan) dan ghaflah
(melalaikan) maka hendaknya diperlakukan sesuai kondisinya.
▪ Begitu pula, jika seorang yang berilmu namun suka bersikap
sombong dan menolak kebenaran, maka ada cara tersendiri
dalam memperlakukannya
Bisa Mendidik dengan Baik

❖Seorang wanita hendaknya bisa


mendidik anak-anaknya dengan baik,
karena anak-anak adalah harapan di
masa depan
❖Pada awal pertumbuhan-nya, anak-
anak lebih banyak bergaul dengan ibu
mereka
❖Jika sang ibu memiliki akhlak dan
perilaku yang baik, maka kelak anak-
anak tersebut akan mempunyai andil
yang sangat besar di dalam
memperbaiki masyarakat
Giat di dalam Berdakwah

❖Hendaknya seorang wanita giat di


dalam meningkatkan taraf keilmuan
kaumnya
❖Hal itu dapat dilakukan di tengah-
tengah masyarakat, baik sekolah,
universitas ataupun jenjang yang lebih
tinggi lagi
❖Hal itu juga dapat dilakukan disela-
sela ziarah atau kunjungan antara
sesama wanita dengan menyampaikan
beberapa kalimat yang mungkin
bermanfaat bagi mereka
The End

Anda mungkin juga menyukai