Anda di halaman 1dari 12

Serial Khutbah Jumat

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ّلِل ََنم ُده ونَستعِينو ونَست ْغ ِفره ونَعوذُ ِِب َِّ‬


‫ّلِل ِم ْن ُشُروِر أَنْ ُف ِسنَا‬ ‫إِ َّن ْ ِ ِ‬
‫اْلَ ْم َد َّ ْ َ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ْ َ ُُ َ ُ‬
‫ضلِ ْل فَالَ‬ ‫ض َّل لَوُ َوَم ْن يُ ْ‬ ‫اّلِل فَالَ م ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫َوم ْن َسيِّئَات أ َْع َمالنَا ‪َ .‬م ْن يَ ْهده َُّ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ى لَوُ ‪.‬‬ ‫ىِ‬
‫اد‬
‫َ َ‬
‫يك لَوُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫َن ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ‬ ‫أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَوَ إِالَّ َّ‬
‫اّلِلُ َو ْح َدهُ الَ َش ِر َ‬
‫َوَر ُسولُوُ ‪.‬‬
‫َص َحابِِو َوَم ْن‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل َو َسلّ ْم َوَِب ِرْك َعلَى نَبِيِّنَا ُُمَ َّمد َو َعلَى أَلو َوأ ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ان إِ ََل يَ ْوِم ال ِّديْ ِن‬
‫تَبِعهم ِبِِحس ٍ‬
‫َُ ْ ْ َ‬

‫اّلِلَ َح َّق تُ َقاتِِو َوَال ََتُوتُ َّن إَِّال َوأَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن‬
‫ين آَ َمنُوا اتَّ ُقوا َّ‬‫َ‬
‫َي أَيُّها الَّ ِ‬
‫ذ‬ ‫َ َ‬
‫س َوا ِح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْن َها‬ ‫َّاس اتَّ ُقوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَ َق ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍ‬ ‫ََي أَيُّ َها الن ُ‬
‫اّلِلَ الَّ ِذي تَ َساءَلُو َن بِِو‬ ‫ث ِمْن ُه َما ِر َج ًاال َكثِ ًريا َونِ َساءً َواتَّ ُقوا َّ‬ ‫َزْو َج َها َوبَ َّ‬
‫اّلِلَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبًا‬
‫َو ْاْل َْر َح َام إِ َّن َّ‬

‫‪Serial Khutbah Jumat‬‬


‫صلِ ْح لَ ُك ْم أ َْع َمالَ ُك ْم‬ ‫ي‬
ُْ َ ْ ‫ا‬ ‫يد‬
ً ‫د‬ِ ‫اّلِل وقُولُوا قَوًال س‬
َََّ ‫ا‬
‫و‬ ‫ق‬
ُ َّ
‫ات‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ن‬
ُ ‫م‬ ‫آ‬
َ
َ َ ‫ين‬ ِ َّ‫َي أَيُّها ال‬
‫ذ‬ َ َ
َّ ‫َويَ ْغ ِفْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َوَم ْن يُ ِط ِع‬
‫اّلِلَ َوَر ُسولَوُ فَ َق ْد فَ َاز فَ ْوًزا َع ِظ ًيما‬
Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Kita masih berada di bulan Rabiul Awal 1444 hijriah. Bulan kelahiran Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Lahirnya manusia teragung, pemimpin para Nabi dan
Rasul. Maka kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
menghadirkan beliau ke muka bumi, memilihnya menjadi penutup para Nabi yang
membawa risalah Islam untuk kita amalkan hingga akhir zaman.

Beriman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan bagian dari


rukun iman. Dan kita senantiasa membaca kesaksian kita atas kerasulan beliau
pada syahadat yang minimal kita ucapkan sembilan kali dalam sehari semalam.
Sebagai bacaan sholat dalam tasyahud-tasyahud kita.

Karenanya, dalam kesempatan khutbah Jumat maulid Nabi ini kita akan membahas
empat konsekuensi iman kita kepada Rasulullah yang kita persaksikan dalam
syahadat risalah.

1. Tashdiquhu fima akhbara

Yang pertama adalah membenarkan apa yang beliau sampaikan (‫)تصديقه فيما اخبر‬.
Berangkat dari keyakinan bahwa apa yang beliau sampaikan pasti benar karena
semuanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

‫وحى‬‫ي‬ ‫ي‬ ‫ح‬


ْ ‫و‬ َّ
‫ال‬ ِ‫ إِ ْن ُىو إ‬. ‫وما ي ْن ِط ُق َع ِن ا ْْلَوى‬
ٌَُ َ َ َ َ ََ

Serial Khutbah Jumat


dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An
Najm: 3-4)

Abu Bakar ash shiddiq radhiyallahu ‘anhu adalah contoh terbaik dalam tashdiquhu
fima akhbara. Sepulang Rasulullah dari isra’ mi’raj, banyak yang tidak percaya
dengan peristiwa penuh keajaiban tersebut. Bahkan sampai ada orang yang baru
masuk Islam kemudian murtad karena tidak siap mendengar berita isra’ mi’raj.

Ketika sebagian tokoh kafir Quraisy menyampaikannya kepada Abu Bakar karena
beliau belum bertemu Rasulullah di hari itu, Abu Bakar balik bertanya kepada
mereka. “Apakah yang menyampaikannya adalah Rasulullah?” Begitu dijawab ya,
Abu Bakar menegaskan sikapnya. “Jangankan berita seperti itu, yang lebih ajaib
pun aku akan percaya jika Rasulullah yang menyampaikannya.”

Sejak saat itu, Abu Bakar mendapat gelar ash shiddiq. Selalu membenarkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tanpa tapi. Tanpa sedikitkan terbesit
keraguan di hati.

Para sahabat juga merupakan teladan dalam tashdiquhu fima akhbara. Ketika
perang Ahzab, Madinah membuat strategi parit untuk menghalangi pasukan sekutu
itu menyerang Madinah. Hingga perang itu pun terkenal sebagai perang khandaq
(parit). Sewaktu membuat parit, mereka dalam kondisi paceklik dan menghadapi
situasi sulit. Kondisi genting hingga para sahabat kesulitan untuk hanya buang air
kecil. Shalat juga tidak bisa dikerjakan seperti biasanya. Hingga ada satu hari di
mana shalat Zuhur, Ashar, Magrib, dan Isya’ dijamak dalam satu waktu.

Dalam kondisi terdesak seperti itu, Rasulullah justru mengabarkan kemenangan


dan penaklukan. Saat beliau diminta memecahkan batu besar yang para shahabat
tidak mampu memecahkannya, beliau memukulnya sekuat tenaga hingga batu itu
retak dan memercikkan api.

Serial Khutbah Jumat


“Aku diberi kunci-kunci Syam. Kulihat istananya berwarna merah,” Rasulullah
mensabdakannya saat melihat percikan api dari batu besar tersebut.

“Aku diberi kunci-kunci Persia. Kulihat istana Mada'in berwarna putih,” kata beliau
saat melihat percikan api pada pukulan kedua.

“Aku diberi kunci Yaman. Kulihat herbang Sana'a,” kata beliau saat melihat
percikan api pada pukulan ketiga.

Para sahabat meyakini kemenangan yang Rasulullah kabarkan itu. Meskipun saat
itu mereka seperti sedang di ujung tanduk. Dan benar, kelak satu per satu
kemenangan itu terbukti. Yang segera mereka rasakan adalah kemenangan perang
Ahzab itu sendiri. Lantas Syam takluk dan kelak Damaskus menjadi ibukota daulah
bani Umayyah. Persia juga tumbang saat kepemimpinan Amirul Mukminin Umar
bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Terutama pada perang qadisiyah. Dan Yaman
bahkan terbuka secara damai atas dakwah Muadz bin Jabal dan sahabat lainnya
yang Rasulullah tugaskan ke sana.

Pun dengan sabda Rasulullah terkait Konstantinopel. Ibukota Romawi sekaligus


kota paling megapolitan saat itu. Rasulullah mensabdakan:

ِ ‫الي‬ ِ ِ ِ ِ ِِ
‫الَْيش‬
ْ ‫ك‬ ُ َْْ ‫لَتُ ْفتَ َح َّن ال ُقسطَْنطينيَّةُ فَلَن ْع َم اْْلَمْي ُر أَمْي ُرَىا َولَن ْع َم‬
َ ‫ش َذل‬
Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan. Maka sebaik-baik pemimpin adalah
pemimpin yang menaklukkannya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan
tersebut.

825 tahun kemudian sabda Rasulullah itu terbukti. Muhammad Al Fatih berhasil
menaklukkan Konstantinopel pada 29 Mei 1453 masehi.

Serial Khutbah Jumat


2. Tha’atuhu fima amara

Yang kedua adalah mentaati apa yang beliau perintahkan (‫)طاعته فيما امر‬. Ketaatan
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini bersifat mutlak. Sebab perintah
Rasulullah senantiasa berasal dari perintah Allah.

‫ُوِل ْاْل َْم ِر ِمْن ُك ْم فَِإ ْن‬


ِ ‫ول َوأ‬
َ ‫الر ُس‬ ِ ‫اّلِل وأ‬
َّ ‫َطيعُوا‬ ِ ِ َّ
َ ََّ ‫ين آَ َمنُوا أَطيعُوا‬ َ ‫ََي أَيُّ َها الذ‬
‫ّلِل َوالْيَ ْوِم‬
َِّ ‫ول إِ ْن ُكْن تم تُؤِمنو َن ِِب‬
ُ ْ ُْ ِ ‫الرس‬ َِّ ‫تَنازعتم ِِف شي ٍء فَرُّدوه إِ ََل‬
ُ َّ ‫اّلِل َو‬ ُ ُ ْ َ ْ ُْ َ َ
ِ
‫َح َس ُن ََتْ ِو ًيال‬
ْ ‫ك َخْي ٌر َوأ‬َ ‫ْاْلَ ِخ ِر َذل‬
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An Nisa’: 59)

Taat kepada Rasulullah merupakan ketaatan mutlak sehingga pada ayat ini perintah
athi’u diulang lagi. Tidak seperti ketaatan kepada ulil amri yang tidak lagi
mengulangi athi’u karena ketaatan kepada ulil amri haruslah dalam rangka taat
kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika ada perintah ulil amri yang bertentangan dengan
perintah Allah dan Rasul-Nya, maka tidak wajib mentaatinya.

Seluruh perintah Allah dalam Al-Qur’an, Rasulullah juga memerintahkannya. Selain


itu, ada perintah dari Rasulullah yang tidak ada dalam Al-Qur’an karena salah satu
fungsi hadits adalah menjelaskan dan merinci perintah dalam Al-Qur’an. Misalnya
shalat. Tata cara shalat yang detail tidak ada dalam Al-Qur’an, adanya dalam hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Serial Khutbah Jumat


3. Ijtinabu ma naha ‘anhu

Yang ketiga adalah menjauhi apa yang beliau larang (‫)إجتناب مانهى عنه‬. Sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an:

‫ول فَ ُخ ُذوهُ َوَما نَ َها ُك ْم َعْنوُ فَانْتَ ُهوا‬


ُ ‫الر ُس‬
َّ ‫َوَما آَ ََت ُك ُم‬
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. (QS. Al Hasyr: 7)

Seluruh larangan Allah dalam Al-Qur’an, Rasulullah juga melarangnya. Maka,


seluruh larangan Allah dan Rasul-Nya, kita harus berusaha untuk menjauhi
seluruhnya. Apalagi jika itu adalah dosa besar seperti syirik, durhaka kepada orang
tua, korupsi, berzina, judi, mabuk, dan sebagainya. Imam Adz Dzahabi menjelaskan
70 dosa besar dalam kitabnya Al Kabair.

Menariknya, banyak dosa besar yang Imam Adz Zhahabi dan para ulama jelaskan
tetapi di zaman kita seorang dianggap sebagai dosa kecil. Misalnya ghibah atau
menggosip sesama muslim. Ada pula larangan yang bukan hanya kita dilarang
melakukannya tetapi juga dilarang mendekatinya. Misalnya zina sebagaimana Allah
firmankan:

ِ َ‫الزََن إِنَّو َكا َن ف‬


‫اح َشةً َو َساءَ َسبِ ًيال‬ ُ ِّ ‫َوَال تَ ْقَربُوا‬
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Isra’: 32)

Serial Khutbah Jumat


4. La na’budallaha illaa bimaa syara’a

Yang keempat adalah kita tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang
beliau syariatkan (‫)ال نعبد هللا إال بما شرع‬. Khususnya dalam ibadah mahdhah. Ibadah
ritual.

Jangan sampai kita membuat-buat cara ibadah ritual baru. Jangan sampai kita
membuat bid’ah dalam masalah ibadah mahdhah. Sebab ibadah dengan cara
seperti itu tertolak.

‫س ِمْنوُ فَ ُه َو َرّّد‬ ِ ِ َ ‫َح َد‬


َ ‫ث ِف أ َْمرََن َى َذا َما لَْي‬ ْ ‫َم ْن أ‬
Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama)
yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak. (HR. Bukhari dan Muslim)

‫س َعلَْي ِو أ َْمُرََن فَ ُه َو َرّّد‬


َ ‫ي‬
َْ‫ل‬ ‫ال‬
ً ‫م‬
َ ‫ع‬
َ ‫ل‬‫م‬ِ ‫من ع‬
َ َ َْ
Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan
tersebut tertolak. (HR. Muslim)

Karenanya dalam bab shalat, Rasulullah memerintahkan kepada kita:

‫ُصلِّى‬
َ ‫صلُّوا َك َما َرأَيْتُ ُم ِوِن أ‬
َ
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. (HR. Bukhari)

Serial Khutbah Jumat


Dalam bab haji, Rasulullah mensabdakan:

ِ َ‫خ ُذوا ع ِِن من‬


‫اس َك ُك ْم‬ َ َّ ُ
Ambillah dariku manasik-manasik kalian (HR. Muslim)

‫الرِح ُيم‬
َّ ‫ور‬ ‫ف‬
ُ ‫غ‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ى‬ ‫و‬َّ
‫ن‬ ِ
‫إ‬ ِ
‫م‬ ‫ي‬ ِ ‫اّلِل الْع‬
‫ظ‬ َّ ‫و‬ ‫ر‬‫ف‬ِ ‫أَقُو ُل قَوِل ى َذا واست ْغ‬
ُ َ َ ُ ُ ْ َ َ ُْ َ ْ َ َ ْ ْ

Serial Khutbah Jumat


Khutbah Kedua

‫اْلَ ِّق لِيُظْ ِهَرهُ َعلَى ال ِّدي ِن‬ ْ ‫ّلِل الَّ ِذي أ َْر َس َل َر ُسولَوُ ِِب ْْلَُدى َوِدي ِن‬ َِِّ ‫اْلم ُد‬
ْ َْ
ِ
،ُ‫يك لَو‬ َ ‫ أَ ْش َه ُد أ ْن ال إلَوَ إال هللاُ َو ْح َدهُ ال َش ِر‬. ‫ُكلّ ِو َولَ ْو َك ِرَه الْ ُم ْش ِرُكو َن‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوَِب ِرْك َعلَى نَبِيِّنَا‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫عب ُده َور ُسولُو‬ ْ ‫أن ُُمَ َّم ًدا‬ َّ ‫أشهد‬ُ ‫و‬
‫ان إِ ََل يَ ْوِم ال ِّديْ ِن‬ٍ ‫ُُم َّم ٍد وعلَى أَلِِو وأَصحابِِو ومن تَبِعهم ِبِِحس‬
َ ْ ْ َُ ْ ََ َ ْ َ ََ َ
‫اّلِلَ َح َّق تُ َقاتِِو َوَال ََتُوتُ َّن إَِّال َوأَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن‬
َّ ‫ين آَ َمنُوا اتَّ ُقوا‬ ِ َّ
َ ‫ََي أَيُّ َها الذ‬
َّ ‫ت لِغَ ٍد َواتَّ ُقوا‬
َ‫اّلِل‬ ْ ‫س َما قَ َّد َم‬ ٌ ‫ف‬ْ ‫ن‬
َ ‫ر‬ُْ‫ظ‬ ‫ن‬
ْ ‫ت‬
َْ‫ل‬‫و‬َ ‫اّلِل‬
ََّ ‫ا‬
‫و‬ ‫ق‬
ُ َّ
‫ات‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ن‬
ُ ‫م‬
َ ‫آ‬
َ ‫ين‬
َ
ِ َّ‫َي أَيُّها ال‬
‫ذ‬ َ َ
‫اّلِلَ َخبِريٌ ِِبَا تَ ْع َملُو َن‬
َّ ‫إِ َّن‬
Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat penyayang kepada orang-orang
beriman. Karenanya beliau menyimpan doa pamungkas sebagai syafaat di akhirat
kelak. Ketika orang-orang kepanasan, kehausan dan ketakutan di padang mahsyar,
Rasulullah akan memanggil umatnya untuk diberi minum di telaga kautsar beliau.
Orang yang telah minum dari telaga itu takkan kehausan lagi selama-lamanya.

Dan di saat semua manusia bingung berharap pertolongan, mereka mendatangi


sejumlah Nabi mulai Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, hingga Isa, semuanya tak ada yang
bisa memberikan syafaat. Akhirnya mereka semua datang kepada Nabi Muhammad
dan beliau pun memberikan syafaat kepada umatnya.

Serial Khutbah Jumat


‫‪Semoga dengan membenarkan apa yang beliau sampaikan, mentaati apa yang‬‬
‫‪beliau perintahkan, menjauhi apa yang beliau larang, dan beribadah kepada Allah‬‬
‫‪hanya dengan syariat yang beliau bawa, kelak kita semua mendapatkan syafaat‬‬
‫‪beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.‬‬

‫صلُّوا َعلَْي ِو‬ ‫َّب َي أَيُّها الَّ ِ‬ ‫ُّ‬ ‫اّلِل وم َالئِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َ‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ن‬
‫ُ‬ ‫م‬ ‫آ‬
‫َ‬ ‫ين‬ ‫ذ‬ ‫ّ َ َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬‫ن‬ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ص‬
‫َُ‬ ‫ي‬ ‫و‬
‫ُ‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫إ َّن ََّ َ َ‬
‫َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِ ًيما‬
‫لى إِبْ َر ِاىْي َم‬ ‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ت‬‫َ‬ ‫ي‬
‫ْ‬‫صلَّ‬
‫َ‬ ‫ا‬
‫َ‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫اَللَّه َّم ص ِل على ُُم َّم ٍد وعلى ِآل ُُم َّم ٍ‬
‫د‬ ‫َ‬ ‫ُ َ ّ َ َ َ ََ َ‬
‫لى ِآل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫َحي ٌد ََِمي ٌد اَللَّه َّم ِبَ ِرْك على ُُم َّم ٍ‬
‫د‬ ‫ك َِ‬ ‫ن‬
‫َّ‬ ‫و َعلى ِآل إِبْر ِاىْيم إِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ‬
‫َحْي ٌد ََِمْي ٌد‬
‫ك َِ‬ ‫ِ‬ ‫ُُم َّم ٍد َكماَ ِبَرْكت على إِب ر ِ‬
‫لى ِآل إِبْ َراىْي َم إِنَّ َ‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬
‫َ َ َ َ َْ َ َ َ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫اى‬ ‫َ‬
‫َحيَ ِاء‬‫ْ‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫‪،‬‬ ‫ات‪ ،‬والْمسلِ ِمْي والْمسلِم ِ‬
‫ات‬ ‫َ َُْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُْ‬
‫اللَّه َّم ا ْغ ِفر لِْلم ْؤِمنِْي والْم ْؤِمنَ ِ‬
‫ْ ُ َْ َ ُ‬ ‫ُ‬
‫ُّع ِاء‪َ .‬ربَّنَا ا ْغ ِفْر لَنَا‬ ‫ب الد َ‬
‫ك ََِسيع قَ ِري ِ‬
‫ب َُمْي ُ‬
‫ِ ِ‬
‫مْن ُه ْم َواْل َْم َوات‪ ،‬إنَّ َ ْ ٌ ْ ٌ‬
‫ِ‬
‫ِ َِّ ِ‬ ‫ِ‬ ‫وِِِلخوانِنَا الَّ ِذين سب ُق َ ِ ِ ِ‬
‫ين آَ َمنُوا‬ ‫وَن ِبِْلميَان َوَال ََْت َع ْل ِف قُلُوبِنَا غ ِّال للذ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ َْ‬
‫ِ‬ ‫ك رء ٌ ِ‬ ‫ِ‬
‫ب لَنَا‬ ‫وف َرح ٌيم ‪َ .‬ربَّنَا َال تُِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد إ ْذ َى َديْتَ نَا َوَى ْ‬ ‫َربَّنَا إنَّ َ َ ُ‬
‫اب‬ ‫ى‬
‫َّ‬ ‫و‬ ‫ل‬
‫ْ‬ ‫ا‬ ‫ت‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫أ‬ ‫ك‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ِ‬
‫إ‬ ‫ة‬
‫ً‬ ‫َح‬‫ْ‬ ‫ر‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫د‬
‫ُ‬ ‫َ‬‫ل‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ِ‬
‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬

‫‪Serial Khutbah Jumat‬‬


‫َْج ْع َكلِ َمتَ ُه ْم‬ ‫َعَّز ا ِِلسالَم والْمسلِ ِمْي‪ ،‬وو ِح ِد اللَّه َّم ص ُفوفَهم‪ ،‬وأ ِْ‬
‫ْ َ َ ُ ْ ْ َ ََ ّ ُ ُ ْ ُ ْ َ‬
‫اللَّه َّم أ ِ‬
‫ُ‬
‫السالَم واْلَمن لِعِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫باد َك‬ ‫ْي‪َ ،‬وا ْكتُب َّ َ َ ْ َ‬ ‫َعلَى اْلَ ِّق‪َ ،‬وا ْكسْر َش ْوَكةَ الظَّالم َ‬
‫السماء وأَخرِج لَنَا ِمن خي ر ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫أْ ِ‬
‫ات‬ ‫ْ َ َْ‬ ‫ْي‪ .‬اللَّ ُه َّم أَنْ ِزْل َعلَْي نَا م ْن بََرَكات َّ َ َ ْ ْ‬ ‫َْجَع َ‬
‫الَالَ ِل َوا ِِل ْكَرِام‬ ‫َرزاقِنَا ََي َذا ْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ض‪َ ،‬وَِب ِرْك لَنَا ِف ِثَا ِرََن َوُزُرْوعنَا وُك ِّل أ َ‬ ‫اْل َْر ِ‬
‫اب النَّا ِر‬ ‫ذ‬
‫َ‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫اْلخرِة حسنةً وقِ‬ ‫‪ .‬ربَّنَا آتِنَا ِف الدُّنْيا حسنَةً وِف ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ ََ َ‬ ‫َ ََ َ‬ ‫َ‬

‫ان َوإِيْتَ ِاء ِذي ال ُقْرََب َويَْن َهى‬ ‫هللا ‪:‬إِ َّن هللا َيْمر ِِبلْع ْد ِل وا ِِلحس ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِعباد ِ‬
‫ََ‬
‫َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َوالْ ُمْن َك ِر َوالْبَ ْغ ِي يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُرْو َن‬

‫‪Khutbah Jumat lainnya bisa dibaca di BersamaDakwah‬‬


‫‪Versi PDF bisa didownload di Channel Telegram BersamaDakwah‬‬

‫‪Serial Khutbah Jumat‬‬

Anda mungkin juga menyukai