(SAP MENOMETROHARGIA)
OLEH:
KELOMPOK 1
Nama :
1. Albar agusman
2. Suhani
3. Fitria widiyarti
4. Maharani rizki
A. LATAR BELAKANG
Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh
21% mengeluh siklus yang lebih singkat , 17% mengeluh perdarahan intermenstrual, dan
6% mengeluh perdarahan paska koitus. Isu-isu ini berdampak pribadi, medis, dan
ekonomi yang signifikan. (Zinger, 2008). Wanita pada suatu saat dalam kehidupan
mereka akan mengalami keadaan dimana siklus menstruasi mereka akan terganggu.
Sekitar 30% wanita datang ke pusat pelayanan kesehatan dengan keluhan perdarahan
dari berbagai penyakit. Salah satu metode diagnostik yang penting adalah kuretase
maupun tidak spesifik dari infeksi maupun keganasan. Evaluasi histologis juga dapat
menyoroti temuan insidental penyebab organik seperti polip atau keganasan, jika dalam
sampel hasil kuretase tersebut cukup sulit diinterpretasikan oleh dokter yang kompeten.
Klasifikasi utama yang digunakan untuk PUA berdasarkan FIGO terdapat
(Munro et al, 2011). Polyp, Adenomyiosis, Leiomyoma, and Malignancy hiperplasia (PALM),
organnya yang dapat dinilai melalui pencitraan seperti sonography dan permeriksaan
yet (COEIN), merupakan kategori penyebab perdarahan uterus abnormal berdasarkan kelainan
non struktural yang dapat berhubungan dengan hormon steroid eksogen, AKDR, atau agen
Penelitian di India menyatakan bahwa perdarahan uterus abnormal paling sering terjadi
pada wanita multipara pada dekade ke-4 dan ke-5. Pola perdarahan yang paling umum adalah
(27%), pola campuran endometrium (19%), endometritis (4%), polip endometrium (2%) dan
perempuan dalam dekade ke-4. Gejala yang paling umum didapati pada hiperplasia adalah
menorrhagia (35%) dan menometrorrhagia (30%). Empat puluh satu persen pasien dengan
B. TUJUAN
D. METODE
1. Ceramah dan diskusi
E. MEDIA
PPT
F. ALAT BANTU
LCD
G. SETTING PENYULUHAN
1. Persiapan Ruangan dan Media
2. Persiapan Anggota
3. Persiapan Peserta
4. Kegiatan Penyuluhan
5. Evaluasi
H. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Soemantri, Irman. 2014. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Reproduksi, Obsetri dan Ginekologi. Jakarta: Salemba Medika
American Cancer Society. 2012. Cervical Cancer. At lanta. American Cancer Society.
Arjoso S, Peran Yayasan Kanker Indonesia, YKI, 2009
Cunningham FG. Mcdonald PC. Karsinoma serviks. Obstetric Williams. Edisi 21. Vol 2.
Jakarta. EGC. 2007;1622-1625.
Dalimartha S. 2004. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Penebar Swadaya.
Darwinian. A. 2006. Gangguan Kesehatan Pada Setiap Periode Kehidupan Wanita. Smart
living.Edisi ke – 3.Jakarta.Jakarta.
Depkes RI. Profil Kualitas Hidup Wanita Indonesia, Jakarta 2007.
Diananda R. 2007. Mengenal Seluk Beluk Abdominal Uterus Bleeding. Yogyakarta: Katahati.
Heffner, LJ., Schust, DJ. Kanker serviks. At a Glance Sistem Reproduksi.Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga 2008; 94-95.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi 7nd ed , Vol. 1. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2007: 189-1
L. LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN
Menometrorargia adalah suatu kondisi yang di tandai oleh pendarahan uterus yang berat,
abnormal dan tidak teratur. Wanita dengan kondisi ini biasanya memiliki pendarahan lebih dari
80 ml, atau 3 ons, selama siklus menstruasi. Pendarahan juga tidak terduga dan sering terjadi di
luar siklus menstruasi.
Perdarahan uterus abnormal (dysfunctional uterine bleeding atau DUB) adalah kondisi yang
memengaruhi hampir setiap wanita paling tidak satu kali seumur hidupnya.
Menurut American Society for Reproductive Medicine, kondisi ini paling umum terjadi saat
pubertas dan menopause, tapi bisa dialami kapan saja bila kadar hormon dalam tubuh tidak
seimbang.
Gejala yang paling umum terkait perdarahan uterus abnormal adalah perdarahan yang muncul di
saat Anda sedang tidak menstruasi. Akan tetapi, perdarahan ini juga bisa terjadi saat Anda
menstruasi. Dalam kasus tersebut, Anda mungkin mengalami:
Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum. Jika Anda memiliki kekhawatiran
terkait gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.
Segera periksa ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala serius berikut ini:
Pusing
Pingsan
Lemas
Tekanan darah rendah
Detak jantung meningkat
Kulit pucat
Nyeri
Keluar gumpalan darah yang sangat besar
Harus ganti pembalut setiap jam
Namun, jika Anda mengalami gejala apa pun atau punya pertanyaan, segera hubungi dokter.
Tubuh setiap orang berbeda sehingga Anda harus berkonsultasi pada dokter untuk penanganan
terbaiknya.
C. PENYEBAB
Hormon yang tidak seimbang juga bisa jadi efek samping pengobatan tertentu atau memang
karena Anda sedang menjalani terapi hormon itu sendiri.
Kondisi medis
Sindrom polikistik ovarium (PCOS). PCOS adalah gangguan endokrin yang membuat
tubuh wanita menghasilkan kelebihan hormon seks. Akibatnya, hormon estrogen dan
progesteron jadi tidak seimbang dan siklus menstruasi jadi tidak teratur.
Endometriosis. Kondisi ini terjadi saat dinding rahim tumbuh di luar uterus, misalnya
pada ovarium. Endometriosis juga sering menyebabkan perdarahan menstruasi yang
sangat deras.
Polip rahim. Polip bisa muncul dalam rahim. Meski penyebabnya tak diketahui,
pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Pembuluh darah kecil pada
polip bisa menyebabkan perdarahan uterus abnormal.
Fibroid rahim. Fibroid rahim bisa muncul di rahim, dinding rahim, atau otot rahim.
Seperti polip, penyebab fibroid rahim belum dipahami. Namun, lagi-lagi hormon
estrogen sangat berperang.
Penyakit kelamin (penyakit menular seksual). Penyakit kelamin yang menyebabkan
luka seperti gonore dan klamidia bisa sebabkan perdarahan uterus abnormal.
Perdarahannya biasa terjadi setelah berhubungan seks.
D. OBAT-OBATAN
Pil KB
Obat hormon
Warfarin (Coumadin)
E. DIAGNOSIS & PENGOBATAN
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter Anda akan menanyakan riwayat kesehatan atau siklus
menstruasi Anda. Hal ini bisa membantu dokter memprediksi gangguan reproduksi seperti PCOS
atau endometriosis. Kalau Anda minum obat-obatan seperti pil KB, beri tahu dokter Anda karena
obat ini bisa memengaruhi kondisi Anda.
Ultrasound (USG)
Dokter Anda mungkin menganjurkan USG untuk mengamati organ reproduksi Anda.
Pemeriksaan ini akan mengungkapkan apakah ada pertumbuhan abnormal seperti polip dan
fibroid. USG juga bisa memeriksa apakah ada perdarahan dalam.
Tes darah
Tes darah dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan jumlah darah lengkap. Kadar hormon
Anda bisa membantu menentukan penyebab perdarahan. Bila Anda punya perdarahan yang deras
dan berkepanjangan, jumlah darah Anda bisa mengungkapkan apakah sel darah merah Anda
terlalu rendah. Hal ini bisa menandakan anemia.
Biopsi endometrium
Jika ada pertumbuhan abnormal, dinding rahim Anda biasa akan menebal. Maka, dokter akan
mengambil sampel jaringan rahim untuk pemeriksaan. Biopsi akan menunjukkan kalau ada
perubahan sel yang tidak wajar. Perubahan sel yang tidak wajar bisa menandakan hormon tidak
seimbang, kanker, dan lain-lain.
Ada beberapa perawatan untuk perdarahan uterus abnormal. Kadang, ketika seorang gadis
sedang melalui masa puber, dokter tidak akan merekomendasikan pengobatan apa pun. Ini
karena nantinya kadar hormon Anda akan seimbang lagi. Pengobatan yang terbaik buat Anda
tergantung pada penyebab perdarahan uterus abnormal.
Pengobatan yang paling umum dan sederhana yaitu kombinasi pil KB yang mengandung
estrogen dan progesteron. Keduanya berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi Anda.
Terutama jika Anda tidak sedang mengusahakan kehamilan.
Kalau perdarahannnya terlalu deras dan Anda tidak bisa menjalani pengobatan dengan pil KB,
Anda mungkin diberikan infus estrogen sampai perdarahannya mereda. Hal ini biasanya
dilanjutkan dengan progestin untuk menyeimbangkan hormon.
Bila Anda sedang berusaha hamil dan tidak mengalami perdarahan yang terlalu deras, dokter
Anda mungkin meresepkan obat untuk merangsang ovulasi, yaitu clomiphene atau clomid.
Merangsang ovulasi dapat menghentikan perdarahan menstruasi yang berkepanjangan.
Perdarahan menstruasi yang berkepanjangan dan deras disertai dengan dinding rahim menebal
bisa diatasi dengan prosedur yaitu dilatasi dan kuret. Pembedahan ini dilakukan dengan cara
mengangkat atau menguret sebagian dinding rahim.
Kalau sel-sel rahim Anda tidak normal, Anda mungkin diminta untuk melakukan biopsi
tambahan setelah pengobatan. Bila misalnya sel-sel tersebut adalah sel kanker, Anda mungkin
dianjurkan untuk menjalani histerektomi (angkat rahim). Namun, ini biasanya jadi pilihan
terakhir.
LEMBAR PENGESAHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN
ABDOMINAL UTERUS BLEEDING
RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
Mengetahui,
(………………………….) (………………………..)