Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP MENOMETROHARGIA)

OLEH:

KELOMPOK 1

Nama :

1. Albar agusman

2. Suhani

3. Fitria widiyarti

4. Maharani rizki

PEROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP MENOMETROHARGIA)

TopiK : Abdominal Uterus Bleeding/Pendarahan pada Uterus


Ruang Rawat : Ruang 10
Sasaran : Pasien & Keluarga Pasien
Hari / Tanggal : Kamis, 07 November 2019
Pelaksana : Mahasiswa STIKES Mataram Program Profesi Ners XIV Reguler
1 (Kelompok 1)
Waktu : 30 menit

A. LATAR BELAKANG
Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh

perempuan usia produktif. Seperempat dilaporkan mengeluh menorrhagia, sementara

21% mengeluh siklus yang lebih singkat , 17% mengeluh perdarahan intermenstrual, dan

6% mengeluh perdarahan paska koitus. Isu-isu ini berdampak pribadi, medis, dan

ekonomi yang signifikan. (Zinger, 2008). Wanita pada suatu saat dalam kehidupan

mereka akan mengalami keadaan dimana siklus menstruasi mereka akan terganggu.

Sekitar 30% wanita datang ke pusat pelayanan kesehatan dengan keluhan perdarahan

uterus abnormal selama masa reproduktif mereka. (Signh et al, 2013)

Penyebab terjadinya perdarahan uterus abnormal mencakup spektrum yang luas

dari berbagai penyakit. Salah satu metode diagnostik yang penting adalah kuretase

endometrium. Metode tersebut memberikan informasi mengenai keadaan spesifik

maupun tidak spesifik dari infeksi maupun keganasan. Evaluasi histologis juga dapat

menyoroti temuan insidental penyebab organik seperti polip atau keganasan, jika dalam

pemeriksaan tidak ditemukannya penyebab organik dari keadaan perdarahan uterus

abnormal diatas (Sarwar et Al-Haque, 2005). Pada penanganannya hasil penelitian

sampel hasil kuretase tersebut cukup sulit diinterpretasikan oleh dokter yang kompeten.
Klasifikasi utama yang digunakan untuk PUA berdasarkan FIGO terdapat

9 katergori. Kesembilan kategori tersebut disusun berdasarkan Akronim dari “PALM-COEIN”

(Munro et al, 2011). Polyp, Adenomyiosis, Leiomyoma, and Malignancy hiperplasia (PALM),

merupakan kategori penyebab perdarahan uterus abnormal berdasarkan kelainan struktural

organnya yang dapat dinilai melalui pencitraan seperti sonography dan permeriksaan

histopatologi. Coagulopathy, ovulatory dysfunction, endometrial, Iarogenic and not classified

yet (COEIN), merupakan kategori penyebab perdarahan uterus abnormal berdasarkan kelainan

non struktural yang dapat berhubungan dengan hormon steroid eksogen, AKDR, atau agen

sistemikdan lokal lainnya yang termasuk dalam Iatrogenic (Barclay, 2011).

Penelitian di India menyatakan bahwa perdarahan uterus abnormal paling sering terjadi

pada wanita multipara pada dekade ke-4 dan ke-5. Pola perdarahan yang paling umum adalah

menorrhagia. Kelainan endometrium ditemukan pada 53% kasus. Hiperplasia endometrium

(27%), pola campuran endometrium (19%), endometritis (4%), polip endometrium (2%) dan

karsinoma endometrium (1%). Frekuensi hiperplasia endometrium tertinggi di multipara dan

perempuan dalam dekade ke-4. Gejala yang paling umum didapati pada hiperplasia adalah

menorrhagia (35%) dan menometrorrhagia (30%). Empat puluh satu persen pasien dengan

menometrorrhagia memiliki kejadian hiperplasia endometrium. Pasien pascamenopause telah

didominasi proliferasi, hiperplastik dan pola campuran (Ishikawa, 2009).

B. TUJUAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU).


Setelah dilakukan penyuluhan keperawatan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit pasien
dan keluarga pasien dapat mengerti dan dapat menjelaskan pendarahan di uterus/ Abdominal
Uterus Bleeding.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
Setelah dilakukan penyuluhan keperawatan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit
diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu:

a. Menjelaskan pengertian menometrorargia


b. Menyebutkan Penyebab menometrorargia
c. Menyebutkan Gejala menometrorargia
d. Menjelaskan Penatalaksanaan menometrorargia
C. MATERI
a. Definisi menometrorargia
b. Etiologi menometrorargia
c. Tanda dan Gejala menometrorargia
d. Penanganan dan Pengobatan menometrorargia

D. METODE
1. Ceramah dan diskusi
E. MEDIA
PPT
F. ALAT BANTU
LCD
G. SETTING PENYULUHAN
1. Persiapan Ruangan dan Media
2. Persiapan Anggota
3. Persiapan Peserta
4. Kegiatan Penyuluhan
5. Evaluasi
H. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No. Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Klien Waktu


Kegiatan
1 Pembukaan/ - Mengucapkan salam - Menjawab salam
orientasi - Perkenalan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan 5 Menit
- Melakukan kontrak - Mendengarkan

2 Pelaksanaan- Melakukan apersepsi


- Menyampaikan materi - Mendengarkan 10 Menit
tentang AUD. - Memberikan 10 Menit
- Memberi kesempatan pertanyaan
pada klien untuk bertanya.
- Melakukan demonstrasi - Memperhatikan

3 Evaluasi - Memberikan pertanyaan - Menjawab pertanyaan 5 Menit


terkait dengan materi yang
diberikan
- Menarik kesimpulan - Memberikan pendapat
Penutup - Mengucap salam - Menjawab salam

I. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS


- Moderator :
- Pembicara :
- Observer :
- Fasilitator :
J. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Semua anggota dapat menjalankan peran dengan baik
b. Evaluasi Proses :
1. Penyuluhan berjalan dengan baik
2. Peserta dapat aktif
3. Penggunaan waktu efesien
c. Evaluasi Hasil :
1. Menjelaskan pengertian menometrorargia
2. Menyebutkan Penyebab menometrorargia
3. Menyebutkan Gejala menometrorargia
4. Menyebutkan Penanganan dan Pengobatan menometrorargia
K. SUMBER PERPUSTAKAAN

Soemantri, Irman. 2014. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Reproduksi, Obsetri dan Ginekologi. Jakarta: Salemba Medika

American Cancer Society. 2012. Cervical Cancer. At lanta. American Cancer Society.
Arjoso S, Peran Yayasan Kanker Indonesia, YKI, 2009
Cunningham FG. Mcdonald PC. Karsinoma serviks. Obstetric Williams. Edisi 21. Vol 2.
Jakarta. EGC. 2007;1622-1625.
Dalimartha S. 2004. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Penebar Swadaya.
Darwinian. A. 2006. Gangguan Kesehatan Pada Setiap Periode Kehidupan Wanita. Smart
living.Edisi ke – 3.Jakarta.Jakarta.
Depkes RI. Profil Kualitas Hidup Wanita Indonesia, Jakarta 2007.
Diananda R. 2007. Mengenal Seluk Beluk Abdominal Uterus Bleeding. Yogyakarta: Katahati.
Heffner, LJ., Schust, DJ. Kanker serviks. At a Glance Sistem Reproduksi.Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga 2008; 94-95.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi 7nd ed , Vol. 1. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2007: 189-1
L. LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN

Menometrorargia adalah suatu kondisi yang di tandai oleh pendarahan uterus yang berat,
abnormal dan tidak teratur. Wanita dengan kondisi ini biasanya memiliki pendarahan lebih dari
80 ml, atau 3 ons, selama siklus menstruasi. Pendarahan juga tidak terduga dan sering terjadi di
luar siklus menstruasi.
Perdarahan uterus abnormal (dysfunctional uterine bleeding atau DUB) adalah kondisi yang
memengaruhi hampir setiap wanita paling tidak satu kali seumur hidupnya.

Menurut American Society for Reproductive Medicine, kondisi ini paling umum terjadi saat
pubertas dan menopause, tapi bisa dialami kapan saja bila kadar hormon dalam tubuh tidak
seimbang.

B. TANDA-TANDA DAN GEJALA

Gejala yang paling umum terkait perdarahan uterus abnormal adalah perdarahan yang muncul di
saat Anda sedang tidak menstruasi. Akan tetapi, perdarahan ini juga bisa terjadi saat Anda
menstruasi. Dalam kasus tersebut, Anda mungkin mengalami:

 Perdarahan menstruasi yang sangat deras


 Darah menggumpal atau ada gumpalan besar
 Perdarahan lebih dari tujuh hari
 Perdarahan yang terjadi kurang dari 21 hari sejak menstruasi terakhir Anda

Gejala-gejala menometrorargia lainnya adalah:

 Muncul bercak darah


 Payudara terasa lunak dan sensitif
 Begah
 Pendarahan lebih dari 8 hari
 Pendarahan diluar siklus menstruasi
 da
 adanya gumpalan darah besar
 mengalami sakit punggung dan perut selama menstruasi
 merasa lelah,lemah, atau sesak nafas,yang mungkin merupakan tanda bahwa pendarahan
yang berlebihan telah mengurangi jumlah zat besi dan menyebabkan anemia.

Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum. Jika Anda memiliki kekhawatiran
terkait gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter

Segera periksa ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala serius berikut ini:

 Pusing
 Pingsan
 Lemas
 Tekanan darah rendah
 Detak jantung meningkat
 Kulit pucat
 Nyeri
 Keluar gumpalan darah yang sangat besar
 Harus ganti pembalut setiap jam

Namun, jika Anda mengalami gejala apa pun atau punya pertanyaan, segera hubungi dokter.
Tubuh setiap orang berbeda sehingga Anda harus berkonsultasi pada dokter untuk penanganan
terbaiknya.

C. PENYEBAB

Penyebab utama perdarahan uterus abnormal adalah ketidakseimbangan hormon reproduksi.


Perempuan yang sedang mengalami masa puber dan menopause mungkin mengalami
ketidakseimbangan hormon selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Hal ini bisa menyebabkan perdarahan yang tidak teratur. Misalnya perdarahan yang deras atau
hanya bercak-bercak. Biasanya darah tampak kecokelatan, pink, atau merah terang.

Hormon yang tidak seimbang juga bisa jadi efek samping pengobatan tertentu atau memang
karena Anda sedang menjalani terapi hormon itu sendiri.

Kondisi medis

Kondisi medis yang sering menyebabkan perdarahan uterus abnormal yaitu:

 Sindrom polikistik ovarium (PCOS). PCOS adalah gangguan endokrin yang membuat
tubuh wanita menghasilkan kelebihan hormon seks. Akibatnya, hormon estrogen dan
progesteron jadi tidak seimbang dan siklus menstruasi jadi tidak teratur.
 Endometriosis. Kondisi ini terjadi saat dinding rahim tumbuh di luar uterus, misalnya
pada ovarium. Endometriosis juga sering menyebabkan perdarahan menstruasi yang
sangat deras.
 Polip rahim. Polip bisa muncul dalam rahim. Meski penyebabnya tak diketahui,
pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Pembuluh darah kecil pada
polip bisa menyebabkan perdarahan uterus abnormal.
 Fibroid rahim. Fibroid rahim bisa muncul di rahim, dinding rahim, atau otot rahim.
Seperti polip, penyebab fibroid rahim belum dipahami. Namun, lagi-lagi hormon
estrogen sangat berperang.
 Penyakit kelamin (penyakit menular seksual). Penyakit kelamin yang menyebabkan
luka seperti gonore dan klamidia bisa sebabkan perdarahan uterus abnormal.
Perdarahannya biasa terjadi setelah berhubungan seks.

D. OBAT-OBATAN

Obat-obatan yang bisa sebabkan perdarahan uterus abnormal antara lain:

 Pil KB
 Obat hormon
 Warfarin (Coumadin)
E. DIAGNOSIS & PENGOBATAN

Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter Anda akan menanyakan riwayat kesehatan atau siklus
menstruasi Anda. Hal ini bisa membantu dokter memprediksi gangguan reproduksi seperti PCOS
atau endometriosis. Kalau Anda minum obat-obatan seperti pil KB, beri tahu dokter Anda karena
obat ini bisa memengaruhi kondisi Anda.

Ultrasound (USG)

Dokter Anda mungkin menganjurkan USG untuk mengamati organ reproduksi Anda.
Pemeriksaan ini akan mengungkapkan apakah ada pertumbuhan abnormal seperti polip dan
fibroid. USG juga bisa memeriksa apakah ada perdarahan dalam.

Tes darah

Tes darah dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan jumlah darah lengkap. Kadar hormon
Anda bisa membantu menentukan penyebab perdarahan. Bila Anda punya perdarahan yang deras
dan berkepanjangan, jumlah darah Anda bisa mengungkapkan apakah sel darah merah Anda
terlalu rendah. Hal ini bisa menandakan anemia.

Biopsi endometrium

Jika ada pertumbuhan abnormal, dinding rahim Anda biasa akan menebal. Maka, dokter akan
mengambil sampel jaringan rahim untuk pemeriksaan. Biopsi akan menunjukkan kalau ada
perubahan sel yang tidak wajar. Perubahan sel yang tidak wajar bisa menandakan hormon tidak
seimbang, kanker, dan lain-lain.

Bagaimana perdarahan uterus abnormal diobati

Ada beberapa perawatan untuk perdarahan uterus abnormal. Kadang, ketika seorang gadis
sedang melalui masa puber, dokter tidak akan merekomendasikan pengobatan apa pun. Ini
karena nantinya kadar hormon Anda akan seimbang lagi. Pengobatan yang terbaik buat Anda
tergantung pada penyebab perdarahan uterus abnormal.

Pengobatan yang paling umum dan sederhana yaitu kombinasi pil KB yang mengandung
estrogen dan progesteron. Keduanya berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi Anda.
Terutama jika Anda tidak sedang mengusahakan kehamilan.

Kalau perdarahannnya terlalu deras dan Anda tidak bisa menjalani pengobatan dengan pil KB,
Anda mungkin diberikan infus estrogen sampai perdarahannya mereda. Hal ini biasanya
dilanjutkan dengan progestin untuk menyeimbangkan hormon.

Bila Anda sedang berusaha hamil dan tidak mengalami perdarahan yang terlalu deras, dokter
Anda mungkin meresepkan obat untuk merangsang ovulasi, yaitu clomiphene atau clomid.
Merangsang ovulasi dapat menghentikan perdarahan menstruasi yang berkepanjangan.

Perdarahan menstruasi yang berkepanjangan dan deras disertai dengan dinding rahim menebal
bisa diatasi dengan prosedur yaitu dilatasi dan kuret. Pembedahan ini dilakukan dengan cara
mengangkat atau menguret sebagian dinding rahim.

Kalau sel-sel rahim Anda tidak normal, Anda mungkin diminta untuk melakukan biopsi
tambahan setelah pengobatan. Bila misalnya sel-sel tersebut adalah sel kanker, Anda mungkin
dianjurkan untuk menjalani histerektomi (angkat rahim). Namun, ini biasanya jadi pilihan
terakhir.
LEMBAR PENGESAHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN
ABDOMINAL UTERUS BLEEDING
RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Mengetahui,

Pembimbing Akademik pembimbing lahan

(………………………….) (………………………..)

Anda mungkin juga menyukai