Anda di halaman 1dari 499

Tiraikasih Website http://kangzusi.

com/

(Can Cie Leng)


Karya : Tan Ceng Hun
Saduran : Oh Peng An (OPA)
Bab 1-19 di upload ABDY di Indozone
Bab 20-tamat dilanjutkan oleh Lovecan juga di Indozone
Ebook oleh : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ atau http:// http://dewikz.byethost22.com/

Bagian yg di upload Abdy

Permulaan Kata

Itulah senjata yang sangat aneh bentuknya. Panjangnya 1,5 kaki, ujungnya tajam, dikedua
bagian sampingnya satu tajam dan yang lainnya berbentuk gigi gergaji.
Seluruh awak senjata itu putih berkilat, sinarnya menyilaukan mata.
Ditengah-tengah awak senjata itu ada terukir tulisan yang indah berbunyi : “GOLOK MAUT”.
Dibagian Yang tajam, tajamnya luar biasa, sehingga rambut yang diletakan diatasnya kalau
ditiup saja lantas putus. Dibagian yang seperti gergaji, tajamnya melebihi tajam gergajo biasa.
Senjata yang aneh luar biasa bentuknya itu mendapat nama yang sangat seram yaitu : “GOLOK
MAUT.”
Golok Maut ini telah mewakili segala keseraman, kekejaman, dan keganasan.
Oleh karena munculnya Golok Maut ini, keadaan dunia Kang-Ouw yang tadinya memang sudah
keruh, ditambah diliputi suasana kekejaman dan keganasan.
Orang-orang dalam rimba persilatan semuanya merasa kebat-kebit hatinya dan pucat wajahnya
kalau ada orang yang membicarakan Golok Maut itu.
Orang-orang yang sudah menerima Golok Maut ini sebagai pembawa kabar jelek, selambat-
lambatnya dalam waktu tiga hari pasti akan binasa dalam keadaan sangat mengenaskan, kalau
bukan terpapas kutung kedua lengannya, tentu terpapas kutung kedua pahanya dan sudah pasti
ialah dibagian dada terdapat satu lubang yang tembus sampai kepunggungnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ini memang benar-benar merupakan suatu kekejaman yang sudah tidak ada taranya. Orang-
orang yang menjadi korban Golok Maut itu, baik yang dikutungi kedua lengannya maupun yang
dikutungi kedua pahanya, semuanya pasti mendapat tanda gergaji disebelah kirinya.
Golok Maut ini menggegerkan dunia rimba persilatan, menggetarkan Orang-orang dari
golongan Putih dan golongan hitam.
Jago-jago dari kedua pihak, golongan Putih dan golongan hitam, telah mengambil tindakan
untuk menyelidiki siapa adanya Pemilik Golok Maut itu yang penuh rahasia dan bertangan kejam
itu, tetapi tidak ada seorangpun yang pernah mendapatkan tanda-tanda yang dimaksud.
Munculnya Golok Maut ini membingungkan, sebentar di selatan sebentar lagi di utara, sehingga
membuat Orang-orang yang mengadakan penyelidikan repot sendiri tanpa hasil.
Siapa adanya Pemilik Golok Maut itu? Tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Apa
sebabnya Golok Maut itu mengganas di dunia Kang-Ouw? Tidak ada seorangpun juga yang bisa
menjawab.
Orang-orang yang menerima ancaman Golok Maut itu kesemuanya merupakan Orang-orang
kuat terkenal, baik dari golongan hitam maupun dari golongan putih, semuanya mempunyai
kepandaian tinggi. Tetapi aneh bin ajaib, mereka semua tidak dapat menghindarkan dairi dari
cengkraman Golok Maut itu .
Rupa-rupanya Orang-orang yang diincar oleh Golok Maut itu adalah Orang-orang tertentu.
Apa yang menyebabkan Orang-orang itu binasa? Kecuali sang korban dan Pemilik Golok Maut
itu sendiri, tidak ada orang ketiganya lagi yang dapat memberi keterangan.
Golok Maut itu kecuali seram, kejam, juga harus pula ditambah dengan kata : PENUH RAHASIA.
Tidak ada seorang juga di dunia Kang-ouw yang mengetahui asal-usul munculnya Golok Maut itu .
Hanya dalam waktu yang amat singkat, yaitu dalam waktu tiga bulan saja, Golok Maut itu telah
muncul lima kali. Sudah dengan sendirinya ada lima orang yang telah menjadi korban korbannya.
Korban-korban itu merupakan jago-jago dari tempat-tempat tertentu, juga merupakan Orang-
orang kuat yang cukup berpengaruh namanya.
Pertama kali Golok Maut ini muncul dikota Lam-ciang. Salah satu jago terkenal dari golongan
putih yang bernama Siangkoan In Kie telah dikuntungi kedua lengannya, kedapatan mati dengan
dada berlubang.
Keduakalinya Golok Maut itu minta korban Pancu dari organisasi Pek-hap-pang didaerah Kiu-
kang yang bernama Koo Goan, juga binasa dalam keadaan yang sama seperti keadaan korban
pertama. Organisasi itu sebetulnya banyak Orang-orang kuatnya yang berkepandaian tinggi dan
nama morganisasi itu juga cukup terkenal di kalangan Kang-ouw, tetapi yang benar-benar
merupakan peristiwa yang tidak habis dimengerti ialah karena Koo Goan itu justru binasa didalam
markas besarnya sendiri.
Korban ketiga membuat semua orang semakin tidak habis mengerti, karena korban itu adalah
orang dari golongan pengemis cabang Thian-lam yang bernama Gouw Cu Ceng. Pada malam itu
juga, setelah Gouw Cu Ceng menerima hadiah Golok Maut sebagai pertanda, segera ia binasa
dalam keadaan mengerikan.
Korban keempat ialah pengusaha lima perusahaan Piuaw Kiok (Pengantar barang) didaerah
kayhomh yang bernama Ban Goan Hong.
Korban kelima lebih-lebih mengherankan lagi, korban itu adalah orang yang bernama Hoat
Giam LO (Raja Akhirat Hidup) yang pernah malang melintang 30 tahun lamanya didalam dunia
Kang-ouw dan sejak sekian lamanya sudah berdiam dikota Bu-ciang. Dia binasa dalam keadaan
kutung kedua pahanya dan berlubang dadanya.
Kiang Hie sebenarnya adalah seorang yang mempunyai kepandaian silat sangat tinggi, tetapi ia
juga merupakan seorang yang sangat kejam dan suka membinasakan jiwa orang denga tidak
memandang bulu lagi, maka kematiannya itu telah menggirangkan hati banyak orang yang tidak
menyukai tindak tanduknya.
Yang merupakan keistimewaan lainnya dari para korban Golok Maut itu adalah bahwa
semuanya merupakan Orang-orang yang sudah berusia lima puluh tahun keatas.

Apa sebabnya? Juga tidak ada seorangpun yang mengetahuinya.


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dunia Kang-ouw ramai membicarakan peristiwa tersebut. Entah siapa lagi yang akan mendapat
giliran nanti dari ancaman Golok Maut itu ?
Perbuatan yang mirip dengan perbuatan gila ini entah kapan berakhirnya?
Menurut apa yang diunjukan oleh peristiwa yang ganas itu, telah menimbulkan kesan bahwa
Pemilik Golok Maut itu pasti adalah seorang bertabiat aneh dan mempunyai kepandaian yang luar
biasa tingginya. Jika tidak demikian, kelima korbannya itu yang semuanya merupakan Orang-
orang yang berkepandaian tinggi dan sudah terkenal itu bagaimana bias jadi dibuat bulan-bulanan
oleh Golok Maut tanpa memberi perlawanan. Dari bukti yang didapat dari semua korban itu, nyata
bahwa para korban itu semuanya tentu tidak sempat memberi perlawanan.
Sekarang Golok Maut itu muncul lagi untuk keenam kalinya. Perbedaan waktu antara
munculnya peristiwa kelima dan keenam hanya satu bulan saja.
Kali ini yang mendapat kehormatan menerimam kunjungan Golok Maut itu adalah seorang
Chung Cu dari perkampungan Hui Liong Cung yang sudah sepuluh tahun lebih lamanya sudah cuci
tangan dan mengundurkan diri dari dunia Kang-ouw. Dia adalah Tio Ek Chiu.
Orang tua itu dengan kepandaian ilmu silatnya dan ilmu mengentengkan tubuh serta kekuatan
tenaga dalamnya yang sangat tinggi sudah empat puluh tahun lamanya namanaya terkenal di
dunia Kang-ouw. Dia adalah seorang tua yang usianya sudah lebih dari 60 yahun, sesungguhnya
merupakan suatu kejadian luar dugaan kalau Golok Maut itu telah mengun jungi dirinya.
Mengingat akan kepandaian, nama dan kedudukannya di dunia Kang-ouw, sudah barang tentu hal
itu telah menggemparkan dunia rimba persilatan.
Banyak jago-jago dari rimba persilatan pada berduyun-duyun menuju keperkampungan Hui
Liong Cung.
Sahabat-sahabat baiknya Tio Ek Chiu, seperti Lui Ceng, Pek Jie Hong dan lain-lainnya sudah
pada dating pada hari kedua pagi-pagi sekali sesuadah Orang tua itu menerima Golok Maut itu
sebagai pertanda.
Untung hari itu ternyata Pemilik Golok Maut itu tidak muncul.
Diperkampungan Hui Liong Cung hari itu banyak berkumpul Jago-jago dari kalangan Kang-ouw.
Hampir setiap orang menantikan saat yang akan datang dengan hati berdebaran dan gusar.
Mereka hampir menantikan setiap waktu tanpa mengenal lelah.
Kecuali ada satu dewa, kalau hanya orang biasa saja , betapun tingginya kepandaian orang itu,
rasanya juga tidak mampu melawan banyak Jago-jago rimba persilatan itu.
Rupanya semua Jago-jago itu sudah bertekad bulat hendak membuka tabir rahasia yang dimiliki
Golok Maut itu.
Tetapi sampai hari ketiga, orang yang dinanti–nantikan itu belum juga tiba, tidak ada tanda-
tanda apa-apa. Sedangkan menurut kebiasaan, Golok Maut itu setiap kali muncul sebagai
pertanda, selambat-lambatnya dalam waktu tiga hari sudah pasti minta korban jiwa. Hari ketiga itu
ada merupakan hari terakhir. Jika malam ini tidak ada kejadian apa-apa, maka saat yang sangat
naas itu dianggap sudah berlalu.
Kampung Hui Liong Cung yang biasanya tenang tentram, kini karena munculnya Golok Maut itu
telah diliputi oleh suasana tegang dan seram.
Setiap lorong dan tikungan yang agak gelap dipasang lampu terang-terang. Hampir setiap
langkah ada orang yang menjaga, baik siang maupun malam hari. Penjagaan dilakukan sangat
kuat. Dibagian depan dan belakang perkampungan itu juga dipasangi berbagai perlengkapan
rahasia.
Tempat sekitar tiga lie dalam perkampungan itu banyak Orang-orang dari dunia Kang-Ouw
yang menjaga, baik secara terang-terangan maupun secara menggelap. Tujuan mereka sudah
tentu ingin melihat wajah asli dari Pemilik Golok Maut itu.
Diruanga besar didalam gedung itu pesta perjamuan dilakukan siang dan malamhari tidak
berhenti-hentinya. Hampir 20 orang lebih orang-orang dunia Kang-Ouw yang sudah terkenal
keganasannya telah melindungi Tio Ek Ciu demikian rapatnya.
Tio Ek Ciu kelihatan mundar mandir didalam ruangan, kadang-kadang juga menghela nafas.
Rambutnya sudah ubanan kelihatan kusut.
Diatas meja ditengah ruangan besar, diantara mangkok piring perjamuan ada terletak Golok
Maut yang luar biasa bentuknya itu yang diantarkan pada tiga hari berselang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Golok Maut ini merupakan suatu utusan yang menagih jiwa, sehingga setiap orang yang
melihatnya pada berdiri bulu romanya.
Pada orang-orang kuat yang berada didalam ruangan itumeskipun diluarnya sedapat mungkin
hendak berlaku tenang, tetapi dalam hati sebetulnya merasa kebat-kebit.
Meskipun penjagaan dalam perkampungan itu sangat kuat dan mungkin tidak dapat dilalui oleh
seekor lalatpun, tetapi apakah mampu mencegah kedatangannya Pemilik Golok Maut itu? Ini
masih merupakan pertanyaan dalam hati masing-masing.
Sang waktu sedetik demi sedetik telah berlalu, saat itu sudah jam tiga malam, tetapi masih
belum kelihatan perubahan apa-apa. Asal lewat dua jam lagi saja, sudah dapat diharap bahwa
Pemilik Golok Maut itu tidak akan muncul lagi.
Apakah kali ini akan merupakan suatu kecualian? Itu adalah suatu pertanyaan yang timbul
hampir disetiap hati orang, tetapi tidak ada seorangpun yang berani mengeluarkan itu dari
mulutnya.
Setelah lewat lagi beberapa saat lamanya, Lui Ceng baru berani berkata sambil sambil
mengurut-urut jenggotnya yang panjang.
“Iblis itu barang kali tidak mendapat kesempatan untuk turun tangan maka tidak berani
datang.”
Pek Jie Hong menyambung,
“Dengan penjagaan yang begini rapat dan kuat sampai seekor lalatpun rupanya tidak bisa
terbang diatas kita, maka sekalipun dia mempunyai kepandaian tinggi, rasanya juga belum tentu
berani muncul.”
Tio Ek Ciu yang mendengar pembicaraan itu hanya ketawa getir saja, ia tidak bisa berkata apa-
apa. Hanya ia sendiri rupanya yang sudah mendapat firasat bahwa dirinya tidak akan terluput dari
tangannya Pemilik Golok Maut.
Berlalunya sang waktu telah menambah ketegangannya semua orang. Saat-saat yang terakhir
itu dirasakan paling tidak enak.
Masih tinggal satu jam lagi waktu untuk si Pemilik Golok Maut itu turun tangan.
Tio Ek Ciu pada saat itu lantas berkata sambil menghela nafas :
“Lohu tahun ini sudah berusia 65 tahun. Sekalipun harus binasa juga sudah merasa puas. Lohu
merasa sangat berterima kasih atas kecintaan saudara sekalian yang telah memerlukan datang
kemari. Tetapi persoalannya malam ini bukan persoalan biasa. Seandainya iblis itu nanti muncul
benar-benar, Lohu akan melayani padanya dengan kepandaian yang Lohu miliki sendiri. Saudara-
saudara boleh berdiri sebagai penonton saja. Sekali-kali jangan turut campur tangan, agar tidak
menanam permusuhan dengan iblis itu. Seumur hidup Lohu, rasanya belum pernah melakukan
hal-hal yang melanggar lingsim Lohu. Sesungguhnya tidak tahu apa sebabnya iblis itu mau turun
tangan terhadap Lohu?
Lui Ceng yang adatnya sangat berangasan, lantas berkaok-kaok:
“Hei, tua bangka she Tio, kau dan aku telah mempunyai perhubungan persahabatan bebrapa
puluh tahun lamanya, kalau aku takut mati, tidak nanti aku perlukan datang kemari!”
“Tio Cungcu harap jangan khawatir, dengan adanya kami orang-orang disini, sekalipun iblis itu
mempunyai 3 kepala dan enam tangan, hari ini juga harus dia rasakan goloknya sendiri,” demikian
suara seorang berkata.
“Iblis itu mungkin tahu gelagat tidak baik, maka lantas mundur teratur.”
“Masih tidak apa kalau dia tidak datang, kalau dia berani datang, hm! Dia harus rasakan sendiri
……..”
Sesaat itu, sana-sani ramai mengutarakan pikirannya.
Kentongan telah berbunyi 4 kali. Tepat pada saat itu………….
Terdengar orang tertawa dingin, yang kedengarannya sangat tegas dalam setiap telinga orang.
Dalam suasana demikian, kedengarannya semakin menyeramkan!
Suara yang datangnya secara tiba-tiba itu, merupakan suatu tanda akan munculnya saat-saat
yang menyeramkan.
Ruangan yang tadinya ramai itu sekarang berubah sunyi senyap. Orang-orang yang tadi pada
sesumbar, sekarang nampak pada pucat wajahnya. Semua mata ditujukan kearah pekarangan
yang keadaannya terang benderang seperti tengah hari.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tapi heran, dari mana datangnya suara ketawa itu? Apakah dalam penjagaan begitu rapat dan
kuat, tidak ada seorangpun yang mengetahui ada orang masuk?
Hui Liong Cung Cungcu Tio Ek Ciu, ketika mendapat kenyataan bahwa musuhnya yang dinanti-
nantikan sudah tiba dan orang-orangnya yang menjaga tidak bisa berbuat apa-apa, segera
mengetahui bahwa sang musuh itu memang sangat lihay. Maka ia juga mengerti bahwa nasibnya
malam ini rasanya sukar dipertahankan. Melihat keadaan demikian, ia malah bisa berlaku tenang.
Dengan tidak mempunyai rasa takut, ia berkata dengan suara yang nyaring :
“Tio Ek Ciu sudah lama menantikan kedatanganmu, kau hendak kutungkan tangan atau kakiku,
terserah padamu. Tapi Lohu masih belum mengerti, ada permusuhan apa sebetulnya kau dengan
Lohu, sehingga kau sampai menjatuhkan hukuman ini?”
Sebagai jawaban, telah terdengar satu suara yang dingin kaku:
“Tio Ek Ciu, aku bukan seorang yang buas atau jahat, juga bukan seorang yang berlaku
sewenang-wenang atau seorang yang kejam. Peristiwa berdarah pada Perkumpulan Kam-lo-pang
dibukit Bu-leng-san pada 20 tahun berselang, kau toch tidak bisa bilang tidak tahu! Kedatanganku
malam ini ialah hendak membikin perhitungan hutang darah tersebut.”
Sesaat itu wajah Tio Ek Ciu pucat seperti mayat serta berdiri membisu seperti patung.
Semua orang gagah yang berada didalam ruangan besar itu pada terkejut.
Peristiwa berdarah yang dialami oleh Perkumpulan Kam-lo-pang pada dua puluh tahun
berselang memang pernah menggemparkan dunia rimba persilatan.
Perkumpulan Kam-lo-pang muncul di dunia Kang-Ouw baru saja satu tahun, mendadak telah
diserang oleh lebih dari 50 Jago-jago kuat dari golongan hitam dan putih. Hanya dalam waktu satu
malam saja Kam-lo-pang dibikin musnah.
Semua orang-orangnya Kam-lo-pang, mulai dari Pancunya sampai ke orang-orang bawahnya
hampir semuanya binasa dalam keadaan putus tangan atau kutung pahanya, ada juga yang
kepallanya terpisah dari badannya. Dari 200 jiwa lebih, yang hidup dan dapat meloloskan diri
hanya beberapa gelintir saja.
Ini adalah merupakan suatu pembunuhan besar-besaran dalam rimba persilatan. Sementara
itu, mengenai sebab-sebabnya sehingga adanya kejadian peristiwa berdarah juga tidak ada yang
mengetahui.
Nama selanjutnya dari Kam-lo-pang terhapus dalam dunia Kang-Ouw.
Nama itu sudah menjadi catatan dalam hikayat yang berlahan-lahan hilang dari peringatannya
manusia.
Tidak nyana, hari ini 20 tahun kemudian nama itu terdengar pula di kalangan Kang-ouw,
bahkan keluarnya dari mulut seorang ‘Penuh Rahasia’, Pemilik Golok Maut yang telah
menggemparkan dunia rimba persilatan.
Cungcu dari Hui Liong Cung itu dulu juga merupakan salah satu orang yang turut mengambil
bagian dalam pembasmian orang-orang Kam-lo-pang. Hal ini rasanya tidak perlu disangsikan lagi.
Tetapi apakah hubungannya antara Pemilik Golok Maut itu dengan Perkumpulan Kam-lo-pang?
Suara orang itu meskipun kedengarannya sangat dekat, tetapi orang tidak dapat dilihat,
sehingga semua orang yang ada disitu tidak mengetahui dari mana datangnya suara tersebut.
“Tio Ek Ciu, apakah kau masih ada pesan apa-apa yang perlu ditinggalkan?” terdengar pula
suaranya orang itu.
Sikap Tio Ek Ciu pada saat itu sudah seperti orang kalap, maka ia lantas menjawab dengan
suara kasar:
“Iblis! Tinggalkan namamu!”
“Pemilik Golok Maut.”
“Peristiwa Kam-lo-pang ada hubungan apa denganmu?”
“Hu, hu, hu. Aku adalah Pancu dari Kam-lo-pang.”
Jawaban itu telah membikin terperanjat semua orang, sehinga masing-masing pada saling
pandang.
Tio Ek Ciu yang mendengar pengakuan orang itu sebagai Pancu dari Kam-lo-pang, saat itu
seperti mengetahui bahwa malam ini mungkin tidak akan terhindar dari kematian, maka ia lantas
mengambil keputusan nekad, tetapi karena rasa jeri oleh kepandaian orang itu, membuat ia tidak
berani sembarangan keluar dari dalam ruanga besar itu. Selagi masih bersangsi, tiba-tiba
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

berkelebat bayangan seseorang, satu anak darah yang cantik molek sudah muncul didepan
matanya.
Gadis itu denga pedang ditangan serta paras gusar, telah berkata dengan suara gemetaran:
“Ayah.” Kemudian secepat kilat sudah bergerak melesat keluar pekarangan.
Bukan main kagetnya Tio Ek Ciu, karena gadis itu merupakan anak satu-satunya yang paling
disayanginya. Ia sudah memesan wanti-wanti supaya biar bagaimana tidak boleh unjukan diri,
tidak disangka dalam saat yang sangat berbahaya itu akhirnya gadis itu mengunjukan diri juga,
maka ia lantas berkata:
“Tin-jie, jangan!”
Tepat pada saat itu penerangan lampu disekitar pekarangan mendadak pada semua, sehinga
disana-sini terdengar suara gaduh. Semua orang-orang gagah yang berada dalam ruangan
masing-masing pada menghunus senjatanya dan lari keluar pekarangan.
Selanjutnya, peneranghan didalam ruanga juga padam, sehingga keadaan disitu menjadi gelap
gulita.
Para jago yang datang hendak memberikan bantuan tenaganya ketika itu lantas mengetahui
gelagat tidak baik, maka mereka semuanya cepat-cepat lari kembali kedalam ruangan besar itu,
tetapi sesaat sebelum mereka sampai kedalam ruangan, sudah terdengar suara jeritan yang
sangat mengerikan. Suara jeritan itu merupakan suatu tanda bahwa bencana ternyata sudah tidak
dapat dihindarkan.
Didalam ruangan besar itu lantas menjadi ramai sekali. Dalam keadaan gaduh itu, sesososk
bayangan manusia tiba-tiba melesat keluar dan akhir menghilang dalam kegelapan.
Tatkala api dinyalakan lagi, suatu pemandangan yang mengerikan telah terbentang didepan
mata orang banyak.
Tio Ek Ciu nampak rebah terlentang diantara darah segar yang membanjiri lantai. Cungcu yang
sial nasibnya itu kelihatan kutung kedua lengannya sebatas pundak, sedangkan didadanya
terdapat lubang masih menyemburkan datah. Sungguh suatu pemandangan yang sangat
mengerikan.
Gadis cantik molek yang dipanggil ‘Tin-jie’ tadi lantas menubruk jenazah ayahnya sambil
menangis menggerung-gerung.
Suatu peristiwa yang sangat mengerikan telah berakhir.
Sekali lagi Golok Maut mengambil korbannya. Bersama korban-korban yang dulu, semuanya
ada enam Jago-jago rimba persilatan telah menjadi mangsanya.
Waktu hari terang tanah, orang-orang kuat dari rimba persilatan yang datang hendak
memberikan bantuan tadi dengan hati pilu dan kecewa telah meninggalkan perkampungan Hui
Liong Cung. Mereka menyesal tidak dapat melihat wajah asli dari si Pemilik Golok Maut. Apa yang
didapat oleh mereka ialah pada saat itu mereka baru tahu bahwa manusia ‘Penuh Rahasia’ yang
menimbulkan kegemparan itu adalah Pancu dari Kam-lo-pang yang kabarnya sudah musnah pada
20 tahun berselang.
Oleh karena pengakuan Pemilik Golok Maut itu, maka orang-orang kuat dari golongan hitam
dan putih yang dulu turut campur tangan dalam pembasmian perkumpulan tersebut, mungkin
tidak seorangpun yang akan terlolos dari pembalasan Golok Maut.
Menurut apa yang tersiar di kalangan Kang-ouw, peristiwa berdarah Kam-lo-pang hampir
seluruh orang-orang Kam-lo-pang sudah terbasmi habis, bahkan Pancunya yang bernama Yo Cin
Hoan berikut seluruh rumah tangganya yang berjumlah delapan jiwa telah terbinasa semua.
Tetapi Pemilik Golok Maut itu telah mengaku dirinya sebagai Pancun dari Kam-lo-pang, benar-
benar merupakan suatu kejadian sangat gankil. Apakah berita kematian Pancu Kam-lo-pang dulu
itu tidak benar? Ataukah Pemilik Golok Maut itu tidak melakukan kejahatan dengan meminjam
nama Pancu dari Kam-lo-pang atau karena lain-lain sebab ……….?
Biar bagaimana ‘manusia penuh rahasia’ yang menyeramkan itu hanya meninggalkan suatu
teka-teki bagi rimba persilatan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bab 1

Angin meniup dengan kencannya, hawa dingin menyusup di tulang-tulang. Tanah membeku.
Hujan salju yang turun satu hari satu malam terus menerus telah mengubah jagat seperti
tumpukan kapas belaka.
Dalam keadaan demikian itu, manusia seperti hilang dari dari jalanan, begitu pula burung-
burung dan binatang-binatang buas seolah-olah menghilang dari bumi. Selain angin dingin yang
meniap kencang dengan tidak henti-hentinya, seluruh jagat yang kelihatannya putih meletak,
diselimuti oleh salju itu agaknya sudah kehilangan rupanya yang lama. Ditengah udara masih
kelihatan gelap remang-remang. Sang waktu agaknya sudah berhenti beredar, sehingga membuat
orang sukar membedakan waktu siang danmalam.
Bukit Bu-leng-san yang seluruhnya tertutup salju berdiri tegak dengan megahnya. Keadaan
kelihatannya sunyi senyap.
Pada saat itu, setitik bayangan hitam yang kelihatannya seperti sebutir gundu yang meluncur
turun diatas salju terus menuju kelembah bukit Bu-leng-san. Dalam suasana putih seluruhnya itu,
bayangan hitam itu menuju lembah yang putih seluruhannya itu, bayangan hitam itu kelihatannya
lebih nyata dan tegas.
Ini sungguh aneh, dalam keadaan yang dingin dan tempat sesunyi itu, ternyata masih ada
mahluk berjiwa yang muncul diluaran, bahkan menuju kelembah yang keseluruhannya tertutup
salju.
Perlahan-lahan titik hitam itu bisa dilihat nyata, ia adalah manusia tengah mengendong satu
buntalan besar.
Sambil melawana tiupan angin utara yang dingin, orang itu lari cepat sekali. Siapakah orang
itu?
Oleh karena kepalanya memakai tudung, maka wajahnya tertutup semua dan tidak bisa dilihat
dengan nyata. Tetapi dari gerak jalannya yang pesat, terang orang ini merupakan orang kuat dari
rimba persilatan.
Orang itu agaknya mengenal baik keadaan bukit disitu. Meski keadaan jalanan penuh bersalju
dan tampak putih semuanya, ia masih bisa membedakan tempat yang hendak dituju. Orang itu
terus lari menuju kemulut lembah.
Jalanan berliku-liku, kedua sisinya lembah diapit oleh lamping bukit yang menjulang tinggi.
Diujung lembah terdapat banyak batu-batu cadas yang besar-besar. Bayangan itu ketika tiba
dibawah batu besar tadi lalu mendongak mengawasi sebuah batu cadas yang menonjol setingi
sepuluh tombak, kemudian kakinya menotol tanah, badannya lantas melesat tinggi keatas. Kira-
kira 7-8 tombak, sebelum mencapai tempat yang ditujunya, ujung kakinya lalu menotol lamping
jurang, sehingga badanya meluncur naik keatas lagi. Dengan gayanya yang sangat luar biasa,
orang itu dapat menancapkan kakinya diatas batu cadas termaksud.
Dibelakang batu cadas besar ternyata ada kedapatan sebuah goa yang lebar mulutnya kira-kira
satu tumbak.
Orang itu ketika berada dimulut goa, baru membuka tudungnya dan kelihatan wajahnya.
Ooo…., ternyata orang itu adalah satu pemuda cakap yang kelihatan baru beruaia 17 tahunan.
Pemuda yang cakap itu telah menurunkan buntelan yang digendongnya, kemudian diteneng
ditangan. Dengan wajah ramai dengan senyuman ia berseru kedalam goa,
“Suhu!”
“Suhu!” ……. Suara itu adalah suara kumandangnya dari dalam goa.
Ia memanggil semakin keras, tetapi hanya mendapatkan jawaban yang serupa.
Pemuda itu merasa heran, dengan cepat ia lari masuk kedalam goa.
Goa itu tidak dalam, kira-kira Cuma 20 tumbak lebih, disitu terdapat sebuah ruangan besar.
Disalah satu sudut dari ruangan itu ada sebuah balai batu yang dapat dilihat begitu orang
memasuki goa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dan sekarang, balai batu yang biasanya digunakan oleh suhunya untuk bersemedi itu ternyata
sudah kosong.
Pemuda itu dengan perasaan tegang lantas lompat masuk kedalam kamar lain.
Mendadak bau darah yang amis telah menusuk hidungnya dan pemandangan yan
dihadapannya, saat ittu membikin dirinya berdiri terpaku, matanya berkunang-kunang, hampir saja
ia tidak mampu mempertahankan dirinya berdiri.
Apa yang terbentang didepan matanya adalah suatu pemandangan yang sangat mengerikan!
Dilantai dalam kamar batu itu sudah berwarna merah karena darah yang sudah membeku itu ada
menggeletak tiga sosok tubuh sebagai bangkai yang tidak utuh sekujur badannya.
Buntelan yang dibawah ditangan pemuda itu telah terjatuh dari cekalannya dengan tidak
terasa. Isinya ternyata beras, garam, daging dan keperluan sehari-hari telah berantakan dilantai.
Paras si pemuda cakap saat itu telah berubah aneh sekali, matanya mendelong seperti seorang
linglung. Ia berdiri terpaku sambil mengucurkan air mata.
Keadaan dalam ruanga itu yang biasanya tenang tentram, kini telah berubah menjadi seram
keganasan.
Lama sekali pemuda itu seperti kehilangan semangat, kemudian ketika tersadar ia menjerit lalu
menubruk salah satu mayat yang rambutnya sudah putih seluruhnya. Dengan suara terputus-
putus ia memanggil:
“Suhu! Suhu! ….. Kau dengan kedua paman telah binasa ditangan siapa? Muridmu akan
menuntut balas untukmu, Suhu, jawablah!”
Pemuda itu sembari memanggil, tangannya menggoyang-goyang badannya seorang tua.
Tanganya orang tua ternyata Cuma tinggal satu. Luka dibadannya ada sebelas tempat lebih dan
masih mengucurkan darah.
Ubuh orang tua itu mendadak bergerak-gerak, sehingga membikin anak muda cakap itu
terkejut. Apakah suhu masih belum binasa? Demikian anak muda itu berpikir.
Ia lalu meraba-raba dada suhunya, benar saja masih hangat. Pemuda itu kelihatannya sangat
girang, tetapi hanya sekejap saja, ia lantas tertegun lagi. Ia tidak mengetahui bagaimana ia harus
berbuat. Dengan kekuatan tenaga Iweekangnya yang masih belum sempurna ia tidak biasa
berbuat apa-apa.
Seandainya pada saat itu ada seorang yang sudah sempurna betul ilmu Iweekang, dengan
kekuatan tenaga dalamnya yang disaluran kedalam dirinya sang suhu mungkin masih bisa
menolong jiwa suhunya itu.
Tetapi di dalam goa itu kecuali ia sendiri dengan dua jenazah pamannya, tidak ada orang lain
lagi yang bisa dimintakan tenaganya untuk menolong suhunya.
Pemuda itu sangat gelisah. Ia berjalan menghampiri jenazah kedua pamannya. Kedua orang itu
juga merupakan orang-orang yang sudah lanjut usianya, satu binasa dalam keadaan terkutung
kedua tangannya dan yang lainnya binasa dalam keadaan terkutung kedua pahanya.
Ketika badanya diperiksa, ternyata sudah dingin kaku, terang mereka sudah lama binasa.
Kedua orang itu memang adalah orang-orang yang tadinya sudah bercacad, sekarang sekujur
badanya penuh dengan tanda senjata tajam. Dari sini dapatlah diduga bahwa orang turun tangan
terhadap mereka itu sangat ganas dan telengas.
Sungguh tidak diduga, ketika ia meninggalkan goa tersebut untuk mencari bahan makanan,
hanya dalam waktu setengah hari saja sudah ada kejadian yang demikian hebatnya. Dalam
keadaan gemas ia hanya bisa membanting-banting kaki dan meremas-remas kepalanya sendiri.
Kenangan dimasa lampau telah terbayang lagi didalam otaknya.
Sebetulnya ia adalah seorang anak piatu yang tidak ketahuan asal-susulnya, tidak berayah,
tidak beribu, juga tidak mempunyai nama.
Sejak kecil, ia hidup diantara kawanan pengemis. Sedari ia bisa mengingat, hanya diketahuinya
bahwa ia adalah satu pengemis kecil saja.
Selama masa kanak-kanaknya, ia pernha menjadi gembala, pernah menjadi kacung pesuruh;
rupa-rupa penderitaan hidup telah dialami, rupa-rupa penghinaan telah diterima.
Ia sering menanya kepada diri sendiri : “Aku ini sebetulnya anak siapa?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang lain mempunyai ayah dan ibu, mempunyai rumah tangga yang hangat; setidak-tidaknya
mempunyai anam. Tetapi ia, semuanya tidak punya, didalam dunia ini seolah-olah merupakan satu
mahluk yang kelebihan.
Ia belum pernah memcicipi apa artinya cinta dan kasih sayang, ia juga tidak mengerti apa
artinya cinta itu. Oleh karena sejak masih kecil selau hidup dalam hinaan dan cacian orang, maka
apa yang mengeram dalam hatinya ialah : KEBENCIAN.
Lima tahun berselang, sama keadaannya seperti hari ini, juga diwaktu hujan salju sangat
lebatnya. Ia telah dipukuli oleh sekaanan manusia biadab, sehingga jatuh menggeletak diatas salju
dalam keadaan babak belur.
Seorang tua yang lengannya Cuma tinggal sebelah telah menolong dirinya, dan kemudian
membawahnya kedalam goa serta dipungut menjadi muridnya, Orang tua berlengan satu itu
adalah orang tua rambut putih yang kini rebah dalam gumpalan darah.
Oleh karena ia sendiri tidak tahu asal-usulnya, tidak tahu anak siapa dan tidak mempunyai SHE
dan nama, maka ia ikut SHE suhunya she YO. Suhunya memberikan nama padanya Cie Cong.
Maksud perkataan Cie Cong ialah : supaya ia selamanya ingat dan tidak lupa mencari tahu asal-
usul dirinya sendiri.
Didalam goa itu bersama dengan suhunya juga tinggal juga dua orang tua , satu tidak
mempunyai tangan, sedangkan yang lainnya tidak mempunyai kaki. Ia biasa membahasakan
mereka paman.
Tiga laki-laki tua san satu anak muda, hidup dalam goa yang aman tentram itu sekeluarga.
Selama lima tahun, dibawah dibawah didikan dan bimbingan suhunya yang dibantu oleh kedua
pamannya serta bakat yang ada pada dirinya sendiri, telah membuat ia menejadi seorang gagah
yang sudah dapat dimasukan golongan kelas satu dalam dunia Kang-Ouw.
Apa yang masih kurang ialah kekuatan tenaga dalamnya, yang masih belum sempurna.
Ketiga orang tua itu membuat ia mengerti apa artinya cinta, ia mersakan bahwa didalam dunia
ini ternyata masih ada kasih sayang dan tidak sekejam seperti apa yang dibayangkan.
Dan sekarang, pemandangan ngeri yang terbentang dihadapan matanya, telah membuat
perasaan cinta yang baru tumbuh belum lama, sudah terbang lagi tanpa bekas.
Rasa benci kembali timbul dalam perasaan hatinya.
Ia benci terhadap manusia yang kejam dan ganas. Ia benci terhadap dunia Kang-Ouw yang licik
sifatnya. Karena manusia-manusia kejam itu telah merampas jiwanya ketiga orang tua yang sudah
merupakan keluarganya……… suhu dan kedua pamanya.
Tiba-tiba suara rintihan telah mengejutkan ia dari lamunannya.
Sang suhu yang hampir binasa ternyata hidup kembali. Ia membuka sepasang matanya yang
layu, mengawasi padanya tanpa berkesiap.
Dengan hati pilu ia memanggil, “Suhu!” dan kemudian menubruk padanya.
Sepasang matanya orang tua itu perlahan-lahan tampak bersinar terang.
“Suhu! Kau….. Kau………”
“Cong Jie….. dengarkan aku………” orang tua itu membuka mulutnya, suaranya perlahan,
agaknya susah sekali untuk mengeluarkannya.
“Suhu! Nanti Cong Jie bawa kau keatas balai-balai!”
Orang tua itu menggelengkan kepalanya, matanya dibuka semakain lebar. Dadanya bergoncang
semakin keras, napasnya memburu, wajahnya nampak makin pucat.
“Suhu, kau inghin apa?”
Orang tua gelengkan kepalanya lagi, sejenak kemudian, baru membuka mulutnya:
“Cong Jie, kau…… sudah pulang. Suhumu…….. sedang………. Menantikan ……. kau……!”
“Suhu, kau sekarang jangan bicara apa-apa dulu, kau tenangkan dirimu dulu …….”
“Diwajahnya orang tua itu mengunjukan ketawa getir, setelah hening sejenak, ia lalu berkata
pula :
“Cong Jie.…… kau…… jangan …… memotong…… suhumu…… dalam waktu…… sesingkat ……
ini…… hendak …… memberi…… tahukan…… padamu…… sesuatu…… hal…… .
“Suhu, kau jangan menggunakan banyak tenaga dulu, nanti kalau sudah sembuh baru
dibicarakan lagi!”
Matanya orang tua itu nampak gusar, sehingga pemuda itu tidak berani memandang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Saat itu, orang tua itu keadaannya kelihatan agak baikan, pembicaraannya agak jelas.
“Cong Jie, suhumu…… sudah tidak berguna…… lagi sekalipub ada thabib sakti…… juga tidak
berdaya…… mengobati lukaku. Tuhan masih adil, pada saat ini aku masih bisa hidup kembali……
sehingga bisa meninggalkan …… pesanan…… kepada mu. Sekarang kau dengar, jangan potong
bicaraku!”
Cie Cong anggukan kepalanya dengan peraaan pilu.
“Cong Jie, bakatmu dan tulang-tulangmu, semua…… merupakan bahanluar biasa bagi seorang
rimba persilatan…… Suhumu sebetulnya…… menaruh harapan besar…… atas dirimu, suhumu ingin
menciptakan…… kau sebagai seorang gagah luar biasa…… didalam dunia……, apa mau Tuhan
tidak…… menghendaki suhumu…… mewujudkan cita-citanya…… sehingga harus binasa……
ditangannya…… orang jahat……”
“Suhu! kau……”
“Dengar, tentang dirimu……suhumu sudah……berusaha untuk mencari…… tahu…… tapi……
ternyata…… tidak berhasil…… menukan asal…… usulmu…… Hal ini…… terpaksa mengandalkan……
kau sendiri…… yang harus mencari tahu……!”
Mendengar sang suhu menyebut tentang asal-usul dirinya, Cie Cong wajahnya berubah guram.
“Batu giok yang ada pada dirimu dinamakan ‘LIONG KUAT’. Batu giok itu sebetulnya ada dua
muka, kalau dirangkap bernama ‘LIONG-HONG SIANG-KUAT’. Benda itu sebetulnya ada satu
benda pusaka dalam dunia Kang-Ouw. Kalau kedua benda itu dirangkap, dapat menyembuhkan
segala penyakit dan segala racun…… Kau mempunyai…… 'Liong Kuat'…… maka kau harus ……
hati-hati mencari …… dimana…… itu sepotong batu giok yang…… dinamakan 'Hong Kuat'.Batu
itu…… ada sangkut…… pautnya dengan asal…… usul dirimu!”
“Yah! Suhu!”
“Cong Jie, kau tahukah siapa suhumu ini?”
“Suhu seorang she YO…… “
“Benar, suhumu ini pada 20 tahun berselang adalah Pancu dari Perkumpulan Kam-lo-pang yang
bernama Yo Cin Hoan. Kedua pamanmu itu…… satu adalah Pelindung Hukum Perkumpulan Kam-
lo-pang, Ciu Lip To, ia terkenal dengan kekuatan tenaga telapak tangannya. Satu lagi adalah
Tongcu Bagian Penjara Cek Kun, ia mempunyai ilmu mengentengkan yang luar biasa. Mereka
berdua…… ‘
Orang tua itu ketika menuturkan sapai disini, mendadak menangis.
Yo Cie Cong yang mendengar penuturan itu lantas menjadi terkesima, Selama 5 tahun, ia Cuma
tahu bahwa suhunya itu seorang she Yo, yang lainnya tidak tahu semua, ia juga tidak berani
bertanya banyak-banyak.
Yo Cin Hoan setelah menangis, semangatnya tiba-tiba meluap-luap, tidak seperti seorang yang
sedang terluka parah.
“Lima tahun lamanya,” begitu ia melanjutkan penuturannya, “Pelajaran ilmu silatmu sudah
cukup sempurna, hanya kekuatan tenaga dalamu, masih jauh dari sempurna. Hal ini tergantung
kepada kau sendiri, bagaimana sepaya berhasil mencapai ketingkatan yang sempurna.”
Yo Cie Cong anggukan kepalanya. Namun dalam hatinya diam-diam berpikir, bukankah suhu ini
kini nampaknya sudah segar, mengapa mengucapkan perkataan yang bersipat pesan terakhir?
Yo Cin Hoan berkata pula:
“Cong Jie, ambil benda yang berada didalam lubang keempat diatas dinding itu.”
Yo Cie Cong menurut, ia lalu berbangkit dan mengambil benda yang dikamsud yang ternyata
adalah sebuah kotak kulit.
“Buka!” demikian sang suhu memerintahkan.
Ketika kotak kulit itu dibuka, didalamnya hanya terdapat sepotong kayu hitam sebesar telapak
tanga. Yo Cie Cong merasa heran. “Sepotong Kayu Hitam saja mengapa disimpan begitu rapinya?”
Pada saat itu mata Yo Cin Hoan kelihatan membelalak, ia berkata pula dengan suara gemetaran
:
“Cong Jie, Sepotong Kayu Hitam itu telah menumpas semua kekayaannya Kam-lo-pang dan
jiwanya lebih dari 200 anak muridnya…….”
Yo Cie Cong dengan perasaan terharu mengawasi suhunya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

“Dua puluh tahun berselang,” demikian Yo Cin Hoan melanjutkan penuturannya, “tempat asal
berdirinya Kam-lo-pang itu ialah dibukit Bong-In-Hong mendadak telah gugur. Dengan secara
kebetulan suhumu telah mendapatkan dua potong kayu hitam yang ternyata adalah benda pusaka
yang dinamakan ‘Ouw-Bok-Po-Lok’. Diatas potongan kayu hitam itu termuat kepadandaian ilmu
silat tangan kosong luar biasa tingginya yang hanya terdiri dari lima jurus saja. Yang sepotong
memuat prakteknya, sedangkan yang sepotong lagi memuat keterangannya. Kalau berhasil
mempelajari ilmu serangan itu, sudah pasti kau bisa menjadi seorang kuat nomor satu dalam
dunia. Ilmu silat yang tertulis dalam potongan kayu ini adalah ciptaan seorang orang luar biasa
dari kalangan rimba persilatan yang bernama Co Kang yang hidup pada 500 tahun berselang. Ia
telah mengumpulkan semua ilmu serangan dari berbagai partai yang akhirnya kesemuanya itu
dijadikan satu sehingga terciptalah ilmu silat yang luar biasa yang ada dalam kayu hitam ini.”
Yo Cie Cong yang juga sudah belajar ilmu surat, ketika itu lantas memeriksa potongan kayu
hitam itu memang benar, doatas potongan kayu itu samar-samar ada kelihatan beberapa tulisan
yang kecil sekali, tetapi saat itu ia tidak mempunyai kesempatan membaca isinya, sedangkan Yo
Cin Hoan saat itu sudah berkata pula :
“Soal benda pusaka itu entah bagaimana bisa tersiar di kalangan Kang-ouw, sehingga
menimbulkan perasaan iri hati terhadap suhumu. Mereka telah mengumpulkan 50 lebih orang-
orang kuat dari golongan hitam dan putih bersama-sama datang menyantroni suhumu. Malam
yang menyeramkan, ketika Kam-lo-pang diserbu secara tiba-tiba, semua nak murid Kam-lo-pang
telah melakukan perlawanan secara gagah, tetapi karena pihak musuh waktu itu benar-benar
merupakan jago-jago pilihan dari dunia Kang-Ouw, maka setelah bertempur sampai pagi hari
meskipun kedua belah pihak banyak jatuh korbannnya, tetapi anak murid Kam-lo-pang yang
berjumlah 200 orang lebih telah binasa semuanya, sedangkan suhumu sendiri sekeluarga juga
tidak terluput. Suhumu yang sudah terpapas sebelah lengannya dan luka-luka dibadannya ketika
itu sudah tidak ingat orang… Kedua pamanmu, Cek-Kun dan Ciu-Lip-To, malam itu juga masing-
masing kehilangan dua pahanya dan tangannya.”
Yo Cie Cong tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri tetapi ketika mendengar penuturan
itu, darah mudanya merasa panas. Suasana dalam kamar itu kelihatannya semakin menyedihkan.
Orang tua itu melanjutkan pula ceritanya dengan suara yang sedikit parau:
“Setelah pertempuran selesai, ada seorang tabib pandai yang bernama Gouw Cie Jin yang telah
datang kebukit Bu-leng-san untuk mencari daun obat-obatan maksudnya. Suhu dan kedua
pamanmu tang sudah tidak ingat orang dan terluka telah ditolong olehnya sehingga sampai saat
ini suhumu masih hidup.”
Yo Cie Cong merasa sangat kagum atas perbuatannya Gouw Cie Jin yang sudah menolong jiwa
suhunya, maka diam-diam ia telah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dikemudian hari pasti ia
akan membalas budi ini.
Pada saat itu ia teringat akan potongan kayu hitam itu, maka lantas menanya:
“Tentang Ouw-Bok-Po-Lok itu……..”
“Ouw-Bok-Po-Lok masih ada sepotong lagi yang memuat tulisan keterangannya. Karena
kebetulan suhumu menyimpan ini dilain kamar, masih untung tidak dapat diketemukan oleh
mereka. Itu adalah yang kau pegang dalam tanganmu sekarang, dan yang sepotong lagi, yang
memuat tulisan prakteknya, suhumu tidak mengetahui barang itu terjatuh ditangan siapa, maka
kemudian hari, kau harus berusaha untuk mencarinya kembali, sebab kedua potong kayu hitam itu
sebetulnya tidak boleh berpisah, ada prakteknya kalau tidak ada keterangannya tidak akan ada
gunanya, begitu puyla sebaliknya.”
Setelah banyak mengucapkan banyak perkataan napas Yo Cin Hoan kelihatan sudah hampir
habis, maka setelah terbatuk-batuk sebentar, sorot matanya guram lagi.
Yo Cie Cong yang tampatnya mendapat pirasat tidak enak, lantas memanggil berulang-ulang:
“Suhu, suhu.”
Orang tua itu kelihatan sedang bergulat dengan tangan maut yang sedang merenggut jiwanya,
tetapi usahanya itu kelihatan sia-sia belaka.
Yo Cie Cong dengan air mata bercucuran menanya pula:
“Suhu, siapakah orang-orang yang hari itu melakukan kejahatan terhadap suhu dan kedua
paman sekalian?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang tua itu menjawab dengan suara terputus-putus:


“Juga….. merupakan….. salah satu….. musuh lama. Suhumu sebetulnya….. hendak turun
tangan sendiri untuk….. menghabiskan semua….. manusia yang berhati binatang itu….., tetapi
sekarang tampaknya….. cita-cita itu….. tidak akan tercapai.”
“Suhu, Cong Jie bersumpah akan melaksanakan cita-citamu itu untuk membasmi semua
musuh-musuhmu.”
Diwajah orang tua itu sejenak terkilas senyumnya yang menandakan kepuasan hatinya.
“Suhumu….. kali ini turun gunung….. dalam perjalanan pulang….. telah dapat tahu….. ada
orang….. mengintai, kala itu….. suhumu tidak curiga….. apa-apa….. tidak nyana….. merupakan
malapetaka………”
Memang, selama beberapa bulan ini, suhunya itu pernah 6 kali turun gunung. Meski dalam hati
Yo Cie Cong merasa curiga, tapi ia tidak berani membuka mulut untuk menanyakan suhunya.
“Suhu, siapakah penjahat-penjahatnya? Suhu, siapa?” Yo Cie Cong menanya lagi berulang-
ulang.
Tapi orang tua itu sudah tidak mampu menjawab. Ia agaknya hendak bertahan sebisa-bisa,
napasnya memburu semakin hebat, matanya beberapa kali terbuka lebar menunjukan sinar buas,
tapi akhirnya Cuma dapat menjawab:
“Penjahatnya….. nomor satu….. dalam lembar….. pertama……….”
“Apa? Suhu, apa yang kau maksudkan dengan nomor satu?”
Orang tua itu mengangkat tangannya, tapi kemudian diturunkankan lagi, hanya dengan jari
tangannya yang menunjuk ketempat lobang kedua diatas dinding.
“Suhu, apa maksudnya didalam lobang kedua diatas dinding ada…..? tanya Yo Cie Cong.
Orang tua itu kedip-kedipkan matany, suatu tanda membenarkan perkataannya.
Tiba-tiba kedengaran suara pekikbya orang tua itu, badannya lantas tidak bisa bergerak, tapi
matanya terbuka lebar.
Yo Cie Cong yang menyaksikan keadaan suhunya, sudah lantas mengerti apa sebabnya.
Suhunya sudah mati!
Didalam dunia yang sifatnya kejam ini, ketiga orang yang pernah memberikan padanya cinta
dan kasih sayang berlimpah-limpah, kini telah binasa semua, bahkan binasa ditangannya musuh
yang masih belum diketahui namanya.
Untuk sesaat lamanya, sekujur badanya dirasakan seperti sudah beku, pikirannya kalut, ia
berdiri laksana patung, seolah-olah sukmanya sudah meninggalkan raganya.
Angin dingin meniup kencang masuk kedalam goa, meski hawa dingin seolah-olah menusuk
ketulang-tulang, tapi semua itu tidak dihiraukan oleh Yo Cie Cong.
Didalam goa itu, tampak rebah menggeletak tiga mayat orang tua , yang kemarin masih
meberikan petunjuk padanya berlatih ilmu silat.
Entah berapa lama telah berlalu, ia baru bisa menjerit dan menangis. Ia menangis terus dengan
sedihnya, sampai suaranya menjadi serak dan air matany kering.
Setelah pikirannya tenang kembali, ia baru berhenti menangis. Kedukaan dalam hatinya, telah
berubah menjadi perasaan dendam yang berkobar-kobar.
Ia menengok lagi sejenak pada jenazah suhunya, orang tua itu ternyata telah mati dengan
mata melotot.
Yo Cie Cong lalu berlutu dihadapannya, mulutnya mendo’a:
“Suhu! Kini Cong Jie berjanji dan bersumpah dihadapanmu, dengan jiwa raga Cong Jie nanti
akan menuntut balas sakit hati terhadap msusuh-musuh yang membinasakan 200 lebih anak
murid Kam-lo-pang dan keluarga suhu. Semua musuh-musuh itu nanti akan Cong Jie bunuh mati
satu persatu, untuk membalas budi suhu yang besar ini. Suhu, meramkanlah matamu!”
Sehabis bersujud, ketika ia buka matanya, si orang tua itu ternyata masih belum meram
matanya.
Tiba-tiba ia ingat bahwa suhunya tadi pernah menunjuk kelobang kedua diatas dinding, apakah
disitu ada apa-apanya, yang membuat ia tidak bisa meram?
Ia lalu berbangkit, dan mencari-cari lobang yang ditunjuk oleh suhunya tadi. Setelah
menemukan lubang tersebut, didalamnya ia dapatkan sebuah buntelan besar yang sangat berat,
ketika ia buka seketika itu lantas berdiri kesima.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Isi buntelan itu ternyata sebuah senjata yang aneh bentuknya, senjata yang mirip golok tapi
disisi bagian atas bentuknya seperti gergaji, sedangkan diawak golok itu ada terdapat tulisan
‘GOLOK MAUT’.
Dengan perasaan sangat heran Yo Cie Cong membaca berulang-ulang ukiran yang terdapat
diatas awak golok tersebut.
Dibawahnya golok itu ada sehelai kertas dan sejilid buku kecil.
Ia ambil kertasnya, diatas ada tulisan perkataan:
“Golok Maut yang aneh bentuknya, digunakan untuk menuntut balas dendam!”
“Gerak tipu selalu bergerak mencapai tiga sasaran, dapat menggetarkan nyali iblis dan setan!”
Dibawah perkataan itu masih terdapat beberapa tulisan dengan hurup kecil-kecil, yang
menjelaskan caranya mainkan gerak tipu ilmu silat yang dimaksud tadi. Ia memang seorang
cerdas. Sebentar saja sudah dapat mempelajari.
Dengan sebetulnya, itu memang merupakan satu gerak tipu yang sangat luar biasa. Meski
Cuma satu jurus, tapi kalau dimainkan, tujuan sasarannya ada sangat berlainan dengan tipu
serangan biasannya. Gerak tipu ini diatas membabat kedua lengan, dibawah memotong kedua
paha dan tengah menikam ulu hati.
Ini sesungguhnya ada suatu gerak tipu yang sangat luar biasa, betapapun tingginya ilmu
silatnya sang lawan, rasanya juga sulit akan menghindarkan serangan tersebut.
“Sekali bergerak mencapai 3 sasaran, apakah ini yang dimaksudkan suhu?” demikian ia
menanya kepada diri sendiri.
Dengan tidak banyak pikir lagi, ia lantas membuka-buka lembaran buku kecil itu.
Kulit buku itu ada tertulis beberapa hurup yang ditulis dengan tinta merah darah:
‘DAFTAR NAMA MUSUH-MUSUHNYA KAM-LO-PANG!’
Lembar pertama ada terdapat nama-namanya 5 orang yang masing-masing diberi nomor satu
sampai kenomor lima. Nomor satu ada tercatat namanya Cho Ngo Teng dengan nama gelarnya
Iblis Rambut Merah.
Lembar kedua dan lembar selanjutnya ada terdapat nama-namanya orang yang kurang lebih 20
orang banyaknya. Diantara nama-nama itu, ada namanya 6 orang yang sudah dicoret dengan
guratan kasar berwarna merah. Untuk sesaat lamanya, Yo Cie Cong tidak dapat menduga apa
maksudnya. Barang-barang itu ia buntal lagi seperti semula.
Dengan kecerdikannya yang luar biasa, ia coba memecahkan soal itu.
Tidak antara lama, ia mendapat jawabannya. Dalam hati ia berpikir: ‘Suhu menciptakan tipu
pukulan yang aneh ini, tujuannya ialah hendak menuntut balas dendam. Selama beberapa bulan
ini, suhu sudah 6 kali turun gunung. Nama-namanya orang yang dicoret dalam daftar nama-nama
musuhnya suhu itu, pasti sudah binasa dibawah Golok Maut semuanya. Dan kali ini ketika suhu
pulang, rupa-rupanya telah diketahui jejaknya oleh musuh lamanya, sehingga diinta terus,
kemudian terjadilah peristiwa yang mengenaskan ini. Tatkala aku menanya siapa pembunuhnya
paman dan suhu, suhu Cuma mengatakan nomor satu dalam lembar pertama, kalau begitu tidak
salah lagi pasti ada si Iblis Rambut Merah Cho Ngo Teng!’
Setelah berpikir demikian, kembali ia berlutut dihadapan jenazah suhunya sembari berkata :
“Suhu, Cong Jie berjanji tidak akan mengecewakan harapan suhu, Cong Jie akan melatih ilmu
silat yang lebih sempurna, dengan senjata Golok Maut, Cong Jie hendak membasmi habis musuh
suhu satu persatu sampai semua terhapus bersih dari dunia. Suhu, kau sekarang boleh merasa
puas!”
Orang tua itu agaknya merasa lega hatinya, sepasang matanya yang tadi terbuka lebar, kini
telah meram.
Yo Cie Cong dengan hati pilu, telah menutup goa tersebut, selanjutnya dengan membawa
potongan kayu hitam ‘Ouw-Bok-Po-Lok’, Golok Maut dan daftar nama musuh-musuhnya Kam-lo-
pang turun gunung untuk pergi mengembara.

Bab 2
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hari itu, diwaktu tengah hari, dijalan raya telah muncul seorang pemuda gagah dan tampan,
tapi kecut. Oleh karena potongan paras muka dan badan yang lain dari rakyat biasa, membuat
orang-orang yang berjalan dijalan raya itu pada mengawasi dirinya. Tapi, melihat wajahnya yang
asam kecut, setelah melihat sekali, tidak berani memandang untuk yang kedua kalinya.
Siapa ia itu?
Ia adalah Yo Cie Cong yang asal usulnya sangat misterius dan selalu dirundung nasib malang.
Setelah mengubur jenazah suhu dan kedua pamanya serta menututp goa yang pernah menjadi
tempat tinggalnya selama 5 tahun, dengan penuh hati dendam, ia mulai merantau di dunia Kang-
Ouw.
Saat itu, ia sedang berjalan pelahan-lahan sambil menundukan kepalanya.
Mendadak terdengar suara keliningan kuda, lalu disusul oleh larinya seekor kuda bagus kearah
dirinya. Dengan tanpa menoleh Yo Cie Cong minggir kesamping.
Tapi aneh, kuda itu terus ditujukan kedepan dirinya, setelah berbenger sebentar, kuda itu
lantas berhenti dihadapannya kira-kira 3 kaki jauhnya, sehingga debu dijalanan pada mengotori
bajunya.
Perbuatan yang seperti disengaja itu telah membuat ia naik darah.
Ketika ia dongakan kepalanya, ia lihat penunggang kuda yang sembrono itu ternyata ada satu
nona cantik berbaju merah. Nona itu kelihatanya masih muda sekali, mungkin usianya masih
belum dua puluh tahun. Saat itu nona itu sedang mengawasi padanya setengah ketawa.
Yo Cie Cong sebenarnya sudah hendak mendamprat, tetapi ketika melihat bahwa penunggang
kuda itu ada satu nona cantik, niatnya segera diurungkan, karena pada anggapannya, satu laki-
laki tidak pantas ribut-ribut dengan kaum wanita. Maka lantas ditindasnya kegusaran yang sudah
memuncak tadi, dan hendak melanjutkan perjalanan pula.
Tetapi baru berjalan belum cukup 10 tindak, tiba-tiba kedengaran suara ‘Eh!’ yang lalu disusul
dengan berkelebatnya bayangan merah. Nona baju merah itu kembali sudah menghadang
didepannya dengan wajah cemberut.
Yo Cie Cong dalam hati merasa heran. Bagaimana sih maunya si nona? Masing-masing punya
jalanan sendiri, mengapa ia hendak merintangi? Entah apa maksud yang sebenarnya?
Dengan sorot mata yang penuh rasa jengkel ia terus menatap wajah si nona.
Sebagai seorang yang sejak kanak-kanak sudah mengalami pahit getirnya penghidupan terhina,
maka perbuatan si nona telah menjadi ia membenci segala apa, sekalipun dihadapannya ada dewi
yang turun dari kayangan, juga tidak dapat lagi menggerakan hatinya.
Nona baju merah yang luar biasa cantinya itu selamanya belum pernah diperlakukan begitu
kecut dingin oleh seorang pria. Kelakukan Yo Cie Cong itu adalah untuk pertama kalinya ia
mengalami apa artinya ‘TIDAK DIPANDANG MATA OLEH ORANG’.
Ia benar-benar membuat ia tidak puas. Dalam hati sinona berpikir : ‘Kalau dilihat dari potongan
dan parasnya, sesungguhnya sangat menarik hari. Tetapi kenapa ia kelihatannya tidak mempunyai
perasaan sebagai manusia biasa umumnya?’
Saat itu ia lantas mengunjukan sikapnya yang setengah gusar, tetapi juga setengah mengejek
dan lantas berkata:
“Hey, Kau ini kenal aturan atau tidak?”
Ini benar-benar suatu kejadian yang lucu, ia sendiri yang menghadang perjalanan orang tanpa
salah, sebaliknya menegur orang ‘Kenal aturan atau tidak’, tidak heran kalau saat itu Yo Cie Cong
lantas menjadi gusar.
“Nona tanya siapa kenal aturan atau tidak?” ia balas menanya.
Nona baju merah itu lantas ketawa terkekeh-kekeh.
“Ehee, apa disini ada prang yangketiga?”
Yo Cie Cong dengan tidak menjawab lagi lantas hendak berlalu, tetapi nona itu kembali sudah
menghadang didepannya.
“Nona, apa artinya ini?” tanyannya.
“Aku hendak bertanya kepadamu,” jawab si nona.
“Tanyalah.”
“Kau hendak kemana?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Oleh karena Yo Cie Cong selamanya belum pernah bergaul dengan kaum wanita, apa mau
begitu turun gunung sudah dipermainkan oleh seorang wanita, maka perasaannya menjadi serba
salah. Tadinya ia mengira bahwa wanita muda itu ada sangat nakal. Masa satu dengan yang
lainnya belum kenal, sudah berani menanyakan jejak orang.
“Hal ini tidak perlu kuberitahukan padamu,” jawab Yo Cie Cong.
“Ehmmm, sekalipun kau tidak berkata, aku sudah tahu. Bukankah kau hendak pergi ke danau
Naga di Bukit Kheng-San untuk mengambil bagian dalam perebutan barang pusaka. Betul tidak?”
Yo Cie Cong yang mendengar perkataan itu seperti terbenam dalam kebingungan. ‘Perebutan
Pusaka di danau Naga’, sesungguhnya ia tidak mengetahui apa adanya soal yang dimaksud nona
itu. Meskipun adatnya aneh, tetapi otak pemuda itu cerdas melebihi manusia biasa, ia juga
mengetahui si nona menanyakan itu pasti ada sebab-sebabnya. Mengapa tidak mau menggunakan
kesempatan sebaik itu untuk mencari keterangan sesungguhnya.
“Entah barang pusaka apa yang nona maksudkan?” ia menanya.
Nona baju merah itu berkata pula,
“Aku hendak menanya kau. Kemana jalanan yang menuju ke gunung Kheng-San itu?”
“Aku tidak tahu,” jawab Yo Cie Cong.
Jawaban itu memang sebenarnya, sebab ia sendiri memang tidak mengerahui dimana letaknya
gunung Kheng-San itu.
Tetapi rupanya Nona baju merah itu rupa-rupanya tidak mau mengerti.
“Kau benar-benar tidak tahu?”
“Memang sesungguhnya aku tidak tahu.”
“Baik. Aku nanti bikin kau segera tahu sendiri.”
Perkataannya itu lalu dibarengi oleh menyabetnya pecut diatas kepala Yo Cie Cong.
Tetatpi Yo Cie Cong yang mempunyai kepandaian ilmu mengentengi tubuh yang luar, sudah
tentu ancaman pecut itu tidak merupakan hal apa-apa bagi dirinya. Ketika pecut itu tinggal lima
dim saja didepan matanya, dengan gesit sekali ia sudah mengegoskan badannya, sehingga pecut
itu mengenai tempat kosong.
Nona baju merah itu biasanya menyaksikan laki-laki kaum hidung belang, selalu memanjakan
dirinya, hanya untuk pertama kali ini ia menemukan satu pemuda yang tidak tergerak melihat
kecantikannya.
Kesannnya yang sangat aneh telah timbul terhadap pemuda dihadapannya yang bersipat aneh
itu. Pasangan yang dalam cita-citanya justru adalah laki-laki yang semacam ini.
Pikiran itu Cuma sebentaran saja terlintas dalam otaknya. Sebetulnya ia adalah satu wanita
yang tinggi hati, maka ketika pecutnya mengenai tempat kosong, ia lantas berkata dengan suara
gusar:
“Pantasan kau berani begitu jumawa, kiranya ada mempunyai kepandaian yang lumayan juga.
Cobalah sambuti lagi!”
Ia melancarkn enam jurus serangan pecut beruntun yang dilakukan dengan cepat, ganas dan
tidak mengenal kasian.
Yo Cie Cong ketawa dingin, ia berkelit berulang-ulang menghindarkan serangan yang gencar.
Karena mengingat sedang berhadapan dengan seorang wanita, maka ia coba menanhan sabar
sedapat mungkin. Sungguh tidak disangka bahwa nona itu dikasih hati jadi sangat melunjak.
Si Nona baju merah ketika melihat serangannya yang dianggap paling ampuh itu kembali tidak
berhasil mengenai sasarannya, semakin angot marahnya. Segera ia melancarkan serangannya
lagi.
Sebentar kemudian, bayangan pecut dan suara pecut telah mengurung dirinya Yo Cie Cong.
Semvbari berkelit terus menerus Yo Cie Cong lantas berkata dengan suara nyaring:
“Kalau nona tidak mau menghentikan gerakan tangan nona, jangan sesalkan kalau nanti aku
berlaku kurang ajar!”
Tetapi si Nona baju merah seolah-olah tidak mendengar perkataannya Yo Cie Cong,
serangannnya dilancarkan malah semakin gencar.
Yo Cie Cong melihat si nona sangat bandel, hatinya mendongkol, kedua tangannya lalu
bergerak berbareng mengirim serangan pembalasan.
Nona baju merah itu jadi repot, ia terdesak mundur sampai lima tindak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Juga disebabkan Yo Cie Cong tidak bermaksud melukai dirinya si nona, jika tidak, tidak mudah
bagi si nona itu menghindarkan diri dari serangannya yang hebat tadi.
Serangan Yo Cie Cong yang dilancarkan secara berluntun, stelah berhasil mendesak si nona,
lantas serangannya itu dihentikan dan kemudian ia sendiri mundur tiga tindak.
Nona baju merah itu setelah terdesak mundur, hatinya merasa sangat dongkol, ia yang sudah
biasa berbuah sesuka hati, kini dipermainkan orang, seketika itu wajahnya menjadi pucat,
kemudian berkata dengan suara gusar:
“Nonamu ingin mengetahui sampai dimana tinggihnya kepandaianmu.”
“Tarr!” suara pecut itu berbunyi nyaring, pecut yang tadinya sangat lemas, sekarang sudah
berubah menjadi lurus kaku dalam tangannya Nona baju merah itu.
Kiranya ia sudah menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya pada pecutnya.
Kini ia menyerang lawannya dengan pecut kaku beruntun lima kali .
Saat itu Yo Cie Cong sebetulnya tidak mau meladeni lagi. Tapi karena melihat serangan si nona
ada begitu gesit dan gencar, maka terpaksa ia harus melayani.Ketika serangan si nona sudah
mulai kendor, tangan kiri Yo Cie Cong mengirim serangan yang dinamakan ‘Ngo Theng Gay San’
mengarah kebagian tengah, sedang kelima jari tangan kanannya dengan kecepatan kilat sudah
menyambar pecut.
Nona baju merah itu melihat Yo Cie Cong melancarkan serangannya dengan kedua tangannya
berbarengan, ujung pecutnya dengan secara gesit sekali mendadak diputar berbalik kebawah
mengarah jalan darah ‘ Wan Me Hiat’ pada pergelangan tagan Yo Cie Cong.
Si anak muda kalau tidak mau menarik pulang serangannya, tentu si nona akan jadi korban,
tetapi jalan darah si anak muda sendiri sudah pasti akan kena totok.
Siapa sangka, kesudahannya tidak demikian. Yo Cie Cong sesudah melancarkan serangan
dengan tangan kirinya, selagi pecut si nona itu diputar, tangan kanannya dengan kecepatan yang
luar biasa sudah sampai lebih dulu dan berhasil menyambar pecutnya si nona.
Si nona mencoba menarik pecutnya dengan sekuat tenaga, tetapi pecut yang tergenggam
dalam tangannya si anak muda itu sedikitpun tidak bergeming.
Si nona bukan main kaget. Seketika matanya menjadi merah, air matanya hampir saja
melompat keluar, menangis karena jengkel.
Pada saat itu, asal Yo Cie Cong mau menggetak tangannya saja, pecut itu pasti akan terlepas
dari tangan si nona. Tetapi ia melihat si nona gelisah hatinya lantas menjadi lemas.
Pada saat itu kedua pihak masing-masing memegang ujungnya pecut, badan kedua orang
terpisah tidak cukup tiga kaki jauhnya, maka suara napas si nona kedengaran nyata dalam
telingannya Yo Cie Cong. Suatu perasaan yang aneh telah timbul dalam hatinya Yo Cie Cong,
tetapi itu hanya sekejapan saja, sebentar kemudian sudah menjadi kecut wajahnya.
Ia mengendorkan cekalannya dan pecut si nona segera terlepas.
Mendadak suara ‘Plaaak!’ terdengar nyaring, pipinya Yo Cie Cong sudah terkena tamparan si
nona. Meskipun tamparan itu tidak sakit, tetapi dirasakan panas. Untuk sesaat lamanya ia berdiri
kesima.
Setelah menampar pipi orang, Nona baju merah mendadak merasakan bahwa perbuatannya itu
agak keterlaluan, ia maka pipinya sendiri lantas merah membara, sikapnya kelihtan sangat aneh.
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara nyaring, dua bayangan orang mendadak muncul di
hadapan Yo Cie Cong dan nona.
Kedua bayangan itu ternyata adalah dua pemuda dengan baju warna ungu, dipinggang masing-
masing terselip sebuah pedang panjang.
Kedua pemuda baju ungu itu setelah mengawasi mata mendelik, lalu mengawasi si Nona Baju
Merah sambil unjukan ketawa cengar-cengir yang menjemukan.
Satu diantaranya lantas berkata dengan suara dan sikap yang merendahkan:
“Sumoy, kita mencari kau setengah mati. Mengapa begitu cepat kau sudah berada disini?”
Yo Cie Cong merasa sebal melihat sikap kedua pemuda itu, maka lantas alihkan pandangannya
kearah lain.
Pemuda baju ungu yang lainnya lantas turut bicara:
“Sumoy, apa tadi kau dihina oleh manusia liar ini? Nanti aku……………”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mendadak Yo Cie Cong berpaling, sepasang matanya yang tajam menatap wajah pemuda yang
tengah bicara itu. Kelihatannya begitu kecut dan menyeramkan, sehingga pemuda itu yang
dipandang demikian rupa sampai tidak berani bicara lagi.
Si Nona Baju Merah dengan sikapnya yang dingin, lantas menjawab:
“Kalian tidak perlu tahu urusanku ini!”
Kedua pemuda itu, mendapatkan jawaban demikian, merasa kepala seperti diguyur air dingin.
Dua pasang mata kejam terus menatap wajahnya Yo Cie Cong.
Sementara si Nona Baju Merah lalu keprak kudanya meninggalkan tempat itu.
Kedua pemuda tadi setelah mengawasi Yo Cie Cong sejenak, lantas mengikuti jejak si nona.
Yo Cie Cong merasa geli melihat tingkah lakunya kedua pemuda tadi.
Tiba-tiba ia ingat perkataan si nona yang menyebut-nyebut tentang barang pusaka yang
menjadi barang rebutan itu. Ia lantas menduga bahwa si nona dan kedua pemuda tadi ini pasti
sedang lari menuju ke gunung Kheng-San. Ia berpikir hendak pergi kesana juga untuk melihat apa
sebetulnya yang dimaksud ‘ Barang pusaka yang rebutan’ itu, maka ia lantas bergerak dan lari
mengikuti jejak ketiga orang itu.
Sengaja ia membuntuti terus, terpisah Cuma kira-kira seratus tumbak dibelakang mereka.
Waktu senja ia sudah di kota Wan An. Sesudah melalui kota Wan An ini, adalah daerah gunung
Kheng-San.
Betul saja, pada semua rumah-rumah makan dan rumah-rumah penginapan sudah ditempati
oleh orang-orang dari kalangan Kang-Ouw yang ramai membicarakan soal perebuatan barang
pusaka di danau Naga yang akan dibuat rebutan pada besok malam.
Yo Cie Cong saat itu juga sudah merasa lapar, maka ia lantas mencari makanan di sebuah
rumah makan yang bernama ‘Ciu Sian Kia’. Ia memilih tempat yang agak tenang, sambil bersantap
telingannya dipasang untuk mendengar-dengar tentang barang pusaka yang hendak direbutkan
nanti malam. Kiranya dibawah puncak gunung Kheng-San ada sebuah danau yang beberapa bawu
luasnya. Kabarnya pada beberapa ratus tahun berselang di gunung Kheng-San itu telah
diketemukan seekor naga yang keluar dari tanah dan terbang ke angkasa, setelah angin santer
yang mendera hebat dan hujan angin yang lebat berhenti, tanah bekas keluar naga tadi, lantas
melesak dan berubah menjadi danau yang sangat dalam. Danau ini dinamakan ‘Gek Liong Tham’.
Dipinggir danau itu terdapat satu liang yang dalam, yang selamanya belum pernah ada seorang
juga yang berani coba mendekatinya.
Beberapa bulan berselang, setiap malaman terang bulan, dipinggir danau itu kedengaran suara
yang sangat aneh.
Ada beberapa orang yang bernyali agak besar dan ketarik oleh perasaan ingin pingin tahu,
telah pergi mencari tahu. Dan apa yang dilihat? Ternyata disitu ada seekor mahluk aneh berbadan
kerbau dan berkepala naga, keluar dari lubang tanah dan berdiri ditepi danau. Kepalanya
menghadap rembulan sambil mengeluarkan dan menyedot sebuah benda bundar, seperti balon
warna merah, itulah mustika.
Berita tentang ditemukannya mahluk aneh itu, begitu tersiar kalangan Kang-Ouw, segera
dikenal sebagai mahluk aneh yang Cuma didapat sesudah ribuan tahun lamanya. Mahluk demikian
dinamakan ‘Gu Liong Kao’, yang lahir dari bapak ular besar yang sudah berusia ribuan tahun
dengan ibu seekor kerbau betina. Sesudah ia dilahirkan lantas berdiam didalam satu liang dekat
danau. Seratus tahun kemudian mahluk itu baru dewasa, lima ratus tahun kemudian dari dalam
perutnya dapat menghasilkan sebuah mustika dan ribuan tahun kemudian mustika itu berubah
warnanya menjadi merah. Setiap malaman terang bulan, mahluk aneh itu pasti keluar dari goanya
untuk mengeluarkan dan menyedot mustika dari dalam perutnya, kabarnya untuk menyedot hawa
dari rembulan. Kalau mahluk aneh itu sedang berbuat demikian, dari tenggorokannya terdengar
suara mangaung yang amat aneh.
Menurut kabar, mustika dalam perut mahluk ‘Gu Liong Kao’, apabila ditelan oleh manusia,
lantas berhenti didalam pusar, harus mencari lagi benda ajaib berupa telur berwarna dari Burung
Rajawali Raksasa untuk dimakan. Kedua barang ajaib itu, setelah tercampur jadi satu dalam perut
lantas menyusup kesemua sum-sum, tulang-tulang, otot-otot dan darah orang yang makan
sehingga menghasilkan suatu kekuatan tenaga dalam yang luar biasa, kekuatan itu melebihi dari
hasil latihan puluhan tahun. Tetapi telur burung Rajawali Raksasa seperti itu sesungguhnya juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

benda yang sukar didapatkan. Cuma satu hal yang merupakan suatu kemujijatan, ialah mustika itu
selama dalam tubuh mannusia, kecuali tubuh itu dipotong-potong atau dicincang, kalau tidak,
biarpun terluka parah juga tidak bisa binasa.

Berita yang mempunyai daya penarik bagi setiap orang yang mempelajari ilmu silat, sudah
tentu dengan cepat menarik perhatiannya orang-orang gagah di dunia Kang-Ouw, sekalipun juga
jago-jago tua yang sudah mengundurkan diri dari dunia Kang-Ouw, juga pada muncul lagi untuk
dapat memiliki barang mujijat itu.
Esok malam justru ada malaman terang bulan, entah siapa orangnnya yang beruntung
mendapatkan barang aneh itu?
Tapi satu hal yang sudah dapat dipastikan , ialah selama masa perebutan mustika itu, sudah
tentu akan terjadi perkelahian hebat diantara mereka yang menghendakinya.
Yo Cie Cong stelah kenyang dahar, juga sudah mendapat keterangan cukup jelas tentang
perebutan benda mujijat itu, maka ia lantas hendak berlalu meninggalkan rumah makan.
Selagi kakinya hendak melangkah keluar pintu, tiba-tiba ada mendatangi seorang tua berambut
putih dengan wajahnya seperti burung. Orang tua itu menggunakan baju panjang, matanya
bersinar, dipinggangnya ada menggemblok sebuah buli-buli arah, rupanya ia ada seorang yang
doyan air kata-kata (Pemabukan).
Para tetamu rumah amakn ketika menampak kedatangannya si orang tua, seketika ia lantas
tidak ada yang berani membuka mulut. Masing-masing pada makan atau minum sambil tundukan
kepala.
“Si ‘Buli-buli Arak Wajah Burung’, Lauw Chiang!” demikian ada orang yang mengatakan dengan
suara pelahan sekali.
Yo Cie Cong yang mendengar nama itu, hatinya tergeuncang, Lauw Chiang, yang mempunyai
gelar Si ‘Buli-buli Arak Wajah Burung’ didalam daftar nama musuh-musuhnya Kam-lo-pang tercatat
dalam urutan nomor 10, itu ia masih ingat benar. Sungguh tidak dinyana bisa bertemu disini.
Rasa dendam seketika itu lantas bergolak didalam dadanya. Ia telah memikirkan apakah harus
turun tangan melaksanakan penuntutan balas dendam suhunya sekarang juga? Setelah
memikirkan bolak-balik, akhirnya ia mengambil keputusan tetap, ia hendak menggunakan
kesempatan turun tangan dalam perebutan benda mujijat itu.
Maka ia lantas balik kembali ketempat duduknya tadi dan minta pelayan rumah makan
menyediakan arak untuknya.
Ia duduk sambil minum perlahan-lahan, sampai kira-kira jam dua malam. Si ‘Buli-buli Arak
Wajah Burung’ itu baru keluar dari rumah makan dalamkeadaan sinting.
Yo Cie Cong diam-diam membuntuti dibelakangnya, dalam hatinya memikirkancara bagaimana
turun tangan.
Orang tua itu masuk ke rumah penginapan ‘Way-Lay-Can’ satu-satunya rumah penginapan
terbesar dikota Wan-An itu. Yo Cie Cong juga lalu menyewa sebuah kamar disitu, hingga mereka
jadi berdampingan didalam rumah penginapan tersebut.
Orang tua yang berwajah burung itu, memang betul Lauw Chiang, yang bergelar Si ‘Buli-buli
Arak Wajah Burung’. Ia datang dari tempat kediamannya yang jayh semata-mata untuk turut
merebut mustika dari mahluk aneh yang dinamakan Gu Liong Kao itu.
Ketika kentongan berbunyi empat kali, keadaan dalam rumah penginapan sudah sunyi senyap.
Pinu kamar Lauw Chiang diketuk orang dari luar.
“Siapa?” tanya dari dalam kamar.
“Sahabat lama.” Jawabnya dari luar, suara seperti orang tua.
Pintu kamar begitu terbuka, sesosok bayangan manusia lompat masuk dengan gesit.
Dibawah penerangan lampu, yang lebih dahulu kelihatan dimata orang tua berwajah burung itu
adalah sebuah golok yang berbentuk aneh bersinar berkialauan.
“Golok Maut.” Orang tua itu berseru tertahan, hatinya merasa bergidik. Ia melihat orang yang
memegang golok tersebut adalah seorang yang berjenggot dan berpakaian putih, dengan wajah
yang kereng dan mata mendelik sedang mengawasi kepadanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sesaat itu ia merasa seperti berhadapan dengan malakait pencabut nyawa, rasa takut telah
membikin terbang semangatnya, karena orang tua itu adalah Pangcu dari Kam-lo-pang yang
sudah binasa pada dua puluh tahun berselang.
Benarkah di dalam dunia ini ada setan? Mengapa orang yang sudah mati bisa hidup kembali
untuk menuntut balas?
Sesaat lamanya orang tua wajah burung itu berdiri kesima seperti patung.
Kiranya Yo Cie Cong sebelum diambil murid oleh Yo Cin Hoan, sudah bercampuran dengan
kawanan pengemis dan dari salah seorang pengemis aneh ia telah mempelajari ilmu ‘Merubah
Wajah’. Ilmu itu sesungguhnya sangat luar biasa. Wajah manusia bisa dirubah-rubah begitu rupa,
sehingga sukar dibedakan mana aslinya dan mana tiruanya. Kepandaian ilmu yang dipelajarinya
itu kini telah digunakan dalam peranannya sebagai Pangcu dari Kam-Lo-Pang.
Pada saat orang tua ‘Wajah Burung’ itu masih dalam keadaan kaget dan jeri, Golok Maut yang
berkilauan itu sudah beraksi didepan tubuhnya.
Sebentar kemudian lalu terdengar suara jeritan ngeri, kedua lengan orang tua wajah burung itu
sudah terpapas kutung dan dadanya berlubang.
Waktu baru sebelah lengannya yang terpapas kutung, orang tua wajah burung itu barulah
tersadar bahwa orang mati tidak bisa hidup kembali, lebih-lebih ketika ia sudah melihat orang tua
itu lengkap semua anggota badannya,maka ia lantas berseru:
“Kau sebetulnya……”
Sebelum habis pertanyaannya, Golok Maut sudah memapas lagi sebelah lengan lainnya yang
kemudian menikam dadanya. Tatkala ia rubuh, samar-samar ia hanya mendengar: “Pemilik Golok
Maut, Penagih hutang dari Kam-lo-pang.”
Begitulah akhirnya si orang tua wajah burung telah rubuh binasa tanpa mengetahui siapa
pembunuh itu sebenarnya. Orang tua yang membawa Golok Maut itu juga segera menghilang dari
dalam kamar tempat kejadian.
Suara jeritan tadi telah mengejutkan para tamu lainnya dalam rumah penginapan itu, yang
kebanyakan terdiri dari orang-orang gagah dari kalangan Kang-ouw yang hendak turut ambil
bagian dalam perebutan mustika dari mahluk aneh itu pada besok malam.
Semua lampu telah dinyalakan dan kemudian terdengar suara ribut-ribut dari keluarnya orang-
orang yang hendak menyaksikan apa yang telah terjadi. Setelah sampai dikamar tempat kejadian
itu, barulah mereka mengetahui iblis kenamaan Si 'Buli-buli Arak Wajah Burung' Liauw Chiang
telah binasa dalam keadaan yang mngerikan. Ia rebah menggeletak dengan kedua lengannya
terpapas kutung, darah segar masih menyembur dari lubang yang ada didadanya.
Begitu melihat, orang-orang sudah mengetahui bahwa itu adalah hasil perbuatannya si Pemilik
Golok Maut.
Orang-orang yang menyaksikan keadaan yang mengerikan itu pada bergidik semuanya.
Golok Maut telah muncul untuk ketujuh kalinya dan kali ini yang menjadi mangsanya asalah si
'Buli-buli Arak Wajah Burung', Liauw Chiang, satu iblis kenamaan.
Pintu kamar disebelah kamar orang tua wajah burung itu juga terbuka, darimana keluar
seorang pemuda cakap dengan sikapnya yang dingin kecut juga menimbrung diantara orang
banyak yang menyaksikan pemandangan yang mengerikan itu.
Seorang wanita muda berbaju merah juga muncul dari kamarnya, mulutnya mendumel : “Golok
Maut………………….”
Pada saat itu, dalam hati setiap orang timbul hampir serupa pikiran: ‘Jika dalam benda mujijat
besok malam Pemilik Golok Maut juga turut ambil bagian, dengan kepandaiannya yang sangat luar
biasa tingginya itu, rasanya benda itu bisa terjatuh dalam tangannya. Kalau benda itu benar-benar
jatuh dalam tangannya akan berarti bertambah hebatlah kekuatannya, berarti pula rimba
persilatan sudah sampai pada hari kiamatnya.
Si Nona baju merah ketika melihat pemuda yang dingin kecut itu juga berada disitu, lantas
unjukan ketawanya yang manis. Pemuda itu wajahnya merah seketika, cepat-cepat ia masuk
kekamarnya kembali.
Peristiwa yang mengerikan itu sudah tentu dilakukan oleh Yo Cie Cong.
Perbuatan yang nekad ini yang pertama kalinya dilakukan, telah berhasil gilang gemilang, tetapi
tidak urung hatinya merasa kebat-kebit tidak karuan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Jika ditinjau dari kekuatan tenaga, sudah tentu Yo Cie Cong bukanlah tandingannya Liauw
Chiang, tetapi dengan kecerdikan yang luar biasa, untuk pertama kalinya itu Yo Cie Cong berhasil
menyingkirkan satu musuh kuat dari Kam-lo-pang.
Akal yang digunakan itu ialah, mula-mula ia membikin sang mangsa kaget dan jeri dulu oleh
Golok Maut-nya, kemudian setelah sang korban kaget dan jeri ia menunjukan diri sebagai Pangcu
dari Kam-Lo-Pang , supaya sang mangsa tambah jeri.
Yo Cie Cong tahu benar bahwa kesempatan macam ini cepat akan lenyapnya, maka
kesempatan selagi sang mangsa masih merasa kaget, jeri dan kesima itu, telah dipergunakan
dengan sebaik-baiknya supaya sang korban tidak keburu melawan, sebab ia tahu benar bahwa ia
sendiri sebenarnya tidak mampu menghadapi iblis tua itu.

Bab 3

GUNUNG KHENG-SAN……………
Danau Naga yang terdapat di gunung Kheng-San itu telah mendapat kunjungan banyak orang-
orang gagah rimba persilatan yang berjumlah dari 300 orang.
Tetapi diantara sekian banyak orang-orang gagah itu, juga ada orang yang masih rendah
kepandaiannya yang hanya karena merasa ketarik oleh adanya benda mujijat itu. Kedatangan
orang-orang yang tersebut belakangan ini rupa-rupanya tidak menghiraukan usahanya dalam
perebutan benda itu, tetapi tidak demikian halnya dengan orang-orang yang kepandaiannya agak
tinggi, mereka dengan sengaja datang untuk mendapatkan benda tersebut.
Sekian banyak orang-orang kuat dari rimba persilatan telah berkumpul disuatu tempat, ini juga
merupakan suatu pertemuan yang paling besar dalam rimba persilatan selama hampir sepuluh
tahun terakhir.
Malam itu justru malam terang bulan.
Mahluk aneh termaksud pasti akan muncul dan bakal main mustikannya dibawah terangnya
sinar rembulan.
Rombongan orang-orang dari rimba persilatan yang datang semuanya menyembunyikan diri,
dibawah pohon-pohon besar yang banyak terdapat disekitar danau tersebut.
Sebentar mereka menengok keatas, sebentar pula mereka menengok kearah liang ditepinya
danau itu yang merupakan tempat kediaman mahluk aneh itu.
Oleh karena Golok Maut sudah muncul di kota Wan An, maka orang banyak menduga-duga
apakah Pemilik Golok Maut juga akan muncul dalam perebutan nanti?
Disampingnya merasa ngeri, mereka juga mengharapkan supaya si Pemilik Golok Maut itu
muncul disitu agar mereka dapat menyaksikan bagaimana macamnya wajah asli si Pemilik Golok
Maut, apakah dia ada satu manusia yang menyeramkan?
Yo Cie Cong juga terdapat dalam rombongan orang banyak itu, sikapnya masih tetap dingin
kecut. Ia tidak mempunyai maksud hendak turut ambil bagian dalam perebutan benda mujijat itu,
ia hanya datang sebagai penonton saja.
Dari dalam rimba sebelah kiri danau tersebut, perlahan-lahan muncul keluar dua orang tua dan
seorang wanita muda berbaju putih.
Seorang gadis baju merah menyambut dan jalan berdampingan dengan wanita baju putih itu,
dua pemuda baju ungu mengikuti dibelakang si wanita baju merah. Dibelakang pemuda itu ada
lagi tujuh orang tua dan lima orang laki-laki usia pertengahan.
Kedua orang tua yang jalan lebih dulu, usianya kira-kira sudah 50 tahun keatas, tetapi
kelihatannya masih gagah keren, satu berpakaian baju panjang warna ungu, satunya lagi
berdandan sebagai ‘Wan-gwee’ (orang hartawan).
Wanita muda baju outih itu tidak kalah cantiknya dengan kecantikan wanita baju merah yang
berada disampingnya, bentuk dan potongan badannya malah lebih menarik, sehingga merupakan
suatu kecantikan yang jarang mendapat tandingan bagi seorang wanita. Hanya sayang yang harus
dibuat sayang adalah matanya sangat genit, suatu tanda bahwa wanita itu bukan dari golongan
orang baik.
Dalam rombongan itu telah terjadi sedikit kegemparan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bagi Yo Cie Cong, kecuali bagi si Nona baju merah dan kedua pemuda baju ungu yang sudah
dikenalnya, yang lainnya semua masih asing baginya. Ia hanya bisa menduga-duga dalam hatinya
bahwa rombongan orang yang datang itu tentunya bukan dari golongan orang sembarangan.
Rombongan orang tua terdiri dari 18 orang itu setelah muncul dari dalam rimba, berjalan kira-kira
e tumbak, lantas pada berhenti. Gadis baju merah ketika melihat Yo Cie Cong juga ada dalam
rombongan orang banyak, lantas ketawa mesem. Dari sikapnya yang dingin kecut, Yo Cie Cong
mendadak merasa jengah, dengan tidak terasa dibalasnya dengan ketawa hambar.
Kedua pemuda baju ungu tadi ketika menyaksikan si gadis baju merah itu ketawa mesem
kehadapan orang banyak, dalam hati lantas timbul rasa curiga. Ketika mereka memasan mata,
segera dapat melihat bahwa pemuda sombong dan bersikap dingin kecut yang kemarin mereka
ketemukan dijalan raya juga sedang unjukan ketawa hambarnya, maka seketika itu lantas timbul
rasa cemburunya.
Antara rombongan wanita baju putih itu dengan rombongan orang banyak, terpisah hanya
sejarak kira-kira sepuluh tumbak jauhnya.
Dua pemuda baju ungu tadi satu sama lain saling memberi isyarat, lalu berjalan menghampiri
kearah Yo Cie Cong dengan wajah bengis, mereka berhenti sejarak kira-kira tiga tumbak didepan
Yo Cie Cong.
Satu diantaranya yang bermuka tirus lantas berkata sambil menuding Yo Cie Cong:
“Bocah, kau keluar. Tuan mudamu hendak memberi hajaran padamu.”
Seorang lagi yang matanya seperti burung elang dan bibirnya tipis juga turut bicara :
“Anjing kecil, dengan orang semacam kau ini juga ingin makan daging angsa, sungguh tidak
tahu diri!”
Yo Cie Cong mendadak mendusin bahwa kedua pemuda itu cemburu gara-gara wanita baju
merah itu, maka ketika mendengar perkataan kedua pemuda itu, sikapnya kelihatan makin kaku
ketus, dengan tidak banyak bicara lagi ia berjalan menghampiri.
Para jago disekitar tempat tersebut semua pada tujukan matanya pada ketiga orang pemuda
itu.
Hampir bersamaan pada saat itu juga si gadis baju merah itu sudah lompat melesat dan turun
disamping ketiga pemuda tersebut. Dengan sorot mata menghina ia mengawasi kedua pemuda
baju ungu itu.
Yo Cie Cong setelah berhadapan dengan kedua pemuda itu lalu menegir dengan suara dingin :
“Kalian berdua hendak berbuat apa?”
Kedua pemuda itu lantas menjawab dengan sikapnya yang galak.
“Hendak memberi pelajaran padamu, satu bocah yang tidak punya mata.”
“Hanya mengandalkan kekuatan orang-orang yang semacam kalian berdua ini?” tanya Yo Cie
Cong mengejek.
Pertanyaan itu telah membikin geli si gadis baju merah.
Kedua pemuda baju ungu itu semakin mendongkol, keduanya lantas menggeram dan turun
tangan berbareng, keduanya mengeluarkan serangan yang serupa.
Yo Cie Cong dengan gesit sekali egoskan dirinya, sekejap saja, seolah-olah bayangan setan ia
sudah berada dibelakang dirinya kedua pemuda itu. Dengan tangan kanan dan kiri masing-masing
mengirim satu pukulan dari belakang dua pemuda itu.
Kedua pemuda itu ketika mengeluarkan serangannya dan mendadak lantas kehilangan
sasaranya, hati mereka merasa kaget. Mendadak dibelakangnya dirasakan ada sambaran angin,
maka lantas lompat melesat kekanan dan kekiri untuk menghindarkan serangan Yo Cie Cong,
kemudian dengan gesit sekali mereka memutar tubuh dan melancarkan serangan berbareng lagi.
Kali ini Yo Cie Cong tidak berkelit dan tidak juga menyingkirkan diri, dengan ketawa dingin ia
buka lebar-lebar sepuluh jari tangannya dan dengan kecepatan bagaikan kilat sudah
mengcengkeram pergelangan tangan kedua orang lawannya.
Gerakan itu bukan saja cepatnya luar biasa, bahkan tampaknya sangat aneh, maka begitu
bergerak lantas dapat mencengkeram pergelangan tangan lawan-lawannya dengan tepat.
Ia benci sejali pada kedua pemuda yang adatnya sombong dan tidak sopan itu, maka sengaja
ia hendak memberi hajaran pada mereka berdua. Dengan menggunakan kekuatan tenaga
dalamnya ia mencengkeram pergelangan tangan kedua pemuda itu, sehingga kedua pemuda itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

berteriak-teriak kesakitan. Oleh karena disampingnya ada gadis baju merah itu, maka mereka
hendak berontak sebisa-bisanya, tetapi tidak berhasil melepaskan diri.
“Tahan!” Suara itu datangnya secara tiba-tiba yang kemudian disusul oleh satu serangan yang
hebat kearah Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong orangnya cerdik, ketika mengetahui dirinya diserang orang dari belakang, kedua
tangannya lantas bergerak berbareng mengentak dirinya kedua pemuda dalam cengkeramannya
tadi digunakan menyambuti serangan dari belakang.
“Bleduk!” suara itu kedengaran hebat, disisi tempat Yo Cie Cong berdiri telah terbuka satu
lubang yang dalam. Ternyata lubang itu hasil dari serangannya si orang tua baju ungu yang sudah
menyerang Yo Cie Cong tadi.
Oleh karena orang tua itu tadi ketika menyerang mendadak dapat melihat Yo Cie Cong hendak
menggunakan tubuhnya kedua pemuda baju ungu untuk memapaki serangannya, maka setelah
mengetahui bahwa ia tidak keburu menarik kembali serangannya, terpaksa serangannya
dimiringkan sedikit, maka sudah mengenai tanah kosong disamping tempat Yo Cie Cong tadi
berdiri.
Pada saat seorang tua lainnya yang berdandan seperti Wangwee dan wanita cantik berbaju
putih itu sudah pula pada datang ketempat mereka berkelahi.
Orang tua baju ungu itu dengan perasaan gusar bercampur curiga telah menegur pada Yo Cie
Cong :
“Bocah, Yo Cin Hoan itu masih pernah apa dengan kau?”
Yo Cie Cong terperanjat mendengar pertanyaan itu. Ia orangnya sangat cerdik, maka segera
mengetahui bahwa gerak tipu serangannya tadi ketika menyambar tangan kedua pemuda baju
ungu itu, pasti telah dikenali oleh orang tua itu.
Karena gerak tipu yang dinamakan ’Meraup Awan dan Mengambil Rembulan’ itu adalah satu-
satunya tipu silat dari Yo Cin Hoan.
Dalam keadaan demikian, Yo Cie Cong lantas bisa mengambil keputusan cepat, untuk sekarang
ini ia masih belum boleh memperkenalkan asal-usul dirinya, maka ia segan menjawab dengan
sikapnya yang masih dingin.
“Maaf, aku tidak dapat memberikan keterangan!” Setalah itu ia lantas melepaskan cekalannya
dan kedua pemuda itu telah mundur kesamping dalam keadaan menggenaskan.
Gadis baju merah itu lantas anggukan kepala kepada Yo Cie Cong.
Sementara itu, si orang tua yang berdandan sebagai Wangwee jugga turut menanya:
“Bocah, kau dari golongan mana?”
“Hal ini tidak perlu kalian mengetahui.” Jawabnya ketus.
“Hai! Sungguh tajam lidahmu!”
Pada saat itu rembulan yang bulat sudah kelihatan muncul diujung langit. Sinarnya yang terang
benderang sudah menyinari air danau Naga.
Semua orang juga datang berkkerumun disitu pada mengawasi orang-orang yang berkelahi tadi
dengan perasaan heran.
Kedua orang tadi setelah saling pandang sejenak dengan si wanita baju putih, mata orang tua
yang memakai baju ungu lantas mendadak kelihatan bersorot buas. Dengan suara bengis ia
berkata kepada Yo Cie Cong:
“Bocah, kau mau menjawab terus terang atau tidak?”
“Bagaimana kalau tidak?”
Orang tua baju ungu itu lalu mengulurkan tangannya mengirim serangan yang hebat.
Yo Cie Cong yang diserang secara hebat dengan tiba-tiba itu, dengan cepat sudah lompat
kesamping sejauh lima kaki menghindarkan diri. Tetapi belum sampai berdiri, serangan kedua
sudah menyusul.
Dalam keadaan terdesak sedemikian rupa, tiba-tiba ia ingat pelajaran pamannya, Cek Kun,
yang terkenal dengan ilmu mengentengkan tubuhnya, maka dengan ilmu silat warisannya itu ia
melayang sambil mengikuti serangan lawan sampai sejauh setumbak lebih.
Gerakan menghindarkan serangan dengan mengikuti arahnya serangan lawan itu telah
mendapat sambutan riuh rendah dari delapan penjuru angin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kedua orang tua dan wanita baju putih itu, berbareng pada mengeluarkan seruan kaget.
Secepat kilat mereka berbareng maju menerjang dan mengurung dirinya Yo Cie Cong, kemudian
masing-masing pada melancarkan satu serangan.
Serangan segitiga ini sebetulnya sangat sulit dielakannya. Maksud semula dari ketiga orang itu
ialah sudah tentu hendak membinasakan Yo Cie Cong dengan pukulan sekaligus.
Apa sebabnya mereka bertindak dengan begitu ganas dan kejam?
Tidak lain adalah karena mereka mencurigai dirinya anak muda itu mempunyai hubungan rapat
dengan Kam-lo-pang.
Kalau berhasil menyingkirkan dirinya pemuda itu, bukan saja berarti menyingkirkan satu
ancaman bahaya, tetapi juga dari perbuatannya itu mungkin mereka akan dapat memancing
keluar si Pemilik Golok Maut.
Pengakuan dari Pangcu Kam-lo-pang ketika dengan Golok Mautnya mengambil korban di
Kampung Hui Liong Cung, bagi mereka dianggap sebagai ancaman yang paling besar, sehingga
membuat mereka tidak enak makan dan tidak enak tidur, seolah-olah ada duri yang malang
ditenggorokan mereka.
Ketika ketiga orang tadi melancarkan serangan berbarengan, lantas terdengar suara jeritannya
si gadis baju merah yang berdiri disamping.
Diantara suara jeritan gadis baju merah tadi, terdengar pula suara seruan tertahan yang lalu
didalam gumpalan debu yang mengepul keatas kelihatan semburan darah, sedangkan tubuhnya
Yo Cie Cong telah terpental tinggi terputar seperti gasing setinggi setumbak lebih yang kemudian
turun kembali ketanah.
Orang-orang dri rimba persilatan disekitar tempat itu yang menyaksikan perbuatan tersebut,
pada menjadi pucat dan terheran-heran. Mengapa ketiga orang itu turun tangan berbareng
terhadap satu bocah yang tidak diketahui asal-usunya?
Setelah melayang turun kembali ketanah, Yo Cie Cong memaksa mengerahkan tenaganya yang
masih ada, dengan badan semboyongan ia mencoba berdiri tegak. Dengan wajah bengis dan buas
serta suaranya yang serak ia bertanya:
“Aku Yo Cie Cong, kalau tidak sampai binasa, aku akan perhitungkan rekening ini sepuluh kali
lipat!” Sehabis berkata mulutnya kembali mengeluarkan darah da tubuhnya jatuh lagi ditanah.
Orang tua baju ungu tadi kelihatan ketawa nyengir, lalu berjalan maju dua tindak kedepanya Yo
Cie Cong dan mengangkat tanganya hendak memukul dirinya Yo Cie Cong.
Si gadis baju merah yang menyaksikan keadaan demikian lantas menjerit, tetapi selagi hendak
maju menubruk, tangannya sudah ditarik oleh si wanita baju putih.
Jiwa Yo Cie Cong kelihatan terancam bahaya……………………..
Pada saat segenting itu, sesosok bayangan orang dengan kecepatan kilat telah meluncur keaah
orang tua baju ungu tadi sembari mengirimkan satu serangan yang sangat hebat.
Orang tua baju ungu itu terkejut, ia terpaksa menarik kembali tangannya dan dengan cepat
mundur lima tindak.
“Hehhhh! Ketua dari Dua Golongan dan Satu Perkumpulan, sungguh tidak malu menghadapi
satubocah kemarin sore. Apa kalian tidak takut ditertawakan oleh orang-orang dunia Kang-Ouw?”
demikian terdengar satu suara yang nyaring dan lantas disusul oleh munculnya seorang wanita
cantik pertengah umur.
Yo Cie Cong yang masih dalam keadaan setengah pingsan ketika mendengar perkataan ‘Ketua
dari Dua Golongan dan Satu Perkumpulan’, suatu kekuatan tenaga yang tidak terlihat mendadak
memimpin ia bangun tersadar.
Dalam hatinya lalu berpikir: “Dua Golongan dan Satu Perkumpulan, apa itu bukannya golongan
Cie-In-Pang, Ban-Siu-Pang, dan Pek-Hap-Hwee? Tidak kusdangka disini aku mendapatkan banyak
musuh-musuh Kam-lo-pang!”
Dua orang tua itu dan si wanita baju putih bertiga ketika melihat munculnya si wanita cantik
pertengah umur tadi seketika itu wajah mereka lantas berubah.

Bab 4
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Wanita baju putih itu sesungguhnya genit sekali. Meskipun dihadapannya orang wanita juga, ia
masih menunjukan kegenitannya. Setelah mengerling kearah wanita yang baru datang itu, lantas
ia berkata sambil tersenyum :
“Yo! Aku kira siapa, tidak tahunya Thian-San Liong-Lie yang datang. Kalau begitu, aku
menyambutnya sudah agak terlambat.”
Wanita cantik pertengah umur itu tidak ambil perduli atas sikap yang ditunjukan oleh si wanita
baju putih. Ia maju dua tindak untuk memeriksa keadaannya Yo Cie Cong yang terluka parah.
Tiba-tiba ia membuka lebar-lebar kedua matanya.
Hatinya berdebaran. Diam-diam berkata kepada dirinya sendiri: “Bocah ini mengapa mirip
dengan dia?
Dengan menahan air matanya yang mau keluar, ia menanya kepada Yo Cie Cong dengan
suaranya yang lemah lebut dan penuh rasa welas asih.
“Anak, siapa namamu?”
Yo Cie Cong yang saat itu sudah panas hatinya, atas perbuatan orang-orang yang tidak patut
terhadap dirinya, sebenarnya tidak ingin menjawab, tetapi ketika melihat kedua matanya yang
penuh kasih sayang dari wanita setengah umur itu, ia lalu menjawab :
“Aku bernama Yo Cie Cong.”
“Yo Cie Cong?” mengulang wanita setengah umur, agaknya merasa kecewa.
“Ya, Yo Cie Cong.” Jawab Yo Cie Cong lagi dengan suara lemah.
Wanita cantik pertengah umur itu menghela nafas, lalu mengambir tiga butir obat yang sehera
dimasukan kealam mulutnya Yo Cie Cong. Kembali ia mengawasi anak muda itu sekian lamanya,
kemudian berkata pula:
“anak, ini adalah obat untuk menyembuhkan luka dalam yang sangat mujarab. Asalkan tekanan
jantung dan nadi masih belum putus, kau tidak bisa binasa.”
Pada matanya Yo Cie Cong, saat itu dengan tegas terlihat perasaan terima kasihnya, ia lalu
menjawab dengan suara perlahan:
“”Aku akan membalas budimu ini!”
Wanita cantik pertengah umur itu kembali berpaling dan berkata kepaa orang tua baju ungu
bertiga:
“Harap Samwie suka memandang mukaku, jangan turunkan tangan jahat lagi terhadap bocah
ini”
Ketiga orang tua itu selagi hendak menjawab, tiba-tiba tanah bekas mereka berdiri telah
bergoncang yang kemudian disusul oleh suara seperti kerbau yang sangat aneh kedengarannya.
Suara itu kedengarannya seperti dari jarak jauh, tetapi kalau diperhatikan benar-benar, barulah
bisa diketahui bahwa suara itu datangnya dari bawah tanah.
Saat itu rembulan sudah naik tinggi, suatu tanda bahwa mahluk aneh Gu Liong Kao sudah
muncul.
Tempat bekas orang tua baju ungu dan lain-lainnya berdiri tadi, ternyata Cuma terpisah kira-
kira lima tumbak jauhnya dari lubang tanah itu.
Semua orang lantas menyingkir sejauh dua puluh tumbak.
Pada saat itu, ada tiga ratus pasang mata lebih yang semuanya ditujukan kearah lubang tanah
ditepi danau itu. Suatu pemandangan anehn yang hanya dapat dilihat dalam beberapa ratus tahun
sekali akan segera muncul didepan mata.
Semua orang-orang gagah yang berada disekitar tempat itu pada merasakan tegtang
perasaannya. Diantara mereka, ada beberapa orang yang berkepandaian tinggu yang datang
dengan maksud hendak merebut benda pusaka mujijat itu, sudah siap sedia menghadapi segala
kemungkinan.
Sebagian lagi yang tidak ingin turun ambil bagian dalam perebuan itu dalam hati mereka hanya
menduga-duga, siapa nanti yang bernasib baik dapat memperoleh benda mujijat itu.
Suara mahluk aneh itu semakin lama kedengarannya semakin keras, sampai-sampai tanah
disekitarnya pada bergetar. Dari situ dapat diduga, sampai dimana hebatnya mahluk aneh itu.
Terpisah kira-kira lima tumbak diatas tanah dekat lubang itu menggeletak dirinya seseorang. Ia
mungkin sudah binasa, tetapi mungkin juga masih hidup. Namun tidak ada seorang pun yang
memperhatikannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang itu adalah Yo Cie Cong yang sedang terluka parah karena kena serangan dari tiga orang
tua gagah tadi. Saat itu, meskipun sudah diberiikan obat oleh wanita cantik pertengah umur tadi,
sehingga kekuatannya perlahan-lahan sudah pulih sebagian, tapi dalam hatinya mengerti, bahwa
keadaan pada saat itu sesungguhnya sangat berbahaya. Jika mahluk aneh itu nanti muncul,
mungkin dia merupakan orang pertama yang menjadi santapannya. Tetapi oleh karena bergerak
sajapun sudah susah, maka ia tidak berdaya meninggalkan tempat yang sangat berbahaya itu.
Betulkah tidak ada seorangpun yang mengambil perhatian terhadap pemuda yang berada
dalam keadaan yang sangat berbahaya itu?
Ada!!!
Gadis baju merah hatinya merasa gelisah, tetapi karena tangannya dipegang erat-erat oleh si
wanita baju putih, ia tidak berdaya menolong anak muda itu.
Ia sendiri juga tidak mengerti mengapa ia telah perhatikan dirinya anak muda itu demikian
rupa.
Wanita cantik pertengah umur, Thian-San Liong-Lie, mendadak ingat bahwa diatas tanah dekat
lubang itu masih ada seorang pemuda yang terluka parah yang wajahnya mirip benar dengan si
‘DIA’. Ia merasa bahwa ia harus menolong si pemuda dari tempat berbahaya itu.
Saat mana ditepi danau Naga, tiga ratus lebih orang-orang gagah dari rimba persilatan semua
pada terdiam sambil menahan nafas. Tidak ada seorangpun yang berani membuka mulut, karena
mereka takut kalau-kalau nanti mengejutkan mahluk aneh itu.
Suasananya meskipun sangat sunyi, tetapi perasaan tegang makin memuncak.
Dapatkah kiranya menundukan mahluk aneh itu untuk mengambil mustikanya? Siapapun tidak
ada yang berani memastikan.
Tetapi mustika yang mempunyai daya tarik yang demikian hebatnya sudah telah membuat
banyak orang pada berani pertaruhkan jiwa mereka untuk bisa mendapatkan benda mujijat
tersebut.
Sudah barang tentu, dalam usaha memperebutkan mustika itu pasti akan disusul oleh
pertempuran hebat antara orang-orang gagah disitu.
Thian-San Liong-Lie setelah berpikir sejurus lamanya akhirnya mengambil keputusan bahwa ia
harus menolong Yo Cie Cong dari tempat yang berbahaya itu.
Tetapi selagi ia hendak turun tangan, suara gemuruh hebat mendadak telah terdengar pula
yang kemudian disusul oleh bau amis yang menusuk hidung.
Mahluk aneh itu ternyata sudah muncul dari dalam tanah.
Hati jago rimba persilatan saat itu hampir lompat keluar dari tempat lubang persembunyiannya,
lantas melesat keatas setinggi sepuluh tumbak lebih yang kemudian turun lagi ketanah dengan
perlahan.
Kejadian itu telah disaksikan oleh jago-jago dari rimba persilatan itu dengan hati berdebaran.
Makluk itu mempunyai bentuk badan kuda berkepala naga. Seluruh badannya hitam berkilat.
Kaki dan tangannya berwarna putih. Ekornya seperti ekor ular. Panjangnya dari kepala sampai
ekor kira-kira dua tumbak.
Setelah berada ditanah kembali, kepalanya lantas menghadap kearah rembulan, dari mulutnya
mengeluarkan sebutir mustika yang merah warnanya. Mustika merah itu dikelaur masukan melalui
mulutnya seolah-olah seorang akrobat yang tengah memainkan gumpalan api dalam mulutnya.
Mustika ‘Gu Liong Kao’ itu telah membuat para jago persilatan pada berseru dalam hatinya,
sedangkan mata mereka terus ditujukan kearah benda mujijat itu.
Karena siapa saja yang bisa mendapatkan benda mujijat itu, berarti sekaligus mendapat
tambahan kekuatan tenaga yang sama dengan kekuatan dari latihan puluhan tahun. Bagi orang-
orang dari rimba persilatan, ini merupakan satu-satunya kesempatan yang paling baik untuk
menjadi seorang orang kuat yang tidak ada tandingannya,maka tidak ada seorangpun yang tidak
ingin mendapatkan benda itu, sekalipun harus mempertaruhkan jiwanya.
Tetapi setelah menyaksikan keadaannya mahluk aneh itu, sekalipun bagi orang yang
mempunyai kepandaian sangat tinggi juga merasa jeri. Mereka rata-rata segan turun tangan lebih
dulu.
Mahluk aneh itu, paling lama setengah jam sudah akan masuk kembali kealam tempat
persembunyiannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Keadaan menjadi sunyi tapi serba tegang. Dari tempat bekas orang tua baju ungu dan kawan-
kawannya tadi berdiri, tiba-tiba melesat lima bayangan orang sambil mengeluarkan serangannya
dengan lima benda putih berkilauan kearah mahluk aneh itu.
Orang-orang disekitar danau saat itu tampak semakin tegang.
Bersamaan dengan serangannya kelima orang tadi, dari berbagai penjuru lantas meluncur
berbagai senjata rahasia serta meunculnya bayangan orang yang tidak kurang dari tiga puluh
orang banyaknya.
Mahluk aneh Gu Liong Kao itu yang hidup sejak ribuan tahun berselang, luar biasa cerdiknya.
Setelah dirinya dihujani oleh rupa=rupa senjata rahasia dari berbagai penjuru, mutikanya lalu
disedot kembali dan dia sendiri lantas berdiam diri menantikan kejadian selanjutnya, sedangkan
kedua biji matanya memancarkan sinar hijau yang berkilauan.
Ketika banyak bayangan orang itu mendekati dirinya, mahluk aneh itu kembali keluarkan
geramannya yang hebat. Badannya yang besar mendadak melesat tinggi, sehingga bayangan
orang banyak itu terpaksa harus mundur, tetapi kemudian disusul oleh suara jeritan dari bayangan
orang banyak tersebut.
Sebentar kemudian, tampak darah dan gading manusia pada berhamburan diudara, sedikitnya
ada sepuluh orang yang telah binasa, maka orang yang bergerak belakangan terpaksa harus
mundur secara teratur.
Mahluk aneh itu setelah membinasakan jiwanya orang-orang yang mendekati dirinya, kembali
duduk melingkar ditanah.
Sebentar kemudian, jumlah orang yang maju tampaknya semakin banyak saja, pedang, golok
dan berbagai senjata rahasia pada meluncur kearah badan mahluk aneh itu seperti hujan, tapi
semua senjata itu Cuma bisa perdengarkan suaranya yang ramai seperti membentur banda keras
yang kemudian terpental balik. Ada lagi yang melesat tinggi, sedangkan mahluk aneh itu
sedikitpun tidak terluka badannya.
Semua senjata tajam dan senjata rahasia itu telah dilancarkan oleh banyak tangan orang-orang
dari dunia Kang-Ouw dengan sekuat tenaganya. Dapatlah diduga betapa hebatnya serangan-
serangan tersebut.
Meskipun kulit mahluk aneh itu sangat kebal, tetapi tidak urung merasa kesakitan juga. Dengan
demikian, mahluk aneh itu tapaknya semakin buas. Suara menggeramnya terdengar berkali-kali.
Tanpa menunggu orang banyak datang menyerang, badannya lantas sudah bergerak dan melesat
tinggi. Begitu melihat bayangan orang, lantas diserangnya secara hebat, sehingga suara jeritan
terdengar disana-sini dan bangkai manusia bergelimpangan ditanah.
Orang-orang yang hanya hanya ingin menonton keajaiaban alam saja, tampaknya saat itu tidak
berani berkutik. Mereka takut kalau tempat mereka sembunyian mereka diketahui oleh mahluk
aneh itu dan mendapat serangannya secara tiba-tiba.
Setelah menumbar amarahnya dengan puas,mahluk aneh itu kembali duduk melingkar
ditempatnya semula.
Pada saat itu, tiba-tiba tampak melayang satu bayangan putih. Bayanan putih itu ternyata
adalah bayangan Ketua Pek Leng Hwee yang dengan kedua tangan memegang sepasang pedang
terbang melayang kearah mahluk aneh itu. Sepasang pedangnya yang berkilauan dengan
kecepatan kilat telah menusuk kedua matanya mahluk aneh itu.
Dua bayangan manusia lagi telah muncul dan meluncur kearah mahluk aneh itu juga.
Mahluk aneh kembali mengeluarkan geramannya yang hebat dan lantas menerjang kearah tiga
orang yang baru datang.
Tetapi ketiga orang itu mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya,mereka bisa bergerak
leluasa ditengah udara, gerakannya begitu gesit dan lincahnya, dan senjata mereka hanya
ditujukan kearah mata si mahluk aneh.
Pertempuran yang terjadi antara manusia dengan mahluk aneh tersebut, selewat beberapa
jurus kedua pihak tampak ripuh.
Tepat pada saat itu, dari dalam rimba melesat tinggi satu bayangan orang, yang kemudian
dengan tiga kali bergerak ditengah udara, orang itu sudah berada diatas mahluk aneh itu.
Terpisah kira-kira tiga tumbak diatas si mahluk aneh, dari dari dalam tangannya tiba-tiba keluar
sebuah benda dan mulutnya lantas berseru:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

“Lie Pangcu, Cin Hwetio, kalian lekas mundur!”


Tiga bayangan orang yang pertama, ketika mendengar seruan itu lantas pada mundurkan diri
semua.
Apa yang sangat mengherankan ialah benda yang dilontarkan dari tangan orang yang baru
muncul tadi ternyata bau yang harum sekali. Dengan sempokan angin malam saat itu, bau harum
itu tersebar jauh sekali.
Mahluk aneh Gu Liong Kao lantas membuka lebar-lebar mulutnya dan menelan benda tersebut.
Orang tadi setelah melemparkan benda aneh yang berbau harum itu, badannya dengan cepat
sudah lompat kembali.
Belum lagi balik kembali ketempat asalnya, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang hebat,
badan mahluk aneh telah hancur berkeping-keping.
Orang tadi setelah mendengar suara ledakan itu, lantas melesat balik. Diantara tumbukan
daging Gu Liong Kao yang sudah hancur berkeping-keping, ia coba mencari-cari mustika yang
berwarna merah itu, lalu diambil dari perutnya si mahluk aneh, kemudian ia ketawa bergelak-gelak
dengan sangat bangganya.
Mahluk aneh itu telah binasa!
Semua orang yang bersembunyi disekitar tempat itu kini berani pada unjukan diri.
Orang yang berhasil mendapatkab mustika merah dari badannya mahluk aneh tadi, ternyata
adalah satu laki-laki bercambang dan wajahnya yang menakutkan dengan gigi yang bercaling
seperti babi hutan.
Orang itu ternyata adalah satu iblis yang namanya sudah menggetarkan dunia rimba persilatan
dengan julukan ‘Iblis Muka Singa’.
Orang ini bukan saja sangat buas dan kejam sifatnya, bahkan mempunyai kebiasaan dan
kegemaran makan nyali manusia. Entah berapa banyak orang-orang gagah dari golongan hitam,
maupun dari golongan Putih yang sudah terbinasa dalam tangannya.
Mustika merah yang ajaib dari Gu Liong Kao telah didapatkanoleh iblis yang buas dan kejam ini.
Semua orang gagah yang berada disitu rata-rata pada merasa jeri, sebab dengan adanya mustika
itu berarti akan menambah kekuatannya, dengan sendirinya juga kalau sudah kuat lantas
kekejamannya menjadi-jadi. Karena jika iblis itu bertambah kekuatannya sedemikian tinggi, tidak
seorangpun diantara orang-orang gagah dari rimba persilatan yang mampu menundukan padanya.
Bukankah itu akan berarti pula bahwa ia akan dapat berbuat sesuka hatinya sehingga tentunya
menjadi ancaman bencana besar bagi orang-orang dunia Kang-Ouw pada umumnya.
Tepat pada saat si Iblis Muka Singa tadi mendapatkan mustika tersebut, dari antara rombongan
banyak orang itu tiba-tiba muncul melesat keluar tiga bayangan orang, yang sebentar saja sudah
berada didepannya si Iblis Muka Singa. Ketiga orang itu ternyata adalah orang-orang tua yang
berbadan pendek katai.
Si Iblis Muka Singa lantas berkata sambil memperdengarkan suara ketawanya yang aneh:
“Eeee, Tiga Cebol dari Kiong-Lay! Apakah kalian tiga bersaudara juga ingin mendapatan
bagian? Kalian sesungguhnya tidak mengukur diri sendiri. Menurut pikiranku, sebaiknya kalian
kembali saja ke gunung Kiong-Lay-San, agar bangkai kalian nanti tidak menggeletak ditempat
yang asing bagi kalian ini?”
Perkataan ini sesungguhnya sangat sombong, seolah-olah tidak memandang mata pada
kekuatanya tiga orang pendek tadi.
Satu diantara ketiga orang pendek itu lantas berkata:
“Harta benda dari langit dan pusaka dari tanah, siapa yang melihat ada mempunyai bagian.”
Iblis Muka Singa itu dengan mata beringas lalu masukan mustika merahnya kedalam sakunya.
“Aku sudah lama tidak makan nyali manusia!” katanya bengis. “Apakah kalian sengaja hendak
mengantarkan? He, he……! Tidak pantas rasanya kalau tawaran ini kutolak.”
Tiga Cebol dari Kiong-Lay itu dalam kalangan Kang-ouw namanya sudah cukup terkenal. Ketika
mendengar perkataan si Iblis Muka Singa, lantas pada ketawa bergelak-gelak. Satu diantara
mereka ialah yang tertua lantas berkata :
“Nyali kami bertiga saudara ada sangat keras dan pedas, barangkali kau tidak bisa makan!”
Iblis Muka Singa itu kembali memperdengarkan suara ketawa yang aneh, belum lagi berhenti
suara ketawanya, lima jari tangan kirinya sudah bergerak mencakar mukanya tiga orang pendek
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tadi, sedangkan tangan kanannya melakukan berbareng, begitu pula kakinya. Dengan sekaligus ia
dapat melakukan berbareng, begitu pula kakinya. Tidak kecewa iblis itu mendapatkan nama
besarnya beberapa puluh tahun lamanya.
Tiga orang pendek dari Kiong-Lay itu ternyata juga buka orang sembarangan. Yang paling tua
ketika mukanya hendak dicakar, dengan cepat miringkan sedikit tubuhnya, tangannya berbalik
menyambar pergelangan tangan musuhnya.
Kedua saudaranya juga lantas bergerak dengan berbareng, kemudian maju merangsak, dengan
secepat kilat mereka bertiga menyambar pinggang si iblis.
Dua orang pendek yang ditendang oleh kaki si iblis tadi, badanya melesat keatas
menghindarkan serangan lawannya, kemudian dari tengah udara mereka balas menyerang dengan
tangan dan kakinya.
Iblis Wajah Singa itu benar-benar tidak akan menduga bahwa Tiga orang pendek dari Kiong-
Lay begitu lihaynya, maka ia lantas merubah cara bertempurnya, dengan caranya yang luar biasa.
Kedua tangannya melancarkan serangannya yang sangat hebat. Satu digunakan untuk menyerang
si pendek yang tertua, satu lagi untuk menyerang kedua saudaranya yang lebih muda.
Setelah terdengar dua kali suara ‘Buk, buk!’ yang amat nyaring, si pendek yang tertua
badannya terpental mundur setumbak lebih, dua saudara lainnya tampak jungkir balik, tetapi si
iblis itu sendiri badannya juga sempoyongan.
Sesaat selagi badan si Iblis Wajah Singa dalam keadaan sempoyongan, kakinya yang digunakan
untuk menendang tadi telah mengenai ketiak kirinya si pendek, sementara itu salah satu orang
pendek sepuluh jari tangannya juga sudah berhasil menyambar pinggannya si Iblis Wajah Singa.
Badan si pendek yang termuda telah terjatuh kesuatu tempat sejauh setumbak lebih, tubuhnya
menyemburkan darah segar.
Tetapi ikat pinggangnya si Iblis Wajah Singa juga terrputus dan mustika itu juga menggelinding
jatuh ditanah.
Orang-orang gagah disekitar ramai berseru kaget. Beberapa puluh bayangan orang secepat
kilat sudah menyerbu kearah jatuhnya mustika merah tadi.
Sementara itu, si Iblis Wajah Singa ketika pinggangnya merasa kendur, segera mengetahui
gelagat tidak baik. Dengan cepat ia menyambar mustika merah yang jatuh itu dengan tangannya,
tetapi sudah tidak berhasil dan mustika itu sudah menggeliding sejauh setumbak lebih.
Ia berteriak-teriak dengan sangat kalapnya, matanya Cuma dapat menyaksikan beberapa puluh
bayangan yang sedang menerjang kearah benda pusaka tersebut. Dalam keadaan cemas, si iblis
mengeluarkan serangannya dengan sepenuh tenaganya.
Serangan itu sangat hhebat sekali, mungkin dapat menggempur batu beasr sampai pecah
berkeping-keping. Setelah mengenai sasarnnya, lantas terdengar suara jeritan mengerikan.
Sepuluh orang yang mengerumun tadi sebagian rubuh ditanah dan sisanya terpental mundur.
Oleh karena terdampar oleh serangan yang dahsyat tadi, mustika merah tadi juga turut
beterbangan ditengah udara bersama-sama batu-batu kecil dan debu. Ketika si Iblis Wajah Singa
itu melayang menyambar benda pusaka tersebut, mendadak kelihatan muncul satu bayangan
putih. Secepat kilat sudah pindah tangan kedalam tangan bayangan putih tadi.
Semua orang-orang gagah disekitr tempat itu kembali perdengarkan suaranya yang gemuruh.
Bayanga putih tadi ternyata adalah Ketua dari Pek-Leng-Hwee Cin Bie Nio.
Dengan mata beringas dan rambut berdiri dengan gusarnya, si Iblis Wajah Singa itu
membentak Cin Bie Nio:
“Lekas bawa kemari!”
Cin Bie Nio dengan tingkah lakunya yang centil lantas menjawab sambil ketawa terkekeh-
kekeh:
“Apa yang harus aku serahkan padamu?”
Sepasang matanya si Iblis Wajah Singa kelihatan mendelik.
“Mengingat persehabatan dengan suamimu almarhum, mustika itu kau serahkan saja kepada
secara baik-baik, tidak nanti akan menyusahkan dirimu. Kalau tidak, heh, heh…….”

Jilid 2
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang tua baju ungu dan itu orang tua berpakaian seperti Wan-Gwee, kedua-duanya lantas
maju berbareng, berdiri dikedua sisinya Cin Bie Nio. Selain dari pada itu, Nona Baju Merah dan
beberapa pembantuanya Cin Bie Nio yang terhitung kuat-kuat juga pada maju dan berdiri
dibelakangnya Cin Bie Nio.
Iblis Wajah Singa itu saking gusarnya lantas tertawa sambil bergelak-gelak:
“Heh, Heh! Pangcu dari Cie-In-Pang Lie Bun Hao dan Pangcu dari Ban-Siu-Pang Thio Phan!
Kalian berdua sudah tidak ingat tali persahabatan kita pada dua puluh tahun berselang. Berani
membantu wanita genit ini bermusuhan dengan Lohu? Bagus, Bagus! Lohu kepingin tahu sampai
dimana kepandaiannya kedua Pangcu dan Hweetio ini!”
Lie Bun Hao dan Thio Phan ketika mendengar si iblis menyebutkan tali persahabatan dua puluh
tahun berselang, wajah lantas pada berubah seketika. Selagi hendak menjawab……..
Cin Bie Nio sudah menjawab dengan suaranya yang dingin….
“Kau si Iblis Wajah Singa ada mempunyai apa yang berarti?”
“Rase genit, kamu mau kembalikan atau tidak?”
“Kalau tidak bagaimana?!”
Si Iblis Wajah Singa, yang dalam Golongan Hitam terkenal sebagai orang paling kejam dan
ganas, bagaimana mau mengerti diperlakukan sedemikian rupa oleh Cin Bie Nio? Maka ia lantas
menggeram hebat, dengan kecepatan kilat ia sudah melancarkan serangan secara bertubi-tubi.
Cin Bie Nio juga bukan sebangsa orang lemah, meski diserang secara tiba-tiba namun masih
berhasil menyingkirkan diri, tapi biar bagaimana kepandaiannya masih kalah setingkat dengan si
Iblis Wajah Singa itu, maka tangannya sudah terkena serangannya si iblis, dan mustika yang
tergenggam dalam tangannya lantas melesat keluar.
Selagi si iblis hendak menyambar mustika itu, kedua Pangcu sudah mengeluarkan serangan
dengan berbareng.
Iblis Wajah Singa yang terdampar oleh anginnya serangan tersebut, lantas mundur tiga tindak.
Pada saat itu, dirinya Yo Cie Cong yang menggeletak ditanah dan sudah hampir dilupakan oleh
semua orang, oleh karena sudah minum obat mujarabnya Thian-San Liong-Lie, setelah mengasoh
sekian lamanya, perlahan-lahan sudah siuman kembali, seolah-olah orang yang baru bangun dari
tidurnya, ia coba merayap bangun dengan badan masih sempoyongan.
Baru saja ia merayap bangun, sebuah benda merah sudah menyambar didepan mukanya!
Dalam keadaan habis terluka parah dan seluruh kekuatan dan semangatnya masih belum pulih
kembali, sudah tentu ia tidak mampu berkelit untuk menghindarkan meluncurnya benda merah
itu, maka ia lantas membuka mulutnya hendak berseru……
Dan selagi ia pentang mulutnya, mustika itu dengan tepat telah masuk kedalam mulutnya dan
terus masuk kedalam perutnya melalui tenggorokan.
Ia lantas berdiri melongo!
Suara seruan kaget terdengar riuh dari empat penjuru! Banyak orang lari menuju kearah
dirinya.
Yo Cie Cong merasa agak kuatir, karena saat itu keadaannya masih sangat payah, angkat kaki
saja masih dirasakan sangat berat. Jika para jago itu hendak mengambil tindakan kepada dirinya,
ia cuma bisa mandah digebuk tanpa melawan.
Coba saja pikir, para jago itu memerlukan datang ketempat itu, maksudnya ialah hendak
merebut benda pusaka alam yang merupakan benda mujijat bagi orang-orang dari dunia
persilatan dan sekarang benda itu telah masuk kedalam perutnya seorang pemuda yang bersikap
dingin serta belum terkenal namanya itu, bagaimana mereka mau mengerti apa lagi ketika dalam
pertempuran merebut benda pusaka dari badannya mahluk aneh Gu Liong Kao tadi, sudah banyak
jiwa telah melayang.
Para jago dari dunia persilatan itu, lantas mengurung rapat dirinya Yo Cie Cong. Hampir setiap
orang memperlihatkan wajahnya yang gusar, ada juga yang merasa mengiri terhadap anak muda
yang tidak dikenal itu.
Tapi semua rupanya sudah menjadi takdir tuhan, Yo Cie Cong yang datang hanya tertarik oleh
perasaan kepingin tahu, sedikitpun tidak bermaksud untuk turut ambil bagian dalam perebutan
benda pusaka itu, namun benda pusaka dari alam itu sudah ditakdirkan siapa yang harus memiliki,
maka dengan tanpa diminta, benda itu telah meluncur sendiri kedalam mulutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bab 5

Dengan sikapnya yang kaku dingin, Yo Cie Cong mengawasi orang-orang itu dengan perasaan
kaget dan terheran-heran. Kalau kedua Pangcu dan Ketua dari Pek-Leng-Hwee tadi tangan
terhadap dirinya, itu karena disebabkan soal mengenai asal-usul dirinya. Tapi kelakuan orang-
orang yang terdiri dari jago-jago dari rimba persilatan, sesungguhnya sangat mengherankan
mereka yang menyaksikan.
Ternyata Yo Cie Cong masih belum tahu bahwa mustika yang masuk kedalam mulutnya tadi
adalah benda pusaka alam yang dibuat perebutan oleh orang-orang gagah itu dengan pertaruhkan
jiwanya.
Tadi jiwanya hampir saja melayang, karena dirinya dicurigai sebagai muridnya Yo Cie Hoan,
Pangcu dari Kam-Lo-Pang yang terkenal pada dua puluh tahun berselang, untung perbuatannya
ketiga orang jahat tadi keburu dicegah oleh Thian-San Liong-Lie, sehingga dirinya terhindar dari
kematian.
Tetapi sekarang, benda pusaka yang dibuat rebutan itu telah masuk kedalam perutnya, ini
sangat runyam jadinya.
Kalau benar seperti apa yang diduga oleh Cin Bie Nio dan kedua Pangcu itu, bahwa anak muda
ini ada hubungannya dengan Golok Maut, jika dibiarkan dirinya mendapat kekuatan tenaga
demikian hebatnya, akibatnya tentu ada bencana bagi dunia rimba persilatan.
Maka pada saat itu, diantara orang-orang yang mengurung dirinya Yo Cie Cong, adalah Lie Bun
Hao Pangcu Cie-In-Pang, Thio Phan Pangcu dari Ban-Siu-Pang dan Cin Bie Nio Ketua dari Pek-
Leng-Hwee, yang nampak paling gelisah.
Pada saat itu seorang tua berewokan dengan gigi bercaling telah menerobos keluar dari antara
orang-orang banyak, mulutnya memperdengarkan suara ketawanya yang mirip dengan suara iblis.
Orang tua itu telah mengawasi orang banyak itu sejenak, lalu berkata :

“Bocah ini akan kubawa. Siapa yang mengenal gelagat, lekas minggir!”
Semua orang terkejut mendengar perkataan itu, ternyata orang yang mengeluarkan perkataan
tersebut adalah si Iblis Wajah Singa yang sangat buas itu.
Mustika dari Gu Liong Kao sudah masuk kedalam perutnya si pemuda yang bersikap dingin itu.
Entah apa maksudnya orang tua itu hendak membawa anak muda tersebut.
Sementara Yo Cie Cong yang mendengar perkataan si iblis, kedua matanya lantas merah
beringas, ia berkta sambil kertak gigi :
“Dengan hak apa kau hendak membawa aku pergi?”
“Bocah, aku si orang tua telah menaksir kau ada mempunyai bakat yang luar biasa untuk
menjadi seorang gagah yang terkuat didalam rimba persilatan, maka aku mempunyai maksud
hendak menjadikan kau muridku. Ini sebetulnya ada keberuntunganmu. Apakah kau tidak suka?”
kata si Iblis Wajah Singa sambil perdengarkan suara ketawanya yang aneh.
“Maksud baikmu aku ucapkan terima kasih, sayang aku tidak mempunyai peruntungan untuk
menjadi muridmu,” demikian Yo Cie Cong menjawa sambil ketawa dingin.
Orang-orang yang ada disitu, mendengar tanya jawab kedua orang itu, ramai kasak-kusuk.
Pada umumnya mereka berpendapat bahwa iblis tua itu karena sudah tidak mempunyai harapan
mendapatkan mustika dari Gu Liong Kao, maka latas timbul pikirannya hendak mengambil pemuda
itu sebagai muridnya.
“Bocah, kau boleh pikir biar mateng dulu. Aku si orang tua sebenarnya belum pernah menerima
murid, tetapi hari ini buat kau aku kecualikan. Maka ini adalah peruntunganmu yang bagus!”
“Tadi sudah kukatakan, bahwa maksud baikmu itu hanya aku bisa mengucapkan terima kasih,
maka kecuali itu sebetulnya tidak perlu lagi.”
“Bocah, perkataanku ada merupakan hukum. Kau tidak suka juga harus suka.”
“Memaksa orang jadi murid, sesungguhnya merupakan suatu hal yang langka dalam rimba
persilatan.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

“Bocah, kau berani menentang maksudku? Sesungguhnya kau tidak tahu tingginya langit dan
tebalnya bumi, he, he!”
“Habis kau mau apa?” tanya Yo Cie Cong jengkel, ia merasa tidak puas dengan caranya si Iblis
Wajah Singa memaksa orang menjadi muridnya.
“Setan cilik, kau mau atau tidak?”
“Tidak!!!!”
Iblis itu lantas perdengarkan suaranya yang menyeramkan.
“Setan cilik! Kalau kau tidak mau ikut aku, sekalipun kau mempunyai jiwa yang hidup seratus
kali, juga akan binasa ditepi danau ini. Tahukah kau, sudah berapa banyak orang yang
menginginkan dirimu?”
Yo Cie Cong terkejut, lalu berpaling dan dengan mata gemas ia mengawasi si Wanita Baju Putih
dan dua orang tua yang tadi telah turun tangan keji terhadap dirinya. Ketika matanya
berbentrokan dengan matanya si Gadis Baju Merah yang berdirinya disampingnya Cin Bie Nio,
hatinya merasa berdebar, tetapi dengan cepat ia lantas mengalihkan pandangannya kearah si iblis
kemudian berkata padanya :
“Hidup atau mati adalah urusanku sendiri, tidak perlu kau turut capaikan hati.”
“Setan cilik, tetapi sekarang kau tidak dapat berbuat menurut kehendakmu sendiri.”
Saat itu tiba-tiba terdengar suara orang tertawa dingin.
Si Iblis Wajah Singa itu lalu berpaling dan mencari orangnya yang ketawa tadi, orang itu
ternyata adalah Cin Bie Nio, Ketua dari Pek-Leng-Hwee.
Si iblis lantas menegur dengan suara bengis:
“Cin Bie Nio, kau jangan berbuat dengan tidak melihat gelagat.”
Wanita centil itu tertawa terkekeh-kekeh dan kemudian maju tiga tindak kearah si Iblis Wajah
Singa, matanya yang genit mengerling dan mulutnya masih memperdengarkan ketawanya yang
dingin.
“Yo, apa artinya tidak kenal gelagat?” jawabnya. “Aku juga ada mempunyai maksud hendak
membawa bocah ini ke perkumpulanku. Kau pikir bagaimana?” sehabis berkata kembali ia
memperdengarkan ketawanya yang nyaring.
“Rase genit, setan cilik ini sikapnya dingin. Hatinyapun dingin. Dia merupakan barang yang
enak dilihat, tetapi tidak enak dimakan.”
Perkataan si Iblis Wajah Singa sesungguhnya ada sangat tajam dan mengandung ejekan
terhadap dirinya wanita centil itu.
Tetapi Cin Bie Nio tidak menunjukan perubahan sikap apa-apa, malah ia menyahut dengan
suaranya yang merdu.
“Hal ini tidak perlu kau turut campur. Kami sebagai Ketua dari suatu perkumpulan, juga harus
melaksanakan setiap perkataan yang keluar dari mulut kami. Hari ini, biar bagaima bocah ini pasti
akan kami bawa. Siapa yang mau coba-coba merintangi kami ingin melihat sampai dimana
tingginya kepandaian orang itu!”
“Hmmm, aku si orang tua terhadap kesukaan dalam hal makan nyali manusia, tidak perduli
nyalinya laki-laki atau wanita, aku anggap serupa saja.”
Wajah Cin Bie Nio lantas berubah. Ia lantas berkata :
“Dengan memandang persahabatan dengan suamiku almarhum, aku sebetulnya masih hendak
mengindahkan dirimu. Tetapi nyatanya kau adalah seorang yang tidak kenal budi. AKU Cin Bie Nio
nyalinya ada panas laksana bara. Tetapi kerasnya seperti baja. Barangkali tidak biasa masuk
kerongkonganmu.”
Yo Cie Cong yang mendengarkan pembicaraan mereka berdua telah memperebutkan dirinya,
dalam hati merasa sangat gemas tetapi apa daya? Karena badannya yang bekas terluka parah,
sedikitpun ia tidak mempunyai kemampuan.
Terutama terhadap wanita yang centil genit itu, bencinya semakin menjadi-jadi.
Ia juga mengetahui bahwa keadaan dirinya sendiri saat itu sebetulnya sungguh berbahaya,
maka ia tidak dapat memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Tetapi hatinya yang keras seperti baja dan sifatnya yang tinggi hati telah membuat ia dapat
menghadapi segala kejadian dengan ketabahan, sedikitpun tidak mempunyai rasa takut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Si Iblis Wajah Singa itu yang biasanya memang bersifat buas bagaimana dapat membikin sudah
saja tantangan Cin Bie Nio? Maka saat itu juga ia lantas menggeram serta maju dua langkah,
dengan matanya yang buas ia membentak :
“Rase genit! Apa benar-benar kau hendak mencari kematian?”
Ucapan si Iblis Wajah Singa itu yang selalu mengatakan Cin Bie Nio sebagai ‘Rase genit’,
apalagi hadapannya begitu banyak orang, betapapun tebalnya muka Cin Bie Nio, juga tidak biasa
tinggal diam begitu saja, maka sikapnya lantas berubah, dengan suara ketus ia menjawab:
“”Iblis tua, kau jangan sombong, bole coba-coba saja!”
Suasana ditepi danau itu kembali menegang.
Si Iblis Wajah Singa kelihatan berjingkrat-jingkrat bahna gusarnya, tetapi selagi hendak
bergerak, tujuh orang tua dan tiga laki-laki kuat serta dua orang muda dengan satu Gadis Baju
Merah dengan cepat sudah bergerak maju berada disampingnya Cin Bie Nio.

Dua diantara ketujuh orang tua itu adalah Pangcu dari Cie-In-Pang dan Ban-Siu-Pang. Barisan
yang demikian kuatnya itu mau tidak mau membuat ...................................................................

Juga oleh karena pernyataan Cien Bie Nio itu, telah membuat beberapa kawanan iblis yang ada
didalam rombongan orang banyak itu, masih mengandung harapan terhadap mustika “Gu liong
kao” yang sangat mujijat itu.
Beberapa pasang mata yang kejam, kini mulai ditujukan kepada dirinya Yo Cie Cong.
Maksud biadab dan nafsu serakah yang melebihi binatang buas itu, sesungguhnya sangat
menakutkan.
Cin Bie Nio dan kedua pangcu yang semula bermaksud hendak membinasakan dirinya Yo Cie
Cong, karena mencurigai anak muda itu sebagai keturunannya Yo Cin Hoan, mengapa sekarang
tidak membiarkan si iblis berwajah singa turun tangan terhadap anak muda itu ?
Ini bukannya merupakan suatu teka – teki.
Keserakahan hati manusia memang tidak ada batasnya. Disuatu fihak hendak membinasakan
jiwanya, tadi dilain fihak menginginkan mustika diperutnya.
Cien Bie Nio dapat menebak maksudnya yang keji dari si iblis tua wajah singa, ada suatu bukti,
ia sendiri juga memang mempunyai maksud yang serupa.
Yo Cie Cong kini telah dijadikan sasaran.
Suatu usaha pembunuhan yang keji dan menakutkan akan terulang lagi.
Kawanan manusia yang berhati iblis itu akan memperlakukan Yo Cie Cong seperti halnya
mereka memperlakukan mahluk ajaib Gu – Liong – kao tadi. Mereka akan berusaha dengan segala
daya upayanya untuk mencapai maksuknya mendapatkan barang ajaib itu.
Diantara orang banyak itu ada juga yang masih mempunyai prikemanusiaan, orang – orang itu
kini perlahan lahan bubarab meninggalkan tempat yang seperti neraka itu, meskipun diantara
mereka ada juga yang mengandung maksud hendak mendapatkan benda mujijat itu, tapi masih
merasa segan untuk membelek perut manusia hanya sekedar untuk memenuhi keserakahannya
hati sendiri.
Orang – orang yang saat itu masih berada ditempat tersebut, sudah tentu ada serombongan
kawanan iblis yang masih menginginkan benda tersebut.
Satu kecualian hanya terhadap dirinya Thian-San liong-lie.saat itu ia masih nampak bingung, ia
tidak mau meninggalkan tempat tersebut, entah kekuatan apa yang membuat ia tidak tega
meninggalkan dirinya si pemuda bersikap dingin yang keadaannya sudah sangat payah itu.
Cin Bie Nio dan dua pangcu serta para pembantunya, yang sudah sekian lama berhadapan
dengan si iblis berwajah singa, akhirnya Cin Bie Nio-lah yang membuka kesunyian dari suasana
tegang itu.
Setelah perdengarkan suara ketawanya yang genit, matanya memandang kedua pangcu yang
berdiri dikedua sisinya sejenak,kemudian perintahkan kepada para pembantunya :
,,kalian boleh mundur dulu !’’
Gadis baju merah yang dipanggil kiauw-jie itu menggerendeng sendirian, nampaknya merasa
kurang senang, dengan sikapnya ogah – ogahan ia terpaksa undurkan diri, yang lantas di ikuti
oleh kedua pemuda baju ungu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Saat itu Yo Cie Cong masih rebah menggeletak ditanah, darah yang mengalir dari mulut dan
hidungnya sudah membeku. Entah masih hidup atau sudah binasa, tapi yang terang ialah
sedikitpun tidak kelihatan ia bergerak. Setelah mengundurkan orang – orang, Cin Bie Nio lalu
berkata pula kepada si iblis berwajah singa :
,,apakah kau bersedia menerima suatu usulku ?’’
Iblis berwajah singa itu tahu bahwa diantara orang banyak yang kini berada ditempat itu,
hanya wanita ini yang paling sulit dilayani. Selain centil genit dan kejam buas, ia juga mempunyai
banyak akal. Dan sekarang entah akal muslihat apalagi yang hendak diajukan. Maka seketika itu ia
lantas menjawab dengan suara dingin :
,, Usul apa ? coba sebutkan !’’
,, Kau kau sudah bertekad bulat hendak mendapatkan benda mujijat ?’’
,, Benar !’’
,, Apa kau sudah berkeputusan dan tetap hendak membelek perutnya setan cilik ini, untuk
mengambil mustikanya ?’’
,, Ng !’’
,, Jikalau kami tidak turut campur tangan……..?’’
,, Itu ada kecerdikan kalian !’’ si iblis memotong.
Cin Bie Nio bersenyum simpul, ia berkata pula sambil menunjuk orang – orang sekitarnya :
,, Sudahlah kau memikirkan, bahwa kecuali aku dan kedua pangcu, masih ada banyak sahabat
dari dunia Kang – ouw yang datang untuk turut merebut benda gaib itu ? Dan apakah mereka
membiarkan anak muda itu begitu saja ?’’
Ucapan ini benar – benar sangat lihai ! sampai si iblis yang ditanya demikian lantas melongo
seketika lamanya tidak mampu menjawab.
Andai kata bertempur satu – persatu, kawanan iblis yang berada disitu, mungkin semua bukan
tandingan si iblis berwajah singa, tapi jika main keroyok, ini lain soalnya.
Pada saat itu, matanya semua kawanan iblis yang ada disitu dari dirinya Yo Cie Cong telah
dialihkan kearah si iblis berwajah singa dan Cie Bie Nio. Cuma dua orang yang sikapnya terhadap
To Cie Cong harus dikecualikan.
Satu adalah sigadis baju merah, sikapnya nampak sangat gelisah. Barangkali, pemuda dengan
wajah dingin kecut itu, sudah mendobrak pintu hatinya.
Yang lain adalah Thian – san Liong – lie, ia sangat bingung. Seolah-olah ada pengaruh gaib
yang mendorong padanya : kau harus menolong anak itu, kau tidak boleh membiarkan dia dibelek
perutnya oleh kawanan iblis !
Tapi saat itu kawanan iblis sudah pada bersiap untuk turun tangan, disamping itu masih ada
lagi Cin Bie Nio dan kedua pangcu, yang juga ada mengandung maksud hendak membinasakan
dirinya pemuda itu, taruh kata kepandaiannya Thian – san Liong – lie sangat luar biasa, tapi kalau
mau merebut jiwanya pemuda dibawah ancamannya begitu banyak musuh, sesungguhnya bukan
soal mudah.
Si iblis berwajah singa sesungguhnya ada manusia yang sangat kejam ganas dan buas, setelah
mendengar keterangan Cin Bie Nio, hanya nampak terkejut sebentar, kemudian matanya menyapu
para kawanan iblis lainnya, lantas pendengarkan suara ketawanya yang menyeramkan.
,, Tadi kata tidak akan campur tangan ?’’ demikian tanyanya kepada Cin Bir Nio.
,, Jah !’’ jawabnya Cin Bir Nio singkat.
,, Apa kau dapat menguasai kedua pangcu ?’’
,, Kau rupanya terlalu memandang rendah kepada Cin Bie Nio !’’
,, Ng ! kau dan kedua pangcu tanpa sebab akan melepaskan kesempatan yang sukar
diketemukan ini ?’’
,, Tidak kecewa kau menjadi jago untuk satu masa, dugaanmu sedikitpun tidak keliru !’’
,, Apa syaratnya ?’’
,, Kau harus melakukan pembedahan anak itu dan mengambil mustikanya dihadapan aku dan
kesua pangcu !’’
Si iblis itu setelah berpikir sejenak, lalu menjawab sambil ketawa :
,, Kau anggap aku situa bangka sebagai anak-anak umur 3 tahun saja !’’
,, Apa artinya ?’’
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

,, Kau hendak menggunakan tenagaku, mengundurkan semua orang kuat yang berada disini,
kemudian kau akan menggunakan ketika selagi aku kehabisan tenaga, lantas turun tangan
bersama kedua pangcu itu, betul tidak ?’’
,, Kau telah mengukur jiwa orang dengan jiwanya orang rendah. Kita sebagai ketua dan pangcu
dari perkumpulan besar, didalam kalangan Kang – ouw bukan orang – orang yang tidak ada nama.
Rasanya belum sampai berbuat begitu rendah seperti apa yang kau ucapkan !’’
,, Kalau begitu mengapa kau suruh aku melakukan perbuatan itu didepan kalian ?’’
,, Setan cilik itu dengan aku kadua pangcu seolah- olah air dengan api. Maksudnya supaya kau
melakukan pembedahan perutnya anak itu dihadapan kita, hanya mengharap bisa menyaksikan
dengan mata kepala sendiri kematiannya setan cilik itu !’’
,, Benar ?’’
,, Hm ! apa…’’
Para kawanan iblis yang lainnya saat itu agaknya sudah tidak sabar lagi.
Pertama- tama adalah si 3 cebol dari Kiong – lay yang bertindak lebih dulu, dengan kecepatan
bagai kilat ia menyerbu dirinya Yo Cie Cong.
Selanjutnya sepasang penjahat dari Lam-bong, 4 setan dari Pak-bin, si garuda kepala botak dari
bukit Kow-nia bertuju juga pada bergerak mengikuti jejak si 3 cebol.
Pertempuran sengit lantas dimulai.
3 cebol dari Kiong-lay itu belum sampai kakinya menginjak tanah, sudah disambut oleh Thian-
san Liong-lie dengan serangannya yang amat dasyat !
3 cebol itu tidak menduga kalau Thian-san Liong-lie bisa turun tangan secara demikian
mendadak, selagi badan mereka masih berada ditengah udara, angina kuat sudah kuat
menyambar dirinya, maka lantas buru-buru jumpalitan ditengah udara dan melayang turun
setombak lebih jauhnya.
Si iblis berwajah singa mengeluarkan geramnya yang sangat hebat, ia maju beberapa langkah,
kemudian melancarkan serangannya tangan yang tepat menghalangi majunya 7 iblis
dibelakangnya 3 cebol.
7 iblis itu terpaksa harus menarik diri masing-masing secara mendadak.
Kedua fihak sekarang saling berhadapan.
Hanya Cin Bie Nio dan kedua pangcu itu yang berdiri sebagai penonton sambil bersenyum puas.

Bab 6

PANGCU dari Cie-in-pang Lie bun hao, pancu dari Ban-siu-pang Thio Phan dan ketua Pek-leng-
hwee Cin Bie Nio bertiga selain berdiri sebagai penonoton, bahkan kadang-kadang memberi
anjuran kepada kedua fihak yang bertempur.
Akal muslihatnya Cin Bie Nio ini sesungguhnya sangat jahat.
Ia menganjurkan si iblis berwajah singa supaya bertempur mati-matian dengan para iblis
lainnya, tidak peduli fihak mana saja yang menang, ia bersama kedua pangcu yang akan
memungut hasilnya.
Thian-san Liong-lie namanya sangat terkenal didunia Kang-ouw sebagai satu pendekar wanita
yang tinggi sekali kepandaiannya ilmu silatnya, terutama ilmu pedangnya. Dan ia sekarang telah
turun tangan membela Yo Cie Cong, Cin Bie Nio dan kedua pangcu tidak usah berhadapan sebagai
musuh dengan pendekar wanita itu.
Cin Bie Nio sudah berhasil dalam usahanya hendak menyingkirkan dirinya bocah yang dicurigai
itu dengan menggunakan tenaganya para iblis itu.
Karena golok maut sudah muncul didekat situ, yang mengambil jiwanya si buli-buli arak
berwajah burung, siapa berani pastikan kalau pemilik golok maut itu tidak berada dibukit Keng-san
ini maka Pek-leng-hwee, Cie-in-pang dan Ban-siu-pang harus menyimpan tenaga untuk
menghadapi segala kemungkinan.
Dengan berdasarkan perhitungan kepentingan sendiri, maka tercapailah suatu perjanjian antara
fihak Cin Bie Nio dan kawannya dengan fihak si iblis berwajah singa,. Sementara itu, apakah
perjanjian itu dapat dipertahankan terus atau tidak ? itu ada lain soal.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mari sekarang kita balik lagi kepada 3 si cebol dari Kiong-lay yang ditahan serangannya, oleh
Thian-san Liong-lie.
Yang tertua dari 3 cebol itu ialah Wie Bu Liang, saat itu matanya yang sipit lantas didelikan,
dengan suaranya yang keras is berkata :
,, Thian-san Liong-lie yang menganggap dirinya sebagai pendekar budiman, apakah juga
kepingin mendapat bagian ?’’
,, Aku Tho Hui Hong Cuma tahu berbuat apa yang aku harus buat. Aku minta supaya kalian
bertiga suka kembali kepada kebenaran, perbuatan yang melanggar prikemanusiaan ini, tidak
dapat diizinkan oleh tuhan dan manusia !’’ jawab Thian-san Liong-lie.
Si cebol kedua Cong liat lantas menyahut sambil ketawa dingin :
,, Kita bertiga Cuma tahu ambil apa yang harus kita ambil tidak mengerti peraturan
kebuddahan. Kau Thian-san Liong-lie jauh-jauh datang kemari, apa perlunya masih berpura-pura
berlaku sebagai orang budiman ?’’
,, Dibawah sepasang mataku seorang she tho, tidak mengizinkan manusia kawanan buas
melakukan perbuatan buas !’’
,, Kau thian-san Liong-lie sesungguhnya terlalu tidak memandang mata kepada lain orang. Kita
bertiga sodara bukannya orang yang mudah diperhina, kalau kau tahu diri, lekas kau mundur
untuk menjaga nama baik dan mukamu dikemudian hari !’’ kata Wie Bu Liang sambil kedip-
kedipkan matanya yang sipit.
,, Benda ajaib yang muncul dari bumi atau langit, sudah tahu sendiri siapa yang berhak
memilikinya, hanya orang yang berjodo yang bisa memiliki benda tersebut. Merebut dengan akal
atau atau dengan kekerasan, akan merupakan bencana sebaliknya membawa bahagia. Apalagi
membedah perut orang itu ada perbuatan yang melanggar undang-undang ketuhanan !’’
Si cebol yang ketiga Wan Hong Hong lantas menyahut sambil ketwa aneh :
,, Thian-san Liong-lie memang baik hati, Cuma sayang kau sudah salah liat orang !’’
,, Apa kalian bertiga pasti hendak turun tangan terhadap pemuda itu ?’’
,, Memang begitu !’’
,, Boleh coba !’’
,, Baik !’’ sahutnya berbareng.
Tiga orang cebol itu lantas turun tangan berbareng menyerang Thian-san Liong-lie
Kekuatan dari tiga orang cebol itu sesungguhnya tidak boleh dipandang ringan, serangannya
seolah-olah gelombang laut yang datang menggulung.
Tapi Thian-san Liong-lie Cuma ganda ketawa, lalu ulur tangannya satu tenaga lunak meluncur
keluar, hingga kekuatan tenaga keras yang dilontarkan oleh ketiga orang cebol itu lantas lenyap
tanpa bekas.
Tiga manusia cebol itu berubah wajahnya semua. Setelah saling memandang sejenak, Wie Bu
Liang mundur setindak, lalu melancarkan serangan dengan kedua tangan, angin kuat telah
menyambar kearah Thian-san Liong-lie.
Berbareng pada saat itu, si lojie atau si cebol kedua Ciong Liat mendadak merabu dari bawah ia
mengunakan kaki dan tangannya, menyerang kaki bagian Thian-san Liong-lie. Serangannya itu
dilakukan secara ganas sekali.
Losam atau cebol yang ketiga Wan Hong Hong badannya melesat tinggi, kemudian dengan
menggunakan kedua tangannya menyambar muka lawannya.
Thian-san Liong-lie badannya melesat miring untuk mentingkirkan serangan Ciong Liat Jang
ditujukan kepada kakinya tangan kirinya melanjutkan satu serangan untuk menyambuti
serangannya Wie Bu Liang, sedang tangan tangannya balik menyambar tangannya Wan Hong
Hong.
Setelah mendengar suara ‘bruk !‘, Wie Bu Liang terpental tubuhnya, dan Wan Hong Hong yang
menampak tangannya hendak disambar, lantas buru-buru narik kembali tangannya, sedang Ciong
Liat Jang serangannya mengenakan tempat kosong juga lantas melayang turun ketanah.
Sitiga cebol itu dengan kekuatannya tiga orang masih tidak berdaya menghadapi Thian-san
Liong-lie, dalam gusarnya lantas menyerbu berbareng.
Dilain fihak si iblis berwajah singa sudah mulai menggebrak dengan Empat Setan dari pak-bin (
Pak-bin Si-kui ).
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Empat orang yang mendapat julukan 4 setan itu dengan gerak ilmunya seperti setan gesit dan
lincahnya, ternyata bisa bekerja sama dengan rapat dan baik sekali, hingga si iblis wajah singa
hampir tidak berdaya sama sekali.
Masih ada 10 orang-orang kuat dari golongan hitam yang berdiri sebagai penonton, ketika
menampak dalam medan pertempuran itu telah berlangsung pertempuran dasyat dari dua
rombongan, telah menganggap kedua itu ada kesempatan yang paling baik bagi mereka, maka
dengan berbareng lkantas menyerbu Yo Cie Ciong.
Tapi dua penjahat dari Lam-bong dan si Garuda kepala botak yang berdiri menonton si iblis
wajah singa bertarung, ketika menampak perbuatan pengecut itu lantas melesat berbareng, untuk
merintangi majunya orang-orang tersebut.
Suara jeritan ngeri lantas terdengar dari sana-sini, ditanah lalu terkapar bangkainya 6 orang
yang menjadi korban serangan lawannya.
Sisanya buru-buru mundur secara teratur.
Kedua penjahat dari Lam-bong dan garuda kepala botak yang begitu turun tangan lantas minta
korban 6 jiwa dan mengusir mundur sisa yang lainnya, dengan berbareng telah melayang turun
tidak jauh dari Yo Cie Cong menggeletak.
Pada saat itu, apabila kedua penjahat dari Lam-bong itu turun tangan, sudah tentu akan
dihalangi oleh garuda kepala botak dari bukit Kow-nia. Sebaliknya apabila si garuda kepala botak
turun tangan , juga akan dirintangi oleh dua penjahat dari Lam-bong.
Dalam keadaan demikian, tiga iblis itu jadi berdiri saling memandang dan memikirkan cara
bagaiman turn tangan.
Thian-san Liong-lie yang menyaksikan keadaan demikian, diam-diam merasa gelisah, dengan
cepat ia lantas menghunus pandangnya, dengan sgerakan yang sangat hebat ia berhasil
mendesak mundur 3 orang cebol yang melakukan serangan secara kalap.
Kemudian jago betina dari Thian-san itu melesat kesampingnya Yo Cie Cong.
Dua penjahat dari Lam-bong dan si garuda kepala botak bertiga menjadi terjengang.
Iblis wajah singa yang mengawatirkan mangsanya didahului oleh orang lain,lantas timbul
pikiran buasnya. Dengan kekuatan tenaga penuh yang demikiannya ,ia lantas mengirim
serangannya yang paling ganas kepada lawannya.
Salah satu dari ‘Empat Setan’ yaitu yang paling tua adalah orang yang pertama-tama menjadi
korbannya.
Setan sial itu setelah keluarkan jeritan ngeri,badanya terpertal sejauh tiga tumbak lebih dan
tidak bisa bangun lagi.
Tiga orang kawannya yang menyaksikan keadaan demikian lantas pada berdiri terpaku dengan
kertak gigi,
Iblis wajah singa masih belum merasa puas hatinya, dengan kecepatan bagaikan kilat kembali
ia menyerang setan ketiga yang berdiri diujung kanan. Setan itu sudah kena tersambar badannya,
kedua setan yang lainnya dengan mata beringas menterang berbareng dari kanan dan kiri.
Iblis wajah singa sambil menggeram hebat dengan menggunakan tubuhnya setan ketiga yang
sudah berhasil ditangkap olehnya untuk memapaki serangan setan kedua dan kemudian memutar
balik tubuhnya menyambuti serangan setan keempat.
Sebentar lalu terdengar suara jeritan ngeri, kepalanya setan ketiga telah hancur remuk karena
digunakan untuk memakai serangan kawannya sendiri.
Berbareng pada saat itu, serangan setan keempat telah beradu dengan kekuatan dari si iblis
wajah singa yang dipakai untuk menjabuti serangan tersebut.
Kesudahnya, setan keempat itu rubuh terduduk ditanah, sedangkan si ivlis berwajah singa juga
terpental mundur lima tumbak.
Setan kedua yang tidak menduga-duga bahwa lawannya ini akan menggunakan tubuhnya setan
ketiga menjabuti serangannya tadi, maka ia sudah tidak sempat menarik serangannya kembali,
sehingga sang kawan itu harus menjadi korban dari tangannya sendiri. Dalam gusar dan sakit
hatinya, ia lantas maju menyerang lagi secara nekad……..
Maka ketika si iblis wajah singa baru saja bisa tancap kaki, serangan setan kedua sudah
sampai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Iblis wajah singa itu pendengarkan suara ketawanya yang aneh tangan kanannya melancarkan
satu serangan yang hebat sambil menggeser maju badannya.
Sementara itu, lima jari tangan kirinya yang runcing tajam menghantam badannya setan kedua.
Setan kedua itu badannya telah terpental mundur beberapa tindak karena serangannya si iblis
wajah singa tadi, siapa punya jari tangan terus membayangi menghantam serangan total,
serangan luar biasa dasyat.
Si iblis wajah singa tidak keburu mengegos maka setelah keluarkan seruan tertahan, mulutnya
lantas menyemburkan darah, tubuhnya mundur terhujung-hujung.
Tetapi berbareng tubuhnya si setan kedua dan ditarik sehingga badannya terbelah menjadi dua
bagian dan isiu perutnya berhamburan ditanah.
Semua orang pada bergidik menyaksikan perbuatan si iblis wajah singa itu.
Sehabis membereskan setan kedua, iblis itu menghampiri si setan keempat yang masih duduk
ditanah.
Si setan keempat mendadak lompat bangun, setelah mengawasi mayat ketiga saudaranya,
lantas berseru dengan suara memilukan hati :
,, Iblis tua, kembalikan ketiga nyawa saudaraku !’’
Kegusarannya meluap dari takeran, mukanya berubah buas.’
Ia lalu mengerahkan ilmu simpanannya yang paling ampuh untuk menyerang musuh. Tangan
kanannya mendadak melebar menjadi besar, kemudian berubah menjadi hitam. Ditengah-tengah
telapakan tangannya itu ada timbul satu bundaran seperti bola sebesar mangkok.
Si iblis wajah singa adalah seorang yang sudah mempunyai banyak pengalaman. Begitu
melihat, segera juga ia mengerti bahwa setan keempat ini bermaksud hendak mengadu jiwa
dengannya dan telah mengerahkan serangan simpanannya yang dinamakan Tok tijang Kui-cian’.
Tipu ‘Tok-ciang Kui-cian’iniadalah tipu yang menggunakan seluruh kekuatan dan darah yang
dipusatkan ketelapak tangan, kemudian membikin pecah kulitnya sendiri, sehingga dari kulitnya itu
menyemburkan darah laksana anak panah yang terlepas dari busurnya. Semburan itu dapat
mencapai jarak satu tumbak lebih sekalipun badannya berbadan seperti besi juga jika terkena
serangan darah itu bisa tembus.
Tetapi bagi sipenyerang sendiri, juga akan binasa karena kehabisan tenaga dan darahnya,
maka ilmu ini merupakan ilmu serangan yang paling kejam.
Setan keempat itu karena melihat ketiga orang saudaranya sudah binasa semua ditangannya si
iblis wajah singa dan hanya ketinggalan dia seorang diri yang masih hidup, maka ia telah memilih
jalan yang terhir ini.
Si iblid wajah singa yang mengetahui maksud lawannya itu hatinya diam-diam juga terkejut,
maka telah urungkan gerakannya menyerbu lagi.
Telapakan tangan si setan keempat yang melambung seperti bola tadi, tiba-tiba telah pecah
dan menyemburkan darah menyerang kearah si iblis wajah singa.
Betapapun ganas dan buasnya si iblis wajah singa, juga tidak akan berani pertaruhkan jiwanya
sendiri untuk menjabuti serangan yang nekad itu. Dalam kagetnya ia lantas melompat nyamping
kekanan apa mau sekalipun ia sudah bergerak sangat gesit, sehingga bagian anggota badan
terpenting dapat dihindarkan dari serangan tersebut, tetapi tidak urung daun telinga kirinya sudah
terkena semburan darah itu dapat copot jatuh, sedangkan pundak kirinya juga berlubang
mengeluarkan darah segar.
Berbareng dengan itu tubuhnya si setan keempat juga lantas rubuh untuk tidak bangun
kembali.
Iblis wajah singa itu lolos dari bahaya matanya kelihatan lebih buas ia lalu menghampiri mayat
setan ke empat, dengan tangan kirinya ia merobek baju setan ke empat tangan tangannya lalu di
tancapkan kedadanya sebentar kemudian nyalinya si setan ke empat sudah berada di
tangannya.Nyali yang masih bertetesan darah itu lantas di masukan kemulutnya.
Perbuatan iblis wajah singa talah mengejutkan semua orang yang memyaksikan dan berdiri
bulu roma.
Si iblis wajah singa telah menghilangkan nyali setan ke empat lantas melompat kearah Tian-san
Liong-lie.
Hampir bersamaan pada saat itu tiga orang pendekar dari Kiong-lay juga menyusul.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat itu keadaan kembali meneggang.


Tian-san Liong-lie tampaknya sedang berpikir keras.Karna pada saat itu Yo Cie Cong masih
dalam keadaan pingsan,jika ia tidak berhasil melindungi tentu saja sangat berbahaya.
Dengan kekuatanya sendiri untuk menghadapi kawanan iblis mungkin tidak menjadi soal tetapi
hendak menolong dirinya Yo Cie Cong yang sudah hampir mati itu keluar dari tempat yang
berbahaya itu benar-banar merupakan satu persoalan yang sangat sulit
Si iblis wajah singa yang saat itu mulut dan badannya penuh dengan darah manusia dengan
suara bengis lantas membentak :
,,siapa yang tahu gelagat,lekas mundur !”
Dua penjahat dari Lam-bong,tiga pendekar dari Kiong-lay dan si garuda keapala botak dari
bukit Kow-nia,meskipun mreka merasa jeri terhasap keganasan iblis tua itu,tetapi tidak ada
seorangpun yang mau mundur.
Sedangkan Thian-san Liong-lie sambil memegang erat-erat pedang.Mengawasi kawanan iblis itu
tanpa berkedip.
Disamping itu di luar sejarak kira-kira lima tombak jauhnya orang-orang dari pek-leng,Cie-in-
pang dan Ban-siu-pang dengan sikap yang tenang menyaksikan semua kejadian yang terjadi di
tempat itu seolah-olah kejadian itu tidak ada hubungannya dengan mereka sendiri.
Selain daripada itu, ditempat sejauh kira-kira sepuluh tumbak masih ada banyak orang-orang
kuat dari golongan hitam dan putih yang hendak menghentikan berahirnya peristiwa yang
mengenaskan demikian.
Diantaraanya, adajuga yang bermaksud hendak mencari untung dalam kekeruhan itu.
Yo Cie Cong yang lama pingsan perlahan-lahan telah terlihat membuka matanya, ketika kedua
matanya berbentrokan dengan berapa pasang mata kawanan iblis yang buas-buas itu, diam-diam
merasa bergidik sendirinya, ia insyaf dirinya ada dalam bahaya.
Ketika melihat Thian-san Liong-lie ada disitu, siapa pernah memberikan obat padanya waktu ia
terkena serangan orang-orang ganas, sedang berdiri disampingnya dengan pedang terhunus,
dalam hatinya diam-diam merasa bersyukur. Ia berpikir, siapakah wanita pertengahan umur itu ?
mengapa ters-terusan memperhatikan diriku yang sangat asing dan sebagai anak piatu yang tidak
mempunyai sanak keluarga ? apakah ia mampu menghadapi kawana iblis itu semua ? jika aku Yo
Cie Cong tidak binasa, aku nanti akan membalas budinya yang besar ini.
Karena kesannya yang sangat baik itu, maka ia lantas mengawasi Thian-san Liong-lie sambil
tersenyum.
Justru senyuman itu telah membikin goncang hatinya thian-san Liong-lie. Tekadnya bertambah
bulat untuk menolong dirinya anak muda itu. Ia merasa bahwa dari dirinya anak muda ini ia akan
mendapat sedikit hiburan untuk hatinya yang terluka.
Si iblis wajah singa ketika melihat gertakannya tidak ada seorangpun yang menggubrisnya,
timbul pula hati ganasnya. Setelah berpikir sejenak, tiba-tiba ia memutar kedua tangannya dan
menyerang kearah dua orang penjahat dari lam-bong.
Iblis tua wajah singa ini meskipun adatnya kejam dan buas, tetapi ia bisa bertindak sangat hati-
hati. Ia telah memperhitungkan masa-masa dari kekuatan lawan-lawannya, maka lantas
mengambil keputusan hendak merubuhkan satu demi satu.
Dengan adanya Thian-san Liong- lie disitu,beberapa orang itu tentunya tidak
berdayamendapatkan dirinya Yo Tie Cong.
Maka ia mau membereskan lawannya yang kuat satu-persatu dulu, setelah itu baru
menghadapi Thian-san Liong-lie.
Tetapi dua penjahat dari Lam-bong itu juga bukannya orang-orang sembarangan, bahkan
kekuatan mereka berdua masih berada diatasnya kekuatan ‘ Empat Setan dari Pak-bin’. Ketika
mereka dijadikan sasaran pertama oleh siiblis wajah singa, sambil keluarkan ketawa dingin, kedua-
duanya lantas mengeluarkan tangan mereka untuk menjabuti serangan si iblis tua wajah singa itu.
Karena masing-masing pada mendendam maksud untuk mrmbinasakan lawannya. Maka setiap
serangan telah dilancarkan dengan sepenuh tenaga dan ganas.
Sementara itu, dipihaknya tiga orang pendek dari Kiong-lay, ketika menyaksikan kejadianitu
mereka bertiga lantas menganggap bahwa itu merupakan suatu kesempatan baik yang harus
digunakan. Maka setelah satu sama lain memberikan isyarat. Wang Hong-hong tiba-tiba melesat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tinggi, dengan gerakan burung elang menerkam tajam, lantas menyerbu dirinya garuda kepala
botak.
Bersamaan saat itu juga, Wie Bu Liang dengan sepenuh tenaga menerjang Thian-san Liong-lie,
sedangkan Ciong-Liat juga secepat kilat menyambar dirinya Yo Cie Cong dan melompat keliar
kalangan.
Gerakan mereka itu sebenarnya diluar dugaan semua orang. Thian-san Liong-lie wajahnya
berubah seketika, rupanya ia sudah gusar benar-benar. Sambil keluarkan bentakan hebat pedang
di tangannya bergerak seperti bianglala, dengan kecepatan luar biasa sebentar saja sudah
mengeluarkan serangannya secara bertubi-tubi dengan demikian. Maka serangannya Wie Bu Liang
lantas kandas ditengah jalan.
Thian-san Liong-lie merangsek, sehingga Wie Bu Liang seluruh badannya lantas terkurung oleh
sinar pedangnya.
Mendadak terdengar suaranya Thian-san Liong-lie yang berseri kena !’ yang selanjutnya
terdengar suara dijeritnya Wie Bu Liang, ternyata kanan orang she Wie itu sudah terpapas kutung
darah tampak berhamburan ditanah, dan orangnya bergulingan.
Dengan tidak mendongak lagi Thian-san liong-lie lantas mengejar si cebol kedua, Ciong-liat.
Sementara itu, si garuda kepala botak yang diserbu oleh Wan Hong-hong secara
mendadak,ternyata tidak berkelit atau tidak menyingkirkan diri dari serangan lawannya, bahkan
dengan kedua tangannya ia memapaki serbuannya lawannya itu.
Sementara itu, si garuda kepala botak yang diserbu oleh Wan Hong-hong lantas terpental, dan
setelah jumpalitan ditengah udara baru jatuh ketanah, sedangkan sigarusa kepala botak sendiri
badannya juga terhujung-hujung.
Si garuda kepala botak yang dalam golongan hitam paling terkenal dengan kepandaian
mengentengi tubuhnya, setelah kakinya berdiri lagi, lalu meledat tinggi keatas mengejar Wan
Hong-hong.
Si iblis wajah singa dan kedua orang penjahat dari dari Lam-bong, ternyata merupakan lawan
yang berimbang. Meskipun kedua pihak sudah berdaya sedapat-dapatnya untuk menjatuhkan
lawannya, tetapi untuk sementara tidak ada yang berhasil melepaskan diri dari lawannya,
keadaannya ternyata sudah berubah.
Cing-liat, si pendek yang kedua, ternyata sudah binasa dalam keadaan terkutung kepalanya,
sedangkan pemuda baju kuning, Yo Cie Cong, sudah dikuasai oleh orang-orangnya Pek-leng-
hwee, dan Ban-siu-pang.
Thian-san liong-lie dan lain-lainnya pada berdiri sejarak dua tumbak lebih.
Si iblis wajah singa dengan mata beringas lantas hendak menerjang maju…..
Tetapi sesaat itu mendadak terlihat berkelebatnya satu bayangan putih, Cien Bie Nio dengan
sepasang pedang dikedua tangannya menghadang didepannya Yo Cie Cong, ia masih tetap
dengan gusar lantas ia berkata kepada Cien Bie Nio :
,, Cien Bie Nio, perkataanmua tadi masih berlaku atau tidak ?’’
,, Perkataan apa ?’’
,, Setan cilik ini sksn kubelek perutnya.’’
Meskipun dirinya Yo Cie Cong sudah dikuasai orang, tetapi pikirannya masih terang. Ketika
mendengar perkataan si iblis wajah singa itu, bukan kepalang rasa gusarnya, ia segera mengerti
bahwa maksudnya kawanan iblis itu ialah hendak mengambil mustika dari dalam perutnya.
Atas ucapan si iblis wajah singa tadi, Cien Bie Nio lalu menyahut sambil ketawa :
,, Setiap perkataan yang keluar dari mulut kami selalu berharga.’’
Si iblis tampaknya kegirangan, ia berkata pula dengan suara cemas :
,, Apa sekarang juga kau hendak memberikan setan cilik itu kepadaku,’’
,, Ini sangat mudah sekali, Cuma sahabat-sahabat dunia Kang-ouw yang berada disekitar
tempat ini apakah……..’’ jawab Cien Bie Nio mengerling kearah dua penjahat dari Lam-bong,
garuda kepala botak dan lain-lainnya.
Belum sampai si iblis wajah singa menjawab mendadak Wie Bu Liang si pendek yang tertua
menjelak dengan suara gusar.
,, Kembalikan jiwa saudaraku !’’ lalu ia bersama saudaranya yang ketiga lantas menyerang
berbareng pada Cien Bie Nio.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ternyata si pendek yang kedua Cing-liat, tadi ketika berhasil merebut dirinya Yo Cie Cong dan
hendak dibawa kabur telah binasa ditangannya Cien Bie Nio, dengan demikian Yo Cie Cong juga
telah direbut oleh Cien Bie Nio.
Ketika melihat kedua orang cebol itu menerjang, Cien Bie Nio tertawa terpingkal-pingkal, lantas
memutar kedua pedangnya, sehingga pedang itu merupakan tembok yang melindungi dirinya.
Kedua orang pendek tadi terpaksa harus melancarkan serangan menggunakan tenaganya
dengan sepenuh tenaga.
Serangan dari kedua orang pendek itu ternyata sangat hebat sebab mereka sudah berhasil
membuyarkan tembok pedangnya Cie Cong juga direbut oleh Cien Bie Nio, tetapi keduanya juga
terpental jauh.
Dipihak si iblis wajah singa, setelah permintaannya diterima baik oleh Cien Bie Nio, pikirnya asal
tidak ada orang ketiga yang turut campur tangan, dirinya Yo Cie Cong segera akan terjatuh dalam
tangannya, maka seketika itu ia lantas turun tangan membantu Cien Bie Nio.
Tiga orang pendek dari Kiong-lay yang sekarang Cuma tinggal dua orang lagi, rupa-rupanya
mengerti bahwa jika pertempuran dilakukan terus, tidak akan menguntungkan fihaknya sendiri,
ketambahan lagi si pendek yang tertua saat itu tangannya Cuma tinggal sebelah, maka
pengharapan mereka jadi semakin tipis untuk merebut kemenangan.
Setelah menyaksikan si iblis wajah singa membantu Cin Bie Nio, kedua-duanya lalu lompat
melesat sejauh setumbak lebih menghindari serangan si iblis wajah singa itu dan lantas hilang
kedalam rimba.
Si iblis wajah singa tertawa bergelak-gelak, lalu berpaling dan berkata kepada dua penjahat dari
Lam-bong.
,, Apakah kalian masih belum mau lepas tangan ?’’
Dua penjahat dari Lam-bong itu mengawasi Cin Bie Nio dan Thian-san liong-lie sejenak, kedua-
duanya lantas mundur sejauh sepuluh tumbah.
Sementara itu, si garuda kepala botak juga meninggalkan tempat tersebut.
Disitu hanya tertinggal Cin Bie Nio, kedua pangcu, si iblis wajah singa dan Thian-san liong-lie.
Yo Cie Cong dengan wajah pucat pasi, kedua tangannya dipegangi oleh orang-orangnya Pek-
leng-hwee, saat itu berdiri ditempat sejauh lima tumbak, dengan matanya juga beringas ia
mengawasi kawanan iblis itu.
Si gadis baju merah yang dipanggil ‘Kiauw Jie’ terus menggerak-gerakan pecut lemas
ditangannya, sebentar mengawasi Yo Cie Cong yang berada disampingnya, sebentar lagi
mengawasi kedalam kalangan. Tampak tegas sekali betapa tegang perasaan hatinya, sedangkan
pemuda baju ungu itu kelihayan berdiri sebagai penonton dengan perasaan puas.
Thian-san liong-lie dengan sangat memperhatikan mengawasi Yo Cie Cong sejenak, kemudian
telah mengambil suatu keputusan tetap. Dengan keadaan tidak bersuara ia lantas melajang kea
rah Yo Cie Cong.
Orang-orangnya Pek-leng-hwee yang saat itu menguasai dirinya Yo Cie Cong, kecuali dua orang
kuat yang memegang tangannya Yo Cie Cong, masih ada lagi lima orang tua.
Kala itu, ketika melihat melesatnya bayangan manusia, lima orang tua itu lantas maju
berbareng, masing-masing mengeluarkan serangan tangannya.
Thian-san liong-lie, sebelum lawan sampai sudah melanjutkan serangan tangannya, maka
serangan kelima orang tadi lantas berbentrokan dengan serangan tangannya Thian-san liong-lie,
dan kelima orang tua itu lantas terpental mundur semuanya.
Sebentar kemudian, pedangnya Thian-san liong-lie dengan kecepatan kilat sudah menikam
kearah laki-laki yang sedang memegang dirinya Yo Cie Cong.
Mendadak suara ‘ terang terdengar nyaring, pedang Thian-san liong-lie telah terpental miring.
Ketika ia melihat siapa orangnya yang mengkis serangannya tadi, ternyata orang itu adalah Cin
Bie Nio yang dengan sepasang pedangnnya sudah berdiri didepannya kedua laki-laki tua tadi
denga wajah merah padam.
Terang bahwa ia tadi sudah menggunakan tenaga sepenuhnya untuk mengkis serangan Thian-
san liong-lie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong yang masih terluka parah, saat itu dirinya dipegangi oleh dua orang laki-laki kuat,
tampaknya terus menggigil, sedangkan jidatnya sudah penuh keringat dingin. Ia hanya kuatkan
hatinya saja sehingga tidak merintih.
Saat itu, ketika menyaksikan Thian-san liong-lie telah menolong dirinya lagi, bahkan dengan
tidak menghiraukan jiwanya sendiri, hatinya merasa tergerak.
Kedua matanya yang sayu telah memancarkan sinar berterima kasih mengawasi Thian-san
liong-lie, sedangkan dalam hatinya berpikir : Wanita pertengahan umur ini kalau dilihat dari
wajahnya, seharusnya aku panggil kwok-kwok ( bibi ) padanya. Jika hari ini aku akan binasa
ditangannya kawanan iblis, busi ini rasanya hanya dapat kubahas dilain penitisan.
Cin Bie Nio kecuali cabul dan centilnya yang sudah sangat terkenal, juga merupakan seorang
cerdik juga banyak akalnya. Ketika melihat Thian-san liong-lie berkali-kali turun tangan melindungi
dirinya Yo Cie Cong, dengan tidak menghiraukan segala bahaya, ia sudah mengetahui bahwa
disitu pasti ada sebab-sebabnya maka ia lantas berkata sambil ketawa :
,, Tho Lihiap perlu apa campur tangan dalam urusan ini ?’’
,, Campur tangan ? apa dosanya anak ini ? mengapa kalian akan membelek perutnya dan
mengambil mustikanya ? perbuatan jahat yang melanggar hukum dan perikemanusiaan ini, aku
Tho Hui Hong tidak boleh tidak harus turut campur tangan’ jawab Thian-san liong-lie tegas.
Jawabnya itu telah membuat Cin Bie Nio wajahnya berubah seketika.
Pangcu dari Cie-in-pang, Lie Bun Hao, tiba celetuk :
,, Tho Lihiap, barangkali tidak bermaksud dengan kami berdua pang dan Pek-leng-hwee.’’
,, Dua pang Pek-leng-hwee tidak dapat menggertak orang.’’jawab Thian-san liong-lie sambil
ketawa dingin.
Pangcu dari Ban-siu-pang. Tio Phan, lantas berkata sambil ketawa bergelak-gelak :
,, Sombongnya perkataan Tho Lihiap.’’
,, Kalau benar, kau mau apa ?’’ jawab Thian-san liong-lie ketus.
Tiba-tiba Cin Bie Nio mengeser kakinya tiga tindak, tangannya menekan jalan darah Beng-hun-
hiat dibelakang gegernya Yo Cie Cong. Dengan wajah masih ramai dengan senyuman ia berkata
kepada Thian-san liong-lie :
,, Tho Lihiap barangkali tidak suka melihat bocah cakap ini melayang jiwanya disini ?’’
Thian-san liong-lie melongo.
Yo Cie Cong lantas membentak dengan suara yang serak :
,, Iblis perempuan, aku Yo Cie Cong menyesal sekali tidak bisa membeset kulitmu dan makan
dagingmu !’’
Thian-san liong-lie hampir saja meledak dadanya, wajahnya nampak merah padam, dengan
suara gusar ia berkata :
,, Pek-leng-hwee dan Cie-in-pang serta Ban-siu-pang ternyata Cuma bisa mengeluarkan
perbuatan yang begitu rendah, turun tangan selagi orang tidak berdaya. Apa masih ada muka
untuk mengaku sebagai ketua dari partai-partai terbesab dalam dunia Kang-ouw ?’’

Cin Bie Nio lepaskan tangannya, ia maju 3 tindak dan kata dengan tenang :
,, Menurut pikiran Tho Lihiap, urusan ini bagaimana harus kita bereskan ?’’
,, Anak ini dengan perkumpulan kalian sebetulnya ada masalah apa ? mengapa kalian harus
membinasakan jiwanya ? jika memang benar anak ini memang cukup alasannya patut
dibinasakan, maka aku Tho Hui Hong akan terlalu tanpa ambil perduli lagi !’’ jawab Thian-san
liong-lie, mendengar perkataan itu, merah mukanya Cin Bie Nio.
Memang sebetulnya mereka tidak punya alasan untuk mengambil jiwa Yo Cie Cong, mereka
hanya mencurigakan dirinya pemuda itu ada hubungan dengan golok maut.
Tapi karena hal itu ada menyangkut urusan atau peristiwa yang terjadi pada 20 tahun
berselang, biar bagaiman tentu mereka tidak dapat menjelaskan.
Cin Bie Nio dengan kecantikannya, kegenitan dan akal muslihatnya yang banyak, telah
merupakan kepala dalam rombongan dari orang-orang Pek-leng-hwee, Cie-in-pang dan Ban-siu-
pang-siu-pang. Saat itu setelah berdiam sejenak, lalu menjawab dengan sangat misterius :
,, Urusan ini ada menyangkut urusan pribadi dalam perkumpulan kami, maaf tidak dapat kami
beritahukan kepadamu !’’
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

,, Segala permusuhan dan dendaman dalam dunia Kang-ouw, boleh saja diumumkan secara
terus terang, dalam urusanmu ini mungkin ada urusan yang tidak patut diketahui oleh orang lain
?’’ Tanya Thian-san liong-lie.
Sebetulnya Yo Cie Cong sendiri juga mengerti, tapi ia tidak mau buka mulut, karena jika ia
menerangkan dirinya bukan Cuma Pek-leng-hwee, Cie-in-pang dan Ban-siu-pang saja akan
membinasakan dirinya, tapi masih ada banyak lagi manusia iblis yang menakutkan tentunya juga
tidak akan melepaskan dirinya.
Cin Bie Nio rupanya merasa jengah, sikapnya yang genit lantas musnah seketika. ,, Tho Hui
Hong, kami ketua dari Pek-leng-hwee ada menjungjung tinggi kau seorang pendekar wanita
kenamaan, maka selalu bersikap mengalah. Jangan ka uterus mendesak demikian rupa. Aku
sekarang Tanya hendak kau, hari ini kau hendak berbuat apa ?’’ demikian Tanya gusar.
,, Harap kau suka lepaskan anak yang tidak berdosa ini dengan sekuat tenaga yang ada padaku
!’’
Suasana kembali menjadi tegang.
,, Dengan memandang mukamu Thian-san liong-lie, bukan tidak bisa kita lepaskan anak ini,
tapi……’’ jawabnya Cin Bie Nio dingin.
,, Tapi bagaimana ?’’
,, Orang lain mau mengerti atau tidak ? kami tidak tahu !’’ sahutnya Cin Bie Nio sambil melirik
pada si iblis wajah singa.
,, Kalau begitu kau lepaskan dulu orangnya, tentang orang lain mau mengerti atau tidak, ada
urusanku Tho Hui Hong !’’ Thian-san liong-lie mendesak.
Dengan tanpa ragu-ragu Cin Bie Nio lantas memberi tanda kepada kedua laki-laki yang
memegangi tangan Yo Cie Cong, kedua laki-laki itu lantas lepaskan cekalannya. Dan selagi kedua
pangcu itu hendak membuka mulut, tapi sudah dicegah oleh Cin Bie Nio dengan lirikan matanya
yang tajam.
Sepasang alisnya Kiauw-jie yang dikerutkan sejak tadi, kini baru kelihatan terang.
Yo Cie Cong dengan badan sepoyongan menghampiri Thian-san liong-lie, kemudian berkata
padanya dengan suara sangat terharu :
,, Bibi Tho, izinkan aku demikian memanggil dirimu. Terhadap budimu yang begitu besar yang
kau lepaskan kepada diriku, aku tidak berani mengucapkan bisa membalas. Tapi aku Yo Cie Cong
selama masih hidup, pasti akan ingat terus budimu ini dalam hatiku.
Sehabis mengucapkan perkataannya itu, sikap dan wajahnya kembali nampak sangat dingin
dan kecut, sedang matanya memancarkan sinar kebencian.
Sebutan Bibi Tho itu ternyata sangat menggirangkan hati Thian-san liong-lie, sehingga
sepasang matanya yang agak layu memancarkan sinar yang menandakan tergoncangnya sang
hati. Ia terus mengawasi wajahnya Yo Cie Cong, agaknya sedang mencari-cari barangnya prang
yang sudah menghilang dari depan matanya, tapi agaknya juga seperti mengenangkan kepada
masa yang sudah lampau. Akhirnya ia berkata sendiri dengan suara perlahan : “…Betapa miripnya
anak ini dengan dia..”
Wajahnya mendadak berubah sedih, air mata tampak mengembang ditelakupan matanya.
Kemudian mengetes turun kedadanya.
Yo Cie Cong memandang dengan perasaan heran, entah siapa yang dimaksudkan denga si
`Dia` ?
Saat itu mandadak terdengar suara ketawa aneh, si iblis wajah singa sudah lompat maju ke
depan Thian-san liong-lie, dengan matanya yang beringas ia berkata dengan sengit :
…Thian-san liong-lie, kau berani bermusuhan dengan aku si orang tua ?”
Thian-san liong-lie angkat perlahan-lahan mukanya, baru menjawab dengan suara dingin :
…Kau hendak berbuat apa ?”
…Kalau kau kenal gelagat, lekas serahkan dirinya bocah ini !”
Yo Cie Cong lekas nyeletuk dengan mata beringas :
…iblis tua, aku Yo Cie Cong kalau tidak mati, pasti akan bikin remuk tulang-tulangmu !”
….setan cilik, kau pasti tidak bisa hidup lagi, tunggu sampai lain penitisan kau baru bisa
membuat perhitungan hutang ini !” kata si iblis wajah singa.
Thian-san liong-lie nampaknya sudah gusar benar-benar ia bertanya dengan suara bengis :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

…iblis tua, kau benar-benar hendak melakukan perbuatan yang melanggar hukum dan
prikemanusiaan !”
…Kau berani ganggu selembar rambut saja anak ini, pembalasan segera berada didepan mata
!”
…He…he…he! Orang semacam kau masih belum pantas untuk mengucapkan demikian “
…Kalau begitu kau boleh coba saja !”
Rambut dan jenggot si iblis wajah singa nampak pada berdiri mulutnya mengangah hingga
kelihatan calingnya yang tajam. Sikapnya itu sungguh menakutkan, seolah-olah siluman wajah
singa berbadan manusia.
Setelah pendengaran geramnya yang seram, ia lantas menyerang dengan beruntun sampai 8
kali kepada Thian-san liong-lie.
Iblis ini sudah napsu benar-benar hendak mendapatkan mustika dari dalam perutnya Yo Cie
Cong. Dan Thian-san liong-lie, wanita setengah umur yang sangat cantik ini, merupakan musuh
kuatnya yang terakhir. Maka ia harus menghadapi dengan dengan sepenuh tenaganya.
Serangan 8 kali itu dilanjutkan sekaligus, setiap gerakan mengandung kekuatan tenaga dalam
yang hebat.
Thian-san liong-lie mundur 3 tindak, baru berhasil menghindarkan serangan yang sangat hebat
itu.
Ketika serangan lawanya agak kendor, ia lantas balas menyerang dengan pedang panjangnya.
Ia melanjutkan serangan berantai sampai 9 kali.
Iblis wajah singa itu nampak sangat ripuh. Setelah berkelit kesana-kemari, baru berhasil
meloloskan diri dari ancaman ujung pedangnya Thian-san liong-lie. Tapi dengan demikian justru
telah membangkitkan kebuasannya.
Dengan mendadak ia tarik mundur dirinya sampai 5 kali. Lalu mendorong kedua tangannya
dengan kekuatan tenaga sepenuhnya. Seketika itu lantas terbit angin hebat yang ditimbulkan oleh
serangan si iblis wajah singa tua itu. Serangan itu benar-benar sangat dahsyat. Thian-san liong-lie
meski ada satu ahli pedang kenamaan tetapi kekuatan tenaga dalamnya masih kalah setengah
tingkat dari pada si iblis wajah singa, maka pedangnya lantas tidak dapat digunakan.
Ketika menapak serangan lawannya ada begitu hebat, ia tidak berani menyambuti dengan
kekuatan tangan kanannya dan terpaksa berkelit kesamping sampai 8 kali jauhnya.
Si iblis wajah singa tidak mau memberi hati, dengan cepat susulkan serangan berikutnya.
Karena dirinya sedang terluka parah, bergerak saja masih menjadi pertanyaan, mana ada
kemampuan untuk melawan para iblis tua ?
Thian-san Liong Lie meski membela dirinya secara mati-matian meski untuk menghadapi si Iblis
Wajah singa rasanya masih tidak menjadi soal, tapi jika Tin Bie Nio Dn kedua pancu itu turut turun
tangan, sudah tentu ia tidak dapat melawan. Disamping itu masih banyak lagi kawanan iblis yang
mengincar diam-diam ? Masih belum diketahui.
Pikir bolak-balik, semuanya merupakan jalan buntu, satu-satunya jalan ialah kematian.
Dalam keadaan demikian, ia telah inggat dirinya yang tidak ketahuan asal-usulnya. Ia ingat
dendam sakit hati gurunya.
Denangan tidak terasa, air matanya lantas mengalir turun.
Ia tidak takut mati, tapi ia merasa bahwa pada saat itu ia tidak boleh mati.
Banyak urusan masih masih menantikan padanya, yang ia harus dapat melaksanakan sebaik-
baiknya.
Namun dalam keadaan demikian, pengharapannya hidup rasanya sedikit sekali !
Dengan tanpa terasa ia lantas berpaling dan berkata kepada Thian-san Liong-Lie.
..Bibi Tho, pergilah ! Budi kebaikanmu, sampai matipun aku tidak bisa melupakan. Buat
sekarang ini aku susah menandingi mereka, jikalau aku terjadi apa-apa atas dirimu karena hendak
menolong diriku …….” Perkataannya kandas sampai disini. Thian-san Liong-Lie dengan sorot
matanya yang penuh welas asih, yagn memandang wajah Yo Cie Cong, kemudian menjawab
dengan suaranya yang lemah lembut :
….Anak, bibi Tho sejak berkelana di dunia Kang-ouw, belum pernah tunduk kepada pengaruh
kejahatan !”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Jawaban itu telah menggerakan hatinya Yo Cie Cong, wajahnya yang putih lantas berubah
merah.
Dari mulutnya seorang wanita, telah keluar perkataan yang demikian gagah. Benar-benar
sangat menggerakan hati Yo Cie Cong dan sesungguhnya juga memalukan kaum laki-laki yang
menganggap diri ada seorang gagah.
Si Iblis wajah singa karena daging gemuk yang sudah berada dalam mulutnya telah hilang lagi,
lantas menjadi kalap, dengan mata mendelik dan mulut berkaok-kaok ia berkata kepada Thian-san
Liong-Lie :
…Thian-san Liong-Lie, apa kau benar-benar tidak kenal dengan gelagat ? . Tidak peduli kau ada
mengandalkan dirinya siapa yang bagaimana lihainya, aku si Orang Tua akan turun tangan
terhadap dirimu juga !”
Oleh karena itu Iblis Tua menyebut orang yang diandalkan oleh Thian-san Liong-Lie, membuat
Cin Bie Nio dan kedua pancu saat itu pada terkejut. Kalau sejak tadi mereka mereka masih berlaku
hormat kepada Thian-san Liong-Lie, membuat Cin Bie Nio dan kedua pancu saat itu pada terkejut.
Kalau sejak tadi mereka masih berlaku horamt kepada Thian-san Liong-Lie sebabnya ialah
dibelakangnya Thian-san Liong-Lie masih ada seorang yang kepandaiannya luar biasa tingginya.
Suhunya Thian-san Liong-Lie “ To-thian Le-siu usianya sudah lebih seratus tahun, tinggi
kepandaiannya tidak bisa di jajaki, tabeatnya juga luar biasa. Di dalam rimba persilatan tidak ada
yang berani main-main padanya.
Di mulutnya si Iblis wajah Singa itu meski mengatakan demikian , tapi dalam hatinya
sebetulnya merasa kebat-kebit, biar bagaimana ia tidak berani turun tangan jahat terhadap
muridnya orang gagah itu.
Apa lagi kekuatanya sendiri ada seimbang dengan kekuatannya Thian-san Liong-Lie kalau
bertempur benar-benar. Belum tau siapa yang akan menang dan siapa yang kalah.
Thian-san Liong-Lie ketika mendengar si Iblis wajah siapa nyebut-nyebut orang yang
diandalkan. Sudah tentu yang dimaksudkan adalah suhunya, maka lantas berkata sambil ketawa
dingin :
…Aku Tho Hui Hong sejak berkelana didunia Kang-ouw belum pernah membawa-bawa
namanya suhu !”
Si Iblis wajah Singa itu sedang mengimpikan cita-citanya menjadi orang kuat nomor satu di
dunia , sudah tentu menjadi gelap pikirannya.
Dengan sorot mata buas, ia memandang dirinya. Yo Cie Cong.
Tapi satu-satunya rintangan terberat adalah Thian-san Liong-Lie maka ia harus merubuhkan
dirinya wanita itu, maka seketika ia lantas berkata :
…Bagus sekali !Biarlah aku yang menyingkirkan kau !”
Baru saja menutup mulutnya tangannya, tangannya melancarkan 5 serangan dengan beruntun.
Thian-san Liong-Lie pada saat itu masih berdiri dihadapan Yo Cie Cong kira-kira 5 kaki jauhnya,
kalau ia berkelit, pasti dirinya Yo Cie Cong yang menjadi sasaran serangannya Iblis tua itu.
Sang waktu tidak memberikan kesempatan untuk ia banyak berfikir, terpaksa sambil gertak gigi
ia menymbuti serangannya si Iblis wajah singa itu. Setelah kedua kekuatan beradu, Thian-san
Liong-Lie terpental mundur beberapa tindak, dadanya dirasakan sesak.
Sejenak ia memulihkan jalan pernapasannya. Kemudian ia putar pedangnya melanjutkan
serangan membalas dengan hebatnya.
Tipu-tipu serangan pedang yang membingungkan musuh yang diperlihatkan secara indah dan
bersahaja. Sehingga membuat kelabakan si Iblis. Ia terpaksa mundur sampai satu tombak
jauhnya, mulutnya berkaok-kaok tidak berhentinya.
Ia menantikan sampai serangan Thian-san Liong-Lie agak kendor, lalu buka serangannya pula.
Kedua pihak nampaknya tidak ada yang mau mengalah.
Setelah pertempuran berjalan seratus jurus lebih, kedua pihak sudah kelihatan lelah, gerak
serangannya mulai kendor, meski demikian, tapi setiap serangan cukup untuk mengambil jiwa
lawannya.
Mendadak Thian-san Liong-Lie melanjutkan tipu serangan simpanan yang paling lihay yang
dinamakan `Seng-Lo-kie-po`. Tipu serangn ini setiap dikeluarkan, pasti meminta korban. Selama
hidupnya Thian-san Liong-Lie baru menggunakan dua kali saja tipu serangan demikian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Si Iblis Wajah Singa ketika nampak Thian-san Liong-Lie mengeluarkan tipu serangannya yang
aneh itu. Ia jadi kebingungan untuk menjaga dirinya, maka seketika itu timbul pikiranya untuk
mengadu jiwa.
Ia tidak mundur, sebaliknya merangsak maju. Ia putar kedua tangannya dengan cepat ia
hendak menggunakan kekuatan tenaga dalamnya untuk merintangi serangannya pedang.
Disamping itu ia lantas gigit lidahnya sendiri sehingga dalam mulutnya penuh darah. Dibarengi
dengan tenaga dalamnya, darah dari dalam mulutnya disemburkan kewajahnya Thian-san Liong-
Lie.
Perbuatan itu juga merupakan tindakan terakhir bagi si iblis tua itu.
Ia mengunakan tipu serangan itu harus menghamburkan kekuatan tenaga dalam yang tidak
sedikit, tapi si iblis wajah singa yang berada dalam keadaan kepepet, ia sudah tidak pikirkan lagi
bahwa tindakannya itu akan membuat hilang kekuatannya yang ia latih beberapa puluh tahun
lamanya.
Sebentar kemudian, kelihatan kedua-duanya pada mundur.
Si Iblis wajah singa tangannya terpapang kutung, darah darah menyembur keluar seperti air
mancur.
Thian-san Liong-Lie pipi kanannya terkena semburan darahnya si iblis, sehingga terdpat tiga
lubang sebesar kacang kedele, wajahnya yang cantik manis, kini telah menjadi cacat.
Selain dari pada itu, sebutir darah lagi mengenakan dengan tepat pada jalan darah `Sim-hiong-
hiat`sehingga ia lantas jatuh duduk ditanah.
Si Iblis wajah singa menggunakan jarinya menotok jalan darah lengan kanannya untuk
mencegah mengalirnya darah lebih banyak kemudian badannya bergerak menubruk dirinya Yo Cie
Cong yang masihj berdiri kesima.
…tunggu dulu !” demikian mendengar suara bentakan nyaring.
Badannya si iblis tiba-tiba terpental mundur oleh kekuatan angin yang menyerang padanya, ia
ketika pentang matanya. Ternyata adalah Cin Bie Nio yang berdiri dihadapannya.

Sebentar saja, pasir dan batu berhamburan. Suatu gemuruh terdengar saling menyusul.
Thian-san liong-lie dengan mengandal gerak badannya yang lincah dan gesit. Berhasil
menghindarkan dari serangannya si iblis wajah tua itu.
Tapi Yo Cie Cong masih terluka parah, lantas kehilangan pelindungnya.
Si iblis wajah tidak mau sia-siakan kesempatan yang baik itu selagi Thian-san liong-lie ripuh
menghindarkan diri serangannya. Dengan kecepatan bagikan kilat ia menyambar dirinya Yo Cie
Cong.
Thian-san liong-lie yang sudah tidak keburu menolong dirinya Yo Cie Cong dalam keadaan
kepepet tiba-tiba telah melontarkan pedangnya ke arah iblis.
Lontaran itu dilakukan dengan separuh tenaga, apalagi jarak antara ia dengan si iblis Cuma 2
tumbak saja jauhnya, dapat dibayangkan betapa hebatnya serangan tersebut.
Si iblis wajah singa yang baru saja merasa girang karena usahanya sudah berhasil tidak
menduga kalau Thian-san liong-lie melontarkan pedangnya.
Kalau ia teruskan tindakannya, meski dirinya Yo Cie Cong bisa didapatkan, tapi tapi pedangnya
Thian-san liong-lie pasti akan menembus badannya.
Dalam keadaan demikian sudah tentu melindungi jiwanya dulu yang paling penting.
Ia lalu ayun tangan kanannya untuk menyampok badan pedang. Sedang badannya sediri lantas
melesat mundur 5 kaki.
Sedang Thian-san liong-lie berbaring pada saat melontarkan pedangnya, dirinya sudah
melompat melesat kedepannta Yo Cie Cong. Maka ketika pedangnya kesampok oleh tangannya si
iblis wajah singa ia lantas sambar kembali dengan tangannya.
Tindakan yang sangat berani dan bagus sekali itu membuat kesima semua orang yang
menyaksikannya.
Hanya Thian-san liong-lie yang sikapnya nampak berlainan dengan orang banyak.
Semula ia nampak girang melihat tindakannya si iblis wajah singa akan berhasil tetapi ketika
melihat Thian-san liong-lie dapat mencegah maksud musuhnya dengan caranya yang sangat hebat
itu alisnya lantas dikerutkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Iblis wanita yang ganas dan genit itu apa yang sebetulnya yang di pikir dalam hatinya ?
siapapun tidak ada yang tahu ! benarkah ia dapat membiarkan si iblis wajah singa berhasil
mendapatkan dirinya Yo Cie Cong ?Rasanya masih belum tentu!
Sekalipun pancu dari Cie Cong-in-pang dan Ban-siu-pang yang merupakan `orang dekat` juga
masih tidak bisa menebak maksud maksudnya si wanita genit itu.
Keadaanya Yo Cie Cong itu waktu sesungguhnya sukar di lukiskan dengan pena. Dengan secara
kebetulan ia telah menelan mustika yang sangat mukjijat bagi orang rimba persilatan tapi kini
dirinya mendadak menjadi rebutan kawanan iblis. Dan semua iblis itu tujuannya ialah serupa :
hendak membelek perutnya !

Bab 7

PANGCU dari Cie-in-pang Lie Bun Hoo dan pangcu dari Bang-sio-pang Thio Pan, juga ikut
nyerbu dalam kalangan, mereka berdiri berdampingan dengan Cin Bie Nio.
…Cin Bie Nio saat itu wajahnya sudah tidak semanis seperti tadi, dengan suaranya yang dingin
ketus ia balas menanya :
…Pungkir apa ?”
..Lohu sudah menepati janji memukul mundur semua orang yang ingin turut ambil bagian
dalam urusan ini. Tadi kau kata sendiri, setelah lohu memukul mundur mereka bocah ini hendak
kau serahkan kepada lohu untuk di belek perutnya dan diambil mustikanya, apa kau tidak
mengakui janjimu sendiri.
…benar, memang aku tadi kata begitu “
…kalau brgitu mengapa kau merintangi tindakanku ?”
…Tapi sekarang keadaannya ada lain, aku tidak ingin bocah ini biasa !”
…Benarkah kau hendak mengingkari janjimu sediri ?”
…kau jangan lupa bocah ini tadi jatuh ditangan siapa?
Dia selain kita lepaskan sesudah terjatuh dalam tangan orang-orang Pek-leng-hwee, Cie-in-
pang Lie Bun Hoo, maka perjanjian tadi harus kita batalkan “
Si iblis wajah singa yang mendengar itu, hatinya sangat mendelu. Bukan kepalang gusarnya.
Sampai-sampai urat jidatnya kelihatan menonjol. Matanya mendelik seperti seperti mau mau
meloncat keluar. Tetapi mulutnya tidak bisa mengatakan apa-apa.
Pada saat itu matahari sudah kelihatan mendoyong ke Barat. Angin malam meniup sepoy-
sepoy. Puncak gunung sekitar danau Liong-than sudah diliputi oleh suasana malam.
Yo Cie Cong dengan susah payah berjalan menghampiri Thian-san Liong-Lie.
Ia melihat wajahnya Thian-san Liong-Lie yang cantik bercacad oleh serangan yang ganas dari si
iblis wajah singa semata-mata karena hendak menolong dirinya.ia merasa tidak enak terhadap
wanita cantik yang berbudi luhur itu, maka lalu berkata padanya dengan dengan suara agak
bergetar :
…Bibi Tho, kau……….”
….Anak, tidak apa. Aku hanya menyesal tidak mempunyai cukup kekuatan untuk menolong kau
dari tangannya kawanan iblis ini….”
Thian-san Liong-Lie tidak sanggup melanjutkan perkataanya, dalam hati berdo`a supaya
pemuda yang cakap ganteng ini tidak mengalami nasibnya yg mengerikan.
Yo Cie Cong pada saat itu juga seperti mendapat firasat bahwa tangan maut sedang melambai-
lambai hendak menyembutnya ia seperti merasa bahwa ajalnya sudah hampir sampai, dengan
tidak terasa air matanya mengalir keluar.
Kematian ada merupakan berakhirnya penghidupan manusia. Setiap manusia tidak akan
terhindar daripada kematian.
Yo Cie Cong bukan karena takut mati, tetapi kematian yang mengenaskan, apa lagi mati
ditangan musuhnya, kematian itu baginya merupakan penderitaan bathin yang sangat hebat.
Dengan perasaan putus asa ia menghelap napas panjang kembali ia berkata kepada Thian-san
Liong-Lie.
….Bibi Tho, budi kebaikanmu terpaksa hanya bisa kubalas pada lain penitisannya .”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

….Anak, siapa suruh kita saling jumpa ? ini yang dinamakan jodoh yang sudah diatur oleh yang
maha kuasa. Kau masih sangat muda, barangkali tidak akan memahami perkataanku ini”.
…Bibi Tho, kau …..”
Yo Cie Cong menatap wajah cantik pertengahan umur itu yang berusaha sedapat mungkin
untuk menolong jiwanya tanpa menghiraukan keselamatan jiwanya sendiri. Tiba-tiba ia merasa
sedih dalam hati.
Sehingga air-mata mengalir bercucuran tanpa terasa.
Dengan tindakan berat ia berlalu meningalkan bibinya yang baik hati itu. Dalam hatinya diam-
diam mendoakan :Bibi Tho,selamat tinggal.biarlah kau selalu dalam keadaan sehat dan bahagia.
Ia berlalu karena ia tidak ingin orang yang memperhatikan dirinya begitu sangat, akan binasa
ditangan musuhnya karena hendak membela dirinya.
Kira2 dua tumbak jauhnya disebelah sana, si Iblis wajah singa yang amarahnya sudah
memuncak,telah mendengarkan suara ketawanya yang benar2 seperti iblis.
Selagi ia masih ketawa itu tanggan kirinya mendadak mengeluarkan sebuah benda hitam
sebesar kepalan tangan.Benda hitam itu mengeluarkan bau harum yang sangat luar biasa.Cin Bie
Nio dan kedusa pangcuketika menyaksikan benda itu.
Karena mereka ingat bahwa benda aneh itu adalah senjata ampuhnya si iblis wajah singa yang
pernah digunakan untuk membunuh binatang Gu-liong-kao yang aneh itu.
Jika si iblis wajah singa nanti melempar benda yang aneh itu maka semua orang yan ada di
dekatnya kan mati seketika.
Perbuatan iblis tua itu sesungguhnya di luar dugaan semua orang banyak yang menyaksikan
bagaimana hebatnya benda itu,siapapun tidak mau menghantarkan nyawanya dengan percuma.
Sekalipun Cin Bie Nio sendiri yang terkenal cerdik dan banyak akalnya saat itu juga tidak
berdaya sama sekali kelihatannya.
Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri ialah membiarkan si iblis itu mencapai maksudnya
membelek perut Yo Cie Cong.
Tetapi Cin Bio Nio wanita yang genit cabul, saat itu dengan mendadak timbul hati sukanya
terhadap Yo Cie Cong yang masih muda dan tampan itu. Kalau bukan karena dibawah mata orang
banyak barangkali ia sudah berbuat apa yang ia suka terhadap dirinya Yo Cie Cong.
Sebetulnya ia ingin pemuda tampan itu binasa ditangannya si iblis wajah singa. Tetapi
kenyataan ada ada begitu rupa jadinya, ia harus dengan segera memilih satu jalan antara dua dan
tidak mungkin dibikin sempurna kedua-duanya.
Oleh karena itu iblis wajah singa mempunyai senjata yang sangat ampuh, maka itu berarti pula
bahwa ia itu sudah menguasai jiwanya semua orang. Dengan sangat jumawa dan bangga sekali si
iblis berkata kepada Cin Bio Nio dan kedua Pancu :
….Sekarang kalian bertiga lekas mundur ketempat sepuluh tumbak jauhnya dari tempat kalian
!”
Perkataan ini merupakan suatu perintah. Anehnya tiga orange aneh itu yang biasanya
mengangap diri jempolan sebagai pemimpin dari perkumpulan besar tidak ada seorangpun yang
berani melanggar perintah itu.
Ketiga orang itu mundur seperti apa yang diperintahkan oleh si iblis wajah singa.
Setelah mereka mundur, si iblis wajah singa lalu berpaling dan berkata kepada Thian-san Liong-
lie :
…perempuan hina ! sakit hati lantaran kau bikin putus tanganku, sebentar lagi laho akan bikin
perhitungan dengan kau “
Setelah berkata demikian, benda hitam itu dikempinya di ketiak kanannya supaya jika perlu bias
digunakan lagi, kemudian baru ia menghampiri Yo Cie Cong.
Pemuda itu sudah mengetahui bahwa dirinya menghadapi bahaya maut, tetapi ia sudah tidak
mempunyai daya memberi perlawanan.
Thian-san Liong-lie yang tadi hamper saja jatuh pingsan karena terkena serangan darah dari si
iblis, kini memaksakan diri untuk melompat bangun lagi.
Karena ia sangat simpatik terhadap Yo Cie Cong, maka ia rela mengorbankan dirinya dibawah
ancaman senjata si iblis wajah singa demi keselamatan Yo Cie Cong, jangan sampai terbelek
perutnya…….
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat itu tiba-tiba kedengaran suara melengking dan sosok bayangan merah lantas
meluncur turun ke dalam kalangan.
Bayangan merah itu ternyata adalah si gadis baju merah yang oleh Cin Bio Nio dipanggil Kiauw-
jie.
Oleh karena itu hatinya Kiauw-jie yang masih suci murni adalah jatuh cinta pada Yo Cie Cong,
maka karana pengaruhnya asmara itulah membuat Kiauw-jie tidak memperdulikan bahaya, ia
lantas bergerak melindungi dirinya orang yang dicintainya.
….. Kiauw-jie, apa kau sudah gila ? lekas kembali !” demikian terdengar suara Cin Bio Nio yang
cemas.
Tetapi Kiauw-jie saat itu sudah berlaku nekad, bagaimana ia mau mendengar perkataan orang
?”
Baru saja gadis itu sampai dikalangan pertama-tama ia tersenyum kerpada Yo Cie Cong
kemudian memutar tubuhnya dengan senjata pecut lemasnya ia hendak menghajar si iblis wajah
singa.
Dengan kepandaian ytang dimiliki oleh si gadis. Sebetulnya masih berselisih sangat jauh
dengan kepandaian si iblis, maka perbuatannya itu sebetulnya sangat gegabah dan tidak
mengukur dirinya sendiri. Tetapi pengaruhnya cinta ada lebih kuat daripada segala apapun juga.
Sekalipun seekor kambing juga berani melawan seekor singa.
Si iblis wajah singa yang lengan kanannya sudah dibikin kutung oleh Thian-san Liong-lie maka
kekuatnya pada saat itu agak berkurang. Apa yang diandalkan sebetulnya sekarang hanyalah
benda yang dapat meledak itu saja.
Yo Cie Cong terhadap gadis baju merah itu sebetulnya tidak mempunyai kesan yang mendalam,
ditambah lagi setelah ia mengetahui bahwa si gadis ternyata ada orang dari golongan Pek-leng-
hwee dan kedua pang, maka ia sudah mengangap gadis itu sebagai musuhnya.
Tetapi saat itu melihat kelakuannya si gadis baju merah perasaan Yo Cie Cong yang tadinya
menganggap gadis itu sebagai musuhnya, telah banyak berkurang.
Pada saat itu, Thian-san Liong-lie juga sudah berdiri disampingnya Yo Cie Cong.
Si iblis wajah singa sesungguhnya tidak menyangka kalau masih ada orang yang tidak takut
mati seperti gadis itu, maka saat itu ia sendiri juga menjadi kesima.
Jika ia menggunakan senjatanya itu mungkinsemua akan musnah, sedangkan ia sendiri juga
tidak bisa mendapatkan apa-apa tetapi jika ia tidak mau menggunakan senjatanya yang paling
ampuh itu sudah tentu ia tidak akan mampu melawan kedua wanita itu. Karena tangannya Cuma
tinggal sebelah lagi.
Sebentar kemudian benda hitam juga berada dibawah ketiak lengan kanannya kembali
tenggelam dalam tangan kirinya. Dengan mata buas ia memandang kedua wanita itu. Agaknya ia
tengah menimbang-nimbang, apakah senjata itu harus dilemparkan atau tidak.
Jika benda hitam itu dilemparkan, maka empat orang yang berada disitu termasuk ia sendiri
sekejapan saja akan hancur lebur, jangn harap bisa lolos dari situ.
Suasana yang tampaknya sunyi itu sebetulnya sangat tegang.
Kiauw-jie sampai saat itu masih belum mengetahui nama dan asal-usulnya Yo Cie Cong tetapi ia
sudah berani korbankan diri untuk membela diri pemuda itu.
Pengaruhnya asmara besar sekali.
Yo Cie Cong meskipun wajahnya tampan cakap tetapi yang menarik hatinya si gadis baju merah
itu adalah sikapnya yang dingin dan angkuh dari si pemuda.
Perasaan cinta itu memang bisa timbul dari beberapa sudut ini kadang-kadang memang suatu
keanehan. Dan begitulah perbuatan si gadis baju merah, juga merupakan satu keanehan dari
begitu banyak keanehan.
Thian-san Liong-lie dengan perasaan heran mengawasi Kiauw-jie sesaat itu hatinya agak
tergoncang. Ia sudah mengetahui dari sebab apa gadis itu unjuk perbuatanya yang nekad hendak
melindungi Yo Cie Cong.
Suasana kembali menjadi sunyi, setiap saat menjadi suatu pembunuhan yang mengenaskan
kalau si iblis itu bergerak melemparkan benda ditangannya.
Si iblis wajah singa meskipun sifatnya sangat kejam dan ganas, tetapi saat ia juga ragu-ragu
atas dirinya sendiri. Karena jarak antara kedua pihak sudah dekat sekal, maka sudah tentu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

senjatanya itu bisa membinasakan lawannya tetapi ia sendiri juga tidak akan terluput dari
kematian.
Namun ia juga tidak berdaya menghadapi kedua wanita itu terutama Thian-san Liong-lie
sebelum lengannya dibikin kutung saja, barang kali masih belum mampu menandingi, apalagi
sekarang tangannya Cuma tinggal satu.
Apakah ia harus tinggalkan begitu saja ? bagaiman ia mau mengerti ?
Pikirnya iblis wajah singa itu masih terus berkekuatan diantara dilemparkan atau tidak
senjatanya itu.
Pada saat itu, timbul pula keanehan. Didalam kalangan mendadak kelihatan menancap 3 buah
bendera kecil segi tiga.
Benderaitu dasarnya putih, pinggirnya warna emas, ditenga-tengahnya ada terlukis seekor
burung laut warna merah dadu.
Orang-oranga yang berada disitu baik dari golongan hitam maupun dari golongan putih, ketika
menyaksikan bendera kecil itu semua lantas pada berubah wajahnya, hanya merasa ngeri.
Bendera burung laut itu seolah-olah mewakili pendekar aneh yang sangat misterius.
Bendera burung laut ini muncul didalam rimba persilatan didaerah tionggoan, hanya baru
setahun sajatapi ternyata sudah menggetarkan orang-orang golongan hitam dan putih, pemilik
bendera aneh itu kabarnya ada seorang yang memakai kedok kain warna merah, kepandaiannya
ilmu silat tinggi sekali, hingga sukar di jajaki. Ia ada mempunyai kurang lebih 12orang pengikut,
yang biasanya disebut ‘ utusan burung laut’ orang-orangnya itu juga merupakan orang-orang kuat
dalam rimba persilatan.
Dimana bendera burung laut itu muncul, berarti pendekar aneh berkedok kain merah itu juga
segera akan tiba, dan dimana pendekar aneh itu unjukan diri, sudah tentu merupakan kejadian
yang bukan biasa lagi.
Mengapa pendekar kedok itu bisa muncul secara tiba-tiba tidak ada seorangpun yang mampu
menjawab.
Orang banyak yang tadinya hendak menonton keramaian itu, kini dengan sendirinya telah
bubardengan diam-diam, sehingga hanya ketinggalan mereka, orang-orang yang
mempertengkarkan dirinya Yo Cie Cong.
Pada saat itu, hanya satu orang saja yang seperti acuh tak acuh orang itu ialah Yo Cie Cong
yang sedang terluka parah dan tengah menantikan nasibnyayang hendak disembelih oleh iblis
berwajah singa.
Disatu fihak, karena ia baru saja muncul didunia Kang-ouw dan dilain fihak, ia sekarang bagai
seekor kambing yang tengah menantikan nasibnya hendak dijadikan korban, hingga sudah tidak
kenal lagi apa artinya takut.
Orang-orang yang ada disitu dengan perasaan heran dan takut mengawasi pada bendera kecil
segi tiga itu, coba menebak-nebak akan maksud kedatangan sipendekar aneh berkedok.
selagi semua orang masih belum hilang rasa takutnya, dua bayangan orang secara tiba-tiba
sudah muncul ditengah-tengah lapangan kedatangannya kedua orang itu bukan saja secara
mendadak juga tidak kedengaran suaranya. Dengan kepandaiannya mengentengi tubuh itu saja,
sudah cukup mengejutkan orang yang mengerti silat.
Semua orang itu semuanya memakai kedok kain hitam tersulam bergambar seekor burung laut
warna putih. Ditengah-tengah sulaman burung laut itu ada terdapat angka ‘1’ dan seorang lagi
berangka ‘7’.
Itu mungkin satu tanda untuk membedakan diri mereka, tapi tidak seorangpun yang tahu
maksud yang sebenarnya.
Orang yang berkedok angka ‘1’ itu tiba-tiba membuka mulutnya :
,, Atas perintah majikan burung laut, siapa saja dilarang membikin celaka dirinya bocah ini !’’
Semua orang ketika mendengar perkataan itu pada terkejut
,,Harap semua pada meninggalkan tempat ini’’ kata pula arang berkedok itu.
Perkataan itu seolah-olah satu perintah, orang-orang disitu semuanya merupakan orang-orang
Kang-ouw kenamaan, sudah tentu tidak mau menurut begitu saja.
,, Jiwie siapa ?’ si iblis wajah singa majukan pertanyaanya, ini mungkin merupakan ucapannya
si iblis yang paling sopan untuk menghadapi orang yang belum dikenalnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

,, Utusan burung laut !’’ demikian dijawabnya.


Jawaban itu membuat kaget semua orang.
Thian-san Liong-lie meski sudah pernah dengar namanya pendekar berkedok kain merah yang
aneh dan sangat misterius sepakterjangnya itu, tapi karena saat itu sedang memikirkan
keselamatannya Yo Cie Cong maka tidak mau meninggalkan tempat tersebut secara gegabah.
Sebab jika orang berkedok yang mengaku dirinya utusan burung laut itu ada mengandung
maksud jahat seperti si iblis wajah singa, bukankah akan mengantarkan jiwanya anak muda itu
secara Cuma-Cuma.?
Kiauw-jie, gadis baju merah, memang ada satu gadis berandalan yang tidak takut segala apa,
sudah tentu tidak gubris perintahnya utusan tersebut. Dan bagaiman dengan si iblis wajah singa
sendiri ?
Ia merupakan orang satu-satunya yang hendak mengangkangi mustika sudah barang tentu
tidak mau meninggalkan begitu saja.
Utusan burung laut itu agaknya dapat memahami semua maksud yang terkadang dalam hati
orang-orang itu, maka dengan mendadak ia lantas mendekati Thian-san Liong-lie dan kiauw-jie
serta berkata kepada mereka.
‘’Tho liehiap’’ nona siang-koan, kalian berdua harap jangan khwatir, majikan kita tidak ada
mengandung maksud jahat terhadap sahabat kecil ini, mungkin malah ada faedahnya bagi dia !’’
Thian-san Liong-lie dan sigadis baju merah pada merasa heran, mengapa utusan ini
mengetahui nama mereka, bahkan tahu maksud mereka ini benar-benar sangat aneh.
Yo Cie Cong saat itu mendengar dari mulutnya utusan burung laut, lantas mengetahui bahwa
sigadis baju merah itu ada seorang she Siang-koan, namanya sudah tentu adalah siang- koan
kiauw. Sebab cin Bie Nio panggil padanya Kiauw-jie ( anak kiauw ).
Siang-koan kiauw yang biasanya membawa adatnya sendiri, lantas menanya kepada si utusan :
,, Bagaiman jika aku tidak mau berlalu ?’’
Utusan angka ‘1’ ketawa ringan.
,, Barangkali tidak mungkin kau bisa bawa caramu sendiri !’’ jawabnya.
Baru saj habis ucapannya, sang utusan itu nampak gerakan tangannya, suatu kekuatan tenaga
dalam yang tidak kelihatan, sudah meluncur kearah Siang-koan kiauw, seranganitu nampaknya
sedikitpun tidak ada yang luar biasa.
Siang-koan kiauw dengan seenaknya saja lantas angkat tangannya untuk menyabuti.
Siapa serangan yang kelihatan biasa saja itu, begitu menyentuh badan orang, segera
menimbulkan semacam kekuatan yang luar biasa hebatnya, sehingga dirinya Siang-koan Kiauw
terpental sampai 3 tumbak jauhnya.
Untuk sesaat lamanya, ia berdiri seperti patung.
Satu utusan saja sudah demikian hebat kekuatannya, apalagi majikannya, pikirnya.
Thian-san Liong-lie dengan berpendirian menantikan perkembangan lebih jauh, lalu melanjang
sejauh 5 tumbak, namun sepasang mata terus ditunjukan kedalam kalangan tanpa berkesip.
Utusan burung laut angka ‘1’ itu lantas maju dua tindak dan berkata kepada si iblis wajah singa
:
,, Bagaiman dengan saudara ?’’
Si iblis wajah singa yang dengan senjatanya yang istimewa telah berhasil membinasakan Gu-
liong-kauw, sebetulnya mustikanya sudah berada dalam tangannya, siapa Tanya kemudian
menjadi barang rebutan kawanan iblis, sehingga secara kebetulan masuk kedalam perutnya Yo Cie
Cong.
Dan setelah bertempur mati-matian sampai ia kehilangan sebelah lengannya, kini muncul dua
orang yang mengaku sebagai utusan burung laut, biar bagaiman ia tentu tidak mau mengerti,
apalagi dalam tanganya masih ada mempunyai senjatanya yang paling ampuh, sudah tentu tidak
mau mandah begitu saja.
Maka setelah mendengar pertanyaan sang utusan itu, lantas menjawab sambil perdengarkan
suara ketawanyayang aneh :
,, Lohu tidak akan berlalu dari sini, saudara mau apa ?’’
,, Didalam dunia Kang-ouw belum pernah ada orang yang berani menatang terang-terangan
perintahnya pemilik bendera burung laut !’’berkata utusan angka ‘1’ itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

,, Lohu justru tidak mau percaya segala omong kosong demikian, bocah ini pasti lohu hendak
bawa !’’ jawab si iblis dengan mata beringas.
,, Dimana bendera burung laut sampai, siapa yang menentang berarti binasa !’’
Bicaranya sang utusan itu diucapkan sepatah demi sepatah, dan perkataan yang paling terahir
itu ia sengaja tandaskan demikian rupa.
Si iblis wajahnya berubah seketika, sambil kertak gigi ia berkata dengan suara bengis :
,, Lohu ingin sekali belajar kenal dengan kepandaiannya partai burung laut, ada apanya yang
patut dibanggakan, sampai begitu berani tidak memandang mata segala orang heh, heh……’’
,, Kau masih belum berhak untuk belajar kenal !’’ bentak si angka ‘1’.
Si iblis wajah singa yang sudah meluap kegusaranya, lantas
Angkat tangan kirinya. Benda kecil hitam dalam gengamanya sudah akan dilemparkan.
Jika hal demikian terjadi, maka 4 orang yang berada di situ akan binasa semuanya.
Dua orang utusan burung laut itu lantas mundur 2 tindak.
Pada saat itu Yo Cie Cong perlahan-lahan sudah pulih kekuatanya. Wajahnya yang pucat pasi,
perlahan-lahan berubah merah, mungkin itu ada pengaruhnya mustika Gu-Liong-Kauw yang
masuk dalam perutnya.
Tapi ia tau bahwa bahaya maut masih belum berlalu dari depan matanya.
Nama pemikik bendera burung laut itu ia belum pernah dengar tapi sekarang tiba-tiba datang
utusanya yang hendak membawa ia pergi, ini sesungguhnya sangat aneh.
Dengan sorot mata yang dingin ia mengawasi wajah orang-orang yang ada disitu, hatinya
merasa mendelu.
Malam sudah mulai tiba, keadaan seputar situ sudah agak gelap, keadaan itu nampaknya
bertsmbsh menyeramkan.
Utusan burung laut itu meski mempunyai kepandayan tinggi, tapi menghadapi keadaan
demikian, agaknya juga merasa sulit, tidak bisa mengambil keputusans.
Karena setiap kali bendera burung laut itu muncul, segala sesuatu bisa dibnereskan dengan
segera. Maka kalau hari ini tidak bisa menghadapi persoalan yang agak sulit ini, bendera kecil ini
selanjutnya akan tidak berharga lagi.
Dipihak Si Iblis Raja Singa, sudah berkeputusan hendak menghancurkan semua orang yang
ingin mendapatkan dirinya Yo Cie Cong, sekalipun ia sendiri harus binasa.
Ia tidak senang barang yang ia ingin dapatkan terjatuh kepada orang lain.
Orang yang ia paling benci adalah
Cin Bie Nio, itu wanita yang setengah tua yang genit dan jahat. Jikalau ia tidak ada Cin Bie Nio
yang selalu menghalang-halangi, mustika Gu-Liong-Kauw itu siang-siang sudah menjadi
kepunyaanya.
Maka ia merasa gemas sekali terhadap Cin Bie Nio, ia ingin bisa membesat kulitnya dan
kemudian memakan ginjalnya.
Pikiran jahat lalu timbul dalam hatinya : “Jika aku bisa berusaha membinasakan perempuan tua
yang genit dan jahat bisa binasa lebih dulu, sekalipun aku sendiri binasa aku puas”.
Maka ia lantas berkata kepada kedua utusan itu:….Lohu ingin melepas bocah ini, juga tidak
akan menggunakan senjata lohu yang ampuh itu, tapi ada syaratnya. Kalian harus melakukan
sesuatu untuk Lohu”.
Kedua utusan itu saling memandang sejenak, untuk sementara tidak bisa menjawab.
Merasa merasa heran, mengapa iblis itu bisa mengatakan demikian? Dan apa syarat yang
hendak diajukan? Kiranya syarat itu tidak mudah tentunya.
Karena kedua utusan itu wajahnya tertutup oleh kedok kain hitam, maka tidak bisa dilihat
bagaimana sikapnya pada saat itu.
Thian –san Liong Tie dan Siang Koan Kiaw yang berdiri ditempat sejauh 5 tumbak, ketika
menyaksikan orang yang mereka sangat perhatikan keselamatanya berada dalam keadaan
bahaya, hati mereka sangat gelisah.
Mereka ingin menggempur iblis wajah singa itu,tapi kuatir membuat gusar iblis itu dan betul-
betul melemparkan senjatanya yang bisa meledak itu, sehingga Yo Cie Cong juga turut binasa.
Sebentar kemudian.
Utusan burung laut angka “I” mendadak berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

..syarat apa yang saudara hendak ajukan ? coba sebutkan!” Si iblis wajah singa itu dengan
matanya yang buas mengawasi Chin Bie Nio juga berdiri jauh-jauh, kemudian berkata sambil
kertak gigi:
…..perlu Lohu jelaskan dulu, apa bila syarat ini tidak trpenuhi, maka lohu akan bawa bocah ini
pergi. Sipa yang berani menghalangi, kita akan bisa bersama-sama dibawah senjata peledak ini.
Perkataan yang kejam dan tidak tau malu ini, membuat kedua utusan itu tercengang.
..sahabat boleh sebutkan dulu !”
..Lohu dengan wanita baju putih itu, mempunyai permusuhan yang sangat dalam. Kalian
berdua coba pergi tangkap padanya setelah lohu pergi dengan tangan sendiri coba membereskan
musuh ini, lantas berlalu dengan tangan kosong. Bagaimana?
Maksud dan tujuan si iblis itu, kendak menggunakan tenaganya dua utusan itu untuk
menangkap diti Cien Bie Nio, kemudian mati bersama-sama.
..yang sahabat maksud apakah bukan ketua perkumpulan Pek-Leng-Hwee ?.”
Benar, dengan kepandaian kalian berdua, rasanya tidak sulit menangkap dia !.”
.. kita berdua hanya mendapat perintah dari majikan bocah ini, tidak mencampuri urusan
lainya. Tentang maksudmu ini maaf kami tidak terima !.”
..kalian tidak pikirkan akibatnya?”
..syarat ini kami tidak terima!.”
..jangan sesalkan kalo Lohu berlaku kejam, kita terpaksa harus binasa bersama-sama!” si iblis
itu kembali mengancam dengan senjatanya yang ampuh.
Ketegangan makin memuncak, peristiwa yang sangat mengenaskan rasanya tidak dapat
dielakan lagi.
Tian-san Liong-lie dan siang koan Kiaw wajahnya berubah pucat, mereka tidak bisa
membayangkan bagaimana kesudahanya. Apabila siiblis itu benar-benar buktikan ancamanya.
Dua utusan burung laut itu telah mendapat perintah dari atasanya, tapi tidak berhasil
melaksanakan tugasnya, sekalipun dirinya akan dirinya bakal hancur lebur, juga tidak akan
mundur setengah jalan sebab ini menyangkut nama baik partai burung laut.
Pertama saja kedua utusan itu sudah nenpunyai kepandayan yang sangat tinggi karena pada
saat itu mereka tidak berdaya sama sekali.
Sebentar saja suasana nampak semakin gawat .
Mendadak suara nyaring terdengar menggema diudara.
..utusan angka 1 dan 7 lekas mundur, biarlah punleng yang menyelesaikan persoalan ini
sendiri.
Kedua utusan itu tanpa banyak bicara lantas melesat sejauh lima tumbak lebih., sekali bergerak
lagi. Sudah lenyap dalam kegelapan kegesitanya itu sungguh mengagumkan.
Hati orang-orang pada berdebaran, karena manusia yang sangat misterius itu akan segera
muncul. Entah dengan cara bagaimana ia dapat membereskan masalah ini.
Didalam hatinya siiblis wajah singa, tiba-tiba timbul kekejamanya
Dengan kecepatan luar biasa ia pindahkan senjata ampuhnya, kebawah ketiak kanan, tangan
kirinya sudah siap sedia mencegah segala kemungkinan, ia lantas menengok ke dalam liang yang
dalam dan gelap gulita. Bekas tempat persembunyian Gu-Liong-Kauw. Bagaimana keadaanya
didalam liang itu, tidak seorang pun yang tau.
Si Iblis wajah singa dengan mendadak menubruk dirinya Yo Cie Cong, kemudian lemparkan
matanya, kedalam liang yang dalam itu. Supaya simustika yang direbut itu tidak jatuh pada
siapapun juga.
Kekejaman iblis tua itu, sesungguhnya sukar dicari keduanya.
Serangan yang dilancarkan dengan sepenuh tenaga itu, sudah
Tentu ada yang sanggat hebat.
Yo Cie Cong yang kekuatan tenaganya baru pulih dua bagian terang tidak mampu
menyingkir.perbuatan si iblis tua ini benar –benar dugaan semua orang suara jeritan
terdengar.mulut Yo Cie Yong menyemburkan darah segar,badan nya terpental tinggi seolah –olah
jangan putus talinya tubuhnya meluncur hendak masuk kedalam liang.suara jeritan dua wanita
terdengar,disusul oleh melesatnya dua bayangan orang laksana anak panah cemburu pada Yo Cie
Cong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hampir bersamaan pada saat itu juga,kembali satu bayangan melesat kearah jatuhnya Yo Jjie
Cong.
Ketika dua bayanggan yang disebut duluan hampir tiba di dekat liang, tubuhnya Yo Cie Cong
sudah disambar oleh bayangan orang yang melesat belakangan tadi.
Dua bayangan orang yang bergerak duluan tadi adalah Thian-san Liong-lie dan Siang-koan
kiauw.setelah menjerit kaget mereka enjot badannya melesat untuk menolong Yo Cie Cong
Pada saat itu,orang yang bergerak berhasil menyambar dirinya Yo Cie - Cong,dengan sangat
hati-hati meletakan tubuhnya Yo Cie Cong ditanah.ia mencoba memeriksa jalan pernapasan,lantas
geleng-gelengkan kepalanya sambil menghela napas kemudian menghampiri si iblis wajah singa.
Orang itu badanya tinggi langsing,wajah nya di tutupi oleh kedok warna merah mengenakan
pakaian baju panjang.Gerakannya gesit luar biasa.
Thian-san Liong-lie dan Siang-koan Kiaw tidak mau memperhatikan orang yang baru datang
itu,ia merasa ngeri terhadap orang aneh itu yang jalan menghampiri padanya.
Sebentar kemudian orang itu sudah berdiri dihadapannya kira2 dua kaki jauhnya.
Orang itu pertama-tama mengambil bendera kecil yang menancap ditanah,kemudian
dimasukan kedalam sakunya.
Si iblis wajah singa sudah dapat menduga siapa adanya orang itu,hatinya agak bimbang.tetapi
ia masih mau mengandalkan senjata peledak didalam tangan nya yang dianggap dengan senjata
itu mampu melindungi dirinya.
Saat itu ia coba berlaku tenang sebisanya,dengan suara bengis ia menanya:
”..kau siapa ?”
”..pemilik bendera burung laut !”jawab orang berkedok itu dengan dingin.
Jawaban yang sangat ringkas itu telah membuat orang2 Pek-Leng-Hwee dan kedua berdiri
jauh2 pada terperanjat dan gemetaran.
Karena manusia aneh yang sangat misterius itu benar2 telah muncul.
Sipemilik golok maut yang telah di kuatirkan oleh ketua Pek-Leng-hwee dan kedua pangcu
ternyata sehingga saat itu masih belum menunjukan dirinya dan sebagai gantinya telah muncul si
pendekar aneh ini sesungguhnya ada diluar dugaan mereka.
Kalau begitu,pemuda yang bersikap dingin kecil itu mungkin benar tidak ada hubungannya
dengan pemilik golok maut.tetapi kepandaian ilmu silatnya yang pernah
diperlihatkatnya,merupakan kepandaian yang hanya dimiliki oleh Pangcu dari Kam-Lo- Pang.dan
orang yang mengganas dengan Golok maut itu pernah menyebut dirinya sebaggai Pangcu dari
Kam-lo-Pang.
Sudah tentu mereka tidak mengetahui bahwa pemilik golok maut yang asli yang selama waktu
empat bulan pernah menggerakan dunia rimba persilatan,sudah kepergok jejakanya oleh musuh
lama yang merupapakan musuh nomor satu.ia dikuntit dan kemudian di binasakan.
Sedangkan orang yang melakukan pembunuhan terhadap dirinya Si-buli2 wajah burung
sebetulnya adalah pengganti pemilik Golok maut,bukannya Golok Maut yang asli.
Dan penggantinya itu adalah Yo Cie Cong yang saat itu masih belum diketahui nasibnya.
Baiklah kita tinggalkan dulu tentang pikiranyakedua pancu dan ketua dari Pek-Leng-Hwee itu.
Sekarang kita balik lagi kepada si iblis wajah singa yang saat itu menjadi gelap pikirany,maka ia
lantas menanya pula kepada orang di depannya :
,,mengapa sahabat mencampuri urusan ini ?”
,,hal ini tidak perlu kau menanyakan.”
,,bagaimana maksudmu ?”
,,menurut kebiasaan,siapa yang berani menentang perintah burung laut berarti mati !”
,,Huhh,huhh! dengan satu jiwa aku tukar dengan jiwamu,hitung2masih tidak rugi!”kata si iblis
sambil mengacungkan senjata peledak di tangannya.
,,sebutir peluru kecil ini dapat digunakan untuk menggertak orang2 biasa,tetapi bagiku tidak ku
pandang sama sekali .”
,,kallau begitu kau boleh coba merasakan peluru kecil ini.”
,,bagus!”
Orang berkedok kain merah itu mengucapkan “bagus!badanya bergerak laksana kilat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Si iblis wajah singa itu belum sempat memikirkan apa yang terjadi,didepan matanya mendadak
berkelebat bayangan kemudian tanggannya menjadi ringan benda kecil hitam yang dianggap
mempunyai pengaruh melindungi dirinya tahu2 sudah berada ditangan orang lain.

Semangatnya lantas terbang seketika. Wajahnya pucat seperti mayat.


Perbuatab yang dilakukan oleh orang berkedok itu tadi seolah-olah bukan perbuatan manusia.
Orang berkedok itu tiba-tiba pendengaran suaranya yang nyaring.
Sambil ketwa orang berkedok itu mengagkat takan kananya.. 5 jari tanganya kelihatan
menunjuk pada si Iblis wajah singa. Jari-jari itu mengeluarkan amgin tajam yang luar biasa
hebatnya.
Suara jeritan si Iblis lantas terdengar, Iblis raja singa yang terkenal kejam dan ganas itu telah
tamat riwayatnya.
Orang berkedok sehabis membereskan Iblis raja singa itu lalu memutar tubuhnya, dengan
perlahan menghampiri Yo Cie Cong.

Bab 8

DIRINYA Yo Cie Cong yang dibuat terpental oleh serangan si Iblis wajah singa, kalau tidak
keburu disambar oleh orang berkedok itu, sudah tentu tamat riwayatnya. Dan orang berkedok itu
karena anggap ditanganya sio Iblis wajah singa masih mempunyai senjata peledak yang sangat
ampuh, maka lantas mengambil keputusan. Untuk membereskan si Iblis wajash singa itu.dulu.
Yo Cie Cong yang menggeletak ditanah, dari mulut, hidung dan telinganya mengeluarkan darah
matanya tertutup rapat, keadaanya sangat mengenaskan.
Thian-san Liong-lie dan siang-koan Kiauw yang sudah berada didampinginya, lantas memreiksa
pernafasanya, yang ternyata sudah tidak ada, sedang jantungnya juga sudah berhenti, sekujur
badannya sudah mulai kaku dingin. Maka seketika itu mereka jadi tertegun.
Siang-koan Kiauw sudah melupakan keadaan dirinya sebagai seorang gadis, telah memeriksa
urat-urat penting pemuda itu. Ia kaget dan menangis, dengan suara yang terisak-isak ia bertanya
Thian-san Liong-lie.
…Bibi Tho……! Dia………dia……..
Karena tadi ia dengar Yo Cie Cong membahas Tian-san Liong-tie “bibi” dalam keadaan cemas
seperti itu, ia juga turut menggunakan panggilan ‘bibi” itu.
Tapi pertanyaanya tidak dilanjutkan, karena suara tangisan sudah tidak dapat dicegah lagi.
Ia agaknya sudah mendapat firasat yang tidak baik, tapi ia masih bertanya juga, dengan
perngharapan dari mulutnya orang lain. Tidak membenarkan dugaanya sendiri yang sngat
menakutkan.
Sepasang mata Thian-san Liong-lie sudah basah dengan air mata parasnya pucat pasi. Dengan
perlahan ia angkat kepalanay, sambil menghela nafas panjang ia menatap wajah siang-koan
Kiauw-jie, kemudian dengan suara sediah ia menjawab :
,, Nona siang-koan Kiauw ! dia……dia……..
,, Dia bagaimana ? apa masih ada harapan untuk ditolong ?’’
”Dia sudah mati,”jawab Tian Liong-lie. Sambil gelengkan kepala.…Mati….Dia sudah mati…?
Parasnya siang-koan Kiauw berubah menjadi pucat. Mulutnya mendumal sendiri, seperti sedang
mengigo. Air matanya mengalir deras dari sela-sela matanya.Hati seorang gadis putih bersih telah
hancur luluh.
”…Bibi Tho ! apakah ……….ini benar ? demikian ia bertanya.
Nona siang-koan Kiauw dai bukan apa-apaku, aku hanya merasa bahwa dengan bocah ini aku
seperti merasa cocok. Selain dari pada itu, sebagai manusia yang mempunyai perasaan, peri
kemanusiaan, aku tidak bisa tinggal peluk tangan!, “jawab Thian-san Liong-lie ”.yang kemudian
balas menanya;
”…nona Siang-koan Kiauw kau mencintai dia ?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pertanyaanya secara terus terang ituy telah membuat jengah Siang-koan Kiauw. Setelah
menyusut air matanya, yang mengalir di kedua pipinya, nona itu menjawab sambung menghela
nafas:
“yah dia sudah binasa !”
Angin malam meniup kencang, kesunyian meliputi jagat, kedukaan dan kesedihan dilubuk
hatinya kedua wanita itu.
…bibi Tho siapanamanya ?”
…eh !, “ pertanyaan itu sesungguhnya membuat heran Thian-san Liong-lie dan siang liang
koan. Yang sudah berada disampingnya.lantas memeriksa pernapasannya,yang ternyata sudah
tidak ada,sedang jantungnya juga sudah berhenti berdenyut,sekujur badannya juga sudah mulai
kaku dingin.maka seketika itu mereka tertegun.
Siang-koan kiauw saat itu telah sudah melupakan keadaannya sendiri sebagai seorang
gadis,telah memeriksa urat2 penting dari pemuda itu.Ia kaget dan menangis,dengan suara
tersiak2 ia bertanya pada Thian-san Liong-lie
,,Bibi Tho…! dia…dia…”
Karma ia tadi dengar Yo Jie Cong membahaskan Thian-san Liong-lie’Bibi,dalam keadan cemas
seperti itu,ia pun turut menggunakan panggilan itu.
Tapi pertanyaannya tidak dapat dilanjutkan,karena suara tangisan sudah tidak dapat di cegah
lagi.
Ia agaknya mendapat pirasat tidak baik,tetapi ia masih menya juga,dengan pengharapan dari
mulut orang lain.tidak membenarkan dugaannya sendiri yang menakutkan.
Sepasang matanya Ia agaknya mendapat pirasat tidak baik,tetapi ia masih menya juga Thian-
san Liong-lie sudah basah dengan air mata parasnya pucat pasi.dengan perlahan ia angkat
kepalanya, sambil menghela napas panjang ia mengawasi wajahnya.
...Nona Siang-koan ! dia…..dia….
…Dia bagaimana ? apa masih ada harapan untuk ditolong ?”
…Dia sudah mati.” Jawabnya Thian-san Liong-Lie sambil gelengkan kepala.
…Mati ? dia sudah mati ?”
Parasnya Siang-koan Kiauw berubah menjdi pucat, mulutnya mendumel sendiri. Seperti sedang
mengigo. Air matanya mengalir deras dari sela-sela matanya, hati seorang gadis yang masih putih
kini telah hancur luluh !”
…Bibi Tho !apakah ……..ini ada benar ?” demikian ia bertanya seperti orang linglung.
...Nona Siang-koan Kiauw. Itu adalah benar….sudah tidak tertolong lagi!”
…Bibi Tho ! ijinkanlah aku menyebut demikian kepada dirimu : dia ….dia pernah apa dengan
kau ?”
Thian-san Liong-Lie tergoncang hatinya ketika mendengar pernyataan seperti itu. Sudah tentu
ia tidak bisa menjawab. Yo Cie Cong ada sangat mirip dengan kekasihnya yang sepuluh tahun
lebih lamanya ia piker dan cari-cari. Dia merupakan sebuah jawaban kedua.
Kalau ia tadi sampai tidak menghiraukan jiwanya sendiri hendak menolong jiwanya Yo Cie Cong
sebab pemuda ini sikap dan wajahnya ada sangat mirip dengan kekasihnya pada sepuluh tahun
berselang hingga dianggapnya seperti penjelmaan sang kekasih yang sudah lama tidak
kedengaran kabar ceritanya itu.
Seandainya jarum lonceng mundur 10 tahun ia bisa anggap pemuda itu kekasihnya.
…Nona Siang-koan Kiauw. Dia bukan apa-apa ku, aku hanya merasa bahwa dengan bocah ini
kau merasa cocok. Selain dari pada itu sebagai manusia yang mempunyai perasaan
prikemanusiaan, aku tidak bisa tinggal peluk tangan !” jawab Thian-san Liong-Lie yang kemudian
balas menanya :
…Nona Siang-koan Kiauw kau mencintai dia ?”
Pertanyaaan secara terus terang itu telah membuat jengah Siang-koan Kiauw. Setelah memesut
air matanya yang memgalir di kedua pipinya, nona itu menjawab sambil menghela napas :
…yah dia sudah binasa !”
Angin malam meniup kencang, kesunyian menyelimuti jagat kedukaan dan kesedihan menindik
lubuk hatinya kedua wanita itu.
…Bibi Tho Hui Hong, dia siapa namanya ?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

…Eh !”
Pertanyaan itu sesungguhnya membuat heran Thian-san Liong-Lie. Cinta itu benar-benar buta.
Nona ini yang masih belum mengenal nama orang yang di cintainya. Dan toh sudah berani
mempertaruhkan jiwanya untuk membela !”
…Dia bersama Yo Cie Cong !”
…Yo Cie Cong !” Siang-koan Kiauw menyebut nama itu sampai berulang-ulang.
Hening……….
Kedua wanit itu masing-masing mengandung perasaan sendiri-sendiri……
Nona baju merah Siang-koan Kiauw sejak dilahirkan di dalam dunia untuk pertama kalianya
telah jatuh cinta kepada seorang laki-laki. Hatinya seorang gadis yang masih putih bersih telah di
doberak oleh Yo Cie Cong tapi sekarang orang yang dicintainya itu sudah tidak bernyawa ….
Mungkin cintanya itu hanya sepihak saja sebab pemuda itu cinta padanya atau tidak. Masih
merupakan sebuah pertanyaan tapi ia tidak berpikir demikian cinta adalah cinta biar walau
bagaimana cinta ia timbul dari hatinya yang suci murni.
Pada saat itu hatinya sedang diliputi oleh kedukaan putus asa dan kehilangn pegangan.
Lain pula sifatnya rasa cinta Thian-san Liong-Lie yang di curahkan kepada Yo Cie Cong cintanya
bukan cinta birahi, bukan karena pemuda itu mempunyai wajah yang cakap tampan. Tapi semata-
mata ia ada mirip dengan wajahnya seorang yang pernah `menempati ` hatinya pada sepuluh
tahun lebih berselang.
Namun ia juga merasa seperti kehilangan hingga hanxur luluh hatinya.
…Aih !”
Suara elahan napas berat telah memecahkan kesunyian dn mengejutkan kedua wanita itu,
hingga kedua-duanya lantas menoleh dengan serentak.
Seorang dengan kedok kain merah entah sejak kapan sudah berdiri di belakan g mereka.
Kedua wanita itu seolah-olah sufah tidak tahu kalau orang berkedok kain merah itu tadi sudah
membinasakan si iblis wajah singa. Karena hati mereka sedang diliputi oleh perasaan duka yang
terlalu hebat.
..Aih ! Tuhan sudah menjelmakan dia di dunia mengapa tidak diberikan umur panjang ? Bakat
dan tulang-tulangnya anak inii dalam beberapa ratus tahun lamanya susah ditemukan keduanya.
Apalagi dengan secara kebetulan sudah menelan mustika Gu-lion Kauw tidak susah membuat dia
jadi seorang kuat nomor satu dalam rimba persilatan : Apamau sekarang telah direnggut jiwanya
oleh orang jahat ah ! Tuhan sesungguhnya tidak adil ! demikian orang berkedok itu berkata
seolah-olah kepada dirinya tapi juga seperti ditunjukan kepada kedua wanita itu.
Thian-san Liong-Lie seperti pernah dengar suaranya orang berkedok itu , begitu pula dedak dan
sikapnya tapi pada saat itu sudah tidak ingat lagi. Mak ia lantas bertanya :
,,Bolehkah tuan memberitahukan kepada kami nama tuan yang mulia ?”
Orang yang berkedok itu agaknya dibikin kaget oleh pertanyaan itu. Badannya agak gemetar, ia
mundur satu tindak lama baru menjawab dengan perasaan dingin :
…Pemilik bendera burung laut !”
….yang kutanyakan adalah nama tuan yang mulia ?” Thian-san Liong-Lie tegaskan.
Orang berkedok itu tiba-tiba perdengarkan suara ketawanya yang panjang. Badannya nampak
semakin gemetar.
….Aku tidak mempunyai she dan nama aku hanya seekor burung laut yang tidak ada artinya di
dunia ini!” jawabnya dengan suara parau.
Sehabis berkata, seakan-akan tidak suka ditanya lagi oleh wanita itu maka lantas menghampiri
dirinya Yo Cie Cong pula. Sekali lagi ia juga memeriksa urat nadinya, lalu berkatasambil gelengkan
kepala.”
…benar-benar ia sudah binasa !”
Siang-koan Kiauw mengalir lagi air matanya. Ia dongakan kepala mengawasi langit yang gelap.
Pikirannya menjadi linglung seolah-olah sudah tidak menyadari apa yang terjadi disekitarnya.
Apa yanga ada dalam alam pikiranyan pada saat itu ialah satu-satunya orang yang dicintai kini
benar-benar sudah binasa dia meninggalkan padanya untuk selama-lamanya.
Thian-san liong-lie melihat orang berkedok itu tidak mau memberi tahukan namanya ia juga
tidak baik,maka wajahnya lantas berubah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

,,memangnya kenapa ?”ia bertanya, dengan suara tidak senang.


,,harus di jaga supaya janggan sampai ada orang jahat yang tidak ada yang menggali
kuburannya dan membelek matanya.”
Thian-san Liong-lie terperanjat.
,,Hal itu memang terjadi.”
,,Menurut pikiranmu bagaimana ?”
,,Harus dikubur ditempat tersembunyi supaya tidak diketahui orang lain.”
Thian-san Liong-lie mengagukkan kepalanya,suatu tanda ia menyetujui pikiran si orang
berkedok.
Pada saat itu orang-orang Pek-leng-Hwee,Cie-in-pang dan ban-siu-pang diam-diam berlalu
semuanya,karena mereka takut berhadapan dengan orang berkedok itu.
Tetapi masih ada orang yang menyembunyikan diri sambil terus memperhatikan gerak-gerik
semua orang yang ada disitu.
Siapa orangnya itu ?
Orang itu tidak lain adalah Cien Bie Nio,ketua Pek-Leng-Hwee yang terkenal genit dan banyak
akal nya.
Mengapa ia masih belum maumeninggalkan tempat itu ? apakah karma di sebabkan Siang-koan
Kiauw masih berada di situ ? oleh karna ia ibu tirinya Siang-koan Kiauw-jie,ibu yang
memperhatikan anaknya.
Tetapi wanita genit dan jahat tidak mau mengaku sama sekali.sebetulnya ia tidak meninggalkan
tempat itu karena menggandung suatu maksud tertentu.
Saat itu satu pikiran jahat memalukan telah timbul di dalam otaknya.
Orang berkedok itu tiba-tiba menghela napas.
Entah karena bersedih atas kematiannya Yo Cie Cong atau karena di sebabkan soal lain lagi.
,,Thio Lihiap, aku permisi pergi dulu.”ia berkata pada Thian-san Liong-lie.
Atas bantuanmu yang berharga, aku si orang she Tho mengucapkan terima kasih !”
Kedua mata orang berkedok itu, tiba-tiba memancarkan sinar yang aneh, ia mengawasi Thian-
san Liong-lie sejenak, kemudian berlalu.
Seperginya orang berkedok itu, keadan di situ kembali menjadi sunyi senyap.
Thian-san Liong-lie mengawasi berlalunya orang berkedok itu, dalam hatinya timbul perasaan
aneh.
Orang berkedok itu seandainya mengetahui siapa adanya Yo Cie Cong yang saat itu sudah
binasa,tidak nanti ia gampang-gampang meninggalkannya begitu saja.
Tetapi ia sama sekali tak menduga kalau pemuda itu ada hubungannya dengan dirinya.
Thian-san Liong-lie pada depuluh tahun silam menjadi kenangan bagi dirinya yang
menyedihkan, setelah meninggalkan gunung Thian-san Liong-lie,terus berkelana dalam dunia
Kang-Ouw dengan maksud hendak mencari seseorang, yaitu kekasihnya yang seumur hidupnya
tidak dapat dilupakan.
Orang itu wajahnya mirip sekali dengan Yo Cie Cong hanya umurnya saja berbeda.
Siang-koan Kiauw saat itu agaknya sudah menduga dari semula. Ia tidak berani melihat,tetapi
dengan tidak sengaja matanya di tunjukan pula kearah jenajah Yo Cie Cong.
Rasa perih dan sedih kembali menusuk hatinya.
Tiba-tiba memeluk Thian-san Liong-lie dan menangis mengngerung-ngerung seperti anak kecil.
Suara tangisannya itu menyayat hati, apa lagi dalam keadaan malam yang sunyi malam itu.
Thian-san Liong-lie turut merasa sedih air matanya turun seperti hujan.
,,nona Siang-koan Kiauw-jie,kau harus pulang.”
,,bibi Tho,bagaimana denagan dia ?”
,,aku kan mencari ke suatu tempat yang sangat sembunyi untuk mengubur jenajahnya.”
…..kenapa ?”
…oleh karena dalam perutnya masih ada mustika Gu-liong-kao. Jika kuburanya diketahui oleh
orang lain, kuburannya bisa dibongkar dan perutnya bisa dibelek.”
…Aku mau ikut. Aku harus mengetahui kuburanya. Supaya aku bisa sering-sering tengoki dia.”
Thian-san Liong-lie tergerak hatinya terhadap kecintaan hati nona itu pada dirinya Yo Cie Cong
lantas ia berkata dengan suara lemah lembut :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

….Nona Siang-koan ……….”


….Aku bernama Kiauw-jie. Bibi Tho panggil saja aku Kiauw-jie. “
…Baiklah Kiauw-jie mari kita jalan .”
Thian-san Liong-lie lalu menggotong jenajahnya Yo Cie Cong.
Dua bayangan orang dengan cepat berjalan menuju kesebuah bukit yang paling tinggi.
Pada saat itu satu bayangan orang lain telah muncul keluar dari tempat persembunyiannya.
Dengan jalan sembunyi-sembunyi ia mengikuti jejak kedua orang yang jalan lebih dulu tadi.
Setelah orang-orang berlalu semuanya. Keadaan ditepi danau itu kembali menjadi sepi
sunyi.seperti keadaan semula.
Malam telah makin larut tidak lama lagi akan menjelang pagi hari. Pada suatu tempat yang jauh
dari keramaian manusia. Di dalam lembah yang sangat tersembunyi yang berumput subur dan
berbunga-bunga beraneka warna. Dibawah sebuah pohon cemara yang besar kelihatan
segundukan tanah yang baru penuh dengan bunga-bunga beraneka warna.
Gundukan tanah itu adalah sebuah kuburan baru yang tidak ada batu nisannya juga tidak ada
namanya.
Di depan kuburan itu ada berdiri seorang wanita cantik setengah tua dan gadis berpakaian baju
merah.
Mereka itu adalah Thian-san Liong-lie dan Sian-koan kiauw.
Dua orang yang rebah dalam kuburan itu adalah Yo Cie Cong pemuda yang tampan cakap.yang
bersiakp adem kecut.
Thian-san Liong-lie dengan perlahan tangannya menarik tangannya Siang-koan Kiauw yang
kelihatannya sudah terbang semangatnya.
……Kiauw-jie mari kita pulang.”
…..Bibi Tho apakah kita akan membiarkan dia rebahan di dalam lembah yang sesunyi ini ?”
…Anak tolol, jangan mengucapkan perkataan yang setolol ini mari kita pulang.
Kembali Siang-koan Kiauw mengamati gundukan tanah didekatnya, mulutnya kemak-kemik
dengan air mata berlinang-linang.
…..Engko Cong kami akan meninggalkan kau tetapi aku akan kembali menengoki kau lagi si
nona berkata dalam kemak-kemiknya.
Thian-san Liong-lie menghela napas sambil menggendong tangannya Siang-koan Kiauw
berjalan keluar lembah, tetapi sebentar-sebentar masih menoleh kea rah kuburan Yo Cie Cong.
Tidak lama setelah kedua orang itu berlalu kelihatan satu bayangan putih muncul disitu.
Bayangan putih itu adalah Cin Bio Nio ketua Pek-leng-hwee yang sejak semalam terus
mengikuti jejak Thian-san Liong-lie dan Siang-koan Kiauw-jie.;
Saat itu wajahnya kelihatan perasaan bangga. Ia mengetahui bahwa Yo Cie Cong tidsk bisa
mati selama biji mukjijat itu masih berada di dalam badannya.
Setelah berfikir sejenak,Cin Bio Nio mulai bertindak dengan sangat mudah ia sudah menggali
kuburan itu, dan sebentar kemudian jenajah Yo Cie Cong sudah terbentang dihadapan matanya.
Ia membiarkan jenajah itu rebah terlentang dia sendiri mengawasi jenajah itu sambil
tersenyum. Tapi dimatanya terpancar sinar yang menakutkan.
….Dia tidak bisa mati. Setelah terkena sinar matahari Cuma setengah jam saja ia bisa hidup
kembali. Hanya setengah jam saja. “ demikian ia berkata kepada dirinya kemudian menghunus
pedang panjangnya. Wanita cantik genit dan jahat itu sudah akan membelek perut orang dan
mengambil mustikanya. Sambil memperlihatkan senyumnya yang kejam.ujung pedangnya sudah
akan di tancapkan di pusarnya Yo Cie Cong. Asal ia mengerakan tangannya sedikit saja ia sudah
dapat mustika yang tidak ada duanya di dunia ini. Tidak ada yang seorangpun yang mengetahui
dan menghalang-halangi. Perbuatnnya yang sangat keji itu.
Apa mau ketika matanya melihat wajahnya Yo Cie Cong yang cakap dan tampan mendadak ia
jadi ragu-ragu, matanya terus menatap pemuda yang tampan itu.
Meskipun sudah banyak laki-laki yang dikenalnya tapi tidak ada seorangpun yang dapat
mnandingi kecakapannya pemuda ini.
Maka pada saat itu hatinya mulai tergoncang.
Napsu jahatnya yang tadinya hendak mengambil jiwanya pemuda itu perlahan-lahan lenyap
dengan sendirinya dan napsu keji itu kini telah berganti dengan napsu birahi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dimatanya yang hitam jeli terlihat berkobar napsu birahinya,sehingga tangannya lantas
bergetar.
Pemuda itu kalau di binasakan sangat sayang.sebab seorang yang tampan seperti ini,mungkin
sukar di cari tandingannya.
Jenazahnya Yo Cie Cong lalu di pindahkan kesebuah tempat yang mendapat cahaya matahari !
dengan sabar ia menantikan perubahan yang akan sebantar lagi.
Kiranya mustika Gu-liong-kao itu harus bertemu dengan cahaya matahari baru kelihatan
kasiatnya.betapun berat luka orang yang mengandung mustika di perutnya, asal tubuhnya tidak di
cingcang.orang itu tidak bisa mati.
Khasiatnya yang mukjijatnya ini, sampai orang-orang yang sudah pengalaman seperti oramg
berkedok dan Thian-san liong-lie sekalipun tidak bisa mengetauinya.
Mereka menganggap bahwa Yo Cie Cong sudah matisehingga hampir saja jiwanya hampir
celaka.
Tetapi entah bagai mana Jhin Bie Nio bisa mengetahui rahasia itu tidak ada seorangpun
mengetahuinya.
Maksud Cin Bie Nio sebetulnya hendak membelek perutnya Yo Cie Cong lalu mengambil
mustikanya, tetapi sekarang pikiranya berubah.sebab ke tampanannya itu menimbulkan perasaan
birahinya.
Setengah jam berlalu dengan pesat ………
Keajaiban telah muncul.
Yo Cie Cong yang sudah mati hampir satu malam, tangan dan kakimya perlahan2 kelihatan
bergerak wajahnya sudah mulai memerah badannya mulai bergerak2 dan mulai bernapas.
Dalam hatin Cin Bie Nio saat itu timbul pertanyaan, bagaimana ia bisa membuat pemuda yang
tampan ini mau tunduk padanya untuk selama-lamanya.setengah jam telah berlalu.
Yo Cie Cong kelihatan membuka matanya. Ia seperti bangun dari tidurnya yang nyenyak,
matanya di tujukan keatas.memandang ke angkasa.otaknya perlahan-lahan mulai mengingat-
ngingat apayang telah terjadi atas dirinya.
Perlahan-lahan ingatannya kembali normal,ia mengingat apa yang telah terjadi semalam di tepi
danau.
Ia di buat terpental oleh pukulan yang dasyat dan menganggap dirinya pasti binasa.
Tetapi apa yang di anggap paling aneh ialah, pada saat itu rasa sakit di badannya tlah lenyap
semuanya, dan di ganti perasan segar.
Mendadak satu pikiran yang menakutkan timnul dalam otaknya.
“Apakah aku benar-bener sudah mati? “
Ia mencoba menggigit jarinya sendiri,ternyata masih dirasakan sakit, suatu bukti bahwa
sebetulnya ia belum mati.
Ia lantas bangun berdiri,matanya cellingukan memandang keadaan di sekitar tempat itu.
Di bawah pohon cemara kira-kira dua tombak jauhnya dari dia berdiri, kelihatan berdiri seorang
wanita muda berbaju putih. Ketika ia memandang siapa adanya wanita itu, wajah nya berubah
seketika.
Cin Bie Nio dengan sikapnya yang manis berjalan menghampirinya.
Yo Cie Cong mengawasi padanya dengan alis berdiri, kemudian berkata dengan suara dingin.
,,Cin Bie Nio, hari ini aku akan suruh kau mengucurkan di gunung ini.”
Cin Bie Nio terkejut,tetapi ia menjawab dengan wajah yang tidak menunjukan apa-apa.
,,Dengan kepandaianmu yang sekarang ini,kau masih belum mampu melakukan itu.”
Sehabis berkata demikian ia menghampiri semakin dekat kearahYo Cie Cong.
Dari sikap dan tingkah lakunya saat itu, terang si genit tidak bisa mengendalikan gelora
asmaranya, tapi sedapat mungkin dia secepatnya menundukan sikapnya yang bisa memikat hati
Yo Cie Cong .
Benar saja, Yo Cie Cong saat itu hatinya agk tergoyang tepai kemuida cepa-cepat ia
menguatkan hatinya dan berkata padanya dengan suara keras:
,,klau kau berani maju lagi satu langkah, aku terpaksa akan turun tangan!’’
Cin Bio Nio benar saja lantas menghentikan tindakan kakinya, matanya bergeling dan mulunya
memperlihatkan ketawanya yang manis menggiurkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Didalam lembah yang sunyi itu, dimana hanya ada mereka berdua, sudah tentu gampang
menimbulkan perasaan yang buka-bukan.
,,joj, kau hendak apakan diriku?” Cin Bio Nio menanya dengan suara merdu.
,,aku mau bunuh kau!”
,,hah?sebabnya kenapa sih?
Yo Cie Cong kemekmek. Didalam namanya musuh-musuh kam-lo-pang ada terdapat antaranya
nama Cin Bio Nio bersama kedua pengikut lainya. Tetapi pada saat itu ia tidak berani mengataka
terus terang, sebab ia mengetahui sendiri bahwa kepandaian ilmu silat maupun kekuatanya masih
belum cukup di gunakan untuk menuntut balas, maka ia lantas balas menanya.
,,akudengan kau ada permusuhan apa? Mengapa kau dengan kedua pengikut itu telah turun
tangankeji sehinggga jiwaku hamper melayang? Sakit hati ini tidak boleh tidak aku harus
perhitungkan dengan kau.”
,,Ooooo,itu hanya salah paham saja.” Jawab Cin Bio Nio ketawa.
,,hemmm! Salah paham?”
,,kau tidak percaya?”
,,tidak!”
,,tahukah kau, siapa yang menolong dirimu sehingga kau bisa bangun kembali dari lobang
kubur?”
,,Yo Cie Cong terkejut. Ia memang tadi juga merasa heran, karena ia masih ingat betul bahwa
dirinya sudagh di serang begitu hebat oleh si iblis wajah sings, mengapa tidak bisa binasa dan
skarang bagaimna bisa ada disini?
Yang lebih mengherankan ialah: lukanya tadi malam sudah seperti sembuh semua dan
kekuatanya juga sudah pulih kembali.
,,tetapi dengan wajah yang masih tetap ketus dingin ia menjawab:
,,apakah kau bisa menolong diriku?”
,,hehh,benar. Justru akulah yang menolongmu.
Jawaban itu seolah-olah bunyi geleg di tengah hari bolong.
Jika benar ditolong oleh perempuan genit dan jahat ini, maka selanjutnya ia takan bisa turun
tangan kepadanya. Tetapi wanita ini justru merupakan salah satu musuh-musuh lamanya.
Bukankan itu merupakan suatu soal yang sangat sulit bagi dirinya?”
Setelah berpikir sejenak,Yo Cie Cong lantas menanya:
,,mengapa kau menolong dirinya?”
,,ehhh! Kau ini bagai mana sih. Apa menolong kau itu ada salah?”
Sehabis berkata begitu, ia maju lagi dua langkah.

Bab 9

OLEH karena itu, maka jarak antara kedua orang itu, kira-kira. Tiga tindak lagi saja.
Bentuk tubuhnya Cin Bio Nio yang sangat menarik hati, ditambah lagi dengan pakainya yang
serba tipis, serta sepasang matanyayang genit menantang, benar-benar membuat runtuh hati laki-
laki yang memandangnya.
Yo Cie Cong yang usianya belum cukup delapan belas tahun belum pernah menghadapi
perempuan yang begini cantik menarik, maka hatinya tiba-tiba berontak.
Derngan tidak di sengaja ialantas bergerak mundur dua tindak.
Suatu perasaan yang belum pernah di rasakan waktu sebelumnya, kini telah membuat hatinya
tergoncang keras.
Cin Bio Nio Yang centil genit,saat itu menghadapi seorang anak muda yang jauh lebih muda
dari dirinya, matanya menatap wajah Yo Cie Cong yang tampan.
Kedua pipinya merah membara, hatinya berdebar keras badannya kelihatan menggigil,ia sudah
lantas memeluk Yo Cie Cong untuk melampiaskan perasaannya yang sedang berkobar.
,,Joj !aku lihat kau ketakutan memangnya aku menelan dirimu bulat-bulat ?jawablah !apa aku
menolong dirimu suatu perbuatan yang salah ?”
Sehabisberkata kembali ia menggeser lagi dua tindak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong bimbang hatinya. Di jawabnya dengan ketus saat itu mukanya memerah justru
dengan demikian wajahnya yang tampan jadi menarik.
Cin Bie Nio makin lama memandang, makin merasa tidak dapat lagi mengendalikan hawa
napsunya.
Dengan mata menggering dan napas memburu ia berkata :
,,engko kecil siapa namamu ?”Yo Cie Cong sebetulnya tidak ingin menjawab, tetapi seolah-olah
ada kekuatan gaib yang membuat ia sukar menolak, maka akhirnya ia menjawab juga:
,,aku bernama Yo Cie Cong .”
,,Yo Cie Cong ?”
,,Ngng.”
,,YoCien Hoan, ketu dari kam-lo-pang itu masuh pernah apa dengan kau ?”
Wanita genit itu meski di bawah pengaruhnya napsu birahi begitu hebat, tapim masih berlaku
hati-hati. Ini salah satu keistimewaan Cien Bio Nio kalau tidak begitu bagaimana biasa
mengendalikan orang-orang Pek-leng-hwee ?
Yo Cie Cong ketika mendengar Cien Bio NIo menyebut nama suhunya hatinya terperanjat
perasaannya telah lenyap seketika, diganti oleh perasaan gemas dan gusar berkobar dalam
hatinya.
Untung pikiran warasnya mengikisi agar tak terpengaruh oleh rayuannya kalau tidak besar
sekali bahayanya jika pada saat itu ia tidak bisa menahan sabar, maka itu berarti menggagalkan
rencana besarnya. Karena dengan kepandaian dan kekuatannya pada saat itu, untuk menghadapi
musuh-musuhnya yang kuat seperti mengadu telur dengan batu.
Cin Bio Nio dan kedua pangju itu, diantara diantara musuh-musuhnya masih belum terhitung
seberapa kuatnya meski demikian ia masih belum mampu menghadapinya aplagi musuh yang
lainnya maka ia membalas dengan ketus :
,,apa perlunya kau menayakan hal seperti itu ?’
Kau tak usah tanya apa perlunya jawab saja pertanyaan ku itu saja sudah cukup !”
,,aku tak dapat menjawab !”
Cien Bie Nio otaknya lantas berkerja : pangju dari Kam-lo-pang itu pada 20 tahun berselang
sudah binas bersama keluarganya, tidak mungkin ia mempunyai keturunan seperti pemuda ini.
Memiliki golok maut yang baru-baru menggemparkan dunia Kang-ouw,meski menyebut dirinya
sebagai pangju dari Kam-lo-pang tapi benar atau tidaknya masih menjadi suatu pertanyaan,
pemuda di depan matanya ada sangkutpautnya dengan pemilik Golok Maut, mengapa selagi
pemuda ini menghadapi bahaya menghadapi kematiannya si pemilik Golok Maut itu tidak
menunjukan dirinya ?mungkin ini ada satu kesalahan, tapi ilmu silat yang di mainkan oleh si
pemuda, yang ilmunya diwarisi Yo Cin Hoan dari siapa ia belajar ?
,,engko kecil boleh kau beritau dari mana kau belajar ilmu silat ?”
,,aku tidak dapat memberitahukan padamu !”Cie Bie Nio tidak gusar sikap ketus sebaliknya
tertawa terkekeh-kekeh.
,,engko kecil berapa usiamu tahun ini ?”
,,tidak tahu !”
Ia memang jawab sebenarnya, sebab Yo Cie Cong yang sejak kecil hidup gelandangan dengan
kaum gembel, bagaimana bisa tau usianya sendiri ?
,,kau tak mau bilang ya sudah, tapi aku perlu memperingatkankau sekarang ini kau sudah
menjelma lagi di dunia. Oleh karena itu aku menolongmu hamper saja aku sendiri yang binasa !”
Yo Cie Cong bercekat hatinya.
Cin Bio Nio nampak bahwa pandangannya menggerak-gerakan hatinya Yo Cie Cong, maka
lantas berkata pula.
,,kau sebetulnya sudah binasa serangan si iblis wajah singa, oleh Thian-san Liong-lie jenajahmu
dibawa dan dikubur disini. Aku mendadak ingat aku masih mempunyai sebutir pil mustajab yang
sudah kusimpan 20 tahun lamanya pil itu namanya Kiu-Coan-Hoan-Hun-tan. Dengan maksud
mencoba khasiatnya pil tersebut aku telah gali dirimu dalam kubur dan masukan pil kedalam
mulutmu. Kemudian aku Bantu dengan kekuatan tenaga dalamku higa kau bisa hidup kembali.
Kalau kau tidak percaya kau boleh liat liang kubur itu !”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pembohong besar itu karena kau begitu pandainya mengatur perkataannya, membuat Yo Cie
Cong mau tidak mau percaya juga pada obrolannya.
Cin Bio Nio mengira bahwa usaha kali ini akan berhasil tapi tidak taunya dibelakang ada
seoarang yang sedang mengintai yang saat itu sangat dongkol. Tapi orang itu tidak berani
bertindak kalau belum terpaksa.
Yo Cie Cong meski tampaknya dingin ketus tapi ia seorang pemuda yang tegas. Setelah
mendengarkan obrolan Cin Bio Nio dalam hatinya merasa tergerak, sikap hatinya yang dingindan
kaku juga lantas lenyap tapi ia benar-benar tak sanggup manghadapi pandangan mata si iblis
wanita itu terutama potongan badan dan buah dadanya yang menggairakan maka ia lantas tunduk
kepalanya tidak berani mengawasi.
Sebagai wanita yang sudah banyak pengalaman sudah tentu Cin Bio Nio segera mengetahui
sikapnya Yo Cie Cong itu.
Dengan menindas hawa napsunya yang sudah berkobar keras ia berkata pula dengan lemah-
lembut :
,,ketika kau masih belum muncul 8 kawanan iblis yang dating mencari kau hendak membelah
dirimu untuk mengambil mustika itu. Setelah bertempur mati-matian mereka baru kabur tapi aku
hampir saja binasa ditangan mereka.
Yo Cie Cong pada saat itu perasaannya sangat menderita wanita genit ini adalah musuh
suhunya, tapi sebaliknya ia juga merupakan seorang yang sudah melepas budi menolong jiwanya
diantara budi dan sakit hati itu bagaimana ia harus bertindak selanjutnya ?
Sudah tau ia tidak tau keadaan yang sebenarnya, ia hanya percaya obrolan Cin Bio Nio setlah
mendengar keterangannya itu ia lantas berkata dengan suara sungguh-sungguh :
,,Aku Yo Cie Cong bersedia membalas budi kepada setip orang yang melepas budi kepada
diriku !pasti suatu hari aku kan membalas budimu yang sangat besar ini !
Sebetulnya ia masih ingin menambahi tetapi dendam sakit hati suhu masih perlu di
perhitungkan. Maka setelah membalas budi ini baru perhitungkan dendam suhu.
Namun perkatan itu tidak sempat dikeluarkan dari mulutnya.
,,Joh aku aku tidak ingin menerima pembalasan darimu aku Cuma mempunyai sedikit
permintaan !”
,,permintaan apa ?”
,,panggil aku enci !”
Yo Cie Cong tercengang ia tidak tau iblis wanita ini hendak berbuat apalagi ? maka dalam
hatinya lantas berpikir meski kau sudah melepas budi dari diriku, tapi kau tetap musuh suhuku.
Aku Yo Cie Cong laki-laki sejati bagaimana aku harus membahaskan kau, satu wanita genit dan
berhati kejam sebagi enci ?
Saat itu wajahnya lantas berubah merah, mulutnya bungkam.
Cin Bio Nio mengira pemuda itu sudah terima baik permitaannya maka badannya lantas maju
dua tindak sehingga hampir saja mereka berdiri satu sama lain.
,,adik tahukah kau bagaimana encimu mencintaimu.
Yo Cie Cong yang ssampai begitu besar belum pernah menghadapi racun cinta hatinya lantas
berdebar d3engan cepat ia mundur dua tindak.
Cin Bio Nio saat itu rupa-rupanya sudah tidak mampu mengendalikan hawa napsunya maka
lantas pantang kedua tangannya ia menubruk dirinya Yo Cie Cong seolah –olah macan kelaparan
menubruk mangsanya.
Karena jarak mereka terlalu dekat, Yo Cie Cong sudah tidak keburu mundur lagi maka sebentar
saja sudah beada di pelukannya.ia masih coba berontak tapi tidak berhasil hingga keduanya rubuh
bergulingan di tanah.
Cin Bio Nio sperti sudah kalap ia memeluk erat-erat dirinya Yo Cie Cong dan menciumi pipi dan
bibir pemuda itu.
Sekujur badan Yo Cie Cong saat itu seperti kena setrum listrik perasaan aneh timbul dalam
hatinya seketika.
Sebagai manusia biasa apalagi dalam usianya masih muda remaja Yo Cie Cong belum
mempunyai keteguhan hati untuk menahan godaan setan.akal budinya telah runtuh ia merasakan
adanya suatu kebutuhan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan wajah merah dan pandangan yang aneh ia mengawasi perempuan yang menciumi
diririnya.
Sambil pejamkan mata Cin Bio Nio terus memanggil-manggil.
,,adik, adik Encimu …encimu … aku …”
Yo Cie Cong yang juga agaknya sudah melupakan dirinya tanggannya lantas merobek baju Cin
Bio Nio ……”
Justru pada saat itu tiba-tiba dari dalam rimba tidak jauh dari tempat telah terdengar suara
elahan napas perlahan.
Suara itu meski perlahan tapi didalam telinga Yo Cie Cong terdengar solah-olah suara lonceng
gereja ketika mendengar itu,ia lantas tersadar dari mimpinya.
Keringat dingin lantas mengucur keluar.
Ia sesalkan dirinya sendiri : ,,Ah, Yo Cie Cong ! kauhampir saja melakuka perbuatan yang akan
menyesal seumur hidupmu, bagaimana kau ada muka untuk menemui suhumu diakhirat nanti ?
bagaimana kau ada muka untuk tancap kaki didunia Kang-ouw sebagai sutu enghiong…….?”
Pikiran warasnya telah timbul. Ia tahu bahwa ia masih belum mampu menandingi Cin Bio Nio
tapi ia sekarang ia bisa turun tangan.
Pikiran itu dengan cepat lantas dilaksanakan jarinya menotok jalan darah ‘Kie-bun-hiat-nya Cin
Bio Nio …….,
Cin Bio Nio yang dalam saat itu juga telah membuka matanya. Ketika melihat perubahan
mukanya Yo Cie Cong napsu birahinya hilang seketika dengan cepat ia hendak lompat bangun.
Tapi oleh karena ia bergerak,maka bagian darah Ma-hiat-nya telah kena totok, sehingga seketik
itu pula ia tidak bisa bergerak ia Cuma bisa mengawasi Yo Cie Cong dengan mata mendelik, tapi
tidak bisa berbuat apa-apa.
Ia sesungguhnya tidak mendugga bahwa dirinya akan berbuat demikiansebagai salkah satu
wanita yang ulung kiniternnyata dengan mudah tergelincir didalam tangan seorang anak muda
yang baru muncul dapat di bayangkan bagaimana perasaan si wanita genit pada saat itu !
Yo Cie Cong sehabis menotok Cin Bio Nio ia merassa hutang budi kepada orang yang brusan
menghela napas.
Karena kalau bukan helaan napas yang menggagetkan padanya ia sudah melakukan perbuatan
yang akan membuat noda namanya untuk seumur hidup.
Sekarang Yo Cie Cong kembali pada sikapnya yang dingin dan ketus.
,,Cin Bio Nio.” Katanya dengan suara dingin . ,,perbuatanmu yang menolong diriku tadi tidak
peduli benar atau bohong tapi di tepi danau kau dcengan kedua pangju pernah menyerangku
hingga terluka parah, sekarang aku ampuni dirimu maka diantara diantara kita sudah tidak adalagi
hutang budi. Lain kali bila aku bertemu dengan dirimu lagi maka akukan menghabisi nyawamu !”
Seandainya ia mengetahui keadaan yang sebenarnya, ia pasti tidak akan melepaskan begitu
saja wanita yang genit dan jahat itu.
Cin Bio Nio, “sekarang menyesal bukan main mengapa ia tidak bunuh mati saja Yo Cie Cong
hingga mustika Gu-Liong-Kauw itu dapat di kuasai olehnya ? tapi, sekarang menyesal juga sudah
terlambat.
Karena jalan darahnya sudah tertotok, ia sekarang sudah tidak berdaya ssama sekali.
Yo Cie Cong setelah mengawasi padanya sejenak, lalu berjalan menuju kedalam rimba.
Ia, hendak mencari siapa orangnya yang tadi menghela napas perlahan ?
Ilmunya membentengi tubuh Yo Cie Cong dapat warisan dari suhunya dijaman Cek-kun yang di
jamannya Kam-lo-pang sangat terkenal kenal dengan kepandaiannya. Maka sekejap saja ia sudah
menghilang kedalam rimba.
Ia mencari kesana-sini tapi di situ ternyata sunyi senyap, tidak terdapat bayangan seorangpun
juga.
Keluar dari rimba didepan matanya terbentang, sebuah bukit yang terdiri batu cadas disitu
hanya terdapat beberapa batang pohon cemara yang kelihatannya sebagi penghias saja.
Yo Cie Cong bersandar di sebuah batu besar yang bentuknya seperti kursi, matanya
memandangi awan yang beterbangan diatas langit, agaknya sedang memikirkan sesuatu yang
telah terjadi atas dirinya selama beberapa hari ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ia teringat suhu dan kedua pamannya yang mengenaskan, kalau tidak ada mala petaka yang
menimpa dirinya ketiga oaring tau itu, pasti ia terus akan mendapat didikan mereka bertiga. Ia lalu
mengingat pesan suhunya, ketikla hendak menutup mata, ia harus mencari kayu pusaka Ouw-bok
po-lok yang sebelah lagi,baru melanjutkan pelajaran ilmu silatnya. Di samping itu,ia masih harus
menuntut balas terhadap musuh-musuhnya Kam-lo-pang yang terdapat dalam daftar buku yang di
tinggalkan oleh suhunya.
Selain dari pada itu, ia harus mencari tahu asal usul dirinya sendiri juga.
Dengan tidak terasa ia merambah-rambah batu giok Liong-Kwan yang berada di lehernya lalu
berkata kepada dirinya sendiri : “aku ini siapa ? apa sih dan namaku yang sebanarnya ? dan siapa
saja ayah dan bundaku ?....
Ia teringat pula akan keajaiban yang dialami selama duahari ini, meskipun suadah binasa
ditangannya si iblis wajah singa tetapi akhirnya ia bisa hidup kembali.
Ia juga teringat kepada mustika Gu-liong-kauw yang masuk kedalam perutnya secara
kebetulan. Asal bisa mendapatkan telur berwarna dari burung Rajawali raksasa maka kekutannya
akan bertambah dan berlimpah-limpah. Tapi kemana ia harus mencari telur yang aneh itu ?
Jika ia berhasil mensari yang seporong lagi kayu pusaka Ouw-bok pol-lok, ia tentu tidak berjasa
musuh Kam-lo-pang karena musuh-musuh Kam-lo-pang hampir semuanya merupakan otrang-
orang kuat dalam rimba persilatan pada dewsa itu.
Dan apa yang tidak bisa dilupakan ialah budi Bibinya Tho atau Thian-san liong-lie yang
membela dirinya tiba-tiba dibelakang dirinya tanpa menghiraukan keselamatan dirinya sendiri.
Budi yang besar dari bibi itu, entah kapan dapat dibalasnya.
Selagi ia tenggelam dalam lamunannya tiba-tiba terdengar pula elahan napas.
Dengan cepat ia membalikamn dirinya ….
Ditempat sejauh kira-kira dua tumbak, tampak berdiri seorang nona berbaju merah yang
tengah mengawasi pandangnya yang tajam.
Ia terperanjat, dalam hatinya lalu berpikir, bolehnya dia ?
Tiba-tiba ia ingat bahwa nona baju merah itu pernah menolomg dirinya bersama-sama Thian-
san liong-lie meski terhadap dirimya nona itu Yo Cie Cong tidak mempunyai kesan baik, tapi tidak
urung maju mang hampiri seraya berkata :
…Nona Siang-koan Kiauw kau pernah menolong diriku aku pasti akan membalas budimu ini !”
Siang-koan Kiauw tidak menjawab, hanya kembali mengelah napas perlahan.
napas perlahan.
Yo Cie Cong terkejut mendengar elahan suara napas itu
,, Hei, barusan kau yang mengelah napas dilembah sempit tadi ?’’ ia menanya.
,, Ng !
Ingat akan perbuatannya yang tidak sopan telah dilihat oleh si nona, maka wajahnya lantas
berubah merah karena merasa jengah. Ia lalu alihkan pembicaraannya kelain soal.
,, Dimana bibi Tho sekarang ?’’ ia menanya.
,, Kita berdua setelah mengubur kau, lantas berpisahan.’’
,, Mengubur aku ?’’
,, Lah !’’
Mengapa kau belum berlalu?’’
,, Sebab ……….aku…….aku…….’’
Dijiwanya sinona, sekeyika itu juga lantas berubah merah Yo Cie Cong merasa ketarik oleh
jawaban si nona, maka ia lantas berkata :
,, Bolehkah nona menceritakan padaku, apa yang telah terjadi atas diri pemuda itu, sehingga ia
dikubur dilembah yang sunyi itu.
Yo Cie Cong tertegun. Ia berkata kepada dirinya sendiri kalau begitu, pemilik bendera burung
laut itu juga merupakan salah seorang yang melepas budi terhadap diriku !’’
Setelah hening sejenak, ia berkata pula :
,, Kalau begitu, apa yang diucapkan oleh perempuan hina Cin Bio Nio tadi semuanya bohong.’’
Si nona wajahnya berubah menjadi merah seketika itu juga.,, Aku tidak dapat memberitahukan
padamu.’’
,, Kenapa ?’’
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

,, Sebab ia adalah ibuku.’’


,, Apa ? Dia ibumu ?’’
,, Bukan ibu benar, tetapi ibu tiri’’
,, Aku tadi sudah berkata kepadanya, bahwa antara aku dan dia sudah tidak mempunyai
ganjalan sakit hati atau hutang budi untuk sekarang ini tidak akan bisa berbuat ap-apa terhadap
dirinya ceritakan saja. Kau tidak usah khwatir.Aku harus mengetahui persoalan ini.’’
,,meskipin ia ada maksud lain, tetapi ia sudah menggali keluar dirimu dari liang kubur sehingga
kau hidup kembali, itu memang sebenarnya. Tetapi sekarang urusan sudah lain biarlah jangan
mengungkitnya lagi urusan ini.’’
,, Dengan cara apa ia membuat kau hidup kembali ?’’
,, Tidak tahu. Ia hanya meletakan dirimu dibawah sinar matahari, setengah jam kemudian kau
mendadak mendusin. Hal itu juga membuat aku merasa heran.’’
,, Kiranya, orang yang menelan mustika Gu-Liong-Kauw sekalipun sudah terluka para, juga
tidak akan bisa mati.’’
,, Tetapi wakti itu kau memang benar sudah mati.’’
Sudah tentu mereka samasekali tidak mengetahui kasiat benda mujijat itu yang baru kelihatan
mujijatnya apabila ketemu sinar matahari, sehingga orang yang sudah mati bisa hidup kembali.
Siang-koan Kiauw pada saat itu nampaknya tidak begitu berarti dalam seperti waktu pertama
kali bertemu dengan Yo Cie Cong nona itu sikapnya kelihatan semakin menarik. Dengan matanya
yang jeli dan bening ia terus mengawasi wajahnya Yo Cie Cong.
,, Dikalau bibi Tho tahu kau bisa hidup kembali, entah bagaimana rasa girangnya.’’ Si nona
berkata.
,, Apa ? kau juga bahasakan dia bibi Tho ?’’
Siang-koan Kiauw sebetulnya hendak menjawab bahwa panggilan itu karena mengikuti si
pemuda, tetapi berat perkataan itu dikeluarkan dari mulutnya, maka ia hanya menjawab dengan
singkat Ng’ saja.
Mendadak Yo Cie Cong mengingat suatu hal.
,, Cin Bio Nio itu apakah ibu tiri nona ?’’ tiba-tiba ia menanya.
,, bukan tadi sudah kukatakan ?’’
,, Kalau begitu ayahmu tentunya………’’
,, Siang-koan Kiauw yang mempunyai gelar Tui-hong-kiam ( pedang pengejar angin ).’
Demikian jawabnya.
Yo Cie Cong terperanjat, dalam matanya tiba-tiba terlintas sinar kebencianny. Tetapi itu hanya
terjadi sekejapan saja, lantas lenyap kembali. Sehiangga Siang-koan Kiauw tidak dapat melihat
perubahan itu.
,, dimana ayahmu sekarang berada ? apa ia bukan menjabat ketua Pek-leng-hwee ……’’
,,Ayah sudah meninggal dunia pada lima tahun berselang jabatan ketua Pek-leng-hwee,itu
sekarang dipegang ibu tiri.
Sudah meninggal dunia ?
,,kenapa ?
Apakau kenal ayahku almarhum ?
Yo Cie Cong geleng-geleng kepalanya, tetapi dalam hatinya berpikir : Siang-koan Kiauw juga
merupakan salah satu musuhnya suhu yang dulu turut ambil bagian dalam pembasmian Kam-lo-
pang.
Karena ia sudah lama binasa dan orang yang sudah mati tak dapat diajak berhitungan, maka
hutang darah itu ia akan tagih pada dirinya, tetapi ia adalah anak perempuan salah satu musuh
suhunya. Lebih baik ia meninggalkan padanya saja.
Oleh karena berpikiran demikian, maka sikapnya berubah kembali.
,,nona Siang-koan, budimu terhadap diriku akan ku ingat untuk selama-lamanya. Sekarang aku
hendak pergi dulu, katanya dengan suara tawar.
Sehabis berkata, ia lantas hendak berlalu.
,, Kau ……,kembali dulu !’’ Siang-koan Kiauw memohon.
Yang tinggi hati dan suka berbuat menuruti perasaannya sendiri sekarang menghadapi sikapnya
Yo Cie Cong yang begitu dingin terhadap dirinya perasaanya merasa tersinggung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong yang baru saja bertindak, terpaksa berhenti menanya dengan heran
,, Nona masih ada perkataan apa ?’’
Siang-koan Kiauw membisu matanya lantas menjadi merah. Karena biar bagaimana ia adalah
satu gadis yang masih suci, tidak bisa membeber kelakuan Yo Cie Cong yang tidak berbudi.
ia pernah menempuh bahaya dan bersedia korbankan jiwanya untuk menolong diri pemuda ini.
Ia pernah bersedih hati karena kematian pemuda ini tetapi ia sekarang setelah hidup kembali
sikapnya malah begitu dingin terhadap dirinya. Kenapa ?
Yo Cie Cong sebetulnya juga bukan tidak tergerak hatinya oleh perlakuan dan sikap si nona ini
sebab sebagai manusia umumnya sudah tentu tidak akan terhindar dari lingkungan perasaan
manusia. Tetapi ia tidak akan menyatakan perasaanya sebab nona itu adalah anak perempuannya
musuh suhu itu.
Oleh karena itu pulalah, maka kecantikannya si nona baju merah itu tidak dapat meruntuhkan
hati si pemuda yang sikapnya dingin itu.
Setelah agak lama bediri sepasang matanya si Nona kelihatan guram tidak bersinar dengan
suara sedih pilu ia berkata.
,,pergilah.”
,,Bukankah nona tadi suruh aku kembali ?”
,,tidak salah, memang suruh kau kembali.”
,,Ada urusan apa ?”
,,Tidak ada. Sekarang aku minta kau tinggalkan aku.”
Yo Cie Cong merasa bingung, ia bertanya sambil kerutkan alisnya :
,,Nona apa artinya ini ?”
,,Tidak apa-apa aku hanya ingin untuk selamanya kita tidak akan bertemulagi dengan kau,”
Jika perkatan itu keluar dari mulut orang lain, Yo Cie Cong pasti sudah lantas berlalu begitu saja
tetapi terhadap si Nona yang melepas budi terhadapnya iaterpaksa harus menahan sabar.
Terutama tadi ketika ia berada dalam cengkramannya napsu setan dari Cin Bio Nio jika bukan
karna nona ini yang mengeluarkan napas, sehingga kembalilah pada pikiran yang waras barang
kali ia telah melakukan perbuatan terkutuk dengan Cin Bio Nio.
Hal ini lebih-lebih ia merasa berhutang budi terhadap nona ini.
,,Apakah dari diriku ada hal-hal yang dapat disalahkan terhadap dirimu ?”
Demikian halnya Yo Cie Cong menaya
Siang-koan Kiauw tidak dapat menekankan perasaan sedih hatinya
Air matanya lantas keluar.
Yo Cie Cong baru saja muncul dari dunia Kang-Ouw tetapi ia adalah seorang pemuda yang
sangat cerdik pada saat itu ia juga sudah agak menduga perasaan hati si nona maka untuk saat
lamanya perasaan tergoncang keras ia merasa tidak enak terhadap Siang-koan Kiauw dalam
hatinya lantas berpikir : nona manis yang patut dikasihi. Apa aku ada harganya utuk mendapat
cintamu ? sesungguhnya aku tak bisa mencintai kau jika satu hari nanti kau mengetahui siapa
adanya aku ini kau tentu akan menyesal !”
Siang-koan Kiauw adalah untuk pertamakali timbul perasaan cintanya terhadap seorang
pemuda. Tetapi pemuda ini bersikap dingin terhadapnya sudah tentu ini merupakan satu pukulan
yang hebat bagi seorang gadis suci murni.
,,pergilah selamanya aku tidak menemui kau lagi ia mengulangi perkataannya itu pula dan
perkataan demikian tidak beda dengan seorang wanita yang sedang terhadap kekasihnya.
,,Nona, aku…”kata Yo Cie Cong sambil ketawa geli
Kau satu-satunya laki-laki tidak berbudi
Siang-koan Kiauw menekap wajahnya seniri dan lantas berlalu dengan cepat.
Untuk saat lamanya Yo Cie Cong merasa serba salah ragu-ragu baiknya mengejar atau berpisah
begitu saja ?
Selagi masih dalam keragu-raguan, nona itu sudah menghiklang dari depan matanya.
Setelah si Nona pergi ia merasa hatinya merasa kosong melompong
dengan lakunya seperti orang linglung ia menongak mengawasi langit membiarkan dirinya
tertiup oleh angin pagi yang sangat dingin.
Siang-koan Kiauw sebetulnya tidak terjauh masih menantikan pangilanya Yo Cie Cong .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi ia terlau lama menantikan akhirnya ia merasa putus harapan hatinya seorang gadis telah
hancur luluh ia berkata kepada dirinya sendiri sambil kertak gigi :
“Yo Cie Cong, ada satu pasti aku akan bunuh dirimu
Sehabis berkata demikian ia segera berlalu dan kali ini benar-benar berlalu.
Yo Cie Cong sebetulnya tidak benar-benar tidak besikap dingin terhadap dirinya tetapi
terpengaruh oleh dirinya sendiri ia tidak berani menerima cintanya Siang-koan Kiauw ia tidak ingin
menyakiti hati hati siNona .
Setelah sekian lama berdiri akhirnya ia juga berlalu.
Belum lama ia berlalu dilambah yang sunyi itu kembali muncul orangorang pandai dari
golongan hitam.
Orang-orang itu juga merupakan sebagian dari orang-orang yang turut ambil bagian dalam
rebutan mustika Gu-Liong-Kauw.
Oleh karena itu munculnya pemilik bendera burung laut maka mereka pada ketekutan dan
kabur.
Tetapi terdorong oleh perasan serakah mereka tidak berlalu terlau jauhmereka hendak melihat
perkembangan selanjutnya kemana akhirnya mustika itu jatuhnyamereka telah menyaksikan
dengan mata kepala sendiri bagai mana si orang berkedok kain putih mengaku sebagai pemilik
bendera burung laut, dengan kepandaian yang sangat luar biasa tingginya, dalam sekejap saja
sudah merebut senjata peledak yang hebat dari tangannya si iblis wajah singa bahkan si iblis
dapat dibinasakan dengan mudah.
Kemudian melihat orang berkedok itu berlalu, tetapi masih mondar-mandir kira-kira lima puluh
tumbak jauhnya dari tempat persembunyian mereka, agaknya masih tidak mau meninggalkan
tempat itu begitu saja.
Dengan demikian, maka orang-orang itu masih belum berani menunjukan diri, sehingga
merekapun menyaksikan kejadian ketika jenajahnya Yo Cie Cong dibawa pergi oleh Thian-san
Liong-lie dan Siang-koan Kiauw.
Setelah oragn berkedok itu sudah benar-benar berlalu, orang-orang itu baru berani unjukan diri
lagi. Mereka mencari ubek-ubekan ditempat sekitar lima lie dari danau tersebut.
Tidak perlulah disangsikan bahwa tujuan mereka itu masih tetap pada mustika yang merupakan
benda mukjijat bagi orang-orang rimba persilatan itu.
Mereka masih tetap mencari jenajahnya Yo Cie Cong dan ingin membelek perut jenajah itu
serta mengambil mustikanya.
Satu malam telah berlalu, tetapi mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari.
Ketika mereka tiba dilembah yang sempit sunyi, disitu mereka dapat menemukan dirinya si
wanita genit baju putih yang bukan lain dari pada ketua Pek-leng-hwee. Cin Bio Nio.
Maka mereka lantas pada menghampiri Cin Bio Nio.

Bab 10

BERADANYA permpuan itu disitu, pasti bukan tidak ada sebabnya. Kiranya Cin Bio Nio yang
dalam keadaan yang tidak menduga-duga telah tertotok jalan darahnya oleh Yo Cie Cong dengan
mengandal kekuatan tenaga dalam yang sudah tinggi perlahan-lahan ia sudah berhasil
membebaskan totokan itu.
Selagi masih merasa gemas dan gusar serta mendongkol serta beberapa bayangan orang
mendadak menghampiri dirinya.
Ketika ia melirik kearah mereka ia segera mengerti apa maksud kedatangan orang-orang itu.
Diantara orang-orang yang sedang mendatangi itu. Terenyata ada dua penjahat dari Lam-bong
serta si garuda kepala botak.
Sudah tidak perlu disangsikan lagi bahwa kedatangan orang itu maksudnya tentu hendak
mencari mustika Gu-Liong-Kauw dalam perutnya Yo Cie Cong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kawanan iblis itu ketika menyaksikan lubang kubur yang sudah kosong melompong dan
pakaiannya Cin Bio Nio yang sudah terkoyak-koyak agaknya sudah mengerti sebagian sehingga
mata mereka semua ditunjukan kearah wanita itu. Agaknya ingin menembusi apa yang tersimpan
didalam tubuh wanita genit cantik itu.
Orang-orang itu setelah berdiri dekat pada Cin Bio Nio, pertama-tama adalah si Garuda Kepala
Botak yang membuka suara sambil menggaruk-garuk kepanya yang kelimis.
….Cin Hweetio, mengapa kau berada disini seorang diri saja ?
…Ehee, apa dalam hal ini juga ingin mengetahuinya ?
…Untuk seorang yang suka berterus terang, tidak perlu sembunyi-sembunyi. Barangkali kau
tahu dimana adanya bangkainya pemuda itu ?
…Tidak tahu !
…Ahh, huh huh …..Rejeki Hweetio sangat besar.
…Apa artinya perkataan ini ?
…Mustika Go-liong-kauw tidak mudah dilihat dalam ribuan tahun sekali. Kini senjata kau
dapatkan secara mudah bukan berarti besar sekali rejekimu ?”
Orang yang mndengar perkataan si Garuda Kepala Botak wajahnya masing-masing menunjukan
perasaan mengiri dan heran. Sehingga semua mata kembali ditunjukan kearah dirinya. Cin Bio Nio.
…Telah kudapatkan ?” Cin Bio Nio balas menanya.
…Cin Hweetio, perluapa maisih berlaga pilon ?”demikian salah satu dari penjahat dari lam-bong
lantas celetuk.
,,apa artinya berlaga pilon ?
Bangkainya bocah itu mungkin sudah menjadi korban pedangnya Cin hweetio,” kata si garuda
kepala botak smbikl miringkan kepalanya.
,,kata yang menyemblih pemuda itu dan mengambil mustikanya.
,,kau Cin Hweetio,rasanya mungkin tidak tega turun tangan terhadap anak itu,”
,,Ha, ha, ha,…..”Cin Bio Nio perdengarkan ketawanya yang nyaring.
Begitu seram terdengar suara ketawanya itu, apalagi terdengar didalam kedalaman lembah
yang sunyi itu sehingga membuat wajah-wajah orang-orang jahat itu berubah.
Ketawanya Cin Bio Nio seakan–akan hendak melampiaskan benci dan jengkel karna ia dituduh
sebagai pencuri.
Ia yang biasa mempermainkan laki-laki sunguh tidak menyangka sekarang bisa terjungkal
ditangan satu bocah. Ia tidak mendapat keuntungan apa-apa.sebaliknya sudah di tuduh sebagai
orang yang mengambil Mustika dari perut Yo Cie Cong .
Bagai mana ia tidak jadi gusar dan dongkol ?
Tetapi tawa itu sungguh tak enak didengarkanya bagi kawanan penjaha itu.
Setelah puas ketawa, Cin Bio Nio lantas berkata dengan suara yang bengis :
,,kalau benar, bagaimana ? apakah kalian hendak membelek perutku dan mengambil mustika
itu. ?”
Orang-orang jahat itu pada terkejut, salah seorang dari dua penjahat dari Lam-Bong lalu
menjawab sambil tertawa :
,,Ooo , tidak berani. Kita Cuma ingin mengetahui saja dimana sebetulnya mustika itu kini
berada. Ternyata Cin Hweetio ternyata rejekinya yang paling besar. Rasanya perlu aku
mengucapkan selamat padamu”.
Cin Bio Nio sebagai orang yang banyak akalnya ia bisa menghitung untung rugi.utntuk
menghadapi kawan penjahat kini ia tidak takut dan mereka tidak berani berlaku terlalu kejam
terhadap dirinya.
Tetapi kalau hal itu disiarkan kedalam dunia Kang-Ouw, itu berarti bahwa ia juga yang akan
tertimpa bencana.
Oleh karen itu maka ia lantas berkata :
,,juga tuian-tuan juga tidak salah !Aku mempunyai pikiran serupa itu. Cuma sayang…..
kawanan penjahat itu yang menengarkan perkataan Cin Bio Nio ada isinya,semangat lantas
terbangun Si Garuda Kepala Botak kepala botak adalah seorang yang banyak akalnya, tetapi
dihadapan Cin Bio Nio ia masih belum nampak seujung kukunya.ia tidak mengetahui si wanita
genit itu sedang memainkan peranan, maka lantas mendesak dengan mendesak perkataanya :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

,,sayang apanya ?”
,,sayang keadaan ku sama dengan tua-tuan yang tidak mempunya itureji untuk mendapatkan
mustika itu.
Kawanan pejahat itu agak bikin bingung oleh jawaban perempuan genit cerdik itu. Si Garuda
Kepala Botak kepala itu agaknya masih mau percaya maka ia terus mendesak :
,,aku ingin penjelasanmu.”Cin Bio Nio …. Mendadak berkata dengan berkata sunguh-sungguh.
,,tuan-tuan kiranya tahu sendiri bahwa orang yang menelan benda mukjijat itu,
Sekalipun terluka parah juga tidak akan bisa binasa.”kawana penjahat itu aggukan kepada.
,,dari mana Hweetio bisa mengetahui ini.”
,,dengan terus terang, akan juga mempunyai maksud untuk mendapatkan mustika itu. Aku
mengikuti sampai disini dan ketika aku menggali liang kubur itu, ternyata sudah kosong”
,,kalau begitu, bocah itu tentu sudah kabur.
,,siapa kata tidak ?” Si Garuda Kepala Botak lantas berkata sambil ketawa dingin :
,,Cin Bio Nio Hweetio tadi rupa-rupanya pernah berkelahi dengan seporang.”
Siapa tahu, pertanyaan yang tidak,pertanyan yang tidak di sengaja ini seolah-olah sebatang
anak panah yang tajam menacap keulu hatinya Cin Bio Nio. Bukan berarti berkelahi saja bahkan ia
sudah menjadi pecundang anak muda itu.
Tetapi si wanita genit yang banyak akalnya, meskipun dalam hati ada persamaan yang
mendongkol diluarnya tidak menunjukan perubahan apa-apa maka ia masih bisa menjawab
dengan sejenak saja :
,,memang benar !”
,,dengan siapa ?
,,Thian-san Liong-lie.”meskipun jawaban Cin Bio Nio itu sejenak saja, tetapi tidak ada
seorangpun yang tidak percaya.
,,Thian-san Liong-lie ?” Tanya mereka heran.
,,benar ? Thian-san Liong-lie memang satu jalan dengan bocah itu maksudnya dengan
membuat kuburan palsu ini tidak lain hanya hendak mengelabui mata orang-orang dunia Kang-
Ouw saja.
Ia sendiri masih belum berlalu dari sini. Ketika aku menggali liang kubur, karena dianggapnya
membuka rahasianya, maka dalam gusarnya ia lantas mengejar aku.’
Kawan pejahat itu, setelah mendengar keterangan tersebu, hati mereka merasa maksgul si
garuda kepala botak memberi pertanyaan sambil tertawa Ha,ha, hi, hi :
,,keterangan Cin Hweetio bertanya apa tidak berbohong ?”
Cin Bio Nio sangat mendongkol terhadap kepala botak ini, tetapi diluar masih tidak menunjukan
perubahan apa-apa dan atas pertanyaan itu ia menjawasb dengan sungguh-sungguh :
,,Tuan-tuan rupanya terlalu menganggap rendah diriku biar bagaimana kertas toch tidak dapat
dipakai untuk membungkus api didalam kalangan Kang ouw, tauan masih banyak kesempatan
bertemu dengan bocah itu. Bagai mana aku bisa bohong ?”
Si garuda kepala botak bungkam seribu bahasa. Tapi hanya sejenak sebab kemudian ia berakta
pula sambil ketawa cengar-cengir.
,,Cin Hweetio, maafkan aku yang salah omong sampai ketemu dilain waktu.”
Setelah berkata demikian, Si Garuda Kepala Botak kepala botak lalu lantas berlalu lebih dulu.
Kawanan penjahat itu setelah saling pandang sejenak, juga lantas sumuanya bubar.
***
Peristiwa yang menyangkut dirinya Yo Cie Cong yang secara kebutulan telah menelan mustika
Gu-Liong-Kauw, dan kemudian telah binasa bisa hidup kembali dalam waktu beberapa hari sudah
tersiar luas kalangan Kang Ouw oleh karena itu, Yo Cie Cong kini telah merupakan’barang yang di
buat incacaran oleh kawanan iblis, yang bermaksud hendak mendapatkan mendapatkan barang
mustika itu.
Ini sesungguhnya merupakan suatu hal yang menakutkan.
Kemungkinan penyemblihan atas dirinya untuk mengeluarkan mustika itu dari perutnya, setiap
saat bisa saja terjadi sebab mustika Gu-Liong-Kauw itu harus ada telurnya burung raksasa baru
bisa lumer dan berguna bagi dirinya pemilik, kalau tidak, selamanya akan tetap tinggal utuh dalam
perutnya maka kawanan manusia yang mengandung hati seraka dan kejam lantassudah pada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bergerak mencari adanya pemuda dengan mustika Gu-Liong-Kauw itu. Yo Cie Cong hari itu,
setelah lolos dari bahaya kematian dari bahaya kematian dan meninggalkan lembah yang sempit
sunyi yang pernah mnjadi tempat kuburannya sementara ia mlakukan perjalanan menuju keutara.
Tujuannya yang pernah ia tuju mencari pusaka kayu Ouw-boks Po-Lok, supaya ia dapat
mempelajari ilmu silatnya yang lebih dalam dan bisa digunakan untuk menuntut balas sakit hati
Suhunya.
Ouw-boks Po-loks Cuma merupakan dua kayu hitam apayang ada ditangannya Yo Cie Cong
saat itu hanya yang memuat keterangannya, sedangkan sepotong lagi yang belum di temukannya,
termuat dihapalannya.
Dalam sepotong kayu yang kecil itu dibuat pukulan tangan yang hanya terdiri dari lima jurus
saja, tapi kalau itu dapat di muat pukulan tangan jang hanya terdiri dari jurus saja, tetapi kalau
tidak mendapatkan keterangannya dari sepotong kayu yang berada di tangannya Yo Cie Cong saat
itu, tentu tidak akan dapat dipahamkan ilmu serangan termaksud.
Untuk mencari benda yang sudah hilang pada dua puluh tahun berselang itu, sebetulnya
merupakan suatu pekerjaan yang maha sulit.
tetapi Yo Cie Cong sudah bertekad bulat, sebab benda itu bukan saja merupakan benda pusaka
perguruannya, teapi juga merupakan benda penting yang harus didapatkan untuk dapat
melaksanakan pesanan suhunya.
Terhadap mustika yang berada dalam perutnya,malahan ia tidak taruh perhatian sama sekali,
sebab benda mustika itu harus dibantu dengan telur burung berwarna dari burung rajawali raksasa
baru ada gunanya.
Tetapi barang yang tersebut terakhir ini juga merupakan barang yang tidak mudah untuk
didapatkan, maka sama artinya dengan barang yang tidak berguna di dalam perutnya.
Disepanjang jalan ia terus mengingat-ingat nama musuh kam-lo-pang.
Nama-nama itu yang teratas adalah namanya lima iblis dengan huruf singkatan IM YANG SIU
ROAY PO.
Lima huruf ini masing-masing mewakili namanya seorang iblis yang sudah tentu berkepandaian
sangat tinggi.
Tetapi dengan tekadnya yang bulat dan keyakinannya yang ia henak melaksanakan tugas yang
berat itu.
Sementara itu, namanya duapuluh orang yang terdapat dalam lembar kedua dan ketiga, kecuali
enam nama yang sudah dicoret oleh suhunya,ditambah lagi dengan namanya si Buli-buli arak
wajah burung serta nama Sian-koan Kin sudah binasa pada lima penuh, ia hendak melaksanakan
tugas yang berat itu.
Meskipun orang-orang itu merupakan orang-orang yang namanya sangat terkenal dalam
golongan hitam maupun golongan putih tetapi kalau dibandingkan dengan golongan lima iblis
yang tersebut duluan masih belum berarti apa-apa.
Satu persatu ia menyebutkan nama musuh-musuh suhunya itu, mau mengukir nama-nama itu
di dalam hatinya supaya selamanya tidak dapat dilupakan.
Kemudian ada satu hari ia akan dapat mencoret nama-nama itu satu per-satu dari daftar nama
yang berada padanya.
Selagi dalam keadaan melamun, terbawa oleh siliran angin yang meniup sepoi-sepoi, telinganya
lapat-lapat menangkap suara beradunya senjata dan bentakan orang.ia berhenti melamun dan
pasang telinganya dengan seksama mendengarkan suara itu, ternyata datangnya dari rimba
sebelah kiri jalanan.
Terdorong oleh perasan heran, ia lantas menggerakan badannya dan melesat kedalam rimba
tersebut.
Suara pertempuran kedengarannya semakin nyata, diantara suara beradunya senjata, diseling
oleh bentakan orang perempuan.
Yo Cie Cong masuk lebih jauh kedalam rimba.
Di rimba dalam terdapat satu tanah pekuburan yang luasnya kira kira saru bau lebih, dikitari
oleh pohon-pohon Cemara.
Mula-mula ia menyembunyikan di belakang di rinya di sebuah pohon,tetapi ketika matanya
menyaksikan apa yang terjadi hampir saja ia menjerit kaget.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Di suatu tanah di lapang kuburan tersebut terlihat tiga orang laki-laki jahat yang sedang
mengepung dirinya satu nona yang memakai baju hitam yang usianya masih muda sekali mungkin
masih berumur belum cukup delapan belas tahun.
Kedua pihak menggunakan pedang,pertempuran berjalan dengan sengit sekali.
Di atas kuburan tersebut terdapat beberapa bangkai manusia yang tergeletak dalam keadaan
tidak utuh. Ada yang terkutung tangan atau kakinya bahkan ada pula yang terkutung kepalanya.
Darah merah membanjiri rumput yang hijau suatu pemandangan yang sangat mengenaskan.
Di sekitar lapang itu, masih ada beberapa orangtua dan anak muda yang jumlahnya tidak
kurang dari tigapuluh orang.
Mereka itu tampaknya seperti orang-orang yang berkepadaian ilmu tinggi.
Nona baju hitam itu kelihatan gusar. Bilah pedangnya bergerak lincah. Meskipun dengan
seorang diri ia harus melawan tiga orang musuhnya, tetapi ia tampaknya tak merasa keder.
Bahkan ia telah berhasil mendesak musuh-musuhnya sehingga kelabakan.
Yo Cie Cong terpesona menyaksikan pertempuran tersebut ia telah kagum oleh keahlian gadis
berbaju hitam dengan ilmunya sangat tinggi, ia bermaksud untuk menonton saja dulu kalau perlu
baru ia turun tangan membantunya. Maka itulah ia menyembunyikan dalam pohon yang lebat.
Tiba-tiba ia mendengar suara jeritan ngeri, salah satu katiga laki-laki yang mengepung sigadis
berbaju hitam rubuh dalam keadaan terkatung lengannya.
Kedua laki-laki yang lainnya menyaksikan satu kawannya yang tewas, nampaknya semakin
napsu dengan tanpa menghiraukan nyawanya sendiri dengan terus menyerang sigadis berbaju
hitam.
Dengan cepat dalam waktu singkat si nona sudah melancarkan 9 serangan, sehingga dua kaki
itu menjadi gugup. Mereka terus mundur dengan smpai kira-kira lima sampai enam langkah tidak,
baru terhindar dari bahaya.
Gadis berbaju hitam itu agaknya sudah gemas betul-betul, setelah melancarkan serangan
bertubi-tubi tadi, lalu rubah gerakaknnya dan kembali melancarkan serangan beruntun tiga kali
dengan ilmu padanya yang aneh luar biasa, hingga ke dua laki-laki itu kembali terancam jiwanya.
,,kamu berdua mundur”!
Suara bentakan seperti geledeg tiba-tiba terdengar rombongan orang banyak lantas muncul
seorang tua yang bertubuh pendek kecil. Baru saja orangnya bergerak,
Tangan sudah mengeluarkan sambaran angina demikian hebat, menggulung si gadis baju
hitam oaring tua pendek itu mempunyai kekuatan yang begitu hebat, sesungguhnya ada di luar
duggan semua orang.
Gadis baju hitam itu apa bila tidak menarik serangannya, dua laki-laki tadi akan binasa di
bawah pedangnya, tetapi ia sendiri juga akan terluka oleh sambaran angin si orang tua pendek
kecil. Itu menghindari serangan hebat ini, terpaksa ia harus melompat menyingkir delapan kaki
jauh nya.
Dua orang laki-laki yang terlebih dahulu telah menggunakan kesempatan itu untuk
mengundurkan diri. Orang tua pendek kecil tadi, sehabis melancarkan serangannya, lalu berkata
sambil mendengarkan suara ketawanya yang aneh :
,,Budak hina lebih baik kau keluar saja dengan baik.”
,,setan cebol, kau belum pantas mengeluarkan perkatan begitu,”jawab si gadis baju hitam.
Bukan kepalang gusarnya orang tua pendek kecil itu.
,,budak hina apa kau mencari mampus ?” bentak bengis, setelah berkata, badannya yang
pendek kecil telah melesat seperti gangsing mencari si gadis baju hitam. Dalam waktu yang
singkat saja ia melanjutkan serangan bertubi-tubi badannya sinona melesat tinggi, ditengah udara
ia membuat satu lingkaran, kemudian turun melesat seperti burung wallet, tanganya berbarang
melancarkan tiga kali serangan.
Yo Cie Cong yang menyaksikan serangan pertempuran itu dari tempat per sembunyiannya,
diam-diam merasa kaget juga. Pikirannya gadis baju hitam betul-betul hebat, Kepadanya
tampaknya gadis itu mengerti adanya benda mustika,yang membuat kawanan penjahat belum
lenyap pikiran itu, dalam medan pertempuran sudah terjadi perubahan. Orang tua cebol itu
dengan kedua tangannya yang kurus terusterusan melancarkan serangan secara hebat. Diantara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

serangan gadis baju hitam, tangan orang tua masih dapat bergerak dengan berani, kadang-
kadang juga menyelusup diantara sinar pedang hendak menyambar diri si nona.
Gadis baju hitam itu, sedikitnya merasa nyeri bahkan serangan dilakukan semakin gencar.
Bertepatan pada saat itu muncul tiga orang tua yang kira-kira usianya lima puluh tahunan yang
turut ambil bagian dan mengurung sigadis berbaju hitam.
Dengan muncul mereka, keadaan lantas berubah gadis baju hitam itu keliatan di bawa angin Yo
Cie Cong pernah mengalami dirinya dikepung oleh kawaan orang-orang jahat, timbul perasan
didalam hatinya kepada si nona berbaju hitam yang terkurung, selagi ia hendak bergerak,
mendadak terdengar suara seperti menggeramnya binatang buas. Orang-orang jahat yang saat itu
masih belum turun tangan dan masih berdiri dipinggir jalan sebagai penonton ketika mendengar
suara geraman itu wajah mereka berubah agaknya mereka sangat ketakutan.
Empat orang tua yang sedang mengepung sigadis baju hitam lantas lompat mundur.
Yo Cie Cong merasa sangat heran. Ia tidak mengetahui kawan iblis macam apa yang
mendatangi sehingga membuat orang-orang ketakutan sedemikian rupa ?
Si gais berbaju hitampun terkejut, matanya mengawsi kearah rimba.
Untuk sesaat lamanya keadaan menjadi sunyi senyap tetapi suasana menjadi tegang dan
menyeramkan.
Suara menggeram seperti binatang buas itu makin lama makin dekat kedengaranya makin
masuk telinga.
Baru saja suara geraman berhenti banyak orang lantas jadi kesima karana menghadapi
pemandangan yang luar biasa.
Pada saat itu didalam kalangan bertambah seseoarang yang aneh bentuknya seperti bangkai
hidup, badannya tinggi kurus, wajahnya pucatpasi, sedikit pun tidak terlihat tanda-tanda seperti
manusia hidup,matanya memancarkan sinar biru hidungnya pesek dan lebar tangan dan jari-
jarinya yang terbungkus oleh kulit yang putih keriput diatas jari-jarinya yang kurus tumbuh kuku
yang panjang. Bentuk manusia aneh yang menakutkan cukup menciutkan nyali-nyali yang kecil.
Semua orang yang berada ditempat itu merasa seram melihatnya sangat ngeri datangnya
orang itu.
Yo Cie Cong sendiri merasakan bulukuduknya berdiri.
Orang aneh itu dengan matanya yang tajam menyapa sejenak kearah semua orang lantas
berkata ke semua orang dengan suaranya yang menyeramkan.
,,kalian semua enyah dari sini !”
Perintah itu dibarengi oleh gerak tangan yang kurus kering dan satu diantara orang-orang tua
yang berdiri di hadapan si gadislanta lantas rubuh binasa ,dar iluban gibung, mata dan mulutnya
mengalirkan darah hitam.
Entah ilmu apakah yang digunakan oleh manusia aneh itu? Tidak ada seorangpun juga yang
mengetahuinya.
Semua kawanan penjahat yang berada itempat pada terbang semangatnya lantas dari
tunggang-langgang, sebentar saja keadaan sudah menjadi sepi kembali.
Gadis baju hitam itu melintangkan pedang didepan dadanya, tetapi tangan yang memegang
pedang tampaknya agak gemetaran.
Manusia aneh seperti bangkai hidup itu dengan matanya yang biru mengawasi si gadis, setelah
itu lalu berkata sembari mengeluarkan suara ketawanya yang menyeramkan :
,,Bocah, siapa namamu ? dank kau anak siapa ? coba kau ceritakan pada Lohu barang kali saja
lohu kenal. Kalau tidak …. Huhh, huhh….
Si gadis sepasang alisnya berdiri, ia menjawab dengan suara gusar :
,,Hal ini tidak perlu kau tahu.”
,,Ha, ha, ha…. Satu bocah yang tidak tahu diri ! sekarang serahkan saja benda didirimu itu
dengan secara baik-baik, lohu akan memberikan kau kematian dalam keadaan utuh, kalau tidak,
ini adalah contohnya !” demikian kata si manusuia aneh itu sambil menunjuk mayat orang tua
yang menggeletak di tanah.
Ketika si gadis menengengok ke arah mayat yang di tunjuk oleh orang aneh itu, mayat itu
sudah berubah menjadi cair, hanya rambutnya yang ketinggalan,airnya menyiarkan amis.
Yo Cie Cong yang turut menyaksikan di belakang pohon,hatinya juga merasa berdebaran.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Entah benda mustika apa yang ada di badannya gadis baju hitam itu sehingga menimbulkan
banyak perahatian para kawanan penjahat dan pada datang merebutnya, sampaipun terkenal
orang paling ganasjuga merasa tertarik, dan turut ambil bagian merebut benda termaksud.
Si gadis wajahnya berubah seketika, dalam kagetnya ia telah keluarkan jeritan tertahan.
,,Kau adakah si Tengkorak Hidup Lui-bok-thong ?”
,,Huh , huh, huh…… kau masih terhitung seorang yang mempunyai banyak pengalaman
sehingga mengenal nama dan julukan Lohu. Oleh karena itu aku akan bertindak, aku akan
mengampuni jiwamu asal barang itu kau serahkan kepadaku berikan kepadaku.
,,Oh tidak begitu gampang.”
,,Apa perlu Lohu turun tangan sendiri ?”
Yo Cie Cong mendengar gadis baju hitam itu menyebutkan nama dan gelar orang aneh itu,
Bukan kepalang aneh dan kagetnya.
Ia tidak menyangka bahwa disitu telah mengenal wajah asli si muka iblis tua ini, karma dalam
daftar musuh-musuhnya Kam-lo-pang nama iblis ini tercantum dalam daftarnya. Siluman
tengkorak Lui-bok-thong termasuk orang yang keempat dari lima orang lihay musuh-musuh Kam-
lo-pang, Yo Cie Cong yang dirasakan seketika bergolak darahnya bergolak dan beringas.
Tetapi ia tahu bahwa umpannya saat itu menunjukan diri, berarti akan menagantarkan jiwanya
secara Cuma-Cuma karena pada saat itu ia belum dapat menandingi si iblis tua itu, namun hatinya
sangat gusar tapi ia harus menahan sabar sedikit.
Siluman tengkorak hidup Lui bok thong dengan memandang matanya yang biru mendadak
mengawasi ketempat persembunyian Yo Cie Cong setelah mendengarkan ketawanya yang aneh,
kembali menatap kearah si gadis berbaju hitam.
Pada saat itu si gadis berbaju hitam menggertak dengan suaranya yang bengis.
,,iblis tua, kalau aku mati ditangan mu tetapi kalau kau inginkan aku menyerahkan benda ini
kepadamu jangan harap kecuali ada matahari terbit di sebelah barat.
Si gadis rupanya tidak merasa jerim, maka ia berani berlaku garang terhadap satu iblis yang
sudah terkenal keganasanya, terhadap keberanian si gadis itu. Yo Cie Cong merasa kagum.
Siluman tengkorak itu tidak menyangka bahwa gadis kecil itu telah menantangnya dengan
berani, maka wajahnya yang putih seperti kertas bergerak-gerak…..
,,Hi...hi..hi…….barang kali kau masih belum tahu”
Baru saja mengucapkan perkataan itu, badanya yang kurus dengan cepat melesat kearah
berdirinya kearah si gadis berbaju hitam kedua tangan yang seperti cakar burung dengan
gerakannya yang sangat aneh sudah menyambar pinggangnya si gadis.
Gadis berbaju hitam itu langsung menggertak dengan pedang di tangannya lantas terayun
membabat tagan si iblis tua.
Diantara suara tawa yang aneh, iblis tua itu lolos dari serangan pedang si gadis berbaju hitam
tanpa luka sedikitpun, ia mundur lima kaki tangannya ternyata sudah memegang sebuah benda
yang terbungkus kain putih.
Gerakan yang cepat dan gesit sungguh sangat mengejutkan.
Gadis baju hitam terkejut melihat benda di badannya pindah ke tangannya, lantas berubah
wajahnya dedngan gemas ia membentak :
,,aku akan mengahabisi nyawamu”
Ucapannya itu dibarengi dengan serangan pedang yang sangat hebat.
Siluman itu terpaksa mundur dengan beberapa langkah.
Yo Cie Cong yang menyaksikan semua kejadian denagn perasaan yang terheran-heran diam-
diam berpikir” gadis berbaju hitam ini kepandaianya jauh lebih tinggi dari pada aku. Entah dari
golongan mana ? kepandainya mungkin berimbang dari bibi Tho
Siluman tengkorak lalu memasukan benda rampasannya kedalam saku, kemudian tangannya
bergerak menyerang serangan si gadis.
Si nona telah melancarkan serangannya berkali-kali dengan napsu dan penasaran serangannya
agak mirip serangan dilakukan secara kalap ia tidak memperdulikan jiwanya lagi.
Serangan si siluman tengkorak ternyata hebat sekali sampai pedang di tangannya hampir
terlepas oleh karena sambaran angina.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Saat itu si gadis berbaju hitam merasa terdesak oleh kekuatan yang sangat hebat sehingga
rasanya sukar untuk bernapas, maka ia terpaksa harus mundur sampai delapan kaki jauhnya.
,,siluman tengkorak berhasil mundur si gadis baju hitam, lantas menoleh dan berkata ke arah
rimba yang sejauh delapan kaki :
,,siapa yang sembunyi dalam rimba itu, lekas tunjukan dirimu !”
Bukan kepalang kagetnya Yo Cie Cong ia sunguh tak percaya, terpaksa ia lompat keluar dari
tempat persembunyiannya.
Si gadis baju hitam heran, dalam keadaan demikian masih ada orang yang bersembunyi kalau
bukan orang yang berilmu tinggi pasti bernyali besar….
Dan ketika melihat siapa orangnya hatinya lantas terguncang hebat.

Bab 11

ORANG yang baru muncul itu adalah seorang pemuda yang tampan tetapi kelihatannya sangat
dingin.
Siluman tengkorak itu tersentak melihat munculnya seorang anak muda yang tampan lantas
tertawa bergelak-gelak.
,,bocah apa kau sudah bosan hidup ?”
Yo Cie Cong ternyata menghadapi musuh besar suhunya hatinya sudah terguncang hebat
sepasang matanya tampak beringas dengan tidak menunjukan rasa takut sedikitpun dia menjawab
dengan suara kaku.
,,kau mau berbuat apa ? silahkan !”
,,kalau kau sudah bosan hidup Lohu bersedia mengiringi kehendakmu.
Yo Cie Cong sudah mengetahui bahwa siluman tengkorak ini sangat ganas dan telenges
sifatnya ia berbuat apa yang ia ucapkan. Dengan kekuatan Yo Cie Cong hendak menggempur
padanya, sama saja mengantarkan kematiannya sendri.
Meskipun Yo Cie Cong mengetahui semua itu masih bisa menjawab dengan berani :
,,siluman tua ! hari ini jika kau tidak membunuh aku maka aku yang suatu hari yang akan
membunuh Mu !”
Si gadis berbaju hitam yang berdiri disampingnya ketika mendengar jawaban Yo Cie Cong
diam-diam berpikir : pemuda ini sungguh berani dan sombong sekali, ia berani mengucapkan
perkataan jumawa di hadapan si iblis ini, bukankah mencari jalan kematian sendiri ?
Tiba-tiba suatu pikiran timbul dalam otaknya, ia merasa simpatik tertarik terhadap keberanian
dan ketampanannya Yo Cie Cong , sebentar jika si iblis itu turun tangan terhadap dirinya anak
muda itu, ia akan memberi bantuannya dengan sekuat tenaga.
Si siluman tengkorak Lui Bok Thong selama sedang melintang didunia Kang-ouw, namanya saja
sudah Lisa membuat takut orang-orang golongan hitam ataupun golongan putih, sehingga tak ada
seorangpun yang berani omong besar, dihadapannya. Tetapi sekarang ternyata masih ada orang
yang berani menyatakan terang terangan dihadapannya hendak membunuh dirinya, bahkan
pekataan dari keluarganya dari mulut seorang pemuda yang usianya baru kira kira delapan belas
tahunan saja, mka terhadap keberaniannya pemuda itu tidak marah, malah sebaliknya merasa
terheran-heran ia mula-mula menyangka hanya pendengarannya saja yang salah, maka ia menaya
pula :
,,Bocah, apa kau katakana tadi ?”
,,Aku kata, kalau hari ini kau tidak berhasil membunuh mati aku, pada suatu hari aku yang akan
membunuh mu.
,,Hu ,hu ,hu….. perkataamu yang takabur ini, aku Lui bok Thong yang takakan melepaskan
dirimu.
Yo Cie Cong massih dengan wajah ketus dingin menjawab :
,,Tetapi kau jangan menyesal !”
,,Lohu selamanya belum pernah menyesal kau boleh mencari suhu yang lebih pandai melatih
dirimu baik-baik baru nanti mencari aku lagi.
Yo Cie Cong Cuma terdiam ia tak menjawab.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Si siluman tengkorak itu mendadak berpaling dan berkata kepada si gadis berbaju hitam. :
,,Lohu berkata hendak memberikan kau mati secara utuh.
Baru saja ia mengucapkan nya itu, tangannya dengan cepat melancarkan serangan yang di
barengi dengan sambaran angin yang sangat hebat.
Si gadis hitam tidak menyangka bahwa si iblis tua itu bisa turun tangan secara tiba-tiba, dalam
gugupnya ia mencoba menagkis serangan dengan sekuat-kuatnya pedangnya juga terlempar untk
menangkis serangan si iblis.
,,Duk, duk !’ demikian terdengar duakali suara benturan yang nyaring, beradunya kekuatan dari
kedua pihak telah menimbulkan angin hebat, sehingga membuat batu beterbangan.
Sebentar kemudian lalu terdengar suara jeritanm gadis baju hitam itu dengan mulut
menyemburkan darah segar, badanya terpental sejauh dua tumbak lebih yang kemudian jatuh
bergelimpangan ditanah.
Serangan Yo Cie Cong meski dapat mengurangi kekuatan si iblis tua sedikit, tetapi ia sendiri
juga sudah terpental mundur sepuluh tindak lebih oleh karena serangan itu.
Untuk sesaat ia berdiri melongo, tidak bisa berkata apapun.
Kekuatan tenaga si iblis tua benar-benar luar biasa hebatnya.
Suara mengaung yang sangat aneh kedengarannya kembali terdengar. Siluman tengkorak itu
badannya lantas melesat ke udara kira-kira lima tumbak tingginya, kemudian dengan secara
mendadak ia berbalik dan lantas menghilang ketempat gelap.
Yo Cie Cong sembari mengawasi kearah menghilangnya si iblis itu, dengan tidak terasa sedah
mengeluarakan elahan napas panjang. Selagi ia hendak meninggalkan tempat tersebut. Mendadak
ia ingat dirinya si gadis baju hitam yang saat itu entah bagaimana keaadaannya, maka ia lantas
urungkan maksudnya.
Ketika matanya memandang ke arah si gadis, dilihatnya si nona masih rebah dengan tidak
bergerak. Suatu pikiran lantas timbul dalam otaknya : apakah dia sudah biansa ?”
Sebetulnya ia hendak meninggalkan tempat tersebut dan tidak ingin mencampuri urusan si
gadis itu, tetapi sesuatu kekuatan yang tersembunyi telah memimpin dirinya untuk menghampiri
dirinya si nona.
Si gadis baju hitam itu parasnya cantik seperti bidadari. Meskipun dalam keadaan menggeletak
tidak sadarkan diri seperti orang yang sudah mati, tetapi tampaknya masih menarik hati. Mata dan
mulutnya tertutup rapat, seolah-olah sedang tidur nyenyak.
Agak lama Yo Cie Cong berada dalam kesangsian, tetapi akhirnya ia bejongkok juga, dengan
tangannya ia mencoba meraba mulut dan hidungnya si gadis, ia merasa bahwa napas si gadis itu
sudah lemah sekali.
Tampaknya jika mendapat pertolongan pada waktunya, mungkin jiwa si nona itu dapat
tertolong. Tetapi kalau terlampau lama barangkali tidak ada harapan lagi.
Jika diingat dari kekuatan tenaga dalamnya sendiri pada saat itu, kalau mau digunakan untuk
menolong orang lain yang sedang terluka parah, rasanya masih belum cukup. Maka satu-satunya
jalan ia harus tempuh ialah berdaya sebisa-bisanya supaya si nona bisa mendusin. Jalan itu adalah
mengunakan tangannya mengurut jalan darahnya pada seluruh badannya si gadis.
Tetapi persoalan lain kini telah timbul diotaknya. Jika ia mau menggunakan cara demikian,
sudah tentu ia harus meraba-raba sekujur badannya si korban. Justru orang yang terluka parah itu
adalah seorang gadis remaja. Sekalipun dalam keadaan terpaksa juga rasanya masih kurang
pantas kalau melakukan cara itu.
Maka ia lantas berdiri melongo sekian lamanya.
Sebentar kemudian pikiran warasnya mendorong : “kalau aku masih bersangsi terus, mungkin
jiwanya tidak akan tertolong lagi. Apa boleh buat menolong jiwa orang lain lebih penting”.
Setelah mengambil keputusan tetap, ia lantas mengeluarkan kedua jari tangannya menotok
seluruh jalan darah di badannya si gadis baju hitam itu.
Ketika jarinya menyentuh badan si nona, timbulah semacam perasaan yang belum pernah ada
sebelumnya. Ditambah lagi kini menghadapi badan yang lebih halus dan wajah yang lebih cantik.
Maka pikiran yang bukan-bukan lantas timbul dalam hatinya.
Dengan cepat ia menguatkan hatinya, sambil memejamkan kedua matanya tangannya terus
digerakan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi bau harum yang keluar dari dirinya si gadis telah menusuk hidungnya. Bau harum itu
kembali mengguncangkan hati nuraninya. Setelah menotok semua jalan darah disekujur badan si
nona. Yo Cie Cong lalu mengunakan pula cara yang terdapat dalam perguruanya untuk mengurut
sekujur badan si nona.
Napas si gadis baju hitam perlahan-lahan kelihatan mulai teratur, agaknya sudah mulai
mendusin.
Ini adalah saat yang paling penting. Ia sekarang tambah berlaku sangat hati-hati.
Ketika ia mengurut-ngurut badan si nona itu, sekujur badanna juga sudah memandikan
keringat, hatinya berdebaran keras bukan disebabkan karena ia menggunakan tenga terlalu
banyak tetapi disebabkan karena menahan gejolaknya perasaan.
Gadis baju hitam itu sudah perdengarkan suara elahan napas, sebentar kemudian orang nya
juga akan mendusin. Ia merasa seperti badannya diraba-raba oleh tangan orang, ketika ia
membuka matanya wajahnya berubah merah seketika dan tangannya lantas diayun.
Suara `Plak` terdengar amat nyaring, tangan yang halus dari si gadis baju hitam lantas
bersarang di pipinya Yo Cie Cong. Tamparan itu dirasakan panas sekali oleh Yo Cie Cong. Untung
saja si gadis baru sembuh dari luka dalamnya, sehingga kekuatan tangannya pun jauh berkurang.
Kalau tidak, mungkin Yo Cie Cong sudah dibikin rontok semua giginya.
Tetapi, walaupun demikian, tamparan itu sudah cukup membuat Yo Cie Cong termangu-mangu.
Ketika ia baru turun gunung, diatas jalan raya ia sudah pernah ditampar oleh Siang-koan
Kiauw, si gadis baju merah, dan sekarang harus kembali menerima tamparan dari sigadis baju
hitam ini. Maka dalam hatinya lantas timbul pikiran : “Apakah semua perempuan didunia ini begini
tidak tahu diri ?”
Gadis baju hitam itu setelah memberikan tamparan kepada Yo Cie Cong, ketika melihat
keadaanya Yo Cie Cong yang agak kelabakan. Segera ia ingat bahwa pemuda itu sebetulnya
sedang mengobati dirinya.
Maka ia merasa jengah sendiri, dalam hatinya merasa sangat menyesal.
Dengan hati penuh penyesalan ia mengawasi Yo Cie Cong sejenak, kemudian lantas berkata :
…siaohiap, maafkan perbuatanku yang ceroboh. Tadi karena aku belum tahu persoalannya
sehingga kesalahan tangan menampar pipimu. Aku sungguh menyesal…Apa kau merasa sakit ?”
Sehabis berkata, tangannya lantas mengusap-usap pipinya Yo Cie Cong.
…Tidak apa, tidak apa.” Yo Cie Cong berkata sambil miringkan kepalanya.
Gadis baju hitam ituyg terdorong oleh rasa menyesal dengan tangannya ia telah mengusap pipi
si pemuda yang bekas ditampar. Setelah mendengar perkataan Yo Cie Cong ia baru merasa
jengah sendirinya, cepat-cepat tangannya ditarik kembali, dengan wajah merah ia tundukan
kepalanya.
Yo Cie Cong setelah mengetahui bahwa gadis itu telah sadar, lantas berdiri dan berkata dengan
suara dingin :
…Nona, aku hendak pergi. Sampai bertemu kembali.”
Si gadis ketika mendengar perkataan Yo Cie Cong, tampak sepasang matanya terbuka lebar-
lebar. Ia coba hendak bangun bediri, tetapi baru saja bergerak tulang-tulangnya tiba-tiba
dirasakan sakit sehingga rubuh lagi sambil keluarkan jeritan `Ajoo`.
Suaranya itu telah membuat Yo Cie Cong tidak jadi pergi.
…Apakah nona membutuhkan pertolonganku ?”
…Aku Yo Cie Cong.”
…Oooo, apakah kau ini Yo Siaohiap yang dikabarkan telah menelan mustika Gu-liong-kauw dan
hidup lagi sesudah mati ?”
…Kalau begitu, aku mengucapkan terima kasih atas bantuan Yo Siaohiau yang sudah
mengobati lukaku. Aku bernama Tio Lee Tin. Orang dunia Kang-ouw memberi gelaran padaku
Burung Hong Hitam.”
Yo Cie Cong wajahnya berubah merah, tetapi sebentar kemudian sudah menjadi kecut dingin.
Ia lalu berkata :
…Aku yang rendah masih cetek kepandaiannya. Barusan cuma menggunakan cara yang tidak
berarti apa-apa suapya nona bisa mendusin saja. Sementara, mengenai luka nona, aku yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

rendah sesungguhnya tidak berdaya, maka aku tidak berani menerima ucapan terima kasih nona
ini.”
Tio Lee Tin setelah melihat wajahnya Yo Cie Cong untuk pertama kalinya, hatinya sudah
terguncang. Kemudian ketika menyaksikan keberaniannya anak muda ini dalam menghadapi si
Siluman tengkorak, maka kesannya terhadap si pemuda itu sangat dalam sekali. Ia sekarang telah
menolong dirinya dengan jalan mengurut sekujur badannya. Meskipun ia hendak menolong
jiwanya, tetapi sebagai satu gadis, bagaimana badanna dapat diraba oleh sembarang orang ? ia
bingung bagaimana harus bertindak ?
Sekarang ia merasakan bahwa luka badannya itu tidak ringan. Urat beberapa bagian jalan
darahnya sudah tertutup sehingga buat jalan saja masih merupakan pertanyaan. Apalagi harus
memerlukan pengobatan yang sesama.
Maka saat itu Tio Lee Tin dalam hatinya lantas mengambil suatu keputusan.
…Yo Siaohiap, aku ada suatu pertanyaan yang tidak patut.” Demikian ia lantas berkata.
Permintaan apa?”
…Tolong kau kawani aku untuk mencari suhu. Lukaku ini didalam tangannya tidak merupakan
soal.”
…Dimana suhumu kini berada ?”
…Kabarnya pernah muncul di gunung Heng-san. Barangkali masih belum berlalu terlalu jauh
dari gunung itu.”
…Siapakah suhumu itu ?”
…Orang berkedok kain merah.”
Yo Cie Cong terperanjat, sungguh tidak disangka bahwa suhunya nona itu adalah si pemilik
bendera burung laut, itu orang berkedok kain merah yang tindak-tanduknya sangat misterius.
Pantas nona ini ada mempunyai kekuatan begitu begitu hebat.
Sebetulnya ia ingin menanyakan lagi benda apa yang disebut si Siluman Tengkorak tadi, oleh
karena pertanyaan demikian agak mirip dengan orang yang ingin tahu segala urusan orang lain,
maka segera niatnya itu diurungkan.
Sebetunya benda Tio Lee Tin yang terjatuh ditangannya si Siluman Tengkorak hidup tadi ada
mempunyai hubungan erat dengan dirinya Tio Lee Tin sendiri juga masih ada sangkut pautnya
dengan dia.
Oleh karena itu ia urungkan niatnya untuk menanyakan tentang apa yang dipikirkannya tadi,
maka telah menimbulkan kejadian yang berbelit-belit dikemudian hari.
Setelah berfikir sejenak, ia lalu menanya dengan suara hambar :
…Apakah nona sekarang bisa berjalan ?”
…Barangkali tidak bisa.”
…Dan …?”
…Disini letaknya tidak berjauhan dengan kota. Tolong Siaohiap carikan sebuah kereta.”
…Baik harap nona suka tunggu disini sebentar.”
Sehabis berkata ia lantas berlalu meninggalkan rimba tersebut dan setelah melalui jalan raya ia
terus menuju ke kota.
Tidak sampai setengah jam ia berjalan, sebuah kereta yang cukup besar sudah berada di depan
matanya.
Mendadak pada saat itu satu bayangan orang melesat dan melayang turun dihadapannya.
Ketika Yo Cie Cong membuka matanya lebar-lebar, seketika itu darahnya lantas mendidih.
Orang itu ternyata adalah si Garuda Kepala Bota, slah satu kawanan penjahat yang turut ambil
bagian dalam perbutan mustika Gu-liong-kao ditepi danau Naga.
…He..He…..Bocah, selamat bertemu kembali.”
…Kau mau apa ?”
Mata si Garuda Botak itu nampak berputaran, kemudian berkata dengan kata menyeramkan :
…Aku ingin pinjam sesuatu barang dari kau.”
…mustka Gu-liong-kao yang berada dalam perutmu !”
Yo Cie Cong lantas naik darah. Sambil keluarkan geraman hebat ia maju dan melancarkan
serangan yang aneh. Setiap serangannya itu ditunjukan kearah bagian penting dibadannya sang
lawan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kekuatan tenaga dalamnya meskipun masih terbatas oleh karena usianya, tetapi ilmu silatnya
dibawah pimpinan tiga orang kuat dari Kam-lo-pang. Sesungguhnya bukan orang sembarangan,
maka serangan yang dilancarkan demikain gencarnya sesubngguhnya tidak boleh dipandang
ringan.
Si Garuda kepala Botak yang semuanya menganggap ringan dirinya pemuda itu, hampir saja
tergelincir dibawah tangannya.
…Setan cilik, kau mempunyai kepandaian yang berarti juga, heh !” berkata si Garuda kepala
Botak, sambil melancarkan serangan pembalasan.
Sebentar saja mereka telah bertarung seruh.
Si Garuda kepala botak dengan kekuatan tenaga dalamnya yang hebat telah melancarkan
serangannya dengan telapakan jari tangannya.
Sedangkan Yo Cie Cong dengan mengandalkan gerak tipu silatnya yang aneh, ternyata bisa
mengimbangi kekuatannya si garuda kepala botak.
Si kepala botak tidak mengira bahwa Yo Cie Cong yang dipandang bocah ternyata mempunyai
kepandaian begitu hebat, tetapi setelah 50 jurus kemudian ia lantas dapat lihat bahwa bocah ini
kekuatan tenaga dalamnya masih kalah jauh dengan dirinya.
Oleh karena itu, lantas rubah ilmu silatnya, setiap serangannya dibarengi dengan serangannya
yang menggunakan kekuatan tenaga dalam. Dengan demikian keadaanya lantas berubah Yo Cie
Cong mulai terdesak mundur.
…Setan cilik, aku kalau membiarkan kau bertahan sampai 10 jurus lagi, selanjutnya akan
meningalkan dunia Kang-ouw !”
…Setan kepala botak, kau tak usah takabur !”
…Tidak percaya kau boleh lihat !”
Si garuda kepala botak itu tiba-tiba badannya melesat tinggi keatas, setelah perputaran
ditengah udara, dengan kepala dibawah dan kaki diatas, seolah-olah burung garuda, ia pentang
10 jari kedua tangannya, dengan kecepatan bagaikan kilat menyambar dirinya Yo Cie Cong.
Tapi gerakan ini telah mmengingatkan Yo Cie Cong caranya untuk menandingi lawannya.
Karena ia ada mahir sekali dalam hal ilmu menggentengi tubuh, 5 tahun lamanya ia sudah
mendapat didikan dari Kam-lo-pang.
Dengan cepat ia juga melesat tinggi keatas, tepat sekali menghindarkan sambarannya si garuda
kepala botak. Kemudian di tengah udara ia memutar balik tubuhnya untuk balas menyerbu
lawannya.
Satu serangan hebat telah dilancarkan dari atas.
Si Garuda kepala Botak yang tidak berhasil menyambar dirinya Yo Cie Cong badannya sudah
mendekati tanah. Selagi hendak naik ke atas lagi, serangan tangan Yo Cie Cong telah tiba.
Ia tidak menduga bahwa bocah itu ada mempunyai kepandaian begitu hebat, seketika itu ia
jadi sangat gugup.
Si Garuda kepala botak yang juga merupakan salah satu jago yang mempunyai kemahiran
dalam hal ilmu menggentengi tubuh serta sudah mempunyai latihan beberapa puluh tahun
lamanya. Kalau sampai terjungkal ditangannya Yo Cie Cong bukan merupakan suatu hal yang
sangat ganjil ?
Seketika itu ia lantas mengelinding di tanah, kemudian ia melesat lagi keatas dan balas
menyerang dua kali.
Yo Cie Cong juga tidak berhasil dengan serangannya, lantas melayang sejauh satu tumbak
lebih, untuk menghindarkan serangan lawanya yang sangat hebat.
Si kepala botak mengejar, sebaliknya lantas melayang turun ke tanah. Diwajahnya menunjukan
sangat gusar, dengan mata mendelik ia mengawasi Yo Cie Cong.
Anak muda itu merasa heran, entah apa maksudnya si garuda itu…..
Mendadak ada satu tangan yang halus telah diletakan diatas pundaknya.
Bukan kepalang kagetnya Yo Cie Cong, selagi hendak balikan badannya….
…Jangan begerak !” demikian ia dengar satu suara halus tapi bengis sedang tangan yang
diletakan diatas pundak kini telah mencengkram dengan keras.
Suara yang halus bengis itu rasanya sudah tidak asing lagi bagi Yo Cie Cong. Suara itu adalah
suara satu wanita.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam keadaan kejepit Yo Cie Cong mendadak timbul akalnya, dengan kedua sikutnya ia
menumbuk ke belakang.
Gerakannya itu sangat bagus sekali, tapi juga agak keterlaluan.
Sikut itu agaknya menyentuh benda yang lunak dan membal, kemudian disusul oleh suara
bentakan, tapi Yo Cie Cong sudah mengunakan kesempatan itu melesat sejauh 5 kali, dengan
cepat balikan tubuhnya. Orang yang mencekal pundaknya tadi adalah Cin Bie Nio.

Wanita centil genit itu tangannya sedang mendekap dadanya, wajahnya nampak pucat, tapi
matanya beringas.
Kiranya sikut Yo Cie Cong tadi dengan cepat telah mengenakan kedua buah dadanya.
Yo Cie Cong sangat benci sekali terhadap wanita kejam dan genit itu, maka lantas
menanyasambil gertak gigi :
…Cin Bie Nio, kau mau apa ?”
…Aku hendak bunuh maati kau !”
Si garuda kepala botak yang berdiri disamping lantas berkata dengan suara mendongkol.
…Cin hweetio, bocah ini adalah yang menemukan lohu lebih dulu !”
…Kalau kau yang menemukan mau apa ?”
…Aku hendak bawa ia pergi !”
…Bawa pergi ? Haha, kau boleh coba bawa !”
Si garuda kepala botak gusar sekali, dengan kecepatan kilat ia menyerang Yo Cie Cong dengan
tenaga penuh.
Mendengar pembicaraan meraka, Yo Cie Cong dadanya hampir meledak. Dengan gesit sekali ia
mengelakan serangan dan tahu-tahu sudah berada disamping dirinya si Garuda kepala botak.
Dengan gemas sekali ia melontarkan satu serangan.
Si Garuda kepala botak ada seorang yang sangat licin, ia menyingkir maka sambil perdengarkan
suara ketawanya yang seram. Serangannya dimiringkan ke samping.
Dengan demikian, dengan cepat ia menyambuti serangannya Yo Cie Cong.
Tidak ampun lagi, kekuatan dari kedua pihak lantas saling beradu, Yo Cie Cong terpental
mundur sampai tiga tindak.
Untung serangannya si Garuda kepala botak sendiri karena adanya perubahan gerakannya tadi,
kekuatnnya juga sudah kurang banyak. Kalau tidak, Yo Cie Cong pasti akan terluka parah.
Sesaat selagi kedua lawan itu memisahkan diri………..
Serangannya tangan Cin Bie Nio dengan diam-diam tapi cepat dan ganas sekali sudah
menghajar si garuda kepala botak dari belakang.
Si Garuda kepala botak ketika merasakan dibelakang dirinya ada sambaran angin, badannya
lantas melesat kedepan, kemudian tangannya membalik menyambuti serangan Cin Bie Nio. Tidak
tahu kalau Cin Bie Nio sudah menduga akan gerakan si Garuda kepala botak itu, maka
serangannya tadi dilontarkan seperti mengacip. Maka serangan tangan si Garuda kepala botak tadi
lantas mengenakan tempat kosong, sedang serangannya yang bergaya mengacip dari Cin Bie Nio
dengan tepat telah mengenakan dirinya.
Tidak ampun tubuhnya si Garuda kepala botak itu lantas terpental sejauh satu tumbak lebih.
Si Garuda kepala botak dengan menahan darahnya yang mengolak, ia lompat bangun dan
menegur Cin Bie Nio dengan suara bengis :
…Cin Bie Nio, perbuatanmu yang membokong tadi, apa patut dilalukan oleh seorang gagah
seperti kau ?”
…Hihihi ! dengan seorang semacam kau, perlu apa bicara tentang aturan ?”
Pada saat itu, 10 orangnya Cin Bie Nio sudah berada didepannya.
Mereka merupakan 5 orang laki-laki pertengahan umur dan 5 perempuan yang amat cantik.
Yo Cie Cong hatinya berkecat, nampaknya 5 laki-laki dan 5 perempuan muda itu tentunya ada
anak buahnya Cin Bie Nio, orang-orang dari Pek-leng-hwee.
10 laki-laki dan wanita itu setelah berada didepannya Cin Bie Nio, mereka lantas pada
membungkukan badan untuk memberi hormat.
Cin Bie Nio anggukan kepala, kemudian mengeluarkan perintahnya :
…Sepuluh anak buahku dengar !”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

…Kami bersedia menerima perintah hweetio !” jawab mereka berbarengan.


…Tangkap Setan kepala botak ini dan bawa pulang kepusat kalau perlu bunuh mati saja !”
…Baik !”
Si Garuda kepala botak ketika mendengar perkataan Cin Bie Nio, bukan kepalang gusarnya. Ia
sendiri juga merupakan salah seorang jago terkenal dikalangan Kang-ouw-ouw, bagaimana
mandah dipermainkan oleh seorang wanita ?
…Cin Bie Nio, kau perempuan hina, aku siorang tua tidak mau sudah dengan kau !” demikan
bentaknya si garuda kepala botak.
Tapi sehabis membentak, dirinya sudah dikepung oleh 10 orang-orangnya Cin Bie Nio.
Cin Bie Nio ada seorang wanita yang sangat jahat dan kejam. Ia bermaksud hendak membunuh
mati si garuda kepala botak, sepaya rahasianya tidak di bocorkan.
Sebab terhadap dirinya Yo Cie Cong, wanita jahat kejam dan genit itu ada mengandung
maksud `istimewa`. Tapi Yo Cie Cong yang dengan secara kebetulan sudah menelan mustika Gu-
liong-kao, kini sudah menjadi perhatian orang banyak didunia Kang-ouw, Hari itu ia sudah
bertekad bulat hendak membereskan dirinya Yo Cie Cong, apalagi hal ini tersiar dikalangan Kang-
ouw maka ia mendatangkan bencana besar bagi Pek-leng-hwee di kemudian hari. Oleh karena itu,
ia harus bunuh mati si garuda kepala botak ini, agar rahasianya tertutup selama-lamanya.
Cin Bie Nio melirik kepada si Garuda kepala botak yang dikurung oleh 10 orang buahnya,
kemudian berpaling, dengan sepasang matanya yang genit ia menatap wajahnya Yo Cie Cong.
Anak muda itu mengerti bahwa pada saat itu sudah tidak mungkin untuk melepaskan diri dari
tangan musuh-musuhnya itu. Maka ia lantas berlaku nekad. Dengan maju beberapa tindak ia
lantas berkata sambil menuding Cin Bie Nio :
…Perempuan hina yang tidak tahu malu, kau hendak berbuat apa ?”
Cin Bie Nio ada satu ketua dari satu perkumpulan besar, meskipun sifatnya genit, tapi belum
perah dimaki dan dituding demikian rupa. Maka dalam gusarnya ia lantas tertawa bergelak-gelak
kemudian menjawab :
…Bocah, kau nanti akan tahu sendiri !”
Ucapan itu diberengi dengan serangan tangannya yang sangat hebat.
Dilain pihak, si Garuda kepala botak yang dikerubuti oleh 10 anak buahnya Cin Bie Nio dengan
cepat sudah mulai keteter. Tapi ia masih berdaya hendak melepaskan diri dari kepungan.
10 anak buahnya Cin Bie Nio itu ada orang-orang yang pernah didik sendiri oleh ketua Pek-
leng-hwee yang lama. Kekuatan tenaganya dan kepandaiannya cukup kuat, apalagi dengan
bekerja sama 10 orang mereka satu sama lain nampaknya sudah saling mengerti, meski si Garuda
kepala botak ada seorang berkepandaian tinggi, tapi juga tidak berdaya melepaskan diri dari
kepungan 10 orang itu.
Yo Cie Cong dengan hati gemas, telah keluarkan semua kepandaiannya untuk menghadapi Cin
Bie Nio. Dengan secara nekad ia berikan perlawananya, hingga untuk sementara Cin Bie Nio juga
tidak berdaya.
Tidak lama kemudian, si Garuda kepala botak sudah ditangkap hidup-hidup oleh 10 orang anak
buahnya Cin Bie Nio.
Dipihaknya Cin Bie Nio, setelah melancarkan serangannya sampai 10 kali, ia baru berhasil
memukul mundur Yo Cie Cong, kemudian ia berkata kepada 10 anak buahnya :
…Kalian pulang dulu, hati-hati dengan tawananmu itu !”
10 anak buahnya, Cin Bie Nio setelah mendapatkan perintah dari ketuanya, lantas berlalu
sambil membawa dirinya si Garuda kepala botak.
Cin Bie Nio setelah perintah anak buahnya pulang lantas berpaling menghadapi Yo Cie Cong.
sambil ketawa terkekeh-kekeh dan kerlingkan mata ia berkata :
…Bocah, hari ini kalau kau bisa lolos dari tanganku, percuma saja aku menjadi ketua Pek-leng-
hwee !
Sehabis berkata, lengan bajunya yang panjang lantas dikebutkan didepan wajahnya si anak
muda.
Yo Cie Cong matanya mendelik, selagi hendak turun tangan mendadak bau harum menusuk
hidungnya, ia lantas merasa gelagat tidak baik, tetapi sudah terlambat. Saat itu ia rasakan puyeng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kepalanya, matanya berkunang-kunang, kaki dan tangannya pada lemas dan lantas jatuh rubuh
ditanah.
Cin Bie Nio maju menghampiri, dengan tangannya yang putih balus ia mengelus-elus wajah Yo
Cie Cong, matanya memancarkan sinar aneh yang menakutkan.
Yo Cie Cong ingatannya masih sadar matanya masih bisa melihat, saying badannya tidak bisa
bergerak, mulutnya tidak bisa dibuka.
Hampir saja ia pingsan karena gusarnya.
Cin Bie Nio dari dalam sakunya mengeluarkan sebuah botol kecil, dari botol itu mengeluarkan
sebuah obat pil warna merah dadu. Dengan paksa ia dijejalkan masuk pil itu kedalam mulut orang,
hingga tanpa diingin pil itu kena ditelan Yo Cie Cong. Setelah mana, si genit tertawa cekikikan,
katanya :
,, Engko kecil yang manis, pil tadi dinamakan pil sorga dunia untuk satu malaman, setelah kau
makan, kutanggung kau akan mendapat kesenangan dan kepuasan. Tapi itu hanya sekali saja
setelah itu, kau akan menjadi orang yang bercacat selama-lamanya. Aku Cin Bie Nio tidak suka
kau orang yang begini cakap menjadi rebutan orang banyak, maka aku harus menyingkirkan kau
dari dunia. Mustika Gu-liong-kao dalam perutmu itu hitung-hitung sebagai gantinya untuk
kesenangan dan kepuasanmu.’’
Sehabis berkata, kembali ia tertawa terkekeh-kekeh.
Yo Cie Cong buka lebar-lebar sepasang matanya, tampak tegas sekali berapa gusar hatinya
saat itu, matanya membara seperti mengandung api.
Cin Bie Nio dengan wajah ramai senyuman membukukan badan kemudian kempit badannya Yo
Cie Cong dibawah ketiaknya, dengan cepat ia sudah berlari menuju ketempat belukar.
Tidak antara lama tibalah, disuatu tempat sepi sunyi, disitu ada terdapat sebuah kelenteng tua
yang sudah rusak keadaanya.
Ia letakan dirinya Yo Cie Cong mengerti bahwa sebentar lagi dirinya akan menjadi bulan-
bulanan wanita setengah tua yang centil genit itu, entah apa yang ia akan perbuat terhadap
dirinya itu.
Cin Bie Nio setelah meletakan dirinya Yo Cie Cong ditanah, ia duduk didampinginya menantikan
perubahan selanjutnya.
Tidak antara lama kemudian ……..
Dalam perutnya Yo Cie Cong timbul hawa panas itu kenudian mengeluarkan hawa nafsu birahi
yang makin lama hebat hingga tidak dapat dikuasai lagi.
Sebentar saja, mulutnya dirasakan kering, srkujur tubuhnya seperti dibakar, perlahan-lahan
budi pekertinya telah lenyap sama sekali ia Cuma merasakan sesuatu kebutuhan untuk
melampiaskan hawa napsunya.
Didalam matanya Yo Cie Cong pada saat itu, Cin Bie Nio kelihatannya seperti bidadari yang
baru turun dari khayangan, ia sudah tidak merasa benci dan gemas lagi, ia merasa saat itu ia
sangat membutuhkan dirinya.
Keadaanya Cin Bie Nio saat itu juga serupa dengan Yo Cie Cong.
Dari sorot matanya Yo Cie Cong ia sudah tahu kalau pemuda itu sudah hampir tidak bisa kuasai
dirinya lagi, hingga ia mengerti bahwa saat bekerjanya obat itu telah tiba. Maka dengan cepat ia
sudah membuka totokan Yo Cie Cong, siapa telah mendapat kembali kebebasanny, seolah-olah
macan kelaparan ia lantas menubruk dirinya Cin Bie Nio. Mulutnya tidak hentinya mengucapkan
perkataan : ,, Bie Nio …..Bie Nio……!’’

Bab 12

DENGAN demikian, Yo Cie Cong dan Cin Bie Nio lantas bergulingan ditanah.
Yo Cie Cong yang sudah kehilangan akal budinya, dibawah pengaruhnya obat Cin Bie Nio,
pikirannya sudah menjadi gelap sekali.
Suatu perbuatan terkutuk hampir saja terjadi didalam bekas rumah sunyi itu.
Andai kata hal itu benar-benar terjadi, meski Yo Cie Cong dapat kepuasannya ia dapat menjadi
orang bercacat untuk seumur hidupnya bahkan lebih mengenaskan lagi bagi nasibnya Yo Cie
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Cong, karena wanita genit centil itu, setelah merasa puas ia hendak membelek perutnya Yo Cie
Cong dan mengambil mustikanya.
Peristiwa yang menyedihkan itu agaknya sudah sukar untuk dilakukan ………..
Untung dalam saat yang sangat kritis itu, mendadak terdengar suara seperti keluar dari
mulunya seorang yan gsudah lanjut usianya :
,, diwaktu tengah hari bolong, kau rase genit ini ternyata berani terang-terangan melakukan
perbuatan terkutuk !’’
Suara itu meski tidak keras, tapi cukup jelas kedengarannya Cin Bie Nio yang sudah kelelap
dalam napsu birahinya, ketika mendadak dengar suara itu, bukan kepalang kagetnya hingga
napsunya lenyap buyar seketika.
Yo Cie Cong yang sudah seperti orang kerasokan setan karena pengaruhnya obat, sekalipun
dunia kiamat juga tidak peduli ia tetap memeluki dirinya Cin Bie Nio, mulutnya mengeluarkan
perkataan seperti orang mengigo.
Terdengar pula seorang tua itu :
,, Suhunya begitu, muridnya sudah tentu begitu juga. Rase tua itu hampir setengah tua
umurnya mencelakakan dunia Kang-ouw dan sekarang si rase cilik mjuga kelihatannya hendak
melanjutkan kelakuan suhumu ? rupanya peristiwa berdarah yang bersipat romantis akan terulang
pula.’’
Cin Bie Nio sudah tidak bisa tahan sabar lagi, kegusarannya lantas memuncak sebab orang tua
itu setiap perkataanya seolah-olah ditunjukan kepada dirinya.
Dengan cepat ia lantas mendorong dirinya Yo Cie Cong, kemudian lompat bangun. Selagi
hendak keluar dari dalam kelenteng, Yo Cie Cong menghadang dan mulutnya mengoceh:
,, Enci, kau ……sungguh kejam ………..’’
Tetapi Yo Cie Cong yang hendak memeluk, kembali didorong oleh Cin Bie Nio sehingga
trepental sejauh setombak lebih.
Cin Bie Nio lalu membereskan pakaiannya dan rambutnya yang riap-riapan, kemudian dengan
cepat lompat keluar dari dalam kelenteng. Kecuali angin yang meniup pakaianya, ia tidak dapat
menemukan apapun juga.
Didalam kelenteng tua yang sudah hampir rubuh itu, yang tampaknya sudah mengetahui
dengan jelas asal usul tentang dirinya, sudah tentu orang itu bukan orang sembarangan.
Belum lenyap pikirannya itu, Yo Cie Cong sudah menyerbu lagi seperti orang yang sudah kalap.
Tetapi Cin Bie Nio saat itu sudah lenyap segala napsu birahinya. Ia hendak dulu mengetahui
siapa orangnya yang usilan tadi, mak ketika Yo Cie Cong menubruk padanya, dengan cepat sekali
ia mengulur tangannya dan menotok jalan darah si anak muda.
,, Eh! Kau rase cilik ini apa bermaksud hendak mengambil jiwanya si bocah ?’’ kembali
terdengar suara seorang itu seperti dekat telinga Cin Bie Nio, tetapi ia tidak dapat menebak suara
itu datangnya dari mana.
Sekarang Cin Bie Nio insap bahwa ia sudah berjumpa dengan seorang yang mempunyai
kepandaian yan gsudah tidak ada taranya.
,, Kalau kau ada manusia, lekas unjukan dirimu!’ demikian ia akhirnya berkata cemas.
Tetapi ia heran perkataanya itu tidak mendapatkan jawaban.
Tidak lama kemudian, siara yang sangat aneh itu kembali terdengar :
,, Bocah ini mempunyai tulang-tulang dan bakat yang luar biasa nagusnya. Apalagi ia telah
menemukan kejadian gaib yang menguntungkan dirinya. Dia tidak boleh mati begitu saja.’’
,, Orang pandai dari mana ? mengapa harus main sembunyi-sembunyian ?’’ demikian Cin Bie
Nio berseru, yang pada sebelumnya mengeluarkan perkataanya itu sudah memasang telinganya
untuk mendapat tahu dari mana asal datangnya suara itu, Cin Bie Nio bingung tidak berhasil
menemukannya,karena suara itu kalau mau dikatakan dari jauh, tetapi kedengarannya dekat
sekali dan kalau mau dikatakan dari tempat yang dekat, tetapi tidak bisa dilihat orangnya.
Kini terdengar pula suaranya orang itu yang seperti ditujukan kepada dirinya sendiri :,, Hati
wanita sesungguhnya sangat kejam, saying bocah ini kepandaiannya telah musnah. Tapi masih
ada harapan, dimulai dari permulaan lagi. Oh ! takdir, takdir !’’
Cin Bie Nio yang mendengar perkataan itu, perasaan takut dan nyerinya tidak dapat
disingkirkan lagi. Kiranya, pil ‘sorga dunia’ itu adalah semacam obat racun yang sangat jahat. Tiga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

puluh tahun berselang orang-orang yang berkepandaian tinggi, baik dari golongan hitam dan
maupun dari golongan putih banyak yang menjadi korbannya obat tersebit, jumblahnya tidak
kurang dari dua ratus orang banyaknya. Ini merupakan salah satu bencana hebat dalam rimba
persilatan.
Orang-orang yang setelah makan obat itu dan sesudahnya melampiaskan hawa nafsunya,
seluruh kekuatan badan dan semuanya, orang itu akan menjadi orang bercacat seumur hidupnya,.
Ada kemungkinan juga satu jam setelah melampiaskan hawa nafsunya, sesudah musnah
kekuatannya, pembuluh darah orang bermaksud pecah dan lantas binasa.
Dan orang tua yang bicara taei agaknya sudah kenal baik semua kasiatnya obat tersebut.
Cin Bie Nio yang baru pertama kali ini hendak melakukannya, lantaas sudah terbuka rahasianya
bagaimana ia tidak terkrjut’
Saat itu ia tidak masih tebalkan mukanya dan membentak :
,, jika kau masih tidak mau unjukan diri, jangan salahkan jika aku maki kau dengan perkataan
kotor.
Cin Bie Nio sesungguhnya seorang yang sangat licin. Ia telah dapat menduga pasti bahwa
orang yang berbicara tetapi tidak mau ujudkan dirinya itu, tentunya dari golongan tua yang
namanya sudah kesohor dan orang tua semacam itu adalah pantang sekali kalau dimaki-maki oleh
kaum wanita.
Dugaan itu sedikitpun tidak meleset.
,, Rase kecil, apa benar kau mau minta aku ujudkan diri ?’’demikian terdengar suara itu pula.
,, Apakah kau tidak mau diketahui orang luar ?’’
,, Ha,ha,ha,……..Memnag benar! Agak kurang baik kalau diketahui orang,.’’
,, Kalau begitu, kau jangan sesalkan aku ……….’’
,,Ooo Tidak ! Tidak ! dulu ketika suhumu, sirase tua melihat aku, lantas lari terbiri-biri .Perlu
kuberitahukan dulu padamu, aku sebetulnya tidak bagus kalau dilihat. Aku tanggung kau nanti
mersa jemu,’’
Dan setelah mengatakan perkataanya itu, berulang-ulang ia lantas mengucapkan ‘O mie to
hud;nya.
Mandadak Cin Bie Nio dapat mengingat dirinya satu orang dan semangatnya lantas terbang
seketika. Sesungguhnya ia tidak akan mengira bahwa orang aneh itu ternyata masih belum binasa
dan sekarang muncul lagi disitu.
Karena mengingat dirinya orang yang lihay itu, maka Cin Bie Nio lantas tidak perdulikan dirinya
Yo Cie Cong lagi dan sudah lantas kabur terbiri-biri.
,, Ha, ha,ha…………’’
Suara yang seperti genta itu lama mengema didalam kelenteng tua itu, sehingga kelenteng tua
yang sudah lapu itu pada rontok jatuh.
Tidak lama setelah Cin Bie Nio kabur, dari atas penglari telah melayang turun satu bayangan
orang, yang lantas menghampiri dirinya Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong saat itu mendadak seperti tergugah semangatnya oleh suara seperti genta tadi,
keadaanya seperti orang yang baru terbangun dari tidurnya yang nyenyak dan matanya
terpentang lebar-lebar.
Ia melihat seorang tua yang rambut dan jenggotnya sudah tidak bertenaga lagi. Semua tulang-
tulangnya seperti sudah rontok, sedangkan untuk mengangkat kepalanya saja dirasakan sukar
sekali, maka terpaksa ia mengurungkan maksudnya.
Pada saat itu, ia hanya dapat mengingat sebagian secara lapat-lapt saj apa yang terjadi atas
dirinya pada satu jam dimuka, dengansorot mata kaget dan terheran-heran ia mengawasi orang
aneh yang sedang menghampiri dirinya itu.
Apakah dia ini seorang hwesio? Kalau benar hweshio, bagaiman di kepalanya ada tumbuh
rambut yang sudah putih semuanya?
Dan bukan kalau hweshio mengapa badanya mengenakan juba dan kakinya mengenakan
sepatu hweshio ?
Terutama bentuk wajahnya orang tua itu, asal orang sudah melihat satu kali, tidak mungkin
dapat dilupakan untuk selama-lamanya. Ia padri bukan padri, imam bukan imam, sedangkan
usianya kelihatan sudah lanjut sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi keadaan Yo Cie Cong saat itu sudah lemah sekali, ia tidak dapat memikir banyak lagi apa
maksud kedatangan orang aneh itu, entah baik atau jahat maksudnya.
Ia seperti barusan habis mengimpi, setelah juga seperti terumbang-ambing dalam lamunan.
Akhirnya orang aneh itu berdiri dihadapannya.
Yo Cie Cong dengan matanya yang sayu terus menatap wajah orang itu tanpa berkedip.
Orang aneh itu kedip-kedipkan matanya yang sipit, lama ia mengawasi Yo Cie Cong baru
berkata sambil menggeleng-geloengkan kepala :
,, Budha berkata, bahwa sesuatu hal itu memang ada jodonya kalau tidak ketemi aku,
bukankah bocah ini yang merupakan bibit luar biasa sirimba persilatan ini rusak ditangannya itu
perempuan hina?’’
Sehabis berkata ia lantas membuka lebar-lebar sepasang matanya itu memancarkan sinar aneh
dan tajam.
Yo Cie Cong yang dipandang demikian, dian-diam mengakui tingginya kekuatan tenaga dalam
orang aneh itu.
Orang aneh itu kembali berkata kepada dirinya sendiri :’’ bocahini dialis matanya ada diliputi
oleh hawa pembunuhan yang hebat. Kalau digunakan pada jalan yang benar, kawanan manusia
jahat dan segala iblis dari rimba persilatan tentu akan dibikin musnah olehnya, sehingga
merupakan suatu keuntungan bagi rimba persilatan tetapi jika digunakan pada jalan yang tidak
benar, maka rimba persilatan akan mengalami bencana besar yang hebat jahat senuaitu sudah
digariskan oleh tuhan. Takdir tidak boleh dilawan……
Orang aneh itu lalu gibaskan lengan jubahnya yang mesum kearah dirinya Yo Cie Cong.
Totokan pada jalan darahnya pemuda itu sekejap mata juga sudah terbuka oleh karenanya.
Ilmu membebaskan jalan darah dengan menggunakan lengan baju semacam ini, dulu Yo Cie
Cong hanya pernah mendengar dari mulut suhunya, itu hanya ilmu kepandaian yang sudah lama
hilang didunia, sebab sukar sekali dipelajari orang, sungguh tidak disangka, orang yang bentuknya
luar biasa itu bisa menggunakan kepandaian yang sudah menghilang itu.
Kalau begitu, orang ini tentunya bukan sembarangan orang mungkin orang ini merupakan
seorang berkepandaian tinggi sekali dari golongan tua.
Yo Cie Cong setelah merasa jalan darahnya terbuka, lantas berkata :
,, Boanpwee ucapkan banyak terima kasih atas pertolongan Locianpwee ini,’’
,, bocah, budha mengatakan ada sebab ada akibatnya pertemuan kita ini disebabkan oleh
Karena adanya jodoh. Maka tidak perlu kaui mengudapkan terima kasih.’’
,, Adakah Locianpwee ini merupakan orang dari kalangan budha yang beribadah tinggi?’’
,, Ha,ha ………Orang beribadah ? separuh saja, bahkan ada sedikit perbuatan nyeleweng..’
Yo Cie Cong terjengang’ mengapa ada orang yang beribadah separuh saja ? maka ia menanya
dengan perasaan terheran-heran.?’’
,, Benar, separuh padri,’’
,, Bolehkah Locianpwee menjelaskan apa artinya separuh padri itu,’’
,, Ha. Ha ……. Orang beribadah seharusnya tidak memikirkan apa-apa, sebab yang ditaati
hanya ajaran budha saja. Badanku meski masih berkelucuran didalam dunia. Bahkan masih doyan
arak dan makanan daging yang dipantang. Bukankah ini hanya bisa dihitung separuh saja ?’’
,, Boanpwee anggap bahwa orang yang beribadah itu pada pikiran dan kelakuannya. Tentang
makanan dan minuman, itu hanya diluarnya saja, perlu apa juga harus rojoki hal itu ? maksud
tujuannya budha yang utama tidak lain adalah supaya menolong orang berada dalam kesukaran,
hud-cow pernah mengatakan, kalau aku tidak masuk neraka, siapa yang akan masuk neraka ? dari
perkataan ini dapat ditimbang bahwa Locianpwee inilah penganut budha yang benar-benar yang
bukan nganut diluarnya saja, entah bagaiman pikiran Locianpwee tentang pendapat Boanpwee
yang cetek ini ?’’
Orang aneh itu lantas membuka mulutnya dan memperdengarkan ketawanya yang panjang dan
nyaring memekakan telinga Yo Cie Cong. Sehabis ketawa, ia lantas perdengarkan suaranya yang
seperti genta.
,, Bocah, kau benar-benar ada seorang cerdik, apa yang kau udapkan itu, cocok sekali dengan
pikitanku, si hweshio gila.’’
,, numpang Tanya, apa gelaran Locianpwee ?’’
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

,, Semua ini merupakan embel-embel saja yang sudah lam kulupakan maka tidak usah kau
tancapkan hal itu,’’
Diam-diam Yo Cie Cong merasa geli sendirinya, orang orang aneh ini benar-benar merupakan
seorang aneh dalam segala-galanya. Jika tidak karena tadi ia sudah unjukan kepandaiannya,orang
tentunya akan mengira bahwa orang ini adalah hweshio gila benar ?
,, Kalau begitu Boanpwee bagaiman harus menyebut Locianpwee ?’’ demikian Yo Cie Cong coba
mendesak pula.
,, Ha, hweshio ……….Bocah, terserah padamu sendiri.’’
Jawaban itu sungguh aneh. Bagaiman boleh menyebut orang secara sembarangan saja?
Yo Cie Cong merasa serba salah, karena orang aneh itu tidak mau menyebutkan mana dan
gelarnya, maka ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
,, Bocah, tidak usah kita bicarakan urusan yang bukan-bukan. Sekarang kita bicarakan saja
urusan yang benar-benar.
Ketika mendengar perkataan urusan benar-benar itu, Yo Cie Cong kini baru ingat bahwa murid
perempuannya orang berkedok kain merah itu masih menantikan ia yang disuruh mencari kereta.
Dengan badannya yang terluka parah, bagaimana kalau nanti terjadi apa-apa atas dirinya si
nona……….?
Karena memikirkan dirinya Tio Lee Tin itu, pikirannya lantas tegang sendirinya, maka ia lantas
berkata dengan suara cemas:
Locianpwee, Boanpwee masih mempunyai seorang kawan yang terluka sedang membutuhkan
perawatan, maka Boanpwee harus………..
,, Bocah, tahukah kau, masih berapa lama lagi kau bisa hidup?’’
Perkataan itu keluar dari mulutnya orang neh itu, mau tidak mau Yo Cie Cong harus percaya
juga, maka ia lantas menanya :
,, Aku ………’’
,, Kalau kau siapa lagi ?’’
,, Boanpwee sungguh tidak habis mengerti apa maksud perkataan Locianpwee ini.
,, Dengan cara bagaimana kau bisa berada disini ?’’
,, Boanpwee telah dibikin tidak ingat orang oleh obat bius Cin Bie Nio serta dipaksa makan obat
pil dan kemudian dibawa kemari. Apa yang terjadi selanjutnya Boanpwee sudah tidak tahu lagi,’’
mulutnya berkata, tapi hatinya berdebaran.
,, Boanpwee, kau sudah terkena ilmunya yang sangat keji dari perempuan genit itu, kemudian
kau makan lagi sebutir obat pil yang bisa mengorbankan hawa nafsu sangat hebat, sesudah itu
kau juga tertotok jalan darahmu, maka saat ini kepandaian ilmu silatmu sudah musnah sama
sekali.’’
Yo Cie Cong bukan kepalang kagetnya mendengar keterangan itu, ia doba mengatur jalan
pernapasannya, benar saja, kekuaan tenaga dalamnya sudah buyar semuanya, sehingga
keadaanya saat itu sudak tidak ada dengan orang biasa yang tidak pernah melatih ilmu silat.
Kejadian itu merupakan suatu pukulan hebat bagi batinnya Yo Cie Cong.
Hasil jerih payahnya selama lima tahun terahir itu, kini telah musnah tanpa meninggalkan bekas
sedikitpun juga.
Ia merasakan seperti seorang hukuman yang dapat vonis hukuman mati, untuk sesaat lamanya
ia berdiri termangu-mangu.
,, Bocah, masid belim habis begitu saja kau masih mempunyai setengah jam lagi, racun itu
akan menyerang jantungmu dank au juga kan lantas binasa!’’ kata orang aneh itu dengan sangat
tenang.
Pada saat itu Yo Cie Cong sudah putus asa benar-benar semua rupanya telah musnah.
Sekali lagi jiwannya berada dalam ancaman bahaya maut. Ia tahu, mungkin ia tidak dapat
mengelakan lagi bahaya itu. Meskipun sudah beberapa kali ia terhindar dari bahaya kematian,
tetapi akhirnya ia tidak dapat terluput dari bahaya maut itu.
Kematian baginya tidak begitu menakutkan, hanya ia masih merasa berat bahwa tugas dan
kewajibannya masih belum diselesaikan. Ini merupakan suatu hal penting baginya, maka sekalipun
ia mati, barangkali juga tidak bisa meram, mungkin juga rohnya akan tetap bergelandangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setelah berdiri melongo seakan lamanya, mendadak ia perdengarkan suara suara ketawa
bergelak-gelak, tetapi suara ketawanya itu sangat menyedihkan, lebih-lebih dari suara tangisan.
,, Bocah, kau jangan terguncang dulu pikiranmu. Dengarkanlah perkataanku.’’ Demikian orang
aneh itu berkata padanya.
Yo Cie Cong menghentikan ketawanya, dengan matanya yang sayu ia menatap wajahnya orang
tua aneh itu, kemudian berkata dengan suara duka :
,, Locianpwee masih ingin memberi pelajaran apa ?’’
,, tahukah kau, asal usulnya permpuan genit yang meracuni dirimu tadi ?’’
,, Boanpwee tidak tahu.’’
,, Dia adalah muridnya ‘ Pho Cit Kow; seorang perempuan cabul dan genit luar biasa yang
bergelar ‘ Giok – bin Giam – po’ ( malaikat wajah kumala ) yangt pada tiga puluh tahun berselang
telah menimbulkan bencana hebat, sehingga dua ratus jiwa lebih banyaknya dari orang-orang
rimba persilatan telah binasa ditangannya,’’
,, Giok-bin Giam-po phoa cit kow?’’ demikian Yo Cie Cong berseru, wajahnya juga berbah
seketika.
Sebab nama itu ternyata merupakan salah satu musuh Kam-lo-pang yang didalam daptar
musuh-musuhnya Kam-lo-pang tercatat dibaris kelima dalam lembaran pertama.
,, Bocah, apa kau kenal dengan rase tua itu ?’’
Sudah tentu Yo Cie Cong tidak dapat menjawab, maka ia hanya menjawab dengan sekenanya
saja.’’
Tetapi pada saat itu dalam hatinya berpikir :’ jiwa hanya tinggal satu jam saja. Perlu apa aku
harus memikirkan nama musuhku itu ? biar bagaimana sekarang aku tuh tidak mampu lagi
menuntut balas sakit hatinya suhu .’’
,, Bocah, aku sekarang Cuma mempunyai satu cara untuk menolong kau supaya terhinadar dari
kematian. Tetapi berhasil atau tidak, itu tergantung dari musuhmu sendiri. Sementaraitu, untuk
memulihkan kepandaian ilmu silatmu, untuk sementara ini tidak ada harapan lagi.’’ Demikian
orang aneh itu berkata.
Yo Cie Cong ketika mendengar bahwa orang tua aneh itu masih mempunyai daya upaya
hendak menolong dirinya dari bahaya kematian, semangatnya lantas terbangun kembali, sebab
jika jiwanya masih ada dengan perlahan-lahan masih ada harapan untuknya melatih imlu silatnya
lagi, maka ia lantas berkata dengan suara terharu.
,, Dengan cara bagaiman Locianpwee dapat menolong supaya Boanpwee tidak binasa ?’’
,, Aku akan menggunakan ilmu Kan-thian Sin-kang untuk mendesak racun yang mengeram
dalam badanmu disuatu sudut, kenudian menutup beberapa bagian jalan darahmu, dengan jalan
ini kau masih dapat hidup lagi untuk tiga puluh hari lamanya.’’
Harapan hidup tadi yang telah timbul dalam hatinya, kini telah lenyap kembali.
Hidup Cuma dalam tiga puluh hari, dengan badan yang sudah hilang sama sekali kekuatan dan
kepandaian ilmu silatnya bisa digunakan untuk apa ? dan sesudah tuga puluh hari ia masih harus
mati. Dari pada masih merasakan penderitaan lagi tiga puluh hari lamanya, bukankah lebih baik
mati sekarang ? maka ia lantas menjawab sambil ketawa getir:
,, Budi kebaikan Locianpwee meskipun Boanpwee mati juga tidak bisa dilupakan, tetapi
Boanpwee pikir lebih baik mati sekarang saja dari pada nanti.’’
,, Eh bocah, kau ini bagaimana sih, mengapa kau inginkan mati sekarang ?’’
,, Locianpwee Cuma membuat Boanpwee hidup lagi hanya untuk tiga puluh hari lagi dengan
mati sekarang ?’’
,, Apa sudah tahu pasti kalau pada tiga puluh hari kemudian kau akan binasa?’’
Yo Cie Cong sekarang dibikin penasaran oleh karena pertanyaannya ini.
,, Bukankah tadi Locianpwee mengatakan sendiri ?’
,, Hi , hi ………Bocah, kau jangan kesusu dulu. Perkataanku masih belum habis.’’
,, Harap maafkan kalau Boanpwee berlaku kurang ajar.’’
,, Kau jangan bodoh. Aku si hweshio gilatuh bukannya anak kecil? Jika aku tidak mempunyai
resep untuk menghidupkan jiwamu lagi, perlu apa aku harus kau hidup tiga puluh hari lagi. Sudah
tentu aku masih mempunyai daya upaya yang lain,’’
,, Boanpwee ingin mendengar bagaimana hendak Locianpwee
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

,, Racun semacam ini, dikolong langit ini tidak ada orang yang dapat mengobati, kecuali orang
yang menciptakan racun itu sendiri, hanya seorang tua yang tabitnya aneh luar biasa yang kini
hidup mengasingkan diri dipulau batu hitam di Lam-hay yang dapat menolong kau. Dia ada
mempunyai piliharaan kura-kura yang umurnya sudah ribuan tahun, dengan beberapa tetes darah
kura-kura itu saja sudah cukup untuk memunahkan racun yang mengeram dalam tubuhmu, tetapi
orang tua itu tabitnya luar biasa anehnya. Ia tidak suka orang lai mengganggu ketenteramannya.
Bagi orang biasa, jangan harap biasa menemukan padanya. Maka untuk mendapatkan obat itu, itu
juga tergantung dari keberuntunganmu sendiri.’’
Yo Cie Cong kembali timbul harapan dalam hatinya, meskipun harapan itu kecil sekali, tetapi ini
juga sudah memberi dorongan untuk ia hidup terus.
,, Boanpwee akan mencoba dan berusaha.’’ Demikian ia akhirnya menjawab.
Orang tua aneh itu lantas mengeluarkan tangannya mengambil sebuah buli-buli kecil kira-kira
panjangnya dan berwarna merah, lalu diserahkan kepada Yo Cie Cong seraya berkata.
,, Bocah, ini adalah benda kepercayaan bagi diriku si Hweshio gila. Dengan membawa barang
ini, kau boleh pergi keorang tua yang tabitnya aneh itu, mungkin ia mau melindungu dirimu,’’
Yo Cie Cong dengan sangat hirmatnya menerima barang itu, lalu disimpan disakunya.
,, Bocah’ kalau orang tua itu menanyakan padamu tentang jejakku, kau jawab saj begini, tidak
ada sesuatu yang dapat mengekangku denganb baju rombeng dan sepatu bututku hendak
melunaskan tugasku.’’demikianlah orang aneh itu memberikan pesan pada Yo Cie Cong.
Apa artinya perkataan itu sudah tentu tak dapat dimengerti oleh Yo Cie Cong, ia hanya
mencatat saja perkataan itu dalam hatinya, sedangkan mulunya mengucapkan perkataan ‘ baik’
berulang-ulang.
,, Bocah, nafsumu sungguh luar biasa. Jika kau bisa menemukan lagi telurnya burung rajawali
raksasa berwarna, kau akanmenjadi seorang seorang luar biasa dalam rimba persilatan, harap saja
supaya kua bisa menjaga baik-baik dirimu.’’
Yo Cie Cong merasa sangat heran, bagaiman Hweshio yang seperti orang gila ini bisa
mengetahui kalau didalam dirinya ada mustika Gu-liong-kao ?
,, Boanpwee akan ingat baik-baik pesanan Locianpwee .’’
,, Pertemuan antara kau dan aku dinamakan jodoh, karena kita ada jodoh, tidak boleh tidak aku
bisa memberikan sedikit bingkisan untukmu, demikian kata orang aneh itu yang lantas berfikir
sejenak, kemudian berkata pula :
,, Baiklah, aku akan memberikan padamu dua macam pelajaran tipu silat yang dinamakan Liu-
in Hud-hiat’ ( menotok jalan darah secara awan terbang ) dan Hui-sio Kay –Hiut’ ( membuka
totokan jalan darah dengan kebisan lengaqn baju ).
Yo Cie Cong sangat girang sekali mendengar ini, sebab pelajaran ilmu silat yang sudah lama
dikatakan hilang dari rimba persilatan yang sangat di idam-idamkan oleh stiap orang gagah, kini
telah didapatkan seacara tidak terduga-duga. Tetapi jika melihat bahwa kekuatan dan ilmu
silatnya sendiri kini sudah lenyap seluruhnya, sekalipun ia bisa mempelajari kedua ilmu tersebut,
juga tidak bisa digunakan.
,, Bocah, kedua ilmu itu sekarang hendak kuberitahukan semua hafalannya kepadamu, kau
harus ingat-ingat dan simpan baik-baik dalam hatimu, dikemudian hari, apabila kekuatan dan ilmu
silatmu sudah pulih kejmbali, tentu dapat kau pergunakan.’’
,, Tidak usah, ini adalah aku si hweshio gila yang ingin menghadiahkan sendiri padamu. Jika
tidak begitu, sekalipun kau mau juga tidak bisa didapatkan begitu saja, mari aku gunakan ilmu
Kan-thian sin-kang dulu untuk mendesak racun dalam tubuhmu hingga jiwamu dapat hidup lagi 30
hari.’’
Yo Cie Cong kasihkan dirinya dipale orang tua aneh itu yang selalu menyebutkan dirinya sendiri
sebagai Hweshioo gila setelah merasakan hidup menggunakan ilmunya, orang tua itu bersnyum
kepada Yo Cie Cong yang merasakn dirinya kini banyak lebih segar.
,, Baiklah. Sekarang dengarkanlah baik-baik pelajaran yang akan kuberikan padamu ini. Aku
akan mengucapkan sekali saja hafalan itu, kau bisa ingat atau tidak, semua adalah urusan sendiri,
kau tidak boleh banyak menanya,’’ Demikian kata orang aneh itu.
,,Boanpwee mengerti.’’ Jawab Yo Cie Cong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang tua yang mengatakan dirinya sendiri sebagai Hweshio gila itu lantas mengatakan dua
hafalan yang disebutkannya tadi.
Yo Cie Cong yang mendapat karunia kecerdasan otak yang luar biasa, sekali diberikan
pelajaran, sidah dapat diingat semuanya dengan baiok untuk selamanya.
,, Sekarang, pergilah kau. Aku juga akan pergi.’’
,, Locianpwee, kapan Boanpwee bisa ketemulagi dengan Cian-pwee?’’
Yo Cie Cong sudah kagum benar-benar terhadap Hweshio yang menyebut dirinya gila ini, dari
nama gila Hweshio itu, tidak dirasakan aneh, sebaiknya ia merasa sangat menyenangkan.
Pertemuan dalam waktu yang sangat singkat itu membuat ia merasa berat untuk nerpisahan lagi
dengannya.
Orang tua itu lantas menjawab sambil ketawa bergelak-gelak,?’’
,, Bocah, asal ada jodoh dimana saja kita bisa bertemu tetapi ada satu hal yang perlu aku
beritahukan padamu, jika jika dikemudian hari kau nati melakukan perbuatan yang tidak patut,
sehingga membuat bencana bagi dunia rimba persilatan, aku si hweshio gila barangkali bisa
berubah menjadi orang yang menagih jiwamu,;;
Ketika mendengar perkataan itu, dalam hati Yo Cie Cong timbul perasaan bergidiknya, selagi ia
masih bercakat orang tua iotu sudah menghilang dari depan matanya, hanya terdengar suara
tinjakan sepatunyasaja yang perlahan-lahan menghilang, ia tidak tahu bagaimana cara sijalannya
si hweshio gila itu.
Setelah sendiri menjublek, sekian lamanya Yo Cie Cong sudah lenyap lama sekali. Maka gerak
jalannya juga tidak bedanyaseperti orang biasa saja. Berjalan hampir satu hari lamanya, barulah ia
sampai kota kecil, dengan cepat ia mencari sebuah kereta dan lantas menuju keluar kota dengab
kereta itu.
Ia tidak beani membayangkan nagaimana keadaannya Tio Lee Tin pada saat itu,. Entah
bagaimana kegelisahan perasaan hati si nona yang menantikan kedatangannya.
Setelah kereta itu dilarikan sekencang-kencangnya, tibalah ia ditempat Tio Lee Tin menunggu.
Ketika Yo Cie Cong melompat turun dari keretanya, apa yang terbentang dimatanya telah
membuat ia berdiri menjublek.
Di depan matanya ada rebah menggeletek tubuhnya lima bangkai manusia, darahnya masih
keliuatan berhamburan tampaknya matinya belum lama.
Tetapi Tio Lee Tin sendiri saat itu tidak dapat terliahat bayangannya.
Tampaknya ditempat tersebut tadi sudah terjadi peristiwa hebat lagi.
Tio Lee Tin yang sedang menderita luka, mungkin sudah menemukan bahaya, pikirnya.
Yo Cie Cong ketika mengingat hal itu badannya diraakan menggigil. Jika benar terjadi apa-apa
atas dirinya Tio Lee Tin, bukankah ia juga harus turut menanggung jawab?sebab jika tadi ia tidak
menyuruh sinona itu siang-siang sudah meninggalkan tempat tersebut.?
Tukang kereta yang dibawanya serta, setelah menyaksikan keadaan tempat itu yang begitu
mengerikan terlihatnya, sudah lantas memutar keretanya dan tanpa menunggu jawaban melarikan
kudanya,
Yo Cie Cong yang saat itu sedang terbenam dalam pikirannya sendiri, perbuatannya si tukang
kereta tidak diketahuinya sama sekali. Ia merasa sungguh tidak enak begininya terhadap dirinya
Tio Lee Tin, sebab Tio Lee Tin yang sedang menderita luka-lukanya, entah bagaimana nasib
sekarang ini.
Tetapi ia sendiri sudah tidak mempunyai kepandaian sama sekali, sudah dengan sendirinya pula
ia tidak dapat mencari dimana adanya nona itu sekarang.
Apa yang harus dilakukan saat itu ialah, pergi kepulau batu hitam secepat mungkin untuk
menemui orang tua yang aneh tabitnya itu.
Jika tidak berbuat begitu, tentu ia akan binasa pada tiga puluh hari kemudian.
Orang tua aneh itu mau memberikan darah kura-kuranya untuk mengobati racun yang
mengeram dalam dirinya atau tidak itu masih dalam pertanyaan, sungguh tidak disangka bahwa
Cin Bie Nio ternyata adala muridnya Phoa Cit Kiow, salah satu musuh Kam-lo-pang, maka ia lantas
menggerendeng seorang diri: mereka harus dibunuh semua …
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan tidak sadarkan diri, ia lantas merabah senjata golok maut yang disimpannya didalam
bajunya, agaknya ia sudah membayangkan bagaiman musuh-muduhnya yang jahat itu satu-
persatu akan dibinasakan, dibawah tangannya.
Dalam hatinya saat itu teringat kembali pelajaran ilmu silat yang kusus digunakan dengan golok
maut membinasakan musuh-musuhnya.
Meskipun hanya satu jurus saja, gerak tipu itu anehnya luar biasa, sehingga tidak ada
seorangpunn yang mampu menghindar dari serangan satu jurus itu.
Sepasang matanya yang sayu dari sigadis baju merah Siang-koan kiaw serta gerak-gerik yang
agak berandalan saat itu terbayang kembali didalam otaknya. Ia tidak tahu, bagaimana ia harus
menghadapi nona baju merah itu, sebab ayahnya juga merupakan salah satu musuh dari suhunya,
tetapi ayahnya itu sudah binasa apakah ia harus membrnci turunannya?’’
Ia juga ingat wajahnya bibi Tho Hui Hongnya, itu pendekar wanita yang wajahnya penuh welas
asih, ia percaya bahwa selama hidupnya ia takan melupakan perbuatan sang bibi yang telah
membela dirinya tanpa menghiraukan jiwa sendiri.
Akhirnya bayangan Tio Lee Tin yang cantik dan gagah berkelebat didalam otaknya………….’’
Untuk sesaat lamanya rupa-rupa pikiran telah timbul saling susul dalam otaknya,,,,,,,,….’’
,, Aih ……..’’ demikian ia akhirnya mengelah napas dan menggerendeng sendiri.
,, Ah, peduli apa, sekarang kepandaianku sudah musnah, bahkan jiwaku sendiri juga tidak tahu
masih bisa hidup terus atau akan binasa, perlu apa aku harus memikirkan semua itu.’’
Setelah itu lantas menggerakan kakinya meninggalkan tempat tersebut.
Tujuannya masih tetap ke pulau Batu Hitam di Lam-hay.
Untul mengejar waktu ia membeli seekor kuda, kudanya dilarikan siang dan malam, ia
mengharap supaya dalam tiga puluh hari bisa sampai di tempat yang dituju.
Hari itu, pada waktu senja Yo Cie Cong yang melarikan kudanya berhari-hari lamanya, bukan ia
saja yang merasa lelah, kudanya juga merasa payah.
Ketika terpisah tidak cukup sepuluh lie dengan kota Liong hoa-in, kudanya dijalankan dengan
sangat perlahan karena maksudnya malam itu hendak menginap di tempat termaksud.
Diatas jalan raya saat itu sunyi sepi. Angina utara menghembus kencang.
Yo Cie Cong yang tadinya berjalan melarikan kudanya tampaknya tidak merasakan semua itu.
Tetapi ketika kudanya dijalankan perlahan-lahan dirasakan angin itu dingin sekali.
Tidaklah mengherankan karena saat itu sudah hampir habis tahun bagi rakyat biasa atau
pedagang. Kebanyakan semua sudah menyediakan apa untuk menyabut tahun baru. Tetapi Yo Cie
Cong yang hidup sebatang kara tidak mempunyai rumah dan sanak saudara, diwaktu menjelang
tahun baru ia terus melakukan perjalanan jauh.
Sebab ia masih hendak hidup terus, maka dalam waktu tiga puluh hari itu tidak boleh tidak ia
harus sampai ke Pulau Batu Hitam, untuk mendapatkan darahnya kura-kura yang usianya ribuan
tahun. Perbuatannya itu seolah-olah berjudi aja layaknya, jiaka menang ia akan dapat melanjutkan
tugas dan kewajibannya tetapi kalau sampai kalah ia akan binasa.
Untuk sesaat lamanya rupa-rupa pikiran kembali mengaduk-aduk dalam pikirannya.
Tiba-tiba suara kaki kuda telah memecahkan suasana kesunyian alam pada waktu senja itu.
Suara kuda itu sebentar saja sudah berada dibelakang dirinya.
Yo Cie Cong mengetahui bahwa saat itu ia menjadi seorang yang tidak mempunyai kekuatan
sama sekali. Maka ia tidak berani mencari setori. Sedapat mungkin ia hendak berlaku mengalah,
sekalipun harus menerima hinaan. Maka ketika itu mendengar suara derap kaki kuda dibelakang
dirinya. Dengan cepat ia meminggirkan kudanya untuk memberi jalan bagi penunggang kuda
dibelakangnya.
Tetapi sungguh aneh sekali penunggang kuda dibelakangnya tidak mau jalan melewati dirinya,
tampaknya seperti dikendurkan tali kekangnya, sehingga seperti terus menguntit dibelakannya
dirinya Yo Cie Cong.
Cara demikian itu berlangsung agak lama juga kemudian Yo Cie Cong merasa heran, maka
kudanya lantas dihentikan dan kepalanya berpaling kebelakang.
Penunggang kuda dibelakang dirinya itu agaknya tidak menduga sama sekali yang akan
menghentikan kudanya secara mendadak, maka dengan cepat ia menarik mundur kudanya,
dengan demikian maka kedua kuda sekarang jadi berdiri berendeng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong terperanjat sekali ketika mengetahui siapa orang yang mengikuti jejak kudanya itu.
…Kiranya ada nona Siang-koan “ demikian ia berseru.
Siang-koan Kiauw pendengarkan suaranya dihidung.
….ia, kau mau apa ? dijawabnya dengan suara ketus.
Yo Cie Cong mendengar jawaban itu agaknya mendapat rasa tidak baik tetapi ia terus mencoba
hendak berlaku sesabar mungkin.
…Nona Siang-koan hendak kemana ?”
…Cari kau !”
…Cari aku !
…Benar ! aku hendak mencari kau, manusia yang tidak berbudi itu.”
Yo Cie Cong memangnya seorang yang mempunyai adat tinggi, maka ketika mendengar
jawaban yang singkat dan ketus itu. Darah mudanya lantas mendidih. Ia menarik mundur
kudanya.
…Apa perlunya nona mencari mencari aku ? katanya dengan nada dingin.
…Hendak membunuh kau !”
Jawabannya itu membuat Yo Cie Cong sangat terkejut setelah lam dalam keadaan terkesiama
mendadak ia seperti ingat apa-apa maka segara ia berkata :
…Apa Nona hendak membunuh kau atas perintah ibu tirimu ?”
…Urusannya dia tidak ada hubungannya dengan aku “
…kalau begitu apa sebabnya ?”
…Sebaba kau adalah orang yang tidak mengenal bakti “
..Tidak berbudi ?” Yo Cie Cong menegasi sambil ketawa getir
…Memang benar, ketika di tepi naga nona pernah melepas budi terhadap diriku. Tetapi
merupakan satu hutang seandannya aku Yo Cie Cong tidak binasa aku pasti akan membayar
hutang ini.
Ketika menyebut kejadian di tepi danau naga itu hatinya Siang-koan Kiauw merasa sangat
berduka, sebab oleh karena dirinya si pemuda sampai Siang-koan Kiauw berani menempuh bahaya
hendak menghadapi senjata yang bisa meledak dari si iblis wajah singa. Oleh karena pemuda itu
pula, Siang-koan kiauw tidak segan-segan memutuskan hubungannya dengan ibu tirinya. Oleh
karena Yo Cie Cong hidup kembali, nona itu lantas terbangun pula semangtnya. Tetapi sekarang
pemuda itu sangat dingin sikapnya terhadap dirinya, sehingga membuat hancur luluh hatinya si
nona. Sebab begitu besar rasa cintanya si nona terhadap dirinya Yo Cie Cong, tapi cinta yang
begitu dalam telah mendapatkan penyambutan yang tidak selayaknya, akhirnya telah
menimbulkan perasaan benci dalam sanubarinya.

Bab 13

DENGAN wajah merah padam, Siang-koan Kiauw berkata dengan suara bengis :
…Yo Cie Cong, oleh karena kau aku merasa sangat malu !”
…Aku merasa tidak pernah membuat malu terhadap orang ini “
…Hm! Aku cinta kau, mengapa kau tidak bisa pegang terhadap dirinya satu nona ?”
…Apa artinya perkataan ini ?”
…Si Burung Hong Hitam Tio Lee Tin, kau toh tidak bisa bilang kenal padanya ?”
Yo Cie Cong terperanjat. Diam-diam berfikir bagaimana ia bisa kenal perempuan itu ?”
…Benar kau kenal padanya !”
…Hm! Kesulitannya sebagai satu gadis hampir saja ternoda gara-garamu !”
…Aku tidak mengerti maksud perkataanmu ini !”
…Aku Tanya mengapa kau tinggalkan sendirian seorang wanita yang sedang terluka parah
didalam hutan belukar ? sehingga hampir saja dirinya ternoda didalam kawannya kawan-kawan
kurcaci ?”
…Sekarang dimana adanya dia ?”
…Hal ini tidak perlu kau tahu “
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong teringatkan dirinya sendiri yang hampir saja celaka ditangan Cin Bie Nio, karena
gurunya ia lantas ketawa bergelak-gelak.
Mengapa kau ketawa? Hari ini aku akan membunuh kau !”
Adatnya Yo Cie Cong yang angkuh membuat ia tidak mau memberi penjelasan. Setelah
berhenti ketawa ia lantas menjawab dengan suara tenang :
…Silakan kau boleh turun tangan !”
…Apakah kau kira aku tidak berani ?” bentaknya Siang-koan Kiauw pecut ditangannya langsung
bergerak.
Yo Cie Cong tidak menyingkir atau berkelit, sebetulnya dalam keadaan seperti itu, ia yang
sudah hilang semua kepandaiannya sudah tidak mampu berkelit. Apalagi serangan pecut si nona
dilakukan dengan cepatnya….
…Tar “ suara pecut terdengar nyaring ujung pecut dengan tepat mengenakan dengan
badannya, sehingga dirasakan sakit sekali.
Dalam hatinya Siang-koan kiauw sebetulnya mencintai dirinya pemuda itu cuam karena pemuda
itu nampaknya bersikap dingin, maka ia berbalik membenci. Namun serangannya itu juga
menggunakan Tenaga 2-3 bagian saja, kalau tidak pasti Yo Cie Cong tidak sanggup menerima.
Siang-koan kiauw hanya berbut menuruti hawa napsunya, sebetulnya dalam hatinya tidal ingin
melukai dirinya pemuda itu.
Ia sungguh tidak menyangka kalau Yo Cie Cong tidak berkelit atau coba mrnghindarkan
serangannya. Maka seketika itu hatinya dirasakan perih, sudah tentu ia tidak mau tau kalau pada
saat itu Yo Cie Cong sudah hilang kepandaiannya. Bahkan semua itu ada perbuatan ibu tirinya
Siang-koan kiauw sendiri.
…Mengapa kau tidak melawan ?” menanya Siang-koan kiauw dengan gusar, tapi suarannya
agak gemetar.
…Bukankah kau kata tadi hendak membunuh aku ? aku Yo Cie Cong bersedia menerima nasib
untuk menerima nasib untuk memenuhi keinginanmu !”
…Kau kira aku benar-benar tidak heran ?”
Tar..Tar..Tar! kembali suara pecut nyaring sampai 3 kali.
Tidak ampun lagi, badannya Yo Cie Cong lantas terjungkal dari atas kudanya !
Tapi, Yo Cie Cong yang beradat keras dan tinggi hati, begitu jatuh lantas jatuh lagi, matanya
merah membara.
Siang-koan kiauw lantas melompat turun dari tunggannya, ia berdiri tidak cukup satu tumbak di
dapat Yo Cie Cong, entah bagaimana persaan hatinya pada saat itu berdiri terpaku.
Ia merasa bahwa keadaanya. Yo Cie Cong agak aneh, tapi pada saat itu juga tidak mengerti
apa sebabnya.
Yo Cie Cong dengan sikapnya yang masih dingin, berkata dengan suaranya yang ketus :
…Nona Siang-koan, kau hendak membunuh aka, lekas turun tangan !”
Kalau tadi Siang-koan Kiauw mengatakan hendak membunuh dirinya Yo Cie Cong, itu hanya
disebabkan karena terdorong oleh perasaan gemasnya. Ia tidak nyata Yo Cie Cong anggap itu
benar-benar hingga membuat ia tidak bisa tarik kembali perkatannya.
Kalau pada saat itu Yo Cie Cong berkata agak lunak saja sesudahnya mungkin ada berlainan.
Tapi adat dan tabeatnya Yo Cie Cong yang tinggi ia lebih suka binasa dari pada berkata dengan
suara manis.
Siang-koan Kiauw agaknya merasa bahwa Yo Cie Cong sangat tersinggung perasaannya.
Hatinya sangat merasa sangat berduka, maka dengan tanpa di sadari lantas menangis.
Dengan demikian Yo Cie Cong bertambah bingung. Ia tidak mengerti apa maunya nona yang
berandalan ini, sebentar hendak membunuh mati dirinya, sebentar lagi menangis dengan sangat
sedihnya !
…Apa nona Siang-koan Kiauw tidak tega turun tangan terhadap diriku ?” Tanya Yo Cie Cong.
Justru pertanyaan ini membuat Siang-koan Kiauw menangis semakin sedih !
Si nona berduka karena ia sesungguhnya tidak menduga bahwa si pemuda ada begitu tawar
perlakuan dirinya, sedikitpun tidak mempunyai perasaan kasian atau cinta terhadapnya sehingga
percuma saja cintanya yang dicurahkan kepadanya. Semakin memikirkan ini semakin sedih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong memang ada seorang pemuda cerdas, ketika menampak keadaan nona Siang-koan
Kiauw itu, ia nampak sudah dapat menduga sebagian perasaan hatinya si nona ia tahu bahwa si
nona itu menaruh hati pada dirinya. Ia sendiripun demikian pula. Cuma suatu anggapan atau
pendiriannya mengenai diri si nona ini telah menindas perasaanya sendiri.
Maka saat itu ia lantas berkata dengan suara duka :
…Nona Siang-koan Kiauw dengan terus terang aku beritahukan padamu umurku Cuma tinggal
10 hari lagi. Maka kebaikanmu yang telah kau curahkan kepada diriku kupaksa dilain penitisan aku
akan membalas !”
Perkataan Yo Cie Cong itu telah membuat Siang-koan Kiauw terkejut seperti terkena patuk ular.
Otomatis ia hentikan tangisannya. Melihat Yo Cie Cong begitu berduka mau tidak mau ia percaya
juga perkataan si pemuda.
…Hei, kau barusan kata apa ?” tanyanya agak gemetar.
…Kataku, jiwaku Cuma tinggal 10 hari saja !”
…Sekarang bukankah kau ada baik saja ?”
…Itu memang benar, aku sekarang kelihatan baik-baik saja, tapi kekuatan dan kepandaian ilmu
silatku sudah hilang semua !”
Jawaban Yo Cie Cong ini membuat kaget gemetaran Siang-koan Kiauw, pantasan tadi ketika
diserang dengan pecut. Ia tidak mau menyingkir atau berkelit, bahkan serangan yang cuma
menggunakan 2 atau 3 bagian saja sudah cukup membikin ia terjungkal dari atas kudanya.
Ia pentang lebar kedua matanya mengawasi Yo Cie Cong. Sekarang ia sudah dapat kenyataan
bahwa matanya pemuda itu sudah tidak kelihatan cahayanya, keadaanya sama seperti orang biasa
maka hatinya lantas merasa pilu.
…Siapakah yang membuat kau menjadi begini ?” Tanya si nona.
…Siapa? Haha! Lebih baik kau jangan coba mencari tahu !”
…Tidak kau harus memberitahukan padaku, aku tidak akan membiarkan ia begitu saja !”
Sehabis berkata, si nona geser tubuhnya mendekati Yo Cie Cong wajahnya menunjukan
perasaan gusar.
Yo Cie Cong diam-diam merasa geli, barusan ia berkata hendak membunuh mati dirinya, tetapi
sekarang berbalik sangat memperhatikan bahkan mau turun tangan hendak membela keadilan.
…Nona, lebih baik kau jangan coba turut campur dalam urusanku ini “
…Tidak ! biar bagamanapun aku harus nau tahu !”
…kalau begitu aku terpaksa beritahukan padamu orang itu adalah ibu tirimu sendiri !”
Mendengar jawaban itu, wajah si nona berubah seketika.
…Dia ?”
…Ng ! kalau tidak ada seorang Locianpwee yang datang memberi pertolongan, niscaya jiwaku
siang-siang sudah melayang !”
…Ow ! Lantaran itu maka kau melalaikan kewajibanmu untuk mencarikan kereta bagi enci Tio
Lee Tin “
…Benar !”
…Kalau begitu aku yang keliru menduga terhadap dirimu “
Setelah itu badannya digeser semakin rapat kemudian berkat pula dengan lemah-lembut :
…Apa kau merasa sakit bekas pecutan tadi. Ah ! mengapa kau tidak mengatakan sedari siang-
siang kepadaku ? kau sungguh keterlaluan.
…Apa artinya sedikit `luka ini`. Kalau tidak ada urusan apa lagi aku hendak pergi ?”
…Kenapa ?”
…Sebab dalam waktu 10 hari aku harus mencapai suatu tempat untuk minta obat buat
menyembuhkan penyakitku. Kalau tidak 10 hari kemudian aku pasti mati !”
…Kau…kau …kau …! Aku harus berjalan sama-sama dengan kau !
…Apa perlunya ?”
…Kepandaiannmu sudah hilang semua, jiak ada terjadi apa-apa bukankah….”
…Obat itu bisa kudapatkan atau tidak masih merupakan suatu pertanyaan. Tentan gmati atau
hidupku aku pandang sangat tawar!”
Siang-koan Kiauw tundukan kepala untuk memikir sejenak kemudian mendongak, sorot
matanya keliatan aneh, dengan wajah memerah-merah dia menanya :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

…Jawablah pertnyaanku !”
…Pertanyaan apa ?”
…Kau …Kau …apa kau membenci aku “
…Tidak !” jawabnya Yo Cie Cong tegas sambil gelengkan kepala.
…Kalau begitu apa kau suka padaku ?”
Pertanyaan ini menunjukan kecerdikannya Siang-koan kiauw.
Yo Cie Cong tercengang, ia mengerti maksud yang terkandung dalam pertanyaan si nona ini,
tapi merasa berat untuk memberi jawaban. Ia akui bahwa ia juga cinta pada Siang-koan kiauw
tapi ia tidak boleh mencinta.
Secara berani dan tanpa tedeng aling-aling, Siang-koan Kiauw mengajukan pertanyaan
demikian, ini juga merupakan suatu pertanyaan yang terus terang tentang isi hatinya terhadap Yo
Cie Cong. Ketika nampak pemuda itu agak bersangsi memberi jawabannya hanya seperti diguyur
air dingin, maka ia lantas berkata pula dengan suara duka :
…Aku tahu bahwa kau tidak bisa menyukai diriku. Hah, pergilah !”
Tapi Yo Cie Cong lantas berkata :
…Aku sebetulnya juga suka padamu !”
…Benar ?”
…Ng !”
…Boleh aku panggil kau Cong ?”
…Aku juga boleh panggil kau adik kiauw ?”
Semua itu membuat hatinya Siang-koan Kiauw merasa lega dan sangat girang.
…Engko Cong. Sekarang kau boleh beritahukan padaku kemana kau hendak pergi ?”
…Pulau batu Hitam di Lam-hay, aku hendak menemui seorang Lo-cianpwee, mau minta sedikit
darahnya binatang kura-kura yang usianya sudah ribuan tahun, untuk menyembuhkan penyakitku
!”
Selanjutnya Yo Cie Cong lantas menceritakan apa yang telah terjadi atas dirinya sehinga
kemudian dapat ditolong oleh hwa shio gila itu.
Siang-koan kiauw yang mendengarkan penuturan itu wajahnya sebentar merah sebentar pucat.
Ia dulu hanya curiga terhadap ibu tirinya, tapi sekarang sudah menjadi kenyataan bahwa ibu
tirinya itu ternyata seorang permpuan cabul yang sangat berbahaya.
Ia mendadak ingat kematian ayahnya yang tidak jelas apa sebabnya pada 5 tahun berselang.
Maka ia lantas berkata dengan tiba-tiba.
…Engko Cong, aku selalu merasa curiga atas kematian ayahku apakah itu ada hubungannya
dengan ibu tiriku yang jahat itu? Aku kira kemungkinan itu memang ada !”
…Jika itu benar ada hubungannya, sehingga membuat kematian ayah, aku Siang-koan pasti
akan mencincang ibu tiriku itu.
…Adik Kiauw, bagaimana dengan nona Tio Lee Tin ?”
…Sudah dibawa pergi oleh kawan seperguruannya `utusan burung laut`!”
Yo Cie Cong anggukan kepala dalam hatinya befikir nona Tio telah mengaku sebagai muridnya
pemilik bendera burung laut si orang berkedok merah. Kalau sudah dibawa pergi oleh mereka
tentunya tidak ada halangan apa-apa lagi.
Tiba-tiba ia berkata Siang-koan kiauw :
…Adik kiauw, seandainya aku beruntung bisa mendapatkan obat, apa kita masih mempunyai
kesempatan bertemu lagi ?”
…Tidak, aku hendak ikut kau pergi !”
…Kepergianku ini masih belum diketahui bagaimana kesudahannya, apabila nanti terjadi apa-
apa….?”
…Tidak, aku tidak izinkan kau mengucapkan perkataan demikian !”
Sebabnya berkata, dengan tanganya yang halus mungil itu membekap mulutnya Yo Cie Cong,
badannya juga lantas dijatuhkan dalam pelukan si pemuda.
Kedua-duanya saling berpelukan, tapi masing-masing tidak berkata apa-apa.
Malam mulai tiba, angin meniup sepoy-sepoy. Bintang di langit mulai nampak betebaran.
Agaknya turut merasa girang atas kebahagiaan kedua merpati itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Siang-koan kiauw ketika mengingat nasib yang dialami oleh kekasihnya, hatinya merasa seperti
diiris-iris. Apabila dalam 10 hari tidak mendapat tempat tujuannya atau tidak mendapatkan obat
yang di perlukan.
Ia tidak berani memikirkannya lagi……..
Sekarang, ia berada dalam pelukan si pemuda yang pertama kali mendobrak hatinya ia hedak
menikmati kemesraan cintanya dalam waktu yang sangat singkat.
Lama mereka terlelap dalam larut arus asmaranya mereka sudah tahu berapa lama dilewatakan
secara demikian.
Tiba-tiba Siang-koan Kiauw memecahkan kesunyian, seolah-oalh sedang mengimpi ia
menannya kepada Yo Cie Cong.
,,Engko Cong, katakana bahwa kau cinta padaku !”
,,adik Kiaw, aku cinta kau !”
,,Biar dunia kiamat, cintaku terhadap mu tak akan berubah !”
,,Adik Kiaw, aku akan ingat selamanya mudah-mudahan kembang tetap segar dan rembulan
tetap tetap bundar ?”
,,Engko Cong bisa mendapat penyataan perasaan hatimu aku sudah merasa puas.
,,Adik Kiaw hawa mulai dingin kita harus berpisah lain kali kita akan bertemu kembali !”
,,Apa kau tetap tidak mau ikut pergi bersama-sama !”
,,Bukan aku tidak sudi, tapi perjalan itu begitu jauh….
,,Aku tidak peduli sampai diujung langit jangan banyak rewel mari jalan !”
Sehabis berkata ia mendahului lompat keastas kudanya.
Yo Cie Cong terpaksa mengikuti jejaknya
Dua ekor kuda jalan berendengan, suara derap kaki kuda memecahkan kesunyian malam itu.
**
Suatu pagi pada hari ke 25 di suatu perkampungan nelayan di tepi Lam hay telah datang dua
pengunjung, sepasang muda-mudi yang masih belia mereka hendak menyewa sebuah perahu
katanya hendak pergi ka pulau batu hitam yang terpencil.
Si pemuda yang berwajah tampan, badannya tegap Cuma kelihatannya agak dingin sikapnya.
Sedang wanita yang parasnya cantik menarik dengan si pemuda itu merupakan pasangan yang
setimpal.
Kedatangan mereka telah datang banyak perhatian orang banyak mereka mengira bahwa
mereka itulah dewa-dewi yang baru turun dari kayangan.
Siapa mereka ?
Itu adalah Yo Cie Cong dan Siang-koan Kiauw-jie.
Mereka titpkan kudanya disuatu penginapan perjalana mereka dilanjutkan dengan perahu dan
si pemilik perahu yang usianya lebih dari setengah abad, sudah tentunya ia sudah matang dalam
perjalan air.
Setelah membawa persedian yang cukup semuanya telah di persiapkan Yo Cie Cong dan Siang-
koan Kiauw mereka lantas menuju pulau batu hitam.menurut keterangan Sipemilik perahu, jika
tidak ada halangan satu hari satu malam bisa sampai di tempat yang di tuju.
Tapi, pulau batu hitam ada sayu pulau yang jarang didatangi oleh manusia di sekitarnya
terdapat batu karang jika tidak hati-hti perahunya bisa terbalik, jika tidak karena memandang
uang.tidak ada satu perahu yang berani yang menuju kesana.

Bab 14

Beberapa saat kemudian, perkampungan nelayan itu sudah hilang dari pandangan.
Langit nan biru seperti mangkok bundar menutupi lautan sedang air laut dengan ombaknya
seperti ayunan yang tidak berhehti-henti bergoyang.
Lautan hari itu nampak tenang berlayar dalam keadaan tenang, sungguh sangat menarik hati.
Yo Cie Cong dan Siang-koan Kiauw duduk berendeng ditepi perahu mereka tampak mesra dari
satu sama lain. Hingga sementara melupakan rasa gelisa diantara keduanya dan melupakan yang
telah terjadi atas mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sepasang pemuda pemudi yang dibesarkan diatas tanah datar telah kesemsem oleh
pemandangan dilautan yang indah permai itu.
Kedua pemuda-mudi itu menikmati pemandangan alam, pemilik perahu itu mendadak
ketakutan ia memandang kearah timur sambil berkata :
,,Siang-koan Kiauw, nona tampaknya akan timbul badai!”
,,Hawa begini kelihatan sejuk masa akan timbul badai.?”jawab Siang-koan Kiauw sambil
ketawa.
,,Apakah kau tidak melihat segumpal awan hitam ?”
,,Aku tidak percaya, apakah awan segumpal itu bisa membawa badai.?
,,Lopek apakah dengan dirimu tidak salah ?” Yo Cie Cong pun turut menanya.
Apakah aku kira aku bcara main –main ? selambat-lambatnya akan datang angin puyuh
sedangkan disini tidak ada tempat untuk berlindung. Lantas kita harus berbuat apa, Ah, mudah-
mudahan tuhan melindungi kita !” jawab si pemilik perahu sambil mengawasi gumpalan awan
yang makin lama makin namopak besar dan nyata.
,,Apabila angin meniup kencang bukankah perahunya juga akan semakin cepat ? mungkin kita
cepat sampi kepulau Batu Hitam itu, Engko Cong kau pikir betul tidak? Demikian berkata Siang-
koan Kiauw dengan enaknya.
Yo Cie Cong yang sejak kecil banyak bercampur dengan orang-orang dengan segala lapisan,
pengalamannya juga lebih banyak dari pada si nona. Ketika si nona nampaknya seperti anak-anak
ia berkata dengan suara sungguh-sungguh.
,,Adik Kiaw itu bukan angin biasa ,! Tetapi angin puyuh atau badai yang sangat menakutkan !”
,,Kau sudah pernah melihat ?”
Meski aku belum pernah mengalami, tatapi aku sudah pernah dengar !”
,,Hm ! kau membohongi aku saja !”
Si pemilik itu membakar hio dan kertas dan meminta lindungan kepada dewa laut.
Gumpalan awan itu nampak dekat nampaknya, sehingga menutupi separuh langit. Angin laut
makin meniup kencang, ombak laut makin besar, hingga perahu yang di tumpangi bertiga kini
sudah tergunang hebat.
Siang-koan Kiauw baru merasa bahwa keadaan ini sungguh diluar dugaan.
Si pemilik perahu dengan wajah pucat pasi dan sikap cemas ia berkata kepada kedua
penumpangnya.
Siang-koan Kiauw dan nona lekas masuk kedalam ,badai akan datang ini tidak boleh dibuat
main-main. !”
Belum habis ucapannya si pemilik perahu awan gelap itu sudah menjadi ombak yang lantas
menggulungnya perahu air hujan datang turun turun seperti dituang.
Yo Cie Cong menarik diri Siang-koan Kiauw di sebelah dalam perahu.
Badai mengamuk semakin hebat saja, ombak laut menggulung-gulung hingga perahu kecil itu
terguncang ke atas ke bawah.
Siang-koan Kiauw mulai merasakan mabuk, hatinya mulai ketakutan dan memeluk erat tubuh
Yo Cie Cong.
,,Enko Cong skarang bagaimana .?”
,,Adik Kiaw terserah pada nasib saja, aih. Biar bagaimana juga didalam diriku sudah tertanam
racun jahat jiwaku juga takkan pernah tahu hidup dan matinya. Sebetulnya aku tidak
membiarkanmu kau ikut, aku takut terjadi apa-apa. Ah !”
,,Engko Cong jangan mengucapkan begitu, hidup dan matinya seseorang ada ditangan tuhan.
Baik kita mati sama-sama hidup juga sama-sama.
,, Pada saat itu rasanya perahu sudah terbalik air laut masuk kedalam kemudian di susul
dengan suara benturan yang hebat awak perahu seperti patah.
,,Adik Kiaw mungkin perahu sudah patah .”
,,Engko Cong.”
,,Belum habis ucapannya air laut sudah masuk kedalam mulut perahu.”
,,Ketika mereka keluar, air laut sudah menimpa keras sehingga perahu terbalik.”
Siang-koan Kiauw menjerit, ia memegang tiang perahu erat-erat Yo Cie Cong pun berusaha
dengan sekuat tenaga ia memegang kayu perahu yang tinggal sepotong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pemilik perahu pun tak nampak terlihat entah sejak kapan ia di telan laut ombak laut yang
dasyat.
Badai mengamuk terus, ombak laut bergulung-gulung seperti gunung tingginya, air hujan turun
seperti di tumpahkan dari langit di barengi suara guntur dan sinar kilat yang menyambar-nyambar
membuat keadaan di tempat seolah-olah,sudah sampi hari kiamat.
Dalam keadaan yang menyeramkan demikian. Perahu kecil yang seolah-olah sebuah titik hitam
dilautan yang luas ternyata sudah pecah berantakan.
Entah sejak berapa lama waktu berlalu secara demikian….
Angin sudah sirap, ombak mulai reda laut kembali tenang seperti semula, seolah2 tak terjadi
apa2.
Yo Cie Cong sesaat perahunya terdampar hancur, masih berpegang erat pada potongan kayu
dengan mendadak badannya terdampar tinggi kemudian tidak ingat lagi apa yang terjadi atas
dirinya.
Ketika ia siuman kembali, badannya merasakan panas seperti terbakar. Ketika matanya terbuka
ternyata panas itu disebabkan karena panas matahari yang menyinari dirinya yang kini terdampar
di sisi pantai.
Dengan susah payah ia baru bisa duduk, dia baru sadar bahwa dirinya ternyata masih belum
binasa tertelan ombak.
Tiba-tiba teringat akan diri Siang-koan Kiauw-jie, sudah terang kalau nona Siang-koan Kiauw
mungkin sudah tertelan ombak karena terjadi badai hebat maka seketika itu hatinya dirasakan
pedih. Air matanya mengalir tak terasa dengan perasaan sedih ia mengawasi laut yang tak terlihat
ujung pangkalnya itu.
Ia teringat pada sumpah dan janji pada diri Siang-koan Kiauw sungguh tidak disangka nasib
nona yang baru bersamanya dan menikmati sebagian kecil kesenangan hidupnya, sudah terpisah
lagi dengannya.
Seandainya nona Siang-koan Kiauw tidak ikut bersamanya pasti ia tidak akan tertelan ombak,
setelah ia berpikir ia merasa berdosa terhadap diri nona itu maka ia segera berdoa kepada tuhan
:’Adik Kiauw-jie kulah yang menyelakakanmu jika arwahmu tahu tunggulah aku dialam baka.
Setelah urusanku selesai aku akan menyusulmu bersama-sama dengan dirimu dialam baka.
Yo Cie Cong padasaat itu sedang terbenam dengan kedukaannya di wajahnya selalu terbayang
gerak-gerik nona Siang-koan Kiauw-jie.
Ia tak menghiraukan rasa letih dan rasa lapar dahaga yang menyerangnya ia terus-menerus
memandangi lautan yang luas hingga tak berkedip.
Matahari mulai terbenam, bintang-bintang mulai bertebaran di langit ombak laut yang tadinya
surut kini pasang kembali.
Ketika Yo Cie Cong tersadar dari lamunanya ternyata hari sudah pagi.
Terlitas dalam otaknya . saat itu mungkin jiwanya tinggal dua hari lagi. Jika dalam dua hari ini
tidak berhasil mendapatkan darah kura-kura yang dimaksud maka racun yang tersarang dalam
tubuhnya sudah lantas akan menyerang jantungnya dengan sendirinya orang itu akan binasa .
Tetapi sekarang dirinya pun tak tahu ada di mana, dan di mana pula letak pulau Batu Hitam
yang dicarinya sama sekali tidak di ketahuinya.
Sejenak pikirannya melayang,apa yang ia alami permusuhan yang ada sangkut paut dengan
perguruannya membuat semangatnya terbangun pula……
Sekarang ini aku harus belum boleh mati, aku harus hidup masih banyak tugas yang belum aku
selesaikan.”demikian Yo Cie Cong berkata kepada dirinya dan lantas ia bangkit.
Pertama kali yang diperiksa adalah barang-barang bawaanya yang ada pada dirinya, Golok
maut buku daftar nama-nama musuhnya Kam-lo-pang potongan kayu pusaka Ouw-bok po-lok dan
buki-buli tanda kepercayannya si Hwee shio gila semua lengkap masih ada pada tubuhnya.
Perlahan-lahan ia menuju tepi pantai, tetapi ketika berjalan terus dalam hatinya lantas
mengeluh.”celaka….
Ternyata tempat itu adalah sebuah pulau kecil yang tidak di tumbuhi sedikitpun tanaman dan
tidak ada manusia yang tinggal disitu. Luasnya pulau itu kira-kira Cuma satu Lie persegi di
sekitarnya terkurung oleh lautan jangan kata manusia burung saja tak terlihat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sesaat itu hatinya kembali merasa putus asa diam-diam ia berpikir tampaknya semuanya
adalah nasib, aku tidak mau mati didalam pulau ini “taruh tidak mati kelaparan tapi karma dalam
diriku tertanam racun yang cuma tahan dalam dua hari saja, kecuali ada pengaruh gaib. Kalau
tidak pasti aku kan binasa maka maksud baiknya Hweesiogila itu barangkali akan tersia-sia saja.”
Keadaan Yo Cie Cong pada saat itu tidak ubahnya seperti sedang menghadapi suatu keadaan
yang lebih kejam dan menakutkan dari pada binasa seketika itu.
Tapi biar bagaimana, seorang yang masih ada jiwanya, sebelum tiba pada hari akhirnya, sedikit
banyak masih mempunyai harapan untuk terus hidup………
Saat itu perutnya dirasakan lapar sekali, matanya bekunang-kunang kepalanya dirasakan
pusing. Kaki dan tangnnya dirasakan lemas tidak bertenga. Yo Cie Cong barulah mengingat bahwa
dua hari lamanya tidak ada sebutir nasipun yang masuk kedalam perutnya. Maka ia lalu berkata
kepada dirinya : “andaikata akau mesti mati, jangan sampai aku menjadi setan kepalaran.”
Oleh karena befikir demikian, timbulah hasratnya hendak mencari barang makanan untuk
mengganjal perutnya.
Tetapi usahanya itu hanya sia-sia saja, sebab kecuali tanah dan pasir yang terdapat disekeliling
pulau itu, sudah tidak ada apa-apa lagi yag bisa dimakan.
Dengan perasaan kecewa ia kembali ditanah, rasa lapar semakin menghebat. Dalam keadaan
demikian, sebuah barang menarik perhatiannya.
Barang itu adalah sebuah barang aneh yang berbentuk bundar relur, besarnya kira-kira dua
kaki, warnanya bukan kepalang, dibawahnya sinar matahari kelihatan indah.
Tertarik oleh perasaan heran, Yo Cie Cong lantas berjalan menghampiri benda aneh itu. Ketika
ia meraba benda itu dengan tangannya, benda itu ternyata keras, maka dianggapnya benda itu
adalah sebuah batu aneh, ia coba mendorong batu aneh yang berwarna indah itu.
Didekat tempat batu aneh itu terdapat suatu tempat yang agak miring. Oleh Karena didorong
oleh Yo Cie Cong, batu aneh tadi menggelundung kebawah.
Apa lacur satu bagian dari batu aneh itu sudah membentuk sebuah batu lain yang juga ada di
pantai laut itu.
Barang cair seperti putih susu mengalir dari batu yang menggelundung tadi.
Ooo, kalau begitu itu bukannya batu !” demikian Yo Cie Cong berseru sendiri, yang lantas lari
menghampiri. Dan ketika ia mengadakan pemeriksaan lebih cermat, seketika itu lantas berdiri
melongo. Ternyata barang itu adalah sebutir telur raksasa yang saat itu sudah pecah sebagian,
dari lubang yang pecah itu mengalir barang cair. Didalam telur itu masih terlihat kuning telurnya
sebesar mangkuk.
Bukan kepalang rasa girangnya Yo Cie Cong dalam keadaan lapar seperti itu, ia sudah tidak
memperdulikan lagi telur Itu bisa dimakan atau tidak, dengan cepat ia sudah menghabiskan
seluruh isi telur itu.
Apa yang mengherankan, telur itu ternyata tidak bau amis, bahkan enak sekali dan segar
rasanya.
Sehabis kenyang makan, badannya dirasakan segar kembali, rasa letihnya hilang semua.
Dengan perasaan terheran-heran ia mengawasi kulit telur raksasa itu.
Sejak ia di jelmakan menjadi manusia didunia, ia belum pernah mendengar orang mengatakan
bahwa didalam dunia ini ada telur yang begitu besar. Ia seperti berada dalam impian tetapi
dibawah teriknya, apa yang terjadi ternyata bukanlah impina belaka.
Ia tidak mengetahui, telur aneh itu sebenarnya ada telurnya binatang apa ?
Setelah perutnya dirasakan kenyang, lain soal timbul pula dalam pikirannya.
Jiwanya hanya tinggal dua hari saja. Diatas pulau terpencil dan sepi ini, sesungguhnya tidak
mudah untuk mencari dimana letaknya pulau batu hitam yang sedang ditujunya.
Tampaknya tidak akan luput juga ia dari kematian.
Selagi masih terbenam dalam pikirannya sendiri, ia telah dikejutkan oleh suara aneh yang
begitu hebat kedengarannya.
Yo Cie Cong terperanjat, katika ia dongakan kepalanya, awan hitam kelihatan menutupi
matahari. Tetapi ketika ia memperhatikan dengan lebih seksama, seketika itu nyalinya seperti
hendak melompat keluar, karena ada yang dilihatnya diatas angkasa itu bukannya awan, tetapi
adalah burung raksasa yang sedang pentang lebar kedua sayapnya. Saat itu burung itu kelihatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

beterbangan di angkasa dan hendak menukik turun. Suara aneh yang sangat hebat, tadi tentunya
adalah suara dari burung raksasa ini.
Dengan tidak terasa, keringat dingin membasahi tubuhnya Yo Cie Cong, dalam hatinya lantas
berfikir, telur raksasa berwarna tadi apakah terlurnya burung raksasa ini ? jika benar telurnya,
burung raksasa ini setalah melihat telurnya sudah pecah dan kumakan habis bagaimana binatang
itu bisa mengarti? Ah sungguh tidak kusangka, didalam begini aku harus menghadapi lain bahaya
lagi…”
Belum lagi lenyap semua pikiran itu, burung raksasa tadi sudah menukik turun sangat cepat
Yo Cie Cong yang sudah tidak berdaya lantas menyembunyikan dirinya didalam pecahan telur.
Kembali terdengar suara burung aneh itu. Dirasakannya badannya terguncang hebat, kiranya
telur itu sudah dibawa terbang oleh burung raksasa tersebut.
Yo Cie Cong coba menengok, pulau tempat dia tadi terdampar, hanya kelihatan sebagai sebuah
titik hitam sedangkan disekitar dirinya dilihatnya segumpal awan yang seperti asap saja layaknya.
Yo Cie Cong tahu bahwa dirinya sekarang sudah diterbangkan keatas angkasa, perasaan
takutnya hampir membuat ia melompat keluar.
Jika cengkraman burung itu tidak kencang bukankah ia akan jatuh dengan badan hancur lebur
dari atas udara ? Ia juga tidak mengetahui kemana dirinya hendak dibawa oleh burung raksasa itu
?
Pada saat itu hawa panas tiba-tiba dirasakan dalam perutnya, hawa panas itu makin lama
makin hebat bekerjanya sehingga hampir saja ia tidak dapat menahan lagi.
Kemudian dari dalam perutnya kemudian timbul hawa dingin yang membuat dirinya dirasakan
sampai mengigil.
Sebentar kemudian, dua rupa hawa yang berlawanan itu telah tergabung menjadi Satu, hawa
itu dirasakan seperti telah menyusuri sekujur tubuhnya. Pada suatu saat hawa itu, seperti mandek
di suatu sudut dalam dirinya. Rasa sakit membuat Yo Cie Cong hampir keluar menggelinding dari
dalam kulit telur itu. Ia tidak tahu apa yang telah terjadi atas dirinya.
Oleh karena rasa sakit yang tidak tertahankan itu, Yo Cie Cong telah melupakan dirinya kini
sedang berada didalam kulit telur yang sedang diterbangkan oleh burung raksasa itu, ia
menggerak-gerakan kaki dan tangannya sambil menjerit-jerit.
Mendadak kulit telur itu terlepas dari cengkramannya kaki burung raksasa itu.
Telur raksasa it uterus meluncur turun kebawah, Yo Cie Cong yang berada didalamnya sambil
memejamkan rapat-rapat kedua matanya ia berseru : “habislah jiwaku”.
Tetapi kira-kira sepuluh tumbak tingginya terpisah diatas sebuah pulau, badannya dirasakan
sperti mumbul lagi keatas dan kemudian lompat keluar, rasa sakit membuat ia pingsan seketika
itu.
Tidak lama kemudian setelah ia siuman kembali, apa yang mengherankan ialah : saat itu rasa
sakit disekujur badannya telah lenyap tiada berbekas, bahkan kekuatan tenaga dalamnya
dirasakan tambah berlipat ganda.
Ia lalu bangun berdiri, ia mendapat kenyataan bahwa dirinya sekarang sudah berada disuatu
tempat yang banyak batu-batunya yang semuanya berwarna hitam.
Saat itu ia berada ditengah-tengah antara dua batu besar.
Burung raksasa dan kulit telur yang besar itu sudah terlihat lagi.
Kiranya burung raksasa itu ketika telurnya terlepas dari cengkramannya karena getaran-getaran
Yo Cie Cong tadi. Dengan cepat sudah lantas menukik turun lagi menyambar telur yang meluncur
turun. Disuatu tempat kira-kira sepuluh tumbak dari tanah burung itu menyambar lagi telurnya,
tetapi badanya Yo Cie Cong terlempar keluar dari dalam kulit telur.
Kejadian secara kebetulan ini bukan saja Yo Cie Cong tidak binasa, bahkan karena getaran dari
badannya yang kebentur dibawah, hawa panas dan dingin yang mandeg di suatu sudut dalam
tubuhnya tadi ternyata telah membuka jalan darah pada kedua urat nadinya.
Kesemuanya itu tentunya tidak diketahui oleh Yo Cie Cong sendiri.
Yo Cie Cong memandang kesima keadaan tempat sekitarnya, karena ia mendapat kenyataan,
dirinya sekarang kembali ada diatas pulau lagi. Jika ia ingat apa yang terjadi atas dirinya tadi,
diam-diam keadaanya dirasakan menggigil.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mendadak ia merasa seperti ada semacam kekuatan dari angin yang dilancarkan oleh orang
kuat menyambar kearah dirinya.
Dengan sendirinya Yo Cie Cong sudah mengayunkan tangannya menangkis sambaran tadi.
Diluar dugaannjan, semacam kekuatan hebat telah meluncur keluar dari dalam tangannya itu.
Saat itu lantas terdengar suara benturan keras, batu besar yang berada di depannya telah
pecah berhamburan, disusul oleh suara orang berseru :
…Eh !”
Kejadian yang tidak terduga-duga ini sebaliknya membuat Yo Cie Cong termangu-mangu.
Ia masih ingat betul bahwa kepandaian ilmu silat dan kekuatannya sudah lenyap semua.
Tindakannya barusan hanya merupakan suatu gerakan sewajarnya saja dari seorang yang
mengerti ilmu silat jika sedang menghadapi serangan gelap. Tetapi mengandung tenaga kekuatan
yang sangat hebat.
Ia adalah merupakan suatu yang tidak habis dimengerti.
Tiba-tiba ia ingat suara orang kaget tadi, ia juga merasa bahwa sambaran angin yang
menyerang dirinya tadi datangnya secara tidak terduga-duga.
“Diatas pulau ini pasti ada orang, bahkan orang dari rimba persilatan pula” demikian Yo Cie
Cong mengambil kesimpulan setelah berfikir sejenak.
Oleh karena pikirannya itu, maka ia lantas berjalan mencari suara datangnya suara orang tadi,
tetapi ia sudah berputaran kesana-kemari, disekitarnya cuma terlihat gundukan-gundukan batu
hitam yang hampir tersebar di seluruh pulau itu.
Entah sudah berapa lama waktu telah berlalu. Bukan saja ia tidak menemukan orang yang
sedang di cari-cari, malah dirinya sendiri saat itu seperti berada didalam rimba batu. Dan ia sudah
tidak berdaya keluar dari gundukan batu itu.
Batu-batu yang warnanya hitam itu agaknya tidak kelihatan ujung pangkalnya, sehingga dalam
hatinya mersa cemas. Ia segera melepaskan niatnya hendak keluar dari tumpukan batu itu. Ia
lantas duduk untuk memikirkan dari mana datangnya kekuatan yang keluar dari serangan tadi.
Ia mulai mengingat-ingat dari ditekukannya telur raksasa berwarna dan burung raksasa itu
serta dirinya sendiri ketika berada didalam telur raksasa. Mengapa didalam dirinya dirasakan
mengalir hawa panas dan dingin bergantian yang kemudian bergabung ke dua hawa itu.
Dimulutnya lalu mengoceh sendiri. “telur berwarna burung raksasa…”
Seperti teringat pada sesuatu, ia lantas berkata pula pada dirinya sendiri : “Telur burung
rajawali raksasa, ooo..ya! pasti telur itu adanya !
Mendadak ia lompat bangun, saat itu kembali Ia merasa kaget dan terheran-heran.
Karena gerakan melompat yang sedemikian sederhana saja ternyata sudah mencapai jarak lima
tumbak tingginya. Dirinya dirasakan ringan sekali.
…Ehh !”
Kembali suara demikian terulang terdengar dari belakang dirinya.
Kali ini Yo Cie Cong tidak bersangsi lagi. Dengan cepat ia lantas melompat keatas batu setinggi
sepuluh tumbak lebih.

Bab 15

BERADA setinggi itu, Yo Cie Cong baru dapat melihat bahwa batu-batu hitam itu ternyata ada
beberapa lie luasnya. Disebelah kejauhan kelihatan sebuah rimba, tetapi ditempat itu berdiri
ternyata adalah tepi laut.
Gerakan Yo Cie Cong tadi sudah cepat luar biasa, tetapi ia masih belum berhasil menemukan
orang yang mengeluarkan kaget tadi, sehingga diam-diam merasa kagum atas kepandaian orang
itu. Sekarang kembali ia teringat pada dirinya sendiri. Jika apa yang dikabarkan itu tidak salah,
oleh karena makan telur berwarna itu, kekuatn yang ada pada dirinya sekarang ini sama dengan
seorang kuat yang sefah mempunyai latihan beberapa puluh tahun.
Memang benar. Karena mustika Gu-liong-kao yang secara kebetulan masuk dalam perutnya Yo
Cie Cong dengan secara kebetulan Yo Cie Cong bisa memakan telur burung Rajawali raksasa,biji
mustika itu lantas lumer dan kekuatannya sudah tidak ada taranya didalam diri Yo Cie Cong .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Lantas ia teringat pada semua pelajaran ilmu silatnya yang di dapat dari suhunya dan ke dua
pamannya. Ada beberapa gerak yang harus yang saat itu harus dibatasi oleh kekuatan tenaga
dalam sehingga ia tidak bisa memaikannya secara leluasa.
Tetapi sekarang setelah mampunyai kekuatan tenaga dalam yang sangat hebat karena
pengaruh dua benda mukjijat, maka segala gerak tipu yang dia mainkan secara mudah.
Ia teringat pula bahwa kepandainya tentu dapat tugas yang di bebankan atas pundak suhunya.
Dengan ‘Golok Maut’, itu secara istimewa ia mencari satu persatu musuhnya Kam-lo-pang pada
dua puluhtahun bersilang.
Semangatnya lantas bergolak, dengan lantas pula ia mengeluarkan siulan panjang.
Tetapi mendadak ia ingat bahwa jiwanya hanya satu hari lagi maka ia lantas menghentikan
siulannya itu.
Besok adalah hari yang terakhir baginya jika tidak berhasil menemukan pulau Batu Hitam dan
oaring tua aneh itu untuk meminta darah kura-kura masih akan tetap binasa juga.
Maka apa gunanya mempunyai kekuatan hebat ?
Kesedihan meliputi hatinya, rasa murung menguasai dirinya pula.
Jikalau karena bukan karena gara-gara Cin Bie Nio, perempuan yang cabul dan genit yang
memberikan pil surga padanya tidak mungkin ia sampai menjadi seorang sedemikian !
Dan suhunya Cin Bie Nio,Giok-bin Giam-po Phoa Cit kow ia juga merupakan juga musuhnya
Kam-lo-pang maka ia juga lantas mengambil keputusan. ‘jika aku dapat hidup terus,Cin Bie Nio
dan suhunya maka ia orang pertama yang akan kubunuh terlebih dahulu.
Yo Cie Cong setelah berpikir lama ia masih belum juga memecahkan persoalan lalu melayang
turun meninggalkan tempat itu, ia kenbali kepantai laut.
Dan ketika ia melihat air laut, pikiranya lantas kembali teringat Siang-koan hatinya merasa pilu
sekali.
Ia mendoakan Siang-koan agar tidak binasa. Ia mengharapkan supaya Siang-koan seperti
dirinya terlepas dari bahaya. Tetapi rasanya semua itu hanya pengharapan saja.
Ia merasa berdosa terhadap dirinya Siang-koan Kiauw pukulan bathin yang sangat hebat ini
tidak nudah terhapus untuk selama-lamanya. Taruh kata Yo Cie Cong bisa hidup terus batinnya
juga akan menderita.
Dalam keadaan serupa itu suara Siang-koan Kiauw yang lemah lembut dan merayu hati seperti
terus berkumandang didalam telinganya.
Suara itu seperti masih terdengar nyata didalam telinganya, tetapi orangnya sudah tidak ada.
Penderitaan batin yang hebat it terus merupakan godaan hatinya…..
Seperti orang linglung saja layaknya. Yo Cie Cong berjalan kepantai laut tanpa tujuan.
Andai kata disitu ada orang, mungkin juga tidak bisa membantu dirinya.
Selagi ia masih berjalan, dari jauh ia sudah dapat melihat seorang tua barambut putih sedang
duduk bersila diatas sebuah batu besar dipantai laut. Orang tua itu rupanya sedang mengkail ikan.
Melihat adanya orang tua itu, semangat Yo Cie Cong terbangun seketika. Dalam hati ia lantas
berfikir “Aku hendak menanyakan dan mencari keterangan dulu dimana sekarang aku berada”.
Setelah berfikir demikian dengan secara gesit sekali ia sudah lompat melesat kesampingnya
orang tua itu.
Orang tua berambut putih itu agaknya tidak melihat kedatangan Yo Cie Cong, ia masih ia masih
tetap mengail dengan asiknya. Ketika Yo Cie Cong mengawasi dengan seksama, perasaan heran
timbul dalam hatinya.
Sebab orang tua yang rambut dan alisnya sudah putih semuanya itu tampaknya sedang
berduduk dengan tenang sambil memejamkan mata. Dan apa yang mengherankan bagi Yo Cie
Cong ialah kail ditangan orang tua itu ternyata hanya merupakan sebatang bambu kecil yang tidak
ada talinya. Juga tidak ada kailnya, ujung bamboo terpisah kira-kira tiga dim diatas permukaan
laut.
Menyaksikan kejadian ganjil itu, Yo Cie Cong lantas berdiri melongo.
Karena didalam dunia ini tidak pernah dilihatnya orang yang mengail ikan secara demikian
anehnya, baru untuk pertama kali inilah dilihatnya.
Mungkinkah orang ini bukannya sedang mengail ikan ? tetapi hanya suatu perbuatan untuk
menghilangkan waktu terluang saja ?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sebaliknya, orang tua itu tampaknya sangat sungguh-sungguh sikapnya dengan kail
ditangannya itu.
Perasaan heran lalu timbul dalam hatinya Yo Cie Cong. ia berfikir ‘Aku ingin mengetahui
bagaimana cara mengailmu itu. Sesungguhnya aku tidak percaya bahwa dengan caramu itu kau
akan berhasil mendapatkan ikan’.
Tetapi belum lagi pikirannya lenyap dari otaknya, bambu ditangannya orang tua itu mendadak
kelihatan bergetar, seekor ikan besar tiba-tiba muncul diatas permukaan air, ikan itu masih
tergoyang-goyang.
Kepala ikan itu seolah-olah terpancang oleh ujungnya bamboo ditangannya orang tua itu
dengan suatu kekuatan yang tidak dapat dilihat.
Ia lantas mendengar orang tua itu berkata seorang diri :
…Bagus binatang kecil, kau jangan kira bahwa kau pandai berenang. Tidak mungkin kau
terlolos di kailnya aku, seorang tua.”
Yo Cie Cong terperanjat sekali, terang orang tua ini telah menggunakan kekuatan tenaga dalam
yang sudah tidak ada taranya, yang disalurkan keujung bamboo untuk menangkap ikan. Kekuatan
semacam ini sesungguhnya sangatlah mengagumkan.
Kalau dugaannya tidak salah, orang tua itu pasti adalah orang rimba persilatan luar biasa yang
mengasingkan diri disitu.
Pada saat itu ia kembali mendengar oraang tua itu berkat pula :
…Mengingat aku tidak tau apa-apa, sekarang aku kembalikan dari mana asalmu datang.”
‘Plung…….’ Ikan besar itu kembali diceburkan kedalam laut.
Setelah orang tua mengail seperti biasa lagi.
Yo Cie Cong setelah mendapat tahu bahwa orang tua dihadapannya itu bukannya orang
sembarangan, ia tidak berani berlaku gegabah. Ia coba batuk-batuk sebentar untuk menarik
perhatiannya orang tua itu, kemudian memberi hormat dan berkata dengan suara latang :
…Lo-cianpwee, maafkan kalau aku menggangu kesenangan Lo-cianpwee. Boanpwee, Yo Cie
Cong ingin minta sedikit keterangan “
Siapa tahu meski sudah berulang-ulang Yo Cie Cong berkata demikian, orang tua itu masih
terus memejamkan mata, tidak bergerak sama sekali.
Yo Cie Cong berfikir dalam hati : ‘Apakah orang tua ini seorang tuli yang tidak mendengar
perkataannya.
Suara itu seperti genta nyaringnya. Jangan kata baru orang tuli, meskipun orang sudah mati
barang kali juga akan dibikin bangun kembali oleh karenanya. Ada lagi orang tua itu terang ada
mempunyai kepandaiaan yang tinggi sekali.
Siapa nyana, kenyataan tidak seperti apa yang diharapkan oleh Yo Cie Cong. orang tua itu
masih tetap seperti tidak mau dengar apa-apa.
Kali ini Yo Cie Cong mulai tidak sabar, maka ia lantas maju menghampirinya. Dengan berada
dekat sekali dipinggirnya telinga orangtua itu ia bartanya pula :
…Apakah Lo-cianpwee tidak sudi menjawab pertanyaan Boanpwwee ?”
Pada saat itu, orang tua itu baru terlihat membuka kedua matanya, dengan matanya yang satu
ia mengawasi Yo Cie Cong sejenak, lalu berkata dengan tenang seperti tidak pernah ada kejadian
apa-apa.
…Engko cilik, kau sedang berbuat apa ?”
Dari sorot matanya orang tua yang tidak bersahaja itu serta dari sikapnya loyo ; terang kalau
orang tua itu adalah seorang tua tidak mengerti ilmu silat. Keadan itu kembali telah membuat Yo
Cie Cong merasa heran lagi.
…Lo-cianpwee, Boanpwwee ingin menayakan sedikit keterangan. “
…Ow ! Apa kau kata barusan ?”
…Boanpwwee ingin menanyakan sedikit keterangan. “
…Apa ? aku tidak dengar jelas.”
Yo Cie Cong merasa serba salah. Ia lalu berkata dengan suara nyaring.
…Numpang Tanya, disini tempat apa ?”
…Ow ! Apa engko cilik bukan penduduk pulau ini ?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong benar-benar merasa jengkel. Bukankah itu merupakan pertayaan yang aneh,
sebab kalau ia adalah penduduk pulau itu, perlu apa minta keterangn padanya.
…Bukan.” Demikian ia menjawab secara singkat.
…Bukan begitu, bagaimana kau bisa datang kemari ?” menanya orang tua itu dengan sikap
seperti orang linglung.
…Boanpwee belajar dengan perahu, tetapi kemudian terdampar oleh badai sehingga sekarang
tiba ditempat itu.”
…Aih ! Engko cilik, angin laut ada sangat berbahaya mengapa kau tidak baik-baik berdiam
dirumah saja ?”
…Aku mua tanya kepada Lo-cianpwee, pulau ini apa namanya ?”
Pada saat itu bambu kail di tangannya orang tua kembali kelihatan bergetar, dan lagi-lagi
seekor ikan besar kena sedot ujungnya bamboo. Ikan itu kelihatan bergerak-gerak hendak
melepaskan diri.
Yo Cie Cong tiba-tiba mendapatkan satu akal, ia lalu berkata kepada dirinya sendiri :
…Aku kepingin lihat kau sebetulnya tuli benar-benar atau berlaga. Jika tidak, kau sesungguhnya
terlalu tidak memandang muka orang.”
Setelah berfikir demikian, ia lantas memasukan kekuatan tenaga dalamnya pada tangan
kanannya. Kemudian dengan sikap acuh tak acuh tangannya disodorkan. Dan suatu kekuatan
tenaga yang tidak dapat terlihat lantas meluncur keluar dari dalam tangan kanannya menuju ke
ikan itu.
Oleh karena kekuatan Yo Cie Cong pada saat itu sudah begitu hebat, maka meskipun
dilancarkan hanya dengan seenaknya saja, tetapi hebat sekali pengaruhnya.
Tiba-tiba orang tua itu ketawa dingin, ia lantas berkata seperti tidak sengaja :
…Bagus. Aku ada maksud untuk melepskan kau hidup, sebaliknya kau mendekati kail. Kali ini
kau jangan sesalkan aku si orang tua : Aku tidak akan memberu jalan hudup lagi bagimu. Ini toh
ada kemauanmu sendiri.”
Sehabis berkata, ia lantas menggertak bambunya, sehingga ikan besar itu melejit keatas dan
melayang kedalam tangannya siorang tua.
Dengan demikian, maka serangan Yo Cie Cong tadi ternyata sudah mengenai tempat kosong.
Orang tua itu masih tetap tidak menengok untuk melihat padanya.
Wajahnya Yo Cie Cong merah seketika, sifatnya yang tinggi hati lantas timbul seketika, maka ia
lantas membentuk dengan suara keras :
...Hai ! Aku Tanya kau. Pulau ini apa namanya ?”
Orang tua itu perlahan menengok. Alisnya yang putih kelihatan bergerak-gerak, kemudian baru
menanya :
…Bocah, kau bicara dengan siapa ?”
…Dengan kau !”
…Aku ? Aih orang yang sudah lanjut usianya matanya lamur, telinganya tuli. Cobalah katakan
sekali lagi !”
Yo Cie Cong dalam hatinya diam-diam lantas memaki :
…Bagus, sungguh pintar kau berlaga, tetapi aku Yo Cie Cong bukan seorang buta.”
Walaupun berfikir demikian, ia juga menanya lagi dengan suara lebih keras.
…Aku Tanya kau, pulau ini apa namanya ?”
Pertanyaan itu dikeluarkan oleh Yo Cie Cong dengan mengunakan kekuatan tenaga dalamnya.
Bagi orang biasa tentu tidak akan sanggup menerimanya dan kemungkinan telinganya aka pecah,
tetapi orang tua itu kelihatannya tenang-tenang saja.
…Bocah, aku si orang Tua aku ada tuli dari pembawaan. Kalau kau tadi bicara demikian
nyaringnya, bukannya sudah beres ? kau tanya ini apa perluya ? ini ada satu pulau.”
…Aku tahu ini ada satu pulau, tetapi apa namanya ?”
…Ooo, tentang ini si orang tua sendiri juga tidak tahu. Ini adalah satu pulau yang sunyi sepi.”
Yo Cie Cong hampir saja dadanya meledak. Ia menanya hampir setengah harian, ternyata
masih tidak mendapatkan keterangan apa-apa. Ia tahu bahwa orang tua ini sedang main
sandiwara mempermainkan padanya, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, sebab ia menduga pasti
orang yang menyerang dirinya dan mengeluarkan suara kaget tadi tentunya orang ini juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat itu mendadak ia dapatkan suatu akal, hatinya lalu memikir; ‘kalau kau tidak mau
menjawab ya sudah. Sekarang aku hendak mencoba menyantroni suaramu. Aku ingin kau tahu
nanti mau bicara atau tidak.
Dengan berkata apa-apa Yo Cie Cong lantas memutar tubuh dan hendak berlalu.
…Bocah, kau balik ! demikian ia mendengar orang tua itu memanggilnya.
Terpaksa Yo Cie Cong balik kembali.
…Bocah dengan cara bagaimana kau bisa tiba di pulai ini ?” Tanya si orang tua pula.
…Aku berlayar dengan sebuah perahu.”
…Bukankah dibawa oleh seekor burung besar ?”
Yo Cie Cong terperanjat. Kiranya dirinya yang dibawa oleh seekor burung raksasa tadi sudah
diketahui dengan jelas oleh orang tua ini. Dari sini jelaslah sudah bahwa orang tua ini
sesungguhnya dengan sengaja menguji dirinya, maka ia lantas menjawab :
…Benar. Dibawa oleh burung raksasa.”
…Aku lihat kau bukan seorang nelayan, juga bukan seorang pedagang yang sering melakukan
perjalanan jauh. Tetapi kau telah menempuh bahaya mengarungi lautan luas datang ke Lam-hay
ini, apa maksudmu yang sebenarnya ?”
…Mencari orang.”
…Siapa orangnya yang kau cari itu ?”
…Seorang Lo-cianpwee yang aneh tabeatnya di pulau batu hitam. Lo-cianpwee mempunyai
gelar ‘Pengail linglung’.”
Orang tua itu kelihatan bergetar badannya, alisnya juga bergerak.
Yo Cie Cong ada seorang yang cerdik. Ketika menyaksikan perubahan sikap orang tua itu,
hatinya lalu bergerak, seketika itu ia baru ingat bahwa semua batu yang dilihatnya diatas pulau itu
ternyata berwarna hitam.
Ketika tadi ia sampai di pulau ini, jangan kata orang sedangkan asap saja tidak kelihatan, maka
pulau itu tentunya tidak ada orang yang mendiami kecuali orang tua itu, maka seketika itu seolah-
olah baru tersadar dari mimpinya ia lantas berkata kepada dirinya sendiri : “Mengapa aku begitu
bodoh, seharusnya siang-siang aku harus sudah dapat menduga bahwa orang itu yang mengail
dilaut ini dengan sikapnya seperti orang linglung, bukankah itu orang tua yang yang sedang kucari
?”
Oleh karena itu pula maka sekali lagi ia lantas memberi hormat seraya berkata :
…Boanpwee dengan brutal berani menemui Lo-cianpwee, sebetulnya ingin minta sesuatu
pertolongan dari Lo-cianpwee”
…Apa ? Bocah, kau mencari aku ?”
…Benar.”
…Ha..ha..ha…kau bocah kau mencari aku si orang tua hendak belajar mengail ikan atau mau
beli ikan ?”
…Lo-cianpwee,………”
…Apa ? kau panggil aku Lo-cianpwee ?”
…Lo-cianpwee tidak usah berlaga lagi. Lo-cianpwee adalah itu orang tua yang bergelar Pengail
linglung.”
…Apa yang kau ucapkan aku sedikitpun tidak mengerti lekas pergilah.”
…Lo-cianpwee, dari jauh Boanpwee perlukan datang ke Lam hay ini, perlunya hanya
menjumpai Lo-cianpwee yang ingin meminta suatu pertolongan. Mengapa Lo-cianpwee menolak
demikian getas.”
Orang Tua itu dengan perlahan berdiri dari tempat duduknya, dengan gerakannya yang seperti
tidak bertenaga sama sekali ia berjalan turun dari atas batu. Ia taruh bambunya diatas pundaknya,
lalu berjalan lagi tanpa melihat Yo Cie Cong lagi.
Anak muda itu mengingat jiwanya hanya tinggal sehari saja dan kini orang yang dapat
menolongnya berada didepan mata, sudah tentu tidak mau melepaskannya begitu saja, maka
dengan cepat ia sudah bergerak menghadang didepanya si orang tua.
... Lo-cianpwee, tahan dulu.”
…Ech. Bocah kau mau apa ?”
…Hendak minta pertolongan.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

…Aku adalah seorang tua yang tuli dan bodoh. Apa yang bisa ku Bantu untukmu ?”
Yo Cie Cong melihat orang tua itu masih tetap berlaga linglung sudah lantas merasa gusar,
dengan alis berdiri dan mata terbelalak ia berkata dengan sengit :
…Apa Lo-cianpwee benar ? nama dan gelarnya sudah tidak mau akui lagi ?”
Perkataan itu betul-betul memakan, sebab orang-orang dalam rimba persilatan dalam urusan-
urusan lain dapat mengangap main-main tapi nama dan gelar harus di jungjung tinggi, maka tidak
seorang pun dalam rimba persilatan yang tidak menghargai nama dan gelarnya sendiri.
Orang tua itu nampak bergerak rambut dan jenggotnya, matanya yang sayu saat itu tiba-tiba
memancarakan cahaya yang tajam. Sikapnya yang lonyo mendadak hilang sama sekali, dengan
suaranya yang berat ia berkata :
…Bocah, aku seorang tua memang benar ada itu orang tua yang di juluki si Pengail linglung,
tapi di pulauku batu hitam ini selamanya tidak diijinkan orang luar menginjak. Kalau kau kenal
gelagat, sebaiknya lekas pergi dari sini !”
Yo Cie Cong menyaksikan caranya orang tua aneh itu memperlakukan dirinya ada demikian
kasar, meski ia sudah diperingati oleh sihwesio gila tentang adatnya yang aneh dari orang tua itu.
Namun tidak urung merasa mendongkol juga. Maka ia lantas berkata dengan suara dingin :
…Perkataan Lo-cianpwee ini agaknya ada sedikit keterlaluan !”
…Apa artinya keterlaluan ?”
…Adakah pulau Batu Hitam ini kepaunyaan Lo-cianpwee seorang ?”
…Hal ini Boanpwee tidak berani, cuma saja Boanpwee yang datang dari tempat jauh dengan
maksud minta bertemu secara sopan mengapa Lo-cianpwee menolak, begitu getas ? ini
bukannkah agak keterlaluan ……….?
…Bocah, kau mau pergi atau tidak ?”
…Kedatangan Boanpwee dengan sungguh hati maka hanya tahu maju tidak kenal mundur !”
Orang tua itu perdengarkan suara ketawanya yang dingin.
…Bocah, usiamu masih muda sekali, ternyata adatmu sombong sekali !”
Yo Cie Cong lalu berfikir biar bagamana jiwaku toh cuma tinggal satu hari. Dengan adatnya
yang aneh seperti orang tua ini, nampaknya tidak bisa diminta secara halus terpaksa aku harus
menggunakan kekerasaan. Aku harus sebisa mungkin untuk mendapatkan darahnya binatang
kura-kura itu untuk menolong jiwaku, sekalipun aku harus melanggar pesannya si hweehio gila itu,
juga apa boleh buat.
Sebetulnya pada saat itu apabila Yo Cie Cong mengunjukan barang bukti yang berupa buli-buli
kecil warna merah yang diberikan oleh hwesio gila itu, barangkali orang tua itu tidak bersikap batu
lagi. Tapi Yo Cie Cong adatnya juga tinggi, makin diperlakukan kasar, ia makin tidak mau
menunjukan barang bukti itu.
Seketika itu lantas berkata dengan lantang :
…Dalam badan Boanpwee ada kemasukan racun yang sangat jahat hanya darahnya binatang
kura-kura peliharaan Lo-cianpwee yang sudah ribuan tahun usianya yang bisa menyembuhkan.
Keesokan hari racun itu sudah akan menjalar keseluruh badan. Jika Lo-cianpwee sudi memberi
sedikit saja darahnya binatang kura-kura itu Boanpwee segera meninggalkan pulau ini !”
Perkataan Yo Cie Cong ini kurang dipikiar, pulau batu hitam ini seolah-olah berada ditengah
lautan jika tidak ada perahu bagaimana ia bisa berlalu ?
Pengail Linglung ketika mendengar perkataan Yo Cie Cong agaknya merasa heran, mengapa
bocah ini tahu kalau dirinya ada memelihara kura-kura aneh itu ?
…Bocah, kau siapa namamu ?” demikian ia menanya dengan suara bengis :
…Boanpwee adalah Yo Cie Cong !”
…Siapa suhumu ?”
…Harap Lo-cianpwee suka maafkan, dalam hal ini Boanpwee mempunyai kesukaan yang
Boanpwee tidak bisa dijelaskan maka Boanpwee tidak dapat memberi tahukan nama suhu !”
…Siapa yang memberi tahukan padamu, kalau aku seorang tua disini ada mempunyai
peliharaan binatang kura-kura yang sudah ribuan tahun usianya ?”
Yo Cie Cong sebetulnya hendak memberitahukan nama si hwetio gila itu, tapi kemudian berfikir
lain, ia lantas berkata dengan sikap agak keras :
…Boanpwee dengar dari salah satu orang aneh dari dalam dunia Kang-ouw !”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

…Hm ! Orang aneh, enyahlah kau dari sini !”


…Boanpwee tadi sudah bilang, sebelum mencapai maksud Boanpwee, tidak mau meninggalkan
tempat ini !”
Orang tua itu tertawa tergelak-gelak.
…Bocah, kau tidak dapat membawa caramu sendiri !” katanya
…Belum tentu !”
…Kau boleh coba !”
Setelah mengucapkan demikian, orang itu lantas melancarkan satu serangan dari kekuatan
tenaga dalam yang amat hebat kearah si anak muda.
Yo Cie Cong meski sangat mendongkol terhadap sikapnya Pengail Linglung, tapi ia masih bisa
kira-kira. Terhadap serangan hebat itu, ia tidak mau balas menyerang untuk mencegah supaya
urusan tidak sampai menjadi runyam.
Disini menunjukan kecerdikannya Yo Cie Cong.
Dengan menggunakan ilmunya menggentengi tubuh yang luar biasa. Badannya melayang
mengikuti arahnya serangan angin, sehingga kelihatannya enteng sekali. Ia terus melayang
sampai kekuatan serangan berkurang, baru balik ke tempat asalnya.
Gerakannya itu mengejutkan hatinya Pengail Lingkung.
Selanjutnya ia lantas mengirim lagi dua kali serangannya yang lebih hebat dari pada serangan
yang pertama lalu barkata :
…Lo-cianpwee, Boanpwee sudah mengalah sampai tiga kali “
Orang tua itu tabeatnya sangat aneh sudah lama terkenal didalam rimba persilatan. Meskipun
saat itu ia merasa heran terhadap kepandaiannya si anak muda, tetapi ia tidak mau behenti begitu
saja. Atas ucapannya Yo Cie Cong tidak mau ambil pusing, sebaliknya malah mengirim lagi
serangannya yang lebih hebat.
Yo Cie Cong terpaksa coba-coba menyambuti serangan.
Suara beradunya tenaga kekuatan lantas terdengar nyaring, badannya Pengail Linglung
kelihatan terhujung-hujung sebentar tetapi badanya Yo Cie Cong telah terpental mundur tiga
tindak, darahnya dirasakan bergolak.
Yo Cie Cong meskipun sudah mempunyai latihan puluhan tahun yaitu karena bekerjanya
gabungan dua rupa benda ajaib, tetapi saat itu masih belum dapat digunakan secara leluasa.
Apalagi ia tidak mengunakan tenaga sepenuhnya, maka akhirnya Ia terpental juga sejauh tiga
tindak. Tetapi bagi pihaknya Pengail Linglung, sekarang benar-benar merasa sangat heran.
Sungguh tidak habis dipikirnya, pemuda yang usianya yang begitu muda ternyata sudah mampu
menyambuti serangannya yang dilancarkan dengan menggunakan delapan dari seluruh
kekuatannya.
Ini benar-benar merupakan suatu kejadian gaib, maka saat itu ia berdiri melongo seperti
terpaku.
Yo Cie Cong maju dua tindak lalu berkata dengan sikapnya yang sungguh-sungguh.
…Lo-cianpwee, sekali lagi Boanpwee minta dengan hormat atas kemurahan hati. Lo-Cianpwee
supaya sudi memberi beberapa tetes darahnya kura-kura Lo-cianpwee yang sudah ribuan tahun
usianya. Budi Lo-cianpwee ini tidak akan Boanpwee lupakan untuk selama-lamanya.” Sehabis
berkata Yo Cie Cong lantas membungkukan diri dalam-dalam memberi hormatnya.
Tetapi Pengail Linglung masih tetap kukuh dengan pendirinanya sendiri.
…Tidak bisa !” jawabnya ketus
…Lo-cianpwee adalah seorang golongan tua dari rimba persilatan, apakiranya tega melihat
Boanpwee mati terkena racun yang jahat itu ?”
…Hmmm, iatu adalah urusanmu sendiri.”
Kali ini Yo Cie Cong benar-benar menjadi gusar, ia lantas berakta sambil pelototkan matanya :
…Kalau begitu, karena hendak mempertahankan jiwa, Boanpwee terpaksa harus berlaku kurang
ajar.”
…Bocah, apa kau kira ada harganya hendak bertengkar dengan Lohu?” sehabisnya berkata
demikian ia menggunakan bambu kailnya dengan luar biasa cepat melancarkan serangan sampai
tiga kali.
Yo Cie Cong kedesak menghadapi serangan tersebut, terpaksa mundur berulang-ulang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

…Bocah, kau coba lagi sambuti beberapa jurus, si orang tau aneh itu berkata sambil terus
memutar bambunya dan menyerang bertubi-tubi.
Bambu sebagai alat pengail yang kecil itu sebenarnya merupakan senjata satu-satunya yang
paling ampuh dari Pengail Linglung yang telah mengangkat namanya dan yang menjadikan ia
seorang terkenal dalam rimba persilatan. Senjata yang kelihatanya dari luar sangat sederhana itu
sebetulnya bukanlah senjata sembarangan dan didalam rimba persilatan, orang yang mampu
menyambuti serangan Pengail Linglung mungkin tidak seberapa jumlahnya.
Maka betapapun tingginya ilmu sialt Yo Cie Cong, biar bagaimana juga ia hanya baru
mendapatkan didikan lima tahun saja. Meskipun saat itu kekeuatan tangannya sudah bertambah
berlipat ganda karena pengaruhnya dua benda ajaib yang bergabung, tetapi untuk menghadapi
serangan si jago tua yang aneh itu, ia hanya mampu berkelit saja tanpa membalas.
Setelah lima jurus berlalu, Yo Cie Cong tiba-tiba ingat gerak tipu aneh yang pernah diajarkan
oleh suhunya ketika hendak menutup mata, maka timbulah pikirannya hendak mencoba-coba tipu
pukulan yang aneh itu.
Dengan cepat ia lalu maju mendekati si orang tua, tangan kanannya digunakan sebagai golok,
untuk menyerang lawan.
Dengan telapak tangan dipakai sebagai pengganti golok, jurus serangannya yang mempunyai
tiga rupa gerakan itu dilancarkan cepat bagaikan kilat. Secara berbareng pula ia membabat kedua
lengan kanan lawannya, kemudian menotok kebagian dada. Gerak tipunya ini adalah gerak tipu
ciptaan Yo Cie Hoan Pribadi yang sudah diyakinkan selama dua puluh tahun, yang tadinya hendak
digunakan untuk menuntut balas kepada musuh-musuhnya.
Sebetulnya gerak tipu silat semacam ini kusus digunakan dengan menggunakan senjatanyam
Golok Maut.
Dengan kekuatan dan kepandaiannya seorang jago tua seperti Pengail Linglung ini. Ternyata
masih tidak berdaya menghindarkan serangan yang demikian aneh itu, sehingga orang tua itu
kelihatannya sudah akan menjadi sasaran dari serangannya Yo Cie Cong. Mendadak pada saat itu
terdengar suara bentakan nyaring, suatu sambaran angin hebat mengancam diri Yo Cie Cong.

Bab 16

OLEH KARENA Yo Cie Cong tidak mempunyai maksud hendak melukai lawannya maka ketika
serangannya hendak melukai seorang cepat-cepat ditariknya kembali badannya juga melompat
mundur. Maka dengan demikian, ia malah menghindar dari serangan si orang tua jika tidak
demikian sungguh hebat sekali akibatnya.
Pengail Linglung sudah terkenal namanya sebagai orang yang hebat dan kuat sejak bepuluh-
puluh tahun lamanya. Betapa hebat kekuatannya sudah tentu tidak ada tandinganya dengan
kekuatan yang ia punya jika serangan Yo Cie Cong sungguh-singguh dengan menggunakan
tenaga, maka pastilah ia akan dibikin terpental dan terluka oleh kekuatan dan tenaga yang tidak
terlihat dari orang tua itu. Kekuatan semacam itu dinamakan Kan-goan cin-cao.
Kekuatan tidak berwujud yang dinamakan Kan-goan cin-cao ini merupakan ilmu yang paling
ampuh dari Pengail Linglung yang sudah diyakini beberapa puluh tahun lamanya ilmu kekuatan ini
tidak berwujud hampir serupa dengan ilmu kekuatan untuk melindungi diri seperti yang terdapat
dalam rimba persilatan hanya bedanya ialah ilmu Kang-goan cin-cao bukan hanya dapat
melindungi diri tetapi juga dapat digunakan untuk membalas menyerang kearah musuhnya
dengan kekuatan tenaga yang luar biasa hebatnya.
Ketika Yo Cie Cong melompat mundur, ia berdiri melongok seperti terpaku.
Karena pada saat itu, dihadapannya sudah berdiri seorang gadis cantik jelita yang
kecantikannya melebihi Siang-koan kiauw dan Tio Lee Tin.
Gadis jelita itu matanya menatap Yo Cie Cong, kelihatannya juga terkejut, agak terpesona
ketampanan pemuda itu sehinga kedua pipinya lantas menjadi merah.
Tetapi ketika mengingat apa yang dilakukan oleh anak muda itu wajahnya lantas berubah
pedang ditangannya lantas dikibaskan sepasang matanya menatap wajah Yo Cie Cong kemudian
ia membentak dengan suara yang halus :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

…Nyalimu sungguh besar, kau berani berlaku sembarangan di pulau Batu Hitam ini ?”
Suara itu meskipun bentakan tetapi kedengarannya begitu merdu, menyenangkan dan tidak
menyakiti hati yang mendengarkannya. Yo Cie Cong yang terpesona oleh kecantikan si gadis itu
hatinya tampak juga begerak taoi ia belim dapat memikirkan hal yang lainya ia hanya heran dan
terpesona atas kecantikan nona itu.
Berhubung Siang-koan Kiauw telah terkubur didasar laut hilangnya gadis itu telah membawa
pergi semua perasaan yang ada pada dirinya.
Apa yang dipikirkannya saat itu, darah kura-kura peliharaan yang sudah berusia ribuan tahun
yang akan menyelamatkan dirinya jiwanya tinggal satu hari lagi, jika ia tidak berhasil mendapatkan
darah kura-kura mukjizat itu besok jiwanya itu akan melayang.
Maka atas teguran gadis jelita tadi ia hanya menjawab dengan sikap yang dingin dan angkuh.
…Aku yang rendah tadi telah datang dengan cara sopan, bagaimana nona katakan aku kurang
ajar ?”
…Kau berani turun tangan terhadap yayaku, bukankah itu berarti berlaku kurang ajar ?”
…Aku yang rendah berani turun tangan karena terpaska !”
…Bohong ! Yayaku kalau benar-benar menghendaki jiwamu, apakau kira bisa hidup sampai saat
ini ?”
…Belum tentu !”
Belum tentu, kau boleh coba saja , kau bisa menjalani beberapa jurus dibawah pedang
nonamu?’’
Pedang ditanganya sinona yang bersinar biru ungu,dengan cepat dan gerakan yang sangat
aneh sudah menyerang sampai 5 kali dangan beruntun.
Karena Yo Cie Cong bukan hendak mencari setori, maka ia tidak mau membalas . Dengan
berkelit kesana-kemari ia menghindarkan serangan sinona yang luar biasa hebatnya .
Pengail Linglung saat itu sudah kembali dalam keadaanya seperti seorang tolol dan linglung. Ia
berdiri tanpa berkata apa-apa .
Sigadis cantik melihat seranganya mengenakan tempat kosong , hatinya merasa sangat
mendongkol. Ia lalu putar pedangnya semakin kencang, hinga dirinya Yo Cie Cong seolah-olah
berkurung oleh sinar pedang berwarna ungu.
Yo Cie Cong menampak pihaknya sinona melancarkan seranganya semakin gencar, ditambah
lagi dengan pedangnya yang merupakan pedang pusaka , jika ia tidak membalas mungkin akan
terluka dibawah pedangnya sinona.
Oleh karena itu , maka ia lantas melancarkan serangan membalas.
Meski ia cuma menggunakan tenaganya 6 bagian saja, tapi karena pengaruh hasiatnya benda
mustika , kekuatanya itu sangat mengejutkan hebatnya !
Setelah terdengar suara ‘Buk!’ yang amat nyaring , pedangnya si nona lantas terpental miring.
Nona itu terkejut, ia lantas tarik kembali pedangnya dan lompat mundur..Dengan sikap
terheran-heran ia mengawasi ia mengawasi Yo Cie Cong .
Kekuatan tenaga dalam si anak muda yang luar biasa , aganya sudah mengejutkan hatinya
sinona.
Yo Cie Cong sendiri juga sangat kagum menyaksikan kepandaian sinona
,,Kheng-jie mundur , kau masih bukan tandinganya dia!” berkata Pengail Linglung kepada
cucunya.
Justru perkataan sikakek itu rupa-rupanya telah membangkitkan napsu sinona untuk mendapat
kemenangan , maka ia lantas menjawab sambil monyongkan mulunya .
,,Yaya , kau Cuma membuat dia bertambah bertingkah saja!”
Sehabis berkata ,ia lantas masukan pedangnya kedalam serangkanya, kemudian berdiri tegak
sambil lonjorkan kedua tanganya. Setelah itu ia lantas menyedot napasnya dalam-dalam .
Yo Cie Cong yang menyaksikan keadaan sinona , dalam hatinya merasa bercekat, ia lantas
menjaga-jaga segala kemungkinannya .
Kedua tangan sinona mendadak bergerak dengan cepat ,suatu kekuatan yang tidak kelihatan ,
lantas menyembar keluar dari tanganya.
,,Kheng-jie jangan!” Pangail linglung coba merintangi , tapi sudah terlambat .
Yo Cie Cong dalam keadan kaget , buru-buru mengeluarkan tenaganya,untuk menyambutinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

,Kedua kekuatanyang tidak dkelihatan lantas saling beradu , hanya terdengar suaranya yang
sangat nyaring .Yo Cie Cong mendadak merasakan dadanya nyesak, badanya mundur 3 tindak.
Badanya sijelita terhuyung-huyung, wajahnya berubah mundur satu tindak , baru bisa berdiri
tegak , dalam hatinya juga merasa terheran-heran sebab serangannya dengan ilmunya ‘Kan-goan
cin cao’ yang ia lancarkan dengan tenaga penuh, ternyata tidak mampu melukai dirinya si anak
muda .
Pengail Linglung meski adatnya sangat kukoay , tapi ia masih terhitung orang dari golongan
baik . maka ketika nampak cucunya menggunakan ilmunya ‘Kan-goan Cin-cao, ia kuatir anak muda
itu tidak sanggup melawan dan terluka, lantas coba marintangi, sungguh tidak nyana kalau
kekuatan tenaga anak muda itu ada begitu hebat, dengan tabah berani menyambuti serangan
yang sangat hebat itu . Dalam hatinya merasa tidak habis mengerti .
Meskipun ia sudah dapat melihat bahwa Yo Cie Cong bukan pemuda nakal atau dari golongan
jahat, tapi dalam hati masih merasa curiga . Sebab ia dengan cucu perempuannya yang
mengasingkan diri dalam pulau sunyi itu, sebetulnya karena terpaksa, kecuali beberapa
kenalannya yang dekat, tidak ada orang yang tau jejaknya . Dan Yo Cie Cong yang datang
katanya mau minta darah binatang kura-kura peliharaannya, tapi tidak mau menyebutkan nama
suhunya, sudah tentu tambah membikin ia merrasa curiga.
Cucu perempuannya yang dipanggil Kheng-jie ( anak Kheng ) tadi, mendadak mendapat kesan
baik terhadap pemuda yang wajahnya tampan tapi sikapnya dingin kecut itu . bagi satu gadis
dewasa seperti Kheng-jie yang hidup terasing dalam alam sunyi , kalau ia merasa terpikat oleh
ketampanannya wajah Yo Cie Cong , memang merupakan satu soal wajar.
Tapi pikiran mau menang sendiri, memang merupakan suatu penyakit bagi orang-orang yang
belajar ilmu silat, terutama bagi orang-orang dari golongan muda, pikiran demikian nampaknyaada
lebih kuat. Begitu juga bagi sijelita itu. Ketika serangannya tidak berhasil merubuhkan lawannya, ia
lantas mendongkol, maka lalu membentak pula :
,,Aku kepingin tahu sampai dimana kepandaianmu !”
Sehabis berkata sinona lantas menggeser maju kakinya, kedua tangannya melancarkan
serangan bertubi-tubi, setiap serangan seolah-olah mengandung kekuatan yang dapat
menghancurkan batu keras.
Kiranya, nona itu sudah menyalurkan kekuatan Kan-goan Cincao kedalamkedua telapak
tangannya.
Yo Cie Cong lantas berkelit sambil berseru :
,,Bolehkah nona dengar sedikit keterangnku dulu ?”
,,Kau harus sambuti seranganku dulu, nanti baru kita bicara lagi.”
,,Apa nona hendak memaksa aku turun tangan?”
,,Kalau ia bagaimana?”
,,Nanti kalau aku keterlepasan tangan mungkin mengakibatkan ……..”
Nona itu lantas ketawa cekikikan.
,,Perkataanmu sungguh membawa,” katanya.
Jawaban itu sesungguhnya tidak enak di dengar oleh Yo Cie Cong, maka ia lantas menjawab
dengan suara dingin :
,,Aku bukan bangsa orang penakut.”
,,Kalau begitu, bagus sekali. Sambutlah lagi beberapa jurus seranganku.”
Gadis itu lalu menggeser dirinya kesamping kira-kira lima kaki dijauhnya, ia mengirim
serangannya dari arah samping. Serangannya itu kelihatannya lebih hebat daripada serangannya
yang pertama.
Diperlukan secara demikian rupa, Yo Cie Cong hatinya mulai panas. Dalam hatinya berpikir :
“perempuan ini sangat keterlaluan. Hari ini kelihatanya ia tidak mau mengerti kalau aku belum
turun tangan.”
Setelah berpikir demikian, badannya juga agak dimiringkan, tanga kanannya lantas mengebut
keudara.
,,Tahan!” demikian terdengar suara seseorang yang membentak dengan dibarengi oleh
sambaran sesuatu kekuatan yang maha hebat.
Yo Cie Cong dan si jelita sama-sama terpental lima tumbak dijauhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pengail linglung dengan sorot matanya yang aneh, berdiri ditengah-tengah mereka berdua
,,Yaya, kau ……..?” demikian si nona berseru.
,,Kau mundur dulu,” jawab si orang tua.
Gadis itu monyongkan mulutnya yang kecil mungil. Setelah mengawasi Yayanya sejenak,
matanya lalu menatap wajahnya Yo Cie Cong, kemudian tunjukan ketawanya yang manis,
Panggil Linglung lalu menanya kepada Yo Cie Cong :
,,Bocah, barusan gerak tipu silatmu, ‘Liu-in Hut-hiat’ kaudapat belajar dari siapa?”
Kiranya, Yo Cie Cong ketika mengeluarkan serangannya tadi, kalau tidak dicegah oleh si orang
tua ini, si jelita pasti akan terluka dibawah tangannya.
Yo Cie Cong setelah mengetahui bahwa orang tua itu telah mengenali asal-usul tipu
serangannya yang digunakan tadi, maka dalam hatinya lantas berpikir : ’Oleh karena
kedatanganku ini adalah atas atas petunjuk si Hweshio gila, maka apa salahnya kalau aku
menerangkannya secara sejujurnya?’
,Tipu silat tadi, kudapat dari ajaran seorang Engkong Hweshio.’Demikian Yo Cie Cong
menjawab atas pertanyaan pengail Linglung.
,,Bagaimana ada hweshio disebut engkong ?” celetuk si jelita sambil ketawa geli.
,,Bagai mana macamnya hweshio itu ?” Tanya Pengail Linglung.
,,Separuh hweshio separuh imam, kelakuannya seperti orang gila !”
,,Yaya, hweshio yang dia disebutkan tentunya ada itu kakek hweshio gila yang pernah datang
kemari pada lima tahun berselang !” celetuk pula si gadis.
Yo Cie Cong diam-diam juga merasa geli, barusan ia menyebut hweshio gila itu sebagai
engkong, telah ditertawakan oleh gsdis itu, dan dia sendiri menyebutnya kakek padanya.
Si Pengail Limglung mengawasi tujuannya sejenak, lalu berkata pada Yo Cie Cong :
,,Bocah, apa kau ada muridnya ‘Pak-hong Phoa-ngo Hweshio’?”
Yo Cie Cong terperanjat. Kiranya hweshio yang kelakuannya seperti orang sinting itu ternyata
ada ‘Pak-hong Phoa-ngo Hweshio’, seorang luar biasa didalam dunia Kang-ouw yang namanya
menakutkan orang-orang golongan hitam atau putih dari rimba persilatan. Tentang hwesio anah
itu sudah lama ia dapat dari suhunya, sungguh tidak nyata kalau hweshio tua itu masih hidup,
bahkan sudah menurunkan kepandaiannya kepadanya.
Saat itu ia lalu balas menanya:
,,Benar. Namaku adalah Ut-tio Giok Ciang ! Bocah, kau masih belum menjawab pertanyanku
tadi.”
Yo Cie Cong sungguh tidak menyangka bahwa itu hweshio sinting yang pernah ditemuinya dan
orang yang ada dihadapannya kini, ternyata adalah dua orang tua luar biasa yang kabarnya sudah
menghilang itu yang biasanya disebut Pak-kong dan Lam-tie (Si Gila Dari Utara dan si linglung dari
Selatan ), maka ia lalu ia sesalkan perbuatannya yang telah gegabah tadi.”
Setelah itu, ia lalu memberi homat pula seraya berkata.
,,boanpwee bukan muridnya Phoa-ngo Locianpwee. Sedangkan nama gelarnya Locianpwee itu
saja juga baru sekarang Boanpwee tahu dari keterangan Locianpwee tadi.
,,Apa ? kalu begitu, tipu silatmu Liu-in Hut-hiat tadi kau dapatkan dari man ? kau harus bicara
terus terang.”
Yo Cie Cong segera menceritakan hal ikhwalnya, setelah dibikin celaka oleh Cin Bio Nio dan
kemudian ditolong oleh Hweshio itu didalam kelenteng tua, kemudian hal tentang diberikannya
pelajaran berupa dua macam ilmu silat Liu-in Hut-hiat dan Hui-siu Kay-hiat, selain daripada itu, ia
menunjukan jalan padanya supaya datang ke Batu Hitam untuk minta beberapa tetes darahnya
kura-kura peliharan yang sudah ribuan tahun usianya, sehabis itu ia memberikan benda
kepercayaan dari Phoa-ngo Hweshio yang berupa buli-buli kecil berwarna merah.
Pengail tua itu. Setelah menyambuti buli-buli tersebut dan diperiksanya lalu diberikan kembali
kepada Yo Cie Cong ia ketawa ber gelak-gelak kemudian berkata :
,,kalau begitu, karena gara-garanya si Hweshio gila itu. Sebab sejak aku berdiam disini selama
limabelas tahun sampai sekarang kecuali si Hweshio gila itu, kaulah orangnya yang merupakan
satu-satunya orang luar yang datang mengunjungi pulau ini bocah siapa gurumu ? dari mana
kepandaiana itu kau dapat ?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mengenai suhu boanpwee, buat dewasa ini masih ada kesulitan-kesulitan yang di dapat Boan
pwee jelaskan. Maaf saja, untuk sementara Boanpwee masih belum berani menyebutkan nama
suhu……’’
,,Ha, ha, ..….. Kalau begitu, sudahlah. Aku ada melihat kau telah jatuh dari cengkraman kaki
burung rajawali raksasa. Bagaimanakah sebetulnya ?”
Yo Cie Cong lantas menceritakan semua pengalaman yang dialaminya.
Pengail Linglung ketika mendengar penuturannya Yo Cie Cong yang menarik hatinya, merasa
heran sekali, maka ia lalu berkata sambil mengurut-urut Jenggotnya :
,,Bocah, bakat dan tulang-tulangmu sukar didapat selama seatus tahun ini dan sekarang
kembali kau mendapat pengalaman-pengalaman gaib itu. Hal ini akan merupakan suatu kegaiban
didalam rimba persilatan selama tahun-tahun mendatang. Mungkin itu semua ada takdir. Aih !’’
Yo Cie Cong yang mendengar itu. Diam-diam juga merasa bersyukur atas pengalamannya
sendiri.
,,Bocah, Hweshio gila itu sejak berkelana didunia Kang-ouw, selamanya belum menerima
murid. Tetapi dia menurunkan ilmu silatnya yang luar biasa dan dipandangnya sebagai jiwanya
sendiri itu kepadamu, suata bukti bahwa kau telah menarik perhatiannya, maka sekarang lohu
juga akan menghadiahkan apa-apa kepadamu, ‘’ demikian kata pengail tua itu pula !
,,Hadiah ?’’
,,Ja. Aku hendak menurunkan ilmuku Kan-goan Cin-cao kepadamu.’’
Yo Cie Cong terperanjat, hampir-hampir ia tidak percaya pada pendengarannya sendiri.
Sesungguhnya ia tidak menyangka kalau orang tua itu mau menurunkan kepandaiannya yang
tunggal dan luar biasa itu padanya.
Tetapi setelah memikirkan keadaan dirinya, ia lantas Menjawab :
,,Atas budi kecintaan Locianpwee,Boanpwee merasa sangat bersyukur dan disini Boanpwee
ucapkan banyak-banyak terima kasih.
Tetapi Boanpwee sudah merasa puas jika Loacianpwee sudi memberikan beberapa tetes
darahnya kura-kura yang sudah berusia ribuan tahun itu untuk mengobati racun didalam badan
Boanpwee. Ini saja Boanpwee sudah merasa cukup dan hal-hal lainnya Boanpwee tidak berani
mengharapkan.’’
,,Apa ? Kau tidak sudi belajar Ilmuku ?’’
,,Bukannya tidak suka, hanya ………...’’
,,Huh, huh …….. Bocah , kalau aku mau menurunkan pelajaranku ini, sebabnya ialah karena
suatu soal janji untuk mengadu kepandaian.’’
,,Janji mengadu kepandaian?’’
,,Benar, perjanjian telah ditetapkan pada lima belas tahun berselang.’’
,,Bagaimana sipatnya perjanjian Itu ? Dengan Boanpwee ……..’’
,,Soalnya ini untuk sementara jangan kita bicarakan dulu. Kheng-jie, mari sini.’’ Si jelita lalu
menghampiri engkongnya.
Pengail Linglung lantas berkata pula kepada Yo Cie Cong sambil menunjuk pada si gadis :
,,Ini adalah cucu perempuanku. Namanya Ut-tie Kheng.’’
Yo Cie Cong lalu menjura pada sigadis, seraya berkata :
,,Aku yang rendah adalah Yo Cie Cong.’’
Ut-tie Kheng saat itu mendadak berubah wajahnya kemalu-maluan, ia membalas hormatnya Yo
Cie Cong.
,, Semua nanti kita bicarakan lagi di tempat kediaman kita,’’ kata Pengail Linglung yang lantas
bergerak lebih dulu meninggalkan tempat itu, kemudian diikuti oleh Ut-tie Kheng dan Yo Cie Cong
.
Tidak antara lama, mereka bertiga sudah sampai didepan gubuk sederhana , yang lalu masuk
kedalamnya .
Rumah gubuk itu dibangun di pantai laut . Meskipun bentuknya sederhana , begitu pula perabot
rumah tangganya , tetapi semuanya sangat bersih.
Setibanya dirumah dengan tidak diperintah lagi Ut-tie Kheng lantas masuk kedalam
menyediakan barang santapan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pengail tua itu menyuruh Yo Cie Cong menantikan diruangan sejenak , ia lalu keluar dan tidak
lama kemudian sudah balik lagi sambil membawa cawan kecil yang diberikan kepada Yo Cie Cong
seraya berkata :
,,Bocah, ini adalah darahnya kura-kura yang berusia ribuan tahun yang kau maksudkan,
minumlah.’’
Yo Cie Cong menyambuti cawan itu dengan kedua tangannya . Lantas berkata dengan suara
terharu :
,,Locianpwee , budi kebaikan Locianpwee selamanya tidak akan Boanpwee lupakan .’’
,,Bocah, tidak usah kau begitu merendahkan diri, minumlah ! Yo Cie Cong menurut.
Kira-kira setengah jam sesudah minum darahnya kura-kura itu, Yo Cie Cong merasa seperti ada
hawa panas menusuri sekujur badannya. Ternyata itu adalah khasiatnya dari darah kura-kura yabg
sudah berusia ribuan tahun tersebut.
Oada saat itu Ut-tie Kheng sudah siap dengan hidangannya, sehingga ketiga orang itu lantas
mulai bersantap.
Yo Cie Cong yang sudah sembuh dari penyakitnya, sudah tentu dalam hati merasa sangat
girang.
Sehabis dahar, Penagail Linglung itu lantas berkata kepada Yo Cie Cong :
,,Bocah, kau ikutlah aku kebelakang rumah, sekarang aku hendak menurunkan ilmu Kan-goan
cin-cao kepadamu.”
,,sekarang ?”
,,Kau tidak usah Tanya apa sebabnya aku ter-buru buru menurunkan pelajaran kepadamu,
karena pelajaran itu kepadamu bukannya secara Cuma Cuma.
,,Apakah Locianpwee hendak menggunakan diri Boanpwee ?”
,,Aku tadi sudah katakan, kau tidak usah banyak bertanya belajarlah dulu.”
,,Jika Locianpwee mempunyai keperluan apa apa, perintahkan sajalah. Buat apa harus
menurunkan pelajaran sebagai hadiah. Hal ini sebaliknya …..
,,Bocah, tidak usah banyak rewel. Marilah !”
Ut-tie Kheng yang menyaksikan dari samping hanya ketawa saja sambil menekap mulutnya.
Yo Cie Cong terpaksa mengikuti orang tua itu kehalaman belakang.
Dibelakang rumah gubuk itu tanah lapang yang luasnya kira kira lima tumbak persegi yang
seputarnya dikitari oleh tanaman pohon bambu.
Pengail Linglung sesampainya di tempat tersebut lanats mulai memberi petunjuk-petunjuk serta
memberitahukan dengan tanda tanda gerakan tangan tentang bagaimana caranya melatih ilmu
Kan-goan cin-cao itu.
Yo Cie Cong memang seorang cerdik dan terang otaknya, maka sebentar saja ia sudah dapat
memahaminya.
Kemudian orang tua itu lantas menyuruh Yo Cie Cong melatih, latihan pertama itu waktu
duabelas jam sudah cukup untuk Yo Cie Cong mendapatkan hasil yang diharapkan .
Setelah itu tua itu lantas meninggalkan Yo Cie Cong seorang ditanah lapangan tersebut.
Yo Cie Cong mengawasi berlalunya orang tua aneh itu ia merasa heran atas kelakuan penagail
linglung uyang hendak menurunkan ilmu silatnya tetapi tak memberikan kesempatan padanya
menanya apa sebabnya.
Saat itu matahari mulai condong ke barat tidak akan lama lagi sang siang akan di ganti sang
malam.
Yo Cie Cong dengan ketekunanya yang kuat mulai melatih ilmu barunya, Kang-goan Cin cao.
Ketika malam sudah gelap, keadaan sudah menjadi sunyi sosok bayangan hitam dengan
perlahan menghampiri diri Yo Cie Cong yang sedasng melatih ilmu.
Yo Cie Cong tidak merasa adanya orang itu sebab seluruh perhatiannya sedang di pusatkan
pada ilmunya yang luar biasa.
Setelah Yo Cie Cong menjalnkan latihan ilmunya cukup matan, tiba-tiba kedua tangannya di
sodorkan kedepan dengan perlahan dan setelah menyedot tangan napas dalam-dalam lantas
mengeluarkan hawa dari kekuatan tenaga dalamnya.
Suara nyaring lalu terdengar, suatu kekuatan yang maha dasyat telah keluar dari tangan yang.
Saat itu tiba-tiba terdengar orang menjerit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong terperanjat sebab ia tidak menyangka bahwa pada saat itu masih ada orang yang
berada dekatnya. Ketika ia menyodorkan kedua tangannya sambil memeramkan matanya kini
membuka matanya di tempat kira-kira dua langkah jauhnya kelihatan tergeletak tubuh nya
seseorang.
Cepat ia menghampiri ketika diperiksa dengan seksama prang itu ternyata adalah Ut-tie Kheng
sendiri.
Pada saat itu sepasang mata si jelita sudah di pejamkan dan kelihatan sudah bergerak sama
sekali.
Sesaat lamanya Yo Cie Cong merasa bingung sendiri.
Ketika ia mengatakan pemeriksaan lebih lanjut, di tanah terlihat satu bakul kecil Berisikan piring
dan mangkok nasi dengan laukpauk yang saat itu sudah jatuh berhamburan jatuh ketanah.
Saat itu ia baru sadar dan mengerti kalau nona itu telah datang untuk menghantarkan hidangan
kepadanya.
Dengan demikian, ia merasa semakin tidak enak hatinya.
,,Bocah, tidak apa. Kau boleh melatih terus.’’ Demikian ia mendengar suara orang tua berkata.
,,Locianpwee, Boanpwee sungguh tidak menyangka dan, ……. Dan sekarang ternyata sudah
kesalahan tangan ………’’
,,Bocah, ini bukan salahmu. Kau tidak usah pikirkan. Dari tangnmu tadi aku sudah dapatkan
kenyataan bahwa kemajuan yang kau dapatkan ternyata ada demilian pesatnya. Ini sesungguhnya
ada diluar dugaanku semula. Benar-benar merupakan suatu keajaiban dalam dunia rimba
persilatan.’’
Orang tua itu sebetulnya sudah lama mengintai perbuatannya Yo Cie Cong yang sedang melatih
ilmunya itu.
Ketika cucu perempuannya datang hendak menghantarkan barang makanan, orang tua itu juga
sudah melihatnya dengan jelas, ia hanya tidak menduga kalau Yo Cie Cong tiba-tiba mencoba
ilmunya yang baru saja dipelajari, sehingga terjadilah insiden tersebut.
Orang tua itu lalu memondong tubuhnya Ut-tie Kheng yang terus dibawa masuk kedalam
rumah untuk diobati. Disepanjang jalan ia masih menggerendeng seorang diri , Hweshio gila itu
matanya sungguh tajam. Pilihanya kali ini sedikitpun tidak keliru .
Suara itu yang terbawa oleh angin dan masuk ditelinganya Yo Cie Cong , telah membuah anak
muda itu terdiam termangu-mangu, ia tidak mengerti apa maksud ucapan orang tua itu , dalam
hati diam-diam lalu berpikir : ‘Apakah Pak-hong Phoa-ngo Hweshio itu menolong diriku dan
memberikan ilmunya kepadaku serta kemudian menunjukan aku datang kepulau Batu Hitam ini
semuanya sudah yang merupakan suatu hal yang sudah direncanakan terlebih dahulu ? Sebab jika
tidak begitu, bagaimana Pengail tua ini bisa mengucapkan perkataan demikian ? Tetapi biar
bagaimana juga, kedua orang tua itu adalah merupakan orang-orang luar biasa dalam rimba
persilatan . Tentunya tidak nanti mereka mempunyai maksud jahat terhadap diriku.

Bab 17

OLEH KARENA kejadian tersebut, telah membikin Yo Cie Cong tidak bisa tenteram lagi hatinya.
Dia merasa tidak enak terhadap dirinya Ut-tie Kheng , sebab nona itu dengan baik hati hendak
mengantarkan makanan untuknya, tidak tahunya dengan tidak di sengaja ia telah membikin
dirinya terluka, entah bagaimana keadaan lukanya sekarang ?
Setelah kira-kira satu jam berlalu, barulah ia mampu menindas semua perasaan tidak enak
hatinya dan melanjutkan ilmunya lagi.
Setelah melakukan latihannya dengan tekun, sehingga berhasil sangat memuaskan, Yo Cie
Cong merasa girang dan terheran-heran.
Ketika ia membuka matanya, dipermukaan air laut ternyata sudah diliputi oleh embun pagi. Ia
sekarang baru tahu bahwa hari sudah menjadi pagi, pada hari kedua.
Dihadapannya kelihatan berdiri seorang tua, yaitu Pengail Linglung yang sedang mengawasi
dirinya dengan mata tidak berkesip, sedangkan Ut-tie Kheng juga kelihatan berdiri disisinya sang
Yaya sambil bersenyum.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong dengan cepat menghampiri, lebih dulu ia memberi hormat kepada Pengail
Linglung, kemudian mengawasi Ut-tie Kheng dan sambil menjuta berkata :
...Tadi malam aku telah kesalahan tangan sehingga melukai nona. Aku merasa sangat menyesal
dan sesungguhnya tidak enak sekali. Entah ………’’
Ut-tie Kheng memotong sambil bersenyum :
...Tidak menjadi soal. Kau lihat sendiri. Bukankah aku sekarang berdiri dihadapanmu dalam
keadaan sugar bugar ?’’
Pengail Linglung tertawa melihat kelakuan dua anak muda itu.
Di hari-hari yang akan datang masih banyak tempo untuk kalian berdua nanti akan terbiasa
terjun diantara Kham-Lopang tidak usah kau bahaskan tentang dirimu begitu merendah. Kalian
boleh membahasakan sebagai Engko dan adik saja.
Otie-kang merasa cengah, wajahnya merah seketiaka sambil melirik Yo Cie Cong si nona
menundukan kepalanya. Entah apa yang dipirkirkan saat itu ?
Wajah Yo Cie Cong masih terlihat dingin sama sekali tidak menunjukan perubahan apa-apa
dengan sikap menghormat ia menjawab :
...Boanpwee menurut saja .”
...Bocah sekarang kau boleh coba letihanmu selama satu malam itu. Bagaimana hasilnya.”
Demikian si pengail linglung bekata.
Yo Cie Cong setelah menjawab ‘baik’ lalu berjalan menuju ketempat yang jauh yang kira-kira
tiga tumbak dari orang tua itu, setelah melakukan sebentar tiba-tiba tangan keduanya terayun
suatu kekuatan yang maha hebat dan di barengi oleh sambaran angin keras mendadak keluar dari
tangannya itu.
Gerakannya itu sungguh sangat mengejutkan si pengail linglung tetapi keajaiban tidak hanya di
situ saja setelah terdengar suara hebat,batu-batu hitam yang terdapat di sekitar tempat sejauh
tiga tumbak,begitu pula tanaman bambu berterbangan di udara.
Pengail linglung menyaksikan sendiri sampai menjadi terkesima di buatnya ia lalu berkata
dengan suara agak gemetaran :
…Bocah sudah cukup ! Aku sendiri yang menyaksikan selama lima puluh tahun ternyata telah
dapat kau yakini dengan waktu semalam saja, ini adalah satu keajaiban.Aku sungguh tak dapat
berkata apa-apa …..”
Yo Cie Cong seorang yang cerdik, ia mendengarkan perkataan orang tua itu, segera ia
menangkap maksudnya itu maka ia menjawab dengan sikap yang sangat menghormat .
...Boanpwee sudah mempunyai suhu maka tidak bisa meninggalkan suhu yang lama untuk
mencari suhu yang lain. Tetepi budi Locianpwee yang memberikan pelajaran ini tidak aklan
Boanpwee lupakan untuk selama-lamanya.jika Locianpwee memberikan perintah sekalipun harus
terjun kedalam lautan api tidak akan Boanpwee tolak.”
...Bocah Hweshio gila, pernah mengatakan apa kepadamu.?
Pho ngo Locianpwee hanya memberikan sedikit pesan yaitu beberapa kata kepada Boanpwee :
Tidak ada suatu perbuatan yang mengekang diriku. Dengan baju dan sepatu butut itu ia
mengakhiri persoalan yang lalu.
Pengail linglung kemudian menokan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
Setelah merasa puas tertawa ia berkata seakan di tunjukan padanya sendiri : Baik-baik Hweshio
kalau sudah terjun kedalam dunia Kang-ouw lagi, aku si pengail linglung terpaksa juga akan turun
dan muncul lagi.
Perkataannya itu sudah tentu tak dapat di mengerti apa maksud nya oleh Yo Cie Cong .
Pengail linglung itu setelah agak tenang kembali melanjutkan ucapannya kali ini terhadap Yo
Cie Cong :
Bocah sekarang mari ikut Lohu pulang.Ada sedikit perkataan yang hendak aku bicarakan
dengan kau. Hari ini kau boleh tingglakan pulau ini. Lohu nanti suruh Kheng-jie mendayung
perahu untuk mengantarkan kau.”
…Baik.”
Mereka bertiga kembali masuk kedalam gubuknya, tetapi tidak lama Ut-tie Kheng keluar lagi
untuk menyediakan sebuah perahu, sedangkan si Pengail Linglung sendiri lantas duduk beromong-
omong dengan Yo Cie Cong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mendadak Yo Cie Cong ingat sesuatu, maka ia lantas ajukan pertanyaan :


…Lo-cianpwee kemarin katakan bahwa Lo-cianpwee menurunkan kepandaian ilmu silat kepada
Boanpwee ialah karena soal janji pertaruhan…..”
…Ha, ha…..Sekalipun kau tidak tanya lohu juga akan beritahukan kapadamu.”
Yo Cie Cong mengawasi orang tua itu dengan penuh pertanyaan.
Pengail Linglung itu lantas berkata dengan sikapnya yang sungguh-sungguh :
…Bocah urusan ini terjadi pada lima belas tahun berselang. Apakah kau pernah dengar
namanya orang aneh didalam rimba persilatan ?”
…Boanpwee dulu pernah aku dengar suhu berkata, katanya didalam rimba persilatan memang
ada tiga orang yang sangat aneh kelakuannya. Ketiga orang aneh itu disebut sepasang manusia
aneh dan seorang gaib.”
…Hm….Sepasang manusia aneh dan seorang gaib itu siapa orangnya ? Tahukah kau ?”
…Sepasang manusia aneh yang dimaksudkan adalah Lo-cianpwee sendiri dengan Pho-ngo Lo-
cianpwee. Sedang yang dimaksudkan dengan sebutan orang gaib itu adalah itu pemimpin dari
see-gak yang brenama Leng Jie Hong yang menyebut dirinya sebagai seorang kuat nomor satu
dalam dunia.”
…Tepat, pengetahuanmu ternyata cukup luas.”
…Kabarnya Leng Jie Hong Lo-cianpwee itu mempunyai kepandaian ilmu silat yang memang…..”
…Kau dengarkan cerita lohu,” memotong Pengail Linglung.
…Pada limabelas tahun berselang, dua manusia aneh dan satu manusia gaib telah mengadakan
pertemuan dipuncak gunung Busan yang dinamakan Sun-lie-hong untuk mengadu kepandaian.
Tiga hari tiga malam lamanya bertarung, lohu dan Pho-ngo, dua orang telah jatuh
ditangannya……"
…Aaaa !” Yo Cie Cong bersru kaget.
…Jago see gak Leng Jie Hong itu lantas menganggap dirinya sebagai seorang kuat nomor satu
didalam dunia.”
…Dan kemudian ?”
…Lohu berdua setelah kalah, jago see-gak pernah sesumbar katanya, wlaupun sampai dua
puluh tahun lagi lohu dan Pho-ngo masih belum mampu melindungi dirinya. Maka kita lantas
mengadakan perjanjian untuk bertemu lagi diatas puncak gunung Sin-lie-hong itu.”
…Sekarang batas waktu itu apa betul tinggal lima tahun lagi ?” Tanya Yo Cie Cong.
…Benar setelah Lohu dan Pho-ngo turun gunung, lantas kita berpisah masing-masing mencari
tempat sendiri-sendiri untuk melatih ilmunya lebih dalam. Lohu berdiam dipulau Batu Hitam ini dan
si hwetio gila itu tinggal dipuncak gunung Ceng-keng-hong.”
…Apakah ilmu Kan-goan Cin Bie Nio ciptaan Lo-cianpwee itu masih belum mampu menandingi
kepandaiannya si jago See-gak itu ?”
…Ilmu yang lohu latih pada sepuluh tahun berselang baru selesai kuyakinkan. Tetapi saat itu
hanya kira-kira lima persen saja daripada yang kuhasilkan sekarang ini, sedangkan ilmu Hut-hiat
kang yang diyakinkan ileh Hweshio gila itu, juga baru sepuluh tahun kemarin saja kelihatan
hasilnya.
…Lima tahun kemudian, apakah jiewie Lo-cianpwee hendak menepati janji dengan Leng Jie
Hong untuk mengadakan pertandingan lagi dipuncak gunung Sin-lie-hong ?”
…Aa ha ….Bocah, pertaruhan atau perjanjian itu sebetulnya hanya untuk melampiaskan
kemendongkolan hati kita saja saat itu. Siapa yang sudah bertanding untuk memperebutkan nama
kosong. Apalagi soal ini belum diketahui oleh orang-orang dunia Kang-ouw.”
…Tapi sekarang Lo-cianpwee sudah memberitahukan kepada Boanpwee.”
…Dalam hal ini sudah tentu ada sebabnya.”
…Boanpwee sungguh ingin sangat mengetahuinya.”
…Tiga tahun berselang. Hweshio gila itu tiba-tiba datang berkunjung kemari, katanya ia dapat
surat dari See-gak Leng Je hong yang mengabarkan karena kurang hati-hati mempelajari ilmu
tubuhnya telah rusak menyayat…….
...Kalau begitu bukankah pertandingannya dengan sendirinya telah batal.
...Kalau sudah batal perlu apa Hweshio gila itu mencari aku ?”
...See-gak setelah bernyayat itu apakah masih menepati janjinya ?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

...Ia akan menyuruh murid satu-satunya untuk melaksanakan perjanjianya tersebut.”


...Siapa muridnya itu ?”
...Pada dewasa ini masih belum di ketahui. Dia hanya mengatakan bahwa lima tahun kemudian
muridnya itu akan menantikan di gunung Hoa-san.”
...Apakah jiwie Locianpwee hendak pergi menepati janjinya itu?”
...Lohu dan Phoa-ngo Hweshio semuanya sudah merupakan orang-orang tua yang usianya
audah sembilan puluh tahun lebih. Bagagaimana kita bisa berebutan nama dan kedudukan dengan
seorang dari golongan muda ? bukankah hal itu akan menjadi buah tertawaan orang-orang muda
dunia persilatan ?’’
...Lohu dan Phoa-ngo Hweshio sama-sama tidak mempunyai murid. Tetapi kedua pihak telah
berjanji hendak orang yang berbakat tinggi dan masing-masing menurunkan ilmunya sendiri-
sendirinya.Dan dengan darah kura-kura yang usianya sudah ribuan tahun untuk menambah
kekuatannya. Orang itu akan memakili lohu berdua untuk melaksanakan janji itu.’’
Yo Cie Cong setelah mendengar perkataan itu , telah mengerti sebagian , lantas ia menanya:
...Apa disini maksud Locianpwee meberikan pelajaraan ilmu itu kepada Boanpwee ?’’
...Benar, bocah, dua kali kau telah menemukan kejadian gaib.Sudah tidak perlu lagi Lohu
mengorbankan darahnya kura-kura yang usianya sudah ribuan tahun untuk membantu kekuatan
dirimu.Meskipun hal ini adanya mengandalkan kekuatan gaib dan apa yang telah terjadi atas
dirimu, tetapi antara kita dengan jago sejak itu tidak mempunyai permusuhan apa-apa.
Maksudnya adalah hendak menguji kepandaian saja.’’
Yo Cie Cong mendadak terbangun semangatnya.Ia merasa bersyukur atas kesempatan yang
diberikan kekuatannya dengan muridnya satu jago yang merupakan jago terkuat nomor satu
dalam dunia.
Orang tua itu lantas berkata pula:
...Hweshio gila itu seumur hidupnya hanya hidup bergelandangan saja.Habiatnya juga lucu dan
suka main-main. Kalau dia mau berdiam dipuncaknya gunung Ceng-kong-hong yang sepi sunyi itu
selama lima belas tahun lamanya, ini sebetulnya merupakan suatu tekanan hebat bagi jiwanya
yang suka kebebasan itu.Tetapi Hweshio itu juga licik sipatnya. Dia sendiri tidak mau menjelaskan
persoalannya kepadamu, sebaliknya ia malah menyuruh kau mencari aku.’’
Yo Cie Cong ketawa hambar,tba-tiba ia berkata dengan sungguh-sungguh :
...Boanpwee merasa sangat bersyukur sudah mendapatkan hadiah berupa darahnya binatang
Locianpwee yang usianya sudah ribuan tahun itu, yang telah menolong Boanpwee dari racun yang
mengeram didiri Boanpwee. Budi ini tidak ada bedanya dengan memberi jiwa baru bagi
Boanpwee. Dan sekarang kembali Locianpwee itu, disini Boanpwee hendak bersumpah akan
menggunakan segala kepandaian yang Boanpwee dapatkan untuk membasmi semua kejahatan
didalam dunia.Hanya dengan jalan ini saja Boanpwee hendak membalas jiwa Locianpwee.
Sementara mengenai pelaksana perjanjian dengan muridnya jago See-gak itu, disegala tempat
dan sembarang waktu akan Boanpwee tunggu panggilan Locianpwee .’’
...Tetapi, bocah, kalau kau nanti menggunakan kepandaianmu untuk melakukan kejahatan
didunia Kang-ouw, biar bagaimana lohu tidak akan melepaskan kau begitu saja.’’
...Boanpwee mengerti.’’
...Kalau begitu, sekarang kita boleh mengadakan suatu ketetapan. Pada waktunya, lohu akan
muncul lagi didunia Kang-ouw ……….’’
Pada saat itu Ut-tie Kheng mendatangi dari luar gubuk, ia lantas berkata dengan suaranya yang
nyaring :
...Yaya, perahu sudah siap.’’
...Baik. Kheng-jie,antarkan dia meninggalkan pulau ini.’’
Yo Cie Cong lantas berbangkit, ia memberi hormat kepada orang tua itu mengambil selamat
berpisah.
...Locianpwee , Boanpwee meskipun akan berkelana didunia Kang-ouw, tetapi sembarang
waktu bersedia memenuhi panggilan Locianpwee.’’
Yo Cie Cong pada saat itu agaknya merasa berat meninggalkan Pengail Linglung, sebab orang
tua itu bukan saja sudah menghadiahkan darahnya binatang kura-kura mujijad sehingga dapat
menyembuhkan penyakitnya, tetapi juga telah menurunkan kepandaiannya yang tinggi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kedua muda-mudi itu setelah keluar dari dalam gubuk sebentar saja sudah sampai di pantai
laut. Disana sudah menantikan sebuah perahu kecil.
Setelah sudah ada diperahu, Yo Cie Cong lalu berkata kepada Ut-tie Kheng dengan suara
perlahan :
...Aku telah merepotkan adik Kheng yang sudah menghantarkan aku.’’
...Huhhh. Tidak perlu kau ucapkan kata-kata yang begitu merendah. Duduk dengan baik. Aku
sekarang hendak mendayung perahu ini.’’
Sehabisnya berkata, dengan gerakannya yang lincah dan cekatan sekali ia mendayung
perahunya yang kecil, sebentar saja perahu itu sudah nyelonong ketengah laut.
Karena bentuk perahu itu kecil dan ringan, maka mereka bisa berlayar dengan laju.
Caranya sinona mendayung perahunya yang agak luar biasa, membuat Yo Cie Cong yang
menyaksikan menjadi terheran-heran.
Setelah berada di tengah lautan yang luasitu, banyak perasaan mengganggu otaknya Yo Cie
Cong .
Ia teringat akan nasib Siang-koan Kiauw yang telah pergi kemudian di telan ombak sekarang
dia sudah berhasil mendapatkan apa yang dicari tetapi sudah sebaliknya Siang-koan Kiauw sudah
terbenam di lautan yang luas.
Ut-tie Kheng yang menyaksikan sikapnya Yo Cie Cong itu dalam hati merasa agak heran, maka
ia lantas menanya.
...Engko Cong kau sedang memikirkan apa ?”
Seseorang yang lagi terbenam dalam kedukaan, jika tidak terganggu mungkin masih tetap
tinggal dalam lamunannya tetapi apabila ia tertegur maka ia sadar pula.
Begitu pula keadaan Yo Cie Cong setelah mendapat teguran dari Ut-tie Kheng matanya
mendadak menjadi basah air mata hampir turun, setelah sekian lama membisu barulah ia
menjawab dengan suara sedih.
...Aku sedang memikirkan diri seseorang.”
...Siapa ?”
...Seseorang yang bersama-sama belajar dengan aku.”
...Lelaki atau perempuan.”
...Sama dengan kau.”
Jiwa Ut-tie Kheng mendadak terlintas suatu perasaan.
...Apa dia cantik.”
...Ya.”
...Dimana dia sekarang berada ?”
...Di telan oleh ombak laut.”
...Apa.”
...Mungkin dia sudah didasar lautan atau didalam perut ikan.”
...Benar.”
...Ketika datang bersama-sama tetapi pulangnya hanya sendiri .”
...Engko Cong maaf kan aku telah mengajukan pertanyan yang membuat kau berduka.”
Nona itu lalu tundukan kepalanya tangannya lalu di gerakan makin cepat sehingga perahu itu
berjalan semakin laju.
Yo Cie Cong geleng-gelengkan kepala tak bisa menjawab sebab dalam pikirannya terbenam
rasa sedih yang sangat memilukan.
Dua jam kemudian, perahu kecil itu mendarat dipantai yang dituju.
Yo Cie Cong lantas lompat kedarat, kemudian berpaling dan berkata kepada Ut-tie Kheng-tie
Keng :
...Adik Keng, sampai ketemu dilaun hari.”
Hati Ut-tie Kheng-tie Keng saat itu merasa sangat risau. Perpisahan itu membuat perasaannya
sangat berat. Dengan air mata mengembang ia berkata kepada Yo Cie Cong dengan suara tidak
lampias.
…Engko Cong, harap dijaga baik-baik dirimu.”
Banyak kata-kata yang hendak diucapkan, tetapi saat itu tidak bisa diucapkan dari mulutnya.
Mereka sejak bertemu hingga sekarang perpisahan, sebetulnya hanya dalam dua hari saja, tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bayangan Yo Cie Cong sudah menggores dalam hatinya si nona. Ia sebetulnya ingin mengatakan
perasaan hatinya itu. Tetapi bagaimana ia bisa keluarkan dari mulutnya sendiri.
Meskipun dalam hatinya sendiri ada pikiran demikian, tetapi ia tidak mampu mengatakan
pikirannya itu dihadapan sinona. Sambil ulapkan tangannya ia lantas berkata …Adik Keng, silakan
kau pulang. Tolonglah sampaikan pernyataan terima kasihku kepada Ut-tie Lo-cianpwee.”
Diwajahnya Ut-tie Kheng-jie yang merah segar itu diliputi oleh kesedihan. Dengan suara
gemetaran ia menjawab :
…Engko Cong, ada satu hari aku nanti pasti akan datang mencari kau.”
Setelah mengucapkan perkataan itu dia lantas menekap wajahnya dengan tangannya, satu
tangan digunakan untuk mendayung perahu. Sebentar saja perahu itu sudah meluncur ke tengah
lautan.
Yo Cie Cong mengawasi perahu kecil itu yang dengan perlahan-lahan menghilang seolah-olah
ditelan laut, kemudian sambil menghela napas ia berlalu meninggalkan tempat tersebut.
Sejak dengan tidak disengaja ia telah dapatkan dan makan telurnya burung rajawali raksasa,
mustika Gu-liong-kao yang semula mengeram dalam perutnya dalam keadaan utuh itu kini telah
lumer dan menyelusup menyusuri semua jalan darah dan ototnya sehingga dengan demikian ia
telah menjadi seorang kuat yang sudah mempunyai latihan dari setengah abad.
Dengan kekuatan yang ada pada saat itu, Yo Cie Cong ketika mengerahkan ilmu membentengi
tubuhnya, benar-benar seperti sudah terbang saja. Jika dibandingkan keadaannya pada satu bulan
berselang, seperti dua orang saja layaknya.
Dua hari kemudian, ia sudah tiba dikota Kui lim.
Dikota tersebut ia menginap disebuah rumah penginapan.Waktu malam hari, ketika keadaan
diluar sudah sunyi senyap, ia mulai membuka buku yang termuatkan nama-nama musuh Kam-lo-
pang.
Sepasang matanya memancarkan cahaya yang menakutkan. Ternyata anak muda itu sedang
merencanakan suatu rencana yang besar dan hebat ………

...
Kota Kui-lim yang ramai tetapi tenang tenteram itu dengan mendadak telah diliputi suasana
ketakutan yang hebat.
Ada apa ? Oh, Golok Maut ………
Senjata aneh bentuknya yang menakutkan hati setiap orang itu, kini telah muncul kembali
dikota Kui-lim.
Golok keramat yang belum lama berselang menggegerkan dunia Kang-ouw dan sudah sekian
waktu tidak terdengar lagi kabar ceritanya, kini muncul kembali untuk kedelapan kalinya.
Oleh karena pada setiap kali munculnya Golok Maut itu, pasti ada saja korbannya yang diminta,
maka kali ini tentunya juga tidak ada kecualinya.
Dua orang yang kali inimenerima ancaman Golok Maut itu, ternyata adalah pemimpin dari
delapan belas perusahaan Piauw dikedua propinsi Kang-tang dan Kang-see.
Jago itu bernama Coa Ceng It dan bergelar ‘Lutung sakti lengan besi.’ Kalau Golok Maut itu
berani mengancam jago yang kenaman itu, sesungguhnya ada diluar dugaan semua orang.
Coa Ceng It yang memimpin delapan belas perusahaan Piauw besar, kepandaian ilmu silatnya
sudah termasuk dalam golongan kelas wahid dalam rimba persilatan. Namanya sudah sangat
terkenal dikedua propinsi yang disebut duluan, bahkan orang-orang golongan hitam dan golongan
putih semuanya telah memandang padanya sebagai satu macan.
Piauwsu-piauwsu yang mempunyai kepandaian tinggi yang berada dibawah pimpinannya,
jumlah keseluruhannya lebih dari seratus orang.
Tapi Golok Maut itu toh masih tetap berani mengancam dirinya, ini benar-benar merupakan
suatu peristiwa yang sangat menggemparkan.
Siapakah pemilik Golok Maut itu ? Sampai sekarang masih tetap merupakan suatu teka-taki
besar.
Oleh karena munculnya Golok Maut itu dikota Kui-lim ini, maka orang yang berkepandaian
tinggi dari golongan hitam maupun dari golongan putih yang dulu sedang mengejar-ngejar Golok
Maut itu, setelah mendengar kabar itu, kini kembali pada berduyun-duyun menuju kekota Kui-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Coa Ceng it dulu juga merupakan salah seorang dari orang-orang kuat yang turut ambil bagian
dalam peristiwa pembasmian Kamlo-pang. Ia tidak akan menyangka kalau pada duapuluh tahun
masih ada orang yang datang menagih jiwa padanya.
Mengingat setiap kali munculnya Golok Maut itu selalu ditujukan kepada orang-orang yang dulu
pernah ambil bagian dalam peristiwa pembasmian Kam-lo-pang, maka manusia yang menakutkan
itu, sekalipun bukannya Pangcu dari Kam-lo-pang sendiri, tetapi sedikit-dikitnya juga pasti adalah
seorang yang mempunyai perhubungan erat dengan Kam-lo-pang .
Coa Ceng It setelah menerima ancaman Golok Maut itu, dapatlah diduga kaget dan takutnya
pada waktu itu. Dengan cepatnya ia mengumpulkan lima puluh lebih orang-orangnya yang
terkenal kuat untuk melindungi tempat kediamannya.
Ia sudah bertekad bulat untuk melayani orang yang penuh rahasia dan menakutkan itu.
Tetapi munculnya Golok Maut kali ini agak berbeda sedikit keadaanya dengan beberapa
kejadian yang lalu.
Golok Maut itu disampaikan oleh seorang pemuda berwajah jelek yang mengaku dirinya
sebagai ‘Utusan Golok Maut .‘
Ketika itu Coa Ceng It juga sudah suruh empat orang muridnya yang kuat untuk menguntit
pemuda wajah jelek itu, tetapi pemuda jelek yang mengaku sebagai utusannya Golok Maut itu
kepandaiannya tinggi sekali, dengan mudah ia sudah berhasil meloloskan diri dari intaiannya
empat orang itu. Dipandang dari kepandaiannya utusan itu saja, dapat dibayangkan berapa
tingginya sipemilik Golok Maut itu.
Dari keterangan empat muridnya Coa Ceng It yang menguntit jejaknya Utusan Golok Maut itu
menghilangnya utusan tersebut secara misterius merupakan suatu kepandaian yang sangat gaib.
Tertarik oleh perasaan keingintahuan, orang-orang rimba persilatan sekitar kota Kui-lim
berduyun-duyun datang dikediamannya Coa Ceng It .
Mereka kepingin bisa menyaksikan bagaimana macamnya itu ( pemilik Golok Maut ) yang sepak
terjangnya seperti malaikat pencabut nyawa.
Kira-kira waktu tengah hari pada hari ketiga, seorang pemuda cakap tapi bersikap adam kecut
juga nampak berkunjung kegedungnya Coa Ceng It .
Siapakah pemuda itu ? Ia adalah Yo Cie Cong yang baru kembali dari pulau Batu Hitam di Lam-
hay.
Coa Ceng It yang kedudukannya sebagai pemimpin 18 perusahaan Piauw, mempunyai banyak
kawan dan perhubungannya sangat luas, setiap orang yang berkunjung padanya, ia harus sambut
dengan baik, itu ada kebiasaannya orang yang mengusahakan perusahaan tersebut.
Digedungnya Coa Ceng It pada hari itu, diadakan perjamuan makan, hingga gedung itu penuh
dengan orang-orang Kang-ouw dari segala macam. Yo Cie Cong juga terdapat diantara
mereka.Oleh karena ia masih merupakan pemuda yang tidak banyak orang kenal, sudah tentu
tidak mendapat banyak perhatian. Ia duduk di tempat biasa.
Piauwsu-piauwsu yang diundang oleh Coa Ceng It , pada hari kedua sudah datang di gedung
tersebut , jumlahnya kira-kira 50 orang.
Piauwsu-piauwsu itu semua merupakan orang-orang pilihan yang tergolong paling kuat dari
barisan piauwsu dari perusahaan piauw yang dipimpin oleh Coa Ceng It. Maka setelah piauwsu itu
tiba, gedung Coa Ceng It telah dilindungi begitu kuat, seolah-olah dikurung oleh tembok besi atau
baja.
Dalam perjamuan itu, orang-orang pada ramai membicarakan sepak terjangnya ‘Golok Maut ‘
dimasa yang lalu.
Perjamuan makan telah berlangsung dibawah suasana yang seram dan penuh kekuatiran.
Coa Ceng It usianya sudah 60 tahun lebih, orang masih gagah. Tapi semenjak menerima
ancaman Golok Maut , semangatnya seperti runtuh, ia harus duduk di pertengahan ruangan
dengan hati ketar-ketir.
Hari itu adalah hari ketiga, juga merupakan hari terakhir.
Selama tiga hari itu, ia selalu berada dalam ketakutan dan kekuatiran.
Ia telah berjanji kepada dirinya sendiri, apabila ia beruntung terlolos dari kematian, ia nanti
akan bubarkan perusahaan piauwnya,dan selanjutnya akan mengundurkan diri dari dunia Kang-
ouw .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Meski hari itu orang-orang dari dunia Kang-ouw yang datang berkumpul digedungnya Coa Ceng
It lebih dari 300 orang jumlahnya, tapi belum cukup untuk meredakan suasana, setiap orang
diliputi oleh perasaan tegang.
Yo Cie Cong yang sikapnya dingin kecut, tidak jarang matanya berkeliaran memandang
keadaan sekitarnya,juga tidak jarang mengawasi situan rumah Coa Ceng It yang keadaannya
sangat mengesankan.
Diatas penglari diruangan tersebut, ada menancap sebilah golok yang panjangnya kira-kira satu
setengah kaki, golok itu bentuknya sangat aneh, disisi bawah tajam sekali, disisi atas bentuknya
seperti gigi gergaji.
Itulah Golok Maut yang diantarkan oleh utusannya pada dua hari berselang.
Golok yang bentuknya aneh dan memancarkan sinarnya berkilauan itu, menimbulkan rasa takut
dan ngeri bagi siapa yang memandangnya.
Hampir setiap orang yang mengawasi golok tersebut pada merasa gemetar, akhirnya tidak
berani mengawasi lebih lama.
Pada saat yang tegang itu, mendadak dari luar mendatangi seorang gadis berpakaian serba
hitam.
Kecantikan gadis baju hitam itu membuat tergerak hatinya semua orang yang ada disitu.
Tapi diwajahnya gadis baju hitam itu nampaknya sangat kejam, sepasang matanya kelihatan
beringas, hal ini sesungguhnya membuat heran orang-orang banyak itu. Entah apa maksudnya
kedatangan gadis itu ?
Yo Cie Cong ketika menampak kedatangannya gadis baju hitam itu juga agak terkejut.
Bukankah ia itu adalah Tio Lee Tin ? Mengapa ia juga muncul disini ? Pertanyaan ini selalu
berputeran didalam otaknya.
Gadis baju hitam itu terus berjalan menuju keruangan dimana ada duduk tuan rumah.
Kedaatangan secara mendadak dan sikapnya yang aneh dari gadis itu, telah menimbulkan
perasaan curiga bagi orang banyak, apakah dia itu pemiliknya Golok Maut? ……….
Coa Ceng It yang pertama-tama berbangkit dengan wajah berubah, kemudian disusul oleh para
tetamu lainnya . Suasana mejadi semakin tegang.
Gadis berbaju hitam itu ketika menampak keadaan demikian, terlebih dulu ia mengangguk-
anggukkan kepalanya dan bersenyum kepada semua orang, kemudian berdiri dihadapan tuan
rumah sambil mengawasi Golok Maut yang menancap diatas penglari. Setelah itu ia baru berkata
kepada Coa Ceng it :
...Siaoli adalah Tio Lee Tin, hari ini dengan secara lancang mengunjungi Coa Loacianpwee ,
harap Locianpwee suka memberi maaf banyak-banyak !’’
Coa Ceng It dehem-dehem sejenak, perasaan tegangnya lantas lenyap.
Orang-orang Kang-ouw yang tadi pada berbangkit, lantas pada duduk lagi dengan perasaan
lega, tapi mata mereka masih ditujukan kepada dirinya gadis itu.
Hanya Yo Cie Cong yang menyaksikan sambil kerutkan alisnya. Hatinya diam-diam berpikir :
bagaimana ia bisa datang secara mendadak ? Kalau dilihat dari sikapnya, nampaknya juga ada
hubungannya dengan Golok Maut ini.

Bab 18

COA CENG IT saat itu lantas menjawab :


...Nona Tio, hari ini lohu ada urusan, jika nona tidak ada urusan yang penting sekali, bolehkah
datang dilain hari saja ? Harap maafkan ………’’
...Kedatanganku ini justru karena Golok Maut ini !’’ demikian berkata pula Tio Lee Tin dengan
sikap sedih.
Keterangan itu telah mengejutkan semua orang, tidak terkecuali Yo Cie Cong .
Kedatangan Tio Lee Tin yang katanya berhubung dengan Golok Maut ini, sesungguhnya diluar
dugaannya.
Peristiwa diatas tanah kuburan pada beberapa waktu berselang, kembali terbayang di otaknya
Yo Cie Cong .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tio Lee Tin setelah barang pusakanya dirampas oleh siluman tengkorak Lui Bok Thong ,
orangnya terluka parah. Ia pernah menolong membuka totokannya nona itu, hingga jari
tangannya telah merabah-rabah sekujur badannya sinona.
Sepasang matanya Tio Lee Tin yang bulat jeli, perkataannya yang merdu,masih belum lenyap
dari ingatannya, dan sekarang bertemu pula dalam keadaan demikian ……
Coa Ceng It yang dibikin terheran-heran oleh perkataannya sinona, lantas berkata :
...Kedatangan nona adalah karena Golok Maut ini ?’’
...Benar !’’
...Lohu ingin mendapat keterangan nona lebih jauh !’’
...Ayahku Tio Ek Chiu telah binasa dibawah Golok Maut , maka siaoli telah bersumpah hendak
menuntut balas sakit hati ini, biar bagaimana harus berusaha untuk menumpas kejahatan itu.’’
...Ouw !’’
Orang banyak ketika mendengar Tio Lee Tin itu lantas ramai membicarakannya : kiranya gadis
ini karena mendengar munculnya Golok Maut , telah datang hendak menuntut sakit hati ayahnya,
tapi apakah kepandaiannya mampu menandingi kepandaiannya Golok Maut …………….?
Hanya Yo Cie Cong ketika mendengar itu seolah-loah disambar geledek, ia sungguh tidak nyana
bahwa Tio Lee Tin itu adalah anak perempuannya Tio Ek Chiu .
Namanya Tio Ek Chiu sudah di hapus dari dalam daftar musuh-musuhnya Kam-lo-pang , ini
menjadi suatu bukti bahwa ayahnya gadis ini sudah binasa dibawah Golok Maut .
...Kalau begitu silahkan nona duduk. Ketika lohu mendengar nona ayah, juga merasa sangat
gemas, siapa nyana iblis tua kini telah mengunjungi Lohu !’’
Demikian berkata pula Coa Ceng It .
...Coa Loacianpwee pikir bagaimana ?’’
...Melayani padanya sekuat tenaga !’’
...Siaoli hari ini menyediakan tenaga, dan bersumpah hendak mengadu jiwa dengan iblis itu.
Sekalipun harus korbankan jiwa juga tidak apa, demi arwah ayah dialam baqa merasa gembira.
Sehabis berkata ia lantas duduk dekat Coa Ceng It .
Tapi baru saja berduduk, matanya yang mengawasi orang banyak lantas dan melihat Yo Cie
Cong duduk di suatu sudut.
Nampaknya ia sangat terkejut, tapi ia mendadak , menjadi gusar.
Ia bangkit dari tempat duduknya.
...Nona ada urusan apa ? tanya Coa Ceng it heran.
Tidak apa-apa, hanya urusan sahabat lama, aku akan pergi sebentar jawabnya Tio Lie tin juga
dapat dilihat dan sekarang sedang berjalan menghampiri dengan hati berdebar ia mendatangi si
nona.
Ketika di hadapan Yo Cie Cong Tio Lio Tin lantas merandak setelah mengawasi sejenak ia baru
pendengarkan suaranya kemudian berkata agak kaku.
...Yo Cie Cong, aku ingin bicara sedikit dengan kau !”
...Nona ingin bicara apa ? silahkan jawab Yo Cie Cong dengan dingin.
Saat semua mata telah di tunjukan kepda muda mudi itu entah pembicaraan apa yamh hedak
dilakukan oleh mereka ?
...Mari kita bicara di luar !berkata pula Tio Lee Tin.
...Disini bukan sama saja ?.
...Tidak!”
...baiklah !”
...Yo Cie Cong lalu megikuti Tio Lee Tin, tidak lama mereka tiba disebuah rimba di luar kota.
...Nona ada keperluan apa ?” YO CIE CONG membuka suaranya.
...Yo Cie Cong aku ingin bertanya sebagai seorang rimba utama di persilatan apakah kau yang
paling pertama.?
...Kepercayaan dan ke bajikan !”
...Kalau begitu kenapa kau meninggalkan aku sendiri ketika terluka parah ?”
...Hari itu aku….”
...Kalau begitu nona baju merah Siang-koan Kiauw yang telah tunjukan tepat pada waktunya,
barang kali aku sudah di perhina oleh kawanan orang-orang rendah….”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

...Yo Cie Cong sekarang mengerti apa sebabnya Tio Lee Tin begitu gusar padanya
...Tapi begitu ia menyebut namanya Siang-koan Kiauw hatinya lantas merasa perih bayangan si
nona berbaju merah terlintas dalam otaknya yang tidak mudah terhapus di otaknya dan sinona itu
meninggalkan untuk selama-lamanya.
Untuk sesaat lamanya ia terbenam dalam lamunan yang menyedihkan.
Tio Lee tin tiba-tiba alisnya berdiri ia berkata dengan suara bengis.
...Yo Cie Cong sekarang kau harus berikan aku satu keadilan !”
...Keadilan ?” Yo Cie Cong balas menanya… ucapan nona ini agaknya…..”
...Hari itu aku tidak bisa menepati janji nona sebetulnya dalam keadan terpaksa !”
...Coba kau terangkan !”
Hari itu setelah meninggalkan nona, sebetulnya hari itu ingin lekas kembali dengan mermbawa
kereta tiba-tiba ditengah jalan aku bertemu dengan musuhku, malah hampir saja jiwaku melayang
!”
...Benar’’
...Hari itu sebetulnya terlalu, gegabah aku tidak ingat bahwa diriku sedang di incar musuh
hingga hampir mencelakakan nona!’
Mendengar ini Tio Lee Tin nampak sudah reda kegusarannya.
Ia sebetulnya mulai suka terhadap pemuda dingin ini apalagi setelah menyaksikan keberanian
Yo Cie Cong yang membela dirinya yang tidak memikirkan resikonya bertambah dengan rasa
simpati ketika dirinya terluka parah Yo Cie Cong telah merambah hampir seluruh badannya utuk
membebaskan dari totokan Lui Bok Thong Bok Thong.
Tubuh gadis yang masih putih bersih telah dirambah oleh tangan seorang leki-laki
Yang baru saja di kenalnya meski hanya untuk menyembuhkan lukanya tapi biar bagai mana itu
merupakan satu kejadian yang tidak biasa maka ia lantas merasa bahwa si pemuda itu calon
pendamping hidupnya sudah tidak ada jalan lain lagi.
Oleh karena itu ia mengakmbil keputusan demikian, maka ketika akhirnya Yo Cie Cong tidak
balik lagi. Dalam anggapanya lantas mengira kalau pemuda itu menipu dirinya dan kegusarannya
telah bertambah ketika tadi dapat lihat dirinya Yo Cie Cong juga berada diantara orang banyak itu.
Sebetulnya hendak mengutarakan isi hatinya, tapi bagaimana ia dapat membuka mulut ?
Ia pernah memberitahukan hal itu kepada suhunya, itu orang misterius yang selalau
mengenakan kedok kain merah dan yang mengaku dirinya sebagai pemilik bendera burung laut.
Suhunya pernah berjanji padanya, apabila Yo Cie Cong ada seorang laki-laki yang tidak berbudi, ia
juga nanti akan membereskan orang muda itu.
…Kalau nona sudah tidak ada lagi keperluan, aku permisi berlalu !” akhirnya Yo Cie Cong
berkata setelah mereka lama membisu. Tio Lee Tin wajahnya berubah, ia merasa bahwa pemuda
ini ternyata telah menyia-nyiakan harapannya. Meski ia merasa cinta terhadap pemuda itu, tapi Yo
Cie Cong sikapnya begitu dingin maka ucapannya yang dingin tadi ia rasakan seolah-olah pisau
tajam menusuk ulu hatinya.
…Kau hendak pergi ?” ia bertanya.
Yo Cie Cong merasa heran atasa pertanyaan ini, hatinya berfikir : apakah kau akan terus
berada disini ?
Namun demikian, diwajahnya tidak menunjukan perubahan apa-apa, dengan tenang ia
menjawab :
…Yah, aku hendak pergi !”
Sehabis berkata, ia lantas balikan badannya. Tapi baru saja bergerak…….
…Kau balik !” demikian Tio Lee Tin minta ia kembali.
Yo Cie Cong dengan perasaan heran hentikan kakinya dan lantas balik kembali.
…Nona masih ada keperluan apa ?” ia menanya.
…Kau ….kau …”
Parasnya Tio Lee Tin saat itu menunjukan peraasaan yang tidak karuan, karena hatinya,
hatinya risau, mulutnya tidak mengatkan apa-apa.
Ia hendak menyatakan isi hatinya. Tapi tidak mempunyai keberanian. Sebaliknya ia juga tidak
ingin pemuda yang sudah mencuri hatinya itu terlalu begitu saja. Maka untuk sesaat lamanya ia
terus berdiri terpaku, tidak bisa berbuat apa-apa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kesannya Yo Cie Cong terhadap Tio Lee Tin yang bukan saja cantik manis tapi juga mempunyai
kepandaian sangat tinggi, sebetulnya juga tidak buruk. Tertapi hari ini, setelah mengetahui asal-
usulnya diri sinona itu, kesnnya lantas berubah.
Apalagi hatinya saat itu sudah seperti terbang mengikuti sirinya Siang-koan Kiauw yang sudah
binasa didalam lautan. Kalau saat itu ia masih terusa mau hidup, itu disebabkan semata-mata
karena tugas dan kewajiban yang dibebenkan oleh suhunya masih belum selesai, sehingga
perasaan hatinya seolah-olah sudah padam terhadap semua wanita.
Setelah berdiam sekian lamanya, akhirnya Tio Lee Tin membicarakan soal lainnya.
…Adik Siang-koan kiauw pernah mengatakan ia kenal dengan kau.”
…Benar.”
…Apa kau sudah bertemu padanya ?”
Yo Cie Cong hanya mengangguk.
...Dan sekarang, kemana perginya dia ?”
Pertanyaan itu telah menimbulkan kedukaanya Yo Cie Cong, maka ia lantas menjawab sambil
ketawa getir :
…Dia sudah meninggal dunia.”
…Apa sudah binasa ?”
…Ya.”
…Bagaimana cara ia meninggal ?”
…Dapat kecelakaan ditengah lautan. Dia telah terlekan ombak laut.” Jawab Yo Cie Cong dengan
nada suara sedih.
Dari sikap dan pembicaraanya Yo Cie Cong yang tampaknya sangat berduka, Tio Lee Tin dapat
menduga bahwa pemuda yang sikapnya kecut dingin ini tentunnya mempunyai hubungan yang
tidak biasa lagi dengang Sian-koan Kiauw.
Tio Lee Tin merasa sangat berduka atas kematiannya Siang-koan kiauw, sebab nona baju
merah itu pernah menolong dirinya ketika ia dfalam keadaan berbahaya sehingga senagai gadis ia
tetap tak terganggu.
Tetapi dilain pihak, suatu pikiran yang boleh dikatakan pikiran seorang yang rendah, telah
menggirangkan hatinya sebab dengan kematian nona baju merah itu ia lantas mendapatkan
pemuda idamannya dan juga kehilangan satu saingan yang berat.
Dengan demikian, sebetulnya sangat bertentangan dengan Liang siang sendiri disini dapat
dilihat bahwa soal asmara sebetulnya terlalu egostis mementingkan satu keuntungan diri sendiri
saja.
Tio Lee Tin setelah berpikirlama, tiba-tiba mengambil suatu keputusan ia mengetahui bahwa
kesempatan sebaiknya tudak dilepaskan begitu saja maka dengan tidak menghiraukan
kedudukannya sebagai seorang gadis suci lantas berkata dengan tidak malu-malu lagi :

...Kau rupanya jemu pada ku “


Yo Cie Cong ia segera mengerti perkataan apa yang di maksud dengan pertanyaan si nona
maka ia lantas menjawab dengan suara yang dingin :
Dalam kehidupan manusia, betemu ataupun berpisah seperti juga awan yang menggumpal
sebentar akan buyar. Diantara kita tak ada apa-apa yang dapat dikatakan jemu.”
Jawaban Yo Cie Cong membuat hati Tio Lee Tin semakin murung karena dengan tegas sudah
menggambarkan bagaimana perasan hati Yo Cie Cong .
Tio Lee Tin merasa terluka hatinya wajahnya mengakat keatas memandang kelangit
perasannya dirasakan kosong melompong.
Tiba-tiba ia teringat maksud kedatangannya kekota Kuil-Lim hendak menjumpai pemilik Golok
Maut dan maksud tujuannya ialah hendak menuntut balas dendam atas kematian ayahnya. Jika
pemilik Golok Maut muncul pada saat itu, bukankah itu berarti telah kehilangan kesempatan
baiknya ? maka setelah memandang Yo Cie Cong dengan perasaan gemas ia berkata :
...Diantara kita, biar bagaimana kain hari kita bikin perhitungan.’’
Sehabis mengucapkan perkataannya itu dengan cepat Tio Lee Tin lantas berlalu.
Yo Cie Cong mengawasi berlalunya sinona sambil geleng-gelengkan kepalanya lalu ia berkata
pada dirinya sendiri : “ya antara, kau dan aku harus membuat perhitungan sekali lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi perhitungan yang dimaksud Yo Cie Cong dan yang di maksud oleh Tio Lee Tin sangat
berlainan sifatnya.
Selanjutnya ia sendiri kembali kegedung Coa Ceng It.
Sekarang kita kembali lagi kepada, Tio Lee Tin oleh karena mengigat kematian ayahnya yang
sangat mengenaskan dengan ilmu larinya yang luar biasa sebentar saja oia sudah sampai di
gedung Coa Ceng It.
Pikiran untuk menuntut balas untuk ayahnya, untuk sementara itu telah membuat tawar
hatinya terhadap Yo Cie Cong .
Ketika ia sedang lari, di tengah jalan ia melihat sosok bayangan hitam yang ddengan pesat
lewat di sampingnya dan kemudian ia hilang di pandangannya.
Sebagai seorang yang mempunyai ilmu lari yang sangat tinggi ilmunya Tio Lee Tin masisangat
heran dengan kegesitannya orang itu dapoat di bayangkan betapa tinggi kepandainnya. Si nona
kagum sejak keluar dari perguruannya belum pernah ia menjumpai orang yang mempunyai ilmu
kepandaian lari yang sekarang dilihatnya.
...Apakah bayangan itu sipemilik Golok Maut pertanyaan itu timbul dalam hatinya pada saat itu,
oleh karena berpikir demikian larinya di percepat pula.
Tatkala ia sampai di gedung Coa Ceng It ketegangan meliputi setiap oaring di tempat. Gedung
itu meskipun terang benderang tetapi dirasakan begitu menyeramkan.
Golok maut yang tertancap diatas tiang karena tersorot oleh sinar lillin, kelihatan tambah
berkilau.
Coa Ceng it dengan tidak berhenti-hentinya terus mengawasi limapuluh lebih pioauwsunya yang
melindungi di sekitarnya dan semua orang-orang Kang ouw datang membantu melindungi tuan
rumahnya.
Meski di luarnya dia seolah-olah hendak mengadu jiwa dengan si pemilik Golok Maut tetapi di
dalam hatinya merasa ketakutan.
Suatu perasaan buruk telah menekan perasaannya.
Sebab menurut kabaryang di siarkan orang banyak kepandain yang di miliki Golok Maut susah
di ukur sampai di mana tingginya.
Meskipun didalamnya penuh dengan orang-orang yang gagah berilmu cukup tinggi dari
berbagai golongan tetapi ia sendiri merasa orang terkecil seorang diri, dalam hatinya selalu
berpikir : “mungkin aku takan lolos dari nasib yang mengenaskan yang akan menimpa diriku……..”
Malaikat maut seperti membayangi dirinya yang membuat tidak enak makan dan enak duduk
penderitaan batin yang sangat hebat yang dialami sekarang sebetulnya lebih celaka dari pada
mati.
Orang-orang dari persilatan itu turut datang berkumpul ia pun merasa cemas sekali,
ketegangan membuat orang susah bernapas.
Dari jauh telah terdengar kentongan lonceng berbunyi dua kali suatu tanda hari sudah pukul
dua tengah malam.
Sebantar lagi sudah sampai pukul tiga tetapi pemilik golok maut belum tampak jua dirinya.
Didalam ruangan dan di luar pekarangan semuanya kelihatan sunyi sepi. Ratusan mata yang
tidak henti-hetinya mengincar dan mencari bagai sinar bintang yang berkelik-kelik tidak terlihat
apa-apa saat di situ.
Pada saat-saat menegangkan terdengar suara tawa yang seram sekali…..
Suara tawa itu seolah –olah sebilah pedang yang tajam yang menikam ulu hati dan menusuk
telinga setiap pendengarnya.
Suara tawa itu telah memecahkan kesunyian malam itu.
Setiap wajah orang-orang yang mengaku dirinya sebagai orang-orang rimba persilatan tiba-tiba
berubah pucat, hati mereka berdebar-debar napas mereka seolah-olah berhenti.
Terutama Coa Ceng it sendiri, saat itu pucat keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya
sedangkan kelima puluh orang piauwsu telah menyiapkan senjata mereka masing-masing untuk
menantikan pemilik Golok maut.
Suara tawa yang dingin itu sebentar terputus . tetapi makin lama kedengarannya semakin
dekat saja.
Suasana tegang makin memuncak. Keseraman meliputi seluruh gedung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

...Coa Ceng it orang yang hendak menagih hutang kini telah dating ! demikian tiba-tiba
terdengar suara seperti orang bicara yang tidak kelihatan orangnya.
Suara itu tidak keras tapi nyaring menusuk telinga sehingga membuat semua orang yang
mendengar berdiri bulu kuduknya.
Selanjutnya disusul oleh munculnya seorang orang tua berambut putih dengan tangan yang
Cuma sebelah, seolah-oalh malikat yang turun dari langit orang tua aneh itu tiba-tiba sudah ada di
atas wuwungan rumah, sedangkan Golok Maut yang menancap kini sudah berada di tangannya.
...Kau….kau..kau..adalah …” berkata Coa Cong it dengan suara gemetar.
Semua orang-orang Kang ouw yang berada di tempat melongo seperti patung.
Lima puluh orang piauwsu yang diundang oleh Coa Ceng it saat itu tidak tahu harus berbuat
apa dengan mata melotot mengawasi orang aneh yang menyeramkan itu.
...Iblis,aku akan mengabisi nyawamu “saat itu sang nona tak tinggal diam begitu saja.”
Demikian terdengar teriakan nyaring kemudian di susul dengan melesatnya satu bayangan
yang kecil langsing.
Tapi sebelum Nona itu bertindak, di dalam ruangan terdengar suara jeritan ngeri kemudian satu
bayangan melesat berkelebat dari ruangan.
Bayangan kecil langsing lantas menyusul keluar.
Lima puluh piawsu tersadar dari kagetnya di hadapan mereka sudah tak terlihat bayangan si
pemilik Golok Maut diantara suara bentakan riuh merreka lantas keluar loncat untuk mengejar.
Ketika orang-orang berkerumun masuk kedalam ruangan.Coa Ceng it sudah tergeletak di tanah
dalam keadaan mengerikan.
Orang she Coa itu sudah binasa dalam keadaan kutung kedua lengan tangannya dan depan
dadanya terdapat satu lobang besar yang saast itu masih menyemburkan darah segar kematianya
itu sungguh sangat mengenaskan.
Pemimpin delapan belas piaw itu ternyata tidak bisa meloloskan diri dari tangan pemilik Golok
Maut. Ia merupakan orang ke delapan yang binasa oleh golok Maut.
Bagaimana sebetulnya Golok Maut itu mengambil jiwa korbannya ? meski terdapet begitu
banyak, orang-orang Kang ouw yang sudah banyak pengalaman tapi herannya tak seorang pun
dapat terlihat.
Ini sungguh sangat mengherankan tapi merupakan kenyataan suatu bukti yang kuat maka
keanehan tetap tinggal keanehan.
Orang yang mengeluarkan terikan dan kemudian kelihatan bayangannya yang kecil langsing
mengejar bayangan si pemilik Golok Maut adalah Tio Lee Tin karena ia agak terlambat sedetik,
pemilik Golok Maut sudah berhasil mengambil jiwa korbanya.
Tio Lee Tin dengan mata berlinang-linang dan hati panas telah mengejar pemilik Golok Maut
sampai jauh.
Ia adalah murid pemilik bendera burung laut, si orang berkedok berkain merah kepandaiannya
ilmu silat didalam kalangan Kang Ouw sudah merupakan orang yag terkuat. Tetapi meski demikian
nampaknya tidak berhasil menyandang pemilik Golok Maut.
Sebentar saja, kedua bayangan itu sudah menghilang ke luar kota.
Bayangan yang ada di depan terdengar suaranya yang dingin, larinya pun makin cepat hingga
kedua bayangan itu terpisah semakin jauh.
Tio Lee Tin terdengar seantero kepandaiannya, tapi masih tak berhasil membuat jarak pendek
dengan bayangan pemilik Golok Maut bahkan makin lama terpisah makin jauh, sekejap saja sudah
terpisah kira-kira lima puluh tumbak lebih.
Setan iblis kalau kau adalah laki-laki berhenti dulu saambutlah serangan aku ! “Nona itu berkata
dalam dongkolanya ia Cuma bisa berseru dengan suara keras.
Tapi bayangan itu seolah-olah tak dengar Tio Lee Tin sekejap saja sudah menghilang kedalam
rimba.
Tio Lee Tin terpaksa mengejar terus.
Rimba itu tak lama berselang pernah di gunakan sebagai tempat pertemuan dengan Yo Cie
Cong .
Tiba-tiba di suatu tempat dapat melihat berdirinya satu bayangan orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

...Iblis ! Serahkan jiwamu,’’ demikian Tio Lee Tin berseru dan dengan pedang terhunus ia
menerjang kearah bayangan itu.
Bayangan orang itu kelihatan berkelit kesamping dan kemudian membalas dengan serangan
tangan kosong.
‘Bluk !’ demikianlah terdengar suatu suara yang nyaring dan Tio Lee Tin beserta pedangnya
telah dibikin terpental oleh serangan yang dilancarkan oleh bayangan orang tadi.
Tatkala ia lompat bangun lagi dan selagi hendak menyerang orang tersebut, ia lantas menjadi
melongo.
...Ei. Kau ?’’
...Benar, Itu adalah aku. Mengapa nona menyerang aku ?’’
...Kenapa kau belum berlalu dari sini ?”
...Ngng”
Orang itu adalah Yo Cie Cong .
Bertepatan pada saat itu, terlihat satu bayangan yang dengan cara mengendap-ngendap masuk
kedalam rimba tanpa mengeluarkan suara.
Tio Lee Tin masih ingant betul kekuatan Yo Cie Cong masih jauh dibawah kekuatannya sendiri.
Tetepi mengapa tadi ketika turun tangan ia menyerang dirinya, ada yang mempunyai kekuatan
hebat ?diam-diam ia merasa bingung sendiri.
Ia masih belum mengetahui Yo Cie Cong tadi menggunakan beberapa banyak kekuatan dalam
serangannya tetapi ia dapat memastikan muangkin ia tidak mampu menangkis serangan tersebut.
Untuk sesaat lamanya pikirannya menjadi kalut sendiri. Apakah ia dulu hanya pura-pura saja,
tidak mau menunjukan kekuatan aslinya ? tetapi perlu apa ia menyembunyikan kekuatannya
sendiri ? dengan kekuatan seperti yang sudah di keluarkan tadi, ketika lukaku parah dengan
mudah ia dapat menyembuhkan lukaku dengan kekuatan tenaga dalamnya. Tetapi menmgapa ia
hanya mengurut jalan darah ku saja dan mengaku tak mempuyai kekuatan untuk menyembuhkan
lukaku saja. Mengapa ? pertanyaan-pertanyaan itu terus berdatangan di otakku. “si Nona itu
berkata dalam hatinya.”
Sebentar kemudian ia lantas mendekati Yo Cie Cong.
Barusan aku sudah menduga kau sebagai iblis jahat itu, kau lantas turun angan menyerangmu.
Untung kekuatanmu sangat hebat. Jika tidak bukan kah membuat aku menyesal untuk selama-
lamanya ?” demikian Tio Lee Tin berkata.
...Nona tadi aku kira aku ini siapa ?”
...Pemilik Golok Maut.”
...YO CIE CONG terperanjat, ia coba menegasi : ...pemilik Golok Maut ?”
...Benar apakah kau barusan melihat ada orang lain masuk kedalam rimba ini ?”
...Tidak”
Ini sengguh heran. Aku tadi sendiri melihat sendiri iblis itu masuk kedalam rimba ini. Apakah ….
...Mengapa nona hendak mengejarnya ?” ……
...Iblis jahat itu mempunyai permusuhan yang sangat dalam dengan aku maka aku takan
melepaskan begitu saja.”
...Permusuhan apa sebetulnya ?”
...Ayahku Tio Ek Chiu telah binasa ditangannya.”
...Oooo, tapi mungkin nona masih bukan tandinganmu.”
...Bagaimana kau tahu kalau aku bukan tandingannya ?”
...Menurut berita yang tersiar dikalangan Kang Ouw kepandaian pemilik Golok Maut itu sangat
tinggi dan sukar di jajaki .”
...Hmm ! kalau benda pusaka ku tak dirampas oleh siluman tengkorak, sekalipun sepuluh
pemilik Golok Maut juga pasti akukan binasakan.”
Yo Cie Cong hatinya tergerak ia tidak benda pusaka apa yang di ucapkan oleh Tio Lee Tin yang
katanya ada begitu hebat. Benda itu telah menarik perhatianaya si luman tengkorak yang telah
merampas dari tangan si nona, maka dapat di bayangkan betapa pentingnya benda itu dan
merupakan suatu benda pusaka yang tak ternilai harganya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bab 19

Hari itu ketika Si luan tengkorak Lui bok Thong merampas benda pusaka dari tangan si Nona Yo
Cie Cong juga menyaksikan sendiri. Tetapi sesudah kejadian tersebut kala itu ia masih belum
berani menanyakan kepada Tio Lee Tin tentang benda menarik perhatiannya itu.
Dan sekarang setelah si Nona menyebutkannya lagi benda yang dirampasnya itu perasaan ingin
tahu telah timbul dalam dirinya maka ia lalu menanya :
...Benda apakah yang Nona maksudkan dan banggakan itu ?”
...Aku beritahukan padamu juga taka pa, “jawab Si Nona.
...Benda itu namanya Ouw-bok pok-lok.”
Bukan kepalang kagetnya Yo Cie Cong mendengar sebutan Ouw-bok pok-lok. Hampir saja
mulutnya berseru tanpa di sadari.
Sebab benda yang di sebut oleh Tio Lee Tin adalah barang peninggalan suhunya yang telah
hilang juga merupakan peristiwa berdarah Kam-lo pang pada dua puluh tahun berselang.

Dilanjutkan oleh lovecan

PADA pesan terakhir dari suhunya, ia pernah menyuruh Yo Cie Cong mencari kembali barang
yang merupakan benda pusaka tersebut yang kini hanya ada sepotong saja pada dirinya.
Maksudnya ialah supaya bisa di gunakan untuk menuntut balas kepada musuh- musuhnya.
Sungguh ia tidak pernah menyangka bahwa hari ini secara kebetulan sekali ia telah dapat
mengetahui dimana adanya barang yang terhilang itu. Ia kini sudah dapat alamatnya, kepada
siapa harus ia meminta, potongan ouw bok Po lok lainnya, ialah pada Lui Bok Thong, seorang iblis
yang merupakan musuh besar dari suhunya.

Tetapi kemudian ia berpikir pula, ouw- bok po lok itu meskipun betul merupakan satu benda
yang amat mujijad, tetapi jika tidak mendapatkan keterangannya, orang lain juga tidak akan
mampu menggunakan inti sarinya yang termuat dalam potongan kayu itu.
Yo Cie Cong terbenam dalam lamunannya. Ia hampir lupa bahwa disisinya masih ada Tio Lee
Tin.
"Eh. Kau kenapa tidak bersuara?" Tio Lee Tin menegur, bersenyum manis.
"Aku... oh Aku sedang berpikir..." jawab Yo Cie Cong dengan agak gelagapan-
"Berpikir mengenai soal apa ?"
"Ouw bok po lok itu merupakan suatu benda sangat berharga, mengapa nona bawa-bawa
dibadanmu?"
"Sebab disitu ada kuncinya pelajaran ilmu silat yang dalam dan tinggi sekali. Ayah almarhum
telah menggunakan waktu hampir dua puluh tahun lamanya untuk mempelajarinya, tetapi masih
juga belum berhasil memecahkan isinya, maka aku pikir, hendak minta suhuku untuk memberi
pelajaran dari situ. Barangkali...."

"Suhumu ada seorang berkepandaian tinggi luar biasa, mungkin beliau dapat memahami makna
isinya."
"Tapi sekarang benda itu sudah terjatuh dalam tangannya si siluman tengkorak."
"Apa suhumu sudah tahu soal itu ?"
"Sudah, Malah beliau sudah mengirim dua belas orang utusannya untuk mencari siluman
tengkorak itu "
Yo Cie Cong terperanjat. Dalam hatinya diam-diam berpikir: "Aku harus berdaya untuk mencari
siluman tengkorak itu lebih dulu. Dan harus bisa mengambil kembali benda pusaka itu sebelum
didahului oleh orang-orang pemilik bendera burung laut.
saat itu meskipun dalam hatinya merasa tergoncang hebat, tetapi diluarnya masih tetap dingin
kecut. sedikitpun tidak terlihat perubahan apa-apa.
Jikalau Tio Lee Tin mengetahui siapa orangnya yang sedang berbicara dengannya pada saat ini,
barangkali sudah akan diajak bertempur mati-matian.
"Nona Tio, aku hendak pergi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kau mau pergi?"


"Ya."
"Hmmm .... Tidak begitu gampang."
"Apa maksud nona ?" tanya Yo Cie Cong dengan heran-
"Yo Cie Cong, apa benar-benar kau tidak mengerti ?"
"Aku tidak mengerti."
"Antara kita toch masih harus mengadakan perhitungan, bukan?"

Diwajahnya Yo Cie Cong yang dingin terlintas perasaan sangsi, ia menanya dengan heran :
"Diantara kita masih ada ganjalan apa lagi ?"
"Kalau kau masih berani berkukuh, aku akan membunuh kau terlebih dulu."
Tio Lee Tin kelihatannya sudah gusar benar-benar. Tangannya meraba gagang pedangnya,
kelihatannya jika Yo Cie Cong tidak mau menjelaskan sebab-sebabnya waktu itu Yo Cio Cong
meninggaikannya begitu saja, ia benar-benar akan segera turun tangan.

Jika hal itu terjadi pada sebulan berselang, sudah tentu Yo Cie Cong tidak mampu menandingi
sinona. Tetapi keadaan Yo Cie Cong sekarang sudah berlainan sekali. Dua kali keajaiban yang
menimpa dirinya telah membikin ia menjadi seorang yang sangat kuat sekali. Apalagi ia sudah
mendapat warisan pelajaran dan dua orang aneh luar biasa, yaitu si hweshio gila dan Pengail ling-
lung.
Jika Tio Lee Tin turun tangan benar-benar, pasti ia yang akan menderita kerugian.

Yo Cie Cong ketika mendengar perkataan sinona, hatinya juga merasa mendongkol maka ia
lantai menjawab sambil ketawa dingin :
"Tio Lee Tin coba kau sebutkan.Jika terbukti aku bersalah, aku Yo Cie Cong tidak nantinya akan
pungkiri kesalahanku sendiri, juga tidak perlu kau yang turun tangan terhadapku. Aku bisa
habiskan jiwaku sendiri dihadapanmu. Tetapi ingat, jikalau kau cuma mentiari-cari alasan melulu
atau mencari setori, hmmm "
"Bagaimana ?"
"Kau hendak membunuh aku barangkali tidak mungkin."
"Baik. sekarang aku tanya kau. Dengan kekuatan yang kau unjukkan tadi ketika kau menyerang
aku, ternyata kekuatan tenaga dalammu sudah cukup matang. Rasanya hal ini toch kau tidak bisa
pungkiri bukan ?"
"Sedikit kepandaian yang tidak berarti masih belum boleh dikatakan matang."
"Jika dengan kekuatan tenaga dalammu itu dipakai untuk menyembuhkan luka orang,
bukankah sudah lebih dari cukup?"
"Rasanya memang cukup,"
"Kalau begitu, hari itu ketika aku terluka parah karena terkena serangannya si siluman
tengkorak. mengapa kau tidak mau menggunakan kekuatan tenaga dalammu untuk
menyembuhkan lukaku, sebaliknya mengurut jalan darahku sehingga tanganmu meraba-raba
sekujur badanku?"

Yo Cie Cong sekarang baru mengerti apa sebabnya nona itu gusar. Dikala itu, memang ia
sendiri tidak mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan lukanya sinona. Kalau dia akhirnya
mendapatkan kepandaian dari kekuatan yang maha hebat itu, juga hanya terjadi pada hari-hari
belakangan ini saja. Tetapi ia masa bisa membantah ?
"Benar Apakah aku berbuat begitu itu ada salahnya?"
"Kau mengandung maksud tidak baik terhadapku "

Yo Cie Cong hampir saja meledak dadanya, ia yang dengan sejujur hatinya menolong jiwa
orang, sekarang sebaliknya telah didakwa mengandung maksud jahat, maka saat itu ia lantas
berkata dengan suara mengatakan ketidaksenangan hatinya. "Tio Lee Tin, kau mengerti aturan
atau tidak?"
"Mengapa kau kata aku yang tidak mengerti aturan ? Kau sendiri yang tidak tahu diri "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Apakah aku menolong kau itu ada salahnya ? Coba katakan "
"Kau tidak mengambil jalan yang dekat, malah sengaja menempuh jalan jauh. itu sudah
merupakan suatu bukti bahwa kau ada mengandung maksud tidak baik."
"Ha, ha, ha... Tio Lee Tin. Kalau aku Yo Cie Cong ada seorang yang semacam apa yang kau
maksudkan, ketika kau dalam keadaan pingsan tidak ingat diri, segala apa aku toch bisa lakukan
terhadapmu. Bukankah begitu? Coba saja kau pikir."

Tio Lee Tin lantas bungkam. Kalau tadi ia terus mendesak Yo Cie Cong, maksudnya ialah
supaya Yo Cie Cong mengerti kehendaknya, sebab seluruh badannya sudah di-raba2 oleh Yo Cie
Cong, maka ia sudah bermaksud hendak menyerahkan jiwa raganya pada anak muda tersebut.
Tetapi, dengan berbuat demikian, justru ia telah mendapatkan sebaliknya .Jangan kata Yo Cie
Cong saat itu hatinya sudah terbawa pergi oleh Siangkoan Kauw, sekalipun tidak begitu juga tidak
nantinya ia bisa menyintakan orang secara demikian.

Meskipun Tio Lee Tin mempunyai kecantikan seperti bidadari, tetapi masih juga tak mampu
menggerakkan hati Yo Cie Cong.
Sebab Yo Cie Cong sudah mengetahui siapa adanya nona itu, maka ia juga tidak dapat
mencintainya.
Kedua orang itu dengan pikiran sendiri-sendiri pada berdiri menjublek berhadapan dalam rimba
yang gelap itu.

Tio Lee Tin hatinya seperti diiris-iris rasanya. Ia tidak menduga kalau pemuda itu sedikit pun
tidak mempunyai perasaan terhadapnya.
Barang apa saja didunia ini. ..Cinta adalah yang paling makan hati. semakin susah orang
mendapatkannya, semakin bernapsu ia hendak mendapatkannya. seolah-olah barang yang tidak
mudah didapat itu adalah barang paling indah, paling berharga, yang sukar dimiliki.

Itulah sifat manusia, begitu pula keadaannya Tio Lee Tin pada saat itu.
Buat orang lemah, kalau ia bisa merusak dirinya sendiri. Tapi buat orang yang berhati keras,
berkemauan keras, jika tidak dapatkan barang yang diingini, ia juga tidak suka barang itu
didapatkan oleh orang lain, ia bisa merusak barang tersebut. Tio Lee Tin ada seorang yang
mempunyai sifat seperti orang yang tersebut belakangan.
"Nona Tio, aku hendak memberi sedikit nasehat padamu, aku harap kau dalam segala hal harus
pikir dulu masak-masak. Aku berani bersumpah bahwa aku ada berhati jujur terhadap diri nona,
sedikitpun tidak mempunyai pikiran jahat seperti apa yang nona kira." berkata Yo Cie Cong.

Sebetulnya hal ini Tio Lee Tin juga sudah tahu, cuma karena ia terlalu dalam cintanya kepada
Yo Cie Cong, maka ia terus menerus mendesak anak muda itu. Tapi siapa sangka pemuda itu
seolah-olah mengabaikan cintanya.
"Yo Cie Cong, aku tidak menanyakan padamu bagaimana maksud hatimu, aku cuma tanya kau
bagaimana hendak kau bereskan perhitungan antara kita berdua."
"Diantara kita tak ada apa-apa yang perlu harus diperhitungkan. Kau mau apa ?"
"Apa kau kira aku boleh kau permainkan sembarangan?".

Perkataan yang melantur itu, membuat Yo Cie Cong tidak bisa menahan kesabaran hatinya lagi,
maka ia lantas berkata dengan suara dingin: "Kau hendak berbuat apa?"
"Aku hendak bunuh mati kau "
"Dengan kepandaianmu sekarang ini masih belum bisa kau lakukan "
"Coba saja."
Sehabis berkata, dengan cepat Tio Lee Tin menghunus pedangnya, dalam waktu sekejapan
saja sudah melancarkan serangan sampai delapan kali.
Dengan gerak badannya yang sangat lincah, Yo Cie Cong terus berkelit untuk menghindarkan
serangan sinona. "Kau benar-benar hendak turun tangan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Memangnya aku main?" Tio Lee Tin mulutnya menjawab, tangannya tidak berhenti bergerak.
Kembali sudah meluncurkan beberapa kali serangan.

Yo Cie Cong tidak senang. Ia lantas ayun tangannya, hingga meluncur keluar kekuatan tenaga
dalamnya, meski itu cuma menggunakan tenaga lima bagian saja, tapi sudah cukup hebat.
Tio Lee Tin kenal baik sampai dimana hebatnya tenaga dalam Yo Cie Cong, pedang
ditangannya lantas diputar, untuk memunahkan kekuatan tenaga yang dilancarkan oleh anak
muda itu.
Yo Cie Cong agak terkejut, tahu-tahu sinar pedang sinona sudah mengurung dirinya lagi.

Kali ini ia sudah gusar benar-benar, maka lantas mengirim serangannya lagi.
Serangannya kali ini dibarengi dengan kekuatan Kan-goan Cin-Cao, hingga pedang Tio Lee Tin
lantas tersampok oleh sambaran angin serangannya.
Dalam kagetnya, Tio Lee Tin buru-buru tarik kembali serangannya dan lantas mundur teratur.
sekarang ia merasa heran atas kekuatan dan kepandaian anak muda ini, yang kelihatannya tidak
dibawahnya Lui Bok Thong, itu Siluman tengkorak yang merupakan lawan paling kuat sejak ia
muncul didunia Kangouw.

Justru karena demikian, sikapnya Tio Lee Tin kepada Yo Cie Cong jadi semakin tebal, tapi
disamping itu, rasa gemasnya juga semakin bertambah.
Perasaan cinta dan gemas yang timbul secara berbareng ini, sesungguhnya susah dimengerti.
Yo Cie Cong setelah berhasil menyerang mundur lawannya, tidak mendesak lebih lanjut karena
ia juga merasa mendongkol atas sikapnya sinona yang dianggapnya mencari setori tanpa sebab,
maka ia tidak bermaksud hendak melukai dirinya.
oleh karena meraba gusar dan malu, Tio Lee Tin lantas mengubah wajahnya, dengan suara
gemetar ia membentak :
"Yo Cie Cong aku akan adu-jiwa dengan kau "
Perkataannya itu lantas disusul dengan serangannya yang semakin hebat.
Untuk sesaat, Yo Cie Cong terdesak oleh serangan yang dilakukan secara kalap itu sehingga
mundur sampai tiga tindak. Anak muda itu diam-diam lantas berpikir,"jika tidak diberi sedikit rasa,
Tio Lee Tin tentunya tidak mau mengerti."

Setelah berpikir demikian, tangan kanannya lantas melancarkan serangan berat, hingga Tio Lee
Tin mundur lagi.
Yo Cie Cong geser maju kakinya, tangan kirinya ditujukan ketengah udara, dari situ lantas
meluncur angin hebat.
Serangan ini adalah ilmu Liu-in Hud-hiat yang ia dapat dari Phoa ngo-hweshio.
Betapapun tirggi kepandaiannya Tio Lee Tin, juga tidak berdaya menghadapi serangan
tersebut.

Jika serangan itu mengenakan sasarannya, Tio Lee Tin pasti akan jatuh roboh tanpa ampun
lagi.
Dalam saat-saat yang sangat berbahaya itu, mendadak terdengar suara yang muncul
dibelakang dirinya Yo Cie Cong: "Bocah tahan "
Yo Cie Cong segera tarik kembali serangannya sambil lompat ke samping.
Tatkala ia menengok, disuatu tempat terpisah kira-kira satu tombak jauhnya, ada kelihatan
berdiri satu orang.

Bukan kepalang kagetnya Yo Cie Cong, karena orang itu berada dibelakangnya dalam jarak
cuma satu tombak saja, ia masih tidak berasa sama sekali, maka kepandaiannya orang itu
sesungguhnya sangat luar biasa.
Ketika ia mengawasi dengan seksama, orang tersebut ternyata adalah si orang berkedok kain
merah.
Selagi Yo Cie Cong hendak menghampiri, mendadak terdengar suara: "Suhu "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan cepat Tio Lee Tin sudah lompat maju dan, berlutut dihadapannya orang berkedok itu.
"Tin-jie bangun " demikian orang berkedok itu berkata.
Yo Cie Cong cepat maju menghampiri, memberi hormat sambil berkata :
"Boanpwe Yo Cie Cong disini menghadap locianpwe, atas pertolongan locianpwe ditepi danau
Naga yang membuat boanpwe terhindar dari kematian, disini boanpwe mengucapkan banyak-
banyak terima kasih "
"Eh Bocah, kiranya adalah kau? Ha ha, Kau bisa terluput dari bencana kematian, di kemudian
hari pasti besar sekali rejekimu "

Tio Lee Tin lantas berbangkit, dengan mata masih merah, ia lantas berkata dengan lagaknya
yang sangat aleman: "suhu, dia dia menghina muridmu" orang berkedok itu lalu menjawab
dengan perlahan-lahan:
"Tinjie, suhumu ada mempunyai pendirian sendiri dalam soal asmara, kedua pihak harus
mendapat kecocokan dikedua belah pihak. sedikitpun tidak boleh ada sistem paksaan.
Kau ada seorang pintar, sudah tentu mengerti apa maksud perkataan suhumu ini."
Yo Cie Cong dalam hati diam-diam memuji orang berkedok itu, sebab uraiannya itu memang
tepat.

Sebaliknya hati Tio Lee Tin, nona ini merasa seolah-olah tidak digubris pengaduannya, maka
hatinya merasa sedih. sambil menekap mukanya ia menangis.
Ia juga mengerti bahwa asmara itu tidak boleh dipaksa, namun ia tidak tahan dengan godaan
hatinya.
orang berkedok itu menyaksikan keadaan muridnya, dengan perlahan menghela napas.
Suasana cukup mengharukan-
sejenak kemudian, orang berkedok itu tiba-tiba berkata : "Bocah. namamu Yo Cie Cong ?"
"Yah, boanpwe Yo Cie Cong."
"Siapa suhumu ?"
"Untuk sementara boanpwe merasa keberatan untuk memberitahukan, harap locianpwe suka
memberi maaf untuk itu."
"Ng"

Namun dalam hatinya orang berkedok itu diam-diam berpikir: "Heran, gerak tipu dan
kepandaian bocah ini sungguh aneh, dengan pengalamanku yang sudah demikian luas, ternyata
aku masih belum dapat mengenali ilmu silatnya itu berasal dari golongan mana. Lagi pula bocah
ini pada sebulan berselang kepandaiannya biasa saja, mengapa sekarang dengan mendadak
sudah berubah demikian hebat?"
Sepasang matanya yang tajam, menembusi dua lubang kecil dari kedoknya, terus menatap Yo
Cie Cong.
Yo Cie Cong yang diawasi secara demikian diam-diam merasa tidak enak.
"Bocah, sejak kau menelan mustikanya Gu-liong-kao ditepi danau Naga, apa kau mengalami
kejadian gaib lainnya lagi ? Kau boleh jawab asal kau suka, tapi kalau ada mempunyai kesulitan
tersendiri, kau boleh tak usah menjawab pertanyaanku ini " berkata orang berkedok itu.

Yo Cie Cong dengan tanpa ragu-ragu lantas menjawab:


"Yah, boanpwe pernah menemukan dan secara tidak terduga-duga sudah makan telurnya
burung rajawali raksasa "
"Bocah, kau benar-benar seorang yang mempunyai rezeki besar sekali, harap supaya kau bisa
baik-baik bawa diri"
"Terima kasih, locianpwe "
Tio Lee Tin ketika mendengar percakapan mereka, lantas pesut air matanya, kemudian
berpaling kepada suhunya. Dalam hatinya berpikir : "suhu dengan dia agaknya sudah kenal satu
sama lain"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Matanya orang berkedok itu dari wajahnya Yo Cie Cong lantas dialihkan kelangit yang gelap.
lama tidak berkata apa-apa, entah apa yang sedang dipikirkannya.
Diantara Tio Lee Tin dengan Yo Cie Cong karena sudah retak hubungannya, maka satu sama
lain tidak membuka suara.
Dimalam yang sunyi itu, suasananya nampak semakin mengharukan-
setelah hening sekian lama, orang berkedok itu tiba-tiba berkata pada Tio Lee Tin : "Tin-jie,
kau sudah bertemu dengan Pemilik Golok Maut atau belum ?"
"Muridmu sudah berjumpa dengannya, ternyata dia ada seorang tua berambut dan berjenggot
putih semua, sedang lengannya cuma tinggal sebelah Tapi kepandaian muridmu sangat terbatas,
maka tidak bisa berbuat apa-apa terhadapnya"
"Ng "

Yo Cie Cong diam-diam hatinya bergoncang hebat.


"Suhu, suhu lihat Pemilik Golok Maut itu apakah benar pangcu partai Kam lo-pang waktu dulu
itu ?" tanya Tio Lee Tin.
"Dewasa ini masih belum bisa dipastikan kebenarannya. Menurut kabar yang tersiar dalam
kalangan Kangouw, Yo Cin Hoan sendiri memang betul sudah binasa bersama-sama dengan
runtuhnya partai Kam lopang pada dua puluh tahun berselang ."
"Tapi dimalaman ketika ayah muridmu dibinasakan olehnya, pernah dengar sendri kalau orang
yang turun tangan membinasakan ayah itu ada menyebutkan dirinya sebagai pangcu dari Kam-
lopang, Apakah dalam hal ini ..."
"Orang dalam dunia Kangouw banyak sekali akalnya. sebelum keadaan yang sebenarnya
menjadi jelas, susah dipastikan " memotong sang suhu.

Dalam hatinya Yo Cie Cong saat itu berkobar pula rasa dendam sakit hatinya. Tapi diwajahnya
yang dingin kecut, masih tetap tidak menunjukkan perubahan apa-apa.
"suhu Tidak perduli Pemilik Golok Maut itu siapa orangnya, biarpun Tin-jie harus korbankan
jiwa, juga akan turun tangan untuk membinasakan padanya, untuk menuntut balas atas kematian
ayah "
"Tin-jie, menuntut balas sakit hati atas kematian orang tua memang sudah seharusnya, cuma
kepandaianmu maiih belum mampu menandingi Pemilik Golok Maut"
"Tapi muridmu tidak mau berhenti berusaha sebelum binasa "
Yo Cie Cong yang mendengarkan dari samping, diam-diam merasa bergidik,
"Tin-jie, buat sekarang soal yang penting adalah mencari kembali bendamu yang terhilang itu "
"Apakah suheng semuanya sudah berhasil menemukan jejak Siluman tengkorak itu ?"
"Belum ada yang pulang atau memberi laporan."

Yo Cie Cong setelah berpikir sejenak, lalu berkata kepada orang berkedok:
"Locianpwe, boanpwe masih ada sedikit urusan yang hendak dibereskan, sekarang boanpwe
minta permisi dulu "
Sebelum orang berkedok membuka mulut, tiba-tiba Tio Lee Tin berkata mendahului:
"Suhu, kau ada kata hendak membereskan persoalan muridmu "
"Tinjle, kenapa kau begini kukuh ?"
"Tapi diri muridmu yang masih suci sudah di..."
"Ha ha, Tinjie, dia toch bukan bermaksud hendak menghina kau, bukan ?"
"Suhu, badannya seorang gadis, bagaimana boleh diraba oleh sembarang orang?" Tio Lee Tin
lantas menangis sesenggukan-
"Anak tolol, masa satu perempuan Kang-ouw mempunyai pendirian begitu cupat? Dia toch
bermaksud baik, bukan?"
"Bermaksud baik ? Aku lihat dia ada mengandung maksud tidak baik "

Yo Cie Cong yang urungkan maksudnya hendak pergi ketika mendengar perkataan si nona
hatinya sangat mendongkol. Dengan mata beringas mengawasi gadis itu.
orang berkedok itu tiba-tiba berkata dengan suara bengis:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Tinjie, mengapa kau tidak mau dengar kata? Diam, ada orang datang "
Yo Cie Cong lalu pasang telinga, benar saja dari tempat tidak jauh terdengar suara sangat
perlahan jikalau bukan orang berkedok tadi tidak mengatakan, ia sendiri benar-benar tidak
mengetahui.
Terhadap kepandaian orang berkedok itu, diam-diam ia merasa kagum.

Tidak antara lama setelah orang berkedok itu tadi berkata, disitu sudah muncul empat orang.
Nampaknya mereka semuanya merupakan orang yang berkepandaian sangat tinggi.
Empat orang tersebut setelah tiba ditempat itu, lalu mengawasi dirinya ketiga orang yang ada
disitu. Tiba-tiba mereka berseru: "Eh " lalu mundur setengah tindak, dengan sorot mata heran
mengawasi si orang berkedok. .
Empat orang yang baru tiba tadi semua merupakan orang-orang tua yang usianya sudah lima
puluh tahunan.
Satu diantara mereka, yang bentuk badannya tinggi, lantas berkata sambil memberi hormat :
"Kami tidak tahu kalau pemimpin burung laut ada disini, harap maafkan atas kelancangan kami
ini. Kani berempat adalah orang-orangnya perkumpulan im-mo kauw yang mendapat perintah dari
kauwcu kami untuk mencari jejaknya Pemilik Golok Maut "

Yo Cie Cong terperanjat. Ia belum pernah mendengar didalam dunia Kang onw ada
perkumpulan yang namanya Im-mo kauw.
Tapi dilihat dari empat orang tua yang mengaku sebagai orang orangnya Im-mo- kauw ini yang
kepandaiannya sudah sedemikian tingginya, entah bagaimana kepandaian pemimpinnya ?
Barangkali merupakan satu iblis yang luar biasa .
Tio Lee Tin yang selalu ingat musuh ayahnya, ketika mendengar empat orang tua itu katanya
hendak mencari jejaknya Pemilik Golok Maut. "Apakah tuan-tuan berempat sudah dapat
menemukan jejaknya iblis itu?"
"Apa nona juga hendak mencari manusia yang sangat misterius itu ?" orang tua berbadan
tinggi itu balas menanya sambil ketawa menyeringai..
"Benar "

Orang tua tinggi itu setelah mengawasi tiga kawannya sejenak. lalu menyahut:
"Ada suatu hal yang kami ingin memberitahukan kepada nona, Pemilik Golok Maut itu bukannya
pangcu Kam-lopang sendiri, melainkan orang lain yang memegang peranan sebagai pangcu Kam
lo-pang "
Yo Cie Cong terkejut sekali ketika mendengar perkataan orang tua itu, diwajahnya yang cakap
saat itu lantas timbul napsu hendak melakukan pembunuhan, tapi hanya sebentar saja sudah
lenyap lagi. orang-orang yang ada disitu semua tidak satupun yang dapat melihat perubahan
sikapnya.

BAB 20

Ia tidak merasa heran akan keterangan orang tua itu, yang membuat ia gegetun mengapa
orang tua itu dapat mengetahui begitu jelas.
Didalam daftar nama musuh-musuh Kam lopang tidak terdapat namanya Im mo kauw, tetapi
heran keempat orang tua ini telah mengaku diperintahkan mencari jejaknya Pemilik Golok Maut.
Dalam hal ini ada terselip maksud apa sebetulnya, ia sendiri juga tidak mengetahuinya .
"Aku harus mencari tahu sampai kedasar-dasarnya mengenai dirinya orang-orang ini."
demikianlah Akhirnya Yo Cie Cong mengambil keputusan.

Sementara itu, Tio Lee Tin yang sama memperhatikan tentang Pemilik Golok Maut, lantas
menanya dengan suara cemas:
"Mengapa tuan dapat memastikan bahwa Pemilik Golok Maut itu bukannya pangcu Kam lo pang
sendiri ?"
oang tua berbadan tinggi itu menjawab sambil bersenyum:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Dalam hal ini nona tidak perlu tanya banyak-banyak, percaya sajalah bahwa aku tidak berkata
sembarangan-"

Tetapi Tio Lee Tin masih tetap bersangsi agaknya, menanya lagi:
"Pada malam itu, ketika ayahku Tio Ek Chiu dibinasakan olehnya, aku telah mendengar sendiri
bahwa orang yang melakukan pembunuhan itu mengaku sebagai pangcu dari Kam lo pang.
Apakah itu bohong?"
"Itu mungkin benar, tetapi tadi malam yang datang kekota Kui lim melakukan pembunuhan itu
bukanlah Pemilik Golok Maut yang muncul beberapa bulan berselang. Tentang ini sedikitpun tidak
bisa salah."

Tio Le Tin menjadi binguig sendiri Apakah iblis itu ada dua orang?
Mengenai soal itu, hanya Yo Cie Cong yang mengerti, sedangkan keempat orang tua dari Im
mo kauw itu sebetulnya juga hanya mengetahui sebagian saja.
orang berkedok kain merah yang sejak tadi berdiri mendengarkan pembicaraan mereka, sama
sekali tidak turut mengutarakan pendapat apa-apa.
orang tua berbadan tinggi besar itu lalu berkata kepada orang berkedok kain merah: "Maaf atas
kedatangan kami yang telah mengerecok ketenangan tuan-"

Setelah berkata begitu kemudian ia mengajak ketiga orang kawannya berlalu meninggalkan
tempat itu, sebentar saja mereka sudah menghilang dari depan mata. Tio Lee Tin tiba-tiba
menanya kepada suhunya :
"suhu, menurut pikiranmu, apa yang dikatakan oleh mereka tadi benar atau tidak?"
"Ini susah dibilang."
"Im-mo kauw muncul dikalangan Kang ouw adalah baru-baru ini saja. Mengenai keadaan
perkumpulan tersebut, aku sendiri juga tidak mengetahui dengan jelas. Belum lama berselang,
kematiannya duapuluh lima orang kuat dari golongan hitam maupun putih yang terdapat dijalan
raya antara su-cwan dengan sau see adalah perbuatan im mo-kauw. Tampaknya perkumpulan
iblis ini akan membawa malapetaka bagi dunia rimba persilatan..."
"Mengapa Im mo kau mencari jejaknya Pemilik Golok Maut ?"

Yo Cie Cong yang masih hendak membereskan persoalannya, tidak mau membuang tempo
cuma-cuma, maka setelah berpamitan sekali lagi pada orang berkedok kain merah itu ia lantas
berlalu.
Tio Lee Tin masih hendak merintangi perginya Yo Cie Cong, tetapi sudah dicegah oleh suhunya.
Sebentar kemudian Yo ci Cong sudah menghilang ditelan kegelapan-

Tio Lee Tin dengan perasaan mendongkol mengawasi berlalunya Yo Cie Cong. Dalam hatinya
saat itu timbul suatu perasaan yang sukar dilukiskan dengan kata-kata. Entah benci, entah cinta.
Ia sendiri tidak tahu.
sebagai seorang gadis remaja yang baru pertama kalinya jatuh cinta kepada seorang laki-laki
dan laki-laki itu ternyata tidak membalas cintanya, dapatlah dibayangkan betapa hancurnya hati
Tio Lee Tin-
Akhirnya ia hanya dapat mengomel sendiri: "Yo Cie Cong, kau mempunyai kepandaian berapa
tinggi ? Awas, pada suatu hari aku pasti akan membunuh kau." Air mata kelihatan mengalir
berlinang-linang dikedua pipinya.

Orang berkedok kain merah itu telah mengawasi murid kesayangannya itu sambil
menggelengkan kepala, kemudian berkata dengan suara lemah lembut: "Tinjie, bukankah kau
biasanya dengar perkataan suhumu ?."
Tio Lee Tin berpaling dan menganggukkan kepalanya.
"Dan sekarang, kau dengar perkataanku sekali lagi."
"Murid ingin mendengarkan-"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Dalam segala hal kita harus mengikuti aliran, dalam apa yang dinamakan jodoh atau takdir,
kita tidak boleh menuruti perasaan hati sendiri"

Kembali Tio Lee Tin anggukkan kepalanya, tetapi sebetulnya ia ingin menyatakan- Toh suhu
sendiri yang menjanjikan hendak membereskan soal ini ?
Tetapi perkataan ini tentu saja tidak berani dikeluarkannya dari mulutnya dan oleh karena
pikiran yang keliru inilah Akhirnya di kemudian hari akan membawa ekor yang mencelakakan
dirinya sendiri.

Orang berkedok kain merah itu dengan sepasang matanya yang tajam mengawasi wajah
muridnya seolah-olah hendak menembusi pikiran muridnya itu, kemudian terdengar ia menghela
napas perlahan dan berkata pula: "Tin-jie, mari kita pulang."
"Baiklah."
Dua bayangan orang kelihatan melesat bagaikan bintang jatuh dari langit, sebentar saja
menghilang ditelan kegelapan.

Sekarang mari kita balik kembali mengikuti perjalanan Yo Cie Cong.


setelah meninggalkan rimba tersebut, dengan cepat ia lari menuju kearah larinya empat orang
tua dari Im-mo kauw tadi.

Perkumpulan im-mo- kauw telah mengutus orang-orangnya untuk mencari jejaknya Pemilik
Golok Maut, bahkan mengatakan bahwa orang yang memegang peranan sebagai Pemilik Golok
Maut bukanlah pangcu dari Kam-lopang sendiri, hal ini perlu dicari tahu oleh Yo Cie Cong, sebab
besar sekali sangkut pautnya dengan dirinya sendiri
Apa yang membuat ia tidak habis mengerti ialah, perkumpulan yang muncul didunia Kang ouw
belum lama ini mengapa bisa mengetahui rahasianya Golok Maut ?
setelah berjalan kira-kira empat puluh lie jauhnya, diatasjalan raya Yo Cie Cong melihat empat
bayangan orang yang sedang berlarikan dengan perlahan, maka ia juga lantas kendorkan gerakan
kakinya.

Empat bayangan itu ternyata adalah empat orang tua yang sedang dikejarnya.
Yo Cie Tiong terus menguntit empat orang Im-mo- kauw itu, sedangkan keempat orang tua
tersebut sama sekali tidak merasa kalau di belakang mereka ada orang lain yang membuntuti,
bahkan mereka masih enak-enakan mengobrol kebarat ketimur. Terdengar salah seorang dari
mereka itu tiba-tiba menanya:
"Dari mana saudara Gouw tahu kalau Pemilik Golok Maut itu bukannya pangcu dari Kam-lo-
pang sendiri ?"

Yo Cie Cong bercekat hatinya, ia memasang kuping baik-baik, orang tua yang bertubuh tinggi
itu lantas menjawab:
"Ha, ha... Kauwcu setelah mendapat tahu Golok Maut itu muncul dikota Kui-lim terus
mengadakan rapat kilat antara para Thian cu dan Tongcu. Aku mendapat dengar itu secara tidak
sengaja."
"Mengapa saudara Gouw memberitahukan hal ini kepada nona baju hitam tadi ?Jikalau hal ini
diketahui oleh saudara-saudara kita lainnya yang diperintahkan oleh tongcu bagian penyelidik,
bukankah kau nanti akan dituduh membocorkan rahasia perkumpulan ? Hukumannya rasanya
sangat berat bagimu."
orang tua she Gouw itu hanya menyahut "Hmmm" dan lantas tidak mengatakan apa-apa lagi.
Barangkali ia juga telah dibikin takut oleh perkataan kawannya barusan, sebab dalam peraturan
Im-mo kauw, hal ini membocorkan rahasia perkumpulan itu hukumannya sangat keras sekali, dan
ia mengerti itu.

Setelah hening sekian lamanya, seorang tua lainnya berkata pula :


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Sayang kita telah datang terlambat setindak saja, sehingga kita tidak bisa melihat sendiri
wajahnya pemilik Golok Maut ini jika kita bisa melihatnya, maka mudahlah kita untuk mencari
jejaknya."

Orang tua she Gouw lantas berkata: "Menurut kata orang-orang Kang ouw yang menyaksikan
pembunuhan atas dirinya Coa Ceng It, pemilik Golok Maut itu adalah seorang tua yang berambut
dan berjenggot putih semua, sedangkan tangannya juga cuma tinggal sebelah saja. Tetapi biarpun
begitu, kepandaian ilmu silatnya sukar dijajaki. Untung juga kita hanya mendapat perintah untuk
menyerepi jejaknya saja. Perduli apa tentang dirinya lihay atau tidak."

Diseberang jalan sebelah sana kini kelihatan sebuah rimba yang lebat.
Yo Cie Cong diam-diam ketawa geli. Ia lalu menggerakkan badannya, mengambil jalan
menyimpang melewati keempat orang tua itu, dan menghilang kedalam rimba.
Keempat orang tua itu disepanjang jalan masih asyik mengobrol, kala itu juga sudah sampai
didepan rimba.

Mendadak mereka melihat satu bayangan orang muncul dari dalam rimba. Dengan tak berkata
apa-apa bayangan orang itu sudah menghadang, perjalanan keempat orang tua tersebut.
Mereka lalu menghentikan tindakan kakinya. Ketika mereka mengawasi siapa yang
menghadang, semangat mereka lantas dirasakan terbang

Sebab orang yang menghadang dijalanan ini ternyata rambut dan jenggotnya sudah putih
semuanya, sedangkan lengannya juga hanya tinggal sebelah, sepasang matanya pada malam
yang gelap gulita itu kelihatan mencorong seperti dua bintang. Bentuk orang tua ini mirip sekali
dengan apa yang dinamakan pemilik Golok Maut
Dalam perkumpulan Im-mo-kauw, empat orang tua itu juga terhitung orang kuat nomor satu.
setelah merasa terkejut, masing-masing lalu bersiap sedia untuk menghadapi segala
kemungkinan, orang tua she Gouw bisa mengatasi suasana, lantas berkata: "Apa maksud tuan
menghadang jalan maju kami ?"

"Eh, bukankah kalian sedang mencari aku? Agar supaya kalian tidak mencari terlalu jauh, aku
datang sendiri menemui kalian" demikian jawab si orang tua berambut putih dan berlengan satu
itu sambil ketawa dingin. suaranya begitu menyeramkan, sehingga menimbulkan perasaan tidak
enak bagi siapa saja yang mendengarnya.
Keempat orang tua itu kelihatan pada bergemetaran sekujur badannya, dalam hati mereka
masing-masing berpikir: "Heran, mengapa dia bisa mengeluarkan perkataan begitu? Apakah benar
dia adalah..."

Orang tua berambut putih berlengan satu lalu berkata pula: "Eh, tuan-tuan berempat bukankah
hendak mencari aku si orang tua ?" si orang she Gouw dengan hati berdebaran keras coba
menyahuti : "Dari mana tuan dapat tahu ini ?"
"Bukankah barusan kau pernah mengatakannya sendiri? Kau kira aku si orang tua ini siapa ?"
Bukan main kagetnya si orang she Gouw, ia mundur satu tindak dan berkata pula dengan suara
gemetaran-
"Coba sebutkan nama tuan yang mulia."
"Aku si orang tua adalah orangnya yang sedang kalian cari-cari itu "
"Adakah tuan pemilik Golok Maut ?"
"Sedikitpun tidak salah "

Keempat orang tua itu badannya lantai menggigil semakin hebat.


orang tua she Gouw itu merupakan kepala rombongan dari keempat orang tersebut. Kala itu
dalam hatinya lantas timbul pikiran :
"Kita berempat hanya merupakan salah satu rombongan yang mendapat tugas mencari
jejaknya pemilik Golok Maut ini, rombongan lainnya sekarang masih belum kelihatan, sedangkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kita berempat sudah tentu tidak mampu menandingi iblis tua ini. Kalau kita paksa menempurnya,
salah-salah kita berempat bisa mati secara konyol. Lebih baik kita laguin dia saja, kemudian kita
berusaha lagi menghubungi rombongan lainnya."
Setelah berpikir demikian, ia lantas tertawa dan maju dua tindak serta berkata sembari membeli
hormat:
"Tidak nyana cianpwe adalah pemilik Golok Maut yang namanya sangat terkenal itu. Kami
berempat oleh karena tidak tahu, maka telah berlaku kurang hormat, harap cianpwe suka
memberi maaf sebesar-besarnya."

Tiga orang tua yang lainnya segera mengerti maksud pemimpinnya itu, maka semuanya lantas
memberi hormat dengan serentak.
orang tua berambut putih berlengan satu yang mengaku sebagai pemilik Golok Maut itu lalu
berkata:
"Kalian tak usah takut. Aku si orang tua belum perlu mengambil jiwa kalian- Tetapi kalian harus
dengan sejujurnya menjawab setiap pertanyaanku, baru aku nanti membiarkan kalian melanjutkan
perjalanan kalian jikalau tidak... hmm "
Matanya yang tajam mengawasi si orang she Gouw yang menjadi pemimpin dari tiga orang itu.
"Cianpwe ingin menanyakan apa ?" tanya orang itu, sambil tundukkan kepala. "Asal aku yang
rendah tahu, sudah tentu aku akan menjawab dengan sejujurnya."
"Hmmm- Kau sungguh jujur. soal ini mudah sekali, justru adalah kau sendiri yang mengatakan
tadi."
"Aku mengatakan apa ?"
"Siapa yang memberitahukan kalian berempat mencari jejak diriku ? Dan apa maksudmu ?
Berdasar atas apa kau dapat memastikan kalau aku si orang tua bukan pangcu dari Kam-lo-pang
sendiri ?"

Orang she Gouw itu kaget bukan main- Ia tidak pernah membayangkan, karena ingin
membanggakan diri, telah mengucapkan perkataan yang sombong dan Akhirnya malah membuat
ia sendiri terlibat dalam kesukaran hebat.
Rupanya orang tua yang menakutkan yang berdiri dihadapan ini, mungkin sudah sejak tadi
mengintai dibelakangnya, sebab jika tidak demikian, mana bisa ia mengetahui begitu jelas ? Empat
orang tua itu, yang mendapat perintah untuk mencari orang, sebaliknya sudah diketahui segala
tindak tanduknya oleh orang yang bersangkutan, ini benar-benar membuat mereka tidak enak
sendiri.
Untuk sesaat lamanya orang tua she Gouw diam membisu, tidak menjawab. sebab pemilik
Golok Maut itu sudah mengatakan dengan cukup jelas, maka jika ia ingin memungkirinya
sekarang, sudah tentu tidak bisa lagi.

Pemilik Golok Maut kelihatan badannya bergerak, lalu berkata dengan suaranya yang
menyeramkan :
"Malam ini, jikalau kau tidak menjelaskan persoalannya kepadaku, kalian berempat jangan pikir
bisa berlalu dari sini dalam keadaan masih bernyawa. HuH, huh sungguh tidak kusangka
perkumpulan im-mo- kauw yang namanya begitu terkenal ternyata mempunyai orang-orang yang
seperti gentong2 nasi begini." Ucapan itu mengandung ejekan yang sangat tajam.

Keempat orang tua itu seketika pada berubah wajahnya, tetapi karena merasa takut oleh
pengaruhnya Golok Maut, terpaksa mereka menahan perasaan gusarnya.
"Kau sebetulnya mau jawab pertanyaanku atau tidak?" tanya pula pemilik Golok Maut.
"Soal ini ada diluar batas kemampuan kami maka sangat menyesal kami tidak dapat
menjawabnya." demikian seorang tua she Gouw menjawab.
"Huhh.. huh... . Kau tidak mau jawab pertanyaanku ?jangan sesalkan kalau aku si orang tua
turun tangan terlalu kejam. Sekarang aku hendak menghitung angka2 bilangan dari satu sampai
sepuluh, kalau belum mendapat jawaban yang memuaskan, terpaksa aku nanti kirim kalian satu
persatu menghadap pada Giam lo-ong "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

orang tua yang mengaku dirinya sebagai pemilik Golok Maut lantas mulai menghitung. "satu ..."

Empat orang tua dari Im mo-kauw itu biasanya pada menganggap diri sendiri sebagai orang2
kuat dan sekarang telah dipermainkan oleh orang tua yang mengaku dirinya sebagai pemilik Golok
Maut, sudah dengan sendirinya tidak enak sekali perasaan mereka. Untuk sekian saat lamanya
mereka hanya berdiri dengan saling pandang, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan-
"Dua "
"Tiga " suara si pemilik Golok Maut masih terdengar terus menghitung angka-angkanya.
suasana semakin tegang.
" Empat "

Setiap kali menyebutkan angka bilangannya, terasa oleh keempat orang im mo-kauw itu
seolah2 ada palu besar mengetuk hati mereka.
Jikalau angka-angka itu telah dihitung sampai sepuluh dan pemilik Golok Maut masih tidak
mendapat jawaban yang memuaskan, dengan tidak dapat disangsikan pula tentu Golok Maut akan
keluar dari serangkanya, akan habislah jiwanya keempat orang utusan im-mo kauw ini.
"Lima"

Angka bilangan masih disebut terus. Bilangan ini baru keluar dari mulutnya pemilik Golok Maut,
si orang tua she Gouw yang agaknya telah timbul pikiran gelap. dengan tidak di-sangka2 lalu
turun tangan menyerang sipemilik Golok Maut.
Tiga orang tua yang lainnya juga lantas bergerak dengan serentak, masing2 melancarkan
serangan hebat.

Keempat orang tua itu mempunyai kepandaian cukup tinggi, hanya karena pengaruh dari Golok
Maut maka sejak tadi mereka mara perlihatkan sikap penakut. Tetapi kali ini karena sudah berlaku
nekad, maka serangan yang dilancarkan oleh mereka dengan hampir berbareng pula, tentu saja
kekuatannya sangat dahsyat.
"Kalian cari mampus" pemilik Golok Maut membentak. lalu memutar tangannya yang tinggal
sebelah itu, dari mana lantas meluncur satu kekuatan tenaga yang maha hebat menyambuti
keempat orang tersebut. setelah kekuatan tenaga dari kedua pihak saling beradu, tanah dan pasir
pada beterbangan, kekuatan tenaga itu menimbulkan angin yang hebat,.

Pemilik Golok Maut melanjutkan hitungannya, seolah-olah tidak pernah ada kejadian apa2
barusan.
Orang tua she Gouw lalu memberi isyarat dengan matanya kepada tiga kawannya.
Tiga orang tua itu lalu maju berbareng dan terus menerjang Pemilik Golok Maut dengan
caranya seperti orang kalap.

BAB 21

PEMILIK GOLOK MAUT kakinya tidak bergeming sedikitpun, hanya badannya yang tampak
bergerak2. Dengan caranya yang sedap dipandang mata ia telah mengelakkan setiap serangan
yang ditujukan kearah dirinya oleh keempat orang tua tadi, kemudian dari tangannya yang hanya
tinggal sebelah lagi itu saja, keluarlah angin serangan dengan menggunakan tujuh bagian dari
seluruh kekuatannya secara tiba2.

Suara jeritan terdengar saling sahut memecahkan suasana kesunyian malam ditempat yang
gelap gulita dan dari mulutnya ketiga orang tua tadi menyemburkan darah segar, badan mereka
juga terpental sejauh tiga tombak lebih dan lantas tidak bisa bangun lagi untuk selamanya.

Bertepatan pada saat rubuhnya tiga orang, diangkasa yang gelap terlihat meluncurnya sinar
merah yang agaknya menembusi langit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ternyata, selagi tiga orang kawannya bertempur melayani pemilik Golok Maut, orang tua she
Gouw itu telah menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya, meluncurkan api pertandaan
dari perkumpulan im- mo-kauw yang dilepaskannya karena merasa keadaan sangat
membahayakan bagi dirinya.

Pertandaan Im-mo kauw yang berupa panah api itu ada tiga macam, yang masing-masing
berwarna biru, putih dan merah.
Warna biru sebagai tanda minta bantuan biasa, warna putih sebagai tanda berkumpul secara
kilat dan yang merah warnanya sebagai tanda minta bantuan yang sangat mendesak.

Api pertandaan warna merah itu jikalau tidak menjumpai kejadian penting atau jikalau tidak
menemukan bencana besar sekali2 tidak boleh dilepaskan, sebab dengan dilepasnya api
pertandaan warna merah itu, seperti juga Kauwcu (kepala agama) sendiri yang sedang
mengeluarkan perintah .
orang2 im-mo kauw yang dapat melihat api pertandaan itu disekitar tempat dilepasnya api
pertandaan itu, tidak perduli sedang melakukan pekerjaan apa juga, harus segera menuju
ketempat tersebut untuk memberi bantuan kepada sipelepas tanda.

Pemilik Golok Maut dengan acuh tak acuh mengawasi tanda api permintaan bantuan itu,
sementara mulutnya sudah mengucapkan angka "sembilan"
si orang she Gouw setelah mengetahui bahwa dirinya sendiri tidak akan terhindar dari
kematian, dengan tidak menantikan sampai angka "sepuluh" keluar dari mulutnya pemilik Golok
Maut, badannya sudah lantas melesat tinggi keatas, dengan suara gusar ia lantas membentak :
"Meskipun aku binasa dalam tanganmu, tapi malam ini kau juga tidak akan bisa meninggalkan
tempat ini"
Setelah mengucapkan perkataan yang paling belakang isi, orangnya lantas menerjang pada
pemilik Golok Maut.

Pemilik Golok Maut yang mulutnya sudah mengucapkan angka "sepuluh", dari tangannya yang
cuma tinggal sebelah itu lantas keluar satu serangan yang maha hebat.
Dengan demikian, sebelum orang tua itu mengeluarkan serangannya, angin serangan yang
keluar dari tangan pemilik Golok Maut dirasakan sudah menindih dadanya sangat hebat.
Baru saja ia hendak berseru "celaka " sekujar badannya sudah dirasakan seperti tersambar,
geledek.
Suara jeritan cuma keluar separuh saja dari mulutnya, darah segar sudah menyembur keluar
dan isi perutnya hancur, jiwanya me layang seketika itu- juga.

"Tuan sungguh kejam " demikian satu suara terdengar keluar dari tempat sejauh kira2 tiga
tombak dari tempat berdirinya pemilik Golok Maut. .
Pemilik Golok Maut terkejut. Ia menoleh kearah datangnya suara tadi, disana terlihat, berdirinya
sesosok tubuh orang dengan sikapnya yang tenang luar biasa.
Kejadian serupa itu sesungguhnya baru kali inilah dihadapi oleh pemilik Golok Maut, juga
merupakan kejadian yang janggal.

Pemilik Golok Maut yang mempunyai kepandaian yang susah dijajaki tingginya ternyata masih
belum mengetahui kalau didekatnya, bahkan hanya tiga tombak saja dari tempat berdirinya, ada
orang menyaksikan segala sepak terjangnya dengan bebas.
Orang itu dengan tenang berjalan menghampiri pemilik Golok Maut sampai kira2 satu tombak.
sehingga kedua orang itu hanya terpisah kira-kira dua tombak lagi saja.

Pemilik Golok Maut itu setelah dapat melihat dengan tegas wajahnya orang yang datang
menghampiri adalah orang berkedok kain merah, yang ditakuti oleh setiap orang rimba persilatan,
bukan alang kepalang rasa terkejutnya, sampai badannya kelihatan agak bergetar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat itu, dari sana sini mendadak terdengar suara gaduh yang amat ramai. Suara itu ada
yang bernada rendah dan ada pula yang bernada tinggi melengking.
Dari riuhnya suara-suara itu, dapatlah diperkirakan berapa banyaknya orang-orang yang bakal
datang ketempat itu, yang tentunya tidak sedikit, bahkan juga dapat diduga lebih dahulu
kedatangan orang- itu tentunya dari perbagai penjuru.

Setelah mengawasi wajahnya pemilik Golok Maut sejenak orang berkedok kain merah itu tiba-
tiba berkata :
"Tuan harus berhati2 dalam menghadapi mereka. Selamat berpisah dan sampai ketemu dilain
waktu."
Sehabis berkata begitu, sekali bergerak orangnya sudah menghilang.
Perkataan orang berkedok kain merah itu entah sebagai tanda perhatiannya terhadap pemilik
Golok Maut ataukah masih mengandung maksud lain yang tersembunyi sekarang masih belum
dapat dipastikan-

Pemilik Golok Maut itu kembali merasa terheran, lama ia membisu.


Bertepatan pada saat menghilangnya orang berkedok kain merah, tiga sosok bayangan seolah-
olah meluncur bintang dari langit terus turun ketempat didekat berdirinya pemilik Golok Maut.
Tiga sosok bayangan yang baru muncul itu ternyata adalah dua orang tua dan seorang anak
muda yang mengenakan pakaian anak sekolahan-
Sesampainya mereka ditempat itu, ketiganya lantas mengeluarkan suara terheran-heran.

Kedua orang tua itu usianya sudah lima puluh tahun lebih, wajahnya tirus, hidungnya
bengkung. Kalau bukan karena badan mereka yang seorang tinggi dan yang lainnya pendek,
tentunya sukar bagi orang lain membedakan wajah yang mirip satu dengan lainnya seperti pinang
dibelah dua itu. Yang seorang lagi, seorang anak muda yang mengenakan pakaian seperti anak
sekolah usianya baru kira2 tiga puluh tahun- Bajunya panjang, kepalanya mengenakan kopiah
yang sering terlihat dipakai oleh anak2 sekolah pada umumnya, dipinggangnya sebilah agak ke
belakang terlihat sebutir mutiara warna merah sebesar mata naga, perhiasan macam itu tampak
sangat menyolok mata.

Ketiga orang itu setelah mengawasi empat bangkai manusia yang menggeletak ditanah
sekitarnya, matanya lalu dialihkan kewajah pemilik Golok Maut. setelah mengawasi dengan
seksama, wajah mereka tampak berubah seketika.
Pemilik Golok Maut masih tetap membisu dan tidak bergerak. Dengan sorot matanya yang
tajam dingin ia mengawasi tiga orang itu bergantian.
Pada saat2 lain, dengan beruntun ditempat itu kembali muncul sepuluh lebih sosok bayangan
orang.

Mereka semua merupakan orang-orang lelaki, badannya tegap, dandanan mereka semua
ringkas seragam.
Setelah mereka berdiri tegak. semuanya lantas membungkukkan badan membeli hormat pada
tiga orang yang muncul lebih dulu disitu, kemudian memencarkan diri pula dan berdiri dibelakang
ketiga orang tersebut.
Laki yang berdandan sebagai anak sekolahan tadi maju tiga tindak sambil kerutkan alisnya dan
sambil menunjuk ke arah bangkai manusia ditanah ia menandakan kepada pemilik Golok Maut:
"Apakah ini semua adalah akibat perbuatan tuan?"
"Ng"
"Apakah nama tuan yang mulia ?"
"Pemilik Golok Maut."
Jawaban yang singkat itu telah membuat kagetnya setiap orang yang berdiri di tempat itu.

Si pemuda pelajar setelah merasa kaget sejenak lantas ketawa terbahak-bahak, kemudian
berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Selamat berjumpa. selamat berjumpa. Aku yang rendah adalah Tiancu bagian hukum dari Im-
mo kauw. Namaku Kong jie yang mendapat gelar Pedang berdarah diluaran."
setelah memperkenalkan dirinya, ia menunjuk kearah dua orang tua dibelakangnya, mula2 ia
menunjuk orang tua yang badannya tinggi: "saudara ini adalah Tongcu bagian penyelidik.
Namanya Lo Cu Tan yang mempunyai gelar Garuda mas sayap besi, dan saudara itu..." ia
menunjuk orang tua pendek badannya, "adalah Tongcu bagian pelindung Namanya Kong-sun Pa
yang bergelar iblis terbang."

Pemilik Golok Maut hanya keluarkan suara dihidung, sama sekali ia tidak menunjukkan reaksi
apa-apa terhadap perkataan orang.
Pemuda pelajar yang menyebut dirinya Kong Jie kembali berkata sambil ketawa:
"Kami sekalian telah mendapat perintah dari Kauwcu untuk menyambut kedatangan tuan ke
perkumpulan kami."
"Lohu belum pernah bertemu muka dengan Kauwcu kalian. Apa maksudnya perlakuan
semacam ini ?" menanya pemilik Golok Maut dengan suaranya yang dingin.
"Hanya tertarik oleh kepandaian tuan yang sangat tinggi, lain tidak."
"Hmmm. Ucapanmu kedengarannya sangat menarik. sayang tindakanmu terlalu kasar."
"Aku yang rendah bicara dari hal sebenarnya, juga dengan sejujurnya. Tidak mengerti apa yang
tuan maksudkan dengan tindakan besar itu ?"
"Bolehkah tuan beritahukan dulu nama besar kauwcumu itu ?"
"Ng. Tentang itu tuan nanti pasti akan mengetahuinya sendiri."
"Lohu tidak mempunyai kegembiraan macam itu."
"Tapi kami ada membawa perintah kauwcu, yang harus mengundang tuan untuk datang
keperkumpulan kami "
"Dengan hanya mengandal kekuatan beberapa gelintir manusia seperti kalian ini, apa kalian
kira dapat memaksa aku si orang tua menurut kehendak kalian ?"

Kong-sun Pa yang sejak tadi berdiri disamping tidak turut bicara, lantas nyeletuk sambil
pendengaran suara ketawanya yang aneh:
"Kong Tiancu, kalau terhadap seorang tetamu yang menyaru nama orang lain saja kita masih
tidak mampu mengundang, bukankah itu ada merupakan satu lelucon besar, yang akan membuat
tertawaan para saudara didunia Kang-ouw ?"
Pemilik Golok Maut tergerak hatinya, selagi hendak membuka mulut sudah didahului oleh
tongcu bagian penyelidik, Lo Cu Tan-"Aku tak percaya ada keganjilan semacam ini " katanya.
"Tidak percaya boleh coba, empat orang yang menggeletak ditanah itu adalah contohnya " kata
pemilik Golok Maut tenang.
Begitu keluar jawaban si pemilik Golok Maut itu, sepuluh orang lebih yang berada di situ
dengan serentak perdengarkan suara gempar, agaknya sudah marah benar. Suasana dengan
cepat berubah menjadi tegang. Tiancu bagian hukum, Kong Jie, lantas berkata sambil ketawa
dingin "Sebaiknya tuan pikir masak-masak dulu kalau tidak..."
"Kalau tidak. bagaimana ?"
"Heh, heh Barangkali ada sedikit kurang enak akibatnya ".

Pemilik Golok Maut agaknya juga sudah mulai gusar, sepasang matanya memancarkan sinar
aneh, berkata dengan suara keras. "Lohu sebaliknya tidak takut segala akibatnya "
"Benarkah tuan tidak mau jalan bersama-sama dengan kami ?"
"Jangan kata mau atau tidak mau, lohu memang tidak suka pergi Kalian mau apa?"
"Barang kali tuan tidak dapat menuruti kehendak hati tuan sendiri "
"Omong kosong"
"Kalau begitu terpaksa kami sekalian berlaku tidak patut terhadap tuan "
Baru selesai ucapan mereka, dengan cepat sudah melancarkan serangan pedang secara
beruntun sampai tiga kali.
Gerakan itu dilakukan cepat luar biasa, serangannya juga aneh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pemilik Golok Maut agak terkejut, dengan gesit egoskan dirinya, menghindarkan tiga serangan
gedang itu. Lalu membalas menyerang dengan tangan kosong. serangan itu ia gunakan dengan
kekuatan tujuh bagian, tapi sudah cukup hebat dan sangat menakutkan.
Si Pedang berdarah Kong Jie miringkan badannya, kaki kirinya digeser kebalakang dan pedang
ditangannya diputar secara aneh sekali, hingga kekuatan serangan pemilik Golok Maut yang
sangat dahsyat itu telah dibikin punah. setelah itu, kembali secara cepat luar biasa ia melancarkan
enam kali serangan-
Pemilik Golok Maut yang mendapat kenyataan bahwa pemuda pelajar ini ternyata bisa
memunahkan kekuatan sampai tujuh bagian, diam juga merasa terkejut. sedang pedang panjang
lawannya saat itu sudah melakukan serangannya secara bertubi2 sinar pedangnya seolah-olah
meluncur dari pelbagai penjuru dan mengarah sekitar jalan darah bagian tubuhnya.

Dalam gusarnya, ia putar tangannya yang cuma tinggal satu kemudian mendorong dengan
menggunakan kekuatan tenaga dalam sepuluh bagian penuh, untuk menyambuti serangan pedang
lawan.
Kong Jie hanya merasakan kekuatan tenaga dalam lawan yang hebat. sambaran anginnya
begitu aneh, merupakan suatu kekuatan yang belum pernah ia saksikan. Pedang ditangannya
sampai tidak berdaya bergerak. Dalam kagetnya, ia buru-buru lompat mundur sampai delapan
kaki jauhnya.
Untung ia sangat cerdik dan keburu menyingkir, kalau tidak begitu pasti ia sudah terluka
badannya oleh karena serangan tersebut.

Berbareng pada saat Kong Jie lompat menyingkir, dan pemilik Golok Maut belum menarik lagi
serangannya, tiba2 dua kekuatan yang hebat telan menggempur kepala pemilik Golok Maut dari
kanan dan kiri.
Ternyata Lo Cu Tan dan Kong sun Pa telah berlaku licik dan hendak menarik keuntungan selagi
pihak lawannya lemah karena harus menghadapi lawannya, dengan cepat sudah lompat melesat
tinggi keatas, seolah dua ekor burung garuda, mereka menggempur dari kanan dan kiri.

Mereka berdua merupakan ahli-ahli dalam melakukan serangan dari atas, dengan
kepandaiannya serupa itu mereka mendapat nama dikalangan Kang-ouw, sehingga mendapatkan
gelarnya Garuda mas sayap besi dan iblis terbang. satu saja diantara mereka sudah cukup untuk
menghadapi orang kuat kelas satu dalam dunia Kang ouw, apa pula kini berdua mereka turun
tangan secara berbarengan. Dapatlah dibayangkan betapa hebatnya serangan gabungan tersebut.
Nampaknya pemilik Golok Maut sudah tidak berdaya untuk menyingkirkan serangan tersebut,
mendadak terjadi satu kegaiban . ...

Tepat pada taat kedua kekuatan yang hampir menggempur kepalanya pemilik Golok Maut bisa
bertindak dengan gesit, se-olah2 sebatang anak panah, ia melesat tinggi keangkasa di tengah
antara kedua kekuatan itu
sebentar lantas terdengar suara gemuruh akibat serangan kedua orang tadi yang menggempur
tanah.
Sedang pemilik Golok Maut yang melesat tinggi keangkasa, kemudian dengan cara berjungkir
balik di tengah udara, ia memutar balik tubuhnya, dengan demikian ia berbalik berada diatasnya
kedua orang tadi.

Ia lalu ayun tangannya yang cuma tinggal sebelah, kekuatan tenaga dalam yang amat dahsyat
lantas mengurung kepala kedua orang tersebut.
Lo Cu Tao dan Kong-sun pa yang biasanya menganggap ilmu mengentengi tubuhnya sudah
tidak ada tandinganku, sungguh tidak nyana kalau pemilik Golok Maut ini ada jauh lebih hebat
ilmu mengentengi tubuhnya dari pada mereka sendiri.
Maka ketika serangan mereka tadi mengenakan tempat kosong, mereka lantas tahu kalau
gelagat tidak baik, Ke-dua2nya lantas melayang turun dengan ter gesa2. oleh karenanya mereka
jadi terhindar dari serangan pembalasan yang dilancarkan oleh pemilik Golok Maut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Namun demikian, tidak urung keringat dingin sudah membasahi tubuh mereka.
Tubuhnya pemilik Golok Maut juga sudah melayang turun ketanah.
orang-orangnya Im mo-kauw yang menyaksikan pertempuran itu, semua pada kesima.
Tepat pada saat tubuhnya pemilik Golok. Maut tiba ditanah, ujung pedangnya Kong Jie sudah
datang mengerang lagi.
serangannya itu bahkan ada demikian hebatnya, sekejap saja sudah melancarkan tiga belas kali
serangan.

Matanya sipemilik Golok Maut nampak bersinar menakutkan, ia ayun tangannya untuk menahan
serangan pedang lawannya, kemudian balas menyerang tiga kali. serangan itu ternyata ada
demikian hebat hingga badan Kong Jie sampai ter huyung2.
sebentar kemudian, sinar pedang dan sambaran angin saling menggempur, sehingga tanah dan
batu di sekitar dua tombak sampai pada beterbangan: sembari bertempur, pemilik Golok Maut
membentak dengan suara keras:
"Kong Jie, kalau kau masih tidak kenal gelagat, jangan sesalkan kalau aku si orang tua berlaku
kejam dan ganas "
"Haha Tuan tidak usah omong besar. Hari ini kami sekalian telah mendapat perintah untuk
mengundang tuan, biar bagaimana harus berhasil membawa tuan datang ke perkumpulan kami "
jawab Kong Jie, serangannya dilakukan semakin gencar.

Pemilik Golok Maut ketawa dingin, matanya makin beringas. setelah mendesak mundur
lawannya, badannya digeser mundur sedikit, tangannya ditarik dan disodorkan lagi.
Dari gerakkan yang aneh itu, telah menimbulkan suatu kekuatan tenaga dalam yang luar biasa
hebatnya. sambaran angin yang amat dahsyat mendadak meluncur keluar dari tangannya.

Kong Jie terkejut, dengan kekuatan tenaga sepenuhnya ia berdaya hendak menyingkirkan
serangan lawannya, siapa nyana pedang ditangannya sudah tidak mampu bergerak, diam-diam
lantas mengeluh "Celaka " tapi selagi hendak menarik mundur dirinya, ternyata sudah terlambat.
suara hebat telah terdengar, dibarengi suara jeritan ngeri.
Pedang Kong Jie sudah terlepas dan tangannya, badannya terpental satu tombak lebih jauhnya.
Darah segar menyembur keluar duri mulutnya,
Kedua tongcu dan anak buah Im-mo kauw lainnya, yang jumlahnya kurang lebih sepuluh
orang, semua meraba kaget. Mereka lantas pada menghunus senjata masing2, dengan berbareng
menyerbu pemilik Golok Maut.

Pemilik Golok Maut kembali melancarkan serangan tangannya, kekuatan hebat menggulung
orang2 yang menyerbu padanya. Karena sudah timbul napsunya membunuh, maka caranya turun
tangan kali ini mungkin lebih hebat daripada yang sudah2.
Beberapa kali suara jeritan ngeri terdengar, empat orang yang menjadi sasaran pertama
badannya telah terpental terbang ke-tengah udara, mulut mereka menyemburkan darah segar,
kemudian badan mereka jatuh ketempat sejauh kira tiga tombak dan lantas melayang jiwanya .
Yang lainnya pada Ketakutan setengah mati, maka serangannya dengan sendirinya lantas
menjadi kendor.

Pemilik Golok Maut lalu ulur tangannya, dari dalam bajunya mengeluarkan senjata keramatnya.
Senjata yang berkilauan sudah berada dalam genggamannya.
"Golok Maut "
Suara seruan kaget telah terdengar riuh, orang2 itu tanpa sadar pada mundur dua tindak
dengan perasaan takut yang amat sangat.
senjata aneh itu telah muncul, suatu tanda akan terjadi pembunuhan hebat dan mengerikan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat itu, hawa malam dirasakan lebih dingin. Lebih jauh sudah terdengar suara ayam
berkokok. Langit disebelah Timur sudah kelihatan memancarkan cahaya kuning keemasan,
menandakan hari sudah akan menjelang fajar.
Tapi dijalan raya dekat rimba lebat itu akan terjadi pembunuhan besar2an.
Lo Cu Tan dan Kong sun Pa yang sebagai tongcu dari Im mo kauw, dihadapan para anak buah
Im mo kauw, sudah tentu tidak boleh menunjukkan perasaan takut.

Mereka sudah mengetahui kalau mereka tidak akan mampu menandingi, juga terpaksa harus
bertindak secara nekad. Apa lagi saat itu yang menjadi korban sudah ada tujuh orang banyaknya.
Maka ke dua-duanya lantas maju menghampiri pemilik Golok Maut.
Pemilik Golok Maut terus memasang matanya yang bersinar tajam, menatap wajahnya kedua
orang tersebut. Kemudian ia berkata dengan suara dingin
"Kalian berdua jika masih ingin mundur dalam keadaan utuh, jawablah pertanyaan yang akan
lohu sebutkan ini."
"Coba tuan sebutkan." jawab Lo Cu Tan sambil ketawa nyengir.
"Apa sebabnya perkumpulan kalian mengejar aku dan paksa aku mengunjungi perkumpulan
kalian ?"
"Kami hanya berbuat sekedar menurut perintah. Maaf kami tidak dapat memberitahukan apa
sebabnya."
"Benarkah kalian tak mau menjawab ?"
Pemilik Golok Maut maju tiga tindak. sehingga kedua pihak terpisahnya semakin dekat.
Lo Cu Tan wajahnya berubah.

Kong sun Pa mendekati Lo Cu Tan, ia telah bersiap sedia jika kedua pihak tidak mendapat
kecocokan, lantas hendak turun tangan.
Tujuh anak buah Im-mo kauw yang lainnya sambil menghunus senjata masing2 matanya
ditujukan kepada ketiga orang itu. suasana makin tegang.
sementara itu, Kong Jie yang tadinya jatuh, kini sudah mengambil kembali pedangnya. Ia
duduk disuatu tempat tiga tombak jauhnya dari kalangan untuk mengatur pernapasannya.
Kelihatannya ia telah mendapat luka yang tidak ringan. Pemilik Golok Maut membuka mulutnya
berkata pula: " Kalian mau menjawab atau tidak ?"

Matanya Lo Cu Tan seolah-seolah membara, ia menjawab dengan suara keras :


"Kalau kami tidak menjawab, lalu tuan mau apa ?"
"Heh, heh... Kalian siapapun jangan harap bisa berlalu dari sini dalam keadaan hidup.
Dengarkan kalian ?" -
Terdengar riuh suaranya orang yang sedang berada dalam keadaan gusar.
Kong sun Pa dengan tidak banyak bicara lagi lantas mulai melancarkan serangannya.

Serangan yang dilancarkan itu dari sudut yang begitu dekatnya, apa lagi serangannya itu
dilakukan secara tiba2 dengan, kekuatan tenaga sepenuhnya pula, dapatlah dibayangkan sendiri
betapa hebatnya.
Pemilik Golok Maut berseru dengan suara gusar : " Kawanan tikus, kau berani ?"
Ia tidak menyingkir dari serangan itu, bahkan mendesak maju.
Ia menganggap sepi serangan Kong sun Pa yang menggenggam kekuatan begitu hebat.

Lo Cu Tan juga menggunakan kesempatan tersebut, ia sudah melancarkan serangannya yang


hebat. Tetapi selagi ia keluarkan tangannya melancarkan serangannya, tiba2 terdengar suara
jeritan dan muncratnya darah segar.
Ternyata Kong sun Pa sudah binasa dalam keadaan tidak utuh anggota badannya, Dengan
kepandaian dan kekuatan seorang seperti Kong sun Pa, ternyata juga tidak berdaya lagi buat
menyingkirkan dirinya sendiri dari serangan pemilik Golok Maut, ini sesungguhnya merupakan
suatu kejadian yang sangat mengherankan sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Lo Cu Tan yang sudah berpikir bahwa serangannya itu jika mengenakan dengan jitu pada
sasarannya, lawannya itu sekalipun tidak binasa juga tentunya akan terluka parah, siapa nyana
kenyataannya jauh berbeda daripada apa yang ada dalam dugaannya .Justru merupakan
kebalikannya.

Pemilik Golok Maut setelah membereskan jiwanya Kong sun Pa hanya dengan satu jurus
serangannya, dengan tidak menoleh lagi, terhadap serangan yang dilancarkan oleh Lo Cu Tan
yang demikian hebatnya, se-olah2 tidak menganggap apa2, badannya malah digeser maju
menyambuti serangan tersebut.
Setelah terdengar suara benturan sangat hebat, Lo Cu Tan telah terbentur oleh kekuatan
tenaga dalam yang tidak terlibat yang sudah dilancarkan oleh pemilik Golok Maut sehingga
tangannya dirasakan hampir patah.. Ia buru2 mundur dengan terhuyung2 sampai tiga kaki,
wajahnya memperlihatkan perasaan takut yang tidak terhingga.
Sedangkan anak buahnya Im mo kauw yang tadinya pada memperlihatkan sikapnya yang
galak. kini terlihat semuanya berdiri gemetaran dengan mulut terbuka lebar. Kekuatan semacam
ini mereka sesungguhnya belum pernah mendengar.

Pemilik Golok Maut pada saat itu baru per lahan-lahan menggeser tubuhnya dan berpaling ke
arah orang2 itu lalu berkata dengan suara dingin.
"Aku siorang tua selamanya bertindak menurut perkataan yang sudah kukeluarkan. Apakah
kalian mau mencari mati sendiri ?"
setelah mengucapkan perkataannya, badannya bergerak dengan cepat suara jeritan terdengar
saling susul. Darah berhamburan, kaki dan tangan yang terkutung tampak beterbangan ditengah
udara.

Dalam tempo sekejapan mata saja jalan raya itu sudah dibanjiri oleh darah merah dan
kutungan anggota badan manusia yang berserakan disana sini. Semua orang2nya Im mo kauw
yang tadinya datang hendak menolong kawannya telah habis binasa dalam keadaan tidak utuh
anggota badannya dan berlubang dadanya. Keadaan demikian sesungguhnya sangat mengerikan
bagi siapapun yang melihatnya.

Didalam rimba pinggir jalanan saat itu kelihatan bersembunyi seseorang, Agaknya orang ini
sudah dibikin bercekat hatinya oleh sepak terjang dan perbuatan ganas atau pembunuhan yang
bersifat kejam itu, sehingga diam-diam berkata pada dirinya sendiri "Jika dugaanku tidak salah,
dan malaikat elmaut ini benar dia adanya, aku terpaksa harus turun tangan sebelum tumbuh
sayapnya Jikalau tidak demikian, rimba persilatan tidak akan aman"

Bertepatan pada saat itu Kong Jie yang tadinya sedang berduduk untuk memulihkan
kekuatannya, sudah berdiri dengan per-lahan2. setelah memperlihatkan ketawanya yang
menyeramkan, orangnya lantai bergerak dengan perlahan menghampiri pemilik Golok Maut.
Diantara sepuluh orang lebih orang-orang perkumpulan im-mo kauw, dia merupakan satu-
satunya orang yang belum binasa.

Pemilik Golok Maut sambil menenteng golok pusakanya, matanya masih kelihatan beringas
mengawasi Kong Jie yang perlahan-lahan menghampiri dirinya.
Terpisah kira-kira beberapa kaki jauhnya, Kong Jie menghentikan tindakan kakinya. Ia
mengawasi bangkai kawannya yang berserakan ditanah dalam keadaan tidak utuh, kemudian
berkata dengan suara bengis: "Perbuatan tuan sebetulnya sangat keterlaluan "
"Heh, heh, kau juga tidak akan terhindar dari kematian "
"Ha, ha, ha Tuan sesungguhnya terlalu tidak pandang mata pada akusi orang she Kong. Hari ini
kalau aku tidak bisa mengundang tuan datang keperkumpulan kami, aku yang rendah terpaksa
akan membawa pulang bangkai tuan untuk memenuhi tugasku." Pemilik Golok Maut itu tertawa
bergelak-gelak, kemudian berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kong Jie, kau sedang mengimpi diwaktu tengah hari. Aku lihat kau agaknya ada sedikit
sinting."

Si Pedang berdarah Kong Jie yang mempunyai kedudukan sebagai Tiancu bagian hukum dalam
perkumpulan im mo kauw, sudah barang tentu bukannya sebangsa orang sembarangan. Barusan
ia telah dibikin terluka oleh lawannya, itu disebabkan karena ia agak sedikit lalai, yaitu ia sudah
salah menaksir kekuatan pihak lawannya. Dan sekarang, ia sudah merencanakan suatu rencana
keji dalam hatinya. sudah tentu pula, lain lagi keadaannya, maka ia lantas menjawab sambil
ketawa dingin:
"Kepandaian tuan ternyata lebih tinggi daripada kepandaiannya pemilik Golok Maut yang asli
yang menggetarkan rimba persilatan pada beberapa bulan berselang. Tetapi perlu apa tuan
menyaru orang lain buat melakukan keganasan itu?"

Pemilik Golok Maut agak terperanjat di buatnya, dengan tak terasa ia bergerak mundur satu
tindak.
Ucapan si orang she Kong tadi membikin ia terkejut dan ter-heran2, tetapi setelah pikirannya
tenang kembali, ia lantas berkata dengan suara dingin:
"Orang she Kong, tidak perduli tulen atau palsu, biar bagaimana kau toch sudah ditakdirkan
akan binasa dalam tanganku."

Pemilik Golok Maut meskipun dimulutnya bicara dengan seenaknya, tetapi dalam hatinya masih
belum habis mengerti. Biar bagai mana ia juga tidak dapat memikirkan apa sebabnya Kauwcu Im
mo-kauw harus mengeluarkan perintah untuk mengejar dirinya. bahkan dapat pula memastikan
kalau dia adalah orang yang menyaru sebagai pemilik Golok Maut. Ini benar-benar merupakan
suatu keanehan-Mendadak Kong Jie berseru dengan suara bengis:
"Hari ini aku mau tahu, siapa sebetulnya yang akan mati dan siapa yang akan hidup terus."
Sehabisnya berkata begitu pedang ditangannya dilonjorkan agak miring ujung pedang lurus
kedepan- Mutiara merah yang menghiasi gagangnya pedang tiba2- kelihatan memancarkan sinar
merah yang menyusuri gagang pedang.
Sebentar saja seluruh awak pedang sudah lembah menjadi merah warnanya serta menyiarkan
bau aneh.

Pemilik Golok Maut terperanjat. Kelihatannya ini adalah ilmu Kong Jie sehingga ia mendapatkan
gelarnya Pedang berdarah..
Sewaktu pemilik Golok Maut menarik napas, bau yang sangat harum dan aneh itu telah
tersedot tidak sedikit. seketika itu matanya dirasakan berkunang kunang dan kepalanya pusing.
Kaki dan tangannya dirasakan lemas dengan mendadak, sehingga ia mengetahui gelagat tidak
menguntungkan dirinya.

Tetapi belum lagi lenyap pikirannya itu, pedang ditangannya Kong Jie sudah digerakkan dan
tiba2 menjadi lebih panjang tiga kaki. Bau harum yang agak amis semakin tersiar luas, maka ia
lantas berkata sambil ketawa cengar cengir
"Pemilik Golok-Maut, hari ini aku suruh kau menikmati bagaimana rasanya pedang berdarah ku
ini."
Belum habis ucapannya, dari ujung pedangku sudah menyemburkan hawa merah membara
yang sangat hebat kelihayannya, hawa itu terus meluncur kearah tubuhnya pemilik Golok Maut.

Pemilik Golok maut hatinya tergoncang hebat, dengan cepat orangnya bergerak kesamping
sejauh tiga tindak.
Kong Jie lantas memutar pedang ditangannya, sehingga hawa merah kelihatan berputaran
sambil menyiarkan bau harum tercampur amis se-olah2 gumpalan jaring merah mengurung diri
lawannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada masa2 yang lalu, orang-orang rimba persilatan yang bisa terlolos dari serangan pedang
berdarah ini jumlahnya tidak seberapa.
Pemilik Golok Maut dalam keadaan kagetnya mendadak mengeluarkan serangan Golok Maut
yang sangat luar biasa. serangannya itu dilakukan cepat laksana kilat.
Tapi Kong Jie sangat cerdik. Ketika ia melihat bahwa hawa merah yang keluar dari pedangnya
ternyata tidak bisa merubuhkan lawannya, diam-diam ia sudah siap siaga untuk menghadapi
segala kemungkinan.

Maka ketika melihat badan lawannya bergerak. ia tidak menantikan sampai lawan turun tangan
sudah menarik kembali pedangnya dan lompat mundur lima kaki jauhnya, sehingga dapat
terhindar dari bahaya maut.
sebetulnya pada saat itu pemilik Golok Maut sudah dibikin mabuk oleh hawa pedangnya Kong
Jie tadi, cuma karena kekuatan tenaga dalamnya yang sangat hebat, ia masih bisa bertahan
bahkan masih mampu pula melancarkan serangannya yang maha hebat. Tetapi kalau serangannya
itu dibandingkan dengan keadaan biasanya, sudah dengan sendirinya jauh berkurang banyak
kekuatannya .Jikalau tidak demikian, sekalipun Kong Jie sudah mengetahui dari siang2, juga tidak
akan terhindar dari kematian-

Bagi si pemilik Golok Maut sendiri, setelah ia melancarkan serangannya, mabuknya dirasakan
semakin hebat, sehingga sudah hampir saja orangnya roboh.
Kong Jie yang melihat keadaan lawannya demikian rupa lantas ketawa bergelak-gelak. Ia
menggeser maju kedua kakinya, pedang merah ditangannya kembali diputar dan melancarkan
serangan sekali lagi. Kali ini serangan ini ditujukan kearah jalan darah didepan dada lawannya.
Pemilik Golok Maut meskipun sudah berada dalam keadaan setengah mati, tetapi kekuatan
tenaganya masih tidak boleh dianggap remeh. Ia coba menenangkan pikirannya Sedapat mungkin,
kembali melancarkan serangannya dengan Golok Maut. “Sreeet..”
Suaranya yang nyaring terdengar, kedua lengan bajunya Kong Jie yang lebar telah terbeset dan
terdapat lubang besar dari ujung golok didepan dadanya sehingga Kong Jie merasa kaget dan
ketakutan, ia dapat menyingkirkan diri.

Tetapi pemilik Golok Maut karena hawa racun dari pedangnya Kong Jie tadi sudah masuk
terlalu banyak. maka ia tidak mampu mempertahankan diri lagi dan lantas roboh menggeletak
ditanah.
Jikalau tidak karena pemilik Golok Maut dalam keadaan setengah mabuk. Kong Jie sekalipun
tidak sampai dibikin binasa tetapi sedikitnya juga akan terluka parah, tidak mungkin ia bisa
meloloskan diri dengan begitu mudah.

Kong Jie setelah mundur jauh2, kembali maju menghampiri pemilik Golok Maut. setelah
memperlihatkan ketawanya yang puas, ia lantas berkata:
"Aku si Pedang berdarah juga harus bertindak seperti apa yang telah aku katakan- Aku akan
bawa pulang saja bangkaimu, tentunya lebih aman."
sehabis berkata, ia menggerakkan ujung pedangnya, kembali hendak menyerang.

Pada saat yang sangat membahayakan jiwanya Pemilik Golok Maut, tangan Kong Jie yang
memegang pedang dirasakan seperti terpagut oleh semacam binatang yang begitu sakit
terasanya, dan kekuatannya lantas hilang lenyap sama sekali dan pedangnya juga hampir saja
terlepas dari tangannya.
Ketika ia memeriksa dengan seksama, di pergelangan tangannya telah tertancap sebatang duri
pohon cemara yang menancap didagingnya kira2 setengah dim. Pada saat itu sudah terang tanah.

Kong Jie coba melihat keadaan disekitarnya, tetapi la tidak dapat melihat bayangan seorangpun
juga .
Ia coba memikir- mikir, orang yang menyerang dia dengan duri pohon cemara ini kecuali
sembunyikan dirinya didalam rimba pohon cemara yang lebat itu, sudah tidak ada tempat yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

lebih baik lagi untuk sembunyikan dirinya. Tetapi rimba tersebut terpisah dari tempat berdirinya
sedikitnya ada lima tombak jauh nya.
Kalau mau dikata dari jarak sekianjauhnya orang bisa menggunakan senjata yang begitu ringan
untuk menyerang lawannya tanpa bersuara, maka kepandaian orang itu sesungguhnya sangatlah
mengejutkan sekali.
Oleh karenanya, maka ia lantas berseru ke arah rimba lebat itu: "orang pandai dari mana? Kau
tidak memandang mata kepada aku seorang she Kong, perlu apa harus main sembunyi-
sembunyian? "
Siapa nyana, perkataannya itu tidak ada yang menjawab

Kong Jie menjadi uring2an sendiri, tetapi kemudian ia berpikir pula: "Perduli apa. Lebih baik
bereskan jiwanya orang ini lebih dulu "
Pedang panjangnya yang sudah berwarna merah dengan cepat sudah terayun ke arah
tubuhnya pemilik Golok Maut yang dalam keadaan mabuk.
Malaikat elmaut yang menggetarkan dunia rimba persilatan itu hampir saja jiwanya melayang
diujung pedang Kong Jie si Pedang berdarah.

Dalam keadaan yang sangat berbahaya itu tiba-tiba ada suatu kekuatan hebat yang tidak
kelihatan meluncur dari samping.
Kekuatan yang hebat itu telah membentur pedangnya Kong Jie sehingga miring dan hampir
terlepas dari tangannya.
Kong Jie yang biasanya kejam dan ganas, kali ini juga merasa terkejut dan rasa takut terlintas
dalam otaknya

Ia yakin orang yang turun tangan secara diam-diam itu ada mempunyai kepandaian jauh lebih
tinggi dari padanya sendiri
Ketika ia memandang keadaan disekitarnya ternyata ia tidak dapatkan gerakan apa2?. Ia yang
mempunyai kedudukan tinggi dalam perkumpulan Im- mo- kauw, ditambah lagi dengan adatnya
yang sombong, sudah tentu tidak mau sudah begitu saja.
Selagi hendak mengeluarkan perkataan untuk memancing keluar orang yang menyerang dua
kali kepadanya tadi, tiba2 didalam rimba itu terdengar suara orang ketawa dingin. suara itu
mengandung ejekan yang sangat hebat

Kong Jie lalu menghadap kearah datangnya suara tadi dan berkata dengan suara nyaring:
"Sahabat, aku si orang she Kong hari ini bisa menjumpai seorang berkepandaian tinggi, sudah
merasa sangat beruntung. Tetapi karena tuan tidak mau unjukkan muka, aku yang rendah
terpaksa hendak menghampiri kau sendiri"
Baru saja perkataan terakhir keluar dari mulutnya, orangnya sudah melesat kedalam rimba.

Tetapi aneh bin ajaib. Dalam rimba itu tampak kosong melompong. satu bayangan manusiapun
tidak kelihatan.
Kong Jie dengan cepat bergerak memutar kedalam rimba sejauh seratus tombak, tetapi ketika
ia keluar dari dalam rimba seketika lantas berdiri melongo.
Karena pemilik Golok Maut yang tadinya menggeletak ditanah kini sudah menghilang dengan
tidak meninggalkan jejak.

Ini sesungguhnya merupakan suatu pengalaman pahit bagi Kong Jie. Karena setelah ribut2
sekian lama, jangankan ketemu orangnya, bayangannya saja belum mampu dilihatnya, dan kini
tahu-tahu sudah menghilang lagi dari depan hidungnya.
setelah pemilik Golok Maut dibawa pergi oleh orang yang penuh rahasia itu, tidak antara lama
disitu kembali muncul serombongan orang2 rimba persilatan- Diantaranya kebanyakan adalah
orang2 Pek-leng-hwee, Cie in-pang dan Ban siu pang. Tetapi apa yang disaksikan oleh mereka
hanyalah keadaan yang sangat mengerikan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Potongan anggota badan manusia, bangkai yang berserakan disana sini dan darah merah yang
membanjiri tanah.
Di suatu tempat pegunungan terpisah kira-kira lima lie jauhnya dari tempat terjadinya peristiwa
yang mengerikan itu, ada terlihat sesosok bayangan orang yang sedang menggendong seorang
orang tua berambut cputih. se-olah-olah seekor kampret terbang saja layaknya orang ini lari
dengan sangat pesatnya.
Sebentar kemudian bayangan orang itu kelihata berhenti di sebuah bukit curam.
Bukit itu keadaannya tinggi sekali. Mungkin monyet saja masih susah mencapai puncaknya.
Boleh juga dikatakan tempat tersebut merupakan suatu tempat yang jarang diinjak oleh kaki
manusia.

Bayangan orang itu memakai kedok kain merah, sehingga tidak dapat dilihat wajahnya dan tak
dapat ditebak umurnya. siapa dia ?
Dia adalah orang penuh rahasia berkedok kain merah yang menyebut dirinya sebagai pemilik
bendera burung laut. Dengan kepandaiannya yang tinggi sudah ada taranya, ia telah menolong
dirinya pemilik Golok Maut dan membawanya ke suatu tempat yang sangat berbahaya serta jarang
diinjak oleh manusia ini.
orang berkedok kain merah itu setelah meletakkan dirinya orang tua dalam gendongannya
diatas sebuah batu cadas, kemudian memeriksa dengan sangat teliti, mendadak lantas ketawa
ber-gelak2:
"Benar seperti apa yang kuduga, itu adalah dia..."

Dengan tangannya ia lantas mengebut ke mukanya pemilik Golok Maut. Terlihatlah suatu
kejadian gaib.
Dengan hanya kebutan itu saja pemilik Golok Maut tang tadinya merupakan seorang tua
berambut putih, kini telah berubah menjadi seorang muda yang berwajah cakap dan tampan.

Golok Maut
Karya : OPA
Jilid 7-8 : Terharunya orang berkedok kain merah

Anak muda itu masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.


Pemilik Golok Maut yang menggetarkan seluruh rimba persilatan ternyata adalah seorang
pemuda cakap tampan yang usianya belum lebih dari dua puluh tahun, ini benar2 merupakan
suatu hal yang sangat aneh.

Orang berkedok kain merah itu badannya kelihatan bergemetar, nampaknya hatinya telah
terguncang hebat. setelah berpikir sekian lamanya, ia lalu mengulurkan jarinya dan hendak
menotok jalan darah kematian di badan pemuda tersebut.
Ia bermaksud hendak membunuh pemuda yang ganas menakutkan itu, maksudnya buat
menolong orang2 rimba persilatan supaya terhindar dari bencana di kemudian hari.
Tetapi pada saat jari tangannya itu hendak meluncur turun, orang berkedok kain merah itu
menghela napas. Ia mengurungkan maksudnya, agaknya merasa tidak tega buat turun tangan-
Sebab anak muda masih merupakan satu pemuda yang usianya masih belum cukup dua puluh
tahun-

Selain daripada itu, ada sesuatu perasaan yang sulit dikeluarkan, membuat orang berkedok kain
merah ini tidak bisa turun tangan. Justru oleh karena itulah pemilik Golok Maut dapat terluput dari
bahaya maut, dan orang berkedok kain merah yang merupakan manusia gaib pada masa itu juga
terhindar dari kesalahan terbesar yang hampir saja dilakukannya.

Orang berkedok kain merah itu setelah bersangsi sejenak, lalu berkata kepada dirinya sendiri:
"Bocah ini karena mendapat karunia Tuhan sehingga merupakan suatu bibit luar biasa yang sukar
dicari selama ratusan tahun dalam rimba persilatan. Ditambah lagi dengan penemuannya yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

serba ajaib, sekarang ia telah mempunyai kekuatan yang sudah menyerupai orang kuat yang
mempunyai latihan hampir seratus tahun Jikalau kepandaiannya itu digunakan pada jalan yang
benar, sudah tentu akan menguntungkan dunia rimba persilatan. Tetapi jikalau digunakan pada
tempat yang tidak benar, rimba persilatan tentunya akan mengalami pembunuhan besar2an yang
tidak ada taranya. Hah. seorang yang diluarnya begini tampan dan cakap, tidak tahunya hatinya
begitu ganas dan kejam. Yah, lebih baik aku tolong hidupkan jiwanya dulu untuk menanyakan
sebab2nya Jika ia memang bersifat binatang, terpaksa harus kubereskan menurut maksudku
semula."
Setelah berpikir demikian, ia lantas berjongkok. tangan kanannya menempel di tempat jalan
darah Beng bun hiat. Dua jari tangan kirinya lantas menotok sekujur jalan darah di badannya
pemuda itu.

Orang berkedok kain merah itu hendak menggunakan ilmunya yang tinggi sekali untuk
mengeluarkan racun pedangnya Kong Jie dari dalam tubuhnya si pemuda.
Ketika tangannya sampai di dada orang, mendadak ia telah menyentuh sebuah benda. Cepat ia
mengeluarkan dan melihat benda tersebut, seketika itu matanya gelap berkunang-kunang, hampir
saja ia jatuh rubuh. Ia se-olah2 merasakan seperti disambar geledek. sekujur badannya
bergemetaran.

BAB 22

ORANG berkedok kain merah itu seperti orang yang tengah mengigau layaknya, mulutnya terus
menyebut: " Liong- kuat? oh dosa " Badannya perlahan-lahan berdiri, ia lalu mengangkat
kepalanya, matanya mendongak mengawasi langit.
Mungkin ia sedang mengenangkan semua apa yang telah terjadi di masa yang lampau, ia
agaknya hendak mencari apa2 yang sudah berantakan. Lama sekali, matanya kembali menatap
wajahnya si anak muda. sebutir air mata, menetes turun melalui lubang dikedoknya.
Selanjutnya, air mata mengalir tak dapat ditahan dan akhirnya membasahi kain merah yang
menutupi wajahnya.

Orang berkedok itu setelah terharu sekian lama, perlahan-lahan pikirannya tenang kembali.
Ia berjongkok. dengan tangannya ia mengusap-usap wajahnya si anak muda.
Seolah-olah lakunya seorang ayah, dengan penuh welas asih meng-usap2 anaknya, Mulutnya
berkata sendiri dengan suara sedih:
"Yo Cie Cong? Dia Yo Cie Cong? Kenapa bisa begitu? Dia tidak seharusnya memakai she Yo"

Pemuda itu memang betul adalah Yo Cie Cong, yang asal usulnya sangat mengenaskan
danpada dirinya ada menanggung beban harus melaksanakan penuntutan balas dendam sakit hati
untuk suhunya.
Dimasa anak2 Yo Cie Cong pernah bercampur dengan kawanan pengemis dan dari seorang
pengemis luar biasa ia telah dapat mempelajari ilmu mengganti rupa atau apa yang disebut make-
up pada masa sekarang. Dengan kepandaiannya itu ia bisa menyaru dan merubah dirinya menjadi
Yo Cie Hoan, suhunya atau pangcu Kam lo pang

Rupa-rupa kegaiban telah menimpa dirinya silih berganti, pertama dengan secara kebetulan
telah menelan mustika Gu liong kao, dan kemudian dapat makan telur burung rajawali raksasa,
sehingga menjadikan ia seorang yang kuat seperti sudah mempunyai latihan seratus tahun
lamanya. Kemudian dengan secara kebetulan pula ia berjumpa dengan dua manusia aneh rimba
persilatan Pak hong Pho ngoa hwesio atau si hwesio gila dan Lam tie Kun siu atau pengail
linglung, yang telah menurunkan masing2 ilmu silat mereka yang luar biasa, hingga membuat ia
dalam waktu yang singkat berubah seperti orang lain, bukan lagi Yo Cie Cong.

Dengan bekal kepandaian yang didapatkan secara tak terduga2 itu Yo Cie Cong hendak
memulai melaksanakan tugasnya untuk menuntut balas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pemimpin besar delapan belas perusahaan piauw di daerah Kui-lim Ceng Ceng lt yang
mempunyai gelar lutung sakti lengan besi, ada merupakan korban kedua yang binasa di
tangannya diantara musuh2nya Kam-lo-pang.
sekarang mari kita balik lagi kepada orang aneh berkedok kain merah itu, Setelah pikirannya
tenang kembali, lalu melanjutkan lagi usahanya untuk mengeluarkan racun yang mengeram dalam
badan Yo Cie Cong.

Kira2 setengah jam lamanya Yo Cie Ceng perlahan2 mulai siuman.


Ketika membuka matanya, pertama2 yang dilihat olehnya adalah warna merah dari kedok
orang yang sangat menyolok.
Peristiwa berdarah diatas jalan raya antara Kui-lim dan Ho-lam, dengan cepat terbayang
kembali dalam otaknya. Ia lalu merasa bahwa untuk kedua kalinya ia telah ditolong oleh orang
berkedok kain merah ini, maka dengan cepat ia lantai berbangkit.

Begitu ia berdiri, ia telah menjadi kesima, karena pada saat itu ia ternyata berdiri diatas batu
cadas dipuncak sebuah gunung yang tinggi. orang berkedok itu masih tetap berduduk tanpa
bersuara. "Lohu......"
Baru saja mengeluarkan perkataan "lohu" Yo Cie Cong telah dapat lihat rambut dan jengot
palsunya berserakan dibawah kakinya.
Ia tahu bahwa kedoknya sudah terbuka muka wajahnya merah seketika. Dengan suara
merendah ia lantas berkata:
"Boanpwe kembali telah tertolong oleh locianpwe, dengan ini boanpwe ucapkan banyak-banyak
terima kasih "

Orang berkedok kain merah itu mengawasi Yo Cie Cong sejenak. baru berkata:
"Anak. mengapa kau melakukan pembunuhan dengan menyaru sebagai pemilik Golok Maut?"
"Menyaru ?"
Diwajahnya Yo Cie Cong yang kecut dingin, nampaknya sangat gusar. Ia sedang memikir,
apakah ia harus menceritakan hal yang sebenarnya ? setelah berpikir sekian lamanya, ia tahu
bahwa rahasianya tidak dapat ditutup lagi, maka lalu katanya: "Boanpwe sama sekali tidak
menyaru sebagai orang lain-"
"Yo Cin Hoan- pangcu dari Kam lo-pang sudah binasa pada 20 tahun berselang, sekarang kau
telah muncul didunia Kang-ouw dengan wajahnya orang itu ?"
"Pangcu dari Kam lopang itu adalah suhu boanpwe."
"Hmm Tahun ini kau umur berapa ?"
"Kira2 diantara 17 atau 18 tahun-"
"Pangcu Kam lopang sudah binasa pada 20 tahun berselang, apakah orang yang sudah mati
bisa menerima murid?"
"Suhu boanpwe binasa pada dua bulan berselang."
"Apa ? Dua bulan berselang "
"Ya. Beliau telah dibikin celaka untuk ke dua kalinya oleh musuhnya dan binasa pada dua bulan
berselang."
Orang berkedok kain merah itu semakin heran, ia agaknya tidak mengerti apa yang di katakan
oleh Yo Cie Cong.
"Kedua kali ?"

"Ya. Dua puluh tahun berselang, ketika pusat perkumpulan Kam-lopang dihancurkan, orang-
orang Kam-lo-pang telah berkorban semua. suhu boanpwe badannya terluka parah, lengan kirinya
terpapas kutung, pingsan dalam tumpukan bangkai manusia. Kebetulan telah di ketemukan oleh
seorang tabib kenamaan Gouw Cee Jin, yang sedang mencari obat2an di gunung Bu leng-san.
Berkat pertolongan tabib itu akhirnya beliau tidak jadi binasa. selain daripada suhu sendiri, masih
ada lagi dua pahlawan Kam lopang yang tidak turut binasa. satu adalah tongcu bagian hukum
bernama Cek Kun yang sudah kutung kedua lengannya, satu lagi adalah tongcu bagian pelindung
ciu Lip Toang sudah dibikin kutung kedua, pahanya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Cek Kun didalam kalangan Kang ouw ada sangat terkenal dengan ilmu mengentengi tubuhnya
" kata si orang aneh.
"Ucapan cianpwe ini memang benar. Suhu boanpwe dengan mereka jadi berjumlah tiga orang,
telah sembunyikan diri didalam satu goa digunang Bu leng san. Hidup dalam terasing sampai 20
tahun lamanya, mereka telah bertekad hendak menuntut balas atas sakit hati mereka."
"Dan bagaimana kemudian mendapat celaka?"
"Untuk suatu maksudnya hendak menuntut batas, suhu telah membuat senjata istimewa
kemudian terkenal dengan nama Golok Maut. Disamping itu juga sudah menciptakan satu tipu silat
istimewa yang cuma terdiri dari satu jurus saja. Beberapa bulan berselang suhu telah muncul
didunia Kang- ouw untuk mencari musuh-musuhnya yang lama dan hendak menuntut balas
dendam kepada mereka. Sayang tindakannya kurang hati sampai jejaknya dapat dibaui orang,
salah satu musuhnya mengikuti sampai ditempat sembunyi suhu. Begitulah suhu, dan kedua
susiok Cek Kun dan Ciu Lip To bertiga telah dibunuh mati olehnya semua. boanpwe sendiri pada
saat itu kebetulan baru keluar mencari bahan makanan, jadi bisa terhindar dari malapetaka."

Bicara sampai disitu, suaranya sudah kedengaran sedih sekali, air matanya mengambang
keluar. sebentar kemudian, kembali terlhat tegas perasaan gemasnya. orang berkedok itu agaknya
juga merasa terharu mendengar penuturan itu
"Kalau begitu, tujuh kali pembunuhan yang dilakukan dengan Golok Maut adalah perbuatan
suhumu setelah muncul lagi didunia Kang-ouw ? sedang pembunuhan yang paling belakang ini
barulah kau yang melakukannya dengan jalan menyaru "
"Ketika suhu muncul lagi didunia Kangouw untuk menuntut balas sakit hatinya, baru berhasil
membunuh enam musuhnya lantas menemukan ajalnya. Pembunuhan ke 7 dan ke 8 adalah
boanpwe yang melakukan, sebagai kelanjutan untuk melaksanakan maksud suhu."

Bicara sampai disitu, Yo Cie Cong tiba-tiba seperti ingat satu hal, maka ia lantas menanya:
"Nona Tio Lee Tin yang mempunyai gelar Burung Hong hitam apakah adalah muridnya cianpwe
?"
"Benar "
"Nona Tio pernah berkata hendak mencari pemilik Golok Maut untuk menuntut balas atas
kematian ayahnya, dan sekarang keadaan sudah menjadi terang, bagaimana lo cianpwe hendak
menyelesaikan soal ini?"

Orang berkedok itu tampak berpikir sejenak. lalu menjawab:


"Tin-jie hendak melakukan penuntutan balas sakit hati atas kematian ayahnya, itu memang
selayaknya bagi seorang anak. Tapi ayahnya Tio Ek Chiu dulu juga pernah turut ambil bagian
dalam perbuatan menumpas Kam lo-pang, maka kematiannya itu juga ada akibat atas
perbuatannya sendiri. Harap kau suka ambil perhatian sedikit atas dirinya, aku pasti akan berdaya
untuk menghapuskan tali permusuhan ini "

Yo cie Cong mendengar keterangan orang berkedok yang tegas dan tidak berat sebelah, dalam
hati merasa sangat kagum, maka lantas berkata dengan suara sungguh-sungguh:
"Ucapan locianpwe ini sesungguhnya tidak berat sebelah, boanpwe pasti akan mentaati
perintah locianpwe."
"Anak, apa kau she Yo ? Maafkan kalau aku ada sedikit bawel. bolehkah kau menceritakan
sedikit asal usul dirimu ?"

Yo Cie Cong merasa heran, ia tidak tahu apa maksud orang aneh ini.
Tetapi ketika matanya menatap sinar mata orang berkedok yang terlihat dari kedua lubangnya,
nampaknya sinar mata itu ada mengandung perhatian besar atas dirinya, maka seketika itu ia
lantas terdiam. sinar mata orang itu agaknya mempunyai daya penarik yang begitu kuat, sampai ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tidak berdaya menentang kehendaknya. Yo Cie Cong sebetulnya ada seorang pemuda yang
beradat tnggi tapi saat itu ia telah berubah menjadi seorang yang jinak sekali.

Penderitaan hidupnya dimasa anak-anak. merupakan suatu kenangan yang pahit. Asal usul
dirinya yang tidak diketahui, merupakan tekanan batin yang tidak mudah dihapus. Maka tatkala
ditanya tentang asal usul hidupnya, untuk sesaat lamanya ia seperti diombang-ambingkan oleh
gelombang kedukaan. setelah menghela napas panjang, ia baru berkata:
"Boanpwe sebetulnya ada satu anak piatu, atau lebih mirip kalau dikatakan anak buangan.
ssjak boanpwe bisa mengingat, boanpwe sudah merupakan satu anak piatu yang hidup seorang
diri saja. Tidak mempunyai nama, tidak mempunyai she, juga tidak mempunyai sanak dan kadang,
boanpwe seolah-olah dijelmakan didalam dunia ini seorang saja tanpa mengenal ibu bapaknya."

Ucapan Yo cie Cong ini se-olah2 sebilah belati tajam menusuk ulu hati orang berkedok itu, ia
merasa hatinya seperti telah terluka dan mengalirkan darah. Badannya kembali gemetaran
Yo Cie Cong dengan air mata ber-linang2 melanjutkan penuturannya :
"Lima tahun berselang, boanpwe telah dipungut oleh suhu, ialah ketua Kam-lopang, Yo Cin
Hoan. suhu telah memberi pelajaran pada boanpwe ilmu silat dan pandang boanpwe sebagai
anaknya sendiri, maka suhu adalah merupakan satu-satunya anggota keluarga buat boanpwe, dan
oleh karena itu boanpwe lantas mengikuti shenya suhu."
Saat itu agaknya terbayang pula peristiwa mengenaskan digoa gunung Bu leng san, kematian
suhunya dan kedua susioknya yang menggeletak diantara lautan darah.

Maka matanya lantas tampak beringas, suaranya mengandung kebencian hebat.


"kawanan iblis itu," katanya meneruskan kembali "sudah merenggutkan jiwa suhu dan susiok
yang merupakan satu-satunya keluarga terdekat dengan boanpwe."
Tangannya dikepal keras, matanya memandang kelangit, ia berkata kepada dirinya sendiri
dengan nada penuh rasa duka dan gemas yang meluap-luap: "Bunuh Bunuh Aku akan bunuh
habis itu semua kawanan iblis yang tidak mempunyai hati perikemanusiaan." orang berkedok itu
agaknya sudah terbenam dalam lamunannya yang menyedihkan, ia sesungguhnya sudah kepingin
sekali merangkul anak muda dihadapannya untuk menjelaskan segala-galanya, tetapi ia paksa
menindas keinginan hatinya itu. Dengan demikian, ia seolah-olah membunuh perasaannya sendiri

Bertahun-tahun lamanya ia selalu mengharapkan akan tibanya keganjilan dalam hidupnya,


tetapi ketika keganjilan itu datang dalam bentuk kenyataan, ia tidak berani menghadapinya, ia kini
malah rela hendak memikul penderitaan seorang diri saja.
Dulu karena kesalahan bertindak. telah membuat ia mengalami penderitaan untuk seumur
hidupnya.
Jikalau ia kini menceritakan lagi semua apa yang telah terjadi, tentu akan menimbulkan akibat
yang menakutkan.

Ia memandang wajah pemuda tampan di depan matanya, didalam penderitaan bathinnya


seolah sudah mendapat suatu hiburan.
Ia takut kalau nada dari perkataannya bisa menimbulkan curiga bagi Yo Cie Cong, maka ia tidak
berani buka mulut. Tapi air matanya kembali mengalir keluar membasahi kain kedoknya.

Kedua orang itu masing-masing terbenam dalam alam pikirannya sendiri-sendiri


Keheningan berlangsung terus sekian lamanya.
Yo cie Cong kembali membuka suaranya memecahkan kesunyian:
"Boanpwe ada suatu permintaan yang tidak layak."
Orang berkedok itu agaknya tersadar dari lamunannya setelah menyahut "oh..." ia lantas balas
menanya :
"Anak, kau ada permintaan apa ?"
"Tentang rahasia diri boanpwe ini harap locianpwe pegang teguh dulu."
"Boleh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Perkumpulan Im-mo-kauw mengapa memerintahkan orang untuk mengejar boanpwe? Bahkan


telah memastikan bahwa boaupwe bukan pemilik Golok Maut aslinya, adakah locianpwe tahu
sebab musababnya ?"
"Soal ini ada merupakan suatu teka-teki besar, terpaksa harus diselidiki dengan perlahan-"
"Entah ilmu apa yang digunakan oleh si Pedang berdarah Kong Jie, boanpwe cuma merasa
setelah mengendus bau harum, lantas..."
"Pedang berdarah yang digunakan oleh Kong Jie, adalah benda pusaka peninggalan jaman
peperangan. Pedang itu dulunya ada pedangnya mo-cun cia, entah bagaimana bisa terjatuh
kedalam tangannya..."

Orang berkedok itu bicara sampai disitu, seolah ingat sesuatu maka setelah berhenti sejenak
lalu berkata pula:
"Kehebatan pedang itu terletak pada biji mata mutiara merah darah yang ada digagang
pedang. Mutiara merah itu bisa mengeluarkan kabut harum orang yang dibikin mabuk oleh kabut
harum itu, harus memerlukan waktu dua hari dua malam lamanya baru bisa mendusin. orang yang
memegang pedang, dengan kekuatan tenaga dalamnya, dari tangan yang memegang pedang
mendesak keluar kabut merah dari dalam mutiara itu keluar pedang .Buat orang yang mempunyai
kepandaian sudah tinggi sekali, bisa memancarkan sinarnya pedang sampai lima kaki jauhnya,
ditambah lagi dengan awak pedang dan tangannya sendiri yang panjang, serangannya itu dapat
melukai sejarak satu tombak lebih jauhnya."

Yo Cie Cong agaknya sangat ketarik oleh keterangan itu, ia semakin kagum terhadap orang
berkedok ini yang ternyata memiliki pengetahuan sangat luas dalam rimba persilatan dan segala
rupa senjata.
"Apakah sudah tidak ada benda lainnya yang digunakan untuk menundukkan pedang itu?"
"Ada Cuma sulit sekali "
"Bagaimana sulitnya ? Boanpwe ingin tahu penjelasannya."
"Kalau bisa melatih ilmu kekuatan tenaga hawa serupa 'cao khie' dan sebagainya, diwaktu
menghadapi musuh yang mempunyai senjata demikian, harus dengan menggunakan ilmu 'Cao
khie'nya untuk melindungi sekujur badannya, dan mencegah tersentuhnya sinar pedang dan kabut
merah yarg tidak kelihatan itu, kemudaan dengan kekuatan tenaga tangan yang sangat tinggi,
dikeluarkan serangan secara beruntun, supaya lawan itu tidak berdaya memusatkan kekuatan
tenaga dalamnya ketangan yang memegang pedang. Dengan demikian, maka kabut harum dari
mutiara itu dengan sendirinya juga tidak bisa dikeluarkan. Tapi orang yang melatih ilmu beginian,
selama seratus tahun ini belum pernah ada orang dengar." Yo Cie Cong setelah mendengar
keterangan tersebut, diam-diam merasa malu sendiri.

Dari si Pengail linglung dipulau Batu hitam di Lam hay, ia telah dapatkan pelayaran ilmu Kian
goan cin cao, yang juga termasuk ilmu Cao khie. sebab tidak mengerti untuk menghadapi musuh
yang bagaimana ilmu demikian itu, maka ia tidak pernah gunakan ilmu itu.
Hampir saja ia kehilangan jiwanya .
Dalam hatinya berpikir, tapi mulutnya tidak mengatakan apa-apa. sedang orang berkedok kain
merah itu beberapa kali hendak menceritakan rahasia dalam hatinya, tapi perkataannya yang baru
sampai dimulut lantas ditelan kembali, ia masih kuatir akibatnya yang sangat menakutkan-

Setelah pikirannya berputar sekian lama, ia telah mengambil keputusan hendak membiarkan
kejadian mengenaskan dimasa yang sudah lampau itu terus tertanam dalam lubuk hatinya. setelah
menghela napas dalam, ia baru berkata dengan suara agak gemetar: "Anak Kita sudah waktunya
untuk berpisah"
Yo Cie Cong cuma bisa anggukkan kepalanya.
"Anak. jikalau kau tak menolak. aku ingin menurunkan pelajaran tipu silat. maukah kau?"

Yo Cie Cong tiba-tiba ingat dirinya si hweshlo gila, pengail linglung yang masing-masing telah
menurunkan pelajaran tipu silat istimewa padanya, maksudnya ialah suruh ia mewakili kedua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

orang aneh itu untuk memenuhi janji dalam pertandingan dengan muridnya orang aneh dalam
rimba persilatan Leng Jie Hong.
Dan sekarang orang berkedok ini kembali hendak menurunkan pelajaran silat padanya, entah
suruh ia melakukan pekerjaan apa lagi? Maka ia lantas menjawab:
"Cianpwe pernah melepas budi dengan menolong jiwa boanpwe sampai dua kali, jika ada
urusan apa-apa yang memerlukan tenaga dari boanpwe..."
"Eh anak, perkataanku ini apa maksudnya ?"
"Perkataan Boanpwe ada keluar dari hati yang sejujurnya."
"Haha Apa kau kira aku menurunkan pelajaran silat kepadamu ada memerlukan bayaran?" Yo
cie Cong merasa jengah sendiri, ia tadi memang berpikir demikian-
Berkata pula orang berkedok itu:
"Aku menurunkan pelajaran ilmu silat padamu cuma ingin meninggalkan satu peringatan atau
kenangan antara aku dengan kau "
"Meninggalkan satu peringatan ?"
"Ya, anak sekarang barangkali kau masih tidak mengerti maksudku ini, tapi ada satu hari kau
nanti pasti akan mengerti sendiri "

Yo cie Cong bingung. ia tidak mengerti apa maksud perkataan orang berkedok ini yang hendak
meninggalkan satu peringatan baginya. Namun ia juga tidak mau pikir terlalu dalam. Ia hanya
menjawab sekenanya.
Jikalau pada saat itu, Yo Cie Cong mau memperhatikan kelakuan yang luar biasa dari orang
berkedok itu kepada dirinya dan menanyakan sebabnya, mungkin ia dapat memecahkan rahasia
mengenai dirinya. Tapi sayang ia tidak berbuat demikian.
orang berkedok itu kini mulai dengan pelajarannya dengan hafalan dan prakteknya, supaya Yo
Cie Cong faham benar-benar.

Yo Cie Cong ada satu anak cerdik luar biasa, ditambah dengan kegaiban yang ia alami
membuat ia mempunyai kekuatan otak yang luar biasa. Maka untuk mempelajari segala ilmu silat.
sekejapan saja sudah matang betul.
"Anak, tipu silat ini, adalah hasil ciptaanku sendiri yang menggunakan tenaga dan jerih payah
selama hidupku. Tipu silat ini aku namakan 'Menggeser tubuh menukar bayangan' bagi orang
Kangouw biasa saja, nanti akan kau bikin bingung oleh tipu silat ini"

Yo Cie Cong saat itu perhatiannya sudah tertarik benar oleh tipu silat yang aneh luar biasa ini.
ia makin lama memikirkan makin merasa kegaibannya tipu silat ini. Benar2 seperti ilmu setan
menghilang.
Justru ilmu silat itulah yang digunakan oleh si orang berkedok untuk menolong jiwanya pemilik
Golok Maut yang kemudian diketahuinya ada dirinya Yo Cie Cong yang menyaru, dari ancaman
pedang Kong Jie.

Dengan kepandaiannya dan kekuatannya seperti Kong Jie, ternyata masih tidak tahu
bayangannya orang yang menolong jiwa korbannya.
Maksud dan tujuannya orang berkedok itu menolong dirinya pemilik Golok Maut dan kemudian
dibawa ke puncaknya gunung, ialah karena mencurigai Yo Cie Cong yang menyaru dan
menggunakan nama pemilik Golok Maut untuk melakukan kejahatan, perbuatannya itu agak
terlalu ganas, maka ia pikir hendak menyingkirkan dirinya. siapa nyana kenyataannya tidak
demikian- Disatu fihak ia merasa simpatik atas perbuatannya anak muda itu, dilain fihak. ia
sesungguhnya tidak nyana bahwa anak muda berwajah dan bersikap dingin kaku ini, ternyata
merupakan bayangan yang melekat dalam hatinya selama 18 tahun lebih lamanya.

Ia tidak mempunyai keberanian menceritakan semua kejadian yang menyedihkan pada masa
yang lampau kepada anak muda itu, ia rela menanggung sendiri itu segala kesedihan untuk
selama nya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ia sungguh tidak memikirkan bahwa dengan berlaku demikian, hampir saja ia melakukan suatu
kesalahan besar.

Yo cie Cong dengan sikapnya yang menghormat sekali menyoja kepada orang berkedok merah
itu, berkata:
"Boanpwee mengucapkan banyak terima kasih atas budi Locianpwee yang telah memberikan
pelajaran kepada Boanpwee ini "
"Anak. kau tak usah mengucapkan terima kasih, semua ini lantaran jodoh, jodoh "
"Kalau cianpwee sudah tidak ada lain urusan apa-apa lagi, Boanpwe ingin minta diri "
"Baiklah, anak. didalam dunia ini memang tak ada perjamuan yang tidak bubaran "
Ucapan orang berkedok kain merah itu kedengarannya sangat memilukan hati.

Yo Cie Cong bercekat. Dalam hatinya diam-diam berpikir, bagaimana orang kuat dalam rimba
persilatan yang merupakan seorang sangat misterius ini mendadak bisa berubah seperti lakunya
kaum hawa yang berhati lemah?
"Cianpwee, sebagai orang Kang ouw yang merantau, kita pasti bisa bertemu lagi"
"Ya, anak, pergilah Harap kau bisa bawa dirimu baik-baik, kecuali untuk membalas dendam,
paling baik jangan terlalu banyak melakukan pembunuhan terhadap jiwanya orang yang tidak
berdosa, agar tidak berdosa kepada Tuhan"
"Boanpwee akan ingat pesan cianpwee ini " Kedua orang itu lantas berpisahan dan
meninggalkan tempatang berbahaya itu.

Tiga hari kemudian.


Pemilik Golok Maut yang sangat misterius dan menakutkan telah muncul dikota Tiang-soa.
Kali ini, dalam waktu tiga hari saja sudah tiga orang kuat yang namanya cukup terkenal, telah
binasa dibawah cincangannya golok Maut.
Yang pertama adalah Gouw Leng Lam yang mempunyai gelar Cit cie seng-kiam atau dewa
pedang jari tujuh.

Yang kedua adalah see bun cun Tek. yang mempunyai gelar Burung belibis. Ia adalah
pemirnpin kawanan bajak laut yang sering melakukan operasinya didaerah pengairan telaga Tong
teng. Tempat dimana ia menemukan ajalnya ialah didalam salah satu kamar rumah penginapan
yang paling mewah dikota Tiang-soa.
Yang ketiga adalah Lie Bu shia, yang mempunyai gelar Kiu-thian Hui-peng atau Burung rajawali
terbang.
Sejak munculnya Golok Maut didunia Kangouw sehingga pada saat itu, sudah ada 11 orang
kuat yang terkenal namanya baik di kalangan hitam maupun putih yang menjadi korban, tidak ada
satu yang memberi perlawanan.
Maka, kota Tiang-soa dalam waktu beberapa hari saja sudah menjadi pusat perhatiannya
orang2 dunia Kang-ouw. Peristiwa ini sangat menggemparkan, lebih menggemparkan daripada
yang sudah-sudah.

Dalam waktu tiga hari mengambil tiga korban jiwa manusia kuat, suatu perbuatan yang
mengejutkan.
Orang-orang dunia Kang-ouw dari pelbagai tempat berduyun-duyun menuju kekota Tiang-soa,
mereka mengharap bisa melihat wajah aslinya pemilik Golok Maut yang sangat kejam dan ganas
itu, tapi ada juga yang mengundang lain maksud.
Terutama bagi orang-orang yang dulu pernah ambil bagian dalam pembasmian perkumpulan
Kam-lo-pang, kejadian itu dirasakan seperti duri yang menancap diatas punggungnya. Manusia
ganas itu satu hari saja belum di singkirkan, mereka selalu masih merasa tidak aman.

Hari kedua tengah hari tepat pada waktu see-bun cun Tek menemukan ajalnya.
Di Ceng-yang ciu-lauw, satu rumah besar didalam kota Tiang-soa, nampak penuh sesak dengan
tetamunya dari pelbagai tempat. Rumah makan yang bertingkat dua dan mempunyai tempat luas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

yang bisa menampung kurang lebih 30 orang itu, hampir tidak ada satu kursi yang kedapatan
kosong. Cuma apa yang agak luar biasa, ialah tetamu-tetamu itu hampir semuanya terdiri dari
orang2 Kang-ouw.
suara orang bicara terdengar amat riuh, hampir semuanya membicarakan soal Golok Maut.
Apakah Golok Maut itu sudah meninggalkan kota Tiang soa, atau mencari korban lain lagi?
Tidak ada seorangpun yang bisa dapat tahu. Mereka hanya menduga-duga saja secara
sembarangan.

Disalah satu meja pada suatu sudut dekat jendela, saat itu ada duduk seorang pemuda
berwajah tampan tapi sikapnya dingin kecut, ia duduk seorang diri sambil minum dengan sikapnya
yang tenang. Ia adalah Yo Cie Cong.
Daftar nama musuh-musuhnya Kam lo-pang yang berada padanya, kini tiga nama lagi sudah di
hapus. Tapi ia masih belum merasa lega, sebab 5 musuh besar yang tertulis dilembar pertama
dengan nama singkatan IM, YANG, SIU, KUAY dan PO, hanya siluman tengkorak Pek- bin ciang-
sie-kuay Lui Bok Thong, yang sudah bertemu satu kali. Yang lainnya, bayangannya saja masih
belum kelihatan.

Musuh- musuh yang binasa ditangannya, diantara musuh- musuhnya Kam-lo-pang, merupakan
orang-orang yang tidak berarti. Dapat dibayangkan sendiri betapa beratnya tugas Yo Cie Cong
yang harus dipikul itu. sekarang, hanya merupakan babak permulaan saja.
Dengan sepasang matanya yang bersahaya, Yo Cie Cong memandang wajahnya setiap tetamu
yang ada di rumah makan tersebut.

Matanya segera dapat melihat 5 laki-laki berbadan tegap yang duduk berkumpul disatu sudut
dekat tembok. orang-orang ini rasanya ia seperti pernah lihat, tapi entah dimana setelah ia putar
otaknya sekian lama, ia baru ingat bahwa laki-laki itu adalah anak buahnya Pek leng hwee.
orang-orangnya Pek leng hwe sudah muncul di kota Tiang soa, orangnya kedua Pang mungkin
juga tidak ketinggalan-

Dalam usahanya untuk menghadapi pemilik Golok Maut, Pek leng hwee dengan kedua pang,
selalu bekerja bersama-sama.
Ketua Pek leng hwee dan kedua Pang, juga terdapat dalam daftar nama musuh-musuhnya Kam
lopang. Yo cie Cong juga masih tidak lupakan perbuatan orang-orang itu ketika hendak
membunuh dirinya ditepi danau Naga.
Itu berarti permusuhan lama ditambah dengan permusuhan baru maka rasa bencinya lantas
berlipat ganda, tidak heran kalau pada saat itu Yo Cie Cong matanya lantas beringas secara
mendadak. ia hampir saja tidak mampu mengendalikan dirinya. Diwajahnya yang tampan, sekejap
saja sudah dipenuhi hawa pembunuhan-'Membunuh' pikiran yang menakutkan itu, telah timbul
dalam otaknya Yo Cie Cong.

Mendadak ditangga loteng ada terdengar orang berjalan- sebentar kemudian lantas muncul
wajahnya dua orang tua yang sangat menjemukan.
Kebetulan disamping Yo cie Cong duduk tadi terdapat tempat kosong. Dua orang tua yang baru
datang itu setelah mencari sana-sini, ia telah dapat lihat tempat kosong itu. Maka keduanya lantas
menghampiri
Ketika Yo Cie Cong menyaksikan wajahnya kedua orang tua itu, dalam hatinya diam-diam
lantas berseru: "Bagus kembali ada dua orang yang hendak mengantarkan jiwanya."

Dua orang tua itu ketika tiba didepan tempat kosong, mendapat lihat dirinya Yo Cie Cong.
semula mereka agak terkejut, kemudian lantas saling mengawasi dengan kawannya dan ketawa
terbahak-bahak.
siura ketawa mereka yang kedengarannya seperti ketawa setan itu, telah menarik perhatian
para tetamu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dua orang tua itu setelah duduk ditempatnya, lantas minta pelayan supaya menyediakan
makanan dan minuman,.
"sepasang manusia buas dari Lam hong " begitu terdengar suara berisik diantara para tetamu.

Oleh karena suara ketawanya sepasang manusia buas dari Lam hong tadi, telah membual
orang-orangnya Pek leng hwee dan kedua Pang, yang tadi tidak perhatikan dirinya Yo cie Cong,
kini telah mendapat lihat wajahnya anak muda itu, hingga mereka pada kasak kusuk, entah apa
yang dirundingkan Tapi sudah tentu hal-hal yang mengenai dirinya anak muda itu.
Meskipun mereka tidak mengetahui keadaan anak muda itu yang sebenarnya, tapi 5 laki-laki
dari Pek leng hwee itu nampaknya ambil perhatian besar terhadap dirinya Yo cie Cong, karena
mereka tahu benar bahwa anak muda itu adalah seorang yang dikehendaki benar oleh ketua
mereka.

Mendadak, mata semua tetamu terbelalak memandang kearah tangga loteng.


Yo Cie Cong yang tertarik oleh keadaan demikian, matanya juga mengawasi kearah tangga
loteng. Diwajahnya yang kecut dingin, mendadak tertampak gembira. Dengan cepat ia berbangkit
dari tempat duduknya dan lari menghampiri.

BAB 23

TETAMU yang baru datang itu bukan lain daripada Thian san Liong lie Tho Hui Hong, itu
pendekar wanita setengah umur yang berwajah cantik dan berkepandaian tinggi.
Ia kelihatan berdiri celingukan, agaknya sedang mencari tempat kosong untuk tempat duduk.
Thian san Liong - lie meski usianya sudah setengah tua, tapi kecantikannya masih bisa
menggiurkan hatinya anak muda.
Semua tetamu yang ada disitu, meski pada dibikin silau matanya oleh kecantikan Thian-san
Liong- lie, tapi tidak ada yang berani berlaku ceriwis, karena namanya wanita gagah itu dikalangan
Kang-ouw ada sangat terkenal dan ditakuti baik oleh orang golongan hitam maupun golongan
putih. Apalagi mengingat suhunya berkepandaian sangat luar biasa, meski usianya sudah lebih
dari seratus tahun-
suatu keistimewaan bagi wanita gagah itu, diparasnya yang cantik, selamanya seperti diliputi
oleh kabut kedukaan, namun tidak begitu nyata. Apakah sebab yang sebetulnya ? Tidak ada
seorangpun yang tahu.
Pada saat itu, ia juga sudah dapat melihat Yo Cie Cong yang berbangkit dan lari menghampiri
kepadanya.

Ia juga merasa sangat girang akan pertemuan itu. Dengan bersenyum manis ia berjalan
menyongsong Yo Cie Cong.
Wajahnya Yo Cie Cong ada mirip benar dengan kekasihnya 10 tahun berselang dan yang
sehingga saat itu masih belum hapus dan ingatannya. Maka didalam matanya, Yo Cie Cong adalah
merupakan seorang yang dapat meringankan penderitaan hatinya.
Maka ketika anak muda itu mendapat kesulitan ditepi danau Naga, dengan tanpa menghiraukan
jiwanya sendiri ia berusaha untuk melindungi dirinya.

Yo Cie Cong ketika binasa dibawah serangannya iblis berwajah singa, ia telah mengubur
jenazahnya bersama-sama Siang-koan Kiauw, itu gadis baju merah, anak tirinya Cin Bie Nio.
selanjutnya, ia dengar ramai dikalangan Kangouw tentang beritanya Yo Cie Cong yang sudah mati
telah hidup kembali. Ia pernah mencari kemana-mana, tidak nyana hari ini telah bertemu dirumah
makan itu.

Begitu pula dilihatnya Yo Cie Cong, yang selalu berwajah kecut, ketika melihat dirinya Thian san
Liong lie lantas menjadi girang, karena ia seolah-olah sudah bertemu dengan ibunya sendiri
Masih jauh ia sudah berseru dengan suara girang: "Bibi Tho Mari disini ada tempat kosong."
Ia memegang erat tangannya Thian san Liong lie diajak kemejanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ia memang duduk dan minum seorang diri saja, kedatangan Thian san Liong lie ada sangat
kebetulan-

Thian-san Liong lie setelah duduk dikursinya depan Yo cie Cong, ia mengawasi wajahnya anak
muda itu sejenak. baru berkata:
"Anak. sungguh tidak dinyana aku bisa bertemu lagi dengan kau "
"Terima kasih atas perhatian bibi, Boanpwee juga selalu ingat diri bibi."
Dua manusia dari Lam hong yang telah dapat melihat Yo Cie Cong, dalam hati mereka sudah
menganggap bahwa itu ada satu kesempatan yang paling baik yang diberikan oleh Thian-
Ternyata mereka masih belum melupakan mustika Gu-liong kauw yang berada didalam perutnya
Yo cie Cong

Tapi kini, mereka lihat dirinya Thian-san Liong- lie yang duduk disatu meja dengan Yo Cie
Cong, dalam hati merasa cemas dan sangat gelisah.
Lotoa yang tua dari kedua manusia buas itu duduk membelakangi Yo cie Cong, maka tidak
dapat dilihat bagaimana sikapnya. Tapi Lojie (adiknya) ada duduk berhadapan dengan Yo cie
Cong.
Dengan matanya yang seperti mata tikus, Lo jie terus mengawasi Yo Cie Cong dengan tanpa
berkedip.
Sikapnya manusia buas yang demikian itu, bagi Yo Cie Cong sudah tidak asing lagi.
Ketika kawanan manusia iblis berebutan hendak membelek perutnya ditepinya danau Naga, ia
sudah banyak melihat sikap demikian itu. Itu ada satu sikap kombinasi antara kejahatan,
kekejaman dan ketemahaan.

Yo cie Cong yang dibikin sebal oleh sikap demikian itu otomatis wajahnya menjadi dingin kecut
lagi.
Thian san Liong lie yang menyaksikan Yo cie Cong baru saja bicara, mendadak wajahnya sudah
berubah demikian rupa, diam-diam juga merasa heran- Ketika ia mengikuti pandangan mata Yo
Cie Cong, wajahnya juga mendadak berubah^
Yo cie Cong setelah mengeluarkan suara dihidung, lantas berkata kepada dua manusia buas
dari Lam hong itu. "Adakah kalian masih ingat akan diriku ?"

Lojie lantas menyahut sambil ketawa cengar-cengir: "Bocah pertemuan kita ini memang sudah
jodoh "
"Bocah Manusia dimana saja bisa bertemu, pertemuan kita hari ini bukan merupakan suatu
kejadian yang ganjil " menyambung Lotoa.
Thian san Liong ie nampak mulai naik darah, wajahnya berubah pucat, selagi hendak buka
mulut tidak jadi karena melihat Yo Cie Cong melarang.
Yo Cie Cong mencegah dengan kedipan matanya kemudian sepasang matanya sangat tajam
telah menyapu pada kedua manusia buas itu.

Sepasang manusia luas itu nampaknya di bikin terkejut oleh pandangan mata Yo Cie Cong itu.
Dalam hati mereka diam-diam berpikir: "Heran, bocah ini yang baru saja dua bulan tidak ketemu,
sekarang seolah-olah sudah berubah menjadi lain keadaannya."
Thian san Liong lie tidak perhatikan sinar matanya Yo Cie Cong, hanya dengan sorot matanya
yang gusar terus mengawasi dirinya kedua iblis itu. Ia sudah tahu benar kejahatan dan
kebuasannyakedua manusia itu.
Ia kuatir bahwa kejadian ditepinya danau Naga tempo hari akan terulang lagi dirumah makan
ini. sebab Yo Cie yong pernah menelan mustika Gu liong kauw, dan mereka tahu, bahwa mustika
itu masih mengeram dalam perutnya Yo Cie Cong.
Bila benar-benar terjadi gaduh, akibatnya akan lebih menakutkan pikir Thian san Liong lie.

Sudah tentu Thian san Liong lie tidak tahu kalau keadaannya Yo Cie Cong pada saat itu, ada
sangat berlainan dengan Yo cie Cong pada tempo hari.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Berbareng dengan itu, orang-orang dunia Kang-ouw yang hari itu berkumpul dan makan minum
dalam rumah makan itu, satupun tidak tahu bahwa manusia misteri ini, atau si pemilik Golok Maut
yang ganas dan menakutkan, adalah itu pemuda berwajah tampan tapi kecut dingin, yang kini
beradu didepan mata mereka sendiri
sementara itu, Yo Cie Cong setelah mengawasi kedua manusia buas itu,lalu berkata pula:
"Apa yang kalian ucapkan memang tidak salah. Hari ini kita benar-benar ada jodoh, apa yang
kalian lakukan kepada diriku tempo hari tidak ada satu hari aku bisa lupakan. Aku justru sedang
mencari kalian berdua "

Lojie setelah tercengang sebentar, lalu menjawab:


"Bocah, kita berdua saudara dapat memenuhi kehendakmu "
"Bagus, sekarang juga atau harus mencari tempat lain ?"
Thian san Liong lie merasa kaget dan heran sebab ia tahu benar tentang keadaan dan
kekuatannya Yo Cie Cong tidak nanti mampu menandingi kedua iblis itu. Namun ia sekarang
berani menantang kedua manusia buas itu, ini benar-benar tidak habis dimengerti. Belum lenyap
pikirannya, terdengar Lotoa nyeletuk sambil ketawa.
"Bocah, nanti malam sesudah rembulan muncul, kita bertemu lagi di Cit lie peng, kira-kira 7 lie
diluar kota sebelah Timur bagai mana ?"
"Baik tempat yang kalian pilih tepat sekali, disitu sangat indah pemandangan alamnya"

Dua manusia buas itu memandang Yo Cie Cong dengan mata mendelik. Karena sebisa- bisa
menahan sabar, dalam hati mereka menyumpahi dirinya anak muda itu. Thian-san Liong lie
dengan penuh rasa kuatir berkata kepada Yo Cie Cong: "Anak, kau...."
Yo Cie Cong sambil bersenyum menjawab dengan tenang:
"Bibi Tho, jikalau bibi ada kegembiraan nanti malam boleh juga turut menyaksikan keramaian
itu "
"Anak. dua manusia itu sangat ganas dan telengas, kepandaiannya juga tidak dapat di pandang
ringan-
"Itu boanpwee mengerti, bibi Tho, harap bibi tak usan kuatir, Boanpwe tidak nanti berlaku
ceroboh"
"Tapi kau toch masih belum mampu menandingi mereka, apa lagi hari ini dikota Tiang-soa ada
banyak orang-orang gagah dari berbagai golongan- apabila hal ini nanti menarik perhatian
kawanan iblis yang temaha mengingini mustika Gu long-kauw itu bukankah.."
"Itu ada lebih baik, biarlah mereka semua nanti tahu bahwa dalam rimba persilatan masih ada
keadilan "

Thian-san Liong lie dengan penuh keheranan mengawasi Yo Cie Cong. Hanya beberapa bulan
saja tidak bertemu, anak muda itu seperti sudah berubah menjadi orang lain.
Berita tentang kedua manusia dari Lambong telah menbuat perjanjian dengan Yo cie Cong
untuk mengadakan pertempuran, dari satu mulut kelain mulut, sebentar saja sudah diketahui oleh
seluruh tetamu yang ada disitu.

Kejadian gaib yang dialami oleh Yo Cie Cong ditepi danau Naga pada beberapa bulan
berselang, sudah lama memang pernah menggemparkan dunia Kang-ouw. Tapi sedikit sekali
orang yang mengenal dirinya anak muda itu. Dan kini, setelah disebut-sebut lagi orang-orang yang
bersangkutan, maka Yo Cie Cong lantas menjadi pusat perhatian para tetamu.

Jago-jago Kang-ouw itu, dikota Tiang-soa sebetulnya karena tertarik eleh peristiwa Golok Maut.
sayang mereka tidak menemukan bayangan si pemilik Golok Maut, sebaliknya bertemu dengan
pemuda asam kecut yang ternyata adalah itu pemuda yang pada beberapa bulan berselang
pernah menelan mustikanya Gu-liong-kauw.
Dipengaruhi oleh kelemahan, ada beberapa kawanan iblis yang diam-diam sudah memikirkan
rencananya yang keji.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Diantara para tetamu itu, adalah Thian san Liong lie merupakan orang satu-satunya yang
merasa paling gelisah. Peristiwa perebutan mustika Gu- liong kauw yang terjadi ditepi danau Naga
pada beberapa bulan berselang, kekejamannya dan keganasannya masih menggores dalam hati
sanubarinya, dan nampaknya peristiwa kejam itu akan terulang lagi sekali pada malam nanti.

Yo Cie Cong dalam matanya Thian san Liong lie sudah merupakan duplikat dari kekasihnya
yang menghilang pada 10 tahun berselang. Maka terhadap dirinya anak muda itu timbullah
perasaan welas asihnya yang sangat tebal sekali. Maka atas keselamatannya anak muda itu, ia
agaknya sudah merasa ikut tanggung jawab yang tidak dapat dielakan lagi.
Kedua manusia buas itu setelah puas makan minum, lalu berbangkit dan berkata pula kepada
Yo Cie Cong:
"Bocah perjanjian di Cit lie peng pada nanti jam tujuh malam, kau tentunya tidsk akan salah
bukan "
"Haha, memang itu yang aku nantikan bagaimana bisa bikin kalian kecewa ?"
" Kalau begitu bocah, nanti malam kita ke temu "
Kedua manusia buas itu kembali memandang Yo cie Cong dengan mata melotot, lantas berlalu.

Para tetamu yang lainnya juga nampak sudah pada mulai pergi, hingga keadaan dalam rumah
makan itu kini kelihatan mulai sepi lagi.
Tapi Yo Cie Cong yang masih mengandung maksud hendak menantikan kedatangannya ketua
Pek leng hwee dan kedua Pang, maka belum mau meninggalkan tempat duduknya. Ia tetap duduk
sambil minum dengan sabar, seolah-olah tukang berburu yang menantikan mangsanya.

Tapi sebegitu lamanya, kecuali itu lima orang dari Pek leng hwee, sudah tidak kelihatan orang
lain yang datang lagi. Maka dalam hatinya dia lantas berpikir: "hari ini aku harus mencari tahu
sebab musababnya."
Tidak antara lama, diatas loteng kembali muncul orang tua yang dandanannya sangat ganjil.
Mereka datang benama seorang yang berbadan tinggi kurus.

Thian san Liong lie ketika melihat kedatangnnya orang aneh itu, lalu berkata kepada Yo Cie
Cong dengan suara sangat perlahan-
"Lima orang tua yang dandanannya sangat ganjil itu adalah jago-jago kenamaan dari daerah
Biauw yang biasanya disebut Biauw-ciang Ngo tok. sedang orang tua tinggi kurus itu adalah si iblis
yang mempunyai gelar Bok tok Kiesu, yang biasanya matang melintang didaerah Thian lam.
Mereka masing-masing mempunyai kepandaian ilmu silat yang luar biasa -

Yo Cie Cong hanya mengangguk saja, kemudian menyahut: "Kedatangan mereka barangkali
karena peristiwa Golok Maut "
"Ng... bencana hebat mungkin akan timbul semata-mata karena gara-garanya Golok Maut!"
Yo Cie Cong mendengar kata-kata Thian san Liong lie itu, hatinya diam-diam merasa
terperanjat. Pikirnya: "bibi Tho, maafkan aku tidak bisa memberitahukan keadaanku yaag
sebenarnya, karena aku sendiri juga mempunyai kesulitan"
Pada saat itu Biauw ciang Ngo tok dan Bo tok Kiesu sudah mulai duduk.
oleh karena datangnya 6 kawanan iblis itu keadaan dirumah makan itu mendadak menj sunyi.

Yo Cie Cong tiba-tiba ingat sesuatu, maka lantas berkata kepada Thian san Liong lie: "Bibi Tho,
dulu ketika Boanpwee mengalami kesukaran ditepi danau Naga, mengapa bibi hendak menolong
dan melindungi diri Boanpwee tanpa menghiraukan keselamatan jiwa bibi sendiri ?"
Thian san Liong lie hatinya terguncang, ia memandang wajahnya Yo Cie Cong dengan mata
mendelu. Apa yang terjadi atas dirinya pada masa yang lampau, seolah-olah ular berbisa yang
menyemat dirinya pada masa yang lampau, seolah-olah ular berbisa yang menyemat hatinya.
Lama ia berada dalam keadaan demikian, akhirnya baru bisa menjawab sambil ketawa getir:
"Anak. itu hanya untuk membela keadilan didalam rimba persilatan "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Dari sorot mata bibi yang sayu dan agaknya ada menderita kedukaan dalam hati serta sikap
bibi ketika pertama kali berbicara dengan Boanpwee. Tapi ini hanya duga-dugaan Boanpwee
sendiri Malah Boanpwee masih ingat ketika bibi menanya nama Boanpwee,, waktu Boanpwee
menyebutkan nama Yo Cie Cong, bibi mengulangi pertanyaan sampai dua kali, bahkan
mengunjukkan perasaan kecewa"
"Ah anak Kau terlalu banyak memikir"
"Mungkin itu benar, tapi Boanpwee selalu merasa bahwa bibi agaknya ada menyimpan rahasia
apa-apa?, yang tentunya agak menyedihkan"
"Anak, kau ingin aku menceritakan?"
"Boanpwe hanya mengharap bisa mengetahui sedikit saja, tapi ini juga tidak berani memaksa
bibi "

Diwajahnya Thian san Liong lie nampak awan kedukaan, dengan susah payah ia baru bisa
mengatakan:
"Anak, pertama karena disebabkan kau..... ah.."
Yo Cie Cong pentang lebar matanya, ia menanya dengan heran-
"Bibi Tho Boanpwee kenapa ?"
"Kalau kau memang benar kepingin tahu, baiklah aku beritahukan padamu. Sebab kau ada
mirip benar dengan seseorang "
"Mirip dengan siapa ?"
"Seseorang aku katakan, ya, mirip benar. Baik wajahmu maupun sikap dan gerak-gerikmu,
tidak ada yang tidak miripi. Hanya usianya saja yang berbedaan jauh"
"Orang itu tentunya ada mempunyai hubungan erat sekali dengan bibi ?"

Thian-san Liong lie wajahnya mendadak berubah merah, ia anggukkan kepalanya, sebagai
Jawaban.
"Bibi Tho, dia itu siapa ?"
"Anak, Adakah kau pernah dengar nama julukan 'Giok bin Kiam-khek-Jago pedang berwajah
kumala'?"
Yo Cie Cong agaknya merasa tertarik dengan penuturan bibinya, maka ia lantas menanya pula:
"Boanpwee mirip dengan dia ?"
"Benar mirip sekali "
"Dan sekarang, dimana orangnya ?"
"Hilang tanpa kabar ceritanya, mungkin juga sudah binasa. sepuluh tahun berselang, peristiwa
hebat telah menimpa dirinya "
"Peristiwa hebat apa ?"
"Anak. pertanyaanmu sudah cukup banyak"

Yo Cie Cong yang tidak ketahuan asal-usulnya, asal ada apa-apa yang mungkin ada
hubungannya dengan dirinya sendiri, ia tidak mau lepaskan begitu saja. Ketika ia mendengar
cerita bibi Thonya yang nampaknya ada mengandung rahasia besar, lantas unjukan perhatian
sepenuhnya .
Thian-san Liong- lie agaknya juga terpengaruh perasaannya, setelah pikirannya tenang
kembali, ia baru bisa berkata lagi: "Aku bisa beritahukan sedikit saja pada mu"
"Silahkan "
"Dia adalah muridnya Leng Gie Hong dari see gak. itu manusia gaib dalam rimba persilatan
serta merupakan satu orang kuat nomor satu didalam dunia "

Mendengar keterangan itu, hampir saja Yo Cie Cong lompat dari tempat duduknya, karena si
hweshio gila Phoa-ngo Hweshio dan Pengail Linglung ut-tie Giok ciang, itu dua manusia aneh dari
rimba persilatan, masing-masing telah menurunkan kepandaiannya yang luar biasa, kepada
dirinya, maksudnya ialah untuk menepati janji untuk mengadakan pertandingan dengan muridnya
manusia gaib itu.
"Bibi Tho, dia ada digunung Hoa san "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bagaimana kau bisa tahu ?"


"Menurut waktunya yang ditetapkan oleh fihak Leng Gie Hong, dalam waktu- tahun akan
ditunggu di gunung Hoa-san- sekarang ia telah mendapat keterangan bahwa orang yang mirip
benar dengan dirinya itu ternyata ada satu jago pedang nomor satu, bahkan ada hubungan sangat
erat dengan bibi Tho-nya, bagaimana kalau ia tidak terkejut? Maka seketika itu ia kelepatan
omong berkata:
"Tengah-tengah see gak - bukankah ada gunung Hoa san ?"

Karena kegirangan, hampir saja ia menceritakan soal perjanjian itu. "Anak. kau tidak tahu, aku
sudah pergi kegunung Hoa-san sampai 3 kali"
"Bagaimana ?"
"Dia belum kembali kegunung Hoa-san"
Yo Cie Cong merasa agak bingung. Dalam hatinya lalu berpikir menurut keterangan Pengail
Linglung yang diberikan padaku. Leng Gie Hong pernah mengabarkan, bahwa karena dirinya
sendiri sudah bercacad gara-gara melatih ilmunya, maka soal perjanjian adu kepandaian akan
dilanjutkan oleh murid tunggal-nya. Dalam waktu 5 tahun akan ditunggu di gunung Hoa san-
Kalau menurut keterangan ini, dia bukan saja belum hilang, bahkan masih berada di gunung Hoa
san, Ada rahasia apakah dalam soalnya bibi Tho ini ?"

Selagi pikirannya masih bekerja keras, mendadak terdengar suara orang bicara dengan nada
sangat brutal.
"Hihi, ibunya cantik seperti bidadari, anaknya tampan bagai batu kumala, sungguh bisa
membuat setiap orang mengiri " Terdengar pula suaranya seorang lain:
"Daerah Tionggoan meskipun banyak wanita cantik, tapi orang yang se-elok ini, baru pertama
kali ini aku melihat"

Thian-san Liong-lie dan Yo Cie Cong pada berpaling dengan berbareng, orang yang bicara itu
ternyata ada dua orang diantara Biauw-ciang Ngo toks Dengan mata ceriwis sedang mengawasi
mereka.
Lalu terdengar suaranya Bok-tok Kiesu berkata:
"Saudara2, kalian tahu bahwa kembang ini telah ditelantarkan, cuma saja aku tidak berani
menyentuhnya"
"Ha ha Apa iya saudara terhadap satu orang perempuan saja tidak berani menyentuh Apakah
dia...."
"Saudara tidak tahu, dibelakang dia si setan tua itu sungguh menakutkan "
Ketika Bok-tok Kiesu membicarakan tentang setan tua, sikapnya seperti benar-benar ketakutan,
tapi nampaknya sangat menjemukan-

Yo Cie Cong yang menyaksikan tingkah lakunya kawanan iblis itu, baru tahu kalau mereka
sedang membicarakan dirinya Thian-san Liong-lie, maka darahnya lantas naik seketika.
Thian-san Liong lie dengan merah padam suatu tanda hawa amarahnya sudah memuncak,
telah berbangkit dengan pelahan-lahan. sambil menuding pada Bok-tok Kiesu ia berkata:
"Bok-tok Kiesu, kau juga terhitung seorang yang mempunyai nama dikalangan Kang ouw,
sopan sedikit tingkah lakumu kenapa sih ?"
"Thian san Liong lie, apakah kau kira aku berlaku tidak sopan terhadap dirimu ?" jawabnya Bok-
tok Kiesu sambil ketawa cengar cengir.

Biauw-ciang Ngo tok juga lantas perdengarkan suara ketawa yang menyebalkan. Yo Cio Cong
dengan mata beringas, menggeram:
"segala kawanan kurcaci dari daerah luar, juga berani jual lagak didaerah Tionggoan "
Biauw ciang Ngo - tok ketika mendengar ucapan Yo Cie Cong, matanya lantas melotot dan
berbangkit dari tempat duduknya. satu diantaranya dengan suaranya yang aneh membentak:
"Bocah, apa kau sudah bosan hidup?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Suasana dirumah makan kini mendadak menjadi tegang. Para tetamu yang tabah dan masih
belum berlalu, semua pada pasang mata untuk menonton, sedang para pelayan yang bernyali
kecil, sudah pada lari kalang-kabutan-
"Kalian bangsa kurcaci dari daerah luar ini masih ada muka berkata demikian?" kata Yo cie
Cong dengan sikap menghina.

Biauw-ciang Ngo-tok pada berubah wajahnya, bukan kepalang rasa gusarnya, sehingga
wajahnya merah padam, badannya gemetaran.
Mereka berlima didaerah Biauw merupakan tokoh-tokoh terkemuka dalam dunia Kang-ouw
namanya sangat dimalui oleh bangsa mereka. sungguh tidak nyana hari itu dhadapannya begitu
banyak orang-orang Kang-ouw, ia telah diperhina oleh seorang muda yang usianya belum cukup
20 tahun. Biar bagaimana, sudah tentu mereka tidak bisa menelan begitu saja.

Salah seorang dari mereka yang tadi buka suara, kakinya lantas bergerak menendang meja,
hingga meja itu terbalik berikut cawan, piring dan mangkuk yang ada di atasnya. Kemudian ia
sendiri lantas lompat melesat menerjang Yo cie Cong. Thian-san Liong lie dengan wajah pucat,
lantas hendak ayun tangannya. Para tetamu juga pada berdiri, hendak menonton pertandingan
antara kedua orang itu.
"Balik" demikian terdengar suara bentakan nyaring, tangannya Yo cie Cong bergerak, dari situ
lalu meluncur keluar kekuatan tenaga dalamnya yang sangat hebat, untuk memapaki dirinya iblis
dari Biauw yang sedang menerjang dirinya itu.
Serangannya Yo cie Cong kali ini dibarengi dengan kekuatan ilmunya Kan goan cin-cao kira-kira
enam bagian.

Diantara suara bentakan terdengar suara seruan tertahan iblis tua Biauw-ciang itu, dirinya
lantas terpental sejauh kira-kira 5 tumbak lebih, dan kemudian jatuh tersangkut dilangkannya
loteng.
Keadaan dalam rumah makan itu sebentar saja lantas menjadi gempar, siapapun tidak akan
menduga kalau anak muda itu ada mempunyai kekuatan demikian rupa hebatnya.
Perasaan Kaget, malu, gemas dan gusar saat itu meliputi dirinya Bok-tok Kiesu dan kawan-
kawannya .

Thian-san Liong-lie sendiri juga terpesona, dengan terheran-heran menanya kepada Yo cie
Cong:
"Anak kau ?"
Yo Cie Cong sudah mengerti apa yang akan diucapkan oleh Thian san Liong-lie, maka lantas ia
berkata:
"Bibi Tho, kalau ada kesempatan nanti Boanpwee ceritakan pengalaman Boanpwe selama
beberapa bulan ini."

Bok-tok Kiesu saat itu perdengarkan suara ketawanya yang aneh. "Bocah, kau ternyata boleh
juga, lihat aku" katanya nyaring.
sehabis bicara, dengan tindakan sangat perlahan ia berjalan menghampiri Yo Cie Cong.
Biauw-ciang Ngo tok. termasuk orang yang dibikin jatuh tadi, semua lantas maju bersama-sama
Bok-tok Kiesu, mereka mengawasi Yo Cie Cong dengan sorot mata buas.
Yo Cie Cong masih tetap dengan sikapnya yang dingin, berdiri ditempatnya dengan tanpa
bergerak barang sedikit. sikapnya yang jantan itu membuat orang melongo dan kuncup nyalinya.

Ketika Biauw Ciang Ngo tok berjalan sampai didepan Yo Cie Cong, mendadak lantas berhenti.
Lengan baju 5 iblis itu tiba-tiba bergoyang, tapi sebentar saja sudah pulih kembali seperti biasa.
Salah satu diantara 5 orang tua itu mendadak berkata sambil ketawa girang:
"Bocah, kali ini kau akan tahu rasa. sekarang kau sudah terkena racun Ngo tok Bok-keng sin
ciang dari kita berlima. Kau pasti akan mengalami siksaan hebat, mati tidak hiduppun tidak, Hehe,
heh kau coba bernapas"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Thian san Liong lie yang sudah banyak pengalamannya, tahu benar lihaynya racun serupa itu.
Asal sudah masuk kedalam tubuh orang, jika racunnya digerakkan, orang yang terkena racun itu
akan binasa setelah nyalinya dimakan oleh racun jahat itu.
Racun itu ada mempunyai hubungan erat dengan orang yang melepaskannya, sekalipun sang
korban itu berada sejauh ratusan lie, asal orang yang melepaskan racun tadi gerakan pikirannya.
lantas berkerja hingga jiwanya sang korban seolah-olah benda ditangannya orang yang melepas
racun itu, Kecuali di tarik kembali oleh orang yang melepaskan racun tadi, sudah tidak ada lain
obat yang bisa melenyapkan racun itu dan dalam badannya.

Yo Cie Cong yang diwaktu kecilnya hidup bergelandangan dengan kawanan jembel, pernah
dengar juga tentang racun yang sangat ganas dan berbisa itu. Maka saat itu hatinya lantas
bercekat. ia buru-buru atur pernapasannya, benar saja merasakan seperti ada benda halus yang
bergerak didalam badannya.
seketika itu juga lantas timbul napsunya hendak membunuh, maka ia lantas berkata dengan
suara gusar:
"Setan tua, hari ini sekalipun siaoyamu jatuh, tapi kalian juga jangan harap bisa berlalu dari sini
dalam keadaan hidup "
"Hahaha" terdengar mereka ramai ketawa.
"Bocah tutup mulutmu, kau sudah tidak mempunyai kesempatan hidup lagi " kata satu diantara
5 iblis itu

Biauw-ciang Ngo-tok lalu bergerak menjalankan ilmunya jubahnya kelihatan bergerak gerak.
sekujur badannya Yo Cie Cong mendadak dirasakan seperti digeremeti binatang ular atau kutu,
rasa sakit dan gatal menusuk ke tulang-tulangnya dan hatinya.
sebentar saja keringat dingin sudah menbasahi tubuhnya Yo Cie Cong. Dalam keadaan cemas,
ia buru-buru mengeluarkan ilmunya, hawa dingin dan hawa panas lantas berputaran disekujur
badannya, benar saja ia rasakan agak kendor tekanan rasa sakitnya. Maka diam-diam ia lantas
berpikir: apakah ilmuku Kan-goan caokhie bisa membasmi racun ini?
Sesungguhnya ia masih belum mengerti, bahwa dua rupa benda mustika Gu- liong kauw dan
telurnya burung rajawali raksasa, ada mengandung dua rupa sifat yang sangat dingin dan angat
panas, yang merupakan kekuatan satu-satunya untuk membasmi racun Bok bea sin ciang.
Karena ia sudah mendapat kenyataan bahwa kekuatan tenaga dalamnya itu dapat digunakan
untuk melawan racunnya kelima orang tua, maka ia lantas perhebat gerakannya.

Biauw ciang Naotok semula ketika menggerakan tenaganya untuk mendesak racun dalam
dirinya Yo cie Cong agak berubah, tapi kemudian pulih seperti biasa, agaknya tidak takut
menghadapi racunnya. Maka mereka lantas merasa heran-
sedang Bok tok Kiesu yang menyaksikan Thian-san Liong lie sedang kesima mengawasi dirinya
Yo cie Cong, diam-diam lantas bergerak mendekati pendekar wanita itu.
Jari tangannya yang kurus kering, sudah akan menyambret pundaknya Thian-san Liong lie.

Thian-san Liong lie sendiri masih belum mengetahui kalau dirinya terancam bahaya. tapi Yo Cie
Cong yang mendadak dapat lihat itu, semula ia hendak bersuara untuk memperingatkan Thian-san
Liong lie, tapi sudah tidak keburu. Dalam keadaan yang sangat krisis itu, dengan cepat ia lantas
membabat dengan tangannya yang mengandung kekuatan tenaga dalam Kan-goan Cin-cao.

Bok tok Kiesu yang sedang kegirangan karena gerakannya membokong itu sudah akan berhasil,
mendadak merasakan ada suatu kekuatan tenaga yang sangat hebat menyerang padanya dari
samping. Kalau ia tidak tarik mundur dirinya, meski Thian san Liong lie akan terjatuh dibawah
kekuasaannya, tapi dirinya sendiri juga akan terluka oleh serangan kekuatan tenaga dalam yang
sangat hebat itu.
Untuk menyelamatkan diri, terpaksa ia harus lompat mundur 5 kaki jauhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Thian-san Liong-lie kini sudah tahu kalau dirinya sedang terancam, maka lantas menghunus
pedangnya, dengan cepat menyerang dirinya Bok-tok Kiesu.
Dalam waktu sekejapan ia sudah menghujani tikaman prdang pada Bok-tok Kiesu sampai 15
kali banyaknya.
Bok tok Kiesu yang masih belum tancap kakinya, mendadak dihujani serangan pedang oleh
Thian san Liong lie, sudah tentu jadi kelabakan.
Badannya yang kurus kering seperti linting, setelah pontang panting kesana kemari, akhirnya
berhasil juga lolos dari ujung pedangnya Thian san Liong lie.

Pada saat itu, orang-orang Kang-ouw yang berada dirumah makan tersebut sudah pada
hentikan minumnya, mereka semua pada minggir kepojok dinding, hingga di-tengah-tengah
terbuka satu tempat yang cukup luas.
Yo cie Cong yang tadi bergerak membantu Thian-san Liong-lie, kekuatan tenaga dalamnya agak
kendor, hingga racun dari lima orang tua itu dirasakan bekerja lagi.

Ia sekarang sudah merasa benci sekali terhadap lima orang tua dari daerah Biauw itu, maka ia
gunakan seluruh kekuatan tenaga dalamnya untuk mengusir racun didalam badannya. Usahanya
itu berhasil bukan saja rasa sakitnya lantas lenyap seketika, bahkan semangatnya bertambah
meluap-luap.

Biauw ciang Ngo tok sejak berkelana didunia Kang-ouw beberapa puluh tahun lamanya, belum
pernah mengalami kejadian aneh serupa itu. Meski mereka menggerakkan tenaganya sepenuhnya,
tapi lawannya itu tetap seperti tidak pernah mengalami kejadian apa-apa. Maka mereka diam-diam
lantas merasa jerih dan bergidik.
Racun Bok-heng sin-ciang itu ada berhubungan erat dengan orangnya yang melepaskan racun
itu.

Maka jika racun itu musnah, jiwanya orang yang melepaskan juga turut musnah. oleh karena
Yo Cie Cong melancarkan serangan tenaga dalamnya dengan sepenuh tenaga, maka racun yang
masuk kedalam badannya, per-lahan-lahan sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi Jika orang
tua tidak lekas-lekas tarik kembali, maka mereka juga akan terbinasa.

Biauw-ciang Ngo-tok saat itu sudah mengetahui keadaan tidak menguntungkan maka lantas
tarik kembali racunnya. Berbareng dengan itu, secepat kilat mereka mengirim serangannya kepada
diri Yo cie Cong.
Si anak muda yang tidak menduga akan diserang secara demikian, masih tetap dalam usahanya
untuk mengusir racun dalam dirinya. Dan ketika ia mengetahui tapi sudah tidak keburu menyingkir
atau menyambuti serangan lawan- Dalam keadaan kepepet, ia paksa menggunakan ilmunya Kan
goan cin-cao untuk melindungi dirinya.

Tiba-tiba terdengar suara menggelegar. Yo Cie Cong dengan telak badannya menerima
serangan yang dilancarkan oleh orang tua itu, ia mundur beberapa tindak baru bisa tancap
kakinya, sedang "Kan goan cin cao" yang melindungi dirinya hampir saja buyar. Tapi difihaknya
Biauw-ciang Ngo tok juga terpental mundur. semua orang Kang-ouw yang menyaksikan
pertempuran itu pada melongo.

Biauw ciang Ngo tok mengimpi juga tidak bahwa serangan yang dilancarkan dengan kekuatan 5
orang itu, ternyata masih tidak mampu membereskan dirinya bocah yang masih baupupuk bawang
itu ini sebetulnya sudah merupakan satu kekalahan yang sangat hebat bagi diri mereka.

Ketika Yo Cie Cong berpaling kearahnya Thian-san Liong-lie, ternyata tidak kelihatan, begitu
pula dirinya Bok-tok Kiesu.
Diam-diam ia merasa sangat gelisah, karena ia tahu benar bahwa Bok tok Kiesu ada
mengandung maksud tidak baik terhadap Thian san Liong lie, apa lagi kepandaian dan kekuatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bok tok Kiesu masih jauh lebih tinggi dari pada Thian-san Liong lie Jika dibiarkan manusia jahat itu
berhasil berbuat apa-apa atas dirinya Thian san Liong lie, bukankah akan merupakan suatu
kemenyesalan besar bagi dirinya ?
Maka dengan cepat ia sudah meninggalkan Biauw ciang Ngo-tok dan melesat keluar melalui
jendela .

Ketika ia berada diatas genteng, benar saja lantas dapat lihat satu bayangan orang sedang lari
dengan pesatnya sambil mengempit benda apa-apa. Dengan tanpa banyak pikir, ia lantas
mengejar bayangan tersebut.
Dibelakang dirinya saat itu. terdengar suaranya Biauw ciang Ngo-tok yang memaki-maki kalang
kabutan. Tapi karena mengingat keselamatan dirinya Thian-san Liong-lie terhadap lima orang tua
ini, ia tidak mau ambil pusing lagi. Maka sebentar saja kelima orang tua itu sudah ketinggalan
jauh.

Yo Cie Cong dengan seluruh kepandaiannya, bergerak secepat meluncurnya anak panah yang
terlepas dari busurnya.
Bayangan orang yang dikejar itu sebentar kelihatan sudah melalui tembok kota dan lari menuju
kedalam rimba lebat.
Dengan tanpa banyak pikir, la juga mengejar masuk kedalam rimba.

Rimba itu ternyata sangat lebat, betapapun hebatnya daya lihatnya, juga tidak mampu
menembusi sejarak 3 tumbakjauhnya. Ditambah lagi dengan keadaannya yang gelap dan suara
angin yang kencang meniup, telah menghalangi suara lainnya, maka ia juga tidak mampu mencari
jejak orang tadi dengan menggunakan telinganya. Yo Cie Cong hatinya cemas tidak dapat lihat
apa apa.
Terpaksa ia mencari-cari tanpa tujuan, kakinya digerakan perlahan-lahan, tapi mata dan
telinganya, terus dipasang.

Mendadak ia dapat menangkap satu suara aneh. Dalam kagetnya ia pasang telinganya.
Suara itu seperti suaranya orang ketawa. Untung Yo cie Cong ada seorang berkepandaian
tinggi, kalau buat lain orang, mungkin tidak mendengar suara itu. Ia dengar dengan seksama,
suara itu keluar dari sebelah kirinya. Dengan tanpa mengeluarkan suara barang sedikit, Yo Cie
Cong maju menghampiri.
Apa yang ia lihat ? hampir saja dadanya meledak. napsunya membunuh telah berkobar
seketika.

Astaga. Thian-san Liong-lie nampak rebah terlentang, baju bagian dadanya sudah robek.
hingga kelihatan badannya yang putih meletak.
Bok-tok Kiesu sedang jongkok mengawasi bakal korbannya sambil ketawa bergelak.
Yo Cie Cong baru saja hendak turun tangan, tiba-tiba hatinya berpikir. "Kalau aku majukan diri
dalam keadaan sebenarnya, bukankah bibi Tho nanti malu menemui aku lagi, mengapa aku tidak
berbuat.."
Dengan cepat ia keluarkan kedoknya, tangan kirinya dimasukkan dalam lengan bajunya, hingga
kelihatan seperti kutung.

Bok-tok Kiesu seperti orang yang sudah lupa daratan, sambil ketawa bergelak-gelak, ia berkata:
"Thian san Liong-lie aku Bok-tok Kiesu ada mempunyai kepandaian luar biasa, aku tanggung
kau akan mendapat kepuasan, ha ha ha ha"
Thian-san Liong-lie mendadak buka matanya, ia mengawasi manusia biadab itu dengan sorot
matanya sangat gusar, tapi apa daya? Ia sudah tertotok jalan darahnya, ia tidak berdaya memberi
perlawanan. ia gelisah ketika tangan Bok-tok Kiesu menggerayangi dan hendak memeluknya...
Dalam saat yang sangat berbahaya itu, mendadak ada suara orang mengerang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bok tok Kiesu sungguh tidak nyana bahwa dalam keadaan demikian ada orang yang datang itu
nampaknya ada mempunyai kepandaian tinggi sekali.
Bok tok Kiesu didaerah Thian lam juga merupakan salah satu orang terkuat, kepandaian tidak
boleh dipandang ringan-

Bok-tok Kiesu urungkan maksud kejinya dan geser kakinya ke samping. Ketika ia berpaling,
badannya mendadak dirasakan lemas, sebab dihadapan matanya ada berdiri seorang tua yang
rambut dan jenggotnya sudah putih semua, sedang lengan tangannya cuma tinggal sebelah.
orang tua itu sepasang matanya memancarkan sorot yang menakutkan, mengawasi padanya
dengan tanpa berkesip. Dilihat dari sikap dan bentuknya, orang tua itu seperti apa yang kini
sedang ramai dibicarakan-
"Golok Maut" ia berseru tanpa terasa.

BAB 24

ORANG tua rambut putih dengan lengan sebelah itu lantas berkata sambil ketawa dingin:
"Tidak salah, itu adalah lohu sendiri"
Bo tok Kiesu hatinya berdebaran, dengan tanpa berasa telah mundur satu tindak.
"Golok Maut, kau mau apa ?"
"Ambil jiwa mu"
Kembali Bo tok Kiesu mundur satu tindak.

Meskipun ia ada seorang berkepandaian sangat tinggi dan banyak akalnya, tapi terhadap
seorang sangat misterius dan menakutkan seperti pemilik Golok Maut ini, ia merasa jeri. Namun ia
tidak mau unjukkan kelemahannya, dengan melawan kemauan hatinya ia coba berkata dengan
sombongnya:
"Pemilik Golok Maut, sungguh kebetulan,aku justru hendak mencari kau "
"Mencari aku?"
"Benar Kauwcu kami telah memerintahkan aku bersama-sama Biauw ciang Ngo tok datang
kemari khusus mengundang kau supaya mengunjungi pusat perkumpulan kami, karena Kauwcu
kami saat ini sedang membutuhkan bantuannya orang pandai.."
"Hahaha" pemilik Golok Maut tertawa.
Suara ketawanya amat nyaring telah memutuskan perkataannya Bok tok Kiesu.

Thian-san Liong-lie yang menampak pemilik Golok Maut telah muncul dengan tiba-tiba, hatinya
merasa girang bercampur malu. Dengan mata membelalak ia mengawasi orang tua aneh itu.
sayang mulutnya tidak bisa bicara dan badannya tidak mampu bergerak.
Pemilik Golok Maut setelah puas dengan ketawanya, lalu berkata:
"Bok-tok Kiesu, apa kau juga sudah masuk menjadi anggota perkumpulan Im-mo kauw?"
"Ya, bahkan aku sudah diangkat sebagai Tongcu bagian ceng liong-tong, kalau bukan..."

Pemilik Golok Maut itu, yang bukan lain adalah Yo Cie Cong sendiri, dalam hatinya lantas
berpikir: "Aku dengan im- mo- kauw tidak mempunyai sangkut paut apa-apa, mengapa
Kauwcunya mengutus begitu banyak anak buahnya yang terkuat untuk mengejar-ngejar aku?"
sambil pelototkan matanya, ia potong bicaranya Bok tok Kiesu: "Bok-tok Kiesu. kau ingin mampus
atau ingin hidup?"
"Apa artinya pertanyaan tuan ini ?"
"Kalau kau masih kepingin hidup, jawablah terus terang pertanyaanku, hari ini aku akan
lepaskan kau dalam keadaan hidup. Dan kalau ingin mampus, mudah sekali, aku sekarang juga
bisa kirim jiwamu keneraka, supaya kau tidak bisa berbuat kejahatan lagi dikalangan Kang-ouw "

Bok tok Kiesu ada seorang sombong dan banyak akalnya, meski dalam hati merasa jeri, tapi
hatinya merasa sangat mendongkol karana orang tua itu telah menggagalkan maksudnya hendak
mencemarkan dirinya Thian-san Liong lie, maka ia hendak berlaku nekad.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kau terlalu jumawa, sahabat Tahukah kau bahwa aku Bok-tok Kiesu bukan seorang penakut
yang bisa ditakut-takuti dengan gertakanmu saja ?"
"Kalau begitu aku harus beritahukan padamu, hari ini kau harus mati "
"Belum tentu "
"Nah, boleh lihat "

Baru saja menutup mulutnya, pemilik Golok Maut dengan kecepatan bagaikan kilat sudah
berada didepan Bok-tok Kiesu sejauh seuluran tangan selanjutnya, tangan kanannya dikebutkan-..
Bok-tok Kiesu belum sempat memikir, beberapa bagian jalan darah dibadannya tahu-tahu
sudah merasa kesemutan karena kena tertotok. Dengan tanpa mengeluarkan suara, badannya
lantas rubuh ditanah.

Pemilik Golok Maut atau Yo Cie Cong sendiri, dengan kepandaian gabungan yang didapatkan
dari orang berkedok merah, Phoa-ngo Hweshio dan Pengail Linglung, dalam tempo sekejapan saja
sudah bikin Bok tok Kiesu tidak berdaya.
Karena betapapun tingginya kepandaian ilmu silat Bok tok Kiesu, sudah tentu tidak mampu
menghadapi ilmu-ilmu luar biasa yang dipunyai oleh Yo Cie Cong.
Pemilik Golok Maut dengan perlahan mengeluarkan senjata golok mautnya yang berbentuk
sangat aneh.

Bok tok Kiesu, seorang iblis kenamaan yang pernah malang melintang didunia Kang-ouw dan
belum pernah menemukan tandingan, saat itu dalam keadaan terkapar karena jalan darahnya
sudah tertotok. ketika menampak senjata aneh bentuknya yang memancarkan sinarnya
berkilauan, matanya menunjukkan rasa kaget dan ketakutan minta diampuni jiwanya.
Pada saat itu, mendadak suara daun berkeresekan serta dibarengi oleh suaranya orang telah
terdengar nyata.

Yo Cie Cong berpikir: "totokan bibi Tho belum dibuka. Dalam keadaan demikian rupa, jika
dilihat oleh orang bukanlah sangat runyam? sebaiknya aku buka dulu totokannya."
Setelah berpikir demikian, cepat ia menghampiri Thian-san Liong lie. Dengan menggunakan
ilmunya 'Hui-siu Kai-hiat' pelajaran dari Phoa ngo Hweshio, ialah membuka totokan jalan darah
dengan lengan baju, ia sudah berhasil membebaskan dirinya Thian san Liong lie.
Setelah bebas, Thian san Liong lie dengan cepat lantas lompat bangun. Dengan perasaan
sangat malu ia membereskan bayunya, kemudian hendak berlutut dihadapannya pemilik Golok
Maut.
Sudah tentu ia tidak tahu bahwa orang tua rambut putih yang dianggap ada pemilik Golok Maut
itu adalah Yo cie Cong sendiri
Sudah tentu saja Yo Cie Cong tidak sanggup menerima kehormatan demikian. ia lintangkan
tangannya dari mana lantas meluncur keluar satu kekuatan tenaga yang tidak kelihatan untuk
mencegah Thian san Liong lie menjalankan peradatan tersebut, kemudian berkata padanya:
"Sebentar lagi ada orang datang, kau lekas-lekas berlalu dari sini "
"Terima kasih atas bantuan cianpwe, sehingga diri siaoli tidak sampai ternoda ditangannya
manusia busuk"
"Sudahlah "

Thian san Liong lie sekali lagi memandang orang tua yang rambut dan jenggotnya sudah putih
semua itu, dalam hati merasa sangat bersyukur. selagi hendak mengucapkan beberapa patah kata
lagi, mendadak ingat dirinya Yo Cie Cong yang sudah ditinggalkannya entah bagaimana
keadaannya ?

Berpikir demikian, ia lantas hendak berlalu. Mendadak ia dapat lihat Bok tok Kiesu yang
terkapar ditanah dalam keadaan tidak berdaya, saat itu lantas timbul perasaan gusarnya hendak
membunuh dirinya manusia busuk itu. Dengan cepat ia hunus pedangnya dan hendak membabat
kepala Bok tok Kiesu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pemilik Golok Maut angkat tangannya mencegah perbuatannya Thian san Liong lie kemudian
berkata:
"Lohu ada mempunyai cara sendiri untuk menghukum dia, kau lekas pergi "

Thian san Liong lie terperanjat, dengan cepat putar tubuhnya dan berlalu dari depannya 'orang
tua' itu.
Yo Cie Cong ternyata sudah pikir masak-masak. Ia kuatir 'im mo kauw' nanti akan memusuhi
Thian san Liong lie, maka ia mendesak padanya supaya lekas berlalu.

Pada saat itu, malam mulai tiba, keadaan dalam rimba itu semakin gelap.
Suara orang tadi itu kedengarannya semakin dekat, dari suaranya yang agak ribut, orang itu
agaknya ada membawa banyak kawan-
Yo Cie Cong ingat perjanjiannya dengan dua manusia buas dari Lam hong yang akan
mengadakan pertandingan di Cit lie peng, maka ia pikir hendak membereskan jiwanya iblis cabul
itu lebih dulu, sekalipun hendak memberi peringatan kepada Im mo kauw. setelah mengambil
keputusan demikian, ia lalu kebutkan lengan bajunya. Bok tok Kiesu merasa terbuka totokannya
secara tiba-tiba, lantas lompat bangun-

Tapi pada saat ia baru saja berdiri, Yo Cie Cong sudah melancarkan serangannya dengan golok
mautnya. serangan itu ada sangat aneh dan ganas yang tidak ada taranya terutama setelah Yo Cie
Cong punya kekuatan tenaga bertambah hebat karena chasiatnya mustika Gu liong kauw dan
telurnya burung rajawali raksasa, maka jarang sekali ada orarg yang mampu menghindarkan diri
dari serangannya itu.
sebentar kemudian lantas terdengar suara jeritan ngeri, kedua lengan tangannya Bok tok Kiesu
sudah terpapas kutung, dadanya berlobang dan binasa seketika itu- juga.
Tepat pada saat suara jeritan itu terdengar, beberapa bayangan orang sudah melesat
mendatangi.

Dengan mata yang tajam luar biasa, Yo Cie Cong sudah dapat lihat bahwa bayangan orarg
yang baru datang itu adalah Biauw-ciang Ngo tok. Tapi oleh karena hatinya memikiri perjanjiannya
dengan dua manusia buas dari Lam hong, ia tidak mau membuang waktunya lebih lama lagi,
maka tidak mau menghadapi 5 iblis itu.
Dengan kecepatan yang luar biasa, ia menyambar bangkainya Bok tok Kiesu, kemudian melesat
menghilang kedalam rimba. Biauw ciang Ngo tok yang tepat pada saat itu tiba cuma merasa ada
bayangan berkelebat lewat didepan mata mereka, tapi mereka tidak dapat lihat tegas siapa
orangnya. Ketika lima orang tua itu coba memburu, namun sudah tidak dapat melihat apa-apa
lagi.

Yo Cie Cong sambil membawa bangkainya Bok tok Kesu dengan cepat kabur kedalam kota. saat
itu sudah tiba saatnya untuk pasang lampu.
Ia memilih satu tempat didekat pintu kota sebelah Timur, disitu ada terdapat sebatang pohon
besar. ia lalu cantelkan bangkainya Bok tok Kiesu diatas pohon besar itu setelah mengunjukkan
ketawa puas, lalu ia buka rambut dan jenggotnya yang palsu, hingga terlihat pula wajah aslinya
yang cakap tampan. setelah selesai semua, ia lantas lari menuju ke Cit lie peng.

Ketika Yo Cie ycng tiba ditempat tersebut, ternyata tidak kelihatan bayangannya seorangpun
juga hanya rembulan purnama yang menyinari bumi dan suara burung malam yang kedengaran
disana sini.
Yo Cie Cong dengan tegak berdiri ditanah gundukan itu, ia mendongak memandang rembulan,
pikirannya terus bekerja:
Ia ingat keadaan dirinya sendiri, permusuhan suhunya, potongan kayu pusaka 'ouw bok po lok'
yang ternyata sudah jatuh ditangannya siluman tengkuk Lui Bok Thong, ia juga ingat dirinya
sendiri yang beberapa kali telah menemukan kejadian mujijat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ia ingat halnya perkumpulan im mo kauw yang selalu menguntit dirinya, siapakah Kauw-cunya
? Mengapa mengetahui kalau pemilik Golok Maut bukan pangcu Kam lopang sendiri ? Teka teki
yang sulit dipecahkan ini terus menggoda hatinya.
Dan kalau ia ingat tentang dirinia siang-koan Kiauw, itu gadis baju merah yang mati ditelan
badai dilautan Lam hay, hatinya dirasakan hancur luluh.
Ia masih tidak lupa sumpahnya sendiri, maka setelah semua urusannya sendiri nanti selesai, ia
akan pergi lagi ke Lam hay untuk menyusul arwahnya siang koan Kiauw.
Selagi ia masih terbenam dalam lamunannya, dua bayangan orang tiba-tiba sudah berada
sejarak kira-kira 3 tombak didepan dirinya.

Yo cie Cong tersadar dari lamunannya, dengan matanya yang ia menyapu kedua lawannya,
kemudian berkata sambil ketawa dingin: "Jiwie ternyata telah pegang janji" orang yang baru tiba
itu menang benar adalah dua manusia buas dari Lam-hong.
"Setan cilik, lohu berdua saudara sudah kata hendak menyempurnakan dirimu, bagaimana bisa
tidak datang ?" jawab Lojie.
"Hu..Huh orang yang namanya telah di- daftar oleh Giam lo-ong (raja akherat) kalian bisa lari
kemana?" berkata Yo cie Cong.
"Setan cilik, kau tak usah jual lagak. kau ingin meninggalkan pesan apa-apa atau tidak ?" kata
Lotoa dengan suara menghina.

Yo cie Cong alisnya berdiri, dengan sorot matanya yang bengis menatap wajah kedua orang tua
itu.
Dua manusia buas itu terkejut. Dalam ingatan mereka, kekuatannya Yo Cie Coug ada biasa
saja, apakah mungkin baru beberapa bulan tidak kelihatan mendadak bisa berubah ?
"Jiewie hendak menghabiskan jiwa sendiri atau ingin aku yang turun tangan ?"
Dua manusia buas itu, ketika Mendengar perkataan Yo cie Cong itu bukan kepalang gusarnya.
Dengan berbareng mereka lantas maju menghampiri
"setan cilik, aku sebetulnya hendak memberi kau suatu kematian yang secara menyenangkan,
tapi karena mengingat lagak lagumu yang terlalu jumawa, terpaksa aku hendak berikan dulu
sedikit rasa dan "Pek coa Coao-sim ciang"ku (ilmu gaib seperti ratusan ekor ular menembusi ulu
hati)."

Wajahnya Yo Cie nampak semakin gusar, dengan suara bengis ia berkata:


" Kawanan buas dari Lam-hong, ditepinya danau Naga, kalian kawanan iblis ini karena tidak
berhasil dalam usaha kalian untuk merebut mustikanya Gu liong kauw lantas timbul maksud keji
hendak membelek perutku untuk mengambil mustikanya. Perbuatan keji dan buas itu ada mirip
dengan julukan kalian, yang mempunyai sifat kejam dan ganas melebihi binatang berbisa. Malam
ini, diwaktu ini dan ditempat ini, adalah saatnya bagi kalian untuk pergi menemui Giam lo ong."

Kedua manusia buas itu menggeram berbareng dan maju lagi satu tindak.
cit lie peng yang semula sangat sepi sunyi saat itu di empat penjuru sudah kelihatan banyak
bayangan manusia yang pada datang untuk menonton, tapi kebanyakan ada mengandung maksud
jahat.

Yo Cie Cong dengan matanya yang tajam menyapu keadaan sekitarnya, hatinya diam-diam
telah berpikir: "bagus, nampaknya peristiwa ditepi danau Naga malam ini akan terulang lagi
ditempat ini. Biarlah malam ini kawanan iblis yang sangat buas ini akan mendapat ganjaran yang
setimpal dengan kebuasannya, hitung-hitung aku menyingkirkan sejumlah kutu busuk bagi dunia
Kang ouw."

Maka ia lantas berkata pula kepada kedua manusia buas itu:


"Apakah jiwie ingin meninggalkan pesan apa-apa untuk keluarga jiwie sebelum berangkat ke
akherat ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kedua manusia buas itu juga sudah dapat melihat datangnya banyak orang, mereka sangat
kuatirkan kalau-kalau orang-orang itu nanti turun tangan terlebih dulu, maka keduanya setelah
saling memandang dengan tanpa banyak bicara, lantas menerjang pada Yo Cie Cong dengan
berbareng.
Sambil ketawa dingin Yo Cie Tiong sudah kerahkan ilmunya Kan goan cin-cao. ia bermaksud
sekaligus hendak merenggut jiwanya kedua manusia buas itu.

Pada saat itu mendadak muncul sesosok bayangan orang, dengan kecepatan bagaikan kilat
bayangan orang itu nyerobot dirinya kedua menusia buas itu dari samping.
Dua manusia buas dari lam-hong yang tadi menerjang dirinya Yo Cie Cong dengan sekuat
tenaga, sungguh tidak nyana kalau dirinya sendiri diserobot sudah tidak berdaya menarik kembali
serangannya, dalam keadaan tergesa-gesa mereka membabat dengan tangan-
Dua kali suara benturan keras lantas terdengar, kemudian disusul oleh dua kali suara jentan
ngeri.

Tubuhnya dua manusia buas dari Lam-hong telah dibikin terpental sampai dua tumbak jauhnya
oleh bayangan orang yang muncul secara mendadak itu Ketika badan mereka jatuh di tanah,
jiwanya lantas melayang seketika. orang-orang disekitarnya yang menyaksikan keadaan demikian,
semua lantas urungkan niatnya untuk maju.
Yo cie Cong dengan perasaan heran mengawasi orang yang melayang turun dihadapannya.

Ternyata ia ada seorang imam yang wajahnya pucat pasti, kedua matanya menonjol keluar.
Imam itu setelah berdiri tegak. matanya lantas memandang keadaan disekitarnya, kemudian
berkata dengau suaranya yang seperti gembreng pecah: "Bocah Bagaimana dengan seranganku
tadi ?"
Yo Cie Cong yang sebetulnya masih belum tahu benar bagaimana dua manusia buas tadi
menemukan ajalnya, dalam hati meski merasa heran caranya si imam turun tangan yang sangat
aneh, tapi ia merasa mual melihat wajahnya yang menjemukan itu
Dilihat dari sepak terjangnya dan wajahnya, imam itu tentunya juga bukan orang dari golongan
baik-baik,

Maka atas pertanyaan tersebut, Yo Cie Cong lantas menjawab dengan suaranya yang dingin
ketus: "Boleh juga "
"Apa?, boleh juga ?"
"Ng "
"Bocah, mulutmu gede benar, kalau tidak salah kau ini adalah itu bocah yang tempo hari
menelan mustika Gu liong kauw ditepinya danau Naga ?"
Yo Cie Cong ketika mendengar imam itu kembali menyebut halnya, mustika Gu liong kauw,
lantas bangkit rasa gemasnya terhadap kawanan manusia durhaka yang berusaha hend membelek
perutnya. Maka setelah mengawasi imam itu dengan sorot matanya yang tajam, ia lantas
menjawab dengan suaranya yang tetap dingin: "Kalau ya bagaimana ?"
"HeHeh, bocah, tidak kecewa kau dipanggil sebagai seorang berwajah kecut, benar saja surup
dengan orangnya "
"Memangnya kau mau apa ?"
"HeHeh Tahukah kau siapakah toyamu ini ?"
"Tidak tahu "
"Apakah kau pernah dengar namanya Khong tong Sin hong Tojin ? ? (Sin hong Tojin darl Khong
thong pay)"
"Belum pernah dengar "
"Hm Itulah toyamu sendiri "

Kawanan manusia iblis yang berada disekitar tempat tersebut, ketika mendengar pernyataan
imam itu, segera menjadi riuh, terang mereka pada terperanjat ketika mendengar namanya Khong
thong Sin hong Tojin itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

BAB 25

SIN HONG TOJIN adalah susioknya Tieng Hie Cu, ketua partay Khong tong-pay pada saat itu.
orangnya jahat dan kejam, namun mempunyai kepandaian ilmu silat yang luar biasa tingginya.
Kejahatannya sudah bertumpuk-tumpuk, hingga didalam kalangan Kang-ouw, siapa saja kalau
mendengar disebutnya nama itu, lantas lari terbirit-birit.

Tapi Yo Cie Cong yang usianya belum cukup 20 tahun, sedikitpun tidak merasa takut atau
keder menghadapi itu, bahkan masih berani mengucapkan perkataan begitu keras, hingga
membuat gusar hatinya imam jahat itu.
Imam yang nama dan kejahatannya sudah sangat terkenal itu, dalam waktu sekejapan sudah
menamatkan jiwanya dua manusia buas dari Lam-hong, yang juga merupakan sepasang iblis
kenamaan serta mempunyai kepandaian ilmu silat cukup tinggi, dari sini saja dapat diukur berapa
hebatnya kepandaian dan kekuatan imam dari Khong tong itu.

Yo Cie Cong yang baru muncul dikalangan Kang-ouw. terhadap nama dan keyahatan si imam
itu, memang sebenarnya tidak tahu, tapi sekalipun tahu, dengan adatnya yang tinggi serta
kepandaiannya sendiri yang luar biasa, ia juga lantas menjawab dengan sikapnya yang seperti
orang acuh tak acuh. "Kau pikir hendak bagaimana?"
"HeHeh toya mu sudah bertindak menyingkirkan dua musuhmu yang sangat kuat, itu toch tidak
bohong bukan ?"
"Ini ada soalmu sendiri yang sudi gawe. Dengan kepandaiannya seperti dua manusia buas dari
Lam hong itu saja, apa kau kira mereka bisa berbuat apa terhadap diriku ?"
"Bocah yang terlalu jumawa, dengan terus terang toyamu hendak memberi tahukan padamu,
oleh karena melihat bakatmu yang sebagus itu. maka toyamu ingin mengambil kau sebagai
muridku..."
"Apa kau kira ada pantas mengucapkan perkataan demikian?" memotong Yo Cie Cong.
"Haha setan cilik, kau ada mempunyai berapa lembar jiwa?"
"serupa dengan kau "
"Apakah kau merasa kepanjangan umur mu"
"Kaulah yang sudah bosan hidup, maka kau datang minta siaoyamu untuk mengantarkan kau
menghadap kepada Giam lo ong"

Bukan kepalang gusarnya sin-hong Tojin, sampai mukanya merah padam.


"Bocah kau cari mampus " demikian ia menggeram, yang kemudian lantas pentang kedua
tangannya, jari tangannya yang seperti gaetan dengan cepat menyengkcram Yo Cie Cong.
Sin-hong Tojin mengira bahwa gerakannya itu pasti berhasil menyambar dirinya Yo Cie Cong,
siapa nyana ketika jari-jari tangannya sudah akan mengenakan sasarannya, orang yang di arah itu
sudah menghilang entah kemana perginya. Hanya suara ketawa dingin yang seolah-olah
menyambut gerakannya itu.
Dengan kegesitannya, Sin hong Tojin mendapat nama dikalangan Kang-ouw, hingga ia
mendapat gelar sin hong yang berarti Malaikat Angin.

Ia sungguh tidak nyana bahwa satu bocah yang usianya masih begitu muda, ada mempunyai
kegesitan melebihi dirinya sendiri Bukan saja dengan secara mudah sekali sudah mengelak
sambaran tangannya yang dinamakan sin hong Kui ciauw atau malaikat angin dan kuku setan,
bahkan sudah molos kebelakang dirinya. Kegesitannya ini benar-benar merupakan suatu gerakan
yang tidak habis dipikir.
Dalam keadaan kaget dan ketakutan setengah mati, buru-buru ia tarik mundur serangannya
dan memutar tubuhnya.

Yo cie Cong dengan sikapnya yang tenang mengawasi padanya.


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kawanan iblis yang pada datang dengan maksud jahat terhadap Yo Cie Cong, kini ketika
melihat caranya Yo Cie Cong menghindarkan dirinya dari serangannya imam jahat itu, seketika itu
juga lantas pada merasa kuncup nyalinya, Kelihatannya bocah ini ada mempunyai kepandaian ilmu
gaib, demikian mereka pada berpikir. setelah hening sejenak. Yo cie Cong baru berkata pula :
"Sin-hong Tojin, apa benar kau hendak mencari mampus ?"

Pertanyaan Yo Cie Cong ini membuat kalap sin-hong Tojin, karena pemuda itu bukan saja
sudah tidak pandang mata dirinya, bahkan melunjak menyebut namanya tanpa bahasa. Hal serupa
ini baru pertama kali dialami oleh sin-hong Tojin.
Dengan tanpa banyak bicara, ia lantas kepal kedua tangannya, sebentar saja ia sudah
melancarkan serangkaian serangan sampai 10 kali.
Gerak serangannya itu bukan saja sangat aneh, tapi juga mengandung kekuatan tenaga dalam
yang sangat hebat, seolah-olah ada beberapa orang yang melakukan serangan secara berbareng.

Yo cie Cong saat itu merasa agak kewalahan juga untuk membendung serie serangannya imam
jahat itu, kembali ia menggunakan ilmu silat menggeser tubuh menukar bayangan ajarannya
orang berkedok merah, seolah-olah setan yang bisa menghilang ia sudah lompat keluar
kalangan....
sin-hong Tojin dengan cepat tarik mundur serangannya dan orangnya mundur 3 tindak.
Dengan mata kesima ia mengawasi Yo Cie Cong, pikirannya terus bekerja, ia coba memikirkan asal
usulnya ilmu silat Yo Cie Cong yang sangat aneh itu

Tiba-tiba sinar merah berkelebat diangkasa, kira-kira beberapa lie jauhnya dari tempat
pertempuran itu.
Begitu melihat tanda sinar merah itu, Yo Ce Cong lantas dapat tahu bahwa sinar merah itu
adalah api pertandaan yang dilepaskan oleh orangnya Im mo kauw.
Sin hong Tojin wadahnya mendadak berubah, sejenak kelihatan ia agak bersangsi, kemudian
berpaling dan berkata kepada Yo Cie Cong:
"Bocah. toyamu sekarang ada urusan penting, persoalan kita ini kita tunda dulu, lain kali kalau
bertemu kita perhitungkan lagi"
Sehabis mengucapkan perkataannya, orangnya lantas lompat melesat dan sebentar saja sudah
hilang dari pemandangan-

Dalam kagetnya Yo Cie Cong lantas berpikir, orang-orang Im-mo kauw itu entah ada kejadian
apa lagi, sehingga perlu mengumpulkan orangnya yang berkepandaian tinggi ?
Belum lenyap pikirannya, diantara suara menderunya angin malam, kembali melayang satu
bayangan orang yang turun dihadapannya.
Yo Cie Cong dengan cepat menyingkir, ketika ia pasang matanya, lantas berseru: "Bibi Tho "

Memang benar, orang yang baru tiba itu adalah Thian san Liong-lie Tho Hui Hong
"Anak, kau tidak ada halangan suatu apa-apa? Aku menduga kau pasti ada disini. Eh Mana itu
dua manusia buas dari Lam hong ?..."
"Sudah binasa"
"Bukan binasa ditanganmu ?"
"Bukan, mereka dibunuh mati oleh Khong tong sin hong Tojin "
"Sin hong TOjin ?"
"Ya"
"Imam jahat itu kepandaiannya sukar dijajaki, bagaimana dia juga muncul disini? Dan malahan
membunuh mati dua manusia buas itu, apakah imam jahat itu....?"
"Mengandung maksud serupa dengan iblis wajah singa ditepi danau Naga "
"Hm sungguh menjemukan. Dan kemana orangnya ?"
"sudah pergi sudah dipanggil oleh orang-orangnya Im-mo-kauw dengan panah api
pertandaan."
"Apa imam jahat itu juga anggautanya Im-mo kauw ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Mungkin begitu "

Pada saat itu, sinar rembulan nampak semakin terang, hingga keadaan disitu seperti dipasangi
lampu.
Kawanan manusia iblis yang tadi menonton disekitarnya tempat tersebut, kini sudah pada
menghilang dengan secara diam-diam.
Yo Cie Cong setelah mengawasi Thian san Liang- lie sejenak. la pura-pura tidak tahu dan
menanya:
"Bibi Tho, tadi didalam rumah makan mengapa bibi mendadak menghilang ?"

Thian san Liong lie mengingat apa yang telah terjadi atas dirinya, yang hampir saja tercemar
ditangannya Bok tok Kiesu, wajahnya merah seketika dengan suara mendongkol ia menjawab:
"Aku telah ditotok oleh itu iblis Bok-tok Kiesu dengan ilmunya totokan yang istimewa, kemudian
dibawa kabur kedalam rimba, untung saja keburu ditolong oleh pemilik Golok Maut"
"Pemilik Golok Maut?" tanya Yo cie Cong yang berlaga heran
"Ng "
"Bagaimana macamnya ?"
"Seorang tua berambut dan berjenggot sudah putih seluruhnya, dan tangannya cuma tinggal
sebelah. Namun kepandaian ilmu silatnya luar biasa tingginya "
"Bibi Tho, dalam kalangan Kang-ouw telah tersiar bahwa pemilik Golok Maut itu ada seorang
iblis yang kejam dan ganas luar biasa sebab caranya membunuh musuhnya ada terlalu kejam, bibi
anggap bagaimana ?"
"Ucapan orang tidak selamanya betul.Jika dia benar-benar ada pangcu Kam lo pang,
pembunuhan secara ganas itu, dia telah lalukan cuma terhadap musuh-musuhnya yang dulu
melakukan pembasmian terhadap orang-orang Kam lo pang dan semua keluarganya. Maka boleh
dianggap sebagai tindakan pembalasan atas keganasan musuh-musuhnya itu "

Dalam hati Yo Cie Cong merasa lega.


"Menurut pemandangan bibi, apa benar pemilik Golok Maut itu adalah pangcu Kam lo pang ?"
"Dalam hal ini agak sulit untuk menentukan- cuma saja, mengapa menurut kabar yang tersiar
dalam kalangan Kang ouw, ketika pemilik Golok Maut itu muncul di kampung Hui- liong- chung
untuk ke enam kalinya mengambil jiwanya Tio Ek Chiu, kabarnya pernah menyebut dirinya sebagai
pangcu Kam-lo pang. Benar atau tidaknya agak sulit dipastikan "
"Kedatangan ke kota Tiang soa ini, apakah juga karena peristiwa Golok Maut itu?"
"Benar Tapi aku sekarang sudah melihat wajahnya?, bahkan sudah ditolong olehnya, maka aku
sudah tidak ada perlunya berdiam lebih lama ditempat ini "
"Kemana bibi hendak pergi?"
"Untuk mencari jejaknya satu orang, sudah sepuluh tahun lebih aku merantau di kalangan Kang
ouw "

Ia ucapkan perkataannya itu dengan wajah murung. "Bagaimana macamnya orang yang bibi
cari itu ?"
"Ah sudahlah jangan kita bicarakan lagi"
"Apa bukan muridnya itu manusia gaib dari rimba persilatan yang bernama Hoan Thian Hoa
bergelar Giok bin Kiam-khek.? Yang bibi katakan ada mirip dengan boanpwe"
"Anak. aku sudah- mulai kehilangan kepercayaan terhadap diriku sendiri "
"Bibi Tho, biarlah boanpwee melakukan sesuatu untuk bibi "
"Melakukan sesuatu untuk aku ?"
"Benar, boaapwee pasti akan berdaya untuk mencari dia "
"Anak. maksud baikmu aku merasa berterima kasih. Tapi dimisalkan kau bisa menemukan
lantas bagaimana ?"
"Bukankah bibi hendak mencari dia ?"
"Ya, aku kepingin mencari dia, tapi tidak ingin menemui padanya "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong bingung. ia tidak dapat memahami perkataan bibinya yang bertentangan
maksudnya itu.
setelah berdiam sejenak, ia lantas berkata pula:
"Bibi Tho, boanpwee pasti mencarikan untuk bibi, setidak-tidaknya boanpwee juga akan
menyampaikan berita ini kepadanya. Tentang bibi suka menemui dia atau tidak. itu ada lain soal "

Tiba-tiba suatu pikiran mendadak terlintas di-otaknya, Yo Cie Cong bertanya: "Manusia gaib
dalam rimba persilatan itu sebetulnya ada mempunyai berapa murid?"
"Hal ini aku sendiri tidak begitu jelas " jawab Thian-san Liong lie.
Kalau Yo Cie Cong berani majukan pertanyaan demikian, disebabkan karena ia hendak mewakili
kedua manusia aneh dari rimba persilatan untuk menepati janjinya mengadakan pertandingan
dengan muridnya manusia gaib dari rimba persilatan-
Pada saatnya ia pasti bisa bertemu muka dengan orang itu. Kini mendadak ia merasa bersangsi
apabila manusia gaib itu muridnya bukan hanya seorang, bukankah persoalannya menjadi ruwet?
Disamping itu, ia juga sama sekali masih belum mengetahui bagaimana hubungannya Thian-san
Liong-lie dengan Giok-bin Kiam khek...
"Anak. waktu sudah malam, kita harus pergi "

Terhadap bibi Tho-nya yang manis budi itu, Yo Cie Cong mempunyai perasaan suka yang tidak
bisa dikatakan- Ia sebetulnya merasa berat berpisahan dengannya, tapi itu tidak mungkin, maka ia
lantas berkata dengan suara sember:
"Bibi Tho, semoga Tuhan melindungi dirimu, boanpwee pasti akan mencari dia untuk bibi"
"Anak. semoga kita bisa bertemu lagi dalam keadaan selamat "
Thian-san Liong lie sedikitpun tidak menduga bahwa pemuda didepan matanya yang ia selalu
sebut 'anak' itu, adalah pemilik Golok Maut yang namanya menggegerkan rimba persilatan dan
yang pernah menolong dirinya dari cengkeramannya Bok tok Kiesu.

Yo Cie Cong setelah berpisahan dengan Thian san Liong lie, terus balik ke kota Tiang-soa.
Ketika ia melalui di jalan pintu kota sebelah Timur. bangkainya Bok tok Kiesu yang di cantelkan
diatas pohon, ternyata sudah lenyap. Diam-diam ia anggukan kepalanya.
Bok tok Kiesu adalah Tongcu bagian ceng liong tong, barusan im mo kauw telah melepaskan
api pertandaan warna merah mungkin karena menemukan bangkainya Bok tok Kiesu yang
terbinasa ditangannya Golok Maut maka lantas mengumpulkan semua anggautanya Im-mo kauw
untuk mengadakan rapat kilat.

Golok Maut sudah mengambil satu korban lagi, dan bangkainya korban itu di gantung diatas
pohon dipinggir jalan, terang itu ada merupakan satu tantangan buat perkumpulan Im mo kauw.
Im mo kauw ada merupakan satu perkumpulan agama besar yang baru saja muncul didunia
Kang-ouw. siapa pemimpin (Kauwcu)nya ? Tidak ada orang yang tahu. Tapi dari sepak terjangnya
dan orang-orangnya yang ditarik serta kemudian diberikan kedudukan tinggi dalam perkumpulan,
hampir semuanya dari orang-orang kuat yang merupakan hantu atau iblis dikalangan Kang-ouw,
Kauwcu itu tentunya bukan orang sembarangan Jikalau tidak, orang-orang seperti Biauw- ciang
Ngo tok, sin-hong Tojin, si Pedang Berdarah Kong Jie, Bok tok Kiesu dan lain-lainnya, yang pada
menjagoi di daerah masing-masing, bagaimana mau tunduk dibawah perintahnya ?

Perkumpulan tersebut kian hari kian besar pengaruhnya, nampaknya sang Kauwcu ada begitu
napsunya hendak menjadikan perkumpulan im mo kauw sebagai perkumpulan terbesar dikalangan
Kang-ouw. Dan kini pemilik Golok Maut sudah berani melakukan pembunuhan terhadap orang-
orangnya Im mo kauw, jika tidak segera diambil tindakan pembalasan, maka hal tersebut tentunya
akan membikin merosot wibawanya Im mo kauw.

Disamping itu, ini juga merupakan satu bukti bahwa pemilik Golok Maut pada saat itu masih
berada dikota Tiang soa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Maksud dan tujuannya Yo Cie Cong menggantungkan bangkainya Bok tok Kiesu diatas pohon,
disatu fihak merupakan jawaban bagi tindakannya Im mo kauw yang mengutus orang-orangnya
untuk mengejar jejaknya. Dilain fihak, Ia hendak menggunakan dirinya Bok tok Kiesu yang
dibinasakan secara demikian, sebagai pancingan agar perkumpulan tersebut begerak lebih aktif.
hingga banyak kemungkina bisa terbuka rahasianya diri pemimpinnya.

Benar saja, perkembangan selanjutnya telah berjalan seperti apa yang diharapkan oleh Yo Cie
Cong. Im mo kauw kirim lebih banyak utusannya yang berkepandaian tinggi-tinggi, malam itu juga
menuju kekota Tiang soa untuk menghadapi pemilik Golok Maut.
Dewasa ini orang-orang Kang ouw dan kawanan manusia iblis yang sudah unjukkan diri dikota
Tiang soa, kecuali orang-orangnya Im mo kauw, masih ada orang-orangnya Cie in pang, sejumlah
kira-kira 16 orang dibawah pimpinannya pangcu sieBun Hao sendiri

Ketua Pek leng hwee Cin Bie Nio dan pangcu Ban siupang Thio phan, juga tidak ketinggalan,
mereka pada memimpin anak buah masing-masing datang kekota Tiang soa.
Disamping itu, masih ada lagi, Ceecu dari 36 perkumpulan bajak laut didaerah Tong teng ouw,
Tiang lo atau golongan tua dari perkumpulan kawanan pengemis (Kaipang) cabang Thian lam dan
lain-lainnya lagi.
orang-orang Kang ouw dari golongan putih maupun hitam yang belum unjukkan diri masih
belum ketahuan jumlahnya.

Dengan demikian, maka kota Tiang soa dalam waktu beberapa hari saja sudah menjadi
sarangnya orang-orang dunia Kang-ouw atau kawanan iblis dari sebala jenis. Kedatangan orang-
orang itu semua karena gara-garanya Golok Maut
suasana dikota Tiang soa pada saat itu seperti hendak menghadapi suatu peristiwa besar.

Jikalau semua kawanan iblis yang berada dikota Tiang soa itu bisa bersatu padu menghadapi
pemilik Golok Maut, betapapun tingginya kepandaian pemilik Golok Maut rasanya juga sukar
melindungijiwanya dari tangan kawanan iblis itu. satu hari telah liwat tanpa ada kejadiam apa-
apa... Dua hari...
Masih tetap belum kelihatan bayangannya pemilik Golok Maut.
Hati kawanan iblis itu mulai ragu-ragu, mungkinkah pemilik Golok Maut itu sudah kabur dari
kota Tiang soa ?

Andaikata benar bahwa pemilik Golok Maut itu sudah kabur dari kota Tiang soa karena melihat
gelagat tidak baik, maka di dalam dunia Kang ouw yang begitu luas, ke mana harus mencari
jejaknya manusia yang sangat misterius itu.
Ini bukan satu soal mudah

Jilid 10 : Perseturuan dengan Im-mo-kau

ADA berapa orang sudah mulai putus harapan, sebab mereka anggap sudah tidak dapat
menyaksikan kejadian besar dari dunia Kang-ouw. orang-orang dari golongan ini tidak mempunyai
maksud tertentu, kedatangan mereka hanya tertarik oleh perasaan heran saja.
Ada orang-orang yang merasa cemas dan mendongkol, orang-orang ini terdiri dari mereka yang
datang dengan tekad membinasakan dirinya manusia yang menakutkan itu.

Ada pula orang-orang yang merasa ketar-ketir hatinya, sebab orang-orang semacam ini pernah
berbuat dosa, jika pemilik Golok Maut itu tidak dapat disingkirkan pada kali ini dengan bantuannya
banyak orang kuat, maka di kemudian hari akan merupakan satu bencana bagi mereka sendiri.
Hari ketiga...
Peristiwa yang menggemparkan telah terjadi.
Pemilik Golok Maut bukan saja belum pergi dari kota Tiang soa, bahkan sudah bertindak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pangcu dari Ban siu pang, Thio Phan telah kedapatan mati dalam rumah penginapannya dalam
keadaan terkurung kedua lengan dan kedua pahanya serta berlobang bagian dadanya.
orang-orang dari Ban-siu-pang ada tinggal bersama-sama dalam satu rumah penginapan
dengan orang-orang Cie in pang dan Pek leng hwee. Di bawah pimpinan pemimpin masing-
masing, orang-orang itu jumlahnya tidak kurang dari 50 jiwa.

Apa yang mengherankan, di bawah penjagaan keras dari begitu banyak orang. Golok Maut
sudah bisa mengambil jiwanya Thio Phan, pangcu dari Ban-siu-pang. Kepandaian serupa itu, benar
menggetarkan hatinya semua orang kuat dari golongan Kang-ouw.
Menurut kebiasaan Golok Maut, kalau mengambil jiwa korbannya, selalu dipereteli dulu kedua
tangan tangannya atau kedua paha kakinya, yang sudah pasti ialah dibikin berlobang bagian
dadanya. Tapi terhadap pangcu dari Bau siupang kali ini nampak ada kecualian, ia telah mati
dalam keadaan kutung satu lengan tangannya dan satu paha kakinya serta berlobang di dadanya.

Kembali ini ada merupakan satu hal yang tidak dapat dimengerti.
Siapa yang hendak dijadikan korban untuk selanjutnya? Tidak ada orang yang tahu. Tapi yang
sudah nyata ialah: pemilik Golok Maut itu terang tidak pandang mata pada semua orang kuat atau
kawanan iblis yang saat itu berada di kota Tiang soa. Ini berarti pula bahwa peristiwa
pembunuhan kejam serupa itu tidak akan berakhir sampai di situ saja. juga merupakan suatu
tantangan buat semua orang-orang kuat atau kawanan iblis. Kota Tiang soa saat itu seperti diliputi
oleh suasana ketakutan yang sangat hebat.

Semua orang dapat merasakan, dapat menduga, satu pembunuhan besar-besaran akan terjadi
di kota itu.
Kecuali kalau pemilik Golok Maut sudah berlalu dari kota tersebut, kalau tidak, pembunuhan
kejam dan besar-besaran itu pasti tidak dapat dicegah lagi. sedang dari kejadian yang diunjukkan
oleh pemilik Golok Maut, terang bahwa manusia aneh itu sudah menerima tantangan semacam
itu.
Hampir setiap pelosok kota siang hari malam dilakukan penjagaan sangat kuat.

Diantara orang-orang, golongan-golongan dan kawanan iblis yang saat itu berada dikota Tiang
soa, yang paling kuat pengaruhnya adalah perkumpulan im mo kauw. Yang sudah mengunjukkan
diri secara terang-terangan saja semuanya terdiri dari orang-orang kuat nomor satu dikalangan
Kang ouw.
Dalam rumah penginapan dimana ada tinggal orangnya Pek-leng-hwee, Ban-siu-pang dan Cie
in pang, disuatu kamar yang letaknya ada dipaling belakang rumah penginapan tersebut, ada
menginap seorang pemuda gagah dan tampan, namun wajahnya nampak selalu kecut asam.
Ia itu adalah Yo Cie Cong yang memegang peranan sebagai pemilik Golok Maut.

Pada malam itu, rembulan nampak terang benderang menyinari pohon-pohon kembang yang
ada di daLam pekarangan rumah penginapan-
Yo cie Cong sambil bertopang dagu, duduk di bawah jendela mengadangi sang puteri malam.
Nampak pikirannya sedang bekerja keras.
Di atas genteng terhadang kedengaran suaranya orang berjalan malam, tapi ia berlagak tidak
dengar, otaknya sedang memikirkan satu persoalan yang sangat penting.

Persoalan yang dihadapi, pada dewasa itu ialah: ia harus unjukkan diri terang-terangan
menerima tantangan semua orang kuat dari golongan hitam atau pilih saat itu berada di kota
Tiang soa, ataukah menahan sabar untuk sementara waktu supaya ia bisa menjalankan rencana
secara teratur?
Ini ada merupakan satu ujian yang sangat berat, ia sudah dapat membayangkan kekuatannya
pihak lawan yang tidak boleh dipandang remeh, sedang dipihaknya sendiri hanya seorang diri saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Lama sekali ia duduk dalam keadaan demikian, mendadak ia buka matanya dan memancarkan
sinar yang menakutkan- Kemudian dengan tangan kanannya ia menggebrak meja, rupanya ia
sudah mengambil suatu keputusan penting.
sifatnya yang tinggi hati dan dingin laksana es serta perasaan dendam kepada musuh- musu h
suhunya, telah membuat ia mengambil keputusan yang menakutkan-

Dengan pelahan ia menutup pintu jendela, kemudian geser kursinya dan duduk di bawahnya
penerangan lampu.
Dari dalam sakunya ia mengeluarkan sejilid buku kecil, ialah buku daftar musuh-musuhnya Kam
lopang yang tertulis dengan huruf merah.
Ia membuka lembaran yang pertama, di situ terdapat huruf yang berbunyi : IM, YANG, SIU,
KUI, Po.

Dalam lima huruf itu, hanya si siluman tengkorak (ciang sie-kuay) Lui Bok Thong yang sudah
bertemu muka, bahkan ia masih mencari padanya, sebab potongan kayu pusaka Kam-lo-pang
telah berada didalam tangannya.
Selain dari pada itu, Giok- bin Giam-po Phoa Cit Kow, ia telah dapat dengar dari phoa-ngo
Hweshio bahwa iblis wanita itu adalah gurunya Cin Bie Nio.
Sedang Cek-hoat Im-mo atau iblis rambut merah yang namanya berada paling atas, adalah itu
orang yang melakukan pembunuhan kedua kalinya terhadap suhunya dan kedua susioknya.

Hanya musuh-musuhnya yang tercatat dalam huruf Yang dan siu, ia masih belum tahu siapa
orangnya.
5 iblis yang nama-namanya tercantum dilembar pertama ini yang merupakan musuh-musuhnya
yang paling tangguh diantara semua musuh-musuhnya Kam-lo-pang. Maka terhadap mereka, Yo
cie Cong akan menghadapi suatu tugas yang maha berat. Ia membuka lagi lembar kedua... Disitu
terdapat 20 nama, ia baca dengan suara pelahan: "Tiang-goan It-go siangkoan In kie... To- liong-
chiu Koo Goan.... Tok gan kai (Pengemis mata satu) Gouw Cu Ceng... Chian chin Jie lay (Jie lay
tangan seribu) Ban Goan Thong. Hek giam lo (malaikat wajah hitam) Kiang Hie... In liong sam
hian (Naga dalam awan) Tio Ek Chiu...

Nama-namanya enam orang di atas itu sudah dicoret dengan tinta merah, itu adalah musuh-
musuhnya Kam lopang yang sudah dibinasakan oleh suhunya sendiri Yo Cin Hoan, sebelum ia
menemukan ajalnya yang mengenaskan-selanjutnya......
Tui hong kiam (Pedang pengejar angin) siang koan Kin-..
Siang koan Kin adalah ketua dari Pek leng hwee, sudah lama meninggal dunia. orang yang
sudah binasa tidak perlu dibongkar kuburannya, tidak perlu dikorek dosanya. Apalagi ia adalah
ayahnya Siang koan Kiauw, itu gadis baju merah, yang korbankan jiwanya dilautan Lam-hay
karena ikut ia pergi mencari obat. Maka nama Tui-hong kian siang koan Kin juga dicoret.
Lalu, nama-namanya musuh-musuh yang terbinasa di tangannya: Tiauw-bin Cu ho (Buli-buli
arak wajah burung) Liauw Ciang... Thie-pie sin-wan (Lutung sakti lengan besi) Coa Cang It. Cui-
yauwcu (Belibis dalam air) see bun cun Tek. Kiu thian Hui peng (garuda terbang) Li Bu Cia Hoat
pangcu (Pangcu hidup) Thio Phan.

Di wajahnya Yo Cie Cong yang asam, telah terlintas satu senyuman, tapi sebentar saja sudah
diganti dengan wajah yang menakutkan, matanya mengawasi nama berikutnya, dan kemudian
berkata kepada diri sendiri:
selanjutnya adalah Cie san khek (Tetamu baju ungu) Lie Bun Hao, ketua dari Cie in pang Ia ada
serupa dengan Thio Phan, harus dipereteli kaki dan tangannya. sepasang tangannya untuk
menebus dosa atas perbuatannya terhadap Kam lopang, sedang kedua kakinya sebagai ganjaran
atas perbuatan terhadap diriku ditepinya danau Naga."

Sejenak ia berdiam, kemudian berkata pula dengan ganas: "Hm Terhadap Cin Bie Nio aku harus
membunuh mati dia dengan unjukan wajah asliku "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Terhadap wanita cantik genit itu, Yo Cie Cong bencinya bukan main- Karena iblis wanita itu
pernah turun mangan terhadapnya ketika berada ditepi danau Naga, selain dari pada itu, ia juga
berusaha hendak membelek perutnya untuk mengambil mustikanya Gu- liong- kauw.

Yang terakhir, kalau bukan si hweshio gila Phoa-ngo Hweshio yang menolong Yo Cie Cong
mungkin cuma tinggal namanya saja, karena terbinasa dibawah pengaruhnya obat sorga dunia
dari wanita cabul itu.
Tiba-tiba, di belakangnya terdengar suara elahan napas pelan.

BAB 26
BUKAN kepalang kagetnya Yo cie Cong, ia buru-buru berbangkit dan berdiri nempel ditembok.
Selanjutnya, ia lantas kerahkan ilmunya 'Kan goan cin cao' disatukan ke sepasang telapak
tangannya. sebab orang itu sudah mengetahui rahasianya, maka orang itu harus dibinasakan-
Terang bahwa suara tadi ada di belakang dirinya, tapi pintu dan jendela tertutup semua,
bagaimana orang itu bisa masuk ke dalam kamarnya ? Bahkan tidak diketahui olehnya, ini benar-
benar luar biasa.

Ketika ia sudah lihat tegas siapa orangnya yang bukan lain adalah itu orang sangat misterius
yang memakai kedok kain merah. kekuatirannya lenyap seketika. Ia buru-buru memberi hormat
seraya berkata:
"Kiranya adalah Lo cianpwee yang berkunjung, entah ada keperluan apa ?"
Orang berkedok kain merah itu ada mempunyai kepandaian tinggi luar biasa, ketika tadi Yo cie
Cong menutup pintu kamar, diam-diam sudah menyelusup masuk ke dalam, terhadap semua
gerak-geriknya Yo cie Cong, ia telah mengetahui dengan jelas. Ia yang selalu memperhatikan
dirinya anak muda itu, maka dengan tanpa sadar sudah menghela napas perlahan
"Anak, kau harus berlalu dari kota Tiang soa ini" demikian orang berkedok itu berkata, suaranya
penuh kasih sayang.

Orang berkedok itu adalah satu-satunya orang yang mengetahui rahasianya Yo Cie Cong.
"Kenapa ?" tanya Yo Cie Cong.
"Orang-orang kuat yang berkumpul di kota ini, jumlahnya sudah lebih dari seratus orang.
Mereka semua belum puas kalau belum mendapatkan dirimu. Kau tidak boleh mengandalkan
keberanian saja, nanti akan membuat kemenyesalan untuk seumur hidupmu."
Yo Cie Cong sendiri bukannya tidak tahu kalau dirinya berada dalam keadaan sangat
berbahaya, tapi adatnya yang tinggi dan pantang menyerah, membuat ia semakin mengalami
kesulitan semakin keras dan tabah menghadapinya.
Disamping itu ia juga harus menjaga nama baik dan kewibawaannya Golok Maut.

Meskipun ia merasa berat untuk menolak permintaannya orang berkedok itu, yang penuh kasih
sayang dan dengan hati sejujurnya, tetapi sifat kejantanannya dan kesombongannya rupa-rupanya
lebih kuat menguasai perasaannya. Dengan perasaan berat ia menjawab dengan suara pelahan:
"Maksud baik cianpwee telah boanpwe ketahui dengan baik, tapi boanpwe tidak bisa berlalu
dari sini"
"Kenapa?"
"Untuk nama baik dan kewibawaannya Golok Maut, boanpwe tidak akan tunduk terhadap
pengaruh jahat "
"Nama baik da kewibawaan? Benar, Anak, berapa banyak orang gagah didunia Kang-ouw yang
hancur karena hendak mengejar nama dan kewibawaan?".
"Boanpwe bukan hendak mengejar nama kosong, melainkan berat meninggalkan kota ini, yang
berarti mengelakkan diri dari ancaman mereka?"
"Tapi kau hanya dengan sepasang kepalan agak sulit untuk melawan empat tangan ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Untuk kepentingan usaha boanpwee dalam penuntutan balas dendam terhadap musuh suhu
almarhum, untuk kepentingan keadilan dunia Kang-ouw, boanpwe bersedia dengan kemampuan
yang boanpwee ada, akan menghadapi mereka dengan sepenuh tenaga "
"Aku tidak menentang kau hendak menuntut balas untuk suhumu, tapi bukan pada saat ini, kau
harus mengetahui gelagat"
"Sekarang atau nanti toch sama saja "
"Keadaan pada dewasa ini tidak menguntungkan buat kau "
"Boaspwee tadi sudah katakan, boanpwe akan menggunakan kepandaian yang boanpwee
punyai, akan melawan mereka sampai titik darah penghabisan "
"Anak. kau terlalu keras kepala "
"Menyesal sekali boanpwee telah mengabaikan maksud baik cianpwee "
"Anak. kalau kau hendak bertindak menuruti perasaan hatimu sendiri, mungkin akan
menimbulkan bencana hebat. Apakah kau sudah pikirkan akibatnya nanti ?"

"Akibatnya ?"
"Benar. Kau akan menjadi musuhnya dunia rimba persilatan"
"Perbuatan boanpwee inijika tidak dapat dimengerti oleh dunia rimba persilatan, yah apa boleh
buat "
"Ai " orang berkedok itu kembali keluarkan suara elahan napas pelahan dan geleng-gelengkan
kepalanya.
suara itu meski perlahan, tapi dalam telinganya Yo Ce Cong seolah-olah satu martil besar yang
mengetuk ulu hatinya.

Ia merasa sangat duka karena tidak dapat menerima nasehat yang diberikan oleh orang
berkedok itu, padahal itu ada satu nasehat untuk kepentingan dirinya. Ia tundukkan kepala sambil
membisu.
Lama sekali kedua orang itu saling berhadapan dalam keadaan membisu, Akhirnya orang
berkedok itu berkata dengan suara terharu:
"Anak, apa kau sudah ambil keputusan hendak berbuat demikian?"
Yo Cie Cong anggukkan kepala, sebagai tanda membenarkan pertanyaan orang berkedok itu.
"AH " orang berkedok itu kembali menghela napas, dengan pelahan ia mendorong terbuka
pintu kamar dan lantas menghilang ditempat gelap "Cianpwee "

Yo Cie Cong memanggil, tapi orang berkedok itu sudah tidak kelihatan bayangannya. Apa yang
ketinggalan ialah satu perasaan menyesal, ia agaknya merasa berbuat satu kekeliruan besar
Ia berdiri dipintu kamar sambil mengawasi sang puteri malam, hatinya seperti menangis.
"Sst"
Dilorong depan- mendadak terdengar suara orang ketawa dingin.

Dalam kagetnya Yo Cie Cong lantas berpaling, saat itu matanya lantas dapat lihat dirinya
seorang perempuan cantik berpakaian putih, sedang menghampiri padanya dengan tindakan
pelahan.
Ketika ia sudah melihat tegas siapa adanya perempuan cantik itu, hatinya bercekat, diwajahnya
yang tampan tapi asam timbul napsunya untuk membunuh.
"Hihi manisku, kembali kita bertemu di sini " ujar si cantik.
Ucapan yang merayu itu bukan merupakan madu, sebaliknya membuat Yo Cie Cong berdiri bulu
romanya.
"Hm Cin Bie Nio kau manusia rendah, ada satu hari nanti siaoyamu pasti hendak mencincang
dirimu "

Perempuan cantik itu memang benar adalah Cin Bie Nio, ketua Pek-leng-hwee yang juga
menginap didalam rumah penginapan tersebut.
Ia agaknya belum melupakan perbuatan mesum yang hendak dilakukan terhadap dirinya Yo Cie
Cong tempo hari, maka disemprot secara kasar demikian, ia sedikitpun tidak gusar sebaliknya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

malah mengunjukkan kegenitannya yang luar biasa menyoloknya. Dengan suara yang manis
merayu ia berkata:
"Yoy engko kecil yang manis. Baru saja bertemu sudah mengucapkan perkataan begitu kasar,
nampaknya sedikit perasaanpunt idak ada " sembari bicara, badannya digeser makin dekat kepada
Yo Cie Cong. Anak muda itu sangat gusar, dengan wajah merah padam ia membentak: " Cin Bie
Nio, kalau kau berani maju tiga tindak lagi, aku nanti bunuh kau di sini"

Cin Bie Nio sebetulnya siang-siang sudah tahu kalau Yo Cie Cong juga berdiam dirumah
penginapan itu. oleh karena terhalang oleh kematiannya Thio Phan di bawah Golok Maut, maka
sebegitujauh ia belum pergi mencari padanya. Malam itu karena udara baik, timbul napsunya. Ia
teringat dirinya Yo Cie Cong yang cakap muda dan tampan, maka dengan tanpa malu-malu lantas
menyamperi ke kamarnya.
Meski sudah diancam oleh Yo Cie Cong ia masih belum hentikan tindakan kakinya, dengan
wajah berseri-seri ia menghampiri makin dekat.

Yo cie Cong mendadak timbul napsunya membunuh, pikirnya, aku sebetulnya hendak
membiarkan kau hidup lagi beberapa hari tapi kau ternyata sudah tidak sabaran Baiklah, sekarang
aku antarkan kau menghadap kepada Giam-lo ong.
Setelah berpikir demikian, ia lalu kerahkan kekuatannya ke dalam kedua tangannya.
Tapi mendadak ia ingat bahwa di situ ada tempat penginapan umum.Jika terjadi peristiwa
berdarah, orang-orang kuat yang menginap itu tentu akan dibikin terkejut, hingga menjadi runyam
akibatnya. Maka terpaksa ia menahan sabar, dengan mata mendelik ia mengawasi Cin Bie Nio,
kemudian putar tubuhnya hendak masuk ke kamarnya.

Tapi Cin Bie Nio bisa bergerak sangat gesit, sebelum Yo Cie Cong bertindak masuk. la sudah
merapat dirinya anak muda itu dan menghadang di depan pintu. " Cin Bie Nio, kau hendak berbuat
apa ?"
"Yoy manis, mengapa kau selalu mengawasi aku dengan muka mendelik ? Aku toch tidak akan
menelan dirimu? Kedatanganku ini adalah hendak memberi penjelasan kesalahan paham antara
kita "
"Haha kesalahan paham?"
"Benar, urusan yang sudah lalu itu telah terjadi karena suatu kesalahan paham yang sangat
besar "
"Cin Bie Nio, kau tak usah banyak lagak, lekas keluar dari sini ."
"Ah Kau ini bagaimana sih?"
Sehabis berkata, ia malah lompat masuk ke dalam kamar dan duduk di pinggir pembaringan.
Dengan lagaknya yang centil ia berseri-seri mengawasi anak muda yang dirinduinya.

Yo Cie Cong rasakan dadanya hampir meledak saking jengkel, sambil menuding ia membentak
dengan suara keras:
"Cin Bie Nio, apa kau mencari mampus?"
"Cari mampus belum tentu, hanya dengan kepandaianmu seperti itu"
"Kalau begitu tocu kan boleh coba "
"Tunggu dulu, kau dengar perkataanku dulu"
"Heheheh, Cin Bie Nio siaoyamu hampir saja binasa di bawah pengaruhnya obat mu yang
terkukuk itu"

Cin Bie Nio terperanjat. Tapi sebentar saja sudah pulih seperti biasa. Sepasang matanya yang
genit, memancarkan sinarnya yang memikat hati, dengan tidak berkedip ia menatap wajahnya Yo
Cie Cong.
"Engko kecil yang manis, aku sebetulnya sangat cinta kau, karena takut kau tidak mau
menurut, maka terpaksa telah mengambil itu tindakan rendah "
Sehabis berkata ia perlihatkan senyumannya yang menggiurkan- Ia memang mempunyai paras
cantik, dengan ketawanya itu, telah menambah kecantikannya tidak sedikit. Tapi Yo Cie Cong yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sikapnya dingin kaku, apalagi terhadap dirinya wanita cantik genit itu sudah mempunyai kesan
buruk begitu dalam, sudah tentu tidak merasa ketarik oleh kecantikan yang memikatmu. "Pui tidak
tahu malu "

Kali ini Cin Bie Nio benar-benar sudah tidak tahan hinaan itu lagi maka sikapnya juga lantas
berubah, lalu berkata dengan suara mendongkol: "Yo Cie Cong, kau jangan bertingkah "
"Jikalau kau masih ingin hidup lagi beberapa hari, kau lekas pergi dari sini. Kalau tidak.."
"Kalau tidak bagaimana ?"
"Aku akan bikin mampus kau "
"Haha, kau masih belum mempunyai itu kemampuan "

Yo Cie Cong sudah kalap benar-benar, ia lalu angkat tangan kanannya.


Cin Bie Nio ketawa mengejek. la juga ayun tangannya, lengan bajunya lantas menyambar.
Yo cie Cong tiba ingat bahwa dalam lengan baju perempuan genit itu ada senjata rahasianya
yang sangat ampuh. Dalam kagetnya, ia buru-buru menutup jalan pernapasannya, badannya
dengan secara gesit sekali sudah lompat mundur sampai 5 kakijauhnya. Cin Bie Nio kembali
unjukan ketawanya yang menawan hati.
"Bagaimana ? sebaiknya kau dengar kata saja" demikian katanya yang lantas geser lagi
tubuhnya untuk mendekati Yo cie Cong.

Yo Cie Cong sangat mendongkol, selagi hendak bertindak...


Tiba-tiba di luar pekarangan ada terdengar suara orang berkata dengan dibarengi suara
ketawanya yang aneh.
"Haha, kupu-kupu yang manis telah bertemu dengan sang kumbang yang buas, suatu
pemandangan yang sangat ganjil "
Cin Bie Nio meski ada seorang perempuan genit yang sudah tidak kenal apa artinya kesopanan
dan malu, tapi biar bagaimana ia ada menjabat kedudukan ketua dari satu perkumpulan besar.
Perbuatan demikian jika diketahui oleh orang luar, sudah tentu merasa kurang pantas.
Serta merta lantas merah wajahnya dan badannya lantas melesat keluar.

Dalam pekarangan keadaannya ternyata sepi sunyi, hanya sinar rembulan yang menyinari
taman bunga, tidak kelihatan bayangannya seorangpun juga. Cin Bie Nio pucat seketika, ia hampir
tidak mampu kendalikan perasaan gusarnya. Dan ketika ia berpaling kekamarnya Yo Cie Cong,
kamar itu ternyata sudah ditutup.
Sambil banting-banting kaki ia berkata kepada dirinya sendiri: "setan cilik, kau tidak bisa
terbang dari tanganku. Kalau aku Cin Bie Nio tidak mampu dapatkan dirimu, percuma saja aku
menjadi muridnya Giok bin Giampo"
sehabis berkata ia lantas tinggalkan taman bunga itu dengan perasaan sangat mendongkol.

Baru saja Cin Bie Nio meninggalkan taman tersebut, dari atas sebuah pohon besar dalam taman
itu tiba-tiba melayang turun sesosok bayangan. Waktu tiba di tanah bayangan itu seperti
setangkai daun yang jatuh di tanah. Tidak kedengaran suaranya.
Bayangan yang baru turun itu ternyata ada seorang pengemis tua yang mukanya sangat
mesum. Pengemis itu nampaknya tidak mirip manusia, selain wajahnya jelek dan mesum,
gegernya juga bongkok. tapi sepasang matanya ternyata begitu tajam, suatu tanda bahwa
pengemis itu ada mempunyai kepandaian sangat tinggi.

Pengemis tua itu ketika melihat di situ tidak ada orang, lalu berjalan menghampiri pintu
kamarnya Yo Cie Cong, kemudian memanggil-manggil: "Giok wajie keluar "
Selanjutnya, ia lantas perdengarkan suara ketawanya yang aneh .Justru suara ketawa inilah
yang tadi mengusir Cin Bie Nio pergi.
Yo Cie Cong ketika mendengar sebutan nama Giok wajie, diam-diam terperanjat, tapi juga
lantas teringat pengalamannya dimasa kanak-kanak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dimasa kanak-kanak Yo Cie Cong hidup dengan anak-anak pengemis. sebab ia kulitnya putih
bersih dan wajahnya tampan, maka diantara kawan-kawannya lantas mendapat julukan 'Giok wa
jie', yang "berarti " boneka dari batu kumala. Dan oleh karena ia tidak mempunyai she dan nama
maka sebutan 'Giok wajie' itu lantas menjadi popular sekali namanya.

Panggilan demikian, sudah 20 tahun lamanya ia belum pernah dengar lagi. "Giok-wajie, kau
tahu aku siapa ?"
Pengemis tua itu mengulangi pertanyaannya, tapi masih belum mendapat jawaban- Ia lalu
menggerutu sendiri: "Eh terang memang dia, apakah aku kesalahan mata ?"
"Tidak, kau tidak salah lihat "
Tiba-tiba ia dengar satu jawaban, dan tahu-tahu pundaknya sudah dicekal oleh satu tangan
yang kuat.

Pengemis tua itu rasakan sekujur badannya tergetar, seolah-olah terpagut ular, Dengan cepat
ia lompat melesat sejauh 3 tumbak.
Ia merasa sudah dirubuhkan oleh orang yang muncul secara tiba-tiba itu, sebab ada orang
berada dekat disampingnya ia sudah tidak berjaga sama sekali.
Ketika ia berpaling ia lihat orang yang tadi memegang pundaknya adalah satu anak muda cakap
dan gagah, namun sikapnya dingin kaku.
Ia balas berseru: "Kau....kau bukankah kau ini ada itu anak yang dulu dipanggil Giok wajie ?"
"Benar, dan cianpwee siapa ?."
"Ha ha, beberapa tahun tidak ketemu, kau ternyata sudah mempunyai kepandaian ilmu silat
begitu tinggi. Kau lihat aku..."
Sehabis berkata, tangannya mengusap wajahnya dan membuka rambut dikepalanya, kemudian
berdiri dengan tegak.

Ternyata ia bukan seorang pengemis tua dengan geger bongkok, melainkan ada seorang
pemuda kulit hitam yang sebaya umurnya dengan Yo cie Cong.
Dengan sepasang matanya yang aneh, memandang berputaran, sambil ketawa girang ia
menghampiri lebih dekat kepada Yo cie Cong.
Ketika Yo Cie Cong mengenali siapa adanya orang itu, hatinya merasa sangat girang. "Oh, kau
siao hek " serunya.
"Haha, aku tadinya mengira kau sudah melupakan sahabat lamamu "
"Siao hek. mari, kita omong-omong didalam kamar "
"Baiklah "

Dengan jalan berdampingan, kedua kawan lama itu berjalan masuk kekamar, lalu duduk
mengobrol di pinggir meja.
"Siao-hek. apa suhumu ada baik ?" Yo Cie Cong mulai menanya.
"Suhu sudah meninggal dunia..." jawabnya si siao-hek dengan suara duka.
"Apa ? suhumu sudah meninggal dunia ?"
"Ya, diwaktu hendak melepaskan napasnya yang penghabisan, suhu pernah menyebut-nyebut
kau, suhu kata bahwa hari kemudian kau tiada berbatas "

Yo Cie Cong tundukkan kepala, semua kejadian yang sudah lalu kembali terbayang di depan
matanya.
Siao-hek adalah kawan Yo cie Cong di masa kanak-kanak. suhunya siao- hek sering
mengatakan bahwa Giok wa-jie ada mempunyai bakat dan tulang-tulang luar biasa bagi orang
persilatan. Karena ia tidak mau merusak bakatnya yang bagus itu, maka ia tidak mau menerima
sebagai murid, hanya diberi warisan satu-satunya kepandaian yang saat itu cuma dipunyai sendiri
olehnya didalam rimba persilatan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kepandaian itu ialah suata cara untuk merubah wajah dan bentuk badan sehingga menjadi lain
rupa. Hanya siao-hek seorang yang menjadi murid satu-satunya dari jago tua dalam kalangan
pengemis itu.
Pada masa kanak-kanak, Yo Cie Cong sangat kepingin bisa belajar silat, terhadap siao-hek yang
dapat didikan ilmu silat, ia merasa kagum dan mengiri.
Siao-hek ada satu anak berandalan, tapi Yo cie Cong adatnya pendiam, maka sifat kedua anak
itu merupakan satu kontras yang sangat menyolok.
sejak Yo Cie Cong hidup di kalangan pengemis, hampir selalu berada bersama sama dengan
siao hek.

Sudah beberapa tahun mereka tidak saling bertemu, sekarang masing-masing sudah menyadi
orang dewasa. oleh karena pengalamannya berlainan, Yo cie Cong telah mengalami perubahan
besar dalam sejarah hidupnya. Dari satu anak yang tidak diketahui asal usulnya, telah berubah
menjadi seorang kuat, aneh, misterius dan menakutkan.
"Giok-wa-jie, bagaimana kau bisa berobah menjadi pemuda berwajah dingin Yo Cie Cong? Aku
tadinya hampir tidak percaya kalau benar Yo cie Cong adalah kau. Barusan aku coba beranikan
hati memanggil kau, sungguh tidak nyana benar-benar adalah kau "

Kalau kawan dimasa kanak-kanak saling bertemu lagi, dalam kegembiraannya, apa saja
dibicarakan-
"Karena aku mengikuti she suhuku, maka aku memakai she Yo, nama Cie Cong ada pemberian
dari suhuku "
"Hihi, sangat unik sekali. selanjutnya aku harus panggil kau Yo Cie Cong!"
"Itu terserah kepada kau sendiri "
"Eh suhumu tentunya ada seorang yang mempunyai kepandaian sangat hebat"
"Bagaimana kau tahu?"
"Kepandaian yang barusan kau unjukkan, aku sedikitpun tidak nempil. Aku siao-hek baru
pertama kali ini merasa telah terjungkal, karena pundakku dicekal orang sedikitpun tidak berasa,
untung adalah kau sendiri, kalau lain orang?"
"Kalau lain orang bagaimana ?"
"Sudah mati konyol Aku siao- hek jangan harap bisa gelandangan didunia Kang-ouw lagi"
"Hahaha Itu cuma satu kepandaian yang tidak berarti, bung "
"Oya. siapakah sebetulnya suhumu. Giok wajie, eh Cie Cong ?" Yo cie Cong bersenyum. setelah
berpikir sejenak. lalu menjawab:
"Sangat panjang kalau hendak dibicarakan, biarlah lain hari saja aku ceritakan padamu "

siao hek meski orangnya kecil, tapi pengalamannya dalam dunia Kang ouw sudah matang.
Mendengar jawaban kawannya, segera mengetahui bahwa sang kawan itu ada mempunyai
kesulitan yang tidak dijelaskan, maka ia tidak mau mendesak terus.
"Sekarang aku sudah bukan bernama siao hek lagi, tapi perhubungan kita ada lain dari pada
yang lain, kau boleh panggil sesukamu saja "
"Ooh Mohon tanya nama saudara yang mulia ?"
"Maaf. aku yang rendah adalah itu orang yang mempunyai sebutan Hok-bin sin-kie atau
Pengemis kecil sakti berwajah hitam."
"Bulak-balik masih tidak terlepas dari perkataan hitam- hahaha "
"Hahahaha "
"Siao hek. ada keperluan apa kau datang ke kota Tiang-soa ?"
"Mencari pemilik Golok Maut untuk membuat perhitungan "

Yo cie Cong terperanjat, wajahnya berubah seketika, tapi sebentar saja sudah pulih seperti
biasa.
Siao hek yang sedang gembira dapat menjumpai kawannya diwaktu kanak-kanak. sudah tentu
tidak perhatikan perubahan sikap sahabatnya itu.
"Perhitungan apa " Yo Cie Cong pura-pura menanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ketua (Tocu) Kai-pang cabang Thian- lam, Tok-gan kui (setan mata satu) Gouw Cu Ceng telah
binasa di tangannya Golok Maut, kau kata rekening ini harus dibikin perhitungan apa tidak ?"
"Perkumpulanmu Kai pang bagaimana bisa bermusuhan dengan Golok Maut?" tanya Yo Cie
Cong pura-pura tidak mengerti.
"Kalau diceritakan sebetulnya ada satu hal yang sangat memalukan perkumpulan kita. Dulu,
Gouw Cu Ceng sebetulnya tidak seharusnya ambil bagian daLam peristiwa pembasmian partai
Kam-lo-pang. Maka penyakit itu sebetulnya ia yang mencari sendiri "

"Balas membalas, entah kapan habisnya ? Kalau betul perkumpulanmu sudah mengerti bahwa
kematian Gouw Cu Ceng itu ada salahnya sendiri, sedangkan pemilik Golok Maut itu juga tidak
melakukan pembunuhan terhadap orang- mu yang tidak berdosa, buat apa kau perlukan buang
waktu dan tenaga banyak kawan pergi jauh-jauh untuk menuntut balas?"
"Menurut apa yang tersiar dalam kalangan Kang-ouw, pangcu dari Kam-lo-pang sudah binasa
pada 20 tahun berselang, tapi pemilik Golok Maut yang mengganas itu telah menyebut dirinya
sendiri sebagai pangcu dari Kam lo pang maka terang sekali kalau dalam hal ini pasti ada apa-
apanya..."
"Sekarang perkumpulannya bersedia ambil tindakan apa ?"
"Mencari tahu keadaan yang sebenarnya. Jikalau pemilik Golok Maut itu benar adalah pangcu
Kam lo pang dulu yang menuntut balas sakit hatinya, perkumpulan kita yang selalu utamakan
kebajikan dan tegas bertindak terhadap kejahatan dan kebaikan, sudah tentu tidak akan campur
tangan "
"Dan kalau bukan ?"
"Hutang darah terpaksa ditagih dengan darah "

"Dengan jalan bagaimana perkumpulanmu dapat membedakan tulen atau palsu?"


"Anggauta tertua dari perkumpulan kita, Ciu Cong Jin yang bergelar si pengemis welas asih
pada 20 tahun berselang pernah mempunyai hubungan dengan pangcu dari Kam-lo pang itu. Asal
melihat, ia lantas bisa kenali betul atau tidaknya "

Yo Cie Cong merasa lega.


"Tindakan tegas dari perkumpulanmu, sesungguhnya sangat mengagumkan "
"Mana ? Peraturan atau disiplin perkumpulan kita ada sangat keras. Gouw Cu Ceng kalau tidak
dibinasakan oleh Golok Maut juga akan menerima hukuman dari perkumpulannya sendiri "
"Orang yang sudah bersalah begitu, bagaimana membiarkan padanya menjadi ketua cabang di
daerah Thian-lam ?"
"Tentang kesalahannya itu, setelah dia di binasakan oleh Golok Maut baru diketahui oleh
perkumpulan kita "
"Ooh begitu Eh ? kabarnya dari perkumpulan ada datang tiga orang dari angkatan tua "
"Benar, Ciu Cong Jin adalah satu diantara mereka, satu lagi adalah sam-gan sin-kie (Pengemis
sakti mata tiga) Li Ceng Hong "
"Dan yang satunya lagi ?"
Siao-hek ketawa cekikikan sambil menunjuk hidungnya sendiri
"Nah yang ketiga adalah aku sendiri yang rendah si Pengemis kecil wajah hitam."

Yo Cie Cong tertegun, Ia tidak habis mengerti bagaimana si siao-hek yang usianya sebaya
dengan dirinya sendiri bisa dihitung orang angkatan tua dalam perkumpulan pengemis itu. "Kau,
siao hek ?"
"Kau tidak percaya? Kuberitahukan padamu, suhu didaLam perkumpulan Kai-pang
kedudukannya tinggi sekali, ketuanya yang sekarang panggil suhu "su-couw", dan aku yang
menjadi muridnya, sudah tentu turut mendapat penghargaan sebagai orang angkatan tua
(tianglo)"
"Oow, kiranya begitu. kalau begini aku harus memberi selamat padamu"
"Edan kau Mari kita keluar minum kopi, bagaimana ?"
"Baiklah Aku yang traktir"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Tidak usah, masa seorang Tiang lo dari perkumpulan Kaipang, minum saja minta dibayari
orang ?"
"Eh ? sombong kau. Mari kita jalan "

Seorang pemuda berparas putih cakap, jalan bersama-sama dengan seorang pengemis hitam
seperti pantat kuali, tidak heran kalau menimbulkan perhatian banyak orang, mereka agaknya
pada terheran-heran ada 'Kopi susu jalan-jalan'
Tapi dua pemuda itu tidak mau ambil pusing, di sepanjang jalan mereka terus mengobrol
sembari ketawa-ketawa.

Tidak antara lama, mereka sudah tiba di salah satu rumah minuman yang paling terkenal dikata
Tiang soa, Ceng yang lauw.
Pelayan rumah makan begitu melihat dua pemuda itu, masih kenali bahwa pemuda putih cakap
itu adalah pemuda yang pernah berkelahi dirumah makan tersebut dan hampir membikin rubuh
lotengnya. Maka dalam hati merasa agak kurang senang, apalagi ketika melihat di sebelahnya
pemuda itu ada seorang pengemis, tambah merasa tidak senang. Tapi ia tidak bisa berbuat apa..

Pada saat itu, sekelompok kawanan pengemis yang ada di depan pintu rumah makan tiba-tiba
pada minggir untuk memberijalan, mereka pada anggukkan kepala tiga kali kepada pengemis
hitam itu.
selanjutnya, seorang pengemis setengah umur, telah datang menghampiri.

BAB 27
PENGEMIs muda wajah hitam itu nampak bicara beberapa patah kata dengannya, dan
pengemis pertengahan umur itu dengan sikapnya yang sangat menghormat, setelah angguk-
anggukkan kepala lantas berlalu.
semua kejadian itu telah dapat disaksikan dengan tegas oleh pelayan rumah makan. Pada
umumnya, orang yang mencari penghidupan sebagai pelayan rumah- makan, kebanyakan kenal
baik segala manusia dari berbagai tingkat dan golongan. Maka begitu menyaksikan keadaan
demikian, ia lantas mengetahui bahwa pengemis muda yang hitam wajahnya itu tentunya ada
seorang penting dalam perkumpulan kaum pengemis.

Jangan dipandang ringan kepada perkumpulan kaum jembel, meski mereka terdiri dari orang-
orang yang hidupnya minta-minta dengan pakaiannya yang mesum dan banyak tambalan, tapi
kalau berani berlaku salah kepada mereka, tahu sendiri akibatnya.
Dengan tidak banyak tingkah lagi, pelayan itu lantas mempersilahkan kedua tetamunya itu
masuk ke dalam.
Dua pemuda itu mencari tempat yang paling sepi. Di situ mereka makan minum sembari
mengobrol.

Si pelayan yang meski dalam hati merasa takut, tapi masih tidak puas, mukanya kelihatan
kecut.
Hek bin siao sin kie ketika menampak keadaan demikian lantas menegur sambil ketawa.
"Hei, pelayan Mari, aku hendak tanya kau"
"Tuan hendak tanya apa ?"
"Apa dalam rumah tanggamu kematian orang."

Pertanyaan itu membuat si pelayan merasa bingung. Tapi ia tidak berani marah, terpaksa
menjawab sambil melototkan matanya: "Tuan pandai membanyol "
"Siapa bilang ? Aku lihat kau sejak tadi kelihatan asam saja, maka lantas menduga kalau kau
kematian keluarga "
Yo Cie Cong yang mendengarkan itu, hampir saja ketawa besar. Ia ulapkan tangannya dan
berkata kepada si pelayan: "Kau pergilah " Pelayan itu mengawasi lagi kepada siao hek sejenak
lantas berlalu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kedua orang itu sesudah mengobrol ke barat ke timur, kembali alihkan pembicaraannya ke
soalnya Golok Maut.
"Siao hek. menurut pikiranmu, jika pemilik Golok Maut berani terang-terangan menerima
tantangan orang-orang dunia Kang-ouw yang sekarang berada dikota Tiang-soa ini, bagaimana
kesudahannya ?"
"Betapapun tingginya kepandaian ilmu silat pemilik Golok Maut juga sukar melawan begitu
banyak musuh kuat "
"Aku lihat belum tentu seperti yang kau kira"
"Hm, kau masih belum tahu. Khabarnya itu manusia hantu dari seng sut-hay, Liat yang Lo
koay, yang pada 10 tahun berselang namanya sangat ditakuti oleh orang-orang golongan hitam
dan golongan putih, juga datang ke kota Tiang-soa"

Yo Cie Cong ketika mendengar namanya "Liat yang Lokoay" darahnya mendidih, napsunya
membunuh timbul seketika. Tapi ia kuatir perubahan sikapnya itu nanti diketahui oleh siao hek.
maka ia coba berlaku tenang.
Liat yang Lo koay ini ternyata dalam daftar musuh-musuhnya Kam lopang termasuk dalam
urutan huruf YANG pada lembar pertama.
Si siao hek yang tidak mengetahui perasaannya Yo Cie Liong lantas melanjutkan perkataannya:
"Hanya itu satu 'Liat yang Lo koay' saja. sudah cukup membikin pusing pemilik Golok Maut"

"Khabarnya kepandaian pemilik Golok Maut itu sangat tinggi sekali, belum tentu kalau tidak
dapat menandingi itu hantu yang kau sebut 'Liat yang Ko koay' "
"Boleh jadi, tepi kau tahu selain dari pada itu hantu tua dari Liat yang masih ada banyak lagi
orang-orang kuat dari berbagai cabang dan golongan yang tersembunyi disekitar kota ini, dan
masih ada lagi yang masih berada didalam perjalanan. semakin lama, jumlah yang datang semakin
banyak."

Yo Cie Cong dalam hatinya lantas berpikir: "Ucapan siau hek ini memang benar. semakin lama,
semakin tidak menguntungkan bagi diriku. Dengan keadaan seperti dewasa ini saja sudah
memusingkan kepala, apalagi kalau ditambah banyak orangnya. Tapi ia ada seorang muda keras
kepala yang selalu pantang mundur."
"Jikalau pemilik Golok Maut itu ada seorang cerdik dan tahu gelagat, untuk sementara ini dia
seharusnya menyingkir dulu," berkata pula si siao hek.
"Barang kali belum tentu dia berbuat begitu" jawab Yo cie Cong dengan mengandung arti.
"Eh Kau seperti merasa simpati terhadap pemilik Golok Maut itu ?"

"Mungkin benar. Kabarnya dulu diatas gunung Bu leng-san pusatnya perkumpulan Kam lo pang
telah diserbu secara mendadak oleh orang rimba persilatan dari golongan hitam dan golongan
putih. Dalam penyerbuan secara besar-besaran itu, orangnya Kam lopang hampir binasa
semuanya, begitu pula pangcunya dan semua keluarganya. Hanya dalam waktu satu malam saja,
Kam lo-pang telah tersapu bersih, dan kalau sekarang pangcu itu datang untuk menagih hutang
darah itu, sudah tentu soal sewajarnya saja. orang-orang yang dulu turut ambil bagian melakukan
serangan secara keji itu sudah sepantasnya kalau dibunuh mati semuanya "

Yo Cie Cong nampaknya sangat bernapsu mengucapkan kata-katanya, sampai matanya merah
membara.
Siao- hek yang menyaksikan keadaan demikian dalam hatinya lalu berpikir, mengapa bocah ini
begitu bernapsu? Kalau kau sebagai pemilik Golok Maut, dunia akan menjadi gempar.
Ia tidak tahu bahwa sahabat diwaktu kanak-kanak itu, memang adalah itu orang yang
memegang peranan sebagai Pemilik Golok Maut. Kalau pada saat itu ia tahu, entah bagaimana
perasaannya?
"Mari, jangan banyak pikir, persetan urusan orang Mari keringkan arakmu" demikian ia berkata:
"Mari "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Banyak orang-orang kuat dari rimba persilatan telah berkumpul, hanya untuk menghadapi satu
orang saja, ini sebetulnya merupakan suatu kejadian yang sangat langka" berkata pula siao-hek.
"Aku kira pemilik Golok Maut akan membuat satu surprise bagi rimba persilatan"
"Ng. kalau benar begitu, mungkin akan terjadi pembunuhan besar-besaran yang tidak ada
taranya "
"Siao hek. si hantu tua 'Liat yang Lokoay' yang kau sebut tadi ada apanya sebetulnya yang
dapat dibanggakan?"

"Hal iri aku hanya dengar orang kata saja, khabarnya hantu tua itu ada mempunyai ilmu
pukulan tangan yang sangat luar biasa, namanya 'Liat yang ciang'. Pukulan tangannya itu ada
mengandung angin panas seperti bara, katanya bisa membakar lumer barang logam "
Yo Cie Cong diam-diam merasa kaget. Pikirnya: lokoay ini mungkin merupakan satu lawan yang
paling tangguh, ia ada mempunyai ilmu pukulan demikian rupa, apa aku mampu menandingi
padanya atau tidak. masih merupakan satu pertanyaan-setelah berpikir demikian, ia lantas pura-
pura menanya:
"Ilmu pukulan 'Liat yang ciang' itu, apa betul sudah tidak ada orang yang mampu
memecahkan? "

"Ada, menurut apa yang aku tahu, hanya semacam ilmu pukulan Thay im ciang yang bisa
memecahkan ilmu pukulan hantu itu. Ilmu pukulan "Thay im ciang" justru merupakan musuh yang
paling ditakuti oleh ilmu pukulan 'Liat yang ciang', karena ilmu pukulan yang tersebut duluan itu
melulu terdiri dari kekuatas "Im", Kalau terkena pukulan tersebut, seketika itu juga darahnya
lantas menjadi dingin dan beku, hingga sekujur badan lantas menjadi kaku dan binasa. Tapi
didalam rimba persilatan kabarnya cuma seorang saja yang menyakinkan ilmu pukulan serupa itu".
"Siapa ?"
"Cek hoat Im mo" (iblis rambut merah).

Kembali Yo cie Cong dibikin kaget, hampir saja ia lompat dari tempat duduknya. sebab nama itu
juga terdapat dalam daftar, musuh-musuhnya Kam lo pang..
Bukan cuma begitu saja, iblis itu malah melakukan pembasmian untuk kedua kalinya kepada
pangcu Kam lo pang dan kedua-dua pahlawannya yang sudah bercacad di dalam goa di gunung
Bu leng san, ketika jejaknya pangcu itu diketahui oleh iblis itu.

Peristiwa mengenaskan di atas gunung Bu leng-san ketika langit sedang turun salju lebat,
kembali terbayang di depan matanya Yo Cie Cong.
Ia telah lupakan dirinya sendiri, kalau saat itu sedang mengobrol dengan kawannya, seketika
itu lantas mengunjukkan rasa gusarnya.
Siao hek merasa heran atas perubahan sikap kawannya itu, maka lantas menanya padanya "Eh.
kau kenapa ?"

Yo Cie Tong baru sadar atas kekeliruannya, ia buru-buru menenangkan lagi pikirannya,
kemudian baru bisa menjawab:
"Ooh tidak kenapa- napa, aku cuma merasa heran didalam dunia ini bagaimana ada kepandaian
aneh serupa itu ?"
"Ya dunia memang lebar segala apa bisa terjadi "
"Siao hek. kauw ternyata mempunyai pengetahuan luas, apa saja kau tahu "
"Hihi kau terlalu memuji "
"Siao hek. tahukah kau dimana adanya si iblis rambut merah Cek hoat Im-mo itu sekarang ?"
"Hal ini aku belum pernah dengar, iblis itu sudah sepuluh tahun lebih tidak muncul lagi didunia
Kangouw"

Yo Cie Cong tiba-tiba ingat suatu hal, pikirnya: Siao hek ternyata luas sekali pengetahuannya,
mungkin ia dapat membantu aku memecahkan beberapa kesulitan, mengapa aku tidak mencari
keterangan dari mulutnya ?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Siao hek. tahukah kau Kauwcu perkumpulan agama Im mo kauw yang baru saja muncul di
dunia Kang ouw ?" demikian ia menanya, matanya terus menatap wajahnya siao hek.
"Im mo kauw, makin hari makin besar pengaruhnya. Khabarnya perkumpulan itu sudah berhasil
menarik dirinya beberapa orang kuat yang jumlahnya tidak sedikit. Tapi siapa dan bagaimana
rupanya sang Kauwcu, barangkali tidak ada seorangpun yang bisa memberi keterangan- Kau tahu
perkumpulan kita Kaipang hampir di seluruh pelosok dunia tersebar mata-matanya dan toh masih
belum berhasil membuka kedoknya Kauwcu itu. Cuma menurut dugaan kita, Kauwcu itu tentunya
ada seorang yang mempunyai kepandaian dan kecerdikan luar biasa "

Yo cie Cong agaknya sangat kecewa.


"Kabarnya sudah ada tiga orang Tongcu dari Im mo kauw yang terbinasa di bawah Golok Maut
"
"Tentang ini ada terselip sebab-sebab apa didalamnya, buat orang luar sukar untuk mendapat
tahu. Tapi Golok Maut sudah berani menantang terang-terangan terhadap Im mo kauw, tentu
pemilik Golok Maut itu sendiri juga bukan seorang sembarangan"

Dua kawan lama itu mengobrol hampir satu jam lamanya, saat itu diluar sudah terdengar
kentongan 3 kali. Keadaan dalam rumah makan itu sudah sepi, yang ketinggalan hanya mereka
berdua.
Yo Cie Cong mengawasi ruangan yang sudah kolong melompong itu, lantas tertawa sendiri dan
berkata kepada kawannya: "Siao hek, mari kita pulang "
"Ah, mengapa terburu-buru? Kalau kita mengobrol terus, mungkin akan berpapasan dengan
tetamu yang hendak bersantap pagi Mari kita jalan "
"Aku hendak bayar uang makannya dulu "
"Tak usah, sudah ada orang yang membayarnya "

Dua kawan itu ketika keluar dari rumah makan, keadaan dijalan raya sudah tepi sunyi, tidak
kelihatan seorangpun juga. "siao hek. dimana kita bisa bertemu lagi?"
"Hihi. Kawan, ditempat mana ada terdapat orang-orang pengemis, di situ kau bisa mendapat
tahu tempatku"
"Sampai ketemu "
"Sampai ketemu "
Pengemis sakti wajah hitam itu nampak membelok disatu tikungan jalan, sebentar lantas lenyap
dari pemandangan.

Yo Cie Cong mengawasi bayangannya kawan dimasa kanak-kanak itu, rupa-rupa pikiran timbul
dalam otaknya.
Jalannya penghidupan sungguh aneh. Dua kawan kanak-kanak yang dulu bergelandangan
dalam kalangan pengemis kini telah menjadi tokoh-tokoh penting dalam rimba persilatan yang
tindak tanduknya dapat mempengaruhi nasibnya rimba persilatan.

Yo Cie Cong memegang peranan sebagai pemilik Golok Maut, seorang misterius yang ditakuti
oleh hampir semua orang.
Sedang siao hek sudah menjadi salah satu pemimpin golongan tertua dari partai pengemis,
yang kedudukannya tidak boleh diabaikan begitu saya dalam rimba persilatan. semua ini, hampir-
hampir sukar dipercaya kebenarannya.

Dengan seorang diri Yo Cie Cong berjalan pelahan-lahan dijalan raya yang sudah menjadi sepi
sunyi. Kesunyian dalam hatinya semakin terasa.
Dalam keadaan sunyi seperti itu, mudah menimbulkan kenangan dimasa yang lampau dan
mengingat dimasa yang akan datang. Dengan tanpa berasa Yo Cie Cong mengalirkan air matanya.
Ia tanya kepada dirinya sendiri: "Apakah aku datang sendirian didalam dunia ini ? Tidak Aku
seharusnya mempunyai ayah mempunyai ibu Tapi, dimana adanya mereka?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Apakah masih hidup didunia atau sudah meninggal ? Mengapa aku harus di terlantarkan
seorang diri ? Apakah bencana alam yang mememencarkan nasib kita..?" Karena pikirannya kalut,
tindakan kakinya agak limbung

"Bocah kita berjumpa lagi disini " demikian satu suara yang berat telah menyadarkan Yo Cie
Cong dari lamunannya.
Di depan matanya, saat itu berdiri 5 orang tua yang dandanannya sangat aneh. Mereka adalah
Biauw-Ciang Ngo-tok dari Im-mo-kauw.
Yo cie Cong hentikan kakinya, lamunannya lenyap seketika dan diganti oleh perasaan gusar. ia
lalu menanya dengan suara dingin: "Kalau sudah berjumpa mau apa ?" salah satu diantara 5
orang tua itu lantas menjawab.
"Setan cilik, tempo hari didalam rumah makan kau bisa lolos dari tangan kami, tapi malam ini,
huh. Kau jangan harap bisa berlalu dalam keadaan hidup Jikalau kami tidak mampu membereskan
jiwamu, selanjutnya nama Biauw-ciang Ngo-tok boleh dihapus saja "
"Hm Aku lihat, sudah tiba saatnya nama kalian harus dihapus "
"Setan cilik, dijalan raya kita bertempur, mungkin akan mengagetkan orang, mari kita keluar
kota "

Itu memang yang diharapkan oleh Yo Cie Tong, karena ia sudah mempunyai rencana masak-
masak. ia tidak sudi berhadapan sebagai musuh besar-besaran dengan Im mo kauw. Disamping
itu dalam kota juga ada terdapat banyak orang-orang kuat, jika mengejutkan mereka, banyak
kemungkinan akan menyulitkan pekerjaannya di kemudian hari. Maka ia lantas menjawab sambil
ketawa dingini
"Bagus kalian boleh menerima satu tempat yang bagus sekali letaknya untuk tempat kuburan
kalian "

Biauw-ciang Ngo-tok dengan serentak menjadi gusar, orang yang buka suara itu berkata lagi:
"Setan cilik, kau jangan mengandalkan lidahmu yang tajam, mari jalan " Enam bayangan orang
dengan beruntun lari menuju keluar kota bagian Barat.
Disitu terdapat sebidang tanah ladang yang sangat luas dan beberapa gubuk dari kaum petani.
Karena saat itu hari sudahjum tiga pagi, para penduduknya tentu masih tidur semua. Keadaan ada
sangat sunyi.
Ke enam orang itu telah berhenti di suatu tempat kira-kira setengah lie terpisahnya dari kota.

Dengan mengambil sikap mengurung, Biauw ciang Ngo-tok berdiri berpencaran sehingga
membuat Yo cie Cong berada ditengah-tengah antara mereka.
Dengan sikapnya tenang luar biasa. Yo cie Cong berdiri di-tengah-tengah dengan tegak. sama
sekali agaknya tidak memandang mata pada kelima iblis tua itu. salah satu diantara lima orang tua
itu yang bercambang lebat berkata:
"Setan cilik, lebih baik kau tamatkan riwayatmu sendiri, barangkali bisa mati dalam keadaan
utuh."
"Ha, ha.. sombong benar kau. Malam ini kalian berlima barangkali ingin mati dalam keadaan
utuh saja masih susah."
"Setan cilik, apakah kau masih mau menantikan kita berlima turun tangan ?"

Yo cie Cong setelah tertawa bergelak-gelak lantas berkata:


"Dengan mengandalkan kepandaian kalian berlima kawanan setan tua ini masih belum pantas
mengeluarkan perkataan semacam itu."
"Haha.. Anjing cilik Malam ini kau harus dicincang, baru kami bisa merasa puas," sehabis
berkata, tangannya diayun berbareng.
"Aku akan mengambil kau sebagai contoh dulu " berkata Yo Cie Cong dan dengan
kecepatannya yang sangat luar biasa ia menyerang kearah orang tua yang bicara tadi. Gerakannya
itu ada tipu silat kombinasi dari Liu im Hut hiat pelajarannya Phoan-ngo Hweshio dan 'Menggeser
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tubuh menukar bayangan', pelajarannya orang berkedok kain merah, sedangkan kedua-duanya itu
sudah merupakan tipu silat yang tidak ada taranya lagipada masa itu.

Maka dengan tidak ada ampun lagi salah satu iblis tua dari Biauw-ciang Ngo tok telah menjadi
korban. Belum sampai serangannya meluncur keluar tiba-tiba matanya dirasakan gelap dan
beberapa bagian jalan darah penting di badannya telah kena tertotok oleh suatu kekuatan hebat
yang tidak dapat dilihat mata, maka dengan tidak mengeluarkan sedikit suarapun juga badannya
lantas rubah di tanah.

Ke empat kawannya sudah dibikin terkejut dan terheran- heran oleh gerakan Yo cie Cong itu.
Mereka masih belum mengetahui dengan cara bagaimana Yo Cie Cong turun tangan tadi, tahu-
tahu salah satu kawannya sudah binasa. oleh karena gerakannya yang gesit dan aneh luar biasa
itu, maka mereka sama sekali tidak sempat memberikan pertolongan pada kawannya.
Menyaksikan kepandaian Yo cie Cong yang seolah-olah perbuatan iblis menerkam jiwa manusia,
hati mereka seketika itu lantas menjadi keder.

Namun mereka tidak mau tinggal diam begitu saja, maka setelah keluarkan geraman hebat
keempat-empatnya lantas menyerang Yo cie Cong dengan berbareng.
Bertempur di suatu tempat yang luas itu, sudah tentu banyak bedanya dengan keadaan
bertempur dirumah makan yang terbatas. Apa lagi empat iblis tua itu sedang berada dalam
keadaan kalap, maka serangan mereka berempat sesungguhnya sangat hebat tak dapat di
ucapkan dengan kata-kata.
Kekuatan dari serangan tergabung ke empat orang itu telah menyerang Yo Cie Cong dari empat
penjuru.

Yo Cie Cong sedikitpun tidak merasa takut akan serangan itu, ia sengaja tidak mau berkelit
maupun menyingkirkan diri, ia hanya menunggu sampai kekuatan serangan tersebut sudah datang
dekat benar, barulah badannya melesat ke atas sambil berputaran, kemudian dengan secara
ringan sekali orangnya melayang turun kebawah.

Gerakan Ye Cie Cong macam ini telah membuat bimbang hatinya kawanan iblis tersebut.
"Kalian masih menyimpan kepandaian macam apa lagi, lekas keluarkan semua. Kalau terlambat
sedikit saja nanti tidak keburu di keluarkan," kata Yo cie Cong sambil ketawa dingin.
Biauw-ciang Ngo-tok itu ada merupakan tokoh terkuat didaerah Biauw. Mereka sudah menjagoi
dan malang melintang didaerahnya sendiri. sungguh tidak disangka, setelah ditarik menjadi
anggotanya Im mo-kauw, baru saja turun tangan sudah terjungkal ditangannya seorang bocah
cilik.

Bahkan hanya dalam segebrakan saja si bocah sudah membinasakan salah satu kawannya.
Dapatlah dibayangkan sendiri bagaimana perasaan gusar kawanan iblis dari daerah Biauw itu,
maka ketika mereka mendengar ejekan Yo cie Cong, seolah-olah api di siram minyak, perasaan
gusarnya semakin meluap-luap.
Empat iblis itu dengan berbareng memendekkan badannya, tiba-tiba pakaian dibadan mereka
pada melembung.

Yo Cie Cong sudah kenali gerakan ini ketika mereka berada dirumah makan, kawanan iblis itu
kembali hendak menggunakan cara tempo hari melepaskan ilmu gaibnya, Bok-beng in cong.
Tetapi karena Yo cie Cong sudah bersiap siang, sedikitpun ia tidak merasa takut. Dengan
ilmunya Kan-goan cao-kie ia telah menutup rapat sekujur badannya.

Ilmunya itu selainnya dapat menolak serangan hawanya racun, juga bisa dipakai untuk
menghancurkan daya kekuatan yang melakukan serangan padanya.
sebentar kelihatan hawa putih seperti kabut menutupi sekujur badannya, maka racun dari ilmu
gaib keempat iblis itu sedikitpun tidak berdaya menghadapinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kawanan iblis itu segera mengetahui gelagat kurang menguntungkan bagi pihaknya, mereka
lalu berduduk semuanya, dengan kekuatan sepenuhnya mereka melanjutkan serangan mereka.
Dengan demikian, keadaan menjadi berubah.

Yo cie Cong merasa seperti ada bau harum sedap yang datang dari empat penjuru dengan
tidak berhenti- hentinya mencoba menyusup kedalam badannya.
Bahkan perasaan itu makin lama makin hebat, maka ia juga menggunakan seluruh kekuatannya
untuk memberikan perlawanan.
sekejapan saja kedua pihak kelihatan sudah mengucurkan keringat deras.
Racun yang digunakan dalam ilmu gaib Bo-beng sin cong itu merupakan salah satu racun yarg
paling ganas .Jikalau tidak menghadapi musuh yang sangat tangguh ilmunya tidak digunakan
secara sembarangan, karena racun ini terdiri dari binatang kutu hidup yang disalurkan dengan
kekuatan dan hawa dari orang yang menggunakan. Apabila racun itu binasa, orangnya juga pasti
turut binasa.

Ke empat iblis dari daerah Biauw itu meskipun sudah mengetahui bahayanya menggunakan
racun tersebut, tetapi mereka masih tetap nekad dengan tidak menghiraukan jiwanya sendiri lagi.
Kedua pihak kini kembali berkutetan sekian lamanya.
Yo Cie Cong tidak mau membuang waktu terlalu lama, ia sengaja mengendurkan
pertahanannya, maka sebentar saja sudah ada satu racun kutu telah menyusup masuk dalam
badannya.

Salah satu dari kawanan iblis itu yang melancarkan serangannya ketika mengetahui bahwa
racun kutunya sudah menyusup masuk ke dalam badan lawannya, diam-diam merasa girang. Ia
lantas memperhebat gerakannya dan racun kutu itu mulai bekerja dibadan lawannya.

Tetapi Yo Cie Cong yang sengaja memancing lawannya melakukan perbuatan demikian setelah
racun kutu itu masuk ke dalam dirinya, ia lantas menggunakan kekuatan Kan-goan-cao khienya
Untuk menggempur racun tersebut.

Iblis yang menyerang tadi mendadak merasakan keadaan tidak beres, cepat-cepat ia menarik
kembali serangannya, tetapi sudah terlambat sedikit. Racun kutunya sudah dibinasakan musuh
oleh kekuatan lawannya.
Dengan tidak ada ampun, lagi darah di badannya lantas mengalir keluar dari lubang hidung,
kuping dan matanya, kemudian disusul dengan badannya rubuh.
Dengan demikian, lima orang iblis dari daerah Biauw itu sekarang hanya tinggal tiga orang lagi
saja yang masih hidup.

Ketika mereka bertiga mengetahui keadaan tidak baik, cepat-cepat mereka menarik mundur
serangannya, dengan mata melotot mereka mengawasi Yo Cie Cong, kemudian memutar
tubuhnya hendak kabur.
Yo Cie Cong yang sudah tentu tidak membiarkan 3 orang tua itu berlalu begitu saja.. Dengan
cepat ia sudah menghadang di depan mereka, kemudian berkata dengan suara bengis: "Kalian
bertiga hendak berlalu dari sini, tidak begitu mudah "

Tiga orang tua beracun itu wajahnya berubah seketika, matanya mendelik semakin lebar. satu
diantaranya lantas berkata: "setan cilik, kau hendak berbuat apa ?"
"Kalian mau berlalu, boleh, tapi harus menjawab pertanyaanku dulu "
Tiga orang tua itu karena kedua kawannya sudah binasa, lagi pula mereka memang terdiri dari
manusia-manusia yang kejam dan buas, maka setelah didesak begitu rupa oleh Yo Cie Cong,
lantas timbul pikiran nekadnya, masing-masing dengan kekuatan sepenuhnya menyerang Yo cie
Cong.
serangan gabungan dari ketiga orang itu hebatnya luar biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong ketawa dingin, lalu ia memusatkan kekuatannya Kan-goan cin cao dikedua
tangannya untuk menyambuti serangan dari ketiga orang tua itu.
Suara benturan keras lantas terdengar amat nyaring. suara itu dibarengi oleh suara jeritan
tertahan dari tiga orang.
Yo Cie Cong badannya terhuyung-huyung kebelakang beberapa tindak baru bisa berhenti.
Tetapi Biauw-ciang sam-tok itu masing-masing sudah terpental mundur lima tindak. sehingga
badan merekapun sempoyongan, mulut masing-masing mengeluarkan darah segar, wajah mereka
pucat pasi.

Yo Cie Cong kembali membentak dengan suara keras


"Dengar Pertanyaanku pertama, siapakah Kauwcu kalian" Ketiga orang tua itu dengan napas
memburu dan mata mendelik mengawasi Yo Cie Cong, tetapi tidak ada seorangpun yang memberi
jawaban.
Yo Cie Cong mengulangi lagi pertanyaannya:
"Aku ulangi sekali lagi, siapa Kauwcu kalian ?jikalau tidak mendapat jawaban, satu diantara
kalian bertiga pasti tidak akan bernyawa lagi. Ingat siapa nama dan gelar Kauwcumu "

Ketiga orang tua itu kembali terdiam tidak menjawab.


Yo cie Cong segera berubah wajahnya lantas bergerak dengan cepat.
Diantara suara jeritan ngeri, satu diantara ketiga orang tua itu telah rubuh ita nah, jiwanya
melayang seketika.
Dua orang yang lainnya, wajahnya lantas memucat seperti mayat, seorang diantaranya sambil
kertak gigi berkata:
"Setan cilik Tak perlu kau berbuat begitu kejam. sekalipun kau berhasil membunuh mati kami
semuanya, tetapi pertanyaanmu itu kami memang tidak tahu." Yo Cie Cong tidak mau percaya
keterangan ini, ia lalu berkata pula:
"Sekarang pertanyaan kedua .Jikalau kalian masih tetap tidak menjawab, diantara kalian berdua
hanya seorang saja yang boleh hidup, Dengar biar terang Apa sebabnya Im-mo-kauw mengejar-
ejar dirinya pemilik Golok Maut ?"

Dua orang tua ini saling pandang, tidak ada seorangpun yang dapat menjawab.
Terhadap dua pertanyaanku itu, lima orang tua dari Biauw itu memang sebetulnya tidak
mengetahuinya, sejak mereka menjadi anggota Im mo-kauw sehingga saat itu, mereka masih
belum pernah melihat wajahnya Kauwcu mereka. Tentang tindakan mereka yang mengejar-ngejar
pemilik Golok Maut, juga diperbuatnya hanya sekedar untuk menunaikan tugas mereka.
Justru kedua pertanyaan yang sudah lama mengeram dalam hatinya Yo Cie Cong kini tidak
mendapatkan jawaban yang memuaskan lagi maka berkobarlah napsu membunuhnya.

Kembali suara jeritan ngeri terdengar lagi, satu diantara kedua orang tadi telah rebah
menggeletak dalam keadaan tidak bernyawa.
"sekarang kau harus menjawab kedua pertanyaanku tadi.Jikalau tidak. kau akan mendapat
perlakuan yang serupa seperti kawan-kawanmu."
satunya orang tua yang masih tetap hidup itu dengan perasaan sedih dan gusar lantas
menjawab :
"Lohu akan adu jiwa dengan kau" Badannya lantas bergerak, Yo Cie Cong cepat mengeluarkan
senjatanya Golok Maut.
sambil membolang-balingkan senjata yang aneh bentuknya dan yang memancarkan sinar yang
kemilau itu, ia menanya pula: "Ku mau jawab atau tidak?"

Orang tua itu dengan perasaan takut setengah mati lantas mengurungkan gerakannya dan
mundur satu tindak. Dengan suara gemetar ia berkata:
"Kau.... Kau.... Kau ini adalah pemilik Golok Maut ?..."
Pada saat itu dari jauh terdengar suara helaan napas yang sangat perlahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong tidak akan menduga kalau di tanah belukar dan diwaktu tengah malam buta
seperti itu, ternyata masih ada orang yang sembunyi di sekitarnya, bahkan ada kemungkinan
besar sudah menyaksikan segala sepak terjangnya barusan.

Mengingat sampai di situ, bukan kepalang rasa kagetnya, maka ia lantas lompat melesat
menuju ke arah datangnya suara tadi.
Gerakan badan Yo cie Cong sudah cukup gesit, tetapi ternyata masih tidak berhasil melihat
suatu apa, hanakesunyian malam saja yang saat itu membungkus keadaan di sekitarnya.

Tiba-tiba ia teringat, masih ada seorang tua yang ada disitu. Ia karena sudah menunjukkan
Golok Mautnya, itu berarti sudah mengunjukkan siapa dirinya, maka jikalau orang tua itu tidak
dibereskan sekalian, tentunya nanti akan membawa akibat yang sangat hebat.
Dengan cepat ia lari balik. Tetapi Apa yang di saksikan telah membuat ia melongo. satu-
satunya orang dari Biauw ciang Ngotok yang masih hidup saat itu ternyata juga sudah
menggeletak di tanah dalam keadaan tidak bernyawa.

Rupa-rupa pertanyaan timbul dalam otaknya Yo Cie Cong. siapakah orangnya yang
mengeluarkan suara elahan napas perlahan tadi?" siapakah orangnya yang membinasakan orang
tua ini?"
Pertanyaan itu tinggal merupakan suatu pertanyaan yang tidak terjawab, sebab sesungguhnya
ia memang tidak akan menduga dan tidak bisa menduga siapa adanya orang itu
Jikalau mau dikatakan bahwa orang yang membunuh mati sisanya orang tua dari Biauw ciang
Ngo-tok adalah itu orang yang telah mengeluarkan suara helahan napas perlahan, maka
kepandaiannya orang tersebut boleh di kata sudah tidak ada taranya lagi dalam dunia ini. segala
sepak terjangnya barusan juga sudah tentu semuanya sudah disaksikan olehnya.

Jikalau orang yang sangat misterius itu adalah pihak musuhnya, mengapa harus membunuh
mati orang tua itu? Tetapi jikalau bukannya dari pihak musuh, mengapa harus berlaku begitu
misterius dan tidak mau mengunjukkan muka didepan matanya ? siapakah sebetulnya dia itu ?
Andaikata orang yang sangat aneh itu masih mengandung maksud lain- hal ini sesungguhnya
sangat menakutkan.
Sebab pada dewasa ini, didalam kota Tiang soa yang seolah-olah sudah menjadi sarangnya
macan dan kedungnya naga, kedatangan semua orang gagah itu ialah semata-mata karena
munculnya pemilik Golok Maut disitu. Jikalau Yo cie Cong yang memegang peranan sebagai
pemilik Golok Maut itu diketahui oleh mereka maka sungguh hebat sekali akibatnya.
Ia memikirkan soal ini bolak balik, tetapi masih tetap belum berhasil memecahkan persoalan
yang merupakan teka-teki itu.

Akhirnya ia telah mengambil keputusan tetap, hendak berbuat seperti apa yang sudah
direncanakan-
Dengan senjata Golok Mautnya, ia telah mempreteli tangan kakinya Biauw ciang Ngo tok.
Bangkai dari lima orang tua itu dibuat sedemikian rupa sehingga kelihatannya seolah-olah sudah
dibunuh mati oleh Golok Maut, kemudian ia membawa bangkainya mereka pergi den lalu
digantungkan di atas sebuah pohon besar didekat pintu kota. setelah selesai semuanya, ia pulang
kembali kerumah penginapannya.

BAB 28
BELUM LAMA Yo Ce Cong meringkuk dipembaringan dalam kamarnya, cuaca sudah mulai
terang.
Yo Cie Cong bangun dari tempat tiduran, Ia dapat menghela napas lega. "Siangkong, selamat
pagi."
Yo Cie Cong terperanjat. Ketika ia berpaling, orang yang menegur padanya itu ternyata adalah
pelayan rumah penginapan.
"Ng. Pagi-pagi kau sudah bangun. Aku hendak pergi buang air."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pelayan itu berkata sambil tertawa cengar cengir: "siangkong juga pagi-pagi sekali sudah
bangun."

Yo cie Cong cuma mengganda ketawa lantas meninggalkan pelayan itu. Ketika baru saja berlalu
pelayan itu tiba-tiba berkata pada dirinya sendiri:
"Aku sibotak sudah cukup banyak melihat orang, tetapi belum pernah melihat perempuan
secantik itu. siang kong ini sungguh beruntung. Aku si botak sekalipun sepuluh tahun lagi juga
jangan harap bisa dapatkan perempuan begitu cantik." sehabis berkata begitu, ia lantas berlalu.

Yo Cie Cong dapat menangkap perkataannya pelayan tadi yang terang ada ditujukan pada
dirinya sendiri, lain timbul perasaan curiganya.
Ketika ia hendak menanya pelayan itu sudah berlalu, maka ia lantas melanjutkan tindakannya
ke-wc. dan tidak lama kemudian ia balik lagi ke dalam kamarnya. Ketika ia membuka pintu
kamarnya, seketika ia lantas melongo.

Diatas pembaringannya tampak rebah seorang wanita muda yang menghadap ke dinding
tembok. sehingga tidak bisa dilihat wajahnya. Yo cie cong bingung.
Mengapa tidak lama ia keluar pintu wanita itu sudah tidur di atas pembaringan ? ini
sesungguhnya ada merupakan suatu hal yang sangat ganjil. siapa sebetulnya wanita ini ?
Mengapa ia berani tidur diatas pembaringan seorang laki-laki ?
Didalam keadaan demikian rupa itu. Yo Cie Cong tidak bisa berbuat lain, kecuali dengan
sengaja berdehem.

Wanita itu tempaknya terkejut mendengar deheman Yo cie Cong, ia lantas lompat bangun dan
lompat melesat kepinggiran tembok. Kedua tangannya sudah disiapkan untuk menghadapi segala
kemungkinan- Dilihat dari setiap gerakannya, wanita itu terang ada mempunyai kepandaian tinggi.
Untuk sesaat lamanya Yo Cie Cong juga dibikin terkejut oleh gerakannya wanita itu. "Engko
Cong. Kau? Hampir semalam suntuk aku menantikan kau "
"Dengan susah payah aku mencari kau sampai disini. Tetapi ketika aku tiba dikamarmu kau
ternyata sudah tidak ada. Kemana saja tadi malam kau pergi ?"
"Ooooh. Aku telah bertemu dengan kawanku semasa kanak-kanak dan makan minum sampai
hampir pagi."
Kiranya wanita itu adalah Ut tie Kheng, cucu perempuannya Pengail Linglung dari pulau Batu
Hitam.
"Engko Cong, apakah kau masih ingat ketika kau meninggalkan pulau Batu Hitam, aku yang
mengantarkan kau mendarat? Didalam pernah berkata apa padamu"

Nona itu berkata sambil tersenyum simpul sehingga terlihat kedua sujen dikedua pipinya, yang
membuat dia semakin menarik kelihatannya. "Adik Kheng, aku sudah, lupa." jawab Yo Cie Cong
sambil ketawa.
Ut-tie Kheng parasnya kelihatan sedikit berubah, ia lalu berkata setelah monyongkan mulutnya
yang kecil mungil:
"Hmmm. Aku tahu. Kau tentunya sudah melupakan diriku"
"Mana bisa ? Engkong mu telah melepas budi kepadaku karena dia sudah mewariskan pada ku
semacam pelajaran kelas tinggi ketika aku berada dipulau Batu Hitam itu juga adalah adik Kheng
sendiri yang merawati segala kebutuhanku. Bagaimana semuanya itu bisa kulupakan? Hanya..."
"Hanya apa?" tania Ut tie Kheng sambil ketawa geli.
"Hanya ingatanku kurang baik."

"Hh. Justa. Didalam hatimu mungkin sudah tidak ada lagi bayanganku."
ut tie Kheng ketika mengucapkan perkataannya itu, mendadak ia merasakan sudah
keterlepasan. sebagai seorang gadis remaja yang masih putih bersih, bagaimana ia boleh
mengucapkan perkataan macam itu ? Tetapi karena sudah terlanjur diucapkan, maka ia tidak bisa
menariknya kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Cuma seketika itu ia merasa sangat malu sehingga parasnya menjadi merah padam dan
kepalanya lantas ditundukkan-

Yo Cie Cong bukan tidak mengerti kecintaan hati Ut tie Kheng terhadapnya, cuma saja hatinya
sudah diberikan kepada siang-koan Kiauw yang sudah binasa didalam lautan sewaktu mengikuti
peryalanannya ke Lam-hay.
Yo Cie Tiong yang merasa bertanggung jawab atas kematiannya Siang koan Kiauw, ia
menganggap adalah suatu kedosaan besar terhadap Siang-koan Kiauw. jika ia menyintakan dirinya
lain gadis.Jikalau bukan karena urusannya sendiri yang masih belum selesai mungkin ia sudah
menyebutkan dirinya ke dalam lautan yang untuk menyusul kekasihnya.

Maka terhadap cinta kasihnya Ut-tie Kheng, ia bukannya tidak mau menerimanya, ia merasa
bahwa perasaannya sendiri saat itu sudah hampa.
"Adik Kheng, harap kau jangan gusar.. Benar-benar ingatanku kurang baik."
"Hmm siapa yang gusar ? Apa perlu aku lagi yang mengingatkan ?"
"Baik. Coba kau sebutkan-"
"Aku pernah mengatakan bahwa ada satu hari aku akan datang keTiong-goan untuk mencari
kau."
Ut tie Kheng mengangkat kepalanya, dengan sangat mesra ia melirik Yo Cie Cong sejenak. lalu
kembali menundukkan kepalanya.
"Benar. Kau pernah ucapkan perkataan demikian-" berkata Yo Cie Cong. "Adik Kheng, mari kita
duduk beromong-omong"

Ut tie Kheng tersenyum, ia lantas duduk di pinggir pembaringan. Yo Cie Cong menarik sebuah
kursi dan duduk di hadapan si nona.
Beberapa detik lamanya keduanya membisu, seolah-olah kehilangan bahan yang harus
diucapkan, padahal ut tie Kheng ingin mengutarakan semua isi hatinya, dengan segala perkataan
yang sudah disiapkan dalam hatinya. Tetapi sebagai seorang perempuan, ia merasa tidak enak
jikalau harus menyatakan hatinya kepada sang kekasih, maka Akhirnya ucapannya tidak berani
dikeluarkan-

Sebaliknya bagi Yo Cie Cong yang memang benar-benar tidak ada apa-apa yang harus
diucapkan hanya dalam hati saja ia merasakan tidak enak.
setelah pada membisu sekian lamanya, akhirnya Yo Cie Cong jugalah yang memecahkan
kesunyian.
"Adik Kheng, bagaimana kau bisa tahu kalau aku ada di sini ?"
"Peristiwa Golok Maut telah menggempatkan seluruh rimba persilatan. Aku menduga mungkin
kau juga bisa datang kemari untuk menonton keramaiannya, maka aku lantas tujukan kakiku
kekota Tiang soa ini. Baru saja aku sampai dikota ini aku sudah mendengar ramai orang
membicarakan halnya pemuda kecut Yo Cie Cong yang dengan seorang diri melawan Biauw ciang
Ngo tok, lima orang kuat dari daerah Biauw dan Thian-san Liong lie membuat geger dirumah
makan ceng yang ciu lauw. Bukankah itu mudah sekali untuk mencari jejakmu?"

Yo Cie Cong menganggukkan kepalanya, mendadak suatu pikiran terlintas dalam otaknya:
"Apakah Pengail Linglung itu juga ikut datang? Jikalau orang tua itu turut datang dan mau turut
campur tangan dalam peristiwa ini, sesungguhnya agak berabe. Maka ia lalu menanya dengan
suara perlahan: "Dik Kheng datang seorang diri ataukah..."
"Ng. Aku datang hanya seorang diri saja. Kata yaya, dia mau menunggu beberapa waktu lagi
baru bisa datang. Dia malah betkata hendak menyelesaikan sedikit persoalan yang sudah lama,
tetapi aku tidak tahu entah persoalan apa yang dimaksudkannya itu."

Hati Yo cie Cong merasa lega. Tentang persoalan yang dikatakan oleh nona ini, yang
dimaksudkan barang kali persoalan perjanjian pertandingan ilmu silat dengan muridnya seorang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dari rimba persilatan, tetapi saat itu ia tidak menjelaskannya. setelah hening sejenak, barulah ia
betkata pula:
"Adik Kheng ketika meninggalkan pulau Batu Hitam apakah sudah mendapatkan
persetujuannya ut tie Lo cianpwee?"
"Kau tanya ini apa perlunya ?" ut tie Kheng balas menanya sambil monyongkan mulutnya yang
mungil.
"Kalau begitu, kau tentunya kabur dengan diam-diam."
"Hmmm. Kabur ? Apa bukan-.."
Ut tie Kheng seolah-olah merasa diperlakukan tidak manis oleh Yo cie Cong.

Karena rasa cintanya yang sangat besar, diam-diam ia telah kabur dari pulau Batu Hitam.
Dengan tidak takut mengarungi laut Lam-hay yang luas dan meninggalkan engkongnya yang
sudah tua seorang diri di atas sebuah pulau yang sepi sunyi, tetapi apa yang diterima dari Yo cie
Cong sekarang tidak lain daripada sikap yang dingin- Ia tadinya bermaksud mau menjawab:
"Bukankah lantaran kau?" tetapi perkataannya itu tidak berani di keluarkan dari mulutnya.

Lain lagi halnya dengan apa yang dipikirkan oleh Yo Cie Cong. Ia sangat menguatirkan kalau
soal ini nanti akan menjadi persoalan yang berlarut-larut tidak ada habisnya. Di samping itu juga ia
sekarang sedang memainkan dua peranan dalam dunia Kang-ouw dan sekitarnya merupakan
kawanan orang gagah semuanya.Jikalau ada dirinya nona ini disampingnya. bukankah ia nanti
akan merasa sangat berabe ? Benar-benar ia tidak mengetahui bagaimana harus mengatur dirinya
Ut tie Kheng. "Adik Kheng, kau menginap dirumah penginapan mana ?"
"Aku belum dapat rumah penginapan-"

Saat itu tiba-tiba dari luar terdengar suara riuh ramai.


Terdengar orang tarik urat.
"Kau benar-benar menghina orang. Apakah karena aku hanya seorang pengemis cilik tidak
boleh menemui sahabatku ?"
"Diruangan belakang, kebanyakan ditempati oleh para tetamu yang beruang jikalau terjadi
kegaduhan, sangat tidak enak tentu akibatnya,"
"Bohong Aku hendak cari sendiri itu pemuda wajah putih. Apakah perbuatanku itu dikatakan
hendak membuat gaduh?"
"Kau mencari orang juga harus melihat tempatnya."
"Hih i...Aku pengemis kecil justru hendak melihat tempat ini."
"Kau ingin gebukan ?"
"Hi, hi.... Aku si pengemis kecil tidak mempunyai kepandaian apa-apa, tetapi kalau untuk
betkelahi saja aku masih sanggup melayani,"
"Jangan banyak bicara dengan dia. Usir saja, Habis perkara." terdengar pula suara orang lain
dengan nada sombong.

Begitu mendengar, Yo cie Cong sudah mengenali bahwa yang ngotot itu adalah suaranya siao
hek. sipengemis kecil wajah hitam, maka ia lantas betkata kepada ut tie Kheng. "Adik Kheng, aku
akan keluar dulu sebentar. aku akan segera kembali." setelah betkata demikian, ia sudah lari ke
luar menuju pekarangan.
Ketika sampai didepan pintu dilihatnya ada beberapa pelayan dengan sikapnya yang garang
sedang mengurung dirinya siao hek yang masih ketawa cengar cengir.

Yo Cie Cong lalu berseru sambil ketawa.


"siao-hek tidak perlu ribut-ribut dengan mereka. Mari sini " sambil ketawa besar ia lantas
berjalan menghampiri Yo Cie Cong.
Para pelayan itu ketika ada tetamu yang mengajak siao-hek masuk. semuanya menduga bahwa
pengemis kecil itu tentunya tidak bohong, maka mereka juga tidak mau mengambil tindakan apa-
apa lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Siao hek ketika melangkah masuk kepintu kamarnya Yo Cie Cong, sudah lantas dapat melihat
adanya seorang gadis cantik sedang duduk diatas pembaringan, maka ia cepat-cepat mundur
teratur.

Yo Cie Cong cepat-cepat mencekal tangannya seraya berkata: "Siao hek, kita bukan orang luar.
Mari aku perkenalkan-"
"Ayaaa. o Mi To Hud. Aku si pengemis kecil seumur hidupnya tidak boleh menemui orang
perempuan-"
Kata-kata siao hek tadi telah membuat Yo cie Cong merasa jengah sendiri. ut-tie Kheng yang
berada didalam kamar juga sudah dapat mendengarnya, maka cepat-cepat ia berbangkit dan
melihat keluar. Ternyata ada seorang pengemis kecil hitam, berpakaian compang camping sedang
berdiri berendeng dengan Yo cie Cong, sehingga dalam hatinya diam-diam merasa heran.

"Engko Cong bagaimana bisa berkenalan dengan pengemis cilik ini?"


Ut-tie Kheng yang sejak masih kanak-kanak mendapat asuhan dari engkongnya, terhadap
kejadian-kejadian dikalangan Kang-ouw meskipun ia masih belum melihat dengan mata kepalanya
sendiri, tetapi apa yang didengarnya sebenarnya sudah banyak sekali.
Justru karena itulah maka ia tidak pernah memandang rendah pada kawanan pengemis.
setelah berdiam dan bersenyum sejenak. la lantas mempersilahkan Siao hek masuk.

Pengemis kecil wajah hitam itu membuka matanya dan mulutnya menyengir kepada Yo Cie
Cong, kemudian masuk kedalam.
Setelah berduduk Yo cie Cong petkenalkan mereka satu sama lain-
Ut-tie Kheng baru tahu bahwa pengemis cilik hitam ini ternyata besar pengaruhnya dan tinggi
kedudukannya dalam partai pengemis.
Ia tidak nyana bahwa pengemis yang masih muda ini ternyata ada salah satu Tiang lo (orang
tingkatan dua) dalam golongannya, dan sang susioknya ketua partai pengemis pada dewasa ini.
Maka ia lantas pandang hormat padanya.

Pokoknya siao-hek pandang nona cantik ini ada Cucu perempuannya Pengail Linglung, satu
jago kenamaan yang sudah lama mengasingkan diri dari dunia Kangouw. Hanya ini saja maka
siao-hek tidak berani pandang enteng padanya. Yo cie cong menanya kepada Siao-hek: "Ada
urusan apa kau pagi-pagi mencari aku?"
"Hihi, aku lihat kau seperti maling kesiangan"
"Ada urusan apa sebetulnya sampai berlaku begitu tergesa-gesa?"
"Lima tiancu bagian hukum Im mo kauw, ialah itu manusia beracun dari daerah Biauw ciang
Ngo-tok. tadi malam telah di bunuh oleh Golok Maut. Bangkainya digantung di atas pohon besar
dekat pintu kota sebelah Barat. Peristiwa ini kini telah menggempatkan seluruh kota Tiang-soa"
"Haa Ada terjadi hal demikian ?" Yo cie Cong pura-pura kaget.
"Memangnya aku bicara bohong ?"
"Dalam perjalananku dari Lam-hay kemari dunia Kang-ouw ramai membicarakan sepak
terjangnya Golok Maut. Nampaknya manusia misterius dan sangat menakutkan ini akan membuat
geger dunia Kang-ouw " berkata ut-tie Kheng.

"Kalau di hitung-hitung, orang-orangnya Im mo-kau yang terbinasa dibawah Golok Maut sudah
4 orang banyaknya. Entah ada permusuhan apa perkumpulan agama itu dengan Golok, Maut ?"
kata siao-hek.
"Sudah tentu kalau tidak ada angin tidak akan timbul ombak, terjadinya semua hal tentu ada
sebabnya. Kita orang luar bagaimana bisa tahu ?" jawab Yo Cie Cong hambar.
"Kabarnya Golok maut itu sangat ganas dan telengas, pemilik Golok Maut itu kepandaian ilmu
silatnya tinggi sekali. Dalam perbuatannya menyingkirkan jiwa musuhnya, belum pernah kesalahan
tangan- sepak terjangnya sangat rahasia, seperti juga hantu atau setan " kata ut tie Kheng.

Yo Cie Cong yang mendengar itu cuma bersenyum saja. kemudian ia berkata kepada siao hek.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Siao-hek. pusatnya perkumpulan Im mo kauw itu sebetulnya terletak dimana sih?"


"Hal ini sehingga sekarang aku sendiri masih belum jelas. Cuma tiga cabangnya Im mo kauw
yang masing-masing didirikan digunung Kiu leng-san, ln-thay-san dan ceng liong-peng, sudah
diketahui oleh anak buah kita, memang sesungguhnya ada."
"Bagaimana reaksinya Im mo kau terhadap Golok Maut yang telah berkali-kali mengambil jiwa
anggotanya ?"
"Kabarnya Kauwcu Im mo kauw ketika mendengar tentang berita itu, dia sangat gusar sekali
dan segera mengutus beberapa kelompok orang-orangnya yang kuat untuk menghadapi Golok
Maut. Umpamanya, yang sekarang ini telah berada didalam kota Tiang-soa saja jumlahnya orang
kuat dari Im mo kauw sudah tidak sedikit."

Yo Cie Cong masih gelap. apa sebabnya Im mo kauw hendak menghadapi dirinya dengan
sepenuh tenaga, bahkan sudah menyiatkan berita pula bahwa pemilik Golok Maut bukannya
pangcu Kam lo-pang yang asli. soal ini terus mengganggu hatinya saja, maka akhirnya ia telah
mengambil keputusan hendak mencari tahu apa yang menjadi sebabnya perbuatan Im mo kauw
itu.
selain daripada itu, kemarin malam ketika Yo Cie Cong membinasakan dirinya Biauw ciang
Ngotok diluar pintu kota sebelah barat, ia mendapatkan kenyataan bahwa seorang diantara Ngo-
tok itu sudah binasa ditangan orang lain. Tentunya pembunuh ini sudah mengetahui dengan jelas
segala sepak terjangnya, hal ini juga membuat ia sangat betkuatir.

Selagi ketiga orang itu enak-enakan mengobrol, dari arah pekarangan tiba-tiba terdengar suara
orang ketawa cekikikan dan suara orang yang tertawa kasar dan aneh. Dua macam suara itu
bergabung menjadi satu, terdengarnya sangat tidak enak sekali. Yo cie Cong yang tertarik oleh
suara tadi segera menoleh.
Matanya segera melihat pula Cin Bie Nio, si perempuan genit, dengan dikawani oleh seorang
tua tinggi besar dan berwajah merah.

Jilid 11 : Tewaskah Pemilik Golok Maut ?

DISEPANJANG jalan Cin Bie Nio terus memperhatikan gayanya yang genit, mulutnya saban-
saban tersungging senyuman.
Yo Cie Cong ketika melihat wajahnya Cin Bie Nio sudah lantas berkobar lagi napsu
membunuhnya. Ia menyesal tidak bisa lantas menghabiskan jiwanya perempuan yang centil genit
itu.
Siao-hek yang menyaksikan aksinya Cin Bie Nio sudah lantas berkata dengan suara perlahan:
"Cie Cong, kau lihatlah biar tegas. Itu orang tua yang berbadan tinggi besar dan yang sangat
galak nampaknya, adalah itu hantu tua yang dipanggil Liat yang Lokoay. Hantu ini usianya sudah
sembilan puluh tahun lebih, tetapi kelihatannya masih seperti seorang yang belum cukup lima
puluh tahun usianya.
"Liat-yang Lo-koay?" tanya Yo Cie Cong beberapa kali.
"Cie Cong, hantu tua itu didalam kalangan Kangouw benar-benar merupakan seorang kuat
yang dimalui."

Yo Cie Cong berpikir: 'Lo-koay ini merupakan musuh kuat nomor dua dari Kam lo-pang. Tetapi
entah bagaimana dan sampai dimana pula tingginya? Apakah mampu menandingi kepandaiannya
... "
Ut-tie Kheng mendadak menanya Yo Cie Cong dengan penuh perhatian:
"Engko Cong, aku melihat keadaanmu ini seperti seorang yang sedang melamun atau banyak
pikiran Apakah kau lelah? Aku lihat kau mengaso dulu sebentar tentu ada baiknya." Siao-hek pura-
pura berkata dengan nada sedih:
"Aihh. Aku si pengemis kecil yang tidak mempunyai sanak kadang serta hidup sebatang kara,
tidak ada seorangpun yang mengambil perhatian atas diriku. Tetapi begitu dijelmakan aku sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mempunyai jiwa mengemis. Jikalau sampai mendapat perhatiannya orang bukankah itu berarti
hendak mengurangi umurku. Aku lihat seharusnya aku balik kembali ke dalam kuil, kalau ada
pembicaraan antara orang tua itu dengan aku, boleh dibicarakan belakangan." sehabis berkata,
orangnya hendak lantas berbangkit.

"Siao-hek, apa benar kau hendak berlalu ?" tanya Yo Cie Cong.
"Kalau aku tidak pergi, cuma menghalang maksud kalian berdua saja." sambil ketawa cengar
cengir pengemis cilik itu lantas berlalu.
Yo Cie Cong dan Ut-tie Kheng yang digoda sedemikian rupa oleh Siao-hek. mereka merasa
tidak enak. hingga wajahnya pada merah.
setelah Siao-hek berlalu Yo Cie Cong dan Ut-tie Kheng mengobrol lagi sampai lama, kemudian
Yo Cie Cong minta kepada pelayan supaya menyediakan sebuah kamar untuk Ut-tie Kheng
menginap.

Selama tiga hari, Yo Cie Cong terus berdiam dalam rumah penginapan
Ut-tie Kheng terus menunggui Yo Cie Cong, hingga semua tindakan selanjutnya yang sudah
direncanakan baik-baik oleh Yo Cie Cong, terpaksa tidak dapat dijalankan- Untuk sementara itu ia
tidak berhasil melepaskan diri dari pengawasannya Ut-tie Kheng.

Manusia tetap manusia yang terdiri dari daging dan darah, sudah tentu mempunyai perasaan.
Yo Cie Cong lambat laun telah tergerak hatinya oleh kecintaannya Ut-tie Kheng yang begitu besar,
tapi karena masih belum bisa melupakan dirinya siang koan Kiauw, ia masih bimbang untuk
menyambut cintanya Ut-tie Kheng.
Kalau saat itu ia menerima cintanya Ut-tie Kheng, baginya merupakan satu penderitaan,
bukannya bahagia. sebab perasaan hatinya seluruhnya sudah ditumpahkan kepada dirinya Siang
koan Kiauw. sedang nona baju merah itu kini sudah tiada di dalam dunia, dan binasanya juga
karena mengikuti dirinya ke Lam hay. Cinta pertama memang susah dihapus begitu saja. sekalipun
orang yang dicintai itu sudah tiada, perasaan cinta itu masih begitu besar melekat dalam hatinya,
maka ia tidak boleh menipu dirinya sendiri.
Tapi, kalau ia menolak kecintaan Ut-tie Kheng secara getas, ia akan melukai beban hatinya
nona itu maka ia juga tidak mau berbuat demikian-Penderitaan itu terus mengganggu batinnya.

Ut-tie Kheng yang masih putih bersih dan berhati mulia, bagaimana bisa tahu kalau dalam
benak sang kekasih itu sedang menderita begitu rupa ? Ia terus kelelap dalam lamunannya sendiri
yang sangat muluk-muluk. begitu besar rasa cintanya. kepada Yo Cie Cong, pemuda yang
pertama-tama merebut hatinya, ia selalu membayangkan hari kemudian yang penuh bahagia.

Hari itu pagi-pagi sekali seperti biasanya, Yo Cie Cong setelah membersihkan badannya, ia
menantikan Ut-tie Kheng di kamarnya untuk makan pagi bersama-sama. Tapi ditunggu sampai
tengah hari masih belum kelihatan si nona itu muncul.
Yo Cie Cong yang mula-mula masih menantikan dengan segala kesabarannya, akhirnya menjadi
cemas. Ia lantas menduga bahwa nona itu tentu telah mengalami apa-apa yang tidak enak.

Ia lalu pergi ke kamarnya Ut-tie Kheng yang letaknya dibagian sebelah barat, tapi kamar itu
ternyata sudah kosong.
Bukan kepalang rasa kagetnya, Karena ia tahu benar, tidak nanti nona itu bisa berlalu begitu
saja tanpa pamitan dengannya. Tapi kenyataannya memang begitu, kemana sebetulnya ia pergi ?

Hilangnya Ut-tie Kheng ini kembali membuat pusing kepalanya Yo Cie Cong.
satu hari kembali telah berlalu, ia menduga bahwa perginya Ut-tie Kheng tanpa pamit, mungkin
ada keperluan yang sangat mendesak yang membuat ia tidak ada kesempatan untuk
memberitahukan padanya. Disamping kecemasan, perlahan-lahan ia mulai lega pikirannya, karena
dengan demikian ia bisa melanjutkan rencananya semula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sama sekali ia tidak menduga bahwa pada saat itu Ut-tie Kheng tengah mengalami nasibnya
yang sangat menakutkan-Ia sudah terjatuh dalam tangannya kawanan iblis....

Kota Tiang-soa...
Seolah-olah sedang menghadapi datangnya angin ribut dan hujan lebat, hawa udara nampak
seram.
orang-orang rimba persilatan yang datang karena munculnya Golok Maut, sesudah melakukan
penyelidikan berhari-hari, tetap masih tidak menemukan jejaknya itu pemuda misterius, seram dan
menakutkan

Mereka itu seolah-olah lakunya tukang menangkap ikan yang memasang jalanya dimana-mana,
tapi sang ikan sudah molos entah kemana arahnya.
Apakah Golok Maut masih berada didalam kota Tiang soa atau sudah kabur ke lain tempat ?
Tidak ada seorangpun yang tahu.
Ada sementara orang yang sudah mulai kendor napsunya, mengincar, menunggu dan mencari
secara tidak ke urusan, membuat mereka tidak sabaran. Itu ada hari ke 9 sejak munculnya Golok
Maut dikota Tiang soa.
Peristiwa hebat yang mengejutkan telah terjadi peristiwa itu menggetarkan hatinya setiap
orang.
Selain daripada itu, ini juga merupakan satu alamat akan berlangsungnya suatu penumpahan
darah secara besar-besaran.
Ooo

BAB 29
Di ATAS tembok rumah makan Ceng - yang Ciu - lauw, satu rumah makan yang paling besar
didalam kota Tiang soa, mendadak terdapat sehelai kertas selebar kira-kira dua kaki persegi, di
atas kertas itu ada terdapat sebuah lukisan yang melukiskan bentuknya satu senjata serupa golok
dan gergaji yang sangat aneh. Di tengah-tengah kertas ada tertulis huruf besar yang berbunyi:
"BESOK JAM 3 MALAM, MENUNGGU DI CIT LIE-KENG"
Ini ada merupakan satu tantangan yang sangat brutal

Golok Maut sudah menyampaikan tantangan kepada semua orang gagah dari golongan hitam
dan golongan putih dari rimba persilatan yang saat itu berkumpul di kota Tiang soa. Perbuatan ini
agak mirip dengan perbuatan seorang gila.
Kecuali dia ada satu dewa, kalau tidak. dengan kekuatannya seorang sekalipun mempunyai
kekuatan luar biasa, juga tidak berani berlaku begitu jumawa, seolah-olah tidak pandang mata
pada itu semua orang-orang kuat yang berada dikota Tiang-soa, sehingga berani menantang
secara terangkan Tapi, kenyataannya Golok Maut sudah berbuat demikian Maka seluruh kota
lantas menyadi gempar.

Semua orang-orang gagah dari berbagai partai atau golongan yang datang kekota Tiang-soa
karena hendak menangkap pemilik Golok Maut, sesungguhnya tidak menduga kalau Golok Maut
berani berbuat demikian. Maka perbuatan Golok Maut itu selain mengejutkan mereka, juga mereka
mulai merasa jeri atas keberaniannya. Mereka hampir semuanya mempunyai satu pikiran-

Golok Maut sudah tahu kalau di sekitarnya diputari oleh orang-orang kuat dari berbagai
golongan, tapi ia masih berani menantang secara terang-terangan, sudah tentu dalam dirinya
sendiri ada mempunyai kekuatan yang dapat diandalkan- Maka dalam dugaan mereka, jikalau
hendak meringkus dirinya manusia misterius seram, ganas dan menakutkan itu, pasti harus
membayar dengan harga sangat mahal. Itu berarti suatu penumpahan darah besar-besaran.

Cit-lie-peng...
Letaknya 2 lie diluar kota Tiang-soa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat itu, menjelang jam 1 pagi hari. Di lapangan sebuah bukit kecil yang disebut Cit-lie-
peng, di sekitarnya sudah penuh dengan bayangan manusia. Yang sudah mengunjukkan diri
secara terang-terangan, jumlahnya tidak kurang dari 100 orang, entah berapa banyak jumlahnya
yang pada sembunyikan diri, mereka semua telah datang untuk menantikan kedatangan pemilik
Golok Maut.

Rembulan nampak bundar dan terang benderang, angin malam meniup sepo^sepoi, hingga
kedengaran suara berkereseknya daun-daun pohon yang tertiup angin.
Dalam suasana yang sunyi sepi itu diliputi ketegangan yang mulai menanyak setiap detik, sebab
begitu kentongan kali 3 terdengar, akan berkobarlah pertempuran besar-besaran yang tidak ada
taranya. semua orang yang ke Cit-lie peng malam itu meski maksudnya adi berlainan tapi
tujuannya ada sama. Melenyapkan dirinya Golok Maut, manusia yang dianggap sangat ganas dan
menakutkan-Waktu sedetik demi sedetik telah berlalu. Rembulan dari timur telah mendoyong ke
barat.
Hati dan perasaan orang-orang gagah yang berada disekitar tempat itu sudah semakin
menegang.

Dari dalam kota, tiba-tiba terdengar suara kentongan 3 kali.


Belum lagi lenyap suara kentongan itu mendadak terlihat sesosok bayangan orang, laksana
bintang yang meluncur dari langit, lari menuju ke Cit lie keng.
Ketika bayangan orang itu berhenti dan berdiri di atas suatu gundukan tanah dari empat
penjuru lantas terdengar suara riuh: " Golok Maut... Golok Maut "

Orang yang baru tiba dan disebut sebagai pemilik Golok Maut itu ternyata ada seorang tua
yang rambut dan jenggotnya sudah putih semuanya, tangannya cuma tinggal sebelah, ia tampak
berdiri tegak ditengah-tengah lapangan, seolah-olah satu dewa saja.
Setelah suara seruan mulai reda, dari empat penjuru lantas muncul bayangan orang yang pada
datang mengerubungi pemilik Golok Maut. Ketegangan dengan lantas menjadi meningkat.

Pertumpahan darah secara besar-besaran rasanya sudah tak dapat dihindarkan lagi.
Orang-orang gagah dari berbagai tempat itu telah membentuk tembok pagar manusia di sekitar
kira-kira lima tumbak ditempat berdirinya pemilik Golok Maut.
Orang aneh itu masih berdiri tegak dengan tenangnya, seolah-olah sebuah patung tetapi di
dalam hatinya ada berkobar api permusuhan yang sangat hebat..

Ia membunuh orang semata-mata hanyalah untuk menuntut balas belaka, tetapi kawanan
manusia itu tidak mengerti dan tidak mau melepaskan padanya begitu saja. Apa sebabnya?
perbuatan itu adalah apa yang dinamakan keadilan dalam rimba persilatan ataukah suatu
peraturan yang di telorkan- oleh itu orang-orang yang mengaku dirinya sendiri sebagai pendekar
budiman? sungguh ia tidak habis mengerti.

Didalam kalangan pertempuran, saat itu kelihatan sunyi senyap. Semua orang pada menahan
napas menghadapi orang tua yang dianggapnya sebagai manusia biadab, ganas dan menakutkan.
sedikit banyak dalam hati mereka sudah diliputi oleh suatu perasaan ketakutan hebat.

Mendadak dari dalam rombongan orang-orang itu telah muncul keluar dua orang tua dan
seorang anak muda dari golongan pengemis. Mereka bertiga ternyata adalah tiga golongan tua,
Tiang lo dari partai pengemis (Kay-pang) ialah Li Ceng Hong, ciu Cong Jin dan pengemis sakti
wajah hitam Siao-hek.
Ketiga orang itu berdiri kira-kira sejarak satu tumbak di depannya pemilik Golok Maut.

Dari rombongan orang-orang itu terdengar suara riuh sebentar, tetapi kemudian tenang
kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ciu Cong Jin yang menjabat sebagai ketua dari para Tiang-lo, dengan sepasang matanya yang
amat tajamnya mengawasi wajah pemilik Golok Maut sejenak. Tongkat di tangannya digedrukan
perlahan di tanah, lalu berkata: "Yo Pa ngcu, apakah masih kenali aku si pengemis tua ?"

Pemilik Golok Maut itu bukan lain dari pada Yo Cie Cong yang memegang peranan sebagai Yo
Hin Hoan, bekas ketua Kam lo-pang yang juga merupakan gurunya sendiri
oleh karena dari kawan kecilnya si siao- hek. Yo Cie Cong sudah mengetahui keadaan dari
kedua Tiang-lo itu, maka dalam otaknya sudah mempunyai suatu rencana yang sempurna. saat itu
ia lantas menjawab sambil anggukan kepala:
"Sudah beberapa puluh tahun tidak bertemu, ternyata kesehatan saudara Cia masih tetap
seperti sediakala."

"Murid- murid dari partai kami sesungguhnya tidak semestinya turut mengambil bagian daLam
peristiwa pembasmian Kang lopang. Aku si pengemis tua bertiga telah mendapat perintah dari
ketua kami sengaja datang ke tempat ini jikalau benar ketua cabang daerah Thin Lam si setan
mata satu Go Cie Ceng binasa ditangan Yo Pangcu, itu memang sudah seharusnya untuk menebus
dosa perbuatannya sendiri Tentang persoalan ini, sampai di sini sebaiknya kita bikin habis."

"Ketua saudara sesungguhnya ada seorang arif bijaksana. Aku si orang she Yo di sini
menghaturkan banyak-banyak terima kasih." jawab pemilik Golok Maut dengan suara terharu.
Ciau Cong Jin mengawasi semua orang-orang gagah di sekitarnya, kemudian berkata pula
dengan suara sungguh-sungguh:
"Aku si pengemis tua ada sedikit perkataan yang mungkin tidak enak didengar. Apakah saudara
Yo suka dengar ?"
"Silahkan "
"Saudara Yo yang hendak menagih hutang darah kepada orang-orang yang pada dua puluh
tahun berselang, turut ambil bagian dalam pembasmian Kam lo pang, memang kami tidak dapat
menyesalkan. Tetapi menurut pikiranku yang bodoh, sebaiknya saudara tujukan kepada orang-
orang yang bersangkutan saja dan sedapat mungkin menghindarkan pembunuhan terhadap
orang-orang yang tidak berdosa."

"Maksudku memang begitu. Tetapi keadaan telah memaksa aku berbuat sedapat mungkin
untuk membela diri. Bagaimana aku harus menghindarkan diri dari pertumpahan darah itu."
"Ah. Memang itu agak sulit dilakukan, namun bagaimanapun juga saudara harus batasi dia
sebisanya. selain daripada itu, keadaan malam ini ada sangat gawat. saudara Yo meskipun
mempunyai kepandaian tinggi luar biasa, tetapi sedapat mungkin saudara harus berlaku hati-hati
dalam menghadapi mereka semua. Maafkan kalau aku si pengemis tua terlalu banyak mulut dan
sekarang aku permisi meninggalkan tempat ini."
Ketiga orang Tiang-lo dari partai pengemis itu lantas berlalu dari depannya pemilik Golok Maut.

Setelah mereka bertiga berlalu, beberapa puluh bayangan orang segera maju dengan serentak.
Dengan hati kurang tenteram pemilik Golok Maut mengawal datangnya orang-orang tersebut.
Ia mengepal kencang tangannya, sepasang matanya memancarkan sinarnya yang menakutkan-
Beberapa puluh orang yang terdiri dari orang-orang tua dan muda itu dengan wajah gusar dan
bengis pada berdiri kira-kira dua tumbak di hadapannya pemilik Golok Maut.
Salah seorang diantara mereka, yaitu seorang tua yang berkumis lebat kelihatan maju dan
berkata dengan suara agak gemetar:
"Pemilik Golok Maut, si Belibis Air see-bun cun Tek apa benar terbinasa ditangan mu?"
"Tidak salah "
"Hmmm.. Peribahasa ada kata, hutang uang bayar uang, hutang jiwa bayar jiwa"
"Kematian see bun cu Tek adalah karena dosanya sendiri"

Beberapa puluh orang disitu lantas memperdengarkan suaranya yang berisik, tetapi lantas
dibikin sirap oleh orang tua tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Malam ini, cee-cu dari tiga puluh enam perkumpulan bajak laut dari telaga Tong teng-ouw
hendak minta keadilan untuk see bun cun Tek. pemimpin pusat kami."
"Harap tuan-tuan juga pikirkan masak-masak dulu baru bertindak."
"Ini sudah merupakan suatu keputusan dari semua ketua tiga puluh enam perkumpulan bajak
laut yang harus minta keadilan kepada tuan,"
"Aku si orang tua sebenarnya tidak suka melakukan pembunuhan kepada orang-orang yang
tidak berdosa, maka aku harap supaya tuan-tuan suka memikirkan masak-masak dulu."
Siapa nyana, perkataan itu sebaliknya malah membuat gusarnya putra ketua dari tiga puluh
enam perkumpulan bajak laut itu semuanya pada mengeluarkan seruan gusarnya, kelihatannya
mereka sudah siap untuk segera turun tangan. orang tua tadi lantas berkata pula sambil ketawa
dingin:
"Perkataan tuan sebetulnya terlalu jumawa. Bagaimana pandangan tuan terhadap kami semua,
ketua dari tiga puluh enam perkumpulan bajak laut?"
"Ini sebetulnya adalah maksud baikku."
"Ha, ha, ha... Maksud baik, Pemilik Golok Maut kiranya juga kenal istilah maksud baik,."
"Aku ulangi sekali lagi, kematiannya si Belibis Air see-bun ciun Tek adalah karena salahnya
sendiri. Dalam peristiwa pembasmian Kam lopang pada dua puluh tahun berselang ia juga turut
ambil bagian. seperti apa yang ku katakan tadi, hutang jiwa harus bayar jiwa. sebab see-bun Cun
Tek ada hutang jiwa pada orang-orang Kam lopang, maka dari sebab itu ia juga harus
membayarnya dengan jiwanya sendiri"
"Maju" berseru si orang tua.

Teriakan maju ini disambut dengan sorak ramai oleh tiga puluh enam ketua perkumpulan bajak
laut itu, mereka maju dengan serentak. Tujuh cee cu yang sudah tidak sabaran berbareng
menyerbu dirinya pemilik Golok Maut.
Ke tujuh orang itu masing-masing telah melancarkan serangannya yang maha hebat.
orang tua yang tadi bicara juga termasuk dalam tujuh orang yang melancarkan serangan
tersebut.

Tetapi pemilik Golok Maut mendadak sudah menghilang dari depan mereka, sehingga serangan
dari ketujuh Cee Cu ini hanya menemui tempat kosong. Tetapi ketika mereka pentang lebar
matanya, ternyata pemilik Golok Maut itu masih tetap berdiri tegak di tempatnya.
Perasaan kaget dan takut lantas menunduk otak mereka masing-masing, sebab caranya pemilik
Golok Maut menghindarkan serangan mereka tadi seolah-olah lakunya iblis saja.
"Cee cu yang lain-lainnya hanya menyaksikan dari samping juga masih belum mengetahui
dengan cara bagaimana pemilik Golok Maut tadi menghindarkan serangan kawan-kawannya.

Jikalau pemilik Golok Maut tidak mempunyai ilmu gaib, maka kepandaian serupa itu
sesungguhnya merupakan kepandaian ilmu silat yang sudah tidak ada taranya.
Dari sini dapatlah dinilai betapa tingginya kepandaian ilmu silat pemilik Golok Maut ini, oleh
karenanya maka para ketua dari perkumpulan bajak laut saat itu dengan sendirinya lantas sudah
merasa keder.
"Sekali lagi aku peringatkan kepada kalian, sebaiknya kalian mundur saja." berkata pula pemilik
Golok Maut.

Tetapi ketiga puluh enam cee-cu (kepala) perkumpulan bajak laut itu berikut anak buahnya
yang berjumlah empat ratus jiwa lebih serta dengan barisannya yang kuat untuk mundur begitu
saja sudah tentu akan mesti buat tertawanya orang-orang dunia Kang-ouw, apa lagi kedatangan
mereka itu justru hendak meminta keadilan bagi pemimpin pusatnya.

Tujuh orang cee-cu yang barusan turun tangan, setelah mengeluarkan seruan geramnya,
kembali melakukan serangan berbareng.
Pemilik Golok Maut dengan mata beringas lalu memutar tangannya yang hanya tinggal sebelah,
menyambuti serangan ke tujuh orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Beberapa kali suara benturan hebat telah terdengar, disusul oleh suara jeritan dan seruan
tertahan yang memedihkan.

Tujuh orang cee-cu itu, empat diantara sudah dibikin terguling di tanah dan yang lainnya
mundur sempoyongan sampai satu tombak lebih.
Dari rombongan kawanan bajak laut segera muncul beberapa orang menolong empat cee-cu
yang terluka itu dengan membawanya mundur ke samping.
Para cee-cu yang lainnya setelah memperdengarkan suara riuh masing-masing lalu menghunus
senjatanya dan dengan serentak menyerbu pada lawannya yang tangguh.
Pemilik Golok Maut dengan sikapnya yang masih tetap tenang, telah menghadapi setiap
serangan dari musuh-musuhnya, tetapi dalam hatinya saat itu sudah berpikir: Keadaan hari ini
jikalau belum ada yang tewas jiwanya mungkin mereka tidak mau sudah begitu saja, apa lagi di
bawah ancaman begitu banyak orang kuat, maka caranya yang paling baik ialah bereskan mereka
secepat mungkin.
Ia segera mengambil putusan. Ia kerahkan ilmunya Kan-goan cin-cao dipusatkan pada tangan
kanannya dan bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan.
Tiga puluh orang lebih ceecu mengurung dirinya pemilik Golok Maut, suasana nampak semakin
menegang.

Sementara itu, orang-orang gagah yang berada di sekitarnya, masing-masing hanya berdiri
menonton dengan tujuan yang berlainan.
Pemilik Golok Maut yang sudah berani menantang terang-terangan kepada semua orang gagah
yang mencari padanya, perbuatan itu tidak bedanya seperti mencari kematian sendiri Bagi orang-
orang yang bermaksud hendak menyingkirkan jiwanya, hal ini memang merupakan suatu
kesempatan yang terbaik, sebab si pemilik Golok Maut bagaimana tinggi sekalipun kepandaiannya,
ia hanya seorang manusia biasa yang terdiri dari daging dan darah, bagaimana mampu
menghadapi seratus lebih orang-orang kuat dari rimba persilatan yang bercampur secara
bergiliran. Maka dalam anggapan mereka, malam ini pemilik Golok Maut pasti tidak berlalu dari cit-
lie-peng dalam keadaan hidup.

Suara bentakan-bentakan nyaring, golok. pedang, dan sambaran angin dari serangan tangan
kosong seolah-olah lautan yang bergelombang telah menyerang dirinya pemilik Golok Maut. Tiga
puluh orang ceecu lebih yang mempunyai kepandaian tinggi telah bergandengan tangan hanya
untuk menghadapi seorang pemilik Golok Maut saja.
Pemilik Golok Maut tiba-tiba mengeluarkan suara ketawanya yang nyaring menusuk dan
menyeramkan.

Diantara suara ketawanya yang menyeramkan itu, tangannya sudah melancarkan serangannya
yang maha dahsyat.
Suara benturan-benturan hebat lantas terdengar amat nyaring.
Segera jeritan terdengar saling susul.. kemudian tampak bayangan orang yang terpental jauh
bergelimpangan, darah manusia berhamburan disertai potongan lengan tangan atau senjata tajam
yang berterbangan ditengah udara.

Dalam segebrakan itu saja, tiga puluh cee-cu lebih yang melancarkan serangan berbareng tadi,
separuh diantaranya telah terluka berat atau binasa.
orang-orang gagah yang menyaksikan kehebatan-pertempuran tersebut telah dibikin melongo
dan ketakutan setengah mati.
Kekuatan yang diperlihatkan oleh Pemilik Golok Maut itu sesungguhnya tidak masuk diakal pikir
mereka.

Sepuluh orang lebih dari kawanan cee-cu yang terhindar dari maut tadi setelah menenangkan
pikirannya masing-masing sudah lantas menyerbu lagi dengan tidak menghiraukan jiwa sendiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pemilik Golok Maut tadinya memang tidak bermaksud melukai tiga puluh enam orang- ceecu
itu, tetapi karena dari pihak ceecu terus mendesak. maka terpaksa pula ia harus turun tangan-
Sebab kalau ia tidak mau membunuh, berarti orang lainlah yang akan membunuhnya..
Maka dalam keadaan demikian rupa, ia sudah tidak mempunyai pilihan lain daripada turun
tangan secara kejam.

Setelah suara jeritan dan suara patahnya senjata yang saling beradu itu sirap. keadaan menjadi
sunyi kembali.
Kesunyian yang dibungkus oleh kedukaan, karena di situ terlihat suatu pemandangan yang
sangat mengerikan.
Potongan tangan dan kaki manusia berserakan di sana-sini..
Bangkai manusia tampak bergelimpangan dalam keadaan menyedihkan.
Darah merah membanjiri rumput hijau di tanah Cit lie-peng.
Tiga puluh enam ceecu perkumpulan bajak laut yang biasanya malang melintang di telaga
Tong-teng-ouw, hanya dalam beberapa gebrakan saja semuanya sudah binasa ditangan pemilik
Golok Maut, Ini sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat mustahil. Namun kenyataan
sudah demikian rupa, sehingga sudah merupakan kemustahilan lagi.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu di sekitarnya masing-masing hanya bingung
mengawasi, siapapun tidak berani maju lebih dahulu untuk menghadapi pemilik Golok Maut yang
berkepandaian sangat hebat itu.
Masing-masing hanya mengandung maksud supaya lain orang yang maju dulu kemudian baru
turun tangan secara membokong.
Dengan demikian, keadaan ditempat itu kembali sunyi senyap.
Tetapi dalam kesunyian macam ini, setiap saat dapat gula terjadi suatu pertumpahan darah
yang terlebih hebat.

Dalam keadaan sesunyi itu, terdengar suaranya pemilik Golok Maut berkata:
"Tuan-tuan tentunya tidak akan menyangkal bahwa kedatangan tuan-tuan sekalian ini melulu
untuk menghadapi diriku si orang tua. Aku si orang-tua malam ini tidak akan membikin kecewa
pengharapan tuan-tuan, maka setiap saat aku bersedia menghadapi tuan-tuan sekalian- Baik
bertempur secara seorang lawan seorang maupun secara mengeroyok. itu terserah atas kehendak
tuan-tuan sekalian-"
"Ha, ha...... sombong sekali" terdengar suara mengejek.

Dan antara orang banyak itu kelihatan muncul seorang setengah umur yang berdandan
sebagus anak sekolah. Pinggangnya menyoren pedang panjang yang diatas gagangnya terdapat
sebuah mutiara merah, kelihatannya sangat menyolok mata. orang itu ternyata ada musuh
lamanya pemilik Golok Maut. Dengan mata beringas pemilik Golok Maut berkata sambil ketawa
dingini "Kong Tiancu, selamat bertemu pula.".
Orang laki-laki pertengahan umur yang berdandan sebagai anak sekolahan itu memang benar
adalah Kong Jie, si Pedang Berdarah, Tian cu bagian hukum dari Im mo kau. "Roh setan
gentayangan dari bawah pedang ternyata masih bisa omong besar." jawabnya.
"Kong Jie, malam ini aku si orang tua akan membereskan kau dulu."

"Ha, ha..... Golok Maut, Tiancu- mu malam ini akan menelanjangi dirimu." demikian Kong Jie
berkata sambil mendekati pemilik Golok Maut.
Pemilik Golok Maut tercengang. Mengapa si orang she Kong ini tetap mengatakan padanya
bukan Pangcu dari Kam lopang yang tulen? Apa gerangan yang menjadikan pegangan bagi orang
ini yang dapat menduganya dengan jitu ?
"Kong Jie, kau anggap aku si orang tua ini siapa ?"
"Manusia tidak tahu malu yang menyaru nama orang lain."
jawaban Kong Jie ini telah menggemparkan orang-orang yang berdiri disekitar tempat tersebut.
"Orang she Kong, perkataanmu ini berdasarkan atas apa ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Setelah binasa kau nanti akan tahu sendiri"

Dalam gusarnya pemilik Golok Maut membentak dengan suara bengis:


"Kong Jie Malam ini jikalau kau tidak mau menjelaskan duduknya perkara, aku si orang tua kini
bersumpah hendak membunuh habis semua orang-orang Im mo kauw. Kau boleh pikir-pikir
sendiri sampai dimana kekuatan tenagaku "
"Hei... Kau mengimpi sahabat. sinarnya binatang kunang-kunang juga hendak menyaingi
sinarnya rembulan. Aku beritahukan padamu, malam ini sekalipun kau mempunyai sayap juga
tidak mungkin bisa terbang. Tian-cumu hendak mematahkan tulang-tulangmu dan membeset
kulitmu untuk membalas sakit hati kawanku yang terbinasa dalam tanganmu."
"Dengan kepandaian yang kau punyai itu saja ?"
"Sudah cukup untuk menghadapi kau."
Sehabis mengucapkan perkataannya, pedang panjang sudah berada dalam tangannya.

Bertepatan pada saat itu, dari dalam rombongan orang banyak mendadak melesat ke luar dua
puluh lebih bayangan orang yang pada berdiri disampingnya Kong Jie.
Salah seorang diantara mereka, seorang laki-laki berbadan tegap dengan wajahnya yang jelek
dan menakutkan, setelah mengawasi Kong Jie sejenak. lantas berkata sambil memberi hormat.
"Tiancu, binatang tua ini tadi telah sesumbar hendak membunuh habis orang-orang Im mo-
kauw. Aku Tiat Bu hendak mencoba dulu kekuatannya."
"Kau bukan tandingannya..."

Laki-laki tegap yang mengaku dirinya bernama Tiat Bu itu matanya mendelik, mulutnya
berkauwk-kauwk.
"Tiancu sebenarnya terlalu memandang rendah pada diriku si Tiat Bu."
"Hmm, kau tidak percaya? Boleh coba saja sendiri"
Tiat Bu sangat girang. Dengan cepat ia maju menghampiri pemilik Golok Maut, kemudian
melancarkan satu serangan dahsyat.

Pemilik Golok Maut telah mengenali bahwa laki-laki tegap ini begitu turun tangan sudah lantas
menggunakan kepandaian ilmu Cuipay ciang (Tangan menghancurkan batu bata) dari golongan
siao lim-pay, dalam hatinya merasa kaget juga. Diam-diam ia berpikir. orang ini tentunya dari
golongan siao- lim-pay.
Ia lalu mengegoskan dirinya menghindari serangan Tiat Bu yang amat hebat.
Tiat Bu melihat serangannya mengenai tempat kosong sudah menggeram keras dan kemudian
kembali melancarkan dua kali serangan-

Pemilik Golok Maut tertawa dingin, lalu menggeser tubuhnya menghilang seperti setan. Tiat Bu
yang tiga kali melancarkan serangannya selalu dapat dihindarkan dengan caranya yang aneh
sudah lantas merasa gelagat tidak menguntungkan dirinya.
Baru saja ia memikir bagaimana caranya hendak menghadapi musuh tangguh itu tiba-tiba ada
semacam kekuatan tenaga dalam yang sangat hebat menyerang dirinya dari belakang.

Dengan cepat ia coba menggeser kakinya ke samping, tetapi ternyata sudah terlambat. Ia
hanya merasakan di belakang gegernya seperti digempur oleh senjata berat. setelah suara jeritan
ngeri, badannya Ciat Bu yang sebesar kerbau lantas terpental dan jatuh sejauh dua tumbak lebih
dan kemudian ternyata jiwanya sudah melayang.
Orang dari Im-mo-kauw menyaksikan Tiat Bu sudah binasa lantas menjadi gusar dan dengan
serentak mereka menyerbu pada pemilik Golok Maut.

Pemilik Golok Maut yang saat itu sudah berkobar napsu membunuhnya sudah menyambuti pula
datangnya serbuan orang banyak itu dengan serangan tangannya yang mengandung kekuatan
ilmu Kan goan cin-cao.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan tangannya yang mempunyai kekuatan tenaga dalam yang sangat ampuh itu, tidak
heran kalau setiap orang yang tersambar olen serangan angin pukulannya lantas rubuh binasa
seketika itu juga.

Sebentar saja ditanah sekitar tempat itu sudah ada sepuluh lebih orang Im-mo kauw yang
rubuh menggeletak menjadi bangkai. Hampir semuanya terbinasa karena kekuatan Kan- goan cin-
cao, telah mengalirkan darah segar, Keadaan serupa itu sungguh mengenaskan, sehingga
membuat orang-orang sekitarnya yang menyaksikan berdiri bulu romanya.

Tetapi semakin ganas perbuatan pemilik Golok Maut, semakin keras pula napsu orang baniak
itu hendak menyingkirkan dirinya pemilik Golok Maut.
Dalam hati mereka berpikir, jika tidak mau menggunakan kesempatan ini, dimana telah
berkumpul semua kekuatan para jago dari pelbagai tempat untuk menyingkirkan bahaya untuk
hari kemudian, tentu lain hari akibatnya tidak dapat dibayangkan hebatnya .Jikalau malam ini
pemilik Golok Maut bisa lolos dari tangan mereka, di kemudian hari pasti ia akan membuat
perhitungan, satu persatu dengan orang-orang yang malam ini turut ambil bagian dan mengepung
padanya.

Kong Jie dengan suara keras melarang orang-orang itu bertindak semaunya sendiri. Dengan
pedang terhunus ia melesat maju menghampiri pemilik Golok Maut.
sambil memperdengarkan suara ketawanya yang seram ia berkata kepada pemilik Golok Maut:
"Tidak perduli kau ada pangcu dari Kam lopang yang tulen atau palsu, Tian-cu-mu tetap akan
menghantarkan jiwamu menghadap pada Giam-lo-ong."
Kong Jie berbareng menggerakkan pedang di tangannya, sebentar saja awak pedang itu sudah
lantas berubah menjadi merah darah serta menyiarkan bau harum yang luar biasa.
Dengan kecepatan bagaikan kilat ia melancarkan serangan ke arah pemilik Golok Maut,
sedangkan anak buah Im-mo-kauw yang saat itu berdiri disampingnya masing lantas lompat
mundur ke belakang tiga tumbak.

Pemilik Golok Maut yang sudah mempunyai rencana segera mengeluarkan ilmu Kang- goan Cin
caonya untuk melindungi dirinya. sekujur badannya ditutup ilmu itu guna mencegah jangan
sampai terserang oleh pedang yang amat lihay itu. sebelah tangannya tangan kekuatan tenaga
delapan bagian secepat kilat sudah melancarkan serangannya secara bertubi-tubi.

Angin cao khie yang meluncur keluar dari dalam tangannya itu telah menimbulkan rasa sakit
seperti ditusuk pisau oleh lawannya.
si Pedang Berdarah Kong Jie yang mengetahui bahwa racun pedangnya yang bersinar merah
ternyata tidak lagi mampu mendekati dirinya sang lawan, ditambah dengan dilancarkan serangan
dari lawannya dengan tidak henti-hentinya, telah membuat tidak berdaya memusatkan kekuatan
tenaga dalamnya kepada tangannya yang memegang pedang, maka mutiara merah darah itu
lantas lenyap semua khasiatnya. Hanya tiga sampai lima jurus saja Kong Jie sudah merasa
kewalahan dan hampir saja hatinya meledak saking jengkel.

Pemilik Golok Maut mengetahui, kesempatan semacam ini tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Mendadak ia memusatkan seluruh kekuatan tenaganya. Dengan tangan kanannya ia mengebut
dari tengah udara menyerang Kong Jle.
Kong Jie sebagai Tiancu bagian hukum Im-mo-kauw sudah dengan sendirinya juga mempunyai
kekuatan hebat luar biasa.

Tepat pada saat pemilik Golok Maut itu mengebut dengan lengan bajunya, Kong Jie segera
mengenali bahwa ilmu silat yang digunakan oleh pemilik Golok Maut itu ternyata adalah ilmu silat
Hui siu Hut hiat dari Phoa ngo Hweshio yang dikabarkan sudah menghilang dari dunia Kang-ouw,
maka seketika itu ia lantas ketakutan setengah mati dan cepat-cepat menghindarkan diri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pemilik Golok Maut melihat Kong Jie bisa menyingkirkan diri secara begitu bagus terhadap
serangannya Hui siu Hut-hiat dalam hati juga merasa kaget dan terheran-heran.

Tetapi ia terus menyerang dengan tidak berhenti- hentinya. Dengan kecepatan yang sudah
tidak ada taranya ia mengeluarkan senjatanya Golok Maut, kemudian meluncurkan serangannya
yang selalu membawa akibat memutuskan tangan dan kaki lawannya.
Serangan yang maha hebat itu meskipun hanya satu jurus saja tetapi orang-orang dunia Kang-
ouwpada dewasa itu yang dapat meloloskan dirinya dari serangan tersebut jumlahnya tidak
seberapa.

Kong Jie menyaksikan pemilik Golok Maut itu sudah mengeluarkan lagi serangannya yang
sangat aneh, bukan saja cepat bagaikan kilat, tetapi juga aneh luar biasa.
sama sekali ia tidak berdaya, maka rasa takutnya pun lantas menjadi-jadi. Dalam kagetnya, ia
lantas melintangkan pedangnya di depan dadanya, siapa nyana kalau perbuatannya tadi telah
menolong jiwanya sendiri.
"Tidak boleh melukai orang " terdengar suara teriakan-

Diantara suara seruan yang riuh itu, beberapa sosok bayangan orang dengan kecepatan
bagaikan kilat coba menyerbu kedaiam kalangan, tetapi ternyata sudah tidak keburu menolong
dirinya Kong Jie.
Setelah terdengar suara jeritan ngeri, Kong Jie yang tidak berhasil membela diri dengan
kepandaiannya yang luar biasa, lengan kirinya sudah terpapas kutung.
Dengan cepat ia mundur beberapa tindak. rasa sakit telah membuat badannya sempoyongan.
Dengan wajah menakutkan Kong Jie mengawasi pada pemilik Golok Maut.

Lima sosok bayangan orang pada saat itu sudah lompat maju dan berdiri dihadapannya pemilik
Golok Maut.
Mereka itu ternyata adalah seorang imam dan empat orang tua.
Imam itu matanya menonjol keluar, wajahnya pucat. Ia berdiri ditengah-tengah antara ke
empat kawannya.
Terhadap imam itu Pemilik Golok Maut sudah tidak asing lagi, sehingga diam-diam ia merasa
heran.
Imam itu mendelikkan matanya yang menonjol keluar, dengan juaranya yang seperti gembreng
pecah ia berkata:
"Pemilik Golok Maut, saat kematianmu sudah tiba "

Pemilik Golok Maut menjawab dengan suara dingin:


"Sin Hong Tojin, dengan mengandalkan kepandaian macam apa kau berani bermusuhan
dengan aku si orang tua ?"
"Ha, ha, ha,.. Yang lain tak usah dibicarakan- Hanya beberapa puluh jiwa yang binasa
denganmu apakah mereka harus mati secara cuma-cuma begitu saja dan tidak minta ganti jiwa
dari dirimu ?"
"Sin Hong Tojin Urusanku dengan Im mo kauw masih belum selesai. Jikalau kau tidak mau
memberikan penjelasan apa sebabnya Im mo kauw menghendaki jiwaku, aku masih akan terus
melakukan pembunuhan terhadap mereka."

Jawaban ini telah membuat berubahnya wajah keempat orang tua tadi. sin Hong tojin
perdengarkan suara ketawanya yang aneh, kemudian berkata: "Kau sudah tidak ada kesempatan
membunuh orang lagi."
"Dengan hanya mengandal kepandaianmu kau masih belum berhak mengatakan itu."
Keempat orang tua yang berada di kedua sisinya sin Hong Tojin agaknya sudah merasa tidak
sabar. setelah masing-masing membentak dengan suara keras semuanya pada bergerak maju dan
masing-masing melancarkan serangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Serangan itu sedemikian hebatnya, sampai-sampai anginnya saja sudah menyambar seperti
angin puyuh yang datang menggulung.

Tetapi Pemilik Golok Maut sedikitpun tidak menyingkirkan diri, maupun berkelit, badannya
malah digeser maju tiga tindak. Golok Mautnya kembali telah bekerja.
suara jeritan yang mengerikan terdengar, salah satu dari ke empat orang tua itu kedua
pahanya sudah terpapas kutung, dadanya berlubang dan orangnya jatuh menggeletak sebagai
bangkai.
Sedangkan pemilik Golok Maut sendiri juga terpental tiga tindak karena serangan kuat dari ke
empat lawannya tadi.

Kiranya sin Hong Tojin setelah menjadi anggotanya Im mo-kauw oleh Kauwcu sudah diangkat
sebagai Tancu (ketua) cabang daerah Kui ling dan ke empat orang tua itu adalah empat Hiocu di
bawah penilikannya.
Tiga orang Hiocu yang masih hidup telah mengetahui bahwa perbuatannya tadi bukan saja
sudah tidak berhasil merubuhkan lawannya, tetapi sebaliknya malah mengantarkan satu jiwa
kawannya sendiri, dalam gusarnya, setelah mereka mundur sudah lantas maju lagi dan menyerang
pula dengan kekuatan sepenuhnya.

Pemilik Golok Maut yang bertujuan hendak membereskan pertempuran itu secara kilat, lalu
menyimpan Golok Mautnya.
Kekuatan tenaga dalam lalu dipusatkan ke satu tangannya, kemudian melancarkan satu
serangannya yang maha hebat.
Ia berniat sekaligus hendak menamatkan jiwanya ketiga orang tua itu.

BAB 30
PADA saat itu tiba-tiba terdengar suaranya sin Hong Tojin, " Kalian mundur "
Bersamaan dengan seruannya, imam tua dari Khong-tong-pay itu secepat kilat gerakkan
badannya melesat maju dan tangannya lantas melancarkan serangan berat.
sebagai seorang yang sudah mempunyai banyak pengalaman, sin Hong Tojin tahu bahwa tiga
orang Hiocunya itu tidak mampu menandingi kekuatan pemilik Golok Maut, maka ia lantas turun
tangan sendiri
Tetapi ternyata ia sudah datang terlambat sedetik saja.

Tiga orang tua itu yang disuruh mundur oleh sin Hong Tojin, serangannya lantas mengendur,
sedangkan serangannya Kan goan cin cao dari lawannya saat itu sudah menyerbu mereka bertiga.
Maka setelah terdengar suara jeritan ngeri tubuh ketiga orang tua itu lalu terbang ke tengah
udara seperti layangan putus talinya. setelah jatuh pula dari tengah udara, tubuh ketiga orang tua
itu telah hancur lebur mengerikan.
Bersamaan pada saat itu pula serangan Sin Hong Tojin yang sangat hebat sudah menggempur
badannya pemilik Golok Maut.

Tubuhnya pemilik Golok Maut telah terbawa terbang oleh serangan hebat tersebut.
orangnya melayang ke suatu tempat kira-kira dua tumbak jauhnya, tetapi tidak menderita luka
sedikitpun juga.
Kiranya, dengan ilmunya yang sangat luar biasa, pemilik Golok Maut telah berhasil menolong
dirinya dari serangan hebat tadi.
Sin Hong Tojin hanya melongo menyaksikan pemilik Golok Maut selamat terkena pukulannya
yang hebat.
Sedangkan para jago yang menonton di empat penjuru telah memperdengarkan suara sorak
ramai dan terheran-heran.

Pemilik Golok Maut setelah kakinya menginjak tanah dengan cepat sudah menghampiri lagi
lawannya, lalu berkata dengan suara bengis:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Sin Hong, imam bangsat Kau harus menjawab terus terang pertanyaanku ini, Im mo kauw
telah mengutus orang-orangnya yang kuat untuk mengejar-ngejar aku, apa sebabnya ? Jikalau
kau tidak menyawab.."
"Bagaimana ?"
"Aku hendak bunuh mati kau di Cit lie peng ini."
"Tidak begitu gampang sahabat."
"Benarkah kau tidak mau menjawab ?"
"Tidak "
"Kalau begitu kau harus menerima kematianmu,"
Pemilik Golok Maut menutup bicaranya dengan melancarkan serangan berantai.

Sin Hong Tojin ada salah satu orang kuat dan menjadi susiok dari ketua Keng thong pay pada
saat itu, kekuatannya sudah tentu tidak dapat dipandang ringan jikalau tidak Im mo kauw tentu
tidak akan mengangkat dirinya sebagai ketua cabang.
Serangan berantai dari pemilik Golok Maut telah ia punahkan dengan bagus, kemudian ia balas
menyerang sampai empat kali.
Kedua pihak lalu saling menyerang hebat, sehingga terjadilah suatu pertempuran yang sangat
langka dapat disaksikan dalam rimba persilatan-saking hebatnya pertempuran tersebut
terdengarlah angin menderu- deru.

Dalam suasana malam sesunyi itu, kedua pihak tampaknya sudah pada mengeluarkan
kepandaian simpanannya masing-masing sehingga pertempuran itu telah membuat jago di
sekitarnya yang menyaksikan pada terheran-heran-
Selewatnya dua puluh jurus, badannya Sin Hong Tojin kelihatan mundur satu tumbak lebih, ia
coba mengatur jalan pernapasannya.
Kedua jari tangannya lalu ditekuk seperti gaetan, badannya mulai bergerak lagi dan mulutnya
memperdengarkan suara ketawa dingin-

Pemilik Golok Maut yang menyaksikan keadaan demikian, lantas mengetahui bahwa imam tua
itu tentunya akan melancarkan serangannya yang maha hebat.
Selagi pemilik Golok Maut masih menduga-duga, badannya sin Hong Tojin tiba-tiba melesat ke
atas. Di tengah udara badannya kelihatan berputaran, kedua tangannya diputar begitu rapat dan
kemudian menyambar dirinya pemilik Golok Maut.
serangan itu adalah serangan sin Hong Tojin yang dinamakan tipu serangan sin-hong KuiJiauw
(Angin sakti dengan Kuku setan) yang membikin sin Hong Tojin mendapat nama baik dalam
kalangan rimba persilatan.

Pemilik Golok Maut yang sudah memusatkan seluruh kekuatan Kan-goan cin cao ke tangannya
yang hanya tinggal sebelah itu, sudah lantas diayunnya tangan itu berulang-ulang sehingga
kekuatan tenaga dalam meluncur keluar dari dalam tangannya menyambut serangan si imam yang
amat dahsyat itu.
setelah terdengar beberapa kali suara benturan hebat, serangan sin Hong Tojin telah berhenti
secara mendadak.

Sin Hong Tojin sangat gusar sehingga matanya mendelik, rambutnya pada berdiri. Ia hanya
bisa berdiri tegak seperti patung, mungkin inilah untuk pertama kalinya ilmu serangannya yang
sangat ampuh itu mengalami kekalahan mutlak. Dengan suara ketus dingin pemilik Golok Maut
berkata:
"Sin Hong Tojin, aku berikan kesempatan terakhir untukmu. Kalau kau mau menjelaskan
maksudnya In-mo-kauw yang menghendaki diriku, aku akan mengampuni jiwamu dari kematian.
Tetapi kalau tidak mau menjelaskan, jangan harap kau bisa berlalu dari tempat ini."

"Toyamu bisa berlalu dari sini atau tidak. aku juga tidak bisa hidup lagi."
"Kalau begitu baik, aku terpaksa hendak sempurnakan dirimu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setelah mengucapkan perkataannya tadi badannya pemilik Golok Maut tiba-tiba menghilang
dari pemandangan dan kemudian setelah menampakkan diri kembali, ternyata tubuhnya sin Hong
Tojin sudah rebah terjengkang dalam keadaan tidak bernyawa. Cara membunuh orang yang
demikian aneh ini benar-benar tidak habis dimengerti.

Dari empat penjuru kembali terdengar suara gemuruh, mereka tampaknya pada merasa jeri.
Bagaimana sebetulnya sin Hong Tojin menemukan ajalnya itu, tidak ada seorangpun yang dapat
tahu.
Jikalau dilihat daripada apa yang telah terjadi maka maksud orang-orang itu yang malam itu
hendak menyingkirkan jiwanya manusia ganas dan menakutkan itu barangkali sudah tidak ada
harapan lagi.

Kiranya, cara membunuh yang digunakan oleh pemilik Golok Maut tadi telah menggunakan
ilmunya Menggeser tubuh mengganti bayangan-, itu ilmu silat yang sangat luar biasa, dengan
kecepatan bagaikan kilat ia membuat suatu lingkaran, kemudian dengan ilmu silat Liu-in Hut-
hiatnya ia menotok jalan darah kematian di depan dada sin Hong Tojin, maka terlihatlah seperti
bayangan pemilik Golok Maut yang menghilang dan muncul lagi, tetapi diam-diam ia sudah
menurunkan tangan jahat.
Bertepatan pada saat rebah binasanya sin Hong Tojin, angkasa raya tiba-tiba terlihat sinar
merah.
Itulah adalah tanda s.o.s. (minta pertolongan) bagi Im-mo-kauw.

Dalam rombongan Im mo kauw kali ini yang menjadi kepala adalah sin Hong Tojin, kini ia
sudah binasa, antara orang-orang kuat yang saat itu masih ada, hanya tinggal Kong-jie seorang
yang tangannya sudah terkutung dan sisanya yang masih belum mau turun tangan- Mereka ini
insyaf, jika hendak turun mangan percuma saja, hanya berarti akan mengantarkan jiwa secara
cuma-cuma, maka lantas mengeluarkan seruan tertahan.

Pada saat itu hari sudah menjelang pagi, rembulan sudah hampir tidak kelihatan. Angin pagi
meniup amat dingin.
Ciet lie-peng yang tadinya sunyi senyap. kini terlihat darah yang berceceran dan bangkai
manusia pada bergelimpangan di tanah.
Pemilik Golok Maut mengerti apa bila waktunya diulur lebih lama lagi, pasti tidak
menguntungkan bagi dirinya sendiri, maka ia sudah ingin mengundurkan diri, ia lalu berkata pada
orang-orang di sekitarnya:
"Tuan-tuan masih mempunyai keperluan apa lagi ?Jikalau tidak aku hendak berlalu dari sini."
Matanya bersinar mengawasi keadaan di sekitarnya, tetapi tidak ada seorangpun yang berani
menjawab.

Pemilik Golok Maut lalu ketawa, tetapi baru saja orangnya hendak berlalu, tiba-tiba terdengar
suara orang berkata: "Iblis tua Tunggu dulu l"
Suara itu ada begitu nyaring dan merdu terdengarnya, kemudian disusul oleh munculnya
sesosok bayangan orang kecil langsing yang menyerbu ke arah dirinya pemilik Golok Maut yang
baru saja hendak berlalu meninggalkan tempat tersebut.
Pemilik Golok Maut ketika mengenali orang yang baru datang itu, diam-diam merasa kaget. Ia
lu bertanya kepada dirinya sendiri: Bagaimana Tio Lee Tin juga bisa muncul di sini? ia adalah
muridnya orang berkedok kain merah. sudah tentu aku tidak boleh melukai dirinya. Tetapi kalau ia
terus mencari setori dengan aku sesungguhnya merupakan soal yang sangat runyam."

Orang yang baru muncul itu memang betul Tio LeeTin, ia mengenakan pakaian hitam seperti
biasa, Dengan pedang terhunus ia membentak dengan suara gusar: "Iblis tua, serahkan jiwamu"
Sehabis mengucapkan perkataannya, dengan tidak menunggu jawaban lawannya lagi ia terus
menyerang secara bertubi-tubi. setiap serangannya ditujukan kebagian-bagian tubuh yang sangat
berbahaya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pemilik Golok Maut dengan sangat gesit dan lincah telah berhasil menghindarkan setiap s
erangan pihak lawannya. Dengan pura-pura tidak tahu ia menanya: "Nona, kau ada murid siapa?
Dengan aku si orang tua ada permusuhan apa?"
"Iblis tua, nonamu adalah anak perempuan Tio Ek Chiu. Malam ini aku sengaja datang hendak
menuntut balas sakit hati atas kematian ayahku. Kau tokh tidak bisa tahu bukan?" setelah berkata,
kembali ia menyerang secara kalap. Tetapi pemilik Golok Maut kali ini hanya terus berkelit, tidak
balas menyerang.

Dari antara orang banyak yang menonton di sekitarnya, tiba-tiba ada seorang berseru: "Mari
kita beramai-ramai menangkap iblis ini" seruan itu ternyata mendapat sambutan ramai. sehingga
sebentar saja, keadaan menjadi genting.
orang-orang kuat dari dunia Kang-ouw yang tadi pada turun tangan kini tampak berkerumun
maju dari empat penjuru.
Oleh karena jumlah mereka ada sangat banyak. maka pertempuran kali ini mungkin saja akan
meminta korban jiwa yang tidak sedikit.

Tio Lee Tin yang menjadi muridnya orang berkedok kain merah merupakan seorang kuat
nomor satu diantara rombongan orang-orang kuat itu.
Kedatangannya juga adalah bermaksud menuntut balas atas kematian ayahnya, tidaklah heran
kalau setiap serangannya dilancarkan sangat ganas dan kejam, sehingga membuat pemilik Golok
Maut merasa agak ripuh dibuatnya.
Tetapi pemilik Golok Maut tetap tidak membalas menyerang, ia hanya mundur, menyingkir atau
berkelit saja. Apa sebabnya?
Sudah tentu tidak diketahui oleh orang luar.

Orang-orang kuat yang jumlahnya tidak kurang dari seratus orang telah mengurungnya makin
rapat. Mereka sudah bertekad bulat hendak menyingkirkan jiwanya manusia menakutkan itu
dengan secara mengeroyok.
Karena pemilik Golok Maut sejak muncul di dunia Kang ouw tindak tanduknya seperti setan
atau hantu saja, maka jarang sekali orang yang bisa melihat wajah aslinya.

Malam itu adalah merupakan suatu kesempatan yang paling baik, sudah tentu mereka tidak
mau melepaskannya begitu saja.
Terhadap Tio Lee Tin, pemilik Golok Maut agaknya merasa segan turun tangan, dan kini
menyaksikan banyak musuh hendak menyerbu dirinya, sudah tentu ia mengerti kalau dirinya
tengah terancam bahaya.
Saat itu matanya lantas nampak beringas, ia meninggalkan Tio Lee Tin, dan menghampiri
orang-orang yang mulai maju mendekati dirinya, kemudian ia menghunus Golok Mautnya.

Pertempuran hebat, tapi lebih mirip kalau dikatakan pembunuhan besar-besara telah terjadi
seketika itu.
sebentar saja, tangan dan kaki manusia berterbangan-Darah merah berhamburan-Bangkai
manusia bergelimpangan-
suara jeritan tercampur suara orang berkauwk-kauwk, kedengarannya sangat mengerikan-

Suatu pemandangan yang membikin hati mencelos dan mengerikan, telah terbentang di atas
lapangan yang penuh dengan tumbuhan rumput hijau.
orang yang tadinya kelihatan begitu banyak jumlahnya, pelahan-lahan mulai berkurang.
Bangkai manusia, kian meningkat jumlahnya.

Pemilik Golok Maut sekujur badannya sudah penuh darah, seolah-olah ia sudah berubah
menjadi manusia berdarah. Pikiran waras agaknya sudah terpengaruh oleh napsunya membunuh,
hingga ia cuma tahu membunuh, membunuh secara gila. Kemana tangannya dia pasti di situ ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

jatuh korban, sedikit-dikitnya harus ada dua orang korban yang binasa. Ini ada suatu pembunuhan
besar-besaran dalam sejarah rimba persilatan-

Pembunuhan besar-besaran itu selagi masih berlangsung dengan hebatnya, tiba-tiba terdengar
suara bentakan nyaring: "Semua mundur"
Orang-orang kuat yang mengepung dirinya pemilik Golok Maut, telah dibikin kaget oleh suara
bentakan itu, hingga semua pada hentikan gerakannya.
Begitu mengetahui siapa orangnya yang datang itu, lantas pada menyingkir ke samping. Pemilik
Golok Maut dengan mata beringas mengawasi orang yang baru datang itu Ia adalah seorang tua
berwajah bengis, pakaiannya berwarna merah bara. Dengan tindakan pelahan ia memasuki medan
pertempuran.
"Liat-yang Lokoay," demikian terdengar suara orang berseru.

Pemilik Golok Maut nampaknya juga terperanjat, sinar matanya semakin buas. Dengan tindakan
mantap ia berjalan menghampiri orang tua yang disebut Liat yang Lokoay, dan baru berhenti
sejarak kira-kira satu tumbak di depan orang tua itu.
Liat yang Lokoay memang merupakan salah satu orang musuhnya Kam-lopang yang terkuat,
iblis tua ini sudah sepuluh tahun lebih tidak muncul di kalangan Kang ouw. Tidak nyana malam itu
bisa muncul di Cit-lie-peng, sesungguhnya ada di luar dugaan semua orang.

Liat yang lokoay setelah mengawasi bangkai-bangkai manusia yang berserakan di tanah itu
sejenak. tiba-tiba ulapkan tangannya kepada beberapa puluh orang yang tadi mengepung pemilik
Golok Maut dan berkata: "Kalian menyingkir jauh-jauh" .
orang-orang itu ternyata juga dengar kata, dengan cepat sudah pada mundur sejauh kira-kira
10 tumbak.
Iblis tua ini usianya sudah lebih dari 90 tahun, tapi kelihatannya seperti seorang yang baru
berusia kira-kira 50 tahun- Beberapa puluh tahun berselang, namanya sudah menggetarkan dunia
Kang-ouw.

Ia ada melatih semacam ilmu gaib yang dinamakan 'Liat-yang-ciang' atau pukulan telapakan
tangan panas membara. Hawa panas yang keluar dari serangan tangannya itu bisa membikin
hancur batu dan membikin lumer barang logam.
Pemilik Golok Maut mengerti bahwa ia ada berhadapan dengan musuh tangguh, maka
napsunya mendidih, badannya nampak gemetar.
Liat-yang Lokoay, setelah mengundurkan orang banyak. dengan sepasang matanya yang tajam
dan merah membara, tanpa berkesip memandang dirinya pemilik Golok Maut, kemudian berkata
sambil ketawa ha ha hi: "sahabat, kiranya kan masih belum binasa"
"Lokoay, jikalau tuanmu binasa, hutang darah ini siapa yang akan menagih?" jawab pemilik
Golok Maut dengan gemas.

Iblis tua itu ternyata masih anggap bahwa pemilik Golok Maut yang malam itu berdua di depan
matanya adalah pangcu dari Kam-lopang yang dulu. sudah tentu ia tidak tahu, siapa sebetulnya
orang yang memegang peranan sebagai Golok Maut ini ?
"Hihihihi sahabat, tidak nyana malam ini setelah 20 tahun kita tidak bertemu, kau masih
menghendaki aku si orang tua repot turun tangan lagi. Jikalau kau tidak suka badan dan tulang-
tulangmu menjadi abu, kau boleh bicara terus terang, aku masih bisa memberikan kau
kelonggaran, supaya kau mati dalam keadaan utuh. Kau pikir bagaimana ?"

Orang yang sudah pada menyingkir jauh-jauh itu ketika mendengar perkataan Liat yang
Lokoay, diam-diampada merasa girang. sebab dengan adanya iblis tua ini yang mau turun tangan
sendiri, pemilik Golok Maut itu pasti tidak bisa terhindar dari kematian. Dengan demikian, mereka
tak usah takut akan jiwanya terancam oleh Golok Maut lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Lokoay, tuanmu sungguh merasa penasaran kalau tidak bisa makan nyalimu dan membeset
kulitmu "
"Keinginan hatimu ini kau cuma bisa menantikan dalam penirisan saja. Buat sekarang ini
kaujangan harap "
"Hmm... "
"Apa kau tetap menghendaki aku turun tangan ?"
"Pui... siluman tua, hutang darah harus kau bayar dengan darah Tuanmu tidak akan
melepaskan kau begitu saja "

Liat yang Lokoay kembali ketawa bergelak-gelak. kedua tangannya diangkat pelahan-lahan
sampai batas dada, sepasang telapakan tangannya mendadak berubah merah seperti bara,
sepasang matanya juga merah, ditambah lagi dengan dandanan dan pakaiannya yang serba
merah, sehingga nampaknya seperti sebatang tiang merah yang sedang membara. Pemandangan
ini sesungguhnya sangat menakutkan.
Pemilik Golok Maut juga telah pusatkan seluruh kekuatannya pada sebelah tangannya, matanya
memandang beringas. Ia berdiri dengan sikapnya yang keren, nampaknya sudah siap untuk
menghadapi segala kemungkinan.
Kedua pihak kelihatannya sudah bertekad bulat hendak membinasakan lawannya, satu sama
lain sudah bermaksud begitu turun tangan, segera dapat merenggut jiwa lawannya.

Orang-orang tadi yang sekarang pada berdiri disekitar tempat tersebut sebagai penonton, pada
menyaksikan keadaan itu dengan perasaan tegang.
suasana kembali menjadi sunyi, hingga hampir terdengar suara bernapasnya orang-orang yang
berada di situ.
Tapi dalam kesunyian itu ada mengandung hawa napsu pembunuhan yang setiap saat bisa
meledak.
Andaikata Liat yang Lokoay tidak bisa membinasakan lawannya, akibatnya sungguh hebat.
sebab semua orang yang ada di situ, barangkali akan binasa semua di tangannya Golok Maut.

Pada saat itu, di luar kalangan justru ada seseorang yang mengawasi kedua musuh dalam
kalangan itu dengan perasaan cemas. Ia nampak seperti sedang menggertak gigi, sepasang
tangannya dikepal erat-erat, rupa-rupanya segera akan turun tangan jikalau perlu.
Ia dengan pemilik Golok Maut ada mempunyai hubungan erat, sekalipun harus berkorban jiwa
untuknya, ia juga tidak akan menolak. Andaikata pemilik Golok Maut benar-benar tidak mampu
menandingi Liat-yang Lokoay, ia akan segera turun tangan dengan tanpa ragu-ragu lagi. sebab ia
sudah menganggap pemilik Golok Maut itu lebih penting daripada dirinya sendiri siapa orang itu ?.
Ia adalah pemilik bendera Burung Laut, itu manusia misterius yang kalau muncul di kalangan
Kang-ouw selalu menggunakan kedok merah.

Mendadak berkelebat sinar merah, kemudian disusul oleh suara keras seolah-olah yang berdiri
sejauh 10 tumbak lebih, masih tidak bisa berdiri tegak.
Itu adalah akibat dari pemilik, Golok Maut dengan Liat-yang Lokoay yang mengadu kekuatan
dengan sepenuh tenaga.
Orang-orang banyak yang menonton setelah di bikin kaget oleh suara keras itu, lantas pada
menengok ke dalam medan pertempuran, untuk menyaksikan apa yang telah terjadi.
Segera dapat melihat bahwa jarak antara pemilik Golok Maut dengan Liat-yang Lo koay, kini
sudah kira-kira 3 tumbak jauhnya. Kedua orang itu masih berdiri tegak dengan berhadapan.
Tapi kalau dilihat dengan seksama, keadaannya ternyata ada sedikit aneh.
Liat-yang Lokoay kedua tangannya lurus ke bawah. ujung bibirnya mengalirkan banyak darah
badannya gemetar.
Sedang pemilik Golok Maut pakaiannya bagian atas sudah berubah hangus, mulutnya juga
mengucurkan darah Tanah kira-kira satu tumbak di depan kakinya, semua sudah seperti terbakar
hangus keadaannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kedua lawan tangguh setelah mengadu kekuatan tadi, nampaknya kedua pihak sudah terluka
parah.
Ilmunya Liat-yang-ciang si iblis tua itu dapat menghancurkan batu dan membikin lumer logam,
tapi mengapa pemilik Golok Maut...
"Bluk "
Tubuhnya pemilik Golok Maut tiba-tiba rubuh di tanah
"Dia binasa " demikian suara riuh terdengar dari empat penjuru.

Liat yang Lokoay dengan tindakan sempoyongan maju menghampiri, ia berdiri di sisi badannya
pemilik Golok Maut, setelah mengawasi sejenak. mendadak ia ketawa bergelak-gelak kemudian
berlalu meninggalkan tempat itu.
Tepat pada saat berlalunya Liat yang Lo koay, sesosok bayangan orang telah melayang turun di
medan pertempuran- Di belakangnya bayangan orang itu ada menyusul pula satu bayangan orang
kecil langsing.
Orang-orang yang menonton di sekitarnya yang semula pada berdiri dalam keadaan kesima,
kini seolah-olah dibikin sadar, hingga dengan serentak pada menyerbu ke dalam kalangan-

Bayangan yang melayang turun tadi ternyata ada seorang berkedok merah. sedang bayangan
kecil langsing yang menyusul belakangan- adalah nona Tio Lee Tin yang datang hendak menuntut
balas atas kematian ayahnya. seperti telah diketahui, ia adalah murid kesayangannya orang
berkedok merah itu.
Setibanya di medan bekas pertempuran tadi, Tio Lee Tin lantas berseru: "Suhu "
Kemudian ia telah menghunus pedangnya dengan tiba-tiba.
Orang berkedok merah itu bungkukkan badannya untuk memeriksa jalan pernapasannya
pemilik Golok Maut, badannya lantas gemetar, hampir saja rubuh.
Saat itu, hatinya dirasakan hancur luluh, tanpa disadari airmatanya lantas mengalir ke luar.

Orang banyak setelah maju mengerumun, lalu tujukan matanya kepada dirinya pemilik Golok
Maut yang sudah hangus. Mereka agaknya pada merasa heran, sebab dalam dugaan mereka,
orang yang terserang oleh ilmu 'Liat yang ciang'-nya Liat-yang Lokoay, pasti akan hancur lebur,
tapi mengapa badannya pemilik Golok Maut ini sedikitpun tidak nampak terluka ? Hanya bajunya
saja yang terbakar hangus, ini benar-benar merupakan suatu keganjilan. Tapi, orang yang sudah
binasa, biar bagaimana toh tidakperlu dicari tahu melit-melit.

Orang berkedok merah itu dengan suara parau berkata kepada orang-orang yang mengurung
diri:
"Dia sudah binasa, tuan-tuan boleh berlalu "
Orang banyak itu sudah tercapai tujuan-nya, apa perlunya harus mencari setori dengan orang
berkedek yang sangat misterius ini? Maka setelah mendengar perkataannya, tanpa di minta lagi,
lantas pada bubaran.

Di sebelah Timur saat itu sudah tertampak sinar putih, dari jauh sudah terdengar ramai suara
burung berkicau. Suatu tanda bahwa hari sudah menjelang pagi.
Di atas tanah Cit-lie-peng, bangkai manusia nampak bergelimpangan di sana sini dan darah
berceceran di sana sini.
Tapi semua itu sudah lewat, dan sekarang cuma ada orang berkedok kain merah dengan
muridnya, yang menghadapi dirinya pemilik Golok Maut yang sudah menjadi bangkai juga.

Malam yang gelap gulita setelah berlalu, sebagai gantinya adalah pagi hari. Tapi sebelum pagi
hari itu tiba, masih ada jangka waktu gelap untuk sementara.
Diwaktu menjelang pagi yang keadaannya masih belum terang betul itu, nampak berkelebat
pedang panjangnya Tio Lee Tin, yang hendak membacok dirinya pemilik Golok Maut....
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang berkedok merah dengan cepat lantas menghadang di depannya dan berkata padanya
dengan suara s ember: "Tin-jie, kau hendak berbuat apa ?"
"Murid hendak membabat kutung tangan dan kakinya "
"Tapi dia toch sudah binasa "
"Dia harus mendapat bagian seperti apa yang dia lakukan terhadap dirinya orang lain "
"Tin-jie, orang yang sudah mati, semua kebencian lantas lenyap. Benarkah kau hendak
melakukan suatu perbuatan kejam terhadap satu bangkai? Apalagi dia.. ai dia sama sekali bukan
itu orang yang kau cari "
"Apa? suhu, kau kata... ?"

Pada saat itu, beberapa puluh bayangan manusia tiba-tiba melayang turun dari beberapa
jurusan.
orang berkedok itu dengan kecepatan bagaikan kilat telah memondong dirinya pemilik Golok
Maut, kemudian menghilang ditempat gelap.
Tio Lee Tin cuma bisa menggerendeng dengan perasaan mendongkol tapi tidak bisa berbuat
apa-apa. setelah kedrukan kakinya, ia juga lantas berlalu.

Beberapa puluh bayangan orang itu kemudian muncul dengan beruntun didalam medan bekas
pertempuran tadi. Tapi mereka cuma dapat menyaksikan bangkai manusia yang bergelimpangan
di tanah, karena pertempuran itu ternyata sudah selesai.
Mereka itu adalah dari perkumpulan im mo kauw yang mendapat lihat api tanda permintaan
tolong, semua lantai datang dari berbagai penjuru untuk menghadapi pemilik Golok Maut Tapi
mereka ternyata sudah datang terlambat, pertempuran hebat itu sudah tamat.

Untuk selanjutnya, kematian pemilik Golok Maut di bawah tangannya Liat-yang Lokoay,
sebentar saja sudah tersiar luas di kalangan Kang-ouw. Ada orang yang merasa girang, ada pula
yang merasa sayang. sebab pemilik Golok Maut itu kalau benar-benar ada pangcu Kam-lopang
yang muncul lagi di dunia Kang-ouw setelah terhindar dari malapetaka, untuk menagih hutang
kepada musuh-musuhnya, tidak perd uli bagaimana kejam caranya membinasakan musuh-
musuhnya, tetap mendapat simpatik orang banyak.

Sekarang kita balik lagi kepada si orang kedok merah yang membawa kabur jenazahnya pemilik
Golok Maut. Dengan hati hancur lebur, dengan ilmu lari pesatnya yang sudah tidak ada taranya, ia
terus kabur ke tempat belukar, untuk mencari tempat guna mengubur jenazahnya pemilik Golok
Maut.
Di sepanjang jalan, orang berkedok merah itu terus sesalkan dirinya sendiri ia menangis tapi
tidak bisa keluar air matanya Jika saat itu ia tanpa ragu-ragu lantas turun tangan pada waktunya
yang tepat, pemilik Golok Maut ini mungkin tidak akan binasa, tapi sekarang, semua sudah habis.

Hari sudah mulai terang, ketika kabut putih mulai buyar dan sinar matahari pagi muncul, orang
berkedok merah itu sudah tiba diatasnya sebuah puncak gunung yang tinggi.
Dengan perlahan ia letakkan dirinya pemilik Golok Maut, kemudian mengusap wajahnya orang
tua yang matanya tertutup rapat, segera tertampak wajah yang sangat tampan dan menarik hati.

Orang berkedok merah dengan perasaan mendelu mengawasi wajahnya anak muda tampan
yang sudah menjadi mayat, lalu berkata: "Anak. kau terlalu keras kepala, kesombonganmu
sesungguhnya hampir membuat orang tidak percaya. sekarang kau telah mengaso untuk selama-
lamanya, tapi anak. aku menyesal selagi kau masih hidup aku tidak berani memberitahukan semua
hal yang terkandung dalam hatiku. Aku takut akan melukai hatimu, maka aku simpan sendiri
segala rahasia dan penderitaan hidupku. sekarang apakah kau bisa dengar ucapanku.."
Perkataannya itu diucapkan dengan nada yang sangat sedih, hampir setiap patah perkataannya
dibarengi oleh tetesan air mata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setelah berhenti sejenak. kembali ia berkata tapi seolah-olah mendoa: "Anak. nasibmu patut
dikasiani, kau sudah dewasa, tapi she dan nama saja kau tidak punya. Kau sebetulnya bukan
seorang she Yo, kau juga bukan bernama Cie Cong"
Ooo

BAB 31
Y0 CIE CONG dan Liat yang Lo koay...
Satu ada seorang jago angkatan muda, seorang luar biasa bakatnya dalam rimba persilatan,
dan penemuannya yang gaib telah membuat ia menjadi seorang kuat tidak ada taranya. Yang lain
adalah satu hantu angkatan tua, yang sudah mendapat nama sejak beberapa puluh tahun sebagai
orang kuat nomor satu pada masa itu sehingga saat ini.

Kedua fihak dengan kekuatan sepenuh tenaga, telah mengadu kekuatan dan kepandaian. Yo
Cie Cong karena sudah ada ilmunya 'Kan goan cin cao' yang melindungi dirinya, maka tidak bisa
terbakar oleh ilmu gaibnya Liat yang Lo koay. Namun meski demikian, ilmunya Kan goan cia cao
juga hampir dibikin buyar, hingga binasa pada saat itu juga. Sedang Liat yang Lo koay sendiri juga
terluka parah oleh ilmunya Kan goan cin cao Yo Cie Cong. Matahari pelahan mulai naik tinggi
orang berkedok merah dengan sabar dan tidak berhenti- hentinya mengusap-usap wajah dan
badannya Yo Cie Cong. Hatinya dirasakan hancur luluh, airmatanya sudah hampir dikuras habis. Ia
sudah lupa diam, lupa segala-galanya, ia sudah kelelap dalam kedukaan hebat.

Di bawah sinarnya matahari pagi itu, terjadilah suatu kegaiban.


Tubuhnya Yo Cie Cong yang sudah dingin, ketika terkena sinar matahari kembali menjadi
hangat. Wajahnya yang sudah pucat pasi, pelahan-lahan mulai merah kembali. Begitu pula
jantungnya juga kelihaian berdenyut lagi dan darah mulai berjalan normal.
Tangannya orang berkedok merah yang masih menempel di badannya Yo Cie Cong, mulai
gemetar. ia kini telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, pengaruhnya mustika Gu liong-
kauw yang sangat mujijat, suatu keganjilan yang belum pernah terjadi pada sebelumnya....
manusia sudah mati bisa hidup kembali.

Sekarang ia ingat bahwa Yo Cie Cong pernah menelan mustikanya Gu liong kauw. Mustika itu
tergolong 'dingin atau 'Im' meski mustika itu sendiri sudah lumer karena telurnya burung rajawali
raksasa, hingga berubah menjadi kekuatan yang sangat hebat, tapi pengaruhnya masih ada. Asal
dijemur di bawahnya matahari kira-kira satu jam lamanya, mustika itu masih bisa mengeluarkan
khasiatnya yang mujijat, hingga orang yang sudah binasa bisa hidup lagi.
Untung ia tidak terburu napsu mengubur jenazahnya Yo Cie Cong, kalau tidak, tamatlah
riwayatnya anak muda gagah perkasa itu.

Sebetulnya Yo Cie Cong juga belum mati benar-benar. semua kekuatan dalam badan yang
mengendalikan jiwanya, untuk sementara telah tertutup dalam beberapa bagian jalan darah, asal
melihat sinar matahari, kekuatan 'Im dan Yang' saling bekerja, hingga jalan darah yang tertutup
itu terbuka dengan sendirinya, maka ia juga lantas bisa hidup lagi.
Oleh karena pertempuran hebat kali ini, membuat dua macam mustika yang berada dalam
dirinya Yo Cie Cong berkesempatan berkumpul menjadi satu dan beruban menjadi kekuatan murni
yang sangat hebat.
Ini sesungguhnya diluar dugaan Yo Cie Cong semula.

Memang sesungguhnya kejadian ini merupakan suatu hal yang sangat ganjil, sebab bencana
yang menimpa dirinya tadi telah berhasil menjadi suatu sumber kekuatan yang tidak ada
batasnya.
Jikalau tidak ada pertempuran hebat seperti tadi itu. sedikitnya ia harus mengalami latihan
sepuluh tahun lagi barulah khasiat dari kedua macam kekuatan tadi dapat disatukan dan dapat
pula digunakan secara leluasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong yang saat itu masih berada dalam keadaan rebah, dadanya sudah terlihat
berombak. napasnya mulai berjalan teratur nyata, kaki tangannya juga mulai bergerak-gerak.

Orang berkedok kain merah itu dengan termangu-mangu menyaksikan kejadian aneh itu, air
matanya kembali mengalir keluar, Tetapi kali ini air mata itu merupakan air mata kegirangan,
bukannya air mata kedukaan.
Didalam keputus- asaannya ia telah menemukan kembali pengharapannya.
Kira-kira setengah jam kemudian. Yo Cie Cong pelahan-lahan membuka matanya. Dengan
heran ia mengawasi keadaan di sekitarnya, matanya yang saya itu kemudian menatap pada orang
berkedok kain merah.

Perlahan-lahan ia mulai ingat apa yang telah terjadi di Cit-lie-peng. setelah melakukan
pertempuran hebat dengan kawanan iblis, ia lalu mengadu kekuatan dengan Lit yang Lokoay.
Saat itu ia cuma merasakan satu getaran hebat dan hawa panas, lapat-lapat ia masih ingat pula
bahwa dipihak lawannya kelihatan mengalirkan darah dari mulutnya. tetapi apa yang terjadi
selanjutnya ia sudah tidak bisa ingat lagi. Dengan suara agak tergetar ia bertanya: "Ciannwee,
kembali kau telah menolong jiwaku." orang berkedok kain merah itu mengangguk.
"Beberapa kali Cianpwe telah mengulurkan tangan untuk menolong diriku, sehingga membuat
boanpwee seolah-olah hidup kembali dari lubang kubur. Budi dan kebaikan itu sesungguhnya
besar sekali. Mungkin selama hidup boanpwee, tidak mampu membalas habis budi sebesar itu"

"Anak. tak usah kau mengucapkan perkataan demikian- sekarang kau coba atur dulu
pernapasanmu, masih ada yang tidak beres atau tidak?" berkata orang berkedok kain merah
dengan suara lemah lembut seolah-olah sikapnya seorang ayah.
Yo Cie Cong mengawasi orang misterius itu dengan sorot mata penuh perasaan terima kasih.
Kemudian ia bangun dari duduk. Ia coba mengatur pernapasannya, ternyata tidak mendapat
gangguan apa-apa, bahkan sebaliknya ia merasa bahwa kekuatan tenaga dalam dirinya seolah-
olah telah bertambah lipat ganda.
Dalam kegirangannya, ia lantas jatuhkan diri dan berlutut dihadapannya orang berkedok kain
merah seraya berkata:

"Terima kasih atas budi Cianpwee yang telah sudi menolong diri boanpwe "
orang berkedok kain merah itu juga tidak menolak pernyataan terima- kasih dan penghaturan
hormat anak muda itu, sambil membimbing bangun padanya ia berkata: "Anak bangunlah."
Yo Cie Cong setelah memberi hormat lalu berbangkit.
Orang berkedok kain merah itu lalu berkata dengan suara sungguh-sungguh: "Anak. sekali lagi
kau sudah mengalami kematianmu."
"Boanpwee ?........"
"Benar jikalau tidak karena kau sudah pernah menelan mustikanya Gu liong kauw, mungkin
dewa sendiri tidak mampu mengembalikan rohmu. Dan saat ini mungkin juga kau sudah rebah
dalam liang kubur."

Bukan kepalang kagetnya Yo Cie Cong, sampai keringat dingin dengan tidak dirasa, sudah
mengucur keluar.
Sudah tentu perkataan orang berkedok kain merah itu bukanlah perkataan kosong belaka.
"Anak. jikalau terjadi apa-apa atas dirimu.. maka sakit hati perguruanmu siapa yang harus
menuntut balas? Dia Lam baka barangkali kau nanti juga tidak ada muka untuk menemui
suhumu."
"Boanpwee mengerti telah berbuat suatu kekeliruan besar."
"Kita yang hidup idaLam dunia Kang-ouw, jika sekitar diri kita sedang terancam oleh musuh-
musuh yang terlalu kuat, tidak dapat diselesaikan hanya dengan mengandal kekuatan dan
keberanian seorang diri saja."
"Menurut apa yang kuketahui, diantara musuhmu, kalau tidak salah juga terdapat orang-orang
yang namanya termasuk dalam urutan huruf IM, YANG. sIU. KoAY dan po, lima iblis itu satu saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sudah cukup membantu kau pusing untuk melayaninya. Apa lagi kelimanya sekarang masih
ada.Jikalau kau tidak memikirkan dan merencanakan lebih dulu dalam usahamu, barangkali
sebelum usahamu itu berhasil jiwamu sendiri sudah terancam bahaya."

"Boancwee tahu kesalahan boanpwee sendiri, maka selanjutnya tentu akan boanpwee ubah."
"sekarang ada sesuatu hal aku hendak memberitahukan padamu,"
"Boanpwee ingin dengar."
"Di Cit lie peng di bawah matanya orang banyak. pemilik Golok Maut sudah binasa di tangannya
Liat-yang Lokoay, maka untuk selanjutnya kau harus muncul lagi dengan lain rupa, berbareng
dengan itu kau harus ingat pula, sekali-kali tidak boleh hanya mengandalkan keberanian dan
kegagahanmu seorang diri saja. Dalam sebala hal kau harus pikir itu masak-masak dulu baru
bergerak."
"Boanpwee akan ingat betul pesan cianpwee ini."
"Anak, kau... Kau..."
Badannya orang berkedok kain merah itu kelihatan agak terguncang, suaranya juga parau dan
gemetar. la tadinya ingin membuka rahasia mengenai hubungan dirinya sendiri dengan Yo Cie
Cong, tapi suatu perasaan berkuatir telah mencegah maksudnya.
"Apa Cianpwee masih ada urusan penting?"
"Ah anak. semoga kau bisa bawa dirimu baik-baik. sekarang aku hendak pergi."
"Cianpwe, kau..."
Belum lagi habis ucapan Yo Cie Cong, orang berkedok kain merah itu sudah menghilang dari
depan matanya.

Ia memang orangnya cerdik luar biasa, terhadap perbuatan orang berkedok kain merah itu
yang berkali-kali telah menolong dirinya dari ancaman bahaya maut, bahkan sudah pula
menurunkan kepandaian yang tertinggi dalam rimba persilatan, ia sudah merasa curiga terhadap
dirinya orang misterius itu. Ia merasa bahwa dalam hal ini pasti ada apa-apanya yang menjadi
sebabnya pula. Dan kini ketika melihat sikapnya dan pembicaraannya orang berkedok kain merah
itu yang agak ragu-ragu dan tidak jelas seolah-olah masih mengandung suatu rahasia besar yang
tidak dapat dikeluarkan tetapi entah rahasia apakah yang disimpannya itu ? Itu ia tidak dapat
memecahkannya.

Dengan termangu- mangu ia memandang ke arah menghilangnya orang berkedok kain merah
itu ia terus berdiri menjublek sekian lamanya.
Lama sekali ia berada dalam keadaan demikian, kemudian ia baru ingat tindakan apa
selanjutnya yang harus diambilnya.

Pertama-tama ia harus mencari dirinya siluman tengkorak Lui Bok Tong untuk mendapatkan
kembali pusaka peninggalan suhunya, ouw-bok po-lok Cin kuat, barulah bisa merupakan ia rangkai
ilmu silat yang sangat hebat, jika digabungkan dengan ouw-bok Po-lok Cin-kay yang ada pada
dirinya. setelah ia berhasil mempelajari ilmu silatnya itu, barulah ia nanti mencari dan membuat
perhitungan lagi dengan lima manusia iblis yang sangat tangguh.

Soal kedua ialah mengenai asal usul dirinya sendiri yang harus dicari tahu keterangannya
sendiri, tetapi jika hanya mengandalkan pada sebuah batu Liong kuat yang terdapat pada dirinya
saja, untuk mencari keterangan, mungkin agak sulit. Ia ingat bibi Tho-nya pernah berkata:
Bahwa ia ada mirip benar dengan Giok bin Kiam khek Hoan Thian Hoa, jago pedang nomor satu
yang sudah sepuluh tahun lebih menghilang dari dunia Kang-ouw.
Ia tahu, bahwa Hoan Thian Hoa itu adalah muridnya Leng Jie Hong dari see gak, manusia gaib
dari rimba persilatan.
Sedangkan ia sendiri sudah menyanggupi permintaan secara tak langsung dari kedua manusia
aneh dari rimba persilatan ialah Pengail Linglung dan phoa ngo Hweeshio untuk menepati janjinya
mengadakan pertandingan dengan orang itu, maka jikalau saat itu sudah sampai, mungkin ia
dapat menemukan Giok bin Kiam khek Hoan Thian Hoa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Akhirnya ia ingat dirinya nona Ut-tie Kheng yang telah menghilang dari dalam rumah
penginapan-

Biar bagaimanapun juga ia harus turut tanggung jawab atas keselamatannya nona itu sebab
kedatangan sinona kekota Tiang-soa adalah melulu gara-gara dirinya.
Meskipun disebabkan siang koan Kiauw ia tidak dapat menerima cintanya nona Ut-tie kheng,
tetapi biar bagaimanapun ia tetap tidak dapat membiarkan dirinya nona itu begitu saja, apalagi ia
sudah menerima budi yang sangat besar dari kakeknya yang telah memberikan pula hadiah
berupa darahnya kura-kura yang sudah berumur ribuan tahun dan juga mewariskan padanya ilmu
silat Kan- goan cin-cao.
Kembali ia membuka buku daftar musuh-musuhnya Kam lo pang. la lalu berkata pada dirinya
sendiri: Kali ini seharusnya adalah LieBun Hao pangcu dari Cie In pang yang akan mendapat
giliran-
Setelah berkata demikian semangat terbangun secara mendadak. maka dengan cepatpula ia
terus turun gunung.

Cie in pang...
Pusatnya berkedudukan dibukit Ciang tiangnya di daerah Po kheng perbatasan propinsi 0uw
lam.
Hari itu, di atas jalanan raya yang menghubungkan kota Tiang-soa dengan Po Kheng telah
terlihat seorang muda cakap tetapi sikapnya dingin kecut dengan tenang berjalan seorang diri

Dilihat dari segala gerak geriknya yang gesit dan ringan, pemuda itu tentunya mempunyai
kepandaian ilmu silat yang luar biasa, tetapi kedua mata kelihatannya tidak banyak bedanya
dengan mata orang-orang biasa, tidak seperti orang yang mempunyai kekuatan tenaga dalam
sangat hebat. siapakah pemuda itu ?
Pemuda itu tidak lain adalah Yo Cie Cong pemuda yang memegang peranan sebagai pemilik
Golok Maut.
Hari itu matahari sedang panasnya, di atas jalan raya itu seperti dibakar.
Yo Cie Cong meskipun mempunyai kepandaian tinggi dan tidak takuti segala hawa panas
maupun dingin, tetapi ketika ia melihat ada sebuah pohon besar dengan daunnya yang rindang
yang ada di pinggir jalan raya itu, ia lantas berhenti dan meneduh di bawah pohon tersebut.

Sebentar kemudian tiba-tiba dijalan raya kelihatan mengepul debunya, beberapa ekor kuda
terlihat sedang berlari mendatangi dengan cepatnya.
Penunggang kuda yang terdiri dari lima orang laki-laki berbadan tegap setelah tiba dibawah
pohon, masing-masing juga turun dari kudanya.
Lima orang laki-laki tegap itu matanya dapat melihat Yo Cie Cong, dengan berbareng lantas
berseru: "Eeeeh..."

Yo Cie Cong yang sebetulnya tengah mengawasi ke arah lain, agaknya tidak mau ambil pusing
atas kedatangannya kelima orang itu, tetapi ketika mendengar seruan mereka, ia juga lantas
menoleh dan kemudian menjadi kaget.
Kiranya kelima orang laki-laki itu adalah lima orang dari antara sepuluh orangnya Cin Bie Nio,
ketua Pek Leng hwee.
Yo Cie Cong lalu mendekati kelima orang laki-laki itu, dengan matanya yang tajam ia
memandang kelima orang itu dengan tidak berkedip.

Tepat pada saat itu di atas jalan raya kembali terlihat joli yang dipikul oleh empat orang. Di
belakang joli itu kembali terlihat pula penunggang kuda.
sebentar saja rombongan itu sudah sampai juga di bawah pohon dan lima orang laki-laki yang
sampai duluan tadi lantas pada menyingkir ke samping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Joli tadi di sekitarnya kelihatannya tertutup rapat, sedangkan lima penunggang kuda yang ada
di belakang joli ternyata adalah lima orang wanita muda yang menyoreng pedang semuanya dan
saat itu juga pada lompat turun dari kuda tunggangannya dan berdiri berbaris di belakang joli.

Yo Cie Cong sudah tahu sekarang siapa orangnya yang berada daLam joli itu, tetapi apa yang
membuat heran ialah pada hari yang hawanya panas demikian rupa mengapa joli itu tertutup
demikian rapatnya ? Apakah didalamnya ada apa-apanya yang mencurigakan ?
Lima orang laki-laki tegap tadi cepat-cepat maju menghampiri joli dan berkata dengan suara
pelahan-

Dari daLam joli lantas terdengar suara ketawa cekikikan yang disusul oleh suaranya wanita
yang sangat merdu. "Aku tahu."
Yo Cie Cong ketika mendengar suara ketawa itu segera mengetahui bahwa apa yang diduganya
semula tidak keliru maka wajahnya kelihatan semakin kecut, napsu membunuh lantas berkobar.
Dengan suara dingin ia berkata pada orang yang duduk dalam joli.
"Cin Bie Nio, musuh bebuyutan kembali bertemu disini."
Dari dalam joli ini terdengar suaranya Cin Bie Nio:
"Tidak salah, aku juga sedang mencari kau. Ini sungguh kebetulan."
"Cin Bie Nio, lekas kau keluar."

Lima orang laki-laki dan lima orang wanita muda yang berbaris disekitar joli tadi, semua
kelihatan pada berubah wajahnya. Dengan tanpa menunggu perintah lagi pedang masing-masing
lantas dihunus keluar.
Tampaknya jikalau Yo Cie Cong berlaku tidak sopan lagi mereka lantas akan turun tangan.
Yo Cie Cong dengan sorot matanya yang tajam menyapu anak buahnya Cin Bie Nio lalu
memperlihatkan tertawa dingin. Cin Bie Nio dalam joli membentak dengan suara perlahan:
"Kalian mundur "
sepuluh orang anak buahnya dengan perasaan mendongkol mundur kebelakang joli.

Jilid 12 : Ut-tie Kheng bergirang hati

EMPAT TUKANG joli dampaknya juga mempunyai kepandaian ilmu silat, saat itu mereka juga
turut mundur kebelakang, sehingga hanya ketinggalan sebuah joli yang tertutup rapat yang
berhadapan dengan Yo-Cie Cong.
"Yo Cie Cong, kau telah bermusuhan dengan aku. Bagimu tidak ada faedahnya." demikian
terdengar suaranya Cin Bie Nio dari dalam-joli.
"Cin Bie Nio, jikalau kau tidak mau keluar, jangan sesalkan kalau nanti tanganku terlalu
telengas"
"Kau hendak berbuat apa?"
"Aku hendak membikin hancur Jolimu. Aku ingin lihat kau nanti unjukkan diri atau tidak."
"Yoy Galak benar bicaramu. Barangkali kau nanti tidak tega turun tangan-"
"Kau lihat saja"
Sehabis berkata tangannya lantas hendak bergerak.
"Yo Cie Cong. kau tentunya tidak menghendaki sibudak cilik Ut-tie Kheng akan turut binasa,
bukan ?"
Yo Cie Cong terperanjat. pikirnya: Kiranya Ut-tie Kheng telah terjatuh dalam tangannya wanita
jahat ini. Entah apa maksudnya wanita berbisa ini ?
"Cin Bie Nio, nona Ut-tie sekarang ini berada dimana ?"
"Yoy Kau jangan keburu napsu, ia sekarang sedang duduk dengan aku secara baik-baik, dalam
satu joli. "
"Hmm Kau hendak apakan dia ?"
" Hatimu menjadi perih bukan?"
"Jikalau kau berani mengganggu seujung rambutnya saja..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Habis kau mau apa ?"


"Pek-leng-hwee akan kuhancur leburkan, tidak ada seorangpun yang dapat hidup lagi,
termasuk kau sendiri."
"Hi, hi hi, hi.... sombong benar,"
"Tidak percaya kau boleh tunggu dan lihat"
"Hh"
"Cin Bie Nio apa maksudmu kau menculik nona Ut-tie?"
"Bocah. Kau baik-baik ikut aku, semua nanti dapat kita rundingkan secara baik-baik"
"Aku mau kau sekarang juga lepaskan tawananmu."
"Jikalau aku tidak mau turut?"
"Termasuk kau tentunya sebelas orang, jangan harap bisa berlalu dari sini dalam keadaan
hidup."
"Kau lihat "

Jendela tiba-tiba terbuka, lalu terlihat dirinya Ut-tie Kheng dalam keadaan seperti orang
linglung. ia duduk disampingnya Cin Bie Nio, sedangkan Cin Bie Nio kelihatan berseri-seri, agaknya
ia tidak mauperdulikan ancaman Yo Cie Cong.
si anak muda dadanya hampir saja meledak. ia lalu berseru dengan suara nyaring: "Adik Kheng
"
Tetapi Ut-tie Kheng sama sekali tidak memperlihatkan reaksi apa-apa, agaknya si dara tidak
kenal lagi pada pemuda itu.
Yo Cie Cong merasa cemas dan gusar, ia lalu berkata dengan suara bengis:
"Cin Bie Nio, kau apakah dirinya."

Cin Bie Nio mendadak wajahnya berubah dan dengan suara keren ia menjawab:
"8ocah, kau tidak usah kuatir. Dia tidak akan mati. Cuma jikalau kau tidak mau terima baik
permintaanku itu ada susah dibilang, Kau lihat saja nanti"
Diwajahnya Yo Cie Cong yang asam dingin terlintas napsunya hendak membunuh. IA lalu
membentak sambil kertak gigi:
"Cin Bie Nio, aku mau kau lepaskan tawanannmu."
"Tidak bisa."
Yo Cie Cong sudah mulai tidak sabar, badannya tiba-tiba bergerak maju.
sepuluh orang anak-anak buahnya Pek-leng hwee sudah lantas maju dengan berbareng
menghalang didepan joli, dengan pedang masing-masing mereka menghalangi majunya Yo Cie
Cong.

Yo Cie Cong sudah tidak dapat mengendali hawa amarahnya.


"Kalian cari mampus" bentaknya keras.
setelah membentak, dengan cepat ia mengayunkan tangan kanannya.
serangannya itu dilakukan tenaga delapan bagian. Dilihat dari kekuatan Yo Cie Cong pada
serangan itu sudah cukup dahsyat kalau untuk menggempur satu bukit saja.
Sepuluh orang anak buahnya Pek Leng hwee baru saja hendak bergerak menyerang, tahu-tahu
kekuatan serangan Yo Cie Cong yang sangat hebat sudah sampai lebih dulu, sehingga pedang
ditangan masing-masing tidak mampu lagi di gerakkan. Barulah semuanya merasa kaget dan
ketakutan setengah mati.

Sebentar kemudian lalu terdengar suara jeritan ngeri diantara suara jeritan itu darah tampak
berhamburan.
Dua orang laki dan dua wanita dan anak buahnya Pek leng hwee sudah rebah menjadi mayat.
Enam orang yang lainnya telah terpental sejauh setombak lebih.
Cin Bie Nio sesungguhnya tidak menduga bahwa anak muda itu sudah mempunyai kekuatan
yang begitu hebat. Gara-gara perbuatannya yang memandang rendah pihak lawannya itu ia sudah
mengantarkan empat jiwa anak buah.
Ia lalu membentak kepada enam orang anak buahnya yang masih ada: "semua mundur "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kemudian ia berpaling dan berkata kepada Yo Cie Cong:


"Bocah, jikalau kau berani maju lagi satu tindak. aka akan mengambil jiwanya anak ini lebih
dulu."
Sehabis berkata sebelah tangannya lalu menekan jalan darah Leng-bun hiat . ditubuh Ut-tie
Kheng. Asal tangan itu bergerak saja, jiwanya Ut-tie Kheng akan melayang seketika.
Perbuatan Cin Bie Nio itu sesungguhnya terlalu keji.

Yo Cie Cong kuatirkan sangat kalau jiwanya Ut-tie Kheag melayang, benar saja ia lantas tidak
berdaya.
setelah berdiam sekian lama barulah ia berkata lagi:
" Cin Bie Nio, percuma saja kau menjabat ketua dari suatu perkumpulan. Ternyata kau masih
mau berbuat begitu rendah. Apa kau kira aku Yo Cie Cong benar-benar tidak bisa berdaya
menghadapi kau ?"
Cia Bie Nio sambil kerlingkan matanya yang jeli dengan cepat juga mengeluarkan sebutir obat
yang lalu dimasukkan kedalam mulut Ut-tie Kheng, kemudian lompat keluar dari dalam jolinya dan
berdiri dihadapan Yo Cie Cong sambil ketawa cekikikan.
Yo Cie Cong mendadak mengeluarkan ilmu Menggeser tubuh menukar bayangannya, dengan
kecepatan luar biasa ia telah berhasil merebut dirinya Ut-tie Kheng dari dalam joli.
Tindakan luar biasa dari Yo Cie Cong ini telah membikin semua anak buahnya Pek Leng hwee
yang menyaksikan pada terheran- heran.
Cin Bie Nio yang semula kelihatan wajahnya berubah, dengan cepat sudah pulih lagi pada
keadaan sediakala dan memperlihatkan sifatnya yang genit. Terhadap dirinya Ut-tie Kheng yang
ditolong oleh Yo Cie Cong, agaknya ia tidak memperdulikan sama sekali.
Yo Cie Cong mengetahui bahwa wanita itu banyak akalnya, hatinya juga kejam, ketika melihat
sikapnya yang acuh tak acuh, hatinya lantas merasa curiga, maka itu ia lantai berkata:
"Cin Bie Nio, kau barusan berbuat apa atas dirinya ?"
Cin Bie Nio setelah memperdengarkan suara ketawa cekikikannya lalu menjawab:
"Bocah, kau ternyata pintar sekali. Aku tadi sudah memberikan padanya sebutir obat pil yang
dinamakan "siao sun sie kut tan, Dalam waktu tiga hari saja tulang dan dagingnya akan berubah
menjadi darah dan orangnya mati seketika. Aku memperingatkan padamu, didalam kolong langit
ini, kecuali aku dan anak muridku, tidak ada lagi orang yang mampu melenyapkan racun itu"

Yo Cie Cong yang terpengaruh pikirannya, hampir saja rubuh tidak ingat orang.
"Cin Bie Nio, kau terlalu kejam"
"Kau cinta padanya? Betul tidak?"
Yo Cie Cong dengan perlahan meletakkan tubuhnya Ut-tie Kheng yang sudah tidak ingat orang,
sepasang matanya kelihatan mengembeng air.
Kiranya, itu hari, didalam rumah penginapan didalam kota Tiang soa, Yo Cie Cong dan Ut-tie
Kheng masing-masing mengambil sebuah kamar dalam rumah penginapan tersebut. Dengan
kamarnya Cin Bie Nio cuma terpisah satu lorong dan satu pintu tengah.

Cin Bie Nio yang tidak berhasil memikat hatinya Yo Cie Cong akhirnya dibikin kaget dan kabur
oleh sao-hek. Tetapi terhadap dirinya Yo Cie Cong, wanita genit itu kelihatan semakin besar
cintanya, maka ia telah bertekad bulat hendak mendapatkan dirinya pemuda itu, kemudian setelah
mengetahui Ut-tie Kheng mempunyai hubungan rapat dengan Yo Cie Cong, lantas saja timbul
perasaan mengiri dan jelusnya.

Diam-diam ia masuk nyelundup kedalam kamarnya Ut-tie Kheng, dengan menggunakan obat
mabuk ia telah berhasil membuat Ut-tie Kheng tidak berdaya. Ia bermaksud hendak membawa Ut-
tie Kheng kepusat perkumpulan Pek leng hwee, kemudian dengan menggunakan dirinya nona ini
sebagai umpan ia mau supaya Yo Cie Cong masuk dalam perkumpulannya Pek leng hwee, dengan
begitu akan tercapailah segala cita-citanya dan keinginannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sesungguhnya ia tidak menduga kalau mereka akan bertemu satu dengan lainnya ditempat
itu.Jikalau ditimbang dari kekuatannya, Ut-tie Kheng yang mendapat warisan kepandaian ilmu silat
dari engkongnya kalau hendak dibandingkan dengan CmBie Nio rasanya masih lebih tinggi
setingkat. sayang ia masih belum banyak mempunyai pengalaman dalam dunia Kang-ouw.
ditambah lagi ia tidak menduga sama sekali kalau begitu bertemu sudah lantas dibikin tidak
berdaya oleh lawannya dengan senjatanya yang beracun, maka dengan mudah sudah tertawan
oleh musuhnya.

Sekarang mari kita balik kembali pada jalannya cerita.


Setelah meletakkan tubuhnya Ut-tie Kheng, Yo Cie Cong lantas berkata dengan suara gusar:
"Adik Kheng lihat aku nanti bunuh wanita genit dan jahat ini untuk membalas sakit hatimu."
Ia lalu mengangkat kepalanya, dengan mata beringas lantas hendak turun tangan. Cin Bie Nio
kelihatan berubah wajahnya, kemudian berkata dengan tenang:
"Bocah, kau jangan sombong. Terus serang kuberitahukan padamu tidak nanti kau mampu
menyambuti serangan tipu silatku "cut siu Tiauw hua" Jikalau kau menghendaki dia hidup, kau
harus pikir lagi masak-masak"

Yo Cie Cong yang mendengar perkataan itu jadi melongo.


Sebetulnya,Jikalau Yo Cie Cong menggunakan tipu silatnya yang luar biasa, yaitu "Menggeser
badan menukar bayangan" dan menyerang Cin Bie Nio secara tiba-tiba barangkali Cin Bie Nio
sudah tidak berkesempatan melancarkan tipu serangannya. Tetapi karena saat itu Yo Cie Cong
sedang bersedih memikirkan nasibnya Ut-tie Kheng, dalam pikirannya yang kalut ia sudah tidak
dapat memikirkan itu.
sebaliknya Cin Bie Nio, dalam hatinya diam-diam sudah merasa heran, pemuda ini dalam waktu
yang sangat singkat dari mana bisa mendapatkan kepandaian ilmu silat yang begini tinggi? Ia
mengerti bahwa kini ia tidak mampu lagi menandingi dirinya pemuda itu, tetapi iblis wanita ini
banyak sekali akalnya. Ia dapat menggunakan kelemahan lawannya, maka lantas ia mendesak lagi
setindak. katanya:
"Bagaimana ? Itu mudah sekali sebenarnya, asal kau mau menjadi anggota Pek- leng hwee
saja."

Tiba-tiba Yo Cie Cong ingat akan pesannya orang berkedok kain merah bahwa dalam
menghadapi sesuatu hal harus memikirkan masak-masak dulu baru bertindak. maka saat itu ia
lantas tidak bisa menjawab.
Pada saat itu, dari atas pohon tiba-tiba terdengar suara orang disertai oleh suara ketawanya
yang seperti orang gila:
"Rase cilik, apa kau benar-benar tidak takut pembalasan dari tuhan?"
Cin Bie Nio ketika mendengar suara itu wajahnya lantas berubah seketika.
Yo Cie Cong juga merasa pernah dengar suara itu, tapi untuk saat itu ia sudah lupa siapa
orangnya. Dalam kagetnya, ia lantas dongakkan kepalanya melihat kearah pohon yang sangat
lebat dengan daunnya.

Tapi apa yang mengherankan, orang tua setelah perdengarkan suaranya tadi lantas tidak
terdengar suaranya lagi. sebab daun pohon sangat lebat, tidak bisa ditembusi oleh daya
pemandangan mata orang biasa, hingga dapat diketahui dimana tempat sembunyinya orang itu.
Kekuatan mendengar Yo Cie Cong pada saat itu sudah sampai ketaraf bisa mendengar suara
nyamuk terbang sejarak kira-kira 10 tumbak jauhnya. Tapi heran ia tidak tahu kalau ada sembunyi
diatas kepalanya. selain dari pada itu, suara orang yang bicara itu agaknya dari jarak jauh, tapi
juga seperti dari tempat dekat, hingga membuat orang sukar mengenali letaknya. Maka benarkah
tingginya kepandaian orang yang bicara itu, dari sini saja kita bisa ukur sendiri

Cin Bie Nio sebaliknya sudah tahu siapa orangnya yang bicara tadi, maka saat itu ia sudah
menjadi ketakutan, untung orang itu tidak unjukan diri, hingga ia masih dapat kesempatan untuk
lekas-lekas kabur, kalau tidak. akibatnya sangat runyam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tapi baru saja ia hendak angkat kaki, Yo Cie Tiong yang sudah murka, lantas menghadang
didepannya. Cin Bie Nio terpaksa mundur satu tindak.
"Kau hendak mabur? Tidak begitu gampang heh" berkata Yo Cie Cong dengan suara dingin. Cin
Bie Nio kuatir kalau orang yang bicara ditempat sembunyi tadi unjukkan diri, hingga tidak
gampang lagi untuk ia kabur, ia harus segera meninggalkan tempat itu. maka ia lantas menjawab:
"Kau hendak berbuat apa?"
"Tinggalkan obat pemunah mu, hari ini aku bebaskan kau, lain waktu kalau ketemu lagi kita
perhitungkan kembali"
"Um, bebaskan aku, kau betul terlalu jumawa."
"Kau mau serahkan obat pemunah mu atau tidak?"
"Kalau tidak kau mau apa ?"
"Kalian sebelas orang jangan harap bisa meninggalkan tempat ini."

Lagi sekali Cin Bie Nio menengok ketempat pohon lebat, kemudian berkata :
"obat pemunah ? Itu gampang sekali."
setelah berkata, dari dalam sakunya ia mengeluarkan sebuah botol kecil dan keluarkan sebutir
obat pil sebesar kacang. "Nah, ambillah segera," sambil lemparkan pil itu kepada Yo Cie Cong,
siapa menyambuti dengan dua jarinya.
"Apa masih ada urusan lain lagi?" tanya Cin Bie Nio sambil unjukan ketawanya yang kecut.
"Aku sudah kata, asalkan mau serahkan obat pemunah, aku bebaskan kau sekali lagi, pergilah "
"Gunung hijau tidak berubah, air biru tetap mengalir, sampai ketemu lagi dilain waktu" kata Cin
Bie Nio mendongkol.
sehabis berkata ia lantas lompat masuk ke dalam jolinya, 4 laki-laki yang pemikul joli itu lantas
pikul jolinya dengan cepat. sedang 6 anak buahnya yang lain, dengan membawa 4 mayat
kawannya, juga lantas ikut kabur.

Yo Cie Cong tidak nyana Cin Bie Nio kali ini begitu mudah diajak urusan, hanya dengan
beberapa patah kata gertakan saja sudah mengeluarkan obat pemunahnya.
Ia memikirkan dirinya Ut-tie Kheng yang perlu segera ditolong, maka tanpa banyak pikir lagi
lantas bikin hancur pil obat pemunah itu dan lari menghampiri Ut-tie Kheng.
si nona masih duduk ditanah dalam keadaan linglung, tidak bergerak juga tidak bersuara.
Yo Cie Cong lantas jongkok didepannya, dengan perkataan penuh kasih sayang ia berkata :
"Adik Kheng, kau telan pil pemunah ini, ada satu hari aku pasti balaskan sakit hatimu ini "
Ia berkata sambit sodorkan obatnya kedalam mulutnya Ut-tie Kheng.

"Bocah, kau sudah tidak ingin dia hidup lagi ?" suara itu datangnya secara tiba-tiba, hingga Yo
Cie Cong terpera at dan urungkan maksudnya hendak memasukkan pil itu kedalam mulutnya si
nona.
Ketika ia angkat kepalanya, lantas dapat lihat seorang tua aneh setengah paderi setengah
imam, berdiri disampingnya.
Bukan kepalang girangnya Yo Cie Cong. ia lantas buru-buru maju 3 tindak dan berkata padanya
sambil membungkukkan badan memberikan hormat: "Boanpwe Yo Cie Cong menjumpahi
locianpwee "

orang tua aneh yang baru datang itu adalah Phoa ngo Hweshio, si hweshio gila, salah satu dari
dua manusia aneh dalam rimba pesilatan. Pantasan tadi Cin Bie Nio ketakutan stengah mati dan
buru-buru lari meninggalkan tempat itu.
"Bocah, kau betul-betul sembrono. Apa kau kira si rase kecil itu benar-benar mau memberikan
kau obat pemunah yang tulen ?"
"Apa itu obat palsu ?" tanya Yo Cie Cong terkejut
"Hmm, bocah, kau terlalu kekanak-kanakan, kau kira Cin Bie Hio itu perempuan macam apa ?".
"Hal ini......locianpwee..."
"Apa kau tidak percaya ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bukan tidak percaya, hanya bagaimana locianpwe bisa tahu kalau obat pemunah ini adalah
palsu?"

"Bagaimana moralnya si rase itu, bisa di ukur dari sifat gurunya. Menurut sifatnya Giok bin
Giampo Phoa Cit Kau suhunya Cin Bie Nio. aku berani pastikan kalau obat itu ada palsu, coba kau
cium bagaimana baunya ? Kalau baunya pedas dan menusuk hidung itu tandanya tulen. Kalau
harum, haha, bocah kau toch sudah pernah makan satu kali, bukan ?"
Yo Cie Cong lantas mencium obat pil itu, benar saja baunya harum, tangannya memuncak.
Dengan suara keras ia berkata pada dirinya sendiri: " Cin Bie No, perempuan kejam, kalau ako
tidak bisa beset kulitmu, aku bersumpah tidak mau jadi orang"
"Bocah, bagaimana ?" tanya si paderi gila.
"Harum baunya "
"Haha, kau sendiri toch sudah pernah makan satu kali, seharusnya tahu itu ada pil apa "
"Apa itu ada pil sorga dunia ?"
"sedikitpun tidak salah "

Yo Cie Cong kepalanya seperti diguyur air dingin, matanya memandang wajah Ut-tie Kheng
sejenak. Tiba-tiba ia berkata kepada Phoa-ngo Hweshio:
"Locianpwee nona Ut-tie ini, dia telah diberi makan obat beracun yang paling jahat didalam
dunia "siao hun sie kutan" dalam waktu 3 hari dia akan binasa dalam keadaan hancur badannya"
"Ini aku tahu "
"Kalau locianpwee tahu nona Ut-tie diberi makan obat beracun, dan tahu pula kalau pil ini ada
palsu, mengapa siang-siang tidak unjukkan diri memperingatkan perempuan jahat tadi? sudah
tentu tadi boanpwee tidak gampang-gampang melepaskan dirinya perempuan jahat itu berlalu
begitu saja. Tapi sekarang..."
"Sekarang bagaimana ?"
"Nona Ut-tie sudah tidak dapat tertolong jiwanya lagi" jawabnya Yo Cie Cong dengan suara
masgul.

Phoa-ngo hweshio melirik pada Yo Cie Cong sejenak, lantas berkata:


"Bocah. ini ada urusanmu sendiri orang kau yang melepaskan, obat palsu juga kau sendiri yang
minta dan yang terima, Hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan aku si hweshio gila"
Yo Cie Cong merasa sangat gelisah, tapi tahu bahwa locianpwe ini ada seorang yang suka
bergurau dan adatnya memang gila-gilaan, barang kali ia masih mempunyai daya lain untuk
menolong dirinya Ut-tie Kheng. Maka ia lalu berkata dengan suara cemas: "Hal ini boanpwe
mengharapkan sangat pertolongan locianpwee"
"Hm, bocah, aku si hweshio gila bagaimana berani berlaku gegabah. Bocah perempuan ini
sudah berani meninggalkan engkongnya pergi menemui kekasihnya, sudah sepantasnya kalau dia
ketularan"

Yo Cie Cong ketika mendengar perkataan phoa- ngo Hweshio, wajahnya merah seketika. Dalam
hatinya diam-diam berpikir: Hweshio gila ini bagaimana bisa tahu kalau adik Kheng itu kabur untuk
mencari aku? Jikalau ada apa-apa telah terjadi atas diri adik Kheng. engkongnya tentu akan
mencari aku. Meski ini ada urusan kecil, tapi aku toch tidak dapat membiarkan adik Kheng mati
begitu saja"
Karena berpikir demikian, hatinya semakin gelisah, akhirnya ia merengek-rengek kepada Phoa
ngo Hweshio:
"Locianpwee jiwanya nona Ut-ti cuma tinggal beberapa hari "
"Habis mau apa?"
"Mau mencari Cin Bie Nio lagi tidak gampang, waktunya barangkali sudah terhambat "
"Habis kau hendak berbuat apa ?"
"Kalau locianpwee tak dapat menolongnya, terpaksa boanpwee hendak mencari Cin Bie Nio lagi
untuk minta obat pemunahnya "
"Kemana hendak kau cari ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Pek leng hwee "


"Kau tahu pasti dia mau memberikan kau obat pemunahnya ?"
"Tentang ini, asal bisa menemukan padanya, boanpwee tidak mau sudah kalau belum tercapai
maksud boanpwe"
"Huh, huh, bocah, hitunglah kau bisa menemukan padanya. Tapi pusat Pek- leng hwe adalah di
Hiu kang. pergi pulang paling sedikit kau harus memerlukan waktu 4 hari, apakah bocah
perempuan ini bisa menunggu begitu lama ?"

Yo Cie Cong sebenarnya dalam perjalanan hendak menuntut balas kepada Cie in-pang, tidak
nyana ditengah jalan menemukan kejadian demikian, yang tidak boleh tidak ia harus turut campur
tangan. Tapi ia sekarang harus sesalkan perbuatannya sendiri yang begitu mudah melepaskan
dirinya Cin Bie Nio.
"Locianpwe, terhadap soal ini sudah tahu betul, tapi bagaimana locianpwee membiarkan
boanpwee melepaskan dirinya Cin Bie Nio dan tidak mau mencegah, sekarang bagaimana dengan
jiwanya nona ut-ti ini?"
"Haha, bocah, kau ternyata pintar menyangkal. Taruh kata jiwanya anak perempuan ini binasa
ditanganku, tapi toch bukan aku yang suruh kau melepaskan dirinya Cin Bie Nio ?"
Si hweshio gila itu nampaknya masih tidak tergerak hatinya barang sedikit, ia masih tetap
dengan membawa adatnya sendiri

Yo Cie Cong menjadi penasaran, maka ia lalu berkata dengan sengit:


"Boanpwee ada satu permintaan yang tidak patut, harap locianpwee suka terima baik"
"Coba kau terangkan"
"Tolong locianpwee menjagai dirinya nona ut-ti untuk sementara..."
"Dan kau sendiri hendak berbuat apa?"
"Mencari Cin Bie nio, kiranya dia masih belum pergi terlalu jauh, boanpwee aka kejar sekuat
tenaga".
"Jikalau tidak kecandak ?"
Untuk sesaat lamanya Yo Cie Cong membisu, tapi sebentar kemudian matanya nampak
beringas, ia lantas menjawab dengan suara keras:
"Jikalau tidak dapat mencandak dan dalam waktu 3 hari tidak bisa dapatkan obat pemunah,
boanpwee akan terus pergi ke Ki kang meng ubrak-abrik pusatnya Pek Leng-hwee guna menuntut
balas sakit hatinya nona ut-ti "

Phoa-ngo Hwesio lantas tertawa terbahak-bahak.


"Bagus bocah, orang beribadat sudah sepantasnya kalau berlaku welas asih. Aku si hweshio gila
kalau tidak mencegah kau melakukan perbuatan gila ini, bukankah nanti akan diceburkan kedalam
neraka?"
Yo Cie Cong merasa gemas dan mendongkol, kalau bukan karena berhadapan dengan orang
berkedudukan begitu tinggi dan pernah menerima budinya begitu besar, barangkali ia sudah naik
darah ketika itu.
saat itu ia cuma bisa memandang si hweshio gila dengan hati mendelu, dengan tanpa disadari
keringat dingin sudah membasahi dahinya...
Phoa-ngo Hweshio rupanya sudah menganggap cukup mempermainkan dirinya anak muda itu,
lantas berkata sambil ketawa terbahak-bahak: "Bocah, jawab pertanyaanku dahulu."
"silahkan "
"Kau pernah menelan mustikanya binatang Gu liong- kauw?"
"Benar?"
"Dan kemudian makan telurnya burung rajawali raksasa ?"

Yo Cie Cong merasa heran, soal ini hanya si Pengail Linglung dan cucu perempuannya serta si
orang aneh berkedok merah bertiga orang saja yang mengetahui, dari mana si hweshio gila ini
bisa dapat tahu? Tapi meski dalam hati merasa heran, ia tokh menjawab juga sambil anggukan
kepala.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Benar "
"Tahukah kau bahwa saat ini dalam dirimu sudah mempunyai kekuatan tenaga dalam "Lian kek
Cin khie" yang sudah tidak ada tara-nya dalam rimba persilatan ?"
"Hal ini, boanpwe tidak begitu faham "
"Mustikanya binatang Gu liang kauw, termasuk semacam kekuatan yang bersifat dingin, ialah
"Im" murni, sedang telurnya burung rayawali raksasa, termasuk kekuatan yang bersifat panas,
ialah "Yang" murni. Kekuatan "lm" dan "Yang" yang tergabung menjadi satu, berubah menjadi
kekuatan tenaga dalam "Liang kek Cin khie" yang sudah tidak ada taranya..."

Mendengar keterangan itu, Yo Cie Cong diam2 merasa girang, tapi kalau ia mengingat jiwanya
Ut-tie Kheng yang cuma tinggal 3 hari, perasaan sedih tidak dapat dicegah lagi, maka ia hanya
menjawab "Ng, ng" saja.
Phoa ngo Hweshio berkata pula: "Kekuatan tenaga dalam "Liang kak Cin kie" itu, kalau bertemu
keras lantas menjadi lunak, dan kalau bertemu lunak lantas menjadi keras Jika sudah terlatih
benar tenaga dapat digunakan menurut kemauan sang hati, keras atau lunak bisa menurut
kehendak hati sendiri, hingga kekuatannya melebihi dari segala kekuatan tenaga dalam yang
mana saja Terutama untuk menghadap tenaga "Im" yang lunak dan segala kekuatan tenaga Yang
bagaimana berbisa, ada merupakan senjata yang paling ampuh "
Yo Cie Cong merasa tergerak hatinya, mendadak ia ingat jiwanya sendiri hampir saja binasa
didalam tangannya Liat yang Lokoay yang menggunakan ilmunya Liat-yan-ciang"

Jikalau benar seperti apa yang dikatakan oleh si hweshio gila, bahwa bertemu kekuatan keras
bisa berobah lunak, tapi bagaimana saat itu tidak kelihatan khasiatnya? Mungkin ia masih belum
tahu khasiat ini, sehingga percuma saja ia mempunyai kekuatan yang begitu mujijat, yang
ternyata masih belum mengerti menggunakannya.
"Tolong locianpwee suka memberi keterangan bagaimana harus melatih kekuatan ini supaya
bisa digunakan menurut kehendak hati" tanya Yo Cie Cong.
"Sekarang jangan kita bicarakan soal itu dulu, nanti terlantar urusan penting. Yang paling perlu
adalah menolong jiwa orang lebih dulu "
Yo Cie Cong baru sadar, benar jiwa Ut-tie Kheng masih belum ketahuan bagaimana ? ia sendiri
sebaliknya membicarakan soal lain
"Menolong jiwa nona Ut-tie ?"
"sekarang kau malah tidak gelisah ?"
"Bukan begitu, dari mana datangnya obat pemunah racun?"
"obat pemunah racun? Haha, bocah, kau sendiri sudah cukup untuk menolong dia, buat apa
obat pemunah ?"

Yo Cie Cong merasa heran, sampai mundur setindak. "Boanpwee bisa menolong dia ?"
"Benar, kau bisa menolong dia "
"Terhadap segala ilmu ketabiban boanpwe sedikitpun tidak mengerti, apalagi..."
"Aku si hweshio gila, kata kau bisa menolong dia. tidak nanti bisa salah lagi. sekarang kau
pondong perempuan ini, dan ikut aku ketempat yang sunyi. Disini ada jalan raya, kurang pantas "

Yo Cie Cong agak sangsi sejenak. tapi kemudian pondong dirinya Ut-tie Kheng. Phoa ngo
Hweshio secepat kilat sudah berada ditempat 10 tombak lebih jauhnya.
Yo Cie Cong kerahkan seluruh kepandaiannya, dengan cepat ia mengikuti jejaknya hweshio itu,
seolah-olah bintang sapu meluncur kearah kanan jalan raya.
Tidak antara lama, mereka sudah mulai menanyak jalanan keatas gunung. Tapi, betapapun Yo
Cie Cong berdaya kerahkan seluruh kepandaiannya, masih tetap terpisah sejarak sepuluh tumbak
dengan phoa-ngo Hweshio, biar bagaimana ia tidak berhasil mengeyar. Hingga diam ia memuji
"benar, tidak kecewa ia menjadi orang luar biasa dalam kalangan Kang ouw "

Dengan cepat mereka sudah mendaki dua buah bukit dan baru berhenti setelah tiba di satu
tempat dilamping gunung yang agak menonjol bentuknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Letakkan dia, bocah" perintah Phoa ngo Hweshio.


Yo Cie Cong menurut, ia letakkan dirinya Ut-tie Kheng ditanah.
"Bocah, kekuatan tenaga dalammu pada saat ini, didalam dunia Kang ouw sudah sukar mencari
tandingan"

Yo Cie Cong diam, ia ingat pertempuran hebat di Cie lipeng pada beberapa hari berselang,
kalau bukan si orang aneh berkedok merah yang memberi pertolongan, terang ia sudah binasa
didalam tangannya Liat yang lokoay, bagaimana masih dikatakan tidak ada tandingannya ?
"Tapi boanpwee merasa bahwa kepandaian boanpwee masih belum cukup untuk menghadapi
dunia Kangouw.." demikian ia menyawab sambil ketawa getir.
"Haha, bocah, ambekkanmu sungguh besar, apakah kau ingin menjadi orang kuat nomor satu
didalam rimba persilatan ? cuma hal ini juga bukan satu kemustahilan yang kau tidak bisa
dapatkan, itu tergantung dengan keberuntunganmu sendiri" ia berhenti sejenak. kemudian berkata
pula: "Aku sudah kerahkan seluruh kekuatanku, tapi kau dengan memondong dirinya satu orang,
masih bisa mengikuti dalam jarak 10 tumbak tidak sampai ketinggalan. Hal ini, aku si hweshio gila
sungguhnya merasa sangat kagum."
"Cianpwe terlalu memuji "
"Bocah, sekarang aku hendak beritahukan caranya melatih ilmu Liang kek Cin khie ?"
"Locianpwee, menurut pikiran boanpwe, sebaliknya menolong jiwanya nona Ut-tie dulu ada
lebih penting "
"Eh, bocah, bagaimana kau hendak menolong ?"

Yo Cie Cong dibikin melengak oleh pertanyaan ini, pikirnya: "Bukankah tadi ia sendiri yang
berkata bahwa aku bisa menolong dirinya nona Ut-tie, tapi bagaimana sekarang berbalik berkata
demikian ?" Phoa ngo Hweshio lantas berkata sambil ketawa cekikikan:
"Bocah, kau jangan marah dulu, pertama kau harus menggunakan waktu satu hari satu malam,
untuk mengumpulkan dua kekuatan tenaga murni dalam badannu, kemudian dengan kekuatan
tenaga itu kau baru bisa menolong dirinya nona itu " Yo Cie Cong kini baru mengerti.
Wajahnya Phoa ngo Hweshio mendadak berubah menjadi sungguh2.
"Bocah. kau duduk dulu, sebelum kau mulai, aku si hweshio gila masih ada satu hal yang
sangat penting, harus kujelaskan pada mu lebih dulu, supaya lain hari tidak timbul kerewelan "

Yo Cie Cong menurut, ia duduk didepannya si hweshio. Phoa ngo Hweshio lantas berkata:
"Sekarang kau harus menjawab pertandaan ku dengan terus terang, kau cinta kepada bocah
perempuan ini atau tidak ?"
Yo Cie Cong kemekmek. Ia tidak sangka si hweshio gila akan mengajukan pertanyaan
demikian, maka seketika itu wajahnya lantas berubah merah, tidak bisa menjawab. "Heh bocah,
kau tidak cinta padanya ?"
"Locianpwee, cinta atau tidak. ada hubungan apa dengan menolong jiwanya dia?"
"Besar sekali hubungannya. Kau harus jawab dulu, kau sebetulnya cinta atau tidak?" ^
"Boanpwee.. boanpwe... tidak menyangkal memang cinta padanya, cuma saja cinta itu
memang tidak bisa terlaksana "
"Heran, apa sebabnya ?"
"Boanpwe bisa mencelakakan dirinya, karena boanpwee sudah mempunyai kekasih orang lain "
"Seorang yang mempunyai wajah seperti kau ini, sudah tentu tidak terluput dari godaan banyak
orang perempuan. Tidak ini tidak begitu penting, asal kau bisa mencintai dia dengan tulus hati,
urusan mudah dibereskan "
"Tapi, boanpwee tidak bisa berbuat demikian"

"Hai, kenapa? Apa kau sudah gila? Kasih bocah perempuan ini begitu besar cinta kasihnya
terhadap dirimu, dia kabur dari damping engkongnya, perlunya hanya hendak mencari kau. Dan
sekarang jiwanya terancam bahaya, kau sendiri masih bisa mengatakan demikian? Apa kau sudah
tidak mempunyai perasaan tanggung jawab ? Kasian juga nasibnya si Pengail Linglung, bagaimana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

perasaannya kalau dia mengetahui hal ini... Kabarnya dia juga sudah ter-birit2 meninggalkan
pulau Batu Hitam untuk muncul lagi didunia Kang-ouw."
"Apa Lam-tie Locianpwee sudah meninggalkan pulau Batu Hitam?"
"orang tua itu cuma mempunyai satu cucu perempuan ini saja, kau pikir sendiri, ia gelisah atau
tidak ketika mengetahui cucu perempuannya itu telah kabur?"
"Dan sekarang dimana adanya dia si orang tua ?"
"Aku dengan dia telah memencar diri untuk mencari anak perempuan ini, kami sudah berjanji 3
bulan kemudian akan bertemu di- kota Tiang-soa, sekarang kau tidak perlu tanyakan hal ini, kau
harus jawab dulu pada ku, kau cinta padanya atau tidak?"
"Boanpwee sebetulnya memang tidak boleh mencintai dia ?"
"oleh karena lebih dulu kau sudah ada mencintai lain perempuan?"
"Ya, tapi dia kini sudak tidak ada lagi didalam dunia "

Diwajahnya Yo Cie Cong nampak sangat berduka, ia dongakkan kepala memandang ke-langit,
agaknya hendak mencari-cari bayangan kekasihnya yang sudah tiada, tapi juga seperti
mengenangkan semua kejadian dimasa lampau yang sangat mengenaskan itu.
Untuk pertama kalinya ia mencintakan satu wanita, dan wanita itu kini sudah berlalu
meninggalkan padanya, meninggalkan, untuk se-.lama2nya. Maka ia telah membawa pergi semua
perasaan hatinya, itu benar2 merupakan satu tragedi yang sangat mengenaskan.
"oleh karena kedukaanmu yang sangat hebat itu, maka kau tidak memikirkan untuk
mencintakan lain orang lagi ?" demikian Phoa ngo Hweshio menanya.
"Ya, sebab dia sudah membawa semua perasaan hatiku. selain daripada itu, boanpwe juga
sudah bersumpah, asal urusan boanpwe sudah selesai, boanpwe akan menyusul arwah-nya ke
alam baka"

Phoa-ngo Hweshio anggukan kepalanya, agaknya juga terharu oleh " cinta sejatinya" Yo Cie
Cong.
setelah hening sejenak. Ia lalu berkata pula: "Bocah, kau suka melihat dia binasa ?"
"Boanpwee tidak mempunyai maksud demikian, asal bisa menolong jiwanya nona Ut-tie Kheng,
boanpwee tidak sayang berkorban "
"Baik Kalau begitu, kau harus berkorban satu kali "
"Boanpwee masih belum paham maksudnya"
"Diwaktu mengobati lukanya, kau harus bersentuhan daging dengan dia. Dengan mulutmu kau
masukan hawa tenaga kekuatan Lian kek Cin-khi melalui mulutnya, dan dengan telapakan
tanganmu kau menyalurkan hawa kekuatan tenaga Yang kek Cin goan melalui jalan darah "Beng
hun hiat". Tindakan berbareng ini dapat mengalirkan kekuatan tenaga Im dan Yang kedalam
badannya, dengan demikian baru bisa mendesak keluar racun yang mengeram didalam badannya.
Coba kau kata, meski anak-anak orang rimba persilatan tentunya tidak terlalu kukuh dengan
peradatan kuno, tapi dengan bersentuhan begitu rupa, apakah dia masih bisa kawin dengan orang
lain ? Apalagi lelaki yang ia cintai adalah kau sendiri "
"Apa sudah tidak ada lain jalan ?"
"Tidak ada "
ooocooo

BAB 31
SEKARANG Yo Cie Cong menghadapi satu ujian yang berat. Ia tidak dapat mengantapi Ut-tie
Kheng binasa begitu saja, tapi ia juga tidak dapat menerima usul si hweshio gila, yang berat
mengadakan perjanjian untuk sehidup semati dengan Ut-tie Kheng
Ia tidak menyangkal bahwa ia sesungguhnya juga menyintai Ut-tie Kheng, tapi ia tidak boleh
menyinta nona itu, sebab kematiannya siang-koan Kiauw, sigadis baju merah yang juga ia cintai,
sudah membawa pergi semua perasaan hatinya.
juga karena ia sudah bersumpah hendak menyusul arwahnya, ia tidak boleh melanggar
sumpahnya sendiri.
Kalau ia terima baik usulnya Phoa-ngo Hweshio, terang ini akan merupakan satu tragedi pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tapi untuk sekarang ini, apa daya ?

Setelah memikir bulak balik, akhirnya ia mengambil keputusan untuk terima saja dulu
permintaan si hweshio gila. Ut-tie Kheng ada satu wanita bijaksana, setelah sembuh dari
penyakitnya, ia nanti akan jelaskan duduknya perkara dengan sabar, rasanya masih tidak
terlambat. Yang sekarang ini adalah menolong jiwanya terlebih dahulu. setelah mengambil
keputusan tetap. ia lantas berkata kepada Phoa-ngo Hwesio: "Boanpwe sekarang bersedia
menurut perintah locianpwee "
"Haha, bocah, kau tidak boleh ragu-ragu. Kalau tidak, di kemudian hari apabila si orang tua
Pengail Linglung mencari aku untuk membuat perhitungan, aku si hweshio gila tidak dapat
mengampuni dirimu"

Yo Cie Cong anggukkan kepala sambil ketawa getir.


"Baiklah, sekarang kau boleh mulai melatih ilmumu " berkata Phoa ngo Hwesio yang lantas
memberi petunjuk bagaimana caranya harus melatih ilmunya yang hebat itu. Yo Cie Cong tiba2
menanya dengan perasaan heran : "Apakah locianpwee pernah melatih ilmu " Liang kek Cin Goan
ini?"
"Aku si Hweshio gila mempunyai rejeki begitu besar ?"
"Bagaimana locianpwee bisa mengetahui begitu jelas ?"
"Pengertianku ini aku dapatkan dari kitab "Bu lim siu kie lok" (Kumpulan segala ilmu silat yang
aneh), dari catatan buku itu aku sekarang ajarkan kepada kau. Menurut catatan dari kitab itu,
harus orang yang mempunyai kekuatan tenaga "Im" dan "Yang" yang cukup kuat baru bisa
melatih ilmu "Liang kek cin goan". ini berarti hanya orang yang mempunyai rezeki dapatkan dua
macam kekuatan itu saja yang bisa mempunyai kepandaian ilmu istimewa ini."
"Kalau begitu, jika tidak kebetulan menemukan pengalaman gaib, lantas tidak ada orang yang
bisa melatih ilmu luar biasa itu ? Dan locianpwee yang menulis kitab itu berdasarkan apa ?"
"Masih ada semacam orang lagi dapat melatihnya."
"orang macam apa ?"
"Dengan dua orang yang mempunyai kekuatan ilmu lweekang yang sangat tinggi, tapi ada
melatih ilmu kekuatan tenaga "Im" dan "Yang" yang sangat berlawanan, kemudian dengan
menggunakan cara dari kalangan Buddha, kedua kekuatan "im" dan "Yang" itu disalurkan kedalam
badannya seseorang, orang itu bisa juga melatih ilmu kekuatan yang sangat hebat ini.

Yo Cie Cong merasa sangat kagum terhadap pengetahuannya Pho ngo Hweshio dalam hal ilmu
silat yang begitu luas.
sambil duduk bersila menundukkan kepala dan mengheningkan ciptanya, ia melatih ilmunya
"Liang kek Cin goan".
Tiga hari kemudian Yo Cie Cong sudah masuk ketingkat seperti orang yang berada di antara
sadar dan tidak sadar.
sang waktu telah berlalu terus tanpa terasa.

Esok hari menjelang tengah hari sekitar badannya Yo Cie Cong telah diliputi oleh selapis hawa
yang berupa asap berwarna putih tercampur merah, kabut merah putih ini adalah tanda2
keistimewaannya ilmu "Liang- kek cin-goan".
Dijidatnya Yo Cie Cong, keringat sebesar biji kacang kedele nampak menetes turun. saat itulah,
merupakan saat2 yang paling genting dan berbahaya Jika terkena goda, bukan saja akan lenyap
segala jeri payahnya, tapi juga ada kemungkinan akan kemasukan iblis jahat, sehingga orangnya
akan menjadi bercacad untuk seumur hidupnya.

Phoa-ngo Hweshio meski kepandaiannya sudah mencapai taraf yang tertinggi, tetap senantiasa
melindungi keselamatan Yo Cie Cong, namun demikian, ia juga tidak berani gegabah. setiap saat
dengan tidak berhenti-hentinya ia meronda disekitar tempat tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Keadaan nona Ut-tie Kheng masih tetap seperti orang linglung, ingatannya hilang sama sekali,
dengan badan lemah, ia rebah terlentang ditanah tanpa bergerai terhadap segala urusan yang
terjadi didepan matanya sedikit pun ia tidak mengetahui.
Kabut merah putih yang tersebar dari badannya Yo Cie Cong, makin lama makin tebal. sekujur
badannya nampak gemetaran, suatu tanda bahwa kekuatannya " Liang kek Cin goan" sudah
nyelusup keseluruh tubuhnya.

Phoa-ngo Hweshio nampaknya sangat terperanjat terhadap hasil yang telah di dapat oleh anak
muda itu, hingga dalam hatinya diam2 berpikir: "Bocah ini setelah berhasil mendapatkan ilmunya
yang hebat ini, tidak bedanya seperti macan yang tumbuh sayap. Dalam kalangan kang-ouw,
barangkali sudah tidak ada seorangpun yang mampu menandingi si bocah ini meski agak berat
napsunya membunuh, tapi budinya luhur, rasanya tidak sampai teryerumus kedalam kejahatan.
Kalau tidak sungguh menyeramkan sekali akibatnya.

Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara pekikan yang nyaring memecahkan kesunyian tempat
tersebut, hingga tempat belukar yang sunyi itu seolah-olah berobah menjadi seram keadaannya.
Meski waktu itu sudah tengah hari, tapi suara pekikan yang kedengarannya menyeramkan itu,
cukup membuat berdiri bulu roma.
Phoa ngo Hweshio juga terkejut, entah siapa orangnya yang akan datang itu? Kawan ataukah
lawan ? orang yang lewat secara kebetulan ataukah mencari setori ?
Untuk membuktikan kebenarannya, dengan cepat ia lantas lompat melesat keatas batu cadas.

Dibawahnya batu cadas itu, Yo Cie Cong yang sedang melatih ilmunya "Liang-kek cin goan"
sedang mencapai taraf yang paling genting dan berbahaya, sedang disampingnya masih ada nona
Ut-tie Kheng yang masih menantikan pertolongannya, hingga dua anak muda muda itu sedikitpun
tidak mempunyai kekuatan tenaga untuk melawan bahkan keadaannya sangat menguatirkan.

Suara pekikan seperti suara setan itu makin lama kedengarannya makin dekat. Diantara suara
pekikan itu juga terdengar suara berkibarnya pakaian orang, terang yang datang itu bukan cuma
seorang saja.
Phoa-ngo Hweshio dengan matanya yang tajam, terus mengawasi ke arah orang ini. Makin
dekat bayangan orang itu kelihatan makin tegas. Ternyata jumlahnya ada 8 orang.

Dari gerakan mereka dapat ditarik kesimpulan, bahwa orang2 ini semuanya ada mempunyai
kepandaian ilmu silat yang cukup tinggi.
Baru saja suara pekikan itu berhenti, bayangan orang itu sudah loncat melesat ke puncaknya
batu cadas.
Pho-ngo Hweshio delikkan sepasang matanya, mengawasi orang tersebut.
Ternyata Cin Bie Nio juga terdapat di antara 8 orang itu. Apa maksud kedatangan mereka,
rasanya tidak sukar diduga.

orang yang pertama unjukan diri itu wajahnya sangat jelek dan menakutkan, hingga membuat
orang yang melihatnya seperti menemukan setan diwaktu tengah hari. orang itu tingginya cuma 3
kaki, paha dan lengannya sangat pendek. hingga bentuknya seperti anak2, tapi kepalanya luar
biasa besarnya, sungguh tidak seimbang dengan keadaan badannya, begitu pula keadaan panca
indranya, sepasang matanya kecil sipit dan tidak beralis, sedang hidungnya besar seperti hidung
singa, tapi mulutnya monyong. Diatas kepalanya ada tumbuh rambut warna kuning yang sangat
garang. Dengan itu saja, sudah cukup membuat orang bergidik.

Enam orang lainnya, adalah itu 5 pasang muda mudi pengiringnya Cin Bie nio, yang sepasang
diantaranya sudah binasa di tangannya Yo Cie Cong, hingga kini cuma tinggal 5 pasang atau 10
orang.
phoa-ngo Hweshio setelah ketawa terbahak-bahak lantas berkata sambil mengawasi manusia
jelek itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ang Put Tan, selamat bertemu sudah beberapa puluh tahun kita tidak bertemu, kiranya kau
masih belum mampus"
Kiranya manusia jelek luar biasa ini adalah Ang Put Tan, si Manusia jelek nomor satu yang
namanya pernah menggetarkan dunia Kang-ouw. Manusia jelek ini sampai dimana tinggi
kepandaiannya sesungguhnya sukar dijajaki. Ia termasuk orang yang berada ditengah-tengah
antara kebaikan dan kejahatan.

Manusia jelek nomor satu itu dengan matanya yang sipit, setelah perdengarkan suara
ketawanya yang aneh dan menyeramkan, baru menjawab:
"Hweshio gila, kau jangan bermain gila terus-terusan, kemana perginya dua bocah cilik itu ?
Mereka ada orang2 yang dimaui oleh ketua kami, maka aku minta dengan hormat supaya kau
suka serahkan saja kepada kami "
sambil ketawa bangga Cin Bie Nio turut bicara:
"Phoa ngo locianpwee, kau toch tidak bisa hilang kalau tidak tahu bukan ?"
Phoa ngo Hwes hio tidak mau ladeni padanya, sebaliknya berkata kepada Ang Pat Tan:
"Eh, bocah, sungguh bagus nasibmu, sejak kapan kau menjabat tugas sebagai pengawal bunga
berjiwa ini ?"

Pertanyaan Phoa ngo Hweshio ini membikin merah wajahnya Ang Put Tan.
Cin Bie Nio menampak Phoa-ngo Hweshio tidak perdulikan pertanyaannya, sangat tidak enak
perasaannya. Ia lalu kerlingkan matanya dan berkata kepada Ang Put Tan:
"Ang hokhoat (pelindung hukum), aku lihat tidak usah kau banyak bicara, sebaiknya kita
geledah saja "
Phoa ngo Hweshio sangat gelisah, ia tahu benar kepandaian dan kekuatannya manusia jelek
nomor satu ini. Dulu dengan ia hanya selisih setingkat saja, tapi kini setelah beberapa puluh tahun
telah lalu, entah ia ada melatih ilmu kepandaian apa lagi?

Jika manusia jelek ini harus mengerocok padanya, sesungguhnya juga sangat runyam, apalagi
Yo Cie Cong saat itu sedikitpun tidak boleh diganggu. Maka seketika itu lantas berkata sambil
ketawa terbahak-bahak. "Rase cilik, tahukah kau siapa adanya bocah perempuan itu ?"
"Siapa dia?" Cin Bie Nio balas menanya.
"Cucu perempuannya si Pengail Linglung Lam tie"

Cin Bie Nio terperanjat. Ia tahu bahwa Lam-tie Kun-siu dengan Pak hong Phoa-ngo Hweshio ini
ada merupakan sepasang manusia aneh dalam rimba persilatan. Baginya, satu saja sudah tidak
berani mengganggu, apalagi dua?
Kedatangannya kali ini, pertama karena ia masih penasaran dan tidak bisa melupakan dirinya
Yo Cie Cong yang cakap tampan, ia belum merasa puas kalau belum bisa dapatkan dirinya anak
muda itu. Dan kedua, karena mengandal "Manusia jelek nomor satu" ini yang membantu, kalau
tidak. biar bagaimana ia tidak berani menemui Phoa-ngo Hweshio.
"Hweshio gila, buat aku si orang she Ang tidak perd uli siapa itu Lam tie atau Pak bong"
berkata Ang Pat Tan sambil goyangkan kepalanya yang besar.
"Hihi, bocah, apa kau memangnya sengaja hendak mencari setori dengan aku si hweshio gila ?"
"Asal kau unjukkan dimana tempat sembunyinya kedua bocah cilik itu, antara kita tidak akan
terjadi apa2 "
"omieToHud, kalau begitu aku si hweshio gila nanti akan berdosa besar "

Ang Put Tan lantas ulapkan tangannya dan berkata kepada Cin Bie Nio: "Hweshio, kalian pergi
geledah." Dengan demikian, suasana menjadi sangat tegang.
sebetulnya tidak perlu digeledah, asal turun kebawah. mereka sudah bisa menemukan orang
yang dicari.
Pada saat itu, Yo Cie Cong yang berada dibawah lobang batu itu sudah mencapai taraf terakhir
dalam latihannya ilmu gaib itu, kabut merah putih yang meliputi dirinya, per-lahan2 sudah mulai
terisap masuk kedalam badannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sementara Cin Bie Nio setelah mendengar perkataan Ang put Tan, lalu ulapkan tangannya
kepada 6 pengiringnya, hingga sebentar kemudian 7 orang itu sudah pada loncat turun kebawah.
Phoa ngo Hweshio dalam cemasnya, dengan cepat mengirim serangannya yang amat dahsyat
untuk mendesak mundur kepada orang itu.
serangannya yang dilancarkan dalam keadaan mendesak itu, dapat diduga betapa hebatnya.
Maka Cin Bie Nio dan 6 pengiringnya telah terdorong balik dan merasa darah di dadanya pada
menggolak hebat.

Tepat pada saat orang itu didorong balik oleh kekuatan tenaga yang dilancarkan oleh Phoa-ngo
Hweshio, Ang Put Tan juga secepat kilat sudah melancarkan serangannya kepada dirinya hwessio
gila.
Phoa ngo Hweshio yang sedang melancarkan serangannya kepada Cin Bie Nio dan
pengiringnya, belum sempat menarik kembali tangannya, serangan si manusia jelek nomor satu
sudah datang mendesak dirinya.
Dalam kagetnya, ia terpaksa lompat ke samping sampai 5 kaki, untuk menghindarkan serangan
Ang Put Tan yang amat dahsyat itu. Ang Put Tan pentang bacotnya sambil ketawa bangga.
"Hweshio gila yang merupakan salah satu dari sepasang manusia aneh dalam rimba persilatan,
kiranya cuma begitu saja"

Tapi Phoa ngo Hweshio ada seorang yang sudah mempunyai kedudukan dan kepandaian tinggi,
dengan sendirinya juga mempunyai kesabaran luar biasa. Maka ia tidak ambil pusing ejekan
manusia jelek itu, ia hanya memikirkan dengan cara bagaimana supaya dapat menahan sampai Yo
Cie Cong selesaikan latihannya.
Jika Yo Cie Coag sudah berhasil dengan ilmunya itu, sudah cukup untuk menghadapi manusia
jelek nomor satu ini, bahkan masih belum ada artinya buat ia. Tapi sekarang dalam keadaan
demikian, sedikit suara saja juga sudah cukup membikin celaka dirinya anak muda itu.

Phoa ngo Hweshio tadi turun tangan merintangi tindakannya Cin Bie Nio, ia seperti juga
memberitahukan bahwa orang2 yang mereka cari itu benar2 ada dibawah batu cadas itu.
Cin Bie Nio sehabis menerima serangan phoa ngo Hweshio yang sangat hebat itu, terus
ketakutan- Beberapa kali ia hendak bergerak lagi, tapi tidak berani melanjutkan- ia sangat
mengharapkan si "Manusia jelek nomor satu" segera turun tangan untuk merintangi si hweshio,
supaya bisa bergerak dengan leluasa.

Phoa ngo Hweshio meski diluarnya kelihatan tenang2 saja, tapi dalam hatinya sebetulnya
sangat gelisah, perasaannya itu hanya Tuhan saja yang tahu. sebab jika sedikit salah bertindak
saja, akibatnya terialu hebat. Namanya sendiri akan runtuh, itu masih merupakan soal kedua, tapi
Yo Cie Cong yang bakal menjadi orang kuat idam-idaman dalam rimba persilatan akan menjadi
batal dan cacad karenanya.
Waktu itu ia lantas kerahkan seluruh kekuatannya, siap untuk menghadapi segala
kemungkinan, siapa saja yang lompat turun kebawah, ia akan bunuh mati dengan lantas.

Suasana pada saat itu, sesungguhnya sangat genting. Mendadak si Manusia jelek nomor satu
itu menggeram. "Geledah "
Perintah ini disusul dengan gerakan sepasang tangannya, yang dengan kecepatan bagaikan
kilat telah meneryang kepada Phoa ngo Hweshio. sedang Cin Bie Nio dan 6 pengiringnya juga
pada saat itu sudah loncat lagi....
Phoa ngo Hweshio yang merupakan salah satu dari dua manusia aneh didalam rimba
persilatan, sudah tentu bukan seorang sembarangan. Apalagi ia sudah siap sedia dengan seluruh
kekuatannya untuk menghadapi segala kemungkinan, maka ketika si manusia paling jelek turun
tangan melancarkan serangannya, seperti kilat cepatnya ia juga mengimbangi serangan tersebut
dengan gerakan badannya yang luar biasa gesitnya, hingga terhindar dari serangan lawannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

yang dilakukan secara tiba2-itu, kemudian dengan sepasang lengan bajunya ia mengebut dari
tengah udara.

Cin Bie Nio yang baru bergerak. segera merasakan suatu kekuatan hebat yang sangat aneh
meluncur dari tengah udara menyerang padanya. Untung ia bisa berlaku cerdik dan sebat, dengan
jalan jungkir balik ia kembali keatas batu cadas.
Enam anak buahnya, dua diantaranya sudah terjungkal kebawah jurang tanpa bisa
mengeluarkan suara, sedang yang 1 lagi bisa menyelamatkan diri dengan jalan bergulingan
ditanah.
Phoa ngo Hweshio setelah berhasil mencegah maksud orang2 itu dengan ilmunya "Liu-in Hut
hiat", lantas balik ketempat dimana tadi ia berdiri, dengan tidak mengunjukan perubahan sikap
apa2.
serangannya si "Manusia jelek nomor satu" yang kembali mengenakan tempat kosong, bukan
kepalang gusarnya, sehingga rambutnya sampai pada berdiri. Ia merasa sangat penasaran, maka
setelah perdengarkan suara geramnya yang bebas, lalu maju lagi, sepasang tangannya dengan
sikap dan gerak yang berisik, telah melancarkan serangan pula dengan berbareng. serangannya
sangat aneh sekali.

Phoa-ngo Hweshio tiba2 menyebut: "oMiToHud", sepasang lengan bajunya lantas dikebutkan
dengan berbareng, untuk menyambuti serangan yang amat aneh itu. Kali ini ia juga menggunakan
serangan tipu silat "Liu in Hut hiat" yang tidak kalah anehnya dari serangan si manusia jelek.
Tapi serangan kedua pihak itu sebetulnya tidak dilancarkan sepenuhnya, asal gerakan pihak
lawan mengunjukan tanda bisa memecahkan serangannya, lantas akan ditarik kembali untuk
merubah gerakannya. Dengan demikian, nampaknya kedua belah fihak tidak bertempur secara
sungguh2, hanya hendak mencoba kekuatan lawannya.
Tapi pertempuran dalam kalangan orang kuat ini, memerlukan pemusatan tenaga, pikiran dan
semangat, sedikit lengah saja, lantas bisa digulingkan oleh lawannya, maka sesungguhnya ada
sangat berbahaya.

Phoa ngo Hweshio benar2 tidak menduga bahwa "Manusia jelek nomor satu" ini sesudah
beberapa puluh tahun tidak bertemu, ternyata mendapat kemajuan begitu pesat kepandaian ilmu
silatnya, dan hampir mengimbangi kekuatannya sendiri, maka ia juga tidak berani memandang
ringan-
Cin Bie Nio dan sisa pengiringnya, saat itu sudah dibikin kesima oleh tipu2 pukulan yang sangat
aneh dari kedua orang itu, sehingga melupakan maksud kedatanganmu ke situ.
"Manusia jelek nomor satu" itu sudah tidak berdaya memperingatkan Cin Bie Nio supaya lekas
bertindak. oleh karena ia sendiri repot sedang bertempur melawan musuh yang amat tangguh,
dan saat itu semua kekuatannya sudah dikerahkan kebatas puncak kemampuannya. Apabila ia
bersuara, pasti akan diserbu oleh lawannya.

Dalam kerepotan mendadak timbul kecerdikannya. selagi melakukan gerak serangannya,


kakinya telah menendang sebutir batu kecil, ditujukan kepada Cin Bie Nio yang sedang berdiri
kesima dan batu itu telah mengenakan dengan tepat.
Rasa sakit telah membuat Cin Bie Nio sadar. Dengan cepat ia lantas bergerak meloncat turun
kebawah. Perbuatan itu lantas ditiru oleh sisa anak buahnya...
Phoa ngo Hweshio yang menyaksikan keadaan demikian, batinya merasa cemas, hingga
lawannya mendapat kesempatan untuk mendesak.

Phoa ngo Hweshio agak ripuh, dengan beruntun ia robah gerak tipu serangannya sampai 8 kali,
baru berhasil mengimbangi serangan lawannya.
Memang tidak mudah bagi si "Manusia jelek nomor satu" untuk mengalahkan lawannya yang
amat tangguh itu, tapi jika hanya hendak melihat saja masih bisa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Phoa ngo Hweshio sekalipun kepandaiannya sudah mencapai batas yang tidak ada taranya, tapi
juga tidak mampu kendalikan perasaannya yang sudah cemas, sebab Cin Bie Nio dan anak
buahnya sudah pada turun kebawah, entah bagaimana dengan nasibnya kedua bocah itu.

Hal itu justru mempengaruhi kekuatan dan kepandaiannya. Kalau tadi kekuatan kedua pihak
masih kelihatan berimbang, tapi sekarang ia sudah mulai terdesak terus2an oleh " manusia jelek
nomor satu". Dengan sendirinya ia sudah tidak berdaya untuk melepaskan dirinya.
sekarang mari kita tengok kepada Cin Bie Nio dan anak buahnya yang berjumlah 5 orang,
begitu tiba di bawah batu cadas, apa yang dia saksikan, telah membuat ia kegirangan.

Yo Cie Cong nampak masih duduk bersemedi seperti paderi. sedang Ut-tie Kheng masih
menggeletak disisinya dalam keadaan linglung.
Bukan kepalang girangnya Cin Bie Nio, sepasang matanya yang genit terus menatap wajahnya
Yo Cie Cong. Makin lama memandang makin berkobar rasa cintanya terhadap anak muda itu.
Ia sudah kepingin memeluk dan mondong dirinya anak muda itu, untuk melampiaskan hawa
napsunya.
Hawa napsunya itu mendadak berkobar begitu hebat, sehingga ia sudah melupakan dirinya
berada dimana.

Dilainphak. -"Manusia jelek nomor satu" sedang bertempur mati2an melawan phoa ngo
Hweshio di atas batu cadas.
Cin Bie Nio yang rupa2nya sudah tidak mampu kendalikan perasaannya, lantas perintahkan
anak buahnya supaya membawa pergi dirinya Ut-tie Kheng.
Ia sendiri lalu mendekati Yo Cie Cong mulutnya berkata: "Manisku, kali ini kau sudah tidak bisa
terlepas lagi dan tanganku" Tiba2 wanita jahat dan cabul itu berpikir:
"Tidak bisa bikin mabuk dia dulu dengan kebutan lengan bajuku yang mengandung racun dan
dibawa ketempat sunyi? Kalau anak muda ini telah menikmati kesenangan, mungkin dia mau
masuk menjadi anggota Pek leng-hwee Bukankah?"
Berpikir demikian, maka ia lantas angkat tangannya. Tapi baru saja lengan bajunya hendak
bekerja, mendadak pada saat itu Yo Cie Cong sudah berhasil menyelesaikan latihannya untuk
mendapatkan ilmu-yang amat hebat itu. Ia telah membuka matanya secara mendadak.

Sinar matanya yang tajam terus menatap wajahnya Cin Bie Nio, hingga wanita genit itu dengan
tanpa sadar sudah mundur satu tindak
Yo Cie Cong setelah mengetahui siapa orangnya yang berada didepan matanya itu, yang bukan
lain daripada itu wanita genit cabul yang ia paling benci, maka seketika itu lantas timbul napsunya
untuk membunuh.
Dengan cepat ia lompat bangun dan berkata dengan suara dingin kaku: "Cin Bie Nio saat
kematianmu sudah tiba"

Baru saja habis mengucapkan perkataannya, tangan kanannya sudah menyerang secepat kilat
serangan tangannya itu mengunjukan tanda kemujijatan kabut berwarna putih campur merah,
telah meluncur keluar dari telapak tangannya dengan tanpa bersuara.
serangan itu kelihatannya seperti sangat perlahan sekali, tapi sebetulnya cepat laksana kilat,
sebentar saja sudah mengancam didepan matanya.
Cin Bie Nio meski merupakan salah satu orang ternama dalam kalangan Kangouw, tapi seumur
hidupnya belum pernah menyaksikan ilmu kepandaian serupa itu, sedang dengar sajapun tidak
pernah .

Belum hilang rasa kagetnya, hawa serupa kabut merah tercampur putih itu sudah mendekat
dirinya, dan baru saja menyentuh tubuhnya lantas ia merasakan seperti terdampar oleh
gelombang yang sangat hebat..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

suara jeritan ngeri tiba2 terdengar amat nyaring, darah segar menyembur keluar dari mulutnya
wanita genit itu, dari badannya terpental sejauh 3 tumbak lebih, kemudian jatuh ditanah tanpa
bisa berkutik.
Yo Cie Cong sendiri juga dikejutkan oleh ilmu serangannya yang amat dahsyat dan aneh itu,
hingga untuk seketika lamanya ia menjadi kesima. sebelumnya serangan tadi ia cuma
menggunakan kekuatan 6 bagian saja, tidak nyana mempunyai kekuatan begitu hebat

Sekarang ia baru percaya ucapannya si hweshio gila yang ternyata tidak bohong. selagi ia
hendak menghampiri dirinya Cin Bie Nio untuk bikin tamat nwayatnya, mendadak ia merasakan
keadaan telah berubah, tubuhnya Ut-tie Kheng yang tadi menggeletak disisi dirinya, kini ternyata
sudah lenyap.
Bukan kepalang kagetnya Yo Cie Cong, ketika ia dong akan kepalanya, lantas dapat lihat
berkelebatnya beberapa bayangan orang yang berada sejauh kira2 10 tombak lebih.

Dengan tidak memperdulikan dirinya Cin Bie Nio lagi yang sudah mampus atau masih hidup.
dengan cepat ia lantas bergerak menyusul kearah bayangan orang tersebut.
Sementara itu, si "Manusia jelek nomor satu^ yang sedang bertempur mati2an dengan Phoa
ngo Hweshio diatas batu cadas, saat itu juga dikejutkan oleh suara jertan ngeri dari Cin Bie Nio,
hingga lantas berhenti bertempur. Kedua-duanya lantas loncat turun ke bawah
Phoa ngo Hweshio mengira suara jeritan itu adalah suara Ut-tie Kheng, kalau benar demikian
halnya, niscaya Yo Cie Cong tentunya juga telah binasa, maka saat itu bancur luluhlah perasaan
hatinya si hweshio gila itu. Tapi ketika ia sudah tiba dibawah, ia jadi berdiri melongo

Yo Cie Cong dan Ut-tie Kheng telah lenyap dua2nya, dan ditempat kira-2 10 tombak jauhnya,
ada menggeletak tubuhnya CinBio nio yang sudah seperti mayat, sedang 4 anak buahnya juga
sudah tidak kelihatan bayangannya.
semua pemandangan ini sudah membikin bingung hwesbio aneh itu, ia tidak tahu apa yang
telah terjadi.
si "Manusia jelek nomor satu" yang baru tiba agak belakangan, dapat lihat dirinya Cin Bie Nio
yang menggeletak dalam keadaan seperti mayat. Ia segera menghampiri dan ketika memeriksa
lobang pernapasannya, ternyata napasnya sangat lemah. Dengan perasaan sangat sedih, ia lantas
pondong dirinya Cin Bie nio.
seorang jelek yang tinggi badannya cuma 7 kaki, ialah memondong tubuhnya wanita cantik
yang bentuk badannya lebih tinggi 2 kali daripadanya, sesungguhnya sangat lucu kelihatannya.

Kiranya si "Manusia jelek nomor satu" ini, selain bentuk wajahnya jelek. tapi ia ada mempunyai
kepandaian luar biasa, Cin Bie Nio yang membutuhkan orang kuat seperti ia itu, maka ia tidak
sayang menyerahkan dirinya kepadanya, meskipun sebenarnya ada sangat ganjil.
Dan untuk menghadapi Golok Maut, Cin Bie Nio lantas angkat dirinya manusia jeiek yang sudah
tidak beda seperti suaminya itu, menjadi pelindung hukum untuk perkumpulannya Pek leng hwe,
tapi masih tetap dibawah perintahnya.
Buat si manusia jelek nomor satu sendiri, yang sudah mendapat perhatian dan penghargaannya
Cin Bie Nio yang cantik serta berpengaruh itu, sudah merupakan suatu keistimewaan, maka ia
lantas terima baik semua permintaan Cin Bie Nio tanpa syarat.

Terhadap sepak terjangnya Cin Bie Nio yang gemar anak muda, ia juga tidak mau ambil pusing.
Maka tidak heran sebegitu lama, kedua orang itu tidak pernah bertengkar.
Dan kini "Manusia jelek nomor satu" itu setelah menyaksikan dirinya Cin Bie Nio berada ditepi
jurang kematian, bagaimana ia tidak cemas dan sedih?
Jikalau tidak lekas ditolong, barangkali jiwanya bisa melayang. Maka seketika ia lantas berkata
kepada Phoa ngo Hweshio sambil kedip2kan matanya yang sipit:
"Hweshio gila, ganjalan antara kita masih belum beres, lain waktu kita bikin perhitungan lagi."
sehabis berkata, ia lantas berlalu sambil pondong tubuhnya Cin Bie Nio.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Phoa ngo Hweshio yang hatinya masih memikirkan nasibnya Yo Cie Cong dan Ut-tie Kheng,
mendengar perkataan si manusia jelek itu, ia juga tidak mau ambil pusing, hanya menjawab "Ng ",
antapi musuh yang sangat tangguh itu berlalu.
-0000000-

BAB 34
DENGAN perasaan bingung phoa ngo Hweshio mengawasi berlalunya si manusia jelek nomor
satu bersama Cin Bie nio yang masih belum ketahuan mati atau hidupnya.
sekalipun ia ada seorang yang sudah kenyang asam garamnya dunia Kang ouw, tapi
menghadapi kejadian aneh didepan matanya saat itu, ia sendiri juga merasa bingung. Cin Bie Nio
sebenarnya terluka ditangan siapa ?

Hilangnya Yo Cie Cong dan Ut-tie Kheng, apa celaka ditangan Cin Bie Nio dan orang-orangnya
atau ada lain sebab lagi ?
sebab mereka yang satu sedang bersemedi melatih ilmunya, sedang yang lain dalam keadaan
linglung jika ada terjadi apa2 atas diri mereka, besar sekali tanggung jawabnya bagi dirinya.
Dengan kedudukannya sendiri yang merupakan salah satu orang terkuat dalam rimba
persilatan, ternyata tidak mampu melindungi jiwanya dua bocah, ini sudah merupakan satu noda
yang tidak mudah dihapus begitu saja. Maka ia semakin memikir semakin gelisah.

Mendadak pada saat itu terdengar suara beberapa jeritan ngeri yang datangnya dari arah
sejarak kira-2 ratusan tumbak.
Phoa ngo Hweeshio hatinya bercekat, dengan tanpa ragu-2 lantas melesat kearah datangnya
suara jeritan tadi.
setelah melalui satu bukit, suatu pemandangan yang mengerikan telah terbentang didepan
matanya.
Empat bangkai manusia telah menggeletak di tanah dalam keadaan hancur tidak keruan
macamnya, keadaannya sangat menggenaskan.

Phoa ngo Hwesio setelah memeriksa keadaannya semua bangkai itu, agaknya seperti terbinasa
didalam tangannya seorang kuat yang mempunyai kekuatan tenaga dalam luar biasa. Maka
seketika itu ia lantas merasa heran, sebab orang yang turun tangan itu selain hebat sekali
kekuatan tenaga dalamnya, juga nampaknya sangat ganas dan telengas.

Ketika ia periksa lebih jauh, bangkai itu terdiri dari seorang wanita dan tiga pria, semuanya
berdandan pakaian ringkas dan mana bawa pedang. Hweshlo gila itu lantas sadar. Bukankah itu
ada bangkainya 4 anak buahnya Cin Bie Nio? Heran, siapa gerangan yang turun tangan begitu
kejam ?
Yo Cie Cong dan Ut-tie Kheng masih tetap belum diketemukan. Hatinya semakin cemas,
perasaannya semakin bingung.
selagi dalam keadaan demikian, didalam rimba sebelah kanannya ia berdiri, tiba2 terdengar
suara aneh.

Dengan cepat ia lompat masuk kedalam rimba tersebut. Dan apa yang disaksikan. Disitu ia
telah dapatkan dirinya Yo Cie Cong yang nampaknya sedang kebingungan, tangannya dengan
tidak berhentinya meng-garuk2 kepalanya yang tidak gatal.
Diatas tanah, nampak dirinya Ut-tie Kheng yang bergulingan sambil merintih dan mengeluh.
Begitu melihat hweshio itu segera mengetahui bahwa obat racun "sia- kut sia huntan"-nya Cin Bie
Nio sedang bekerja, maka ia lantas maju menghampiri dan mengebut dengan lengan bajunya.

Yo Cie Cong yang sedang kebingungan, mendadak melihat datangnya satu bayangan orang,
yang dengan cepat melesat kearahnya Ut-tie Kheng. Dengan tanpa melihat dan berpikir, ia lantas
membentak dengan suara keras: "Kau cari mampus "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Berbareng dengan mara bentakannya itu, tangan kanannya lantas diayun, dari situ lantas
meluncur keluar kabut merah putih, dengan tanpa bersuara meneryang ke arah Phoa ngo Hweshio
yang baru tiba.
"Bocah, aku " demikian si hweshio gila berseru, dengan cepat menghindarkan serangan Yo Cie
Cong tadi...
Yo Cie Cong ketika mendengar seruan itu dalann hatinya lantas berseru. " Celaka "
Dengan cepat ia tarik kembali serangannya, namun demikian, kabut merah putih masih ada
sebagian yang tidak keburu ditarik kembali, saat itu lantas meluncur terus dan menyambar
daunpohon dalam rimba itu, hingga beberapa batang pohon besar pada dibikin tumbang.

Phoa ngo Hweshio yang semula hendak kebutkan lengan bajunya untuk menotok jalan darah
Ut-tie Kheng yang bergulingan di tanah supaya mengurangi penderitannya, tidak nyana hampir
saja ia mati konyol.
Untung ia ada mempunyai kepandaian sangat tinggi yang sudah tidak ada taranya, Jikalau
bukan dia, mungkin tidak mampu menghindarkan serangannya Yo Cie Cong yang sangat hebat itu.
sesudah hilang rasa kagetnya, Phoa ngo Hwesbio lantas berkata:
"Bagus, bocah Jiwaku yang sudah tua bangkotan ini masih perlu menantikan kedatangan sang
Buddha."
"Locianpwee maafkan boanpwee yang kelerlepasan tangan "
"sudahlah bocah, apakah Cin Bie Nio dan 4 anak buahnya semua terluka dibawah tanganmu ?"
"Adakah ilmu mu " Liang kek Cin goan" sudah berhasil dengan sempurna ?"

"Terima kasih atas bantuan locianpwee."


"Hihi, bocah, aku si hweeshio gia cuma menyampaikan apa yang aku dapat baca dari buku
orang lain saja, bantuan apa sampai aku perlu mendapat terima kasihmu. Jikalau bukan karena
kemujijatan yang ada pada dri mu. sekalipun kau mengerti pelajarannya, apa gunanya ? Bukankah
percuma saja ?"
"Eh locianpwee, bagaimana dengan Cin Bie Nio? sudah mampus atau masih hidup?"
"sudah dibawa pergi oleh si "Manusia jelek nomor satu" didalam dunia, barangkali masih belum
tiba saatnya untuk binasa."

Bercekatlah hatinya Yo Cie Cong ketika mendengar disebutnya nama julukan "Manusia jelek
nomor satu didalam dunia ini, maka dengan cepat ia lantas menanya:
"Locianpwee, siapa yang locianpwee sebutkan sebagai manusia jelek nomor satu didalam dunia
itu ?"
"Kenapa ? Apa kau kenal padanya ?"
"oh tidak. boanpwee tidak kenal dia cuma..."
Yo Cie Cong tahu bahwa ia telah keterlepasan omong, tapi sesaat itu ia sudah bisa lantas
perbaiki lagi, maka ketika ditanya oleh si hweshio gila, ia lantas kelabakan tidak mampu
menjawab. sedang dalam hatinya tergoncang keras, hampir tidak mampu kendalikan perasaannya
.
"Cuma apa ?" tanya Phoa ngo Hweshio.
"Boanpwe pernah dengar bahwa iblis itu bentuknya jelek sekali "
"Ng manusia jelek nomor satu didalam dunia Ang put Tan, jelek si memang jelek. tapi
kejahatannya masih tidak seberapa. orangnya termasuk golongan di tengah2 antara kejahatan
dan kebaikan, cuma selama ini bagaimana sepak terjangnya ? Aku sendiri masih belum jelas "
"Bagaimana iblis itu bisa bersama dengan Cin Bie Nio?"
"Manusia jelek nomor satu itu sudah di angkat sebagai pelindung hukum dalam Pek leng hwee
oleh Cin Bie Nio "
"ow, ada kejadian demikian-"

Phoa ngo Hweshio lalu menceritakan semua apa yang telah terjadi diatas bukit itu, Yo Cie Cong
yang mendengarkan sampai rambutnya pada berdiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Perasaan dendam yang sangat hebat timbul dalam batinnya Yo Cie Cong. sebab dalam rentetan
nama2 musuhnya Kam lopang dalam buku daftar, diantara 5 orang yang termasuk golongan
paling kuat, kecuali si iblis rambut merah dan Giok bin Giam po Phoa Cit Kow yang belum
unjukkan diri, siluman tengkorak Lui Bok Thong, Im yang Lo-koay dan si manusia jelek nomor satu
dalam dunia, satu persatu sudah muncul dikalangan Kang ouw.

Sedang ia sendiri kini sudah berhasil mempunyai ilmu Liang kek Cin-goan yang sangat ampuh,
sehabis membereskan musuhnya yang namanya terdapat didalam lembar kedua, sudah tentu
akan melayani mereka dengan sepenuh tenaga.
Phoa ngo Hweshio tidak perhatikan sikapnya Yo Cie Cong, sembari menuturkan kejadian yang
barusan telah terjadi, ia sudah menotok jalan darah su hiat dibadannya Ut-tie Kheng dengan ilmu
Liu-in hut-hiat.

Ut-tie Kheng- meski sudah ditotok jalan darahnya dan segera hentikan perbuatannya yang
bergulingan di tanah, tapi diwajahnya masih mengunyukan perasaan menderita yang sangat
hebat.
"Bocah, urusan tidak boleh terlambat, sekarang kau harus segera mulai keluarkan racun dari
dalam badannya "
"Baiklah "
"sekarang kaupondong dirinya dan rebahkan dalam keadaan terlentang didalam lobang gua
dibawah pohon besar itu "
Yo Cie Cong berbuat menurut apa yang diperintahkan oleh Phoa- ngo Hweshio, Lobang goa itu
ternyata cukup, luas untuk dua-orang.
"Sedang hoa ngo Hweshio sendiri lantas senderkan diri dibawah pohon besar diluar goa.
"Bocah, setiap aku sebutkan, kau harus lakukan seperti apa yang aku sebut."
"sekarang kau buka bajunya "
Yo Cie Cong nampaknya merasa keberatan.
"Lo... locianpwe,.hal ini..." ia berkata dengan suara gemetar.
"Tidak usah itu itu, lekas buka "

Yo Cie Cong terpaksa melakukan seperti apa yang diperintahkan oleh Phoa-ngo Hweshio.
setelah pakaian si nona dibuka, tangannya mulai gemetar begitu pula hatinya juga berdebar keras.
Yo Cie Cong kini merasakan gawatnya persoalan. ia sungguh tidak menyangka ada cara yang
demikian untuk menyembuhkan penyakit. Kalau tidak mengingat budinya si orang tua yang
menjadi engkongnya si nona ini, ia lebih suka menempuh bahaya untuk dapatkan obat pemunah
nya.
"Lekas bocah " demikian panggilnya si hweshio gila dari luar.
sambil menutup matanya, Yo Cie Cong mulai kerjakan tangannya untuk mengurut seluruh jalan
darah penting dibadannya Ut-tie Kheng.

Perbuatan demikian memerlukan keteguhan batin yang sangat kuat, sebab kalau tidak.
akibatnya runyam.
"Bocah buka totokan jalan darah Sui-hiat nya." terdengar pula suaranya si hweshio gila.
"Baik"
Yo Cie Cong yang baru pertama kali me-raba2 tubuh wanita, hatinya berdebar keras, hampir
saja ia tidak mampu kendalikan dirinya.
Untung saat itu Ut-tie Kheng masih dalam keadaan tidak ingat orang, kalau tidak... bagaimana
anggapannya ?
Kembali terdengar suaranya Phoa- ngo Hweshio.
"Awas kau harus tempelkan badanmu didadanya, bawa kekuatanku kau masukkan melalui
mulutmu kemulutnya, tangan kananmu harus menempel rapat dijalan darah Ben bun-hiat..."

Yo Cie Cong agak sangsi sejenak, tapi akhirnya ia lakukan juga seperti apa yang di katakan oleh
si hweshio gila.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Suatu perasaan yang belum pernah ada, membuat dirinya Yo Cie Cong seperti dibakar.
semangatnya dirasakan terbang melayang jauh entah kemana.
Ia kepingin lari keluar dari dalam goa itu, tapi sudah tidak mempunyai kekuatan dan
keberanian.
Pada saat itu, kembali terdengar suaranya Phoa ngo Hieshio:
"Bocah, singkirkan dulu pikiran yang bukan-2, pusatkan semua perhatian dan kekuatan serta
perasaan, mulai gunakan " Liang kek Cin goan mu."
suara hweshio gila itu telah menggugah perasaannya, ia mencoba melakukan seperti apa yang
dikatakan oleh hweshio itu, tapi sukar menenteramkan pikirannya yang kalut, hingga hampir saja
gila
"Bocah, kau tidak boleh menyesatkan diri orang lain dan dirimu sendiri" lagi2 terdengar uarania
si hweshio gila, yang meski berada diluar goa, tapi agaknya mengetahui segela apa yang terjadi
didalam goa.

Perkataan "Menyesatkan diri orang lain dan dirimu sendiri" dari si hweshio gila itu se-olah2
geledek menyambar kepala, Yo Cie Cong sadar seketika, hingga pikirannya yang bukan2 telah
lenyap semua. Pikiran jernih timbul, kembali, mendadak didepannya terbayang parasnya seorang
gadis baju merah.
Itu adalah parasnya siang-koan Kiauw yang mati tertelan oleh ombak dilautan Lam hay.
oleh karena cintanya yang begitu besar terhadap dirinya siang koan Kiauw telah menempuh
segaia bahaya mengikuti perjalanannya Yo Cie Cong ke pulau Batu Hitam, tapi akhirnya mendapat
kecelakaan dalam lautan lam-ha y, maka Kematiannya gadis itu, dianggapnya gara2 dia yang
bawa.
"Yah, aku tak boleh menyesatkan dirinya lain orang dan diriku sendiri Aku sudah menyesatkan
dirinya seseorang.." demikian Yo Cie Cong berkata kepada dirinya sendiri

Oleh karena pikiran jernih sudah kembali, maka segala pikirannya lalu dipusatkan kepada
usahanya untuk menyembuhkan lukanya nona Ut-tie Kheng.
sebentar sekujur badannya Yo Cie Cong lantas mengeluarkan hawa seperti kabut berwarna
putih campur merah, yang makin lama nampak makin tebal dan kemudian telah meliputi tubuh Yo
Cie Cong dan tubuh Ut-tie Kheng.
Telapakan tangan kanannya juga sudah mulai mengeluarkan hawa "Liang-kek "Cin-goan",
dengan melalui jalan darah Beng-bun hiat, perlahan-lahan menyusup ke sekujur badan Ut-tie
Kheng.
Entah berapa lamanya berlalu, hawa "Liang kek Cin-goan" yang masuk dari mulut dan
telapakan tangan, telah membuat ingatannya Ut-tie Kheng perlahan lahan mulai jernih, semua
racun yang mengeram dalam badannya, juga sudah mulai buyar.
Ut-tie Kheng yang sejak masih kanak2 sudah dilatih ilmu "Kan-goan cin cao" oleh engkongnya,
maka dalam ilmu lwekang sedikit banyak sudah mempunyai dasar yang sempurna.

Dan kini, setelah racun yang mengeram dalam badannya sudah lenyap. Kan goa n cin cao,
yang didesak oleh "Liang kek Cin- goan" segera menimbulkan reaksi yang nyata.
Dua rupa kekuatan hawa lweekang dalam tubuhnya yang membaur menjadi satu dengan cepat
menyusup keurat-urat dan otot2 sekujur badannya dan akhirnya menembus bagian terpenting apa
yang dinamakan "seng-te Hian koan" atau bagian yang merupakan batas antara kematian dan
kehidupan manusia.

Setelah terjadi gelora hebat, jalan darah Jin dan "Tek" tertoblos secara mendadak, hingga uttie
Kheng kembali berada dalam keadaan pingsan.
Yo Cie Cong dibikin kaget oleh getaran itu hingga sekujur badannya turut menggetar, dan
mulutnya dengan tanpa sadar mengeluarkan seruan tertahan- ia sendiri tidak mengira apa
sebabnya bisa terjadi begitu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Phoa ngo Hweshio juga dikejutkan oleh suara seruan Yo Cie Cong, ia buru2 tongolkan
kepalanya untuk melongok kedalam goa. Begitu melihat, ia lantas mengerti apa yang telah terjadi.
Maka lantas berkata sambil angguk-anggukan kepala:
"Ai, bencana dan rezeki nampaknya salalu berdampingan. Hal ini sesungguhnya diluar
dugaanku si hwethio gila. Budak ini karena mendapat bencana akhirnya menemukan rezeki,
bagian batas kematian dan kehidupannya telah tertoblos. Yah dasar takdir "
Setelah itu, ia lantas membentak dengan suara keras: "Bocah, sudah selesai"
Yo Cie Cong menarik napas lega, selagi hendak berdiri Tepat pada saat itu Ut-tie Kheng telah
mendusin dan membuka matanya

Ketika mengetahui bahwa baju atasnya telah terbuka, sedang Yo Cie Cong rupanya baru habis
menindihkan dirinya, wajahnya lantas merah seketika.
Ia yang sama sekali tidak mengetahui sebab musababnya telah menganggapnya Yo Cie Cong
hendak berlaku tidak senonoh terhadap dirinya. Maka ia lantas mendorong dengan pelahan dan
berkata dengan perasaan malu: "Engko Cong, ini.. ini mana boleh?"
Yo Cie Cong yang mendengar perkataan si nona, hatinya merasa malu serta cemas. ia tahu
bahwa Ut-tie Kheng telah salah sangka. Maka ia buru2 duduk, tangannya mengambil pakaian Ut-
tie Kheng dan ditutupkan diatas dadanya, lalu berkata dengan suara ter-putus2.
"Adik Kheng, bu....bukan-.."
sebaliknya Ut-tie Kheng telah dibikin terkejut oleh perobahan sikap Yo Cie Cong ini, maka lantas
berkata sambil buka lebar matanya. "Engko Cong, kenapa ?"
"Adik Kheng, bereskan pakaianmu dulu, sebentar kujelaskan lagi."

Ut-tie Kheng yang sudan bermandikan keringat, sambil menahan rasa malunya lantas
mengenakan pakaiannya kembali.
Yo Cie Cong setelah menghela napas lalu berundak keluar goa.
Tidak lama kemudian Ut-tie Kheng juga turut keluar. Begitu berada diluar, kembali ia merasa
ter-heran2.
sebab Phoa- ngo Hweshio sedang mengawasi dirinya sambil ketawa cengar-cengir. Ia merasa
lebih bingung lagi sebentar menengok mengawasi si hweshio gila, sebentar lagi melirik kearah Yo
Cie Cong.
Ketika ia ingat apa yang telah terjadi di dalam goa tadi, pipinya lantas menjadi merah dan
menanya pada Phoa ngo Hweshio dengan suara aleman : "Engkong Hweshio, kalian ini apa
artinya...?"
"Hm. bu... Budak. apa kau tidak senang?"

Perkataan yang bersifat menggoda ini, didalam telinganya Ut-tie Kheng dirasakan sangat
menusuk, sebagai seorang gadis yang masih putih bersih, bagaimana mengerti godaan secara
demikian, maka seketika itu wajahnya antas berubah pucat dia berkata dengan suara keras:
"Kalian telah bersepakat menghina diriku?" sehabis berkata ia lantas mengayun tangannya
hendak menampar muka si hweshio gila.
Barusan ketika Yo Cie Cong menggunakan ilmunya untuk mendesak keluar racun dalam
badannya, dengan tidak disengaja telah berhasil menoblos urat nadi bagian jin" dan "Tok", maka
serangannya itu sesungguhnya sudah hebat sekali.

Phoa-Hgo Hweshio cepat2 berkelit dan berkata pada nona Ut-tie sambil tetap masih tertawa.
"Budak, kau berani bersikap kurang ajar terhadap aku? Aku nanti suruh engkong mu pukul
pantatmu."
Ut-tie Kheng yang sudah gusar menjadi semakin gusar, apa lagi ketika serangannya
mengenakan tempat kosong, maka ia lantas menyerang lagi semakin sengit.

Yo Cie Cong yang berdiri disamping merasa kuatir kalau nanti Ut-tie Kheng yang digoda
keterlaluan menimbulkan kejadian yang tidak diingini, maka cepat ia mencegah: "Adik Kheng,
tahan dulu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ut-tie Kheng menarik serangannya kembali, dengan suara geram ia menanya pada Yo Cie
Cong: "Mau apa?"
"Apakah adik Kheng sudah tidak ingat semua apa yang telah terjadi selama ini ?"
"Kejadian apa sebetulnya ?"
"Bukankah kau sudah ditawan oleh si iblis Cin Bie Nio..."

Ut-tie Kheng baru sadar maka dengan tidak menantikan Yo Cie Cong melanjutkan
perkataannya, ia memotong. "oooo, ya, Tapi sekarang bagaimana ?"
Phoa ngo Hweshio lalu menceritakan apa yang terjadi atas dirinya.
Ut-tie Kheng sekarang baru mengerti duduknya perkara, maka ia cepat-2 maju beberapa tindak
dan berkata:
"Kheng jie minta maaf pada engkong Hweshio." sehabis berkata ia sudah hendak berlutut.

Phoa ngo Hwesio ketawa bergelak sambil kebutkan lengan bajunya, sesuatu kekuatan tenaga
yang tidak terlihat telah mencegah Ut-tie Kheng menjalankan peradatan demikian.
"Tidak usah, tidak usah. Asal lain kali kau tidak sembarangan turun tangan kepada orang sudah
cukup," si hweshio berkata masih bergurau. Ut-tie Kheng delikkan matanya lalu menjawab dengan
suara aleman.
"Siapa suruh kau menggoda orang ? Sebagai orang tua masih suka berbuat seperti anak2 saja."
"Ha, ha... Bagus sekali ucapanmu. Tetapi budak. kau harus mengucapkan terima kasih, kepada
engkong mu si hweshio gila ini yang sudah mengatur dirimu."
"Eeeh, Mengatur? Mengatur apa ?"
"Apa kau benar2 tidak mengerti ? - Kau telah kabur dari pulau batu hitam sehingga membuat
engkongmu yang tolol dan linglung itu mencari2 dirimu, sampai hampir2 patah kakinya. Apa
sebabnya yang membuat kau berbuat demikian ?"

Ut-tie Kheng memang orangnya cerdas, maka saat itu ia sudah mengerti apa maksud perkataan
mengatur yang diucapkan oleh si hweshio gila ini, maka seketika itu juga ia menundukkan kepala
kemaluan, sedangkan matanya melirik kearah Yo Cie Cong yang sedang berdiri disamping.

Jilid 13 : Golok Maut memusnahkan Cie-in pang

SEBALIKNYA, bagi Yo Cie Cong saat itu hatinya merasa tidak keruan, sebab hatinya sendiri
seperti sudah mengikuti Siang-koan Kiauw, maka pada saat itu sesungguhnya ia tidak tahu
bagaimana harus membereskan persoalan ini di kemudian hari.
Sejenak ia berdiri dalam keadaan bingung, tetapi kemudian lantas berpikir: "Masih banyak
urusan lagi yang harus kubereskan, sebaiknya aku harus lekas meninggalkan tempat ini."
Tetapi, biar bagaimana ia merasa tidak enak terhadap Ut-tie Kheng. Meskipun perbuatannya itu
dilakukan semata-mata karena hendak menyembuhkan penyakitnya saja, tapi merupakan suatu
tindakan yang luar biasa, karena dua badan sudah bersentuhan begitu rupa, untuk dirinya Ut-tie
Kheng sebagai seorang gadis yang masih suci murni, sudah tentu merupakan satu hal yang
kurang pantas. Tampaknya soal ini akan membawa buntut panjang.
Oleh karena pikirannya itu, maka ia lantas berkata kepada Pho ngo Hweshio:
"Locianpwee, boanpwe masih mempunyai beberapa soal penting yang harus dibereskan, maka
boanpwee ingin..."
"Apa ? Bocah, apa kau tidak bersedia menemui Lam Tie si tua bangka ?"

Sementara itu, Ut-tie Kheng yang mendengar perkataan Yo Cie Cong, hatinya merasa berduka,
maka ia lalu bertanya:
"Engko Cong, kau hendak pergi kemana?"
"Adik Kheng, urusanku masih banyak yang belum diselesaikan. Kemana aku pergi belum dapat
diketahui."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bolehkah aku pergi ber-sama2 dengan mu?" tanya si nona. Yo Cie Cong merasa serba salah,
lama ia tidak bisa menjawab.
Ut-tie Kheng yang menyaksikan keadaan demikian lalu menghela napas dan berkata dengan
suara murung: "Pergilah "
"Adik Kheng, setelah urusanku selesai, aku akan mencari kau lagi. Masih ada perkataan penting
yang hendak kujelaskan padamu."
"Hm."

Phoa ngo Hweshio lalu berkata sambil mengamati Ut-tie Kheng.


"Budak. ada aku si hweshio, dia tidak akan bisa terbang kemana, sebaiknya kau ikut aku dan
menemui engkongmu jangan sampai engkong mu menjadi kebingungan tidak keruan. Mengertikah
kau?"
Kemudian ia berkata kepada Yo Cie Cong:
"Bocah apakah kau masih ingat urusan yang dibicarakan oleh Lam tie si tua bangka
kepadamu?.."
Yo Cie Cong setelah berpikir sejenak, lalu menjawab:
"Apakah mengenai soal yang jiwie lo-cianpwee suruh boanpwee mewakili lo-cianpwe berdua
menepati janji melakukan pertandingan dengan muridnya manusia gaib itu?"
"Benar"
"Hal ini tentu boanpwee tidak akan lupakan"
"Bagus Kau tunggu kabarnya saja. Kalau sudah sampai waktunya, nanti kuberitahukan lagi
padamu."

Yo Cie Cong yang pikirannya sedang kalut, agaknya sudah tidak bisa menunggu terlalu lama
lagi.
Sebetulnya ia cinta pada Ut-tie Kheng, tetapi rasanya tidak dapat mewujudkan cintanya itu.
Namun, kenyataan yang telah terjadi membuat ia tidak berdaya untuk mengatur dirinya sendiri,
maka akhirnya ia telah mengambil keputusan untuk menyerahkan peruntungannya kepada sang
nasib. Ia sangat kasihan pada Ut-tie Kheng, ia berkata: "Adik Kheng, harap kau jaga dirimu baik2
sampai kita bertemu lagi." Kemudian ia berkata kepada Phoa-ngo Hweeshio sambil memberi
hormat se-dalam2nya:
"Locianpwee, boanpwee ingin minta diri dulu." sehabis berkata dengan tidak menantikan
jawaban orangtua itu ia sudah lantas berlalu.
sambil menahan mengalirnya airmata Ut-tie Kheng mengawasi berlalunya sang "Kekasih" itu
sampai lenyap dari depan matanya. sebenarnya ia masih mempunyai banyak perkataan yang
hendak dikatakan, tetapi oleh karena terhalang dengan adanya Phoa ngo Hweshio disitu, ia tidak
berkesempatan menyampaikan isi hatinya. Dan sekarang sang " kekasih" itu sudah pergi
meninggalkannya.
Ia seperti merasa sangat penasaran, rasa pedih dan duka telah mempengaruhi pikirannya,
maka dengan tidak sadarkan diri ia lantas menangis sesenggukan seperti anak kecil.
"Budak.tak usah menangis, kita juga harus pergi sekarang, jangan sampai engkong mu
menunggu terlalu lama." kata Phoa-ngo hweshio.

Ia lalu menarik tangannya Ut-tie Kheng dan berlalu menuju kota Tiang-soa.
Yo Cie Cong setelah meninggalkan phoa ngo Hweshio dan Ut-tie Kheng, semangatnya
mendadak bangun kembali. saat itu dalam hatinya sudah merencanakan tindakan apa ya akan
dilakukan selanjutnya, maka dengan tidak ragu2, pula ia terus lari menuju kekota Pho kheng.
-0000000-

BUKIT CIANG TIANG NIA Letaknya disebelah Utara Pho- kheng.


Lembah Cu ngo- kok adalah pusatnya perkumpulan cie inpang. Lembah itu dikitari oleh rimba
yang lebat dan bukit-bukit yang menjulang tinggi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hari itu, masih pagi sekali. seorang pemuda yang wajahnya hitam dan jelek. dengan gerak
badannya yang lincah dan gesit seolah-olah melesatnya bintang sapu dari langit lari menuju
kepusatnya perkumpulan Cie in pang. siapa adanya pemuda hitam ini ?
Tidak lain dan tidak bukan, pemuda ini adalah Yo Cie Cong sendiri yang sedang memegang
peranan sebagai pemilik Golok Maut

Sejak jelmaannya pemilik Golok Maut, yaitu orang tua berambut putih dan bertangan satu
binasa ditangannya Liat yang Lo koay di Ciet lie peng, disebelah Timur luar kota Tiang soa, Yo Cie
Cong dengan kepandaiannya mengubah rupa yang luar biasa sudah dapat merubah dirinya
menjadi seorang pemuda yang sangat jelek untuk menamakan diri didunia Kang ouw. Dengan
wajahnya yang baru ini, ia hendak melanjutkan tindakannya untuk menagih hutang jiwa untuk
gurunya.

Kala itu, dikalangan Kang ouw pada umumnya orang telah beranggapan bahwa pemilik Golok
Maut yang mewakili segala keseraman dan kebuasan itu benar2 sudah binasa ditangannya Liat
yang Lokoay, sebab kejadian tersebut sudah disaksikan sendiri oleh orang2 kuat dari pelbagai
golongan yang jumlah keseluruhannya hampir seratus orang.
Namun, tidak ada seorangpun yang mengetahui kalau Yo Cie Cong yang sikapnya kecut dingin
adalah orangnya yang memegang peranan sebagai pemilik Golok Maut,
juga tidak ada seorangpun yang mengetahui kalau Yo Cie Cong sudah hidup kembali dari
pelukannya malaekat elmaut.

Marilah kita balik kembali pada Yo Cie Cong yang saat itu sudah menuju keatas bukit tempat
adanya pusat perkumpulan cie- inpang.
Tidak antara lama ia sudah sampai disuatu tempat yang terapit oleh dua buah bukit yang
menjulang tinggi. Ia tahu bahwa tempat itu sudah mendekati pusatnya perkumpulan Cie-in pang.
Maka, ia lalu mengendorkan tindakan kakinya, dengan tidak ragu2 pula ia terus berjalan masuk
ke dalam lembah itu.
Pada saat itu, didalam hatinya hanya ada perasaan benci dan permusuhan, ia sendiri pernah
berkata, bahwa terhadap dua Pang dan satu Hwee ia akan menuntut batas secara berlipat ganda.
sebab peristiwa yang terjadi ditepinya danau Naga membuat ia merasa bertambah bencinya pada
ketiga perkumpulan tersebut.

Diantara ke dua pang dan satu hwee tersebut, Pang-cu dari Ban-sus pang Thio Pan sudah
dibinasakan olehnya. Yang tinggal sekarang hanya Cie in pang dan Pek leng hwee Tetapi, ketua
Pek leng hwee yang lama sudah tidak ada didalam dunia dan ketua yang sekarang ini, yaitu Cin
Bie Nio, permusuhannya sendiri yang tersebut belakangan ini lain lagi sifatnya, maka pangcu Cie in
pang lah yang termasuk sebagai musuhnya Kam lo pang yang sebenarnya.

Pada saat itu, dari dalam lembab tiba2 muncul beberapa bayangan orang. sambil berbaris
mereka semuanya melintang ditengah jalanan didalam lembah.
sebagai pemimpin dalam barisan orang2 itu adalah seorang tua berhidung betet dan bermata
lebar. Dibelakang orang ini berbaris delapan orang yang berbadan tegap semuanya.
Orang tua hidung betet itu setelah berhenti didepannya Yo Cie Cong lalu berkata dengan
suaranya yang menyeramkan:
"Ssahabat datang ke perkumpulan kami Cie- inpang, ada urusan apa ?"

Yo Cie Cong yang lantas menghentikan tindakannya telah menjawab dengan suara dingini
"Aku hendak menemui pemimpin kalian, Li Bun Hao."
Orang tua itu ketika mendengar pemuda jelek yang tidak terkenal ini telah menyebut nama
pangcunya dengan tidak pakai bahasa, untuk sesaat lamanya ia dibikin bingung oleh asal usulnya
pemuda ini, tetapi ia masih menanya lagi sambil menahan perasaan gusarnya: "sahabat hendak
menjumpai padanya untuk memberi hormat atau ada lain urusan?"
"juga ya, tetapi bukan, terserah pada anggapanmu sendiri"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang tua itu kembali melongo.


"Apakah sahabat ada membawa kartu nama?"
"Ha ha... Apakah masih memerlukan kartu nama segala ? Tidak ada "
"Dan mana sahabat yang mulia?"
"Kalau sudah bertemu dengan Li Bun Hao sendiri, aku nanti bisa jelaskan pada kalian."
"Oleh karena sahabat tidak mau menjelaskan maksud kedatanganmu, maafkan kalau jalanan ini
tidak dapat sahabat lalui"

Yo Cie Cong lalu menjawab dengan nada suara yang lebih kaku:
"Apa kalian kira sudah cukup kuat semua orang2 ini melarang aku masuk kedalam lembah?"
orang tua itu ketika mendengar perkataan Yo Cie Cong lantas mengetahui kalau anak muda ini
memang sengaja mencari setori, maka ia lalu berkata sambil ketawa mengejek.
"Bocah jelek Disini bukan tempatmu jual lagak. Hari ini kalau kau tidak mau menjelaskan
maksud kedatanganmu, jangan harap kau bisa pulang dalam keadaan utuh. Mengerti."
Delapan orang laki2 yang berbadan tegap semuanya yang berada dibelakangnya orang tua itu,
semuanya telah memperlihatkan kegusarannya. Dengan tidak menunggu perintah lagi mereka
pada menghunus pedang panjang masing2, tampaknya, jika orang tua itu mengeluarkan
perintahnya mereka akan segera menyerbu dengan serentak. Dengan sikap yang memandang
rendah pada orang itu, Yo Cie Cong berkata pula:
"Hanya dengan mengandal kekuatan beberapa orang saja ini kalian hendak merintangi aku?
Kalian benar2 tidak mengukur diri sendiri"
Delapan orang laki2 tegap itu pada saat mana kelihatannya seperti sudah tidak berdaya sama
sekali, mereka hanya bisa berdiri dalam keadaan menggigil.

Dengan suaranya yang dingin Kaku Yo Ci Cong mengucapkan perkataannya sepatah, sepatah.
"Diantara kalian delapan orang hanya seorang yang boleh hidup untuk menyampaikan kabar".
Delapan anak buahnya Cie in pang lantas menjadi pucat mukanya seketika, sebab perkataan
pemuda jelek ini tidak ubahnya seperti putusan dari Giam-lo ong. sekalipun ingin kabur juga
rasanya tidak bisa lagi, sebab dalam segebrakan saja pemuda itu sudah dapat membinasakan
salah satu orang kuat, dalam perkumpulannya.
"Kalian ingin bereskan sendiri atau menunggu aku yang turun tangan ?" salah satu diantara
kedelapan orang itu coba berkata:
"Tuan memasuki pusat perkumpulan kami apa sengaja mencari setori ataukah..."
"Hal ini kau tidak perlu banyak rewel."
"Perbuatan tuan sebetulnya terlalu kejam."
"Hal ini dikemudian hari pangcumu nanti yang akan menjawab kalian di akherat."

Delapan orang itu sudah mengetahui kalau mereka semuanya tidak akan lolos dari kematian,
maka seketika itu lantas timbul pikiran nekadnya. setefah satu diantaranya bergerak, yang
lainnyapun turut pula bergerak.
Delapan bilah pedang panjang lantas menyerang berbareng kearah badannya Yo Cie Cong.
Sambil ketawa dingin Yo Cie Cong menggerakkan sebelah tangannya, dari mana dengan cepat
meluncur desingan angin kuat dibarengi dengan keluarnya kabut merah putih. Suatu kekuatan
gaib mengurung seluruh tubuh delapan orang itu, juga sampai ketempat sejauh lima kaki persegi
disekitar mereka.. Terjadilah suatu keajaiban.

Delapan bilah pedang panjang yang dipakai oleh delapan orang tadi untuk melancarkan
serangannya, ketika menyentuh kabut merah bercampur putih ini dengan mendadak oleh
pemiliknya masing2 dirasakan seperti membentur sebuah dinding teguh kekar sehingga senjata2
itu terpental balik dengan sendirinya.
suara kefuhan, rintihan dan jeritan tercampur dalam suara benturan pedang2, kesemuanya
senjata itu terlepas dari tangan pemiliknya, dengan tangan berlumuran darah tampak badannya
mundur sempoyongan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong cepat menggerakkan badannya dan sekejapan saja sudah berada didekatnya
orang tersebut.
suara jeritan yang mengerikan terdengar saling susul berkumandang dimulut lembah yang
sunyi. Dari delapan orang anak buahnya Cie inpang tujuh orang diantarnnya sudah rubuh
menggeletak sebagaimana tinggal lagi- seorang yang masih hidup, berdiri bagaikan patung saja
layaknya, agaknya baru habis dibikin kesima oleh kepandaian Yo Cie Cong yang sangat luar biasa.
^
"Dengar.. Kau telah kubiarkan hidup sebagai saksi. sampaikan semua kejadian disini pada Li
Bun Hao ketuamu. Katakan padanya, orang yang hendak menagih hutang sudah datang dan suruh
dia singkirkan semua rintangan sepanjang perjalananku kesana nanti." demikian kata Yo Cie Cong.
Orang yang beruntung masih dibiarkan hidup sendiri ini. bagaikan mendapat pengampunan
besar dari hakim, dengan tidak menoleh lagi segera lari terbirit2 hendak menyampaikan semua
kejadian yang dialami oleh kawan2nya dan pemimpinnya kepada Pangcu-nya.

Yo Cie Cong menantikan sampai orang itu berlalu jauh benar baru melanjutkan perjalanannya
lagi dengan perlahan-lahan menuju kedalam lembah.
Lembah itu keadaannya sangat strategis. Di kedua sisinya terlihat gunung2 menjulang tinggi
dengan jurangnya yang curam, tebing di tempat tersebut tidak lagi diperlukan tenaga penjagaan.
Oleh karena Yo Cie Cong mempunyai kepandaian yang sangat tinggi, ia tidak usah takut
melihat keadaan disekitar tempat itu yang boleh dikatakan menguntungkan sekali kalau dipakai
musuh untuk mengurungnya.
Pada saat itu dalam hatinya hanya ada satu pikiran dan satu tujuan yaitu: Menagih hutang jiwa.
Dilain pihak. dalam pusatnya Cie- inpang saat itu sedang diliputi suasana tegang.

Pangcu dari Cie- inpang Li Bun Hao, ketika menerima berita yang mengatakan bahwa ada
seorang muda berwajah jelek hendak menemui dirinya sendiri yang sebelumnya sudah
membunuhi orang2nya, dalam hati merasa heran. Ia tidak dapat menerka siapa gerangan pemuda
yang dimaksud.
Tetapi pemuda jelek itu telah mengaku bahwa kedatangannya disitu untuk menagih hutang
jiwa. Hutang jiwa siapa yang harus ditagih?
Sejak terbunuhnya pemilik Golok Maut oleh Liat-yang Lo-koay di ci-lie-peng, ia sudah
beranggapan bahwa musuh2 besarnya yang paling ditakuti sudah lenyap, sehingga untuk
selanjutnya dapatlah ia melewatkan hari dengan aman tenteram.
Tetapi sekarang, dengan mendadak sontak muncul seorang pemuda ang mengaku hendak
menagih hutang jiwa.

Apa yang membuat Li Bun Hao lebih heran ialah, pemuda itu sampai dimulut lembah hanya
dalam waktu seketika itu sudah berhasil membinasakan salah satu orang terkuatnya dengan
orang2 bawahannya sampai tujuh orang. Menurut apa yang disampaikan oleh orang satu2-nya
yang dibiarkan hidup untuk memberikan kabar, pemuda jelek itu katanya mempunyai kepandaian
sangat tinggi yang sukar dijajaki ketinggiannya. kepandaiannnya itu se-olah2 merupakan suatu
kegaiban dalam rimba persilatan.
Suara lonceng sebagai tanda bahaya tidak lama kemudian berkumandang dengan amat
nyaringnya ditengah udara sekitar lembah. Tanda bahaya ini dilembah daripusat Cie-in Pang.
suara terus menggema disekitar lembah Im-cio kok. sehingga membuat semua anak buahnya Cie-
in-pang pada terkejut dan segera lari menuju kepusat perkumpulannya.

Orang2 cie-in-pang yang berkepandaian tinggi yang termasuk dalam tiga bagian penting daLam
perkumpulan tersebut, semuanya ber-lari2an menuju keposnya masing2.
Dari pusat perkumpulan Cie in-pang sampai kemulut lembah jaraknya ada tiga lie, pada setiap
lie-nya terdapat sebuah pos penjagaan. Ini berarti, antara mulut lembah dan pusat ada tiga pos
penjagaan, bagi orang luar yang hendak memasuki lembah, harus melalui tiga pos itu dulu baru
bisa sampai ke pusatnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Disetiap pos itu ditempatkan seorang sebagai kepala yang dipanggil Tong cu dengan tiga orang
pembantunya yang disebut Hiocu. Disamping itu masih ada lagi seratus orang lebih sebagai anak
buah pilihan.

Pada saat itu, Pangcu Li Bun Hao sedang berjalan mundar mandiri Alisnya terus dikerutkan, ia
tengah memikirkan sangat siapa adanya anak muda jelek yang katanya hendak datang menagih
jiwa itu ?
Para Tongcu, Hiocu dan anak buah pilihan lainnya yang berkumpulan dalam pusat, dari
wajahnya masing2 dapat dilihat tegas perasaan gusarnya. Mereka menantikan perintahnya
pangcu.
Mendadak seorang anak buahnya Cie-inpang lari mendatangi ke dalam pusat perkumpulan-nya
dengan badan sempoyongan, yang begitu sampai segera berlutut dihadapan pangcunya. Dengau
napas ter-senggal2 orang itu berkata:
"Hunjok beritahu kepada Pangcu, pos pertama sudah bobol. Tongcu. Hiocu dan semua kawan
yang menjaga disana sudah binasa ditangannya seorang pemuda jelek sekarang ini dia sedang
menuju kepos penjagaan kedua."

Li Bun Hio dengan badan gemetar karena gusarnya, segera memberi perintah pada anak
buahnya yang baru datang ini: "Pergi cari keterangan lagi" orang itu segera mengundurkan diri
setelah mengatakan, "Baik."
Suasana dalam pusat Cie-in pang kini tampak semakin tegang.
Kejadian ini merupakan suatu kejadian luar biasa yang baru pertama kali ini dialami semenjak
berdirinya Cie in pang sekian lamanya dalam keadaan aman tenteram.
Agaknya orang muda itu bukan hanya memiliki kepandaian yang sangat tinggi saja, tetapi
tentunya juga ada mengandung permusuhan yang sangat dalam dengan perkumpulan Cie in
pang.

Dengan suara gusar Li Bun Hao segera mengeluarkan perintahnya lagi.


"Tongcu bendera merah dengar perintah "
"Ya."
"Segera pimpin semua anak buah dibawah kekuasaanmu pergi kepos penjagaan kedua "
"Baik."
Tongcu dari bendera merah itu belum lagi berangkat, orang yang tadi diperintahkan mencari
berita baru tiba, sudah muncul lagi dan menyampaikan beritanya:
"Hunjuk beri tahu kepada Pangcu. Pemuda itu sudah melewati pos kedua. Hanya Tongcu
seorang yang masih diberi jalan hidup dan mundur kepos ketiga, sekarang pemuda itu sudah akan
segera sampai dipos ketiga. Mohon Pangcu keluarkan perintah."
"Kau mundur "
"Baik."
"Tongcu dari bendera merah dan bendera putih "
"Tecu sekalian ada disini."
"Segera berangkat kepos ketiga. Beri bantuan seperiunya. Aku akan segera menyusul."
"Baik."

Keadaan Li Bun Hao sudah sangat repot sekali kelihatannya. Dengan alis dan kumis berdiri
serta mata melotot kembali ia mengeluarkan perintahnya: "Tongcu bagian hukum dengar perintah
"
"Tecu menantikan perintah . "
"Penjagaan didalam pusat ini kuserahkan pada kalian dengan tanggung jawab sepenuhnya."
"Baik."
"Yang lainnya ikut aku pergi kepos ketiga."
"Baik,"
"Baik."
"Baik."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam pusat cie inpeng saat itu diliputi oleh suasana ketegangan dan kesedihan.
Cie in pang yang merupakan salah satu perkumpulan besar diantara sekian banyak
perkumpulan besar lain dalam rimba persilatan kini telah dibikin kalang kabut hanya oleh seorang
anak muda saja, ini benar2 merupakan suatu lelucon besar bagi dunia kang ouw.

Tetapi kenyataannya memang demikian hal-nya. seorang anak muda berwajah jelek yang
belum dikenal dalam waktu sekejap saja sudah berhasil menghancurkan dua penjagaan penting.
Banyak anak buahnya Cie-in-pang yang sudah terkenal kekuatannya terbinasa dalam tangannya.
Anak buahnya yang berkepandaian biasa saja yang binasa sudah tidak terbilang lagi jumlahnya.
Ini benar2 merupakan suatu bencana hebat bagi Cie-in pang.
Pangcu Li Bun Hao dengan diiringi elite sejumlah pengawas kelas tingginya berjalan keluar dari
dalam pusatnya..

Baru saja mereka sampai, dilapangan di luar pusat perkumpulan, mereka sudah dapat melihat
sesosok bayangan orang tengah mendatangi sambii ber-lari2an dengan amat pesatnya. sekejapan
saja bayangan orang itu sudah berada didepan mereka. Li Bun Hao dan para pengawalnya lantas
merandek.
Orang itu sesampainya didekat mereka, badannya sudah rubuh tersungkur. Beberapa anak
buahnya Li Bun Hao dengan cepat maju membimbing bangun orang yang jatuh itu, salah seorang
diantaranya dengan suara nyaring berkata:
"Hunjuk beri tahu kepada Pangcu. Tongcu pos ketiga Na Koancu telah terluka parah.
Barangkali..."

Na Koan cu, orang yang rubuh tersungkur dalam keadaan terluka parah tadi, dengan
mendadak melepaskan diri diri tangannya dua orang yang memapahnya dan dengan
sempoyongan ia berusaha maju lagi dua langkah, lalu berkata dengan suara serak.
"Pangcu, orang yang datang menyerbu itu adalah seorang anak muda muka jelek. Kepandaian
ilmu silatnya sangat luar biasa, tidak ada seorangpun juga yang mampu menandingi, Teecu sudah
berusaha mengeluarkan seluruh kepandaian Teecu yang ada, tetapi tetap tidak berhasil
menghadapi majunya pemuda itu..."

Li Bun Hao yang mendapat keterangan demikian, dadanya dirasakan seperti mau meledak.
Dengan perasaan gusar yang takterhingga ia mengawasi anak buahnya, matanya lalu di alihkan ke
arah muka, sebab ia tahu benar bahwa musuh yang kuat itu akan segera muncul didepan
matanya.
Benar saja, tidak lama kemudian sososok bayangan manusia perlahan berjalan mendatangi dari
depannya.
Saat itu anak buahnya Li Bun Hao semuanya berseru ramai.
Sambil mengulapkan tangannya Li Bun Hao mencegah anak buahnya ribut2.
Bayangan orang itu datang semakin lama semakin dekat, suasanapun semakin menegang.

Akhirnya orang itu berhenti kira2 sejauh tiga tumbak dari tempat berdirinya Li Bun Hao.
Tetamu aneh yang dalam waktu sekejapan saja sudah dapat membobolkan tiga pos penjagaan
yang penting dari cie lie-pang yang terkenal kuat ini, dilihat sepintas lalu, hanya seperti seorang
anak muda jelek saja, sedikitpun tidak terlihat apa2nya yang luar biasa.

Para pengawal Li Bun Hao setelah melihat orangnya sendiri, kini sudah tidak seberapa takut
dan kaget lagi, kembali memperdengarkan suara ribut2, semuanya mengawasi pemuda. wajah
jelek itu tanpa berkedip.
Dengan sorot mata beringas Li Bun Hao per-lahan2 berjalan menghampiri pemuda itu. lalu
berkata dengan suara gusar: "Dengan maksud apa saudara membikin ribut2 disini?"
Yo Cie Cong dengan suaranya yang ketus dingin menjawab: "Menagih hutang jiwa."
Li Bun Hao terperanjat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Semua pengawal2pun memperlihatkan wajah keheranan. "Hutang jiwa siapa yang hendak
sahabat tagih dari kami ?"
"Hutang jiwa orang2nya Kam lo-pang "
Wajah Li Bun Hao berubah mendadak. Dengan tidak sadarkan diri kakinya mundur setindak.
lalu berkata pula: "Kau... Kau.... Kau... Adakah kau...?"
"Pemilik Golok Maut "
"Apa ?"
"Pemilik Golok Maut "
Orang2 yang ada disitu semuanya merasa ketakutan, tetapi juga ada yang agak bersangsi.

Pemuda wajah jelek ini telah mengaku dirinya sendiri sebagai pemilik Golok Maut. Tetapi
pemilik Golok maut adalah seorang orang tua rambut putih berlengan satu dan sudah binasa
dalam tangan Liat- yang Lokoay belum lama berselang. Kematiannya pemilik Golok Maut sudah
disaksikan oleh hampir semua orang2 gagah dari dunia Kang-ouw.
Perkataan pemuda jelek ini sebagai "Pemilik Golok Maut", benar benar merupakan teka teki
yang sukar dijawab.

Tetapi dari kepandaian dan kekuatan ilmu silatnya yang hanya dalam waktu sekejapan mata
saja sudah berhasil membobolkan tiga pos penjagaan penting yang kuat, dapatlah diukur
bagaimana tingginya kekuatan pemuda ini yang rasanya tidak ada dibawahnya kepandaian pemilik
Golok Maut.
Li Bun Hao setelah menenangkan pikirannya lalu berkata sambil ketawa dingin: "Bocah,
Ucapanmu apa tidak nganglong?"
"Bagaimana kau tahu?"
"Pemilik Golok Maut sudah binasa di Cie lie-peng. Kejadiannya sudah disaksikan oieh banyak
orang2 gagah,"

Yo Cie Cong yang diingatkan pada kejadian itu, terlihat kepalanya didongakkan mengawasi
angkasa luar, kemudian dengan secara tiba-tiba ia ketawa bergelak-gelak, agaknya hendak
melampiaskan rasa penasarannya. setelah merasa puas ketawa ia lantas berkata dengan suara
gemas:
"Li Bun Hao, aku adalah keturunannya pemilik Golok Maut yang sudah binasa itu. sekarang aku
hendak melanjutkan usahanya menuntut balas, menagih jiwa pada orang2 yang berhutang satu
demi satu. siapa saja yang dulu turut ambil bagian dalam pembasmian Kam lo pang, tidak ada
seorang juga yang boleh lolos dari ancaman Golok Maut "

Suaranya yang terakhir ditandaskan sehingga membuat Li Bun Hao terkejut sekali, kembali
kakinya digeser setindak lagi kebelakang. "sahabat mau bertindak bagaimana ?"
Ia ketawa meringis. "seperti biasa, ditambah dengan bunganya "
saat itu, seorang orang tua berewokan lebat mendadak maju dan berkata pada Li Bun Hao:
"Harap Pungcu suka mundur dulu."
Setelah berkata demikian, selanjutnya ia berkata pada Yo Cie Cong:
"Bocah,jiwanya seratus orang2 perkumpulan kami yang kau bunuh bunuh Harus kau ganti
sekarang juga "
"Siang-siang sudah kusampaikan kabar yang minta kanan menyingkarkan semua rintangan
sepanjang perjalananku kemari. Kalian tidak menurut, itu berarti mencari kematian sendiri siapa
yang harus kau salah kan ?"
"Ha, ha... Bocah kau terlalu jumawa"
"Sahabat menjabat kedudukan apa disini."
"Pelindung hukum Cie in pang "
"Sebaiknya kau mundur saja."
Orang tua berewokan itu setelah ketawa ber gelak2, berkata pula dengan suara beringas:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bocah, sebagai seorang yang bertanggung jawab melindungi hukum perkumpulan, aku hendak
minta ganti jiwanya orang2 kami yang kau bunuh bunuhi."
"Kau tidak berhak menagihnya."
"Bocah, jangan banyak rewel "
Sambil mengeluarkan bentakan keras orang tua itu menggerakkan kedua tangannya
menyerang Yo Cie Cong dengan sangat hebatnya.

Yo Cie Cong memang bermaksud hendak mendemontrasikan kekuatannya, sengaja ia


membentak dulu "Kau cari mampus", lalu dengan tidak menyingkir, juga tidak berkelit lagi ia
menyodorkan tangannya dengan perlahan. Kabut merah putih terlihat meluncur keluar dari dalam
tangannya.
"Liang kok Cin- goan-."
Demikianlah suara seruan terdengar dari antara orang2 yang demikian banyaknya itu, tetapi
belum lagi lenyap suara seruan ini dari udara, mendadak terdengar satu suara jeritan ngeri.
-0000000-

BAB 36

SUARA ilmu " Liang- kek Cin goan" masih berkumandang di udara, sudah disusul oleh suara
jeritan yang sangat mengerikan. Kemudian kita lihat tubuhnya Pelindung Hukum Cie in pang sudah
terpental jatuh, dari lubang2 mata, hidung, mulut dan teinganya sudah mengeluarkan darah
segar, jiwanya melayang seketika itu juga.
Kekuatan tenaga "Liang kek Cin- goan" ini sesungguhnya merupakan suatu ilmu silat yang
sudah tidak ada taranya, hingga orang ci in pang yang terhitung orang2 kuat dari kalangan
Kangouw, seketika itu mau tidak mau juga dibikin kesima dan tidak berdaya sama sekali.
Suasana seram meliputi seluruh tempat yang menjadi pusatnya perkumpulan Cie In pang, yang
tadinya merupakan sarangnya harimau.

Tidak nyana pengganasnya pemilik Golok Maut yang baru muncul ini pertama2 telah tujukan
sasarannya dan turun tangan kepada Cie ie pang. Bahkan caranya ada lebih kejam ganas dan
telengas dari pada pemilik Golok Maut sendiri yang sudah binasa
Cie in pang, salah satu perkumpulan di dunia Kang ouw yang sudah terkenal namanya, kini
betul2 sudah menghadapi bencana keruntuhan.
semua orangnya yang menyaksikan pertempuran tersebut, tidak ada satu yang berani maju
untuk mencoba rnenyambuti serangan yang begitu hebat dari manusia menakutkan itu

Lie Bun Hao, pangcu dari perkumpulan tersebut, sudah tentu tidak tinggal peluk tangan
menyaksikan semua orang2nya binasa secara mengenaskan ditangannya orang aneh yang
mengaku dirinya sebagai pemilik Golok Maut.
Apalagi kalau diingat bahwa semua ini adalah akibatnya ia sendiri yang telah menanam bibit
bencana pada 20 tahun berselang.
Maka seketika itu ia lantas maju beberapa tindak dan berkata dengan mata beringas:
"Pemilik Golok Maut, hutang piutang harus ditagih kepada orang yang bersangkutan, perlu apa
kau melakukan pembunuhan begitu kejam terhadap orang2 yang tidak berdosa ?"
"Lie Bun Hao, 20 tahun berselang, semua orang2nya Kam lo pang, terhitung ketuanya dan
anak isterinya, boleh dikata hampir binasa seluruhnya. Apakah mereka itu juga berdosa
semuanya? Apakah mereka turut bersalah?" jawab Yo Cie Cong dengan sangat gusar.

Lie Bun Hao bungkam. setelah hening cukup lama ia baru bisa berkata pula dengan suara
bengis:
"Apa hari ini kau bermaksud membasmi habis seluruh anggota Cie in pang?"
"Aku masih belum mempunyai maksud demikian, kecuali..."
"Kecuali apa ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kecuali jika kau tidak segera membubarkan perkumpulan cie In pang dan lantas meninggalkan
lembah ini. Perintahku selalu tidak mengenal kasian Kau harus mengerti sendiri apa akibatnya."
"Bubarkan Cie in pang ?" Bagi orang2 cie inpang, jawaban ini se olah2 suara halilintar ditengah
hari, se-akan2 ketokan martil disetiap telinga mereka.
Bagi orang2 Kang ouw, ini dianggap ada satu penghinaan yang sudah tidak ada taranya atau
suatu perbuatan yang sudah melewati batas.

Lie Bun Hao masih belum menjawab, dari antara orangnya sudah lompat keluar tiga orang.
Mereka itu adalah orang2 yang memangku jabatan Tongcu dalam perkumpulan cie in pang.
Perbuatan tiga tongcu itu segera disusul oleh hiocu yang pada berdiri berbaris dibelakang 3
tongcu tadi.
Yo Cie Cong ketawa dingin. sepasang matanya memancarkan sinar tajam memandang pada
mereka, sehingga untuk sesaat membikin 12 orang itu ragu.
Melihat demikian, Li Bun Hao lalu berkata dengan suara terharu: "saudara silahkan mundur
dahulu, soal ini akan ku tanggung sendiri" Tongcu Gak Lui Ceng lantas menjawab dengan suara
gusar:
"Silahkan Pangcu mundur kesamping, kita orang lebih suka musnah bersama Cie inpang
daripada hidup terhina"
Para tongcu dan Hiocu yang lainnya juga lantas menyambuti ucapan Tongcu tadi dengan suara
gemuruh.

Yo Cie Cong sebenarnya bukan seorang yang gemar membunuh, cuma oleh karena hendak
menuntut balas sakit hati gurunya, ia terpaksa berbuat demikian. Barusan ketika ia dengan
beruntun menerjang tempat penjagaan, sudah menewaskan jiwanya orang Cie inpang hampir 100
orang, hawa amarahnya juga sudah tidak begitu berkobar seperti ketika ia baru menginjak lembah
yang menjadi pusatnya perkumpulan Cie inpang itu.
Semula ia pikir, bila sudah membinasakan jiwanya orang yang menjadi biang keladi, sudah
cukup, tapi kini keadaannya ternyata tidak begitu mudah seperti apa yang ia kira. Maka ia lantas
berkata kepada Lie Bun Hao dengan nada yang agak lunak:
"Lie Bun Hao, aku tidak akan berlaku keterlaluan, tidak akan melakukan pembunuhan terhadap
orang2 yang tidak berdosa. Asal kau bersedia mau membubarkan Cie inpang, aku berjanji tidak
akan membikin luka dirinya siapa juga, kau lihat saja nanti buktinya "
Tapi perkumpulan cie in pang yang sudah didirikan beberapa puluh tahun lamanya, para
Tongcu dan Hiocu serta anggotanya yang kini masib ada, kebanyakan merupakan orang2 yang
sudah banyak berjasa dalam perkumpulannya sebagai jiwanya sendiri Bagaimana mereka mau
mengerti perkumpulannya yang dibangun dengan susah payah itu dibubarkan begitu saja dengan
hanya menuruti perintahnya pemilik Golok Maut saja ?
Andai kata, sekalipun Lie Bun Hao mau terima baik permintaan pemilik Golok Maut, tapi
anggota Cie inpang yang lainnya juga belum tentu menurut. sebab permintaan perkumpulan itu
kalau diterima akibatnya ada lebih memalukan daripada dibubarkan dengan kekerasan atau
pembasmian.

Lie Bun Hao yang bertindak sebagai ketuanya, biar bagaimana juga tidak bisa terima baik
permintaan pemilik Golok Maut yang berarti menyuruh ia menghianati atau menjual
perkumpulannya sendiri
Maka saat itu ia lantas menjawab dengan suara gusar: "Bocah keparat, dengarlah jawabanku :
Tidak bisa "
"Lie Bun Hao, kalau begitu kau jangan sesalkan kalau aku berlaku keterlaluan " Yo Cie Cong
mengancam.
Belum sampai Lie Bun Hao memberi jawabannya, 12 Tongcu dan Hiocu yang majukan diri tadi
sudah tidak bisa menahan kemarahannya lagi. Meskipun mereka tahu bukan tandingan pemilik
Golok Maut, tapi mereka tidak suka diperhina begitu saja, apa lagi mengingat soal ini ada
mengenai hidup atau musnahnya perkumpulan cie inpang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Maka diantara suara bentakan riuh, 12 orang kuat dari Cie inpang itu sudah melancarkan
serangannya berbareng dari berbagai jurusan kepada Yo Cie Cong.
serangan tangan yang dilancarkan berbareng itu se-olah2 gelombang laut dengan hebat
menggempur dirinya Yo Cie Cong.

Tapi Yo Cie Cong agaknya menganggap sepi serangan yang sangat hebat itu. sambil ketawa
dingin ia egoskan dirinya, dengan sangat lincah ia melesat tinggi untuk menghindarkan serangan
tersebut, kemudian melancarkan serangannya pembalasan.
Ketika serangan 12 orang itu meluncur ke luar tapi mendadak kehilangan sasarannya, mereka
lantas mengetahui keadaan tidak beres. Belum sempat mereka bertindak. satu kekuatan tenaga
dalam yang amat hebat sudah datang menggulung mereka dengan tidak diketahui dari mana
datangnya.

Dengan cepat mereka menyingkir berpencaran, tapi ternyata masih ada dua orang yang agak
terlambat gerakannya sudah kesambar oleh kekuatan serangan tersebut, seketika itu lantas rubuh
terjengkang tidak bisa berkutik lagi.
Tepat pada saat itu, pangcu Lie Bun Hao secara, pengecut, diam2 telah mengerahkan seluruh
kekuatan tenaganya, dengan kecepatan bagaikan kilat melakukan serangan pembokongan
terhadap dirinya Yo Cie Cong.

Lie Bun Hao yang menjadi ketuanya Cie In pang baik kepandaian ilmu silatnya mau pun
kekuatan tenaganya, sudah tentu tidak dapat dipandang ringan- Dapat kita bayangkan sendiri,
betapa hebatnya serangan yang dilancarkan secara membokong tadi.
Yo Cie Cong yang mengetahui dirinya dibokong, tidak sudi ia menyambuti serangan ini,
sebaliknya lantas lompat melesat tinggi untuk menyingkir dari serangan.
Dengan demikian, Lie Bun Hao menjadi kecele. Ia merasa sangat menyesal dan kecewa niatnya
telah gagal, maka ia lanta2 berjingkrak-jingkrak dan ber-kauwk2 sendiri seperti orang kalap.

Sementara itu, 12 Tongcu dan Hiocu yang melakukan serangan berbareng tadi, setelah dibalas
oleh serangan Yo Cie Cong dan terpaksa mundur tersipu2 bahkan kehilangan jiwa dua orang
kawannya, juga lantas maju menyerbu lagi sambil berteriak-teriak. Kali ini mereka menyerang
dengan menggunakan senjata masing-masing.

Yo Cie Cong agaknya sudah berkobar lagi napsunya membunuh, dari kedua telapakkan
tangannya saat itu sudah mengeluarkan dua uap asap warna putih dan merah, asap yang
merupakan kekuatan tenaga dalam yang sudah tidak ada taranya itu lantas menyambuti serangan
senjata tajam yang dilancarkan oleh orang2 Cie in pang tadi.
Suara beradunya senjata tajam lantas terdengar berulang ulang lalu disusul oleh suara senjata
yang patah dan jatuh kemudian suara rintihan dan jeritan, yang dibarengi oleh menyemburnya
darah segar dan rubuhnya beberapa tubuh manusia.
Ditanah yang sudah menjadi merah karena tersiram darah manusia, saat itu sudah tambah lagi
4 manusia yang rebah menggeletak tidak bernyawa.

Dua belas Tongcu dan Hiocu yang terdiri dari orang-orang terkuat dalam perkumpulan Cie
inpang, dalam dua gebrakan saja sudah kehilangan 6 jiwa, sedang difihak lawannya masih belum
mengeluarkan senjatanya atau menggunakan kekuatan tenaga sepenuhnya. Kalau tidak.
barangkali sudah tidak ada yang bisa tinggal hidup,

Para anggota Cie in pang yang lainnya, rupanya telah mengerti bahwa sekalipun mereka semua
mengeroyok juga tidak ada gunanya, maka semuanya malah tidak berani bergerak.
Enam dari sisanya 12 Tongcu dan Hiocu yang menyerang Yo Cie Cong tadi, kelihatannya sudah
mulai lemas, hanya dengan mata melotot mereka mengawasi Yo Cie Cong, tapi tidak ada satupun
yang berani bergerak lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Lie Bun Hao sambil memandang pada Yo Cie Cong berkata dengan suara mendongkol. "Bocah,
kami bersumpah tidak akan berdiri dibumi ini ber-sama2 dengan kau"
"Li Bun Hao, dengan kepandaianmu seperti sekarang ini masih belum boleh mengucapkan
perkataan demikian" jawabnya Yo Cie Cong dengan suara dingin. Kemudian dengan tenang ia
mengeluarkan senjatanya Golok Maut.
Lie Bun Hao ketika menyaksikan senjata yang aneh bentuknya itu, wajahnya pucat seketika. "
Golok Maut"

Suara seruan itu terdengar amat riuh, sebab senjata yang sangat aneh bentuknya itu, setiap
kali muncul. sedikitnya satu jiwa akan melayang, bahkan belum pernah terdengar ada orang kuat
yang bisa lolos dari golok aneh itu
Munculnya Golok Maut, berarti datangnya bencana kematian yang tidak bisa ditakar lagi.
Sinar berkeredepan yang memancar keluar dari batangnya Golok Maut, sudah cukup untuk
membuat gemetar setiap orang yang melihatnya.. semua orang2 Cie-in-pang yang ada disana,
meski mereka tahu bahwa Pangcu mereka akan- menemukan ajalnya dalam saat tidak lama lagi,
tapi hati mereka saat itu sudah dipengaruhi oleh perasaan-takut yang hebat, maka sampai pun-
bergerak saja juga tidak berani.

Hanya baru beberapa bulan saja Golok Maut unjukkan diri didunia Kang-ouw, tapi sudah cukup
membuat geger dan menggema pada dunia rimba persilatan. Dalam pertempuran di ci-lie-peng,
berita binasa-nya pemilik Golok Maut ditangannya Liat- yang lo koay. juga menggemparkan dunia
Kangouw, tapi sungguh tidak dinyana, belum lagi sirap berita yang menggemparkan itu didunia
Kang ouw telah muncul lagi dirinya pemilik Golok Maut yang lain, hal mana telah membuat
terkejut dan heran semua orang.

Li Bun Hao setelah sejenak mengawasi Golok Maut yang berbentuk aneh itu, lantas menghunus
pedangnya cie ia kiam yang sinarnya berkeredepan menyilaukan mata.
Pedang cie in kiam ini ada suatu benda pusaka dari jaman purbakala. Tajamnya luar biasa,
maka dijadikan benda pusaka dari perkumpulan cie in pang, dan ini adalah untuk pertama kalinya
digunakan oleh ketuanya untuk menghadapi musuh.
Semua orang cie in pang yang ada disitu ketika menyaksikan senjata pusaka itu keluar dari
sarungnya, se-olah2 geledek menyambar saja, setiap orang lalu tersadar bahwa mereka beserta
perkumpulannya tengah menghadapi bencana keruntuhan, maka rasa sedih, duka telah
menghangatkan perasaan gusar yang me-luap2 terhadap musuhnya ini.

Perasaan takut dan kaget yang tadinya menyelimuti seluruh pikiran mereka, kini telah lenyap
semuanya, berganti dengan perasaan sakit hati dan amarah yang me-luap.
"Maju " demikian terdengar suara seruan dari antara mereka itu.
Seruan yang keluarnya secara mendadak itu telah disusul oleh bergeraknya beberapa puluh
orang yang-dengan senjatanya masing2 serentak menyerbu dirinya Yo Cie Cong. Li Bun Hao
setelah berpekik juga turut menyerang.
Yo Cie Cong Yang menyaksikan keadaan demikian, lantas membentak keras, Golok Maut
tangannya sudah lantas dikerjakan, sehingga sebentar saja terjadilah suatu pertempuran hebat
yang tidak ada taranya...

Suara beradunya senjata dan jeritan manusia diselingi dengan tangan dan kaki beterbangan
ditengah udara serta rubuhnya tubuh manusia yang sudah tidak bernyawa lagi.
Yo Cie Cong yang agaknya sudah kalap. telah melakukan pembunuhan besar-besaran. Tanpa
menghiraukan jiwanya sendiri, dan akibatnya. Darah mengalir tanpa putus2-nya, bangkai
bergelimpangan, sehingga ruangan pusat perkumpulan cie in-pang dalam waktu sekejapan saja
sudah berubah menjadi tempat jagal manusia.
Keadaan demikian itu, jika berlangsung kira2 setengah jam lagi, semua orang2 kuat Cie in-pang
yang berada disitu barangkali seorangpun tidak ada yang bisa hidup, mereka akan terbinasa
seluruhnya dibawah senjata Golok Maut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kejadian ini adalah merupakan peristiwa pembunuhan besar-besaran dalam sejarah rimba
persilatan-

Yo Cie Cong rupanya pada saat itu sudah gelap pikirannya, akal budinya sudah dipengaruhi
oleh hawa amarah dan napsu membunuhnya, sehingga tujuan satu-satunya: "Membunuh "
Tipu serangan Golok Maut yang sangat luar biasa, karena harus menghadapi musuh yang
begitu banyaknya yang semuanya juga sudah menjadi kalap. maka Yo Cie Cong telah
menggunakannya sampai ber ulang2, sehingga banyak sudah orang-2 kuat dari Cie in-pang yang
jatuh saling susul.

Kalau bukan lengan mereka yang terkutung, sudah pasti bagian pahalah yang terlepas,
sedikitpun tidak ada yang meleset dari sasarannya.
Lie Bun Hao yang menyaksikan orang2-nya bertempur secara nekad, meskipun sudah banyak
korban yang jatuh, tetapi yang masih hidup masih juga berani maju merangsek terus, ia hanya
bisa mengawasi dengan mata beringas. Percuma saja ia mempunyai senjata pusaka yang
tajamnya luar biasa, karena tidak mendapatkan kesempatan untuk menghadapi lawannya.

Juga ia tidak berdaya untuk mencegah orangnya berbuat begitu nekad, maka ia hanya
membiarkan peristiwa berdarah itu berlangsung terus, namun dalam hatinya diam-diam sudah
mengeluh: " Habis, tamatlah riwayatnya Cie- in-pang."
Pada saat itu, suara tajam dan berat terdengar diantara suara jeritan dan suara beradunya
senjata2. suara itu tiba-2 masuk kedalam telinganya Yo Cie Cong.
"Anak. kau keterlaluan-" suara itu diulangi sampai tiga kali.
Setiap patah kata dari suara tadi seolah-olah ketukan palu besar didadanya Yo Cie Cong,
setinggi tersadarlah anak muda itu akan perbuatannya yang sudah seperti orang gila. Ia sudah
mengenali benar siapa orangnya yang mengucapkan perkataan itu tadi.
Orang itu adalah si orang berkedok kain merah yang paling dijunjung tinggi dan paling
dihormati oleh Yo Cie Cong.

Perkataan orang berkedok kain merah itu seolah-olah mempunyai pengaruh gaib, sehingga
membuat anak muda itu sadar dan tunduk betul-betul. "Ya, aku keterlaluan." demikian kata
pemuda itu pada dirinya sendiri.
Selanjutnya, Yo Cie Coug lantas mengambil tindakan tegas dan pendek. ia memusatkan seluruh
kekuatan "Liang kek Cin goan" kesebelah tangan, lalu dtayunkun kekanan dan kekiri suatu tenaga
dahsyat yang tidak terlihat telah menggulung orang yang berada di kanan dan kiri dirinya.

Kekuatan itu se-olah2 angin menyapu awan, sebentar saja telah mendorong sisa orang-2 yang
mengeroyok dan yang masih membandel menyerbu kearah. orang-2 itu telah dibikin terpental
sejauh dua tumbak. Yo Cie Cong sendiri dengan kecepatan kilat melayang menghampiri Li Bun
Hao.
Gerakannya itu dilakukan secara tiba2 dan juga diluar dugaannya pangcu dari Cie in pang itu.

Li Bun Hao yang bertindak sangat hati2 dalam menghadapi pemilik Golok Maut, ketika Yo Cie
Cong bergerak secara tiba-tiba meluncur kearahnya, ia sudah siap sedia untuk menghadapi segala
kemungkinan.
Begitu melihat bergeraknya bayangan Yo Cie Cong, ia sudah menggunakan pedang pusakanya
yang tajam luar biasa. Dengan sepenuh tenaganya ia membabat dan menikam dada sianak muda,
dengan beruntun sampai delapan belas kali.
sinar pedang terlihat berkelebat, sedikitpun tidak memberikan kesempatan pada Yo Cie Cong
untuk bertindak.

Yo Cie Cong dengan ilmunya Menggeser tubuh menukar bayanya, se-olah2 gerakan setan dan
angin cepatnya telah berputar disekitar dirinya Lie Bun Hao. Ia menantikan sampai Li Bun Hao
kehabisan tenaga sendiri, baru bergerak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tidak lama ia menunggu, saat itu telah tiba. Yo Cie Cong. tertampak telah melancarkan
serangan mautnya. Tetapi baru saja menyerang dua kali, serangannya tiba2 dihentikan

Diantara suara jeritan ngeri dan muncratnya darah merah, telah terbang melejit keudara dua
buah benda dibarengi berkelebatnya sinar biru. orang2 kuat yang tadi terdorong mundur oleh
ilmunya Yo Cie Cong, yang saat itu masih belum lagi bisa berdiri tegak, sudah pada menjerit.
Dua benda yang terbang melesat ketengah udara tadi kiranya adalah dua lengan tangannya Li
Bun Hao yang terpapas kutung oleh Golok Maut. sedangkan benda yang berkeredepan bersinar
biru adalah pedang pusakanya Cie- in- kiam.

Semua kejadian itu kalau dilukiskan dengan kata2, akan memerlukan banyak perkataan, tetapi
sebetulnya hanya terjadi dalam waktu sekejapan saja.
Yo Cie Cong setelah berhasil memapas kutung kedua lengan tangannya Li Bun Hao, tiba-tiba
serangan lanjutannya dihentikan kemudian ia berkata dengan suara rendah kepada pangcu Cie-
in-pang itu.
"Li Bun Hao, aku mengutungi kedua lengan tanganmu ini adalah untuk menuntut sakit hatinya
orang2 Kam lo pang. sekarang aku hendak berbuat atas dirimu seperti apa yang aku lakukan
terhadap pangcu Ban siu pang: Aku hendak mengutungi kedua pahamu lagi. Perlu aku
beritahukan lagi padamu, aku ini adalah itu bocah yang kalian, kedua "pang" dengan cin Bie Nio
dari Pek leng hwe, ketika aku di tepi danau Naga tempo hari. Mendengar ini, rasanya kau bisa
mati dengan meram."

Li Bun Hao yang saat itu sedang ter-huyung2 karena kedua lengannya sudah terpapas kutung,
ketika mendengar perkataan Yo Cie Cong itu, mendadak lantas berdiri dan berteriak:
"Kau... kau adalah kau si bocah wajah dingin?" baru mengucapkan perkataan demikian, kembali
terdengar suara jeritannya, dan kali ini kedua pahanya telah terpapas kutung, dadanya berlubang.
Darah segar menyembur keluar dari dadanya, tubuhnya lantas rubuh "berhenti" jadi orang...
Sisa orang Cie inpang yang masih hidup ketika menyaksikan pemimpinnya mati secara demikian
mengenaskan, semuanya cepat2 berteriak gusar dan menyerbu Yo Cie Cong dengan tidak
menghiraukan jiwanya lagi. Tetapi terjangan gerakan mereka sudah terlambat.
Pemuda aneh wayah jelek hitam yang mengaku sebagai pemilik Golok Muat itu sudah
menghilang dari depan mata mereka.
-0000000-

Beberapa hari kemudian dunia Kang-ouw telah dibikin gempar dengan berita tentang
terbasminya habis-habisan perkumpulan Cie- in pang, salah satu perkumpulan terbesar dalam
dunia persilatan.
Dua pang dan satu Hwee yang dulu namanya sangat terkenal di kalangan Kang ow, sekarang
hanya tinggal lagi satu Hwee yaitu Pek leng-hwee yang masih berdiri tegak.

Ban siu-pang, sejak pangcunya, Tio Phan terbinasa diujung Golok Maut di dalam kota Tiang soa
juga sudah lantas dibubarkan oleh orang-2nya sendiri
Tetapi apa yang mengherankan orang2 dunia kang-ouw adalah orang yang bertindak
melakukan pembunuhan terhadap perkumpulan Cie in pang ternyata adalah pemilik Golok Maut
juga yang baru, yang bertindak melanjutkan tugasnya pemilik Golok Maut yang lama, tetapi baik
kepandaian ilmu silatnya, maupun kekuatan tenaganya, kalau dibandingkan dengan kekuatan dan
tenaga pemilik Golok Maut yang asli, pemilik Golok Maut baru ini agaknya masih lebih tinggi
setingkat.

Ketika tersiar berita tentang terbunuhnya pemilik Golok Maut yang ditangannya Liat yang
Lokoay, baru saja orang dunia rimba persilatan merasa tenang terhindar dari bencana yang
mengerikan dan menakutkan. tiba2 dibikin gemetar oleh munculnya pemilik Golok Maut lagi. Tidak
dinyana pemilik Golok Maut yang lama mempunyai pengganti yang meneruskan tugasnya
menuntut balas kepada musuh nya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Lima partai terbesar dari rimba persilatan- Kini telah berserikat dan mengutus puluhan
orangnya yang paling kuat bawah pimpinannya seorang ketua dari Siau lim pay, Pek Tie siansu
untuk menyelidiki keadaan sebenarnya tentang peristiwa berdarah itu supaya jangan sampai
menjalar lebih luas..
Disamping itu, orang2 kuat dari golongan hitam dan putih juga mulai bergerak kembali.
Maksudnya sudah tentu juga ingin menyingkirkan manusia yang menakutkan itu Di antara orang2
golongan hitam itu, adalah orang dari Im mo kau yang bergeraknya paling aktif.
Sudah tentu pula, dengan terbasminya perkumpulan Cie in pang, orang2 didunia Kang ouw
tidak ada seorangpun yang mengetahui dengan tepat siapa sebenarnya yang memegang peranan
sebagai pemilik Golok Maut baru.

Karena apa yang pernah mereka saksikan, si pemilik Golok Maut, yang pertamanya di pegang
oleh Yo Cie Cong yang menyaru sebagai orang tua, adalah pemimpin Kam lo pang.
Satu2nya orang yang mengetahui rahasia ini, hanyalah si pemilik bendera burung laut, ialah itu
orang penuh rahasia yang selalu mengenakan kedok kain merah. sesudah peristiwa hancurnya
perkumpulan cie in-pang, dengan beruntun sampai tujuh kali pemilik Golok Maut itu telah
unjukkan diri sudah dengan sendirinya pula, setiap kali muncul, Golok Mautnya pasti meminta
korban dirinya musuh2 Kam-lo pang. Tempat munculnya pemilik Golok Maut itu terkadang di
selatan, terkadang pula di Utara, sehingga membuat orang sukar mengikuti jejaknya, seluruh
dunia persilatan telah dibikin gempar, se-olah2 sedang menghadapi dunia kiamat.
Bilakah berhentinya perbuatan gila dan kejam itu? Tidak ada seorangpun yang dapat
meramalkan-

Seandainya perbuatan pemilik Golok Maut itu benar hanya hendak menagih hutang jiwanya
orang2 Kam-lo-pang yang dibinasakan pada dua puluh tahun berselang, tidakkah perbuatan
penuntutan balas itu dilakukan terlalu kejam, hingga dapat metenyapkan perasaan orang2 yang
menaruh simpati ?
Perbuatannya yang telengas dan kejam itu bukankah per-lahan2 akan menimbulkan perasaan
antipati dari orang2 yang tadinya sudah menaruh simpati?
-000000-

Pada suatu hari, jalan raya yang menuju ke kota Lam ciang tampak seorang pemuda cakap
ganteng yang sikapnya kecut dingin.Pemuda ini berjalan seorang diri dengan gerakan sangat
lambat sambil menundukan kepala, agaknya ia sedang berpikir keras.
siapakah pemuda itu? Pembaca tentu lantas kenal, sebab ia bukan lain daripada Yo Cie Cong,
yang memegang peranan sebagai pemilik Golok Maut.
Dengan beruntun sampai tujuh kali telah membasmi satu demi satu musuhnya Kam-lo-pang
yang namanya tercatat dalam daftar lembar kedua.

Perbuatannya itu terus dilanjutkan sampai semua nama yang terdapat dalam lembar ke dua itu
terhapus habis. Mereka itu semuanya dibinasakan dengan Golok Mautnya.
Dan kini, tindakan selanjutnya yang akan dilakukan ialah hendak mencari musuh2nya yang
terkuat, yang namanya tercantum paling atas dalam daftar musuhnya Kam lo pang.
Kelima orang kuat itu tentunya merupakan ahli2 yang terkenal karena kejahatannya dikalangan
putih dan hitam.

Ini juga merupakan permulaan bagi Yo Cie Cong menghadapi tugas yang terberat selama
melakukan tugasnya menuntut balas pada semua musuh2nya Kam lo-pang, sebab untuk
selanjutnya ia akan menghadapi musuh2 yang sangat kuat yang tidak begitu mudah dibinasakan
seperti yang lainnya.
Tugas utama bagi Yo Ci Cong pada saat itu ialah, bagaimana dapat mencari jejaknya si siluman
Tengkorak Lui Bok Thong, sebab benda pusaka perguruannya, yaitu ouw bok Pow lok satu bagian
berada ditangannya iblis itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Jikalau ia berhasil dapat merebut kembali satu pusaka itu, maka untuk selanjutnya ia dapat
menyatukan dengan sepotong lainnya yang sudah berada padanya. Catatan ilmu silat luar biasa
yang tertulis dalam dua potong kayu pusaka itu dapat membantu tidak sedikit dalam usahanya
menuntut balas dalam menghadapi musuh2nya yang terkuat.
Selain dari pada itu, dua potong kayu pusaka (ouw bok Po lok) itu juga merupakan bibit
bencana dalam peristiwa terbasminya perkumpulan Kam lo-pang pada dua puluh tahun berselang,
maka apa pun yang akan terjadi ia harus berusaha sampai barang tersebut dapat direbut kembali.

Disamping itu semua, ia juga teringat akan dirinya sendiri yang diselubungi banyak rahasia, asal
usulnya yang masih merupakan satu teka teki. Ia harus mencari tahu tentang dirinya dan baru
dapat membuka tabir rahasianya itu.
Banyak lagi urusan yang masih harus diselesaikannya, seperti apa yang telah disanggupi dari
permintaannya Thian-san liong- lie, mencari itu akhli pedang yang wajahnya mirip sekali dengan
wajahnya sendiri
Karena memikir semua persoalannya yang memenuhi otaknya itulah maka ia beryalan sambil
tundukkan kepala.
Selagi enak2nya ia berjalan, satu sambaran angin yang sangat halus dirasa berseliwerkan
disamping nya. Ia lantas menengok Apa yang dirasakannya telah membuat hatinya bercekat.
-0000000-

BAB 37
DUA BAYANGAN putih dengan kecepatan seperti asap terlihat terbang melalui samping dirinya,
lari menuju kearah bukit disebelah kananyalan raya. Bayangan itu hanya dengan beberapa kali
berkelebat saja sudah menghilang kedalam rimba yang terdapat di bawah bukit tersebut. Hanya
bau harum yang masih tertinggal yang menusuk hidungnya Yo Cie Cong.

Dari bau harumnya itu, Yo Cie Cong mengambil kesimpulan, tentunya bayangan putih yang
terbang menghilang seperti asap tadi pasti adalah dua orang wanita atau salah satu di antaranya
ada wanita.
Hanya seorang yang berkepandaian tinggi seperti Yo Cie Cong yang bisa mengetahui, bahkan
dapat membedakan siapa orangnya yang lewat disampingnya tadi. Untuk orang yang kepandaian
Ilmu silatnya belum seberapa tinggi, tidak nanti dapat membedakan kalau bayangan yang melesat
disampingnya tadi benar2 manusia, mungkin pula orang itu akan menganggap setan atau makhluk
jejadian-

Yo Cie Cong merasa tertarik oleh kepandaian yang luar biasa dari dua bayangan putih tadi.
Dalam hatinya lalu timbul pikiran: "Ilmu lari pesat dari dua wanita tadi sangat berbeda dengan apa
yang pernah kulihat didunia Kang-ouw. Ini sungguhnya sangat aneh. Entah kepandaian dari
golongan manakah yang dipelajarinya ? Mengapa aku tidak mau mengejar mereka untuk
mengetahui asal usulnya ?
Karena terpikir demikian, dengan cepat ia lantas lari menyusul kearahnya kedua bayangan
putih tadi.

Yo Cie Cong yang berkali-kali menemukan kejadian gaib dan mujijad, menjadikan dirinya
berubah menjadi seorang terkuat dalam kalangan Kang ouw yang susah dicari tandingannya.
Sejak ia meyakinkan ilmunya "Liang-kek Cin-goan", kekuatannya telah bertambah beriipat ganda,
maka segala gerakan-nya seolah-olah bukan gerakan manusia.
Sebentar saja, ia sudah berada dalam rimba dibawah bukit, dimana kedua bayangan putih tadi
menuju.

Rimba itu kira2 setengah lie lebarnya panjangnya tidak cukup 2 lie. Kalau orang berada diatas,
tengah-tengahnya rimba, bisa melihat keadaan disekitarnya.
Yo cie Ceng setelah berada didalam rimba, ternyata tidak dapatkan apa2. Ia berdiri sejenak.
matanya celingukan memandang keadaan disekitarnya, tapi masih belum mendapatkan tanda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

apa2, hingga diam2 hatinya merasa heran. sebab ia tahu benar ilmu lari pesatnya sendiri yang
dikala itu susah dicari tandingannya, tapi mengapa dalam waktu sekejapan saja sudah kehilangan
bayangan orang yang dikejarnya ? Hal ini rasanya benar2 tidak mungkin.

Ia agaknya merata sangat penasaran, dengan cepat ia melesat ke atas pohon yang paling
tinggi didalam rimba itu, Ia coba lagi memandang keadaan disekitarnya, Rimba ini ternyata
berdampingan dengan sebuah bukit di kedua sisinya ada terdapat tanah datar yang luas.
Tapi heran, satu bayanganpun tidak kelihatan

Yo Cie Cong dengan cepat sudah menarik kesimpulan, kedua bayangan orang tadi sudah lari
menuju kedalam bukit sebelum ia bergerak menyusul. sebab kalau tidak. mana mungkin dapat
terlolos dari matanya ?
Perasaan heran telah mendorong padanya untuk mencari tahu se-dalam2nya keadaan ditempat
tersebut.
Tanpa ragu2 ia lantas gerakan badannya menuju keatas bukit.
Baru saja tiba diatas bukit, besar saja ditengah antara dua puncak gunung tinggi, ia dapat lihat
dua titik bayangan putih yang terbang melesat kearah salah satu puncak gunung yang tinggi
menjulang ke langit itu.

Yo Cie Cong lantas kerahkan seluruh kekuatannya, secepat kilat melesat kearah larinya orang
tersebut.
setelah melalui dua puncak. didepan matanya sudah kelihatan puncak yang tinggi ke langit tadi.
Puncak gunung itu berdiri sendiri ditengah-tengah rentetan bukit se-olah2 sebuah pagoda
tinggi. Dan tengah-2 puncak terus menjulang keatas kelihatan diliputi oleh awan dan kabut tipis.
Pada saat itu mata Yo Cie Cong mendadak dapat lihat dua bayangan putih tadi melayang dan
menghilang di-tengah-2puncak gunung yang diliputi oleh kabut tipis.

Dalam hatinya Yo Cie Cong, kecuali merasa heran juga diliputi oleh perasaan yang sangat
rahasia. Ia tidak dapat menduga dari golongan mana sebetulnya dua bayangan putih yang sangat
misterius itu, siapakah gerangan orang yang berdiam dipuncak gunung yang menjulang tinggi
kelangit itu ?
Dari golongan jahat ataukah dari golongan baik ? semua ini masih merupakan suatu teka teki
besar baginya.

Belum lagi hilang rasa herannya, ia sudah sampai didekatnya sebuah puncak gunung. Ketika ia
mengawasi tempat tersebut, ternyata didepan matanya terpentang suatu jurang yang dalam sekali
yang tidak terlihat dasarnya Jurang itu luasnya kira2 lima puluh tumbak.

Ditambah terlihat kabut tebal. Kalau orang berdiri diatas gunung melihat keatas jurang,
keadaannya sangat mengerikan. ia tidak habis pikir bagaimana dua bayangan tadi bisa
menyeberangi jurang ini? cepat ia menghentikan gerakan kakinya, dengan perasaan heran ia
mengawasi rintangan yang terbuat dari alam itu. setelah berpikir sejenak. tiba-tiba ia
mendapatkan suatu akal.
Ia memungut sebuah batu sebesar kelapa yang lalu dilemparkan kedaLam jurang yang tidak
kelihatan dasarnya itu. siapa tahu, setelah menantikan sekian lamanya, masih tetap ia tidak
melihat reaksi apapun juga, sehingga kembali ia dibikin ter-heran2. Dalam hatinya lantas berpikir:
"Kedua bayangan tadi kecuali setan atau siluman sudah tentu tidak mampu terbang melayang
melewati rintangan yang begitu jauh dan begitu dalam."

Yo Cie Cong mengukur tenaganya sendiri. Paling banter ia cuma bisa terbang melesat sejauh
empat puluh tumbak atau lebih sedikit, tetapi jarak antara kedua tebing yang terpisah oleh jurang
yang dalam itu kira-kira jauhnya lima puluh tumbak.
Selain daripada itu, tempat tersebut juga tertutup oleh kabut putih yang tebal, sehingga sama
sekali tidak dapat diketahui dengan jelas apakah dipuncak gunung sebelah sana itu ada tempat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

yang baik untuk tancap kaki, sebab sekali saja salah bertindak. akibatnya akan hancur leburlah
dirinya.

Maka untuk sesaat lamanya ia masih berdiri bengong ditempat tersebut.


"Bocah, kau sedang pikirkan apa?" tiba2 terdengar suara seperti suara orang tua yang
kedengaran sangat berwibawa, telah terdengar nyata, terbawa desiran angin.
Yo Cie Cong cuma mendengar suara itu yang menyebut dirinya "Bocah", dengan tepat ia lantas
lompat kebelakang. Dalam hati bukan kepalang kagetnya, sebab ada orang yang berada
didekatnya juga ia masih belum merasa sama sekali.
Ketika ia menegasi, dilihatnya ada seorang tua aneh dengan rambutnya yang digelung ke-
belakang, bajunya compang camping dan kakinya telanjang. orang tua itu berdiri tidak jauh dari
tempatnya tadi berdiri.
Sepasang matanya yang tajam dengan tidak berkelip mengawasinya.

Setelah menenangkan pikirannya, Yo Ce Cong lalu menghampiri orang aneh itu dan setelah
memandang dengan seksama ia lalu menyapa: "Tuan siapa ?"
Orang aneh itu memandang Yo Cie Cong dengan matanya yang tajam sejenak. mendadak
berseru kaget : "EH "
se-olah2 sudah melupakan pertanyaannya Yo Cie Cong, terdengar ia menggerutu seorang diri:
"Bocah ini mengapa mirip benar dengan dia?"
Yo Cie Cong dikejutkan oleh perkataan orang aneh itu, maka ia lantas menegur pula:
"Tuan siapa? Tuan kata aku mirip dengan dia, siapakah yang tuan maksudkan dengan dia itu"
Orang aneh itu mundur satu langkah, ia masih tetap berkata pada dirinya sendiri: "Sikap dan
tindak tanduknya, tidak ada yang tidak mirip."
Yo Cie Cong dibikin bingung oleh kelakuan orang aneh ini sehingga dengan tidak sengaja ia
menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Dalam hatinya lalu berpikir. "Apakah orang ini gila ? Tetapi dari kepandaiannya barusan, bisa
mendekati diriku tanpa kuketahui terang dia mempunyai kepandaian tinggi. Tetapi mengapa
perkataannya tidak karuan juntrungannya ?"
Ia lalu menanya lagi sambil kerutkan keningnya : "Apa yang tuan ucapkan ? Aku tidak
mengerti.."
Orang aneh itu agaknya seperti baru tersadar dari mimpinya, lantas berkata dengan suara agak
terharu: "Bocah, apa kau ingin melalui jurang ini? Karena apa ?"
"Karena tertarik oleh perasaan ter-heran2."
"Perasaan heran ? Ha ha... Bocah, kau tidak mampu menyeberangi jurang ini. sudah sepuluh
tahun lebih lohu menantikan disini, sampai sekarang juga masih belum mampu menyeberangi
jurang ini." sehabis berkata ia menghela napas panjang.
"Tuan sudah menantikan sampai sepuluh tahun lebih lamanya ?"
"Benar. Malah tepatnya sudah lima belas tahun."
"Untuk apa tuan menantikan sampai begitu lama ?"
"Hal ini tidak perlu kau ketahui."

Yo Cie Cong merasa tidak puas oleh jawaban yang dingin itu, maka ia lantas hendak berlalu.
"Bocah, kau jangan pergi dulu. Aku masih ada beberapa pertanyaan yang hendak ku- ajukan
padamu." orang aneh itu cepat2 mencegah
Yo Cie Cong terpaksa balik kembali. Dengan matanya yang tajam ia mengawasi si orang aneh.
"Ada hal apa lagi yang hendak kau tanyakan padaku?"
"Siapakah namamu?"
"Yo Cie Cong."
Orang aneh itu gelengkan kepalanya, tiba2 telah mengelah napas.

Kelakuan aneh dari orang aneh ini sebaliknya menimbulkan perasaan heran Yo Cie Cong, maka
ia lantas menanya: "Mengapa tuan menghela napas ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Sudahlah, hal ini juga tidak perlu aku jelaskan "


"Tuan barusan mengatakan bahwa aku ada mirip dengan dirinya seseorang, siapakah orang itu
?"
"Akhli pedang nomor satu didunia bernama Hoan Thian Hoa, sahabat karib lohu"
Yo Cie Cong ketika mendengar orang aneh itu mengatakan bahwa dirinya ada mirip dengan
Hoan Thian Hoa, itu ahli pedang nomor satu didunia, bukan kepalang kagetnya. Ia masih ingat
benar, Thian san Liong lie juga pernah mengatakan demikian Apakah dirinya ada mempunyai
hubungan apa2 dengan orang yang bernama Hoan Thian Hoa itu..?

Tapi kemudian ia berpikir pula, dan lantas merasa geli sendiri. Bukankah banyak sekali
jumlahnya orang yang mirip satu sama lainnya ? "Dimanakah sekarang itu orang yang bernama
Hoan Thian Hoa ?"
"Bocah, apakah bisa jadi kau kenal padanya ? Nampaknya usiamu masih begini muda sekali.."
"Tidak. aku tidak kenal padanya, cuma saja ada seorang yang tengah mencari padanya." orang
aneh itu nampak membuka lebar matanya.
"Siapa ?"
"Thian san Liong lie Tho Hui Hong, dia sudah mencari padanya 10 tahun lebih lamanya."
"Ahh.. sejak dahulu kala asmara memang selalu membikin sengsara. Nona Thio sesungguhnya
patut dikasihani "

Yo Cie Cong mendengar ucapan orang aneh ini mungkin tahu jelas persoalan antara Thian san
Liong lie dengan jago pedang yang bernama Hoan Thian Hoa itu. oleh karena ia sendiri sudah
berjanji hendak mencarikan dimana adanya laki2 yang sedang dicari oleh bibi Thionya itu, maka ia
pikir hendak mencari keterangan dari dirinya orang itu.
"Apakah Giok bin Kiam khek Hoan Thian Hoa itu bukannya murid dari jago see gak Leng Jie
Hong Locianpwee ?"
"Benar "
"Dimana orangnya ?"
"Mati atau hidupnya masih belum jelas. Tapi kemungkinan besar sudah binasa ditangannya
wanita cabul yang kejam itu "

Wanita cabul yang dimaksudkan oleh orang aneh itu, sudah tentu Yo Cie Cong tidak tahu siapa
orangnya, tapi suatu pikiran mendadak terlintas dalam otaknya, maka lantas menanya:
"Tahukah tuan jago see-gak Leng Jie Hong itu ada mempunyai berapa murid ?"
"Cuma satu Hoan Thian Hoa "
Jawaban ini benar-2 mengejutkan Yo Cie Cong. Dua manusia aneh dari rimba persilatan telah
menyuruh ia memenuhi janjinya untuk bertanding ilmu silat dengan muridnya manusia gaib dari
rimba persilatan, sedang manusia aneh Leng Jie Hong itu cuma mempunyai satu murid, sudah
tentu ia adalah Giok bin Kiam khek Hoan Thian Hoa, tidak salah lagi.

Tapi menurut keterangannya bibi Thonya, yang pernah mencari ke gunung see-gak,
Hoan Thian Hoa benar2 sudah menghilang Dan sekarang orang aneh ini mengatakan bahwa
mati hidupnya Hoan Thian Hoa masih menjadi satu pertanyaan, ini benar2 membuat orang tidak
habis mengerti.
Dengan orang yang mempunyai kedudukan seperti Lam tie Pak hong, yalah dua manusia aneh
dari rimba persilatan, sudah tentu tidak nanti membohongi dirinya.
Lama berdiri melongo. Dalam hatinya berpikir sendiri, barangkali dari mulutnya orang aneh ini
aku dapat mengetahui sedikit tentang dirinya Hoan Thian Hoa. setelah berpikir demikian, ia lantas
menanya dengan suara lemah- lembut: "Bolehkah tuan memberi tahukan nama tuan yang mulia?"
"Lohu adalah Hui Lui chiu (si tangan geledek) Ngo Yong, saudara angkatnya Hoan Thian Hoa "

Yo Cie Cong ketika mendengar orang aneh ini ada saudara angkatnya Hoan Thian Hoa, seketika
itu lantas timbul perasaan hormatnya maka ia lantas berkata dengan sikapnya yang menghormat:
"Kiranya Ngo Cianpwee, maafkan sikap boanpwee tadi yang agak kurang sopan "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"ow, tidak apa2. Nah bocah, sekarang coba terangkan, cara bagaimana kau bisa datang ke
puncak gunung pit koan hong ini?"
"Karena mengejar jejaknya dua orang sehingga tiba disini "
"Bagaimana orangnya yang kau kejar?"
"Mungkin dua orang wanita, tapi mereka gesit sekali gerakannya, hingga tidak dapat dilihat
dengan nyata "
"Dimana sekarang orangnya ?"
"Ketika boanpwe tiba disini, dua orang itu sudah ada ditepinya tebing puncak gunung
diseberang sana"
"Eh, bagaimana lohu tidak dapat lihat"

Yo Cie Cong tampak berpikir sejenak. kemudian bertanya:


"Menurut pikiran boanpwee, mungkin ada jalanan rahasia yang menuju ke seberang puncak
sana .Jikalau tidak. dengan jarak yang begitu jauh dan tempat yang begitu curam, didalam rimba
persilatan barangkali belum terdapat seorangpun juga yang mampu menyeberangi jurang ini."
"Ng, lohu disini sudah menunggu lebih dari 10 tahun lamanya, belum pernah menemukan
dimana ada jalanan rahasia?"
"Apakah cianpwee menunggu disini juga lantaran ketarik oleh perasaan heran ?" orang aneh itu
mendadak dongakkan kepala dan tertawa sedih.
"Hahaha... Tertarik oleh perasaan heran?, rasanya cuma tepat sebagian saja, Lohu adalah
hendak mencari tahu tentang mati atau hidup saudara angkat lohu Hoan Thian Hoa itu"
"Tentang mati hidupnya Hoan cianpwee apakah ada hubungannya dengan puncak gunung di
seberang sana itu ?"
"Benar, ada kemungkinan besar dia telah mati ditangannya Giok- bin Giam-po Phoa Cit Kow, itu
wanita cabul yang paling kejam di dunia "

Yo Cie Cong seolah-olah terpagut ular, badannya hampir saja melompat, tapi ia coba
kendalikan perasaannya, se-bisa2 jangan sampai naik darahnya.
Ketua Pek leng hwee Cin Bie Nio adalah muridnya Giok bin Giam po Phoa cit Kow. sedang Giok
bin Giam po Phoa Cit Kow ini adalah salah satu musuh besarnya Kam-lopang, yang namanya
terdapat didalam daftar dilembar pertama.
Hui lui chiu Ngo Yong ketika melihat sikapnya Yo Cie Cong nampak aneh, lantas menanya
dengan heran. "Bocah, kau kenapa ?"

Yo Cie Cong coba menekan perasaannya sebisa- bisa, mencoba menjawab sekenanya: "Tidak
kenapa-napa, boanpwee juga sudah lama mendengar namanya siluman wanita itu "
"Bocah, tentang Giok-Bin Giam-po Phoa Ciet Kow yang sembunyikan diri dipuncak gunung Pit
koan-hong ini, orang2 dunia Kang ouw masih belum ada yang tahu.. Lohu sendiri dengan secara
tidak disengaja dapat mempergoki pada puluhan tahun berselang "
"Jikalau Ngo cianpwee tidak berhasil menemukan jalanan yang menuju ketempat tersebut,
barangkali akan menunggu disini untuk selamanya." orang aneh itu ketawa getir, tidak menjawab.
Yo Cie Cong setelah berpikir sejenak, lalu berkata pula:

"Ngo cianpwee tidak menampik, boanpwe bersedia tenaga untuk membantu usaha Cianpwee,
bersama-sama menyelidiki jalanan rahasia disekitar puncak gunung Pit- koan-hong ini tapi belum
tahu bagaimana pikiran cianpwee?"
"Bocah, kita agaknya seperti dijodohkan harus berjumpa satu sama lain, marilah kau ikut ke
tempat kediamanku, aku akan menceritakan suatu kisah untuk kau."
Yo Cie Cong yang justru kepingin tahu persengketaan antara Giok bin Kiam khek dengan Giok
bin Giampo, ia menduga kisah itu tentunya ada hubungannya dengan itu, maka ia lantas terima
baik ajakan Nao Yong.
Keduanya dengan jalan disepandiang tepijurang, terus menuju kesebelah kanan puncak
gunung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tidak antara lama, mereka telah tiba di depan sebuah goa kuno.
Hui Lui chiu Ngo Yang lantas berhenti dan berkata: "inilah tempat kediamanku, mari masuk "
setelah berkata, ia masuk terlebih dahulu, Yo Cie Cong mengikuti di belakangnya.
Goa itu tidak dalam, baru berjalan dua tikungan sudah buntu. Dinding goa nampak licin,
luasnya kira-2 5 tombak. Didalam goa itu tidak terdapat barang apa-2, cuma ditengah-tengah
terdapat setumpukan kayu yang masih menyala apinya. Didinding sebelah kanan terdapat
gantungan beberapa potong daging kering. Dua orang itu setelah berduduk ditanak. Ngo Yong lalu
berkata: "Bocah, sekarang kau boleh dengarkan kisah lohu"
"Bonpwee bersedia mendengarkan"
"Pada 20 tahun berselang, didunia Kangouw telah muncul seorang pemuda tampan cakap
seperti kau, dengan sebilah pedangnya ia telah menjatuhkan jago2 pedang di seluruh kolong
langit tanpa menemukan tandingan.
Hanya dalam waktu setahun saja ia telah mendapatkan nama jago pedang nomor satu."
"Boanpwe duga pemuda itu tentunya Giok-Bin Kiam khek Hoan Thian Hoa..."
"Dengarkan cerita lohu, jangan campur mulut. Namanya pemuda tampan itu menggetarkan
seluruh rimba persilatan, berbareng itu juga menggetarkan hatinya banyak wanita muda atau tua.
Banyak wanita dengan secara kalap me-ngejar2 dia, tapi pemuda itu sikapnya sedikitpun tidak
tergerak hatinya. Thian san Liong lie Tho Hui Hong juga merupakan salah satu diantara-nya
wanita cantik dan gagah yang kala itu jatuh hati padanya serta paling aktif mengejar padanya."

Yo Cie Cong diam2 anggukan kepala. Ngo Yong setelah berdiam sejenak, lalu berkata
"Dalam suatu ketika, pemuda gagah dan tampan itu telah berkenalan dengan seorang gadis
yang usianya sebaya dengan ia, tapi mempunyai kecantikan yang bisa membuat siapa saja sekali
melihat lantas tergila gila padanya. Dan pemuda itu lantas jatuh cinta kepada gadis cantik luar
biasa itu..."
"Apakah ia lebih cantik daripada Thian san Liong lie ?" selaknya Yo Cie Cong.
"Benar, bukan saja lebih cantik dari padanya, tapi juga mempunyai kepandaian ilmu silat lebih
tinggi"
"Ow "

Yo Cie Cong agaknya merasa kaget. sebab dalam matanya. Thian-san Liong- lie sudah
terhitung seorang wanita yang mempunyai kecantikan luar biasa, dengan usianya yang seperti
sekarang, sudah setengah tua kecantikannya masih kelihatan nyata, apalagi dimasa mudanya,
entah bagaimana cantiknya ? Tapi gadis yang dikatakan oleh orang aneh itu katanya adalah lebih
cantik daripadanya, hingga sukar dilukiskan sampai dimana kecantikannya gadis jelita itu ?
Selagi Yo Cie Cong masih terbenam dalam lamunannya sendiri, Ngo Yong sudah melanjutkan
ceriteranya:
"Yang lelaki gagah tampan, yang perempuan cantik dan gagah pula, mereka merupakan satu
pasangan yang setimpal. Maka tidak lama kemudian mereka terus terangkap jodohnya menjadi
suami istri dan berdiam di suatu tempat tersembunyi yang mempunyai pemandangan alam indah
permai. Mereka meninggalkan dunia Kang ouw, untuk menikmati penghidupan yang tenang
tenteram."
"Siapakah nama wanita itu ?"
"Wanita itu bernama- Phoa san cian- ..."
"Apakah dia ada itu Giok-bin Giampo ?"

"Kau dengar dulu ceritera lohu" kata Ngo Yong "pemuda tampan- itu kecuali pergi ketempat
perguruannya, tidak membikin perhubungan dengan orang lain lagi. selama itu, lohu karena
sedang melatih ilmu pukulan "Hui lui chiu (tangan geledek), juga sudah beberapa tahun tidak
unjukan diri didunia Kang-ouw, kalau tidak begitu, barangkali saja bila mencegah tragedi yang
mengenaskan ini."
"Lima tahun kemudian, mereka telah melahirkan seorang anak laki2, anak itu begitu cakap.
sama dengan ayahnya, bayi itu dinamakan Hoan sin Cie. Ketika Hoan sin Cie baru berusia 3 tahun,
ayahnya dipanggil oleh perguruannya untuk melatih semacam kepandaian ilmu silat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setahun kemudian baru bisa pulang berkumpul lagi dengan anak istrinya. Tapi ketika pemuda
itu kembali, ia telah dapat kenyataan bahwa istrinya telah berubah sikapnya."
"Sang istri yang dulu biasanya beradat lemah lembut dan sopan santun, tapi kini mendadak
berubah menyadi genit centil dan berandalan. Pemuda itu yang lebih memperhatikan
pemeliharaan badan dan ilmu silatnya daripada kesenangan dalam kamar, agaknya tidak
memuaskan istrinya yang sudah berubah sifatnya itu.
Hal ini sangat memusingkan kepalanya anak muda itu, disamping itu, sang isteri itu juga sering
keluar kelayapan, kadang2 sampai beberapa hari tidak pulang.
si pemuda mengingat kepentingan anaknya, terus menahan sabar terhadap tingkah laku
isterinya itu Tapi akhirnya habislah sudah kesabarannya, ia telah kabur meninggalkan rumah
tangga bersama anaknya "
"Dan kemudian?" menyelak Yo Cie Cong tidak sabar.
"Kau jangan cemas, dengarkan cerita lohu. Pemuda tampan itu setelah meninggalkan rumah
tangganya, untuk sementara menitipkan anaknya kepada seorang petani dan ia sendiri mulai lagi
penghidupannya didunia Kang-ouw, sebagaimana umumnya orang2 yang hidup di dunia Kang
ouw, tidak mempunyai tempat kediaman tertentu, sebentar disana sebentar disini.
Kala itu lohu juga sudah berhasil menyelesaikan ilmu silat lohu dan mulai terjun kedalam dunia
Kangouw hingga kita berdua berjumpa lagi. Dari penuturannya, lohu baru tahu nasib apa yang
telah menimpa pada dirinya.
Pada suatu hari, teryadilah suatu kejadian yang tidak di duga-duga, disinilah merupakan
permulaan suatu tragedi yang mengenaskan "

Si Tangan Geledek ketika menutur sampai disitu, matanya mendadak memancarkan sinar
kebencian, agaknya masih merasa gemas tentang apa yang telah terjadi dikala itu, Setelah
berdiam sejenak, ia baru berkata lagi.
"Dalam peryalanan memasuki propinsi Ho lam kita berdua telah mendapat kabar ramai tentang
perjanjian adu silat antara 5 partai besar dengan Giok bin Giam po Phoa Cit Kouw hingga
perjalanan kita lantas dituju kan ketempat pertandingan tersebut.
Ketika kita tiba disana, orang-2 kuat dari pihaknya partai besar, sudah ada 5 lebih jumlahnya
yang binasa didalam tangannya Giok bin Giam po Tapi pemuda tampan itu ketika melihat
wajahnya Giok bin Giam po, seketika itu diuga lantas jatuh pingsan, Lohu terpaksa memondong
padanya kesuatu tempat yang sunyi untuk membikin sadar padanya. Ketika sadar kembali, ia baru
mengatakan bahwa wanita yang menyebut dirinya Giok bin Giam po Phoa Cit Kow itu ternyata
adalah isterinya sendiri, Phoa Sian Ciao "
"Giok- bin Giam-po usianya masih belum tua, mengapa menyebut dirinya Po ( nenek) ?"
menyela Yo Cie Cong heran-
"Mana. wanita cabut itu kala itu usianya sudah mendekati 30 tahun, sebab ia pandai merawat
diri, hingga kelihatannya masih tetap muda belia. Didunia Kang-ouw ia sudah mengacau beberapa
puluh tahun lamanya, kecabulan dan kegenitan serta kekejamannya sudah sangat terkenal, entah
berapa banyak pemuda binasa dibawah obat beracunnya yang dinamakan obat syorga
semalaman- Maka ia disebut sebagai Giok bin Giam-po "

Yo Cie Cong lantas ingat bagaimana dirinya sendiri juga hampir binasa dibawah tangannya Cin
Bie Nio dengan obat beracun itu, maka wajahnya lantas nampak beringas, mulutnya tidak
hentinya mendumel tendiri, se dang dalam hatinya lantas berpikir: "pantas karena gurunya begitu
cabul maka muridnya juga demikian pula"
saat itu ia sudah dengar lagi suaranya Ngo Yong yang nampaknya agak gemas.
"cuma lantaran saudara angkatku itu belum lama muncul didunia Kang ouw, meski pernah
dengar tentang Giok- bin Giampo, tapi belum pernah melihat orangnya, maka terjadilah peristiwa
yang menyesalkan seumur hidupnya. Ia telah minta lohu supaya menilik anaknya yang masih
kecil, ia sendiri hendak berusaha untuk menyingkirkan wanita cabul itu. Karena lohu tidak berhasil
mencegah maksudnya, maka kita lantas berpisahan-
"Sungguh tidak di duga, ketika lohu dapat mencari petani yang dititipi anaknya saudara angkat
lohu, petani itu rumahnya berikut hartanya sudah ludes karena kebakaran yang terjadi pada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

beberapa hari berselang sebelum lohu ketemukan, dan yang lebih mengenaskan lagi ialah anak
saudara angkat lohu entah kemana dan dimana sekarang adanya "
Tidak lama kemudian, dikalangan Kang ouw telah ramai tersiar kabar tentang hasilnya
pertandingan antara pemuda tampan dengan Giok bin Giampo, katanya pemuda tampan itu telah
terluka, tapi selanjutnya kedua-duanya lantas menghilang dari dunia Kang ouw itu hingga
sekarang sudah kira-2 10 tahun lamanya ?"

Hui lui chiu bicara sampai disini, lalu berdiam sejenak. kemudian berkata pula:
"Bocah, anaknya pemuda tampan itu kalau sekarang masih hidup daLam dunia, barang kali
sudah sama besarnya dengan kau. Usiamu toh tidak lebih dari 20 tahun bukan? Ketika untuk
pertama kali aku tadi melihat kau, aku benar2 mengira kau mungkin ada anak dia itu, sebab
wajahmu ada mirip sekali dengan wajahnya pemuda tampan itu berselang "
Yo Cie Cong hatinya tercekat.

Jilid 14 : Memciutkan nyali Kauwcu muda Im-mo-kau

DALAM hatinya diam2 berpikir: apakah aku ini benar2 adalah anaknya si pemuda tampan jago
pedang? Tapi rasanya tidak mungkin
Mendadak pikirannya ingat sesuatu, ia lalu mengeluarkan 'Liong kuat' dari balik bajunya
didadanya dan menanyakan kepada orang aneh itu:
"Apakah Cianpwee kenal benda ini? "orang aneh itu mengawasi sebentar, lalu menjawab sambil
gelengkan kepalanja: "Tidak pernah melihat, apa maksudmu menanyakan benda ini?"

Yo Cie Cong anggap bahwa kisah itu mungkin tidak ada hubungannya dengan dirinya sendiri,
maka setelah mendapat kenyataan bahwa orang tua aneh itu tidak mengenali benda satu2nya
yang dapat digunakan untuk membuktikan asal usul dirinya, juga tidak mau banyak bicara lagi,
hanya menjawab :
"Benda ini adalah benda boanpwee bawa dibadan sejak kanak2, entah apa maksudnya
boanpwee hanya ingin mendapat keterangan saja" ia lantas berdiam sejenak, kemudian berkata
pula,
"Pemuda tampan itu bukankah Giok bin Kiam khek Hoan Thian Hoa ?"
"Benar "
"Mengapa Cianpwee berani pasti ia telah binasa ditangannya Giok-bin Giam po ?"
"Diantara mereka pasti ada seorang yang binasa, kalau tidak, tragedi ini tentu tidak ada
Akhirnya. Selain dari pada itu, kira2 dua tahun sejak ia menghilang, dengan tidak sengaya lohu
telah menemukan wanita cabul itu menyembunyikan diri diatas puncak gunung Pit koan-hong ini,
maka lohu berani pastikan Hoan Thian Hoa mungkin sudah binasa."

Yo Cie Cong diam. Tapi dalam hatinya berpikir: "sungguh kasihan nasibnya bibi Tho, oleh
karena seorang laki yang tidak menyintakan dirinya, ia korbankan masa mudanya begitu saja, ini
benar tidak ada harganya. Namun aku sudah janjikan hendak bantu mencarikan kekasihnya itu,
Walaupun bagaimana aku harus mencari tahu sampai kedasarnya, supaya aku tidak
mengecewakan pengharapannya "
"Dengan jalan bagaimana Cianpwee hendak mulai mengadakan penyelidikan jalanan rahasia
yang menuju kepuncak gunung Pit- koan-hong ini?" demikian ia menanya.
"sekarang ini aku masih belum ada rencana apa2. puncak gunung Pit koan-hong ini seputarnya
dikitari oleh jurang yang curam. burung saja sukar terbang diatasnya, apa lagi orang yang ada
diatas puncak gunung itu, dalam waktu setahun tidak kelihatan satu kali nampak unjukan diri
sedangkan ditengah pegunungan ini ada begitu luas, kita hendak menguntit juga bukan soal
mudah "

Yo Cie Cong tundukkan kepala berpikir sekian lamanya, ia anggap bahwa menunggu di situ
juga tidak ada gunanya, apalagi ia masih ada urusan yang belum diselesaikan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Cin Bie Nio ada muridnya Gok-bin Giam-po, mengapa kau tidak mengorek keterangan
daripadanya untuk mengetahui jalanan rahasia ini?" demikian ia pikir dalam hatinya.
setelah berpikir demikian, ia lantas barkata kepada Hui-lui-Chiu "Menurut pikiran boanpwee
yang bodoh, boanpwee ingin mengorek keterangan dari dirinya Cin Bie Nio, muridnya Giok- bin
Giam-po. sedang locianpwee tidak halangan tetap menunggu disini.
Dengan begitu berarti kita turun tangan secara berbareng, jika boanpwee berhasil
mendapatkan kabar apa2, selekasnya akan datang untuk menemui loCianpwee, bagaimana pikiran
locianpwee ?"
"Baik, Bocah. begitu saja kita tetapkan, aku menunggu disini dalam batas waktu satu tahun.
sekalipun besok misalnya aku menemukan jalanan rahasia itu, aku juga akan menunggu kau
kembali sampai satu tahun."
"Baik... Nah, sekarang saja boanpwee minta diri "

Yo Cie Cong setelah meninggalkan goa itu terus berpikir. " Heran, orang aneh dari rimba
persilatan itu kalau benar mempunyai seorang murid, sedang sang murid itu sudah hilang 10
tahun lebih lamanya, mengapa masih menjanjikan dua manusia aneh dari dunia Kang-ouw untuk
mengadukan muridnya dalam pertandingan ilmu silat? Apakah belakangan ini ia menerima murid
baru lagi? Untuk itu rasanya baru dapat kepastian diadakan pertandingan digunung see gak nanti.
sebentar saja Yo Cie Cong sudah melalui dua bukit.
Tiba2 matanya dapat lihat dua bayangan putih kira2 50 tombak jauhnya,yang sedang meluncur
kebawah gunung dengan kecepatan bagaikan kilat.

Yo Cie Cong terperanjat. Pikirnja: "bagus, dua bayangan itu bukankah yang tadi memancing
aku naik keatas gunung ini? Entah apa maksudnya mereka turan gunung lagi ? Nampaknya seperti
ada urusan penting, tapi kali ini aku tidak akan lepaskan kalian lagi."
Kemudian ia kerahkan seluruh kepandaiannya. Dengan kecepatan kilat ia sudah mengejar
kedua bayangan tadi. Gerakannya itu sedikitpun tidak menimbulkan suara.
sebentar saja ia sudah dapat menyandak bayangan yang dikejarnya.

Kali ini ia sudah bisa melihat dengan tegas. bayangan itu ternyata adalah dua orang wanita
berpakaian putih, dandanannya sama dengan dandanannya Cin Bie Nio. Tak usah disangsikan lagi,
kedua wanita ini tentunya juga ada muridnya Giok bin Giam-po, sehingga dengan Cin Bie Nio ada
hubungan sebagai saudara seperguruan.
Yo Cie Cong dengan gerakan budannya yang cepat tidak ada taranya, dari samping ia memutar
membuat setengah lingkaran mendahului didepannya kedua wanita baju putih itu, kemudian ia
memutar balik tubuhnya memapaki kedua wanita, tersebut. Dengan demikian, kedua pihak
menjadi lari dari arah yang berlawanan.

Yo Cie Cong dengan sengaya telah menubruk kedua wanita itu. oleh karena kedua pihak
sedang lari dengan kecepatan luar biasa, maka tubrukan itu kelihatannya seperti sukar
dihindarkan-
Tepat pada saat selagi kedua pihak hendak bertubrukan, kedua wanita itu dua2nya lompat
minggir kesamping, kemudian memutar badannya dengan gaya yang indah sekali.
Yo Cie Cong pada saat itu juga memutar Badannya, sehingga kedua pihak kembali berlari
berhadapan
"Eh " demikian kedua wanita itu berseru kaget berbareng. Mungkin mereka dikejutkan oleh
gerakan badan yang luar biasa dari Yo Cie Cong, sehingga keduanya berdiri tertegun-

Yo Cie Cong dengan tidak kalah kagetnya, karena melihat dua wanita yang badannya ceking
langsing itu ternyata adalahlah dua orang wanita muda yang parasnya jelek sekali.
Kejelekannya itu dapat membuat orang yang melihatnya tidak berani melihat lama2.
salah seorang dari kedua wanita jelek itu lantas menegur dengan suara dingin, "Apakah tuan
sengaja mencari setori?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong segera menjawab sambil ketawa. "Masing2 mengambil jalannya sendiri, satu sama
lain tidak saling mengganggu, mengapa kau katakan aku mencari setori ?"
"Kulihat kepandaianmu tidak lemah. Rasanya tidak mungkin kalau menghindarkan diri dari
tubrukan saja tidak mampu."
Yo Cie Cong yang memangnya sengaja hendak mencari setori, lantas menjawab semau2nya:
"Taruh kata aku mencari setori, kalian berdua mau apa ?"

Yang lainnya lagi lantas nyeletuk sambil perdengarkan suara mengejek: "Aku akan memberi
hajaran padamu, orang kurang ajar mata buta "
"Ha, ha......Dengan kepandaian kalian berdua, masih belum pantas mengatakan ucapan hendak
memberi hajaran."
Dua wanita jelek itu masing2 memperlihatkan sikap gusar. sebentar kemudian terlihat dua
bayangan berkelebat, masing2 dari dua sudut yang bertentangan mereka melancarkan serangan
aneh. serangan itu ternyata ada sangat hebat dan ganas sekali. beda jauh dengan ilmu silat yang
terdapat dalam rimba persilatan-
Yo Cie Cong terkejut juga. Ia segera mengeluarkan ilmu Menggeser tubuh mengganti
bayangannya, sebentar saja lantas menghilang.

Kedua wanita jelek itu mimpipun tidak akan menyangka bahwa pemuda cakap didepannya
memiliki kepandaian begitu gesit, begitu luar biasa, yang bisa menghilang seolah-olah lakunya
hantu, sehingga keduanya menarik serangannya kembali.
Ketika melihat lagi, pemuda itu ternyata sedang berdiri dengan tenang di tempat sejauh kira-
kira dua tombak. sehingga bukan kepalang rasa kagetnya mereka.
salah seorang diantaranya lalu berkata dengan suara dingin, "jika tuan betul-mempunyai
kepandaian keluarkanlah kepandaianmu itu. Dengan sedikit ilmu menghilang seperti setan itu saja
masih belum terhitung perbuatannya satu enghiong,"
"Apakah ini bukan terhitung dalam salah satu kepandaian?" balas tanya Yo Cie Cong dengan
tidak kalah angkuhnya.
Wanita jelek itu bungkam. lama tidak bisa menjawab.
Yang satunya lagi lalu maju tiga tindak seraya berkata: "se-tidak2nya tuan toch mempunyai
nama bukan ?"
"Sudah tentu. tetapi tidak perlu kuberitahukan pada kalian-"
"Ng. sungguh terlalu jumawa."
Baru saja habis ucapannya tangannya lantas diayun ber-ulang", sehingga suatu kekuatan
tenaga yang tidak terlihat dengan cepat menyambar, se-olah2 gelombang kearah Yo Cie Cong.
Seorang kawannya yang lain juga lantas maju membantu menyerang.
sambil ketawa dingin Yo Cie Cong gerakkan kedua tangannya, hawa asap merah dan putih
kelihatan meluncur keluar dari kedua tangannya menyambuti serangan kedua lawannya.

Dua wanita jelek itu ketika melihat angin serangan tangan anak muda itu agak aneh dan
merupakan suatu kepandaian ilmu silat yang belum pernah mereka saksikan pada waktu
sebelumnya, diam2 keduanya merasa terkejut. Kekuatan serangan mereka lantas ditambah lagi
dua bagian, tetapi dengan demikian, akibatnya lebih celaka lagi untuk mereka sendiri
Perlu diketahui, ilmu serangan 'Liang Kek Cin Goan' yang keluar melalui telapakan tangan Yo
Cie Cong itu, lain dari pada yang lain, Kekuatan itu jika bertemu dengan kekuatan keras, dengan
sendirinya menjadi lunak. tetapi apabila bertemu dengan kekuatan lunak. lantas bisa berubah
menjadi kekuatan keras.
Tetapi daya kekuatan mementalkan kekuatan tenaga lawan adalah sebaliknya,, Apabila
kekuatan lawan lebih hebat, tenaga membaliknya makin hebat lagi, sudah tentu kedua wanita
jelek itu belum mengetahui kalau ilmunya pemuda itu mempunyai daya kekuatan demikian
anehnya.

Ketika dua kekuatan tenaga beradu, lantaa terdengar dua kali suara jeritan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seorang yang melancarkan serangan dari depan telah terpental mundur sampai sepuluh tindak
jauhnya.Yang menyerang sembari melesat, akibatnya lebih hebat lagi. Ia telah terpental terbang
sampai dua tumbak jauhnya baru jatuh Ketanah.
Untungnya kedua wanita jelek itu masing2 mempunyai kepandaian cukup tinggi, selain dari itu,
Yo Cie Cong juga hanya menggunakan tenaganya kira2 enam bagian saja, maka kedua-duanya
tidak sampai terluka. jika tidak demikian, mungkin mereka berdua sudah mati atau se-tidak2nya
sudah terluka parah
setelah menenangkan pikirannya, salah satu dari kedua wanita itu berkata "Kami berdua
saudara telah mendapat hadiah yang berharga dari tuan- Tidak nanti kami lupakan-Kalau tuan
betul laki2 sejati. tinggalkan nama tuan. Hutang ini nanti kita perhitungkan lagi. sekarang ini kami
tidak ada waktu untuk melayani tuan."
"Ha.ha,...... sebaliknya aku masih punya banyak waktu terluang."
"Kau sebetulnya mau apa ?"
"Aku selamanya tidak suka membuat perhitungan belakangan. Aku lebih suka membuat
perhitungan itu sekarang juga."

Kedua wanita jelek itu sangat gusar, sampai Badannya gemetaran. Kedua2nya lantas berseru
dan segera hendak bergerak pula.
Tetapi Yo Cie Cong lantas membentak dengan suara dingin- "Tunggu dulu. jika hanya kalian
berdua saja, belum dapat menandingi aku. sekarang kita bicara secara terus terang. jawablah
pertanyaanku. jika tidak...."
"jika tidak bagaimana?" memotong salah seorang diantaranya.
"Kalian jangan harap bisa berlalu dari sini dalam keadaan hidup,"
"Hmmm, sombong sekali. Apa kau kira kami berdua saudara takut padamu ?" Kedua2nya lantas
bergerak dan menyerang berbareng dari kanan dan kiri
serangan mereka itu begitu ganas dan aneh sekali, sampai Yo Cie Cong sendiri dibuat ter-
heran2.

Setiap serangan dilakukan secara kerja sama yang baik sekali dan selalu dilancarkan dari sudut
yang tidak terduga sama sekali. jika bukan Yo Cie Cong yang menghadapinya benar2 bisa dibikin
ujatuh dalam beberapa jurus saja.
Tetapi bagi Yo Cie Cong, yang sudah mempunyai kepandaian luar biasa, dapat menghindarkan
serangan kedua wanita itu secara lincah. Dibawah hujan serangan yang gencar dan aneh dari
kedua lawannya. ia masih bisa melesat kesana kemari seperti seeKor ikan yang sedang berenang.
selewatnya dua puluh jurus kemuka, kedua wanita itu sedikitpun tidak mampu menyenggol
ujung bajunya Yo Cie Cong.
Mereka kelihatan semakin gusar, serangan mereka pun dilakukan semakin hebat dan ganas.
Yo Cie Cong meski diluarnya kelihaian tenang, tetapi dalam hatinya diam2 juga merasa
terkejut, serangan kedua wanita itu makin lama ternyata makin hebat, juga semakin aneh.
Kepandaian serupa itu, dalam kalangan rimba persilatan sudah termasuk kepandaian tinggi.
sebab kedua wanita itu wajahnya jelek luar biasa, malahan matanya kelihatannya seperti bukan
wanita genit, maka perlahan-lahan kesannya Yo Cie Cong mulai berubah menjadi agak baik dan
tidak bermaksud menurunkan tangan kejam. sebentar saja tiga puluh jurus sudah dilalui. Yo Cie
Cong lalu berkata dengan suara lantang.
"sekarang aku hendak turun tangan. Diantara kalian berdua ada seorang yang harus rubuh."

Dua wanita jelek itu memang sudah mulai merasa keder. Mereka tidak dapat menduga dari
golongan mana asalnya pemuda cakap yang sikapnya dingin ini?
Mereka juga tidak tahu untuk apa dan dengan maksud apa pemuda ini mencari setori dengan
mereka.
Ketika mendengar perkataan Yo Cie Cong. hati mereka lantas bercekat.
Bersamaan dengan berAkhirnya suara Yo Cie Cong, mereka cuma meraaa didepan matanya
seperti berkelebat satu bayangan orang, satu diantaranya benar2 telah rubuh terjengkang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yang lainnya, dengan hati ketakutan lalu menghentikan serangan, cepat menghampiri
kawannya yang rubuh.
Ketika memeriksa segera mengetahui kalau kawannya itu hanya tertotok saja jalan darahnya,
sehingga dengan demikian hatinya mulai merasa lega kembali.

Ia coba membuka totoknya itu, tapi heran, dengan jalan apa juga ia tak mampu membuka
totokan pada tubuh kawannya itu, sehingga diam2 hatinya mulai diliputi rasa ketakutan.
"sekarang kaulah yang harus menjawab pertanyaanku" demikian terdengar suara Yo Cie Cong.
Wanita jelek itu berdiri tegak, dengan sorot mata gemas ia mengawasi Yo Cie Cong sejenak,
lalu berkata. "tanyalah,"
" Kalian berdua apakah murid2nya Giok- bin Giam-po "hoa Cit Kow?"
"Bukan"
"Ng. Bukankah kalian datang dari puncak gunung Pit-koan-hong ?"

Wanita jelek itu dengan sorot mata ter-heran2 mengawasi Yo Cie Cong seujenak, lalu
menjawab^ "Memang benar."
"Bukankan Gok-bin Giam-po berdiam di-atas puncak Pit-goan-hong ?"
"Tidak...."
Yo Cie Cong kelihatan beringas wajahnya. "Kau mau mampus"^ bentaknya bengis,
"Ha, he... Hendak men-cari2 kesalahan orang mudah saja. cuma nonamu akan beritahukan
kau, harus kau bisa menjelaskan sebabnya kau turun tangan terhadap kami berdua saudara. jika
tidak sekalipun kami sudah jadi setan, Kami juga tidak akan mengampuni padamu." suaranya itu
menyatakan keputusan dan kegeramannya membuat orang yang mendengarnya merasa bergidik.

Tetapi Yo Cie Cong yang perasaannya sudah dipengaruhi pikirannya sendiri. masih tetap
berkata dengan suaranya yang dingin, "Aku beritahukan padamu juga tidak ada halangan- Biar
bagaimana kau toch sudah pasti akan mati. Aku hendak mencari Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow
dan mencingcang tubuhnya setiap anak muridnya ada Termasuk orang yang harus juga kubunuh.
Bagaimana? Kau sudah mengerti belum? Dengan begitu kau barangkali bisa mati dengan mata
meram."
Tiba2 wanita jelek itu mengeluarkan suara ketawanya yang mengharukan, kemudian baru
berkata:
"oh. Inikah alasanmu untuk membunuh kami berdua saudara?"
"Benar. sebab kalian berdua adalah muridnya Giok-bin Giam-po."
Wanita jelek itu lantas berseru sambil kertak gigi: " orang sombong Kuberitahukan padamu
kami bukan muridnya Giok-bin Giam-po."
"Kalau begitu kalian sebenarnya murid siapa?"

Wanita jelek itu agaknya mempunyai kesulitan yang tidak dapat diutarakan, lama baru
menjawab: "Hal ini tidak bisa kuberitahukan padamu."
"Kalau kau benar? mau binasa, aku pasti akan mengiringi kehendak kalian berdua." Yo Cie
Cong kata dengan suara tetap dingin.
Wanita jelek itu mendongak memandang langit, mulutnya berdoa. "suhu untuk mentaati
pesanmu kami berdua saudara terpaksa harus korbankan diri."
suaranya terdengar sangat memilukan hati, sahingga Yo Cie Cong sendiri sampai tergerak
hatinya.
setelah habis berdoa, dengan sorot mata gemas lalu ia berkata dengan suara bengis:
"Tidak kusangka kau yang mempunyai kepandaian begitu tinggi dan wajah begitu tampan
ternyata hatinya melebihi serigala kejamnya. sekarang kau boleh turun tangan. Nonamu sungguh
tidak beruntung binasa ditanganmu karena tidak mampu melawan, sehingga aku cuma bisa
sesalkan kepandaianku sendiri yang belum tinggi, cuma Akhirnya perlu juga kuberitahukan
padamu bahwa kami berdua saudara sekali2 bukanlah muridnya Giok-bin Giam-po. orang yang
berdiam diatas puncak gunung Pit koan-hong juga bukan Giok-bin Giam-po. Demikian saja
perkataanku yang terakhir, nah, sekarang kau boleh mulai turun tangan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sebabis berkata ia lalu berdiri dan siap hendak mengadu jiwa.

Yo Cie Cong hatinya mulai curiga. diam2 ia berpikir, "Kelihatannya dua wanita jelek ini bukan
dari golongan jahat, Besar sekali kesetiaannya mentaati pesan gurunya. Rupanya tidak mirip
dengan murid2 didikannya Giok-bin Giam-po, Apalagi aku cuma dapat keterangan dari Ngo Yong
sepihak saja, kelihatannya dalam hal ini ada terselip kekeliruan besar."
Matanya Yo Cie Cong mengawasi wajahnya wanita jelek tersebut. Dilihatnya matanya itu
memancarkan sinar yang begitu cemas, tetapi kelihatannya tidak merasa jeri dalam menghadapi
saat2 kematiannya maka pikirannya lama2 terguncang.
"cepatlah turun tangan. Kau tunggu apa lagi?" demikian kata wanita jelek itu.

Pikiran Yo Cie Tiong saat itu lantas berubah. Pikiran waras mulai menguasai otaknya lagi. Benar
saja ia telah menemukan beberapa titik bagian yang mencurigakan- Karena pada waktu
sebelumnya. ia tidak memperhatikannya, hingga hampir saja ia membuat kesalahan yang sangat
besar. seketika itu ia lantas berkata dengan suara lunak:
"Kalau begitu harap nona suka menerangkan jalan yang menuuju kepuncak Pit koan-hong. Aku
yang rendah ingin menemui sendiri suhumu. Bagaimana?"
"Hal ini juga tidak mungkin."
Yo Cie Cong lantas berpikir: "supaya jangan sampai aku melakukan pembunuhan terhadap
orang yang tidak berdosa, biarlah untuk sementara aku melepaskan mereka. Dikemudian hari. jika
terbukti mereka membohong, tentunya tidak akan terlolos juga dari tanganku. Biar bagaimana
maksudku toch hendak mencari Manusia jelek nomor satu itu untuk menuntut balas, aku bisa
pergi ke Pek-long-bwee untuk mencari Cin Bie Nio dan mencari penjelasan lagi."

Maka Akhirnya dengan diam ia mengebutkan lengan bajunya melepaskan totokan pada
tubuhnya wanita jelek yang tertotok tadi kemudian berkata pada yang lainnya: "Baiklah. Untuk
sementara aku percaya perkataanmu. setelah aku menyelidiki keadaan sebenarnya, jika ternyata
apa yang kau ucapkan hari ini tidak betul rasanya, kau juga tidak akan terlepas dari pada
kematian."
sehabis berkata ia lantas gerakan Badannya meninggalkan mereka.
Dalam hati Yo Cie Cong sekarang kembali bertambah satu teka-teki. seaadainya orang yang
berdiam diatas puncak gunung itu, benar2 bukan Giok- bin Giam-po, siapa sebenarnya orangnya
itu?
si tangan geledek Nao Yong dulu juga merupakan seorang terkenal didalam rimba persilatan,
sudah tentu ia tidak perlu membuat cerita yang bukan2, apalagi satu sama lain pernah ketemu.

Perkenalannya dengan Yo Cie Cong itu ada merupakan perkenalan pertama, tidak ada perlunya
ia mengarang cerita yang bukan2 untuk membohongi Yo Cie Cong. Yo Cie Cong makin memikir
makin bingung, pikirannya makin ruwet.
Ia seperti merasa bahwa Giok-bin Kiam khek Hoan Thian Hoa, dengan asal usul dirinya sendiri
ada hubungannya.
Pikiran itu terus menerus berputaran dalam otaknya. Meski pun pikiran warasnya kadang2
membantah sendiri anggapan tersebut, tetapi masih tetap merupakan gangguan dalam pikirannya.

Andaikata Giok-bin Giam-po benar2 ada ibu kandungnya sendiri, bagaimana ia nanti bisa
tancap kaki dikalangan Kong-ouw? Bagaimana ia bisa menjadi orang? Benarkah ia mempunyai ibu
seorang wanita begitu jahat, kejam, cabul, genit dan rendah martabatnya?
Bukan, pasti bukan demikian ia kadang-bantah pikirannya sendiri, sebab Giok-bin Gian-po ada
merupakan salah satu musuh perguruannya, yang ia sudah tetapkan harus binasa dibawah Golok
Maut.
Maka pikiran itu kadang2 membuat takut dirinya sendiri, tapi kadang2 juga membuat ia gila
sendiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada suatu hari kira2 tengah hari, Yo Cie Cong telah tiba di kota Thay-peng-tin, yang letaknya
tidak cukup 50 lie dengan pusatnya perkumpulan Pek leng-hwee.
Dalam hati ia sudah meng-hitung2 bagaimana ambil tempat menginap di kota Thay-peng-tin
dulu, dan setelah kenjang menangSal perutnya, baru berangkat menuuju kepusatnya Pek leng-
hwee. Perjalanan itu yang tidak lebih dari 5 lie, buat ia tidak usah memakan waktu lebih dari satu
jam.
oleh karena berpikir demikian, ia telah kendorkan kakinya, dengan jalan sesukanya ia menuju
ke kola Thay-peng-tin-

Mendadak pada saat itu ada beberapa penunggang kuda. dengan larikan kudanya secepat kilat
menerjang datang.
Penunggang kuda itu ternyata terdiri beberapa orang laki dan seorang wanita, diantara laki itu
satu telah mengenakan pakaian seperti anak sekolah, begitu pula topinya. Tapi lengan tangan
bagian kiri nampak gerombongan tidak kelihatan tangannya. Laki2 itu ternyata ada jago dari
perkumpulan agama Im-mo-kauw, si Pedang Berdarah Kong Jie, yang dalam pertempuran di Cit
lio-peng dengan Yo Cie Cong telah terkutung sebelah tangan kirinya oleh golok mautnya Yo Cie
Cong.
sedang sang wanita ada memakai pakaian hitam seluruhnya, ia bukan lain adalah Tio Lee Tin si
burung Hong hitam.

Tio Lee Tin ada muridnya orang misteri berkedok merah, tapi mengapa bisa berada ber-sama2
dengan orangnya Im-mo-kauw? Ini bukan saja sangat mengherankan pada Yo Cie Cong tapi juga
merupakan suatu kejadian yang sangat ganjil.
Yo Cie Cong berpikir: "orang berkedok merah memperlakukan aku seperti anak sendiri, tentang
apabila ada anak muridnya yang menyeleweng bagaimana aku bisa berpeluk tangan? Sejak hari ini
juga harus bikin jelas keadaan sebenarnya, selain daripada itu tentu pihak Im-mo-kauw yang
selalu mengejar-ngejar untuk menangkap dan membunuhnya harus diselidiki.

Yo Cie Cong lantas gerakan tubuhnya, dengan kecepatan kilat ia lompat melesat mengejar
panunggang kuda tersebut.
Sebentar saja ia sudah dapat mencandak. kemudian ia melesat tinggi untuk melampaui
penunggang kuda itu se-olah2 daun kering putus dari tangkainya, ia melayang turun di tengah
jalanan.
Empat penunggng kuda masing2 dengan sekencang2nya telah dikejutkan oleh kejadian yang
tidak di-duga2 ini, hingga masing2 pada tarik tali kendali kudanya. Tapi kuda2 itu yang sedang lari
kencang, ketika ditarik kandalinya, sudah tentu ngusruk. setelah berbenger dan ngusruk kedepan
kira2 tujuh langkah baru berhenti.

Orang yang melayang turun dari atas dan menghadang ditengah jalan itu ternyata ada seorang
pemuda berparas cakap. Empat penungggang kuda itu lantas pada berseru: "Eeee" dengan
berbareng dan pada memandang kaget. ,
Tio Lee Tin ketika melihat dengan tegas bahwa pemuda itu ternyata adalah Yo Cie Cong yang
ia uber sekian lamanya tapi tidak berhasil merebut hatinya, maka diam2 juga bercekat. Untuk
sesaat lamanya, hatinya ber-debar2 keras, entah bagaimana perasaannya pada saat itu? Matanya
lantas memancarkan sinar kebencian dan kemasgulan.
oooo ooooooooo oooo

SETELAH satu lama lain berhadapan, Yo Cie Cong baru dapat lihat dengan tegas, bahwa 4
orang itu kecuali Kong Jie dan Tio Lee Tin yang ia sudah kenal, dua diantaranya ia belum pernah
melihatnya.
Kedua orang itu satu adalah seorang tua berewokan yang usianya kurang lebih 50 tahun
sedang yang satunya ada seorang muda cakap berusia kira2 20 tahun- Pemuda itu kelihatannya
ada mempunyai hubungan rapat dengan Tio Lee Tin, sebab dilihatnya tidak mau berpisah dari
sampingnya si nona.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Anak muda itu memang cakap tampan, tapi dari sinar matanya kelihatan bukan orang dari
golongan baik2.

Kong Jie tidak kenali kalau Yo Cie Cong adalah itu pemuda yang memegang peranan sebagai
pemilik Golok Maut, maka ia juga tidak berkata apa2.
Yo Cie Cong hanya mengawasi Tio Lee Tin dengan menjublek. la tidak tahu bagaimana harus
mulai membuKa mulutnya,
Pemuda cakap didampingnya Tio Lee Tin tiba2 menegor dengan suara bengis: "Hai. Bocah
mata buta, apa maKsudmu ini?"
Dengan sikap menghina Yo Cie Cong mengawasi padanya, kemudian berpaling dan berkata
kepada Tio Lee Tin- "Nona Tio, kau...."

Tio Lee Tin teringat bagaimana dulu telah ditolak pernyataan Cintanya terhadap pemuda itu,
maka seketika itu perasaan gusarnya lantas meluap. dengan alis berdiri dan wajah merah padam
ia berkata: "Yo Cie Cong, ganjalan antara kita hari ini kita akan bereskan- ..."
Yo Cie Cong terperanjat, mendengar jawaban si nona,
"Nona Tio, perkataanmu ini apa artinya? Diantara kita ada ganjalan sakit hati apa yang harus
dibereskan ?" Tio Lee Tin membisu ditanya demikian-

Pemuda cakap disamping si nona mendengar percakapan mereka sudah mengerti sebagian
duduknya urusan, perasaan jelus lantas meluap. maka lalu berpaling dan berkata kepada Tio Lee
Tin- "Adik Tio, kau kenal Bocah ini ?"
"Belum dapat diartikan kenal, dia adalah orang yang paling dicinta oleh suhu "
Yo Cie Cong yang menyaksikan sikap akrab antara mereka berdua, hatinya sudah dapat
menduga beberapa bagian^

Diwajahnya pemuda itu kawan Tio Lee Tin lantas tertampak satu senyuman yang tidak sedap.
dengan suara ketus ia berkata kepada Yo Cie Cong ^
"Bocah, apa maksudmu kau menghadang dijalan? Apakah kau hendak mencari mampus?"
Cie Cong lantas naik darah, sambil kerengkan matanya ia menjawab: "Kau ini terhitung
manusia macam apa sih sebetulnya?"
"Haha, Bocah, kau sungguh pandai bicara. setelah aku memberitahukan padamu aku ini
manusia macam apa, itu berarti namamu sudah didaftar oleh raja akherat, artinya kau diharuskan
mampus" habis berkata ia lantas ketawa ter-bahak2.
Yo Cie Cong keluarkan suara dihidung, katanya: "Hm Tidak tahu malu. Apa gunanya kau
menggonggong seperti anjing gila?"

Bukan kepalang gusarnya pemuda itu, napsunya membunuh timbul seketika maka ia lantas
berkata sambil kertak gigi: "Bocah, dengar, siauw Kauwcu (kauwcu muda) dari perkumpulan Im
mo-kauw yang bergelar Utusan Raja Akherat adalah aku ini"
Yo Cie Cong ketika mendengar jawaban ini, diam2 juga terperanjat, ia lantas berpaling dan
berkata kepada Tio Lee tin: "Nona Tio, apakah kau sudah masuk menjadi anggota perkumpulan im
mo-kauw ?"
"Kalau ya bagaimana?" jawab Tio Lee Tin yang agak berubah, wajahnya.
"Apakah hal ini sudah diketahui oleh suhumu ?"
"Haha, Yo Cie Cong, tahu atau tidak tahu memangnya kenapa ?"
"sebaiknya nona pikir masak2 lebih dulu sebelumnya bertindak apa akibatnya seorang murid
yang mengkhianati perguruannya....?"

Hatinya Tio Lee Tin seperti terketok martil dengan tiba2 Perkataan mengkhianati perguruan itu
didengarnya seperti sebilah pedang tajam menusuk hatinya. Maka wajahnya lantas berubah pucat
seperti kertas.
Seperti pembaca masih ingat benda pusakanya Tio Lee Tin sepotong kayu hitam, ouw-bok-Po-
lok telah di rampas oleh siluman tengkorak Lui Bok Thong dan ia dibikin terluka parah, tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kemudian ditolong oleh Yo Cie Cong dengan menggunakan cara mengurut seluruh Badannya. oleh
karena Tio Lee Tin anggap bahwa sekuujur Badannya sudah di-raba2 oleh Yo Cie Cong, apalagi
anak muda itu ada tampan dan gagah maka diam2 sudah mengambil keputusan untuk
menyerahkan dirinya kepada Yo Cie Cong.

Tapi dipihaknya Yo Cie Cong setelah mengetahui bahwa Tio Lee Tin ada anak perempuannya
Tio Ek Chiu, ialah satu musuh perguruannya yang sudah binasa ditangan suhunya sendiri, ia tidak
berani menyambut Cintanya nona itu.
Tio Lae Tin pernah dijanjikan oleh suhunya bahwa dalam hal itu nanti sang suhu akan bantu
membereskan, Tapi setelah orang aneh berkedok merah itu mengetahui dirinya Yo Cie Cong yang
telah memegang peranan sebagai pemilik Golok Maut, sudah tentu tidak berani
merekomendasikan perjodohan muridnya. Terpaksa ia menasehatkan kepada muridnya jangan
memaksa perjodohan, sebab perjodohan tergantung pada takdir, tidak bisa menuruti kemauan
sendiri Tapi Tio Lee Tin ada seorang tinggi hati dan beradat sombong maka nasehat ini disambut
dengan perasaan tidak senang.

Selanjutnya ketika dirinya pemilik Golok Maut yang peranannya dipegang oleh Yo Cie Cong,
dibinasakan oleh Liat- yang Lo koay di Cit-lie-peng. Tio Lee Tin yang hendak menuntut balas sakit
hati ayahnya, hendak mencincang tubuhnya pemilik Golok Maut disitu juga, tapi niatnya itu
dicegah oleh suhunya. Dengan demikian- maka ia semakin merasa tidak puas terhadap suhunya.

Tidak lama kemudian, ia telah berjumpa dengan Kauwcu muda dari Im-mo-kauw yang dalam
dunia kang-ouw dikenal dengan nama julukannya Utusan Raja Akherat.
oleh karena Kauwcu muda ini orangnya masih muda dan tampan serta gagah. apalagi pandai
omong manis. maka Tio Lee Tin yang kala itu sedang gagal dalam asmara dengan mudah saja
sudah kepincut oleh lagak lagu-nya Kauwcu muda itu. Ia sendiri juga tidak segan menempuh
bahaya sebagai murid yang mengkhianati perguruannya. kemudian masuk menjadi anggota
perkumpulan im-mo-kauw. Tapi walaupun demikian, hatinya selalu merasa ketakutan, sebab ia
tahu benar apa akibatnya dari perbuatannya itu.

Maka ketika Yo Cie Cong menyebutkan akibatnya dari murid yang berkhianat terhadap
perguruannya, telah menusuk perasaannya dan sudah tentu pula membangkitkan lagi perasaan
takutnya.
Utusan Raja Akherat yang menyaksikan kekasihnya tidak bisa menjawab, lantas menalangi:
"Bocah, kau tak usah banyak bicara. sudah berjumpa dengan aku, ini berarti kau sudah
ditakdirkan binasa ditanganku. Maka pilihlah jalan kematianmu. Kau hendak turun tangan sendiri
atau aku yang menghantarkan rohmu keakherat?"

Yo Cie Cong merasa gusar sekali, tetapi ia masih tertawa terbahak2. "Manusia keparat Kau
jangan mimpi yang bukan2. justru aku tuan mudamu yang akan membantu menyempurnakan.
kau. Ha ha ha....."
orang tua berewokan yang sejak tadi berdiri dengan tenang sebagai penonton saat itu
mendadak membuka mulut: "Siauw Kauwcu, bolehkah Hiotiomu yang mewakili untuk mengambil
jiwanya anjing kecil ini?"
ucapan orang tua itu membuat Yo Cie Cong makin bertambah rasa gusarnya.
Utusan Raja Akherat sebaliknya sudah meng-garuk2kan kepalanya seraya berkata: "Baiklah.
Lauw Hocu. kau boleh turun-tangan tak usah kenal kasihan- Menurut kebiasaan Kauwcu kita,
harus dibelek perutnya dan dicincang tubuhnya sampai hancur tidak boleh ada yang ketinggalan-"
sehabis berkata kembali ia perdengarkan suara ketawa yang menyeramkan.
"Bik," demikian orang tua berewokan itu menyahut, orangnya lantas lompat turun dari atas
kudanya. sambil ketawa cengar cengar ia maju menghampiri Yo Cie Cong, kemudian mengirim
serangannya secara mendadak. serangan itu hebat sekali, sehingga menimbulkan angin puyuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang tua itu mengira, bahwa dengan serangannya yang sekelebat itu lawannya yang muda itu
tentunya akan binasa, atau setidak-tidaknya akan terluka parah.
Yo Cie Cong sangat benci sekali terhadap manusia jumawa ini, tambah lagi ucapannya si
Kauwcu muda yang terlalu sombong itu maka membuat ia semakin gusar saja.
Dengan-ayunan sebelah tangannya, ilmu kekuatan Kan-goan Cin-Cao terus meluncur keluar
dari lengannya.
Kali ini ia menggunakan kekuatan delapan bagian, tapi ada demikian hebatnya sampai se-olah2
geledek menyambar mangsanya.

Orang tua itu sedkitpun tidak menduga bahwa lawannya yang masih muda belia itu mempunyai
kekuatan tenaga dalam yang begitu hebatnya. Tatkala ia merasa hebatnya serangan lawannya, ia
sudah tidak punya waktu untuk menyingkirkan diri.
setelah terjadi suatu benturan hebat, orang tua itu keluarkan seruan tertahan, kemudian
orangnya mundur sempoyongan sampai lima tindak^ mulutnya menyemburkan darah segar.
Badannya lalu rubuh ditanah dan tidak bisa berkutik lagi.
Utusan Raja Akherat dan si Pedang Berdarah Kong Jie serta Tio Lee Tin. bertiga telah menjerit
berbareng.

Hanya dalam satu kali serangan saja Yo Cie Cong telah membinasakan jiwanya seorang Hiocu
dari Im mo-kauw Kekuatan semacam itu, sesungguhnya bukan termasuk kekuatan manusia biasa.
Ini benar2 ada diluar dugaan mereka bertiga.
Terutama bagi Tio Lee Tin, didalam alam pikirannya, Yo Cie Cong tidak mempunyai kekuatan
begitu hebat. Hanya beberapa bulan saja tidak bertemu anak muda itu se-olah2 berganti raga. ini
benar2 merupakan sesuatu hal yang sangat luar biasa. sudah tentu, jika mereka nmengetahui
bahwa Yo Cie Cong ini adalah pemilik Golok Maut yang mereka telah mendapat tugas untuk
mencarinya kemana pun juga, tidak nanti timbul perasaan sampai begitu ter-heran2".

Tio Lee Tin yang terlebih dulu lompat turun dari alas kudanya yang kemudian disusul dengan
lompat turunnya dua orang yang lainnya. Mereka berdua berdiri berjejer dihadapan Yo Cie Cong.
Diwajahnya Utusan Raja Akherat yang dingin angkuh, tampak napsu membunuh yang tebal
sekali. sambil ketawa Ha, ha, h i, h i ia berkata:
"Bocah, hebat benar kepandaianmu heh Pantas dimatamu sepertt tidak melihat orang lain lagi."

Yo Cie Cong hanya mengganda ketawa dingin.


Saat itu Tio Lee Tin sungguh serba salah kedudukannya. Perasaan duka sukar dilukiskan
dengan pena, sukar diucapkan dengan-kata2. seorang laki2 yang pernah dirindukan, diubar-ubar
dan dicintai, kini telah berubah menjadi musuh mati hidupnya. Apa lagi kalau dipikir bahwa
kekuatan dan kepandaianya Yo Cie Cong agaknya masih jauh diatasnya Kauwcu muda dari Im-mo-
kauw ini, maka ia kuatirkan sangat, kekasihnya yang baru ini tidak mampu menandingi Yo Cie
Cong.

Agaknya ia merasa sangat menyesal akan perbuatannya sendiri yang terburu napsu. Tetapi
sekarang ia bukannya seorang gadis suci lagi. seandainya Yo Cie Cong berbalik pikirannya
mencinta dirinya, ia sendiri juga tidak bisa menerima lagi Cintanya, sebab ke-suciannya sudah
diberikan kepada Utusan Raja Akherat secara gegabah. Rupa pikiran telah mengganggu otaknya.
Dalam keadaan demikian, rasa bencinya makin kuat mempengaruhi seluruh pikirannya itu
membuatnya menjadi mata gelap.
Tidak dapatkan dirinya dia, kita harus hancurkan dia Demikian pikirnya. Dan itu merupakan
putusan terakhir dari si nona gagah itu, maka seketika itu, napsu membunuhnya lantas berkobar.

Pedangnya lantas dihunus keluar lalu berkata kepada Yo Cie Cong: "Yo Cie Cong, manusia yang
tidak kenal budi. Hari ini sudah sampai saat kematianmu....."
"Nona Tio dengan memandang muka suhumu, aku tidak akan membuat perhitungan dengan
kau. sebaliknya kau berdiri sebagai penonton saja. jika tidak...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"jika tidak bagaimana ?"


"Kepalan dan kaki tidak ada matanya."
"Puh. sombong benar kau"
Utusan Raja Akherat lantas menyelak: "Adik Tin, kau mundur. Biar aku yang bereskan dia."
"Tidak. Kau mlinggir sedikit."
Utusan Raja Akherat terpaksa diam, tetapi sepasang matanya tidak pernah teralih dari
Badannya Yo Cie Cong.
Ia telah mendapat kenyataan bahwa pemuda ini merupakan salah seorang terkuat yang pernah
diketemukannya.

Tio Lee Tin mungkin bukan tandingannya, maka jika perlu ia akan membantunya.
si Pedang Perdarah Kong Jie agaknya sedang memikirkan sesuatu hal. Gerakan yang aneh dan
hebat tadi yang telah membinasakan dirinya Lauw Hiocu, agaknya pernah dilihatnya.
Tio Lee Tin gerakkan gedang ditangannya, lalu berkata dengan suara nyaring: "orang she Yo,
kau berani bunuh mati Hiocu kami? Rekening lama dan rekening baru antara kita, kita
perhitungkan sekalian sekarang "
Yo Cie Cong merasa serba sulit. orang berkedok kain merah perlakukan dirinya seperti
memperlakukan anaknya sendiri, Terhadap perbuatannya Tio Lee Tin yang sudah menjadi
anggotanya Im mo-kauw, orang itu entah sudah tahu atau belum? Perbuatan yang merupakan
suatu pengkhianatan ini seharusnya dibereskan sendiri oleh sang suhu. sekarang jika ia sendiri
kesalahan tangan sampai membinasakan jiwanya nona ini, sesungguhnya betul-betul merupakan
suatu hal yang sulit dipertanggung jawabkan-

Tetapi sebaliknya, nona ini tampaknya sedang mengumbar amarahnya. Kelihatannya tidak mau
sudah jika orang yang dibenCinya belum dihajar betul-betul.
"orang the Yo. sekarang nonamu akan turun tangan, kau masih ada ucapan apa lagi....^"
Yo Cie Cong lantas menjawab sambil menahan perasaannya: "Apakah nona Tio benar2 hendak
memaksa aku turun tangan?^"
"Ha,ha....Paksa kau? orang she Yo, Kujelaskan padamu, jangan harap kau bisa berlalu dari sini
dalam keadaan masih benapas."

Yo Cie Cong sudah tidak dapat mengendalikan perasaannya lagi, maka lantas berkata dengan
suara dingin- "Baiklah. Kalau begitu kau jangan sesalkan kalau aku berlaku keterlaluan-"
Tio Lee Tin perdengarkan suara dihidUng.
Pedangnya lantas diputar, dengan kecepatan bagaikan kilat ia mengirim serangannya. Begitu
bergerak. secara beruntun sudah berubah lima macam gerakan- serangan itu selain hebat juga
sangat ganas.

Yo Cie Cong dengan kelincahan Badannya luar biasa mangengoskan setiap serangan yang
dikirim oleh sinona. Kadang2 ia membalas menyerang, tetapi serangannya hanya dituujukan
keawak pedang.
Satu kali serangannya itu mengenakan sasarannya dengan tepat, sehingga tangannya Tio Lee
Tin dirasakan kesemutan, pedangnya hampir saja terlepas dari cekalannya.
Ia lantas berseru nyaring, tipu serangannya kembali dirubah. Dengan beruntun mengirim
serangannya sampai dua puluh delapan kali. serangan itu begitu gencar dan rapat, sehingga
membuat lawannya kecuali mundur sudah tidak punya jalan lain lagi Benar saja Yo Cie Cong
terpaksa harus lompat mundur.

Agaknya Tio Lee Tin sudah menduga gerakan lawannya itu dari semula, maka se-olah2
bayangan ia terus membayangi gerakan Yo Cie Cong dan menikam dengan hebat.
Yo Cie Cong matanya menjadi merah, Dengan cepat ia mengeluarkan ilmu ,Menggeser tubuh
mengganti bayangannya, se-olah2 lakunya hantu sebentar kemudian lantas menghilang dari
depan matanya sipenyerang, tetapi sebentar kemudian tiba2 sudah berada di belakang si nona.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketika Tio Lee Tin mengetahui bahwa Yo Cie Cong pandai menggunakan ilmu perguruannya
untuk menghindarkan serangannya. hatinya semakin gusar. ia coba menyingkir kira2 setombak
lebih kemudian membalikan Badannya...."
Tetapi ternyata ia sudah terlambat bergerak. sambaran angin yang keluar dari tangan Yo Cie
Cong sudah meluncur laksana angin puyuh datangnya.
Pada saat yang sangat berbahaya itu, Kong Jie dan Utusan Raja Akherat dari samping telah
melancarkan serangan berbareng. Tetapi angin serangan dari kedua orang itu se-olah2 lenyap
ditengah udara tanpa suara, sehingga hati mereka merasa kaget bukan kepalang.

Tetapi dalam kagetnya itu Kong Jie yang tidak lantas putus asa lantas menyusulkan
serangannya lagi dengan serangannya yang kedua, tetapi juga tidak berhasil menahan serangan
Yo Cie Cong.
Ketika serangan kedua pihak saling beradu, Badannya Kong Jie terpental mundur tiga langkah.
sehingga hatinya merasa jeri, sebab kekuatan itu sesungguhnya belum pernah dialaminya pada
waktu sebelumnya.

Tio Lee Tin setelah terlepas dari serangannya Yo Cie Cong kelihatan alisnya berdiri sambil
berseru nyaring kembali ia menyerang lagi.
Yo Cie Cong yang sudah gusar benar2, lantas memutar kepalan tangan kanannya, dengan
kekuatan tenaga Kan-goan Thian-thjio untuk menyambut serangan Tio Lee Tin-
Tio Lee Tin hanya merasakan adanya kekuatan dahsyat yang membendung setiap
serangannya, bahkan telah mendesak dirinya semakin hebat. Apabila ujung pedang ditangannya
menyentuh sedikit saja kekuatan yang tidak terlihat itu, serangannya lantas dibikin punah,
sehingga gerakannya selanjutnya lantas mati sama sekali.

Kekuatan hebat Yo Cie Cong ini membuatnya ketakutan setengah mati. Belum sempat ia
memikirkan yang lain, kekuatan tenaga yang tidak kelihatan itu sudah menghampiri dirinya.
Pada saat itu, tangannya dirasakan sakit sekali, pertama-tama pedangnyalah yang terbang
melesat dari dalam tangannya. selanjutnya, nona itu kelihatannya sadar akan rubuh di tangannya
Yo Cie Cong yang mempunyai kekuutan begitu hebat.
"Bocah, kau jangan melukai orang." Demikian terdengar seruan suara orang. Berbareng pada
saat itu pula angin dingin terus meluncur keluar menyerang kekuatan yang tidak kelihatan itu.
"Buk. BukBuk^ terdengar serentetan suara benturan nyaring. Kekuatan yang dilancarkan oleh
Yo Cie Cong sebagian sudah dibikin punah.

Pedang Tio Lee Tin sudah terlepas dari tangannya, dalam kaget dan ketakutannya tiba2 dirinya
telah digulung oleh kekuatan tenaga Yo Cie Cong yang masih ada, sehingga ia harus mundur ter-
huyung2 sampai sepuluh tindak. baru bisa berdiri jejak lagi. wajah sinona pucat seperti kertas,
napasnya memburu.
serangan yang menahan kekuatan serangan Yo Cie Cong tadi ternyata meluncur keluar dari
dalam tangannya Utusan Raja Akherat. saat itu Utusan Raja Akherat lantas maju satu tindak dan
terus berkata. kepada Yo Cie Cong sambil tertawa dingin: " Hebat sekali kekuatanmu. Masih dapat
menerjang kekuatanku."
"Kau masih bukan tandinganku." jawab Yo Cie Cong dingin.

Jawaban yang sangat jumawa ini telah membuat wajah Utusan Raja Akherat berubah. Ini
adalah untuk pertama kalinya ia berkelana didunia Kang-ouw, ada orang yang berani
mengucapkan perkataan demikian dihadapannya.
"Kau sungguh jumawa^" demikian ia berkata.
"Ng."
Utusan Raja Akherat tadi mula2 menjebutnya 'Bocah'. sekarang menjebut 'kau' Rupanya ia
telah dibikin kagum karena kekuatan yang sukar diukur dari lawannya ini.
Tiba2 ia mendapat suatu pikiran. Ia ketawa dan berkata pada Yo Cie Cong: "Kau suka kita bikin
suatu pertaruhan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Pertaruhan apa ?"


"jika kau yang memenangkan pertandingan, semua ganjalan yang ada diantara kita, kita
habiskan semua."

Yo Cie Cong tidak lantas menjawab ia berpikir 'Bikin habis semua? tidak begitu mudah. Im mo-
kauw terus mengirim utusannya mengejar pemilik Golok Maut, bahkan me-nyiar2kan cerita bahwa
pemilik Golok Maut bukanlah pemilik Golok Maut yang asli. Dalam hal ini pasti ada tersembunyi
rahasia apa. sebelum soal ini terang, aku dengan Im-mo-kauw tidak bisa tinggal sama2 begitu
saja"
"jikalau kau yang menang, bagaimana?" Yo Cie Cong balik menanya.
"He, he....... Perkumpulan kami sedang membutuhkan tenaga orang pandai, kami sedang
berdaya mengumpulkan orang kuat supaya pimpinan dalam rimba persilatan terjatuh dalam
perkumpulan kami. jika kau tidak beruntung, jatuh ditanganku, maka kau harus menjadi anggota
perkumpulan kami"

Yo Cie Cong ketawa bergelak.


"Perkataanmu itu percuma saja kau ucapkan-" jawabnya pasti.
"Apa artinya ucapan ini?"
"Kau tidak bisa menangkan aku." ujawab Yo Cie Cong tenang.
Bukan kepalang rasa gusarnya Utusan Raja Akherat itu, sebab, kecuali kejam dan licik, ia juga
seorang sombong dan tinggi hati. Tidak nyana hari ini ia bertemu dengan seorang yang lebih
sombong beberapa kali dari padanya, maka ia lantas menjawab dengan suara gusar:
"Apa kau kira pasti mendapat kemenangan."
"sudah tentu."

Kong Jie yang berdiri disamping agaknya sudah tidak sabaran lagi. Ia berkata dengan suara
nyaring: "siao Kauwcu, kasihkan aku yang melayani Bocah ini"
sehabis berkata, pedang berdarahnya lantas keluar dari dalam sarungnya. Dibulang
balingkannya pedang itu sebentar sambil mengerahkan tenaga dalamnya, sehingga awak pedang
lantas berubah menjadi merah darah. ujung pedang seperti ada darah segar menyembur keluar.
Utusan Raja Akherat ini orangnya licik dan banyak akal. sambil ketawa cengar-cengar ia
mundur kesamping.

Biji mutiara merah yang ada digagang pedangnya Kong Jie, kecuali bisa digunakan untuk
menyalurkan darah keujung pedang sehingga dapat melukai lawannya tanpa bisa dilihat, bahkan
masih bisa lagi mangeluarkan bau harum semerbak yang dapat membuat orang mabuk.
Betapa pun tingginya kekuatan lawannya, sukar juga dapat menghindarkan diri dari serangan
bau harum itu.

Kong Jie mampunyai maksud hendak menundukkan Yo Cie Cong dengan akalnya itu dulu, baru
kemudian turun tangan menurut kehendak hatinya.

Ketika Kong Jie untuk kedua kalinya bertanding dengan Yo Cie Cong yang ketika itu ada
memegang peranan sebagai pemilik Golok Maut, kedua macam senjatanya yang mukjijat itu tidak
dapat menjatuhkan lawannya, sebaliknya malah ia sendirilah yang harus mengorbankan sebelah
tangan kirinya. ini adalah merupakan kekalahannya yang pertama sejak ia muncul didunia Kang-
ouw. Tetapi dalam hatinya saat itu telah berpikir, bahwa pemilik Golok Maut yang
mengalahkannya itu sudah binasa dibawah tangannya Liat- yang Lokoay, sehingga tidak perlu
takuti orang lain lagi.
Sudah tentu, mimpipun ia tidak akan menduga, bahwa Yo Cie Cong yang didepan matanya itu
adalah si pemilik Golok Maut yang di Cit-lie-peng telah memapas kutung lengan kirinya.
Memang betul ia sudah binasa, tetapi karena khasiatnya biji mustika Gu liong- kauw, ia bisa
hidup kembali untuk melanjutkan usahanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Rombongan yang terdiri dari empat orang itu juga merupakan utusan Im mo-kauw yang dikirim
untuk menyelidiki kabar tentang munculnya pengganti pemilik Golok Maut.

Yo Cie Cong dengan sikap dingin memandang Kong Jie, terhadap siapa agaknya ia tidak
memandang mata sama sekali.
Kong Jie lalu gerakkan pedangnya sambil ketawa. Warna merah dan bau harum yang semerbak
kelihatan berkelebatan dan tersiar luas disekitar diri Yo Cie Cong.
Anak muda itu agaknya sudah berpikir masak2, dengan ilmunya Liang- kek Tiin-goan ia
melindungi sekujur Badannya dan seluruh kekuatan tenaganya dan dipusatkan pada sebelah
tangannya, kemudian mengirim serangannya.
Ketika Kong Jie mengetahui ujung pedangnya tidak bisa mendekati badan lawannya, sedangkan
bau harum juga tidak dapat jatuhkan lawannya, dalam hati merasa golagat tidak baik.

Belum hilang rasa kagetnya. kekuatan yang maha hebat telah menyerang dirinya.
Dalam gugupnya, ia coba melesat kesamping. Tetapi, Yo Cie Cong yang sudah mengandung
maksud hendak membunuhnya. sudah tentu tidak mau memberikan kesempatan untuk ia
meloloskan diri, maka dengan cepat serangannya yang kedua lantas menyusul.
Suara jeritan ngeri keluar dari mulutnya Kong Jie, dibarengi dengan semburan darahnya,
Badannya lantas terpental jatuh.

Utusun Raja Akherat menggeram, ia lantas maju, selagi hendak turun tangan, mendadak
terlihat berkelebat sinar terang meluncur ke-arahnya sang lawan.
Yo Cie Cong miringkan badannya sambil ketawa dingin. Tangannya lantas diulur menyambar
benda berkilauan itu, ternyata itu adalah sebilah pedang panjang.
Kiranya. tadi ketika Tio Lee Tin pedangnya dibikin terpental oleh Yo Cie Cong, dalam hati meski
ketakutan setengah mati, tetapi rasa benci timbulnya semakin meluap2. Ia lalu menggunakan.
kesempatan selagi Yo Cie Cong membinasakan Kong Jie, diam2 lantas me-mungut pedang
panjangnya. sambil kertak gigi dilontarkan pedang itu kearah dirinya Yo Cie Cong.

Tidak nyana, serangannya itu tidak mengenai sasarannya, malah pedangnya jatuh ditangan Yo
Cie Cong. wajahnya lantas pucat, seketika hatinya merasa semakin takut.
Yo Cie Cong setelah menyambuti pedang tersebut, sebetulnya hendak dipatahkannya, tetapi
hatinya lantas berpikir: "Ia adalah murid tunggal orang berkedok kain merah. sekarang
keadaannya masih belum jelas. jika pedang ini kupatahkan. barangkali tidak enak akibatnya bagi
orang berkedok kain merah itu." oleh karena berpikir demikian, maka matanya yang tajam lantas
menyapu kearah Tio Lee Tin yang saat itu tengah berdiri menjublek.
"Ambillah." kata Yo Cie Cong sambil melemparkan pedang pada si nona.
Tio Lee Tin menyambuti pedangnya dengan kedua belah tangannya, tetapi hatinya sangat
berduka.

Gadis yang selamanya menbawa cara hidupnya sendiri, bagaimana sanggup menerima hinaan
begitu rupa? Tetapi oleh karena kepandaiannya sendiri tidak ungkulan menghadapi lawantnya,
maka ia hanya dapat mengawasi musuhnya dengan mata sangat penasaran.
Dengan sikap menyayang Utusan Raja Akherat mengawasi Tio Lee Tin sejenak, lalu berkata
pada Yo Cie Cong.
"Kepandaianmu betul2 hebat. sekali lagi kuucapkan perkataanku tadi. kita mengadakan
pertaruhan dengan tiga jurus pertandingan. Kalau kau yang menang, semuanya habis. Masing2
boleh jalan sendiri. Tetapi kalau aku yang menang, kau harus menjadi anggota perkumpulan kami.
Bagaimana?"

Yo Cie Cong diam2 merasa geli dihati, dengan sikap menghina ia berkata: "Aku juga ulangi lagi
sekali ucapanku tadi, kau tidak bisa menangkan aku."
wajahnya Utusan Raja Akherat lantas berubah.
"Kesombonganmu sungguh jarang bisa di dapatkan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"ouw, begitu ?"


"Kau tidak mau menimbang usulku tadi ?"
"Tidak perlu ditimbang lagi."
"Kau tidak akan menyesal ?"
"Locu sekali seumur hidupku aku belum pernah merasa menyesali atas perbuatanku."
"Bagus... Kauwcumu hari ini....."
Pada saat itu mendadak ada angin mendesir dihadapan dua orang itu tiba2 tertancap satu
bendera segi tiga yang kecil bentuknya.

Kejadian yang terjadinya secara mendadak ini membuat Utusan Raja Akherat yang belum habis
mengucapkan perkataannya, terpaksa ditelan kembali.
Datangnya bendera kecil itu lantas disusul dengan munculnya beberapa orang yang meluncur
turun ketempat tersebut.
Tio Lee Tin menjerit dengan tiba-tiba. wajahnya pucat pasi, Badannya bergemetaran.
OOOOOOOO ooo

SEMUA ORANG yang berada disitu telah dikejutkan oleh kejadian yang datangnya secara tiba2
itu. Bendera kecil segi tiga dengan dasar putih dan pinggir emas, di-tengah2nya terlukis seekor
burung laut merah dadu. Bendera itu kelihatan menancap ditanah, ber-goyang2 ditiup angin.
Beberapa puluh bayangan orang telah melayang turun dan berbaris dibelakangnya bendera
kecil tadi. Mereka itu setelah berbaris rapih, barulah dapat dihitung. semuanya berjumlah dua
belas orang semua berpakaian seragam warna hitam yang ringkas dan bar-kedok kain hitam.
Ditengah2 kedok hitam, ada tersulam seekor burung laut. Diatas Badannya burung laut itu,
masing2 terdapat satu angka, dari satu sampai dua belas.
"Utusan bendera burung laut" berseru Utasan Raja Akherat.
si Burung Hong Hitam, Tio Lee Tin, wajahnya pucat pasi seperti mayat dan badannya
gemetaran.

Yo Cie Cong yang sedang dibikin pusing oleh urusannya Tio Lee Tin yang mengkhianati
perguruannya dengan masuk menjadi anggota Im-mo-kauw tidak menyangka kalau pada saat itu
telah muncul dua belas orang Utusan bendera burung laut. sebab dengan munculnya bendera
tanda perintah itu, berarti suatu tanda bahwa sipemilik bendera yaitu si orang misterius berkedok
kain merah, sudah akan segara unjukan dirinya. orang berkedok kain merah itu munculnya didunia
persilatan di daerah TOnggoan, baru satu tahun lamanya. tidak ada seorangpun yang tahu,
sampai dimana tingginya kepandaiannya. juga tidak ada orang yang tahu asal-usulnya, atau wajah
yang sebenarnya. Dua belas utusan burung laut yang merupakan anak buahnya, masing2 juga
mempunyai kepandaian yang luar biasa.
orang2 didunia Kangouw, apabila mendengar didisebutnya orang berkedok merah saja,
sebagian sudah merasa jeri.

Si Pedang Berdarah Kong Jie, saat itu sedang memejamkan matanya untuk mengumpulkan
tenaga. Ia tidak ambil peduli semua apa yang terjadi disekitarnya.
oleh karena munculnya Utusan bendera burung laut, suasana yang sunyi sepi, berubah menjadi
tegang.
Tio Lee Tin meskipun benar ada muridnya orang berkedok kain merah, tetapi ia sendiri masih
belum mengetahui jelas tentang gurunya itu.
Dalam rombongan Utusan bendera burung laut itu, ada seorang yang mempunyai tanda nomor
satu. ia adalah kepalanya. orang itu telah memecahkan suasana sunyi tersebut. Dialah yang
pertama membuka mulut, menegur Tio Lee Tin:
"Sumoay. benarkah kau sudah masuk menjadi anggota mereka jadi anggota Im mo-kauw ?"

Tio Lee Tin lantas berubah wajahnya, ia tidak bisa menjawab. Ia tidak berani mengaku, tetapi
juga tidak dapat menyangkal.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Utusan Raja Akherat yang berdiri disampingnya Tio Lee Tin, mengawasi Utusan burung laut
Nomor satu itu sejenak. lantas berkata kepada Tio Lee Tin: "Adik Tin. beritahukan padanya."
Tetapi Tio Lee Tin masih tetap membungkam seperti juga orang bisu.
Utusan bendera burung laut Nomor Satu berkata pula: "sumoay, kami sekalian telah mendapat
perintah dari suhu hendak ajak kau pulang."
Tio Lee Tin hatinya terguncang keras, dengan tidak terasa kakinya sudah mundur satu tindak.
^

Utusan Raja Akherat lantas berkata sambil menyengir: "Apa tuan2 hari ini hendak membawa
pergi orang ?"
"Benar." jawab Utusan burung laut Nomor satu.
"Sebaiknya tuan2 mundur saja. Kalau tuan hendak memaksa juga membawa pergi orang,
rasanya tidak begitu mudah."
"Dalam hal ini tuan tidak berhak turut campur tangan" jawab si Nomor satu,
"Ha, ha....Tio Lee Tin sekarang sudah menjadi anggota kami, yang berkedudukan sebagai
Kauwcu muda dari Im-mo-kauw, dengan ini kuberitahukan pada tuan2, soal membawa pergi
orang tidaklah mungkin."

Dua belas orang utusan burung laut itu berbareng menyatakan kegusarannya. si Nomor satu
lantas berkata pula.
"Paling baik tuan tidak sembarangan buka mulut. ini adalah soal peribadi dalam perkumpulan
kami."
"Tuan2 bersedia bermusuhan dengan perkumpulan kami?"
"Hmm, kalau kami bermusuhan, mau apa?"
"Itu tidak bedanya seperti mengadu telor dengan batu, mencari kemusnahan sendiri "
"Ha, ha, ha, ha... Tuan sungguh terlalu jumawa."
"Tidak percaya? Kalian boleh coba sendiri"
Saat itu agaknya utusan nomor dua sudah tidak dapat menahan sabar lagi, ia berkata pada Tio
Lee Tin.
"Sumoy, tahukah kau, apa akibatnya kau berbuat begitu ?"

Tio Lee Tio yang mendengar pertanyaan itu, kembali wajahnya berubah.
saat itu, perasaan hatinya tidak keruan. oleh karena kesalahan bertindak. telah membuat ia
terjerumus kedalam jurang yang dalam, tidak mampu menarik keluar dirinya lagi, ia sekarang
bukan hanya sebagai anggota Im-mo-kauw saja, tapi sudah merupakan kekasihnya Kauwcu muda
dari Im mo-kauw. juga ia bukan seorang gadis suci lagi.
Sekalipun suhunya tidak menghukum karena ia sudah mengkhianati perguruan sendiri, tetapi ia
juga tidak punya muka untuk kembali lagi keperguruannya.
Ia merasa malu terhadap perguruannya, tetapi la tidak berdaya sama sekali untuk memperbaiki
dirinya.

Selain daripada itu sehingga saat itu, dalam hatinya masih tetap ada bayangannya Yo Cie Cong
saja. Ia tidak bisa melupakan anak muda itu, perubahan yang terjadi pada dirinya juga lantaran
gara2nya anak muda itu. tapi sekarang ia sudah tidak mempunyai muka untuk mencinta dirinya
anak muda itu lagi. Begitulah dengan nasibnya nona gagah ini.
Rasa cinta berubah menjadi benci. Ia sekarang merasa benci sekali terhadap Yo Cie Cong tapi
dalam rasa bencinya itu ada bercampur perasaan cinta yang sebenarnya. Rasa cinta demikian
hakekatnya sudah melekat dalam hatinya.

Utusan nomor satu setelah menghela napas panjang, lalu berkata dengan suara bengis: "Tio
Lee Tin. karena kau telah mengkhianati perguruan, persaudaraan antara kita telah putus...."
Utusan Raja Akherat lantas menjelak: "Adik Tin, kau mundur"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ucapannya itu disertai dengan gerakan Badannya, dengan cepat sudah berada disampingnya
Tio Lee Cin, berbareng dengan itu, ia lantas mengirim satu serangan tangan kearah enam utusan
burung laut tersebut.
serangannya yang ada begitu aneh, selain kekuatan yang sangat hebat, juga mengandung
sambaran angin ingin yang menusuk tulang.

Enam utusan burung laut itu tidak menduga sama sekali yang Utusan Raja Akherat ini akan
turun tangan secara tiba2. Angin serangan yang datang secara tiba2 itu baru menyentuh badan,
rasa dingin sudah seperti menusuk kedalam tulang, salah seorang diantara enam utusan itu lantas
berseru: "Ini ilmu pukulan Tay-im-Ciang. Lekas mundur " Enam orang itu dengan cepat lantas
mencar mundar kekedua samping.

Yo Cie Cong telah menyaksikan bagaimana Utusan Raja Akherat itu dalam waktu segebrakan
saja telah mendesak mundur enam orang kuat anak muridnya orang kedok kain merah. Hatinya
lantas tergerak. Pikirnya, "Ilmu pukulan Thay im-Ciang ini pasti adalah semacam ilmu tenaga lunak
yang sangat jahat, sehingga dapat membuat utusan burung laut itu tidak berani sembarangan
menyambutinya."
Ia lantas ingat ilmu pukulan Liat yang-Ciang dari Liat-yang Lokoay. Agaknya dua macam ilmu
pukulan 'Im dan Yang' itu tentunya merupakan ilmu pukulan yang berlawanan...

Utusan Raja Akherat setelah berhasil mendesak mundur enam orang orang utusan burung laut
itu, lantas berkata dengan sangat bangga " Utusan burung laut ternyata cuma begini saja.
Menurut pikiranku, lebih baik cepat2 menarik diri"
Enam orang utusan itu setelah menarik mundur dirinia sejenak. lantas menerjang maju lagi,
dengan masing2 mengirimkan satu. serangan kearah lawan.
Angin serangan dari enam orang itu telah berkumpul merupakan satu gelombang. dengan
hebat mengulung dirinya Utusan Raja Akherat.
Utusan Raja Akherat menarik Tio Lee Tin dengan sebelah tangannya seraya berkata: "Adik Tin
mundur"
sambil kerutkan dahinya, Tio Lee Tin mundur kesamping sejauh kira2 delapan kaki.
Utusan Raja Akherat memuter kedua tangannya yang terus disodorkan. segumpalan angin
dingin keluar dari tangannya menggulung badan lawannya.
Serangan hebat yang keluar sebagai tenaga gabungan dari keenam orang utusan burung laut
tadi, ketika kebentrok dengan kekuatan angin yang kelihatannya biasa saja, ternyata dirasakan
seperti kompor masak kedalam laut, lantas musnah tanpa bekas.

Kejadian ini telah membuat enam Utusan itu berikut Yo Cie Cong, tercengang semuanya.
Utusan Raja Akherat yang sudah berhasil memunahkan serangan gabungan lawannya, lantas
berkata lagi dengan suara dingin: "coba sambuti sekali lagi seranganku."
Kembali tangannya bergerak, keluarlah satu serangan dahsyat. Angin ingin yang hebat telah
menembusi daging dan tulang-tulang.
Enam orang Utusan burung laut itu, semua merupakan orang kuat pilihan dari antara sekian
banyak muridnya orang berkedok kain merah. Tentu saja dapat berlaku gesit dalam menghadapi
segala kemungkinan.

Melihat sang lawan mengirim serangannya, mereka juga terus menyambuti dengan kekuatan
tenaga bergabung, suara benturan keras lantas terdengar nyaring.
Badannya Utusan Raja Akherat kelihatan bergoyang sedikit, tetapi enam Utusan burung laut
telah dibikin menggigil semua karena serangan hawa yang sangat dingin itu.
Utusan Nomor satu lantas memberikan aba-abanya pada lima utusan yang lainnya: " Kalian
maju"
Lima utusan lainnya itu bergerak dengan serentak.
Mereka menyeburkan diri dalam gelanggang pertempuran membantu enam kawannya yang
maju duluan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sedangkan Utusan Nomor satu sendiri, dengan kecepatan kilat menyerbu Tio Lee Tin. sebelas
utusan tergabung jadi satu, sudah tentu juga menjadi lain lagi keadaannya.
Kekuatan dari sebelas orang, seolah-olah, gelombang yang maha dahsyat, menyerbu lagi
kearah Utusan Raja Akherat.

Ilmu pukulan Thay-im-Ciang dari Utusan Raja Akherat, biar bagamiana hebat, sudah tidak
mampu melenyapkan kekuatan bergabung dari sebelas orang itu.
Tepat selagi kekuatan tergabung sebelas orang itu menyerbu kearahnya, Badannya Utusan
Raja Akherat dengan ringan sekali mendadak sudah melesat naik keatas setinggi tiga tombak.
setelah berada diatas, dengan gayanya yang sangat manis Badannya berputar untuk melepaskan
diri dari lingkaran angin yang datang menggulung, kemudian tangannya dibalikan mengirim
serangan balasan.
Diantara suara bentakan2. dua orang dari sebelas orang utusan burung laut telah jatuh rubuh
ditanah.

Dilain pihak- Utusan Nomor satu yang menyerbu Tio Lee tin, sudah kena dirintangi oleh pedang
si nona.
Sedangkan si Pedang Berdarah Kong Jie, juga pada saat itu telah siuman. segera ia membantu
mengirim serangan dari samping.
Dengan tidak ammpun lagi Badannya utusan Nomor satu telah terpental mundur sampai tiga
tindak.
Utusan Raja Akherat bersama Kong Jie dan Tio Lee Tin, segera berdiri bahu membahu dengan
membuat lingkaran segi tiga yang menghadap keluar.
Diatara dua belas utusan burung laut, dua orang telah terluka terkena pukulan Tay- im-Ciang,
saat itu yang terakhir disebut sedang bersemadi untuk mendesak keluar hawa dingin yang
mengeram dalam tubuh mereka.

Sepuluh orang utusan yang lainnya. setelah bersangsi sejenak lain membagi2 tugas. terpilihnya
empat orang yang paling kuat diantara mereka untuk menghadapi Utusan Raja Akherat seorang
tiga orang untuk menghadapi Tio Lee Tin dan tiga orang lagi untuk menghadapi Kong Jie.
Yo Cie Cong pada saat itu tengah mengerjakan keras pikirannya.
Menurut pantas dengan memandang hubungannya sendiri dengan orang yang berkedok kain
merah. seharusnya ia turut campur tangan membantu pihaknya burung laut.
Tetapi sebaliknya, sebelas orang utusan burung laut itu dalam kalangan Kang-ouw merupakan
orang yang cukup punya nama Apalagi hal ini ada mengenai pemberesan dalam partai sendiri, jika
ia turut campur tangan. sedikit banyak tentu ada kurang pantas juga.

Disamping itu, karena bendera burung laut sendiri sudah muncul. maka dengan sendirinya
pemiliknya pun, si orang berkedok kain merah pasti akan segera muncul. Hanya ia tidak mengerti,
mengapa pemilik bendera itu sekarang masih belum mau unjukkan diri juga ?
jikalau hari ini Tio Lee Tin, murid yang murtad itu tidak bisa dibawa balik untuk diberi hukuman
sebagaimana mestinya, maka nama baik yang begitu gilang gemilang dari orang berkedok kain
merah itu, pasti akan runtuh karenanya.
selagi pikirannya masih me-layang2 jauh keangkasa, dilain pihak orang2 sudah mulai bergerak.

Empat orang utusan burung laut yang ditugaskan menghadapi Utusan Raja Akherat, meskipun
semuanya merupakan tenaga2 pilihan. tetapi dalam menghadapi ilmu pukulan Tay-im-Ciang yang
hebat dan ganas dalam rimba persilatan, agaknya juga merasa kewalahan.
Dua rombongan lainnya, yang masing2 menghadapi Tio Lee Tin dan Kong Jie, sebab pihak
lawannya berdiri bahu membahu dengan saling membelakangi, asal mereka tujukan perhatiannya
kemuka, masing2 tidak memikirkan dapat dibokong, maka sudah cukuplah untuk menghadapi
musuh yang betapa kuatnya pun juga.
Waktu sedetik demi sedetik telah berlalu, Pertempuran dari dua pihak telah berlangsung terus
secara demikian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi sudahlah nyata, jikalau Utusan Raja Akherat mau turun tangan benar2 dipandang dari
sudut ilmu pukulannya Tay-im-Ciang, sudah tentu pihaknya utusan burung laut yang akan
dirugikan.
Di dalam otaknya Yo Cie Cong timbul semacam pikiran: "Mengapa aku tidak unjukan diri
sebagai pemilik Golok Maut? orang im-mo-kauw itu tujuannya memang khusus hendak menyelidiki
dirinya pemilik Golok Maut, jikalau aku turun tangan, bukankah cukup beralasan? Berbareng
dengan itu, aku juga bisa terus menyelidiki apa sebabnya Im-mo-kauw telah menggunakan segala
daya upaya untuk menghadapi pemilik Golok Maut?"

Setelah berpikir demikian, dengan cepat ia lantas bertindak. selagi semua orang tengah
asyiknya bertempur, diam-diam ia lantas angkat kaki untuk menghilang.
Tetapi, Utusan Raja Akherat yang ternyata bermata jeli, mendadak berseru: "sahabat, kau
jangan pergi. Urusan diantara kita masih belum dibereskan."
Yo Cie Cong tidak mau berhenti, hanya mulutnya saja yang menyahut: "banyak kesempatan.
Kau tunggu saja."
Ketika ucapan yang terakhir itu masuk dalam telinga Utusan Raja Akherat. Yo Cie Cong sudah
tidak kelihatan bayang2nya

Yo Cie Coag menyingkir kesuatu tempat tersembunyi yang terletak kira2 seratus tombak lebih
dari tempat mereka bertempur. Dengan menggunakan ilmu merubah wajahnya yang didapatkan
dari kawan kecilnya si Pengemis sakti kecil wajah Hitam, sebentar saja ia sudah menjadi seorang
pemuda yang berwajah hitam legam yang sangat jelek.
Selesai merubah wajahnya, Yo Cie Cong hendak balik lagi. Tiba2. dibelakangnya terdengar
suara angin halus menyampok rumput.
suara sambaran angin dengan keresekan rumputnya yang halus itu, kecuali Yo Cie Cong yang
kepandaiannya sudah bisa menangkap suara dalam jarak sepuluh tombak. untuk orang lain, sudah
pasti tidak dapat mendengarnya.

Dengan cepat ia lantas lompat melesat sejauh tiga tombak ketika ia balikan tubuhnya,
dilihatnya didepannya sudah berdiri pemilik bendera burung laut, orang berkedok kain merah.
Yo Cie Tiong belum lagi membuka mulutnya, orang berkedok kain merah itu sudah berkata
padanya: "Anak. apa kau hendak turut campur tangan dalam urusan muridku yang murtad itu....?"
Yo Cie Cong lantas menjawab dengan anggukan kepala: "Ya. Tetapi boanpwee dengan orang-
orang Im-mo-kauw juga masih ada lain urusan"
"Urusan apa ?"
"Hendak mencari tahu apa sebabnya perkumpulan itu terus-terusan mencari pemilik Golok
Maut."
"Im mo-kauw tumplekan seluruhnya kekuatannya untuk menghadapi kau seorang ?"
"Ya. Menurut apa yang boanpwee tahu, pertama adalah ketika boanpwee muncul lagi
dikalangan Kangouw, dengan peranan sebagai suhu boanpwee, yaitu pangcu dari Kam-lo-pang
orang2 Im mo-kauw pernah menyiarkan berita bahwa pemilik Golok Maut itu bukannya pangcu
Kam-lo-pang asli. Tentang kematian suhu, dikalangan Kangouw. kecuali pembunuhnya sendiri,
barangkali tidak ada lain orang yang tahu. Tetapi perkumpulan itu sekarang sudah berani
menentukan secara begitu pasti, terang bahwa soal ini tentunya tidak begitu sederhana. Dan lagi,
orang2 pilihannya yang diutus beberapa kali keluar untuk mengejar pemilik Golok Maut,
diantaranya sekarang ini, adalah Utusan Raja Akherat yang merupakan Kauwcu muda dari
perkumpalan itu sendiri"

Orang berkedok kain merah anggukan kepala.


"Perkumpulan im-mo-kauw dalam hari2 belakangan ini kelihatannya makin meluas
pengaruhnya. Keributannya ada mengandung maksud hendak menjagoi rimba persilatan didaerah
Tionggoan. siapakah kauwcunya sampai sekarang masih merupakan suatu teka-teki, tetapi dalam
dugaanku, pasti dia adalah salah satu iblis yang bukan sembarangan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong mendadak mengalihkan pembicaraannya kelai nsoal. "Mengapa nona Tio masuk
jadi anggota Im mo-kauw ?"
orang berkedok kain merah itu agak sangat terharu. Lama sekali baru ia dapat menjawab: "Hal
ini juga aku belum tahu jelas, Mungkin ia telah kepincuk oleh kepandaian dan kecakapan Kauwcu
muda, yaitu Utusan Raja Akherat. Disamping itu, mungkin juga lantaran gagalnya ia dalam
asmara."
"Gagal dalam asmara ?"
"Ya. Itulah karena kau, anak."
"Karena Boanpwee?" tanya Yo Cie Cong kaget.
"Benar."
"Tetapi. boanpwee sedikit pun tidak mengetahui soal itu."
"Sejak itu hari, ia terluka ditangannya si siluman Tengkorak Lie Bok Thong dan ditolong olehmu
dengan jalan mengurut seluruh Badannya, diam2 ia sudah mencintai kau. Ia juga pernah minta
aku membereskan soal ini. Pada saat itu aku juga sudah menyanggupi hendak memberikan
bantuanku padanya."

Yo Cie Cong terdiam. Ia tidak dapat mengutarakan pikiran apa2.


orang berkedok kain merah itu lalu berkata pula: "Tetapi, sejak aku mengetahui rahasiamu, aku
lantas tidak menyetujui lagi ia menikah dengan kau. Disatu pihak karena ayahnya telah binasa
ditangan suhumu, permusuhan diantara kalian tentu masih ada. jika kemudian hari ia mengetahui
kejadian sebenarnya, barangkali akan merupakan bencana dan bukannya bahagia lagi. Dilain
pihak. Bocah itu terlalu dalam perasaan dendamnya terhadap musuh ayahnya. Ia terus berdaya
upaya untuk menuntut balas. Tabiatnya juga suka membawa caranya sendiri"
Terhadap perhatian yang dicurahkan padanya sampai begitu dalam dari seorang berkedok kain
merah ini, Yo Cie Cong merasa terima kasih yang sangat, maka saat itu ia menghela napas
panjang.
"Sekalipun tidak ada sebab2 itu semua, boanpwee juga tidak bisa mencintakan dia."
"Kenapa?"
"Lebih dulu boanpwee telah berkenalan dengan seorang gadis yang bernama siangkoan Kiauw.
Dalam perjalanan boanpwee ke Lam-hay. dia telah binasa karena badai mengamuk. Karena ini
boanpwee telah bersumpah bahwa seumur hidup boanpwee tidak akan kawin kepada perempuan
lain lagi."

"Tapi, anak. pepatah kuno ada kata, orang tidak berbakti itu ada terbagi dalam tiga soal. Dan
soal tidak punya keturunan itulah yang paling utama "
"Boanpwee sangat berduka bila mengingat akan keadaan diri boanpwee sendiri, sampai saat ini
boanpwee masih belum mengetahui asal-usul dan nama sendiri ..."
Badan orang berkedok kain merah itu kelihatan tergetar, lama ia tidak dapat berkata apa.
Dalam hati kecilnya ia berkata: "Apakah harus kuberitahukan padanya? Tidak. tidak boleh. jika ia
mengetahui keadaan yang sebenarnya, barangkali ia akan tidak punya muka lagi tancap kaki
didunia Kangouw. Ini akan berarti rusaklah penghidupannya. Tidak boleh. Biarlah aku sendiri yang
menanggung penderitaan ini."
"Anak. kau jangan begitu bersusah hati. Tentang dirimu, pasti ada suatu hari kau akan tahu
sendiri"
"Ya, terima kasih atas perhatian Cianpwee."
"Anak, aku sekarang mau pergi dulu. Dua belas utusanku itu barangkali tidak bisa berbuat
banyak."
"Bagaimana Cianpwee hendak bereskan soalnya nona Tio ?"
"Ngng, tentang ini, kau boleh lihat sendiri nanti."

Sehabis mengucapkan perkataannya, si orang berkedok kain merah lantas menghilang dari
depan matanya Yo Cie Cong. Yo Cie Cong juga lantas mengikuti dibelakangnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Didalam medan pertempuran saat itu sudah ada beberapa orang dari pihaknya utusan burung
laut yang terkena pukulan ilmu Tay-im-Ciang Utusan Raja Akherat, sehingga banyak sudah yang
mundur dalam keadaan terluka.
sedangkan Tio Lee Tin, kelihatan sedang berdiri berdampingan dengan si Pedang Berdarah
Kong Jie.

Utusan Raja Akherat dengan mengandalkan ilmu pukulan Tay-im-Ciang yang sangat ganas dan
yang bukan segala macam ilmu pukulan lainnya dapat menandinginya, dengan seorang diri
melayani tujuh orang utusan burung laut. tetapi tetap kelihatannya ia berada diatas angin.
Sejak bendera burung laut muncul, ini adalah untuk pertama kalinya mengalami kekalahan
hebat.

Utusan Raja Akherat dengan tidak ber-henti2nya ketawa dingin kelihatannya sangat bangga
dan jumawa sekali.
Dengan seorang diri ia dapat menjatuhkan lawan2nya yang semuanya terdiri dari orang2 kuat.
bahkan sampai begitu banyak jumlahnya, kepandaiannya itu cukup sudah boleh dibuat bangga
dalam kalangan Kang ouw.
Tio Lee Tin terus kerutkan alisnya, ia tahu, bahwa orang berkedok kain merah akan segera
unjukan diri

Utusan Raja Akherat, meskipun masih mampu menjatuhkan dua belas utusannya, tetapi
barangkali masih belum mampu menandingi orang berkedok kain merah. Pada saat itu, dimedan
pertempuran itu mendadak sudah bertambah satu orang.
seorang yang memakai kedok kain merah, setelah mencabut bendera burung laut yang
menancap ditanah, kelihatan berdiri tegak di tengah lapangan-
tujuh orang utusan burung laut yang sedang bertempur, dengan cepat lantas undurkan diri
semuanya membungkukan diri dihadapan orang berkedok kain merah itu, salah seorang
diantaranya, ialah si Nomor satu, lantas berkata dengan sikapnya yang sangat menghormat:
"Teecu sekalian tidak berguna, tidak bisa menyelesaikan tugas yang suhu berikan, maka disini
teecu sekalian bersedia menerima hukuman suhu." orang berkedok itu kibaskan tangannya ia tidak
berkata apa2. tujuh orang utusan itu tadi, telah mundur dengan berbareng.

Saat itu, Tio Lee Tin merasakan debaran keras didadanya. Ia merasa bersalah telah
mengkhianati perguruannya sendiri dan sekarang harus berhadapan dengan suhunya, entah
bagaimana merasa hatinya pada saat itu. Hanya kelihatan perubahan wajahnya saja, yang
sebentar merah dan sebentar pucat.
Utusan Raja Akherat dan Kong Jie, sesaat lamanya juga pada berdiri kesima.
orang berkedok kain merah itu dengan suara rendah dan berat berkata kepada muridnya.
"Tio Lee Tin, aku menyesal tidak hati2 menerima murid, sehingga terjadi peristiwa hari ini,
Melihat bendera perintah, kau masih tidak ambil perduli, bahkan berani turun tangan melawan
suhengmu. Ini sudah nyata, bahwa kau tidak ada maksud bertobat atau menyesal atas
perbuatanmu."

Pada saat itu, Utusan Raja Akherat agaknya sudah dapat menangkap maksud perkataannya
orang berkedok kain merah itu maka lantas memotong, "Nona Tio sekarang sudah menjadi
anggota perkumpulan Im mo-kauw. Aku, sebagai Kauwcu muda perkumpulan kami, ada kewajiban
untuk melindungnya. siapapun tidak akan kuijinkan menyentuh selembar rambutnyapun juga."
"Tutup mulut. Dihadapanku, kau tidak boleh jual lagak" bentaknya orang berkedok kain merah
itu.
"Ha.. ha...Apa tuan anggap diri tuan sendiri sudah terlalu hebat?"
"Ini adalah urusan partai kami yang hendak menghukum muridnya yang berkhianat. Tidak perlu
kau turut banyak bicara."
"Tetapi, murid yang berkhianat yang tuan maksudkan, justru adalah anggota perkumpulan
kami. Harap tuan suka pikir masak2 lebih dulu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang berkedok kain merah itu lantas tertawa ter-bahak2 sambil dongakkan kepala, kemudian
berkata: "Dimana bendera perintah burung laut sampai, tak boleh seorang pun yang
menentangnya."
Sehabis berkata, tubuhnya tiba2 menghilang......
OOOOOO OOOO OOOOOO

TIBA2 suara jeritan terdengar melengking memecahkan suasana kesunyian. orang berkedok
kain merah itu kembali menampakkan diri ditempatnya semula.
Tetapi didepan kakinya, kini sudah ada satu orang yang bukan lain daripada Tio Lee Tin sendiri
Kepandaian serupa itu, benar2 membuat Utusan Raja Akherat dan Kong Jie pada kaget dan
merasa jeri.
Mereka benar2 tidak dapat melihat bagaimana caranya Tio Lee Tin telah dapat dikuasai dalam
waktu sekejap saja.

Utusan Raja Akherat yang menyaksikan keadaan demikian, hatinya sangat gelisah.
Ia lalu berkata kepada orang berkedok kain merah dengan suara keras: "Bagaimana tuan
hendak membereskan soal nona Tio Lee Tin ?"
"Tidak perlu kau turut campur urusan."
"Dia adalah salah satu anggota perkumpulan kami."
"Ha, ha...Kami hanya tahu bahwa dia adalah murid yang mengkhianati perguruan kami"
"Tuan tidak segan bermusuhan dengan Im mo-kauw ?"
"ucapanmu ini cuma boleh dipakai untuk menggertak orang lain, dihadapanku sebaiknya kau
jangan bawa2 nama begituan."
Wajahnya Utusan Raja Akherat memucat seketika. Ia berkata pula sambil maju dua langkah.
"Tuan mengaku telah bermusuhan dengan perkumpulan kami ?"
Orang berkedok merah itu ketawa dingin. " Kalau benar bermusuhan, mau apa?"
"Im- mo-kauw selamanya tidak pernah membiarkan musuhnya berdiri sama satu bumi."
"Hmmm...." .

Kong Jie yang sejak tadi berdiri menonton saja, tiba2 menghunus pedangnya yang lantas
dikibaskan dengan keras. ujung pedang yang sudah berwarna merah darah lantas dikibaskannya
dengan keras. ujung pedang yang sudah berwarna merah darah lantas berubah panjang tiga kaki.
sambil ketawa dingin Kong Jie lalu maju menghampiri dua belas orang Utusan burung laut.
suasana disitu tampaknya sudah dipengaruhi oleh napsu pembunuhan.

Dua belas orang utusannya burung laut kenal betul kejahatan dan kekejaman si Pedang
Berdarah itu, maka masing2 lantas menyedot hawa menutup jalan napasnya masing2 untuk
mencegah jangan sampai racun yang dikibaskan oleh Kong Jie itu masuk kedalam badan mereka.
Maka kecuali tindakannya seperti apa yang tersebut tadi, mereka juga sudah bersiap sedia
menantikan segala kemungkinan.
Raja Akherat memperlihatkan ketawanya yang menyeramkan, mendadak ia menyerang pada
orang berkedok kain merah.
orang berkedok kain merah itu ternyata tidak mau mengegos atau berkelit, ia masih berdiri
tegak ditempatnya.

Angin dingin yang dapat menusuk tulang telah menyambar datang. Badannya orang berkedok
kain merah itu kelihatan ber-kibar2. Tetapi orangnya kelihatan masih tetap berdiri tanpa
bergeming.
Ternyata ia sedang menyambuti serangan ilmu pukulan Tay-im-Ciang yang terkenal sangat
ganas.
Utusan Raja Akhirat terperanjat sekali. Lantas berpikiri " orang ini berani menyambuti
seranganku yang memakai delapan bagian kekuatanku, ternyata tidak mempengaruhi apa2 atas
dirinya. Kelihatannya ia ada mempunyai ilmu kebal yang dapat diandalkannya. Hari ini mungkin
sulit untuk menggondol kemenangan,"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kong Jie mengerahkan seluruh kekuatannya. Ketika pedangnya diayunkan, diantara


berkelebatnya warna merah, bau harum menyambar kearah dirinya dua belas orang utusan
burung laut.
Mereka ada orang2 yang berkepandaian tinggi. Ditambah lagi mereka sudah mengetahui sifat
ganasnya Kong Jie, maka masing2 sudah menutup jalan darahnya, hingga serangann bau harum
itu tidak ada gunanya. Kemudian, mereka melancarkan serangan berbareng.

Ketika melihat datangnya serangan gabungan yang se-olah2 gelombang menggulung ketepi
pantai dengan hebatnya, sudah tentu Kong Jie tidak berani menyambuti. Dengan cepat ia
mengegos dan lompat melesat sejauh satu tumbak lebih. baru terluput dari serangan dua belas
lawannya.
Orang berkedok kain merah setelah menyambut serangannya Utusan Raja Akherat, lalu
terdengar ia mendumal sendiri, kemudian membuka totokannya Tio Lee Tin.
Tio Lee Tin menghela napas panjang. ia berdiri sempoyongan. ia tidak berani memandang
suhunya, hanya berdiri saja tundukan kepala, hatinya kacau tidak karuan. ia tidak berani
membayangkan nasibnya kemudian yang akan dialaminya.
orang berkedok kain merah itu dengan menekan perasaan hatinya sendiri lama baru berkata.
"Tio Lee Tin, sejak hari ini kau sudah bukan anak murid kami lagi. Aku tidak akan berbuat
keterlaluan- Biarlah kuberi hukuman se-ringan2nya. Aku usir kau dari perguruan kami.
selanjutnya, apabila aku dengar kau berani berlaku dan berbuat tidak karuan di dunia Kang-ouw,
kau akan menerima hukuman seperti apa yang aku pernah lakukan ierhadap manusia busuk dari
dunia Kang-ouw."
sehabis berkata, tangannya lantas dikibaskan dan terus meninggalkan tempat tersebut.

Tindakan itu lantas diikuti oleh kedua belas anak buahnya. Dengan demikian, peristiwa
pengkhianatan terhadap perguruan telah selesai dibereskan-
Tio Lee Tin setelah berlalunya sang bekas suhu, air matanya dengan tidak dapat dibendung lagi
sudah mengalir deras. Entah karena merasa menyesal, atau karena merasa sangat senang karena
mendapatkan hukuman begitu ringan-
Utusan Raja Akherat maju beberapa tindak. sambil mengusap pundaknya Tio Lee Tin ia
berkata:
"Adik Tin, kau tidak perlu kesal. Ada suatu hari, pasti aku nanti bisa cari orang berkedok kain
merah itu untuk menagih rekening ini.

Tio Lee Tin menghela napas, kepalanya didongakkan, air matanya mengembeng. Ia mengawasi
Utusan Raja Akherat, per-lahan2 ia bersenyum.
Kong Jie tiba2 menanya pada Utusan Raja Akherat, "siao Kauwcu, kita sekarang harus menuju
kemana?"
"Sebaiknya kita berjalan menurut rencana semula, Pemilik Goiok. Maut setelah membasmi Cie
in-pang, ada kemungkman besar akan muncul ditempat ini."
"Kabarnya orang yang menyebut dirinya sebagai pemilik Golok Maut kedua itu adalah seorang
pemuda yang jelek mukanya, tetapi kepandaiannya masih lebih tinggi dari pada kepandaiannya
pemilik Golok Maut yang sudah dibinasakan oleh Liat- yang Lokoay. Ini benar2 merupakan suatu
hal yang sukar dimengerti."
"Perduli apa sama dia. Perintah Kauwcu adalah, tidak perduli dengan cara apa saja kita harus
dapat membinasakannya."
"Kulihat, jika kita hendak membinasakannya, dengan kekuatan kita saja, barangkali."
"Ha...haa....Kong Tiancu, betapa pun ganasnya pemilik Golok Maut, barangkali juga tidak
mampu menandingi ilmu pukulan Tay-im-Ciang ku ini. Kau terlalu mengukur tinggi kepandaian
orang. seorang seperti pemilik Golok Maut, jika kita tidak mampu membasminya, jangan harap
perkumpulan kita bisa menjagoi rimba persilatan daerah Tionggoan."

"Betul, tetapi begaimana kesan siao Kauw-cu terhadap kekuatan anak muda muka dingin yang
belum lama berselang pergi menggagalkan kita?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Aku dengan dia belum mengadu tenaga benar2. tetapi barangkali juga susah lolos dari
tanganku dalam waktu sepuluh jurus."
Kong Jie yang ber-kali2 mengalami kekalahannya, kesombonganya pun mulai berkurang
dengan sendirinya. Ketika mendengar Perkataan siao Kauwcunya. ia hanya anggukan kepala
sambil bersenyum.
Pada saat itu dari jauh tiba2 terdengar suara orang ketawa ingin yang kemudian disusul dengan
perkataannya yang tidak kalah dinginnya: "omong besar tidak tahu malu"

Ketiga orang itu terperanjat. Mereka celingukan kesana kemari, tetapi tidak dapat melihat
bayangan seorang pun juga.
Utusan Raja Akherat membalas dengan perkataannya yang dingin pula: " Kalau berani, boleh
unjukan muka, Buat apa main sem-bunyi2?"
"Kau sendiri yang ada mata seperti orang buta. siapa yang kau katakan sembunyi?" suara itu
datangnya dari belakangan ketiga orang ini. Mereka dengan cepat membalikan badannya.
Disuatu tempat kira2 tiga tombak jauhnya dari mereka, se-olah2 lakunya hantu, muncul
seorang pemuda berwajah hitam yang jelek sekali.
Pemuda itu meskipun wajahnya sangat jelek, tetapi matanya bersinar tajam. dengan tidak
berkedip matanya mengawasi ketiga orang itu.

Hanya dengan caranya memperlihatkan diri yang demikian tiba itu saja, dapat diduga kalau
pemuda itu bukan orang sembarangan-
Kong Jie yang terlebih dulu membuka suara. "Tuan dari golongan mana?"
"Aku adalah orang yang sedang kalian cari itu."
jawaban itu membuat tiga orang itu tercengang, sehingga masing2 pada berpikir. "Mungkinkah
dia...."
Pemuda jelek itu dengan sikap menghina berkata pula: "Apa kalian benar2 tidak kenal aku?"
Ketiga orang itu belum lagi menjawab, pemuda jelek itu sudah menyambung: "Tetapi aku,
sebaliknya kenal betul kalian siapa, He, ha... Utusan Raja Akherat Kauwcu muda dari Im-mo-kauw.
Pedang berdarah Kong Jie... tiancu bagian hukum dari Im-mo-kauw juga. si Burung Hong Hitam,
Tio Lee Tin- Bekas murid orang berkedok kain merah. yang sudah diusir dari perguruannya.
Bagaimana? Betul tidak? Ha ha ha...."

Pemuda jelek itu dengan sekaligus telah menyebutkan nama serta kedudukan ketiga orang itu,
se-olah2 sudah kenal benar dengan mereka, sudah tentu hal itu membuat mereka menjadi heran.
Utusan Raja Akherat yang wataknya memang sombong, lantas berkata: "Bocah jelek. Kau
sebetulnya dari golongan mana?"
"Ha. ha.,.. Kalau aku sebutkan, kau jangan takut."
"omong kosong Kauwcu mudamu belum pernah berjumpah dengan orang yang ditakuti, apalagi
segala orang macam kau"
"Kalau begitu, hari ini, biarlah kau ku ajar kenal"
"Kau sebetulnya siapa ?"
" Lihat ini" sembari berkata, pemuda itu sudah mengacungkan sebuah golok berkilauan yang
aneh bentuknya.
"Golok Maut...." seru si Pedang Berdarah Kong Jie, wajahnya lantas berobah seketika.

Begitu suara "Golok Maut" itu keluar dari mulut Kong Jie. Utusan Raja Akherat lantas berubah
wajahnya. Dengan tanpa disadari dua jago Im-mo-kau itu mundur satu tindak dan mengawasi
pemuda itu dari atas sampai kebawah dan dari bawah keatas.
sungguh tidak disangka, pemilik Golok Maut yang begitu menakutkan.ternyata hanya seorang
pemuda jelek lagi rupanya.
Utusan Raja Akherat setelah menenangkan pikirannya, lalu berkata: "Apakah kau ini adalah
pemilik Golok Maut yang kedua ?"
"Benar."
"Kedatanganmu sangat kebetulan, sehingga tidak perlu tuanmu mencari kau ke-mana2."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ha, ha.... Aku juga merasa senang bisa berjumpa dengan kalian- Mungkin inilah yang
dinamakan jodoh." sehabis berkata, disimpannya kembali Golok Mautnya.
Diwajahnya Tio Lee Tin pada saat itu, nyata benar napsu membunuhnya. Ayahnya sendiri, Tio
Ek Chiu, telah binasa ditangannya Golok Maut. Meskipun Pemilik Golok Maut itu barangkali bukan
pemilik Golok Maut yang sekarang ini, tetapi rasa benci dan permusuhannya masih belum juga
padam, maka ia maju selangkah. dan berkata nyaring: "lblis hutang jiwa pemilik Golok Maut dulu
hendak kuperhitungkan atas dirimu,"
"Sudah tentu. sudah tentu, he he.... cuma saja, aku mau tahu, kau mampu tidak menagih
hutang itu."

Tio Lee Tin menggeram hebat. Pedangnya tiba2 keluar dari serangkanya.
selagi Tio Lee Tin hendak menyerang, tiba2 Utusan Raja Akherat mencegah dan berkata
padanya: "Adik Tin, sabarlah dulu. Aku mau bicara dulu sebentar dengannya."
Terpaksa Tio Lee Tin menyimpan kembali pedangnya, rasa gusar masih me-luap2-.
Utusan Raja Akherat setelah perlihatkan wajahnya dan ketawanya yang seram, lantas berkata
"Siapa nama tuan yang mulia?"
"Pemilik Golok Maut yang kedua."
"Aku menanya namamu "
"Ha ini tak perlu kau tahu."
"Hmmn, kali ini kupersilahkan tuan datAng keperkuMpulAn kami sEbentar."
"jika kurasa perlu, tIdak usAh kau undang juga aku bisa datang sendiri."
"Apa yang tuan maksudkan dengan perkataan, perlu itu?"
"jawab dulu pertanyaanku "
"Silahkan tanya"
"Perkumpulanmu beberapa kali telah mengutus orang kuat untuk menghadapi aku se-orang,
apa sebabnya?"

Utusan Raja Akherat setelah merasa heran sejenak, diwajahnya terlintas suatu perasaan aneh,
ia berkata dengan suara dingin, "jikalau kau sudi ikut keperkumpulan kami sebentar, kau akan
segera dapatkan jawaban yang dikehendaki."
"Aku mau detik ini juga dapatkan jawaban itu,"
"Tidak bisa."
"Mesti bisa "
"Begitu juga. Kauwcu mudamu menghendaki kau segera ikut keperkumpulan sebentar"
"orang seperti kau masih belum pantas mengucapkan perkataan demikian "
"Haha. pemilik Golok Maut Kau kira apa hari ini kau bisa lolos dari tangan kami?"
"Aku bebas kemana saja, tak seorang pun yang mampu merintangi "
"Kau yakin sepenuhnya ?"
"sudah tentu "
"Coba lihat saja"
"Sekarang aku masih belum ingin pergi, kau masih belum menjawab pertanyaanku"

Utusan Raja Akherat kembali maju dua langkah, sambil ketawa menyengir ia berkata: "Kau
tidak bisa mendapat jawaban, lebih baik kau ikut kami saja"
"Kau tidak mau menjawab?"
"Benar "
"Kalau begitu aku beritahukan padamu, untuk selanjutnya, jika orangnya Im mo-kauw bertemu
dengan aku, semua akan kukirim ke- akherat sampai aku mendapat jawaban"
"Barang kali kau sudah tidak punya kesempatan itu lagi" berbareng ia lantas melancarkan satu
serangan-
Yo Cie Cong ketawa dingin, Ilmunya Liang kek Cin-goan segera meliputi dirinya, dengan tegak
ia masih berdiri di tempatnya. Ia memang sengaja hendak mencoba kekuatannya Liang kek Cin-
goan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Duk" suara keras dari benturannya kedua macam kekuatan tenaga dalam telah terdengar
nyaring. Utusan Raja Akherat terpental mundur sampai dua langkah.
Kejadian yang sangat langka ini, bukan cuma si Utusan Raja Akherat sendiri yang merasa
kaget, sedang si Pedang Berdarah Kong Jie dan Tio Lee Tin yang menyaksikan disamping juga
turut terheran- heran.

Tay-im-Ciang sebetulnya termasuk ilmu pukulan tenaga 'Im', kalau keluar sedikitpun tidak ada
suaranya. hingga bisa melukai lawannya tanpa terlihat. Tidak nyana serangannya Utusan Raja
Akherat itu bukan saja tidak mampu melukai pihak lawannya, sebaliknya masih dibikin terpental
oleh kekuatan daya pelindung dari pihak lawan, selain daripada itu, juga ada mengeluarkan suara
benturan begitu nyaring, ini benar2 bukan hal yang tidak bisa dimengerti. Kalau begitu, apa yang
tersiar diluaran ternyata tidak bohong, kekuatan ilmunya pemilik Golok Maut, entah mencapai
ketingkat yang sudah tidak ada taranya.
Karena serangannya sudah tidak berhasil merubuhkan lawannya, Utusan Raja Akherat lama2
kertak gigi, dengan kekuatan tenaga sepenuhnya, kembali melancarkan serangannya yang kedua.

Serangan yang menggunakan tenaga sepenuhnya itu, sesungguhnya ada hebat luar biasa,
kecuali suara mendesirnya angin yang diterbitkan oleh serangan tersebut, ditempat sekitar 10
tumbak juga penuh hawa dingin yang menusuk tulang.
Yo Cie Cong yang menyaksikan hebatnya serangan itu, juga tidak berani terlalu gegabah, ia
telah pusatkan ilmunya Liang Kek Cin-goan sampai beberapa bagian.
pada kedua tangannya saat itu lantas terlihat asap warna pulih dan merah yang keluar meliputi
sekujur badannya.

Kembali terdengar suara benturan keras yang amat nyaring, Utus Raja Akherat tubuhnya
nampak sempoyongan mundur sampai 5 langkah.
Ilmu Tay im-Ciangnya yang ia lancarkan dengan tenaga sepenuhnya. ternyata sudah dibikin
buyar oleh kekuatan tenaga ilmu Liang kek Cin-goan., dan serangannya yang membalik-balik
hampir saja membuat ia muntah darah. Namun Yo Cie Cong sendiri juga sudah terpental mundur
setengah tindak.
Mengadu kekuatan tenaga untuk kedua kalinya ini. telah membuat ber-debar2 hatinya Kong Jie
dan Tio Lee Tin yang menonton disamping.

Jilid 15 : Golok Maut menyerbu Pek-leng hwee

Yo Cie Cong setelah memukul mundur Utusan Raja Akherat, lalu berkata dengan suara dingin:
"Utusan Raja Akherat, hari ini kalau kau tidak mau mengatakan terus terang sebabnya Im-mo-
kauw me-ngejar2 aku. jangan pikir kau bisa mundur dalam keadaan utuh. Terus terang
kuberitahukan padamu sebelum keadaan yang sebenarnya menjadi terang aku tidak segan2
melakukan pambunuhan besar2an terhadap orang2 Im mo-kauw. Begitu ketemu aku segera kirim
jiwa mereka ke akherat "

Utusan Raja Akherat semula menganggap bahwa ilmunya Tay im-Ciang bisa digunakan untuk
menjagoi dunia Kang-ouw, karena sudah tidak ada orang mampu menandingi, tetapi
kenyataannya sekarang membuat ia sangat cemas. Sejak ia muncul didunia Kang-ouw, ia belum
pernah mendapatkan penghinaan seperti yang dialami saat itu dari pemilik Golok Maut,

Ia benar2 tidak menyangka bahwa hari ini dengan beruntun mengalamkan kekalahan begitu
hebat, sudah tentu kegusarannya lantas memuncak wajahnya merah padam, sepasang matanya
merah membara, Badannya gemetaran-
Sambil kertak gigi ia lantas berkata: "Bocah jelek, kau jangan terlalu sombong dulu, lihat
sebentar"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sehabis berkata ia lantas melirik dan memberi isyarat kepada Kong Jie. Dengan cepat Kong Jie
lalu mengeluarkan panah api dan dilepaskan keangkasa. Benda bersinar merah lantas meluncur
se-olah2 hendak menembusi langit.
Yo Cie Corg tahu bahwa itu ada panah api untuk mengumpulkan orang2nya Im mo-kauw yang
terkuat untuk menghadapi dirinya, maka ia lantas berkata dengan sikapnya yang menghina.
"Kumpulkan lebih banyak orang yang akan mengantarkan jiwa, boleh juga, aku nanti akan
antarkan mereka satu persatu manghadap kepada Giam lo ong"

Utusan Raja Akherat sangat mendongkol. Ia segera maju lagi, kedua tangannya, diputar
laksana kitiran, hingga hawa dingin mengurung dirinya Yo Cie Cong.
Hebat dan ganasnya serangan tersebut sesungguhnya sukar dilukiskan. Bagaimana caranya ia
menggerakkan tangannya, tidak dapat dilihat dengan jelas, cuma ditempat sekitar satu tumbak
persegi, semua hanya kelihatan bayangan tangan, hingga hampir seluruh jalan darah sekujur
badan Yo Cie Cong, semua berada dibawah ancaman serangan tersebut.

Yo Cie Cong ketawa dingin. Ia cepat mengeluarkan ilmu "Menggeser tubuh menukar bayangan-
nya". se-olah2 layaknya hantu begitu berkelebat, orangnya sudah menghilang. Tahu2 sudah
berada dibelakang dirinya Utusan Raja Akherat, dari situ, dengan kecepatan kilat ia mengirim
serangan yang maha hebat.
serangannya itu, jikalau mengenakan sasaran dengan tepat, sekalipun sepuluh orang Utusan
Raja Akherat lagi juga pasti akan binasa seketika.

Kepandaiannya Utusan Raja Akherat ternyata juga tidak kecewa. Ketika melihat tubuhnya sang
lawan menghilang, ia lantas mengetahui gelagat buruk. maka dengan tidak merubah gerakannya,
tiba2 ia sudah melesat kedepan kira2 satu tombak. baru memutar balik tubuhnya.
Berbareng pada saat itu, sinar pedang merah putih telah menyerang berbareng mengarah Yo
Cie Cong.
si pedang berdarah Kong Jie dan si Burung Hong Hitam Tio Lee Tin, semuanya merupakan
orang2 kuat kelas satu didunia Kang-ouw, maka gerakkannya juga cukup cepat. Begitu melihat
tubuhnya pemilik Gotok Maut mendadak muncul dan melancarkan serangan dari belakang dirinya
Utusan Raja Akherat, ke-dua2nya lantas menghunus pedangnya masing2 dan lantas juga
menyerang berbareng.
Yo Cie Cong gagal serangannya, sebab tubuhnya Utusan Raja Akherat sudah sempat
melompat, sebaliknya dua batang pedang pada saat itu dengan kecepatan kilat sudah menyerang
dirinya.

Diantara berkilauannya sinar pedang, tersebarlah bau harum semerbak.


seketika itu Yo Cie Cong enjot badannya melesat jauh, sehingga serangan Kong Jie dan Tio Lee
tin hanya mengenakan tempat kosong.
Tatkata Yo Cie Cong melesat menyingkirkan diri tadi, tangannya sudah dibalikkan melakukan
serangan balasan.
Angin hebat keluar dari tangannya itu, dengan tepat mengenai Kong Jie dan Tio Lee Tin
berdua, sehingga pedang ditangan mereka hampir saja terbang keudara.
Dalam kagetnya, cepat2 mereka menarik kembali serangannya dan lompat mundur sejauh lima
kaki. Begitu menancap kaki, dilihatnya bahwa pemilik Golok Maut itu dengan tenang sedang
berdiri ditempat sejauh dua tombak dari tempat mereka berdiri

Saat itu, kedengaran suara geramnya Utusan Raja Akherat, kembali tubuhnya terbang
melayang mengirim serangannya yang lebih hebat.
Yo Cie Cong yang sudah gusar, dengan kecepatan kilat tangannya yang sebelah kanan
mengeluarkan ilmu Kan-goan Cin-Cao, sedang tangan kirinya menggunakan ilmu serangan Liang
kek-Cie-goan. Dua rupa serangan yang merupakan serangan yang maha hebat, telah
digunakannya berbareng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Utusan Raja Akherat dapat merasakan bahwa serangan tangan lawannya, itu agak aneh.
selainnya keras dan hebat dari kekuatannya yang tidak dapat dijajaki, gerakan dari serangannya
sendiri ternyata sudah tidak mampu lagi dilanjutkan, sehingga saat itu ia menjadi ketakutan
setengah mati. cepat2 ditariknya kembali serangannya dan melesat minggir kesamping.
Bagi orang2 rimba persilatan dewasa itu, barangkali tidak ada seorang pun yang mampu
menyambuti serangan kombinasi yang begitu hebat diri Yo Cie Cong itu. Utusan Raja Akherat
masih terhitung orang cerdik dan yang tahu bahaya. ,
Ketika ia melihat gelagat kurang baik. segera ia sudah mundur dan menyingkirkan diri dari
ancaman bahaya. Tetapi. walaupun demikian, tidak urung sambaran anginnya saja pukulan Yo Cie
Cong sudah membuat ia terpental mundur lompat setombak lebih jauhnya.

Dari sisa kekuatan anginnya pemilik Golok Maut itulah menyapu Kong Jie dan Tio Lee Tin yang
hampir tidak bisa berdiri tegak.
Yo Cie Cong dengan suaranya yang ketus dingin berkata: "Bagaimana? sekarang terpaksa kau
harus menjawab terus terang."
Utusan Raja Akherat yang baru saja hilang rasa kagetnya lantas menjawab dengan napas
masih memburu "Bocah jelek. Im-mo-kauw tidak mau berdiri ber-sama2 dengan kau."
"Im mo-kauw itu perkumpulan macam apa? Buat aku sama sekali tidak ada artinya." jawab Yo
Cie Cong mengejek.

Pada saat itu, tiba2 terdengar suara berisik yang lalu disusul dengan munculnya beberapa
orang Im-mo-kauw.
sebentar saja disitu sudah tambah lagi dua puluh orang banyaknya.
Yo Cie Cong tahu bahwa orang2 yang baru datang ini tentunya adalah orang2 Im- mo-kauw
yang dapat melihat pertanda panah berapi tadi.
orang2 itu baru saja sampai semua lantas memberi hormat pada Utusan Raja Akherat seraya
berkata: "siauw Kauwcu, ada urusau penting apa yang memperlukan bantuan kami?"
Utusan Raja Akherat lantas menjawab sambil menuding Yo Cie Cong: "Apakah saudara2 kenal
Bocah jelek ini?"

Matanya orang2 itu lantas ditujukan ke-arahnya Yo Cie Cong. semuanya pada memperlihatkan
wajah kaget. dan ter-heran2. Kalau dilihat, pemuda yang nampaknya jelek luar biasa ini,
sebetulnya tidak ada apa2nya yang dapat mengejutkan orang. Tetapi mengapa siauw Kauwcunya
telah melepaskan api pertandaan yang sangat penting untuk mengundang mereka ? Ini benar2
merupakan suatu hal yang tidak habis dimengerti oleh mereka.
"Dia adalah pemilik Golok Maut yang kedua." berkata pula Utusan Raja Akherat sambil ketawa.

Begitu mendengar disebutnya Pemilik Golok Maut saja diwajahnya orang itu lantas dapat dilihat
perasaan kaget dan ter-heran2nya mereka. Dalam hati, masing2 kebanyakan berpikir "Kiranya
pemilik Golok Maut kedua yang Kauwcu perintahkan harus dikejar adalah Bocah yang begini jelek
rupanya."
seorang tua bungkuk. salah satu diantara orang2 Im- mo-kauw yang baru datang itu, dengan
seksama mengamat-amati Yo Cie Cong sejenak, lalu berpaling dan berkata pada Utusan Raja
Akherat.
"Siauw Kauwcu biarlah aku melayani dia lebih dulu."

Utusan Raja Akherat itu tampaknya agak bersangsi sejenak, tetapi Akhirnya ia menjawab
sambil angguk2kan kepalanya: "Ie Tongcu, jangan terlalu pandang ringan musuh. Bocah ini
memiliki kepandaian hebat."
si bungkuk yang sudah lanjut usianya itu malah ketawa menghina dan terus maju menghampiri
Yo Cie fjong.
oooooo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

TANPA memperdulikan si bungkuk yang sudah tua itu Yo Cie Cong berpaling dan berkata pada
Utusan Raja Akherat: "Aku hendak melaksanakan ucapanku tadi. sekarang aku hendak melakukan
pembunuhan besar2an. Bagaimana pikiranmu? Lekas kau jelaskan. jikalau tidak nanti sudah tidak
keburu lagi."
Utusan Raja Akherat menjawab kenes: "Bocah jelek. jangan jual lagak kau"
orang tua bungkuk itu melihat Yo Cie Cong sama sekali tidak pandang mata padanya, lantas
keluarkan geraman hebat yang kemudian disusul dengan kata2nya: "Pemilik Golok Maut, hari ini,
aku suruh kau merasakan bagaimana rasanya orang yang dipereteli kaki tangannya."

Dengan sikapnya yang dingin Yo Cie Cong memandang orang tua bungkuk itu lalu menjawab:
"Kau toch sudah terhitung orang yang sudah tua. mengapa adatmu begitu berangasan dan
omonganmu begitu besar ?"
"Ha, ha...Tongcu dari bagian sam-tong dalam perkumpulan Im- mo-kauw, Kie Jie cu yang
gelarnya Naga Berewokan, apa belum pernah kau dengar?"
Yo Cie Cong baru tahu bahwa orang tua bungkuk ini ternyata adalah orang bekas berandal
tersohor didaerah suagai Kuning yang bernama Kie Jie Cu dengan gelarnya Naga Berewokan. ia
pernah memimpin kawanan bajak laut disekitar daerah sungai Kuning tiga puluh tahun lamanya.
Kejahatannya sudah ber-timbun2. Tidak nyana, kini juga sudah menjadi anggotanya Im-mo-kauw.
maka dalam hati Yo Cie Cong berpikir: "Hari ini, kalau kusingkirkan dirinya, hitung2 juga
menyingkirkan satu bahaya bagi rakyat sekitar deerah sungai Kuning."

Ia pancing amarah orang katanya: "satu siauwcu jang tidak ada namanya. Belum pernah
kudengar didalam kalangan Kangouw ada orang kuat seperti kau ini."
"Hmm^ Bocah cilik Kesombonganmu benar-benar membuat kau tidak tahu berapa tingginya
langit dan berapa tebalnya bumi."
"Aku mau kau binasa dalam segebrakan."
si Naga Berewokan seumur hdupnya belum pernah mengalami penghinaan begitu rupa. maka
seketika itu dadanya dirasakan hampir meledak.
orang kuat Im-mo-kauw yang lainnya juga dibikin naik darah karena kesombongannya Yo Cie
Cong itu. si Naga Brewokan lantas ber-kauwk2: "Bocah jelek, apa kau bukan sedang mimpi?"
"Aa, ha... Kau selalu mengatakan aku Bocah jelek. Akan kuberikan kau hajaran lebih dulu."
Begitu habis berkata, Badannya Yo Cie-Cong lantas menghilang dan kemudian muncul kembali.
selama ia menghilang dan muncul kembali itu, lantas terdengar suara "Plak" yang nyaring.

Pipi kanannya Kie Jie Cu sudah terkena tamparannya dengan telak. sehingga saat itu pipinya
bengap. mulutnya menyemburkan darah.
Dibawah matanya orang begitu banyak. tidak ada seorang pun juga yang tahu bagaimana
caranya pemilik Golok Maut itu turun tangan menampar pipinya. Kepandaian serupa itu benar2
sangat menakjubkan. Maka dalam hati masing2 lantas berpikir: "Kepandaiannya bocah jelek ini
benar2 sukar diukur sampai dimana tingginya. Kelihatannya sukar sekali untuk dapat
melaksanakan perintah Kauwcu, kecuali jika Kauwcu mau turun tangan sendiri "

Kie Jie Cu yang sudah terkenal kepandaiannya diantara Tongcu dari perkumpulan Im-mo-kauw,
telah Mendapat tamparan sampai bengap oleh Yo Cie Cong, satu anak muda jelek dihadapannya
banyak orang. sudah tentu tak dapat menelan hinaan macam itu begitu saja.
Maka, sehabis ber-jingkrak2 ia lantas berkata dengan suara seperti orang kalap: "Bocah jelek
Aku akan adu jiwa dengan kau"
Lantas tubuhnya terputar, dari kedua tangannya keluarlah serangan yang cepat dan hebat.
Yo Cie Cong lantas juga berkata sambil ketawa dingin: "Perkataanku harus kubuktikan. Aku
ingin kau binasa dalam segebrakan-"

Baru saja mulutnya tertutup, orangnya sudah melesat menghampiri orang tua bungkuk itu,
begitu sepasang tangannya digerakkan- suatu kekuatan yang sangat dahsyat lantas meluncur
keluar dari tangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"jangan melukai orang" tiba2 Utusan Raja Akherat berseru.


Berbareng dengan itu, ia lantas melancarkan dua kali serangannya Tay-im-Ciang. Tetapi sudah
terlambat.
seketika itu telah terdengar suara jeritan ngeri mengulung.
Mulutnya Kie Jie Cu mengeluarkan darah segar. Badannya terpental tinggi sampai setombak
lebih, kemudian jatuh lagi ketanah, jiwanya melayang seketika itu juga.
Hampir berbarengan pada saat itu, serangan yang dilancarkan oleh Utusan Raja Akherat juga
sudah mengenai sasarannya.

Yo Cie Cong yang hendak berkelit, atau menyambuti, juga sudah tidak keburu lagi.
Untunglah, ia memiliki kepandaian dan kekuatan yang sangat hebat. Kekuatan ilmu Tiao- kie
yang melindungi dirinya, setiap saat mampu melindungi dirinya dari bahaya yang bagaimana pun
besarnya.,
Ketika suara "Plak" terdengar nyaring, Badannya Yo Cie Cong kelihatan ber-goyang2. Angin
serangan Tay-im-Ciang meski sudah dibikin buyar sebagian oleh kekuatan ilmu Cao- kie yang
melindungi tubuhnya, tetapi oleh karena terjadinya diluar dugaannya. Yo Cie Cong masih
merasakan juga hawa dingin menyusup tubuhnya, sehingga dalam hatinya diam2 berpikir: "Tay-
im-Ciang ini ternyata lihay juga."
Orang2 im- mo-kauw yang lainnya, ketika menyaksikan pemilik Golok Maut itu benar saja sudah
dapat merengut jiwanya Kie Jie Cu dalam segebrakkan, lantas pada menjerit ketakutan-
Utusan Raja Akherat melihat serangannya yang diluncurkan begitu cepat, ternyata masih tidak
dapat menolong jiwanya Kie Jie Cu, disamping kaget timbullah hati kejinya, maka ia lantas berkata
dengan mata beringas: "Pemilik Golok Maut, perkumpulan kami dengan kau tidak akan berdiri
sama2."

Yo Cie Cong dengan sikap mantap masih tidak memandang mata, menjawab:
"Tidak akan berdiri sama2. Hmm Kuberitahukan padamu. jikalau kalian tidak mau menjelaskan
apa maksudnya kalian memusuhi aku, he, he.... Lihat Cie-in-pang adalah contohnya."
Mengenai peristiwa perkumpulan Cie-in-pang dibasmi habis2an oleh pemilik Golok Maut,
memang sudah tersiar luas dikalangan Kang-ouw. semua orang2 im-mo-kauw ketika
mendengarnya berita tersebut. dalam hati masing2 sudah merasa jeri.
"Cie in-pang dengan perkumpulan kami? Kuberitahukan padamu, sekalipun kau tidak cari kami,
perkumpulan kami juga tidak akan melepaskan kau." jawab Utusan Raja Akherat gusar.
"Ha. ha....itulah memang yang paling baik. Hari ini kau akan berbuat apa ?"
"Hmm....Berbuat apa? Hari ini kami mau minta keadilan darimu dan menuntut balas sakit hati
bagi saudara2 kami yang gugur dalam tanganmu."
"macam kalian, masih belum pantas untuk mengucapkan perkataan begitu"
orang2 im mo-kauw yang lainnya. berubah wajahnya semua. dengan serentak mereka pada
berteriak gusar

Memang benar perkumpulan im-mo-kauw muncul dalam dunia Kang-ouw belum lama, tetapi
keganasan dan kejahatannya, sekalipun orang yang cukup besar nyalinya, juga masih merasa
segan berbentrokan dengan orang2nya.
Hinaan yang orang2 im mo-kauw terima hari ini. betul2 merupakan sesuatu hal yang belum
pernah terjadi pada waktu sebelumnya.
Tetapi, apa yang terbentang didepan mata, memang merupakan suatu kenyataan yang tidak
dapat dibantah-.
Kekuatan dan sepak terjangnya pemuda jelek ini yang mengaku dirinya sebagai pemilik Golok
Maut kedua, telah membuat runtuh nyalinya semua orang kuat dan im mo-kauw yang sekarang
ada dilapangan pertempuran itu.

Utusan Raja Akherat yang berkedudukan sebagai ketua muda dari perkumpulan im- mo-kauw
dalam hal kekuatan dan kepandaian ilmu silatnya, sudah tentu merupakan orang yang paling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tinggi diantara orang2 kuat itu. Tetapi hari ini, jikalau masih juga tidak berhasil menundukan
lawannya, bagaimana ia masih punya muka kembali lagi kepusatnya?
Tidaklah heran, kalau Utusan Raja Akherat begitu besar napsunya hendak membinasakan
jiwanya pemuda jelek yang sangat jumawa itu. suasana semakin menegang. Pertempuran hebat
sudah akan dimulai.
Kali ini Im-mo-kauw pasti akan tumplekkan seluruh tenaganya yang aaa disitu dalam
menghadapi musuh tangguhnya ini.

Utusan Raja Akherat setelah perlihatkan roman ketawanya yang seram. lantas berkata sambil
kertak gigi: "Hari ini, siauw Kaucu biar bagaimana juga pasti akan mengambil jiwa anjing mu."
sehabis berkata, Badannya lantas digerakkan dan terus menyerang dengan seluruh kekuatan
yang ada padanya, sebentar saja, angin dingin telah meniup keluar mengikuti sambaran tangan
Kaucu muda itu.

Angin dingin itu mengitari seluruh tempat sampai tiga tombak luasnya.
semua orang2 Im-mo-kauw tahu benar lihaynya ilmu pukulan Tay-im-Ciang ini, maka
semuanya lantas lari kepinggiran-
Yo Cie Cong lantas mengerahkan ilmu Liang kek-ciu-goannya, dengan tenaga penuh
menyambuti serangan Utusan Raja Akherat.
suara benturan hebat dari dua macam kekuatan tenaga yang hebat itu, kedengarannya
menggelegar seperti gunung meledak.

Utusan Raja Akherat terdengar mengeluh tertahan- orangnya terpental mundur terhuyung-
huyung sampai lima tindak. wajahnya pucat seperti mayat, mulutnya menyemburkan darah segar,
Yo Cie Cong juga merasakan dadanya sesak sedikit, Badannya kelihatan bergejang sebentar
tetapi ia masih tetap berdiri tegak ditempatnya.
sedangkan angin dari benturan dua kekuatan tadi, menyampok semua orang2 im-mo-kauw
yang berdiri ditempat tiga tombak jauhnya dari mereka bertempur, hingga hampir tak dapat
mempertahankan dirinya terjungkal dari berdirinya. Hawa dingin dirasakan menusuk ketulang
punggung mereka,

Dimatanya Utusan Raja Akherat, saat itu memancarkan sinarnya yang sangat kejam.
setelah membersihkan darah mengalir dari mulutnya, lalu kembali tangannya diputar dan
melancarkan serangannya yang kedua.
orang2 im-mo-kauw yang tadi hanya berdiri sebagai penonton tidak mau berdiam diri lagi.
semua sudah meluruk mengurung Yo Cie Cong dengan senjata terhunus. Dengan demikian,
terjadilah suatu pertempuran ramai yang bersifat pengeroyokan-
Yo Cie Cong yang diserbu banyak musuh, matanya lantas mendelik, napsu membunuhnya
lantas berkobar.

Dengan cepat ia mengeluarkan senjatanya Golok Maut dan mengamuk didalam rombongan
orang yang datang menyerbu itu.
Disamping Gotok Mautnya yang bekerja. tangan kirinya juga turut bekerja dengan ilmu pukulan
Liang kek-Cin-goannya
Meskipun hanya seorang diri saja, tetapi karena tangan kanan memegang senjata Golok
Maucang hebat- dan tangan kirinya sudah menggunakan ilmu pukulannya yang sangat ampuh.
maka tidaklah mengherankan kalau dalam waktu sekejapan saja disana sini lantas terdengar suara
jeritan ngeri. ,

Darah dan kaki tangan manusia kelihatan serabutan ditengah udara yang lalu disusul dengan
rubuhnya beberapa orang dan binasa seketika.
Dalam pertempuran pengereyokan yang begitu hebatnya itu, orang2 dari pihaknya Im-mo-
kauw makin lama kelihatan makin sedikit, sedangkan Yo Cie Cong sendiri, kelihatan bagai kerbau
gila mengamuk dan membunuh musuhnya tanpa kenal apa artinya kasihan lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Jka pertempuran itu berlangsung agak lama sedikit lagi saja, semua orang2 Im-mo-kau. kecuali
dua orang yang tinggi kepandaiannya, pasti tidak ada seorang sajapun yang dapat hidup,

Dengan berkurangnya orang yang bertempur, maka keadaan pertempuran itu dengan nyata
dapat diramalkan kesudahannya.
Utusan Raja Akherat dengan badan dan muka penuh berlepotan darah, masih bertempur
mati2an-
si Pedang Berdarah Kong Jie yang dulu dengan jumawa karena senjata pedangnya yang ampuh
kini kelihatannya tidak berdaya sama sekali.
Demikian juga halnya dengan Tio Lee Tin. Kelihatannya ia juga bertempur sengit, sampai
napasnya memburu dan rambutnya awut-awutan.

Diantara orang2nya Im- mo-kauw yang datang belakangan, paling Akhir hanya tinggal ampat
orang lagi yang termasuk paling tinggi kepandaiannya, tetapi dua orang diantara mereka sudah
terluka parah, sekujur Badannya sudah bermandikan darah.
Dipihaknya Yo Cie Cong sendiri, Badannya juga sudah penuh darah. Tetapi serangan tangan
dan goloknya masih tetap hebat. siapa orangnya yang berani mendekat, lantas rubuh binasa
seketika.
sehingga Akhirnya, tujuh orang yang masih coba melawan itu, cuma dapat mengurung
berkitaran dari jarak jauh.

Utusan Raja Akherat yang melihat keadaan demikian, jikalau pertempuran itu dilanjutkan terus,
barangkali tidak ada seorangpun yang bisa pulang dalam keadaan masih bernyawa.
Maka ia lantas bersiul nyaring, tujuh orang dengan berbareng lompat keluar dari dalam
kalangan-
Yo Cie Cong juga lantas hentikan serangannya,
"Pemilik Golok Maut.rekening hari ini, kita perhitungkan lagi dikemudian hari," demikian Utusan
Raja Akherat berkata gemas.
"Kalian mau kabur? Hmm.... sudah tidak gampang2 lagi." jawab Yo Cie Cong dingin.
"Kau mau apa?"
"Urusan sekarang, bereskan dulu. sudah tentu aku akan berikan kalian jalan hidup,"
"Urusan apa ?"
"Hmmm, kau tidak usah berlagak pilon- jawab dulu pertanyaan yang kuajukan tadi."
"Pertanyaan apa?"
"Benar sekali lagi kuulangi, siapa pemimpinnya Im-mo-kauw? Apa maksudnya ia begitu
menghendaki jiwa ku."

Utusan Raja Akherat kelihatan agak bersangsi sejenak, lalu menjawab: "Aku tidak bisa
menjawab."
"Ha, ha........Kalau begitu, kalian bertujuh, jangan pikir bisa berlalu dalam keadaan hidup."
tujuh orang itu wajahnya barubah seketika, dengan berbareng pada mundur satu tindak.
matanya mengawasi Yo Cie Cong. suasana kembali diliputi napsu pembunuhan yang hebat.
Yo Cie Cong dengan tangannya menuding salah seorang yang tangannya sudah terkutung: "Dia
adalah Contoh kalian-"

Dimatanya tujuh orang itu. terlihat jelas perasaan gusarnya. tapi tercampur perasaan jeri. oleh
karena kepandaiannya sendiri tidak dapat dipakai untuk melawan, sekarang apa daya?
Utusan Raja Akherat dengan mata beringas menuding Yo Cie Cong: "Bocah jelek. Apa benar2
hendak kau basmi habis orang2 kami ?"
"Bencana atau bahagia, tergantung atas perbuatannya orang2 itu sendiri. Kejadian ini adalah
kalian sendiri yang mulai lebih dulu. Kujelaskan padamu, apa yang kukatakan, selamanya tidak
bisa ditawar-tawar. jikalau aku tidak dapatkan jawaban yang cukup memuaskan. Ha, ha..."
"Bagaimana ?"
"Ini baru merupakan permulaan saja....."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Hmmm."
"Kau mau jawab atau tidak?"
"Tidak "
"Baik "

Baru saja habis mengeluarkan perkataan, se-olah2 lakunya hantu, tubuhnya yang besar tegap
tantas menghilang .... Tiba2 terdengar suara jeritan ngeri.
salah seorang dari tujuh orang itu, lengannya sudah terpapas kutung, sehingga orang itu
bergulingan ditanah sambil men-jerit2 mengerikan,
"Kau mau jawab atau tidak?"
"Tidak "
"Dengan begitu, kalau kau masih tetap tidak mau menjawab, Akhirnya akan sampai juga pada
bagianmu. sekarang, setiap kali kau menjawab Tidak. akan kukutungi salah satu diantara
orang2mu."
Begitu habis mengucapkan perkataannya tadi, ia lantas menghilang dan kemudian muncul lagi.
Dan seperti juga tadi, tatkala ia menghilang. lantas terdengar suara jeritan ngeri,

Oang2nya Im-mo-kauw kembali ada seorang lagi yang menjadi korban Golok Maut.
sekarang hanya tinggal lima orang lagi yang belum dapat bagian- Dengan berbareng mereka
berseru dan menggunakan tenaga masing2 sepenuhnya mengirim serangan kearah lawannya
yang ganas.
serangan tergabung dari kekuatan kelima orang itu telah menyambar dengan hebat.
Yo Cie Cong yang sudah menjadi kalap. meskipun merasa bahwa serangnn itu betul cukup
hebat, tatapi masih tetap ia tidak mau menyingkirkan diri. Golok Mautnya cepat disimpannya
kembali, ia menyambuti serangan mereka berlima dengan kedua belah tangan-

Ketika dua aliran kekuatan itu saling beradu, kembali terdengar suara gemuruh yang sangat
hebat. sesudah itu....
Dipihaknya Utusan Raja Akherat berlima, semuanya terpental mundur. Yo Cie Cong sendiri juga
turut terpental mundur dua tindak.
Baru saja berdiri tegak. Yo Cie Cong sudah menanya lagi dengan suara dingin: "Utusan Raja
Akherat, kau sebetulnya mau jawab pertanyaanku tidak?"
"sekali tidak, tetap tidak" jawab Utusan Raja Akherat keras.
"Kalau begitu, terpaksa aku melanjutkan rencanaku tadi hendak mengambil jiwanya salah
seorang diantara kalian."
Diantara kelima orang itu, salah seorang diantaranya tampaknya segera akan menjadi korban
keganasannya Yo Cie Cong.

Pada saat itu, tiba2 terdengar suara bentakan nyaring: "Tahan "
suara itu, meskipun tidak keras, tetapi masuknya kedalam telinga seperti bunyi geledek
menyambar, sehingga hampir memekakkan telinga semua orang yang ada disitu.
Dengan perasaan kaget dan ter-heran2 semua mata lalu ditujukan kearah datangnya suara
tadi.
sebentar kemudian, disitu telah muncul secara tiba2 tiga orang yang ternyata adalah dua orang
tua dan seorang wanita muda.
Stu, adalah seorang tua aneh dengan rambutnya yang putih, dandanannya setengah mirip
padri, setengah mirip imam.
seorang lagi, adalah seorang tua juga yang tangannya membawa sebatang bambu kail,
sedangkan yang muncul paling belakang adalah seorang gadis jelita yang cantiknya seperti
bidadari dari kayangan.

Ketika melihat kedatangannya ketiga orang itu hatinya Yo Cie Cong tergoncang keras. Pikirnya:
"Heran- bagaimana Pak hong. Lam-tie dan adik Kheng ini bisa datang kemari semuanya
berbareng?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi Yo cie Cong masih mengandalkan parasnya sendiri yang sudah berubah menjadi seorang
pemuda yang berwajah jelek, ia tidak kuatirkan dapat dikenali oleh Pak- hong dan Lam-tie, maka
ia masih coba berlaku tenang.
Utusan Raja Akherat dan kawan2nya, untuk sesaat lamanya juga tidak dapat mengenali siapa
adanya ketiga orang yang baru datang itu, sebab hweshio setengah gila dan pengail linglung itu
lama sudah mengundurkan diri dari dunia Kang-ouw.
Ut-tie Kheng dengan sikapnya yang masih ke-kanak2an, menarik lengan bajunya Phoa-ngo
Hweishio sembari berkata. "Kong kong, apakah dia ini adanya si Pemilik Golok Maut kedua."
"Ng."
"Dia usianya masih begini muda, tetapi perbuatannya begitu ganas. Kau lihat. Bagaimana
mengerikannya orang2 yang binasa ditangannya itu."

Si pengail linglung dengan sikipnya yang ke-tolol2an lantas nyeletuk. " Kheng jie, jangan
banyak mulut."
Phoa-ngo Hweshio melirik dan berkata pada Yo Cie Cong: "Bocah, perbuatanmu terlalu kejam"
Diluarnya Yo Cie Cong kelihatan tenang saja, tetapi dalam hatinya tergoncang hebat. Ketika
mendengar teguran tersebut, lama baru bisa menjawab: "Aku yang rendah terpaksa harus berbuat
begini."
"Ha, ha.... Enak benar jawabmu. Aku, si Hweshio gila sudah kesalahan mata. Buddha yang
welas asih. teecu karena berpikir kurang hati2, telah menimbulkan pembunuhan begini hebat.
sungguh berdosa." demikian kata-katanya si hweshio gila yang seperti mengoceh sendiri, namun
telah membuat semua orang itu terkejut mendengarnya.

Terutatna Yo Cie Cong yang merasa semakin kuatir. Pikirnya: "Apakah orang tua ini sudah
kenali aku."
si Pedang Berdarah Kong Jie yang pengalamannya agak luas, ketika itu lantas ingat dua orang
dari golongan tua aneh yang sudah lama mengasingkan diri dari dunia Kang-ouw. semakin
dilihatnya, semakin meyakinkan dugaannya, maka dalam hatinya lantas mengambil suatu
keputusan. Pikirnya, "jikalau saat ini tidak mau pergi, tunggu kapan lagi, apa harus mengantarkan
jiwa disini ?"
Ia lantas baritahukan maksudnya pada Utusan Raja Akherat.
Utusan Raja Akherat lalu memberikan isyarat pada orang2nya, sebentar kemudian ia lantas
pimpin kawan2nya dengan tidak meninggalkan sepatah perkataan pun pada ketiga orang yang
baru datang itu.

Yo Cie Cong lantas membentak dengan suaru keras, dan lantas juga hendak mendatangi
berlalunya mereka.
"Jangan bergerak." demikian didengarnya suara orang yang berwibawa, suatu kekuatan tidak
tertampak yang sangat hebat telah mencegah tindakannya Yo Cie Cong. sehingga dengan
terpaksa Yo Cie Cong urungkan maksudnya.
orang yang turun tangan mencegahnya tadi, ternyata adalah Phoa-ngo Hweshio. "Bocah, apa
kau masih belum merasa puas dengan perbuatan membunuhmu itu?"
Yo Cie Cong membisu
Ut tie Kheng dengan perasaan ter-heran2 mengawasi si pemilik Golok Maut yang telah
menggemparkan seluruh rimba persilatan itu Kemudian ia mengawasi dirinya Phoa-ngo Hweshio,
dalam hatinya merasa heran, mengapa engkong hweshionya ini menyebut pemilik Golok Maut itu
Bocah? Dan mengapa pemilik Golok Maut itu sedikit pun tidak membantah?
"Bocah, tidak perlu kau mengelabui aku lagi. Buka kedokmu "

Yo Cie Cong dengan terpaksa lalu membuka kedoknya.... Terlihatlah satu wajah yang tampan
cakap.
Ut-tie Kheng lantas berseru: "Kau .... Engko Cong....Kau adalah itu pemilik Golok Maut ?"
Dengan wajah ke-merah2an Yo Cie Cong mengangguk. kemudian memberi hormat pada kedua
orang tua aneh itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sepasang matanya pengail linglung yang tadi dipejamkan, mendadak kini dibuka lebar. sinar
matanya yang tajam telah menyapu wajahnya Yo Cie Cong, lalu menghelah napas dan kembali
pejamkan matanya.
Ut Tie Kheng kembali menanya pada Phoa-ngo Hweshio sambil menarik-narik bajunya: "Kong-
kong, bagaimana kau bisa tahu kalau pemilik Golok Maut tadi adalah engko Cong ini yang
menyaru?"

"Dalam rimba persilatan pada dewasa ini." jawab Phoa-ngo Hweshio, "orang gagah yang
memiliki ilmu kekuatan ampuh Kan-goan Cian-Cao dan Liang- kek Cin-goan, kecuali dia seorang,
tidak ada orang keduanya lagi. Barusan dari jauh aku telah lihat dia turun tangan, maka aku
berani pastikan dia siapa."
Yo Cie Cong lalu berkata pada dua orang tua itu. " Harap jiwie Locianpwee berdua. Ini
disebabkan karena terpaksa."
ooooooo ooooooo ooooooo

Hatinya Ut-tie Kheng berdebaran keras. sungguh tidak disangkanya bahwa kekasihnya itu
ternyata adalah orang yang memegang peranan sebagai pemilik Golok Maut yang telah
menggemparkan dunia rimba persilatan. sepasang matanya yang jernih dengan tidak berkedip
mengawasi wajahnya Yo Cie Cong.
Phoa-ngo Hweshio kini telah hilang kebiasaanya yang ke-gila2an- Ia berkata dengan sikap
sungguh2: "Bocah, apakah kau masih ingat perkataan apa yang pernah diucapkan olehku si
Hweshio gila padamu?"
"Harap Locianpwee ingatkan lagi, boanpwee sesungguhnya sudah lupa "
"Ha, ha... Bocah, ketika aku memberikan pelajaran ilmu totokan Liu-in Hut-hiat kan Hui-siu Kay-
hiat kepadamu dulu, pernah kukatakan, jikalau kau menggunakan kepandaianmu untuk
melakukan kejahatan didunia Kang-ouw, aku si Hweshio gila tidak akan gampang2
melepaskanmu."
"Benar. Ketika Locianpwee memberi pertolongan terhadap diri boanpwee selagi boanpwee
dalam bahaya, memang pernah mengatakan begitu."
"Untung kau masih ingat."
"Bagaimana boanpwee bisa lupakan?"
"Kalau begitu, perbuatanmu hari ini, bagaimana harus kau katakan terhadapku?"
"Perbuatan boanpwee tidak berlawanan dengan hati nurani boanpwee sendiri, sesungguhnya
boanpwee telah didesak untuk melakukan perbuatan tadi"
"Ha. ha....Apa kau kira aku si Hweshio gila tidak punya mata dan telinga?"
"Harap Locianpwee suka unjukkan kesalahan boanpwee."
"Pembunuhan besar2an di Cit-tie-peng. Pembasmian orang2 Cie in-pang dan pembunuhan
besar2an hari ini. Apakah semuanya itu bohong?"

Yo Cie Cong lalu menjawab sambil ketawa getir: "Boanpwee telah didesak demikian rupa,
sehingga mau tidak mau harus berlaku begitu "
"Ha. ha....dengan kepandaianmu, barang kali tidak ada orang yang bisa mendesak kau."
"Mengapa tidak ada orang yang mampu mendesak? Boanpwce toh pernah binasa ditangannya
Liat Yang LoKoay? Tetapi beruntung bisa hidup kembali."
"Tetapi perbuatanmu yang melakukan pembunuhan itu, toch semuanya merupakan kenyataan
bukan ?"
"Maksud LoCianpwee, apa hendak menghukum boanpwee ?"
"Hapuskan kepandaianmu."
Jawaban itu se-olah2 bunyi geledek disiang hari, membuat Yo Cie Cong sangat terkejut tetapi
juga lantas membangkitkan adatnya yang tinggi dan dingin, maka dengan lantas ia menjawab:
"Boanpwee melakukan pembunuhan itu telah dipakaa oleh karena keadaan. Cianpwee pernah
melepas budi pada diri boanpwee karena pernah menolong jiwa boanpwee dan telah menurunkan
pelajaran pada boanpwee. Dalam hal ini, boanpwee sedikitpun tidak akan bisa melupakan-
Boanpwee bersedia mentaati perintah Cienpwee untuk menepati janji dengan seorang aneh dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dunia rimba persilatan- sementara itu, ilmu kepandaian yang Cianpwee berdua telah berikan pada
boanpwee, untuk selanjutnya tidak akan boenpwee gunakan lagi. oleh karena boanpwee sedang
memikul tugas menuntut balas sakit hati perguruan boanpwee, maka kehendak locianpwee yang
menghendaki boanpwee hapuskan lagi kepandaian boanpwee, maafkan boanpwee merasa sangat
keberatan-"

Si Pengail Lingkung yang sejak tadi diam saja sambil pejamkan mata, mendadak membuka
lebar2 matanya, dengan tidak berkedip mengawasi Yo Cie Cong, tetapi dari sinar matanya
dapatlah dilihat perhatiannya dan kasih sayangnya terhadap anak muda itu.
Phoa-ngo Hweshio bergerak rambut dan kumis saja. Ia lalu berkata pula: "Baiklah. apa kau
mau menentang perintahku si Hweshio gila?"
"Menentang perintah. tidak berani, Namun kenyataan memang sesungguhna berat bagi
boanpwee menerima usul Cianpwee tersebut."
Dengan wajah kebingungan ut Tie Kheng lalu berkata pada Phoa-ngo Hweshio: "Kong-kong.
benarkah kau hendak melenyapkan kepandaiannya engko Cong ?"
"Apa kau kira aku main2?"
"Kalau begitu, aku kata tidak boleh."
"Ha, ha....Budak, kau kata tidak boleh ?"
"Aku bisa adu jiwa dengan kau" si nona nyegongot.
"Kau hendak adu jiwa dengan aku? Namun aku akan tetap menjalankan apa yang aku
ucapkan."
Sepasang matanya Ut-tie Kheng kelihatan merah, ia berkata dengan suara terharu: "Khong-
kong, benarkah kau hendak berbuat demikian ?"
"Sudah tentu. Ada hubungan apa kau dengan urusannya bocah ini?"
Wajah Ut-tie Kheng merah seketika, lama baru ia bisa menjawab: "Tidak perduli. Aku kata tidak
boleh tetap tidak boleh "
Pengail linglung lantas nyeletuk: "Kheng-Jie, kau kemari."
"Tidak." jawab sang cucu.

Yo Cie Cong mengawasi ut Tie Kheng dengan perasaan terima kasih, kemudian dengan suara
tegas ia berkata pula pada Phoa-ngo Hweshio: "Locianpwee, boanpwee hendak mengulangi sekali
lagi keterangan boanpwee, untuk kepentingan boanpwee menuntut balas sakit hati suhu
boanpwee harus mempunyai kekuatan untuk melakukan pekerjaan tersebut."
Ut Tie Kheng lantas menyetuk: "Kong-kong, kau berikan dia dua rupa ilmu silat. orang toch
sudah menjelaskan tidak akan menggunakan kepandaian yang kau turunkan padanya, mengapa
dengan tidak ada alasan yang cukup kau hendak melenyapkan seluruh kepandaiannya ?"
Ucapan ini telah membuat si Hweshio gila melongo.

Ut Tie Kheng berkata pula: "sukakah kau mendengar keterangan orang ?"
sebetulnya Phoa-ngo Hweshio juga tidak ada maksud melenyapkan kepandaiannya Yo Cie
Cong. Ia hanya hendak menggunakan kesempatan itu dengan jalan menggertak supaya dapat
menekan Yo Cie Cong punya napsu membunuh dan jangan sampai anak muda itu berlaku
keterlaluan, maka ketika mendengar perkataan ut Tie Kheng ia lantas putar haluan-"Baiklah.
Bocah, coba kau jelaskan bagaimana duduknya perkara."

Yo Cie Cong lalu menceritakan bagaimana Kam-lo-pang dulu telah dibasmi oleh segerombolan
orang2 jahat dari dunia Kang-ouw. dan bagaimana suhunya, Yo Cin Hoan untuk kedua kalinya
mendapat serangan sehingga sampai pada ajalnya secara mengenaskan-Bagaimana ia telah
mendapat pesan terakhir dari suhunya untuk menuntutkan balas sakit hati dengan berdasarkan
atas orang2 yang namanya terdapat dalam daftar musuh2nya Kam-lo-pang, Akhirnya ia
menceritakan juga bagaimana perkumpulan Im-mo-kauw yang terus-menerus mengirim orang-nya
yang kuat mengejar padanya sehingga dengan terpaksa ia turun tangan terhadap orang2nya Im-
mo-kauw.
Si Hweshio gila bertiga ketika mendengar cerita Yo Cie Cong itu, juga merasa terharu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bocah, musuh2mu itu sekarang masih tinggal berapa orang?" tanya Phoa-ngo Hweshio.
"Sampai saat ini hanya tinggal lima orang lagi saja."
"Siapa lima orang itu?"
"Mereka itu adalah, si iblis Rambut Merah. Liat Yang Lokoay, Manusia jelek nomor satu, si
siluman Tengkorak dan Giok bin Gam-po"
Begitu mendengar disebutnya kelima orang itu, orang2 yang sudah mempunyai kepandaian dan
kedudukan tinggi seperti Pengail linglung dan Phoa-ngo Hweshio juga pada kerutkan alisnya.
Hanya ut Tie Kheng yang lantas berseru: "Aaa...."
"Lima iblis itu" kata Phoa-ngo Hweshio. "dulu pernah mengacau seluruh dunia persilatan- salah
seorang saja diantara kelima orang itu, susah sudah sekali dihadapinya sekarang, ke-limanya
merupakan musuh2mu semuanya. Hmmm, usahamu untuk menuntut balas sakit hati ini
barangkali... ,"

"Boanpwee tidak akan berhenti berusaha sebelum mencapai maksud boanpwee." memotong Yo
Cie Cong dengan gagah.
"Kau ini anak yang berambekan besar" menggerutu Phoa-ngo Hweshio.
Ut-tie Kheng lantas menyelak sambil ketawa geli. "Hosiang Kong-kong apakah kau masih
hendak memunahkan kepandaian engko Cong?"
si Hweshio gila lantas menjawab sambil ketawa: "Anak nakal, dengan memandang kau, aku si
Hweshio gila mau tarik kembali perkataanku."
"Ng."
Yo Cie Cong lantas menjura dalam2 kepada si Hweshio gila sambil berkata: "LoCianpwee terima
kasih banyak."
Phoa-ngo Hweshio mendadak berkata dengan suara sungguh2: "Bocah, walaupun demikian,
aku mengharap kau suka selalu ingat bagaimana kasih Tuhan pada umat manusia. janganlah kau
melakukan pembunuhan terhadap orang yang sama sekali tidak berdosa."
"Boanpwee akan selalu ingat pesan Cianpwee ini."
Dengan demikian, maka berakhirlah sudah segala kesalahan pahaman tadi-

Ut Tie Kheng sejak berkenalan dengan Yo Cie Cong dipulau Batu Hitam, hatinya sudah
tertambat oleh anak muda itu, Dan kemudian, setelah tubuhnya bersentuhan oleh karena Yo Cie
Cong sudah mengobati dirinya yang terkena racun, membuat seluruh hatinya telah diberikan
kepada anak muda yang gagah itu.
Begitu pula dipihaknya sipengail Ling-lung dan phoa-ngo Hweshio, mereka juga sudah
bermaksud hendak merekokan perjodohan ke dua muda mudi itu.
Barusan, kalau Hweshio gila itu bersikap begitu bengis, sebetulnya hanya sedang main
sandiwara saja, maka sipengail Ling-lung yang menyaksikan tingkah laku sahabatnya itu, sedikit
pun kelihatannya tidak mau ambil pusing.
Kembali Phoa-ngo Hweshio berkata pada Yo Cie Congo "Bocah untuk menghadapi lima iblis
yang nama2nya baru kau sebutkan tadi, kau sudah ada rencana apa ?"

"Liat-yang Lokoay dan si siluman Tengkorak sudah pernah bertempur dengan boanpwee,
sampai sekarang masih belum lagi ketahuan dimana jejak mereka, sedangkan Manusia jelek
nomor satu sekarang ini sudah menjadi pelindung hukumnya perkumpulan Pek-leng-hwee. Hanya
si iblis Rambut merahlah sampai sekarang belum pernah boanpwee lihat orangnya...." ia berdiam
sejenak, kemudian berkata pula: "Giok bin Giam-po Phoa Cit Kow. menurut apa yang boanpwee
tahu dari keterangan2 orang kabarnya sedang sembunyikan diri dipuncak gunung Pit-goan-hong
didekat daerah Lam-ciang."
"Dari mana kau bisa dapatkan keterangan itu?"
"Pada suatu ketika, yang sama sekali tidak boanpwee sangka, boanpwee mengejar dua orang
yang sangat mencurigakan, ketika sampai digunung pit goan-hong boanpwee barjumpa dengan
seorang tua aneh yang mengaku bernama Hui-lui-chiu Nao Yong. Menurut keterangannya orang
tua itu, dipuncak gunung Pit-goan-hong itu, ia sudah menunggu sepuluh tahun lebih lamanya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tetapi masih tetap tidak berhasil melewati jurang yang curam itu. Ia telah memastikan bahwa
orang yang berdiam diatas puncak gunung Pit-goan-hong itu pasti adalah Giok-bin Giam-po."

"Apa sebabnya Hui-lui-chiu menunggui terus Giok-bin Gam-po ?"


" Hui-lui-chiu mengaku sebagai saudara angkatnya yang tua dari jago gedang nomor satu
didunia. Giok-bin Kiam khek Hoan Thian Hoa. Ia pikir, dari dirinya Giok bin Giam-po hendak
mencari rahasia mati hidupnya Hoan Thian Hoa. Ia juga berjanji dengan boanpwee akan berjumpa
lagi setahun kemudian,"
"oooo," tiba2 si Pengail Linglung menyelak. "Tentang Giok- bin Kiam khek Hoan Thian Hoa,
Bocah itu, pada dua puluh tahun berselang. pernah bertemu dengan lohu beberapa kali. wajahnya
mirip sekali dengan kau."

Yo Cie Cong terperanjat. Ia lantas menanya: "Mirip dengan boanpwee ?"


Mengenai dirinya yang dikatakan mirip dengan Hoan Thian Hoa termasuk dengan Pengail
linglung ini ia sudah dengar tiga orang yang mengatakan demikian, sehingga membuat ia berpikir
pula: "Apakah benar aku ini ada hubungannya dengan Hoan Thian Hoa?"
si Pengail Linglung lantas berkata pula: "Hoan Thian Hoa adalah muridnya jago see-gak Leng
Jie Hong."
"Jago see-gak itu sebetulnya mempunyai berapa murid? " tanya Yo Cie Cong.
"Mengenai ini. malah aku belum tahu betul"
"Kapankah boanpwee dapat memenuhi janji Locianpwee berdua pada Leng Jie Hong?"
Phoa-ngo Hweshio lantas berkata: "justru lantaran inilah maka kami mencari kau. Bulan depan
diwaktu malaman bulan purnama, kau harus datang disuatu tempat yang dinamakan song-goat-
peng dibelakangnya puncak gunung Hoa-san"
"Malaman bulan purnama bulan depan?"
"Benar. Kau harus ingat baik2 jangan membuat soal ini jadi runyam."
"Boanpwee akan ingat betul2 dan pasti sampai disana pada waktunya."

Yo Cie Cong telah menyanggupi dengan perasaan hati tergoncang.


sebab manusia gaib dari see-gak itu, dulu pernah merupakan tokoh kuat satu2nya didalam
rimba persilatan. Kepandaian muridnya sudah tentu tidak boleh dipandang ringan-
Ia kini telah mewakili kedua orang aneh dari rimba persilatan untuk memenuhi perjanjian
hendak mengadakan pertandingan.
Dipandang dari sudut persoalannya, sebetulnya soal itu merupakan suatu soal yang besar.
"Bocah apa kau pernah dengar orang mengatakan persoalannya antara Hoan Thian Hoa
dengan Giok bin Giam-po?" tanya si Pengail Linglung.
"Bagus. Tua bangka gila, kau telah membikin panjang pembicaraan dan sekarang kembali
hendak menceritakan kisahnya orang. Aku si Hweshio gila, yang berdiri sekian lama, sudah merasa
letih. Marilah kita duduk di- bawah pohon sana." nyeletuk Phoa-ngo Hwe-shio sambil ber-kauw2
"Baiklah."

Keempat orang itu, semuanya lantas berjalan dan pindah kebawah sebuah pohon rindang yang
terletak kira2 lima tombak jauhnya.
Yo Cie Cong terus sangsikan dirinya yang mungkin benar ada hubungannya dengan Giok-bin
Khiam-kek Hoah Thian Hoa, maka ingin sekali ia dapat mengetahui semua hal yang bersangkutan
dengan itu jago pedang yang hampir dua puluh tahun lamanya sudah menghilang.

setelah semuanya sudah duduk, Ut Tie Kheng dengan aleman mendesak engkongnya. "
Engkong, lekaslah ceritakan-"
Pengail Linglung itu kelihatan berpikir sejenak. lantas pejamkan mata dan mulai bercerita
sebAgai berikut: "Giok bin Kiam-kek Hoan Thian Hoa, dulu sangat terkenal karena kepandaian,
kegagahan dan ketampanannya. Ilmu pedangnya sesungguhnya sangat luar biasa. Diantara
golongan muda, ia telah dianggap oleh semua orang dunia Kang-ouw sebagai jago pedang nomor
satu. banyak wanita2 tergila2 padanya. Murid perempuannya To-thian Ie siu dari gunung Thian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

san, oleh karena dia, telah meninggalkan pelajaran ilmu silatnya setengah jalan dan terjun ke
dunia Kang-ouw mencari dia."

Yo Cie Cong tergerak hatinya. Ia lalu nyeletuk: "Murid perempuannya To-thian Ie-siu itu apakah
bukan Thian-san Liong Lie Tho Hui Hong, ?"
"Mungkin dia. Aku lapat2 masih ingat budak itu seperti she Tho."
Yo Cie Cong lalu sadar bagaimana Thian-san Liong Lie dengan tidak perduli akan jiwanya
sendiri ber-kali2 telah menolong jiwanya, kiranya, wajahnya sendiri begitu miripnya dengan
kekasih wanita gagah itu.
"Dan selanjutnya ?" Yo Cie Cong mohon cerita diteruskan-
"Giok-bin Kiam-khek orangnya tinggi hati, Terhadap banyak Wanita yang mengejarnya, ia sama
sekali tidak mau ambil pusing. Tetap Akhirnya ia telah dibikin lunak hatinya oleh cinta kasih yang
begitu besar dari perempuan she Tho itu."
"Tetapi bagaimana lantas bisa menyangkut dengan dirinya .... Giok bin Giam-po?" nyeletuk Yo
Cie Cong.
"Dengar dulu cerita ku." kata si Pengail Linglung. "kemudian Giok-bin Kiam-khek, pada suatu
ketika yang tidak disengaja, telah bertemu dengan seorang gadis jelita yang kecantikan parasnya
luar biasa. Kecantikannya gadis itu telah membuat setiap kaum pria yang melihatnya pada ter-
gila2."

Ut Tie Kheng lantas menyelak: "Apakah gadis itu namaya Giok-bin Giam-po ?...."
"Kau jangan menyelak. Dengarlah cerita engkongmu. Dan Giok-bin Kiam-khek itu lantas jatuh
cinta kepada gadis cantik jelita tersebut....."
Pada saat itu, Phoa-ngo Hweshio mendadak berkata dengan suara keras kearah sebuah pohon
lebat yang berada sejauh lima tombak dari situ^
"Siapa? Tidak perlu main sembunyi2. Keluarlah "
Pengail Linglung lalu hentikan penuturannya. Yo Cie Cong lalu menengok kearah tempat
tersebut.

Sebentar kemudian, sesosok bayangan manusia telah melesat keluar dari tempat itu dan tiba
dihadapan mereka.
orang itu ternyata adalah seorang aneh, Badannya tinggi besar, kepala dan wajahnya ditutupi
kerudung kain-
orang aneh itu setelah memperlihatkan dirinya, lalu berkata sambil ter-tawa2: "Selamat
bertemu. Sepasang manusia aneh dari rimba persilatan mungkin sudah bosan dengan
penghidupannya yang tenang tenteram, dan sekarang hendak muncul lagi didunia Kang-ouw."
Kalau didengar dari ucapannya orang aneh itu agaknya tinggi juga kedudukannya didalam
rimba persilatan, sebab bukan saja lantas ia mengenali kedua manusia aneh itu, tetapi
perkataannya juga sangat jumawa.
sambil ketewa Ha, ha, Hi, hi. si Hweshio gila lantas berkata: "Tuan tentunya toch ada nama?"
"sudah tentu."
"Aku si Hweshio gila. selamanya tidak suka orang main kucing2an Lebih baik lekas kau
beritahukan namamu,"
"Kauwcu dari perkumpulan Im-mo-kauw."

Ketika mendengar keterangan itu, empat orang itu lantas berbangkit semuanya.
Tidak nyana, tetapi orang aneh yang memakai kerudung yang berdiri dihadapan mereka itu
ternyata adalah pemimpin perkumpulan Im-mo-kauw yang dikalangan Kang-ouw dipandang
sebagai orang yang sangat misterius dan kejam perbuatannya, Terutama bagi Yo Cie Cong, yang
saat itu hatinya lantas tergoncang keras.
sekarang ia harus dapat membuka tabir rahasia dari Im-mo-kauw, apa sebabnya perkumpulan
itu terus menghendaki dirinya ?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pemimpin perkumpulan im-mo-kauw itu berpaling dan berkata pada Yo Cie Cong. "Bocah,
kiranya adalah kau yang mengatakan diri sebagai pemilik Golok Maut itu?"
"Benar." jawab Yo Cie Cong ketus.
"Bagus. Kalau begitu, tidak sia-sia perjalananku ini,"
Yo Cie Cong tidak menjiwab, ia hanya memperdengarkan suara dari hidung.
"Bocah, tidak usah dikata... kau tentunya adalah muridnya Pangcu dari Kam-lo-pang?"
"sedikitpun tidak salah."
Sekarang jelaslah sudah, munculnya pemimpin Im-mo-kauw itu ternyata se-mata2 hanyalah
untuk mencari Yo Cie Cong seorang.
si Hweshio gila, Pengail Linglung dan ut Tie Kheng bertiga matanya semua ditujukan kepada
pemimpin im-mo-kauw itu untuk melihat apa yang akan diperbuatnya selanjutnya.

Pemimpin im-mo-kauw itu sudah dapat mengatakan dengan Yo Cie Cong bahwa pemuda itu
sebagai pemilik Golok Maut, kalau begitu sudah terang bahwa pemimpin itu sudah lama berada
ditempat tersebut, maka ketika itu Hweshio gila suruh Yo Cie Cong membuka kedoknya, tentu
sudah juga diketahui semua olehnya.
Dengan demikian, maka mengenai diri pemilik Golok Maut,sekarang sudah tidak perlu lagi
dirahasiakan-
Yo Cie Cong juga sudah mengakui terus terang.

Kembali Kauwcu itu perdengarkan suara ketawanya yang sangat aneh. "Bocah, dengan
beruntun kau telah membinasakan beberapa puluh orang kuat dari perkumpulan kami, bagaimana
kau hendak bikin perhitungan rekening ini?"
Yo Cie Cong dengan wajah ketus dingin balas menanya: "Perkumpulan im-mo-kauw dengan
aku dulu tidak ada ganjalan apa2 dan juga tidak ada permusuhan apa, mengapa terus2an
mengejar-ejar aku? Apalagi ketika aku baru muncul didunia Kang-ouw, perkumpulanmu telah
berani sesumbar bahwa pemilik Golok Maut bukan Pangcu Kam-lo-pang sendiri Dalam hal ini,
tentu ada sebabnya. oleh karena itu, maka aku tidak bisa tinggai diam mandah dipermainkan-"
"Dan sekarang, kau mau apa?"
"Membuka tabir rahasia"
"Betulkah kau pernah berkata hendak membasmi habis perkumpulan kami?"
"Benar. jikalau tidak mau menjelaskan sebab2nya dari apa yang kutanyakan tadi, aku berani
berkata, juga berani berbuat. semua itu bukan omong kosong saja."
"Pui...Bocah, kesombonganmu benar2 sampai tidak mengetahui tingginya langit dan tebalnya
bumi. Hmmm, Aku juga akan berbuat seperti apa yang kau ucapkan-"
"Kau yakin mempunyai cukup kepandaian untuk berbuat begitu ?"
"Boleh dibuktikan dengan kenyataan."
"Barang kali kau tidak punya kesempatan untuk membuktikan itu."
"Mustahil,"
Si Pengail Linglung dan Hweshio gila saat itu pula tertegun-

Ut Tie Kheng lagi berdiri disampingnya Yo Cie Cong. Matanya dipentang lebar, parasnya merah
padam. Dengan perhatiannya yang sangat besar, seolah-olah hendak memberi dorongan
semangat pada kekasihnya itu,
Yo Cie Cong dengan sikapnya yang masih tetap Ketus dingin- memandang pemimpin Im-mo-
kauw itu sejenak. lantas berpaling dan berkata pada Pengail Linglung dan phoa-ngo Hweshio
"Harap LoCianpwee suka mundur sedikit dan mohon jangan turut campur tangan. ini adalah
urusan boanpwee pribadi."

Kemudian berkata kepada ut Tie Kheng: "Adik Kheng harap kau juga menyingkir."
Ut-tie Kheng dengan perasaan berat mengawasi kekasihnya . kemudian undurkan diri
Pengail Linglung dan phoa-ngo Hweshio berdua, merupakan orang2 kenamaan didunia Kang-
ouw setelah saling pandang sejenak, keduanya juga lantas pada mundur sejauh dua tombak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong yang sudah pernah, merasakan bagaimana hebatnya ilmu pukulan Tay-im-Ciang,
dapatlah dibayangkan kekuatan dari kepandaian pemimpin im-mo-kauw ini, yang pasti lebih hebat
dari pada pemimpin mudanya.
Pemimpin im-mo-kauw itu kembali berkata dengan suaranya yang menyeramkan: .Apa kau
sudah siap?"
oooooo ooooooo oooooo

DENGAN TIDAK menggubris Yo Cie Cong berkata: "Tidak ada apa2nya yang perlu disiapkan,"
"Kau jangan kira oleh karena ada sepasang manusia aneh yang menunjang, kau lantas hendak
jual lagak."
"Ha, ha...Kau ada seorang pemimpin dari satu perkumpulan, perkataanmu sebetulnya agak
kurang dipikir. Kau terlalu banyak pikir yang bukan2. Golok Maut sejak muncul didunia Kang-ouw,
sudah banyak menghadapi bahaya besar atau kecil. Kapan pernah dia minta bantuan tenaga
orang lain ?"
phoa-ngo Hweshio yang agaknya sudah tidak sabaran, lantas menyelak: "Kauwcu. kiranya kau
juga bukan seorang yang tidak punya nama. Bagaimana perbuatanmu begitu pengecut? jikalau
kau benar punya nyali, sebutkanlah namamu untuk aku seorang tua dengar."
"He, he Hweshio gila, meskipun kau merupakan salah satu dari sepasang Manusia Aneh dari
rimba persilan, tetapi buat Kauwcumu masih belum ada artinya apa."

"Eeee, sombongnya boleh juga," si Hweshio gila nyengir.


saat itu, si Pengail linglung lantas membuka matanya, ia melihat keadaan disekitarnya sejenak.
lalu berkata dengan suara yang dingin: "orang2mu yang ikut datang, jumlahnya ternyata tidak
sedikit."
" Untuk menbereskan Bocah ini, kami sebetulnya cuma memerlukan waktu segebrakan saja."
jawab Kauwcu Im-mo-kauw jumawa. Yo Cie Cong ketawa ber-gelak2,
"Toa Kauwcu, bukankah kau sedang mengimpi?" tanyanya tenang.
Pemimpin im mo-kau itu pe-lahan2 majukan kakinya dua tindak. menghampiri "Kau tidak
percaya ?"

"Aku kata, kau masih belum pantas bicara begitu."


"He, he,,,. jika kau mampu menyambuti seranganku sampai tiga kali saja, hari ini kita bikin
habis persengketaan kita. Rekening ini kita perhitungkan dilain kali apabila kita bertemu lagi,"
"Enak saja kau mengoceh. Hari ini, jika kau tidak mau bereskan soal yang menjangkut diriku,
jangan harap kau bisa angkat kaki dari sini,"
Pemimpin im-mo-kauw ini lantas menjawab dengan suara gusar: "Bocah, kau benar2 tidak tahu
diri Rupanya sudah kepingin mampus benar2,"

Yo Cie Cong kelihatan semakin dingin wajahnya napsu membunuhnya semakin berkobar,
"Siapa yang akan mati dan siapa yang akan tetap tinggal hidup, nanti bisa diketahui dan
ditentukan oleh kepalan kita."
"Baik."
Pemimpin im-mo-kauw itu lalu bergerak. tangannya terputar dan diayun- ... Hawa dingin lalu
meluncur kaluar dari telapakan tangannya,
Yo Cie Cong juga mengerahkan seluruh kepandainya. Ia menutup dirinya dengan kedua
telapakan tangannya,
Suara Bluk lantas terdengar amat nyaring. Masing2 pada mundur satu tindak.
"Bocah, benar saja kekuatanmu tidak tercela. Awas serangan kedua " Kedua tangannya kali ini
dengan lambat2 didorong kemuka.

Suatu kekuatan tenaga dalam yang amat dahsyat telah meluncur keluar dengan tidak
mengeluarkan suara sama sekali. disertai menyambarnya hawa dingin yang dapat menyusup
tulang2 sampai sejarak lima tombak. hawa itu masih dapat membuat orang menggigil dan susah
bernapas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong kali ini tidak berani berlaku gegabah.


Ilmu Liang-kek Cin goan-nya segera dikerahkan pada kedua tangannya untuk menyambuti
serangan Kauwcu lihay ini dengan sepenuh tenaga.
Tetapi, kekuatan ilmu Liang kek Cin-goan yang sedemikian hebatnya, setelah membentur angin
dingin dari lawannya, ternyata hanya mengeluarkan suara perlahan, yang kemudian sudah dibikin
lenyap tanpa bekas.
sedangkan sisa kekuatan hawa dingin itu, membuat gemetar Badannya Yo Cie Cong.

Bukan hanya Yo Cie Coog seorang saja yang merasa heran si Pengail Linglung dan si Hweshio
gila keduanya pun juga merasa dikejutkan.
Serang pun tidak pernah menduga, bahwa kekuatan tenaga dalam dari pemimpin Im mo-kauw
itu, ternyata ada demikian hebatnya.
Tetapi, bagi sipemimpin im mo-kauw sendiri, dalam hatinya diam2 juga terperanjat. Ilmu
serangan tangan Tay-im-Ciang nya yang dilancarkan dengan sepuluh bagian penuh tenaganya
ternyata masih belum mampu melukai pihak lawannya. Bahkan dari sambutan serangan tadi. ia
telah dapat menilai kekuatan pemilik Golok Maut itu, hebatnya ternyata ada diluar dari pada
dugaannya semula. Pantas beberapa orang yang terhitung kuat yang beberapa kali diutus untuk
mengejar pemilik Golok Maut, kesudahannya, kalau tidak binasa, tentu terluka parah.

Skarang telah ternyata bahwa kalau Hendak menyingkirkan orang ini, sebetulnya bukan suatu
hal yang mudah.
Setelah kedua pihak hening sekian lamanya....
Badannya pemimpin im-mo-kauw itu agak ditarik mundur kebelakang. Kedua tangannya
terangkat pelahan2, kemudian diayunkan dengan cepat. ternyata ia telah mengirim serangan pada
lawannya.
Serangan itu rupanya disengaja supaya membuat Yo Cie Cong mendapat "Rasa", maka ia
menggunakaa tenaga dalam sampai2 melewati takaran-Angin yang keluar dari tangannya kali ini
sudah tentu lain lagi keadaannya.

Diantara sambaran angin yang maha hebat itu, juga dibarengi dengan suara tajam 'serr-ser'
yang menusuk telinga.
Yo Cie Cong juga sudah mengumpulkan seluruh kekuatan tenaganya untuk dapat menyambuti
serangan lawannya tersebut.
Asap merah bercampur putih, se-olah2 awan mendung menutupi sekeliling dirinya.
Phoa-ngo Hweshio segera menarik lengan bajunya ut Tie Kheng, dengan cepat mundur dua
tindak.

Perbuatannya itu segera diikuti oleh si Pengail Linglung. "Dung "


suara gemuruh yang seperti gunung meletus dengan sangat dahsyatnya bergema disekitar
tempat tersebut Udara pun bergelombang karena pengaruhnya benturan dua rupa tenaga,
sehingga pasir dan batu pada beterbangan. Tanah dan rumput pada berhamburan. Kemudian- ...
disusul oleh keluarnya dua seruan tertahan-
Badannya pemimpin im- mo-kauw telah mundur sempoyonyan sampai satu tombak lebih dari
tempat berdirinya semula,

Sedangkan Yo Cie Cong. mundur sepuluh langkah, wajahnya pucat, dadanya dirasakan
bergoncang hebat.
Dari beradunya kedua kekuatan tadi, orang dapat mengira bahwa kekuatan kedua pihak
agaknya berselisih hanya sedikit sekali.
ut Tie Kheng berubah wajahnya, ia lantas menjerit dan lompat menubruk Yo Cie Cong.
Tangannya menggoyang pundak Yo Cie Cong, dengan perasaan cemas ia me-manggil ber-ulang2.
"Engko Cong, engko Cong, apa kau tidak kenapa?"
Yo Cie Cong hanya anggukkan kepala. Kelihatannya seperti sudah tidak bertenaga, ia
menjawab dengan perasaan penuh terima kasih. "Adik Kheng, tidak apa2."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mendadak ut Tie Kheng berkata pula sambil menuding kesuatu tempat tiga tombak jauhnya:
"Eeee, siapa dia ?"

Orang2 yang ada disitu, hampir rata2 merupakan orang-orang gagah terkuat dari rimba
persilatan, Bagaimana ada orang yang berada ditempat sedekat itu sampai tidak dapat diketahui
oleh mereka?
Itu semua, tidak lain karena disebabkan semua perhatian sudah ditumplekkan pada Yo Cie
Cong yang sedanng bertanding dengan pemimpin Im-mo-kauw. maka semuanya agak lengah
dengan sendirinya.
Walaupun demikian, kepandaian orang yang baru muncul itu juga sudah cukup mengejutkan,

Semua orang, setelah mendengar suara ut Tie Kheng, lalu pada berpaling kearah yang
ditunjuk.
Suatu tubuh yang bentuknya ceking langsing, dengan pakaiannya yang serba merah menyolok
mata tampak berdiri ditempat sejauh tiga tumbak dari medan pertempuran tersebut. wajahnya
tertutup selapis kain merah, sehingga tidak dapat dilihat wajah aslinya Tetapi dari sikap dan
bentuk Badannya yang begitu menarik. dapatlah diduga bahwa orang itu tentunya adalah seorang
perempuan cantik jelita,

Yo Cie Cong yang juga melihat wanita aneh berpakaian serba merah itu, hatinya tergoncang
hebat. Mulatnya lantas berseru "Aaa"....
Orang yang berdiri ditempat tidak jauh dari hadapannya itu, agaknya ia kenal betul. Bentuk
Badannya mirip sekali dengan bentuk badan kekasihnya,yang sampai pada saat itu masih belum
dapat dilupakannya. siang-koan Kiauw, gadis baju merah- demikianlah hati kecilnya men-duga.
Tetapi ia tahu benar, bahwa siang-koan Kiauw sudah ditelan ombak dilautan Lam-hay. Maka,
keadaannya pada saat itu seperti orang linglung, setelah mengucapkan perkataan ."Aaaaa." lantas
menutup mulutnya lagi.

Peristiwa menyedihkan yang terjadi pada masa lampau, sekali lagi terbayang didepan matanya.
Untuk seumur hidupnya ia tidak akan menemukan lagi gadis jelita yang seperti kekasihnya yang
pertama itu dan dengan sia2 sudah bersumpah ber-sama2 mengikat janji.
Gadis aneh berpakaian serba merah itu, ketika mendengar seruan 'Aaaaa' yang keluar dari
mulutnya Yo Cie Cong, Badannya kelihatan sedikit gemetar.

Umumnya wanita itu mempunyai perasaan paling halus. Terutama dalam masa pencintaan.
Perasaan wanita lebih tajam daripada perasaan kaum pria. Gerakan yang meski hanya sepintas
lalu itu. telah dapat dilihat oleh matanya Ut Tie Kheng. Dengan perasaan curiga ia mengawasi Yo
Cie Cong dan menanya pula: "Engko. Cong, apa kau kenal dia?"

Yo Cie Cong pada saat itu, dengan munculnya wanita baju merah telah timbulkan kenangan
lamanya akan nasib yang menyedihkan atas diri kekasihnya. Dalam keadaan demikian itu, maka
pertanyaan ut Tie Kheng sudah tidak didengarnya sama sekali. Ia masih tetap mengawasi
perempuan baju merah itu dengan mata tanpa berkedip.
Dengan demikian, perasaan curiganya ut Tie Kheng semakin hebat. Diwajahnya lantas
kelihatan berduka, sekali lagi ia bertanya pada Yo Cie Cong dengan suara agak keras: "Engko
Cong, kau...."

Yo Cie Cong. se-olah2 baru tersadar dari alam mimpinya, telah mengalihkan pandangan
matanya kearah ut Tie Kheng dan menanya: "Apa? Adik Kheng, kau tanya apa tadi."
"Hm, hm, aku tanya, apa kau kenal dia?"
"Siapa ?"
"Dia"
Dengan perasaan sedih Yo Cie Cong gelengkan kepalanya, "Tidak kenal." jawabnya agak parau
suaranya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Apa benar ?"


"Apa aku perlu membohongi kau ?"
"Tetapi aku melihat sikapmu...."
"Dia telah mengigatkan aku pada dirinya seseorang."
"Siapa? Apakah siangkoan Kiauw yang ditelan gelombang lautan Lam-hay ?"
"Ya."

Badannya wanita baju merah pada saat itu kembali kelihatan tergetar oleh karena wajahnya
tertutup kain merah, orang lain tidak dapat melihat perubahan wajahnya.
Tetapi, yang sudah terang, dengan munculnya wanita baju merah ini ditempat tersebut, bukan
tidak ada sebabnya.
Pemimpin Im-mo-kauw dengan Yo Cie Cong, setelah mengadu kekuatan sampai tiga kali, sudah
mengetahui bahwa lawannya itu sesungguhnya bukannya orang yang mudah dijatuhkan-

Meskipun ia berniat hendak membinasakan dirinya Yo Cie Cong, tetapi jika melihat keadaan hari
ini, maksudnya itu mungkin sukar terlaksana. Apalagi disampingnya masih adalagi sepasang
Manusia Aneh dari rimba persilatan itu.
Maka ia lantas berkata: "Kami tadi sudah berkata, asal kau mampu menyambuti serangan
tanganku sampai tiga kali saja, hari ini urusan antara kita, kita bikin habis. Hutang yang kau telah
membunuh mati orang2ku yang terkuat akan kita perhitungkan lagi dikemudian hari."
Sehabis berkata ia lantas memutar Badannya hendak berlalu.

Tetapi Yo Cie Cong dengan cepat sudah bergerak dan tahu2 sudah berada dihadapannya,
kemudian berkata dengan suara dingin-"Kau mau kabur? sudah tidak begitu gampang lagi, heh "
"Kau. mau bikin apa?"
"jelaskan dulu, mengapa Im-mo-kauw selalu mengejar pemilik Golok Maut, baru boleh berlalu."
"jikalau aku tidak mau jelaskan?"
"Aku akan buka kerudung kepalamu. Aka mau lihat, kau mau jawab apa tidak."
sehabis mengeluarkan ucapannya, dengan cepat mengeluarkan ilmu menggeser tubuh menukar
bayangan-nya, menyerbu kearah pe-mimpin im mo-kauw itu, bersamaan dengan itu, tangannya
lantas menyambar kerudungnya pemimpin itu.

Maksudnya Yo Cie Cong ialah, apabila ia sudah berhasil membuka kerudung pemimpin Im-mo-
kauw, teka-teki yang mengganjal didalam hatinia, mungkin akan dapat jawabannya. Tetapi,
gerakannya itu ternyata sudah menubruk tempat kosong.
sebab gerakan dari ilmu Menggeser tubuh menukar bayangan- yang sangat aneh dari Yo Cie
Cong ini. boleh dikata hanya pemimpin im-mo kauw itulah yang merupakan orang yang pertama
dapat mempunahkan serangan tersebut.
Selagi Yo Cie Cong berada dalam keadaan heran, pemimpin im- mo-kauw itu sudah berada
ditempat sejauh sepuluh tombak lebih yang kemudian menghilang. Kemudian, dari empat penjuru
terdengar suara ser, ser yang tidak henti2nya.
Barangkali itu adalah senjata rahasia yang dilancarkan oleh orang2nya Im-mo-kauw yang
bersembunyi disekitar tempat tersebut.
"Engko Cong biarlah dia pergi. jangan kuatir tidak dapat menemukannya lagi." demikian Ut Tie
Kheng menghibur,

Dengan mengunjukan kasih sayangnya yang demikian besar, ia telah menggeser sampai dekat
kepadanya Yo Cie Cong, agaknya hendak menghibur sang kekasih itu.
Wanita misterius baju merah yang sejak memperlihatkan diri belum pernah mengeluarkan
sepatah perkataan pun juga, saat itu tiba2 menghelah napas panjang.
Setelah itu, ia lantas gerakkan Badannya dan terus menghilang. Tinggal suara elahan napasnya
saja yang masih lapat2 terdengar terbawa angin- Datangnya wanita itu secara mendadak,
perginya pun secara mendadak juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Siapa pun tidak ada yang dapat menerka ia muncul disitu, terutama elahan napas panjang yang
kedengarannya sangat menyedihkan sewaktu ia berlalu, membuat orang semakin bingung.
Dengan kepandaiannya yang diperlihatkan ketika berlalu, ternyata ia cukup mempunyai
kepandaian tinggi. siapakah dia itu ?
Didalam hatinya orang2 yang berada disitu, ia telah meninggalkan suatu teka-taki. Terutama
bagi Yo Cie Cong. kelihatan bertambah masgulnya, Pemimpin im mo-kauw sudah pergi, wajah
aslinya, tetap tidak ada orang yang tahu.

Teka-teki yang sudah lama terbenam dalam hatinya Yo Cie Cong. masih tetap tidak
mendapatkan jawaban. Bahkan, ilmu kepandaian silatnya pemimpin itu, ternyata tidak berada
dibawahnya kepandaiannya sendiri.
sedangkan wanita baju merah yang gerak geriknya sangat misterius itu, yang se-olah2 setan,
begitu muncul terus lenyap kembali, membuat Yo Cie Cong kembali menghadapi teka-teki baru.

Dalam keadaan demikian, timbullah pikirannya yang aneh benarkah dia itu tadi adik Kiauw
adanya? Mungkinkah dia belum binasa?Ya, benar. Bukankah aku sendiri juga bisa terlolos dari
gelombang laut yang mengamuk hebat itu? Bagaimana dengan sangat gegabah aku memastikan
dia sudah binasa? Tetapi, kepandaian silatnya adik sampai begitu tinggi.
Wanita baju merah itu sudah berlalu. Tetapi bayangannya masih tetap tergores nyata dalam
otaknya Yo Cie Cong, membuat ia merasa kesal dan lelah.
"Aku pasti akan menyelidiki soal ini sampai kedasar-dasarnya. sekalipun ia bukan adik Kiauw,
tetapi juga harus menjelaskan maksudnya ia unjukkan diri tadi" demikian Yo Cie Cong berpikir
yang kemudian terus memutar Badannya dan berkata pada Phoa-ngo Hweshio:
"Harap locianpwee suka maafkan kalau boanpwee berlaku tidak sopan, Boanpwee masih ada
urusan lagi yang harus boanpwee selesaikan, Bulan depan, pada Waktu malaman rembulan
bundar, boanpwee pasti akan datang tepat pada waktunya digunung Hoa-san untuk menepati janji
lociapwee berdua."

Si Hweshio gila lantas berkata: "Bocah, ingat Menuntut balas tidak salah. tetapi jangan terlalu
banyak membunuh orang yang tidak berdosa,"
"Boanpwee ingat benar pesan locianpwee ini"
Ut Tie Kheng lantas berkata dengan suara terharu dan mata merah: "Engko Cong, kau hendak
pergi lagi?"
"Adik Kheng, mudah2an kita bisa bertemu lagi." jawab Yo Cie Cong sambil anggukkan kepala.
"Engko Cong, kapan kita bisa bertemu lagi ?"
"Hal ini sukar dijawab, maafkan, oleh karena aku masih memikul tugas untuk menyelesaikan
penuntutan balas sakit hati perguruan kami, tidak boleh tidak harus kulakukan."

Ut-tie Kheng se-olah2 hendak berkata lagi yang lebih banyak. tetapi mulutnya rupanya agak
berat untuk mengucapkannya, maka ia hanya tundukkan kepalanya.
Pengail linglung mengawasi keadaannya kedua muda mudi itu sejenak, matanya lalu dialihkan
pada si Hweshio gila.
Phoa-ngo Hweshio agaknya seperti ingat sesuatu. setelah ketawa ber-gelak2, ia lalu berkata
pada Yo Cie Cong.
"Bocah. kau pernah menggunakan ilmu Tiang- kek Cin-goan untuk mengeluarkan racun dari
badannya budak ini, apakah kau masih ingat?" Yo Cie Cong hatinya tergoncang. ia lalu menjawab
sambil ketawa getir "Ingat"
"Itu bagus. jangan kau bikin sampai budak kecil ini merasa kecewa. jikalau tidak, aku si
Hweshio gila tidak mau mengerti." Yo Cie Cong lantas anggukkan kepalanya.
Ia bukannya tidak cinta pada ut-tie Kheng, cuma karena tidak bisa melupakan siangkoan Kiauw
yang telah binasa ditelan air laut lantaran mengikuti dirinya, maka ia tidak berani menerima
cintanya Ut-tie Kheng.
Tapi dilain pihak, ia dengan Ut-tie Kheng perhubungannya ada lain dari pada yang lain, ia juga
tidak dapat meninggalkan ut-tie Kheng begitu saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Soal ini membikin ruwet pikirannya. ia makin memikir makin kalut pikirannya. Maka Akhirnya
telah mengambil putusan lebih baik pergi saja meninggalkan mereka. setelah permintaan dengan
kedua orang tua aneh dan Ut-tie Kheng, lantas ia berlalu.

Pada saat Ut-tie Kheng angkat kepalanya, sang kekasih sudah tidak kelihatan bayangan. Rasa
sedih timbul seketika, ia lantas jatuhkan kepala didada engkongnya dan menangis terseduh-seduh.
"Anak tolol, ini apa perlunya?" kata si Pengail Linglung sambil usap2 rambut cucunya.
Sebaliknya dengan si Hweshio gila, ia ini lantas berkata sambil ketawa haha-hihi: "Kheng jie,
ada aku, kuatirkan apa? Lain bulan dalam pertemuan diatas gunung Hoa-san. Cie Cong pasti
datang. Bukankah kamu akan bertemu lagi?" Ut-tie Kheng cuma bisa mendelikan matanya kepada
hweshio yang jahil itu.
"Ya, baik2 dengar kata orang tua. Mari, kita juga sudah harus pergi" kata engkongnya.
Mereka bertiga lantas jalan meninggalkan tempat tersebut.

Mari sekarang kita lihat keadaannya Yo Cie Cong sesudah meninggalkan ketiga orang tadi.
Dengan perasaan setengah duka dan dan setengah heran, ia berjalan mencari wanita baju
merah yang sangat aneh itu.
Menurut rencana semula, ia sebetulnya hendak pergi kepusatnya Pek leng-hwee untuk mencari
si Manusia jelek nomor satu yang kini memangku jabatan pelindung hukum dari perkumpulan
tersebut, untuk menuntut balas dendam. Disamping itu ia juga hendak mencari Ciu Bio Nio untuk
membuat perhitungan serta dari mulutnya wanita genit itu hendak mengorek keterangan tentang
dirinya Giok- bin Giam-po.
Cin Bie Nio adalah muridnya Giok-bin Giam-po, mungkin tahu jejak gurunya.
siapa nyana kini telah muncul dirinya wanita baju merah yang membikin semangatnya me-
layang2 mengenangkan tempo yang lampau.

Karena hendak mencari tahu rahasianya wanita baju merah itu. untuk sementara ia urungkan
pergi ke Pek-leng-hwee.
Dua jam lamanya ia terus berjalan- sedikitnya sudah melalui jarak dua lie lebin. Tapi wanita
baju merah yang sangat misterius itu tetap tidak diketemukan jejaknya, sedang matahari sudah
mulai mendoyong kebarat.
Mengejar jejaknya orang secara membabi buta demikian, tidak bedanya seperti mencari jarum
didalam lautan.
Dalam keadaan terpaksa, Yo Cie Cong lalu mencari kesalah satu kota dan bermalam disitu.
Satu malam telah dilewatkan dengan sangat cepat.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, untuk sementara Yo Cie Cong telah melepaskan rencananya
untuk mencari wanita baju merah dan balik lagi pada niatannya semula untuk pergi kepusatnya
Pek-leng-hwee.
Suatu perkampungan yang dinamakan oey Co-pa yang letaknya kira2 sepuluh lie jauhnya
disebelah selatan kota Kiu-kang, adalah tempatnya pusat perkumpulan Peks leng- hwee.

Didalam dunia Kang-ouw umumnya ada cepat sekali tersiar jika ada sesuatu berita yang
menggemparkan. Begitu juga kabar tentang Yo Cie Cong, itu pemuda kecut dingin adalah si
pemilik Golok Maut. telah disiarkan luas oleh orang2nya Im-mo-kauw. Dalam waktu dua hari saja,
berita tersebut sudah menggemparkan dunia rimba persilatan.
Cerita yang sangat mengejutkan ini, membuat orang2 yang dipasang mata-mata didunia Kang-
ouw dengan cepat sudah pada pulang untuk memberikan laporan kepada ketuanya masing-
masing .
Sudah barang tentu, tidak ada kecualinya untuk Pek-leng-hwee.
munculnya Yo Cie Cong dikota Kiu- kang membuat orang2 dari Pek-leng-hwee dengan cepat
sudah mengetahuinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sebagai seorang pemuda yang tampan dan adem sikapnya, sudah tentu mudah sekali dikenali.
Tetapi, ia sama sekali tidak taruh dihati, malah seolah-olah tidak merasa adanya kegemparan
didunia Kang-ouw.

Perkampungan Oey Co-pa.....


Dibagian belakangnya adalah daerah bukit yang tidak terlalu tinggi. sedangkan dibagian
depannya ada danaunya- Pada tanah datar yang sangat luas, ditengahnya terdapat suatu
perkampungan dengan gedungnya yang berdiri dengan megahnya.
jikalau bukan orang2 rimba persilatan, siapapun tidak tahu bahwa gedung besar yang berdiri
terpencil ditengah-tengah tanah daratan itu adalah gedung pusat dari perkumpulan Pek-leng-
hwee.

Baru saja kira-kira sepuluh lie Yo Cie Cong memasuki daerah oey Co-pa orang2nya Pek-leng-
hwee sudah tidak henti2nya memperlihatkan diri untuk mencegah pemuda Kita masuk terus.
Yo Cie Cong yang masih ingat pesannya Phoa-ngo Hweshio, jikalau tidak terpaksa, jangan
membunuh jiwa orang sembarangan, maka untuk menghadapi orang2nya Pek-leng-hwee yang
menghalang-halangi masuknya itu, ia telah menggunakan ilmu Menggeser tubuh mengganti
bayangan-nya yang sangat luar biasa itu dan kemudian langsung menuju kepusatnya Pek-leng-
hwee.

Dengan munculnya Yo Cie Cong dipusatnya perkumpulan Pek-leng-hwee. membuat


perkumpulan itu yang biasanya tenteram, telah menjadi panik. suara bunyi tanda bahaya
terdengar berulang-ulang dari mana2.
semua orang2nya Pek-leng-hwee yang biasanya digolongan terkuat, tidak ada seorang pun
juga yang mampu merintangi kedatangannyaitu, maka ia se-olah2 memasuki tempat yang tidak
ada penjagaannya saja.
Apa yang mnngherankan. didalam keadaan demikian paniknya, Cin Bie Nio dan Manusia jelek
nomor satu, kedua orang yang cukup kuat untuk menghadapi Yo Cie Cong, ternyata tidak
memperlihatkan dirinya.

Pemilik Golok Maut yang menggetarkan rimba persilatan, kini sudah sampai dipusatnya Pek-
leng-hwee. sehingga membuat semua orangnya Pek-leng-hwee seolah-olah menghadapi hari
kiamat.
Didalam perkampungan oey co-pa, suasana menjadi sangat tegang.
Mengingat peristiwa berdarah yang menimpa perkumpulan Cie- in-pang, sudah cukup membuat
orang2nya Pek-leng-hwee katakutan setengah mati.
Ada kemungkinan, Pek-leng-hwee akan mengalami nasib yang serupa dengan Cie-in-pang.
oooo ooooooo oooo

SEKELOMPOK pohon2 besar dengan daun yang rindang dan bunga2nya yang merah bersemi.
kelihatan mengitari gedung besar yang luasnya beberapa bau.
Yo Cie Cong dengan mukanya yang dingin kecut telah kendurkan kakinya, dengan per-lahan2,
ia berjalan menuju kegedung tersebut.
Pada saat itu, dendam sakit hati yang baru dan permusuhan yang lama telah membuat hatinya
berguncang keras.
Ketuanya Pek-leng-hwee, Cin Bie Nio, telah ber-kali2 berusaha hendak mencelakakan dirinya.
sedangkan pelindung hukum perkumpulan tersebut, yaitu Manusia jelek nomor satu di dalam
dunia, merupakan salah satu musuh terkuat dari suhunya.

Dalam hatinya, Yo Cie Cong diam2 sudah mengambil keputusan. Walaupun apa yang terjadi, ia
tidak akan melepaskan kedua iblis itu. Ia berjalan makin lama makin mendekati gedung tersebut.
Dibawahnya tanaman pohon2 yang merupakan rimba kecil itu, lapat2 sudah kelihatan pintu
gerbang gedung tersebut, Diatas pintu gerbang, ada terdapat tiga hurup besar yang ditulis dengan
warna emas. Matanya Yo Cie Cong yang mempunyai penglihatan sampai sejauh lima puluh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tombak, sudah tentu dapat melihat dengan tegas ketiga huruf emas itu berbunyi "PEK LENG
HWEE".

Yo Cie Cong ketawa dingin. Begitu gerakkan kakinya. sebentar saja sudah berada tidak cukup
tiga tombak dihadapan pintu gerbang.
Dari dalam gedung mendadak terlihat muncul serombongan orang, tua muda. laki2 perempuan,
jumlahnya kurang lebih seratus orang. Mereka berjejer berdiri seperti bentuknya kipas, agaknya
khusus hendak menyambut kedatangannya Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong tidak pandang mata, lama sekali orang2 yang jumlahnya besar itu, ia terus
berjalan menghampiri dan berdiri tidak jauh dari mereka.
siapapun tidak pernah menyangka babwa pemilik Golok Maut yang menggetarkan rimba
persilatan, ternyata adalah seorang muda yang wajahnya tampan cakap.
Karena merasa jeri oleh nama besarnya, orang2 kuat dari Pek-leng-hwee semuanya ada
memperlihatkan perasaan kaget dan jeri diwajahnya.

Anak muda ini, dalam waktu sekejapan sudah berhasil melalui sepuluh lebih tempat pos
penjagaan, se-olah2 memasuki tempat yang tidak ada panjagaannya sama sekali. Meskipun
sampai pada saat tersebut masih belum ada seorang pun juga dari pihaknya Pek-leng-hwee yang
korbankan jiwanya. tetapi karena kepandaiannya anak muda itu, dapatlah diduga sampai dimana
kekuatannya.,
Yo Cie Cong baru menghentikan gerakannya, dan antara orang banyak itu lalu muncul tiga
orang tua. salah seorang diantaranya, yang berkumis seperti tikus, lantas berkata: "Tuan ini apa
yang menyebut diri sebagai pemilik Golok Maut ?"
"Benar."
"Dengan maksud apa tuan mengunjungi perkumpulan kami?"

Dengan sorot matanya yang tajam Yo Cie Cong mengawasi orang itu sejenak kemudian berkata
dengan suara dingin: "Aku hendak menemui ketua dan pelindung hukum perkumpulan kalian
untuk memperhitungkan hutang yang lama."
orang tua berkumis seperti tikus itu kelihatan berubah wajahnya, Lantas menjawabi "Barangkali
tuan sukar dapat menemui mereka."
"Kau siapa? Berani mengucapkan perkataan begitu ?"
"Cit sat Sin Koo piauw. Tongcu pertama dari Pek-leng-hwee."
"jikalau tuan2 tidak ingin mengalami nasib seperti Cie in-pang, lebih baik berlaku kenal gelagat
sedikit."

Perkataan sombong yang mengandung maksud mengancam itu, membuat orang2 Pek-leng-
hwee pucat pasi wajahnya, sehingga di-antara orang2 itu terdengar suara gaduh sebentar.
Koo piauw berkata dengan wata melotot, "Tuan agaknya terlalu tidak pandang mata pada
orang lain-"
"Aku datang kesini secara terang. ini kuanggap masih menghargai perkumpulan kalian"
"Sekali lagi kujelaskan- Tuan tidak dapat mencari ketua kami."
"Apa dengan tenaga kalian ini kalian hendak merintangi aku? Aku tidak suka melukai orang
yang tidak berdosa, lebih baik kalian tahu diri sendiri."
"Dan jikalau tidak ?"
"Ha... ha....Apakah kalian hendak memaksa aku turun tangan?"
"Pek-leng-hwee ada suatu perkumpulan yang tidak mudah dihina."

Alisnya Yo Cie Cong lantas berdiri, Matanya masih membara, dengan per-lahan2 mengeluarkan
Golok Mautnya.
Senjata yang bentuknya sangat aneh itu lantas dilemparkan di-tengah2 pintu gerbang yang ada
papan huruf nya. tepat menutup diatas huruf 'Pek-leng-hwee', tiga huruf yang terukir dari emas
itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

semua orang kuat dari Pek-leng-hwee lantas pada berubah wajahnya, sebab perbuatannya Yo
Cie Cong itu, merupakan suatu tanda akan dimulainya pembunuhan besar2an.
Yo Cie Cong setelah menyambitkan Golok Mautnya, Badannya dengan cepat lantas menerjang
masuk melalui pintu gerbang,
Ketika orang tua yang tersebut duluan,. melihat kejadian demikian. lantas membentak
berbareng: "Kemana?"
Mereka barengi dengan serangan mereka yang sangat hebat.

Yo Cie Cong berkata sambil tersenyum dingin, " dengan orang2 seperti kalian, juga hendak
menghalangi perjalananku ?"
Meski mulutnya mengatakan demikian, tetapi kaki dan tangannya tidak berhentinya menahan
serangan tersebut.
Tiga orang tua tadi, masing2 terpental mundur satu tindak, itu hanya disebabkan karena Yo Cie
Cong yang masih selalu ingat pesannya si Hweshio gila, hanya menggunakan separuh dari
kekuatan tenaganya.

Maksudnya Yo Cie Cong dengan menyambitkan Golok Mautnya tadi, se-mata2 hanyalah untuk
menggertak orang2nya Pek-leng-hwee supaya tahu gelagat buruk dan lekas mundur. Tetapi
dengan itu juga, ia bermaksud supaya dapat memancing keluar ketua Pek-leng-hwee. sebab
dengan kekuatan dan kepandaian Yo Cie Cong yang dimilikinya pada dewasa itu, baik seara terang
mau pun secara menggelap. kedatangannya dipusat perkumpulan Pek-leng-hwee itu, sudah tentu
tidak ada orang yang mampu merintangi.
Tetapi kedatangannya Yo Cie Cong kali ini ialah, hendak mengunjungi secara terang-terangan-

Kedua fihak setelah pada mundur sebentar, kemudian mulai bertempur lagi.
Tiga orang tua itu semuanya sudah manjabat pangkat tongcu dalam perkumpulan Pek-leng-
hwee, kepandaiannya sudah tentu tidak boleh dipandang remeh. Apalagi dengan kekuatan tenaga
gabungan orang2. maka serangan yang keluar dari ketiga orang tua itu seolah-olah gelombang
lautan yang sedang pasang, bukan kepalang hebatnya.
Menghndapi serangan demikian hebatnya, dalam hati Yo Cie, Cong diam2 lantas memaki:
"Manusia yang tidak tahu diri, nampaknya jika tidak diberi sedikit rasa, barangkali belum mau
mengerti."
Maka ia lantas mengeluarkan serangan dengan dua rupa ilmu serangannya yang amat dahsyat.

Tiga orang tua itu meski juga merupakan orang kuat dari rimba persilatan, tapi sehingga
sebegitu tuanya, belum pernah melihat ilmu pukulan demikian dahsyatnya. Mereka cuma
merasakan bahwa kekuatan angin yang keluar dari serangan tangannya begitu kebentur dengan
kekuatan Yo Cie Cong yang mengeluarkan asap berwarna putih campur merah itu kekuatan
mereka sendiri lantas lenyap tanpa bekas. maka lantas mengetahui kalau gelagat tidak baik.
Namun sang waktu sudah tidak memberikan kesempatan pada mereka untuk berpikir lagi.

Kekuatan yang dahsyat itu, sudah menindih diri mereka, sehingga sudah tidak ada Kesempatan
bagi mereka menyingkirkan diri
Diantara suara jeritan ngeri, Badannya ketiga orang itu terus melesat keatas dan kemudian
jatuh diantara orang banyak. sudah tentu kalau luka yang mereka derita tidak ringan.
orang2nya Pek-leng-hwee yang berkumpul didepan pintu gerbang lantas pada berteriak2 dan
maju menyerbu semuanya,
Dengan demikian, Yo Cie Tiong telah diserbu dengan serangan dari berbagai penjuru.

Saat itu, Yo Cie Cong hanya mempunyai dua jalan yang harus dipilihnya, satu ialah dengan
mengandalkan kepandaian ilmu silatnya yang luar biasa, berusaha meloloskan diri dalam
kepungan dan terus menuju kepusatnya Pek-leng-hwee yang lainnya. yang kedua, ialah balas
menyerang tanpa menghiraukan jumlahnya orang yang mati atau terluka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sang waktu tidak memberikan kesempatan untuknya berpikir lagi. Ia harus mengambil
keputusan dengan cepat,
Akhirnya ia telah mengambil keputusan: Turun tangan-
Keputusan yang dipilihnya itu merupakan vonis terakhir bagi orang2 Pek-leng-hwee.

Dengan tidak ragu lagi ia lantas mengeluarkan kepandaian ilmu silat yang sudah tidak ada
taranya.
Dengan tangan kiri ia melancarkan serangan. dengan Kan-goan Cin-tiao, sedangkan tangan
kanannya mengeluarkan juga Liang- kek Cin-goannya.
Dua macam ilmu kekuatan yang sudah tidak ada taranya itu telah digunakan berbareng. Bukan
saja merupakan suatu kejadian yang langka didalam dunia rimba persilatan, tetapi kakuatannya
juga membuat orang jeri.
Dalam waktu sekedipan saja, suara jeritan. suara keluhan dan suara jatuhnya tubuh orang
terdengar saling susul. selagi darah berhamburan dan bangkai manusia bergelimpangan, tiba2
terdengar suara bentakan mundur yang datangnya seperti bunyi halilintar,

Dari dalam pintu gerbang telah muncul seorang orang tua dengan wajahnya yang buruk bentuk
badannya hanya kira2 tiga kaki tingginya.
Manusia aneh itu, tangan dan kakinya pendek Tetapi kepalanya besar sekali. Matanya kecil,
tetapi tidak ada alisnya. sedangkan hidungnya seperti hidung singa dan mulutnya tebal. Di atas
kepalanya tumbuh rambut berwarna kuning yang sangat jarang. Rambut itu seperti juga kering
warnanya.
Bentuk Badannya yang aneh dan wajahnya yang buruk bukan saja mengherankan, tetapi juga
menakutkan-
Orang2 Pek-leng-hwee yang tidak terluka dan yang tidak sampai binasa, lantas pada mundur
kekedua samping.

Korban yang jatuh jumlah seluruhnya hampir lima puluh orang. sedangkan yang terluka dan
belum binasa, terdengar suaranya yang merintih- rintih.
Manusia aneh yang jelek wajahnya itu mengawasi sejenak orang2nya yang menggeletak
ditanah, lantas ulapkan tangaanya pada beberapa orang yang berdiri tegak dipinggir jalan sembari
berkata: "yang luka2 lekas bawa kedalam untuk diberikan pertolongan dan yang binasa lekas
kubur sebagaimana mestinya. Kalian semua boleh mundur "
Orang2 Pek-leng-hwee itu lantas serabutan melakukan perintah yang dititahkan oleh manusia
jelek itu, sebentar saja tempat itu sudah bersih kembali.
Yo Cie Cong yang menyaksikan roman dan bentuk orang yang baru muncul itu, segera
mengetahui bahwa orang ini adalah pelindung Pek-leng-hwee, Ang Kut Tan, si Munusia jelek
nomor satu yang juga merupakan salah satu musuhnya Kam-lo-pang yang terdapat dalam lembar
pertama dari daftar nama musuhnya Kam-lo-pang.

Karena tujuan utamanya dari kedatangan Yo Cie Cong kepusat perkumpulan Pe-leng-hwee itu
memangnya hendak mencari Manusia jelek nomor satu itu untuk menuntut balas, dan sekarang
musuh besar itu sudah berada didepan matanya, maka napsu membunuhnya lantas berkobar
dengan tidak terkendalikan lagi.
Tetapi apa yang membuatnya heran ialah mengapa Cin Bie Nio tidak perlihatkan diri sekalian ?
Manusia jelek nomor satu itu setelah menyuruh orang2nya mundur, tidak ketahuan lagi
bagaimana caranya ia bergerak. tahu2 sudah melesat maju tiga tombak kemuka dan berhenti
dihadapan Yo Cie Cong kira2 satu tombak lebih jauhnya. sepasang matanya yang kecil sipit
memancarkan sinarnya yang tajam.
setelah mengawasi Yo Cie Cong sejenak. lalu ia berkata: "Bocah, apakah kau ini pemilik Golok
Maut ?"

Yo Cie Cong yang sudah hampir tidak dapat menguasai dirinya lagi, lantas menjawab ketus^
"Benar "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Apa maksud kedatanganmu ini?"


"Menagih hutang darah Kam-lo-pang pada dua puluh tahun berselang."
"Kalau begitu, kedatanganmu ini semata-mata ditujukan padaku seorang, pelindung Hukum
dari Pek-leng-hwee ?"
"Benar."
"Ha, ha., .Bocah, barangkali kau sudah makan nyali singa sehingga berani main gila diatas
kepala singa "
"Setiap musuhnya Kam-loo-pang tidak boleh ada yang terlolos dari Golok Mautku."
"Apa kau hanya mengandalkan dirimu, satu Bocah yang masih bau pupuk bawang saja? Ha ha
ha...."
"Ang Kut Tan, hutang darah harus dibayar dengan darah, tidak perlu kau mengulur tempo lagi.
jiwa dari kau, manusia jelek sudah ditetapkan cuma tinggal hari dan detik ini saja."

Manusia jelek nomor satu Ang Kut Tan selama hidupnya mempunyai pantangan nomor satu
kalau orang mengatakan dirinya ada orang jelek. Padahal si Congornya itu memang luar biasa
jeleknya.
Perkataan 'orang jelek' dari Yo Cie Cong tadi seakan sebuah belati menusuk di ulu hatinya,
maka matanya yang sipit itu lantas kelebatan mendelik, rambut di kepalanya yang seperti rambut
jagung, kelihatan pada berdiri sedangkan mulutnya memperdengarkan suaranya yang ber-
kauw^2.
"Bocah, kau sebetulnya mempunyai berapa tingginya kepandaian? Eeeem.. kau mengeluarkan
perkataan yang begitu jumawa, sekalipun kau tidak mencari aku orang tua, aku juga hendak
mencari kau. Hari ini kau sudah datang sendiri Itu sama juga seperti selaron menubruk api,
sehingga tak usah aku capai hati untuk turun tangan"
"Setan jelek. Kematianmu sudah didepan mata, perlu apa kau masih banyak bacot ?"
Manusia jelek nomor satu itu kelihatan ketawa meringis. Badannya yang kecil lantas bergerak
dan mengeluarkan serangan tangannya yang sangat hebat.

Yo Cie Cong, meskipun mulutnya mengeluarkan parkataan demikian yang seolah-olah tidak
pandang mata sama sekali pada manusia pendek kecil itu. tetapi sebetulnya didalam hatinya
sangat hati2 sekali, sedikitpun tidak berani pandang rendah kekuatan lawannya.
saat itu. ilmu pukulan Kan-goan Cin-Caonya sudah dipusatkan ditangan kanannya, dengan
tenaga delapan bagian ia menyambuti serangan lawannya.
setelah dua kekuatan beradu, kelihatan Badannya kedua orang itu pada tergoncang dan
terhuyung-huyung .
Kesudahannya dari mengadu kekuatan itu ternyata seri saja. -

Sebetulnya Yo Cie Cong, yang sudah dua kali mengalami kejadian gaib atas dirinya, dalam
dirinya sudah ada kekuatan tenaga dalam seperti orang yang sudah mempunyai latihan beberapa
puluh tahun- Kalau diukur dari kekuatan tenaga dalamnya, ia masih jauh lebih kuat dari Manusia
jelek nomor satu, Tetapi, mengenai cara menggunakan ilmunya, agaknya kalah dari lawannya,
sebab dari gerakan pukulan tangannya, ternyata ia belum pernah mempelajari gerak tipu pukul
yang aneh2. Karena masing2 mempunyai kelebihan dan kekurangan- maka kesudahannya
gebrakan yang kedua, kembali menjadi seri lagi.

Didalam hatinya Manusia jelek nomor satu diam2 juga merasa heran, sebab lawannya yang
usianya masih sangat muda ini ternyata sudah mempunyai kekuatan tenaga dalam yang begitu
hebat.
Ia sendiri yang sudah mempunyai latihan hampir lima puluh tahun lamanya, ternyata sedikitpun
tidak mampu melukai lawannya yang katanya masih bau pupuk bawang, bahkan dua kali sudah ia
mengadu kekuatan, kesudahannya se1alu seri (berimbang),
seketika itu juga ia lantas naik darah. Dengan kakuatan tenaga sepenuhnya, kembali ia
melancarkan serangan tangannya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ilmu pukulan Kan-poan Cin-Cao Yo Cie Cong juga dikerahkan sampai sepuluh bagian penuh
untuk menyambuti serangan tersebut.
Kembali terdengar suara benturan hebat. Masing2 telah mundur satu tindak.
"Bocah coba sambut sekali lagi seranganku yang paling lihay ini." Demikian si Manusia jelek
nomor satu. setelah membentak keras, lalu memusatkan seluruh kekuatannya kedalam kedua
tangannya. Lalu diputar dan disodorkan kedepan, kemudian menepuk sampai tiga kali.
serangan yang menggunakan seluruh kekuatan tenaganya itu, hebatnya hampir dapat
merubuhkan bukit kecil.

Yo Cie Cong agak terperanjat ia mengerahkan ilmu pukulan Liang- kek Cin-goannya sampai
melewati takaran, sehingga kedua telapakan tangannya, kecuali atap putih tercampur merahnya,
yang keluar, juga ada suara ser-ser yang meluncur keluar.
Untuk sekian kalinya dua kekuatan saling beradu, sehingga mengeluarkan suara yang hebat
seperti ledakan gunung meletus.
Ilmu Liang-kek Cin-goannya Yo Cie Cong hampir saja dibikin buyar. orang juga sampai
terpental mundur sejauh tiga tombak baru bisa berdiri tegak. Dadanya dirasakan bergolak.

Jilid 16 : Siapa pemenggal kepala Cin-bin-nio

Serangan yang dikeluarkan oleh Ang Kut Tan dengan menggunakan seluruh bagian
kekuatannya, kecuali dibikin musnah, tetapi juga sudah tertembus oleh sisa kekuatan dari
lawannya yang terus meluncur kearah dadanya.
Seketika itu juga ia merasa seperti digempur oleh martil besar. Si Manusia jelek nomor satu
keluarkan seruan tertahan- Badannya, kedua orang itu kelihatannya seperti seri lagi. Tetapi darah
sudah keluar dari mulutnya.

Ang Kut Tan, sebagai seorang Kangouw kawakan, setelah mengadu kekuatan sampai tiga kali
beruntun- sudah tahu kalau lawannya yang muda belia ini tidak mudah dilawani, sebab sekali saja
salah bertindak, mungkin benar ia akan jatuh oleh lawannya itu. Ia tahu, dengan jalan kekerasan,
bukanlah suatu cara yang sempurna.

Maka, setelah berpikir sejenak, kepalanya yang besar lantas dimiringkan, Badannya yang kurus
kecil seperti anak kecil kelihatan ber-goyang2 dan orangnya bergerak maju mendekati Yo Cie Cong
sampai sejarak delapan kaki didepannya. Kemudian tangannya digerakkan dengan tipu yang
sangat aneh luar biasa ia melancarkan serangan kepada Yo Cie Cong.

Anak muda itu lantas menggunakan gerak tipu ilmu silat dari Kim lo pang untuk menghadapi
lawannya, tetapi tarnyata tidak berhasil menghadang serangan tersebut, maka segera merubah
tipunya ia menggunakan ilmu Menggeser tubuh menukar barangan menghilang dari hadapannya
manusia jelek itu.
Ang Kut Tan, yang melihat serangannya tadi hampir berhasil, bagaimana mau melepaskan
musuhnya begitu saja? se-olah2 bayangan. dengan cepat ia memburu dan menyerang lagi.
serangannya itu semakin lama semakin aneh. Dibarengi dengan ilmu hasil ciptaannya sendiri terus
mendesak hebat lawannya.
Untuk sementara Yo Cie Cong merasa ripuh juga melayani serangan aneh lawannya itu, maka
dengan terpaksa ia selalu mengegos sana mengegos sini dengan cara ber-pura2an.

Ang Kut Tin kelihatan sangat bangga, maka lantas berkata dengan sombongnya, "Bocah, nama
Golok Maut yang begitu tersohor ternyata cuma begini saja. Apa kau cuma mampu mengegos
saja? Apa perlunya kau menuntut balas menagih hutang?"
Yo Cie Cong, yang memang orangnya tinggi hati, sebenarnya ia juga sudah merasakan. dengan
caranya itu. sangat tidak memuaskan baginya. maka setelah mendengar ejekan lawannya,
dadanya hampir saja meledak rasanya, sambil kertak gigi ia lalu hentikan caranya ber-lari2an itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kemudian memusatkan ilmu Liang- kek Cin-goannya, kedua tangannya ditujukan kearah 'Manusia
jelek nomor satu itu', terus menyapu tanpa berhenti. sehingga asap merah putih dengan
kekuatannya yang maha hebat, se-olah2 gelombang laut pasang menyerang lawannya saling
susul. Gerakannya kali ini, ternyata membawa hasil bagus.

Betapa aneh dan rapatnya serta hebat serangannya Manusia jelek nomor satu dan betapapun
lincahnya gerakan Badannya kini tidak mampu lagi mendekati lawannya,
Yo Cie Cong, dengan adanya barang2 ajaib dari alam serta penemuannya dari seorang manusia
aneh dari rimba persilatan, kekuatan tenaga dalamnya keras mengalir keluar bagaikan aliran air
dari sungai Tiangkang yang tidak kenal putusnya. Dalam waktu sebentar saat saja asap dan hawa
merah putih telah menyelubungi udara sekitarnya. Ditempat sekitar lima tombak dari padanya,
semua daun pepohonan pada rontok. dan rumput-rumput pada kuning, kena pengaruhnya hawa
gaib tadi. suara Buk, buk/ terdengar tidak henti-hentinya.
Asap mukjijat itu makin lama makin menebal, sehingga membuat orang sukar bernapas, se-
olah2 kelelap didalam gelombang lautan.
Pertempuran dahsyat yang jarang terdapat dalam rimba persilatan ini, benar2 sangat
mengerikan-

Orangnya Pek-leng-hwee, meski sudah di suruh mundur oleh Manusia jelek nomor satu, tetapi
tempat tersebut yang merupakan pUsatnya perkumpulan Pek-leng-hwee dan yang kini sedang
menghadapi musuh kuat, betapa pun juga mereka tidak berani berbuat sembarangan. Mereka
dengan diam2 telah sembunyikan diri ditempat sekitar medan pertempuran. orang2 itu kini satu
demi satu sudah dibikin kesima oleh pertempuran yang luar biasa itu.

Beberapa waktu telah berlalu. Gerakan Ang Kut Tan per-lahan2 mulai mengendor. sedangkan
Yo Cie Cong sendiri juga per-lahan2 mulai lambat gerakannya. Tetapi tenagaa yang meluncur
keluar dari kedua tangannya. masih tetap hebat, sedikitpun tidak ada bedanya dengan waktu
mula2 dilancarkan.
Tapi, manusia ada terdiri dari darah dan daging, betapapun tinggi kekuatan tenaga dalamnya,
ada kalanya bisa lelah juga.
Terutama dalam pertempuran dengan kekuatan kedua fihak ada berimbang, dan bertempur
secara mati2an, kekuatan tenaga yang digunakan sudah tidak terhitung lagi-

Buat orang yang sudah seperti Yo Cie Cong, yang boleh dikata ada satu manusia istimewa
meskipun tenaga dalamnya bisa digunakan tanpa terputus, tapi itu hanya digunakan untuk
menghadapi lawan yang kekuatan tenaga dalamnya dibawah dirinya. hingga bisa bertahan terus
sampai lama, tidak usah kuatir akan kehabisan tenaga. Tapi ini bukan berarti tidak bisa lelah.
Umpama keadaannya Yo Cie Cong pada saat itu setiap serangannya itu harus menggunakan
kekuatan tenaga sepenuhnya, maka lama kelamaan ia kewalahan juga. Kembali beberapa saat
berlalu. Kedua pihak kelihatan sudah mulai lelah.
serangannya Yo Cie Cong sudah tidak seperti semula yang begitu hebat, dahinya sudah
kelihatan banyak keringatnya, napasnya mulai memnuru.

Manusia jelek nomor satu juga sudah merubah serangannya yang aneh dan cepat diganti
dengan serangannya yang bisa menembus tempat kosong. Ia sudah ambil keputusan hendak
bertempur mati2an dengan Yo Cie Cong. Kedua pihak sudah bertekad bulat hendak
membinasakan lawannya.
Yang satu sedang menagih hutang jiwa perguruannya, yang lain hendak mempertahankan
jiwanya maka masing2 berusaha untuk menyingkirkan jiwa lawannya.
Diantara dua musuh itu cuma satu yang boleh hidup, ini berarti suatu pertempuran antara mati
dan hidup.

Yo Cie Cong nampaknya makin lama makin gelisah, jika pada saat itu Tin Bie Nio atau orang
yang sepadan kekuatannya muncul memberi bantuan pada pihaknya Manusia jelek nomor satu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

entah bagaimana akibatnya? Mungkin ia bukan saja tidak tercapai tujuan untuk menuntut balas,
bahkan barangkali akan mengantarkan jiwa.
Bagi Manusia jelek nomor satu ini adalah untuk pertama kalinya menemukan musuh kuat. Ia
sudah dapat kenyataan bahwa kekuatan tenaga dalam musuhnya ternyata lebih tinggi daripada
dirinya sendiri, jika bertempur itu berlangsung lama, kemungkinan untuk merebut kemenangan
baginya semakin kecil lagi.

Pertempuran yang tadi tampak gencar dan hebat. Kini nampak sudah kendor. Lama kelamaan,
kedua pihak setiap kaii melakukan serangan, harus diseling dengan sedikit waktu untuk mengaso,
namun setiap serangan itu semuanya ada mengandung kekuatan yang bisa mematikan pihak
lawannya. Pihak mana saja yang tidak sanggup menerima serangan. paati akan segera
menggeletak ditanah menjadi bangkai.
"Manusia jelek. hutang jiwa dibayar jiwa, saat kematianmu sudah tiba" demikian terdengar
suaranya Yo Cie Cong .
"Bocah, apa kau masih mengira bisa keluar dalam keadaaa hidup dari oey to-pa ini? Ha, ha, kau
mimpi ditengah hari bolong "

Apa yang membuat Yo Cie Cong tidak habis mengerti pada saat itu, ialah tidak munculnya Cin
Bie Nio. Karena sebagai ketua, tidak mungkin ia tidak ambil pusing dan unjukkan diri selagi pusat
perkumpulannya diserbu musuh, apalagi terhadap ia sendiri benCinya bukan main.
Apakah dalam hal ini ada rahasia apa? ?
Mungkinkah wanita genit cabut dan banyak akalnya itu kini tidak berada didalam pusat
perkumpulan Pek-leng-hwee?

Matanya Yo Cie Cong dengan tidak henti2nya terus ditujukan kearah gedung yang di kitari
pohon merah itu, ia telah dapat lihat bahwa disekitar tempat tersebut ada tersembunyi banyak
orang2nya Pek-leng-hwee.
"Aku harus lekas menyelesaikan pertempuran ini" demikian pikirnya Yo Cie Cong.
Suatu pikiran segera terlintas dalam otaknya. Melihat keadaannya pada saat itu, apabila ia tidak
menyelesaikan pertempuran itu dengan cepat. hilanglah kesempatan bila mengingat dengan
Manusia jelek nomor satu saja sudah merasa "berat" untuk membereskan, bagaimana jika pihak
Pek-leng-hwee mengerahkan semua kekuatannya?

Disamping itu, lain kekuatiran timbul pula didalam hatinya. Hari ini jika tidak berhasil
membinasakan jiwanya si Manusia jelek nomor satu ini, dikemudian hari makin lebih berat lagi
tugasnya untuk mencari jejaknya orang ini, karena ada kemungkinan besar ia akan meninggalkan
Pek-leng.hwee.
Maka ia lantas mengambil keputusan. hari ini jika tidak bisa membinasakan jiwanya Ang Kut
Tan, ia tidak akan meninggalkan tempat yang merupakan pusatnya perkumpulan Pek-leng-hwee
itu.

Oleh karenanya maka lantas bangunlah semangatnya, pada saat mengadu kekuatan dan lagi
mundur ia lalu kumpulkan sisa kekuatan tenaga dalamnya, dikerahkan kepada kedua telapakan
tangannya mulutnya berbareng membentak:
"Setan wajah jelek. sambuti seranganku" berbareng dengan itu, dari kedua telapakan
tangannya yang mengandung sisa kekuatan tenaga dalamnya, lantas meluncur keluar asap merah
putih dari ilmu pukulannya Liang- kek Cin-goan, dengan amat dahsyat lantas menyerbu kepada
dirinya si manusia jelek nomor satu didalam dunia itu.

Ang Kut Tan juga sudah mengambil keputusan nekad, Badannya yang pendek kecil lantas
mundur setengah tindak, kedua tangannya diangkat hingga menjadi lempang dengan dadanya.
Dengan sisa kekuatan tenaga dalamnya ia mendorong keluar.
suara benturan hebat lantas terdengar nyaring. saat itu keadaan disekitar tempat tersebut se-
olah2 mengalami bencana gunung meledak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

wajahnya Yo Cie Cong. nampak pucat pasi, namun ia dengan kertak gigi bertahan supaya
jangan sampai mengeluarkan suara. Badannya terhuyung sampai mundur lima langkah. Ia telan
kembali darah yang hendak keluar dari mulutnya. dengan mata beringas ia mengawasi musuhnya.

Ang Kut Tan sendiri nampak keluarkan seruhan tertahan, Badannya rubuh terjengkang. tapi
lantas lompat bangun lagi darah segar mengalir keluar dari mulutnya, wajahnya nampak sangat
seram menakutkan, ditambah lagi karena ia memang ada seorang yang mempunyai wajah maha
jelek. -
"Setan jelek, hari Akhirmu sudah tiba" demikian Yo Cie Cong berkata.
Ang Kut Tan saat itu napasnya memburu, matanya yang sipit hampir meloncat keluar bijinya,
tapi ia tidak bisa menjawabi
Yo Cie Cong tahu benar keadaannya pada saat ini, ia sendiri sudah terluka, tenaga dalamnya
sudah terhambur kelewat banyak. Maka ia buru2 berusaha untuk memulihkan kekuatannya.
Untung ia beberapa kali menemukan kejadian ajaib, sehingga menjadiKan dirinya seorang
'istimewa'. Maka setelah mengatur pernapasannnya sebentar, kekuatan tenaga dalamnya dengan
cepat sudah pulih kembali,

Pada saat itu, dari berbagai penjuru telah muncul orang2nya Pek-leng-hwee yang jumlahnya
lebih dari lima puluh orang.
Menampak kedatangannya mereka, hawa amarahnya Yo Cie Cong lantas berkobar lagi.
sambil kertak gigi, Badannya lantas melesat tinggi, ditengah udara ia memutar balik badannya
dan mencabut lagi golok mautnya yang tadi ditancapkan diatas papan merek Pek-leng-hwee.
Gerakan Yo Cie Cong itu telah mengejutkan semua orang2nya Pek-leng-hwee.

DENGAN satu tangan memegang golok mautnya, Yo Cie Cong berdiri tegak ditengah kalangan,
sikapnya seperti dewa yang baru turun dari langit.
Ia tidak mau melewatkan setiap kesempatan walaupun bagaimana pendeknya. Kembali ia
mengatur pernapasannya dan mengumpulkan kekuatan tenaganya, Ia tahu bahwa ia sedang
menghadapi pergulatan batin yang sangat hebat. Bagaimana ia harus menghadapi orang2nya Pek-
leng-hwee yang jumlahnya begitu banyak, apabila ia tidak boleh turun tangan melakukan
pembunuhan?

Orang2 Pek-leng-hwee yang mengurung Yo Cie Cong, sudah tahu kalau pemilik Golok Maut itu
selagi bertempur mati2an dengan Pelindung hukumnya Pak-leng-hwee, ke-dua2nya sudah terluka
parah, maka pikirnya saat itulah merupakan kesempatan yang paling baik untuk menyingkirkan
jiwanya si manusia ganas itu.
Manusia jelek nomor satu Ang Kut Tan yang terkena serangan Yo Cie Cong dengan telak, sudah
mendapat luka didalam yang amat parah, tapi ia ada seorang keras kepala, ia kuatkan Badannya
jangan sampai rubuh.

Kedua pihak berdiri diam, suasana menjadi sangat sunyi, hingga bisa terdengar suara jatuhnya
jarum.
Tapi keheningan itu rupa2nya cuma merupakan selingan saja, sebab dalam keheningan dan
kesunyian itu ada tersembunyi bahaya maut yang setiap saat bisa menerkam jiwa orang.
sejenak kemudian, Yo Cie Cong meski mengawasi orang2 disekitarnya, tapi se-olah2 tidak
pandang mata. "Golok Maut" dalam tangannya digerak2kan dengan perlahan, dengan suara ketus
dingin ia berkata kepada manusia jelek nomor satu: "Setan jelek. serahkanlah jiwa mu "

Ang Kut Tan merasa gusar sekali. "Bocah kau kira hari ini kau bisa keluar dari oey-Co-pa dalam
keadaan selamat ? Ha,ha...jangan mimpi." demikian katanya.
Yo Cie Cong melangkah maju kakinya dua tindak. lalu berkata sambil kertak gigi: "Setan jelek
Dimana Golok Maut muncul, tidak seorang yang mampu lolos dari ujungnya. sekarang aku suruh
kau merasakan ujung golok itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sehabis berkata, dengan cepat Badannya lantas bergerak maju lagi. Ia menggunakan Golok
Mautnya untuk menyerang musuh berat itu -

Manusia jelek nomor satu itu, meski habis terluka parah, tetapi kepandaian tidak boleh
dipandang ringan. Dengan kecepatan bagaikan kilat Badannya memutar kekanan dan kekiri,
tangan kirinya melancarkan serangan.
Dengan demikian, ia hendak menggunakan serangan untuk menyambut serangan lawannya.
Tiga gerakan dari ilmu serangan Golok Maut, adalah buah ciptaannya Yo Cin Hoan yang sudah
menggunakan waktu dua puluh tahun lamanya untuk diyakinkan terus. Maksud dari tipu serangan
itu ialah, se-mata2 untuk dipakai dalam menghadapi musuh2nya maka juga merupakan salah satu
tipu serangan yang aneh dan ganas yang sudah tidak ada taranya lagi, maka setiap kali turun
tangan hampir tidak ada seorangpun yang dapat menghindarkan diri dari serangan tersebut.
Pertempuran antara dua orang kuat itu telah dilakukan dengan cepat lawan cepat.
Manusia jelek nomor satu yang melancarkan serangannya sambil memutar badan, juga
merupakan satu serangan yang ganas. Dianggapnya, dengan menggunakan cara demikian itu ia
dapat menyingkirkan diri dari serangan Golok Mautnya Yo Cie Cong.

Siapa tahu, kenyataan ada lain dugaannya, Begitu bergerak tangan kirinya lantas terkutung.
Rasa sakit menusuk keulu hatinya. Darah menyembur laksana air mancur. Ia lalu menjerit dan
mundur sampai lima kaki.
Serangan Yo Cie Cong yang hanya berhasil memapas lengan tangan musuhnya itu, dalam hati
juga merasa heran, sebab serangan dengan Golok Mautnya itu, jarang ada musuh yang lolos dari
tangannya. Dan sekarang Ang Kut Tan dengan Badannya yang habis terluka parah, ternyata masih
mampu menghindarkan dua serangan lainnya maka kepandaian ilmu silatnya orang jelek itu,
sebetulnya tidak boleh dianggap remeh.

Selagi manusia jelek nomor satu itu mundur dalam keadaan terluka, tiba2 ada tiga bilah pedang
panjang datang menjambar kearah Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong dengan gesit egoskan diri dengan ilmu Menggeser tubuh menukar bayangan-nya,
ia melesat keluar kalangan.
Diserang secara demikian, amarahnya naik seketika, maka dengan tidak ada ampun lagi, Golok
Mautnya dikerjakan dengan beruntun.
Diantara berceceran darah disertai jeritan yang mengerikan, tiga orang yang melakukan
serangan gelap tadi, semua sudah terpapas kutung lengannya dan berlubang dibagian dadanya
serta orangnya binasa seketika itu juga-
semua orang2nya Peng-leng-hwee yang menyaksikan kejadian tersebut pada berseru kaget,
nyalinya copot seketika.

Orang2 itu yang tadinya hanya mendengar saja kekejaman dan keganasannya pemilik Golok
Maut mengambil korbannya, hari ini setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, barulah
percaya bahwa kabar tersebut ternyata bukan hanya kabar angin belaka.
Yo Cie Cong dengan wajah penuh napsu membunuh dan suara agak serak. berkata pada
mereka:
"tujuan kedatanganku kemari, se-mata2 hanya hendak menuntut balas dan menagih hutang
jiwa. Aku tidak akan membunuh orang2 yang tidak berdosa. jikalau kalian kenal gelagat. lebih baik
lekas2 mundur. tetapi, jikalau kalian tidak mau menurut, Golok Maut ini tidak ada matanya. Itu
berarti kalian cari mati sendiri jangan sesalkan aku."
"Pemilik Golok Maut, kau menghina orang begitu keterlaluan. Apa kau kira, Pek-leng-hwee
sudah tidak ada orangnya lagi?" -demikian terdengar suara orang bicara yang segera disusul
dengan munculnya lima bayangan orang yang lantas berbaris didepannya Yo Cie Cong.

Kelima orang itu, tiga diantaranya adalah orang2 dengan usia lanjut, satu laki2 pertengahan
umur, satu lagi seorang wanita, juga pertengahan umur, semuanya pada mengawasi Yo Cie Cong
dengan mata mendelik,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kalian berlima datang ini ada maksud apa?" tanya Yo Cie Cong.
"Pek-leng-hwee bukan satu perkumpulan yang mudah diinjak2 seperti kau kira."
"Kalian barangkali tidak melihat tiga orang yang menggeletak ditanah itu, seperti apa yang
kukatakan sendiri, hutang jiwa bayar jiwa. Apa maksud kalian berlima ini hendak menuntut balas
?"
Kelima orangnya Pek-leng-hwee itu telah dibikin gusar oleh ucapannya Yo Cie Cong yang
sangat jumawa. Maka mereka lantas mengeluarkan serangannya secara berbareng.

Yo Cie Cong karena barusan habis melakukan pertempuran mati2an dengan Manusia jelek
nomor satu dan sekarang, kekuatan tenaga dalamnya yang baru saja pulih separuhnya, sudah
tentu agak berat baginya untuk menghadapi lima orang musuh sekaligus.
Tetapi, adatnya yang keras dan tinggi hati meskipun tahu kalau keadaan berbahaya baginya,
tetapi tetap akan dilayaninya juga kelima orang musuhnya itu.
Diam2 ia kertak gigi, tangan kirinya mengirim serangan menyambut serangan dari serangan
dari lima orang tadi.
setelah serangan kedua belah pihak saling beradu. Yo Cie Cong keluarkan seruan tertahan.
Badannya mundur ter-huyung2 sampai tiga langkah, mulutnya menyemburkan darah.

Sedangkan lima orangnya Pek-leng-hwee, juga bersamaan pada saat itu sudah dibikin terpental
mundur sampai lima tindak.
setelah terpukul mundur sedapat mungkin Yo Cie Cong coba menahan rasa sakitnya, kemudian
secepat kilat menerjang lagi kepada lima orang tersebut, Golok Mautnya ditangan kanannya
sebentaran sudah melakukan serangannya dengan beruntun sampai lima belas kali.

Ia tahu benar, jika ia tidak cepat turun tangan untuk membinasakan lima orang kuat itu,
bahaya selanjutnya akan menyusul dengan segera untuknya.
suara jeritan ngeri lantas tertengar saling susul. Lengan atau kaki manusia pada berterbangan
ditengah udara. Lima orang kuat dari Pek-leng-hwee semuanya sudah menjadi korbannya Golok
Maut.
Orang2 Pek-leng-hwee yang lagi2 menyaksikan kejadiah mengerikan macam itu, semua pada
berdiri gemetar.
sedangkan Manusia jelek nomor satu yang sedang menderita luka parah karena luka dalamnya,
ditambah lagi karena satu lengannya sudah terpapas kutung, untuk sementara susah baginya
untuk mengembalikan kekuatannya maka saat itu sudah lenyap semua semangatnya untuk
bertempur dalam hatinya hanya memikirkan bagaimana caranya supaya bisa kabur.

Yo Cie Cong yang dalam waktu sekejapan mata saja sudah berhasil membinasakan lima orang
lawannya yang tangguh semuanya dan juga membuat orang2nya Pek-leng-hwee bergemetaran,
kelihatan bersangsi sejenak, kemudian dengan menggunakan sisa kekuatannya yang masih ada,
tiba2 ia melesat kehadapannya manusia jelek nomor satu.

Ang Kut Tan yang sedang memikirkan bagaimana caranya yang paling baik untuk melarikan
diri, tidak tahunya Yo Cie Cong sudah melayang turun dihadapannya.
Dalam kagetnya, ia lantas mundur dua tindak. Yo Cie Cong terus merangsak dengan mata
berapa.
Manusia jelek nomor satu karena sudah merasa tidak ada harapan untuk mundur lagi, lalu
timbul pikiran nekadnya.

Diam2 ia memusatkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya ketangan kanannya. dengan tidak
berkata apa2 ia lantas menyerang Yo Cie Cong.
Dalam jarak yang demikian dekatnya, sudah tentu serangan itu sangat berbahaya sekali. Yo Cie
Cong tidak menduga sama sekali kalau musuhnya hendak berlaku nekad demikian-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Karena sudah tidak sempat berkelit, maka terpaksa ia miringkan sedikit Badannya dan dalam
saat itu, ilmu Cao-kienya secara otomatis menutup dirinya. Berkat Cao-kienya yang digjaya itu,
terhindarlah ia dari bahaya maut.
Meskipun demikian serangan itu juga berhasil mengenakan dirinya Yo Cie Cong secara telak.
membuat Badannya pemuda ini terpental mundur dan mulutnya kembali menyemburkan darah,

Serangan Manusia jelek nomor satu tadi meski dilakukannya dengan nekad, tetapi oleh karena
Badannya sendiri sedang terluka parah dan kekuatan tenaganya masih belum pulih kembali, maka
kekuatan dari serangannya secara nekad tadi. hanya keluar tiga bagian saja dari biasanya. jika
tidak begitu. sudah tentu Yo Cie Cong tidak sanggup menyambuti.

Selain dari itu, kekuatan Cao-kienya Yo Cie Cong yang melindungi dirinya yang mempunyai
daya menendang balik membuat Manusia jelek nomor satu itu terpental beberapa tindak. sehingga
menyemburkan darah segar. Badannya kelihatan ter-huyung2, hampir saja jatuh rubuh.
orang2 Pek-leng-hwee yang berada disekitarnya, ketika menyaksikan luka Yo Cie Cong yang
tidak ringan- kembali ingin bergerak menyerang.
Yo Cie Cong. mestki lukanya juga tidak ringan. tetapi dalam hati sudah mengerti bahwa bahaya
belum lenyap seluruhnya, semua betapapun juga karena tekadnya hendak menuntut balas,
membuat ia dapat menghadapi musuh2nya dengan tidak ada perasaan takut sama sekali.

Dengan Golok Maut ditangan kanan ia terus mendesak si Manusia jelek nomor satu.
Ang Kut Tan dengan wajah pucat pasi terus mundur setindak demi setindak. suasana didepan
pintu gerbang itu kelihatan sangat tegang kembali.
semua orang2nya Pek-leng-hwee, saat itu masih memikirkan perlu tidaknya segera turun
tangan-
Pada saat itu, suatu kejadian yang tidak ter-duga2 telah terbentang dihadapan mata mereka.

Diantara berkelebatnya sinar Golok Maut, terlihat menyemburnya darah merah,


terpentalnya lengan, kaki dan suara jeritan ngeripun terdengar mengenaskan- Tubuhnya Ang
Kut Tan Manusia jelek nomor satu sudah rubuh ditanah dalam keadaan mandi darah yang keluar
dari dadanya. Keadaannya sangatlah mengerikan-
orang2nya Pek-leng-hwee yang termasuk orang2 kuat yang berjumlah dua puluh lebih, seperti
baru tersadar dari mimpinya, sekarang coba bergerak menyerbu. Yo Cie Cong dengan badan
berputaran menghadap orang2 itu dengan sorot mata gusar.
orang2 Pek-leng-hwee itu kelihatannya sudah dibikin jeri oleh sikapnya Yo Cie Cong, sehingga
masing2 pada merasa ragu.

Yo Cie Cong dengan sangat tenang, dari dalam sakunya mengeluarkan buku daftar musuh2nya
Kam-lo-pang, lantas membuka lembaran pertamanya. Lalu dengan darahnya Manusia jelek nomor
satu ia menghapus dengan jari tangannya Manusia- jelek nomor satu Ang Kut Tan,
Sehabis berbuat begitu lantas dimasukannya lagi buku daftar itu dengan sangat hati2 kedalam
sakunya, kemudian dongakkan kepala dan mendoa: "jika arwah suhu diaLam baka mengetahui ini,
teecu hari ini sudah berhasil menagih hutang dari seorang musuh lagi. sisanya empat orang teecu
pasti akan berusaha sedapatnya, sekalipun harus menerjang lautan api, juga akan melanjutkan
usaha untuk mencari mereka."
Sehabis mendoa disimpannya lagi Golok Mautnya, lalu mengawasi semua orang2nya Pek-leng-
hwee, kemudian memutar tubuhnya dan hendak masuk kedalam gedung perkumpulan, orang2nya
Pek-leng-hwee, wajahnya pucat pasi semunya. Dengan secara nekad mereka berusaha merintangi
majunya Yo Cie Cong,
oleh karena Yo Cie Cong hendak menerjang kedalam pusatnya Pek-leng-hwee, maka dengan
terpaksa mereka harus juga merintangi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Diantara orang2nya Pek-leng-hwee yang termasuk kuat juga. adalah seorang tua yang
kepalanya sudah botak. saat itu ia lantas maju dan berkata dengan sikap gusar "Tuan hendak
bikin apa?"
"Mana ketua kalian? Aku hendak bikin perhitungan dengan dia"
"Ketua kami sedang tidak berada dalam gedung pusat."
"He, h e... Apa dengan menyampaikan sedikit perkataanmu ini kau kira aku mau sudah takut?"
"Kalau begitu, tuan pikir hendak bikin apa lagi ?"
"Aku tidak mau sudah sebelum menjumpai ketua kalian"
"Hari ini barangkali tidak bisa."
"He, he... Tidak bisa? pemilik Golok Maut mampu melaksanakan setiap ucapannya. Tidak ada
suatu hal yang tidak bisa." orang2 Pek-leng-hwee itu pada unjukan roman gusar.

Agaknya, jika Yo Cie Cong hendak memakai cara jalan kekerasan, mereka juga akan melawan
dengan kekerasan pula.
sebabnya ialah karena mereka sudah melihat keadaan pemilik Golok Maut itu. setelah
melakukan pertempuran sengit dengan beruntun, mereka beranggapan kekuatan tenaga
dalamnya tentu sudah habis. Apa lagi kalau diingat, disaat itu ia sudah menderita luka2 yang tidak
ringan, membuat kurangnya rasa takut mereka. jikalau tidak, mana berani mereka menentang ?
suasana kembali menegang.
Pertumpahan darah lagi agaknya sulit dicegah. Tiba2 terdengar auaranya orang berkata
"Anak. kau terlalu mem-buang2 percuma kekuatanmu sendiri" suara itu lalu disusul oleh
munculnya satu bayangan orang.

Yo Cie Cong baru saja mendengar suaranya. sudah mengenali siapa orangnya yang baru
datang itu, maka dengan cepat lantas balikkan badanya tampak disuatu tempat dua tombak
jauhnya berdiri seorang laki2 berkedok kain merah.
orang2nya Pek-leng hwee juga kenal bahwa orang yang baru datang itu adalah pemilik bendera
burung laut yang menggetarkan dunia rimba parsilatan, semua lantas tidak ada yang berani buka
suara. Mereka tidak tahu apa maksudnya dengan mendadak manusia aneh ini bisa datang
ketempat mereka.

Yo Cie Cong sambil bungkukkan badannya berkata: "Cianpwee hendak memberikan petunjuk
bagaimana ?"
"Anak, kau mau bikin apa?" balas tanya orang berkedok kain merah.
"Boanpwee mau cari ketua Pek-leng-hwee Cin Bie Nio, itu wanita rendah untuk bikin
perhitungan dengannya."
"sekarang ini, kau sudah mendapat luka yang tidak ringan Kekuatanmu belum lagi pulih. Apa
kau yakin kau mampu melawan dia ?"
Setelah bersangsi sejenak Yo Cie Cong lantas berdiri dan kemudian menyahut sambil kertak
gigi: "Hari ini, biar bagaimana juga boanpwee tidak akan mau melepaskan dia."
"Tetapi anak. kau tidak usah cari dia lagi. selamanya kau tidak bisa menemukan dia lagi."
Keterangan ini membuat Yo Cie Cong berdiri ter-heran2. ia tidak habis mengerti apa maksud
perkataan orang berkedok itu, maka lantas menanya heran: "Kenapa ?"
"Dia sudah tidak ada dalam dunia ini."

Orang2nya Pek-leng-hwee yang mendengar keterangan tersebut, semua pada berubah


wajahnya. sebab, mengenai hal tersebut, mereka juga masih belum tahu benar.- kecuali orang
Pek-leng-hwee yang berkedudukan tinggi dalam perkumpulannya, yang lainnya tidak ada
seorangpun lagi yang tahu.
sudah tentu juga berita itu tidak boleh disiurkan kedalam dunia Kang-ouw. tetapi entah
bagaimana orang berkedok itu sadah mengetahui hal tersebut. "Anak. kau tinggalkan tempat ini.
Nanti akan kuterangkan lebih jauh padamu."
"Baiklah."
Keduanya lantas meninggalkan tempat tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang2nya Pek-leng-hwee dengan mata terbelalak dan perasaan ter-heran? mengawasi


berlalunya kedua orang itu Bagaimana pikiran mereka ? Hanya mereka sendiri yang tahu.
Yo Cie Cong yang mengikuti orang berkedok itu, setelah meningggalkan oey Co-pa, keduanya
lantas lari laktana terbang.
Satu jam kemudian, mereka telah tiba ditepi sungai yang keadaannya amat sunyi.
setelah masing2 ambil tempat duduk ditepinya sungai, Yo Cie Cong yang sudah lidak sabaran,
lantas menanya
"Cianpwee, mengapa barusan mengatakan Cin Bie Nio sudah tidak ada didalam dunia lagi?"
"Benar"
"Dengan cara bagaimana ia menemukan ajalnya ?"
"Kemarin malam, waktu tengah malam, didalam pusatnya Pek-leng-hwee telah terjadi suatu
peristiwa hebat. Dengan tidak ketahuan datangnya dan cara bagaimana masuknya, seseorang
yang tidak ketahuan asal usulnya telah mengambil kepalanya Cin Bie Nio. Pagi hari ini, kepalanya
itu telah diketemukan orang dipakai untuk sembahjang dikuburannya ketua Pek-leng-hwee yang
dulu, yaitu "siangkoan Kin, yang juga merupakan bekas suaminya sendiri ."
"Siapakah yang melakukan perbuatan itu?"
"Hal ini tidak ada seorangpun juga yang tahu. Tetapi menurut dugaanku, mungkin kematiannya
siangkoan kin ada hubungannya dengan wanita itu. Cin Bie Nio yang kawin dengan siangkoan Kin
sebagai isteri kedua, waktunya tidak lama Perempuan ini begitu genit, jahat kejam, maka
kemungkinan besar sekali ia bermaksud merebut kedudukannya ketua dari Pek-leng-hwee, maka
ia telah membunuh suaminya sendiri" ,

Yo Cie Cong lantas terbenam dalam lamunannya sendiri: Kepandaiannya Cin Bio Nio tidaklah
lemah. Hanya ilmu menggunakan senjata berbisanya itu saja, barangkali sedikit sekali orangnya
yang mampu melawan- Apalagi dengan adanya Manusia jelek nomor satu disitu, maka orang yang
mampu masuk tanpa diketahui dan sampai berhasil memenggal kepalanya perempuan jahat itu,
kepandaiannya sangatlah mengejutkan-
Siang-koan Kin, yang sebetulnya juga merupakan salah satu musuhnYa kam-lo-pang,, tetapi
sebelum Yo Cie Cong muncul, orang2nya sudah tidak ada dalam-dunia lagi. Dengan sendirinya,
tidak perlu ia menuntut balas kepAda orang yang sudah mati.

Ia masih ingat benar, siangkoan Kin yang aneh. Dari sini dapatlah diterka bahwa orang yang
turun tangan mengambil kepalanya Cin Bie Nio itu, mungkin sekali adalah bekas anak buahnya
siangkoan Kin dulu yang setia padanya yang dapat tahu belakangan bahwa kematian siangkoan
Kin itu adalah dilakukan sendiri oleh Cin Bie Nio, maka ia lantas turun tangan untuk menuntut
balas.
Membayangkan ini. ia lantas ingat kembali pada wanita baju merah yang bentuk Badannya
mirip sekali dengan siangkoan Kiauw.
Apakah itu betul siangkoan Kiauw? Tapi mengapa kalau benar dia memandang Yo Cie Cong
seperti orang yang baru melihat pertama kalinya dijalanan? itu rasanya tidaklah mungkin-
Barangkali juga ia mempunyai kesulitan batin yang tidak dapat dijelaskannya, sehingga untuk
sementara ia tidak mau memperlihatkan wajah aslinya.
Tetapi, apabila kejadian benar begitu, terhadap orang lain memang tidak mengapa, tetapi
terhadap Yo Cie Cong sebetulnya tidak seharusnya ia berbuat demikian.
Waktu itu mungkin Siangkoan Kiauw adanya, yang dalam kecelakaan dilautan lam-hay. seperti
juga dengan halnya Yo Cie Cong yang masih terus hidup sampai sekarang karena ditolong orang
dan ia kemudian belajar ilmu silat lagi, lalu balik kembali kedaerah Tionggoan dan disini ia lantas
mengetahui sebab2 kematian ayahnya almarhum, maka,...

Berpikir sampai disitu, dengan tanpa sadar Yo Cie Cong lantas berkata pada dirinya sendiri:
"Atau mungkin itu adalah perbuatannya...."
"Anak. apa yang kau katakan?" orang berkedok kain merah itu menegur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong baru tahu kalau ia sudah terbenam dalam lamunannya sendiri, maka segera
menjawab, "Boanpwae tiba2 ingat seseorang. Menurut dugaan boanpwee, tentang terbunuhnya
Cin Bie Nio ini, kemungkinan benar adalah perbuatannya dia."
"siapa ?"
"Anak perempuannya siangkoan Kin yang bernama Siangkoan Kiauw."
"Hmmm, itu memang bisa saja. Bagaimana kau bisa menduga sampai kesitu? Anak perempuan
itu ...oooo. Apakah itu anak perempuan baju merah yang dulu pernah menolong kau ber-sama2
Thian-san Liong- di ditepinya Danau Naga?"
"Benar."
"Anak, apakah kau kenal baik dengan dia?" Pertanyaan itu, sudah tentu mengandung maksud
apakah Yo Cie Cong sudah menyintai gadis itu.

Diwajahnya Yo Cie Cong lantas terlihat jelas rasa dukanya, ia lalu menceritakan apa yang telah
terjadi dilautan Lam-hay atas dirinya gadis itu, ketika mengikuti ia pergi kepulau Batu Hitam. Ia
juga menceritakan karena ia terkena racunnya Pil sorga kepunyaannya Cin Bie Nio. siangkoan
Kiauw telah mengawaninya pergi kedaerah Liauw. untuk pergi mencari obat. Akhirnya ia juga
menceritakan munculnya wanita aneh baju merah yang baru2 ini unjukan diri didunia Kang-ouw.
Dan apa yang mengherankan ialah bentuk Badannya yang mirip dengan bentuk Badannya,
siangkoan Kiauw.

Orang misterius berkedok kain merah itu, setelah mendengar habis ceritanya Yo Cie Cong,
lantas berkata sambil anggukkan kepalanya: "Anak. dugaanmu ini sangat beralasan-Perempuan
baju merah dengan kedoknya yang sangat aneh juga itu sudah muncul didunia Kang-ouw tidak
usah kau kuatir tidak bisa bertemu lagi. yang sulit ialah, dengan cara bagaimana supaya dia mau
memperlihatkan wajah aslinya. Menurut apa yang kau katakan, kepandaiannya orang itu tinggi
sekali."
Yo Cie Cong setelah barpikir sajenak, lalu berkata: "Tidak benar. jikalau benar dia adalah
siangkoan Kiauw, tidak ada alasan untuknya tunjukan wajah aslinya terhadap boanpwee. jikalau
dia bukannya siangkoan Kiauw. maka apa yang boanpwee duga sekarang ini bukankah cuma
dugaan kosong saja ?"
"Anak, soal ini biarlah dikemudian hari kita bicarakan lagi. sekarang aku hendak tanya kau,
bagaimana dengan soal penuntutan dendam sakit hatimu?"
"Masih ada empat orang lagi yang terkuat."
"Siapa itu?"

"Si iblis rambut merah si Siluman tengkorak. Liat- yang Lokoay dan Giok- bin Giam-po." Ketika
Yo Cie Cong menyebutkan Giok- bin Giam-po Badannya orang berkedok kain merah itu mendadak
terlihat tergoncang. tetapi agaknya Yo Cie Cong tidak perhatikan perubahannya orang itu, masih
tetap melanjutkan penuturannya
"Diantara mereka berempat, hanya si Siluman tengkorak yang sudah pernah bergebrak dengan
boanpwee, begitu juga dengan Liat-yang Lokoay. sedang si iblis rambut merah dan Giok- bin
Giam-po, masih belum ketahuan jejaknya. cuma, mengenai dirinya Giok- bin Giam-po, Phoa Cit
Kow itu, menurut apa yang boanpwee telah selidiki, dia kiranya sedang bersembunyi diatas
puncak gunung, apa yang dinamakan Pit-koan- hong, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan benar
tidaknya."
"Apa? Anak. Giok- bin Giam-po sembunyikan diri diatas puncak gunung Pit-koan- hong ?"
"Ya. tidak perduli apa yang akan terjadi. boanpwee telah bersumpah bahwa empat iblis itu,
satu persatu harus binasa diujung Golok Maut"

Hatinya orang berkedok kain merah saat iiu dirasakan bagai ter-iris2 pisau tajam. oleh karena
wajahnya tertutup kedok kain merah, Yo Cie Cong tidak dapat melihat perubahan apa yang terjadi
pada wajahnya orang itu. Pikirannya orang aneh itu kembali kepada Batu tanda yang ada
ditubuhnya Yo Cie Cong, maka ia lalu berkata pada dirinya sendiri: "Liong kuat. ooo, dosa Biarlah
kuberitahukan padanya. Ah Tidak, tidak Aih Anak yang patut dikasihani."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong ketika mengetahui orang itu lama tidak bersuara, lantas mengalihkan
pembicaraannya kelain jurusan-
"Benda wasiat ouw bok-Po-lok Cin-kuat yang dibawa oleh nona Tio telah dirampas oleh si
Siluman Tengkorak. Mengenai jejaknya iblis itu, apakah loCianpwee, sudah dapat tahuu ?"
"Belum "
"Benda wasiat ouw bok-Po-lok Cin-kuat itu sebetulnya adalah barang peninggalan dari
perguruan boanpwee. maka boanpwee harus mendapatkannya kembali."
"Anak, hal ini sudah lama aku tahu. Aku sudah mengutus dua belas anak buahku untuk mencari
jejaknya iblis itu. jikalau mereka bisa dapatkan benda itu kembali nanti akan kuberikan padamu."
"Terima kasih atas perhatian loCianpwee, boanpwee setelah bertempur dengan Kaucu dari Im-
mo-kauw, telah merasa masih mempunyai banyak kekurangan- Baru ini, ketika boanpwee
membinasakan itu Manusia jelek nomor satu Ang Kut Tan, boanpwee dengan menggunanakan
tenaga sepenuhnya, hampir saja tidak berhasil mencapai maksudnya, maka boanpwee sangat
ingin melatih ilmu silat yang tertera didaLam potongan benda wasiat itu. Bukan saja untuk
membasmi semua musuh2 suhu., tetapi juga hendak menepati pesan pada saat hendak menutup
mata."
"Ilmu silat yang tertera dalam ouw-bok-Po-lok Cin-kuat itu, sangat dalam sekali maknanya,
anak. meskipun kecerdasan melebihi dari manusia biasa, tetapi dalam waktu singkat barangkali
juga sudah mengerti apa yang diartikan dalam tulisan itu."

Terhadap orang berkedok kain merah ini. Yo Cie Cong yang sudah mempunyai kesan baik yang
dalam sekali. Ia merasa, apabila ia hendak membohongi orang ini. sesungguhnya akan merupakan
perbuatan dosa saja, maka dengan tidak ragu2 lagi ia lantas berkata:
"Boanpwe dapat memahami."
"Bagaimana kau dapat memahaminya?"
"karena pada boanpwee, masih ada sepotong yang lain dari benda wasiat itu, potongan itu
dinamakan ouw-bok-Pok-lok Cin- kuat."
"oooo. pantas saja, jika cuma menggunakan sepotong saja tidak ada seorang pun juga yang
bisa mengerti apa isinya, Tetapi jika kedua benda itu disatukan. ilmu silat yang tertulis diatasnya
apabila sudah kau dapat mengerti seluruhnya, itu berarti bahwa kepandaianmu akan dapat
kemajuan setingkat lebih tinggi lagi. Didalam rimba persilatan. barangkali benar2 sukar
menemukan tandingan-"
"tujuan boanpwee memperdalam ilmu silat itu, terutama karena boanpwee hendak sendiri
selesaikan tugas yang dibebankan atas pundak boanpwee oleh suhu, boanpwee hendak
membasmi habis semua musuh2 Kam-lo-pang dan kedua ialah, hendak menggunakan itu untuk
merantau didunia Kang-ouw sambil mencari tahu asal-usul diri boanpwee...."

Hatinya orang berkedok kain merah itu kembali tergetar. semua peristiwa yang mengenaskan
dimasa silamnya membuat ia harus mengarungi lautan hidup dalam alam duka hampa. Ia merasa
kalau ia sendiri adalah seorang yang susah dapat keampunan. Dulu, oleh karena kesalahan
bertindak telah membuat ia menderita seumur hidupnya. Tetapi disamping itu. ia juga turut
mencelakakan dirinya orang lain yang sama sekali tidak berdosa.
Selama beberapa tahun ia mengharap- harap munculnya suatu keajaiban. Ia sudah berkelana
didunia Kang-ouw, mengembara disemua tempat untuk mencari2 keajaiban itu.
Dan sekarang. Tuhan rupanya telah mengabulkan permintaannya. Keajaiban itu telah muncul.
Tetapi, ia sendiri tidak berani menghadapi kenyataan- Ia sendiri mandah memikul semua
penderitaan hidupnya.
Ia tidak tahu, itu karena salahnya sendiri ataukah Tuhan yang sudah mengatur semua kejadian
yang menimpa dirinya.

Dengan hati pilu matanya mengawasi wajahnya Yo Cie Cong iang tampan cakap tetapi asam
kecut itu, hatinya dirasakan seperti di-iris2 sembilu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Beberapa kali ia ingin membuka tabir mengenai dirinya Yo Cie Cong, tetapi selalu perkataannya
yang hendak dikeluarkan kandas ditenggorokannya. Ia takut kalau hal itu akan melukai hatinya,
mungkin juga akan merusak kebahagiaan seumur hidupnya.
Kekuatiran yang terbesar ialah apabila anak itu setelah mengetahui kejadian sebenarnya, nanti
akan membenci padanya untuk se-lama2nya, Tetapi apabila kejadian itu ditutup terus barangkali
nanti akan merupakan suatu tragedi yang sangat mengenaskan. Pikirannya memikirkan persoalan
ini pergi datang, ia masih tidak mempunyai ketabahan hati untuk mengucapkannya.

Yo Cie Cong setelah berdiam sekian lamanya tiba2 teringat pada suatu hal, maka lekas ia
menanyakan : "Cianpwee anda sangat luas pandangannya dan pengetahuannya. Bolehkah
boanpwee minta keterangan suatu hal?"
"Perkara apa? jikalau aku tahu, sudah pasti bisa memberitahukan padamu "
"boancwee ingin menanyakan seorang berkepandaian tinggi yang sudah menghilang dari dunia
Kang-ouw dua puluh lima tahun lamanya."
"siapa ?"
"Giok bin Khiam-khek Thian Hoa,"
Orang berkedok kain merah saat itu hampir saja jatuh pingsan karena kagetnya. Lama sekali
baru ia dapat menindas perasaannya yang bergolak hebat dan kemudian baru dapat menjawab^
"Apa perlunya kau menanyakan soal dia ?"
"Adakah Cianpwee tahu orang gagah dari rimba persilatan ini?"
"coba kau jelaskan dulu apa sebabnya kau minta keterangan tentang dirinya orang tersebut."
"Boanpwee pernah menerima baik permintaan seseorang yang boanpwee junjung tinggi dan
paling boanpwee hargai untuk melakukan suatu hal baginya." "siapa orangnya itu?"
"Thian-san Liong- lie Tho Hui Hong"
"Thian-san Liong-lie ?"^
Suaranya orang berkedok kain merah saat itu sudah agak gemetar. ia sudah mencoba menekan
suaranya se-rendah2nya, supaya jangan sampai terdengar oleh Yo Cie Cong.
oooo ooooo oooo

SETELAH hening sekian saat lamanya. orang berkedok kain merah itu lalu menanya pular "Apa
perlunya dia mencari Giok- bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa ?"
"Cinta kasihnya dia terhadap Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa sangat dalam sekali,
selamanya sepuluh tahun lebih lamanya dia terus berusaha untuk mencari kekasihnya itu. Menurut
keterangannya, wajah boanpwee mirip benar katanya dengan lelaki yang menjadi pujaannya itu."

orang berkedok kain merah itu hampir tidak sanggup lagi menahan perasaan hatinya, maka ia
tidak mampu menjawab perkataannya Yo Cie Cong.
"justru oleh karena wajah boanpwee mirip sekali dengan kekasihnya dimasa mudanya." berkata
pula Yo Cie Cong, "maka kesannnya terhadap boanpwee dalam sekali. Ber-kali2 ia telah ulur
tangan menolong diri boanpwee dari bahaya maut tanpa menghiraukan jiwanya sendiri oleh
karenanya, maka boanpwee telah berjanji padanya untuk mengurus soal tersebut."
"oo, kiranya begitu."
"Apakah Giok-bin Kiam-khek saat ini masih ada dalam dunia ?"
"Menurut dugaanku, mungkin ia sudah tidak ada diantara kita lagi. sekalipun ada, barangkali
dia sudah tidak sudi menemui orang2 dunia Kang-ouw lagi."
"Kenapa ?"
"Dia...dia...dia dahulu pernah melakukan suatu kesalahan. Kesalahannya itu sebetulnya tidak
disengaja, tetapi kemudian telah diketahuinya terjadinya kesalahan besar itu, maka dia merasa
tidak ada muka untuk tancap kaki lagi didunia Kang-ouw, mungkin itulah sebabnya dia menghilang
sampai saat ini."
"Kesalahan apa sebetulnya yang telah diperbuatnya itu?"

Orang berkedok itu kelihatan berpikir sejenak, kemudian baru menjawab sambil menghela
napas "Tentang ini, aku sendiri juga tidak tahu jelas."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Giok bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa itu apakah muridnya leng Jie Hong, itu jago see-pak ?"
"Benar."
"jago see-gak itu ada mempunyai berapa orang murid ?"
"satu."
"Benarkah cuma satu orang?"
"ya, cuma seorang."
"Eh. Kalau begitu, tidak benar."
"Eee, anak, apa yang tidak benar?"
"Boanpwee pernah menyanggupi permintaan sepasang manusia aneh dari rimba persilatan,
yaitu si Pengail Linglung dan si Hweshio Gila untuk menepati janji mengadakan pertandingan
dengan muridnya jago see-gak Leng-Jie Hong itu sekarang Leng Jie Hong sudah mengeluarkan
undangannya. Katanya, sang murid itu sedang menantikan di gunung Hoa-san. Dengan nama dan
kedudukannya dia dimasa lampau, sudah tentu tidak berani membohong. tetapi, muridnya hanya
seorang saja jikalau mati hidupnya masih belum jelas. Disini bukankah terdapat suatu hal yang
aneh?"

Orang berkedok kain merah itu sama sekali tidak akan menyangka kalau persoalan itu telah
meningkat menjadi begitu aneh dan ruwet. Apa yang dikatakan olehnya, memanglah
sesungguhnya. Leng Jie Hong memang hanya mempunyai seorang murid. sungguh tidak
disangkanya, bahwa sepasang manusia aneh dari rimba persilatan justru memilih Yo Cie Cong
untuk mewakili mereka.
Maka untuk sesaat lamanya ia tidak tahu bagaimana harus menjawabi setelah memutar
otaknya sekian lama, barulah ia dapat membuka suara kembali.
"Menurut apa yang aku tahu, manusia ajaib dari rimba persilatan memang betul hanya
mempunyai seorang murid. Tetapi ada kemungkinan setelah murid satu2nya itu menghilang dia
telah menerima lain murid lagi."

"Ya, boanpwee juga menduga begitu. Dulu sepasang Manusia aneh dan Manusia ajaib itu telah
mengadakan pertemuan dipuncak gunung sin-lie-hong diatas gunung Bu-san untuk mengadakan
pertandingan ilmu silat. Mereka bertanding sampai tiga hari tiga malam lamanya, kesudahannya
hanya selisih setengah jurus sepasang manusia sudah itu sudah kalah oleh manusia ajaib dalam
rimba persilatan. Mereka lalu berjanji dua puluh tahun kemudian mengadakan pertemuan lagi
dipuncak gunung sin lie-hong. Tidak disangka, manusia ajaib itu tiba2 mendapat cacad karena
kemasukan pengaruh jahat selagi melatih ilmunya, Karena dia tahu benar tidak bisa menepati
janjinya, maka dia lantas mengabarkan kepada kedua manusia aneh bahwa perjanjian itu akan
dapat dilanjutkan oleh muridnya. Mengingat kedududukannya yang lebih tinggi, sepasang manusia
aneh itu sudah tentu tidak mau bertanding dengan muridnya si manusia ajaib...."
"Dengan demikian, maka sepasang manusia aneh itu kemudian lantas memilih kau untuk
mewakili mereka" sambung orang berkedok kain merah.
"Ya."
"Kau sudah sanggupi?"
"Mereka masing2 telah menurunkan semacam kepandaiannya yang istimewa pada boanpwee
dan oleh karena kedua locianpwee itu pernah melepas budi besar telah menolong jiwa boanpwee
serta memberi obat selagi boanpwee berada dalam bahaya. maka biar bagaimana boanpwee
merasa tidak bisa untuk tidak terima baik permintaan tersebut."
orang berkedok kain merah itu diam. Dalam hatinya sedang memikirkan suatu persoalan
penting.

Yo Cie Cong ketika melihat orang berkedok kain merah itu lama tidak bersuara, lalu menanya
pula dengan agak heran:
"Locianpwee, apakah dalam soal ini ada apanya yang kurang beres ?"
"Kurang beres sih tidak, dengan kekuatan dan kepandaian yang kau miliki sekarang ini Sudah
boleh digunakan untuk bertanding dengan muridnya manusia ajaib itu. Tetapi manusia ajaib itu
pernah dianggap sebagai seorang kuat nomor satu didalam rimba persilatan- dia toch sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menyuruh muridnya untuk mewakilinya menepati janji dengan sepasang manusia aneh, maka
muridnya itu tentunya juga mempunyai kepandaian yang sangat hebat. Untuk mempertahankan
namanya sebagai orang kuat nomor satu dalam rimba persilatan, pertandiagan itu dapatlah
dibayangkan tentunya akan hebat sekali."
"Boanpwee hanya mengandal kepandaian dan kekuatan yang sudah boanpwee punyai, se-
bisa2nya mau melayani muridnya orang kuat itu. Menang atau kalah bagi boanpwe tidak ada soal
apa2."
"Anak, didalam rimba persilatan ada berapakah jumlahnya orang yang tidak mau menjunjung
tinggi namanya sendiri? sifat dan pikiranmu ini patut mendapat penghargaan. Tetapi jika sudah
sampai pada saatnya, mungkin kau tidak dapat mengendalikan dirimu sendiri"

"Apa yang cianpwee kuatirkan memang benar. Tetapi boanpwae yakin akan dapat
mempertahankan tujuan dan maksud boanpwee itu."
"8aik. Anak, siapa tahu setelah pertandingan itu nanti kau bisa mendapatkan dan menggantikan
manusia ajaib sebagai manusia kuat nomor satu didalam rimba persilatan."
"Bukan kesitu tujuan boanpwee."
" Kapan kau hendak berangkat untuk menepati janji itu?"
"Lam-tie dan pak-hong, kedua locianpwee suruh boanpwee pada lain bulan dimalaman terang
bulan supaya datang disuatu tempat yang bernama Bonggoat-peng digunung Hoa-san-"
"Ng."

Meskipun jawaban orang berkedok kain merah itu singkat saja, tetapi didalamnya sudah
terkandung maksud yang sangat dalam.
oleh karena Yo Cie Cong sangat menjunjung tinggi dan juga sangat menghormati orang yang
sangat misterius itu, maka beberapa kali perubahan suara dan sikapnya sedikitpun tidak mau
ambil perduli. jikalau Tidak, sedikit banyak ia sudah dapat merasakan adanya perubahan itu.
sampai pada saat itu, Yo Tne Cong masih belum lagi tahu asal usul dan namanya orang
berkedok kain merah yang sangat misterius sepak-terjangnya itu. Ia junjung dirinya orang aneh
itu sebagai locianpwee. jikalau ia tidak memberitahukan padanya sudah tentu ia tidak berani
membuka mulut untuk menanyakan namanya.
setiap kali Yo Cie Cong dalam keadaan bahaya, orang berkedok kain merah yang sangat aneh
itu selalu keluar perlihatkan diri, se-olah2 orang itu terus membayangi dirinya Yo Cie Cong.
Adakah itu satu kejadian yang kebetulan saja, ataukah memang dengan sengaja orang itu terus
membuntuti anak muda itu ?

Yo Cie Cong sudah tentu dapat merasakan hal Itu, tetapi ia tidak bertanya mengapa sebab
semua perbuatannya orang itu maksudnya baik
"Anak, apakah kau sudah punya rencana dalam usahamu itu?" tanya orang berkedok kain
merah yang sangat aneh itu.
"Yang penting pada dewasa ini, ialah menyelidiki dulu jejaknya si siluman Tengkorak Lui Bok
Hiong, Sebab bukan saja iblis itu salah satu musuh besarnya Kam-lo-pang, tetapi benda wasiat
ouw-bok Po-lok yang terjatuh dalam tangannya juga perlu segera diminta kembali. jikalau
boanpwee tidak bisa meyakinkan ilmu silat yang lebih tinggi lagi, rasanya untuk menghadapi
musuh kuat dikemudian hari barangkali akan menemukan kesulitan, sebab sejak boanpwee
bertempur dengan Kauwcu Im-mo-kauw dan Manusia jelek nomor satu boanpwee sudah
merasakan belum cukup kekuatan untuk menghadapi musuh yang lebih kuat dari mereka. Dari sini
kegunung Hoa-san perjalanannya agak jauh. setengah bulan kemudian boanpwee pikir akan
berangkat kesana."
"Anak, baiklah. sampai kita bertemu dilain waktu. Mudah2an kau berhasil dalam usahamu"
orang berkedok kain merah itu setelah ucapkan perkataannya yang terakhir. lantas menghilang
dari hadapan matanya Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong juga berbangkit, lama ia berdiri ter-mangu2, kemudian baru meninggalkam tempat
tersebut untuk melanjutkan perjalanannya.
oooooooo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Berita tentang pemilik Golok Maut Yo Cie Cong bertempur mati2an dengan Manusia jelek nomor
satu Ang Kut Tan dan ketua perkumpulan Pek-leng-hwee Cin Bie Nio. kepalanya sudah dipenggal
orang dalam pusat perkumpulan itu sendiri, telah menggemparkan dunia Kang-ouw.
Dua berita ini sangat cepat sekali tersiarnya.
Terutama mengenai perbuatan dan sepak terjangnya pemilik Golok Maut, hampir setiap hari.
setiap detik menjadi buah tutur orang dimana saja. Baik orang-orang Kang-ouw, maupun rakyat
jelata. Pemilik Golok Maut telah digambarkan sebagai satu dewa yang dianggap didalam dunia
Kang-ouw belum pernah ada orang yang mempunyai kepandaian yang demikian tinggi dan
hebatnya. Tetapi orang2 yang pernah melihat wajah aslinya Yo Cie Cong, jumlahnya hanya sedikit
sekali.

Pada suatu tengah hari.....


Yo Cie Cong baru saja keluar dari sebuah kota kecil. Mungkin karena merasa bergembira ia
sudah minum arak agak banyak dari biasanya, sehingga wajahnya yang putih bersih kelihatan ke-
merah2an-
setelah meninggalkan kedai minuman, ia berjalan per-lahan2 dijalan raja yang menuju ke san-
see.

Hari itu udara terang, Angin mengheambus sepoi2.


Yo Cie Cong yang habis minum, tertiup angin sepoi2 merasakan badannya menjadi lebih segar.
Ia berjalan seorang diri, dengan tidak terasa hari sudah mulai sore suara burung berkicau yang
lagi pulang kembali kesarangnya, telah menyadarkan pada Yo Cie Cong bahwa saat itu sudah
menjelang magrib.
Ia ketawa geli sendiri sebab dengan tidak disadarnya tahu2 ia sudah berjalan memasuki daerah
pegunungan.

Didaerah pegunungan itu, jangan kata rumah, sedangkan orang yang berjalan pun tidak ada
yang kelihatan barang seorang.
Maka dalam hatinya lantas berpikir: " Untuk bermalam pada malam ini, barangkali masih tidak
bisa, karena disini memerlukan perjalanan yang sangat jauh." , oleh karena berpikir demikian,
maka ia hendak mempercepat perjalanannya,
Tiba pada saat itu dari jurusan depan telah ber-lari2an beberapa puluh bayangan orang, orang2
itu ber-macam2 bentuknya dengan ber-macam2 pula coraknya, ada padri. ada imam, ada juga
orang biasa. Dan yang terdepan, rupanya adalah seorang hweshio tua.
orang2 itu setelah berjalan semakin dekat, dapat dilihat oleh Yo Cie Cong bahwa orang yang
berjalan paling depan memang benar adalah seorang hweshio tua yang usianya kurang lebih
enam puluh tahun. Dibelakangnya diikuti oleh delapan atau sembilan orang.
Dari gerak badan dan kaki mereka, rupa2nya masing2 ada mempunyai kepandaian ilmu silat
yang cukup berarti.

Rombongan orang itu ketika melihat didepannya ada seorang orang muda cakap dengan
sikapnya yang kaku dingin berdiri ditengah jalan, semua lantas pada berhenti dan mengawasi
wajahnya itu dari atas sampai kebawah lalu dari bawah kembali keatas lagi.
Yo Cie Cong masih tetap berdiri tanpa bergerak. Seolah2 satu patung ia mengawasi tingkah
lakunya orang itu.
Hweshio tua itu yang rupanya bertindak selaku pemimpin rombongan. setelah menyebut nama
Buddha, lantas menanya Yo Cie Cong sambil mengangkat satu tangannya memberi hormat.
"sicu menghalang ditengah jalan ini memang disengaja atau tidak ?".
"Bagaimana kalau disengaja dan bagaimana kalau tidak?" balas ditanya Yo Cie Cong sambil
ketawa dingin.
"jikalau sicu sengaja, harap jelaskan maksudnya. Tetapi jikalau tidak, lolap sekalian sudah tentu
tidak mau menarik panjang urusan ini."
"Ee, aneh Diatas jalan raja, siapa saja toch boleh jalan sesukanya ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Tetapi sicu menghalang ditengah jalan."


"Apa kalian tidak bisa jalan dipinggir? jalanan ini toch tidak sempit bukan?"
sembilan orang yang berada dibelakangnya hweshio tua itu, semuanya sudah memperlihatkan
sikap gusar. sungguh tidak mereka sangka, pemuda yang wajahnya cakap ini sikapnya bicaranya
ketus dan sombong. Benar2 seperti tidak tahu berapa tingginya langit dan berapa tebalnya bumi.

Hweshio tua itu juga wajahnya sudah agak berubah. tapi berkata pula dengan sikapnya yang
masih tetap lunak:
"sicu kalau memangnya tidak sengaja, silahkan jalan. Lolap masih ada urusan penting."
"Aku tidak kata kalau aku tidak sengaja."
" Kalau begitu sicu rupanya memang mau mencari setori?"
"Aku juga tidak mengatakan aku berbuat sengaja."
"Apa maksud sicu sebetulnya? Coba tolong jelaskan."
"Aku cuma ingin tahu maksud tujuan Taysu sekalian."
Diantara orang2 itu ada yang menggeram. mengeluarkan suara gusar tetapi hweshio tua itu
sudah ulapkan tangannya dan berkata pula pada Yo Cie Cong:
"Lolap adalah Pek-tie dari Siauw-lim-sie. Dan yang lainnya ini adalah kawan2 dari lima partai
besar"

Benar diluar dugaan Yo Cie Cong, serombongan orang2 ini kiranya adalah orang kuat dari
partai besar yang diutus oleh masing2 partainya. dan hweshio tua yang bertindak selaku kepala
rombongan itu, ternyata adalah Pek Tie siansu, murid pilihan dari gereja siauw-lim-sie generasi
ketiga puluhan. seketika itu ia lantas berkata pula:
"Lima partai besar telah mengutus orang2nya yang terkuat terjun kedunia Kang-ouw ini
sesungguhnya merupakan suatu kejadian besar. Bolehkah kiranya Taysu memberitahukan maksud
perjalanan ini?"
Pek Tie siansu rupanya agak mendongkol juga. selagi hendak buka mulut, dari belakangnya
tiba tampil kemuka seorang imam setengah tua dengan jubahnya yang berwarna abu dan
menyoreng pedang panjang dipinggangnya. Ia berdiri disamping Pek Tie siansu seraya berkata:
"Siansu,...."

Pek Tie siansu berpaling, kemudian menanya: "Ceng Yang toheng ingin bicara apa?"
Imam setengah tua itu ternyata adalah Ceng Yang Tojin, dengan matanya tajam ia mengawasi
Yo Cie Cong lagi sejenak. lalu berbisik ditelinganya Pek Tie siansu.
Wajahnya hweshio tua itu mengunjuk perasaan sangsi dan tidak enak. Ia mundur satu tindak.
matanya yang tajam menatap wajahnya Yo Cie Cong. Lama baru berkata lagi^ "Mohon tanya
nama sicu yang mulia."
Yo Cie Cong orangnya sungguh cerdik. Begitu melihat orang berbisik, ia sudah dapat menebak
beberapa bagian maka dengan tidak ragu2 lagi ia segera menjawab: "Aku yang rendah bernama
Yo Cie Cong."
Perkataan itu baru saja keluar dari mulutnya Yo Cie Cong, diantara orang2 dari rombongan Pek
Tie siansu itu sudah ada yang berseru:
"Pemilik Golok Maut"

Berbareng dengan suara tadi. diwajahnya orang2 dari lima partai besar itu lantas menunjukkan
sikap yang luar biasa. Ada yang merasa kaget, ada yang merasa gusar, takut. heran dan lain2
perasaan lagi.
Pek Tie siansu setelah menenangkan pikirannya dan menyebut nama buddha, lalu berkata pula:
"Benarkah sicu ini adalah pemilik Golok Maut ?"
"Benar. ini adalah aku yang rendah sendiri, Kedatangan Taysu sekalian ini hanya khusus untuk
mencari aku yang rendah? Ha, ha,.... Hampir saja kesempatan itu lewat begitu saja."
orang2 dari lima partai besar itu mendengar kata2 Yo Cie Cong pada berubah semua wajahnya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pek Tie siansu. yang berlaku sebagai kepala rombongan lantas menyahut: "Lolap sebagai murid
Buddha tidak perlu omong bohong. Memang sebetulnya perjalanan kami adalah hendak mencari
sicu "
"Entah apa maksudnya Taysu sekalian hendak mencari aku yang rendah?"
"Mengingat bahwa tindakan sicu ada terlalu telengas dan dikuatirkan nanti akan membuat
penumpahan darah yang tidak habis-habisnya didalam rimba persilatan, maka lima ketua dari lima
partai besar demi kepentingan dunia Kang-ouw, lalu berunding dan kemudian mengambil
keputusan untuk mengutus lolap sekalian sepuluh orang untuk mencari jejaknya sicu...."
"Hendak berbuat apa terhadap aku yang rendah ini ?"
"Pertama, ingin mendapat keterangan yang sebenarnya dan kedua menasehatkan sicu supaya
suka menghentikan perbuatan sicu itu."
"Hal itu tidak mungkin."

JAWABAN yang tegas itu telah membuat Pek Tie siansu tercengang, Begitu juga halnya dengan
sembilan kawan2nya yang lain. Dengan demikian, suasananya kelihatan mulai tegang. "Adakah
sicu tidak pikir masak2 ?"
"Tidak usah dipikir lagi. Aku merdeka berbuat apa yang aku ingin perbuat, karena perbuatanku
itu menyangkut urusan pribadiku sendiri."
"Apa yang sicu maksudkan dengan urusan pribadi itu?"
"Dulu Kam-lo-pang ketika mendirikan pusatnya dibukit Bu-leng-san, telah diserang secara tiba2
oleh beberapa puluh orang2 kuat dari golongan hitam dan golongan putih. Dalam waktu
semalaman orang2 Kam-lo-pang terdiri dari ketuanya sampai pada anak buahnya yang seluruhnya
berjumlah dua ratus orang lebih, tidak ada satu yang diberi hidup, Bangkai maausia ber-timbun2
dipusat perkumpulan Kam-lo-pang, darah mengalir laksana air sungai. Peristiwa berdarah ini
apakah belum pernah Taysu dengar?"
Ketika Yo Cie Cong menuturkan peristiwa yang mengenaskan itu sorot matanya kelihatan
beringas, dalam hatinya penuh rasa gusar.

Pek Tie siansu tundukkan kepalanya. Kembali ia menyebut nama Buddha, kemudian berkata
kepada Yo Cie Cong: "Mengenai peristiwa berdarah ini, Lolap pernah dengar orang cerita.
Munculnya sicu didunia Kang-ouw, jadi untuk menagih hutang jiwanya saudara2 dari Kam-lo-pang.
oMieToHud Balas membalas, entah sampai kapan habisnya....?"
"Taytu tidak perlu pusingkan soal sebab dan akibat dari kalangan Buddha. Perbuatan yang
kulakukan pada dewasa ini justru adalah akibat dari perbuatan orang2 jahat itu sendiri pada tahun
lalu."
"Sicu hendak menuntut balas. Memang kami tidak akan sesalkan- Akan tetapi...."
"Taysu sudah anggap bahwa perbuatan penuntutan balas memang tidak akan disesalkan
apakah masih menyuruh aku meletakkan senjata jangan melanjutkan usahaku itu lagi?" Cie Cong
memotong.
"o Mi To Hud sicu hendak menagih hutang darah terhadap orang2 yang dulu berbuat dosa
terhadap perguruan sicu, sudah tentu tidak patut dibatalkan. Tapi melakukan pembunuhan jiwa
terhadap orang yang tidak berdosa sehingga banjir darah dirimba persilatan, ini agaknya kami
tidak dapat membenarkan"
"Tuduhan Taysu ini terlalu berat."
"Di Cit-lie-pang sicu telah melakukan perbunuhan secara besar2an, kemudian perbuatan itu
diulangi lagi terhadap orang2nya Cie-in-pang. Apakah itu bukan suatu perbuatan membasmi jiwa
orang secara sembarangan? Apakah setiap jiwa orang yang sicu binasakan itu semua ada
bermusuhan dengan Kam-lo-pang?"
"Itu adalah mereka sendiri yang memaksa aku berlaku demikian. Mereka tidak mengukur
kekuatan diri sendiri dan mengangaap dengan cara mengeroyok bisa menggagalkaa usahaku.
Bukan cuma itu saja, mereka bahkan mengingini jiwaku. Maka apabila aku tidak melawan dan
tidak membinasakan mereka, tentunya aku sendiri yang akan menggeletak sebagai bangkai. Maka
dalam hal ini sebetulnya mereka sendiri yang mencari kematian "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Perkataan sicu ini masih belum cukup dibuat alasan untuk membela diri"
Yo Cie Cong mulai naik darah. ia tidak mau banyak bicara lagi, dengan gusar ia lantas berkata:
"Kalau begitu Taysu hari ini hendak berbuat apa terhadap diriku?"
"Untuk bertindak masih belum perlu, tapi selanjutnya jika sicu masih sembarangan melakukan
pembunuhan seperti yang sudah2?, lolap sekalian terpaksa tidak bisa tinggal peluk tangan-"
"Bagaimana ?"
"Untuk kepentingan rimba persilatan, terpaksa berlaku kurang sopan terhadap sicu "
"Bagaimana caranya berlaku tidak sopan tarhadap diriku "
"Menyingkirkan bahaya besar bagi rimba persilatan "
"Hahahaha."

Yo Cie Cong tertawa bergelak-gelak sambil dongakan kepalanya. suara ketawanya itu ada
begitu seram kedengarannya, agaknya dengan cara begitu ia hendak melampiaskan ke
mendongkolan dalam hatinya.
orang2 dari lima partai besar sampai merasa tergetar hatinya oleh suara ketawanya itu
"sicu tidak boleh berbuat menuruti kehendak hati sendiri "
" Ku-ulangi sekali lagi ucapanku tadi, soal ini adalah persoalanku sendiri, tidak ada seorang pun
yang boleh merintangi tindakanku hendak menuntut balas sakit hati ini"
"Lima partai besar tidak bisa tinggal diam?" Pek Tie siansi kata tegas. Perkataan Pek Tie siansu
itu mengandung ancaman.
"Haha Lima partai besar, aku tidak biasa mandah begitu saja terhadap segala ancaman"
"Sicu jangan menyesal"
"Menyesal? Haha jikalau lima partai besar masih tetap tidak bisa membedakan warna hitam
dengan warna putih dan tetap hendak mencampuri urusanku ini, buat aku tidak berarti apa2. Tapi
semua akibatnya harus menjadi tanggung jawabnya lima partai besar sendiri Begitu saja
keteranganku "
orang2 dari 5 partai besar itu pada merasa tersinggung kewibawaannya, masing2 sudah siap
sedia hendak melakukan pertempuran hebat. Mereka agaknya sengaja hendak mengunjuk
kewibawaannya dari orang2 yang dinamakan partai besar.

Pek Tie siansu dengan alis berdiri lantas berkata dengan suara berat: "Maksud sicu sudah
berkeputusan hendak berbuat demikian ?"
"Benar. Taysu sekalian boleh turun tangan, aku akan melayani setiap serangan"
Ceng Yang Tojin dari Bu-tong-pay yang per-tama2 melesat keluar, dari rombongannya, ia
lantas berkata dengan suara bengis:
"Kau masih muda, tapi besar sekali napsumu untuk melakukan pembunuhan. Kau sudah tidak
mau dengar nasehat orang, malah tidak memandang mata kepada orang lain. Hari ini biarlah kau
tahu rasa sedikit"
"Totiang berani omong besar, tentunya mempunyai kepandaian yang cukup berarti. Maka aku
ingin belajar kenal dengan kepandaian Totiang, cuma kuperlu jelaskan lebih dulu, kaki dan
kepalan itu tidak ada matanya, jika aku kesalahan tangan harap Totiang jangan gusar. Aku yang
rendah ini sebetulnya tidak bermaksud hendak bermusuhan dengan lima partay besar, tapi
kejadian sudah terlanjur begini rupa, terpaksa aku harus melayani kehendak Totiang sekalian, hal
ini kiranya Totiang juga sudah tahu sendiri"
"Kau benar2 terlalu jumawa "
Dalam gusarnya, Ceng Yang Tojin lantas bergerak dan melancarkan satu serangan tangan
kosong tangan kosong yang hebat.

Yo Cie Cong kerahkan tujuh bagian kekuatan tenaganya ditangan kanan, menyambuti serangan
tersebut.
Ketika kedua kekuatan tangan itu saling beradu, badannya Yo Cie Cong nampak tergoncang
sebentar. tapi Ceng Yang Tojin sudah dibuat terpental sampai mundur satu tombak, baju jubahnya
yang gerombongan juga sampai berterbangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ceng Yang Tojin adalah satu orang terkuat dari golongan Bu-tong-pay, kini ternyata sudah
dibikin terpental oleh lawannya hanya dalam waktu segebrakan saja. bahkan hal itu terjadi
dihadapannya orang2 kuat dari partay besar, sudah barang tentu kalau ia merasa sangat malu.
la lantas menggeram, kedua tangannya diangkat sampai batas dada, kemudian didorong
dengan kekuatan sepuluh bagian penuh.
Yo Cie Cong sambil mesem menyambut serangan tersebut dengan ilmunya Kan-goan Cin-cao,
tapi kekuatan tenaganya ditambah dua bagian.
Kembali terdengar nyaring suara benturan hebat dari kedua kekuatan tangan kedua pihak.

Kali ini keadaannya Ceng Yang Tojin lebih mengenaskan, topinya miring sampai hampir terlepas
dan badannya mundur ter-huyung2 sampai beberapa langkah sedang Yo Cie Cong sendiri merasa
sesak dadanya, badannya mundur setengah tindak.
orang2 kuat dari 5 partay besar yang menyaksikan kejadian tersebut Wajahnya pada berubah
seketika, sedang dalam hatinya lantas pada berpikir: "Pemilik Golok Maut ini benar2 bukan cuma
nama kosong belaka, kepandaiannya sungguh sukar dijajaki,"
Yo Cie Cong sebetulnya tidak ingin melukai lawannya. maka ia hanya menggunakan satu
tangan untuk melayani kedua tangannya Ceng Yang Tojin- walaupan demikian Ceng Yang Tojin
tocn masih tidak sanggup menyambuti. jika Yo Cie Cong menggunakan tenaga sepenuhnya,
sekalipun sepuluh Ceng Yang Tojin barangkali juga akan rubuh binasa ditangannya anak muda
luar biasa ini.
Ceng Yang Tojin setelah mengatur pernapasannya sebentar, tiba2 menghunus pedang
panjangnya, yang bersinar berkilauan kena tersorot matahari sore.
Ia buat diam sebentar pedang itu, getaran pedang menimbulkan hawa dingin sampai sejarak 2
tombak jauhnya,

Partai Bu-tong memang sangat terkenal dengan ilmu pedangnya boleh dibilang hampir merajai
dikalangan Kang-ouw.
Pek Tie Siansu lantas kerutkan alisnya dan berkata kepada Ceng Yang Tojin: "Toheng, jangan
sampai terjadi penumpahan darah"
Tapi Ceng Yang Tojin saat itu badannya sudah bergerak, ujung pedang sudah mengarah badan
Yo Cie Cong dengan sangat ganasnya.
Dalam hati Yo Cie Cong diam2 memaki dirinya imam yang tidak tahu diri itu.
Ia segera mengeluarkan ilmunya menggeser tubuh mengganti bayangan- dengan cepat sudah
menghilang dan menyingkir dari ancaman ujung pedangnya Ceng Yang Tojin, Kemudian ulur jari
tangannya, dengan kecepatan bagaikan kilat menyambar belakang imam dari Bu-tong-pay itu.
oooo ooooooooo oooo

DALAM hal kekuatan tenaga dalam, sudah tentu ceng Yang Tojin bukan tandingan Yo Cie Cong
yang bertenaga sakti dan pengaruhnya mustika Gun-liong-kauw dan telur burung Rajawali
raksasa. Tapi dalam hal ilmu pedang, ia ada lebih mahir dan pada Yo Cie Cong. ilmu pedangnya
imam itu sesungguhnya tidak boleh dianggap enteng.
Ketika serangannya Ceng Yang Tojin tadi tidak mengenakan sasarannya, bahkan kehilangan
jejak lawannya, ia segera mengetahui kalau anak muda itu ternyata ada sangat lihay. Maka
seketika itu secepat kilat pula ia putar tubuhnya bersama-sama pedangnya.

Lima jari tangan Yo Cie Cong yang sudah akan menyentuh badan imam dari Bu-tong-pay itu,
mendadak menghadapi perubahan gerakan dari imam itu, bukan saja badannya si imam sudah
lolos dari bawah jari tangannya, bahkan ujung pedangnya sudah balas menyerang dengan hebat
jikalau Yo Cie Cong meneruskan serangannya dengan jari tangannya, Ceng Yang Tojin sudah
tentu tidak terluput dari bahaya tapi Yo Cie Cong sendiri sudah terluka oleh serangan balasannya
imam itu.
Tapi Yo Cie Cong bukan Yo Cie Cong kalau tidak mampu menyingkirkan diri dan ancamannya
imam Bu-tong-pay itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan cepat ia tarik kembali serangannya, kemudian ia menggunakan pula ilmunya


menggeser tubuh menukar bayangan-, sebentar lagi sudah menghilang dan berada dibelakang
dirinya Ceng Yang Tojin lagi, sedang jari tangannya kembali diulur hendak menjambret punggung
imam itu.

Ceng Yang Tojin terpaksa harus memutar pedangnya untuk melindungi dirinya,
Gerakan Yo Cie Cong meski aneh luar biasa, tapi untuk sementara juga belum menjatuhkan
lawannya.
setelah sepuluh jurus lebih berlalu, gerakan serangan pedangnya Ceng Yang Tojin kelihatan
semakin hebat, mantap dan ganas. se-olah2 mengalirnya air sungai, tidak ter-putus2.
sedang sinar dan sambaran anginnya, membuat mata silau dan badan dingin-
Tapi gerak badannya Yo Cie Cong seolah-olah bayangan setan, sebentar kelihatan sebentar
menghilang. sa bentar ditimur sebentar di barat. Dan jika mendapat kesempatan ia lantas
malancarkan serangannya yang dahsjat.
Maka, ilmu pedangnya Ceng Yang Tojin meski sudah termasuk kelas wahid, Namun pada
akhirnya terpaksa banyak melakukan penjagaannya daripada melakukan serangan. Malah jika ia
sedikit lengah saja, segera diserbu oleh lawannya.
orang2 kuat yang menyaksikan pertempuran itu, dalam hati sudah mengerti bahwa dengan
tanpa turun tangan, hanya dengan gerak badan yang lincah dan aneh luar biasa itu Yo Cie cong
sudah cukup membikin lelah dirinya Ceng Yang Tojin-
Pada saat itu, dari rombongan itu mendadak muncul keluar seorang imam lagi dengan pedang
terhunus,

Yo Cie Cong dengan cepat mundur satu tombak. dan berkata dengaa sikapnya yang menghina:
"Apakah kalian hendak mengandalkan jumlah banyak untuk merebut kemenangan?"
Ceng Yang Tojin juga hentikan serangannya, hingga ketiga-tiganya pada berdiri merupakan
segi tiga.
Yo Cie Cong lalu berkata pula dengan suara pedas: "orang2 dari partai besar, cuma juga
mampu menggunakan cara keroyokan. Huh, kalau begitu. sebaiknya kalian semua maju berbareng
saja"
Ucapan Yo Cie Cong ini ada sangat pedas, se-olah2 tidak memandang mata sama sekali kepada
10 orang dari partai besar itu. Tidak heran kalau mereka itu pada merah padam wajahnya.
"Untuk mencegah jangan sampai rimba persilatan mengalami malapetaka, apa salahnya kalau
se-kali2 menggunakan cara pengeroyokan?" kata Ceng Yang Tojin dengan wajah merah.
"Totiang, perkataanmu ini benar juga. Nah, mari majulah." Yo Cie Cong menantang dengan
berani.
sesaat kemudian, dua bilah pedang panjang secepat kilat sudah menyambar kearahnya dari
dua jurusan.

Dalam hati Yo Cie Cong lantas berpikir: "orang2 ini jika tidak dikasih sedikit hajaran, mereka
benar2 belum tahu sampai dimana lihaynya pemilik Golok Maut".
setelah itu, kedua tangannya lalu digerakan berbareng, dengan ilmunya Kan-goan Cin-cao ia
menyerang kearah dua lawannya,
serangan dua pedang dari kedua orang imam itu telah dibikin mandek oleh kekuatan tenaga
Kan-goan Cin-cao, bahkan hampir terlepas dari tangannya. sedangkan orangnya sendiri juga
lantas terpental mundur sampai satu tombak jauhnya.
setelah menyaksikan Ceng Yang Tojin berdua terpental mundur sedemikian jauhnya. Pek Tie
siansu lalu maju menghampiri Yo Cie Cong seraya berkata: " Kekuatan sicu memang benar2
hebat. Lolap mau juga coba2 beberapa jurus."
"Aku yang rendah juga sangat mengharap bisa mencoba ilmu silat siao-lim-pai. silahkan Taysu
turun tangan"

Pek Tie siansu mundur setengah tindak. Kedua tangannya mendadak mendorong keluar. Suatu
kekuatan yang dibarengi sambaran anginnya yang sangat hebat menggulung kearah Yo Cie Cong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pemilik Golok Maut masih tetap dengan sebelah tangannya menyambuti serangan lawan
dengan menggunakan ilmunya Kan-goan Cin-cao. setelah dua kekuatan saling beradu, masing2
mundur satu tindak.
Pek Tie Siansu yang menyerang dengan kedua tangannya berbareng, melihat hanya disambuti
oleh Yo Cie Cong dengan sebelah tangan saja, dan kesudahannya terjadi seri, maka dalam hatinya
diam2 juga terperanjat. Ia menggeser mundur kakinya setengah tindak lagi, dua tangannya
diangkat perlahan-lahan. Wajahnya memperlihatkan sikap tegangnya.

Yo Cie Cong tahu bahwa hweshio ini tentunya akan melakukan serangannya yang lebih dahsyat
lagi, maka ia juga memusatkan semua kakuatan dan perhatiannya, diam2 ia juga telah
mengeluarkan ilmunya Liang-kek Cin-goan pada sebelah tangan lainnya, tetapi di wajahnya masih
kelihatan tenang2 saja.
Kedua tangannya Pek Tie siansu ketika diturunkan sampai sebatas dada, wajahnya tiba-tiba
menunjukkan suatu perubaban yang sangat luar biasa. Wajahnya itu kelihatan merah seperti anak
bayi yang baru lahir, sedangkan kedua matanya memancarkan sinarnya yang amat kejam.
Ini adalah ilmu Pan-giok sin-kang diam-dalam hati Yo Cie Cong berkata:
sekarang dalam alam hatinya ia juga. merasakan tegang. sebab ragu-ragu ilmunya Liang-kek
Cin-goan dan Kan-goan Cin-cao dapatkah menandingi kekuatannya ilmu silat dari golongan
Buddha yang paling tinggi itu ?
sembilan orang kuat yang lainnya. dengan mata dibuka lebar2 menyaksikan kedua orang kuat
yang sedang mengadu ilmunya yang sangat hebat itu.
Jikalau ilmunya Pan-giok sin-kang dari Pak Tie siansu masih belum dapat menandingi ilmunya
pemilik Golok Maut itu, maka hal Itu, kecuali mundur secara teratur, sudah tidak ada jalan lain
lagi.

Pek Tie siansu tiba-tiba melancarkan serangannya.


Ilmu silat dari golongan Buddha itu benar2 lain daripada yang lain- Ketika kedua tangannya
baru mendorong keluar, kekuatan sudah meluncur keluar sampai mencapai tempat sejauh tiga
tombak lebih. Kekuatan yang luar biasa hebatnya itu telah menerjang Yo Cie Cong.
Dengan perasaan agak kuatir Yo Tie Cong jugg mendorong dengan kedua tangannya. Pada
saat itu dari kedua tangannya lalu mengeluarkan uap merah bercampur putih.
semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut, hampir saja pada berteriak karena herannya
mereka.
Ilmu Liang- kek Cin-goan dapat berobah lunak jika menemukan lawan keras dan dapat menjadi
keras jka bertemu lawan lunak. Meski diluaran kekuatan itu tidak begitu kelihatan tetapi kekuatan
sesungguhnya yang tersembunyi, sangatlah hebat sekali.

Demikian, ketika kedua macam kekuatan itu saling beradu terjadilah satu peristiwa yang sangat
ganjil.
serangan hebat yang keluar dari tangannya Pek Tie siansu ketika membentur ilmunya si pemilik
Golok Maut, hanya perdengarkan suara benturan yang lembut, sedang serangan itu dirasakan oleh
si penyerang se-olah2 masuk kedalam lautan dan lantas lenyap tanpa bekas.
orang2 kuat dari lima partai itu semuanya lantas beruhah pUcat wajahnya, mereka pada
berseru kaget.
Pek Tie siansu kelihatan pucat pasi wajahnya, kemudian tiba2 tuhuhnya terjatuh duduk ditanah.
Diantara suara jeritan ketakutan, orang2 dari berbagai partai lantas memburu kearah Pek Tie
siansu "Taysu, apakah kau terluka ?"^
"Taysu, kejadian sudah jadi begini rupa. terpaksa kita harus turun tangan berbareng."

Demikianlah orang2 dari lima partai besar itu pada menyatakan pikirannya. Mata
mereka semua ditujukan kearah Yo Cie Cong, agaknya tengah mengikuti segala gerak-geriknya
anak muda itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

jikalau benar sembilan orang kuat dari lima partai besar itu turun tangan serentak menghadapi
Yo Cie Cong, tentu ia terpaksa turun tangan benar2 dengan tidak mengindahkan segala
perikemanusiaan lagi.
suasana mendadak berubah menjadi tegang. Pertempuran hebat agaknya sudah tidak dapat
dihindarkan lagi.
Yo Cie Cong tetap berdiri tegak dengan angkernya. Dengan wajah ketus dingin dan sorot mata
bersinar tajam ia menghadapi semua apa yang akan terjadi. Ia sudah pikir masak2 hendak
memberi hajaran yang telak pada orang2 yang menganggap dirinya sebagai orang dari golongan
baik2 dan dari partai besar dalam kalangan Kang-ouw.

Dalam saat yang sangat tegang itu tiba2 terdengar suaranya Pek Tie siansu: "Tuan2 silahkan
mundur dulu. jangan berbuat sembarangan."
semua orang ketika mendengar keputusan Pek Tie siansu itu, tidak ada seorang pun juga yang
tidak terkejut. Mereka dapat lihat Pek Tie siansu sudah bangun kembali dan kemudian dengan
menggoyang-goyangkan kedua tangannya ia mencegah supaya orang-orang itu jangan berlaku
secara gegabah.

Padri dari siao-lim-sie tahu benar dirinya ada memiliki kekuatan jauh lebih tinggi daripada
semua orang kuat yang ada disana. Tadi, ketika mengadu kekuatan ilmu dengan Yo Cie Cong,
bukan saja ilmunya sendiri sudah tidak mampu memunahkan kekuatan lawannya, bahkan sisa dari
kekuatan Liang- kek Cin-goan Yo Cie Cong masih dapat menyerang kearah dirinya dengan cukup
hebat, hingga ia terjatuh duduk.
Dan sekarang ia melihat bahwa orang2 dari lima partai besar yang turut bersamanya ini, akan
menyerbu Yo Cie Cong dengan tidak pikirkan resikonya lebih dulu, maka ia cepat mencegah
jangan berlaku sembarangan- sebab jika sampai benar terjadi pertumpahan darah hebat tentunya
tak dapat dielakkan lagi.
Ia sudah tahu pasti, orang-orang yang mengikutinya ini semuanya masih belum mampu
menandingi kekuatan Yo Cie Cong. Ia dengan kawannya hanya ditugaskan untuk menyelidiki
perbuatan kejam dari si Pemilik Golok Maut yang sebenarnya, tapi tidak mendapat perintah untuk
menangkap atau membinasakan anak muda itu, maka untuk apa mereka harus menerjang bahaya
?
orang2 dari lima partai tadi sebetulnya juga karena terdorong oleh perasaan gusarnya melihat
Pek Tie siansu terluka, maka dengan tidak memikirkan apa akibatnya mereka lantas hendak turun
tangan berbareng untuk menghadapi Yo Cie Cong.
Tetapi kini, setelah dicegah oleh Pek Tie siansu, barulah mereka tersadar,
sekalipun dengan kekuatan sembilan orang, rasanya akan percuma saja, Mereka masing2
sudah tahu sendiri, bahwa biar bagaimanapun mereka tidak mampu menghadapi anak muda itu,
maka jika mereka- berlaku gegabah, salah2 bisa menghantarkan jiwa dengan percuma. Tanpa
banyak bicara lagi mereka semua lantas mundur.

Tidak kecewa Pek Tie siansu sebagai murid golongan Buddha yang beribadat tinggi. ia memiliki
ketenangan dan kesabaran luar biasa. saat itu ia lantas maju dan menghampiri Yo Cie Cong seraya
berkata:
"Kekuatan sicu betul2 luar biasa. Lolap sekalian sudah tahu tidak mampu menandingi kekuatan
sicu. tetapi biar bagaimana lolap tetap masih mengharap dan mohon supaya sicu jangan berbuat
terlalu menurut kemauan hati, sehingga dapat menerbitkan bencana besar. Lolap sekalian
sekarang hendak kembali ke-masing2 tempat untuk melaporkan pada Ciang-bunjin masing-2,"
Karena Pek Tie siansu sudah mengaku kalah dan kelakuannya hweshio itu yang bersifat
kesatria itu ada demikian sopan santun, perasaannya Yo Cie Cong menjadi tertarik dan ia lantas
menjawab dengan suara lunak:
"Perkataan Taysu sudah tentu aku akan perhatikan betul2. Tetapi aku yang rendah juga hendak
mohon bantuan Taysu, tolong urusanku menuntut balas ini dijelaskan supaya partai kalian dapat
memahami duduknya urusan, jangan beranggapan keliru dan jangan sembarangan campur
tangan-"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pek Tie siansu dengan sorot mata lesu mengawasi lagi Yo Cie Cong sejenak. lalu mengibaskan
lengan jubahnya dan rombongan orang2 itu lantas berlalu meninggalkan Yo Cie Cong.
setelah mereka sudah pergi jauh, barulah Yo Cie Cong dapat menghelah napas panjang2 baru
saja ia hendak melanjutkan perjalanannya itu dari bukit sebelah kiri tiba2 terdengar dua kali suara
jeritan ngeri.
Yo Cie Cong menjadi terkejut. Ia coba pasang telinga, tetapi keadaan kembali sunyi. Didalam
hatinya menanya: "Aneh Didalam hutan belukar ini bagaimana bisa terdengar suara jeritan orang."
Pada saat itu, matahari sudah silam kebarat. Keadaan mulai gelap, Dua deretan bukit yang ada
disepanjang jalan raja kelihatannya seperti singa yang mendekam sedangkan angin gunung yang
meniup kencang membuat wajahnya Yo Cie Cong dirasakan dingin-

Yo Cie Cong berdiri menjublek sekian lamanya, ia mengharap dapat menemukan apa. Tetapi
kecuali dua kali suara jeritan tadi sudah tidak terdengar suara apa2 lagi. Namun ia tahu benar
bahwa pendengarannya tadi tidaklah salah.
Mungkin didalam hutan belukar ini saat itu sedang terjadi suatu peristiwa yang mengerikan-
Perasaan heran dan hati mulianya telah mendorong Yo Cie Cong untuk pergi menyelidiki suara
tadi. Ia lantas gerakan kakinya menuju keatas bukit dimana datangnya suara jeritan suara tadi.
setelah berada diatas bukit. dengan kedua matanya yang tajam ia menyapu keadaan
disekitarnya. Bukit itu ternyata ber-jejer2 begitu panjang. Pohon2 siong yang banyak tumbuh pada
bukit itu, tertiup angin malam telah menimbulkan suara men-deru2.

Yo Cie Cong terus berjalan mengitari atas bukit dan naik kepuncaknya. sampai cuaca menjadi
gelap benar ia sudah menjelajah, Kearah bukit itu kira2 lima lie jauhnya, tetapi tidak menemukan
apa2.
Ia jadi penasaran, Tetapi karena lelahnya ia lantas berhenti dan duduk dibawahnya sebuah
pohon siong.
sinar rembulan remang2 menjinari seluruh pegunungan yang sepi sunyi itu. Kadang terdengar
bunyi burang2 dan suara serigala yang kedengarannya menyeramkan-
Beberapa kali ia sudah ingin turun dari gunung, tetapi selalu diurungkan tertahan oleh hatinya
yang penasaran.
jikalau tidak meneruskan matanya berlalu, dengan cara mencari membabi buta, itu sama saja ia
seperti juga menubruk angin menangkap bayangan-
selagi berada dalam keadaan sangsi disuatu tempat kira2 tiga puluh tombak jauhnya tiba2 ia
dapat melihat dua bayangan hitam yang ber-gerak2.
Yo Cie Cong yang sudah hampir putus asa, dengan tidak banyak pikir lagi lantas lompat
melesat ketempat tersebut.

Begitu kakinya menginjak ditanah di gerombolan rumput tiba2 terdengar suara keresekan yang
sebentar kemudian lenyap kembali.
Yo Cie Cong pasang mata telinganya. Di dalam gerombolan rumput itu dilihatnya empat sinar
hijau, maka dalam hatinya ia berpikir: "Apakah ini ular berbisa atau binatang buas yang sembunyi
didalam rumput ini ?"
Belum lagi lenyap pikirannya. sinar hijau tadi kelihatan bergerak, dan sesosok bayangan hitam
sudah menerjang kearahnya.
Yo Cie Cong masih belum dapat melihat tegas bayangan hitam itu orang atau binatang,
seketika itu lantas miringkan tubuhnya dan tangannya berbareng menyerang.
suara ngeri lantas terdengar dan bayangan hitam itu termental terbang lagi kedalam
gerombolan rumput.

Yo Cie Cong lalu menghampiri. matanya yang tajam segera dapat melihat bahwa bayangan
yang datang menerjangnya tadi ternyata adalah seekor binatang buas. Dari suaranya dapat
diduga binatang itu kalau bukannya serigala tentunya macan tutul. selanjutnya, sesosok bayangan
hitam menerjang lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seperti juga halnya dengan binatang yang pertama, Yo Cie Cong lantas menyambuti bayangan
itu dengan serangan tangannya.
Tetapi selagi Yo Cie Cong angkat tangannya hendak menyerang, bayangan hitam yang datang
menyerbu tadi dengan cepat sudah berkelit kesamping dan dapat menghindarkan serangan Yo Cie
Cong yang cukup hebat tadi
setelah singkirkan diri dan serangan Yo Cie Cong tadi, bayangan hitam itu datang menyerbu.
Yo Cie Cong diam2 memaki: "Binatang licik," Ia lalu mengangkat tangannya.
Bajangan hitam tadi melompat keatas kepalanya, maka Yo Cie Cong lantas balikkan tangannya
untuk menyambar.

Kembali suara ngeri terdengar dan bayangan hitam itu termental setinggi tiga tombak yang
kemudian jatuh ditanah dengan tidak berkutik lagi.
Ketika Yo Cie Cong datang melihat, ternyata bayangan hitam tadi adalah seekor serigala
sebesar anak sapi, yang saat itu kepalanya sudah hancur remuk dan perutnya berhamburan-
Yo Cie Cong terus mengadakan penjelidikan. Didalam gerombolan rumput tadi tiba2 hidungnya
dapat mengendus bau amis. Ketika ia pasang mata, bulu romanya lantas pada berdiri

Disitu ada menggeletak dua bangkai manusia yang sudah tidak utuh anggota badannya.
Bangkai itu masih bermandikan darah. Kepalanya hancur, perutnya berlubang. Ususnya kelihatan
berhamburan ditanah.
Ditempat tidak jauh dari situ. kembali terdapat beberapa tengkorak manusia. yang masih
kelihatan ada rambutnya, sehingga dapat diduga bahwa tengkorak itu masih belum lama jadi
korban,
Diatas gunung belukar, diwaktu malam yang gelap gulita dan sepi sunyi. bangkai manusia
dengan tengkoraknya itu sudah cukup membuat bulu roma orang yang menyaksikan berdiri
setelah menyaksikan semuanya itu dalam hati Yo Cie Cong lalu berpikir: "Apakah kedua serigala
itu begitu buas? Apakah kedua orang ini telah menjadi korbannya kedua serigala itu?"

Dari keadaannya dua bangkai manusia yang masih ada darahnya, nyata bahwa orang2 itu
belum lama menemukan ajalnya. Apakah suara jeritan dua kali tadi keluarnya dari mulutnya kedua
orang ini?
Tetapi bangkai dan tengkorak2 manusia itu mengapa bisa berada diatas bukit belukar ini? Dan
mengapa sampai menjadi mangsanya kawanan serigala? Ini benar2 merupakan suatu hal yang
sukar dimengerti.
Mendadak matanya Yo Cie Cong dapat melihat diatas sebuah pohon ada benda hitam yang me-
lambai2 tertiup angin- ia lalu menghampiri untuk mengambil benda tersebut. Penemuan ini lebih2
lagi mengejutkan hatinya.

Benda hitam yang me- lambai2 itu ternyata sepotong baju hitam. Di tengah2 potongan kain
hitam itu terdapat sulaman seekor burung laut putih. di-tengah2 badan buruog laut itu tersulam
satu huruf nomor 5.
Ditempat tidak jauh dari situ, kembali Yo Cie Cong menemukan benda serupa itu yang bersulam
dengan tanda huruf nomor 4.
Bukan kepalang kagetnya Yo Cie Cong. Bukankah dua kain hitam itu adalah miliknya Utusan
burung laut ?
Tetapi entah bagaimana utusan nomor 4 dan nomor 5 dapat binasa diatas bukit belukar ini?

Dari pakaiannya kedua bangkai manusia tadi dan dari dua potong kain ini ia lantas memastikan
bahwa dua bangkai tadi adalah lagi2 bangkai Utusan burung laut yang lain.
Dua belas orang yang sebagai Utusan burung laut, adalah anak bauhnya orang berkedok kain
merah. Hampir setiap orangnya mempunyai kepandaian silat yang sangat tinggi. Mustahil sekali
kalau mereka tidak mampu menghadapi dua binatang buas tadi saja.
Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa nomor 4 dan nomor 5 setelah dibinasakan oleh orang
yang lebih tinggi kepandaiannya, lantas dibuang ketempat ini. Dua ekor serigala tadi mungkin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

telah datang karena bau amis dari bangkainya manusia dan itu orang yang mampu membunuh
mati kedua utusan burung laut itu. sudah tentu memiliki kepandaian silatt tinggi sekali.
sekarang yang menjadi persoalan utama ialah utusan burung laut nomor 4 dan nomor 5 ini,
apa sebabnya mereka datang kegunung belukar ini? Kedatangan mereka berdua apakah atas
perintah suhunya ataukah ada lain sebab lagi,

Dan siapakah pembunuhnya kedua orang ini? Dari keadaannya dua korban itu yang sangat
mengenaskan, orang membinasakan mereka itu kalau bukan orang yang sangat jahat, tentunya
adalah se-orang2 kejam dan telengas, Tetapi dengan seorang sebagai orang berkedok kain merah
yang nama kedudukannya sangat terkenal di dalam kalangan Kang-ouw, pembunuh itu ternyata
berani turun tangan juga terhadap muridnya, maka dapatlah di duga bahwa pembunuh itu
tentunya adalah se-orang2 kuat bukan sembarangan dan tentu ada mempunyai andalan
dibelakang dirinya.
sedang itu tengkorak2 manusia. sebenarnya tengkorak2 siapa? Mengapa mereka juga binasa
ditempat tersebut?

Yo Cie Cong makin memikir makin bingung sendiri


"Aku harus melporksn hal ini pada orang berkedok kain merah," demikian ia mengambil
keputusan.
Tetapi. didalam dunia yang sangat luas ini. dimana harus aku mencari jejaknya orang aneh
yang sangat misterius sepak terjangnya.
Apalagi temponya sangat mendesak dan ia harus pergi menepati janji dengan kedua orang
aneh dari rimba persilatan, maka ia teringat pula akan perempuan aneh yang memakai kedok
merah yang baru muncut dikalangan Kang-ouw. siapakah dia ? Apakah benar dia siangkoan Kiauw
?

Dan kematiannya Cin Bie Nio yang dipenggal kepalanya, apakah juga perbuatannya perempuan
berkedok itu?
Kalau mengingat akan musuhnya, ia lantas teringat kedua perempuan jelek yang pernah di
kejar2nya. Mereka tidak mengaku sebagai muridnya Giok- bin Giam-po, tetapi siapakah
sebenarnya orang yang berada dipuncak gunung pit-koan-hong itu ?
Kembaii ia teringat pada Im-mo-kauw. Apa sebabnya perkumpulan ini terus mengirim utusan
yang kuat2 untuk mengejarnya ?
sekarang ia teringat akan dirinya sendiri. Apakah ia akan ada hubungannya dengan Giok-bin
Kiam-khek yang sudah menghilang selama dua puluh tahun lamanja? Dari bahan2 yang tidak
lengkap dapat ditarik kesimpulan bahwa Giok- bin Kiam-khek dan Giok- bin Giam-po mempunyai
hubungan sebagai suami isteri. jikalau benar Giok- bin Kiam-khek ada hubungannya dengan
dirinya sendiri sedang Giok-bin Giam-po itu merupakan salah satu musuh besar dari gurunya, ia
tidak berani memikirkan lebih lanjut. ia merasa kepalanya hampir pecah dan dadanya hampir
meledak memikirkan ini semua. Tiba2 ia bersiul panjang. suaranya menggema ditanah
pegunungan yang sunyi.

Perbuatan Yo Cie Cong itu sebenarnya hanya satu perbuatan yang hanya bermaksud hendak
melampiaskan kekesalan dalam hatinya.
Tetapi siapa nyana, siulan Yo Cie Cong itu telah mendapat suatu reaksi yang tidak di-duga2.
Suara orang ketawa dingin yang kedengarannya seram sekali terdengar masuk dalam telinganya.
Dengan cepat Yo Cie Cong balikkan badannya, ia memandang keadaan sekitarnya tetapi tidak
dapat melihat suatu apa, ia sudah mengira suara itu adalah suara setan, tetapi apakah benar
didalam dunia ini ada setan? Apakah suara tadi adalah suara orang dan orang itu bisa mendekati
sampai tidak diketahuinya, sudah tentu orang itu mempunyai kepandaian cukup berarti.

Jilid 17 : Kematian tabib Go-cee-jin


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan cepat Yo Cie Cong balikkan badannya, ia memandang keadaan sekitarnya tetapi tidak
dapat melihat suatu apa, ia sudah mengira suara itu adalah suara setan, tetapi apakah benar
didalam dunia ini ada setan? Apakah suara tadi adalah suara orang dan orang itu bisa mendekati
sampai tidak diketahuinya, sudah tentu orang itu mempunyai kepandaian cukup berarti.
"Hm"
Kembali terdengar suara orang tadi itu. Kali ini Yo Cie Cong telah dapat mendengarnya dengan
jelas.
Suara orang itu datangnya dari sebuah pohon besar yang terletak kira2 tiga tombaknya dari
padanya,
"Manusia atau setan- Lekas unjukkan diri" demikian Yo Cie Cong membentak.

Baru saja Yo Cie Cong menutup mulutnya, dari belakang ponon besar itu sudah melayang turun
sesosok bayangan orang yang badannya tinggi dan kurus kering, tetapi sinar matanya sangat
menakutkan- Dibawah penerangan sinar rembulan, kelihatan wajah orang itu yang pucat seperti
mayat
"Apakah benar ada setan" demikian Yo Cie Cong berpikir yang mau tidak mau bulu romanya
sudah berdiri juga.
"Bocah, kau datang untuk mengantar jiwa." Demikian terdengar suara manusia yang seperti
setan itu, kedengarannya sangat tidak enak.
oleh karena bisa bersuara, maka Yo Cie Cong dapat memastikan bahwa yang ada
dihadapannya itu tentunya ada manusia biasa, bukan setan. Maka seketika itu nyalinya lantas
besar kembali.
Ia menjawab pertanyaan orang aneh itu dengan tidak kalah dinginnya: "Antar jiwa Belum tentu
Mungkin yang benar, adalah hendak mengantarkan kau kepada raja akherat."
"Ha, ha, ha, ha.. ^"
Badannya orang aneh itu lantas maju menghampri satu tindak.
sekarang kedua orang itu berdiri berhadapan dengan jarak yang tidak berjauhan-
orang aneh itu pipinya menonjol hidungnya melesak. Wajahnya pucat laksana tidak berdarah.
Kedua tangannya yang kurus kering. diluruskan kebawah, se-olah2 tidak bertenaga. Kuku jarinya
lebih dari satu dim panjangnya. Dipandang sekelebatan. orang itu mirip benar dengan tengkorak
hidup,

setelah mamandang sejenak, tiba2 Yo Cie Cong ingat siapa adanya orang ini, maka seketika itu
juga lantas naik darahnya, napsu membunuhnya juga timbul.
Kiranya orang aneh ini adalah si siluman Tengkorak Lui Bok Thong yang pernah merampas
potongan kayu wasiat ouw-bok-Po-lok Cin-kuat dari tangannya Tio Lee Tin, juga merupakan orang
yang di cari oleh Yo Cie Cong.
Karena manusia tengkorak ini merupakan salah satu musuh besarnya Kam-lo-pang, maka
bukan saja Yo Cie Cong hendak menagih hutang jiwa, tetapi juga hendak minta kembali ouw-bok-
Po-lok yang disebutnya Tio Lee Tin supaya dapat dipasangkan dengan ouw-bok-Po-lok Ciu- kuat
yang ada padanya, sehingga dapat dipelajari lima jurus ilmu pukulan yang luar biasa yang tertulis
pada kedua potongan kayu itu.
sesungguhnya ada diluar dugaan sama sekali dalam keadaan tidak ter-duga2 Yo Cie Cong
dapat menemukan orang aneh itu di tempat tersebut.

Apakah iblis ini sudah dapat memecahkan artinya ilmu pukulan yang terdapat dalam kayu yang
dirampasnya?
Ini adalah salah satu persoalan yang setiap saat dipikirkan oleh Yo Cie Cong. sebab jika si
siluman Tengkorak ini berhasil mempertinggi ilmunya dengan apa yang tercantum dalam potongan
kayu wasiat itu, maka sudah tidak mudah lagi baginya untuk merubuhkan orang tua aneh itu.
OOOO OOOOOOO oooo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

SAMBIL perdengarkan suara tertawanya yang aneh, si siluman Tengkorak itu berkata: "setan
cilik, kau benar2 sudah bosan hidup, maka sampai kau lari kemari untuk mencari mampus"
Yo Cie Cong meski dalam hati merasa benci sekali terhadap manusia yang macamnya seperti
tengkorak itu, tapi sebelum mengetahui dengan jelas keadaan orang itu, ia tidak mau umbar dulu
napsunya, mata ia hanya menyahut dengan suara ketus:
"lblis tua, siaoya-mu telah mencari kau hampir disetiap pelosok dunia, sungguh tidak nyana bisa
bertemu disini. Ini seperti juga ada Tuhan yang menentukan aku kemari"

siluman Tengkorak Lui Bok Thong ada seorang yang sangat jahat dan kejam. Kepandaian ilmu
silatnya sampai dimana tingginya, ada sukar dijajaki. oleh karena kekejaman dan kebuasannya,
orang2 golongan hitam dan putih banyak yang merasa segan berurusan dengannya.
Malam itu ketika melihat bahwa Yo Cie Cong yang usianya masih muda belia, dianggapnya
bocah yang masih bau pupuk bawang,
la sungguh tidak nyana bahwa bocah itu berani omong besar dihadapannya, malah agaknya
tidak pandang mata sama sekali terhadap dirinya. Maka ia merasa kaget dan ter-heran2.

oleh karena sejak ia mendapatkan kayu wasiat "ouw-bok-Po-lok Cin-kuat" dari tangannya Tio
Lee Tin, ia terus sembunyikan diri untuk mempelajari ilmu silat yang terdapat dalam potongan
kayu itu, maka terhadap urusan dalam dunia Kang-ouw ia tidak begitu jelas lagi,
Ketika ia dulu merampas potongan kayu itu dari tangannya Tio Lee Tin, saat itu kepandaian
ilmu silatnya Yo Cie Cong ada biasa saja, maka ia tidak pandang mata sama sekali. Kini ia ketemu
pula dengan pemuda yang dulu tidak dipandang mata itu. tapi ia sekarang sudah tidak kenal lagi
Yo Cie Cong.
sudah tentu, jika ia tahu bahwa pemuda sombong didepan matanya ini adalah pemilik Golok
Maut yang mang getarkan seluruh rimba persilatan, ia tentunya akan pikir2 dulu, bahkan ada
kemungkinan akan berusaha untuk lari kabur....
"Bocah, kau kata kau mencari lohu ?"
"Benar"
"Heh...heh... Tahukah kau siapakah lohu ini?"
"siluman Tengkorak Lui Bok Thong. Tidak salah toch?"

Manusia aneh itu nampak terkejut, ia sungguh tidak nyana bahwa bocah ini sudah bisa
menyebutkan nama dan gelarnya sekalian. Malah kelihatannya tidak merasa takut sama sekali.
"setan cilik, kau mencari lohu ada urusan apa ?"
"Aku hendak membunuh mati kau "
siluman Tengkorak heran, matanya terbelalak. Ia seperti tidak percaya kepada talinganya
sendiri.
"Apa kau kata?" tanyanya dengan mata masih terbuka lebar.
"Aku akan ambil jiwamu" jawb Yo Cie Cong tenang.
"Hahahaha. setan cilik, apa kau ada seorang gila? Masa seorang bocah seperti kau ini berani
mengambil jiwa lohu....?"
"Apa kau tidak percaya?"
"Bukan cuma tidak percaya saja, bahkan kuanagap kau sudah gila. Kau tahu, orang yang
binasa ditangan lohu, jumlahnya barangkali masih lebih banyak dari pada yang kau si setan cilik ini
ketahui. seumur hidup lohu baru pertama kali ini mendengar ada orang berani mau hendak
membunuh diri lohu. Ha...hahaha...."
"lblis tua, kau ketawa. apa kau kira omonganku ada satu lelucon? Hmm... Bukan saja buru
pertama kali kau dengar, tapi perkataan yang kau dengar ini ada merupakan tanda berakhirnya
hidupmu. sebab, selewatnya malam ini. kau sudah harus menghadap Giam-lo-ong"

Mendengar perkataan ini. Lui Bok Thong lantas berjingkrak-jingkrak bahwa gusarnya.
sebenarnya memang betul, inilah ada untuk pertama kalinya ada orang berani mengatakan
hendak membunuh mati dirinya.
"setan cilik, siapa suhumu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Hal ini kau tidak usah tanya dulu, sebentar lagi aku sudah tentu bisa memberitahukan
padamu"
Yo Cie Cong pada saat itu mendadak ingat sesuatu, ia masih ingat benar perkataannya orang
berkedok kain merah, bahwa orang aneh itu. sudah mengirimkan Utusannya untuk mencari
jejaknya siluman Tengkorak ini. maksudnya ialah hendak merebut kembali potongan kayu wasiat
ouw-bok-Po-lok yang direbut dari tangannya Tio Lee Tin- "
Apa tidak bisa jadi bahwa utusan nomor 4 dan nomor 5 itu setelah mengetahui jejaknya
siluman ini, lantas dibinasakan oleh orang kejam itu? Mengingat sampai disitu, ia lantas menanya:
"Tumpukan tergkorak manusia ini...."
"Haha, setan cilik, setiap orang yang menemukan jejak lohu, cuma mempunyai satu jalan, ialah
mati" memotong siluman Tengkorak ketawa nyengir.
"Kalau begitu kau sudah mengakui sendiri bahwa orang itu adalah kau yang membunuh mati ?"
"Memangnya kenapa ?"

"Hutang uang bayar uang, hutang jiwa ganti jiwa "


"Haha, setan cilik, seumur hidup lohu, sudah terlalu banyak hutang jiwa manusia, barangkali
tidak bisa membayar lunas. Malam ini mengingat kau ada seorang pemuda yang bernyali besar.
lohu akan berikan kau kematian secara sempurna"
"Tapi asal aku turun tangan, sela manya tidak kenal apa artinya mati secara sempurna" Yo Cie
Cong balas mengejek.
"setan cilik, apakah kau kepingin lekas mampus?"
"lblis tua, aku sekaraag hendak menanyakan, apa kau masih ingat itu kejadian, dimana kau
telah merampas sebuah benda pusaka dari rimba persilatan dari tangannya seorang gadis
berpakaian hitam? Kala itu aku justru berada ditempat kejadian tersebut menonton semua
perbuatanmu "
siluman Tengkorak terkejut dan mundur satu tindak, tiba-tiba lantas berkata sambil ketawa
seram: "oh setan cilik. kau apakah bocah cilik yang hari itu telah lohu lepaskan?"

"Apakah kau masih ingat, apa yang pernah ku bicarakn pada kala itu?"
"Kau pernah bicara apa ?"
"Kala itu aku pernah berkata, jikalau kau tidak membunuh aku, lain kali apabila ketemu lagi aku
pasti hendak bunuh mati kau. Dan sekarang kita telah berjumpa lagi, apa katamu?"
"setan cilik, jangan banyak rewel, lohu nanti sempurnakan dirimu "
siluman Tengkorak setelah mengucapkan perkataannya yang terakhir lantas gerakan tubuhnya,
jari tangannya yang runcing seperti cakar burung dengan cepaat menyambar mukanya Yo Cie
Cong.
Pemilik Golok Maut melesat kesamping sejauh delapan kaki, untuk menghindarkan
serangan2nya siluman Tengkorak yang sangat ganas itu, kemudian berkata dengan suara dingini
"Tungga dulu, aku hendak menanya padamu"
"setan cilik jangan banyak rewel, cepat atau lambat kau toch mampus juga"
sehabis itu, badannya yang kurus kering kembali melesat dengan cepatnya, jari2 kedua
tangannya dari sudut yang sangat aneh, menyerang Yo Cie Cong seperti sambaran kilat cepatnya.

Dalam rimba persilatan kala itu, orang yang mampu menghindarkan serangan siluman
Tengkorak itu barangkali tidak banyak jumlahnya.
Yo Cie Cong hanya ganda dengan mesem, dengan ilmunya menggeser badan mengganti
bayangan, secepat kilat ia sudah menghilang dari depan matanya siluman Tengkorak. Bukan
kepalang kagetnya si iblis dengan cepat ia lantas hentikan gerakkannya.
"lblis tua, tahukah kau, siapa aku ini?"
"Tidak lebih daripada satu bocah jumawa yang pandai menggunakan gerakan aneh saja"
Dari dua kali gerak serangannya Yo Cie Cong sudah dapat mengukur bahwa kekuatannya
siluman Tengkorak ini tidak setinggi yang perlu dibuat takut, ia tahu bahwa iblis tua ini tentu
belum berhasil mempelajari ilmu silat yang tertulis dalam potongan kayu ouw-bokspo-lok itu. Maka
diam2 hatinya merasa lega.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan sangat tenang dan per-lahan2, ia mengeluarkan senjata Golok Mautnya. Kemudian
berkata: "lblis tua, kau kenal barang ini ?"

Se-olah2 melihat hantu ditengah hari si Siluman tengkorak itu lantas berdiri, kesima dengan
mulut menganga dan mata melotot. Dengan tanpa disadari ia lantas mundur satu tindak, lama
sekali ia baru baru bisa berseru: " Golok Maut"
siluman Tengkorak itu meski tidak banyak dengar tentang sepak terjangnya Golok Maut yang
menggemparkan tapi munculnya Golok Maut dikalangan Kang-ouw yang sudah mengambil korban
beberapa jiwa musuh2nya dimasa lampau ia sudah dengar semuanya. Ia merasa ketar-ketir
hatinya, karena ia sendiri juga merupakan salah seorang yang dulu pernah ambil bagian dalam
pembasmian perkumpulan Kam-lo-pang.
surgguh tidak dinyana bahwa bocah yang berada didepan matanya sekarang ini yang
dianggapnya masih bau pupuk bawang, ternyata ada itu pemilik Golok Maut yang menggemparkan
dunia Kang-ouw.

Yo Cie Cong maju mendekati lagi satu tindak, ia bulang-balingkan Golok Maut di ditangannya,
kemudian berkata pula dengan suara bengis: "Lui Bok Thong, kau tak usah merasa menyesal
binasa ditanganku"
siluman Tengkorak tadi ketika melihat Golok Maut, memang benar hatinya menggetar dan
pikirannya merasa jeri. Tapi kemudian ia lantas menganggap bahwa orang yang membawa Golok
Maut itu ternyata cuma satu bocah cilik, maka pikirannya lantas tenang kembali, begitu pula
kebuasannya.
"setan cilik golok itu kau boleh "nimpah" dari mana?"
"Haha...aku adalah pemilik Golok Maut ini "
"Kau pemilik Golok Maut?"
"Apa perlu membohong?"
"Haha, setan cilik, apa kau kira dapat membohongi lohu ?"
"Percaya atau tidak terserah padamu. walaupun bagaimana. hutang darah Kam-lo-pang malam
ini ditempat ini dan pada saat ini juga harus dibereskan, selain daripada itu. kayu wasiat ouw-bok-
po-lok, aku lihat sebaiknya kau serahkan saja secara baik2"
"setan cilik, omongan gedemu boleh juga, hanya sayang kau tidak mampu mencapai
maksudmu Ha ha..ha...."
Tangannya kembali diputar, kali ini ia melakukan suatu serangan yang agak berlainan dari pada
yang tadi.

Suatu kekuatan tenaga dalam yang hebat sekali, se-olah2 gunung gugur atau serbuan ombak
air laut, dibarengi dengan angin men-deru2 dan bau amisnya bangkai manusia telah mengempur
dirinya Yo Cie Cong.
siluman tengkorak sesudah mengetahui bahwa anak muda wajah dingin didepan matanya ini
adalah pemilik Golok Maut, lantas mendapat firasat bahwa pertempuran malam ini ada merupakan
pertempuran antara mati dengan hidup, Maka begitu turun tangan ia sudah mengerahkan seluruh
kekuatannya, maksudnya supaya ia bisa binasakan jiwanya anak muda itu dengan segabrakan
saja. Lagipula dalam serangannya itu ia berikuti ilmu tunggalnya yang dinamakan "Hu-sie kang"
(ilmu kekuatan tenaga dalam yang menggunakan bangkai manusia sebagai latihan) yang ia jarang
sekali gunakan-

Yo Cie Cong tahu ia menghadapi satu musuh yang sangat tangguh, maka saat itu ia sudah
pusatkan seluruh ilmunya Liang- kek Cin-goan dan Kan-goan Cin-cao. Ketika bau amis menusuk
hidungnya, dengan segera ia menutup seluruh jalan darahnya dan mengeluarkan ilmunya
mengentengi tubuh yang luar biasa untuk menghadapi musuhnya itu,
se-olah2 selembar bulu burung, badannya Yo Cie Cong terbang mengikuti aliran kekuatan
sambaran angin serangan siluman Tengkorak. Ketika serangan musuh sudah berhenti, ia lantas
melayang turun ditanah lagi, kemudian dengan kecepatan bagaikan kilat menerjang siluman
Tengkorak. sedang Golok Maut ditangannya juga lantas dikerjakan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ilmu serangan dengan Golok Maut itu hanya satu jurus saja, tapi sebagai gerakan yang
mengarah kedua lengan tangan- kedua paha kaki dan yang terakhir membuat lobang didada
musuhnya.
Itu ada ilmu Pukulan istimewa ciptaan dari gurunya Yo Cie Cong sendiri, ialah Yo Cin Hoan,
yang disesuaikan dengan keadaannya badan sendiri yang cuma mempunyai sebelah tangan-
siluman Tengkorak sungguh mati tidak nyana kalau bocah cilik yang masih bau pupuk bawang
yang mengaku sebagai pemilik Golok Maut ini ada mempunyai kepandaian ilmu silat demikian
tinggi luar biasa. sebab selagi serangannya yang diharap-harap bisa membinasakan musuhnya itu
gagal mengenakan sasarannya, tahu2 musuh itu sudah balas menyerang dengan ilmunya yang
sangat aneh luar biasa.
la merasa bahwa saat itu ia seperti sudah tidak berdaya untuk menyingkirkan diri atau menutup
dirinya.

Akan tetapi, ia yang mempunyai kepandaian ilmu silat sangat tinggi dan kegesitan luar biasa,
dalam keadaan terjepit demikian tapi ia masih mampu menggunakan ujung kakinya untuk menotol
tanah dan badannya melayang miring. Hanya selisih seujung rambut saja, ia sudah berhasil
menghindarkan diri dari serangan mautnya Yo Cie Cong. Namun badannya sudah mandi keringat
dingin karenanya.
Yo Cie Cong melihat musuhnya bisa meluputkan diri dari serangan mautnya dalam hati diam2
juga merasa terkejut. sambil keluarkan geramannya, kembali Yo Cie Cong melakukan serangan
dengan Golok Mautnya.
si siluman Tengkorak yang baru saja dapat bernapas sebentar, serangannya Yo Cie Cong sudah
menyusul lagi.

Tepat ketika badannya Yo Cie Cong bergerak dan selagi serangannya yang kedua hendak
diluncurkan, dengan kecepatan kilat pula si siluman Tengkorak itu sudah lompat melesat lagi
sampai lima kaki jauhnya,
Dengan demikian, maka serangan kedua kalinya Yo Cie Cong kembali mengenakan tempat
kosong.
Ia tahu bahwa kalau malam ini ia tidak berhasil mengambil jiwanya si siluman Tengkorak. maka
untuk selanjutnya barangkali sukar sekali baginya untuk mencari jejak si iblis. Apalagi potongan
kayu ouw-bok Po-lok Cin-kuat itu harus ia rebut kembali dari tangan si iblis.
Apabila kesempatan malam ini dilewatkan begitu saja dan dikemudian hari si siluman tengkorak
benar2 sampai berhasil dalam mempelajari ilmu silat yang tertera pada kayu ouw-bok Po-lok Cin-
kuat, maka bukan saja sukar untuk ia menuntut balas, bahkan sebaliknya mungkin ia sendiri yang
akan menemukan kesulitan besar.

Dilain waktu, jika dibiarkan saja seorang yang sangat kejam dan ganas seperti Lui Bok Thong
itu sampai mendapat ilmu yang lebih tinggi lagi, bukankah itu berarti sang macan telah tumbuh
sayap? Tentu juga akibatnya akan membahayakan orang2 dunia rimba persilatan-
Ia lalu menggunakan ilmu Menggeser tubuh menukar bayangan, secepat kilat sudah berada
disampingnya si siluman tengkorak. Tangan kirinya lantas mengebut dengan ilmu 'Liu im Hut-
hiat'nya, semacam ilmu menotok jalan darah yang tiada tandingannya di dalam rimba persilatan.

si siluman Tangkorak hanya melihat berkelebat bayangan orang didepan matanya. Belum ia
melihat tegas bayangan tadi siapa adanya, serangan totokan Yo Cie Cong hampir menotok jalan
darah Tong-tiong-hiat didadanya.
Dalam kaget dan kekuatan cepat la menggunakan ilmu tunggal dalam perguruannya untuk
menutup jalan darah didadanya.
setelah mengirim serangan kepada musuhnya dengan Liu-im Hut-hiat, Yo Cie Cong tahu benar
bahwa serangannya sudah mengenakan sasaran dengan jitu, tetapi badan iblis tua itu hanya
kelihatan sedikit tergetar, sama sekali tidak rubuh, sehingga diam2 la juga merasa heran.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ilmu menotok jalan darah Liu-im Hut-hiat itu adalah pelajaran yang diturunkan oleh Phoa-ngo
Hweshio kepada Yo Cie Cong janh Hweshio gila sendiri hampir separuh umurnya telah meyakinkan
ilmu tersebut baru berhasil menciptakannya. Ketika diturunkan kepada Yo Cie Cong Golok Maut itu
waktu itu sudah mahir sekali menggunakannya, mungkin sekarang kepandaiannya sudah sama
tingkatnya dengan si Hweshio sendiri, boleh di katakan setiap menyerang tidak pernah luput dari
sasarannya. Tetapi tidak nyana, iblis tua itu tidak dapat dilukai barang sedikit pun juga olehnya,
Bagaimana tidak kaget kerena itu?

Dilain pihak. si siluman Tengkorak setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa
setiap serangan Yo Cie Cong hampir semuanya merupakan tipu2 aneh kelas tinggi, dalam hati
mengerti, jika pertandingan itu dilanjutkan terus juga, baginya tentu agak sulit untuk merebut
kemenangan walaupun kemungkinan dijatuhkan lawannya adalah besar. Maka itu, selagi Yo Cie
Cong berada dalam keadaan tertegun dengan cepat la lantas melarikan diri.
Yo Cie Cong tidak mau melepaskan musuhnya begitu saja, maka dengan dibarengi suara
bentakan keras: "Kau mau lari kemana" badannya juga sudah bergerak mengejar,

Karena si siluman Tengkorak juga mahir sekali menggunakan ilmu lari pesat, walaupun Yo Cie
Cong sudah bergerak cepat, selisih, waktu yang hanya sedikit saja sudah dapat memisahkan jarak
diantara mereka sampai sejauh dua puluh tombak lebih.
Yo Cie Cong coba tancap gas, dengan mengerahkan seluruh kepandaiannya ia terus mengejar
musuhnya dengan sekuat tenaganya.
Kedua orang itu sama2 mahir ilmu lari pesat. Terutama Yo Cie Cong, yang sudah mendapatkan
beberapa kali pengalaman gaib. makin lama mengejar, makin dekat jaraknya.

Mereka lari berkejaran didalam hutan diatas bukit, dibawahnya penerangan sinar rembulan dan
bintang2 dilangit, berkelebatannya dua bayangan orang seperti hantu yang kejar mengejar.
semakin lama waktunya, semakin dekat terpisahnya jarak kedua orang itu, sampai pada suatu
waktu jarak diantara mereka hanya kurang lebih dua tombak saja.
Didepan mata mereka saat itu terbentang gua- suatu tempat yang banyak batu2nya, yang tidak
ditumbuhi sedikit tumbuhanpun juga.
Ketika mendekati sebuah batu cadas besar, se-olah2 burung garuda terbang melayang.
badannya si siluman Tengkorak melesat tinggi keangkasa yang Kemudian menukik turun dengan
cepat dan menghilang.

Yo Cie Cong terus mengejar. tetapi ketika ia sudah sampai diatas batu cadas bekas tadi, si
siluman Tengkorak sudah tidak terlihat lagi bayangnya.
" Heran Apakah iblis itu punya ilmu menghilang.?" demikian Yo Cie Cong bertanya dalam
hatinya sendiri.
sesudah itu, badannya lantas melayang tinggi melewati batu cadas, kearah si siluman
Tengkorak tadi menghilang, sedang matanya jelalatan mencari dengan cermat disekitar tempat
itu.
Didekat salah satu batu cadas yang cukup besar, ia melihat sebuah lubang kecil semacam goa
yang kira2 hanya dapat dimasuki oleh satu orang saja.
Cepat ia menghampiri goa itu dan melongok kedalamnya, Meskipun ia memiliki daya
penglihatan yang luar biasa tajamnya, masih tetap ia tidak berhasil mengetahui keadaan dalam itu
dari luar.

Ketika itu, dalam hatinya Yo Cie Cong lantas berpikiri "Kecuali tempat ini, tidak ada tempat lain
yang dapat dipakai untuk tempat sembunyinya. iblis tua itu.
Memikir kesitu, dengan tidak mem-buang2 waktu lagi, setelah menyimpan Golok Mautnya,
dengan didahului masuknya serangan yang maha hebat kedalam goa, tubuhnya pun dengan cepat
masuk juga kedalam.
Keadaan disebelah dalam goa itu ternyata gelap-gulita. Tetapi dasar memang daja
penglihatannya Yo Cie Cong jauh lebih tinggi daripada daya penglihatan manusia biasa, ia dapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

melihat tegas keadaan didalam tempat tersebut. Dindingnya licin dan rata. Masuk lagi kesebelah
dalam sampai sejauh kira2 tiga tombak. jalanan menjadi semakin lebar. terus melebar. Garis
tengah pelebaran ada kurang lebih satu tombak. Yo Cie Cong siap siaga, per-lahan2 berjalan
masuk terus kedalam goa.

Makin jauh masuk kedalam. makin lebar jalanannya, makin luas pula ruangannya. setelah
melalui dua kali tikungan, didepannya kelihatan tiga persimpangan.
sesampainya ditempat ini, Yo Cie Cong jadi bersangsi. ia harus memilih satu antara. ketiga. Ia
tidak tahu si siluman Tengkorak tadi mengambil jalanan yang mana diantara ketiga jalan simpang
itu. setelah berpikir sejenak. ia mengambil keputusan untuk memasuki jalanan yang kekiri lebih
dulu.
Dengan cepat ia lantas memasuki jalan simpangan kekiri tadi.
jalanan didalamnya ber-liku2. setengah jam kemudian, terlihat satu agak luas yang tidak ada
tembusannya, ia meneliti keadaan disekitarnya sebentar, kemudian menoleh ke-kanan. Disebelah
kanan dari tempat ia keluar, dilihatnya ada lagi sebuah goa yang kira2 adalah tembusan dari
simpangan yang kedua dari muka ketika ia masuk tadi. Mungkin kedua persimpangan itu
berhubungan satu dengan lainnya. Tetapi kalau benar begitu, yang mengherankannya ialah,
mengapa belum dapat juga ia menemukan jejaknya si siluman Tengkorak itu?

Dalam hati Yo Cie Cong lalu berpikir: "Kedua mulut goa tadi tentunya saling menembus dengan
dua yang lain. Kalau ke-tiga2 lubang goa itu setelah kumasuki masih juga belum menemukan
jejaknya, mungkin juga iblis itu tidak tinggal dalam goa ini. jika dihitung waktunya sedari
masuknya iblis tadi sampai sekarang, kira2 sudah hampir satu jam lamanya. Kalaupada saat ini
iblis itu sudah kabur dari lubang goa ketiga, sedikitnya sudah berada di tempat sejauh sepuluh lie
lebih. Ah Kalau begitu sukar untuk mencari dia lagi."
Memikir begitu, cepat2 ia balik kembali dan masuk kedalam lubang goa yang satunya lagi untuk
memburu waktu sambil mencari jejak. Dengan gerakan yang cepat ringan dan lincah, tanpa
mengeluarkan suara sedikitpun juga ia berjalan memasuki goa. tiba2 dilihatnya satu jalanan
silang. Dengan tidak banyak pikir lagi ia memilih jalan yang menjimpang, tidak terus.

Tidak jauh ia berjalan, didepan matanya lalu terlihat sebuah kamar yang lurus. Didalamnya
terdapat segala macam perabot dapur dan alat tidur, lengkap dengan bantal guling serta
kasurnya.
Yo Cie Cong merasa girang. ini sudah merupakan suatu bukti bahwa didalam goa ini ada orang
yang mendiami. malah ada kemungkinan besar orang yang mendiami tempat ini adalah si Siluman
Tengkorak sendiri.
Lantas juga ia mengerahkan seluruh tenaganya kekedua belah tangannya untuk menghadapi
segala kemungkinan, terutama dari serangan bokongan musuh. Ia juga mengerahkan ilmu
mengentengi tubuh, dengan tidak menerbitkan suara sedikitpun juga sudah terus maju kedalam,
Baru saja sampai diambang pintu, dalam kamar itu mendadak dilihatnya satu bayangan orang
yang lantas menghilang lagi dengan cepat.
Yo Cie Cong dengan cepat menerjang masuk kedalam kamar, tetapi bayangan itu sudah lenjap
entah kemana.

Dilain sudut dalam kamar itu kembali ia menemukan sebuah pintu lagi yang segera di masuki.
Ternjata juga ada jalanan goa.
Ia terus berjalan dengan cepat. setelah ber-belok2 lima kali, kembali ia sampai ketempat
semula, tempat mula2 sekali ia masuk, dipersimpangan sebelah kanan ini merupakan suatu bukti
bahwa ketiga persimpangan goa tadi berhubungan satu sama lain, tetapi tetap ia tidak dapat
menemukan suatu apa pun juga kecuali kamar dengan perabotan tadi. Bayangan orang yang
dilihatnya tadi dalam kamar dan kemudian menghilang. mungkin telah lari kelain jurusan.
jikalau ia terus mengejar seperti juga main petak umpat, untuk selamanya barangkali ia tidak
akan berhasil menyandak musuhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

selelah berpikir bolak-balik, tiba2 Yo Cie Cong menemukan suatu akal. jika ketiga mulut goa itu
yang dua disumbat dan ia sendiri terus mencari melalui mulut goa ketiga, sudah tentu tidak ada
jalan lain untuk si iblis keluar dan kalau juga ia mau keluar, pasti akan berpapasan dengan ia
ditengah dijalan yang ketiga.... Apa yang dipikir lantas dilakukan.
Badannya mundur dua tombak lebih. Ilmu Kang-goan Cin-caonya dikerahkan kedalam
tangannya lalu dipakai untuk menggempur batu dipinggir mulut goa. Dengan beruntun ia
menggempur sampai tiga kali, sehingga terdengarlah suara gemuruh, yang kemudian disusul oleh
runtuhnya batu2 yang seketika itu juga lantas menutup lubang goa.

setelah kedua mulut goa itu tertutup, Yo Cie Cong lalu memasuki mulut goa ketiga, Ketika
badannya baru masuk kepintu kamar, tiba2 disambut oleh satu serangan angin yang amat
dahsyat.
Yo Cie Cong lantas menyambuti serangan itu dengan ilmu 'Liang-kek Cin-goan'nya, sehingga
serangan yang dilancarkan oleh musuhnya sudah dibikin musnah.
Tatkala ia membuka matanya, bukan kepalang rasa girangnya, sebab ia telah berhadapan
dengan musuh yang sedang dicari, "lblis tua, kau tidak bisa kabur lagi" .
si siluman Tengkorak Lui Bok Thong dengan badannya yang tinggi dan kurus kering kelihatan
berdiri menyender didinding tembok tengah kamar. Dengan wajahnya yang buas dan sepasang
matanya yang biru menatap wajah Yo Cie Cong.
Anak muda itu setelah menenangkan kembali pikirannya, kembali berkata: " Lui Bok Thong, kau
sungguh beruntung Tempat ini bagus sekali untuk kediamanmu se-lama2nya."

Wajahnya Lui Bok Thong yang sudah seperti mayat kelihatan semakin pucat menyeramkan.
sambil kertak gigi ia lantas menjawab:
"Bocah, kau jangan omong besar dulu kau sudah masuk kamar ini, berarti juga sudah masuk
ketempat kematian. Ha, ha.,., Kutanggung badan dan tulang2mu nanti akan hancur lebur."
Yo Cie Cong terkejut dalam hati lalu berpikir: "Apa iblis tua ini sudah memasaan jebakan dalam
kamar ini."
Meski dalam hatinya memikir demikian dan merasa agak kuatir, tetapi mulutnya masih dapat
menjawab dengan suara dingin: "Lui Bok Thong. kau punya akal muslihat macam apa? Keluarkan
semua Biar bagaimana juga kau toch sudah diharuskan mati"
"Bocah, apa kau kira aku menggertak kau dengan omong kosong ?"
"Iblis tua omong kosong atau bukan. kau harus mati"
Tangan kanannya si siluman Tengkorak mendadak mancekal gelangan kecil yang terdapat
didinding batu, sedang tangannya kirinya ditempelkan kedinding tembok. lalu berkata sambil
ketawa menyeramkan,
"Setan cilik Terus terang kuberitahukan padamu, dalam kamar batu ini dengan tiga mulut goa
yang bisa menembus kemari, sudah kutanam obat peledak. Asal aku menarik gelang ini, badanmu
akan hancur lebur jadi abu."

Yo Cie Cong bergidik juga mendengar keterangan itu. Ia menduga bahwa jarak antara ia dan si
siluman-Tengkorak sedikitnya ada sepuluh tombak lebih. Dengan kekuatannya sendiri yang
mampu mencapai dengan sekali lompatan saja, tetapi barangkali tidak mampu mencegah
kecepatan gerakan tangan yang menarik gelang2an tersebut.
Mendadak ia dapat pikiran, jika iblis tua itu hendak menghancurkan kamar batu tersebut, ia
sendiri kemana hendak menyingkirkan diri? Apakah ia sendiri sudah bertekat bulat hendak turut
berkorban?
"setan cilik Kau sudah takut bukan? Malam ini lohu sudah sengaja membuat satu kecualian
selama hidupku. Kau totoklah jalan darahmu sendiri dan musnahkan kepandaianmu, baru berikan
kau jalan hidup, Bagaimana?"
"iblis tua. jangan kau mimpi" teriak Yo Cie Cong gusar.
"Kalau begitu kau sudah ambil putusan membiarkan tubuhmu hancur lebur untuk mengikuti
suhumu dialam baka?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sampai pada saat itu, didalam dunia Kang-ouw kecuali beberapa gelintir orang yang
mengetahui, orang2 masih terus menganggap bahwa pemilik Golok Maut yang dulu sudah binasa
ditangannya Liat- yang Lo koay dan Yo Cie Cong yang muncul kemudian untuk menghadapi
musuh2nya dari Cie- in-pang telah menjaru sebagai pemuda bermuka jelek. Tidak tahunya bahwa
semua yang memegang peranan sebagai pemilik Golok Maut itu sebetulnya hanya Yo Cie Cong
seorang.
Yo Cie Cong ketika mendengar si siluman Tengkorak itu menghina nama suhunya, napsu
membunuhnya lantas bergolak hebat. Dengan sorot mata beringas ia lantas berkata, "Lui Bok
Thong siaoya-mu malam ini hendak menghancurkan tulangmu sampai jadi abu."
sehabis berkata begitu, ia mengerahkan seluruh kekuatannya, mendadak ia menggunakan ilmu
Menggeser tubuh menukar bayangannya, dengan kecepatan luar biasa ia menerjang kearah si
siluman Tengkorak.

Dalam pikirannya Yo Cie Cong, sekalipun benar ia tidak akan terlolos dari bahaya kematian
karena ledakan obat pasang, se-tidak2nya ia juga harus membunuh si siluman Tengkorak itu
terlebih dahulu. selain daripada itu, sekarang ini ia juga seperti sedang menghadapi jalan buntu.
sebab kalau benar seperti apa yang dikatakan oleh si siluman Tengkorak. bahwa didalam goa itu
sudah dipasang obat peledak. biar bagaimana juga ia toch tidak bisa lolos seorang diri saja.
si siluman Tengkorak tidak menduga Yo Cie Cong berani melakukan serangan secara, tiba2,
maka seketika itu ia merasa terkejut. Tetapi sebagai seorang yang mempunyai kepandaian cukup
tinggi sekalipun tengah menghadapi bahaya besar, ia masih bisa bertindak cepat. Tangan kiri yang
menempel didinding goa lantas menekan, disitu mendadak terbuka sebuah pintu lagi, kemudian
dengan tangan kanannya ia menarik gelang-gelangan tangan kecil dan dengan cepat badannya
masuk kedalam pintu yang baru terbuka tadi.
Tepat pada saat si siluman Tengkorak menarik gelang gelangan. badannya Yo- cie Cong juga
sudah menerjang sampai.

Yo Cie Cong sudah mengerahkan seluruh kekuatannya dan sekaligus sudah meloncat sejauh
sepuluh tombak lebih, sudah barang tentu harus memerlukan tempo Lagi untuk berhenti
menambah kekuatannya,
Dan siluman Tengkorak, begitu masuk kedalam mulut goa yang baru terbuka, pintunya segera
menutup lagi.
saat itu merupakan suatu saat yang sangat berbahaya bagi dirinya Yo Cie Cong,
sebab ketika pintu goa itu baru tertutup separuh badannya Yo Cie Cong sudah menerobos
masuk kedalam. Karena Yo Cie Cong sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, maka hampir
tidak dapat menguasai daya terjangnya yang begitu hebat. setelah jumpalitan sampai dua kali,
barulah ia berhasil mendekati siluman Tengkorak.

Begitu mendekati, dengan cepat ia lantas mengulur tangannya untuk menyambar tubuhnya si
siluman Tengkorak.
Apa lacur, sambarannnya itu hanya mengenakan ikat pinggang lawannya dan iblis tua itu yang
kena tersambar dirinya, pada saat itu sudah hilang semangatnya. Ia berdaya sekuat tenaga
menggelindingkan dirinya sehingga ikat pinggang itu terputus dan orangnya terlempar jauh.
Yo Cie Cong lompat berdiri lagi. selagi hendak bergerak, Tiba2 terdengar suara gemuruh yang
maha hebat, se-olah2 gunung meledak suaranya yang kemudian disusul oleh runtuhnya batu2 dari
dalam goa itu. Tanah yang diinjaknya ber-goyang hebat, sehingga hampir2 ia rubuh tengkurap.

Ia tahu, bahwa obat peledak itu benar2 sudah meledak. Kalau dipikir, dengan tanpa merasa
berdiri semua bulu romanya. Sebab, jikalau ia tidak bertindak cepat dan tidak berhasil mengikuti
dirinya si siluman Tengkorak tadi, pada saat itu tubuhnya tentu sudah hancur berkeping-keping.
setelah pikirannya dapat dikuasai kembali, kakinya tiba2 menyentuh suatu benda. Dengan
cepat ia lantas perhatikan benda apa itu, tiba2 ia berseru karena giraag bukan kepalang: "Oow-
bok-Po-lok Cin-kuat"
OOOOO OOOOOOO ooooo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

KIRANYA si siluman Tengkorak yang ikat pinggangnya dibikin putus oleh Yo Cie Cong, bajunya
lantas mengendur dengan sendirinya, sehingga ouw-bok Po-lok Cin-kuat yang disimpan didalam
bajunya terus saja terjatuh kebawah.
Dan si siluman Tengkorak itu sendiri yang lari ter-birit2 mungkin masih belum mengetahui,
bahwa benda wasiatnya sudah hilang.
Tidak dapat digambarkan bagaimana perasaan hatinya Yo Cie Cong pada saat itu, setelah
menemukan ouw-bok Po-lok Cin-kuat. Tidak pernah disangkanya bahwa benda peninggalan dari
perguruannya yang siang hari malam selalu dirindukannya telah didapatkan dengan cara yang
tidak ter-duga2. jikalau ia mampu mempelajari ilmu silat yang tertera dalam dua potong kayu
wasiat itu, ia tidak akan merasa takut lagi untuk menghadapi musuh2nya yang bagaimana pun
tangguhnya.
Tetapi dilain pihak. ia juga merasa sangat masgul. Dengan terlepasnya si siluman Tengkorak
kali ini, entah harus menggunakan berapa banyak waktu dan tenaga untuk mencarinya kembali.

Setelah berdiri bengong sesaat lamanya, ia membersihkan pakaiannya yang penuh dengan
reruntuhan tanah dan batu dari dalam goa.
Dalam goa itu meskipun gelap. tetapi Yo Cie Cong yang mempunyai daya penglihatan yang
tajam luar biasa. masih dapat membaca tulisan2 yang tertera diatasnya kayu ouw-bok Po-lok Cin-
kuat itu, yang ternyata hanya ada lima patah perkataan hafalannya saja.
Setelah Yo Cie Cong membacanya dengan seksama, benar saja ia tidak dapat menangkap
artinya yang sangat dalam. sekalipun ia seorang pemuda yang sangat cerdas. tetapi masih juga
belum berhasil memecahkan artinya perkataan hafalan tersebut, jikalau tidak digabungkan atau
dipadu dengan sepotong oow-bok Po-lok yang lainnya, jelas ouw-bok Poi-ok Cin-kuat. Pantas
kalau Tio Ek Chiu dan si siluman Tengkorak yang sudah pernah mendapatkan kayu itu, sedikitpun
tidak mendapatkan faedah apa2 dari padanya.

Cepat2 ia lalu memasukkan potongan kayu mujijat itu kedalam sakunya, kemudian
meninggalkan tempat tersebut untuk keluar dari dalam goa.
Tidak antara lama kemudian. ia sudah sampai diujung goa. Ternjata disitu sudah tidak ada lagi
jalan keluar. Di empat penjuru semuanya terdapat dinding batu yang kokoh kekar, sehingga
membuat hatinya merasa cemas tidak keruan.
oleb karena didepan menghadapi jalan buntu sedangkan dibelakang sudah dipegat oleh
reruntuhan akibat dari ledakan tadi, maka untuk sesaat lamanya Yo Cie Cong menjublak, ia tidak
berdaya. Tetapi jalan keluar itu pastinya ada, sebab jikalau tidak bagaimana iblis tua itu bisa
meloloskan diri?
Mungkin sesudah si siluman Tengkorak itu keluar, ia menutup kembali jalan keluarnya, atau ia
bikin rusak pesawat rahasianya.

Yo Cie Cong yang ingin keluar dari tempat itu sesungguhnya tidak mudah. Betapapun kuatnya
tenaga manusia, juga tidak akan mampu menggempur gunung.
jikalau sang waktu berlalu lebih lama lagi, mau tidak mau Yo Cie Cong pasti akan mati
terkurung dalam goa tersebut.
Yo Cie Cong tenangkan pikirannya sedapat mungkin, ia asah otaknya untuk mencari jalan
keluar. Ia mengharapkan dapat menemukan apa2, tetapi akhirnya ia kecewa. Ia sudah me-raba2
hampir keseluruh dinding yang ada disekitar goa tersebut, tapi ia tidak dapatkan tanda2 yang
mencurigakan. ia telah memastikan bahwa jalan keluar pasti dikuasai oleh pesawat rahasia. Tetapi
saat itu ia tidak dapat menemukan dimana adanya pesawat rahasia tersebut.

Didalam goa itu keadaannya gelap gulita. Ia tidak tahu saat itu sudah jam berapa. tetapi jika
dihitung dari mula2 ia masuk tadi mulut goa sampai sekarang mungkin sudah mendekati pagi hari
saat itu.
Entah berapa lama lagi telah berlalu ia tetap masih belum mendapatkan jalan keluar. Dalam
keadaan sengit, ia lantas kumpulkan kekuatan dikedua belah tangannya, lalu main gempur dinding
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

disekitarnya. Gempuran itu hebat sekali, sampai batu2 berserakan ditanah. Tetapi hasilnya, hanya
membuang tenaga secara cuma2 saja.
Rasa lapar dan haus mulai menyerang dirinya. saat itu ia hanya merasakan mulutnya haus,
perutnya lapar. Tetapi dalam goa itu, dimana bisa mendapatkan air? setetes airpun tidak bisa
didapatkan. Dalam keadaan demikian itu, rasa lapar dan haus itu dirasakan makin menjadi2.
Agaknya semenitpun tidak sanggup lagi untuk menahan rasa haus dan laparnya.
"Apakah aku Yo Cie Cong harus binasa ditempat ini? Apakah aku akan mati konyol? Tidak- tidak
Aku tidak boleh mati Aku masih harus melaksanakan tugas2ku2." demikian Yo Cie Cong berkata
pada dirinya sendiri.

Memikir demikian, ia lantas berduduk dalam keadaan lesu, badannya menyender.


Rasa haus dan lapar masih sanggup diterimanya, tetapi rasa penasaran dalam hatinya belum
mampu menyelesaikan tugasnya, membuat ia seperti tengah berada di-tengah2 lautan api.
Per-lahan2 ia mulai putus asa. sekalipun ia mempunyai kepandaian luar biasa, dalam keadaan
demikian, apa yang dapat diperbuatnya?
Memikir begitu, Yo Cie Tiong dengan tanpa merasa sudah meloloskan benda kecil yang
dikalungkan dilehernya yaitu 'Liong-kuat'nya. Dengan tangan gemetaran ia memainkan sejenak
benda2 kecil itu, air matanya mengalir bercucuran.
Ia masih ingat jelas, ber-kali2 ia telah diberitahukan oleh suhunya, bahwa benda kecil yang
dikalungkan lehernya itu mempunyai hubungan rapat dengan asal usulnya, maka gurunya telah
menyuruhnya menyimpan benda itu baik2. selelah menemukan pasangannya yang dinamakan
'Hong-kuat' itulah saatnya baginya untuk mengetahui asal-usul dirinya....

Pesanan gurunya itu agaknya masih seperti berkumandang didalam telinganya. Tetapi
sekarang, ia akan binasa secara penasaran bagaimana ia bisa menemukan 'Hong kuat'?
Dan, Liong- kuat itu, yang merupakan tanda pengenal satu2nya bagi dirinya, juga akan lenyap
ber-sama2 dengan dirinya.
Teka-teki mengenai asal- usulnya, akan merupakan teka-teki yang tidak akan terbongkar ucnuk
se-lama2nya.
"Lui Bok Thong, jika aku masih diberi kesempatan untuk hidup terus, aku pasti akan hancur
leburkan dirimu" Dengan sangat gemas ia berkata sendirian.
Akan tetapi, lain suara dari lubuk hatinya, agaknya telah memberitahukan padanya, "Yo Cie
Cong, kau tidak akan dapat melakukan semua itu. Kau tidak dapat keluar dari goa ini untuk se-
lama2nya. semua dendam sakit hatimu akan ikut terkubur disini ber-sama2 kau."

Putus asa se-olah2 juga ular yang sangat berbisa memagut mangsanya selalu menggoda
hatinya. Ia tidak takut mati, karena ia sudah pernah dua kali mengalami kematian. Pertama kali
ketika ia berada ditempatnya danau Naga, binasa dibawah telapak tangannya iblis Wajah singa,
kedua kalinya binasa ditangannya Liat- yang Lo koay di Cit-lie-peng didalam badannya ada khasiat
Mustika Gu-liong-kauw, maka ia dapat hidup kembali setelah mati.
Kali ini mangkin untuk ketiga kalinya ia akan mati. Ia telah terkurung didalam goa, sehingga
harapan untuk hidup boleh dikata hampir tidak ada sama sekali.
Ia hanya merasa bahwa sekeaang ini ia masih belum boleh mati. jika ia mati sebelum
menyelesaikan semua tugas yang diberikan suhunya, ia akan mati dengan mata tidak bisa meram,
dan roh-nya akan terus gentayangan-
setelah dengan tidak merasa ia mencium benda kecil Liong- kuat itu lalu dilakukan lagi dengan
rapih dilehernya.

Pada saat itu dengan tidak sadar jari tangannya telah menyentuh dua potong kayu wasiat ouw-
bok Po-lok Cin-kuat dan Cin-kai. Dengan cepat ia lantas mengeluarkan kayu itu kedua-duanya.
Kebiasaannya seorang yang gemar mejakinkan ilmu silat, telah membuat ia dengan sendirinya
tertarik untuk memeriksa arti tulisannya yang tertera dalam potongan kayu itu. Meskipun dalam
keadaan gelap gulita, ia mau mencoba juga kerahkan seluruh Perhatiannya dan dengan matanya
yang tajam ia telah berhasil dapat melihat tulisan2 yang tertera diatas pcoongan kayu kecil itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pertama-tama yang dapat dibacanya ialah, nama2 dari ilmu tipu serangan yang masing2
dinamakan 'Lui-keng Thian-tee' (Geledek mengejutkan langit dan bumi), la la Lip-ciang To- liong
(Dengan telapakan tangan membunuh naga), seterusnya, 'Chiu-hong Lok-yap' (Daun runtuh
tertiup angin musim rontok), 'Lo-hay Hong-po' (Badai gelombang lautan) dan 'Kian-kun sit-sek'
(Langit dan bumi bergoncang).
Dibawahnya setiap nama tipu2 serangan, dijelaskan juga empat patah tulisan hapalannya.

Tatkata Yo Cie Cong membaca tulisan itu, bukan saja terlalu dalam artinya, tetapi juga aneh
luar biasa. Ia membaca terus, sampai sepuluh kali lebih, tetapi sedikitpun belum menemukan
artinya.
oleh karena perasaannya tertarik oleh serangan yang aneh2 itu, telah membuatnya untuk
sementara melupakan penderitaan yang dirasakan saat itu.
Cepat2 ia memeriksa lagi sepotong ouw-bok Po-lok Cin-kai yang lainnya, mula2 seluruh
pikirannya dipusatkan pada tipu serangan yang pertama, yang disebut 'Lui-keng Thian-tee'
sesudah dicocokkan satu dengan yang lainnya, agaknya ia mulai sedikit paham. Ia lalu
mengerjakan keras otaknya untuk memecahkan lebih dalam arti2 dalam setiap perkataan dari apa
yang tertulis itu, makin dipikir ia makin merasa bahwa tipu serangan 'Lui -eng Thian-tee' itu,
kebalik anehnya, maupun kekuatan semua merupakan tipu serangan yang tidak ada
tandingannya.

Tiga jam kemudian, Yo Cie Cong kelihatan mulai kegirangan. ia lompat bangun dan dengan
tidak berhentinya terus ia meyakinkan penemuannya yang baru itu Kembali setelah dua jam
berlalu lagi. Yo Cie Cong lantas berseru dengan perasaan girang: "Benar seharusnya begini? ini
benar2 merupakan suatu pelajaran yang sangat luar biasa"
Sampai pada saat itu, ia baru sadar bahwa ia sendiri meskipun sudah beberapa kali
menemukan penemuan ajaib, mendapatkan kekuatan jasmani yang sangat hebat, tetapi jika tidak
ditambah lagi atau diperlengkapi lagi dengan ilmu ouw-bok sin-kang, itu ilmu silat yang sudah
lama menghilang dan merupakan ilmu silat yang sudah tidak ada taranya mdalam rimba
persilatan, benar2 masih belum boleh dikatakan cukup untuk mengeluarkan seluruh kekuatannya.

Akan tetapi, ilmu silat yang tidak ada taranya itu. juga hanya seorang yang seperti Yo Cie Cong
inilah yang mempunyai tenaga yang melebihi tenaga manusia biasa, yang dapat menggunakan
dan dapat menarik manfaatnya.
Baru jurus pertama saja Yo Cie Cong dalam beberapa jam itu telah mendapatkan hasil yang
tidak ternilai harganya.
Dengan ilmu yang sudah dimilikinya, seperti Kan-goan Cin-cao dan Liang- khek Cin-goan, dua
macam ilmu tenaga dalam yang sudah tidak ada taranya, diperlengkapi lagi dengan ilmu ouw-bok
sim-keng. Kekuatannya yang akan menggetarkan seluruh dunia rimba persilatan.

Yo Cie Cong boleh dikata sudah lupa pada saat itu ia sedang berada dimana. ia sudah lupa
pada rasa lapar dan hausnya serta lelahnya. Badannya mendadak melesat lima tombak lebih, ia
mengerahkan seluruh kekuatannya, ia hendak mencoba ilmu serangan 'Lui-keng Thian-tee'
sebetulnya sampai dimana hebatnya.
Ketika dua tangannya bergerak. sebentar kemudian timbul reaksi yang sangat aneh.
Ia tujukan serangan itu kebawah tanah. Suatu suara seperti gunung rubuh yang gemuruhnya
terdengar hebat.

Tiba2, ketika kekuatan serangan tersebut menggempur lapisan dibawah tanah dalam goa itu,
mendadak keluar suara ledakan yang sangat hebat, sehingga batu2 pada berhamburan. Seluruh
goa tergoncang hebat. Suara ledakan itu menggema dari empat penjuru dinding, membuat Yo Cie
Cong merasakan telinganya sakit, sedangkan badannya telah terpental mundur dan membentur
dinding goa.
Ia merasakan sekujur badannya sakit, matanya ber-kunang2. Ia mengira bahwa atas goa itu
sudah digempur rubuh olehnya. Bukankah itu berarti ia menguruk mati dirinya sendiri?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setelah pikirannya tenang kembali, matanya celigukan melihat keadaan diseputarnya. Tiba-tiba
ia menjadi kegirangan- Dengan tidak terasa telah berseru: "Aku bisa hidup terus"
Kiranya tepat dibawah tanah dalam goa itu, ternyata adalah pintu goa yang tebalnya lima kaki.
Pantas saja tadi ketika digempur oleh Yo Cie Cong, suaranya begitu keras dan sekarang pintu
itu telah terbuka sebab batunya telah hancur ber-keping2. Sinar terang mulai kelihatan menyorot
masuk dari lubang yang terbuka itu.
Yo Cie Cong setelah menyimpan baik2 dua potong kayu wasiatnya, segera melesat keluar dari
lubang pintu goa itu.

Baru saja meninggalkan pintu goa. mendadak dirasakan ada perubahan pada dirinya.
badannya ternyata seperti terapung ditengah udara, sedangkan dibawahnya terdapat suatu
jurang yang tidak kelihatan dasarnya.
Kiranya mulut goa itu telah dibuka disamping gunung. Yo Cie Cong yang belum tahu
keadaannya, ia masih mengira berada ditanah diatas, maka dengan tidak pikir2 lagi lantas melesat
keluar. sudah barang tentu kakinya tidak dapat menginjak tanah, sebaliknya ter-apung2 ditengah
udara.
Keringat dinginnya lantas mulai keluar. Untung dia mempunyai ilmu silat tinggi. Ditengah udara
ia kerahkan seluruh kepandaiannya, ia tiba2 membelokkan arahnya dan kembali turun diatasnya
sebuah bukit.

Bukit itu meski keadaannya sangat berbahaya, tetapi dimatanya seorang sebagai Yo Cie Cong,
dianggapnya tidak beda dari tanah datar.
Dengan meminjam tanah yang tidak rata diatas bukit itu, untuk menotolkan kakinya, se-olah2
burung garuda itu mengapung tinggi lagi keatas. Hanya dengan beberapa kali gerakan saja ia
sudah berada diatas puncak gunung. setelah melalui beberapa gunung, ia menemukan jalan raya
kembali. Ketika ia melihat keadaan cuaca, ternyata hari sudah pagi dihari ketiga.

Yo Cie Cong coba meng-hitung2 waktunya. Hendak mengadakan pertemuan digunung Hoa-san.
Ternyata sudah semakin dekat. Dihari kelima pada malam harinya ia harus sudah berada ditempat
Bong-goat-peng dibelakangnya puncak gunung Hoa-san, untuk menepati janjinya.
Ia tidak ada kesempatan lagi untuk memikirkan soal ouw-bok-Po-lok. Ia terus lari turun gunung
dan melanjutkan jalannya lagi melalui jalan raya.
Dirumahnya seorang petani, didekat jalan raya ia coba numpang minta makan. setelah tangsal
kenyang perutnya, ia terus melanjutkan perjalanannya ke san-see.
Hari itu, selewatnya tengah hari Yo Cie Cong sudah tiba didaerah Man-coan-ko-koan yang
merupakan perbatasan antara san-see dan im-lam.

Ia hitung2 waktunya. Ternyata masih mempunyai cukup waktu untuk menepati janjinya, maka
dengan tindakan per-lahan2 ia memasuki daerah kota. Ia ingin mencari sebuah rumah makan
untuk tangsal perut, sekalian mencari tempat untuk tempat menginap. untuk melepas lelah selama
beberapa hari ini.
Dua jalanan besar sudah dilaluinya, tetapi masih belum juga berhasil menemukan rumah
makan yang cocok untuknya. semua rumah makan yang ditemukan, kalau tidak terlalu ramai,
tentu terlalu kotor.

selagi ia hendak membeluk kelain jalanan diantara orang yang berjalan tiba2 dilihatnya ada
berkelebat satu bayangan merah yang dari belakangnya kelihatan seperti ia sudah kenal betul
dengan potongan tubuhnya. Hatinya tergerak dan segera menyusul bayangan merah tadi.
Bayangan merah itu sebentar kelihatan sebentar menghilang diantaranya ramainya orang
berjalan, sebab saat itu kebetulan adalah hari pasaran, sehingga banyak orang dari perbagai desa
yang masuk kedalam kota untuk berbelanya, maka jalanan besar diatas kota kelihatan ramai
sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Untuk mencegah jangan sampai menimbulkan onar dijalan besar, Yo Cie Cong terpaksa
menguntit dengan- sabar.
setelah melalui lagi beberapa jalanan,. orang yang berjalan kelihatan semakin sedikit.

Yo Cie Cong lalu mempercepat gerakan kakinya, tetapi orang berbaju merah itu se-olah2
mempunyai mata dibelakangnya, ia juga mempercepat jalannya.
sebentar saja ia sudah berada diatas jalan raja diluar kota. Kedua orang terpisah tidak sampai
sepuluh tombak jauhnya.
Yo Cie Cong sudah dapat mengenali bahwa orang berbaju merah itu adalah itu wanita aneh
yang memakai baju merah dia kedok merah yang sedang dicarinya.
sebab potongan badan dari perempuan itu mirip benar dengan siangkoan Kiauw itu belum lama
munculnya didunia Kang-ouw terjadi peristiwa terbunuhnya Cin Bie Nio. ketua dari perkumpulan
Pek-leng-hwee, maka Yo Cie Cong bertambah kecurigaannya, bahwa wanita aneh ini mungkin
sekali adalah siangkoan Kiauw yang pernah bersumpah akan sehidup sejiwa dengan dia.

Tetapi mengapa wanita itu ketika mula2 bertemu tidak mau mengenali padanya, se-olah2
merasa asing satu dengan lainnya? Itulah yang membuat ia tidak habis pikir.
"Apakah siangkoan Kiauw sudah berubah hatinya? Rasanya tidak mungkin Mungkin ia
mempunyai kesulitan dalam hatinya sehingga untuk sememtara tidak mau memperlihatkan wajah
aslinya. Tetapi kesulitan macam apakah sebetulnya? Biar bagaimana juga aku harus dapat
membuka tabirnya."
Demikianlah setelah Yo Cie Cong mengambil keputusan, badannya lantas lompat melesat,
sampai kira2 terpisah dua tombak dibelakangnya perempuan itu.
Wanita itu mendadak putar balik tubuhnya ia berhenti ditengah jalan. Yo Cie Cong terperanjat,
ia juga lantas berhenti.

Setelah saling berhadapan kedua orang itu Yo Cie Cong merasa bahna wanita itu kecuali bagian
mukanya yang tertutup, seluruh badannya dari atas sampai kebawah tidak ada sebagian juga
yang tidak mirip dengan siangkoan Kiauw, maka itu hampir saja Yo Cie Cong berseru memanggil
namanya.
Wanita berkedok merah itu setelah berdiri tertegun sejenak, mendadak berkata dengan suara
ketus: "Kau ini mengapa tidak tahu aturan, terus mengejar-ngejar aku?"

Yo CIE CONG, mendengar suara itu, seperti tidak asing lagi baginya, tetapi juga tidak mirip
dengan suaranya siangkoan Kiauw, maka untuk sesaat lamanya ia tidak mampu menjawab.
"Eeee, apa kau orang gagu ?"
"siapa yang gagu?"
"Kenapa kau tidak jawab pertanyaanku."
"Pertanyaan apa?"
"Apa sebabnya kau terus mengejar aku ?"
"Diatas jalan raja, siapa saja toch boleh berjalan? Dengan alasan apa kau kata aku mengejar
kau ?"
"Hmm, apa kau kira nonamu gampang2 kau permainkan? Kuberitahukan padamu. jikalau kau
tahu gelagat, lebih baik kau lekas enyah dari sini. jikalau tidak...."
"Bagaimana ?"
"Nonamu hari ini akan memberi hajaran padamu."

Wajah Yo Cie Cong lantas berubah, ia berkata dengan suara dingin: "Kau hendak menghajar
aku? Ha, ha...."
"orang lain boleh takuti kau pemilik Golok Maut tetapi buat nonamu, tidak"
Yo Cie Cong kaget mendengar jawaban itu, dengan tidak sadar sudah mundur satu tindak.
Dalam hatinya pun ia lantas berpikir: "Heran- sungguh Kenapa ia tahu aku ini pemilik Golok
Maut?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Akan tetapi, ucapannya nona itu membuat ia tidak sanggup menahan rasa sabarnya, maka ia
lantas menyahut: "Perkataan nona ini apa artinya?"
"Apa artinya? Aku tanya kau, apa sebabnya kau mengejar aku?"
Yo Cie Cong berpikir. "Apa tidak baik aku menggunakan perkataannya untuk menyelidiki
dirinya? Aku toch tidak bisa, oleh karena suaranya tidak mirip lantas pungkiri anggapanku se-
tidak2nya aku harus tahu asal-usulnya."
setelah berpikir demikian, ia lalu mulai berkata dengan suara sabar: "sebabi .. sebab... kau
mirip dengan seseorang."
"Kau toch tidak bisa melihat wajah asliku? Bagaimana kau tahu aku mirip dengan orang yang
kau maksudkau?" .
"Dari bentuk dan potongan nona, nampaknya memamg mirip sekali dengan dia."
"Mirip dengan siapa ?"
"seorang yang tidak dapat kulupakan seumur hidupku. oleh karena dia, aku lalui dalam
penderitaan-"

Wanita berkedok itu dadanya agak bergetar,


Yo Cie Cong yang mengawasi dengan matanya yang tajam, dapat mengetahui perubahan si
nona.
"Orang itu siapa namanya?"
"Ia bernama siangkoan Kiauw yang suka sekali memakai pakaian warna merah seperti nona."
Yo Cie Cong sehabis mengucapkan perkataannya, matanya terus ditujukan kearah wanita tersebut
untuk mengetahui reaksinya.
Benar saja, badannya wanita itu tergetar, maka dalam hatinya lantas berpikir: "Apa tidak bisa
jadi ia sengaja merubah nada suaranya supaya aku tidak dapat mengenalinya lagi? Tetapi kenapa
begitu?"
Wanita berkedok itu setelah berdiam sesaat lamanya baru berkata "Dimana adanya wanita
yang kau katakan itu?
"Dia telah mendapat kecelakaan dilautan Lam-hay, sampai sekarang aku masih belum tahu
mati hidupnya."
"Apa dia ada harganya sampai kau menderita seumur hidup?"
"sudah tentu."
"Hh Bohong omong kosong Dengan wajah dan kepandaianmu, apa kau tidak bisa dapatkan lain
wanita ?"
"Hatiku hanya Tuhan yang tahu."
"Tetapi itu cucunya Pengail linglung, nona ut-tie Kheng, kau toch tidak bisa pungkir tidak
cintakan padanya ?"

Yo Cie Cong kembali dibikin ter-heran2. Mengapa urusan pribadinya sendiri dapat diketahui
dengan jelas oleh nona berkedok merah ini? "Bolehkah nona beritahukan padaku nama nona yang
mulia ?"
"Tidak ada perlunya,"
"jikalau aku ingin tahu ?"
"Aku tidak akan beritahukan padamu."
Yo Cie Cong tergoncang pikirannya. Mendadak ia berseru: "Kau sendiri adik Kiauw "
Wanita berkedok itu mundur setindak dan berkata dengan suara bengis: "siapa ada adik
Kiauwmu"
"Adik Kiauw, kau boleh tidak perdulikan aku lagi, tetapi kau harus beritahukan apa sebabnya?"
"Kalau kau mengaco belo lagi. jangan salahkan nonamu nanti turun tangan dan tidak akan
kenal kasihan lagi."
"Adik Kiauw, kau tidak perlu main sandiwara lagi. sejak hari itu, untuk partama kali aku melihat
kau, aku lantas...."
"Aku beritahukan lagi padamu, kau jangan omong yang tidak2."
"Peristiwa Cin Bie Nio yang mati dipenggal kepalanya diwaktu malam kau toch tidak bisa
pungkir bahwa ini adalah perbuatanmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"sekali lagi kukatakan, aku bukannya adik Kiauw mu."


"Apa benar bukan?"
"Bukan-"
"Kalau begitu, kau ini siapa?"
"Hal ini tidak perlu kau cari tahu."
" Kalau begitu, harap nona suka buka kedokmu."
"Mau apa ?"
"jikalau terbukti ucapan nona tidak bohong, aku segera akan pergi."
"Tidak bisa."
"Kalau begitu, terpakaa aku berlaku kurang ajar."

Wanita berkedok itu kembali mundur satu tindak. badannya yang langsing kelihatan gemetar.
Yo Cie Cong yang menjaksikan itu semua telah membenarkan dugaannya, maka ia lantas maju
menghampiri tiga tindak.
"Kau mau apa ?"
"Aku selamanya akan berbuat seperti apa yang aku ucapkan. Aku inginkan bukti betul apa tidak
kau ada wanita yang sedang aku cari."
"Kau berani?"
"Kenapa tidak?"
sehabis berkata, dengan cepat ia sudah berada disampingnya wanita itu. Ia turun tangan cepat
menyambar kedoknya yang merah, tetapi wanita itu dengan kelincahan dan kegesitannya yang
luar biasa sudah melesat kesamping mengegos, kemudian dengan balikkan tangannya
melancarkan satu serangan-
jangan dikira bahwa serangan yang dilancarkan secara seenaknya saja itu lemah, ternyata
serangan itu mengandung kekuatan yang maha hebat.

Ketika menyambar tempat kosong. Yo Cie Cong diam2 juga merasa terkejut. saat itu angin kuat
sudah menyambar datang kaarahnya. Untung ia mempunyai kepandaian yang sangat luar biasa.
Dengan caranya yang indah sekali ia berhasil menghindarkan serangan tersebut, kemudian
balikkan badannya lagi, tangannya kembali menyambar keduknya sinona.
Wanita berkedok merah itu tiba2 melesat tinggi secepat kilat, kemudian la nmemutar, dengan
gaya seperti alap2 menyambar ayam melayang turun menyambar kepalanya Yo Cie Cong.

Yo Cie Cong ketawa dingin- Dengan cepat ia sudah menghilang seperti setan.
Wanita itu ketika tidak berhasil menyambar kepalanya Yo Cie Cong, badannya melesat lagi
keatas. Ia melihat Yo Cie Cong sudah berada ditempat satu tombak lebih jauhnya, maka ia lantas
ulurkan kedua tangannya, ditengah udara kelihatan sepuluh jari dari kedua tangannya itu dikepal
dan dibuka dari situ mendadak meluncur keluar sambaran angin yang sangat tajam, yang terus
menyambar kearah Golok Maut.

Yo Cie Cong sudah menduga betul bahwa ia adalah siangkoun Kiauw, kekasihnya yang
mendapat kecelakaan dilautan Lam-hay, maka ia tentu tidak berani turun tangan sungguh2
supaya jangan salah tangan mencelakakannya.
Dan kini, ketika mendapat serangan angin hebat yang keluar dari jarinya sinona, kembali ia
menggunakan ilmu menggeser tubuh menukar bayangannya, dengan cepat meluputkan diri dari
serangan hebat tersebut.
Tetapi kepandaian wanita itu benar2 luar biasa tingginya. Kekuatan angin yang keluar dari
sepuluh jari tangannya ternyata hebat sekali. jikalau Yo Cie Cong tidak mempunyai kepandaian
ilmu yang dapat mengelakan serangan itu, mungkin akan rubuh ditangannya.

Wanita kedok merah itu ketika mengetahui bahwa serangannya yang hebat itu mengenakan
tempat kosong, badannya lantas meluncur turun kebumi, kemudian memutar kedua tangannya,
sehingga terlihat seperti banyak bayangan yang dengan secara aneh terus menyerang Yo Cie
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Cong sampai sembilan jurus ber-turut2. semuanya itu dengan secara beruntun ia telah
melancarkan dua puluh tujuh kali serangannya,
Dengan mengandalkan ilmu Menggeser tubuh menukar bayangan-nya Yo Cie Cong berhasil
menghindarkan setiap serangan dari wanita berkedok kain merah itu. Tapi setelah mendapat
serangan hebat demikian rupa, ia lantas mengambil keputusan untuk melayani benar2.
Maka selanjutnya, tangan kanannya lantas terayun dengan disertai tujuh bagian kekuatannya.

Hawa merah dan putih meluncur keluar dari tangannya dibarengi dengan meluncurkan
kekuatan yang sangat dahsyat kearah lawannya.
Wanita berkedok kain merah itu diam2 kertak gigi, kakinya lalu memasang kuda2 yang kuat. ia
juga mengeluarkan serangan berat untuk menyambuti serangan Yo Cie Cong.
ooo OOOOO ooo

DUA MACAM kekuatan yang saling beradu telah menimbulkan suara bentakan hebat. Kedua
orang yang mengadu kekuatan itu pada mundur setindak.
Ilmu Liang- kek Cin-goan Yo Cie Cong yang dikeluarkan dengan Kekuatan tujuh bagian,
ternyata masih belum mampu melenyapkan kekuatan serangan pihak lawan, bahkan ia sendiri
sudah dibikin terpental mundur sampai satu tindak. sudah barang tentu ia merasa ter-heran2.
Tetapi oleh karenanya juga, maka timbullah kegusaran dan perasaan tidak mau mengalahnya.
Ia lantas berkata dengan suara nyaring: "Coba sambuti sekali lagi "
Ucapannya itu dibarengi oleh meluncurnya kekuatan yang kedua. Tetapi kali ini ia
menggunakan kekuatan sepenuhnya.

Wanita berkedok kain merah itu agaknya juga sudah menggunakan tenaga sepenuhnya untuk
menyambuti serangan Yo Cie Cong.
Kembali terdengar suara benturan keras. Tetapi kali ini, kekuatan tenaga dalam yang keluar
dari tangannya wanita berkedok kain merah telah dibikin lenyap sembilan bagian oleh ilmu
serangannya Yo Cie Cong, maka kesudahannya, Yo Cie Cong hanya kelihatan bergoyang badannya
sebentar, tetapi wanita baju merah itu terdorong mundur dua tindak.
"sungguh hebat"

Demikian terdengar suara yang keluar dari mulutnya wanita berkedok kain merah itu. yang
kemudian lantas melancarkan serangannya lagi kearah Yo Cie Cong.
serangan yang dilakukan oleh wanita itu, baik dilihat dari sudutnya, maupun dilihat dari tempat
yang diarahnya, semuanya merupakan serangan yang aneh luar biasa dan sangat berlainan dari
kebiasaan serangan orang2 rimba persilatan- sehingga membuat lawannya, merasa ripuh dan
tidak tahu bagian mana yang harus dijaga.
Yo Cie Cong terkejut bukan kepalang. ia tetap menggunakan ilmu Menggeser tubuh menukar
bayangan-nya, se-olah2 lakunya hantu ia melesat sampai lima kaki jauhnya, sedang kaki tangan
kanannya dengan tanpa sadar lantas balas menyerang dengan menggunakan kekuatan sepenuh
tenaganya.
semua gerakan itu dilakukannya secara cepat luar biasa, sehingga membuat lawannya tidak
mendapat kesempatan untuk menyambuti sarangannya. Ketika wanita berkedok kain merah tadi
setelah melancarkan serangannya dan mendadak kehilangan orang yang diserangnya, mengetahui
keadaan tidak beres, tetapi sebelum memikirkan begaimana caranya harus bertindak, kekuatan
hebat sudah mengancam dirinya.

Maka segala daya upaya untuk menyingkirkan serangan tersebut sudah terlambat.......
sebagai kesudahannya, hanya terdengar suara jeritan nyaring, satu bayangan merah tampak
terpental sejauh tiga tombak yang kemudian jatuh rubuh ditanah. Yo Cie Cong diam2 lantas
mengeluh: "Celaka".
"Kau berani melukai Kiongcuku" Kemudian disusul oleh sambaran kekuatan angin yang sangat
hebat menyerang padanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong karena menuruti hawa napsunya, telah melukai pihak lawannya. Ia sangat kuatir
apabila lawan itu benar2 siangkoan Kiauw adanya, maka kejadian ini tentu sangat sulit baginya
untuk membereskan- seketika itu hatinya dirasakan sangat kalut,

Dalam keadaan demikian, Ia telah terkena serangan orang tadi dengan telak.
Ia lalu keluarkan suara seruan tertahan, badannya hampir saja terpukul rubuh.
oleh karena dalam dirinya Yo Cie Cong ada ilmunya Liang- kek Cin-goan yang melindungi ilmu
itu jika mendapat serangan dari luar, lantas kelihatan khasiatnya, secara reftek. Maka meski
mendapat serangan secara tiba2, juga sukar untuk dapat melukai dirinya. jika tidak adanya ilmu
tersebut, meski tidak membuat dia binasa terkena serangan orang tadi, setidaknya juga tentu
akan terluka parah.

Ketika ia membuka lebar kedua matanya, dilihatnya seorang wanita tua yang jelek wajahnya
berdiri dihadapannya, kira2 dua tombak lebih jauhnya. Dengan sorot matanya yang tajam nenek
itu mengawasi Yo Cie Cong.
Ucapan si nenek yang mengatakan "Kau berani melukai Kiongcuku" telah dapat didengar
sepatah demi sepatah oleh Yo Cie Cong dengan tegas, maka hatinya lantas berpikir: "Kalau begitu,
apa ia benar2 bukannya adik Kiauw? Tetapi nenek ini dari golongan mana? Kenapa kekuatannya
begitu tinggi?" .

Pada saat itu wanita berkedok kain merah itu kelihatan sudah siuman kembali dan lantas
kembali dan lantas bangun berdiri dengan keadaan ter-huyung2.
Nenek itu cepat2 membimbing dirinya, lalu berkata dengan suara yang penuh kasih sayang dan
lemah lembut:
"Kiongcu, apa Kioncu terluka berat? Biarlah aku nanti bunuh bocah ini untuK melampiaskan
kemendongkolanmu"
Ketika mendengar perkataan nenek itu, diam2 Yo Cie Cong sudah bersiap siaga.
selagi hendak membuka mulutnya, wanita berkedok kain merah itu sudah berkata sambil
geleng2kan tangannya: "sudahlah. Mari kita pergi."

Dalam hatinya Yo Cie Cong merasa tidak enak. tetapi sebagai seorang pemuda beradat tinggi,
ia tidak mau menyatakan penyesalannya, ia tidak mau meminta maaf, hanya semua itu dilukiskan
diwajahnya saja.
Nenek itu lantas berkata sambil delikkan matanya: "Kiongcu, apa artinya ini? Apa...,.."
"Bibi Cin, hal ini lain waktu kita bicarakan lagi."
Nenek tua itu yang dipanggil Bibi Cin tadi lantas berkata pula: "Kiongcu, bagaimana, kau bisa
berbuat begitu."
"Biarkan sajalah dulu."
"Apa kau sudah tidak perdulikan nama baiknya kita orang2 dari Pek-soa-kiong ?"
"Ah " wanita berkedok kain merah yang dipanggil Kiongcu itu hanya menghela napas sebagai
jawaban- suara elahan napasnya itu membuat tercengang hatinya Yo Cie Cong. Ia tidak tahu apa
sebabnya wanita itu mengelah napas, bahkan kelihatannya seperti mengandung banyak
kesedihan-

Didalam hatinya, Yo Cie Cong saat itu berpikir^ "Kiranya ia adalah putri dari Pek-soa-kiong dari
golongan Lam-hay pay? Entah apa perlunya ia datang kedaerah Tionggoan? Lam-hay-pay memiliki
kepandaiannya yang tersendiri Hampir setiap generasi terus mengeluarkan seorang yang terkuat
dengan kepandaiannya yang aneh. Cuma serangan si nenek itu tadi saja kelihatannya tidak boleh
dipandang ringan-
" Kiongcu...." demikian terdengar pula suaranya si nenek Cin.
"Bibi Cin, sudahlah. Paling-paling kita urus kerjaan kita lebih dulu."
orang tua yang disebut Bibi Cin itu dengan terpaksa anggukkan kepalanya, kemudian berkata
pula, "Kiongcu, apa kau kira Go Cee Jin itu bisa memenuhi permintaan kita?"
"Bisa saja, kabarnya dia adalah seorang tabib yang berhati mulia."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketika mendengar pembicaraan mereka berdua yang menyebut-nyebut nama Go Cee Jin,
hatinya Yo Cie Cong lantas bercekat.
Bukankah Go Cee Jin itu juga merupakan penolong besarnya? Dua puluh tahun berselang
ketika Kam-lo-pang dibasmi oleh musuhnya, hampir semua orangnya terbunuh habis.
Pangcunya, yaitu Yo Cin Hoan, dengan tongcunya Cek Kun dan Ciu Hian To, dalam keadaan
sudah tidak utuh anggota badannya, pingsan diantara timpukan bangkai2 manusia, sesudah
musuhnya semua berlalu. Go Cee Jin yang kebetulan lewat disitu ketika hendak mencari obat2an,
ketika melihat bangkai manusia berserakan ditanah, ia coba memeriksa satu persatu. Ia hanya
dapatkan tiga orang yang nadinya masih bergerak. sebagai seorang tabib pandai yang berhati
mulia, ia terus memberi pertolongan kepada tiga orang yang sudah bercacat itu dari tangannya
malaikat elmaut. Meskipun Yo Cin Hoan bertiga pada tiga puluh tahun kemudian kembali terbunuh
ditangannya iblis rambut merah, tetapi Yo Cin Hoan sudah menghasilkan atau menurunkan
seorang kuat yang berupa Yo Cie Cong, orang yang memegang peranan sebagai pemilik Golok
Maut untuk melanjutkan usahanya menuntut balas.
Semua kejadian itu masih tergores dalam sekali dalam lubuk hatinya Yo Cie Cong. setiap saat ia
memikirkan bagaimana harus mencari tabib budiman itu untuk membalas budinya, Tetapi tabib
yang sangat mulia itu sudah lama menghilang dari dunia Kang-ouw, maka usahanya untuk
mencarinya selalu tersia-sia saja.
Dan kini, kedua wanita itu mendadak me-nyebut2 nama Go Cee Jin, maka dalam kagetnya ia
tidak tahu maksudnya wanita berkedok kain merah itu hendak mencari tabib budiman itu

Diam2 ia berpikir: " Kenapa aku tidak menguntit mereka supaya aku tahu kediamannya Go Cee
Jin dan lain waktu supaya bisa mengunjunginya untuk membalas budinya? Lain dari itu, supaya
aku juga bisa mengetahui bahwa orang2 Pek-soa-kiong dari golongan Lam-hay-pay ini mau minta
apa daripadanya. jika mereka mengandung maksud tidak baik terhadap dirinya tabib mulia itu, aku
juga bisa lantas turun tangan untuk memberi bantuan-"
Nenek tua itu kelihatan mengawasi Yo Cie Cong dengan mata mendelik, lalu berkata pula
kepada Kiongcunya: "Kiongcu, kalau begitu, bukankah akan membuat bocah ini menganggap
bahwa Lam-hay-hay sudah tidak ada orangnya lagi?"
"soal ini lain waktu kita bicarakan lagi."
"Kalau Kiongcu tetap berpikiran begtu, hari ini terlalu enak sekali buat bocah ini."

Yo Cie Cong yang mendengar percakapan kedua orang itu, lantas keluarkan suara di hidung.
Si nenek Cin kembali delikkan matanya sembari membentak: "Bocah, apa kau. merasa
bangga?"
"Hh Percuma saja kau hidup sudah sampai begitu tua. kau masih belum tahu tingginya langit
dan tebalnya bumi."
"Ha, ha....Kau berani memberi nasehat pada nenekmu ?"
Ketika mendengar perkataan 'Nenekmu', wanita berkedok kain merah itu lantas ketawa geli,
kemudian berkata: "Bibi Cin- apa kau sudah pernah dengar bahwa di Tiong-goan sudah muncul
satu bintang malaikat yang dijuluki pemilik Golok Maut?"
"Pertama kali aku menginjak bumi Tiong-goan, aku sudah lantas dengar orang pada
mengatakan Malaikat elmaut itu. Memangnya kenapa ?"
"Itulah dia orangnya."
si nenek itu dalam kagetnya lantas mundur satu tindak. Agaknya ia masih tidak mempercaya:
"Benarkah?"
"Kalau kau tidak percaya, boleh tanya sendiri."
setelah berpikir sejenak, nenek itu lalu berkata pada Yo Cie Cong dengan suara kasar: "Apa
benar kau ini pemilik Golok Maut yang menggetarkan dunia rimba persilatan daerah Tiong-goan ?"

Yo Cie Cong yang semula mengira bahwa wanita berkedok kain merah itu adalah siangkoan
Kiauw, kekasihnya yang dirindukan siang hari malam terus, mulanya ia mengambil sikap
mengalah. sekarang, setelah mengetahui bahwa wanita itu adalah orang dari golongan Lam-hay,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

maka sikapnya sudah tidak begitu lunak lagi. Ketika ia mendengar pertanyaan si nenek. wajahnya
kelihatan semakin dingin, lalu balas menanya dengan suara ketus: "Kalau ia, bagaimana?"
"Tidak perduli kau dia atau bukan, aku siok-hun siang- ngo Cing Hong Lan -tidak akan pandang
kau sama sekali."

Yo Cie Cong sekarang baru tahu bahwa nenek yang sangat jelek dimukanya ini ternyata adalah
seorang kuat nomor satu dibawahnya Ketua dari golongan Lam-hay-pay. Pantas suaranya begitu
galak dan sikapnya begitu jumawa.
seketika itu ia lantas menjawab sambil ketawa dingin: "Kau Siok-hun siong-ngo. Boleh saja
menjagoi didaerah Lam-hay. Tetapi, bagiku tidak ada artinya. Kau anggap dirimu sudah cukup
hebat? Hmmm... Aku pemilik Golok Maut ingin belajar kenal"
Cin siok Lan delikkan matanya, ia sudah hendak turun tangan, tetapi kembali dicegat oleh
wanita berkedok kain merah, katanya: "Bibi Cin, marilah kita pergi. Kita urus kepentingan kita
dulu. suhu sedang menantikan kedatangan kita, bukan?"
"Tetapi bocah ini...."
"Kau tidak usah kuatir. Ada satu hari dia nanti pasti akan datang sendiri mencari kita."

Perkataan wanita berkedok kain merah ini bukan saja membikin Yo Cie Cong heran tetapi si
nenek Cin Hong Lan sendiri juga tidak habis mengerti. Apa sebabnya dikatakan Yo Cie Cong
sendiri akan mencari mereka?
"Apa ucapan Kiongcu ini benar?"
"Dikemudian hari kau nanti akan buktikan sendiri. Mari kita pergi."
Wanita berkedok kain merah itu setelah berkata lebih dulu bergerak meninggalkan tempat
tersebut-
Nenek Cin kembali delikan matanya mengawasi Yo Cie Cong baru menjusul majikannya.
Yo Cie Cong setelah ditinggalkan oleh mereka, hatinya kembali dirasakan kosong melompong.
Harapannya semula yang dikiranya telah menemukan kembaii kekasihnya, kini telah ludes.

Wanita kedok kain merah itu terang bukannya siangkoan Kiauw. Ini suatu bukti bahwa
siangkoan Kiauw benar2 sudah terbenam dalam lautan Lam-hay.
Tetapi dalam pikirannya Yo Cie Cong terhadap wanita berbedok kain merah itu telah timbul
kesannya yang sangat aneh. Ia ingin sangat menemukan dia lagi, bahkan bayangannya nona
dengan kedok kain merah itu selalu ada dipelupuk matanya, sebab potongan badannya mirip
benar dengan sang kekasih. sekarang ia mengerti apa sebabnya Thian-san Long-lie Tho Hui Hong
begitu pertama kali melihat dirinya, lantas mencurahkan segenap perhatiannya. sebabnya tentu
saja karena wajahnya mirip sekali dengan wajah kekasihnya yang sudah menghilang sekian tahun
lamanya. Itulah pengaruhnya asmara....
setelah pikirannya dikerjakan keras, ia ingat bahwa tujuannya kali ini ialah hendak kegunung
Hoa-san untuk menepati janji terhadap kedua manusia aneh dari rimba persilatan itu

Kalau di-hitung2, waktunya memang agak kurang, tetapi pikiran hendak membalas budi pada
tabib Go Cee Jin, mendesak ia supaya mengikuti terus jejaknya kedua wanita tersebut duluan.
Suatu perasaan lain yang aneh pula membuat ia mengambil keputusan cepat untuk mengikuti
jejaknya kedua wanita tadi.
Kira2 satu jam kemudian, ia sudah meninggalkan jalan raya dan mulai memasuki jalanan
pegunungan.
setelah melalui dua bukit, didepan matanya terbentang sebuah sungai. Dipinggir sungai itu
banyak sekali ditanami pohon2 bambu. Kalau angin bertiup, daun bambu itu me-lambai2. Tidak
jauh dari dalam rimba bambu itu, lapat2 terlihat sebuah bangunan atap.

Pada saat itu, bayangannya wanita berkedok kain merah dan si nenek Cin sudah menghilang
dalam rimba bambu.
Yo Cie Cong telah menganggap bahwa saat ini sudah sampai ditempat kediamannya Go Cee
Jin, dengan tidak ragu-ragu lagi ia lantas kerahkan ilmu Menggeser tubuh menukar bayangan-nya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sehingga sebentar kemudian ia sudah berada didalam rimba pohon bambu. Tiba2 didalam rimba
pohon bambu terdengar suara jeritan seorang wanita
Yo Cie Cong tidak perlu sembunyikan dirinya lagi, dengan cepat lari menuju kearah datangnya
suara jeritan tadi, Dan-... Apa yang terlihat olehnya, membuat ia berdiri terkesima.
Dilihatnya ditanah lapang didepan rumah berratap ada sesosok mayat manusia. Itu adalah
seorang laki2 tua yang rambut dan jenggotnya sudah putih semua. Mayat itu kelihatan rebah
terlentang ditanah dengan badan mandi darah. Kematiannya sungguh mengenaskan.
sedangkan wanita dengan kedok merah dan si nenek Cin kelihatan berdiri kesima didepan
bangkai tersebut,
suara jeritan tadi tidak salah lagi pasti keluar dari mulutnya wanita yang berkedok kain merah
itu. sedangkan bangkai manusia itu juga tidak usah dikatakan lagi tentunya adalah penghuni
rumah atap itu sendiri, Go Cee Jin.
Wanita aneh berkedok kain merah itu ketika mendadak melihat Yo Cie Cong unjukan diri juga
merasa kaget dan ter-heran2.
sebaliknya dengan si nenek Cin Hong Lan, dengan mata melotot dan suara gusar berkata "Apa
perlunya kau datang kemari juga?"

Pada saat itu Yo Cie Cong sudah terbenam dalam kedukaan. Dalam otaknya hanya memikirkan:
"Go Cee Jin ada satu tabib yang sangat mulia. selama hidupnya, entah berapa banyak jiwa yang
telah ditolongnya. Ia tidak pernah berebut nama maupun pengaruh didunia luar. siapa orangnya
telah turun tangan begitu kejam?"
Pembunuhan lantaran permusuhankah? Adalah lain kecuali itu?
"satu2nya orang yang sudah melepas budi kepada Kam-lo-pang kini telah menemukan ajalnya
secara begitu mengenaskan. Aku Yo Cie Cong belum dapat membalas budinya dikala ia masih
hidup, sekarang terpaksa harus menuntutkan balas sakit hati ia setelah ia menutup mata."
Demikianlah Yo Cie Cong berjanji pada dirinya sendiri. Ia berdiri lenggong diliput kedukaan.
Atas pertanyaannya si nenek Cin Hong Lan, ia tinggal membisu seolah tidak mendengarnya .
"Hei Kau sedang pikirkan apa? Pertanyaanku tadi kau dengar apa tidak?" tegur si nenek
mendongkol
"Apa?"
"Apa perlunya kau mengikuti kami sampai disini?"
"sungguh aneh. Mengikuti, kau kata? Kalian bisa datang kemari, mengapa aku tidak?"
"Aku... kau, bocah, apa maksudmu kau datang kemari?"

Mendengar pertanyaan demikian, Yo Cie Cong teringat kejadian pada beberapa jam dimuka,
mereka berdua pernah mengatakan hendak minta obat dari Go Cee Jin- Apakah kedatangannya
mereka berdua kemari Ini ada kepentingannya dengan kematiaanya Go Cee Jin ini? jika bisa
mengetahui maksud sebenarnya dari kedatangan mereka, mungkin dapat diusut urusan
pembunuhan ini.
oleh karena berpikir demikian, maka ia lantas balas menanya: "Dan kalian berdua, apa maksud
kalian datang kemari?"
"jawab dahulu pertanyaanku."
setelah berpikir sejenak, Yo Cie Cong lalu berkata dengan suara terharu: " orang yang binasa
itu pernah melepas budi besar terbadap perguruanku. Aku tadi dengar kalian berdua hendak minta
pertologan pada Go Cee Jin, maka aku lantas datang menyusul kemari, maksudku ialah, karena
aku kuatir ada orang yang akan berbuat jahat padanya. Tetapi sekarang....."
"Kau ternyata masih terlambat satu tindak."
"Sekarang giliran kalian harus jelaskan maksud kedatangan kalian yang sesungguhnya."
"Perlu apa harus kami beritahukan padamu ?" jawab si nenek mendongkol.
"Aku cuma membutuhkan jawaban atas pertanyaanku saja"
"Kesombonganmu sebetulnya jarang ada tandingannya dalam dunia ini. Nenekmu sengaja tidak
mau memberitahukan padamu. Kau mau apa?"
"Barangkali kau tidak bisa berbuat sesukamu."
"Bocah, apa kau mau mengadu kekuatan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

saat itu suasana telah menjadi tegang. Kedua orang itu sudah sama sengitnya mereka siap
untuk segera turun tangan.
"orang semacam kau ini juga berani mengadu tanaga dengan aku? Hmm...." kata Yo Cie Cong
dengan suara dihidung.
"Bagus, bocah Kau boleh tidak pandang orang. Hari ini aku harus beri pelajaran padamu."
si nenek lantas maju menghampiri, lalu mengangkat tangannya dan hendak menyerang.
Tetapi wanita berkedok kain merah itu lantas cepat2 berkata: "Bibi Cin. beritahukanlah
padanya."

Yo Cie Cong lantas berkata dengan suara dingin, "jika kalian tidak mau mengatakan sebab
sebabnya, aku akan anggap kalian berdua sudah berserikat dengan pembunuhnya si korban,
Kalau benar bagitu, aku hendak menuntut balas untuk mendiang Go Cee Jin dan tindakanku itu
akan kubuktikan sekarang ini."
Cin Hong Lan tiba2 turunkan tangannya. ia lantas menanya dengan suara kaget, "Kau mau
menuntut balas untuknya?"
"Benar. sebab ia pernah melepas budi begitu besar terhadap perguruanku."
"Kalau begitu, baiklah, aku beritahukan padamu. Tetapi perlu kuterangkan dahulu, bahwa
untuk aku, Cie Hong Lan, bukan karena takut pada gertakanmu tadi, tetapi lantaran mengingat
maksudmu itu baik sekali, maka aku mau beritahukan juga padamu."
"silahkan."
"Ciang-bun-jin kami telah mengutus kami berdua dengan membawa sepuluh butir mutiara
datang kemari untuk menemui Go Cee Jin, untuk tukar mutiara itu dengan sebotol obat untuk
menyambung tulang dan merapatkan daging. obat itu perlunya untuk mengobati orang yang
terluka diluar. Tapi siapa tahu kami telah jumpai Go Cee Jin sudah binasa. Apa sekarang kau
sudah mengerti?"
sehabis berkata, dari sakunya lalu dikeluarkan sepuluh butir mutiara se-besar2 buah lengkeng
yang diperlihatkan pada Yo Cie Cong.
sekarang mau tidak mau Yo Cie Cong harus percaya juga, dengan demikian, maka kedatangan
mereka berdua sedikitpun tidak ada hubungannya dengan kematian Go Cee Jin-

Dengan alis berdiri Yo Cie Cong lantas bertindak dan melesat kedalam rumah untuk
mengadakan penyelidikan.
Didalam rumah atap itu, tampak perabot rumah tangga keadaannya kalang-kabutan. Botol obat
berserakan ditanah. Terang disitu tadi pernah terjadi pertempuran sengit.
Mendadak. disatu sudut, matanya dapat melihat ada secarik kertas merah yang menyolok
mata.
Yo Cie Cong segera mengambil carikan kertas itu ternyata itu adalah satu surat undangan yang
isinya berbunyi:
"Bersama ini, perkumpulan kami telah mengutus Tancu dari cabang kami di In-tay, yaitu
saudara Go Pa Thian dan lain2nya untuk menemui tuan dengan pengharapan supaya tuan suka
turun gunUng, untuk membantu perkumpulan kami, karena kami membutuhkan seorang tenaga
untuk mengepalai bagian pengobatan. Dengan ini kami mengundang dengan hormat pada tuan
dan besar harapan kami supaya tuan tidak merasa keberatan. Tertanda: Pemimpin Im-mo-kao."

Yo Cie Cong setelah membaca surat undangan tersebut, merasakan dadanya hampir meledak.
Diwajahnya yang dingin kelihatan perasaan sangat gusarnya, sambil kertak gigi ia berkata seorang
diri:
"Kembali perbuatannya orang- Im-mo-kao. Kalau aku tidak mampu membasmi habis kawanan
Im-mo-kao yang biadab itu, aku bersumpah tidak mau jadi manusia."
jika dilihat dari keadaan sekitar tempatnya dancara kematiannya Go Cee Jin yang
mengenaskan, mungkin sekali Go Cee Jin pernah menolak keras undangannya Im-mo-kao, karena
sebagai orang jujur dan mulia, sudah tentu ia tidak mau membantu perbuatannya orang jahat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat itu, wanita barkedok kain merah. dengan Cin Hong Lan, diam2 sudah mengikuti
masuk ke dalam gubuk. maka segala gerak geriknya Yo Cie Cong semua telah diketahui oleh
mereka.

Wanita berkedok kain merah tiba2 berkata kepada Cin Hong Lan: "Bibi Cin, penjahat yang
membinasakan Go locianpwee ini sudah tentu adalah perbuatannya Goaw Pa Thian yang menjabat
Tancu cabang daerah In-thay bersama orang2nya."
"Dimana letaknya cabang im-mo-kao daerah In-thay itu?"..
"Ada dikota In-thay-cin didaerah song-ciu."
Yo Cie Cong tergerak hatinya. Perjalanannya kali ini kegunung Hoa san, song-ciu itu merupakan
suatu tempat yang harus dilalui, maka dalam hatinya lantas berpikir: "Mengapa aku tidak
menggunakan kesempatan ini untuk datang ke In-thay-cin guna membalas sakit hatinya Go
Kiesu?"
setelah mengambil keputusan tetap. pikirannya tidak begitu kalap lagi seperti tadi. Dengan
tidak mengucapkan perkataan apakah pada mereka ia terus berjalan keluar, kemudian
memondong jenazahnya Go Cee Jin yang diletakkan di-tengah2 ruangan dalam rumahnya, lalu
berlutut dan menjura sambil berdoa:
"jikalau locianpwee arwahnya masih belum jauh, boanpwee Yo Cie Cong, dengan ini
menyatakan telah bertekad bulat hendak membasmi kawanan penjahat itu untuk menuntut balas
sakit hati locianpwee, sekalian untuk membalas budi locianpwee pada dua puluh tahun
berselang...."
sehabis mendoa, ia lantas berjalan keluar rumah.

Wanita berkedok kian merah dan si nenek Cie Hong Lan yang menyaksikan semua gerak-gerik
dan perbuatan Yo Cie Cong itu keduanya pada anggukkan kepala, diam2 hatinya juga turut
merasa terharu.
Yo Cie Cong lain mencari bahan bakar disekitar rumah itu, lalu menyalakan api. sebentar
kemudian rumah gubuk itu sudah dimakan api, dengan demikan, seorang tabibnya kenamaan
telah turut tamat riwayatnya.
setelah membakar rumah serta jenazahnya Go Cee Jin, dengan tidak memperdulikan si wanita
berkedok kain merah dan nenek Cin lagi, dengan napsu berkobar-kobar Yo Cie Cong meninggalkan
tempat itu.
Wanita berkedok kain merah telah mengawasi kearah mana Yo Cie Cong tadi menghilang,
kemudian terdengar ia menghela napas.
Dua butir air mata sunyi kelihatan menetes keluar melalui kedok kain merahnya. Didalam
hatinya yang hampa, diliputi kesedihan yang tidak terhingga. Apa yang dibuat sedih? Apa
hubungannya dengan Yo Cie Cong?
Mari sekarang kita mengikuti perjalanan Yo Cie Cong. yang dengan napsu yang berkobar-kobar
berlalu meninggalkan tempat tersebut, pada saat itu didalam otaknya hanya ada satu tujuan yang
menakutkan, yaitu: MEMBUNUH
Disepanjang jalan, ia hanya beristirahat sekejap saja, malam2 terus melanjutkan perjalanannya
.

Pagi2 hari dihari kedua. ia sudah berada diatas jalan raya yang terpisah kira2 lima puluh lie dari
kota siong-ciu. Pada saat itu tiba2 ada sepuluh penunggang kuda lebih tampak melarikan kudanya
dengan pesat melewati belakang dirinya. Yo Cie Cong tanpa menoleh lagi sudah melesat
kepinggir.
Penunggang2 kuda itu terus melarikan kuda tunggangannya.
Diantara mengepulnya debu jalanan, lapat2 ia dengan salah seorang diatas kuda itu berkata:
"Pun Tancu, si tua bangka itu benar2 cari mampus sendiri sungguh orang tidak tahu diri"
"Hh, hh....sejak kapan im- mo-kao pernah melepaskan korbannya...."

Yo Cie Cong diam2 memaki: " Kawanan iblis Betul2 itu adalah perbuatan kalian"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seketika itu juga ia lantas bergerak, badannya melesat tinggi. Hanya dengan menggunakan
beberapa kali gerakan saja ia sudah melewati sepuluh lebih penunggang kuda itu, lalu berdiri di-
tengah2 jalan raya.
OOOOO OOOOOOOOOO ooooo

Penunggang kuda yang kurang lebih berjumlah sepuluh orang itu, ketika melihat ada orang
menghadang ditengah jalan selagi mereka enak2nya melarikan kudanya, terpaksa manahan tali
kekang binatang tunggangannya, sehingga kuda2 itu berjingkrak sambil berbenger keras, lama
baru bisa berkampul lagi.
Melihat orang yang berdiri menghadang ditengah jalan itu ternyata hanya seorang anak muda
saja, bukan main gusarnya mereka.
salah seorang diantaranya. yaitu orang yang badannya tinggi kurus, lantas maju menghampiri
pemuda penghadang itu yang bukan lain daripada Yo Cie Cong adanya. Ia memutar pecutnya
sedemikian rupa, sehingga bunyi menggeletar terdengar nyaring ditengah udara. sambil
pelototkan matanya yang sebesar jengkol, orang tinggi kurus itu menegur Yo Cie Cong dengan
suara keras:
"Bocah siapa kau sudah bosan hidup? Berani kau menghalang jalan kami?"
Yo Cie Cong balas deliki padanya, matanya buas menakutkan. Ia menatap wajahnya laki2 tinggi
kurus itu sampai orang tersebut merasa jeri melihatnya. Dalam hatinya orang itu berpikir:
"sungguh hebat kekuatan tenaga dalam bocah ini."
Tetapi, karena sudah kebiasaan, ia suka berbuat se-wenang2 dan sering jual lagak maka
dengan memikir hendak mengandalkan jumlah yang lebih banyak untuk merebut kemenangan, ia
hanya tercengang untuk sesaat lamanya.
"Bocah," katanya pula, "kau sebetulnya bermaksud apa? jawab semua pertanyaan Toayamu
baik2. Kalau tidak. hati2 jaga dirimu"

Yo Cie Cong tidak mau meladeni orang macam demikian, matanya menyapu kearah orang
banyak dihadapan matanya yang kira2 berjumlah tiga belas orang dan terdiri dari orang2 tua dan
muda.
Diantaranya,yang rupanya menjadi pemimpin rombongan orang2 tersebut, seorang orang yang
wajahnya hitam dengan hidungnya yang pesek seperti hidung singa dan matanya yang besar
bundar serta dengan kumis pendek yang seperti duri landak menghias bibir sebelah atasnya,
tampak duduk berjongkok diatas kudanya. orang itu berbadan tegap. Dengan duduk tegak.
kelihatan orang itu bagaikan pagoda. Dilihat dari bentuk dan tongkrongannya, orang itu
kebanyakan adalah ketua dari cabang im-mo-kao untuk daerah In-thay, yaitu yang bernama Gouw
Pa Thian-
Laki2 tinggi kurus tadi ketika melihat ia tidak digubris oleh Yo Cie Cong. merasa malu bukan
main, dari malu akhirnya ia jadi gusar. Karena itulah maka ia lantas membentak dengan suara
keras:
"Bocah. aku akan berikan kau sedikit hadiah dahulu"
sehabis mengucapkan perkataannya, kedua kakinya lantas mengempit perut kudanya keras2,
sehingga binatang itu nyelonong kemuka, berbareng pecut ditangan kanannya menghajar
mukanya Yo Cie Cong hebat sekali. Yo Cie Cong lantas membentak: "Mau cari mampus, kau"

Tanpa menoleh, sambil berdiri tegak ia menantikan datangnya ujung pecut sampai benar2
dekat diatas kepalanya, lalu dengan cepat bagaikan kilat tangannya menyambar pecut yang lantas
disentak^ sehingga orang tinggi kurus itu terpelanting berserta dengan pecutnya.
Ia tadi sikapnya jumawa sekali dan besar juga omongnya, tetapi, begitu turun tangan ia sudah
dapatkan hinaan begitu rupa, maka dapatlah dibayangkan bagaimana gusarnya ia saat itu.

Tatkala badannya Yo Cie Cong ditarik, kemudian didorong kembali, ia melontarkan pecutnya
kearah si pemuda, badannya juga turut melesat tinggi dan berjumpalitan ditengah udara untuk
kemudian bercokol lagi diatas kudanya. Kepandaian ilmu mengentengi tubuh yang
dipertunjukkannya itu sungguh mengagumkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Akan tetapi, Yo Cie Cong yang datang dengan penuh kegusaran dan rasa dendam yang sangat
hebat, sudah tentu begitu turun tangan tidak mau tanggung2.
saat itu, setelah menyambuti pecut orang kurus itu yang didalam genggamannya lantas
berubah lurus seperti tombak. lantas ditimpukkan keatas sebuah batu besar yang terletak dipinggir
jalan-

Hanya dengan terdengarnya sekali suara "Crak" pecut tersebut sudah amblas kedalam batu itu.
Kekuatan ilmu tenaga dalam yang sangat hebat, yang dipertunjukkan oleh Yo Cie Cong,
membuat semua orang yang menyaksikan menjadi duduk kesima diatas kudanya masing2. Tidak
usahlah disangsikan lagi, tentunya kekuatan lweekang peamuda itu sudah mencapai ketingkat
yang tiada ada taranya.^
setelah berbuat begitu, Yo Cie Cong lalu berpaling dan berkata pada laki2 tinggi kurus tadi:
"Biarlah aku kirim kau jalan lebih dahulu"
Baru saja selesai ucapannya, suatu kekuatan yang maha hebat yang tidak terlihat oleh mata
manusia menyerang datang kearah orang tersebut dengan dahsyatnya.
sebentar kemudian lantas terdengar suara jeritan ngeri, laki2 tinggi kurus tadi berikut kudanya
sudah menggeletak ditanah sebagai mayat.
Diantara suara jeritan ngeri, kelihatan dua belas bayangan manusia turun dari kudanya
masing2 lalu mengepung Yo Cie cong rapat2. setiap orang memperlihatkan wajah gusar dan mata
beringas, seperti lakunya binatang buas kelaparan-
Baru saja turun tangan Yo Cie Cong sudah membinasakan salah seorang lawannya. Dari sini
dapat dibayangkan betapa tingginya kekuatan tenaga dalamnya.

Jilid 18 : Berjumpa Giok bin kiam khek

Baru saja turun tangan Yo Cie Cong sudah membinasakan salah seorang lawannya. Dari sini
dapat dibayangkan betapa tingginya kekuatan tenaga dalamnya.
Akan tetapi, oleh karena mereka masih tetap memikirkan hendak mengandalkan jumlah orang
yang lebih banyak untuk merebut kemenangan, maka mereka dengan alis berdiri dan mata
mendelik sudah siap sedia untuk menerkam lawannya.
Sepasang matanya Yo Cie Cong kelihatan merah membara. Di wajahnya yang kecut dingin
tegas sekali kelihatan napsu membunuhnya. ia mengawasi dua belas orangnya Im-Mo kau itu
dengan beringas.

Orang yang duduknya tegak seperti pagoda diatas kudanya tadi, dengan suaranya yang seperti
geledek menyambar telah berkata: "Bocah, apa kau sudah pernah makan nyalinya macan maka
berani meng-utik2 kepala macan?"
"Adakah kalian semua ini orang2nya Im-mo-kao?" balas tanya Yo Cie Cong sengit.
"Kalau begitu, kau tentu adalah orang yang jadi pemimpin didaerah In-thay, yang bernama
GOuW Pa Thian dengan gelar Hek-so Toat-beng (Dengan ilmu hitam mencabut nyawa itu"
"Ha, ha, ha. . . .Bocah, kau sudah kenal aku. Masih berani kau melukai orang2ku ?"

Yo Cie Cong tidak menghiraukan kata2nya, ia malah balas menanya lagi: "Si tabib Go Cee Jin
itu apa betul kalian yang membunuh?"
Dua belas orang Im-mo-kao itu, termasuk Gouw Pa Thian sendiri berubah wajahnya. tanpa
merasa mereka mundur setindak. Dengan dua belas pasang mata mereka terus menatap
wajahnya Yo Cie Cong.
Kiranya, pemimpin cabang Im-mo-kao untuk daerah In-thay Gouw Pa Thian, telah mendapat
perintah rahasia dari Kauwcunya untuk lekas memimpin dua belas orang Haocu dibawah
kekuasaannya dengan membawa surat undangan harus menemui Go Cee Jin, itu tabib kenamaan
minta supaya ia suka menjadi ketua dari bagian pengobatan untuk Im-mo-kao dan kalau orang
tua itu tidak mau menurut atau menolak, katanya harus segera dibunuh. sebetulnya soal itu dapat
mereka lakukan tanpa ada orang yang tahu, tetapi sungguh tidak disangka kalau pemuda yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dingin kecut sikapnya ini, se-akan2 sudah mengetahui jelas semua perbuatan mereka. Bagaimana
kalau mereka tidak jadi terperanjat ?

Mereka betul2 tidak pernah menyangka kalau tindakan mereka yang sudah mereka lakukan
dengan hati2, tidak tahunya masih ada. juga kelalaiannya.
Mereka sama sekali tidak tahu kalau itu surat undangan yang dibuat oleh Kauwcunya sendiri,
yang harus disampaikan kepada Go Cee Jin, sudah jatuh dalam tangannya pemuda cakap dengan
wajah kecut dingin ini.
oleh karena Go Cee Jin dulu pernah meleps budi besar terhadap perguruannya, sudah lama Yo
Cie Cong ada maksud hendak membalas budinya tabib mulia itu. Tetapi oleh karena ia masih
belum tahu tempat kediaman orang tua tersebut, maka sebegitu lama masih belum juga
terlaksana segala cita2nya itu.
Dengan sangat kebetulan sekali ia telah bertemu dengan itu perempuan berkedok kain merah
dan nenek jelek bibinya itu. Dari mulut mereka sendiri ia telah mengetahui babwa mereka hendak
pergi ketempatnya Go Cee Jin untuk minta obat, maka terus ia menguntit dan akhirnya ia dapat
melihat peristiwa berdarah tersebut.
Kalau tidak ada kejadian yang sangat kebetulan itu, bukankah tabib itu akan mati secara
mengecewakan sekali?
setelah mengetahui siapa2 adanya orang yang membinasakan orang tua itu, Yo Cie Cong telah
bersumpah untuk membinasakan juga musuh si tabib mulia, hitung2 untuk membalas budinya
orang tua tersebut.

Mari sekarang kita tengok kembali orang2 Im-mo-kao yang harus berhitungan dengan Yo Cie
Cong.
Mereka itu sejenak merasa kaget, dengan berbareng lantas timbul maksud jahat mereka.
sebab. jikalau kejadian tersebut sampai dapat tertangkap oleh telinganya sang Kauwcu
bukankah mereka nanti akan mendapat hukuman berat atas kecerobohan mereka? Apalagi Im-
mo-kao yang sedang siap mengumpulkan orang2 pandai, kalau sampai kejadian itu tersiar luas.
tentu sekali akan membawa pengaruh tidak baik untuk Im-mo-kao.

Tetapi apa yang mereka tidak dapat mengerti adalah tentang asal-usulnya pemuda ini
sebetulnya dari golongan mana.
Gouw Pa Thian lalu berkata sambil ketawa seram: "Bocah, kau mau bikin apa?"
"Aku kuatir akan kesalahan membunuh orang. maka aku sudah tanya dahulu lebih jelas pada
kalian. Kini ternyata kalian sudah mengaku terus terang, maka sudah tidak ada apa2 yang perlu
dikatakan lagi."
Ucapan ini sesungguhnya sangat jumawa, ia tidak pandang mata sama sekali kedua belas
orang kuat itu, agaknya baginya mudah sekali orang2 itu dibuat permainan.
Tidak heran kalau kedua belas orang itu lantas pada berteriak kalap. Diantaranya ada dua
orang tua yang lantas saja maju keluar dari rombongan. seorang yang usianya lebih tua lantas
berkata lalu menuding Yo Cie Cong:
"Bocah, apa kau ini minta keadilan dari kami atas kematiannya si setan tua Go Cee Jin?"
"Benar.. Tidak salah!! Aku mau kalian membayar hutang jiwanya berikut bunganya."
"Hh, hh,. . .Bocah, kau ini apa sudah gila? Kau orang macam apa?"
"orang macam apa? Kalau aku sebutkan, kalian nanti pada terbang semangatnya semua."
orang tua yang lainnya lantas nyelutuk: "Bocah, perkataanmu sungguh sombong sekali.
sebutkan dahulu namamu supaya kami bisa mencatat diatas buku. Ha ha ha. . . ."

Yo Cie Cong per-lahan2 mengeluarkan Golok Mautnya yang lalu dibolang-balingkan


dihadapannya kedua belas orang itu.
"Golok Maut Golok Maut "
Demikianlah dari sana-sini kedengaran suara teriakan. setiap menunjukkan rasa takutnya hati
mereka merasa jeri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sebentar kemudian hanya terlihat berkelebatnya sinar putih yang membuat silau matanya
orang2 itu, kemudian disusul dengan dua kali suara jeritan ngeri, darah lalu menyembur keluar.
Lengan tangan kedua orang tua itu sudah terpapas kutung. Didadanya masing2 terdapat lubang
besar jiwanya melayang seketika itu juga.
Tidak ada seorang pun juga yang mengetahui dengan cara apa dan bagaimana caranya Yo Cie
Cong tadi turun tangan.
orang2 itu sekarang pada ketakutan setengah mati, badannya pada menggigil macam orang
kedinginan.
selanjutnya disusul lagi oleh tiga orang Hioto yang juga menjadi korbannya Golok Maut.

Gouw Pa Thian dengan mata merah lantas beseru dengan gusar: "maju semua"
sisanya orang2 itu yang masih bernyawa lantas pada berseru. "Baik" lalu masing2 pada
mengeluarkan senjatanya dan dengan serentak menyerbu pemilik Golok Maut,
Yo Cie Cong sedikitpun tidak merasa jeri. Dengan Golok Maut ditangan kanan dan telapakan
tangan kirinya yang ampuh, ia melayani setiap orang yang menyerbu padanya.
saat itu ia sudah mengambil keputusan tetap hendak membasmi habis kawanan penjahat2
Maka. setiap serangannya baik dengan Golok Mautnya, maupun dengan tangan kosongnya,
dilakukan dengan sepenuh tenaga.
se-olah2 seekor harimau didalam rombongan atau kawanan kambing, dalam tempo sekejapan
suara jeritan ngeri terdengar disana sini, darah berhamburan, bangkai manusia bergelimpangan.
sekejap mata saja hampir semuanya sudah tidak ada nyawanya. cuma tinggal Gouw pa Thian
seorang, dengan mata beringas mengawasi malaikat elmaut itu.

Sungguh tidak disangka, hanya dengan berapa kali gerakan saja semua anak buahnya sudah
menggeletak menjadi bangkai. Kepandaian dan kekuatan macam itu benar2 merupakan suatu hal
yang sangat langka.
sebagai Tancu (Ketua cabang) Im-mo-kao, kepandaiannya Gouw Pa Thian sudah tentu tidak
boleh dipandang ringan. Ketika menyaksikan semua anak buahnya dibikin binasa dalam Tempo
segebrakan, bagaimana ia mau mengerti begitu saja? Maka ia lantas mendelikan matanya dan
dengan buas mengawasi Yo Cie Cong, kemudian membentak dengan suara keras:
"setan cilik, Hari ini, jikalau aku tidak dapat mencincang dirimu, aku bersumpah tidak mau jadi
orang lagi."
setelah selesai mengUcapkan perkataannya ia lalu maju menerjang, kedua tangannya
menyerang beruntun. setiap serangan yang dilancarkan mengandung kekuatan yang sangat
hebat. serangan demikian hebat itu terus dilancarkan sampai delapan belas kali.

Untuk Yo Cie Cong, serangan demikian itu sudah tentu tidak ada artinya. Telapakan tangannya
dipakai untuk menyambuti setiap serangan, Tangan itu tampak mengeluarkan hawa mengepul
merah dan putih.
Ber-kali2 terdengar suara benturan nyaring, serangan yang bebat dari Gouw Pa Thian waktu
berbenturan dengan ilmu Liang- kek Cingoannya Yo Cie Cong, se-olah2 lumpur masuk dalam
lautan, lantas musnah sama sekali.
Gouw Pa Thian yang mencecer dengan serangan2nya tadi, ternyata tidak mendapatKan hasil
yang memuaskan, cepat2 tarik mundur serangannya dan mundur teratur. ia lalu pendekkan
badannya dan bungkukkan gegernya. Kedua tangannya diangkat perlahan-lahan.

Ketika sudah lurus dengan dadanya, kedua telapakan tangan itu kini telah menjadi besar
dengan memperlihatkan warna hitam nyengat, matanya malotot seperti genta. Kumis pendek
dibawah hidungnya tampak berdiri dan bergoyang2. wajahnya itu kelihatan sangat menakutkan.
Yo Cie Cong yang menyaksikan perubahan keadaan itu, dalam hati lantas berpikir: "orang ini
bergelar Hok-sa Toat-beng. (Dengan ilmu hitam mencabut nyawa), kelihatannya sekarang ini ia
akan mengeluarkan ilmu Hek-sa-ciang yang dianggapnya paling ampuh. Agaknya ia hendak
bertekad hendak adu jiwa dengan aku. Tetapi agaknya dia juga tidak berani gegabah."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi Yo Cie Cong juga tidak mau gegabah. Ia turunkan kedua tangannya. Meski diluarnya
kelihatan tenang lakunya, tetapi diam2 sudah mengerahkan ilmu Kan-goan Cin-Caonya untuk
malindungi seluruh badannya. Ia sudah bersedia hendak dengan kekerasan melawan kekerasan
pada lawannya itu. Ia ingin tahu sampai dimana kekuatannya ilmu Hek-sa-Ciang.
Gouw Pa Thian seteiah memusatkan ilmu Hek-sa-Ciangnya lantas berseru keras. "Bocah,
serahkan jiwamu "
Kedua tangannya lantas didorong keluar. Tindakannya kali ini se-olah2 hendak mengadu jiwa
saja, sebab seluruh tenaganya sudah dipusatkan kekedua belah tangannya.

Maka, dengan tanpa cadangan tenaga yang ditinggalkan sedikit pun juga, serangannya itu
hebat sekali, se-olah2 gelombang laut yang menggulung, dibarengi dengan berkesiurnya angin
hebat dan mengepulnya hawa hitam. Ia pikir hendak sekaligus merubuhkan lawannya.
sekalipun tidak sampai binasa, setidak-tidaknya juga harus dibikin terluka parah.
Yo Cie Cong sedikitpun tidak mengeluarkan suara. Ia juga sudah mendorong kedua telapakan
tangannya. Ilmu yang keluar dari telapakan tangannya. se-olah2 angin puyuh menyambuti
gelombang serangan Gouw Pa Thian yang sedang menyerbu.
Tatkala dua kekuatan saling beradu, lantai terdengar suara dahsyat seperti guntur. Batu dan
tanah pada beterbangan sampai keadaan menjadi gelap. kemudian disusul dengan keluarnya
suara seruan tertahan. Gouw Pa Thian mundur terhuyung-huyung sampai lima langkah.

Yo Cie Cong sendiri juga terpental sampai tiga tindak baru bisa tancap kaki. Pikirannya agaknya
sudah dibikin tegang. Ia sekarang baru tahu bahwa kekuatan orang she Gouw ini sebetulnya tidak
boleh dianggap remeh,
Dimana tempat debu berhamburan, bangkai2 manusia yang tadi bergelimpangan ditanah itu,
kini sudah bergulung dan berserakan ditempat sejauh kira2 lima tombak.
sedang kuda2 tunggangan mereka, rupa2nya sudah terlatih baik, meski pada kaget. tapi tidak
lari serabutan, hanya pada mundur kira-2 sepuluh tombak.
Dalam adu kekuatan itu, Gouw Pa Thian sudah tahu kekuatan sendiri yang ternyata masih
belum mampu menandingi kekuatan lawan. Maka ia lantas timbul pikiran hendak kabur.
Pikirannya: "Bocah ini ada pemilik Golok Maut yang sedang dicari-cari oleh kauwcunya, sudah
banyak orang2nya Im-mo-kao yang kuat terbinasa didalam tangannya, apa perlunya harus
mengantarkan jiwa disini, ada lebih baik aku berusaha untuk meloloskan diri, supaya bisa
mengabarkan kepada pusat" .
Berpikir sampai disitu, ia lantas berkata Sambil ketawa haha hihi: "Bocah, rekening ini lain hari
kita bikin perhitungan lagi "
Dengan tidak menantikan jawaban lawannya, ia sudah melesat sejauh lima tombak lebih. Tapi
selagi hendak melanjutkan perjalanannya, tahu2 si pemilik Golok Maut sudah berada
dihadapannya dengan tanpa bersuara, hingga ia mundur setindak dengan hati ketakutan.
"Apa kau ingin kabur, tidak begitu gampang, he"
"Bocah, Tancumu masih ada urusan penting yang harus diselesaikan, urusan kita lain waktu
kita bereskan lagi "
"Gouw Pa Thian, kau sudah mengaku kalah ?"
Hek-sa Toat-beng Gouw Pa Thian yang kini menjabat ketua dari cabang Im-mo-kao, bagaimana
mau menelan begitu saja hinaan Yo Cie Cong itu? Maka wajahnya yang hitam bagai pantat kuali,
seketika itu lantas menjadi merah padam. Namun kenyataan tidak dapat dibantah, jika berdiam
lebih lama lagi disitu, mungkin akan mengalami nasib serupa dengan dua belas anak buahnya.
setelah berpikir sejenak ia lantas berkata sambil kertak gigi: " Hari ini toayamu mengaku kalah,
tapi lain hari akan mencari kau lagi untuk membuat perhitungan"
"Mengaku kalah juga tidak boleh." jawabnya Yo Cie Cong dengan sikap yang memandang
rendah.

Gouw Pa Thian hampir saja dadanya meledak.


"Bocah, kau hendak berbuat apa?" ia berseru keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Dalam peristiwa pembunuhan tabib mulia Go Cee jin, kau merupakan salah seorang pembunuh
terpenting, maka aku tidak bisa melepaskan kau begitu saja"
Gouw Pa Thian sudah memuncak kegusarannya, tanpa hiraukan apa akibatnya, ia lantas maju
menghampiri dan berkata dengan suara seperti orang kalap.
"Bocah, toayamu akan adu jiwa dengan kau" Kedua tangannya lalu diputar, dengan kekuatan
tenaga sepenuhnya, ia menyerang Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong angkat lempang kedua tangannya, pe-lahan2 disodorkan, tapi gerakan yang
kelihatannya sangat sederhana itu, sebetulnya ada mengandung kekuatan yang sangat hebat.
Kembali terdengar suara benturan yang kemudian disusul oleh suara jeritan ngeri, tubuh
njagouw Pa Thian seperti sebuah bola bundar yang terus menggelinding sejauh satu tombak lebih,
kedua tangannya sudah putus sampai batas penggelangan, darah mengalir seperti air keluar dari
pancuran, Tapi ia masih keraskan kepala untuk bangun berdiri meski dengan badan sempoyongan.
sedang sepasang matanya kelihatan merasa sakit hingga kulit diwajahnya sebentar2 harus
dikerutkan, tapi ia terus menahan rasa sakit itu. jidatnya keluar keringat se-gede2 kacang kedele,
yang mengetel terus tidak ber-henti2nya, ujung bibirnya juga mengalir darah segar hingga
wajahnya makin menakutkan kalau dipandang.

Yo Cie Cong setelah berpikir sejenak, tiba2 berkata: "Gouw Pa Thian, kalau kau mau menyawab
dengan terus terang pertanyaanku. aku nanti akan mengampuni jiwamu "
"Bocah, kau boleh turun tangan. Hutang darah ini cepat atau lambat perkumpulan kami pasti
akan membuat perhitungan dengan kau"
"Hm, hutangnya Im-mo-kao kepadaku masih terlalu banyak sekali, tidak usah diminta aku
sendiri bisa datang menagih "
"Bocah toayamu tidak sudi menjawab pertanyaanmu "
"Benar ?"
"Kau tidak perlu banyak bacot"
"Kalau begitu aku terpaksa aku mengiringi kehendakmu, tapi sebelum kau binasa aku perlu
beritahukan padamu dahulu, cabang im-mo-kao di In-thay sudah ditakdirkan akan mengalami
kehancurannya. Ini adalah sebagai ganjaran atas perbuatanmu yang sudah membunuh mati
seorang tabib mulia seperti Go Cee Jin itu "
"Bocah, apakah kau hendak membasmi habis2an semua keluarga kita?. . ."
sebelum ia bisa melanjutkan perkataannya, hawa merah putih telah meluncur keluar dari
tangan Yo Cie Cong dan terus menjerang dadanya.
Gouw Pa Thian cuma menjerit sebentar, isi perutnya sudah keluar berhamburan ditanah hingga
jiwanya melayang seketika itu juga.
Yo Cie Cong menghitung perjalanannya dari situ kekota In-thay-tin sudah tidak jauh lagi, maka
ia lantas mengambil keputusan hendak membasmi cabang perkumpulannya Im-mo-kao itu
sekalian.
Yo Cie Cong lalu kumpulkan kuda2 tunggangan mereka, kemudian bangkai2 orang2nya Im-mo-
kao itu diikatkan diatas pelana kuda. sudah itu lantas gebah kuda tersebut hingga pada lari
serabutan dengan diikuti oleh Yo-Cie Cong.
oleh karena kuda2 itu sudah kenal rumahnya, maka terus lari pulang kecabang Im-mo-kao di
In-thay-tin.
ooo ooooo ooo

In-thay-tin. . . .cuma merupakan satu kota kecil yang dibangun disepanjang kaki gunung.
jumlah penduduknya juga tidak banyak,
cabang Im-mo-kao di kota In-thay-tin letaknya disisi lembah dibagian barat, sekitarnya
dihalangi oleh puncak gunung yang menjulang tinggi kelangit, hingga tempat itu merupakan satu
lembah yang cukup pada yang dan strategis. Kalau sudah memasuki perjalanan kira2 tiga lie
didalam lembah itu, lantas kelihatan terbentang sebidang tanah yang luas dan bangunan rumah
beberapa ratus buah banyaknya. Itulah sarangnya cabang Im-mo-kao dikota tersebut-
Waktu lohor hari itu, matahari sudah mulai langsir kebarat, Dalam lembah seperti diselu-ungi
oleh selapis kain sutra berwarna kuniug emas. Awan2 tipis berterbangan diatas lembah, keadaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

didalam lembah kelihatan tenang sunyi, siapa pun tidak akan menduga kalau bencana sudah
berada didepan mata.
suara derap kaki kuda, dari jauh kedengaran semakin dekat. orang2 yang ditugaskan menjaga
di pos penjagaan diluar lembah mereka pada mengenali bahwa itu ada kuda2 dan rombongan
ketua cabang Im-mo-kao yang sedang pulang kelembah, maka buru2 memberikan tanda yang
harus segera disampaikan kedalam lembah,
Dimatanya penjaga2 itu, cuma menampak kuda2 itu lari dengan pesat sedang para
penunggangnya pada tengkurap diatas kuda masing2. Mereka tidak dapat lihat tanda apa2 yang
aneh.
sepuluh lebih kuda2 itu sudah melalui pos penjagaan dan terus lari kedalam lembah. Ditanah
lapang sudah berkumpul banyak anak buahnya Gouw Pa Thian yang menyambut ketuanya.

Kuda2 itu setelah hentikan larinya, napasnya nampak masih memburu, tapi penunggangnya
masih tetap tidak ada yang turun, tampaknya sedikitpun tidak mengunjukan gerakan apa2, hal ini
merupakan suatu keanehan
"Darah". . . begitu terdengar suara orang berseru dari dalam rombongan orang2 yang
menyambut.
sekarang orang2 yang datang menyambut itu mulai merasa curiga. Mereka segera maju
menghampiri, ternyata sepuluh lebih orang-orangnya cabang im-mo kao dari daerah In-thay itu
sudah menjadi majat semua. Darah masih membeku dibadan masing2.
Sekejab saja keadaan lantas menjadi gempar, semua orang tidak tahu bagaimana harus
bertindak,
suara genta tanda bahaya lantas dibunyikan nyaring, membuat suasana dalam lembah yang
semula sepi sunyi telah berubah menjadi riuh gempar.
semua orang2 dari cabang itu lantas berkumpul ditengah lapangan, tapi mereka tidak berdaya
untuk menghadapi kejadian yang terjadinya secara mendadak itu,
cabang im-mo-kao itu pada saat itu juga seperti diliputi oleh ketegangan, seolah-olah
menghadapi hari kiamat.

Wakil ketua si Tangan Geledek cu Khoan, segera mengeluarkan perintah untuk memperkuat
penjagaan disemua pos2nya, kemudian mengadakan perundingan dengan orang2 yang
mempunyai kedudukan Hiocu keatas, untuk merundingkan cara bagaimana supaya bisa
menghadapi kejadian yang mendadak itu.
Kalau dipikiri ilmunya Hek-soa-ciang Gouw Thian, didalam kalangan Kang-ouw boleh dikata
sudah sukar menemukan tandingan, sedang ke-12 hiocu yang mendampingi padanya itu juga
merupakan tenaga pilihan, tidak nyana mereka mengalami nasib demikian rupa, Dan sekarang
harus pulang dalam keadaan tidak bernyawa.
Menurut anggapan mereka, kali ini ketua keluar lembah untuk mengundang tabib Go Cee Jin
turun gunung, sebetulnya tidak perlu membawa pengikut orang kuat begitu banyak, sebab Go Cee
jin cuma pandai dalam ilmu obat2an, tapi kepandaiannya ilmu silat sebetulnya biasa saja.

Kematian rombongan orang2 ini, sudah terang ada perbuatannya orang lain. Tapi siapakah
orangnya? Mungkin juga pembunuhnya bukan cuma seorang sendiri saja.
sebab bisa membinasakan tiga orang yang termasuk golongan orang2 kuat, bahkan bisa
mengikat tubuh mereka diatas kuda yang kemudian dikirim pulang. jika itu ada perbuatannya satu
orang saja, maka orang itu kepandaian dan kekuatannya sudah tentu sudah seperti malaikat.
Apa lagi kalau dilihat dari caranya pembunuhan itu dilakukan mungkin orang sengaya mencari
setori dengan Im-mo-kao. jika benar demikian halnya. maksud dan tujuannya orang itu tidak
boleh dipandang remeh.
jalan satu2nya yang paling baik, kecuali melakukan penjagaan dengan sekuat tenaga ialah
lekas melaporkan kepada pusat untuk minta petunjuk.
selagi wakil ketua cabang dan para hiocu mengadakan pertemuan didalam ruangan rapat,
mendadak terdengar suara orang ketawa dingin, tapi tidak kelihatan bayangan orangnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

suara itu kedengarannya menyeramkan, se-olah2 suara hantu, hingga membuat berdiri bulu
roma.
Para hiocu yang sedang mengadakan pertemuan itu pada merasa terkejut dan ketakutan,
buru2 pada meninggalkan tempat duduk masing2.
Tiba- terdengar pula "krak" kemudian disusul oleh berkelebatnya sinar putih. diatas penglari
rumah ditengah-tengah ruangan telah manancap satu benda putih yang mengeluarkan sinar
gemerlapan.

Dalam keadaan panik dan ketakutan, wakil ketua dan para hiocu segera dongakan kepala untuk
menegasi benda apa yang menancap diatas penglari itu ?
Ternyata ada sebuah senjata yang aneh bentuknya, golok bukan golok. gergaji bukan gergaji.
" Golok Maut" demikian wakil ketua, si Tangan Geledek cu Khwan, yang lebih dahulu membuka
suara.
seruan cu Khwan tadi seolah-olah bunyi geledek ditengah hari, membuat terbang semangatnya
para hiocu yang ada disitu.
sebab dimana Golok Maut sampai disitu pasti akan terjadi penumpahan darah. Dan sekarang
senjata pencabut nyawa ini sudah mengunjungi cabangnya Im-mo-kao berarti pula bahwa disitu
akan mencabut jiwa manusia.
Kematiannya ketua cabang Gouw Pa Thian dan rombongannya, sudah pasti ada perbuatannya
pemilik Golok Maut.

selagi orang2nya cabang Im-mo-kao berada dalam ketakutan dan kebingungan, tiba2 muncul
seorang pemuda cakap dengan suara yang kaku dingin. Dengan sinar matanya yang tajamnya luar
biasa, pemuda itu menjapu wajah setiap orang yang ada disitu, kemudian berkata dengan
suaranya yang dingin:
"jika kalian ingin menghindarkan penumpahan darah besar2an, lekas bubarkan cabang
perkumpulan Im-mo-kao ini "
Perkataan yang sangat jumawa dan permintaan yang bukan2 ini, didalam telinganya orang Im-
mo-kao itu sesungguhnya dirasakan sangat tidak sedap sekali.
Apakah dengan hanya sepatah perkataan dari pemuda ini cabang Im-mo-kao daerah In-thay
harus dibubarkan ?

Walaupun bagaimana, orang dari cabang Im-mo-kao itu masih ingin mempertahankan
derajatnya, maka sebagai jawaban, wakil ketua lantas perintahkan orangnya membunyikan genta
untuk menyatakan bahwa disitu sekarang berada dalam keadaan bahaya.
sebentar saja suara tang tang tang tang . . . .menggema diudara dengan sangat riuhnya.
segenap orang2nya cabang Im-mo-kao lantas datang berduyun-duyun memburu keruangan
rapat, hingga sebentar saja tempat tersebut sudah terkurung rapat.
si Pemilik Golok Maut, didalam kalangan Kang-ouw boleh dikata hampir semua orang tahu.
senjata yang menancap diatas panglari sudah memberitahukan kepada semua orang2 cabang im-
mo-kao apa artinya wakil ketuanya tadi membunyikan genta tanda bahaya, Mereka nampak pada
kasak-kusuk. wajahnya mengunjukan rasa jeri.
Bagaimana pemilik Golok Maut bisa berada didalam sarangnya cabang im-mo kao daerah In-
thay tanpa diketahui oleh para penjaga, pos penjagaan? itulah yang menjadi pertanyaan dalam
hati hampir setiap orang.

si Tangan Geledek. co Khoan setelah tenangkan pikirannya lantas berkata^ "apa maksudnya
tuan minta pembubaran cabang im-mo-kao disini ?"
"Kau mempunyai kedudukan apa didalam cabang im-mo-kao daerah In-thay ini?" Yo Cie Cong
balas menanya.
"Aku yang rendah adalah cu Khoan bergelar si Tangan Geledek. sebagai wakil ketua dari
cabang im-mo-kao disini."
"Bagus AKU tidak mempunyai banyak waktu, maka dengan singkat kuberitahukan bahwa
berhubung dengan perbuatan orang2 kalian yang telah membunuh mati Gouw Cee Jin itu tabib
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mulia yang kenamaan, maka kecuali algojonya sendiri itu orang2 yang sudah kubinasakan, aku
datang kemari untuk minta kalian segera bubarkan cabang perkumpulan ini, sekedar sebagai
peringatan bagi siapa yang melakukan kejahatan" semua orang yang mendengar keterangan
tersebut pada terkejut.

Yo Cie Cong berkata pula kepada cu Khoan. "sekarang juga kau harus keluarkan perintah untuk
membubarkan cabang perkumpulan ini"
cu Khoan ketakutan, ia merasa serba salah bagaimana ia berani membubarkan cabang Im-mo-
kao itu? sebab dengan berhuat demikian, meskipun ia terhindar dari tangannya pemilik Golok
Maut, tapi juga tidak bisa terlolos dari tangannya Im-mo-kao pusat, yang nanti tentu akan
mengambil tindakan keras terhadap perbuatannya itu.
setelah berpikir lama, akhirnya ia beranikan diri untuk menjawab^ " Ini aku tidak bisa"
"Tidak bisa ?"
"Maaf aku tidak dapat memenuhi permintaanmu ini "
"Kalau begitu kau harus tanggung jawab untuk bencana besar atau pertumpahan darah
besar2an disini."

Binatang kalau berada dalam keadaaan terjepit juga masih bisa menggigit, apa lagi manusia.
Demikian dengan orang2 cabang Im-mo-kao itu meski merasa jeri terhadap dirinya pemilik Golok
Maut, tidak berani mengunjukkan perasaan gusarnya, tapi setelah berada dalam keadaan terjepit,
mereka lantas-berlaku nekad, hingga saat itu keadaan dalam- ruangan lantas menjadi gempar.
oooo ooo oooo

DENGAN sorot matanya yang dingin Yo Cie Cong menyapu semua orang2nya cabang Im-mo-
kao daerah In-thay ini, kemudian ia berpaling dan berkata kepada cu Khoan: "Kau terima baik
atau tidak permiataanku tadi ?"
Dengan wajah pucat pasi dan sambil kertak gigi cu Khoan menjawab: "Tuan terlalu sekali
mendesak orang "
"Haha, oleh karena aku tidak ingin melakukan pembunuhan terhadap orang2 yang tidak
berdosa. maka aku majukan permintaan ini. Kalau begitu, maksudmu ialah memaksa aku
mengambil tindakan kejam itu?"
Dari sampingnya cu Khoan tiba2 melesat keluar dua bayangan orang yang lantas keluarkan
suara bentakaa keras: "Bocah ganas"
suara bentakan itu lantas disusul oleh berkelebatnya dua bilah pedang yang membabat dirinya
Yo Cie Cong.
"cari mampus, kau" Yo Cie Cong kata.

Dengan tanpa menoleh lagi, satu tangannya lantas bergerak, dua orangnya cabang Im-mo-kao
yang melakukan serangan mendadak tadi lantas keluarkan jeritan ngeri, badan mereka lantas
rubuh ditanah dan binasa seketika itu juga.
Dalam waktu segebrakan saja Yo Cie Cong sudab membinasakan dua orang kuat dari cabang
im-mo-kao daerah In-thay, kekuatan itu seolah-olah bukan kekuatan manusia biasa. orang2 yang
ada disitu kembali dibikin gempar.
Dengan perasaan terharu, cu Khoan lantas turun tangan- secepat kilat ia melancarkan serangan
mengarah jalan darah didada Yo Cie Cong.

Kecepatannya orang she cu itu turun tangan, sesungguhnya sangat mengejutkan, tidak kecewa
ia mendapat gelar si Tangan Geledek. serangannya itu bukan saja cepat tapi juga hebat dan
ganas,
Tapi, sekalipun ia bergerak begitu cepatnya apa mau Yo Cie Cong bergerak lebih cepat lagi.
Ketika diserang, dengan ilmunya "Menggeser tubuh mengganti bayangan" ia sudah menghilang
dari depan matanya cu Khoan, dan tatkala ia balik lagi ditempatnya semula, ditangannya sudah
menggenggam Golok Mautnya yang tadi menancap diatas tiang penglari.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Gerakan itu lebih tepat kalau dikatakan gerakannya satu malaikat.


cu Kboan yang diawasi demikian rupa oleh Yo Cie Cong, hatinya lantas bergidik.
Tapi, keadaan sudah mendesak demikian rupa, ia tidak boleh tidak harus turun tangan,
sekalipun ia tahu benar bahwa tindakannya itu berarti mengantarkan jiwanya sendiri, ia terpaksa
harus berbuat demikian.
Hening sejenak, ia lantas melancarkan serangannya lagi
Yo Cie Cong membentak dengan suara keras: "lni ada kau sendiri yang mencari mampus,
jangan sesalkan aku"

Meski mulutnya bicara, tapi kaki dan tangannya tidak menganggur. Tangan kirinya
mengeluarkan serangan kekuatan tenaga dalam yang sangat hebat, untuk menahan serangan cu
Khoan, sedang tangan kanannya hampir berbareng melancarkan serangan dengan Golok Mautnya.
sekejap kemudian lalu terdengar suara jeritan ngeri, hingga membuat semua orang yang
mendengarnya pada berdiri bulu romanya, kemudian menampak darah merah muncrat keluar dari
tubuhnya cu Khoan, wakil ketua cabang im-mo-kao daerah In-thay itu sudah kutung kedua
pahanya, didepan dadanya terdapat satu lobang besar, darah merah menyembur keluar, jiwanya
melayang seketika itu juga.
Para hiocu lainnya yang menyaksikan cara kematian yang sangat mengerikan dari wakil
ketuanya, masing2 pada maju, menyerbu. Beberapa puluh orang telah melancarkan serangan
tangan berbareng kearah diri Yo Cie Cong.

Anak muda itu sudah hilang sabarnya, dengan golok mautnya ia mengamuk seperti kerbau gila,
sebentar saja suara jeritan ngeri terdengar disana-sini, kemudian disusul oleh muncarnya darah
merah dan jatuhnya kaki tangan manusia yang sudah dipereteli dari tempatnya.
Dalam waktu sekejap mata saja, beberapa puluh hiocu yang menyerang berbareng kepada Yo
Cie Cong tadi sudah pada menggeletak ditanah menjadi bangkai.
sisanya yang masih hidup serta orang2 yang menjaga diluar, karena mereka apabila berani
turun tangan, itu berarti telur menggempur batu, maka tidak ada satupun yang berani membuk
mulut. Mereka pada berdiri seperti patung.
setelah Yo Cie Cong hentikan gerakannya, keadaan menjadi sepi sunyi, suasana diliputi oleh
rasa ketakutan dan bayangan maut.
sesudah sekian lama keadaan sunyi senyap. Yo Cie Cong lalu gerakan kakinya menuju
kelapangan diluar ruangan rapat-
semua orang dari cabang im-mo-kao daerah In-thay yang sudah mati kutunya itu lantas pada
mundur saling serabutan, setiap orang mengunjukan perasaan kuatir yang sangat hebat.

Yo Cie Cong sesudah berdiri ditengah lapangan, lalu berkata dengda suara bengis,
"Pemilik Golok Maut tidak mau berbuat keterlaluan, siapa yang kenal gelagat harap segera
berlalu dari sini dan menuntut penghidupan yang pantas. Aku nanti akan menghitung dari satu
sampai tiga, siapa yang tidak mau berlalu jangan salahkan kalau Golok Maut nanti akan meminta
korban lagi"
"satu" Yo Cie Cong mulai menyebut.
Dalam rombongan orang2 itu lantas terbit suara gaduh.
"Dua"
orang2 lantas pada lari serabutan, belum sampai Yo Cie Cong menyebut angka tiga, semua
orang sudah kabur bersih.
Yo Cie Cong karena mengingat pesannya Phoa-ngo Hweshio maka meski ia tadi terpaksa
melakukan pembunuhan secara kalap, tapi dalam hati masih tahu kira2. jika tidak demikian.
orang2 dari cabang im-mo-kao daerah In-thay ini barangkali semuanya akan mengalami nasibnya
seperti orangnya Cie-in-pang.

Malam itu ada gelap. sedang yang tadinya merupakan markasnya cabang perkumpulan Im-mo-
kao daerah In-thay keadaannya sunyi senyap. tidak kelihatan lampu menyala seperti biasanya,
juga tidak terdengar suara apa..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dimalam yang gelap itu, tampak Yo Cie Cong dengan seorang diri mendongak kelangit sembari
menghela napas panjang dan mulutnya mendoa "Gouw iocianpwe, kau boleh merasa puas?"
sehabis mendoa, badannya lantas bergerak, laksana seekor binatang kampret terbang melesat
meninggalkan tempat tersebut.
sekarang tujuannya hanya dipusatkan kepada perjalanannya kegunung Hoa-san untuk
menepati janji dengan dua orang aneh dunia rimba persilatan.
Dalam pertandingan dengan muridnya Leng jie Hong nanti meski namanya saja katanya
menguji kekuatan kedua pihak tapi sebetulnya didalamnya masih mengandung maksud untuk
berebutan nama dan kedudukan. Sebab manusia gaib Leng jie Hong, dalam kalangan Kang-auw
sudah lama dianggap sebagai orang kuat momor satu, maka sepanjang perjalanan itu hatinya Yo
Cie Cong masih merasa berdebaran-
Buat ia sendiri, sedikitpun tidak mempunyai maksud hendak merebut kemenangan dalam
pertandingan itu, supaya mendapat nama harum, Tapi jika benar ia tidak sanggup melawan
muridnya leng jie Hong, sudah tentu akan mengecewakan pengharapannya dua manusia aneh
Pak- leng dan Lam-tie. Ia pikir akan berbuat sekuat tenaga, jangan sampai mengecewakan kedua
orang tua itu, dalam hal ini sudah tentu saja soal menang atau kalah bukan soal mutlak.
Pada waktu lohor dimalaman rembulan purnama, Yo Cie Cong sudah memasuki daerah gunUng
Hoa-san-

Didepan matanya lantas terbentang pemandangan alam yang indah permai dan daerah gunung
tersebut serta keangkerannya puncak2 gunung yang ber-deret2 sangat luas. Tidak antara lama,
cuaca sudah mulai gelap. sang malampun telah tiba.
Yo Cie Cong terus menuju kepuncak yang paling tinggi. Tapi diluar gunung masih ada gunung
nampak yang satu lebih tinggi dari pada yang lain. Gunung yang ber-deret2 itu seperti tidak ada
batas akhirnya. Maka hendak menemukan tempat yang dinamakan Hong gwat-peng yang masih
sangat asing baginya, sebetulnya bukan satu soal mudah. Ia hanya ingat tempat itu letaknya
dibelakang puncak gunung Hoa-san itu

Sinar bintang2 dilangit nampak mulai guram, rembulan sudah mulai muncul dari sela-sela
gunung.
suasana nampak makin sunyi seram.
Yo Cie Cong lari lebih pesat, hatinya merasa berdebaran, sebab sampai pada saat itu ia masih
belum manemukan tempat yang dinamakan Bong-gwat-peng itu
Rembulan sudah berada di-tengah2 langit saat itu Yo Cie Cong berdiri diatas satu puncak
gunung. mengawasi keadaan disekitarnya. Dalam hatinya berpikir "puncak ini rasanya yang paling
tinggi, tapi dimana adanya Bong-gwat-peng?"
selagi Yo Cie Cong masih menengok kesana kemari dalam keadaan kebingungan, mendadak
terdengar suara yang datangnya dari arah suara tempat tidak jauh dari tempat ia berdiri
"Apakah diatas sana adalah Yo Cie Cong? Kita sudah cukup lama menantikan kedatanganmu"

Mendengar suara itu, Yo Cie Cong merasa agak malu, sebab semua tindak tanduknya sudah
dilihat orang tanpa ia merasa. Sedang orang yang melihat itu berada dimana, ia sendiri masih
belum mengetahui.
Dengan memperhatikan dari mana datangnya suara tadi, Yo Cie Cong pasang matanya dari
sela2nya pepobonan yang sangat lebat ia dapat lihat disuatu tempat tidak cukup enam tombak
dari tempat ia berdiri disitu ada terdapat sebidang tanah datar yang tidak seberapa luasnya, yang
menonjol dari tengah2nya lamping gunung. Di-tengah2 tanah datar itu ada berdiri satu bayangan
orang.

Yo Cie Cong setelah menyahuti "Maafkan kedatangan boanpwee yang agak terlambat"
badannya lantas bergerak laksana seekor burung bungau, setelah berputaran tiga kali ditengah
udara dengan gayanya yang manis, ia lantas melayang turun ketanah datar tersebut,
"suatu gerakan mengentengi tubuh yang sangat bagus sekali" demikian satu2nya seorang tua
telah memberi pujian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

segera disusul oleh suaranya saorang jelita yang lembut merdu: "Engko Cong, kami mengira
kau tidak datang, kau benar2 membuat orang gelisah saja "
Kemudian disusul oleh munculnya seorang gadis jelita dengan tubuhnya yang kecil langsing,
yang memapaki Yo Cie Cong.
"Adik Kheng, satu laki2 harus bisa pegang janji, bagaimana aku boleh tidak datang?"

Yo Cie Cong nampak ut-tie Kheng ternyata banyak lebih kurus, matanya tidak berani
memandang langsung pada wajah sinona jelita dengan matanya yang hitam jeli.
Ia lalu alihkan pandangan matanya kearah kedua orang tua, ialah Pek-hong Phoa-ngo Hweshio
dan Lam-tie Kun siu, yang sedang duduk disamping gunung sembari minum arak. Disebelah orang
tua itu ada sebuah kursi kayu panjang diatasnya ada duduk setengah rebahan seorang tua kurus
yang rambut dan jenggotnya sudah putih semua.
Yo Cie Cong lantas menghampiri kedua orang tua itu untuk memberi hormat, kemudian
berpaling dan berkata kepada orang tua duduk setengah rebahan.
"Locianpwee ini tentunya adalah Leng lo-cianpwee yang mendapat gelar sebagai orang gaib
dari rimha persilatan? Boanpwee Yo cie Cong disini memberi hormat"
sehabis berkata ia lantas hendak berlutut, tapi baru hendak jatuhkan dirinya, orang tua itu
lantas ketawa ber-gelak2 dan sambil angkat satu tangannya ia berkata: "Bocah tidak usah pakai
banyak peradatan"

Dari tangannya orang tua itu lantas meluncur keluar kekuatan tenaga dalam (lweekang) yang
sangat hebat, mencegah Yo Cie Cong menjalankan peradatan.
Tapi Yo Cie Cong mendadak timbul pikirannya untuk menguuji kekuatannya sendiri, ia pusatkan
semua kekuatan Iweekangnya melanujutkan maksudnya berlutut dibawahnya orang tua itu.
sehabis menjalankan hormatnya ia lantas berbangkit dengan perlahan se-olah2 tidak pernah
terjadi apa2.
Lam-tie dan Pak-hong yang mengangkat cawan araknya, tidak diminum isinya, sambil
bersenyum mengawasi Yo Cie Cong.

Jago see-gak Leng jie Hong nampak tercengang sejenak. mendadak tertawa ber-gelak2
suaranya sampai menggema ditengah udara, "Bagus bagus bagus " demikian ia memberi pujian.
Yo Cie Cong berdiri dengan tenang, tidak berkata apa2. sedang ut-tie Kheng, saat itu sudah
berdiri berendeng dengan Yo Cie Cong.
Pak-hong Phoa-ngo Hweshio setelah tenggak araknya, lantas berkata kepada jago see-ggk itu:
"Leng loujie, apa yang kau maksudkan bagus tadi?"
jago see-gak itu dengan sinar matanya yang aneh, kembali memandang Yo Cie Cong sejenak.
lalu berpaling dan menjawab Pak-hong: "Hanya ini sauya, aku Leng jie Hong hari ini sudah pasti
akan kalah"
"Apa kau kata ?"
"Naganya manusia, bunga ajaib dalam rimba persilatan. Kau berdua tua bangka setelah gila
dan linglung ini, ternyata mempunyai pandangan mata yang sangat tajam dan peruntungan yang
sangat bagus"
"Tua bangka she Leng, kau tahu bahwa kami berdua tidak mempunyai murid, Bocah ini adalah
aku si hweshio gila yang menemukan. Kemudian aku pikir hendak menggunakan dirinya untuk
mewakili diri kami berdua. Ini hanya sekedar untuk memenuhi perjanjian malam ini. Apa kau
menyesal?"
"Mana boleh, aku toch sudah janji dahulu kalian berdua boleh mencari orang yang akan
mewakili kalian berdua, bagaimana aku bisa menyesal."
"Pertandingan toch sifatnya cuma sebagai ujian saja, untuk menilai siapa sebetulnya yang lebih
kuat. Menang atau kalah tidak menjadi soal. Kita tiga orang yang sudah tua bangka hitung2
menonton keramaian" berkata si Pengail Linglung sambil kedipkan matanya yang sipit.

Leng jie Hong mendadak menggapai tangannya sembari berkata: "Thian Hoa sini, lihat orang
yang bakal menjadi tandinganmu "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong kini baru ingat itu orang yang tadi telah memanggil padanya ketika ia masih belum
menemukan tempat tersebut. Ia buru-buru menyongsong seorang laki2 cakap berusia kira2 40
tahunan, yang juga sedang menghampiri padanya.
Laki2 itu meski usianya sudah tidak muda lagi. tapi ada mempunyai wajah potongan yang
cakap. tampan dan sangat menarik,

Yo Cie Cong sebagai orang dari tingkatan muda, buru2 mendahului memberi hormat seraya
berkata: "Boanpwre Yo Cie Cong disini memberi hormat"
Laki2 setengah umur itu matanya mengeluarkan sinar aneh dengan suara agak gemetar ia
menjawab: "Aku yang rendah adalah Hoan Thian Hoa"
Yo Cie Cong hampir saja menjerit kaget, dengan tanpa sadar ia sudah mundur setindak.
kemudian menanya dengan hati berdebaran^ "cianpwee adakah Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian
Hoa?"
"Benar"

Tiba2 Phoa-ngo Hweshio nyeletuk: "Bocah, dia adalah itu jago pedang nomor satu dari
golongan muda yang dikabarkan sudah menghilang dari dunia Kangouw sepuluh tahun lebih
lamanya, Hanya si tua bangka she Leng ada satu permintaan tentang ini tidak boleh disiarkan
dikalangan Kang-ouw" Yo Cie Cong anggukkan kepala sebagai jawaban.
ut-tie Kheng tiba2 berkata: "Kongkong, kau lihat mereka berdua mengapa ada begitu miripnya
satu sama lain, jika tidak karena usianya yang berbedaan begitu jauh, benar2 seperti saudara
kembar saja. . . ."
Bicara sampai disini ut-tie Kheng merasa terlepasan omong. sebagai satu gadis, bagaimana
boleh mengUcapkan perkataan demikian? Maka seketika wajahnya lantas merah, hatinya merasa
tidak enak sendirinya.

Tiga orang tua itu meski juga mempunyai itu perasaan, tapi masing2 pada menyimpan didalam
hati. setelah , mendengar perkataan ut-tie Kheng, sekali lagi pada mengawasi Yo Cie Cong dan
Hoan Thian Hoa yang sudah berhdapan, memang benar mereka berdua ada sangat mirip. seperti
pinang dibelah dua.
Memang, jika tidak karena usianya yang berbeda jauh, mereka benar2 bisa dianggap sebagai
saudara kembar saja.
Dalam hati Hoan Thian Hoa merasa sangat tidak enak sekali, namun ia pura2 ketawa dan
berkata: "Benarkah kita ada mirip satu sama lain? ini sesungguhnya ada satu soal yang sangat
aneh "

Yo Cie Cong pada saat itu telah gelisah pikirannya, ia ingat kembali semua hal2 yang sudah
ada. . . .
Ia pernah menjanjikan Thian-san Liong- lie hendak menguruskan satu hal, ialah hendak
mencari kekerangan tentang dirinya Hoan Thian Hoa yang mati atau hidupnya masih merupakan
satu teka teki. Dan sekarang. ia telah berhadapan dengan orang yang ia hendak cari itu, dengan
demikian, teka teki itu sudah mendapatkan jawabannya. Maka ia perlu segera mengabarkan
kepada bibi Tho-nya itu.
Ia juga ingat tentang saudara angkatnya Hoan Thian Hoa, yang masih menunggu Hoan Thian
Hoa didepan puncak gunung Pit-koan-hong. itu sahabat yang setia, dengan tidak sayang
membuang waktunya yang berharga, maksudnya hanya hendak menantikan munculnya Giok-bin
Giam-po yang sembunyikan diri dipuncak gunung Pit-koan-hong, untuk menanyakan dirinya Hoan
Thian Hoa.

Tapi segala apa didalam dunia ini bisa berubah setiap saat, bukankah Hoan Thian Hoa sekarang
ada berdiri dihadapannya dalam keadaan segar bugar?, Kalau begitu itu wanita yang sembunyikan
diri diatas puncak gunung Pit-koan-hong, mungkin juga bukan Giok- bin Giam-po.
Ia ingat pula bahwa banyak orang mengatakan ia ada mirip benar dengan Hoan Thiao Hoa, dan
orang yang berada didepan matanya ini, dulu pernah mempunyai hubungan suami istri dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Giok- bin Giam-po ada satu waklu ia pernah sangsikan dirinya sendiri, yang mungkin ada
hubungannya dengan soal ini tapi sekarang setelah berhadapan satu sama lain, sedikitpun tidak
ada tanda2nya untuk menguatkan dugaannya sendiri itu. . . . setidak-tidaknya, hal ini aku harus
beritahukan kepadanya. Demikian Yo Cie Cong diam2 telah mengambil suatu keputusan.
Phoa-ngo Hweshio setelah tenggak habis arak dalam cawannya, lantas umbar perasaannya
dengan berdendang:
"Angin sejuk rembulan terang, bagaimana kita harus liwatkan malam ini?"
sipengail Linglung masih tetap dalam keadaannya yang mirip benar dengan seorang linglung,
se-olah2 mengoceh sendiri ia berkata kepada Leng jie Hong. "Leng lojie, bagaimana caranya
mereka bertanding? Kau sebutkan saja"
jago see-gak itu lantas ketawa ber-gelak2. "Menurut pikiranmu bagaimana?" ia balas menanya.
"Tamu selamanya mengikuti saja kehendak tuan rumah, terserah kepadamu bagaimana kau
hendak atur"

Giok-bin Kiam-khek saat itu nampak mengkerutkan alisnya, dengan tidak ber-henti2nya me-
lekuk2kan jari tangannya sendiri sebentar mendongakan kepala, sebentar memandang keadaan
dalam jurang, agaknya seperti orang2 yang sedang berada didalam kesulitan hebat.
jago see-gak Leng jie Hong nampak duduk setengah rebahan diatas kursi kayunya, sebab
kedua kakinya lumpuh akibat kemasukan pengaruh jahat selagi melatih ilmunya. selama lima
tahun itu, meski ia bisa pertahankan terus kekuatannya berkat ilmu lwekangnya yang sudah cukup
sempurna, tapi hanya bagian atas dari anggota badannya yang masih bisa bergerak dengan
leluasa, sedang bagian bawah sudah lumpuh sama sekali.

SAAT ITU ia duduk lempeng, setelah agak berpikir sejenak lalu berkata:
"Kalau begitu aku si orang she Leng terpaksa berlaku lancang aku usulkan mereka masing2
bertanding tiga jurus dan adu kekuatan telapakan tangan tiga kali, kalian pikir bagaimana?"
Usul itu lantas diterima baik oleh Lam-tie dan Pak-hong.
ut-tie Kheng saat itu yang hatinya paling gelisah. ia tidak tahu apakah kekasihnya itu bisa
menangkan jago pedang nomor satu yang dahulu sangat kesohor itu? Maka ia buru2 menghampiri
Phoa-ngo Hweshio dan menanya dengan suara perlahan-lahan-" Engkong hweshio. kau lihat
apakah engko Cong bisa menandingi lawannya?"

Phoa-ngo Hweshio kerengkan matanya. lalu menjawab dengan suara lantang: "Budak, kau tak
usah kuatir, menang atau kalah tidak ada artinya "
Tapi oleh karena suaranya hweshio gila itu, hingga semua mata ditujukan kearah mereka.
ut-tie Kheng merasa jengah. Dengan muka merah ia monyongkan mulutnya yang kecil mungil,
sedang matanya melototi si hweshio gila sejejak, lalu balikan badannya. Leng jie Hong dengan
suara nyaring mengeluarkan perintahnya: "Thian Hoa, mulailah"
Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa setelah menyahut
"Baik" lalu berdoa dan menuju ke-tengah2 lapangan-
Yo Cie Cong segera mengikuti dibelakangnya.
Dua orang berdiri berhadapan terpisah kira2 dua tombak.
Meskipun itu bukan suatu pertandingan mati2an. tapi hanya sekedar untuk menepati janji
pertaruhan antara 3 manusia aneh dari rimba persilatan pada dua tahun- berselang, namun
suasana cukup tegang. Tiga manusia aneh itu meski mulutnya masih ketawa2 , tapi dalam hati
masing2 tidak urung pada tergoncang juga. Kedua pihak sama2 mengharap supaya jagonya bisa
merebut kemenangan-Yo Cie Cong berkata lebih dahulu.
"Kita bertanding apa?."
Giok bin kiam khek Hoan Thian Hoa saat itu dengan sikapnya yang agung, menjawab dengan
suara rendah: "Baik kita mengadu kekuatan tangan lebih dahulu"
"Kalau begitu silahkan locianpwee yang mulai lebih dahulu"
"Aku yang rendah sebagai tuan rumah, seharusnya memberi kesempatan kepada tetamunya
yang mulai lebih dahulu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Phoa-ngo Hweshio yang menonton di-samping lantas nyeletuk dengan suara nyaring: "Bocah,
kau mulailah lebih dahulu, nanti dalam pertandingan mengadu ilmu pukulan biar dia yang lebih
dahulu, dengan demikian jadi sama2 tidak ada yang dirugikan"
Yo Cie Cong anggukan kepalanya dan berkata: "Kalau begitu boanpwee minta maaf lebih
dahulu atas kelancangan ini"
"Silahkan"
Empat pasang mata diluar kalangan telah memandang kedua jago yang hendak bertanding itu
dengan tidak berkedip. Diantara mereka adalah ut-tie Kheng yang mengunjukan perhatiannya
paling besar. Perasaan tegangnya hampir saja membuat ia susah bernapas.

Dalam hati Yo Cie Cong diam2 berpikir: "Malam ini meski aku tidak ada niatan akan merebut
kemenangan- tapi kedua orang aneh itu sahulu pernah dikalahkan oleh si manusia gaib. dan kini
aku muncul sebagai wakilnya dua orang aneh itu, paling baik kalau dapat merebut ke-menangan
dengan tanpa ada yang luka."
selama berpikir ia kerahkan seluruh kekuatan ilmunya Kan-goan cin-cao, kemudian ia angkat
kedua tangannya dan disodorkan dengan perlahan. Kekuatan tenaga dalamnya yang sangat hebat
lantas meluncur keluar dari kedua tangannya.
Giok- bin Kiam-khek juga mengeluarkan kekuatan tenaga dalamnya dari kedua tangannya
untuk menyambuti serangan Yo Cie Cong.

Ketika kekuatan dari kedua fihak saling beradu, lantas menimbulkan suara gemuruh. badannya
kedua orang itu nampak ber-goyang2 sebentar, Tapi lantas diam. Phoa-ngo Hweshio lantas
perdengarkan suaranyam "Pertandingan pertama, seri" semua orang pada bernapas lega.
Yo Cie Cong setelah berdiam sejenak, lalu melancarkan serangannya yang kedua. Kali ini ia
menambah dua bagian kekuatannya Hawa cao-khie yang bisa membuat orang sesak bernapas, se-
olah2 ombak dari sungai Tiang- kang datang menggulung.
Giok-bin Kiam-khek agak miringkan badannya, kaki kiri maju setengah tindak. dengan kekuatan
serangan penuh ia mendorong tangannya.
Empat orang yang menyaksikan disamping kembali merasa tegang. Mendadak terdengar suara
benturan keras, kedua pihak badannya nampak ter-huyung2, masing2 agaknya hendak berusaha
untuk pertahankan kakinya, tapi ternyata tidak berhasil hingga masing2 pada mundur satu tindak,

Kembali terdengar suaranya Phoa-ngo Hweshio


"Pertandingan kedua kembali seri, kekuatan kedua fihak berimbang"
Yo Cie Cong dengan sungguh2 kerahkan seluruh kekuatannya, kemudian ayunkan tangannya.
oleh karena Yo Cie Cong beberapa kali mengalami kejadian gaib, hingga membuat dirinya
mempunyai kekuatan tenaga lweekang yang sama dengan kekuatannya orang yang mempunyai
latihan hampir seratus tahun, maka hebatnya serangan babak terakhir ini sungguh sangat
mengejutkan
Giok- bin Kiam-khek diam2 menghela napas, ia terpaksa menyambuti serangan itu dengan
sepenuh tenaganya.

si Pengail Linglung, Hweeshio gila dan ut-tie Kheng yang menonton disampingnya pada bangun
berdiri dalam perasaan ter-heran2. sedang jago see-gak juga angkat tinggi2 kepalanya mereka
pada menyaksikan kesudahannya sembari menahan napas.
setelah gemuruhnya suara benturan kedua kekuatan itu, tanah seperti habis mengalami
bencana hebat. hingga batu dan pasir pada berterbangan-saat itu terdengar suara jeritan kaget
dari ut-Tie Kheng.
Yo Cie Cong nampak mundur sampai tiga langkah, baru bisa berdiri tegak. sedang Giok-bin
Kiam-khek terdengar mengeluarkan seruan tertahan, badannya ter-huyung2 sampai satu tindak
jauhnya, masih saja belum bisa berdiri tegak.
Kali ini si hweshio gila tidak mengeluarkan suara, sebaliknya adalah si jago see-gak yang
berseru:
"Thian Hoa kalah" nadanya mengandung perasaan kecewa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

si hweshio gila kini baru terdengar suaranya lagi, "Leng-lojie, masih ada babak lagi. jangan
gelisah"

Yo Cie Cong setelah berdiri tegak dan mengatur pernapasannya sebentar lalu mengangkat
tangan memberi hormat kepada Giok- bin Kiam-khek seraya berkata. "Terima kasih."
Diwajahnya Giok- bin Kiam-khek terlintas suatu perasaan yang aneh, ia hanya tersenyum, tapi
tidak menjawab. Badannya nampak maju lagi, hingga jarak semua pihak kembali menjadi dua
tombak jauhnya.
Yo Cie Cong dengan perasaan mendelu mengawasi wajah lawannya, ia agaknya mendapatkan
semacam perasaan apa dari pancaran mata yang begitu agung. Lama sekali ia baru bisa berkata.
"Tiga babak yang kedua ini seharusnya cianpwe yang turun tangan lebih dahulu"

Giok-bin Khiam-kek hanya menyambut dengan ketawa hambar. setelah mengUcapkan


perkataan "Awas" badannya terus bergerak secepat kilat, kedua tangannya diputar, dari sudut
yang sangat sempit ia membabat miring. caranya menyerang ini sesungguhnya sangat luar biasa
anehnya.
Yo Cie Cong merasa bahwa serangan ini ada luar biasa aneh, bagaimana pun ia berdaya untuk
menahan selalu tidak bisa terlepas dari ancaman serangan tersebut. Tapi sang waktu tidak
memberikan padanya untuk berlaku ayal lagi. Dalam keadaan terdesak ia terpaksa untuk mundur
dirinya dengan cepat hingga mundur kebelakang satu tindak. ut-tie Kheng mendadak berseru:
"Engkong, engko Cong kalah satu babak."
"Ng"
oleh karena seruhannya ut-tie Kheng itu, telah membuat Yo Cie Cong merasa panas mukanya,
mendadak timbul semangatnya untuk merebut kemenangan- . , .. "Awas"
Kembali terdengar suaranya Giok- bin Kiam-khek. yang kemudian disusul dengan serangannya
yang kedua.

SEperti juga yang pertama, bahkan kali ini tampaknya lebih aneh dan lebih hebat, sampai
memnuat lawannya tidak dapat menduga bagian mana sebetulnya yang sedang diarah
serangannya itu bahkan mengandung, banyak perobahan pula. si Pengail Linglung dan si HHwehio
gila wajahnya nampak murung.
Yo Cie Cong tiba2 timbul pikiran aneh, ia menggunakan taktik menyerang dibalik menjadi taktik
untuk menjaga diri.
seluruh kekuatannya dipusatkan kepada telapakan tangan kanan, dengan kecepatan bagaikan
kilat ia melancarkan satu serangan dahsyat
serangan ini ia menggnnakan tipu serangan ciptaan suhunya (Yo cin Hoan), ialah tipu serangan
yang seharusnya menggunakan Golok Maut yang merupakan satu2nya dalam rimba persilatan-

Dalam keadaan terdesak Yo Cie Cong terpaksa menggunakan tipu serangan tersebut, telapakan
tangannya digunakan sebagai gantinya Golok Maut. Betul saja serangan itu ada sangat aneh dan
hebat sekali,
Tipu serangannya Giok- bin Kiam-khek meski didalamnya mengandung banyak perubahan yang
tidak mudah ditangkap oleh lawannya, tapi tipu serangannya Yo Cie Cong kali ini juga membuat ia
tidak berdaya. jika tidak lekas mengambil keputusan tepat, kedua-duanya pasti akan terluka?
selagi kedua fihak sama2 mengeluarkan serangan kilatnya dan selagi bahaya sudah sangat
mendesak. Giok- bin Kiam-khek lantas bertindak dengan cepat, ia mengeluarkan ilmunya
"Menggeser tubuh mengganti bayangan" lompat melesat ketempatnya semula,

Kedua manusia aneh dan jago dari see-gak itu semua merupakan orang2 yang mempunyai
pengetahuan luas dan bermata tajam, sudah tentu mereka lantas pada mengetahui kesudahan
pertandingan itu. si hweshio gila lantas berseru: "Babak kedua ini seri"
ut-tie Kheng masih belum mempunyai banyak pengalaman, ia tidak tahu apa sebabnya
pertandingan itu dinyatakan seri, oleh karena ia terlalu memperhatikan dirinya Yo Cie Cong, maka
lantas menanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bukankah ini Engko Cong yang menang? Mengapa dinyatakan seri?"


"Budak tahu apa. tutup mulutmu. tanyakan saja kepada engkong mu." ut-tie cheng tidak berani
membantah lagi, ia lantas diam sambil tundukan kepalanya.

Yo Cie Cong dan Giok-bin Kiam-khek dalam hati sama2 mengerti, jika bukan karena Giok- bin
Kiam-khek mengambil keputusan cepat secara tepat dan menggunakan ilmunya yang luar biasa
itu, untuk tarik mundur dirinya, maka ke-dua2nya pasti terluka, Maka ke-dua2nya lantas anggukan
kepala kepada si hweshio gila.
Diantara lima babak pertandingan yang sudah berlangsung itu, kesudahannya: tiga kali seri,
masing2 menang sekali dan kalah sekali maka masih tetap seri Dan babak terakhirlah ini yang
menentukan siapa yang menang atau yang kalah.
wajahnya Gio-bin Kiam-khek nampak sebentar2 berubah. seperti sedang memikirkan suatu
persoalan yang sangat rumit.

Untuk nama baik perguruannya, babak terakhir ini ia harus merebut kemenangan, tapi
disamping itu masih ada lain sebab ....
Ia telah bersangsi. Perasaan antara cinta pada darah dagingnya dan kehormatan perguruannya
bergulatan keras dalam alam pikirannya, hingga ia terbenam dalam keragu-raguan- ...
= = ooo ooooo ooo = =

PERASAAN tegang telah meliputi semua orang yang ada disitu, sebab siapa yang menang dan
siapa yang kalah akan ditentukan dalam babak terakhir ini.
Rembulan sudah mendoyong kebarat, hingga dua bayangan orang yang berada di-tengah2
kalangan ditarik semakin panjang.
Giok-bin Kiam-khek setelah berpikir lama. dalam hati diam2 lantas mengambil keputusan, ia
tidak bisa mengecewakan jerih payah suhunya yang mendidik ia sampai menjadi orang kuat
seperti sekarang ini. Disamping itu, apabila ia coba bermain gila sudah tentu tidak dapat
mengelabui mata tusunya. Apa lagi juga dia ingat, sekalipun tindakannya itu dapat mengelabui
matanya semua orang dengan membiarkan anak muda itu merebut kemenangan, Tapi
kemenangan secara demikian juga merupakan suatu hinaan bagi yang menang.

Maka ia lantas berkata dengan suara lantang .


"Tipu seranganku yang terakhir ini dinamanan Thia-tee Kao-thay."
Tipu serangan yang dinamakan Thian-tee Kao-thay ini adalah tipu serangan hebat yang
diciptakan oleh gurunya Giok-bik Kiam-khek pada baru2 ini. Dalam kehebatan dan dahsyatnya
serangan tersebut, boleh juga dibilang sukar dicari bandingannya. jangankan Yo Cie Cong yang
munculnya dikalangan Kang-ouw masih belum lama, hingga belum pernah dengar itu nama,
sekalipun si Pengail Linglung dan HHweshio gila juga pada melongo.
Tipu serangan ciptaannya jago see-gak ini belum pernah diumumkan atau digunakan
dikalangan Kang-ouw, kecuali penciptanya sendiri dan muridnya, buat orang lain sudah tentu
masih sangat asing.

Ut-tie Kheng dengan perasaan kaget dan ter-heran2 mengawasi engkongnya, lalu mengawasi si
hweshio gila. Tapi ia merasa sangat kecewa, sebab diwajahnya kedua orang tua itu, agaknya juga
menampak kebingungan.
Dalam hatinya kedua orang tua itu masing2 berpikir: -tidak nyana dua puluh tahun kemudian,
masih akan kalah juga ditangannya orang tua she Leng ini"
oleh karena dengan menyebutkannya lebih dahulu nama tipu serangannya Giok-bin Kiam-khek
ini. telah menyadarkan pikirannya Yo Cie Cong.
setelah Yo Cie Cong berhasil dapat merampas kembali potongan kayu wasiat om-bok Po-lok
cin- kuat dari tangannya. siluman tengkorak Liu Bok Thong, selama terjebak dan terkurung oleh
Liu Bok Thong didalam goa, ia telah menggunakan waktunya untuk mempelajari ilmu silat yang
tertera didalam dua potong kayu wasiat tersebut. Dengan secara tidak ter-duga2 ia telah berhasil
menemukan artinya jurus pertama daripada pelajaran ilmu silat yang semuanya ada jurus itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

jurus ini dinamakan Lui-keng Thian-tee, dan dengan ilmunya yang baru ditemukan itulah baru ia
bisa keluar dari kurungan jdalam goa itu.

Kini setelah ia mendengar Giok-bin Kiam-khek menyebutkan nama tipu serangannya sebagai
Thian-te Kao-thay, ia lantas teringat tipu serangannya yang dinamakan Lui-keng Thian-Tee itu,
dalam hatinya lantas berpikir dipandang dari sudut ini. mungkin tipu serangan "Lui-keng Thian-
tee" ini dapat digunakan untuk memecahkan tipu serangan yang dinamakan Thian-tee Kao-thay
itu.
selagi Yo Cie Cong masih ber-pikir2 diantara gelombang Kekuatan tenaga dalam yang keluar
dari tangannya Giok-bin Kiam-khek yang mendadak mengurung dirinya Yo Cie Cong.

Kedua manusia aneh dari rimba persilatan hampir saja pejamkan matanya ketika serangan
yang aneh itu telah meluncur keluar, tidak mau menyaksikan kesudahannya pertandingan itu
yang nampak paling gelisah adalah ut-tie Kheng, kedua tangannya di-kepal2, tidak enak diam
dan keringat dingin mencucur keluar. Tiba2 Yo Cie Cong berseru nyaring. "Lui-keng Thian-tee "
Kembali satu nama tipu serangan yang ganjil dan belum pernah terdengar dalam kalangan
Kang-ouw.
Tiga jago tua dan nona ut-tie Kheng yang mendengar nama itu hampir mengira sedang
mengimpi. hingga lantas pada pentang lebar2 matanya.
Mereka menyaksikan Yo Cie Cong menyilangkan kedua tangannya, dengan secara aneh luar
biasa telah diputar secara beruntun, kemudian menyodok keluar, saat itu juga lalu terdengar suara
seperti ledakan geledek menyambar, sehingga tanah yang mereka injak dirasakan terguncang
hebat.
semua kejadian itu telah membuat ke tiga jago tua itu pada terkejut dan ter-heran2.
setelah suara seperti bunyi geledek itu sirap. badannya Giok-bin Kiam-khek ternyata sudah
pindah dari tempatnya kira2 satu tumbak lebih, ujung bibirnya nampak mentucurkan darah.

Dengan perasaan terkejut dan gugup Yo Cie Cong lalu menubruk dirinya Giok-bin kiam-khek
sembari berkata:
"Harap maafkan boanpweejung sudah kesalahan tangan"
Tapi apa yang mengherankan adalah sikapnya Giok-bin Kiam-khek. disaat itu malah nampak
gembira, hingga membuat Yo Cie Cong merasa sangat heran-
ut-tie Kheng dengan cepat lantas menghampiri Yo Cie Cong, dengan nada yang penuh kasih
sayang ia berseru: "Engko Cong"
Yo Cie Cong membalas dengan senyumannya. saat itu ia merasa sangat terharu melihat
sikapnya Giok-bin Kiam-khek. sebab sejak semula bertemu muka, ia sudah mempunyai kesan
sangat baik terhadap jago pedang kenamaan ini, maka sekarang ia merasa agak menyesal yang ia
sudah melukai dirinya.
"Bagaimana luka cianpwee ?"
"Ah, tidak apa2"

Pada saat itu. juga dari see-gak Leng jie Hong telah menghela napas, lalu berpaling dan
berkata kepada kedua manusia aneh
"Gelombang air sungai Tiang-kang yang belakang mendorong yang dimuka, orang2 tingkatan
muda sudah waktunya menggantikan kedudukannya orang2 tingkatan tua"
selagi kedua manusia aneh itu masih belum menjawab, dari atas bukit tiba2 terdengar suara
orang ketawa dingin yang sangat menusuk telinga, kemudian disusul oleh Ucapannja "Hoan Thian
Hoa, kau masih belum binasa ?"
suara itu ada tajam dan garing terang keluar dari mulutnya seorang wanita,
Tiga jago tua yang mendengar suara itu lantas pada berubah wajahnya.
sedang Giok-bin Kiam-khek. wajahnya lantas pucat pas i. dengan suara gemas menyahut,
"Hm" secepat kilat ia lantas melesat keatas bukit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong yang tertarik oleh perasaan aneh, juga lantas meneladani tindakannya Giok-bin
Kiam-khek. sebab ia dengar dari nada suaranya orang yang mengeluarkan perkataan tadi,
agaknya ada mengandung maksud tidak baik, sedangkan Giok-bin Kiam-khek sendiri masih dalam
keadaan terluka bekas serangannya tadi, maka dengan tanpa ragu2 dan tanpa memperdulikan
Giok-bin Kiam-khek menjetujui atau tidak atas perbuatannya itu, ia lantas menyusul. Dalam
hatinya telah timbul pertanyaan- "entah orang dari golongan mana yang begitu berani berlaku
kurang ajar dihadapannya jago2 kenamaan?" ut-tie Kheng ketika melihat engko Cong-nya
menyusul, ia juga lantas berseru
"Engko Cong" dan kemudian juga hendak gerakan kakinya, tapi dicegah oleh engkongnya.

Mari sekarang kita mengikuti jejaknya Yo Cie coog yang menyusul dibelakangnya Giok-bin
Kiam-khek.
Ketika ia tiba diatas bukit, disitu ternyata nampak sepi sunyi tidak tertampak adanya bayangan
orang, hanya Giok-bin Kiam-khek yang nampak berdiri seorang diri.
Yo Cie Cong meluncur turun didampingnya Giok-bin Kiam-khek dengan heran ia menanya:
"cianpwee, siapa ia sebetulnya?"
Giok-bin Kiam-khek berpaling mengawasi Yo Cie Cong. Dari sorot matanya orang tua itu, Yo Cie
Cong dapat kenyataan bahwa orang tua ini tengah menderita batin yang sangat hebat.

menyaksikan sikapnya Giok-bin Kiam-khek itu, Yo Cie Cong merasa kaget dan ter-heran2.
Dalam hatinya lantas berpikir persoalan apakah sebetulnya? Apakah wanita yang membuka suara
tadi ada satu iblis yang perlu ditakuti demikian rUpa?. Ataukah dalam hal ini ada rahasianya apa2
yang membuat jago pedang ini sampai menderita demikian hebat?
"cianpwee, apakah ia sudah berlalu?" kembali Yo Cie Cong menanya.
Giok-bin Kiam-khek gelengkan kepala dan menjawab: "Belum, kau turunlah kebawah"
Karena ia merasa bahwa Giok-bin Kiam-khek agaknya tidak suka orang lain mencampuri
urusannya, mungkin didalam hal ini,ada menyangkut persoalan pribadi antara mereka berdua,
maka setelah anggukkan kepalanya, ia lantas hendak berlalu.

Mendadak suara wanita itu terdengar pula dipuncak gunung diseberang sana: "Hoan Thian
Hoa, antara persoalan kita berdua sudah seharusnya kita bereskan, tapi hanya kau seorang diri
yang boleh kemari "
sekarang Yo Cie Cong telah mendapat kepastian bahwa kedatangan orang ini adalah
bermaksud mencari setori, mungkin persoalan sangat rumit.
Dengan wajah sangat duka Giok-bin Kiam-khek berkata pula kepada Yo Cie Cong: "Harap kau
jangan ikut kesana"
sehabis berkata badannya lantas melesat dan sebentar saja sudah tidak kelihatan mata
hidungnya.
sejenak Yo Cie Cong tercenggang hatinya lantas berpikir: "kedatangan orang itu terang ada
mencari permusuhan. Dihadapannya ketiga manusia aneh dari rimba persilatan ia berani
menantang secara terang2an. Tentunya mempunyai kepandaian sangat tinggi. Hoan Thian Hoa
barusan telah terluka ditangannya, mengapa aku harus tinggal diam? Andaikata ia dapat
dikalahkan bagaimana? sebaiknya aku pergi untuk menyaksikan, dan jika perlu
barulah bisa membantu sedikit tenaga.
oleh karena berpikir demikian, maka dengan tanpa menghitung apa akibatnya ia lantas pergi
menyusul.

Diatas puncak gunung. didalam rimba yang lebat, disitu ada sebidang tanah kosong kira2
setengah ban luasnya. Untuk mencegah jangan sampai membuat tidak senang perasaannya Giok-
bin Kiam-khek. Yo cie Cong lantas mencari tempat untuk sembunyikan dirinya, dan dari itu ia
pasang mata menyaksikan gerak-geriknya orang yang mencari setori dengan Giok-bin Kiam-khek.
Ia segera dapat lihat dihadapannya Giok-bin Kiam-khek ada berdiri seorang wanita cantik
berusia kira2 dua puluh tahun. Di bawah rembulan purnama. kecantikannya wanita itu bertambah
menyolok. se-olah2 bidadari yang baru turun dari kayangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menyaksikan pemandangan itu, Yo Cie Cong merasa jengah sendiri, sebab dilihat dari gerak
geriknya wanita itu, mungkin didalam hal ini ada menyangkut persoalan asmara antara mereka
berdua, maka adalah suatu perbuatan yang tidak selayaknya untuk mengintip urusan pribadinya
orang lain,
setelah berpikir demikian. ia sudah hendak berlalu lagi, tapi, kemadian disusul oleh
perkataannya.
"Thian Hoa, sungguh pintar kau menyembunyikan dirimu. Didalam kalangan Kang-ouw semua
orang telah menganggap mati hidupmu masih belum terang, tidak nyana, haha...."
"Perempuan hina, penghidupanku telah kau rusak, apakah itu masih belum cukup?" demikian ia
dengar suaranya Giok- bin Kiam-khek.

Ketika mendengar mereka berdua itu, Yo Cie Cong lantas urungkan maksudnya hendak
meninggalkan mereka..
"Haha, cian Hoa, setiap malaman terang bulan, aku selalu naik ke gunung Hoa-san, sepuluh
tahun lebih lamanya, belum pernah terputus. Malam ini akhirnya aku menemui juga dirimu,
Hahaha orang she Hoan. kau sungguh kejam"
"Aku menasehatkan kau, sabaiknya kau tinggalkan aku, jikalau tidak...."
"jikalau tidak bagaimana?"
"Aku akan bunuh mati kau"
Kembali terdengar suara ketawa nyaring, tapi suara ketawa itu mengandung perasaan gemas
dan gusar. siapakah gerangan wanita itu?
Apakah hubungannya dengan Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa? Mengapa Giok-bin Kiam-
khek mengancam hendak membunuh mati ia?
Apakah Hoan Thian Hoa ini ada manusia palsu. dan wanita itu dulu pernah dibikin sakit hatinya
atau dicemarkan, hingga sekarang perlu mencari balas dendam?
Tapi, rasanya tidak benar Wanita ini usianya masih sangai muda. sedang Hoan Thian Hoa
menghilang hampir 20 tahun lamanya, apalagi kalau dilihat dari sikap dan lagak lagunya wanita
ini, rupa2nya bukan dari golongan baik2, Tapi mengapa Hoan Thian Hoa mengatakan bahwa
penghidupannya dirusak olehnya?
Serentetan pertanyaan ini telah berputaran mengaduk dalam otaknya Yo Cie Cong sampai ia
sendiri merasa bingung.

Wanita itu setelah puas umbar ketawanya, lantas berkata pula: "Thian Hoa, kau hendak bunuh
mati aku, h m, kau jangan mengimpi"
"Apa kau kira aku tidak bisa bunuh mati kau?"
"Memang betul, jika aku tidak melawan dan sodorkan kepalaku dihadapanmu"
"Perempuan hina, malam ini kalau tidak bisa bunuh mati kau, aku sendiri juga tidak mau
hidup,"
"Thian Hoa, apakah diantara kita tamatlah sudah semua hubungan baik dimasa yang lampau?"
"Diantara kita sekarang yang ada cuma benci, benci Kebencian yang sudah menjadi hitam,
hanya kematian yang bisa membikin bersih rasa benci ini"
"Tidak salah, apa yang kau Ucapkan itu memang benar. Diantara kita berdua yang tinggal
hanya perasaan benci, lain tidak"

Giok-bin Kiam-khek mendongak memandang angkasa, lantas ketawa ber-gelak2. Tapi suara
ketawanya itu lebih mengenaskan daripada suara ketawa tangisan. ia sebetulnya bukan ketawa,
tapi sedang mengumbar perasaan sedihnya yang sudah sekian tahun lamanya terpendam dalam
hatinya. Mengapa....?
Yo Cie Cong yang sembunyikan diri di dalam rimba. se-olah2 dalam impian yang aneh, didalam
dunia sesungguhnya tidak ada kejadian yang begitu aneh seperti halnya kedua orang itu, ia
hampir tidak penjaya kalau tidak menghadapi kenyataan.
"Thian Hoa, aku juga sudah sepuluh tahun lebih tidak unjukkan diri dikalangan Kang-ouw.
sekarang aku akan beritahukan kau dengan terus terang, persoalan besar yang dewasa ini aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Harus bereskan hanya tinggal dua perkara saja. setelah dua persoalan ini nanti beres, aku
selamanya tidak akan muncul lagi dikalangan Kang-ouw"
"coba kau katakan " suaranya, Hoan Thian Hoa agaknya sudah mulai lunak, tapi sedikit banyak
masih mengandung perasaan pedih. "Pertama, aku hendak menuntut balas terhadap kematian
muridku"
"Dan. yang kedua?"
"sebelum aku mengucapkan soal yang kedua ini, aku perlu menanya kau sekali lagi, tapi kau
harus menjawab dengan sejujurnya "
"tanyalah "
"Betulkah diantara kita sudah putus semua hubungan kasih sayang pada masa yang lampau ?"
"Benar aku benci padamu"
"Apakah itu dengan sebenar-benarnya? sedikitpun tidak salah"
"Kau tidak menyesal ?"
"selama 10 tahun ini, aku terus hidup didalam kemenyesalan dan kebencian. penghidupanku
sudah kau bikin rusak hingga hancur berantakan. sekarang menyesal sudah terlambat, masih ada
apa lagi yang patut disesalkan? Kau katakanlah."
"Kalau begitu aku beritahukan padamu, Thian Hoa Soal kedua yang aku Phoa cit Kow hendak
bereskan ialah membunuh mati kau "

Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa agaknya terperanjat mendengar jawaban itu dengan tanpa
sadar, sampai mundur satu tindak.
sementara itu Yo Cie Cong yang mendengar disebutnya nama Phoa cit Kow se-olah2
mendengar suara petir menggeledek. matanya terbelalak beringas.
Dadanya lantas bergolak, rasa bencinya telah meluap. sesaat itu matanya merah membara dan
giginya bergemerutukan.
Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow memang merupakan salah satu musuh besarnya Kam-lo-pang
yang ia harus binasakan dengan Golok Mautnya sungguh tidak dinyana telah bertemu ditempat ini,
kiranya yang dikatakan hendak menuntut balas sakit hati atas kematian muridnya, yang
dimaksudkan muridnya itu tentu adalah cin Bie Nio yang tengah malam dikutungi dan dibawa
pergi kepalanya oleh musuhnya.
iblis wanita ini tertunya sudah berusia sedikitnya hampir setengah abad, tapi mengapa masih
begitu muda dan cantik seperti gadis berusia dua puluh tahunan? ini benar2 ada satu kejadian
yang sangat langka. Apakah ia ada mempunyai ilmu merawat diri? Pantas tadi Hoan Thian Hoa
suruh dirinya turun dahulu, jangan mencampuri urusan ini, kalau begitu ia sudah tahu siapa
adanya orang yang datang itu.

Dengan tanpa banyak pikir lagi, Yo Cie Cong lantas melesat keluar dari tempat sembunyinya
dan melayang turun ditempat mereka berdua.
Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa dan Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow, dua2nya lantas
menyingkir kesamping, tatkala mereka mengetahui siapa orangnya yang melayang turun dari atas
secara mendadak itu, semua pada berseru: "Eh "
Dengan wajah merah padam dan mata beringas, Yo Cie Cong menatap wajahnya - Phoa cit
kow.
Hoan Thian Hoa rupanya sudah dapat menduga apa yang akan terjadi, maka hatinya semakin
duka, hingga badannya sampai menggigil.

Phoa cit Kow meski usianya telah lanjut tapi kecantikannya sesungguhnya sangat menggiurkan,
boleh dikata bisa meruntuhkan hatinya setiap lelaki.
Yo Cie Cong yang berada dalam kegusaran dan kebencian, tidak urung tergoncang juga
hatinya, tapi itu hanya merupakan reaksi sekedar saja ketika menyaksikan kecantikannya wanita
tersebut.
"Bocah ini siapa?" tanya Phoa cit Kow.
"Kau jangan perdulikan dia siapa...." jawabnya Hoan Than Hok sambil kertak gigi.
"Bocah ini wajahnya ada mirip sekali dengan kau, heiii....sungguh aneh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"cit Kow tentang urusan kita berdua, kecuali malam ini, kapan saja aku Hoan Thian Hoa
bersedia mengiringi kehendakmu sekarang aku minta supaya kau meninggalkan tempat ini."
"Mengapa aku tinggalkan tempat ini?" tanya Phoa cit Kow,

Yo Cie Cong majukan dirinya 2 tindak. nampaknya sudah akan turun tangan.
Hoan Thian Hoa lintangkan dirinya didepan Yo Cie Cong, kembali ia berkata pada Phuc Cit Kow
,
"Aku minta kau segera tinggalkan tempat ini"
"Thian Hoa, malam ini aku hendak bunuh mati kau, tidak perlu dirobah hatinya lagi" jawabnya
Phoa cit Kow dengan tidak berobah wajahnya.
Yo Cie Cong geser tubuhnya, menyingkir dari alangannya Hoan Thian Hoa, kemu ian berkata
kepada Phoa cit Kow dengan suara dingin "Phoa cit Kow, malam ini sioyamu hendak menagih
hutang padamu "

Phoa cit Kow wajahnya berubah seketika ia menanya dengan-perasaan heran "Bocah, kau
hendak menagih hutang apa?"
"Hutang darah terhadap Kam-lo-pang"
"Kau siapa?" Phoa cit Kow mundur satu tindak karena kagetnya.
"Pemilik Golok Maut"
"ow Kaulah itu orangnya yang bernama Yo Cie Cong yang dikabarkan sebagai orang yang
memegang peranan menjadi pemilik Golok Maut? Haha. sungguh kebetulan sekali dan kau
sekarang mau apa?"
"Hutang darah harus dibayar dengan darah, aku hendak bunuh mati kau" jawabnya Yo Cie
Cong gusar.
Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow ketawa ter-kekeh2. "Kau hendak bunuh mati aku?"
"Benar"
"setan cilik, gede betul mulutmu, he Kini kau telah bertemu dengan aku, sungguh sial nasibmu,
karena kematian sudah berada didepan matamu?"
Sekali lagi Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa coba mencegah tiadakannya Yo Cie Cong
sembari berkata
"sahabat kecil, aku Hoan Thian Hoa ingin majukan sedikit permintaan kepadamu. Perlu aku
jelaskan bahwa tentang tindakanmu hendak menagih hutang darah bagi perguruanmu. aku tidak
punya alasan untuk merintangi, tapi aku harap supaya kau suka mencari tempo lain. Malam ini
biar bagaimana aku harap supaya kau suka meninggalkan tempat ini dahulu"

Yo Cie Cong saat itu se-olah2 sudah dipengaruhi oleh napsunya hendak segera membunuh mati
musuh besarnya itu, perasaan benci sudah melewati takeran. sudah tentu tidak mau terima baik
permintaan Hoan Thian Hoa yang tidak mempunyai cukup alasan kuat itu.
Dengan matanya yang tajam ia menatap wajahnya Hoan Thian Hoa. Ketika ia menampak
wajahnya Hoan Thian Hoa agaknya diliputi oleh perasaan duka dan seperti sedang tertekan oleh
penderitaan bath in yang sangat hebat, hatinya tergerak juga. Tapi akhirnya telah mengambil
keputusan untuk menolak permintaannya orang tua itu.
"Maaf dalam hal ini boanpwe terpaksa tidak dapat memenuhi permimaan locianpwe"
Phoa cit Kow sudah tahu kalau Hoan Thian Hoa ada maksud hendak mencegah anak muda itu
turun tangan terhadap dirinya, tapi ia tidak tahu apa sebabnya. Maka lantas berkata: "Hoan Thian
Hoa, kau sebetulnya sedang main sandiwara apa?"
Yo Cie Cong dengan kecepatan bagaikan kilat memutar- memutar balik badannya, dan
menyerang Phoa cit Kow dengan hebat,

Phoa cit Kow ternyata tidak berkelit atau menyingkir, hanya putar dan ayun tangannya, dengan
mudah sudah mengelakan serangan Yo Cie Cong yang dilakukan dengan bernapsu itu.
Bukan main kagetnya Yo Cie Cong, ia sungguh tidak nyana bahwa iblis wanita itu ada
mempunyai kekuatan begitu hebat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hoan Thian Hoa dengan muka merah dan muka pucat pasi telah mengawasi dengan tanpa
berkedip. Kedua orang yang sudah mulai turun tangan itu.
Yo Cie Cong setelah mengetahui bahwa serangannya itu tidak berhasil, sejenak tampak
terkejut, lalu melancarkan serangannya yang kedua. Kali ini ia menggunakan ilmunya Kan-goan
cin-cao untuk menguji sampai dimana kekuatannya iblis wanita itu.

Phoa cit Kow dengan sikap sungguh2 keluarkan tangannya untuk menyambuti serangan Yo Cie
Cong yang ia duga ada cukup hebat.
Diantara suara gempuran nyaring, Yo Cie Cong nampak terpental mundur sampai 3 tindak.
dadanya dirasakan bergolak. Tapi Phoa cti Kow hanya nampak bergoyang sebentar lantas berdiri
tegak kembali.
Phoa cit Kow lantas berkala dengan sikapnya yang menghina:
" Kekuatan pemilik Golok Maut kiranya cuma begitu saja dan telah berani mengeluarkan
Ucapan bcear. setan cilik. aku masih ada urusan penting yang harus dibereskan- hingga tidak bisa
membuang waktu lama2. Kau sudah datang sendiri untuk mencari kematianmu, biarlah aku nanti
sempurnakan dirimu. Haha, untuk selanjutnya dikalangan Kang-ouw tidak akan mendengar pula
namanya pemilik Golok Maut yang kesohor itu."

Baru habis Ucapannya, tangannya lantas bergerak, satu kekuatan yang maha dahsyat lantas
meluncur keluar menggempur dirinya Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong terkejut, ilmunya Liang- kek cin-goan dengan sendirinya lantas timbul melindungi
dirinya, maka ketika ia ayun kedua tangannya. hawa asap warna putih tercampur merah lantas
mengalir keluar dari kedua tangannya, menyambuti serangan hebat dari lawannya.
Ketika kedua kekuatan itu saling beradu, lantas timbul suara ledakan yang amat hebat.
serangan dahsyat dari Giok-bin Giam-po ternyata sudah dibikin buyar oleh kekuatan ilmunya
Liang- kek cin-goan Yo Cie Cong. Tapi kedua fihak nampak masih pada berdiri tegak. nyata
kekuatan kedua fihak ada berimbang.
Yo Cie Cong sejenak tampak kemekmek. alisnya lantas berdiri. Dengan tanpa membuang
tempo lagi, ia lantas maju menyerang lagi dengan menggunakan ilmu serangannya yang
terampuh "Lui-keng Thian-tee."

Giok-bin Giam-po tahu hebatnya serangan itu, ia tidak berani menyambuti dengan kekuatan
tenaganya. Dengan gerak badannya yang sangat lincah, ia lantas melesat dan berada disamping
kanannya Yo Cie Cong, sedang kedua tangannya dengan gerak tipu serangannya yang sangat
aneh coba membalas serangannya Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong sejenak kehilangan sasarannya. tiba2 disamping badannya merasakan satu
serangan yang aneh, maka dengan cepat ia lantas tarik kembali serangannya dan balikkan
badannya, hingga berhadapan pula dengan Giok-bin Giam-po. sekali lagi ia melancarkan
serangannya "Lui-keng Thian-tee".

Giok- bin Giam-po keluarkan suara ringan, lalu memutar tubuhnya, kembali sudah berhasil lolos
dari ancaman serangan Yo Cie Cong. Dengan cepat ia bergerak. tahu2 sudah berada dibelakang
sianak muda dan menjambret dirinya Yo Cie Cong dengan jari tangannya yang sudah dipentang
seperti gaetan.
Gerak badannya yang sangai aneh, serangan tangannya yang begitu cepat, mungkin susah
dicari tandingannya. Hingga saat itu Yo Cie Cong benar2 sudah berada dalam keadaan yang
sangat berbahaya....

Dalam saat sangat kritis itu, sambaran angin yang meluncur keluar dari 10 jari tangan
mendadak. meluncur kearah beberapa jalan darah penting dibelakang badan Giok-bin Giam-po.
Giok-bin Giam-po terpaksa tarik kembali serangannya, dan hampir berbarengan pula saat itu Yo
Cie Cong juga sudah geser tubuhnya untuk menyelamatkan dirinya dari ancaman musuhnya.
"cit Kow, malam ini kalau kau berani ganggu seujung rambutnya saja...." sahutnya Hoan Thian
Hoa dengan wajah dan sikap keren-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Haha. Thian Hoa, kau sudah seperti barang mati, jiwanya sendiri masih belum mampu
menjamin keselamatannya, dan toch kau masih berani mencampuri urusan orang lain "

sehabis mengUcapkan perkataannya. dengan cepai ia menerjang pada Yo Cie Cong. Diantara
gerak jari tangannya yang berseliweran, lantas terdengar suara seruhan tertahan, Yo Cie Cong
lantas mundur sempoyongan sampai lima tindak. mulutnya lantas menyemburkan darah segar.
— ooo ooooo ooo —

DENGAN menggunakan ilmu serangan apa Giok-bin Giam-po. melukai dirinya Yo Cie Cong,
sampai Hoan Thian Hoa sendiri yang berada disampingnya juga tidak tahu. sedang Yo Cie Cong
sendiri cuma melihat berkelebatnya jari tangan yang menyerang berseliweran dari beberapa
sudut, sehingga sukar sekali untuk mengelakan dirinya. Dalam keadaan terpaksa ia menggunakan
ilmu serangannya Golok Maut, ia ingin menggunakan taktik menyerang buat gantinya taktik
menjaga diri.
Dengan taktiknya ini ia berhasil memunahkan sebagian besar serangannya Giok-bin Giam-po,
sehingga jiwanya terlolos dari ancaman bahaya, tapi tidak kurang dadanya masih terkena satu
serangan-

Ia tidak menduga sama sekali bahwa iblis wanita itu ada mempunyai kekuatan begitu hebat
dan begitu tinggi ilmu silatnya,
sejak ia muncul dikalangan Kang-ouw, sudah banyakya menemukan musuh tangguh, tapi tidak
sekuat seperti iblis wanita itu. Diantara 5 musuh besarnya yang terkuat, kecuali siluman rambut
merah yang belum unjukan diri, yang lainnya agaknya masih kalah jauh kekuatannya kalau
dibandingkan dengan Giok-bin Giam-po ini.

Bagi Hoan Thian Hoa, ini merupakan satu pukulan bathin yang lebih berat lagi. ia sungguh tidak
nyana bahwa setelah 10 tahun lebih tidak bertemu Giok-bin Giam-po ini kecuali kecantikannya
yang masih tetap seperti sedia kala, kekuatan tenaganya seperti tambah berlipat ganda.
Ia sudah mengambil suatu keputusan, biar bagaimana ia tidak akan kasih dirinya Yo Cie Cong
dibikin celaka ditangannya wanita cabul ini, kalau sampai terjadi hal sedemikian, ia matipun tidak
bisa meram,
Tapi dilihat dari gelagatnya malam ini, meski dengan kekuatan ia sendiri digabung dengan
kekuatan Yo Cie Cong, barangkali masih belum mampu menandingi wanita cabul ini.
Pikirannya lantas bekerja keras, bagaimana baiknya supaya bisa terlepas dari bahaya ini.

Terhadap perbuatannya Hoan Thian Hoa yang melindungi dirinya begitu nekat, Yo Cie Cong
tidak mempunyai anggapan apa2, ia hanya anggap sebagai perbuatan orang yang menaruh
perhatian besar dan yang berdiri sama2 disatu garis yang sedang berhadapan dengan musuh
kuat. seandai ia tahu hubungan apa antara ia dengan Hoan Thian Hoa, sudah tentu akan menjadi
lain keadaannya.
Giok-bin Giam-po yang parasnya cantik seperti bidadari, tapi hatinya jahat melebihi iblis, ketika
itu lantas unjukan ketawanya yang menyeramkan sembari berkata
"Bagaimana? Thian Hoa, sekarang kau tentunya percaya kalau aku bisa mengambil jiwa kamu
berdua dengan sangat mudah"
"Perempuan hina, ada satu hari kau nanti tentu akan mendapat pembalasan atas dosamu
sendiri" berkata Hoan Thian Hoa dengan sorot mata berapi.
"Haha, taruh kata benar sayang kau sudah tidak bisa menyaksikannya lagi"

Yo Cie Cong saat itu hatinya sangat berduka, ia tidak menduga bahwa dirinya yang telah
beberapa kali menemukan kejadian gaib, ternyata masih belum mampu menandingi kekuatannya
iblis wanita ini, tapi sifat yang keras dan adatnya yang tidak gampang menyerah kalah, membuat
ia tidak memikirkan soal kabur.
Dalam dirinya masih ada menyimpan kitab pelajaran ilmu silat peninggalan perguruannya yang
berupa kayu pusaka "ouw bokPo-lok", tapi ia sudah tidak mempunyai waktu untuk mempelajari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

lebih mendalam, hanya dalam waktu ter-gesa2 ia baru dapat memahami satu jurus saja yang di-
namakan "Lui-keng Thian-tee" sedang 4 jurus yang lainnya, ia masih belum tahu sampai dimana
hebatnya, hingga dalam hatinya diam2 berpikir, hendak membereskan jiwanya iblis wanita ini,
barangkali harus memahami seluruh kepandaian ilmu silat yang tertera dalam kayu ouw-bok Po-
lok itu, baru bisa berhasil.

Tapi, apakah ia masih mendapat kesempatan untuk mempelajari lagi ?


sudah tentu jika diukur kepandaiannya sendiri, apalagi kalau digabungkan dengan
kepandaiannya Giok-bin Kian-khek. untuk meloloskan diri dari tangannya Wanita iblis ini, tidak
merupakan soal apa2, tapi ia tidak sudah berbuat demikian ia lebih suka hancur lebur dirinya
daripada lari secara pengecut.
Dipihaknya Giok-bin Giam-po, kalau ia bertekad hendak menghabiskan jiwanya Yo Cie Cong, itu
memang benar, Tapi terhadap dirinya Hoan Thian Hoa, belum tentu ia tega turun tangan. sebab
walau-pun bagaimana, ia masih tidak bisa melupakan cinta kasihnya dimasa mudanya. selain
daripada itu, ia juga tahu benar apabila kedua laki2 itu ada pikiran hendak kabur, ia sendiri juga
masih belum mempunyai keyakinan dapat menahan kaburnya salah satu diantara mereka,
Karena masing2 fihak berada dalam kesangsiannya sen-diri2, maka untuk sementara. keadaan
menjadi sangat sunyi.
Tapi didalam suasana sunyi itu, masih diliputi oleh perasaan tegang.
Mengenai kekuatan tenaga Yo Cie Cong, buat dewasa itu, didalam rirnba persilatan barangkali
sukar dicarl keduanya. Namun sayang sekali ia masih belum melatih matang dalam hal gerak tipu
serangan, maka ia tidak dapat menggunakan kekuatan tenaga dalamnya dengan leluasa.

Meskipun tadi ia sudah mengeluarkan darah karena terluka dalamnya, tapi sebentar saja sudah
sembuh lagi dan pulih kembali kekuatannya..
"lblis wanita, serahkan jiwamu" demikian Yo Cie Cong berseru, dan segera menggunakan
seluruh kekuatannya, dengan cepat melancarlan serangan terhadap dirinya Giok-bin Giam-po.
Hampir berbarengan dengan itu, Hoan Thian Hoa melihat kesempatan baik yang tidak boleh
dikasih liwat begitu saja, juga ia lantas mengirim serangan yang amat dahsyat. Angin yang
meluncur keluar dari kekuatan tenaga dalam kedua orang kuat itu, boleh dikata bisa merubuhkan
satu anak gunung hebatnya.
Giok-bin Giam-po ada seorang cerdik, sudah tentu tidak mau menyambut serangan berbareng
yang amat dahsyat itu. Dalam terkejutnya, ia buru2 melesat sejauh beberapa tombak,

Angin dari tenaga tergabung tadi telah menimbulkan suara gempuran dahsyat, semua yang ada
disitu hampir tersapu bersiih seluruhnya.
Dalam keadaan demikian Yo Cie Cong tiba2 merasakan kesemutan pinggangnya, kemudian
hilang ingatannya.
Ketika arus dari kekuatan tenaga dalam yang amat dahsyat itu tadi sudah buyar seluruhnya,
Giok-bin Giam-po alisnya berdiri, wajahnya nampak sengit sekali, sebab Giok-bin Kiam-khek dan
Yo Cie Cong sudah pada tidak kelihatan bayangannya.
Dengan cepat ia lantas melesat tinggi ketengah udara, matanya jelilatan men-cari2 seperti
burung elang yang mengincar mangsanya.
Didalam rimba sejauh kira2 30 tombak. la dapat lihat berkelebat bayangan orang.
"Hm Apa kalian kira bisa terlolos dari tangannya Phoa cit Kow?" demikian ia berkata kepada
dirinya sendiri dengan gemas.
Ditengah udara badannya bergerak seperti burung terbang. dengan cepat mengejar kearah
bayangan orang tadi.
Haana beberapa kali berputeran saja, ia sudah berhasil mencandak mangsanya.
"Berhenti" demikian ia berseru dengan suara bengis.
Bayangan itu benar saja lantas hentikan kakinya. Tapi ketika Giok-bin Giam-po melihat
keadaannya tempat itu, hatinya lantas bercekat, badannya lantas meluncur turun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ia lihat Giok- bin- Kiam-khek sambil mengempit dirinya Yo Cie Cong sudah tidak ingat orang
berdiri dekat jurang yang dalam.
Hanya beberapa langkah saja ditempat Giok-bin Kiam-khek berdiri ada sebuah jurang yang
tidak kelihatan dalamnya. Betapapun tingginya kepandaian orang, jika terjatuh kedalam jurang itu,
tidak ampun lagi tubuhnya pasti hancur lebur menjadi bubur.
"Perempuan hina, sudah tidak perlu kau turun tangan lagi" berkata Giok-bin Kiam-khek sambil
ketawa getir.
Tapi Giok-bin Giom-po yang tadi nampaknya begitu gusar, kini mendadak seperti kebingungan
sendiri
"Thian Hoa, perkataanku semua tadi jangan kau anggap benar2. Aku tidak ada maksud untuk
mencelakakan kau, aku hanya saking gusar, sehingga tidak mampu kendalikan perasaanku sendiri
..." demikian ia berkata dengan suara lemah lembut.
"Hm, betulkah kau hendak membinasakan jiwa kami berdua baru merasa puas? Tapi maksud
kau ini tidak akan tercapai untuk se-lama2nya"
"Thian Hoa, bolehlah kau tinggalkan tempatmu itu dan kemari sedikit?"
"Haha Perempuan hina, apakah kau suruh aku....."
"Thian Hoa, aku tadinya tidak menyangka bahwa kita mesti berpisah begini... “
"Benar, tapi dalam hatimu penuh dengan kenistaan dan kehinaan yang paling hebat didunia,
karena perbuatanmu satu perempuan hina dina yang penuh dosa ini?"
"Bolehkah kau lupakan dahulu itu kenangan yang tidak menyenangkan?"
"Haha Tidak menyenangkan? Mudah sekali kau bicara. Terus terang kukatakan padamu, tidak
Dalam hatiku kini yang ada hanya perasaan benci, benci untuk se-lama2nya. Kebencian ini hinga
aku mati barangkali juga tidak bisa meramkan mata"
wajahnya Giok-bin Giam-po pucat seketika. iblis wanita ini dahulu pernah mencintai Hoan Thian
Hoa begitu dalam. Tapi cintanya itu bersifat binatang, yang hanya untuk melampiaskan hawa
napsunya sendiri setelah hubungan mereka retak selama sepuluh tahun lebih itu kadang2 masih
mengingat akan dirinya sang kekasih itu, meski hubungan cinta mereka itu tidak wajar bahkan
mengandung dosa, tapi cinta itu tetap cinta, walaupun bagaimana sifatnya hingga membuat iblis
wanita itu tidak bisa melupakan begitu saja.
Tapi setelah mengetahui bahwa pengharapannya itu kandas dan tidak ada barapan untuk
dicapai kembali, ia lantas umbar hawa napsunya dengan jalan permainkan dirinya banyak kaum
lelaki. Namun laki2 yang benar2 ia cintakan, sebetulnya hanya Hoan Thian Hoa seorang saja. Dan
kini, seperti ia telah mendesak laki2 yang ia cintai itu untuk mengakhiri riwayatnya sendiri

Jilid 19 : Diakah Siangkoan Kiauw?

Ia sudah tidak berdaya unluk mencegah suatu tragedi yang mengenaskan yang segera akan
terjadi dihadapan matanya sendiri.
Giok-bin Kiam-khek setelah berpikir sejenak lalu berkata: "Cit Kow, mengingat perhubungan
kita dimasa yang lampau, untuk penghabisan kali aku peringatkan kau aku harap kau bisa segera
merubah kelakuanmu, selanjutnya kau undurkan diri dari dunia Kang-ouw, untuk melewatkan sisa
hidupmu. jikalau tidak kau nanti pasti akan mendapat pembalasan atas segala dosa dan
perbuatanmu. Kau mau dengar atau tidak, terserah padamu sendiri. Selamat tinggal"

Diantara suara jeritannya Phoa Tiit Kow, Hoan Thian Hoa dan Yo Cie Cong ke-dua2nya sudah
terjun kedalam jurang yang tidak kelihatan dasarnya itu.
Ketika Phoa cit Kow melongok kedalam jurang. ia cuma melihat kabut tebal yang menutupi
jurang yang dalam itu, dan selanjutnya tidak melihat apa2 lagi.
iblis wanita yang terkenal kejahatannya dan keganasannya serta kekejamannya itu kini ternyata
masih bisa mengeluarkan air mata. Disini nyata sekali bahwa hati dan perasaan
prikemanuslaannya masih ada.
= = ooo OOOOO ooo = =
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tatkala Yo Cie Cong tersadar dari pingsannya, sinar matahari menyoroti matanya sampai terasa
silau. Ia telah dapatkan dirinya berada dihadapan satu bukit kecil.
Ia lantas lompat bangun, dan melihat kalau Giok- bin Kiam-khek sedang memandang
kearahnya dengan mata guram.
"cianpwee, ini tempat apa?" ia menanya.
"Lamping gunung dibelakangnya gunung Hoa san"
"Dan itu iblis wanita?"
"Sudah pergi"
Setelah pikirannya tenang kembali, Yo-Cie Cong ingat apa yang telah terjadi dalam
pertempuran mati2an dengan iblis wanita itu diatas gunung Hoa-san pada kemaren malam. Lapat2
ia masih ingat bagaimana ia telah menggunakan seluruh kekuatan seluruhnya untuk menghajar
iblis wanita itu, tapi mendadak Hoan Thian Hoa turun tangan menotok dirinya, sehingga ia sudah
tidak mempunyai kesempatan untuk mengelakan diri, Dan urusan selanjutnya, ia sudah tidak tahu
sama sekali.

Maka ia lantas menanya dengan perasaan heran-


"Bolehkah cianpwe menceritakan apa yang telah terjadi dalam pertempuran semalam itu?"
"Aku katirkan kau yang sudah gelap mata nanti celaka ditangannya iblis wanita itu, maka aku
totok jalan darahmu, dan terjun kedalam jurang yang curam...."
"Terjun kedalam jurang yang curam?" tanya Yo Cie Cong heran.
"Benar, ini ada suatu jalanan rahasia yang bisa menuju kejalan raya. Dua puluh tahun
berselang, dengan tidak sengaja aku telah menemukan jalanan rahasia ini. Dibawah lamping
gunung kira2 sepuluh tombak lebih ada sebuah goa, kalau dilihat dari atas, goa itu tidak kelihatan,
maka orang tidak menduga kalau disitu ada terdapat sebuah goa. setelah aku terjun kejurang, aku
lantas membelok kedalam goa. iblis wanita itu dengan mata kepala sendiri telah menyaksikan aku
mengempit dirimu terjun kedalam jurang, dalam anggapannya tentu kita berdua sudah binasa
dibawah jurang"

"Selama boanpwe masih bernapas sekalipun diujung langit, boanpwe juga pasti akan mencari
lagi dirinya iblis wanita itu"
sepintas lalu wajahnya Hoan Thian Hoan tampak berubah, ia lantas putar pembicaraannya
kelain soal.
"Mari kita balik keatas gunung Hoa-san, suhu sekalian tentunya sedang menantikan kita dengan
hati cemas"
Tapi dalam hati Yo Cie Cong berpikir: "Urusanku sendiri masih banyak yang belum
kuselesaikan, jika aku balik keatas gunung nanti pasti terlibat lagi oleh ut-tie Kheng. Adik Kiauw
masih belum ketahuan bagaimana nasibnya, bagaimana aku boleh terlibat lagi dalam urusan
asmara yang hanya akan menyusahkan dirinya orang lain tapi juga berarti menyusahkan diriku
sendiri Maka sebaiknya aku tidak balik saja." setelah mengambil keputusan demikian maka ia
lantas berkata kepada Hoan Thian Hoa

"Budi kecintaan cianpwe, boanpwe tidak bisa lupakan untuk se-lama2nya. Karena boanpwe
masih banyak urusan yang akan dibereskan, maka boanpwe tidak ingin balik keatas gunung."
"Ng, tapi aku ada satu permintaan yang rasanya ada sedikit janggal"
"Katakan saja."
"Aku minta supaya kau anggap bahwa Hoan Thian Hoa semalam sudah kubur dirinya didalam
jurang"

Lama Yo Cie Cong berpikir, ia baru mengerti maksudnya, Maka lalu berkata: "Tapi boanpwe
juga ada ber-sama2 cianpwe terjun kedalam jurang."
"Hidup dan matinya manusia ada ditangan Tuhan. apakah kau tidak bisa menceritakan bahwa
kau telah tertolong jiwamu secara kebetulan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Baiklah, boanpwee nanti akan simpan rapat2 rahasia cianpwe ini, supaya jangan sampai ada
orang yang tahu lagi"
"Dari sini turun kebawah gunung membelok kekanan, adalah jalan besar Hoa im"
"Boanpwee masih ada dua urusan yang cianpwee harus ketahui"
"Baiklah, coba kau ceritakan"
"Pertama, Thian-san Liong-lie yang sekian tahun berkelana didunia Kang-ouw dengan men-
sia2kan masanya yang bahagia. maksudnya ialah hendak mencari keterangan tentang diri
cianpwee"

Sepintas lalu wajahnya Hoan Thian Hoan tampak sangat masgul, sejenak hatinya tergoncang
hebat, baru bisa menjawab sambil mengelah napas:
"Penghidupanku telah dibikin tersesat oleh asmara, soal yang sudah lalu. biarlah berlalu untuk
selama-lamanya. Kalau kau nanti berjumpa lagi dengan Thian san Liong-lie, kau boleh beritahukan
padanya bahwa Hoan Thian Hoa sudah kubur dirinya didalam jurang"

Dengan tersebut demikian bukankah akan membikin luka hatinya Thian-san Liong- lie..
"Bolehkah aku memanggil kau anak?"
"Boanpwe senang sekali"
"Anak. kau harus ingat betul tentang pelajaran apa yang dinamakan "dengan pedang tajam
memapas benang asmara" sekali sudah salah jangan kita ulangi kesalahan itu, apalagi usia
manusia toch tidak berbalik muda lagi?"
"Kedua, ialah saudara angkat cianpwee si tangan geledek Ngo Yong, telah menganggap pasti
bahwa Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow ada sembunyikan diri dipuncak gunung Pit-koan-hong.
Karena hendak menyelidiki jejak cianpwee ia telah menggunakan waktunya yang berharga
menunggu dibawah puncak gunung itu sampai sepuluh tahun lebih lamanya"

Hoan Thian Hoa nampak sangat terharu. dikelopak matanya sampai mengembeng air. dengan
suara agak serak ia menjawab : "soal ini aku nanti akan bereskan sendiri"
"Kalau begitu izinkanlah boanpwee permisi dahulu"
"Anak. semoga kali bisa menjaga dirimu. baik2."
"Terima kasih banyak2" Keduanya lantas saling berpisahan.
Yo ce Cong setelah meninggalkan Hoan Thian Hoa, terus lari turun gunung, dalam hatinya yang
masih tidak bisa ia lupakan, ialah tentang musuh2 perguruannya.
Lima musuhnya Kam-lo-pang yang terkuat, kecuali siluman rambut merah yang masih belum
unjukan diri, manusia jelek nomor satu Ang kut Tan sudah dibinasakan- yang lainnya seperti Liat-
yang Lo-koay, siluman Tengkorak Lui Bok Thong dan Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow sudah pada
muncul bahkan sudah pernah. bertempur dengannya,
Dalam pertempuran terachir melawan Giok-bin Giam-po baru2 ini, Yo Cie Cong telah merasa
bahwa kekuatannya masih belum cukup untuk menghadapi musuh2nya yang terkuat itu. Maka ia
anggap soal yang terpenting baginya sekarang, ialah menambah kekuatan dan kepandaiannya
ilmu silat. Ia ingin lekas2 supaya bisa memahami kepandaian ilmu silat yang tertulis dalam
potongan kayu pusaka ouw-bok Po-lok itu.

Tapi untuk mempelajari suatu kepandaian atau ilmu apa saja. orang harus mencari suatu
tempat yang tersembunyi dan yang letaknya sangat sunyi serta tenang tentram.
Disepanjang jalan otaknya terus bekerja. sebentar saja ia sudah sampai dijalan raya.
setelah bermalam satu malam didalam kota kecil, esoknya lantas berpikir: "Ya, digunung Hoa-
san ada terdapat banyak bukit dan goa. sebenarnya ada merupakan suatu tempat yang paling
tepat ntuk mempelajari ilmu. Mengapa tidak mencari salah satu tempat tersembunyi dalam
gunung itu untuk mempelajari ilmu ouw-bok Po-lok itu." Dengan membekal ransum kering yang
cukup banyak. ia balik lagi kegunung Hoa-san.
setelah melalui beberapa jurang yang curam dan mendaki beberapa bukit yang tinggi, achirnya
telah diKetemukan sebuah goa yang letaknya disamping gunung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong sangat girang, dengan tanpa ragu2 ia lantas menuju ketempat tersebut dan
dengan sangat hati2 memasuki goa.
Goa itu tidak luas, kira2 hanya satu tumbak persegi, tapi keadaannya bersih dan kering, seperti
pernah ditinggali manusia.
Ketika Yo Cie Cong berjalan masuk kira2 20 tumbak dalamnya, tiba menemukan sebuah kamar
batu. hatinya mulai bercekat
Tiba2 hawa panas menyambar keluar dari dalam kamar batu itu. oleh karena goa itu memang
tidak cukup luas, hingga Yo Cie Cong sudah tidak ada kesempatan untuk menyingkirkan dirinya.
Ia seperti pernah merasakan hawa panas semacam itu. dimana? ia sudah tidak bisa ingat lagi.
Tapi saat itu sudah tidak ada ketika lagi untuk berpikir, dan perasaan untuk membela diri, dengan
sendirinya lantas timbul. Ketika tangannya mendorang hawa asap merah putih dari ilmunya Liang-
khek cin-goan lantas meluncur keluar dari telapakan kedua tangannya.
Hawa panas yang menyerang dirinya tadi dengan cepat lantas dibikin buyar oleh ilmunya Liang-
kek cin-goan-

Yo Cie Cong meski merasa benci terhadap orang yang berada didalam goa itu, karena dengan
diam2 sudah menjerang padanya. Tapi kalau mengingat ia sendiri juga tanpa permisi memasuki
goa yang ada penghuninya. sedikit banyak juga ada kurang pantas. Maka seketika itu ia lantas
pikir hendak berlalu dari tempat tersebut untuk menc ari lain goa lagi.
siapa nyana selagi hendak membalikan badannya. dari dalam goa itu mendadak terdengar
suara orang bicara:
"Siapa yang berani sembarangan memasuki kediamanku ?"

Yo Cie Cong lantas berpikir, diluar tidak ada tanda2 kalau goa itu ada
penghuninya. siapa yang tahu kalau kau berdiam didalamnya ?
Tapi ia masih coba menahan hawa amarahnya. dengan suara agak lunak ia menyahut:
"Aku yang rendah adalah Yo Cie Cong. karena tidak tahu kalau dalam goa ada orangnya. maka
sudah kelancangan masuk. terhadap kelancangan ini, harap kau suka maapkan, dan kini aku
bersedia hendak berlalu"
"Tunggu dulu, kalau dengar dari suaramu agaknya usiamu masih sangat muda, tapi ternyata
mampu menyambuti seranganku ini sesungguhnya sangat ganjil. Bocah, siapakah gurumu? Dari
golongan mana gurumu itu? Lekas jawab terus terang"
sejenak Yo Cie Cong merasa kaget, kemudian ia menjawab: "Tentang guruku dan golonganku,
tidak ada perlunya untuk diberitahukan kepadamu"
sebentar lantas terdengar suara ketawa cekikikan yang sangat aneh, kemudian disusul oleh
suara yang amat seram:
"Bocah yang terlalu jumawa, kalau kau tidak mau menjawab terus terang, jangan harap kau
bisa keluar dari goa"

Yo Cie Cong lantas naik darah, dengan suara ketus dingin ia menjawab: " Untuk keluar dari goa
ada sangat mudah bagiku. apa yang kau bisa berbuat terhadap diriku?"
"Setan cilik, aku hendak bikin hancur tulang2mu " "Rasanya kau masih belum mempunyai itu
kemampuan?"
"Hahaha Tahukah kau siapa adanya aku ini?"
"Aku tidak perduli siapa adanya kau"
"HmBuat beberapa puluh tahun lamanya belum pernah ada orang yang mengatakan
demikian terhadap aku siorang tua."

Yo Cie Cong dalam hatinya lama berpikir: manusia atau siluman apa sebetulnya dia, mengapa
berani omong besar begitu rupa? Apa tidak baik aku belajar kenal padanya?
Selelah itu, ia lantas balas dengan suara telawa dingin, kemudian dengan kata2nya yang
mengejek:
Aku tadi toch sudah mengatakan, tidak perduli kau siapa, toch tidak bisa berbuat suatu apa
terhadap diriku Kau mau apa?" Aku mau kau mampus, mengerti"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Begitu membuka mulut kau sudah menghendaki orang mampus, kiranya kau juga bukan
manusia baik2. Kuberitahukah padamu, yang akan mampus barangkali bukan aku tapi kau sendiri"

"Bagus setan cilik, hari ini kau pasti mampus" "Tidak perd uli siapa yang akan mampus,
beritahukanlah duiu siapa namamu?"
"Haha, nama? Biar bagaimana kau toch sudah mampus, buat apa kau mau tahu nama akan
orang"
"Dan tahukah kau siapa adanya siaoya-mu ini?" Yo Cie Cong balas menanya. "Haha, setan cilik.
boleh juga, katakanlah siapa kau ini?"
"Pemilik Golok Maut"
"Hai, apa kau kata"
"Pemilik Golok Maut""
"Hahahaha setan cilik, kau bawa-bawa nama itu tidak ada gunanya. Berapa besar
usiamu? Mengapa kau berani mengaku bernama Pemilik Golok Maut? sedang setan tua itu
barangkali kini sudah menjadi tanah berikut tulang2nya"

Mendengar jawaban ini, Yo cte Cong lama menduga bahwa orang dalam goa ini sudah lama
tentu tidak keluar didunia Kang-ouw lagi, jikalau tidak. bagaimana ia tidak tahu keadaan
sebenarnya tentang dirinya Pemilik Golok Maut. Dalam hati kecilnya orang ini mungkin cuma tahu
Pemilik Golok Maut yang paling dulu majukan diri Maka ia lantas menjawab dengan ejekannya:
"Haha, mata dan telingamu barangkali sudah tidak ada gunanya lagi siaoyamu ini justru ada itu
orang yang mempunyai julukan Pemilik Golok Maut"
"Pui setan tua itu telah sudah binasa di cit-lie-peng, dan orang yang mengantarkan jiwanya
keacherat itu justru ada aku si orang tua sendiri...."

Yo Cie Cong mendadak ingat siapa adanya orang yang berada didalam goa itu. Darahnya lantas
mendidih seketika, dengan suara bengis ia berkata: " Liat- yang Lokoay ini yang dinamakan bahwa
orang yang berdosa itu tidak akan terlolos dari hukumannya. Kau, kau sekarang telah bertemu
dengan orang yang akan meminta jiwamu" sehabis berkata, ia lantas hendak mener yang masuk.
Tapi sekali lagi ia sudah disambuti dengan hawa panas yang luar biasa, yang meluncur keluar
dari dalam goa.

Yo Cie Cong lantas putar kedua tangannya, setelah membikin buya hawa panas itu, matanya
lantas kebentrok dengan seorang tua berwajah bengis dengan pakaiannya yang merah, siapa lagi
kalau bukanna Liat- y ang Lokoay.
Untuk sesaat lamanya Yo Cie Cong sampai seperti gemetar sekujur badannya, siluman tua ini
bukan saja merupakan salah satu musuh terbesar dari perguruannya, bahkanpernah turun tangan
keji terhadap dirinya ditempat yang dinamakan cit-lie-pang.

Kalau bukan ditolong oleh orang misterius yang berkedok merah dan dengan khasiatnya
mustika Gu-liong-kauw yang ada pada dirinya, sehingga ia bisa hidup lagi, saat ini barang kali ia
sudah menjadi setan gentayangan. " Eh, setan cilik, benarkah kau ada pemilik Golok Maut?"
"Apa kau kira aku bohong? Di cit-lie-peng aku perah menerima tangan ganasmu, dan sekarang
aku hendak menagih hutang itu berikut bungannya"
Liat-yang Lokoay baru sadar bahwa Pemilik Golok Maut yang berambut putih dahulu yang
binasa didalam tangannya, adalah setan cilik ini yang menyaru, tapi ia masih segar bugar, ini
benar2 ada merupakan satu hal yan sangat ganjil.
"Setan cilik, dahulu jiwamu telah lolos dari kematian, tapi hari ini aku hendak lihat bagaimana
kau bisa lolos lagi dan tanganku?"
sembari ketawa cekikilan- kedua tangannya lantas bergerak, sebentar saja telapakan tangannya
lantas berubah menjadi merah seperti bara. begitu pula sinar matanya. ditambah lagi dengan
pakaiannya yang berwarna merah. hingga seperti orang yang dibikin dari benda yang sedang
dibakar. Keadaannya itu sesungguhnya sangat seram dan menakutkan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong tidak berani berlaku gegabah, pada kedua tangannya suduh dipusatkan seluruh
kekuatannya. ia sudah siap untuk menghadapi segala kemungkinan.
Ketika dalam pertempuran di cit-lie-peng ia masih belum tahu benar khasiatnja
Liang- kek cin-goan. hingga tidak mampu menyambuti serangannya yang panas membara.
Mendadak, ia melihat berkelebatnya sinar merah.
Liat-yang Lo-koay sudah mulai dengan serangannya yang amat dahsyat.
sebelum serangannya tiba. hawa panasnya dirasakan sudah seperti berhadapan dengan batu
bara yang dibakar.

Yo Cie Cong sudah bertekad hendak membinasakan jiwanya setan tua ini, maka ia lantas
menyambuti dengan ilmunya Liong- kek cin-goan.
suatu ilmu silat yang bagaimana aneh dan ganas, yang dikuatirkanjalah berhadapan dengan
ilmu silat yang bisa melumpuhkan ilmu silatnya sendiri. Ilmunya Liat-yang Lokoay yang dinamakan
Liat-yang-ciang^ itu, ada merupakan ilmu pukulan yang bersifat panas dan keras. sedang ilmunya
Yo Cie Cong Liang- kek cin-goan, dengan ditambah kekuatannya mustika Gu-liong-kauw serta
telurnya burung rajawali raksasa ada terdiri dari ilmu yang sifatnya lunak dingin tapi juga
mengandung keras atau panas, hingga setiap waktu bisa berubah menjadi lunak atau panas keras.

Ketika kekuatan yang dilancarkan oleh kedua pihak dengan sekuat tenaga itu beradu, lantas
menimbulkan suara menggeleger seperti geledek. hingga goa yang tidak seberapa luasnya itu
seperti mau ambruk.
Yo Cie Cong terpental mundur tiga tindak dadanya dirasakan sesak, sedang Liat-yang Lokoay
terdengar keluarkan seruhan tertahan, badannya terpental mundur beberapa tindak, setelah
membentur dinding goa, baru bisa berdiri lagi. Tapi darah segar lantas nampak mengalir keluar
dari mulutnya, hingga wajahnya yang sudah seram nampaknya lebih seram lagi.
ia sungguh tidak nyana bahwa ilmunya Liat-yang-ciang yang ia kira sudah tidak ada orang yang
mampu menyambuti, ternyata sudah dibikin punah oleh ilmunya Yo Cie Cong yang sangat aneh.
Bahkan setelah ilmunya sendiri dibikin punah, ia rasakan dadanya seperti digempur dengan martil
besar, hingga hampir saja terjatuh dan tidak bisa bangun lagi.

Yo Cie Cong yang sudah berhasil dengan serangannya, dengan tanpa ragu2 lagi lantas mener
yang masuk kedalam kamar batu, dan berdiri berhadapan dengan Liat-yang Lokoay sejarak tidak
sampai satu tumbak.
ia lantas masukan tangannya kedalam balik baju bagian dadanya, sebentar Golok Mautnya
sudah berada didalam tangannya.
Liat-yang Lokoay ketika melihat senjata golok maut itu, wajahnya lantas paujat pasi, dengan
suara bengis ia menanya: "setan cilik, kaupernah apa dengan Yo cin Hoan?"
"Heh, heh Biarlah kau nanti kalau mati tidak akan menjadi setan penasaran, aku beritahukan
padamu, bahwa aku adalah muridnya pangcu dari Kam-lo-pang itu"
Kiat-yang Lokoay pada saat ini dadanya sudah dirasakan sakit setengah mati, ia tahu bahwa ia
tidak akan bisa lolos dari tangannya anak muda. Maka lantas timbul pikiran kejinya. Dengan diam2
ia pusatkan seluruh kekuatannya, kemudian dengan kecepatan bagaikan kilat, ia menyerang
secara tiba2.

Yo Cie Cong yang selalu waspada, sudah siap menghadapi setiap serangan dari
musuhnya, maka dengan hampir sama cepatnya ketika serangan Liat- yang Lokoay meluncur
keluar, ia sudah geser kakinya sehingga tiga kaki jauhnya.
Ketika suara seperti geledek menggeleger, pintu Lkmar batu dan dinding batu telah menjadi
hangus oleh gempuran dari tangannya Liat-yang Lokoay, sedang anginnya sudah membikin gelap
keadaan dalam kamar batu itu.

Yo Cie Cong yang menyaksikan hebatnya serangan tersebut juga merasa kaget, kalau bukan
karena ia mempunyai Liong-kek cin-goan yang justru merupakan ilmu yang bisa melumpuhkan
ilmu sangat jahat itu, barangkali dirinya sudah menjadi hangus.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dipihaknya Liat-yang Lokoay, serangan, tadi ada merupakan serangannya yang terakhir, maka
setelah serangannya itu meluncur keluar, luka dalam badannya semakin hebat. hingga darah yang
mengalir dari mulutnya semakin deras,
Yo Cie Cong dengan mata beringas dan suara bengis berkata padanja: "Liat-yang lokoay,
hutangmu darah terhadap jiwanya 200 lebih orang2 Kam-lo-pang, sekarang sudah tiba waktunya
kau harus bayar"
sehabis mengeluarkan perkatannya yang terachir, tangannya lantas bergerak, diantara
berlelebatnya sinar putih, lantas disusul dengan suara jeritan ngeri, dalam kamar batu itu lantas
seperti hujan darah, kaki dan tangannya Liat-yang Lokoay terkutung dari anggota badannya.
didadanya terdapat sebuah lobang besar dan jiwanya lantas melayang pada seketika itu juga.

Yo Cie Cong bisa bernapas lega, ia masukan lagi senjata Golok Mautnya, lalu mengeluarkan
buku cacatannya musuh2 Kam-lo-pang, dengan darahnya Liat-yang Lokoay ia menghapus musuh
yang babis direnggut jiwanya itu dari daftar nama tersebut.
setelah mengaso sejenak. Yo Cie Cong keluar dari kamar batu itu. Ia mencari-cari lagi dan
achirnya ia menemukan tempat yang dianggap cukup baik untuk ia berdiam sementara waktu.
Ia lantas keluarkan bekal makanan keringnya, setelah cukup menangsal perutnya, lalu
mengeluarkan dua potong kajupusakanya ouw-bok Po-lok. dengan tekun ia mulai mempelajarinya
ouw-bok sin-kang.
sang waktu telah berlalu dengan tanpa dirasa, tahu2 3 hari 3 malam sudah berlalu.
selama itu, Yo Cie Cong sudah berhasil memahami empat gerakan yang lainnya dalam ilmu silat
yang tertulis dalam kayu pusaka itu. Empat gerak tipu serangan itu masing2 dinamakan-
1. Lip-ciang To- liong (dengan telapakan bisa membunuh naga).
2. chiu hong Loksyap (angin musim chiu menyapu daun pohon).
3. Lo-hay siu-po (ombak lautan yang mengamuk sehingga menerbitkan gelombang amat
dahsyat),
4. Kian-khun sit-sek (Dunia telah dibikin suram).

Dengan semangat menyala-nyala dan kepandaiannya ilmu silat yang sudah tidak ada taranya,
dibawah sinar matahari pagi, ia meninggalkan gunung Hoa-san.
Baru saja ia memasuki daerah perbatasan antara propinsi Inlam dan Burma, ia telah
mendengar kabar yang mengejutkan-Maka dengan cepat ia lantas melanjutkan perjalannnya.
= = ooo OOOOO ooo = =

KABAR itu, ialah mengenai dirinya seorang wanita misterius yang selalu mengenakan kerudung
dimukanya, kini telah memegang pimpinan sebagai ketua perkumpulan Pek-leng-hwee, yang
ketuanya lama cin Bie Nio telah dibinasakan secara misterius.
sebagai pembantu utamanya dalam jabatannya sebagai ketua, wanita misterius itu telah
mengangkat dirinya "siok-bun Yan-go" cin Hong Lan, seorang kuat nomor satu di Pek-soa-kiong
dari Lam-hay-pay.
Kejadian ini merupakan suatu kejadian penttng bagi Yo Cie Cong, sebab sejak meninggalnya cin
Bie Nio secara aneh, ia selalu diliputi oleh perasaan heran dan curiga.

Ia masih ingat dengan jelas tentang dirinya itu wanita berkerudung, yang disebut “kiongcu"
atau tuan puteri oleh cin Hong Lan. Ini ada suatu bukti bahwa wanita itu adalah orang dari Pek-
soa-kiong. Tapi mengapa sekarang memegang tampuk pimpinan Pek-leng-hwee, apakah
orang2nya Pek-leng-hwee mau tunduk kepadanya?
Peristiwa dipenggalnya kepala ketua Pek-leng-hwee cin Bie Nio diwaktu tengah malam, dan
kemudian pada esok harinya telah kedapatan bahwa kepala itu dipakai untuk sembahyang
dikuburannya ketua Pek-leng-h wee yang lama, yang juga pernah menjadi suaminya cin Bie Nio
sendiri, apakah itu ada perbuatannya orang dari Pek-soa-kiong yang hendak merebut kedudukan
ketua Peksleng-hwee ? Dugaan demikian meski agak beralasan, tapi rasanya masih kurang tepat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong pernah sangsikan bahwa wanita berkerudung itu adalah siang-koan Kiauw, si gadis
baju merah yang ia anggap sudah binasa dalam lautan Lam-hay, sebab kecuali paras mukanya
yang dikerudungi, sehingga tidak dapat dilihat dengan tegas, bentuk badannya maupun gerak
geriknya, ada sangat mirip dengan wanita yang pernah menjadi kekasihnya itu. Tapi wanita aneh
itu sikapnya se-olah2 benar puteri dari Pekssoa-kiong, ini sesungguhnya merupakan suatu hal
yang sangat ganjil dan tidak habis dimengerti.

Tiba2 ia ingatperkataannya Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow diatas gunung Hoa-san ketika
berbicara dengan Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa, katanya munculnya lagi ia kali ini
dikalangan Kang-ouw, maksudnya yang terutama ialah hendak menuntut balas sakit hati atas
kematian muridnya, ialah cin Bin Nio Dengan demikian, tidak perlu disangsikan lagi. iblis wanita itu
pada suatu hari pasti akan datang kepusat perkumpulan Pek-leng-hwee.
jikalau Yo Cie Cong segera berangkat ke oey-co-pa, tempat kedudukannya pusat Peksleng-
hwee, selain bisa menemukan Giok-bin Giam-po untuk menagih hutang, tapi juga dapat
menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana sepak terjangnya wanita misterius itu
memegang pimpinan Pek-leng-hwee.
Dengan tujuan itulah, maka YoCie Cong lantas tujukan perjalanannya ke-pusat Pek-leng-hwee.
sepanjang perjalanan ia selalu memutar otak memikirkan persoalan itu.
sekarang ia sudah dapat memahami lima macam gerak tipu silat yang tertulis dalam potongan
kayu pusaka ouw-bok Po-lok. Gerak tipu silat itu sesungguhnya merupakan gerak tipu sangat luar
biasa. Waktu Yo Cie Cong mainkan gerak tipu itu, ia telah bias mengeluarkan seluruh kepandaian
dan kekuatan tenaganya begitu leluasa, maka buat menghadapi Giok-bin Giam-po, sudah tidak
merupakan soal apa2 lagi.

Dalam pertemuannya ditempat kediamannya tabib mulia Gouw Cee Jin, ketika tabib yang
berhati mulia itu dibinasakan oleh orang2nya Im-mo-kao, wanita aneh. berkerudung itu pernah
mengatakan kepada pengawalnya...."ia bisa mencari kita sendiri”
Dan kini telah menjadi kenyataan benar2 ia sendiri hendak pergi mencari mereka, ini sungguh
aneh. Apakah wanita berkerudung itu mempunyai kepandaian untuk meramalkan semua kejadian
yang belum terjadi? didalam hal ini ada mengandung rahasia apa? ia makin memikir makin
bingung.
setelah melakukan perjalanan beberapa hari dengan tanpa beristirahat, tengah hari Yo Cie
Cong sudah tiba ditempat tujuannya ialah ocy-co-pa yang letaknya kira2 20 lie diluar kota Kiu-
kang.

Apa yang mengherankan, dalam perjalanan itu ia tidak lihat ada orang yang merintangi atau
mengeluarkan tanda bahaya.
Yo Cie Cong terus menuju kepintu gerbang yang merupakan pintu terdepan gedung
pusatperkumpulanPeksleng-hwee. Ditempat itu pada belum lama berselang ia pernah
membinasakan jiwanya si manusia jelek nomor satu Ang Kut Tan. "siapa?"
Tiba2 Yo Cie Cong dengar suara bentakan, dan kemudian dari dalam muncul empat orang laki2
berpakaian ringkas.
Ketika 4 orang laki2 itu mengetahui siapa orangnya yang baru datang itu, hatinja
ketakutan setengah mati, hingga lantas balikan badan hendak kabur .... "Berdiri jangan kabur"
suara bentakan Yo Cie Cong ini agaknya mengandung pengaruh besar sekali, sebab 4 orang
laki2 itu lantas seperti lemas sekujur badannya, semuanya tidak berani angkat kaki lagi, badannya
bergemetaran.

Dalam hati mereka masing2 lantas berpikir- ^Malaikat elmaut ini muncul lagi disini, pasti akan
menimbulkan pertumpahan darah la g i. yang satu belum beres dan kini muncul yang lain.
Rasanya Peksleng-hwee hari ini tidak akan terlepas dari nasibnya yang meng enas ka n^
Aku hendak menemui ketua kalian" demikian Yo Cie Cong berkata.
"siaohiap .... hendak .. menemui ketua kami?" menegaskan salah satu dari empat laki2 itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Benar, ketua kalian yang baru yang aku maksudkan." "Ketua kami saat ini tidak berada di-
dalam " Benarkah tidak ada?"
"Ketua kami dibawa kabur orang jahat"

Yo Cie Cong melengak. Ia merasa heran, wanita berkerudung itu mempunyai kepandaian ilmu
silat sangat tinggi, sedang pengawalnya ialah cin Hong Lan, juga merupakan seorang kuat nomor
satu dari Lam-hay-pay. Mengapa sampai dibawa kabur orang, ini sesungguhnya ada merupakan
satu kejadian aneh. Nampaknya orang yang membawa kabur itu tentunya bukan orang
sembarangan,
"Dibawa kabur oleh siapa?" tanya pula Yo Cie Cong heran.
“Kabarnya suhunya ketua kami yang lama Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow telah menuduh ketua
kami yang sekarang sebagai pembunuhnya ketua kami yang lama, ia malah mengatakan.”
“Dimana sekarang mereka berada?" tanya Yo Cie Tong dengan bengis.
Empat laki2 itu ketika melihat Yo Cie Cong mendadak sontak begitu beringas, rasa takutnya
semakin men-jadi2. Mereka menduga ada kawannya Giok-bin Giam-po, maka lantas tidak ada
yang berani menjawab.
“Lekas jawab, iblis wanita itu apa sekarang masih berada didalam ataukah kabur kemana?"

Empat laki2 itu wajahnya pucat seketika, mereka mengira yang dikatakan iblis wanita itu adalah
ketuanya yang baru, maka tambah tidak bisa menjawab. "Manusia tidak ada gunanya"
Yo Cie Cong dengan sengit memaki sendiri, kemudian ia ayun tangannya, dan 4 laki2 itu
sebentar saja sudah dibikin terpental sejauh satu tumbak lebih.
selanjulnya Yo Cie Cong lantas lompat masuk- dengan melalui jalanan batu, ia terus menuju
kepusatnya Pek-leng-hwee.

Dengan beruntun ia melalui dua ruangan, tapi tidak kelihatan bayangan seorangpun juga,
hingga dalam hatinya lantas berpikir: "Aneh, apakah orang2nya Pek-leng-hwee sudah binasa
semua?"
Kembali ia menuju keruangan ketiga. Begitu memasuki ruangan ini, dalam hatinja
lantas bercekat. Apa yang terbentang dihadapan matanya, ada suatu pemandangan yang
sangat mengerikan.

Bangkai2 manusia pada menggeletak ditanah, darah segar mengguruntang seperti air banjir,
hawa buruk hampir membuat Yo Cie Cong muntah uger, Bangkai itu. terdiri dari beberapa jenis
laki2 perempuan tua muda, jumlahnya tidak kuraun dari 50 jiwa. Yo Cie Cong berdiri kesima
menyaksikan pemandangan yang mengerikan itu.
Apakah orasg2 ini semua binasa ditangannya Giok- bin Giam-po Phoa cit Kow? iblis wanita itu
sesungguhnya keliwat ganas, Yo Cie Cong yang datang terlambat setindak saja, ternyata sudah
tidak keburu mencandak dirinya. Dan sekarang kalau mencari jejaknya, barangkali sudah tidak
mudah lagi diketemukan.
Tapi dimana sisanya orang2 Peksleng-hwee? Apakah hanya tinggal itu 4 orang laki2 saja?

Menurut keterangannya itu 4 laki-laki. Giok- bin Giam-po menuduh wanita berkerudung itu
sebagai pembunuhnya ketua Peksleng-hweecinBie Nio. Dan iblis wanita itu pernah berkata kepada
Hoan Thian Hoa hendak menuntut balas terhadap kematian muridnya itu. Tapi dengan berdasar
apa ia berani memastikan kalau wanita berkerudung itu yang membunuh mati cinBie Nio? Dan
sekarang kemana dibawanya wanita berkerudung itu?

Karena gerak geriknya wanita misterius itu ada mirip benar dengan kekasihnya yang
dianggapnya sudah binasa dilautan Lam-hay. Yo Cie Cong terhadap wanita misterius itu
mempunyai kesan yang aneh dalam hatinya.
sekarang, ia sendiri juga tidak mengerti mengapa ia begitu besar perhatiannja
terhadap kejadian itu, dan begitu gelisah pikiran-nya memikiri nasibnya wanita berkerudung
yang sangat aneh itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setelah berpikir sejenak. la masuk keruangan lain untuk mengadakan penyelidikan lebih lanjut,
tapi masih letap tidak menemukan bayangan seorangpun juga semua ruangan nampak sepi sunyi
seperti sudah tidak ada penghuninya. Ia lantas timbul pikirannya hendak menanyakan pula kepada
4 laki2 tadi.
Tapi ketika ia balik keluar lagi kepintu gerbang, 4 laki2 itu ternyata sudah menghilang.
Kali ini ia benar2 semakin gelisah, ia tidak tahu harus berbuat apa?
Ia menengok mengawasi gedung2 yang mewah itu, tapi sudah merupakan gedung setan yang
sepi sunyi dan seram.
Mendadak ia dengar suara jeritan orang yang terbawa oleh siliran angin- Dalam kagetnya, Yo
Cie Cong lantas memperhatikan dari mana arah datangnya suara itu, yang agaknya datang dari
belakang gunung yang ada disekitar oey-co-pa.
sejenak setelah suara jeritan itu sirup, keadaan menjadi sunyi, seperti tidak pernah terjadi
apa2.

Yo Cie Cong setelah berpikir sejenak, ia lantas terbang melesat kebelakang gunung.
setelah melalui bukit pertama, didepannya lantas terbentang tiga puncak gunung yang
menjulang tinggi kelangit. Ditengah-tengah antara 3 puncak gunung itu, ada terdapat sebuah
tanah belukar yang dikitari banyak pepohonan. Di-tengah2 tanah belukar yang kosong ada
terdapat banyak orang berkumpul yang jumlahnya ditaksir lebih dari seratus orang.

Pemandangan itu telah menarik perhatiannya Yo Cie Cong. ia segera terbang melesat kedalam
rimba, dengan sangat hati2 ia nyelundup kedalam tanah belukar itu, ternyata orang banyak itu
sedang berdiri mengitari sebuah kuburan. Disekitar tanah kuburan itu ada banyak tanaman pohon
besar.
Yo Cie Cong lantas naik dan sembunyikan dirinya diatas satu pohon yang daunnya lebat. Dari
sela2 daun pohon ia bisa memandang keadaan disebelah bawah.
Dan apa yang dilihat? suatu pemandangan yang hampir membuat dadanya meledak telah
terbentang dihadapan matanya.

IA lihat cin Hong Lan dengan rambut riap2an dan baju tidak keruan serta darah mengalir dari
mulutnya, sedang berdiri dengan badan limbung. Terang ia sudah terluka parah didalamnya.
sedang siwanita berkerudung tampak menyender dibatu kuburan dihadapannya ada berdiri Giok-
bin Giam-po.
saat itu ia dengar suaranya Giok- bin Giam-po yang membentak wanita berkerudung itu dengan
suaranya yang bengis .
“Budak hina, kau jawab juga mati, tidak menjawab juga mati."
Wanita berkerudung itu nampaknya sudah ditotok jalan darahnya, hingga tidak bisa bergerak
sama sekali.
Cin Hong Lan dengan sikap galak dan suara bengis memotong perkataannya Giok bin Giam-po:
"Siluman wanita, kalau kau berani mengganggu seujung rambutnya saja, Lam-hay-pay
tidak akan tinggal peluk tangan terhadap perbuatanmu "
"Hahaha Lam-hay-pay bisa bikin apa? Hari ini kau sendiri juga tidak bisa dapat ampun "

Anak buahnya Pek-leng-hwee yang jumlahnya lebih dari seratus orang dan yang pada berdiri
mengitari mereka, kelihatannya pada ketakutan setengah mati.
Yo Cie coog kini baru mengerti, apa sebabnya gedung perkumpulan Pek-leng-hwee menjadi
sepi tidak ada orangnya, kiranya sudah pada berkumpul disini.
Ia tidak tahu apa sebabnya iblis wanita Giok-bin Giam-po itu telah menangkap dan membawa
dirinya wanita berkerudung itu datang kemari ?
Giok-bin Giam-po setelah ketawa cekikikan sejenak, lalu berkata lagi: "Kau budak hina, hari ini
aku suruh kau merasakan sendiri bagaimana rasanya orang dipenggal kepalanya?"
sehabis mengucapkan perkataannya. badannya dengan cepat sudah bergerak dan dari salah
satu anak buahnya Peksleng-hwee ia telah menjambar sebilah pedang tajam berkilatan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Cin Hong Lan dengan tidak menghiraukan keadaannya sendiri, lantas menubruk dirinya Giok-
bin Giam-po.
Tapi dengan tanpa menoleh, Giok-bin Giam-po kibaskan tangannya, kemudian disusul oleh
suara jeritan dan badannya cin Hong Lan sudah terpental sejauh dua tumbak. rubuh tidak bangun
lagi.
suara gaduh terdengar dari mulutnya anak buah Peksleng-hwee, tapi tidak ada satu
yang berani bergerak.
sebabnya sudah nyata, siapa saja yang berani turun tangan, itu berarti mengantarkan jiwa
secara sia2 saja.

Dengan kepandaian seperti anak buahnya Pek-leng-hwee, kalau mau menolong jiwa ketawa
mereka yang baru dari tangannya iblis wanita itu, jangan harap bisa berhasil. Giok- bin Giam-po
tangannya diangkat tinggi2.
saat itu ada sangat kritis. Nampaknya kepala wanita berkerudung itu sudah akan dibikin
terpisah dari badannya.

Mendadak ada sinar putih berkeredep. diatas tanah dihadapannya Giok-bin Giam-po tampak
menancap sebilah seajata yang aneh bentuknya Diantara orang banyak lantas terdengar suara :
"Golok Maut "
Pemilik Golok Maut yang namanya ditakuti oleh semua orang dari golongan hitam dan putih itu
mengapa bisa muncul disini? Dan apa maksudnya? orang2 yang ada disitu mungkin hanya seorang
saja yang mengerti. Ia itu adalah Giok-bin Giam-po Phoa cit Kouw sendiri

Tapi didalam pertempuran digunung Hoa-san. pikirnya. setan cilik itu terang sudah mampus
terjun kedalam jurang ber-sama2 Hoan Thian Hoa, apakah bisa jadi ada lain pemilik Golok Maut
lagi ?
Giok-bin Giam-po dengan pedang masih tetap ditangan, ia tidak perdulikan munculnya Golok
Maut secara tiba2 itu. sebab dengan kepandaiannya sendiri sudah cukup untuk menjagoi rimba
persilatan, ia sudah tidak perlu takut kepada siapa-pun juga.

Selagi semua orang masih berada dalam keadaan ter-heran2, sesosok bayangan orang tiba2
meluncur turun di-tengah2 lapangan.
“Pemilik Golok Maut " demikian anak buahnya Peksleng-hwee diam2 pada berseru.
Giok-bin Giam-po tarik kembali pedangnya yang hendak dijatuhkm diatas lehernya wanita
berkerudung itu, ia berpaling menghadapi Yo Cie Cong. setelah memandang sejenak, lantas
berkata “Hei, setan cilik, kau masih belum mampus?"
Dengan wajah gusar Yo Cie Cong menjawab: "jikalau aku mati, siapa yang menagih hutangmu
ini ?"
"Aku tanya kau, dimana sekarang Hoan Thian Hoa berada?"
"Sudah mati"
Giok-bin Giam-po wajahnya lantas berubah, suaranya agak gemetar: "Apa benar ia sudah
binasa?"
"Benar, bangkainya juga sudah tidak utuh ?"

Giok-bin Giam-po badannya menggetar, air mata turun ber-linang2. Kiranya iblis wanita ini
masih belum melupakan cinta kasihnya terhadap Hoan Thian Hoa. Yo Cie Cong dalam hati diam2
merasa geli sendiri "setan cilik, kau memhohongi aku?"
"Apa perlunya aku buang2 tempo yang berharga untuk membohongi kau?"
"Dan kau sendiri mengapa tidak mampus ?"
"Karena aku harus menagih hutangmu dahulu "
Yo Cie Cong menjawab, sambil matanya melirik kepada dirinya wanita berkerudung yang berdiri
dihadapan batu kuburan dalam keadaan tidak berdaya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketika matanya Yo Cie Cong dapat lihat tulisan diatas batu kuburan, ia baru tahu kalau dalam
kuburan itu ada bersemajam arwahnya siangkoan Kin, ketua Pek-leng-hwee yang dulu.

Yo Cie Cong lantas sadar apa sebaabnya Giok-bin Giam-po memilih tempat ini untuk
membinasakan jiwanya siwanita berkerudung, itulah karena batok kepalanya-cin Bie Nio dipakai
sembahyang dihadapan kuburan tersebut. Benarkah cin Bie Nio binasa ditangannya wanita
berkerudung ini?
Mengapa kepalanya cin Bie Nio digunakan untuk sembah yang didepan kuburannya siang-koan
Kin,
Dengan hak apa wanita berkerudung itu bisa memegang pimpinan sebagai ketua Peks leng-
hwee.
jika ia itu adalah siang-koan Kiauw, Sigadis baju merah, sudah tentu tidak perlu menimbulkan
pertanyaan, tapi ia bukannya siang-koan Kiauw. Kesemuanya ini benar2 membikin pusing kepala
Yo Cie Cong.

Giok-bin Giam-po setelah berdiam sejenak, diwajahnya kembali tampak perasaan gusarnya.
sambil memandang dengan tajam wajahnya Yo Cie coog ia berkata.
"Hmmm... setan cilik, sungguh pintar kau menjawab. Dasar kau harus mampus ditanganku,
kata kau datang kemari untuk mengantarkan jiwa mu, bukannya menagih hutang. Ha ha ha...."
"Kedatanganku justru hendak mengantarka kau untuk menemui Giam-lo-ong"
Diatas gnnung Hoa-san Giok-bin Giam-po pernah ^belajar kenal dengan kepandaiannya Yo cie
Cong, ia anggap masih belum merupakan tandingan yang cukup kuat bagi dirinya. maka ia
sedikitpun tidak pandang mata dirinya anak muda ini. sudah tentu ia tidak tahu kalau selama
beberapa hari ini Yo Cie Cong sudah berhasil memahami ilmu silatnya yang terbaru yang ia
dapatkan dari kayu pusaka ouw-bok Po-lok. yang dinamakan ouw-bok sin-kang.
Keadaannya Yo Cie Cong pada saat itu bukan lagi seperti Yo Cie Cong pada beberapa hari
berselang.

Dengan masih memandang hina ia berkata: "sudah dekat ajalmu kau masih bisa omong besar"
Yo Cie Cong tidak mau ambil pusing Ucapannya Giok-bin Giam-po, dengan menggunakan
ilmunya menggeser tubuh menukar bayangan-, sejepat kilat ia sudah menghilang dari depan
matanya Giok-bin Giam-po. Kemudian dengan ilmunya Hui-siu Kay-hiat dari pelajarannya si
hweshio gila ia sudah berhasil membebaskan dirinya wanita berkerudung dari totokannya. Wanita
berkerudung itu setelah totokannya dibebaskan- berdiri dengan tegak. Giok-bin Giam-po lantas
naik darah, dengan suara bengis ia membentak: Kau cari mampus "

Ucapannya itu dibarengi dengan serangannya yang sangat ganas, dengan beruntun sampai tiga
kali ia menyerang dirinya Yo Cie Cong.
Dengan secara bagus dan gesit sekali Yo Cie Cong mengelakan ketiga serangan ganas itu,
kemudian dengan membalikan tangannya ia membalas menyerang dengan tipu serangannya yang
terbaru “Lip-ciang To-liong”
Ini ada merupakan gerak tipu yang kedua dalam ilmu serangan ouw-bok sin-kang, kekuatannya
sudah tidak ada taranya, jika serangan itu mengenakan dengan telak. bisa membikin hancur lebur
badannya orang yang diserang.

Giok-bin Giam-po ketika melihat tipu serangan yang belum pernah dilihatnya itu meski ia sudah
merupakan seorang kuat dan banyakpengalamannya, tapi masih merasa sangat asing dengan tipu
serangan yang sangat aneh itu, sehingga tidak berdaya untuk memecahkan serangan tersebut.
Masih untung ia ada mempunyai kepandaian snngat tinggi, serangan itu masih mampu ia
hindarkan, hingga dirinya tidak sampai hancur lebur.
Diam2 dalam hatinya merasa heran, mengapa Bocah ini dalam berapa hari saja sudah berubah
seperti kerangsukan setan? Dari mana ia dapatkan kepandaian itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong geser mundur kakinya, dengan mata beringas ia berkata: "lblis wanita, seranganku
kali ini tidak mampu membereskan kau, aku segera membunuh diri dihadapanmu "
Ucapan Yo Cie Cong ini membikin kuncup hatinya Giok-bin Giam-po, sebab kalau Yo Cie Cong
tidak mempunyai kesanggupan penuh, sudah tentu tidak berani mengUcapkan perkataan demikian
tegas, jung berarti pertaruhkan jiwanya sendiri,
Tapi sebagai seorang yang kenamaan, sudah tentu tidak mau mandah digertak begitu saja oleh
musuhnya.
Anak buahnya Peksleng-hwee yang berdiri disekitar tempat itu, sungguh tidak nyana bahwa
Pemilik Golok Maut yang belum lama berselang pernah mendatangi sarangnya Pek-leng-hwee
untuk menuntut balas dendam dan membunuh mati dirinya si manusia jelek nomor satu itu, kini
telah turun tangan menolong jiwanya ketua mereka yang baru. bahkan ia memikul segala
resikonya untuk menghadapi si iblis wanita Giok-bin Giam-po. Maka dengan perasaan ter-heran2
semua mata telah ditujukan kepada dirinya anak muda yang aneh itu.

"Setan cilik, besar sekali bacotmu " Giok-bin Giam-po membentak dengan suara gusar. "lblis
wanita, jangan banyak bicara, terimalah kematianmu"
sehabis itu, gerak tipu terakhir dalam ilmu silat ouw-bok sin- kang yang dinamakan “Kian-khun
sit-sek” telah meluncur keluair dari tangannya. Kekuatan yang sangat dahsyat telah menggempur
dirinya iblis wanita itu.

Anak buahnya Pek-leng-hwee yang berada disekitarnya telah terdesak mundur oleh angin
pukulan yang sangat hebat itu, hingga semua pada pucat pasi, sampai si wanita berkerudung itu
sendiri juga menyingkir mundur sejauh 5 tumbak. setelah kepanikan itu berlalu, suara jeritan
lantas terdengar.
Giok-bin Giam-po dengan wajah pucat dan darah meleleh keluar dari mulutnya, nampak berdiri
kira2 dua tumbak lebih dari tempatnya semula. Matanya nampak sayu, dadanya bergolak.
badannya sempoyongan,
sedang difihaknya Yo Cie Cong, ia masih berdiri tegak ditempatnya.

Anak buahnya Pek-leng-hwee semua pada melongo menyaksikan kejadian tersebut. Mereka
mengira itu ada dalam impian, sebab kekuatan yang demikian dahsyat, sebetulnya agak ganjil
kalau dipunyai oleh seorang muda seperti Yo Cie Cong ini,
Dengan sikapnya yang sangat tenang Yo Cie Cong menghunus senjata Golok Mautnya, setindak
demi setindak telah menghampiri Giok-bin Giam-po.
iblis wanita wajahnya pucat pasi, ia merasa se-olah2 menghadapi malaikat elmaut yang sedang
me-lambai2kan tangannya.
saat itu ia sudah terluka parah, bergerak saja barangkali sudah tidak bisa, maka cuma bisa
menantikan ajalnya saja..
"lblis wanita, hutang darah harus bayar darah, saat kematianmu sudah tiba"
setiap patah perkataan Yo Cie Cong se-olah2 pisau belati menusuk dihulu hatinya iblis wanita
yang sangat ganas itu.

iblis wanita yang sudah lanjut usianya, tapi kelihatannya masih cantik molek seperti gadis
remaja itu, sebentar lagi sudah akan msnjadi korbannya Golok Maut Yo Cie Cong. ia harus binasa
dalam keadaanputus kedua tangan, kedua paha dan berlobang didadanya, seperti juga korban2
yang lain2nya ......
Mendadak pada saat itu ditengah kalangan ada berkelebat bayangan, seorang aneh berkedok
kain merah sudah ditengah2 antara orang banyak itu "Pemilik bendera burung laut "
Demikianlah terdengar suaranya orangZ Pek-leng-hwee berseru.

Yo Cie Cong ketika mengetahui orang yang muncul secara mendadak itu ada si orang berkedok
kain merah yang ia paling junjung dan dihormati, untuk sesaat merasa heran, hingga terpaksa
menunda maksudnya hendak menghabiskan jiwanya Giok-bin Giam-po. Sedang dalam hatinya
berpikir.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Heran, mengapa ia muncul secara mendadak”

Meski dalam hatinya berpikir demikian tapi mulutnya masih berkata dengan sikapnya yang
menghormat, "cianpwe apa selama ini ada baik?" orang berkedok kain merah itu mengangguk.
Yo Cie Cong angkat lagi tangannya, Golok Mautnya sudah akan dikerjakan-,..
"Anak, kau tidak boleh membinasakan dia" demikian ia dengar suaranya orang berkedok kain
merah itu.
Hal ini membuat Yo Cie Cong semakin heran- Tapi perkataannya orang berkedok kain merah itu
bagi Yo Cie Cong se-olah2 mempunyai pengaruh gaib, hingga dengan tanpa terasa tangan yang
sudah diayun tadi per-lahan2 dilurunkan kembali."cianpwee apa artinya ini?" ia menanya.
"Anak, aku kata kau tidak boleh membinasakan jiwanya dia" suaranya orang berkedok kain
merah itu agak gemetar.
"Kenapa ?"
"Kalau kau bunuh dia kau nanti bisa menyesal "
"Boanpwee? Boanpwee bisa menyesal?"
"Benar"

“Musuh perguruan, sudah selayaknya dibinasakan- Hutang darah harus dibayar dengan darah.
Tidak ada suatu alasan bagi boanpwee untuk menyesal"
Yo Cie Cong yang saat itu sudah menghadapi musuh besarnya, sedetikpun rasanya sudah tidak
bisa menunda lagi. setelah mengucapkan perkataannya, kembali tangannya diangkat, senjatanya
sudah akan mencabut jiwa musuhnya. "Anak, jangan"

Hampir berbarengan Yo Cie Cong hendak turun tangan, orang berkedok itu dengan kekuatan
tenaga dalamnya jaag hebat menyerang dari samping, hingga badan Yo Cie Cong terpental
minggir.
Bukan kepalang kagetnya Yo Cie Cong, apa sebabnya siorang berkedok merah mati2an
mencegah ia menuntut balas dendam terhadap dirinya si iblis wanita? Apakah .... apakah .... orang
berkedok merah itu dahulu ia juga pernah menjadi kekasihnya si iblis wanita? Kalau benar
demikian halnya, sekalipun orang berkedok merah itu pernah melepas budi begitu hesar
terhadapnya, tapi dalam hatinya Yo Cie Cong mau tidak mau lantas merasa kecewa atas
perbuatannya itu.

Bagi Giok-bin Giam-po perasaan herannya ada lebih2 daripada Yo Cie Cong. yang sudah
menganggap dirinya akan binasa. siapa nyana telah muncul tuan penolong yang berupa orang
berkedok merah, yang ia tidak kenal. ini benar2 merupakan suatu perbuatan yang sangat ganjil.
Kepingin hidup langgeng dan segan mati itu memang sudah menjadi kodratnya manusia,
Apalagi orang yang sudah berada ditepinya jurang kematian, dimana mendapat kesempatan untuk
hidup lagi, sudah tentu tidak mau melepaskan begitu saja. Demikianlah perasaannya Giok-bin
Giam-po pada saat itu, ini ada merupakan satu2nya kesempatan yang paling baik untuk menolong
jiwanya dari kemaiian dibawah Golok Maut Maka dengan cepat sekali ia lantas mengambil dan
menelan beberapa butir pil obat luka didalam buatannya sendiri setelah merasa pulih tenaganya,
ia lantas timbul pikirannya hendak kabur, Yo Cie Cong dengan wajah berubah menanya kepada
orang berkedok merah:
"cianpwee, bolehkah cianpwee memberitahukan apa sebabnya cianpwee mencegah boanpwee
melakukan penuntutan balas ini?"

Dengan menekan perasaan hatinya, sehingga hampir tidak bisa mengeluarkan suara, orang
berkedok itu menjawabi
"Anak, kau tidak usah tanya apa sebabnya yang sudah pasti adalah aku tidak akan
membohongi kau"
"Boanpwee tahu kau cianpwee tidak membohongi boanpwee, tapi sakit hati dalam perguruan,
bagaimana tidak harus dibalas? Bagaimana nanti boanpwee ada muka untuk menemui suhu
dialam baka?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Tapi, kau tidak bisa membinasakan dia"


“jikalau cianpwee tidak mau mengatakan sebabnya, boanpwee hari ini terpaksa harus
menentang perintah cianpwee."
"Anak, apa kau tidak boleh tidak harus membinasakaa dia ?"
“Sudah pasti"
"Tapi kau nanti akan menderita kemenyesalan seumur hidupmu"

Perkataan ini membuat Yo Cie Cong merasa sangsi. Dalam hati lantas berpikir. "Membunuh dia
mengapa aku harus menderita kemenyesalan seumur hidup?"
"Dengan tanpa sadar ia melirik lagi kepada Giok- bin Giam-po, lirikan ini membuat ia lantas
mengambil keputusan melanjutkan maksudnya untuk mengambil jiwanya iblis wanita itu.
"Apa cianpwee tetap tidak mau menerangkan apa sebabnya?" demikian ia menegaskan sekali
lagi kepada orang kedok merah.
= = ooo OOOOO ooo = =
"KAU pasti hendak mengetahui?"
“Pasti^
Buat kepentingan dirimu sendiri, kau sebetulnya lebih baik tidak tahu. jikalau tidak, anak, aku
kuatir kau nanti akan mengalami penderitaan bathin untuk seumur hidupmu"
Perkataan ini membuat Yo Cie Cong lebih bingung, perasaan herannya semakin memuncak.
Apakah dalam hal ini ada menyangkut dengan asal-usul diriku? Demikian dalam hati kecilnya ia
menanya.

Tapi ia tidak bisa memikir terlatu lama, iblis wanita itu adalah musuh besar perguruannya, juga
merupakan satu wanita genit cabul ganas dan kejam, yang sudah ternoda dalam kalangan Kang-
ouw.
Pada saat itu, mendadak ada berkelebat bayangan orang. Tubuhnya Giok-bin Giam-po
mendadak melesat tinggi, dengan cepat melewati kepala orang banyak yang berdiri mengitari. Ia
hendak kabur.
Yo Cie Cong lantas membentak dengan suara keras: "Mau lari kemana?"
Dengan cepat ia menyusul.
orang aneh berkedok merah itu juga lantas menyusul dibelakang,Yo Cie Cong.
Wanita berkerudung kain mendongakan kepalanya mengawasi kearah berlalunya ketiga orang
itu, kemudian sambil mengikuti dirinya cin Hong Lanjung masih pingsan, ia ajak turun gunung
semua anak buahnya Pek-leng-hwee.

Sekarang mari kita mengikuti jejaknya Yo Cie Cong. Dengan mengunakan ilmunya mengentengi
tubuhnya yang luar biasa, ia terus mengejar Giok- bin Giam-po.
Ia sudah mengambil keputusan tidak akan membiarkan dirinya Giok- bin Giam-po kabur begitu
saja. Maka ia sudah keluarkan seluruh kepandaiannya untuk dapat menjandak diri musuh
besarnya itu.
Giok- bin Giam-po meski sudah mengeluarkan seluruh kepandaiannya, terus lari se-
kencang2nya, tapipi biar bagaimana masih kalah setingkat dengan kepandaiannya lari pesat Yo
Cie Cong, apalagi ia barusan terluka parah, sadah tentu tambah sukar baglnya untuk lolos dari
tangannya anak muda itu.
jarak antara dua orang yang saling kejar itu makin lama makin dekat.

Yo Cie Cong sudah bertekad bulat menunaikan kewajibannya menuntut balas sakit hati
perguruannya, tidak mau pikir lebih panjang lagi semua perkataannya siorang berkedok merah.
Keadaan Giok-bin Giam-po sudah seperti anjing yang habis dipukul, ia terus lari secara
membabi buta dengan hati ketakutan.
iblis wanita itu pernah malang melintang didunia Kang-ouw beberapa puluh tahun
la manya, kegenitannya, kecabulannya, kekejamannya dan keganasannya sudah membikin
kalang kabut dunia rimba persilatan. sesungguhnya tidak nyana kalau hari ini ia mengalami nasib
yang begitu mengenaskan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Didalam hatinya, ia masih mengira bahwa perbuatannya orang aneh berkedok merah tadi yang
mencegah Yo Cie Cong menghabiskan jiwanya, tentu kepincuk oleh kecantikannya, sebab kejadian
demikian sudah seringkali ia alami.
oleh karena tindakan orang berkedok tadi, maka ia telah mendapat kesempatan untuk
memulihkan kekuatannya, dan setiap kesempatan ia akan gunakan untuk melarikan diri Maka apa
yang dikatakan oleh orang berkedok dan Yo Cie Cong tadi, sama sekali tidak masuk kedalam
telinganya.
jikalau tidak. keadaan barangkali bisa berubah. Jarak antara kedua orang yang kejar2an itu
sekarang hanya tinggal lima tumbak saja.

Yo Cie Cong lantas membentak dengan suara keras: "iblis wanita, kau tidak akan bisa lolos?"
Ia lalu kerahkan seluruh tenaganya, secepat kilat ia melesat dan turun dihadapannya Giok-bin
Giam-po kira2 dua tombak jauhnya.
Giok-bin Giam-po sudah terbang semangatnya, ia terpaksa hentikan gerakannya. sikap bengis
dan gemas telah menggantikan parasnya yang cantik molek. sepasang matanya yang semula
dapat digunakan untuk memikat hatinya setiap orang laki2, kini telah berubah begitu menakutkan.

Yo Cie Cong dengan mata beringas dan dada hampir meledak. berkata sambil kertak gigi:
"iblis wanita. Giam-lo-ong suruh kau mati jam tiga pagi, tidak nanti jiwamu bisa diulur sampai
jam lima. Mengertilah kau bahwa sekarang kau tidak bisa dapat pengampunan lagi"
Giok-bin Giam-po mengerti bahwa saat itu sudah tidak ada harapan untuk melepaskan diri dari
cengkramannya anak muda itu, namun ia juga tidak mau mandah begitu saja untuk menerima
nasibnya. Maka saat itu lantas timbul pikiran nekadnya,

Dengan wajah merah padam, ia lantas menyahut dengan suara bengis: "Setan cilik, aku ingin
lihat siapa sebetulnya yang harus binasa?"
Hampir berbareng dengan Ucapannya yang terachir itu, kedua lengan bayunya sudah.
dikibaskan menjambar mukanya Yo Cie Cong. Sesaat itu bau harum luar biasa lantas keluar dari
lengan baju tersebut.
Yo Cie Cong ketika baru muncul di dunia Kang-ouw, dulu pernah merasakan keganasannya bau
harum dari tangannya cin Bie Nio, yang hampir saja membinasakan dirinya. Maka ketika melihat
Giok-bin Giam-po menggunakan tipu serangan yang sangat jahat itu, ia lantas keluarkan suara
dihidung. Berbareng dengan itu, ia lantas kerahkan ilmunya Liang- kek cian-goan untuk
melindungi dirinya, hingga sekejap saja seluruh ^adannya sudah diliputi oleh uap berwarna merah
tercampur putih.

Giok-bin Giam-po begitu menyerang dengan ilmunya yang paling ampuh, ia lantas dapat lihat
bahwa anak muda itu agaknya tidak bergeming barang sedikit. sedang bau harum yang keluar
dari lengan bajunya, begitu menyentuh uap berwana merah putih itu, lantas buyar tanpa bekas.
Bukan kepalang rasa kagetnya, wajahnya lantas pucat seketika.
Yo Cie Cong delikan matanya, selagi hendak menggunakan lagi tipu serangannya “Kian-khud
Sit-sek^ untuk membikin tamat riwayatnya iblis wanita itu, tiba2 berkelebat bayangan merah, dan
orang aneh berkedok merah, itu tahu2 sudah berada dihadapannya.

Yo Cie Cong tahu bahwa orang berkedok merah itu kembali hendak merintangi maksudnya
untuk membunuh wanita itu, terpaksa ia keraskan hati, ia pikir hendak bikin habis jiwanya Giok-
bin Giam-po dahulu baru nanti bicara lagi. Setelah mengambil keputusan demikian, kedua
tangannya lantas diayun.... "Anak jangan"
Berbareng dengan seruannya orang berkedok itu, suatu kekuatan tenaga dalam lantas
menggempur Yo Cie Cong.

Ledakan hebat dari beradunya kedua macam kekuatan tenaga dalam itu telah
menggoncangkan tanah pegunungan tersebut. Berbareng dengan itu, lantas terdengar pula dua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kali suara seruhan. Giok-bin Giam-po dan orang berkedok merah itu badannya tampak terpental
dua tombak oleh serangan Yo Cie Cong tadi.
Dengan kekuatannya dua jago tua seperti orang berkedok merah dan Giok-bin Giam-po,
ternyata masih belum mampu menyambuti serangan Yo Cie Cong yang dinamakan Kian-khun sit-
sek itu.

Masih untung tadi orang berkedok merah segera turun tangan hingga bersama dengan
kekuatannya Giok-bin Giam-po baru bisa menahan sebagian kekuatannya Yo Cie Cong, kalau
tidak. mungkin saat itu Giok-bin Giam-po sudah menggeletak sebagai mayat.
Yo Cie Cong yang selamanya pandang orang berkedok merah itu sebagai ayahnya sendiri, tidak
nyana kini ia merasa kecewa, lantaran urusan Giok-bin Giam-po, seorang iblis wanita yang sudah
terkenal kejahatannya, telah ber-kali2 orang berkedok itu mencegah padanya untuk turun tangan.

Dengan perasaan tidak habis mengerti ia lantas menanya sambil kerutkan alisnya: "cianpwee,
apakah artinya ini"
"Anak. kau tidak boleh membunuh mati padanya"
Giok-bin Giam-po yang melihat orang berkedok merah itu kembali unjukan diri membela
dirinya, lantas mengerti bahwa saat itu tidak nanti ia bisa dibinasakan oleh Yo Cie Cong.
selagi Yo Cie Cong bicara dengan orang berkedok merah, kesempatan itu telah digunakan lagi
untuk kabur. Maka dengan cepat ia lantas gerakan badannya dan menghilang dari depan mata
mereka.

Yo Cie Cong segera dapat lihat. dengan gusar ia lantas hendak mengejar pula....
Tapi satu tangan yang bertenaga kuat telah menekan pundaknya. Ia tahu siapa yang turun
tangan itu. Maka ia cuma bisa mengawasi berlalunya Giok-bin Giam-po dengan sorot mata ber-
api2.
Dengan wajah berubah berkata pula kepada orang berkedok merah:
"Telah ber-kali2 boanpwee menerima budi cianpwee, buat mana, untuk se-lama2nya
boanpwee tidak akan lupakan. oleh karena cianpwee tetap tidak menghendaki boanpwee turun
tangan terhadap iblis wanita itu, maka hari ini untuk sementara boanpwee membiarkan ia berlalu
dalam keadaan hidup, itu hanya sekedar untuk membalas budi cianpwee kepada boanpwee, Tapi
lain kali jika bertemu lagi, maapkan kalau boanpwee berlaku kurang sopan, boanpwee memohon
supaya cianpwee tidak akan merintangi lagi maksud boanpwee"

Orang berkedok merah itu lepaskan tangannya dari pundak Yo Cie Cong dan berkata sambil
menghelah napas:
"Anak, se-kali2 kau tidak boleh membinasakan dirinya "
Adatnya Yo Cie Cong yang tinggi hati dan keras kepala, membuat ia tidak dapat menahan sabar
lagi, dengan perasaan agak kurang senang ia berkata pula: "Boanpwee barangkali tidak dapat
mengiringi kehendak cianpwee lagi"
"Anak yang beradat keras, aku tadi sudah kata kalau kau membunuh mati padanya. kau nanti
akan menderita kemenyeselan seumur hidupmu"
"Tapi cianpwee belum menerangkan apa sebabnya "
"Apa benar kau ingin tahu juga?"
"Yah "
"Tapi anak. setelah kau mengetahui, kau nanti akan menderita"
"Bulak-balik cianpwee masih tidak sudi menerangkan apa sebabnya"
"Bukan aku tidak mau menerangkan, tapi aku takut setelah kau mendengar, kau nanti tidak
sanggup menerima"
"Kalau begitu, boanpwee juga tidak bisa memaksa. Kali, boanpwee permisi berlalu"
"Anak, kau hendak kemana?"
"Boanpwee telah menerima pesan mendiang suhu, untuk menagih hutang jiwanya orang2 Kam-
lo-pang. satu saja masih ada musuh2nya Kam-lo-pang yang belum binasa diujung Golok Maut,
boanpwee merasa tidak enak makan dan tidak enak tidur. Maka boanpwee hendak melanjutkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

usaha boanpwee untuk mencari itu semua musuh2nya Kam-lo-pang sehingga terbasmi habis
semuanya..."

Orang berkedok merah itu tiba2 keluar kan keluhan sedih, dengan suara mengge-tar ia berkata
:
"Anak, biarlah aku beritahukan padamu"
"jikalau cianpwee anggap ada mempunyai kesulitan yang tidak pantas dijelaskan, biarlah
boanpwee tidak akan memaksa"
"Anak. kau dengarlah, dia mungkin ada ibumu sendiri"
"Apa cianpwee kata?"
"Dia mungkin ada ibumu sendiri"
Yo Cie Cong kaget bagaikan disambar geledek. saat itu matanya dirasakan gelap. kepalanya
puyeng, hampir saja ia rubuh pingsan.
“Betulkah bahwa Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow, itu wanita terkutuk adalah ibu kandungnya
sendiri?”
Ia sungguh tidak sangka bahwa wanita terkutuk, yang dalam dunia Kang-ouw namanya sudah
ternoda sebagai wanita cabul genit kejam ganas sudah tidak ada keduanya, ternyata adalah
ibunya sendiri
Ia rasakan bumi yang diinjak seperti ambles, sukmanya seperti melayang keluar dari raganya.
Apa ini akan merupakan satu tragedi yang sangat mengenaskan?
Ia lebih suka tidak mengetahui asal-usul dirinya untuk selama-lamanya, ia lebih suka tidak
mempunyai ibu, tapi segala lamunan tidak mampu merubah kenyataan.
Andai kata benar bahwa Giok-bin Giam-po itu ada ibu kandungnya sendiri, kalau begitu Giok-
bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa tentu ada ayahnya juga. Hoan Thian Hoa pernah hidup sebagai
suami isteri dengan, Giok-bin Giam-po, sedang wajahnya sendiri juga sangat mirip dengan
wajahnya Hoan Thian Hoa. Ini suatu bakti bahwa apa yang diUcapkan oieh orang berkedok merah
itu tadi sedikitpun tidak salah.
Ia ingat pula bagaimana kelakuannya Hoan Thian Hoa diatas gunung Hoa-san, bagaimana
dengan perasaan duka ia ber-kali2 mencegah padanya turun tangan terhadap Giok-bin Giam-po
ketika ia hendak menghabiskan jiwanya wanita cabul itu.
Semua apa yang telah terjadi ini kalau direnungkan kembali, tambah membenarkan Ucapannya
orang berkedok tadi.

Untuk beberapa tahun lamanya ia telah berusaha hendak mencari tahu rahasia yang meliputi
dirinya, dan sekarang rahasia itu sudah kelihatan terbuka sedikit tabirnya, tapi kenyataannya ada
begitu kejam.
wajah Yo Cie Cong seperti putihnya kertas, matanya tidak bercahaja. Se-olah2 satu patung
kayu yang tidak bernyawa, ia berdiri menjublek. hanya napas yang menghembus keluar dari
lubang hidungnya yang masih ada. Hatinya tengah menderita bathin hebat, sekali2, dirasakannya
pedih, penderitaan itu se-akan2 ada lebih hebat daripada kematian.

Apa yang kini terbentang didepan matanya hanya warna kelabu. Gunung yang berdiri dengan
angkernya, lembah yang curam, daun pohon yang hijau, gumpalan awan putih, meski itu semua
merupakan suatu pemandangan yang indah permai, tapi didalam pemandangan matanya kini
semua agaknya sudah berubah warna aslinya ...
Pemilik Golok Maut yang begitu kesohor dan menggemparkan dunia rimba
persilatan, ternyata ada keturunannya satu wanita rendah, hina dina yang sudah dianggap
sebagai sampah masyarakat dunia rimba persilatan.

Ia ingin mati saja saat itu juga, ia merasa se-gala2nya dalam sekejap itu sudah hamcur
berantakan. Kalau ia binasa ia tidak usah memikul itu segala penderitaan bathin yang sangat
hebat.
Giok-bin Giam-poPhoa cit Kow ada musuh besar perguruannya, tapi juga merupakan ibu
kandungnya sendiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dendam sakit hati musuh tidak boleh tidak harus dibalas, tapi didalam dunia di mana ada
seorang anak membinasakan ibu kandungnya dengan tangan sendiri?
Segala cita2 muluk. semua idamannya, dalam sekejapan saja telah ludes, musnah seperti
tertiup angin toufan.

Orang berkedok kain merah yang berdiri didampingnya, saat itu diuga sedang menderita
siksaan bathin yang lebih hebat daripada Yo Cie Cong. Air mata sudah membasahi kedok, giginya
benjatrukan. Apa sebabnya, hanya ia sendiri yang tahu. Lama sekali dalam keadaan hening.
Dua jago yang masing2 pernah mengalami masa emas sebagai orang2 kuat yang pernah
menggoncangkan dunia Kang-ouw, siapa nyana kini telah terbenam dalam kedukaan dan
kesedihan yang hampir mematahkan semangat kesatriaannya.

Pada saat itu, tidak jauh dibelakang mereka, dibaliknya sebuah pohon siong yang besar dan
rindang daunnya, ada sembunyi sesosok tubuh manusia.
bayangan manusia itu kelihatannya sangat langsing, sudah cukup lama ia berdiri di belakang
pohon itu, apa yang telah terjadi atas diri dua orang kuat itu, ia sudah dapat lihat semuanya
dengan nyata. Tiba2....
Yo Cie Cong dongakan kepala dan berteriak dengan suara keras: "Bukan, bukan, dia bukan
ibuku, aku tidak mempunyai ibu"
Kelakuannya itu agak mirip dengan kelakuannya seorang gila, se-olah2 merupakan satu protes
terhadap dewa yang hendak menetapkan nasibnya,
"lbu, ibu...." suara kumandang menggema dialam yang sunyi ditanah pegunungan, bagaikan
pisau belati yang amat tajam, penderitaan itulah menusuk diulu hatinya Yo Cie Cong.

Orang berkedok merah itu kini telah membuka suaranya .


“Anak. kau tenanglah sedikit, semua ini adalah nasib, yang sudah ditakdirkan oleh yang kuasa.
Memang itu kejam, tapi sebagai manusia, apa daya? Aku dapat memastikan apa sebabnya
ayahmu menghilang dari dunia Kang-ouw, tentunya juga karena suatu kesalahan yang membuat
penyesalan untuk se-lama2nya ini, Mungkin, selama beberapa puluh tahun itu, hati sanubari dan
bathinnya sudah mengalami penderitaan sangat hebat atas kesalahan yang ia lakukan dengan
secara tidak sengaja itu"
Sangat terharu hatinya Yo Cie Cong mendengar perkataan orang berkedok itu, pikirannya
nampak sudah mulai reda. "Mengapa cianpwee mengetahui terjadinya peristiwa ini?"
"Anak. tentang ini, kau tak usah tanya tanya2. aku tidak bisa menerangkan padamu"
"Baiklah, aku permisi berlalu dahulu, budi kebaikan cianpwee yang beberapa kali telah memberi
pertolongan kepada boanpwee, barangkali sudah tidak bisa boanpwee balas lagi"
"Kau hendak kemana?"
"Aiii Dunia meski sangat luas, tapi sudah tidak ada tempat sejengkal saja bagi boanpwee
tancap kaki, Tapi, ya, baik juga boanpwee dapat segera menunaikan janji hati boanpwee kepada
seorang yang boanpwee tidak bisa lupakan"
"janji dalam hati? Apakah itu?"

“Dengan terus terang boanpwee beritahukan kepada cianpwee, boanpwee ada mempunyai
seorang kawan wanita, yang pernah ikut dalam perjalanan boanpwee keluar lautan Lam-hay untuk
minta obat kepada Pengail Linglung. Ditengah jalan perahu yang boanpwee tumpangi telah
terserane badai hingga tenggelam. Boanpwee sendiri telah tertolong, tapi kawan itu entah
bagaimana nasibnya. Mungkin masih ada didasarnya lautan, mungkin juga sudah menjadi
mangsanya ikan, sejak waktu itu boanpwee telah bersumpah, satelah semua usaha boanpwee
dibereskan, boanpwee akan menyusul arwahnya kealam baka untuk hidup ber-sama2...."
"Anak, dia itu siapa?"
"Namanya siang-koan Kiauw, gadis yang mempunyai kegemaran memakai pakaian warna
merah, maka disebut sebagai gadis baju merah "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Saat itu, bayangan langsing yang sembunyi dibelakang pohon siong tadi, nampak terperanjat
dan tergoncang hatinya.
“Anak. apakah didalam dunia ini kau sudah tidak mempunyai orang lain lagi yang ada harganya
mendapat perhatianmu?"
"Tidak ada."
"Termasuk ayahmu sendiri?"
Diwajahnya Yo Cie Cong mendadak air mata mengalir dikedua pipinya. "Apa kau benci
ayahmu?"
"Tidak. boanpwee tidak membenci siapa pun juga, hanya membenci nasib boanpwee sendiri
Boanpwee tidak ingin menemui dia"
"Kalau dugaanku tidak keliru, rasanya masih ada seorang gadis lain lagi, yang turut menempati
sebagian hatimu"
"Tidak ada"
"Bagaimana dengan nona ut-tie Kheng cucu perempuannya si Pengail Linglung Lan-tie Kun-siu."
"Dalam hati boanpwee tidak ada dia "
"Tapi dia ada begitu dalam mencintai dirimu?"
"Kelihatannya boanpwee terpaksa akan mengecewakan dia"
"Anak. dengar kataku, kalau arwah nona siang-koan Kiauw dialam baka mengetahui dia tidak
setuju kau berbuat demikian"

Yo Cie Cong ketawa getir."


"Tapi boanpwee sudah mengambil keputusan tetap. tidak ada seorangpun juga yang bisa
menghalangi boanpwee berbuat demikian. Nah, selamat tinggal, cia npwee"
sehabis berkata, dengan tindakan lesu dan badan sempoyongan bagaikan seorang yang sudah
tidak bersemangat, ia ngeleyor pergi.
Dengan nada menggetar menahan perasaan terharu orang berkedok merah itu beberapa kali
memanggil "Anak "
Tapi Yo Cie Cong se-olah2 sudah tidak dengar panggilannya itu, tetap melanjutkan
perjalanannya dengan tanpa tujuan, se-olah2 orang yang sedang mabuk arak.

Orang berkedok merah itu agaknya juga sudah putus asa, dengan badan menggigil ia berkata
kepada dirinya sendiri
"Anak yang harus dikasihani, tidak, tidak aku tidak akan membiarkan ia berbuat
begitu, karena itu berarti akan merusak hidupnya sendiri Aku harus berdaya untuk mencegah,
apapun yang akan terjadi"
"Cianpwee, mungkin siaolie bisa memberi sedikit bantuan tenaga?" Tiba2 satu suara yang
merdu terdengar dibelakangnya orang berkedok,
orang berkedok itu, dengan perasaan kaget berpaling kebelakang, tepat dibelakang dirinya ada
berdiri seorang wanita baju merah dengan kerudung kain merah pula.

Dengan kepandaiannya orang berkedok merah yang begitu tinggi hampir2 tidak ada taranya
ternyata masih tidak berasa kalau dibelakangnya ada berdiri seseorang, dapatlah dimengerti
bagaimana besar kedukaannya dan hebatnya penderitaan bathinnya jago yang sangat misterius
itu. "Apa nona kata"
Nona kerudung merah itu mendekati dan ber-bisik2 ditelinganya orang berkedok merah. siapa
hanya angguk2kan kepalanya, kemudian menjawab dengan suara gemetar^ "Nona, anak itu aku
serahkan padamu"
"Harap cianpwee tidak usah kuatir, siaolie percaya urusan sekecil ini masih mampu
membereskannya "
Wanita berkerudung itu setelah memberi janjinya kepada orang berkedok merah, dengan cepat
menyusul jejaknya Yo Cie Cong.

Setelah mendengar orang berkedok merah itu memberi tahukan asal-usul dirinya, Yo Cie Cong
lantas ludes semua pengharapannya. Ia merasa bahwa penghidupan buat ia sudah tidak ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

artinya, kecuali kematian. sudah tidak ada obat lain lagi yang mampu menyembuhkan luka
didalam hatinya.
Permusuhan dalam perguruannya, ia juga kesampingkan semuanya, ia merasa semua telah
kosong, bagaikan orang yang sudah hilang semangatnya ia berjalan seenaknya.

Mendadak, satu suara yang sudah tidak asing lagi baginya dan yang siang hari malam ia telah
rindukan, terdengar di belakang dirinja: "Yo siaohiap. harap kau berhenti sebentar"
Yo Cie Cong se-olah2 baru tersadar dari mimpinya, dengan kelakuan bagaikan orang linglung ia
berpaling sejenak kemudian meneruskan perjalanannya pula.
Tapi siapa kira, badannya nona berkerudung itu telah melesat tinggi dan tahu2 sudah berada
dihadapannya.
Yo Cie Cong terpaksa hentikan kakinya sekarang ia melihat tegas bahwa dihadapannya ada
berdiri seorang wanita berkerudung yang bukan lain daripada ketua Pek-leng-hwee yang baru.
"Hweetio, ada maksud apa merintangi perjalananku?"

Wanita berkerudung itu perdengarkan. suara ketawanja yang amat merdu, kemudian
menjawab dengan suara lemah-lembut
"Siaohiap telah melepas budi kepadaku dihadapannya kuburan ketua Peksleng-hwee yang
lama, maka dengan ini aku hendak mengucapkan terima kasih"
Yo Cie Cong mendengar suaranya wanita berkerudung itu agaknya sangat berbeda dengan apa
yang ia pernah dengar pada belum lama berselang, nada dari suara itu kini agaknya mirip benar
dengan nada suaranya siangkoan Kiauw, si gadis baju merah yang menjadi idam2annya. Tapi
ketika ia teringat bahwa wanita dihadapannya itu adalah putri dari Pek-soa-kiong, hatinya lantas
menjadi dingin lagi.
"itu tidak perlu" demikian ia menjawab.
"siaohiap sekarang hendak kemana?"
"Aku mau kemana, rasanya nona tidak perlu tahu"
"Tapi aku pernah menerima budimu begitu besar, aku merasa apabila tidak menyatakan terima
kasih kepadamu, dalam hatiku merasa tidak enak. Maka aku sengaja datang kemari untuk mencari
kau, Aku mohon siaohiap tinggal beberapa hari digedung perkumpulan kami, bagaimana?"
"Aku ucapkan banyak terima kasih atas kebaikanmu, tapi sayang saat ini aku tidak ada waktu
terluang"

"Apa sebabnya siaohiap menolak begitu getas?"


Yo Cie Cong saat itu hatinya sudah kosong melompong, sudah tentu tidak mempunyai
kegembiraan untuk mengobrol terlalu banyak, maka lantas berkata dengan suara agak kurang
senang:
"Harap kau tidak merasa kecil hati. Aku bukan sengaja hendak memberi pertolongan
kepadamu, maksudku se-mata2 ditujukan kepada itu Giok...."
Ia sebetulnya hendak meng Ucapkan perkataan ^Giok-bin Giam-po, tapi ketika mengingat
bahwa wanita itu adalah ibunya sendiri, hatinya dirasakan sangat pedih, hingga Ucapannya yang
sudah sampai di ujung bibir, ditelan kembali.

Wanita berkerudung iiu berlagak tidak mengerti, ia lantas berkata pula :


"Tapi siaohiap turun tangan memberi pertolongan kepada diriku itu adalah suatu kenyataan
yang tidak dapat dibantah, apakah tidak boleh kalau aku menyatakan terima kasih kepadamu?"
Yo Cie Cong sudah mulai tidak sabaran. digerecoki terus2an oleh wanita berkerudung itu, maka
lantas menyahut dengan sikap agak kasar, “Perkataanku tadi sudah cukup jelas, harap kau
teruskan perjalananmu”
Sehabis berkata. dengan tanpa menghiraukan sikapnya si wanita berkerudung, lantas hendak
melanjutkan perjalanannya.
"Siaohiap, masih ada suatu hal yang aku ingin memberitahukan padamu"
"Aku tidak mempunyai tempo untuk mendengarkan ceritamu"
"Tapi hal ini ada sangat penting hubungannya dengan dirimu "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketika mendengar kata2 wanita berkerudung paling belakang, Yo Cie Cong seperti tertarik
hatinya dan hentikan kakinya. "coba ceritakan" katanya.
"Bolehkah siaohiap mampir keperkumpulan kami dahulu sebentar, nanti aku jelaskan ?"
"Kalau begitu tak usah cerita"
"8aiklah kalau siaohiap merasa keberatan, sekarang aku beritahukan sedikit dahulu saja"
"Katakanlah"
"Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow, menurut pikiranku yang cupat, mungkin bukan ibumu."
Ucapan wanita berkerudung ini benar2 mempunyai pengaruh besar sekali, hingga Yo
Cie Cong pada saat itu hatinya lantas tergoncang hebat. Ia merasa heran mengapa wanita
berkerudung itu mengetahui urusannya ini?

Ketika orang berkedok merah itu memberi tahu tentang rahasia yang menyangkut dirinya,
wanita berkerudung ini tidak berada disitu, mengapa ia sekarang justru datang untuk
memberitahukan soal ini? Maka ia lantas menanya dengan suara agak gemetar: "Bagaimana nona
mengetahui soal ini?"
"Karena soal ini agak panjang kalau mesti diceritakan. bagaimana pikiran siaohiap. kalau nanti
saja setelah kita berada di perkumpulan kami aku jelaskan lagi."

Dalam hatinya Yo Cie Cong mendadak timbul suatu perasaan yang menakutkan. jika wanita
berkerudung ini tidak bisa memberi alasan yang cukup kuat, persoalan yang menyangkut dirinya
yang ingin supaya cuma diketahui oleh ia sendiri dan orang berkedok merah itu, Dan untuk
menutup rahasia ini, supaya dikemudian hari setelah ia binasa tidak sampai na manya ternoda
oleh karenanya, ia harus ambil tindakan tegas, atau jika perlu membunuh mati wanita
berkerudung ini, agar rahasia dirinya tidak tersiar dikalangan Kang-ouw.
Wanita berkerudung itu agaknya sudah dapat lihat perubahan sikap yang aneh dari Yo Cie
Cong, diam2 hatinya terperanjat juga.
"Berdasar apa hweetio mengUcapkan perkataan ini?" demikian la dengar Yo Cie Cong menanya.
"Aku kata setelah kita tiba digedung Pek-leng-hwee nanti aku beritahukan padamu" "Aku ingin
sekarang mengetahuinya"
"Kalau aku tidak mau menjelaskan ?"
"Barang kali kau tidak bisa berbuat se-sukamu"

Ketika ia mengucapkan perkataannya itu, wajahnya nampak tegas napsunya hendak


membunuh. ia bertindak maju mendekati si wanita berkerudung, matanya mengawasi dengan
tidak berkesip.
Tapi wanita berberudung itu agaknya tidak merasa takut, ia malah bisa berkata dengan
seenaknya. iaohiap hendak berbuat apa?"
“Heh, heh, aku bisa membunuh mati kau"
"Tapi aku beritahukan hal ini sebetulnya ada bermaksud baik aku tidak percaya kau benar2
hendak membunuh mati aku "
"Tapi aku bisa melakukan seperti apa yang aku ucapkan ?" Wanita berkerudung itu ketawa.
"Kalau begitu baiklah kita masing2 jalan sendiri2, bagaimana kalau kita bikin habis perkara ini?"
"Tidak bisa, kita sama2 sudah keluarkan perkataan, tidak ada lain jalan lagi." "Apakah kau tidak
boleh tidak membunuh mati aku ?" .
"Ini masih belum tentu, tapi aku mau supaya sekarang juga kau menjawab pertanyaanku,
dengan berdasar apa kau mengucapkan perkataanmu tadi?"
"sudah tentu ada sebabnya "
"coba kau ceritakan "
"Untuk mengucapkan terima kasih atas bantuanmu, setelah aku berlalu dari hadapan kuburan,
aku lantas balik lagi hendak mencari kau. Tidak nyana aku telah mendapat dengar pembicaraanmu
dengan orang berkedok merah itu ...."
"Maka kau lantas mencuri dengar?" .
"Bukan mencuri dengar, itu hanya kebetulan saja "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Hm Kalau begitu berdasarkan apa kau ucapkan tadi bahwa Giok- bin Giam-po mungkin ibuku?"

Wanita berkerudung itu nampak kemeksmek. tidak bisa menjawab.


Ucapan bisik2 yang ia sampaikan kepada orang berkedok merah tadi, bukan perkataan yang ia
ucapkan kepada Yo Cie Cong sekarang. Perkataan yang ia ucapkan kepada Yo Cie Cong ini, hanya
diucapkan secara sembarangan, sekenanya saja. sekarang setelah didesak begitu rupa oleh Yo Cie
Cong sudah tentu ia lantas kelabakan. Tapi ia sekarang sudah tidak bisa merubah perkataannya
lagi. jikalau ia tidak bisa memberikan alasannya yang cukup kuat, maka Yo Cie Cong yang
menghendaki supaya rahasia itu jangan sampai bocor, barangkali bisa membunuh mati pada
dirinya. "Kau mau menjelaskan atau tidak?"
Yo Cie Cong mendesak pula sambil maju lagi satu tindak. Diwajahnya sudah penuh kegusaran,
nampaknya sudah akan turun tangan. celaka jika Yo Cie Cong benar turun tangan, habislah tentu
riwayatnya wanita berkerudung itu. suasana nampak sangat tegang.
= = ooo OOOOO ooo = =

PERKATAAN yang diucapkan secara bisik-bisik oleh si wanita berkerudung kepada orang
berkedok merah, Saat itu ia masih belum mau mengumumkan-
Dalam keadaan terdesak begitu rupa, wanita berkerudung itu mendadak dapat suatu pikiran
yang sangat bagus. Ia hendak sampaikan kepada Yo Cie Cong kata2 yang memberikan Yo Cie
Cong sedikit harapan dirinya terangkat dari jurang kenistaan dan dengan secara kebetulan pula
nanti membuka tabir rahasia yang sangat mengenaskan-Yo Cie Cong maju lagi setindak, ia
berkata dengan suara bengis
Wanita berkerudung itu agaknya sudah berpikir matang, maka dengan tenang dan bersenyum
simpul ia berkata.-
"Baik, aku nanti jawab. Giok-bin Giam-po itu aku berani pastikan bukan ibu kandungmu "
"Kau bisa buktikan-?"
“Jikalau kau bisa berpikir dengan tenang kau tentunya dapat membayangkan sendiri bagaimana
keadaannya dan sikapnya Glok bin Giam-po ketika itu locianpvee berkedok merah telah beberapa
kali mencegah turun taagan terhadap dirinya. Bukan satu kali saja beliau berkata bahwa kau tidak
boleh membunuh mati padanya, karena kalau kau memaksa hendak membunuhnya juga. kau
akan menderita bathin untuk se-lama2nya. Ucapan itu ada begitu terang dan tegas, tapi iblis
wanita itu sedikitpun tidak perlihatkan reaksi apa2. Padahal ikatan bathin antara ibu dan anak,
betapapun kejamnya seorang ibu, tidak nanti bisa melupakan anaknya sendiri. Binatang buas juga
tidak ada yang makan anaknya, apalagi manusia. Maka aku berani pastikan kalau dia itu bukan ibu
kandungmu. Didalam hal ini mungkin masih ada mengandung rahasia apa2.”

Yo Cie Cong bengong mendengarkan keterangan wanita berkerudung itu. Suatu keterangan
yang ada mengandung alasan sangat kuat. Memang dimana ada seorang ibu melihat anaknya
tidak tergerak sedikitpun ketika mereka bertemu satu sama lain? selain dari itu, ketika untuk
pertama kali Giok-bin Giam-po bertemu padanya diatas gunung Hoa-san, mengapa tidak tergerak
hatinya, meskipun wajahnya sendiri ada sangat mirip dengan Hoan Thian Hoa.
Apakah ia sudah lenyap hati kemanusiannya?

Hatinya Yo Cie Cong mulai bimbang lagi. Kalau benar demikian halnya, berarti ia lolos dari
bencana kenistaan.
Tapi ketika ia ingat lagi itu hanya dugaannya si wanita berkerudung se-mata2 tidak mempunyai
bukti yang kongkrit. Apalagi mengingat perkataan dan tidak tanduk Giok-bin Kiam-khek Hoan
Thian Hoa dan orang berkedok merah itu, ternyata tidak bertentangan satu sama lain. Kalau
mereka tidak yakin kebenarannya, masakah mereka berani meng Ucapkan begitu pasti?
Mengingat hatinya merasa saagat kecewa dan menderita.

Wanita berkerudung itu ada seorang yang amat cerdik. ia agaknya sudah dapat menebak
pikirannya Yo Cie Cong, dengan tenang, ia berkata: "siaohiap tadi selalu mengatakan hendak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

membunuh mati aku, apakah itu disebabkan rahasia bernoda yang menyangkut diri siaohiap takut
diketahui orang lain, sehingga perlu melakukan pembunuhan untuk menutup mulut?"
Ucapan ini se-olah2 pisau belati yang amat tajam menusuk diulu hati Yo Cie Cong. Ia memang
ada itu maksud, maka ditanya demikian wajahnya lantas saja berubah.
Wanita berkerudung itu setelah perdengarkan suara ketawa dingin, lalu berkata pula yang se-
olah2 ditujukan kepada dirinya sendiri.
"Didalam kalangan Kang-ouw telah tersiar kabar bagaimana kejam dan ganasnya Pemilik Golok
Maut, kalau begitu memang benar"

Yo Cie Cong kembali berubah wajahnya. sifat pribadinya ia tidak begitu buas dan kejam. Kalau
ia membunuh orang, itu se-mata2 hanya dilakukan untuk menuntut balas sakit h ati
perguruannya.
"Siaohiap. kalau kau membunuh mati aku, meskipun bisa menutupi mata dan telinganya orang
luar, tapi perbuatanmu itu. tidak dapat membohongi hati nuranimu sendiri"
Yo Cie Cong tampak sangat berduka. "Kau pergilah" katanya dengan suara pelahan.
"Tapi apa yang aku ucapkan barusan, kau masih belum menjawabnya ?"
"Aku minta supaya kau tinggalkan aku, sebelum aku bertindak membunuh mati dirimu "
"Harap siaohiap suka dengar perkataanku yang terakhir. Kau ada menanggung kewajiban untuk
menuntut balas sakit hati perguruanmu, apakah karena urusan yang belum ada kepastiannya kau
lantas hendak lepas tangan begitu saja? jikalau kewajibanmu menuntut balas sakit hati itu sudah
selesai, meskipun kau tidak bisa turun tangan terhadap dirinya Giok-bin Giam-po karena masih
ada hubungan keluarga. Ini ada satu hal yang sangat terpaksa, kiranya suhumu juga masih bisa
memaafkan perbuatanmu ini"

Perkataan wanita berkerudung ini membuat Yo Cie Cong bersangsi. Memang, ia sesungguhnya
tidak boleh karena urusan pribadinya lantas melalaikan kewajibannya, bagaimana nanti ia
mempertanggung jawabkan dihadapan suhu?
Wanita berkerudung itu lantas berkata pula: "Tapi aku masih tetap dengan pendapatku sendiri
bahwa Giok-bin Giam-po itu pasti bukan ibumu."
Yo Cie Cong berpikir keras mengenai urusan tersebut. Mendadak ia ingat kalung Liong kuatnya
yang dipakainya sejak ia masih kanak2. Menurut ketetangan suhunya, batu Liong kuat itu
seharusnya masih ada sepotong lagi yang bernama Hong- kuat. Ia ingat2 kembali akan
perkataannya wanita berkerudung tadi yang cukup beralasan. sekarang ia telah mengambil
keputusan tetap. jikalau Giok-bin Giam-po nanti tidak dapat mengunjukkan batu lainnya yang
dinamakan “Hong- kuat atau ia tidak mengenali Liong- kuat yang ada padanya, itu berarti bahwa
si iblis wanita itu memang bukan ibu kandungnya. Masih adalagi satu kemungkinan yaitu kalau
kesalahan itu terjadi pada waktu semulanya. Ia sendiri mungkin bukan anaknya Giok-bin Giam-po
dan dengan Hoan Thian Hoa juga tidak ada sangkut pautnya. semua apa yang telah terjadi
mungkin hanya kebetulan saja.
"Ya, mengapa aku tidak pikir begitu sejak semula dancuma mengukuhi penderitaanku sendiri?"
demikian kata Yo Cie-Cong dalam hatinya. “Benar Aku harus mencari Giok-bin Giam-po atau Hoan
Thian Hoa sekali lagi untuk membikin jelas persoalan ini.”
Memikir demikian semangatnya Yo Cie Cong lantas saja terbangun kembali. Ia telah mengambil
keputusan untuk melanjutkan usahanya dalam penuntutan balas dendam perguruannya.
Dari sikap dan parasnya Yo Cie Tiong, Wanita kerudung itu sudah dapat mengetahui adanya
perubahan dalam hatinya anak muda itu, maka ia lantas berkata pula: "Siaohiap. kalau kau tidak
menganggap aku berlaku kurang sopan, aku ingin menanyakan sesuatu hal lagi padamu"
"Silahkan"
"Aku dengan secara kebetulan telah mendengar perkataanmu sendiri bahwa kau masih
mempunyai seorang sahabat wanita yang telah terkubur dilautan Lam-hay apa betul ?"

Dengan wajah sedih Yo Cie Cong anggukkan kepala.


"Kau juga ada mengatakan bahwa kau akan menyusul arwahnya setelah urusanmu sendiri
sudah selesai?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Benar "
"Tapi, disamping sahabat wanitamu itu, masih ada lagi seorang nona cantik, ialah nona ut-tie
yang begitu dalam mencintai-mu, bukan?"
"Dengan dia hanya secara kebetulan kadang2 berkumpul, kadang2 berpisah pula. Ini
sebetulnya soal yang lumrah, masih belum boleh dikatakan cinta."
"Aku rasa tidak mungkin begitu."
Yo Cie Cong mendelu hatinya.
"Perkataan Hweetio sudah cukup banyak. Hal itu adalah urusan pribadiku sendiri, tidak
seharusnya sembarang orang turut cumpur. Nah, sampai bertemu dilain waktu."
Sehabis berkata dengan cepat ia telah meninggalkan ketua Pek-leng-hwee itu.
Wanita aneh itu mendadak menarik kain kerudungnya.
Dibalik kain kerudung itu terlihatlah segera wajahnya yang cantik jelita dengan senyuman
manis tersungging dibibirnya terus memandang berlalunya Yo Cie Cong, tetapi kemudian ia
menghelah napas dan memakai kerudungnya pula.

Kita menyusul pada si pemilik Golok Maut.


Yo Cie Cong semangatnya kembali pada keadaannya semula. Dengan tujuan tetap ia lari
menuju kegunung Hoa-san. Ia mengharap bisa menemukan Hoan Thian Hoa lebih dahulu, dengan
bantuan batu Liong- kuat yang ada padanya ia ingin segera dapat membuka tabir rahasia yang
selalu membuat pikirannya pepat. Beberapa hari kemudian.... Yo Cie Cong sudah sampai lagi
digunung Hoa-san.
Ia sudah mencari hampir ke segenap penjuru, dan pelosok, tetapi sedikitpun ia tidak
mendapatkan tanda2 kemana dan dimana perginya atau adanya mereka, yaitu kedua orang tua
aneh, ut-tie Kheng, seorang ajaib dan Hoan Thian Hoa.

Pada waktu itu, oleh karena hendak menepati janjinya pada dua manusia aneh dari rimba
persilatan, maka ia hanya menuruti petunjuk yang diberikan oleh Phoa-ngo Hweeshio atau si
Hweeshio gila, langsung menuju kesuatu tempat yang bernama Bong-goat-peng.
Mengenai tempat sembunyinya. si manusia ajaib dan Hoan Thian Hoa sama sekali ia masih
belum tahu, gunung Hoa-san yang sang sangat luas daera hnya, sudah tentu tidak akan mudah
untuk mendapat atau mencari orang yang sedang mengasingkan diri disitu.
Tetapi ia masih tidak mau berputus asa ia masih terus mencari-c ari dengan tidak kenal artinya
lelah, sebab itu adalah untuk kepentingannya sendiri, ada sangkut pautnya dengan dirinya sendiri.

Giok bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa itu mungkin sekali adalah ayahnya sendiri, tetapi mungkin
juga bukan.
satu2nya hal yang penting untuk segera diketahui pada saat itu juga ialah soal ini. Tetapi dalam
hatinya masih tetap mengharap akan mendapatkan jawaban yang lain dari itu, sebab apabila
benar2 Giok-bin Giam-po itu ada ibu kandungnya sendiri, sesungguhnya tak mungkin ia dapat
hidup lebih lama dalam dunia yang fana ini.
setengah bulan telah dilewati dengan tanpa hasil apa2. Ia sudah mulai putus harapan. Bukan
saja ia sudah tidak berhasil menemukan jejaknya orang2 yang sedang dicarinya malah sedikit
tanda2 yang mencurigakan sajapun tidak dapat diketemukan.

Pada suatu hari pagi-pagi sekali, halimun tebal meliputi seluruh daerah gunung Hoa-san, semua
seperti masih berada dalam keadaan tidur nyenyak, berjalanlah Yo Cie Cong dengan hati masgul
meninggalkan gunung Hoa-san.
Tatkala untuk kedua kalinya ia menginjak tempat yang dinamakan Bong- goat-peng, dalam
keadaan remang2 diliputi halimun tebal, samar2 ia dapat melihat berdiri sesosok tubuh manusia.
Kejadian ini sesungguhnya telah menarik perhatiannya.
Waktu begini pagi dengan cuaca yang juga buruk. ternyata maiih ada juga orang yang berani
seorang diri ditempat itu, bukankah itu merupakan suatu kejadian yang sangat aneh?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan perasaan ke-heran2an Yo Cie Cong berjalan menghampiri ketempat berdirinya orang
tersebut.
Ketika ia sudah berdiri dekat dengan tempat berdirinya orang tadi, tiba2 ia keluarkan seruan
tertahan "Hei."
Hampir bersamaan dengan waktu Yo Cie Cong keluarkan seruan tertahannya, mendadak
terlihat orang itu balikan badan dan terus menyerang Yo Cie Cong. "Bibi Tho, aku " demikian Yo
Cie Cong berseru sambil mengelakan serangan.
Kiranya orang yang sedang berdiri diBong-goat-peng itu bukan lain daripada Thian-san Liong-lie
Tho Hui Hong.

Seruan Yo Cie Cong tadi telah membuat Thian-san Liong-lie cepat2 menarik kembali
serangannya, dengan perasaan terheran-heran ia berkata^ "oh, kau... Anak. kenapa kau juga
datang kegunung Hoa-san ini?"
"Aku sedang mencari seseorang." "siapa dia...?"
Yo Cie Cong baru sadar kalau ia sudah terlepasan omongan- setelah berdiri menjublek sebentar
ia lalu berkata.
"Aku sedang mencari seorang sahabatku, tetapi ia telah ingkar janji."
Dimulut ia berkata begitu, dihati ia merasa tidak enak sendiri. sebetulnya ia tidak mau
membohongi Thian-san Liong-lie, bibinya yang baik hati ini, tetapi sebaliknya ia jugg sungkan
menerangkan hal yang sebenarnya. "Anak. benarkah kau ini yang di-sebut2 pemilik Golok Maut"

“Ya, benar, Maafkan aku bibi Tho, selama itu aku merahasiakan soal itu terhadap kau. Mengapa
bibi Tho begini pagi hari sudah ada disini seorang diri?"
Diwajahnya Thian-san Liong- lie terlintas perasaan sedih. Ia mengelah napas perlahan, lama
sekali barulah ia dapat menjawab pertanyaan orang.
"Terhadap gunung Hoa-san ini sebetulnya aku sudah mempunyai perasaan suka. setiap waktu,
pada masa2 yang tertentu aku pasti datang mendaki gunung ini,"
Yo Cie Cong hanya anggukan kepala, namun dalam hatinya berpikir: Bibi Tho ini tentunya tidak
bisa melupakan kekasihnya Giok-bin Giam-khek Hoan Thian Hoa, sehingga ia rela berdiri seorang
diri ditempat sunyi senyap dan dingin seperti ini. Aih Asmara sejak dahulu kala memang selalu
mambawa gara2 saja. Aku pernah berjanji padanya untuk mencarikan Hoan Thian Hoa dan
sekarang orang itu sudah kuketemukan, tetapi apa mau ia telah menyuruh aku pegang rahasia.
Bagaimana seharusnya persoalan ini kuselesaikan? seorang laki2 seharusnya mesti pegang janji.
Tetapi aku, disamping tidak boleh membuka rahasianya Hoan Thian Hoa, juga tidak patut kalau
aku mengingkari janjiku sendiri pada bibi Tho”

Jilid 2o : Kaucu Im-mo-kau..Iblis Rambut Merah

Yo Cie Cong berpikir pergi datang, tetapi semua terasa buntu tidak dapat mengambil keputusan
tetap.
"Anak, kau rupanya masih punya banyak urusan- Apa sebetulnya yang sedang kau pikirkan ?"
Yo Cie Cong merasa agak sukar menjawab pertanyaan itu, maka segera ia alihkan
pembicaraannya kelain soal.
"Bibi Tho, maafkan kalau aku beriaku kurang sopan- Aku ingin dapatkan sedikit keterangan dari
kau, adakah Glok-bin Kiam-khek IHoa Thian Hoa itu pernah mencintai bibi?”

Wajahnya Thian-san Liong- lie taimpak Semakin muram. cinta telah membuat ter-sia2 masa
mudanya ia selalu menantikan terwujutnya cintanya yang dirindukan "Anak. apa perlunya kau
menanyakan soal ini ?"
"Aku cuma mau tahu sedikit saja. Pengorbanan begitu besar dari bibi Tho ini sebetulnya ada
harganya atau tidak."
"Anak, itu semua sudah lalu, Biarlah semuanya berlalu begitu saja. Kalau kita ungkit2 lagi nanti
akan terus membikin ruwet pikiran manusia yang sudah biarlah sudah. cuma, apa yang bisa
kuberitahukan padamu, kita berdua memang pernah saling mencinta, meski dalam waktu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sangat singkat saja. Walaupun begitu, sudah cukup untuk kujadikan kenangan selama hidupku,
sekalipun ia kini telah lenyap dan tidak ketahuan mati hidupnya ...."
"Bibi Tho dia...."

Yo Cie Cong sebenarnya ingin sekali memberitahukan keadaan yang sebenarnya mengenai
orang yang di-cari2 bibinya itu. Tetapi ketika mengingat bahwa mungkin sekali Hoan Thian Hoa itu
ayahnya sendiri, ditambah lagi karena ia pernah berjanji padanya bahwa ia akan menyiarkan ke
dunia Kang-ouw tentang kebinasaannya ke dalam jurang, maka perkataan yang hampir keluar dari
mulutnya itu lalu ditelannya kembali.
"Dia .... siapa dia itu, anak ?"
Wajah Yo Cie Cong lantas berubah jadi merah seketika, "Kau berdua berpisah apakah lantaran
dia cintakan orang lain?"
"Tapi aku masih bisa maafkan padanya, sebab dia juga manusia biasa, terdiri dari darah dan
daging seperti juga manusia lainnya, tidak berdaya melawan godaan wanita."

Hatinya Yo Cie Cong serasa tertusuk. Wanita yang dimaksudkan oleh Thian-san Liong- lie ini
justru adalah Giok- bin Giam-po Phoa Tiit Kouw, sedangkan yang tersebut belakangan ini ada
kemungkinan besar adalah juga ibu kandungnya sendiri, Hanya dari Ucapan bibi Tho-nya ini,
sudahlah cukup terpeta bagaimana orangnya macam Giok-bin Giam-po itu.
Ia tidak inginkan pembicaraan itu berlangsung terus, Ia juga tidak ingin membicarakan hal2
yang mengenai dirinya Giok-bin Giam-po, meskipun ada kemungkinan besar ia adalah ibunya
sendiri Tetapi dengan terbukanya tabir yang menyangkut dirinya sendiri, baginya hanya
merupakan suatu penderitaan bathin yang sangat besar saja, maka itu cepat ia alihkan
pembicaraan kelain hal.
"Bibi Tho, yang sudah biarlah sudah. Lupakanlah padanya."
"Anak, kau masih belum mengerti ?"

Sebetulnya Yo Cie Cong juga belum mengerti pahit getirnya orang yang sedang terbenam
dalam lautan asmara. Hanya terhadap seorang gadis, gadis baju merah siang-koan Kiauw,
sampaipada saat itu saja masih belum dapat didapatkannya. Untuk menghapus bayangannya
seorang yang pernah menggores dalam hati sanubari seseorang yang sangat berkesan, itu
sebetulnya merupakan suatu hal yang tidak mungkin sama sekali.
Ia merasa tidak perlu berdiam lebih lama lagi disitu. Ia merasa tidak mampu melakukan
sesuatu untuk bibi Tho-nya. Didalam perasaannya, didalam liangsim-nya ia merasa masih
berhutang budi kepada Thian-san Liong- lie. Hutang yang mungkin tidak mampu dibayarnya,
sebab ia sudah berjanji hendak mencari kabar beritanya tentang Hoan Thian Hoa untuk bibi Tho-
nya ini setelah bertemu muka dengan Hoan Thian Hoa yang masih segar bugar dalam dunia, yang
hanya karena hendak mengasingkan diri dari dunya ramai tidak dapat diberitahukannya pada pada
bibi Tho-nya.

Kabut tebal yang meliputi daerah gunung Hoa-sanp per-lahan2 melenyap. sinar Matahari pagi
sudah mulai mencorong, keadaan yang semua remang2 kini per-lahan2 turut berubah menjadi
semakin terang. Tetapi kedua orang itu, yang kelihatan berdiri tenang di Hong-goat-peng. masih
tetap terbenam dalam lamunannya sendiri2. suara burung2 berkicau terdengar ramai, dari atas
pohon2 besar. agaknya mereka turut membicarakan nasib malang yang menimpa dirinya kedua
mahkluk hidup itu.

Yo Cie Cong menghela napas panjang, Dengan sorot matanya yang penuh rasa simpati ia
mengawasi Thian-san Liong-lie sejenak. lalu berkata "BibiTho, aku pernah berjanji hendak
melakukan sesuatu uutukmu, tapi...."
"Apa....apa?.... Anak. aku sudah tidak ingat lagi apa itu."
"BibiTho, aku dahulu pernah berjanji hendak turut menyelidiki jejaknya atau soal mati hidupnya
Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa."
"Ooooo, itu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hanya begitu saja yang dapat keluar dari mulutnya Thian-san Liong- lie. Dimatanya terlihat
tegas sinarnya yang penuh rasa cinta kasih, berterima kasih dan murung. Rupa2nya perasaan
tercampur aduk jadi satu. Ia menatap wajahnya Yo Cie Cong sekian lama, lalu geleng2kan
kepalanya, kemudian berkata sambil ketawa getir.
"Anak. apa kau juga masih belum mendapat kabar apa2 mengenai dirinya? Tapi aku masih
merasa berterima kasih padamu."

Wajahnya Yo Cie Cong merah karena ia sebetulnya telah membohongi bibinya itu .
Keadaan telah memaksa ia berbuat demikian, tapi sebagai seorang jujur, biar bagaimana
hatinya merasa tidak enak terhadap bibinya yang paling dihormati dan dicintai itu.
Ia tundukkan kepalanya, tidak berani memandang Thian-san Liong-lie. Hatinya merasa tidak
tenteram, maka ia merasa tidak berani berada lebih lama lagi, kalau tidak. la nanti bisa
menerangkan keadaan yang sebenarnya,
"Bibi Tho, aku masih mempunyai kewajiban hendak menyelesaikan penuntutan balas sakit hati
terhadap perguruanku, maka tidak bisa mengawani kau lebih lama lagi mudah2an dilain kali apa
bila bertemu lagi, kita masih sama2 dalam keadaan selamat tidak kurang suatu apa. sementara
mengenai janjiku yahg hendak mencari tahu dirinya Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa, aku
masih hendak melakukan terus sehingga mendapat kabar sebenarnya."

Lagi sekali Thian-san Liong- lie mengawasi wajahnya Yo Cie Cong, sementara itu dalam hatinya
kembali berkata: " betapa miripnya anak ini dengan dia."
Dengan tanpa dirasa, matanya lantas merah, air mata ber-linang2 mengalir turun dipipinya. Ia
buru2 berpaling dan memandang matahari yang baru terbit dan berkata kepada Yo Cie Cong
dengan suara terharu.
"Anak pergilah, aku cuma ingin menyampaikan sepatah kata saja kepadamu, jiwamu seperti
juga dengan matahari pagi yang sedang munculpada saat ini, mudah2an kau bisa bawa diri baik2.
selamat sampai ketemu kembali"
"Bibi Tho, terima kasih atas perhatianmu. selamat bertemu"
Sementara itu, dalam hatinya lantas berpikir: "ja, jiwa ku seperti matahari pagi yang sedang
muncul, tapi nasib dan perjalanan hidupku akan membuat aku lebih cepat menemukan ajalku."
Achirnya, dengan sorot mata sayu, ia memandang Thian-san Liong- lie sekali lagi, kemudian
balikkan badannya dan berlalu. Dibelakangnya, ia dengar suara orang menghela napas panjang.

Hari itu, diwaktu lohor, Yo Cie coog dengan seorang diri berjalan diatas jalan raya yang menuju
ke ouw-pak. Didalam hatinya sedang memikirkan perjalanannya untuk selanjutnya musuh2nya
yang hendak dicari, ternyata tidak karuan jejaknya.
Ia terpaksa harus mencari dengan sabar. saat itu, ia sedang tujukan kakinya dalam perjalanan
menuju kepusatnya perkumpulan Im-mo-kao, untuk membuka tabir apa sebabnya Im-mo-kao
selalu memusuhi dirinya? Tapi dimana letaknya pusat perkumpulan Im-mo-kao? sama sekali belum
diketahui olehnya.
Sejak rahasia asal usul dirinya dibuka oleh orang berkedok kain merah, hatinya terus merasa
seperti tertindas, sehingga membuat ia susah bernapas. setiap menit dan setiap detik, selalu
dibayangi oleh penderitaan bathinnya. Tiba2 ada beberapa bayangan orang telah melalui
disampingnya.

Yo Cie Cong dengan tanpa terasa telah berseru: "Hiii" sedang dalam hatinya lantas berpikir:
heran, apakah didalam golongan pengemis Kay-pang ada terjadi sesuatu? sebab tengah hari
hingga saat ini, sudah ada lima rombongan orang2 kuat dari golongan itu yang lewat melalui
aku.^
Diwaktu masih anak2. Yo Cie Cong sudah pernah bergaul dengan kawanan pengemis, maka
terhadap golongan Kay-pang, sedikit banyakada mempunyai tali perhubungan persahabatan.
saat itu ia lantas berpikir pula: "Mengapa aku tidak minta keterangan keadaan mereka? Kalau
betul dalam Kay-pang ada kesulitan, dengan mengingat hubungan kita yang lama,aku yang
mengetahui urusan ini bagaimana bisa peluk tangan begitu saja?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setelah mengambil keputusan demikian, dengan tanpa ayal lagi tubuhnya lantas melesat,
secepat kilat ia sudah berlarian menyusul orang2 Kay-pang tadi.
sebentar saja, ia sudah lari kira2 dua lie, tapi orang2 dari Kay-pang tadi sebaliknya sudah tidak
kelihatan bayangannya. Ia merasa ter-heran2, sebab dengan kepandaiannya ilmu lari pesatnya
yang dipunyai, meskipun belum menjagoi didalam rimba persilatan, tapi tidak sampai begitu jauh
selisihnya dengan kepandaian orang2 Kay-pang. Tidak mungkin dalam beberapa detik saja sudah
ketinggalan begitu jauh, bahkan tidak bisa mencandak jejaknya. Dalam hal ini, kalau tidak
melampaui terlalu jauh, orang2 itu tentunya menyimpang ditengah jalan.

Terpaksa Yo Cie Cong hentikan kakinya. Dengan matanya yang tajam, ia coba mencari
sekitarnya.,
Dibelakang dirinya terpisah kira2 satu lie jauhnya, mendadak ia dapat lihat lagi beberapa
bayangan orang sedang ber-lari2an. sebelum mengetahui apa yang akan terjadi, bayangan orang
itu sudah membelok kedalam rimba yang berada disebelah kanannya jalan
"Apa aku kata, orang2 tadi kiranya pada membelok kedalam rimba" demikian Yo Cie Cong
berkata kepada dirinya sendiri.

Dengan cepat ia lantas putar badannya dan melesat kearah rimba. Kali ini bayangan beberapa
orang itu benar2 sudah tidak terlepas lagi dari pandangan matanya, hingga sebentar saja sudah
berhasil mencandaknya.
Benar seperti apa yang ia duga, orang2 itu adalah orang2 golougan Kay-pang. Dengan
kecepatan luar biasa, se-olah2 bianglala, ia meluncur turun dihadapannya orang2 itu berkata.
"Berhenti "
Dalam terkejutnya, empat orang Kay-pang yang usianya kira2 pertengahan umur, mendadak
hentikan gerakan kakinya. Ketika mengetahui bahwa orang yang minta mereka hentikan
tindakannya adalah seorang pemuda cakap. satu diantaranya lantas hendak menegur. Tapi
kawannya yang berwajah pucat kuning, sambil goyangkan tangannya mencegah ketiga kawannya
bertindak secara gegabah,

Kemudian dengan seksama ia meng-amat2i dirinya Yo Cie Cong, wajahnya lantas mengunjukan
perasaan kagetnya, setelah mundur satu tindak, ia lantas berkata dengan agak gemetar: "Tuan
adalah ....."
Yo Cie Cong lantas menjawab dengan tenang: "Pemilik Golok Maut."
Begitu nama itu keluar dari mulutnya, empat orang kuat dari golongan pengemis itu se-olah2
berjumpa dengan setan atau siluman, wajahnya pucat seketika, dengan serentak pada mundur
tiga tindak.
sebab dimana malaikat pencabut nyawa itu muncul, disitu pasti akan terjadi pertumpahan
darah. Dengan kepandaian yang begitu tinggi, empat orang kuat dari golongan pengemis itu tahu
bukan tandingannya. jikalau Pemilik Golok Maut itu bermaksud mencabut nyawa mereka, sudah
tentu mereka cuma bisa pasrah pada nasib saja.

Lama tidak ada yang membuka suara, akhirnya pengemis yang wacahnya pucat kuning
itu telah memberanikan diri untuk menanya:
"Numpang tanya, apa sebabnya tuan merintangi perjalanan kami berempat?"
"Kalian hendak kemana" Yo Cie Cong balas menanya,
"Apa perlunya tuan menanyakan soal ini?" berkata si pengemis wajah pucat.
"Kau tak usah perduli, jawab saja pertanyaanku sejujurnya."
Empat orang kuat dari golongan pengemis itu betul merasa tersinggung oleh perbuatannya Yo
Cie Cong yang dianggapnya sangat memandang rendah. Mukanya lantas berubah bengis dan
kejam. salah seorang diantaranya lalu berkata dengan suara gemas:
"Kami orang2 dari golongan pengemis. lebih baik hancur lebur tapi tidak suka dihina. Apa yang
tuan tanya tidak dapat kami jawab. Terserah padamu sendiri Kalau mau turun tangan, lekaslah"
sehabis berkata keempat orang itu masing2. pada berdiri dengan mengambil sikap menantang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sebaliknya dengan Yo Cie Cong, ia telah dibikin tercengang oieh tindakan mereka itu. Ia tidak
tahu apa sebabnya mereka berbuat seperti itu, maka cepat2 ia menanya dengan heran-
"Apa maksud kalian berbuat begitu?"
Mereka melihat pemilik Golok Maut itu agaknya tidak ada maksud turun tangan, walaupun
maksujang sebenarnya masih belum diketahui, maka yang wajahnya pucat tadi lalu berkata pula:
"Harap tuan beritahukan dahulu apa maksud pertanyaan tuan tadi?"
"Aku hendak menanyakan seseorang. Apa dia berada didekat sini?"
"siapa dia itu?"
"si pengemis sakti kecil wajah hitam."
orang2 itu tiba2 saja berubah wajahnya semua dan menjawsb serentak, "Yang tuan maksudkan
tadi adalah sesepuh (Tianglo) dari golongan kami."
"sekarang dia ada dimana?"
"Tuan mencari sesepuh kita ada perlu apa "
"Ha, ha ... Giok- hoa- jie, selamat bertemu." demikian terdengar suara seruhan seseorang yang
lantas disusul dengan munculnya seseorang pengemis kecil yang hitam- legam parasnya. Dengan
mata terbelalak lebar dan mulut terpentang ia ketawa dengan tidak henti2nya menghadap Yo Cie
Cong.
"Ha, ha ... si Hitam, kita bisa bertemu lagi disini?" kata Yo Cie Cong sambil ketawa.
Empat orang dari golongan pengemis tadi, semuanya lantas menghampiri si Hitam untuk
memberi hormat seraya berkata: "Kami menjumpai Tiang-lo."

Pengemis cilik hitam itu lantas berkata sambil kibaskan tangannya: "Pergilah kalian-"
Mereka itu dengan lakunya yang sangat hormat lantas pergi meninggalkan sesepuh mereka.
setelah keempat orang itu berlalu, si Hitam lantas berkata sambil mencekal tangannj a Yo Cie
Cong.
"Hah, kawan, ternyata adalah kau yang menjadi pemilik Golok Maut. Aku si pengemis hitam
telah menganggap bahwa ilmuku mengubah rupa sudah menjagoi didalam rimba persilatan, tapi
ternyata masih bisa kau kelabui juga.Benar2 aku merasa takluk padamu. Dahulu, dalam
pertempuran di cit-lie-peng, kita berdua hampir saja bertempur sendiri"

Yo Cie Cong yang bertemu kembali dengan kawannya memain dimasa kanak2, dalam hati
merasa sangat gembira sekali. Ia seperti balik kembali pada masa hidupnya sebagai pengemis.
Dengan tangannya ia menepuk pundak si Hitam dan berkata: "Hitam, maafkan aku. Waktu itu
tidak boleh membuka kedokku sendiri, maka dengan terpaksa aku harus mengelabui kau juga, ha
ha ha ...."
Tetapi tepukan tangan yang tidak disengaya tadi dirasakan sakit sekali oleh si Hitam, maka
yang tersebut terakhir ini lantas saja ber-teriak2. "Hai, kawan Apa kau tidak bisa ringankah sedikit
tanganmu?"
"Kenapa? Rasanya makin lama kau menjadi makin tidak ada gunanya."
"Hai Giok- hoa- jie. Di cit-lie-peng bukankah kau sudah dihajar sampai binasa oleh Liat- yang
Lokoay?"
"Tentang ini lain kali akan kuceritakan padamu per-lahan2. ceritakanlah padaku dahulu apa
sebetulnya yang terjadi dalam golonganmu ?"
"Bagaimana kau tahu?"
“orang2 golongan pengemis dalam satu hari ini kulihat ada beberapa rombongnn yang ber-
lari2an diatas jalan raya. Bukankah itu merupakan suatu bukti nyata bahwa digolongan pengemis
ada terjadi apa2."

Mendadak saja wajahnya si Hitam berubah. Ia berkata dengan nada suara gemas demikian.
"Dugaanmu sangat tepat. Didalam golongan kami memang terjadi sesuatu. Pada dewasa ini
kami sedang undang berkumpul semua orang kuat dalam golongan kami untuk merundingkan soal
ini."
"Bolehkan aku tahu soal apa yang kau maksudkan-"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ah Dalam golongan kami rupanya sedang ketimpa nasib malang, maka telah terjadi bhl yang
demikian rupa, sebetulnya aku merasa sangat malu untuk menceritakan pada lain orang. Tapi,
oleh karena dimasa kanak2 kau pernah berada diantara kita juga, hitung2 sebagai tanda setia
kawan, hitung2 kau masih merupakan keluarga dari golongan kami juga, maka tidak ada halangan
untuk kuberitahukan juga padamu , . ,,"
"Tak usah ber-belit2. Bicara dengan tegas"

“Kejadian ini telah terjadi karena ketua cabang golongan kami didaera houw-pak, yaitu Tok
gan-kay (pengemis mata satu) ciu Lie, telah berhianat meninggalkan teman2nya dan ketarik oleh
perkumpulan Im-mo-kao, sehingga cabang perkumpulan golongan kami untuk daerah ouw-pak
telah berubah menjadi cabang Im-mo-kao. Malahan dengan secara kejam, dengan tidak
mengingat tali persahabatan kami, cin Lie telah mem-bunuh2i semua orang2nya yang menentang
tindakannya. sekarang, ketua dari golongan kami telah mengutus aku memimpin lima puluh orang
yang paling kuat dan ditugaskan menangkap cin Lie yang menghianati kita supaya bisa dihukum
menurut peraturan golongan kami”
“Dan kemudian?”
"Menurut apa yang dikatakan oleh anak buah golongan kami yang mengadakan penyelidikan,
didalam cabang ouw-pak kini telah diduduki oleh beberapa orang kuat dari Im-mo-kao. Diantara
orang2 kuat itu, yang menjadi kepalanya adalah kepala bagian pelindung dari perkumpulan
tersebut, yalah seorang bernama Lui Bok Thong bergelar siluman Tengkorak"

Yo Cie Cong membelalakkan sepasang matanya lebar2.


"Apa? Kau kata si siluman Tengkorak Lui Bok Thong itu sudah menjadi ketua bagian pelindung
hukum dari Im-mo-kao?"
= = ooo ooooo ooo = =

“BENAR, Tentang masuknya si siluman Tengkorak Lui Bok Thong kedalam perkumpulan Im-mo-
kao, terjadinya baru pada ackir2 ini saja."
"Tuhan ternyata masih berlaku adil sekarang mungkin iblis itu tidak akan terlolos lagi dari
hukuman karena dosanya."
"Apa arti perkataanmu ini?"
"Si siluman Tengkorak Lui Bok Thong merupakan salah satu musuh terbesar dari
perkumpulanku. Belum lama berselang, ia dapat meloloskan diri dari kejaranku. Tadinya aku masih
mengira akan sukar sekali mencari jejaknya iblis itu. sungguh tidak kusangka aku masih
ditakdirkan dapat menghukumnya. Ha, ha....iblis itu rupanya sudah ditakdirkan umurnya cuma
tinggal beberapa hari lagi saja."

"Giok Hoa-jie, perlu kuberitahukan padamu, semua urusan yang terjadi diatas yang ada
sangkut pautnya dengan perkumpulan kami selamanya tidak ada orang luar yang boleh turut
campur tangan-“
"Baiklah, Hitam, bukannya aku mau menghina perkumpulanmu. Kalau golongan Kay-pang
hendak bermusuhan terang2an dengan Im-ma-kao, barangkali masih sangat jauh selisihnya"
"Tapi peraturan yang ditinggalkan oleb cowsu golongan kami, tidak boleh tidak harus
diindahkan oleh orang2nya, maka kamipun hendak berbuat sekuat tenaga kita sendiri"
Setelah berpikir sejenak, Yo Cie Cong lalu berkata,
"Kalau aku hanya berhitungan dengan orang2nya Im-mo-kao, sedang kau bertindak
menangkap orang dari golonganmu sendiri saja, bukankah itu tidak melanggar peraturan
golonganmu?"
"Kalau begitu, janganlah kau bertindak untuk kali ini, sebab kalau tidak, nanti orang akan salah
anggap bahwa golongan pengemis telah meminjam kekuatan orang luar untuk membasmi orang
sendiri"
"Tapi, tujuanku yang utama adalah si siluman Tengkorak Lui Bok Thong. Kedua adalah
orang2nya Im-mo-kao, sebab Lui Bok Thong itu merupakan salah satu musuh besar perguruanku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dan orang2 im mo-kao, adalah musuh2 buyutanku, kalau kau suruh aku melewatkan kesempatan
sebaik ini, barangkali tidak mudah "

"Giok- hoa- jie, kabarnya kau telah membunuh orang2nya Im-mo-kao tidak sedikit. sebetulnya
bagaimana sih duduknya perkara ?"
"Ketika untuk pertama kali aku muncul didunya Kang-ouw, dengan menyaru sebagai suhu, aku
telah munculkan diri untuk menuntut balas terhadap semua musuh2 perguruanku. Tentang
kematiannya suhu, kecuali aku dan pembunuhnya sendiri, si iblis rambut merah, tidak ada orang
lain lagi yang tahu. Tapi perkumpulan Im-mo-kao ternyata berani sesumbar memastikan, katanya
pemilik Golok Maut yang muncul waktu-aku muncul itu, bukannya pangcu dari Kam-lo-pang
sendiri, Dalam hal ini, pasti ada rahasia apa2 yang tersembunyi. Dan selanjutnya, ketika
perkumpulan tersebut telah mengutus banyak orang2nja yang kuat2, dengan berbagai jalan dan
dengan berbagai akal keji tidak sungkan2 lagi mereka terus memaksa untuk membunuh aku,
maka itu aku harus membereskan persoalan ini.”
Si Hitam terdiam dan berpikir keras.

Yo Cie Cong lalu melanjutkan penuturannya:


"Eh Hitam, apakah kau tahu siapa sebetulnya orang yang mengaku sebagai Kauw-cu dari Im-
mo-kao itu? sebab, meski aku pernah bertempur dengan dia, karena dia memakai kedok, tidak
dapat kulihat wajah aslinya."
“Mengenai wajah asli Kauwcu dari Im-mo-kao itu, dalam dunya Kang-ouw barangkali belum ada
orang yang tahu "
"Kalau begitu mungkin kau sendiri juga tidak tahu ?"
“Ya, aku juga tidak tahu."
"Tapi dimana letaknya pusat perkumpulan Im-mo-kao itu, sebetulnya kau toch mesti sudah
tahu, bukan?"
"Pusat perkumpulan Im-mo-kao, kabarnya-terletak didekat gunung Tay-piat-san."

Yo Cie Cong terbangun semangatnya dengan mendadak. Keterangan pengemis cilik ini sangat
berharga sekali untuknya.
"Eh Hitam, apa benar2 kau tidak izinkan aku turut turun tangan?" tanyanya sungguh2.
"Bukannya tidak boleh, tapi cerita mulut orang di dunia Kang-ouw itu ada sangat jahat"
"Heh, heh, segala mulut orang. kalau begitu kau boleh sediakan anak muridnya golongan Kay-
pang uatuk mengantarkan jiwa"
Sebetulnya si hitam bukannya tidak tahu kalau kekuatan musuh ada jauh lebih kuat dari
kekuatan pihaknya sendiri jika hanya mengandal kekuatan sendiri untuk melaksanakan
perintahnya sang ketua, akibatnya sangat menguatirkan- Tapi perkumpulan pengemis yang
hendak membersihkan nama baik perguruannya, harus meminjam tenaganya Pemilik Golok Maut,
ini agak kurang pantas dan bisa menjadi buah tertawaan dunia luar. Maka saat ini si Hilam merasa
serba salah .

Bagi Yo Cie Cong maksudnya disamping hendak menuntut balas sakit hati, sesungguhnya
memang ada maksud hendak memberi bantuan tenaga kepada kawannya itu.
Kini setelah menghadapi kesulitan demikian, lantas putar otaknya, kemudian ia mendapat suatu
pikiran, maka lantas berkata sambit bersenyum:
"Hitam, dahulu suhumu sudah pernah mengajari aku ilmu menukar rupa. Meski-pun suhumu
berkukuh tidak mengijinkan aku melakukan peradatan pengangkatan guru, tapi se-tidak2nya
masih ada setengah hubungan murid dengan guru, bukan?"
"Ng Memang boleh dikata bahwa kau masih ada sedikit hubungan keluarga perguruan dengan
kita. Dan kau kemukakan soal ini apa maksudnya?"
"Baiklah sekarang aku tanya kau lagi, antara kita berdua bolehkah dibilang setengah suheng
dan sutee ?"
si Hitam ada seorang yang banyak akalnya, tapi sesaat itu ia tidak dapat menebak maksud
yang sebenarnya dari sahabatnya ini. Dengan sikap ter-heran2ja lantas berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Giok-hoa-jie, pembicaraan ini makin lama makin melantur, didalam dunya mana ada hubungan
separuh suheng separuh sutee?"
"Tapi kau tadi sudah mengakui bahwa aku dengan suhumu ada mempunyai hubungan
setengah suhu dan murid "
"Baiklah, kau memang pintar omong. sekarang aku akui, kenapa memangnya?"

Yo Cie Cong lantas tertawa.


"Didalam perkumpulan Kay-pang, kau mendapat kedudukan apa?" tanyanya.
"Ei aku masih ingat rasanya dahulu pernah beritahukan padamu, aku ada menduduki salah satu
kursi dari tiga Tianglo"
"Itu bagus, sekarang aku hendak tanya lagi, dalam golongan Kay-pang bukannya ada tugas
diluaran bagi anggota Tianglo"
si Hitam kini segera mengerti kemana jumtrungannya perkataan sahabatnya ini, maka lantas
berkata dengan mulutnya terbuka lebar:
"Bocah, sekali lagi aku mengaku kalah. Kiranya maksud pertanyaanmu yang begitu ber-belit2
tadi adalah ini? Kau sungguh pintar, dengan ambil jalan memutar begitu jauh, kiranya hendak
mendapatkan kedudukan Tiang lo bagian luar untuk turut campur urusan ini"

"Benar, degan kedudukan sekarang ini, rasanya kau ada hak untuk menganggap diriku sebagai
Tianglo yang bertugas dibagian luar bukan? Dengan berbuat demikian rasanya kau juga tidak
melanggar peraturan yang sudah ditetapkan oleh cowsuyamu.”

Si Hiiam lantas bungkam. tapi diam2 dalam hatinya merasa sangat girang. Untung, kawannya
itu mendapatkan pikiran demikian sebab dengan begitu, Yo Cie Cong lantas bisa turun tangan
secara terang2an dengan sah, tidak perlu kuatir dicela orang. Dengan kepandaian dan kekuatan
yang dimiliki oleh Yo Cie Cong yang memegang peranan Pemilik Golok Maut, ia boleh tak usah
kuatir lagi menghadapi musuh yang bagaimana kuatnya.
"Bagaimana? Hitam, jikalau kau anggap bahwa usulku ini kurang tepat, apa boleh buat,
terpaksa aku hendak pergi lagi. Aku toch bisa mencari padanya sendiri"
Si Hitam itu setelah bersangsi sejenak. achirnya dari dalam bajunya ia mengeluarkan sebuah
benda kecil bambu yang hitam jengat, dengan sangat hati2 ia berikan kepada Yo Cie Cong seraya
berkata:
"Ini ada salah satu dari lima buah tanda kepercayaan golongan kami. Dengan membawa tanda
ini, kau dapat dipandang sebagai salah satu Tianglo golongan kami. setiap anak murid dari
golongan kami akan memandang tanda perintah ini sebagai sesepuhnya sendiri-
"Aku tidak memerlukan barang ini. Dengan keteranganmu saja sudah cukup,"
"Tidak Tidak boleh sebentar lagi, dihadapan anak buahku kau harus perlihatkan benda ini. ini
merupakan suatu peraturan-"

Yo Cie Cong lantas terima benda itu dan disimpannya dalam sakunya. "Mari kita pergi." si Hitam
mengajak Yo Cie Cong.
"Kemana?"
"Ikuti saja aku."
Dalam keadaan cuaca remang2, kelihatan dua bayangan manusia berlarian menuju kedalam
sebuah rimba."
Tidak lama kemudian dua bayangan itu sampai disebuah kelenteng tua yang sudah rusak d is
ana sini, mungkin karena sudah lama tidak dirawat orang. Gentengnya pada berantakan dan
dindingnya pun banyak sudah yang berlubang. "sudah sampai" kata si Hitam.
Ia yang jalan lebih dulu mengendurkan langkah kakinya, yang lalu diturut oleh Yo Cie Cong,
setelah memasuki pintu kelenteng lantas terlihat empat orang keluar dari ruangan yang gelap.
Dengan berbareng empat orang itu berkata "Kami menyambut kedatangan Tianglo."

Si Hitam, dengan sikapnya yang gagah2an lantas menyahut: "Tidak perlu memakai banyak
peradatan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong yang menyaksikan kelakuan sahabatnya itu, hampir saja tertawa ter-bahak2 saking
geli hatinya.
setelah melalui lagi ruangan kelenteng yang cukup luea, lalu memutar jalan lorong dan masuk
kependopo belakang.
Didalam ruangan pendopo yang dindingnya sudah setengah rubuh, keadaannya terang dengan
pelita. Lantainya juga bersih agaknya habis disapu.
Beberapa puluh anak2 buahnya golongan pengemis dengan sikapnya yang sangat hormat pada
berdiri dan ketika melihat kedatangannya si Hitam, lantas semuanya pada berserut "menyambut
kedatangan Tiang- lo." Kemudian pada minggir dan berdiri dikedua sisi.

Si Hitam dengan menggandeng tangannya Yo Cie Cong berjalan terus menuju kedalam ruangan
lalu berdiri di-tengah2.
Anak buah golongan pengemis dengan sorot mata ter-heran2 mengawasi Yo Cie Cong sedari
masuknya tadi.
si Hitam memberi isyarat pada Yo Cie Cong supaya ia mengeluarkan benda keercayaannya,
kemudian lantas memberitahukan pada sekalian anak buahnya, demikian-"saudara ini adalah
Tiang-lo bagian luar dari golongan kita."

Sekalian anak buah golongan pengemis itu semua lantas pada memberi hormat sambil berseru:
"menyambut kedatangan Tiang-lo baglin luar"
Mendapat sambutan secara demikian rupa, Yo Cie Cong merasa jengah sendiri. Untuk sesaat
lamanya ia merasa canggung, lakunya agak gugup, Dengan susah payah akhirnya dapat juga ia
berkata. "saudara2 tidak perlu melakukan banyak peradatan-"
Si Hitam lalu berkata pula sambil kibaskan tangannya: "saudara2, silahkan duduk-“ sehabisnya
berkata, si Hitam lantas duduk numprah ditanah yang kemudian diikuti oleh Yo Cie Cong dan
sekalian anak buah golongan pengemis lainnya.

Pemilik Golok Maut ternyata ada salah satu Tianglo dari golongan pengemis, hal ini membuat
mereka yang sudah mengenalnya pada merasa ter-heran2.
setelah diadakan perundingan, akhirnya diambillah suatu keputusan bahwa pada nanti malam,
tepat jam tiga mereka akan menyerbu gedung cabang perkumpulan golongan pengemis yang
sekarang sudah diduduki oleh Im-mo-kao daerah ouw-pak.
sebentar kemudian di ruangan belakang sudah disediakan barang hidangan beserta
minumannya. Untuk menantikan datangnya jam tiga pagi, mereka makan dan minum se-
puas2nya.

Kelihatan Yo Cie Cong ber-bisik2 sejenak dengan si Hitam, siapa hanya angguk-anggukan
kepala lalu memberi pesan apa2 dengan tanda gerakan tangan,
Yo Cie Cong lalu berjalan masuk ke dalam pendopo belakang, Tidak lama kemudian dari dalam
pendopo belakang itu lantas muncul keluar seorang pengemis pertengahan umur. Ia mengawasi
dan ketawa terhadap si Hitam, kemudian melesat keluar dari ruangan-
Selanjutnya, beberapa puluh anak buah golongan pengemis itu, d iba wah pimpinannya si
Hitam sendiri, ber-bondong2 keluar dari dalam kelenteng, Dengan mengeluarkan kepandaian
masing2 mereka lari kearah Timur laut,

Gedung bekas cabang perkumpulan partai pengemis sekarang sudah berubah menjadi
cabangnya perkumpulan Im-mo-kao yang menjadi ketua cabang perkumpulan tersebut adalah si
Pengemis Mata satu ciu Lie.
Ketika kentongan berbunyi tiga kali, didalam ruangan gedung cabang perkumpulan itu kelihatan
lilin masih menyala, keadaannya terang benderang,
Ternyata, diwaktu larut malam demikian disitu masih juga diadakan suatu perjamuan yang
tampaknya sangat meriah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dimeja perjamuan bagian kepala, duduk seorang orang tua yang wajahnya pucat pasi dengan
hidungnya yang melesek kedalam dan mulutnya yang lebar, tetapi. sinar matanya hijau
berkilauan- wajah orang tua tersebut kelihatan sangat menyeramkan, seperti juga bagai yang baru
bangun dari dalam peti mati lagaknya. Di-kanan dan kiri orang tua tersebut duduk mendampingi
dua orang wanita muda dengan sikapnya yang centil genit dan dandanannya yang sangat heboh.

Diatas kursi bagian tuan rumah, duduk satu pengemis tua yang matanya hanya tinggal satu,
sedangkan ditempat duduk bagian lainnya kelihatan penuh orang2 dari berbagai golongan-
Dari gerak gerik mereka, tampaknya mereka mempunyai kepandaian yang cukup berarti.
Pada saat itu si Pengemis Mata satu yang bertindak sebagai tuan rumah, mulai membuka
mulut.
"Menurut kabar yang kami terima, ketua dari golongan pengemis telah mengutus si Pengemis
sakti wajah hitam, salah satu dari tiga Tianglo golongan pengemis, dengan membawa beberapa
puluh anak buahnya yang terkuat sedang menuju kemari untuk membuat perhitungan dengan
kita.."

Orang tua yang seperti mayat parasnya itu ketawa dingin mendengar Ucapan si Mata satu
kemudian berkata.
"Ciu Tancu, kau kuatirkan apa? Ada kami yang duduk disini, pasti kami akan suruh
mereka bisa datang tapi tidak bisa pulang kembali."
"Tapi si setan cilik Hitam itu, didalam golongan pengemis sudah terkenal lihay dan cerdik.
Kepandaiannya juga sangat tinggi."
"Ha, ha....ciu Tancu, sekarang ini kedudukanmu adalah ketua cabang dari perkumpulan kita
Im-mo-kao. Aku tidak akan percaya kalau golongan Kay-pang nanti berani memusuhi kita secara
terang2an- Rasanya Bocah2 yang dikirim oleh ketuanya itu dan nanti akan datang dengan cuma2
saja."

Tiba2 pada saat itu, diluar pekarangan terdengar suara orang ketawa dingin yang kemudian
disusul dengan perkataannya, demikian- "Ajal sudah diambang pintu, masih bisa omong besar-“
suara itu tidaklah keras, tetapi terdengarnya sudah menusuk telinga, sehingga semua orang
yang ada duduk dimeja perjamuan itu ada lompat bangun dengan wajah berubah.
Seorang pengemis pertengahan umur seperti lakunya satu siluman, muncul dengan mendadak
dihadapan-pintu ruangan tempat perjamuan. Dengan sorot matanya yang menakutkan, mula2 ia
mengawasi orang tua yang wajahnya seperti mayat, kemudian menjapu kesemua orang yang
duduk disekitar tempat perjamuan tersebut dan pada akhirnya mengawasi si Pengemis Mata Satu.
Tok-gan-kay "si Pengemis Mata satu" yang dipandang demikian rupa, kelihatan dan ketakutan
setengah mati.
Dari meja perjamuan sebelah kanan lantas berdiri dua orang tua dengan sikapnya yang
menghina mengawasi pengemis setengah umur yang baru datang itu salah seorang diantaranya
lantas berkata dengan suara bengis sambil menuding pada tetamu yang tak diundang itu "Kau
Kawanan anjing Besar sekali nyalimu Berani kau memasuki cabang perkumpulan kami secara
sembarangan? Apa kau mau antarkan jiwa ?"

Pengemis pertengahan umur itu dengan sikap tenang dan nada suara dingin menjawab:
"Tempat ini terang adalah gedung cabang perkumpulan golongan kami. Kan? kawanan iblis
Dengan hak apa berani mendaulat rumah orang. Malam ini memang kami sengaya datang untuk
mengantarkan jiwa kalian kealam baka. satupun jangan harap bisa lolos."
saat itu diruangan perjamuan lantas ramai dengan suara orang yang ber-teriak2. Dua orang tua
tadi dengan sangat gusar membentak: "Kau benar2 cari mampus"
Berbareng dengan itu, lantas menyerbu kearah tamu yang tak diundang tersebut. sebentar
kemudian lantas terdengar dua kali suara jeritan ngeri,
Badannya kedua orang tadi tampak terbang melayang kepekarangan kemudian jatuh ditanah
dengan tidak mengeluarkan suara lagi. Keadaan hening sejenak.
Mungkin saat itu jiwa mereka sudah melayang keacherat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Banyak orang2 kuat yang saat itu berada dalam ruangan perjamuan, tetapi tidak ada
seorangpun juga yang dapat mengetahui dengan ilmu kepandaian apa pengemis pertengahan
umur tadi membinasakan lawannya, sebab dengan hanya segebrakan saja dua orang itu yang
terkenal cukup tangguh telah binasa.
Tidak heran kalau mereka menjadi kesima dan berdiri menjublek. selanjutnya.....
Setelah kesimanya hilang ada empat orang yang maju berbareng mengerubuti pengemis
pertengahan umur tadi. Dengan tidak mengindahkan peraturan dunya Kang-ouw, mereka sudah
turun tangan berbareng menyerang lawannya yang hanya seorang diri.
Tetapi pengemis pertengahan umur itu agaknya sedikitpun tidak keder. Dengan tenang tetapi
sebat, tangannya dikibaskan- Dari tangan mana lantas meluncur keluar suatu tenaga kekuatan
yang sangat hebat.
Ketika kekuatan itu beradu dengan kekuatan keempat orang tadi, lantas terdengar suara
gempuran hebat, sehingga tanah bergejang, genteng berterbangan dan empat orang tadi
terpental balik kedalam ruangan-

Suara jeritan ngeri lantas terdengar disusui dengan muncratnya darah segar dan suara
jatuhnya badan manusia.
Sekejapan saja empat orang yang menyerang. tadi sudah menggeletak sebagai mayat. Dengan
demikian, semua orang kuat yang ada didalam ruangan lantas mulai merasa jeri dan ketakutan
setengah mati.

Orang tua yang seperti bangkai wajahnya tadi, menjadi beringas matanya, wajahnya kelihatan
semakin menj eramkan.
Sambil perdengarkan suara ketawanja yang aneh orang pucat pasi itu berkata: "Hmm...... Tidak
nyana kepandaianmu lumayan juga. Tapi, jangan harap kau bisa keluar dari tempat ini dalam
keadaan hidup Malam ini, kalau tidak bisa membeset kulitmu dan mematahkan tulang2mu,
rasanya masih belum puas hatiku."

Dengan sorot mata buas pengemis pertengahan umur itu mengawasi orang tua seperti
majat itu sejenak. kemudian berkata kepaja si Pengemis Mata satu
“Ciu Lie Kau berani mengkhianati perkumpulan kita dan menghina peraturan cowsuya kita.
Malam ini adalah yang penghabisan kau bernapas dalam dunia "
Si pengemis Mata satu ciu Lie, berubah wajahnya jadi pucat pasi, Ia memikir bulak- balik, tetapi
ia tidak dapat ingat siapa adanya pengemis pertengahan umur ini.
Beberapa orang kuat dari golongan pengemis, sudah diketahuinya dengan jelas kepandaiannya
masing2, tetapi belum pernah ia melihat orang macam pengemis pertengahan umur ini, apalagi
belum pernah ia menyaksikan kepandaiannya yang luar biasa.

Dengan laku tenang dibuat sebisa-bisa, ia lantas membentak dengan suara keras: "Kau siapa?
Berani kau menggunakan nama golongan pengemis untuk mencari setori ??"
Pengemis pertengahan umur itu ketawa dingin lalu mengeluarkan sebuah benda kecil hitam
jengat.
Sambil memperlihatkan benda hitam tersebut ia berkata: "Penghianat Kenalkah kau pada benda
ini ?"
Ketika melihat benda yang dipegang dalam tangannya si pengemis aneh, yang ternyata adalah
tanda kepercayaan bagi Tiang-lo golongan pengemis, semangatnya ciu Lie lantas terbang
seketika.

Dengan ketakutan setengah mati ia mundur dua tindak. tetapi la masih coba menanya: "Dari
mana datangnya orang semacam kau ini? kenapa kau bisa memiliki tanda kepercayaan itu?"
Pengemis pertengahan umur itu menyahut sambil ketawa dingin:
"Penghianat. Berani kau menghina kami dari golongan Tianglo? Tunggu saja, orang yang akan
membereskan jiwamu segera akan datang"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ciu Lie segera melihat gelagat amat genting baginya, sebab pengemis pertengahan umur ini
dengan hanya sebentaran saja sudah berhasil membinasakan enam orang kuatnya Im-mo-kao.
selain daripada itu, didalam ruangan ini sudah terjadi kegaduhan begitu hebat. tetapi, orang2 yang
mendapat tugas menjaga dibagian luar seorangpun tidak ada yang nongol. Apakah mereka itu
sudah dibinasakan semuanya ? Mengingat sampai disitu, pengemis Mata satu itu, lantas berdiri
bulu romanya.
Tepat pada saat itu, dari luar terdengar suara berisik orang berjalan- Dihadapan pintu ruangan
perjamuan mendadak muncul serombongan orang.
Tatkala ciu Lie mengetahui siapa adanya orang2 yang datang iiu, hatinya lantas mengeluh,
"celaka"

Rombongan orang itu kiranya dipimpin oleh si Pengemis wajah hitam, salah satu Tianglo dari
golongan Kay-pang. Dibelakangnya diikuti serombongan anak buah golongan pengemis yang
jumlahnya tidak kurang dari seratus orang.
sebagian besar dari antara mereka, adalah bekas anak buahnya sendiri yang sudah disekap
karena menentang perbuatannya, tetapi entah bagaimana sekarang semuanya bisa bebas dan ikut
dengan rombongan tersebut.
Rombongan si hitam itu sesampainya di dalam ruangan lantas berhenti.
Bekas anak buah golongan pengemis yang masih setia kepada ciu Lie, saat itu lantas pada
berdiri dengan badan gemetaran dan satu sama lain saling pandang dengan penuh rasa takut.

Pengemis pertengahan umur tadi saat itu juga sudah undurkan diri dan berdiri berendeng
dengan si Hitam.
Didalam ruangan besar, ruangan perjamuan, yang tadinya penuh suara riang gembira, kini
sudah diliputi perasaan tegang dari orang2nya.
si pengemis Mata satu ciu Lie, dengan wajah ketakutan terus mengawasi si orang tua yang
wajahnya seperti bangkai.
Ditangannya si Hitam saat itu sudah memegang sebilah bambu. setelah mengawasi kawanan
penghianat itu sejenak. tongkat bambu ditangannya lantas diangkat tinggi2, kemudian berkata
dengan suara nyaring berwibawa :
"Masih belum mau tundukan kepalakah kalian untuk mengakui dosamu? Dan tunggu kapan
lagi?"
Ia mengulangi perkataannya sampai tiga kali, tetapi tidak ada seorangpun yang menyahuti.

“Kalau begitu, terpaksa kami keluarkan perintah untuk menangkap pengkhianat"


Didalam ruangan bekas perjamuan itu lantas terjadi kegaduhan hebat. suasana semakin
tegang.
orang tua berwajah bangkai hidup itu memperdengarkan suara ketawanya yang aneh sambil
berjalan kehadapan pintu. kemudian berkata dengan bengis.
"Pengemis kecil jangan jual lagak disini. Malam ini, tempat ini akan menjadi
kuburannya kalian semua."
"Kau manusia macam apa?" balas menjengek si Hitam sambil ketawa dingin:
"Aku adalah pelindung Im-mo-kao. Tahukah kau? Disini ini sudah menjadi cabangnya
perkumpulan Im-mo-kao, Disini bukan tempatmu untuk berbuat sesuka hatimu....”
“Pui..Hari ini kami datang disini, hanya untuk menangkap pengkhianat dan menegakkan
peraturan perkumpulan kami. Tidak ada hak kau mencampuri urusan kami" "Nah Boleh coba2
tangkap saja."

Anak Buah golongan pengemis dengan wajah gusar sudah hendak maju bergerak, semuanya,
saat itu, pengemis pertengahan umur yang berdiri disampingnya si Hitam mendadak berjalan maju
dua langkah, Dengan mata beringas dan suara ketus dingin berkata pada orang tua yang
wajahnya seperti bangkai itu.
"Lui Bok Thong jiwamu sendiri belum mampu kau jamin, apa kau kira masih mampu membela
jiwanya lain orang ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang tua yang wajahnya seperti majat itu, yang memang benar adalah si siluman Tengkorak
Lui Bok Tong, ketika mendengar pengemis pertengahan umur itu menyebut secara langsung,
sesaat tampak agak terkejut, kemudian dengan mata beringas ia berkata:
"Pengemis busuk Malam ini, orang pertama akan kukirim menghadapi Giam-lo-ong adalah kau"
Semua orang kuat Im-mo-kao dan orang2nya golongan pengemis yang turut mengkhianat
lantas pada mengerubung dibelakang Lui Bok Thong.
Agaknya pertempuran besar2an sudah akan segera berlangsung,

Pengemis pertengahan umur itu majukan kakinya setindak kemuka, sambil ketawa dingin ia
berkata:
"Lui Bok Thong Tahukah kau siapa sebenarnya aku ini?"
sehabis berkata, pengemis pertengahan umur itu lalu membuka baju luarnya yang robek dan
juga membuka topinya yang kumal kemudian mengusap wajahnya yang mesum, sehingga
terlihatlah sekarang seorang pemuda yang cakap tampan rupanya.
si siluman Tengkorak Lui Bok Thong, kelihatan seperti orang kehilangan pegangan, mendadak
mundur setindak.
orang2 yang berada dibelakangnya berseru "Pemilik Golok Maut "
"LuiBok Thong Tempo hari masih untung kau dapat lolos dari tanganku Tapi malam ini tidak
gampang lagi bagimu meloloskan diri,"

Tentang dirinya pemilik Golok Maut yang mendadak bisa berubah menjadi Tianglo golongan
pengemis, betul jauh diluar dugaan semua orang. bayangan maut telah mengintai semua orang
diruangan itu.
sebabnya ialah: Dimana Pemilik Maut muncul, disitu pasti penumpahan darah tidak dapat
dihindarkan lagi. Terutama Bagi orang2nya Im-mo-kao perasaan takutnya semakin menjadi2 jika
mengingat antara pemilik Golok Maut dengan pemimpin Im-mo-kao sudah merupakan-sateru
besar, maka malam itu akan menjadi saat yang paling berbahaya bagi mereka.
Dengan cara bagaimana Yo Cie Cong. bisa muncul secara mendadak didalam ruangan
perjamuan itu?

Ternyata, setelah Yo Cie Cong mengubah rupa menjadi pengemis pertengahan umur, dengan
menuruti petunjuk si Hitam yang sudah kenal baik keadaannya gedung cabang perkumpulan Kay-
pang di ouw-pak. terus menuju langsung kesana. Dengan ilmu lari pesatnya yang luar biasa,
ilmunya Menggeser tubuh mengganti bayangan- serta kepandaian ilmu "Liu-im hut-biat^nya,
disepanjang jalan telah berhasil melalui semua pos penjagaan, baik yang gelap maupun yang
terang, serta juga sudah membikin rubuh dengan ilmu totokannya pada orang2 yang melakukan
penjagaan disitu, maka kemudian-seperti lakunya setan ia bisa muncul dengan mendadak
diruangan perjamuan-
Sebelum ia menemui kawanan pengkhianat itu, lebih dahulu ia sudah membebaskan semua
orang bekas anak buahnya ciu Lie yang tidak mau turut memberontak, maka itulah rombongan si
Hitam yang berjalan belakangan bisa sampai ditempat tersebut dengan tidak ada rintangan
apapun juga.

si pengemis Mata satu ciu Lie, yang sudah terkurung seperti ikan dalam jambangan, ternyata
masih belum sadar.
Dengan tidak memperdulikan Lui Bok Thong, Yo Cie Cong lantas berkata pada orang2nya bekas
golongan pengemis:
"saudara2 bekas anak buah golongan pengemis, segera keluar meninggalkan ruangan ini
menunggu keputusan Tiang-lo kita. Mengingat perbuatan kalian yang tidak disengaja, mungkin
masih bisa mendapat pengampunan supaya kalian bisa mendapat kesempatan untuk memperbaiki
kesalahan- siapa2 yang tidak mau dengar nasehatku ini. mau menyesal juga nanti sudah tidak ada
gunanya lagi."

Saat itu didalam ruangan itu terdengar suara orang ribut2 yang kemudian disusul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dengan terdengarnya suara jeritan ngeri lalu terdengar suara orang berkata:
"Siapa saja yang berani bergerak. empat orang ini sabagai contohnya"
Yo Cie Cong, menoleh ketempat orang2 tersebut, segera dilihatnya seorang yang sudah lanjut
usianya, telah turun tangan terhadap bekas anak buah golongan pengemis yang hendak mengaku
kesalahannya maka saat itu lantas saja naik darahnya, dengan bengis ia membentak:
"Kawanan tikus Berani kau berlaku se-wenang2?"
Dengan ilmu Menggeser tubuh mengganti bayangan-, sebentar saja Yo Cie Cong sudah berada
diantara mereka. suara riuh segera terdengar.

Orang2 itu semua sudah mundur kesudut dinding. Dengan perasaan takut semua orang tadi
pada mengawasi pemilik Golok Maut itu dengan badan gemetaran-
Si Siluman Tengkorak Lul Bok Thong yang tadi berdiri berhadapan dengan Yo Cie Cong,
ternyata tidak mampu mencegah Yo Cie Cong bergerak pergi dari hadapannya. Dengan cepat
lantas balik badannya menghampiri Yo Cie Cong. Walaupun demikian masih merasa takut2.

Yo Cie Cong mengawasi empat orang anak buah golongan pengemis yang sudah menggeletak
ditanah sebagai mayat, kemudian dengan sorot mata tajam lalu mengawasi orang tua
pembunuhnya tadi,
"Kau yang membunuh empat orang ini?" tanyanya bengis.
orang tua jtu dengan wajah pucat pasi melangkah mundur. Tetapi baru dua langkah badannya
sudah berbenturan dengan dinding, maka sudah tidak ada tempat untuk ia mundur lebih jauh.
"Kalau begitu. terpaksa kuantarkan kau pulang lebih dulu" Demikianlah Yo Cie Cong kata.
Tangannya pun dengan cepat sudah digerakkan- Tak lama kemudian suara jeritan ngeri
menyusul, badannya orang tua tadi terus terbang melayang keluar pintu dan ketika jatuh ditanah,
ternyata tulang2nya sudah remuk dan jiwanya melayang seketika.

Si siluman Tengkorak Lui Bok Thong sebetulnya juga merupakan salah satu iblis yang sudah
sangat terkenal keganasannya. Tetapi karena ia pernah jatuh dua kali ditangannya Yo Cie Cong,
saat itu ia hanya dapat mengawasi kejadian berlangsung dengan penuh kegusaran, sedangkan
matanya tampak berputaran, entah sedang mencari pilihan apa, maka terhadap anak buahnya
yang terbunuh oleh Yo Cie Cong se-olah2 sama sekali tidak dilihatnya.
Kembaii Yo Cie Cong berseru: "Anak buah golongan pengemis yang memberontak siapa2 yang
suka mengakui dosa sendiri, lekas keluar ruangan"
Kali ini seruannya itu ternyata berhaail baik, sudah sepuluh orang lebih bekas anak buahnya
golongan pengemis dengan wajah muram berjalan keluar meninggikan ruangan perjamuan. Hanya
tertinggal empat atau lima orang yang masih belum mau sadar, masih tetap berdiri disampingnya
ciu Lie.
Yo Cie cong lantas berseru pada kawannya, si Hitam: "Tiang-lo harap keluarkan perintah untuk
menjalankan peraturan-"

SETELAH mendengar perkataan Yo Cie Cong itu, si Hitam lalu ulapkan tangan memberi isyarat
maju.
Anak buah golongan pengemis dalam rombongan si Hitam segera memancarkan diri membuat
suatu bentuk setengah lingkaran, mengurung musuh-musuhnya didalam ruangan bekas
perjamnan tersebut..
"Mana murid2 dari bagian pelindung hukum? Lekas maju kemuka turut aku" demikian si Hitam
berseru.
"Teecu sekalian ada disini menanti perintah Tiang lo." demikian terdengar seorang menjawab
dari dalam rombongan orang2 itu.
"cepat turut aku meher yang kedalam. Tangkap kawanan pemberontak ?"
"Mendengar perintah"
Dari dalam rombongan itu melesat keluar sebelas orang yang langsung berjalan masuk kedalam
ruangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Si siluman Tengkorak LuiBok Thong dengan tidak mengeluarkan suara sedikitpun juga
mendadak balikkan badan dan mengayun tangannya menyerang mereka.
Gerakannya yang tidak di-sangka2, membuat Yo Cie Cong tidak sempat mencegah lagi.
sedangkan si Hitam dan sepuluh orang anak buahnya dari bagian pelindung hukum, yang sama
sekali juga tidak menyangka kalau akan terjadinya aksi si siluman Tengkorak itu yang begitu
cepat. semuanya dapat dibikin terpental mundur sampai kembali ketempat asalnya.

Yo Cie Cong gusar. Ia lantas berkata sambil delikan mata: Lui Bok Thong kalau mau cari
mampus tunggu sebentar lagi”
Yo Cie Cong mengucapkan perkataannya itu sambil menggerakkan tangannya, mengurangkan
desakan serangan Lui Bok Thong pada kawan2nya.
saat itu Lui Bok Thong sedang berdiri membelakangi Yo Cie Cong. Ketika merasakan dari arah
belakangnya datang sambaran angin kuat tadinya ia bermaksud hendak memutar tubuh dahulu
untuk kemudian menangkis serangan lawan, tetapi karena cepat datangnya serangan itu, ia sudah
tidak punya waktu lagi berbuat seperti apa yang dipikir.
Dalam gugupnya, terpaksa ia melesat tinggi diatas akan kemudian turun kembali diluar
ruangan.

Anak buah golongan pengemis yang mengurung diluar ruangan melihat Lui Bok Thong melesat
keluar, dengan serentak lalu mengeluarkan serangan berbareng.
sambaran angin dari serangan dengan menggunakan tenaga dalam yan tergabung hebatnya
tentu bukan main, Badan Lui Bok Thong dirasakan seperti tertindih barang berat ribuan kati,
sehingga terpaksa ia harus meluncur turun kebawah, tidak dapat melalui mereka.
Begitu kakinya menginjak bumi. matanya dirasakan ber-kunang2, darahnya dirasakan bergolak
hebat.

Pada saat itu si siluman Tengkorak dipaksa meninggalkan ruangan oleh Yo Cie Cong, si Hitam
dan sepuluh orang anak buahnya sudah menyerbu masuk. Yo Cie Cong juga lantas berseru.
"Hitam, kawanan pemberontak kuserahkan padamu "
setelah berkata begilu, badannya dengan cepat diputar balik, matanya mengawasi beberapa
orang2nya Im mo-kao, juga Lui Bok Thong sendiri supaya jangan sampai ada kesempatan untuk
mereka melarikan diri.

Si Hitam sendiri dengan wajah keren berwibawa menghadapi si Pengemis Mata satu ciu Lie,
kemudian berkata dengan suara bengis.
"Pemberontak yang berani Kau sudah mengkhianati couwsuya dan perguruan kita. Apa tidak
lekas2 serahkan dirimu dan akui dosamu? Apa perlu aku turun tangan sendiri ?"
si Pengemis Mata satu ciu Lie yang mengetahui disitu ada berdiri pemilik Golok Maut, sadar
kalau semua rencana dan niatannya sekarang ini pasti akan buyar ludas semuanya semudah bulu
tertiup angin. juga ia tahu benar bahwa peraturan dari golongan pengemis itu keras sekali yang
apabila sampai benar2 terjadi ia dapat dibawa pulang kemarkas besarnya golongan pengemis,
tentu tidak akan ada lagi harapan hidup baginya, maka saat itu sudah timbul benar2 jiwa
berontaknya. Ia hendak berlaku nekad, melawan sampai titik darah yang penghabisan.

Sambil delikan matanya yang hanya tinggal sebelah, ciu Lie berkata dengan suara keras-
"Aku ciu Lie sudah mengatakan- aku sudah lama mengundurkan diri dari golongan pengemis.
Apa hubungannya antara aku dan peraturan kaum pengemis?"
Beberapa anak buahnya ciu Lie yang turut memberontak dan tidak mau memisahkan diri
daripadanya, saat itu meski betul ada lagi beberapa orang yang sudah merasa menyesal, tapi tahu
keadaan sangat genting, merasa mereka berada dipunggungnya macan sudah tidak ada jalan lain
lagi bagi mereka kecuali berlaku nekad. si Hitam dengan sorat mata gusar mencaci maki mereka.
"ciu Lie Kau sudah dekat pada ajal. Apa kau masih belum sadar? oleh karena perbuatanmu
seorang golongan pengemis sampai mendapat malu besar. Mengertikah kau? Hai, orang2ku
Tangkap "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sehabis memberikan perintahnya, ia sendiri juga tidak tinggal diam, lebih dahulu ia bergerak
menjerang kearah ciu Lie, sedangkan sepuluh orang anak buahnya juga sudah lantas bergerak
menyerang Lima orang komplotannya ciu Lie.

Di suatu sudut ruangan bekas perjamuan tadi. dengan cepat lantas sudah menjadi medan
pertempuran, terjadilah suatu pertempuran sengit, pertempuran mati2an
Mereka yang sedang bertempur, disatupihak adalah orang2 mau menegakkan hukum dan nama
baiknj a, perkumpulan pengemis hendak menangkap kawanan pemberontak yang mengkhianati
perguruanana sendiri akan kemudian dihukum menurut peraturan perkumpulannya, dilainpihak
adalah itu kawanan pengkhianatnya sendiri, yang saat itu karena sudah berada dalam keadaan
kejepit sekali, hendak melawan mati2an-

Orang2nya Im-mo-kao yang menyaksikan kejadian tersebut, tidak ada satu yang tidak merasa
gusar dan kalau dapat tentu mereka juga. hendak turun tangan cepat2 membantu pihaknya ciu
Lie. Tetapi, karena masih ada orang yang ditakuti oleh mereka, yaitu si Golok Maut yang terus
menerus mengawasi mereka dari samping dengan terpaksa mereka hanya dapat menonton
jalannya pertempuran, mengawasi si Pengemis Mata satu yang sedang bergulat mati2an
mempertahankan nyawanya.

Si siluman Tengkorak Lui Bok Thong yang merupakan salah satu anggota penting dan yang
sudah diutus sendiri oleh pemimpinnya untuk memperkuat kedudukan didaerah ouw-pak, juga
untuk mencegah jangan sampai golongan pengemis nanti bertindak membersihkan golongannya
sendiri yang memberontak. sungguh tidak pernah menyangka kalau ditempat tersebut ia akan
bertemu kembali dengan pemilik Golok Maut, yang saat itu mendadak sontak bisa sunglap dirinya
menjadi Tiang lo golongan pengemis bagian luar.

Ia telah mengukur kekuatan pihaknya sendiri yang agaknya masih belum mampu menandingi
kekuatan Yo Cie Cong seorang saja. Apalagi setelah ia mengetahui caranya Yo Cie Cong turun
tangan tadi, agaknya kekuatan anak muda itu sudah bartambah jauh lebih hebat berlipat ganda
daripada waktu tempo hari mereka bertempur rasanya sukar sekali untuk ia dapat bertindak
secara leluasa.

Jikalau Yo Cie Cong tidak unjukkan diri, sekalipun golongan pengemis akan mengerahkan
seluruh kekuatan dan semua anak buahnya yang ada, sudah dipastikan olehnya mereka tidak akan
mampu berbuat suatu apa.
Untuk beberapa saat lamanya si siluman tengkorak Lui Bok Thong tidak tahu bagaimana harus
bertindak.
Sewaktu si silnman Tengkorak LuiBok Thong masih berada dalam keadaan ragu2 itu,
pertempuran didalam ruangan sudah berachir. Kemenangan digondol oleh si Hitam dan
kawan2nya.
Kawanan pemberontak sudah tertawan hidup2 semuanya.

Yo Cie Cong dengan cepat lantas bergerak keluar ruangan dan berdiri menghadap si siluman
Tengkorak. Dengan mata tak berkedip dan sorotnya yang bengis menakutkan ia mengawasi terus
musuh besarnya itu yang sedang berdiri diam tak dapat bergerak. Dadanya Yo Cie Cong kelihatan
bergerak2, matanya tambah lama tambah beringas, agaknya sudah tidak dapat lagi ia
mengendalikan napsu membunuhnya.
selagi rombongan si Hitam hendak keluar ruangan, mendadak orang2nya Im-mo-kao datang
semua menghadang mereka, karena orang yang ditakuti mereka, yaitu si Pemilik Golok Maut, yang
saat itu sedang keluar ruangan menghadapi si siluman Tengkorak. Dalam perhitungan mereka,
kekuatannya si siluman Tengkorak sendiri sudah cukup untuk menghadapi pemilik Golok Maut
seorang, maka pada anggapan mereka, saat itu adalah saat yang paling baik untuk mereka
menolong kawanan pemberontak. Dengan adanya pegangan demikian, maka menyerbulah mereka
kearah rombongannya si Hitam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketika melihat keadaan tidak beres, Yo Cie Cong yang selalu waspada lantas membentak
dengan keras: "Apa kalian semua cari mati?"
Mulutnya bicara, badannya tidak tinggal diam. Ia bergerak cepat hendak menyerbu masuk lagi
kedalam.
Si siluman Tengkorak lantas perdengarkan suara ketawanya yang aneh, cepat bagaikan kilat
sudah turUn tangan membokong Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong baru saja bergerak. sama sekali tidak menyangka kalau si siluman Tengkorak bisa
turun tangan dengan cepat dan tiba2. sebelum dapat putar balik tubahnya, kekuatan yang maha
hebat sudah datang menyerang, hampir sampai pada sasarannya.

Dalam keadaan kepepet, dengan cepat lantas dikeluarkannya ilmu mengentengi tubuh yang
sangat luar biasa. sebentar ia telah berhasil menghindarkan serangan lawan, badannya melesat
tinggi keatas, meluncur dengan cepatnya akan kemudian menukik pula kebawah.
Ketika badannya masih berada ditengah udara, dengan cepat ia memutar balik dan sambil
menukik turun balas menyerang pada si siluman Tengkorak.
Serangan yang dilakukan dari atas, lagi pula dilakukan dengan disertai perasaan sangat gemas,
dapatlah dibayangkan betapa hebatnya serangan itu.

Tetapi Lui Bok Thong, tidaklah kecewa mendapatkan julukan siluman Tengkorak. Namanya pun
pernah menggetarkan dunya Kang-ouw. Ia sudah mempunyai daya rasa yang sangat hebat. Dari
jauh ia sudah tahu kalau Yo Cie Cong ujuga balas menyerang, maka ia lantas gerakan kakinya,
mundur sampai beberapa tombak jauhnya.

Yo Cie Cong setelah menyerang si siluman Tengkorak tidak berhasil, badannya lantas melesat
masuk kedalam ruangan.
Disana dia melihat si Hitam dan kawan2nya terdesak kesatu sudut, walaupun sudah melawan
dengan gigih. juga kelihatan olehnya mereka tidak berdaya menahan serangannya beberapa puluh
orang2 kuatnya Im-mo-kao itu.
Si Hitam sekalian melihat Yo Cie Cong masuk kedalam ruangan, semangatnya lantas terbangun
seketika. sekarang mereka maju merangsak lagi dan berdaya hendak merebut kemenangan-

Yo Cie Cong dengan suara ketus dingin berkata kepada orang2nya Im-mo-kao: " “Kalian sendiri
yang cari mampus. jangan sesalkan kalau aku nanti turun tangan terlalu ganas."
Orang2 Im-mo-kao yang akan sudah berhasil memukul mundur anak buahnya golongan
pengemis, tiba2 dikejutkan oleh ucapan Yo Cie Cong tadi, yang pada saat itu kelihatan sedang
berdiri ditengah2 ruangan dengan wajah beringas, sehingga semuanya pada menghentikan
gerakannya dan terus menyingkir kekedua sisi. Yo Cie Cong, sambil ulapkan tangan kearah si
Hitam, berkata: "cepat kalian keluar."

Si Hitam dengan rombongannya, seraya menggiring bekas anak buahnya ciu Lie beserta ciu Lie
sendiri yang memberontak. berlalu meninggalkan ruangan tersebut.
selagi Yo Cie Cong hendak turun tangan membereskan ujiwanya orang2 Im-mo-kao,
dipekarangan terdengar suara ribut2 yang kemudian disusul oleh terdengarnya suara jatuhnya
orang dan diantaranya ada yang berseru: "jangan kasih iblis tua itu meloloskan diri"
Yo Cie Cong dalam hati merasa kaget. Ia tahu yang siluman Tengkorak tentunya sedang
berusaha untuk melarikan diri

Dalam gusarnya ia lantas turunkan tangan kejamnya cepat2. Dengan menggunakan gerak tipu
ketiga dinamakan sin-hong Loksyap dari "ilmu ouw-bok sinkang, sekejapan saja suara jeritan yang
mengerikan terdengar saling susul dan semua orang kuat dari Im-mo-kao se-olah2 disapu angin
puyuh, semuanya telah berjatuhan ditanah dengan tidak mampu bangun lagi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong sudah tidak punya kesempatan lagi unthk memeriksa mereka itu sudah mati
ataukah masih hidup, dengan cepat sudah melesat keluar dari dalam ruangan dan kemudian
berseru pada si Hitam: " Hitam, kalau ada waktu kita ketemu lagi"
Laksana anak panah lepas dari busurnya, badan Yo Cie Cong melejit keluar mengujar si siluman
Tengkorak. tetapi sungguh aneh bin ajaib. Hanya dalam tempo sekejap mata saja si siluman
Tengkorak itu sudah tidak dapat dilihat bayangannya.

Bukan kepalang jengkel dan gusarnya Yo Cie Cong. ia terus mencari ubek2an dimana tempat
persembunyiannya musuh besarnya itu.
Per-lahan2 disudut Timur sudah terlihat sinar terang. Bintang2 dilangitpun sudah tidak terlihat
lagi.
Dari jauh terdengar suara berkicaunya burung dan berkokoknya ajam, suatu tanda
bahwa sang pagi telah menjelang tiba. Tetapi, sampai pada saat itu bayangannya si siluman
Tengkorak masih belum kelihatan. Matahari sudah mulai muncul.

Yo Cie Cong dengan hati penuh rasa penasaran telah menghela napas ber-ulang2. ia
mengendurkan gerak kakinya dengan lesu berjalan diatas jalan raya.
sungguh tidak pernah diduganya, karena kelalaian sedikit saja ia telah memberikan kesempatan
musuh besarnya meloloskan diri lagi.
Makin memikir makin jengkel, sehingga otaknya dirasakan butek dan dadanya seperti mau
meledak.
Tiba2 suatu pikiran terlintas dalam otaknya: “siluman Tengkorak Lui Bok Thong kini menujabat
sebagai pelindung hukum dari perkumpulan Im-mo-kao, saat ini sudah tentu juga ia balik kepusat
perkumpulannya yang letaknya didekat daerah gunung Tay-piat-san- Ia sendiri saat itu memang
juga bermaksud hendak mengunujungi pusat perkumpulan kawanan iblis itu untuk membikin
perhitungan dengan pemimpinnya. Disamping itu, ia ujuga hendak mencari tahu apa sebabnya
perkumpulan Im-mo-kao selalu menghendaki jiwanya maka jikalau benar Lui Bok Thong berada
disitu sesungguhnya adalah suatu hal yang sangat kebetulan sekali baginya.”

Karena mengingat itu semua, perasaan jengkel serta gusarnya yang membuat pikirannya
pepat, per-lahan2 mulai mereda, semangatnya pun sudah terbangun kembali.
selagi enak2nya ia berjalan, tiba2 dilihatnya sesosok bayangan manusia yang lari kearahnya.
Dalam kagetnya, dengan cepat ia sudah bersiap sedia.
Diantara desiran angin, bayangan orang itu tahu2 sudah merandek dihadapannya sejauh tidak
cukup dari satu tombak.
Pada saat itu barulah ia mendapat kenyataan bahwa bayangan orang adalah si Hweshio gila
Phoa-ngo Hweshio.
Diwajahnya Hweshio gila itu ternyata tidak seperti biasanya, kini kelihatan wajahnya muram,
se-olah2 sedang diliputi perasaan kesal, rupanya menghadapi banyak kesulitan.

Yo Cie Cong memberi hormat padanya dan kemudian berkata: "Locianpwee, tidak dinyana kita
akan bertemu lagi disini."
Phoa-ngo Hweshio. delikan matanya dan menjawab dengan suara engos-angosan: "Bocah, kau
tentunya tidak mengira kalau aku datang khusus untuk mencari kau sendiri"
"Mencari boanpwee?" tanya Yo Cie Cong terkejut, badannya mundur setindak.
“Oleh karena kau, Bocah, sampai aku situa bangka lari2an ke-mana2. sebaliknya kau kelihatan
enak2an saja."
Yo Cie Cong menjadi semakin bingung dibuatnya Ia lantas bertanya dengan ter-heran2,
"Ada urusan apakah sampai Locianpwee perlu mencari boanpwee?"
"Hmm, Bocah saatku untuk menerima kebenaran telah dibatalkah olehmu."
Perkataan ini membuat Yo Cie Cong merasa geli dalam hati, sehingga hampir2 saja ia ketawa.
sedangkan dalam hatinya diam2 berpikir: “Kau si Hweshio gila ini yang masih suka minum arak
dan makan barang berjiwa, toch masih bisa bicara hendak menerima kebenaran. Kalau begitu
nanti para hweshio didalam dunia bisa menjadi dewa semuanya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Meski dalam hatinya berpikir demikian, diluarnya kelihatan masih berlaku sangat menghormat
terhadap hweeshio angin2an ini.
"Harap Locianpwee suka jelaskan persoalannya," demikian akhirnya ia berkata.
"0leh karena kau dengan budak perempuan itu, membuat si tua bangka Pengail Linglung tak
bisa balik kembali ke pulau Batu Hitam dilautan Lam-hay, sedang aku, si Hwee-shio gila, juga tidak
bisa kegunung ceng-keng-hong. Bocah Dosamu ini besar sekali"

Yo Cie Cong menjadi semakin tidak mengerti. Bagaimana ut-tie Kheng juga dibawa2nya, maka
sambil kerutkan kening, berkata pula ia: "Boanpwee masih belum mengerti maksud locianpwee."
"Kau ini benar2 tidak tahu, apa berpura-pura?"
"Boanpwee benar2 masih belum mengerti apa maksud perkataan locianpwee," "Sekarang aku
mau tanya kau. Dimana adanya adik Kheng- mu sekarang?"
"Eeee ketika Boa npwee meninggalkan Bong- goat-peng digunung Hoa-san, bukankah ia
sedang sama2 dengan locianpwee berdua ?"
Si Hweeshio gila mendadak berubah wajahnya.
"Bocah, belum lama waktu kau meninggalkan kami tempo hari, ia ujuga naik keatas puncak.
tetapi lantas tidak balik kembali."
"Hal ini sesungguhnya boanpwee tidak tahu sama sekali." kata Yo Cie Cong sambil geleng2kan
kepala.
"Ia telah berkata hendak melihat kau di atas puncak."
"Tapi boanpwee tidak pernah melihatnya."
Keduanya lantas pada terdiam ditempatnya.

Tidak lama kemudian berkata pula Phoa ago Hweeshio: "Bocah, benarkah kau tidak tahu?"
"Bagaimana boanpwee berani membohongi locianpwee ? Apalagi, juga tidak ada untungnya
membohong."
"Hmm, kalau begitu, terpaksa aku harus mencari lagi secara berpencaran. Aku berikan padamu
batas waktu tiga bulan. saat itu nanti kita bertemu dirumah makan oey-ho-lauw."
"Baiklah, boanpwee menurut perintah locianpwee."
"Tetapi, Bocah, sekali lagi kuperingatkan padamu. se-kali2 janganlah kau lupakan itu kejadian,
tatkala kau mengobati budak perempuan itu dengan ilmumu Liang- kek cin-goan, Lagi juga budak
perempuan itu cinta sekali padamu, cintanya sangat besar."

Yo Cie Cong yang mendengar itu menjadi merah parasnya, kemudian berkata sambil
ketawa getir:
"Waktu itu, boanpwee sudah jelaskan pada cianpwee bahwa boanpwee ada mempunyai
kesulitan yang sangat besar, sehingga tidak bisa tangkap jodoh dengan nona ut-tie atau kepada
wanita lainya, siapa saja."
"Tutup mulut Waktu itu kenapa kau terima baik perintahku"
"Ya. saat itu boanpwee tidak bisa tinggal peluk tangan begitu saja melihat ut-tie berada dalam
keadaan bahaya. Boanpwee telah pikir bahwa nanti, setelah urusan selesai boanpwee akan
memberi keterangan sendiri pada nona ut-tie. Kalau ia seorang gadis bijaksana dan bisa
memahami kesulitan boanpwee, rasanya tidak sukar untuk dia memaafkan boanpwee ...."
"Tapi, kalian berdua yang sudah bersentuhan tubuh waktu mengobati dia, apakah kau masih
merasa tega suruh ia kawin dengan laki2 lain?"
"Anak gadis dalam dunya Kang-ouw apa masih perlu mempertahankan segala peraturan
begitu?"
"Tapi, kalau dia tidak mau terima?"

Yo Cie Cong bungkam, tidak dapat menjawab.


Kalau sampai benar2 terjadi ut-tie Kheng tidak mau mengerti, urusan ini memang akan menjadi
runyam sekali Tetapi ia sendiri pernah bersumpah bahwa setelah semua urusannya selesai nanti,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ia hendak pergi menyusul arwahnya siang-koan Kiauw. cara bagaimana ia bisa melanggar
sumpahnya sendiri ?
Maka itu, setelah menjublek sekian la manya barulah ia dapat berkata pula: "Tentang urusan
ini, bagaimana kalau kita nanti bicarakan lagi setelah dapat menemukan nona ut-tie ?"
"Baiklah Tapi, Bocah hati2lah jaga dirimu. Aku si Hweeshio gila bukan seperti lampu yang sudah
akan kehabisan minyak"

Yo Cie Cong hanya mengganda dengan ketawa getir. Mendadak ia ingat sesuatu, maka lalu
menanya: ^
"Apa locianpwee tahu, Manusia gaib dari rimba persilatan dan muridnya mengasingkan diri
digunung Hoa-san sebelah mana?"
"Hal ini aku sendiri juga masih belum tahu."
"Kalau begitu dengan cara bagaimana locianpwee bisa mengadakan perjanjian dengan dia?"
"Itu kan sederhana sekali Tinggalkan saja tulisan diatas batu Hong-goat-peng."

Yo Cie Cong se-olah2 sudah putus asa, Ia ingin sekali dapat menemukan sekali lagi pada Giok-
bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa supaya dapat membuktikan asal-usul dirinya apakah betul seperti
apa yang diUcapkan oleh orang misterius berkedok kain merah, Tampaknya rahasia yang
mengenai dirinya terpaksa harus menunggu sampai dapat bertemu dengan Giok-bin Giam-po lagi
baru bisa dibikin jelas,
Kalau mengingat Giok-bin Giam-po, hatinya dirasakan sakit dan sedih. Kalau benar yang iblis
wanita itu adalah ibunya sendiri, hal ini sesungguhnya sangatlah menyedihkan hatinya.

Si Hweeshio gila yang melihat perubahan pada wajahnya Yo Cie coag yang agaknya tengah
melamun, lantas membuka pula mulutnya untuk mengalihkan pembicaraan kelain soal.
"Bocah, malam itu ketika kau mengejar Hoan Thian Hoa mengapa lantas tidak kembali lagi?"
"Boanpwee anggap bahwa urusan gunung Hoa-san itu sudah selesai, maka itu Boanpwee
cepat2 pergi mengurus soal2 lainnya. oleh karena ita juga maka sudah tidak ada kesempatan lagi
untuk boanpwee balik menemui locianpwee berdua. Dalam hal ini boanpwee mohon supaya
locianpwee suka maafkan."
"Hmmm. Dan sekarang ini kau mau ke mana lagi?" "Melanujutkan usaha boanpwee untuk
mencari musuh2 suhu,"
"Baiklah kalau begitu. Kau boleh terus melanjutkan usahamu. Tapi, urusan yang mengenai
dirinya budak perempuan itu janganlah lupakan- Perhatikanlah betul2." "Baiklah. sampai ketemu
lagi."
Yo Cie Cong berkata sambil memberi hormat, kemudian melanjutkan lagi perjalanannya dengan
berjalan per-lahan2.

Urusan ut-tie Kheng membikin pikirannya menjadi tambah risau. Nona yang agak berandalan
dan selamanya menuruti kemauan sang hati sendiri itu entah ada kejadian apa lagi yang menimpa
atas dirinya.
Tempo hari ketika terjatuh dalam tangannya cin Bie Nio, hampir2 saja jiwanya melayang.
Disepanjang jalan itu pikirannya Yo Cie Cong terus bekerja keras, ia mengenangkan kembali
semua perjalanannya selama ia muncul didunya Kang-ouw. semua itu se-olah2 suatu impian yang
aneh, sebab impian itu agaknya akan berlangsung terus.

Musuhnya Kam-lo-pang yang namanya tercantum dalam daftar musuh2nya Kam-lopang, hanya
tinggal tiga orang lagi yang masih belum dapat dibereskan- salah seorang diantara tiga
musuh2nya itu, yang sampai sekarang masih belum dapat diketemukan jeujaknya, yaitu musuh
kuat nomor satunya. si Ilbis rambut merah cho Ngo Teng. Dua orang yang lainnya, yaitu si
siluman Tengkorak Lui Bok Thong dan Giok- bin Giam-po Phoa cit Kow itu wanita yang dikatakan
sebagai ibunya sendiri
Oleh karena keterangannya orang berkedok kain merah itu telah membuat pikirannya menjadi
kalut, sebab diantara musuh dan ibu, ia tidak bisa mengambil keputusan secara tegas, jikalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bukan karena keterangannya si wanita berkerudung yang menjadi ketua Pek-leng-hwee yang
baru, mungkin ia sudah tidak mempunyai keberanian untuk hidup lebih lama dalam dunya ini lagi.

Disepanjang jalan ia terus memikirkan persoalan itu Dan kini satu persatu mulai dipikirkan
dengan seksama.
Ia mengharap supaya dugaannya wanita berkerudung itu menjadi kenyataan bahwa Giok-bin
Giam-po Phoa cit Kow itu benar2 bukan ibu kandungnya sendiri.
Ia lebih suka rahasia yang mengenai dirinya sendiri tetap menjadi rahasia selamanya, ia lebih
suka dirinya akan seorang diri daripada mempunyai ibu hina dina yang sudah membikin noda
nama keluarganya dan sudah busuk didalam kalangan rimba persilatan,

Perkataannya wanita berkerudung agaknya memang sangat beralasan, jikalau Giok-bin Giam-
po benar adalah ibu kandungnya sendiri tidak nanti sampai hilang sifat kemanusiaannya. Mengapa
setelah dua kali bertemu muka, sedikitpun Giok-bin Giam-po tidak mempunyai perubahan
perasaan apa2? sekalipun seorang yang sudah tidak mempunyai liangsim (perasaan) juga tidak
nanti bisa bersifat demikian kejamnya.
Masih ada lagi, tentang dirinya Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa, meskipun diatas gunung
Hoa-san pernah dengan secara mati2an merintangi ia turun tangan terhadap Giok-bin Giam-po,
tetapi perbuatannya itu boleh dianggap sebagai suatu perbuatan yang mulia bagi seorang
pendekar budiman seperti Hoan Thian Hoa itu, namun masih belum dapatlah dipastikan kalau dia
itu adalah ayahnya sendiri, sebab jikalau betul ia adalah ayahnya, mengapa tidak mau mengenali
diri anaknya.
Dalam hal ini rupa2nya masih banyak lagi rahasia yang masih sukar dapat dipecahkan
kesungguhannya.
Yang paling aneh ialah itu orang berkedok kain merah, mengapa ia mengetahui tentang rahasia
ini?

Selagi Yo Cie Cong masih terbenam dalam lamunannya sendiri, tiba2 angin mendesir se-olah2
ada kejadian apa2...
Dengan cepat ia menghentikan gerak kakinya. Tatkala ia memandang keadaan disekitarnya,
matanya segera dapat melihat ada beberapa puluh bayangan orang yang pada ber-lari2an dan
berhenti ditempat kira2 sejarak tiga tombak dari tempatnya berdiri
salah seorang diantara orang2 itu,yaitu yang mengenakan pakaian jubah panjang warna abu2
dengan dandanannya seperti seorang sastrawan, namun tangannya hanya tinggal sebelah, orang
itu ternyata bukan lain daripada bekas pecundangnya yang dulu dapat meloloskan diri dari
tangannya, yaitu si Pedang Berdarah Kong jie, thian-cu dari perkumpulan Im-mo-kao.

Tidak usahlah disangsikan lagi bahwa semua yang ada dalam rombongan orang2 itu adalah
orang2nya Im-mo-kao.
Yo Cie Cong memandang serombongan orang2 itu dengan waujah ma rail padan dan mata
beringas.
Rombongan orang2 itu, yang rapa2nya juga sedang mengincar dirinya Yo Cie Cong. begitu
sampai ditempat tersebut, sudah lantas berpencaran mengambil sikap mengurung terhadap
dirinya anak muda itu.
Seorang orang tua yang rambutnya putih, mata sipit dan hidung melengkung, keluar dari dalam
rombongannya dan maju menghampiri Yo Cie Cong, kemudian berkata sambil ketawa yang
kedengarannya sangar menyeramkan: "Apa benar kau ini Yo Cie Cong yang menjadi pemiliknya
Golok Maut?"
Yo Cie Cong dengan sikap menghina mengawasi orang tua itu. "Benar Tidak salah" jawabnya
ketus dingin.
"Hmm.... Kau ber-kali2 telah menbinasakan orang2nya Im-mo-kao dan kau juga yang telah
mengubrak-abrik cabang perkumpulan kami didaerah In-thay, maka sekalipun kau mati sampai
seratus kali, masih belum cukup rasanya untuk menebus dosamu itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

“Sombong sekali sahabat berkata. sahabat ini ada orang nomor berapa dikalangatn Kang-ouw?"
.
“Kau kenali, aku adalah Hu-Kauwcu (wakil ketua) Im-mo-kao. Namaku suma chiu. orang
memberikan gelar padaku Garusa sakti. Kedatanganku justru hendak mengantarkan jiwa anjingmu
keneraka"
"Hmm.... orang semacam kau ini, masih belum pantas keluarkan kata2 begitu."

Suma chiu lantas berobah wajahnya lantas membentak dengan suara gusar: "Tidak Pantas? Ya,
boleh kau rasakan saja sendiri "
sambil berkata badannyapun tidak tinggal diam, terus melangkah maju, kedua
tangannya cun bergerak saling susul. Kekuatan tenaga dalam yang sangat hebat, dibarengi
dengan menderunya angin keras meluncur keluar dengan cepat dari tangannya itu dan se-olah2
angin puyuh, telah datang menggulung badannya Yo Cie Cong.
Tetapi jago pemilik Golok Maut ini masih tetap berdiri tegak ditempatnya, hanya bajunya saja
yang ber-kibar2 tertiup angin serangan sang lawan. ia berdiri sambil memandang lawan dengan
pandangan mata menghina, kemudian mengayunkan kedua tangannya. Hawa uap merah putih
lantas meluncur keluar menyambuti serangan hebat itu.

Ketika kekuatan tenaga dalam yang terhebat yang dilancarkan oleh Suma chiu berbentrokan
dengan hawa uap merah putih itu, se-olah2 batu tercebur dalam empang, dengan sekali terdengar
sekali suara "Bruk” lantas lenyap tak berbekas.
Bukan kepalang kaget si Garuda sakti, sebab kekuatan tenaganya yang diperlihatkan oleh
lawannya, yang demikian anehnya, baru kali inilah dijumpainya dalam sekian lamanya ia
merantau.
Qrang2 kuat lainnya, anak buahnya Im-mo-kao, ketika menyaksikan keadaan demikian dengan
sendirinya semua pada merasa terkejut.

Si Pedang Berdarah Kong jie, masih menaruh dendam sakit Hati terhadap anak muda itu karena
tangannya telah dibikin kutung sebelah. sekalipun mengatahui Yo Cie Cong ada sangat lihay, tapi
ia masih hendak mengandalkan keampuhan senjata pedangnya dan jumlah kawannya yang
banyak, ia hendak menuntut balas sakit hatinya. Maka, sementara Yo Cie Cong baru bergebrak
dengan Suma chiu, dengan mata beringas dan hati panas, ia lantas gerakan badannya dan berdiri
berendeng dengan Suma chiu, kemudian berkata sambil kertak.
"Bocah, hari akhirmu sudah tiba"
Yo Cie Cong melirik padanya sejenak. dengan sikapnya yang menghina ia menjawab. "Kau yang
sudah pernah jadi pecundang dan sekarang hanya merupakan rohnya setan gentayangan,
ternyata masih berani membuka mulut besar, betul2 kau tidak tahu malu ""
Mendengar jawaban itu dadanya Kong jie hampir meledak. Dengan menggeram hebat, ia lantas
putar tangannya yang cuma tinggal satu. Dengan kekuatan tenaga sepenuhnya, ia menjerang
kepada musuhnya yang tangguh itu.

Hampir berbareng pada saat itu si Garuda sakti Suma chiu ujuga melancarkan serangannya
yang tidak kepalang tanggung hebatnya.
Dua orang kuat nomor sat dari Im-mo-kao itu, dengan berbareng telah mengeroyok dirinya
satu anak muda yang munculnya di dalam dunya Kang-ouw belum begitu lama, sebetulnya
merupakan suatu perbuatan yang sangat memalukan bagi orang2 Kang-ouw. Tapi karena mereka
menganggap dengan sendirian tidak mampu menandingi lawannya, maka dengan secara pengecut
mereka menggunakan siasat yang sangat rendah itu.
Karena mereka merupakan orang2 kuat yang bukan sembarangan, maka serangannya itu ada
sangat dahsyat, angin yang timbul dari serangan mereka seolah-olah ombak laut dan angin pujuh
yang sedang mengamuk^ hingga di tempat sekitar satu tombak, masih terasa hebatnya serangan
tersebut.
Yo Cie Cong ujuga tidak berani berbuat gegabah lagi, dengan ilmunya Liang kek cin-goan, ia
menyambuti serangan kedua orang kuat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketika kekuatan kedua fihak saling beradu, lantas terdengar suara gempuran hebat, Yo Cie
Cong badannya agak tergetar, tapi sebentar saja sudah bisa berdiri tegak lagi. sedang pihaknya
Suma chiu dan Kong jie, masing2 sudah dibikin terpental sejauh, setindak dan setindak. Mereka
nampaknya masih pada sempoyongan, lama sekali baru bisa berdiri tegak kembali. sambil ketawa
Yo Cie Cong berkata:
"Biarlah kalian berdua belajar kenal apa yang dinamakan ‘ciang-kang’. Tenaga telapak tangan
...."
Badannya agak mendak, kekuatan tenaganya dipusatkan pada kedua tangannya, ilmu Kan-
goan cin-caonya telah dikerahkan sampai sepuluh bagian penuh.
Mendadak tangannya didorongkan keluar, lalu dengan segera terdengar suara seperti geledek
menyambar.
Kekuatan tenaga dalam yang sangat hebat meluncur keluar.

Si Garuda sakti Suma chiu dan si-pedang berdarah Kong jie berubah wajahnya saketika. Tetapi
dihadapannya anak muda untuk tarik mundur dirinya. Apa lagi tadi mereka sudah keluarkan
omongan besar. Maka itu, diam2 mereka hanya bisa kertak gigi, dengan tenaga sepenuhnya
keduanya lalu melancarkan serangannya juga.
Setelah terdengar suara gempuran hebat, terdengar dua kali suara seruan tertahan-Suma chiu
sudah mundur sampai sejauh dua tombak. wajahnya pucat pasi laksana mayat. Dadanya
dirasakan bergolak, napasnya empas- empis.
Kong jie terus terpental mundur kearah rombongannya sendiri, mulutnya menyemburkan darah
segar.

Sisa kekuatan serangan Yo Cie Cong tadi ternyata masih menimbulkan gelombang angin hebat,
sehingga rombongan orang2 Im-mo-kao yang berdiri disekitarnya pada berkibaran baujunya.
Malah beberapa diantaranya sudah rubuh terjengkang. - -
Dipihaknya Yo Cie cong sendiri, saat itu orangnya masih berdiri tegak laksana gunung Thay-
san. Wajahnya sedikitpun tidak memperlihatkan perubahan apa2.
Kejadian serupa itu telah membuat semua orang2 Im-mo-kao yang termasuk orang2 kuat kelas
satu pada merasa ketakutan setengah mati. Yo Cie Cong sambil delikan matanya berkata bengis:
"Diantara kalian, kalau ada orang yang berani terus terang mengatakan apa sebabnya Im-mo-
kao selalu memusuhi aku, selalu maui jiwaku, akan kuberikan padanya kesempatan untuk hidup,
Aku cuma mau cari orang yang menjadi biang keladinya dan tidak suka merembet2 orang yang
sama sekali tidak berdosa. Tapi kalau kalian masih tidak mengindahkan peringatanku ini, jangan
menyesal sebentar akan rasakan sendiri akibatnya.”
Rombongan orang2 iiu lantas menjadi gempar.

Si Garuda sakti Suma chiu mengawasi semua anaknya dengan buas sejenak, kemudian
memberi perintahnya dengan suara keras-"semua maju "
Anak buah Im-mo-kaojung berada disekitar tempat itu semuanya lantas ber-teriak2 dan
menyerbu berbareng.
Perbuatan mereka itu se-olah2 seperti yang kerangsukan setan, kalap tanpa
menghiraukan akibatnya.
Yo Cie Cong dengan mata merah dan hati panas lantas membentak keras- "Kalian cari
mampus?"
Tangannya pun tidak tinggal diam. Dengan gerak tipu jurus ketiga yang dinamakan sin-hong
Lok-yap dari ilmunya ouw-bok sin-kang, terus memapaki serbuannya orang banyak yang sudah
seperti orang2 gila itu.

Seketika itu kekuatan yang maha hebat terus menggulung orang yang datang menyerbu.
sebentar kemudian lalu terdengar suara jeritan disana-sini.
orang2 yang tadinya datang menyerbu lebih, dulu adalah orang2 pertama yang rubuh menjadi
korban. Badan mereka sudah dibikin terapung tinggi ketengah udara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dan kemudian, ketika Yo Cie Cong menyusul dengan serangan lanjutannya yang dinamakan Lo-
hay chiu-ko, kekuatan yang lebih hebat dari yang duluan juga menggempur orang2 yang berani
maju mendekatinya. sehingga semuanya pada terpental balik dan jatuh bergulingan jauh2.
Suara jeritan ngeri lantas terdengar....
Berganti badan orang beterbangan dan jatuh bergelimpangan. sebentar saja, diatas tanah
disekitar tempat tersebut sudah penuh dengan badannya orang2 yang jatuh binasa dan terluka.
Hanya beberapa gelintir diantara mereka, yang agak lebih baik kekuatannya, masih coba
berkutet hendak memberikan perlawanannya.

Yo Cie Cong dengan kertak gigi lantas merubah tipu silatnya lagi. Kali ini ia
menggunakan tipunya yang di-namakan Kian-khun sit-sek.
Beberapa orang yang menjadi korban pertama dari serangan yang disebut belakangan ini
sudah lantas binasa seketika itu juga tanpa dapat mengeluarkan suara apa2.
Yang terkena serangan agak ringan, mulutnya pada menyemburkan darah segar dan badannya
pada terpental seujauh lima tombak lebih, sehingga dalam waktu sekejapan mata saja beberapa
puluh orang kuat itu pada binasa atau terluka berat. Tidak ada seorangpun juga yang dapat lolos
dari bencara tersebut.
sekalipun Suma chiu sendiri, itu wakil ketua Im-mo-kao, yang kekuatannya tentulah yang paling
tinggi diantara mereka, juga memuntahkan ‘kecap’ dari mulutnya.
Yo Cie Cong per-lahan2 menghampiri Suma chiu.

Pada saat itu, Suma chiu yang biasanya sangat garang, waujahnya sudah sebentar pucat
sebentar merah dan terus mundur kebelakang beberapa tindak.
"Suma chiu -sekarang kaulah yang harus menjawab pertanyaanku." demikian Yo Cie Cong,
terus berjalan setindak demi setindak,
sebelum Suma chiu dapat menjawab. mendadak terlihat berkelebat sesosok bayangan orang
yang terus meluncur turun ketengah lapangan-
Ketika Yo Cie Cong membalikkan badannya untuk melihat siapa adanya orang yang baru
datang itu, kiranya ia adalah seorang orang dengan perawakan tinggi besar dengan kain kerudung
yang membungkus kepalanya sampai sebatas pundak. Dalam hati diam2 Yo Cie Cong berkata
"Aaaa, inilah orangnya yang menjadi biang keladi."

Orang aneh itu setelah datang dekat dan mengawasi keadaan disekitar tempat tersebut sesaat
lamanya. memalingkan mukanya kearah Yo Cie T^ong. Dengan suara mengandung rasa gusar
yang me-luap2, berkatalah ia:
"Setan cilik Kauwcu- mu kalau sampai tidak bisa menghacurkan tulang2mu, bersumpah tidak
mau ujadi orang lagi."
Orang aneh yang berkerudung itu memang bukan lain daripada Kauwcu (pemimpin dari
perkumpulan Im-mo-kao) yang tempo hari pernah bergebrak sekali dengan Yo Cie Cong.
Kekuatan kedua pihak,dalam pertempuran waktu itu ternyata masih berimbang. sudah barang
tentu Kauwcu itu masih belum tahu kalau baru2 ini Yo Cie Cong sudah berhasil meyakinkan ilmu
silat kelas tertinggi, ouw-bok sin-kang yang tertulis dalam dua potongan kayu pusaka, sehingga
baik kepandaian ilmusilatnya maupun kekuatan tenaga dalam serta luarnya, sudah meningkat jauh
lebih tinggi berlipat ganda daripada tempo hari ia menempur Kauwcu misterius itu.

Yo Cie Cong dengan mata merah membara lantas berkata dengan suara bengis: "Setan tua
bangkotan Apa maksud kau ber-kali2 mengutus anak buahmu menyusahkan aku?"
"Hhhh, hhhm ? setelah kau mati nanti, suhumu yang sudah jadi setan itu bisa kasih tahu sendiri
padamu."
Terperanjat Yo Cie Cong bukan main ketika mendengar jawaban tersebut. cara bagaimana
orang aneh ini bisa mengetahui kalau suhunya sudah binasa. Waktu suhunya pertama mendapat
bencana, pada dua puluh tahun berselang, kala itu Yo Cie Cong sendiri masih belum dijelmakan ke
dalam dunia. sudah tentu apa yang dimaksudkan dengan kematian suhunya itu, pasii adalah
kematiannya yang kedua kalinya di dalam goa batunya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setelah berpikir sejenak. segera ia dapat mengamhil keputusan hendak membuka kedoknya
orang aneh ini lebih dulu.
oleh karena sudah ada ancar2, maka ia tidak mau menjawab perkataan musuhnya sebaliknya
dengan kekuatan tenaga sepenuhnya sudah menyerang cepat bagaikan kilat.
Kauwcu dari Im-mo-kao itu tidak menjadi gugup karenanya. sebaliknya malah lantas
perdengarkan suara ketawanya yang seram, kemudian mengangkat tangan menyambuti serangan
lawannya yang muda. suara amat nyaring segera terdengar.
Yo Cie Cong sudah terpental mundur satu tindak. Tetapi Kaucu dari Im-mo-kao Itu sudah
mundur ter-huyung2 sampai tiga tindak.

Yo Cie Cong tidak mau memberi kesempatan sang lawan dapat memperbaiki posisinya, dengan
cepat ia susulkan serangan lainnya dengan menggunakan tipu serangan Kian-khun sit-sek
Diantara gemuruh suara angin- terdengar suara keluhan tertahan-Badan Kaucu Im-mo-kao itu
sudah ter-huyung2 lagi kebelakang.
Yo Cie Cong masih belum mau sudah begitu saja. Dengan cepat ia menggunakan ilmunya
‘Menggeser tubuh mengganti bayangan-. Cepat bagai kilat ia sudah memutar tubuh dan tatkala
balik kembali, ditangannya sudah menggenggam kerudung Kauwcu Im-mo-kao. Kauwcu Im-mo-
kao setelah terbuka kedoknya, telah perdengarkan suara seruan kaget.

Sekarang Yo Cie Cong baru dapat melihat wajah aslinya orang aneh itu, yang ternyata adalah
se-orang2 berwajah buas macam setan, rambutnya berwarna merah seperti darah.
Dalam kagetnya ia berseru: "iblis Rambut Merah?"
IBLIs RAMBUT MERAH Cho Ngo Teng, merupakan musuh Kam-lo-pang nomor satu juga dialah
orang yang melakukan pembunuhan kedua kalinya terhadap dirinya Yo cin Hoan, suhunya Yo Cie
Cong dengan kedua orang susioknya, ciu Lip To dan cek Kun
Maka itu, orang ini merupakan musuh terbesar dan musuh utama Kam-lo-pang. juga musuh
utamanya Yo Cie Cong sendiri.
Kegusaran dan kedukaan Yo Cie Cong hampir tidak dapat dikendalikan lagi.
sungguh tak pernah disangka Kauwcu dari Im-mo-kao inilah ada itu orang yang setiap saat,
setiap detik tak dapat dilupakan dan dialah orang yang sudah dicarinya kemana-mana sebagai
musuh nomor satu Kam-lo-pang.

Yo Cie Cong merasa gegetun pada dirinya sendiri mengapa seujak lama tidak pernah
memikirkan tentang ini.
Perkumpulan Im-mo-kao menggunakan kata2 Im dan Mo sebagai nama dan Im-mo (iblis dari
acherat) ini ujuga merupakan julukan dari cho Ngo Teng
sejak Yo Cie Cong muncul didalam dunia Kang-ouw, perkumpulan Im-mo-kao ini lantas
menyiarkan berita yang mengatakan bahwa pemilik Golok Maut yang sedang mengganas saat itu
bukanlah pangcu dari Kam-lo-pang sendiri dan sekarang, kalau di-pikir2, barulah menjadi terang
benderang persoalannya.
sebabnya ialah, suhu dan susioknya semua dibinasakan oleh iblis tua ini sendiri sudah dengan
sendirinya hanya dia sendiri yang mengetahui kalau orang yang mengaku pemilik Golok Maut dan
yang sudah menyaru sebagai Yo cin Hoan, bukannya Pangcu dari Kam-lo-pang.

Kalau Im-mo-kao telah menggunakan seluruh kekuatannya untuk menghadapi Yo Cie Cong
dulu, maksud dan tujuannya sudahlah pasti mereka hendak menyingkirkan bencana dikemudian
hari bagi pertumbuhan perkumpulan tersebut.
iblis Rambut Merah Cho Ngo Teng, setelah kerudungnya dicopoti oleh Yo Cie Cong, selain
merasa gusar, juga merasa kaget. Apa yang lebih mengherankan, Bocah ini mengapa dalam waktu
singkat tidak terlihat, kekuatannya sudah bertambah begitu banyak ? sungguh ini merupakan
kejadian aneh luar biasa baginya.
Matanya Yo Cie Cong beringas hampir mengeluarkan darah, Badannya bergemetaran saking
marahnya. sambil kertak gigi ia berkata dengan suara bengis:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Cho Ngo Teng, hukuman atas semua dosamu sudah tidak mungkin kau menghindarkannya,
sekarang aku pasti hendak mencincang dirimu sebingga menjadi ber-keping2 Aku juga hendak
membasmi semua anak buahmu, hingga peristiwa berdarah yang kau timbulkan kepada Kam-
lopang, aku akan ulangi kepada dirimu dan semua anak buahmu "

Si iblis Rambut Merah cho Ngo Teng meski ada merupakan satu iblis yang sangat buas dan
kejam, tapi tidak urung dibikin keder oleh perkataan Yo Cie Cong yang penuh rasa dendam ini.
Dengan kekuatan dan kepandaian yang dimiliki oleh malaikat maut kecil ini, memang ia dapat
melakukan seperti apa yang diucapkan-
"Setan cilik, Tadi aku sudah katakan bahwa aku hendak bikin hancur lebur tulang2mu " cuma
demikian saja ia bisa menjawab.
"Iblis tua Aku bereskan kau dulu, Nanti baru akan kubasmi habis seluruh anak buahmu" kata Yo
Cie Cong pula dengan wajah yang bengis.
Baru sauja perkataannya ditutup, ia sudah melancarkan serangannya yang sangat dahsyat.
Serangan yang dilakukan dengan penuh rasa gusar yang me-luap2 itu sudah tentu jauh lebih
hebat dari biasanya.

Yo Cie Cong sudah merasa gemas sekali terhadap iblis ini, ia segera dapat membereskan
jiwanya, supaya segera dapat melampiaskan kemendongkolannya yang terpendam dalam hatinya
sekian lamanya.
si Iblis Rambut Merah terkeujut. Ia juga terus menyambuti dengan sepenuh tenaga.
Tidak lama kemudian kekuatan kedua pihak lantas saling beradu. suara gempuran terdengar.
Si Iblis Rambut Merah sudah dibikin terpental mundur sampai tiga tindak. Dadanya dirasakan
bergolak, hampir saja ia muntah darah. Yo Cie Cong berhenii sesaat, lalu mengirim serangannya
yang kedua.
Kali ini ternyata jauh lebih keras dan jauh lebih hebat daripada serangannya yang pertama tadi.

Si iblis Rambut Merah tidak berani menyambuti dengan kekerasan. Ia hanya berkelit
mengelakkan serangan sang lawan. Dari samping iapun mengirim serangan balasan. Dalam hati ia
sudah mengerti kalau hari ini, kalau ia tidak berhasil membinasakan lawannya yang sangat
tangguh itu, pastilah Im-mo-kao akan mengalami keruntuhan hebat. Maka itu serangan yang
dilancarkan tadi itu juga tentunya sangat ganas dan teleng Pertempuran ini ada merupakan
pertempuran antara mati dan hidup.

Jilid 21 : Musuh terkuat bersatu

Ketika serangannya Yo Cie Cong tadi tidak mengenakan sasarannya, diam2 juga merasa
terkejut, Dengan cepat lalu ia mengeluarkan ilmu ‘Menggeser tubuh mengganti bayangan2nya’.
Gerakannya ini hampir bersamaan waktunya dengan waktu si iblis Rambut Merah mengeluarkan
serangannya.
Sesungguhnya tidaklah kecewa si iblis Rambut merah menjadi pemimpin dari suatu
perkumpulan besar dan tercatat sebagai musuh Kam-lo-pang nomor satu, Sesaat ketika badan
lawannya melejit dan lenjap dari depan matanya, segera ia menarik kembali serangan tangannya
dan mundur satu tombak. Dengan demikian sehingga keduanya lalu berdiri berhadapan kembali
dalam jarak tiga tombak.

Yo Cie Cong yang sudah dipenuhi hawa napsu hendak membunuh, sedikitpun tidak mau
berhenti mengaso. cepat bagaikan kilat badannya sudah bergerak maju lagi.
SERANGAN yang dilancarkan kali ini sudah menggunakan gerakan dari jurus kedua yang
dinamakan Lip-ciang To liong dari ouw-bok Sin- kang.
Tipu serangan itu tampaknya sangat aneh dan ganjil yang tidak ada tandingannya didalam
dunia rimba persilatan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Iblis Rambut Merah melongo menyaksikan lawannya ini menggunakan tipu serangan yang
sangat ganjil dan belum pernah dilihatnya selama hidupnya. Serangan tersebut hampir
mengancam seluruh bagian terpenting dari anggota badannya. Tampaknya serangan itu untuk
dihindarkan dengan tangkisan bagaimanapun juga rasanya sukar sekali, maka seketika itu juga
semangatnya lantas terbang.

Dalam gugupnya terpaksa ia menggunakan ilmunya yang dinamakan ‘Naga terbang kelangit,
badannya melesat tinggi keatas, ditengah udara badannya berputaran, demikian barulah dapat ia
terhindar dari serangan lawannya yang mematikan. Namun tidak luput sekujur badannya sudah
bermandikan keringat dingin.
Beruntun tiga kali serangan sudah dilancarkan oleh Yo Cie Cong tetapi ternyata masih belum
berhasil menundukkan lawannya maka hatinya sudah semakin gemas. Kali ini masih tetap
menggunakan serangan Lip-ciang To- liong.

Si iblis Rambut Merah cho Ngo Teng, yang masih belum dapat kesempatan memperbaiki
kedudukannya, kembali merasakan datangnya serangan hebat-
iblis yang sudah pernah mengganas dan malang melintang didalam kalangan Kang-ouw selama
beberapa puluh tahun, baru hari inilah untuk pertama kalinya menemukan lawan demikian
tangguhnya, juga merasakan pengalaman yang begitu pahit, maka timbullah pikiran buasnya.

Kedua tangannya lantas diputar cepat, dengan ilmu silatnya ‘Menutup langit dan matahari’
menutup rapat seluruh bagian terpenting pada tubuhnya, kedua kaki melakukan serangan dengan
tendangan beruntun, cepat laksana titiran.
Jikalau Yo Cie Cong berani maju secara keras, tentulah ia akan mengalami tendangan kakinya
iblis itu yang dapat membinasakan. Tetapi kakinya si iblis sendiri juga seolah2 diberikan pada sang
lawan.
Menimbang akan untung ruginya, terpaksa Yo Cie Cong merubah siasat bertempurnya. Dengan
cara menyerang lantas hendak menunggu lawannya.

Si iblis Rambut Merah sama sekali tidak pernah menyangka kalau sang lawan yang masih muda
itu dapat merubah siasatnya begitu cepat ia hanya dapat merasakan angin kuat sudah
menggempur dirinya dan tipu silat ‘Menutup langit dan matahari’ tadi ternyata tidak lagi berhasil
menahan serangan sang lawan.
Selagi si iblis hendak lompat menyingkirkan diri dari bahaya sudah terlamtat, sudah kasep.
Setelah terdengar suara ‘Gedebuk’ yang amat keras, kedua tangannya dirasakan sakit sekali se-
akan2 mau patah. Dadanya sudah terkena telak serangan tangan Yo Cie Cong. se-olah2 digempur
oleh barang berat ribuan kati, seketika itu ia berseru tertahan badannya juga mundur lima
langkah.

Yo Cie Cong yang sudah bertekad bulat hendak mengambil jiwa musuh besarnya ini, sudah
tentu tidak mau memberi kesempatan bernapas pada si iblis tua. Tangannya dengan cepat sudah
digerakan lagi, suatu kekuatan tenaga dalam yang maha dahsyat meluncur keluar dari tangannya.
Dengan kekuatan ini ia mau menerkam dirinya iblis Rambut Merah. Tangan kanannya pun tidak
tinggal diam, masuk dibalik baju dan keluar lagi dengan Golok Maut.

Si iblis Rambut Merah yang menyaksikan keadaan demikian ternyata sama sekali tidak gugup.
Ia memutar kedua tangannya hendak mengelakkan kekuatan tenaga Yo Cie Cong yang mau
menekan dirinya kemudian ia berkata dengan suara serem:
"Setan cilik Aku mau lihat kau masih bisa lari kemana?"

Baru saja iblis Rambut Merah itu menutup perkataannya, Yo Cie Cong merasakan ada serangan
dari belakangnya maka dengan cepat sudah menggeser tubuhnya kekanan sampai delapan kaki
jauhnya, kemudian balikkan badan. seketika itu ia kaget seperti disambar geledek. Badannya
sampai tergetar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Giok-bin Giam-po Phoa cit Kouw dan si siluman Tengkorak Lui Bok Thong kedua-duanya
tampak berdiri sejauh dua tombak dibelakang bekas tempat ia berdiri tadi.

Rasa perih hatinya Yo Cie Cong saat itu benar2 jauh lebih hebat daripada akan menerima
kematian
Tiga iblis tangguh yang berdiri dihadapannya, semua merupakan musuh2 kuat perguruannya.
Tidak pernah ia menyangka kalau mereka bertiga bisa bergandengan tangan bekerja sama.
Dua orang diantara ketiganya saja, masih belum menjadi soal baginya. Tetapi dengan adanya
Giok-bin Giam-po juga disitu yang mungkin adalah ibu kandungnya sendiri, baginya benar2
merupakan suatu duri dimata, sukar rasanya untuk ia melaksanakan usahanya menyingkirkan
musuh2 perguruannya.
Perkataan wanita baju merah berkerudung tempo hari itu se-olah2 masih berkumandang
ditelinga...

Dengan sorot matanya yang sayu, Yo Cie Cong menatap wajahnya Giok-bin Giam-po. Tetapi
apa yang ia dapatkan dari wajah yang masih ayu itu, ternyata hanyalah rasa perasaan
permusuhan, kebencian dan kebuasan
Malaikat itu, hatinya seperti berteriak: “Dia bukan ibumu Bukan, bukan itu hanya kesalahannya
itu orang berkedok kain merah yang sudah keliru dalam anggapannya sendiri. Dia hanya Giok-bin
Giam po. Dia harus binasa diujung Golok Maut.”

Belum lagi hilang lamunannya, ketiga iblis itu sudah maju kehadapannya mengambil sikap
mengurung.
Tetapi lain pikiran saat itu timbul dalam otaknya Yo Cie Cong. seandainya wanita ini benar2
adalah ibunya dan ia sekarang akan membunuhnya, betapalah sakit hatinya, akan jadi manusia
macam apakah dia? Betapapun besar dosanya seorang ibu, di dalam dunia ini tidak ada anak yang
tega membunuh mati ibunya sendiri
Rasa pedih yang menjelubungi hatinya membuat wajahnya Yo Cie Cong beberapa kali berubah.

Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow yang usianya sudah lanjut, wajahnya masih tetap cantik seperti
gadis jelita.Begitupula bentuk tubuhnya, langsing montok menggiurkan setiap hati kaum pria.
semua gerak-gerik dan senyumnya cukup menawan hati setiap orang.

Saat itu ia gerakkan badannya, matanya mengerling kesetiap orang yang ada disampingnya.
jari tangan kanannya yang lancip. dengan sangat luwes coba membereskan rambutnya riap2an
tertiup angin, setelah itu kemudian ia membuka mulut dan perdengarkan suaranya yang merdu
merayu:
"Bocah, sekali lagi kutanyakan padamu. Bagaimana sebetulnya dengan Giok-bin Kiam-khek
Hoan Thian Hoa?"
Yo Cie Cong yang pikirannya sudas ruwet dan kalut menjawab gemas.
"Sudah binasa"
"Apa benar ?"
"Percaya atau tidak terserah padamu"
Wajahnya Giok-bin Giam-po terlihat muram saat itu,

Si siluman Tengkorak Lui Bok Thong lantas perdengarkan suara ketawanya aneh, kemudian
berkata dengan suara ketus.
"Setan cilik. Apa sepotong kayu ouw-bok Po-lok itu masih ada dibadanmu?"
sebenarnya memang iblis ini masih tahu yang dibadannya Yo Cie Cong sendiri masih ada
sepotoag kayu yang lainnya, malah sekarang ia sudah berhasil memahami seluruh isinya yang
tentera dalam dua potongan kayu pusaka itu.

Yo Cie Cong lantas menjawab sambil tepok2 pinggangnya, "Ada disini Kau mau apa?"
"Lekas serahkan padaku supaya aku dapat memberikan kematian secara sempurna padamu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ouw-bok Po-lok bagimu sudah tidak ada gunanya "


Siluman Tengkorak yang saat itu belum mengerti apa maksud perkataan Yo Cie Cong, lantas
menanya:
"Kenapa?"
Sambil delikkan matanya, Yo Cie Cong menjawab dingin:
"Sebab kau cuma bisa hidup sampai sekarang ini saja Kau sudah tidak ada waktu lagi untuk
memahami isinya...."
"Ha.. setan cilik Nanti kuremukkan tulang2mu” sehabis keluarkan perkataannya, iapun
menyerang dengan tiba2.

Sambil ketawa dingin Yo Cie Cong angkat tangannya menyambuti serangan lawan.
Si iblis Rambut Merah, berbareng pada saat itu, juga mengeluarkan serangannya. sambil
berkelit Yo Cie Cong menyambuti serangan dari dua jurusan itu dengan dua belah tangannya.
Setelah tiga serangan tersebut saling beradu, ke-tiga2nya kelihatan pada ter-huyung2
badannya.
Yo Cie Cong yang sudah ingin cepat tahu siapa sebetulnya Giok-bin Giam-po itu, setelah
melancarkan serangannya tadi, mendapat kenyataan bahwa lawannya tidak turun tangan lagi
menyerang padanya, maka juga ia tidak mau menyerang lagi. dengan cepat ia mengeluarkan batu
Liong- kuat yang dikalungkan didepan dadanya. Batu itu sengaja digenggamnya dalam tangannya
se-akan2 sengaja dipertontonkan pada Giok-bio Giam-po.

Dengan hati berdebaran ia menantikan reaksinya iblis wanita itu. se-olah2 seorang persakitan
yang menantikan vonis terakhir, demikianlah dapat dikatakan keadaan Yo Cie Cong waktu itu.
Jikalau Giok-bin Giam-po mengenali batu Lioag-kuat itu, kalau ia dapat juga mengeluarkan biji
Hong-kuatnya, tidak usahlah disangsikan lagi kalau wanita itu benar2 adalah ibu kandungnya
sendiri Kalau betul demikian terjadinya, maka ludeslah sudah segala pengharapan hidupnya.
Tetapi, jikalau wanita itu tidak mengenal batu Liong- kuat itu, apa yang diduga oleh wanita
berkerudung itu, pastilah benar semuanya
Diam-diam ia juga turut berdoa kepada yang Maha Esa. Ia mengharapkan sangat jawaban
seperti apa yang diduga oleh si wanita berkerudung.
Sekujur badannya dirasakan menggigil, keringat dingin mengucur deras. wajahnya yang tadi
cakap. berubah menjadi pucat ketika itu.

Perubahan serupa itu, dimatanya ketiga iblis itu telah menimbulkan rasa takut dan dugaan yang
rupa2. Mereka mengira bahwa anak muda itu hendak mengeluarkan ilmu silatnya yang lebih aneh
lagi, maka semuanya pada bersiap sedia untuk menantikan segala kemungkinan, sebab melihat
kepandaian dan kekuatan tenaga dalam anak muda itu membuat mereka harus selalu bersiap
siaga. Akan tetapi, kenyataannya adalah diluar dugaan mereka semua.

Yo Cie Cong dengan keberaniannya bagaikan seorang yang sedang menuju ke- medan perang
untuk menunaikan tugasnya, tangan kanannya diangkat perlahan2, kemudian ia pentang jari
tangannya, hingga batu ‘Liong-kuat’ yang agak berkilauan itu bisa tertampak dengan nyata, ialah
diunjukkan kepada Giok-bin Giam-po, apakah iblis wanita itu mengenali batu itu atau tidak?
Pada saat itu, hatinya berdebar keras, perasaan tegang mempengaruhi seluruh pikirannya,
dengan tanpa berkesiap ia memandang wajahnya Giok-bin Giam-po, se-olah2 ingin dari wajah
yang ayu itu mendapatkan jawabannya.
Beberapa detik telah berlalu, dan jawaban yang ia dapat dari sikapnya Giok-bin Giam-po, telah
membuat ia kegirangan setengah mati.

Sebab wanita genit itu ketika mendapat lihat batu ‘Liong-kuat’ ditangannya Yo Cie Cong, karena
tidak mengerti apa maksudnya anak muda itu mengunjukan batu itu,
Dikiranya ada mengandung tujuan tertentu, maka kecuali mengunjukan perasaan bingung
seperti juga halnya dengan kedua iblis tua yang lainnya, sedikitpun tidak mengunjukan perobahan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sikap seperti seorang yang telah melihat barang kenang2annya. ini ada suatu bukti yang nyata
bahwa wanita genit itu benar-benar tidak mempunyai sangkutan apa dengan dirinya,
Giok-bin Giam-po memang benar tidak tahu apa maksudnya Yo Cie Cong berbuat demikian,
maka lalu majukan pertanyaan: "Bocah, kau hendak bermain sandiwara apa lagi?"

Pertanyaan ini berarti suatu pengakuan bahwa wanita genit ini sama sekali tidak kenal benda
apa yang berada didalam tangannya Yo Cie Cong.
Kegirangannya Yo Cie Cong pada saat itu, tidak dapat dilukiskan dengan pena. Baginya, ini ada
merupakan suatu keajaiban. Apa yang ditakuti dan dikuatirkan, kini telah lenyap semuanya, Giok-
bin Giam-po bukan ibunya, ini sudah pasti, dengan demikian maka dirinya juga tidak ada
hubungannya dengan Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa.

Tapi disamping perasaan kegirangan, ia juga mempunyai sedikit rasa kecewa, sebab asal-usul
dirinya kembali merupakan suatu teka-teki yang belum terjawab.
Yo Cie Cong setelah mendengar pertanyaan Giok-bin Giam-po, dengan tenang masukan
kembali ‘Liong-kuat’nya dibalik dada bajunya, kemudian dengan paras berubah ia menyahut: "Aku
menghendaki jiwanya kalian bertiga -
Tiga iblis pada terkejut.

Iblis Rambut merah cho Ngo Teng, dengan matanya beringas, setelah memandang wajahnya
Yo Cie Cong sejenak lalu berkata: "setan cilik, lebih baik kau serahkan dirimu secara baik, mungkin
kami bisa memberikan kematian yang sempurna bagi dirimu"
Yo Cie Cong pada saat itu sudah lenyap semua perasaan yang mengganggu pikirannya, maka
semangatnya bangun kembali napsunya hendak menuntut balas dendam juga semakin berkobar.
ia dongakan kepalanya dan tertawa ber-gelak2, seolah-olah hendak melampiaskan semua
kebencian dan kemendongkolan dalam hatinya dalam cara demikian.

Perbuatan Yo Cie Cong itu benar2 membuat keder hatinya tiga iblis yang sudah malang
melintang didunia Kang-ouw.
Lama sekali, ia baru hentikan ketawanya, kemudian dengan nada suara yang sangat dingin
ketus berkata kepada mereka:
"Kalian bertiga lebih baik maju berbareng, supaya kalian nanti kalau mati juga tidak kesepian,
satu sama lain bisa berkawan untuk menemui Giam-lo-ong"
Ucapan yang sangat jumawa itu, telah membuat merah wajah tiga iblis itu. seorang anak muda
yang usianya belum cukup 20 tahun, ternyata sudah berani keluarkan perkataan begitu sombong,
menantang tiga kawanan iblis yang sudah terkenal kuat dan keganasannya, untuk mengeroyok
dirinya, ini benar2 merupakan suatu kejadian yang sangat langka didalam rimba persilatan- .

Tapi ketiga iblis tua itu juga mengakui kekuatan diri masing2, jika bertanding satu persatu yang
mampu menandingi Yo Cie Cong. Maka sekalipun Yo Cie Cong tidak menantang demikian, mereka
barang kali juga akan berbuat demikian
Pada saat itu, anak buahnya Im-mo-kao. yang sudah pada binasa dan terluka, lima
diantaranya, ialah si Pedang Berdarah Kong jie si Garuda sakti suma chiu dan tiga laki2
pertengahan umur, nampak bangkit berdiri dari tumpukan mayat2, dengan badan sempoyongan
coba menyingkir dari tumpukan bangkai kawannya.
Mareka berlima merupakan orang2 yang masih hidup diantara beberapa puluh anak buahnya
Im-mo-kao, perasaan takut masih belum lenyap dari wajah mereka.
Iblis Rambut merah cbo Ngo Teng lalu ulapkan tangannya kepada mereka seraya berkata:
"Kamu pulang dulu kepusat merawat luka-lukamu "
Mereka berlima se-olah2 mendapat pengampunan besar, setelah mengucapkan terima kasih,
lantas meninggalkan medan pertempuran.

Setelah berlalu, ketiga kawanan iblis itu lalu memberi isyarat satu sama lain. Giok bin Giam-po
lalu bergerak lebih dulu, ia menerjang dirinya Yo Cie Cong dan melakukan serangan hehat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kepandaian dan kekuaian iblis wanita ini, diantara kawanan iblis itu terhitung yang paling kuat,
maka serangannya yang dilancarkan secara mendadak itu, seolah-olah gelombang air laut yang
menggulung.

Yo Cie Cong sudah bertekad hendak menghabiskan jiwanya iblis wanita itu lebih dulu. maka ia
juga keluarkan tenaga sepenuhnya untuk menyambuti serangan tersebut.
Setelah kekuatan kedua pihak saling beradu, Giok-bin Giam-po wajahnya nampak pucat pasi,
badannya mundur dua tindak. sedang Yo Cie Cong hanya tergoncang sedikit badannya.
Belum Yo Cie Cong mendapat kesempatan untuk bernapas, iblis Rambut Merah cho Ngo Teng
sudah menyerbu dengan serangannya yang sangat hebat.

Yo Cie Cong kerahkan seluruh kekuatannya, dengan ilmnnya Kan-goan cin-cao yang ia
kerahkan sampai 10 bagian penuh ia menyambuti serangan si rambut merah.
Tatkala suara menggelegar terdengar karena beradunya kekuatan kedua fihak itu, badannya
iblis Rambut Merah sudah terpental mundur tiga tindak, baru bisa tancap kakinya. sedang Yo Cie
Cong yang masih belum menarik kembali serangannya, sudah lantas diserang oleh siluman
Tengkorak Lui Bok Thong.

Yo Cie Cong dengan mata beringas, cepat balikkan badannya dan mengirim satu serangan
hebat. Hampir berbarengan pada saat itu, kedua iblis lainnya sudah menyerang dari belakangnya.
Ketiga iblis itu dengan bergandengan tangan mengeroyok satu anak muda yang belum lama
muncul didunia Kang-ouw. Dengan kedudukan dan nama mereka dikalangan Kang-ouw sebetulnya
ada merupakan suatu perbuatan yang sangat memalukan bagi dunia rimba persilatan. Tapi tujuan
mereka ialah hendak menyingkirkan jiwanya Yo Cie Cong, yang didalam mata mereka bukan saja
merupakan seorang yang sangat berbahaya, tapi juga mengancam kedudukan mereka semua.
Maka mereka telah turun tangan tanpa mengenal kesihan sama sekali.

Tidak kecevva Yo Cie Cong sebagai satu jago yang sangat dimalui, meskipun sekaligus harus
melawan ketiga musuh2nya yang sangat tangguh, tapi sedikitpun tidak merasa takut atau keder.
Setelah mengirim satu serangan kepada dirinya Siluman Tengkorak Lui Bok Thong, karena
mengetahui belakang dirinya terancam oleh kedua musuhnya yang lain, maka ia enjot tubuhnya
melesat tinggi, dengan ilmunya mengentengi tubuh yang luar biasa ia terbang mengikuti angin
serangan dari kedua musuhnya tadi.

Siluman Tengkorak Lui Bong Thong yang terkena serangan Yo Cie Cong dengan telak.
badannya lantas mundur sempoyongan. Yo Cie Cong sendiri pada saat itu sudah melayang turun
dari udara. semua gerakan Yo Cie Cong tadi dilakukan demikian gesit dan cepatnya, sehingga
orang2 kuat seperti tiga iblis itu juga merasa kagum dan ter-heran2.
Sejenak setelah mereka terpesona terhadap gerakan Yo Cie Cong, setelah dirinya Yo Cie Cong
sudah turun lagi ketanah, lantas mengirim serangannya lagi yang lebih dahsyat. Hingga sebentar
kemudian terdengar suara gemuruh yang memekakan telinga, angin yang meluncur keluar dari
serangan tangan tiga iblis itu membuat tanah dan batu pada berterbangan-

Yo Cie Cong dengan kekuatan tenaganya yang melebihi manusia biasa, dengan sangat berani
menyambuti serangan tersebut.
Setelah beberapa kali mengadu kekuatan, Yo Cie Cong baru merasakan kalau keadaan agak
tidak beres. Kawan iblis itu dengan kekuatan tiga orang, bukannya menyerang secara
mengeroyok. tapi secara bergiliran, kalau yang satu menyerang, dua lainnya lantas mundur,
demikian seterusnya, hingga ia yang harus menyambuti setiap serangan sudah tidak mempunyai
kesempatan untuk bernapas.
Kalau cara demikian diantapi berlangsung terus-terusan, sekalipun manusia yang terbikin dari
besi juga tidak sanggup tahan lebih lama lagi, apa lagi manusia biasa,
Maka dalam hatinya lantas berpikir hendak menggempur dan dapat merubuhkan satu persatu
kepada musuh2nya yang tangguh itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setelah berpikir demikian, ia lalu kerahkan ilmunya Liang- kek cin-goan kebatas puncaknya,
dengan secara berbareng ia menggempur Ibiis Rambut Merah dan Giok-bin Giam-po, dan selagi
kedua iblis itu menyingkir mundur untuk mengelakan serangannya yang sangat dahsyat itu Yo Cie
Cong dengan ilmunya ‘Menggeser tubuh menukar bayangan," bagaikan setan sudah melejit
kesampingnya siluman Tengkorak Lui Bok Thong dan melesat keluar dari kurungan ketiga iblis
tersebut.

Siluman tengkorak Lul Bok Thong yang tadi melakukan serangan terhadap dirinya Yo Cie Cong
dan mendadak kehilangan sasarannya, tahu-tahu disampingnya merasa sambaran angin, maka
segera mengetahui kalau gelagat tidak beres. Dengan cepat ia coba putar tubuhnya kebelakang,
tapi Yo Cie Cong sudah menghadang lagi kesamping dirinya serta mengirim satu serangan hebat.

Serangan itu telah mengenakan dengan telak, siluman Tengkorak setelah keluarkan seruan
tertahan, mulutnya lantas menyemburkan darah, gerak badannya mulai kendor.
Selagi pihak lawannya berada dalam keadaan tidak berdaya, Yo Cie Cong dengan cepat sudah
menghunus senjata Golok Mautnya.
Iblis Rambut Merah dan Giok- bin Giam-po nampak terkejut menyaksikan kejadian demikian,
dengan cepat mereka memburu kepada Yo Cie Cong, Tetapi sudah terlambat,

Sebentar sudah terdengar suara jeritannya Lui Bok Thong, kedua pahanya Siluman Tengkorak
itu sudah dipereteli, dadanya berlubang, darah menyembur bagaikan pancuran, hingga jiwanya
melayang pada saat itu juga,
Yo Cie Cong setelah menamatkan jiwa musuhnya, dengan cepat sudah putar tubuhnya dan
melesat sejauh dua tumbak.
Tidak kecewa iblis Rambut Merah cho Ngo Teng sebagai seorang pemimpin, setelah
menyaksikan kejadian demikian, lantas berkata kepada Giok-bin Giam-po "Phoa Hok-hoat
(pelindung hukum), lekas kau kerjakan menurut rencana kita semula, lekas "
Giok-bin Giam-po segera gerakan badannya, dengan cepat meluncur keluar kalangan.
Menampak iblis wanita itu hendak kabur, Yo Cie Cong lantas menggeram: "lblis wanita,
serahkan jiwamu jangan harap kau bisa kabur"

Berbareng dengan itu badannya lantas melesat tinggi, se-olah2 bintang meluncur dari langit, ia
meluncur turun dihadapannya giok-bin Giam-po, kemudian melancarkan serangan tangan yang
amat dahsyat, hingga Giok-bin Giam-po terpental balik sampai bergulingan.
Tapi pada saat itu serangannya iblis Rambut Merah yang amat dahsyat juga sudah sampai
dibelakangnya Yo Cie Cong, serangan membokong iblis ini agaknya dilancarkan dengan
sepenuhnya, karena ia ingin menggunakan kesempatan tersebut membikin mampus jiwa
musuhnya,

Diperlakukan sangat licik secara demikian, Yo Cie Cong merasa sangat gusar. ia lantas angkat
tangannya, " menutup serangannya iblis Rambut Merah, Tatkala kekuatan kedua pihak saling
beradu, Yo Cie Cong lengannya merasakan kesemutan, sedang badannya iblis Rambut Merah
sudah terpental sejauh satu tumbak.
Hampir berbarengan pada saat itu juga, Giok- bin Giam-po yang bergulingan ditanah, sudah
berdiri lagi dan mengirim satu serangan kepada Yo Cie Cong-
Meskipun Yo Cie Cong sudah merasakan ada orang yang membokong dirinya, tapi sudah tidak
berdaya untuk menahan serangan bokongan itu. Dalam keadaan kejepit, ia lantas melesat maju
satu tumbak. untuk mengelakkan serangan tersebut, tapi tidak urung sambaran anginnya masih
membuat dadanya sesak. hampir saja ia tidak bisa pertahankan dirinya.

Yo Cie Cong menggeram hebat, badannya melesat maju lagi satu tumbak lebih, sambil kertek
gigi, ia menggunakan serangannya ‘Kui-Leng Thian-tee’ dari ilmu silatnya ouw-bok sin-kang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sebentar kemudian terdengar suara gemuruh bagaikan guntur, suatu kekuatan tenaga dalam
yang sangat hebat secepat kilat sudah menggulung dirinya Giok- bin Giam-po.

Tapi berbareng dengan itu juga, iblis Rambut Merah sudah keluarkan bentakan nyaringo
"jangan coba melukai orang"
Kedua tangannya lantas mendorong dengan kekuatan tenaga dalam yang sangat hebat.
maksudnya ialah hendak memaksa supaya Yo Cie Cong urungkan serangannya terhadap dirinya
Giok-bin Giam-po.
Iblis wanita itu semula ketika menampak serangan Yo Cie Cong yang demikian hebatnya,
nyalinya sudah kuncup, ia tidak berani menyambuti dengan kekerasan, maka dengan cepat
singkirkan dirinya. Tapi serangan dari ilmu silat ouw-bok sin-kang itu ada merupakan suatu ilmu
silat yang sudah tidak ada taranya. meski ia sudah menyingkir secepat mungkin, tapi masih belum
mampu menghindarkan seluruhnya dari ancamannya serangan tersebut, hingga achirnya
badannya masih kena digulungdan terbang melayang sampai dua tumbak jauhnya, mulutnya
mengeluarkan darah.

Tapi dilain pihak. serangannya iblis Rambut Merah cho Ngo Teng, juga sudah mengenakan
dirinya Yo Cie Cong dengan telak.
Yo Cie Cong merasa badannya menggetar, matanya ber-kunang2, hingga mundur
sempoyongan sampai 5 tindak. baru bisa berdiri tegak. Untung dalam dirinya ada mengandung
rupa2 pengaruh benda mustika dan ilmu yang sudah tiada taranya, terutama ilmunya Liang-kek
cing-goan, sudah berhasil memunahkan sebagian besar serangan dari lawannya, kalau tidak
demikian, barangkali ia akan menderita luka yang tidak ringan.

Berbareng pada saat Yo Cie Cong terkena serangannya iblis Rambut Merah, Giok-bin Gam-po
sudah menghilang dari depan matanya
Iblis Rambut Merah cho Ngo Teng telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa Yo Cie
Cong sudah terkena serangannya dengan telak, tapi sedikitpun tidak terluka, bukan kepalang rasa
kagetnya.
Yo Cie Cong ketika mengetahui bahwa Giok-bin Giam-po sudah kabur, dadanya dirasakan
hampir meledak, maka ia lantas tumplekkan semua kegusarannya kepada dirinya iblis Rambut
Merah, yang dianggap sudah memberi kesempatan untuk ia kabur.
"Cho Ngo Teng, inilah saatmu untuk membayar hutang" demikian ia berseru dengan suara
gusar.

Sehabis mengucapkan perkataannya, kedua tangannya lantas diputar, kekuatan tenaga dalam
lantas meluncur keluar, se-olah2 gelombang air laut, sehingga iblis Rambut Merah sudah tidak
mempunyai kesempatan untuk keluarkan kekuatannya guna menyambuti serangan tersebut, oleh
karenanya maka ia terpaksa mundur ber-ulang2, keadaannya itu sangat mengenaskan sekali.
Tiba2, iblis Rambut Merah keluarkan siulan aneh, badannya mendadak melesat kesamping satu
tombak jauhnya mengelakkan serangan Yo Cie Cong, dengan kecepatan bagaikan kilat ia telah
mengeluarkan serupa benda merah dari pinggangnya. Benda merah itu kira2 tiga tumbak persegi
lantas dilemparkan diatas kepalanya Yo Cie Cong.

Yo Cie Cong terperanjat, dengan cepat ayun tangannya memukul kearah benda merah itu, tapi
ia lantas merasakan bahwa benda merah itu agaknya sangat ringan, terhadap serangan tangannya
hanya bergoyang sebentar saja, lalu meluncur turun lagi.
Tatkala ia mengawasi dengan seksama, benda itu ternyata ada jaring berwarna merah darah..
Dengan cepat jaring aneh berwarna merah itu sudah akan menjaring kepala, kini terpisah
dengan kepalanya hanya tinggal kira2 tiga kaki saja.

Iblis Rambut Merah baru mengeluarkan benda itu karena dalam keadaan berbahaya, rupanya
benda itu bukan benda sembarangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

jaring aneh selebar satu tumbak persegi itu secepat kilat sudah mengancam Yo Cie Cong,
hingga ia sudah tidak mempunyai kesempatan untuk menghindarkan dirinya dari jaringan
tersebut.
Dalam keadaan demikian, Yo Cie Cong lalu keluarkan ilmunya Liang- kek cin-goan melindungi
sekujur badannya. sebentar kemudian uap berwarna merah tercampur putih sudah keluar dari
dalam tubuhnya dan melindungi sekujur badannya, se-olah2 dikelilingi selapis kabut tebal yang
tidak bisa ditembus oleh apa saja.
Dengan demikian Yo Cie Cong berhasil menghindarkan jiratan jaring aneh itu, yang telah
kandas diluar uap merah putih, tapi bagian bawah sudah menutupi tanah, hingga dirinya Yo Cie
Cong kini sudah seperti tertutup oleh kurungan berwarna merah.

Tapi dipihaknya iblis Rambut Merah Cho Ngo Teng, juga dikejutkan oleh ilmu kepandaian Yo
Cie Cong yang luar biasa dan sangat ajaib. Sampai ia menjadi kesima, tapi kemudian ia keluarkan
tertawanya bangga, hatinya merasa puas,
"Setan cilik, sekalipun kau mempunyai kepandaian yang sangat hebat, tapi kau bisa tahan
berapa lamanya? Dengan terus terang Kauwcumu beritahukan padamu, ini dinamakan ‘siao-heng
Ang-in-bau’ jaring2 merah menumpas rupa. jaring ini ada mengandung racun yang sangat berbisa,
baik manusia atau binatang, siapa terkurung didalamnya, lantas akan hancur lebur menjadi
hangus. Kalau kau tidak percaya kau boleh lihat keadaan disekitarmu, apakah aku membohongi
atau menggertak kau?" demikian ia berkata dengan bangganya.

Yo Cie Cong benar saja lantas memperhatikan keadaan disekitarnya, saat itu bukan kepalang
rasa kagetnya.
Apa yang terbentang didepan matanya, ialah itu bangkai2nya orang2 Im-mo-kao yang tadi
terbinasa didalam tangannya, kini sudah tidak kelihatan lagi, sebagai gantinya ialah segundukan
arang hitam. Dan semua tanah yang tersentuh oleh jaring aneh itu lantas berubah menjadi
hangus, rumput2 dan tumbuh2an lainnya tampak masih terbakar hingga mengepul asapnya.

Yo Cie Cong meski merasa sangat gusar, tapi ia sudah tidak berdaya melepaskan dirinya dari
kurungan jaring yang sangat ajaib itu,
saat itu ia masih mengandalkan ilmunya Liang- kek cin-goan untuk melindungi dirinya. Hingga
racun yang ada didalam jaring aneh itu tertolak sejauh tiga kaki. Tapi, cara demikian ini paling
banyak menghamburkan kekuatan tenaga dalam, jika waktunya agak lama, sudah tentu ia tidak
kuat bertahan terus2an-

Kembali terdengar suaranya iblis Rambut Merah yang mengejek: "setan cilik, kau tunggu saja
sampai badanmu dan tulang2mu hancur menjadi abu..Ha, ha, ha...." "
"Setan tua jangan bangga dulu Apa dengan jala begini lantas kau kira bisa bikin susah aku?"
bentak Yo Cie Cong gemas.
Akan tetapi, oleh karena perbuatan iiu, daya tahan kekuatan tenaga dalamnya menjadi kendur
dengan sendirinya sehingga jaring merah itu menurun lagi sampai setengah kaki kebawah. cepat2
dikerahkan lagi ilmunya, kekuatan Liang- kek cin goannya ditambah beberapa bagian. Dengan
kekuatan tenaganya yang sangat ampuh ini ia hendak berusaha untuk menahan turunnya terus
jaring lawannya itu.
Perasaan bangganya iblis Rambut Merah tampak semakin nyata diwajahnya. Ia tidak
menyangka kalau pemilik Golok Maut, yang selama ini merupakan orang kuat yang paling ditakuti
orang2 dunia Kang-ouw. ternyata hanya sebegitu saja. Kepandaiannya akan terjatuh juga kiranya
ditangannya.

Kalau tadinya Yo Cie Cong tahu benda merah itu begitu lihaynya, sudah tentu sebelum benda
itu dapat mengurungnya, ia akan sudah lompat pergi jauh2. Entah apa pula dan bagaimana
akibatnya dengan iblis Rambut Merah itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kembali setengah jam telah berlalu. Daya pertahanannya Yo Cie Cong sudah mulai berkurang
pula, Keringat dingin sudah mulai membasahi jidatnya.
Jikalau pemilik Golok Maut masih bisa mempertahankan hidupnya, jikalau ia bisa menangkan
pertempuran dengan selamat, bukan hanya kawanan iblis itu akan dibasminya habis seluruhnya,
perkumpulan Im-mo kaopun tentu tidak luput dari bencana kemusnahan,

Justeru karena kepandaian dan kekuatan pemilik Golok Maut telah menggetarkan jagatlah yang
telan membuat siluman Tengkorak Lui Bok Thong dan Giok- bin Giam-po Phoa cit Kow yang tidak
berani menghadapi sipemilik Golok Maut seorang diri, kemudian satu demi satu mengabdikan diri
kepada perkumpulan Im-mo-kao dengan maksuk untuk ber-sama2 menghadapi pemilik Golok
Maut seorang.
Iblis Rambut Merah cho Ngo Teng. yang saat itu telah dapat melihat Yo Cie Cong agaknya
sudah keripuhan, dalam hati berpikir : "Aku harus cepat2 melenyapkan orang ini supaya tidak
banyak pikiran dikemudian hari. Kalau sampai ia berhasil lolos nanti, hebat sekali akibatnya tentu".
Memikir begitu iblis Rambut Merah lalu perdengarkan suara ketawanya yang menyeramkan,
kemudian berkata:
"Setan cilik Lebih cepat2 aku antarkan kau pulang menemui suhumu didalam kubur" setelah
selesai mengucapkan perkataannya, dengan cepat ia lalu mengirim serangan dari jarak jauh.

Akan tetapi, setelah terdengar suara ‘Buk’ yang amat nyaring, satu kekuatan yang tiada
tertampak membikin terpentalnya tubuh iblis Rambut Merah sendiri yang setelah mundur
sempoyongan beberapa saat baru bisa berdiri tegak lagi.
Meski Yo Cie Cong dapat mempertahankan diri berkat ilmu Liang- kek cin-goannya yang selalu
dapat melindugi disekitar badannya yang bahkan dapat juga menolak balik setiap serangan
musuh, tetapi kalau keadaan terus menerus berlangsung secara demikian, tentu lama kelamaan
kekuatan tenaga dalamnya akan kena pengaruhnya juga.

Demikianlah, jaring merah itu akhirnya bergerak turun lagi kebawah setengah kaki, terpisah
dengan kepalanya tinggal lagi dua kaki saja.
Ketika iblis Rambut Merah mengetahui serangannya tidak membawa hasil, kembali ia
mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya dan menyerang lagi. Kali ini ia sudah mengerahkan
kekuatannya sampai full (penuh) sehingga serangannya ini jauh lebih hebat daripada serangannya
yang pertama tadi.
Sambil kertak gigi Yo Cie Cong menyambuti serangan tersebut.

Kembali terdengar suara benturan amat nyaring. jaring merah tampak bergoyang, lalu turun
lagi satu kaki kebawah.
jikalau iblis Rambut Merah melancarkan lagi serangannya, dua kali lagi saja, mungkin sukar
bagi Yo Cie Cong untuk menghindarkan diri dari bencana kematiannya,
Sebab begitu turun sedikit lagi saja, begitu menyentuh sedikit kepalanya saja, jaring merah itu
bisa membikin seluruh tubuhnyab hangus.

Hati Yo Cie Cong sudah mulai merasa cemas.Bukannya ia takut mati. Bukannya ia pengecut.
Tetapi ia merasa bahwa saat itu ia masih belum boleh mati Masih ada musuhnya yang masih
belum dibunuhnya. Bagaimana ia dapat mati meram?
Pada saat yang membahayakan bagi Yo Cie Cong itulah lagi2 iblis Rambut Merah melancarkan
serangannya, serangan yang ketiga kalinya. Kali ini ternyata serangannya jauh lebih hebat
daripada dua serangannya yang terdahulu
Yo Cie Cong delikkan matanya. Ia tahu kalau kali ini sukar sekali baginya untuk dapat
meloloskan diri dari bencana, maka itu timbullah sudah pikirannya hendak binasa bersama-sama
musuhnya.
jarak kedua pihak saat itu lebih dari empat tumbak jauhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kalau saja Yo Cie Cong mau menggunakan ilmu ouw-bok sin-kangnya, salah satu, yang mana
saja, asalkan dengan sepenuh tenaga, pasti iblis Rambut Merah akan binasa seketika. Tetapi
dengan berbuat begitu, dla sendiri juga tidak akan luput dari bencana, sebab dengan
mengerahkan meluruh kekuatan tenaganya kekuatan tenaga dalam yang melindungi dirinya juga
akan segera buyar dan ia sendiri tentu akan segera terjaring oleb jaring lawannya, dan tidak
ampun lagi tubuhnya akan mati hangus

Keadaan sudah sangat genting. suasana ketegangan sudah memuncak Agaknya mala-petaka
sudah tidak dapat dihindarkan lagi oleh kedua belah pihak.
Yo Cie Cong sudah mengerahkan seluruh ilmu Liang- kek cin-goannya, sampai kebatas yang
tertinggi. Ia sudah bertekad hendak binasa ber-sama2 dengan musuhnya ini.
Tiba2 ia dapatkan satu pikiran yang dianggapnya dapat dipakai untuk menghindarkan bencana
tersebut.
Kiranya, menurut jalan pikirannya Yo Cie Cong, jaring merah itu yang terbuat dari bahan halus
semacam sutera yang sangat ulet, dengan lubang jaringnya yang kira2 sebesar mangkok. meski
benang sutera itu sendiri tidak dapat diputuskan begitu saja, tetapi lubang2nya itu agaknya masih
dapat dilewati, dapat ditembusi oleh kekuatan tenaga dalamnya, atau senjata rahasianya. justru
lubang2 itulah yang membuka jalan pikiran Yo Cie Cong.

Dengan masih tetap berusaha mempertahankan supaya jaring merah itu jangan sampai turun
terus Yo Cie Cong coba berjongkok dan memungut batu2 kecil yang terdapat disekeliling
badannya, kemudian ia menyambit keluar melalui lubang jaring.
Tetapi, janganlah mengira batu2 itu kecil sekali bentuknya dan tidak ada artinya. Meluncur dari
dalam tangannya Yo Cie Cong yang sudah memiliki kekuatan tenaga dalam yang sudah mencapai
ketingkat yang sudah tidak ada taranya, batu2 kecil itu merupakan senjata yang cukup ampuh
baginya.

Cepat bagai kilat batu2 kecil itu bertoblosan keluar jaring, hingga serangan dan kekuatan
tenaga sang lawan dapat dibikin punah sebagian.
semua gerakan Yo Cie Cong tadi telah dilakukan dengan kecepatan luar biasa, sukar dilihat oleh
lawan-
Serangannya iblis Rambut Merah baru lagi keluar separuh, mendadak matanya dapat
melihat beberapa butir benda hitam kecil meluncur keluar melalui lubang jaringnya dengan
sangat pesatnya. Angin dan kekuatan tenaga njalangsung menuju kearahnya.
Dengan terjadinya kejadian serupa itu, dengan terpaksa mau tidak mau iblis Rambut Merah
harus menarik kembali serangannya, sehingga berkurang juga tekanan terhadap dirinya Yo Cie
Cong.

Sesaat selagi iblis Rambur Merah menarik pulang serangannya dan menyingkirkan diri dari
serangan batu2 lawannya, dengan cepat Yo Cie Cong sudah menghunus senjatanya. Golok Maut
keluar dari sarungnya terus membabat jaring merah yang mengurung dirinya.
Akan tetapi, mesti benar jaring tersebut terbuat dari bahan yang sangat halus, kekuatan dan
daya tahannya terhadap segala rupa senjata tajam tidaklah dapat dicela. sekalipun Golok Mautnya
Yo Cie Cong, juga tidak berdaya sama sekali terhadap beberapa utas benda halus dan ulet itu.

Iblis Rambut Merah yang melihat kejadian itu semua, segera berkata dengan nada suara
mengejek "Setan cilik Mau keluar dari jaring? HHmmm jangan harap bisa"
sehabisnya mengucapkan perkataan itu, kembali tangannya terayun, kembali ia hendak
menyerang.
sambil kertak gigi kembali Yo Cie Cong cun menyerang lagi dengan menggunakan batu2
kecilnya,
Perbuatan serupa itu diulangi terus menerus sampai beberapa kali, sehingga iblis Rambut
Merah tidak berdaya menambah tenaganya untuk membinasakan dirinya anak muda lawannya itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tetapi tidak urung Yo Cie Cong sendiri pun juga tidak dapat meloloskan diri dari cengkeraman
jaring merah tersebut.

Keadaan sudahlah menjadi jelas sekali bahwa kedudukan Yo Cie Cong jauh lebih berbahaya
daripada waktu semula ia bertahan tadi. Tekanan iblis Rambut Merah dirasakan makin lama makin
hebat.
Jikalau dalam waktu satu jam ia masih tetap belum mampu meloloskan diri dari dalam
kurungan jaring berbisa lawannya itu, ada kemungkinan besar yang kekuatan tenaga dalamnya
akan habis dengan sendirinya dan tentu juga ia sendiri akan dibikin musnah dalam jaring tersebut.
Sebaliknya bagi iblis Rambut Merah sendiri, ia juga dibikin ter-heran2 tidak habis mengerti oleh
kekuatannya Yo Cie Cong. Meski sudah terkurung sekian lamanya didalam jaring ampuhnya,
ternyata anak muda ini masih saja mampu bertahan terus.
Kalau sampai terlolos, ia sendiri tidak berani membayangkan bagaimana nanti akibatnya
mungkin sama seperti halnya d engan perkumpulan Cie-in-pang dan Ban siu-pang, Im-mo-kao-
pun akan mengikuti jejaknya dan musnah sama sekali. oleh karena memikir itu semua dalam
hatinya mulai timbul rasa gelisahnya.

Iblis Rambut Merah setelah mengerjakan terus otaknya, tiba2 mendapatkan satu pikiran keji.
seketika itu juga ia terus menggerakkan badannya, terus mengitari jaring merahnya, sedangkan
tangannya tidak henti2nya terus juga mengirimkan serangannya yang ber-tubi2.
Perbuatannya ini sungguh sangat keji. Meski benar Yo Cie Cong dapat menggunakan ilmu
Liang-kek cin-goan, meski benar ia dapat mempertahankan diri sampai tidak dapat dikurung oleh
jaring berbisa itu, tetapi apakah ia masih mampu juga menyambuti lagi serangannya sang lawan?
sudah pasti ia tidak mampu karena tentu sudah lelah sekali. Ia sudah tidak mampu lagi menerima
setiap serangan yang dilancarkan oleh iblis Rambut Merah, sehingga dengan demikian- berarti ia
mandah menerima gebuk.

Meskipun iblis Rambut Merah sudah menyerang dengan cara berputaran, akan tetapi
kekuatannya tidak berubah, kekuatan tenaganya masih cukup hebat untuk menekan Yo Cie Cong
yang sudah kepajahan- Maka itu dalam tempo sekejapan saja keadaan disekitar tempat tersebut
sudah seperti terkurung angin dan debu yang beterbangan-
Yo Cie Cong hanya menggunakan ilmu Liang-kek cin-goannya untuk melindungi dirinya dari
tungkrupan jaring merah lawannya, berbareng dengan itu juga untuk menyambut serangan
lawannya. Maka itu setelah beberapa kali mengadu kekuatan, ia susah merasakan dadanya
bergolak. tenaganya pun dirasakannya berkurang.
jika kejadian itu berlangsung lagi setengah jam saja, tidak ampun lagi pasti jiwanya Yo Cie
Cong akan melayang,

Melihat keadaan demikian, iblis Rambut Merah tidak mau menyia2kan kesempatan-serangannya
makin lama makin gencar.
Malaikat el-maut agaknya sudah melongok-longok Yo Cie Cong, setindak demi setindak berjalan
menghampiri hendak menjemput diri Yo Cie Cong pergi ke tempatnya.
Yo Cie Cong sedapat mungkin berusaha umuk menenangkan pikirannya, ia berdaya supaya
jangan sampai darah hidupnya muntah keluar dari dalam mulutnya. Disamping itu ia juga terus
memutar otak memikirkan cara bagaimana supaya ia bisa meloloskan diri dari kurungan
musuhnya.

Meski jaring itu merupakan benda ringan, tetapi dibawah pengaruhnya angin hebat yang terus
menerus menekan jaitu dari serangan iblis Rambut Merah yang disertai dengan tanah yang terus
menerus mengepul tinggi, benda itu kelihatan naik turun hendak menungkrup Yo Cie Cong.
Menyaksikan keadaan demikian, dalam otaknya Yo Cie Cong tiba2 berkelebat suara akal yang
sehat untuk meloloskan diri Maka seketika itu semangatnya lantas terbangun kembali.
Mendadak. mendadakan saja, uap merah tercampur putih tampak tegas menyelubungi bagian
atas kepalanya Yo Cie Cong, jaring merah terangkat tinggi lebih dari satu kaki.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ternyata itu semua adalah gerakannya Yo Cie Cong yang dilakukan cepat. Ia setelah
mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, berhasil mengangkat naik jaring berbisa
musuhnya. Kemudian setelah itu kedua tangannya terus dikerjakan meraup cepat segumpalan
tanah bercampur pasir yang terus disebarnya keatas.
jaring berbisa itu, yang kesambar kekuatan serangan angin duluan dan kelanggar gumpalan
tanah pasir belakangan, lantas naik lagi tinggi keatas sampai beberapa kaki. Kesempatan sebaik
itu tidak disia-siakan oleh Yo Cie Cong. Dengan cepat ia menoblos keluar dari bawah jaring berbisa
lawannya.

Iblis Rambut Merah yang melihat To Cie Cong meraup tanah tadi, sudah dapat menebak juga
maksudnya tetapi ia sama sekali tidak berdaya mencegah perbuatannya anak muda itu, maka itu
sebelum Yo Cie Cong melesat keluar dari dalam kurungannya lebih dulu ia sudah kabur sipat
kuping meninggalkan lawannya.
Yo Cie Cong setelah berada diluar jaring, ternyata iblis Rambut Merah sudah tidak kelihatan lagi
bayang2nya.

Bukan main rasa gusarnya Yo Cie Cong. sampai ia banting2 kaki dan ber-teriaK2 seorang diri
"sungguh sial iblis itu bisa kabur. Tidak ada lain jalan kecuali menyerbu pusat perkumpulannya"
Ketika ia melihat bangkai2nya orang2 im mo-kao yang sudah hangus semuanya, dalam hati
merasa tidak tega juga, maka itu ia lantas menggali lubang dan mengubur semua bangkai berikut
jaring merah berbisa itu yang ditinggal begitu saja oleh yang empunya, Iblis Rambut merah.
Setelah selesai semua pekerjaannya, ia lalu melanjutkanperjalannya. Ia mau mencari terus
jejaknya dua musuh besarnya itu.

Apa yang membuat ia sangat girang dan bersemangat ialah, saat itu ia sudah dapat keputusan
bahwa Giok- bin Giam-po itu bukanlah ibu kandungnya sendiri Meskipun ia masih merasa sedih
karena masih belum juga dapat mengetahui asal-usul dirinya sendiri, tapi ia merasa itu jauh lebih
baik daripada harus mempunyai ibu seperti Giok- bin Giam-po itu.
Dengan sendirinya, ia merasa tidak senang terhadap perkataan orang berkedok kain merah
yang mengatakan bahwa iblis wanita itu adalah ibunya. sebaliknya ia merasa bersyukur sangat
terhadap wanita berkerudung jaag memberi petunjuk padanya bahwa wanita itu bukanlah ibunya.
jika tidak adanya petunjuk dari wanita misteri itu, mungkin sekali ia sudah tidak punya keberanian
hidup lebih lagi dalam dunia ini. = = ooo ooooo ooo = =

Siao-kay-nia, adalah nama suatu bukit kecil yang terletak di-tengah2 gunung Tay pit-san, juga
merupakan tempat dimana berdirinya pusat perkumpulan im-mo-kao.
Hari itu, pagi2 sekali, didaerah gunung Tay-pit-san yang tampaknya sangat angker kelihatan
benda putih melesat seperti asap mengepul. Tetapi, bagi orang2 rimba persilatan yang memiliki
kepandaian tinggi, sudah akan segera mengenali bahwa benda putih itu bukanlah asap yang
mengepul, melainkan seorang berkepandaian sangat tinggi yang sedang mengeluarkan
kepandaian lari pesatnya.
oleh karena sangat pesatnya gerakan kakinya, sampai2 bayangannya saja tidak dapat dilihat,
dari jauh kelihatan seperti asap mengepul saja.

Siapakah adanya orang itu? Apakah perlunya sewaktu hari masih begitu paginya sudah berada
didaerah pegunuhgan yang jarang dikunjungi manusia itu?
orang itu sudah tentu bukan lain daripada Yo Cie Cong adanya, itu orang yang memegang
peranan sebagai pemilik Golok Maut, yang namanya sudah lama menggetarkan jagad.

Ia tengah mencari suatu tempat, ialah pusat perkumpulannya Im-mo-kao.


Pada saat itu, ditempat sejarak seratus tombak lebih dari tempatnya berlari, juga terlihat
sesosok bayangan manusia, yang sebentar menghilang, agaknya orang itu sedang menguntit Yo
Cie Cong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sudah tiga hari lamanya Yo Cie Cong memasuki daerah gunung Tay-pit-san itu, sekalipun sudah
mencari ubek-ubekan. tapi masih belum menemukan tempat yang dicari, ialah pusatnya
perkumpulan im-mo kao. sedangkan bayangannya seorang pun ia juga tidak pernah menjumpai.
Pusatnya satu perkumpulan agama yang begitu besar seperti Im-mo-kao, sampai tidak
kelihatan bayangannya seorang pun juga, ini sebenarnya merupakan suatu hal yang amat ganjil.

Dalam hati Yo Cie Cong lalu berpikir: “Apakah si Hitam hanya mendengar dari orang lain saja?
yang sebenarnya pusat Im-mo-kao itu tidak ada didaerah ini, atau dalam hal ini mungkin masih
terselip apa2nya yang agak aneh ?”
Yo Cie Cong sudah ambil putusan hari itu ia akan melakukan tuntutannya yang penghabisan
kali. jikalau masih juga tidak berhasil, ia akan meninggalkan gunung tersebut untuk mencari
keterangan lagi pada orang lain.

Tiba2 disuatu lembah sebelah kiri bukit siao-kay-nia ia melihat beberapa bayangan orang, yang
sebentar kemudian lantas melenyap kembali.
Yo Cie Cong diam-diam merasa girang. Dalam pikirannya, jlkalau ditempat itu betul terdapat
manusianya, barangkali agak mudah untuk mencari keterangan. Maka dengan cepat ia lantas
lompat melesat kelembah tersebut. Benar saja. Disitu ia telah menemukan empat orang.
Hanya dengan beberapa kali lompatan saja ia sudah berada ditempat tidak jauh diatasnya
keempat orang tersebut. sambil bersiul nyaring ia meluncur turun dihadapannya empat orang
tersebut.

Dalam kagetnya, mereka itu lantas pada menghentikan tindakannya. Dengan perasaan ter-
heran2 mereka memandang wajahnya Yo Cie Cong yang cakap tetapi kecut.
Empat orang itu ternyata adalah orang2 laki2 pertengahan umur yang berdandan sebagai
pemburu binatang hutan-
Melihat itu, diam2 Yo Cie Cong menghelah napas seperti putus asa. Tetapi ia masih juga
menanya pada mereka:
"Apakah tuan2 tahu dimana letaknya pusat perkumpulan Im-mo-kao ?"
Empat laki2 itu mendadak berubah wajahnya, satu diantaranya lantas menjawab: "Apa? Im-
mo-kao? Kami belum pernah dengar orang berkata."

Yo Cie Cong agaknya merasa kecewa. Tetapi ia masih belum mau putus asa. Kembali ia
menanya.
"Apakah tuan2 pernah melihat di-dekat2 tempat ini ada orang2 dunia Kang-ouw yang mundar-
mandir?"
orang tadi lantas menjawab: "Dari sini terus masuk kira2 satu lie jauhnya, ada sebuah rumah
batu. Disana sering kami lihat orang keluar masuk. Benar apa tidak itu tempatnya yang tuan cari,
kami juga tidak tahu."

Yo Cie Cong saat itu sudah darat melihat bahwa orang2 laki2 yang berdandan sebagai pemburu
itu wajahnya bengis2, matanya berjelilatan macam bangsat. Agaknya kelakuan mereka tenang
tidak sewajarnya, maka dalam hatinya lantas timbul rasa curiganya. Dengan suara kaku dingin ia
berkata pula: "Apakah keterangan yang kalian berikan ini betul semuanya ?"
Empat laki2 itu terperanjat, sehingga mereka mundur beberapa tindak. salah seorang
diantaranya lantas menjawab: "Tidak ada perlunya bagi kami untuk membohongi tuan".
Yo Cie Cong cuma keluarkan suara dari hidungnya. Ia tidak mau banyak bicara lagi. Dengan
cepat ia memutar tubuhnya dan berjalan menuju ketempat yang ditunjuk.
Berjalan tidak berapa lama, disuatu tempat, dibawah sebuah puncak gunung tinggi, betul saja
kelihatan sebuah rumah batu yang tersembunyi letaknya didalam sebuah rimba.

Kalau dilihat dari atas gunung, rumah itu tidak kelihatan sama sekali. Karena teraling oleh
banyakpohon2 yang sangat rindang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Melihat keadaan tempat tersebut, maka dalam hatinya lantas berpikir: ^sebagai pusat
perkumpulan besar, im-mo-kao rasanya tidak mungkin mendirikan tempat didalam rumah batu
ditempat ini. Tetapi kalau benar ada orang yang mendiami, juga tidak ada halangan untuk aku
minta keterangan-.
Memikir demikian, ia lalu melangkah masuk kedalam rumah batu tersebut.
Rumah batu itu didalamnya ternyata sangat luas. Dinding temboknya terbuat dari batu
semuanya. Kalau orang berada didalamnya, se-olah2 merasa berada dalam kuburan saja.

Yo Cie Cong dengan beruntun sudah melalui dua buah kamar batu. Tetapi sampai sebagitu
jauh, masih tetap ia belum dapat menjumpai seorang juga, sehingga dianggapnya bahwa rumah
itu adalah tempat kosong yang tidak ada penghuninya.
Belum lagi hilang rasa h era nnj a, tiba2 terdengar suara keresekan- pintu batu yang berada di-
tengah2 mendadak terpentang lebar2. Ketika Yo Cie Cong meiihat kedalamnya, darahnya lantas
naik seketika. Ia lantas berseru bengis "Giok-bin Giam-po Hari ini kau tidak bisa lolos lagi"
Sehabis berkata ia lantas angkat tangannya hendak menyerang iblis wanita itu.
Tetapi Giok- bin Giam-po lantas berkata: "Anjing cilik jangan keburu napsu Lihat dulu siapa ini"

Yo Cie Cong terpaksa urungkan maksudnya. Ketika matanya memandang kearahnya Giok-bin
Giam-po, ternyata dibawa kakinya iblis wanita itu ada rebah terlentang
seseorang. dan ketika ia mengamat-amati dengan seksama, orang itu ternyata adalah cucu
perempuannya si Pengail Linglung ut-tie Kheng yang entah dengan cara bagaimana bisa terjatuh
dalam tangannya iblis wanita itu.

Yo Cie Cong rasakan dadanya hampir meledak. Tanpa ayal lagi ia lantas menerjang masuk
kedalam.
"Anjing cilik. Tenang sedikit Kalau kau berani bergerak sembarangan nanti akan kuambil
jiwanya dia lebih dulu” Giok-bio Giom-po mengancam.
Ketika Yo Cie Cong melihat, ujung kakinya iblis wanita itu benar saja sedang ditujukan pada
jalan darah leng bun-hiat dibelakang punggungnya ut-tie Kheng. Maka lantas ia berkata gusar:
"Iblis, Kalau kau berani ganggu seujung rambutnya saja, nanti akan kuremukkan tulang2mu
semua"
Giok- bin Giam-po ketawa seram.
"Kalau aku menghendaki jiwanya dia." katanya, "mudah sekali cuma dengan menotol dengan
ujung kakiku saja, beres sudah"

Pada saat itu meski Yo Cie Cong merasa gusar, ia tak berdaya. Bagaimana cepat ia bisa turun
tangan, tidak nanti akan dapat melebihi kecepatannya iblis wanita itu mencelakai jiwanya ut-tie
Kheng. Maka itu ia tidak berani sembarangan bertindak.
Giok- bin Giam-po yang menyaksikan keadaannya anak muda itu, lalu berkata pula sambil
ketawa: "Bocah, urusan ini sebetulnya dapat diurus sangat sederhana sekali. Kalau kau tidak
menghendaki dia binasa, sudah cukup kalau kau menerima satu syarat yang akan kuadukan
padamu. "
Dengan menahan perasaan gusarnya, Yo Cie Cong akhirnya berkata dengan kertak gigi: "Apa
syaratnya? Lekas katakan-"
"Kau kutungi sendiri satu lengan tanganmu, lalu serahkan Golok Mautmu dan juga itu kayu
wasiat ouw-bok Po-lok Dengan berbuat begitu nanti kau boleh bawa dia pergi. Dan hutang
diantara kita, dikemudian hari kau mau menagih apa tidak. itu terserah padamu sendiri syarat ini
kau pikir bagaimana?"
"Kau mimpi" seru Yo Cie Cong tanpa pikir2 lagi.^
"Kalau begitu, kau benar2 menghendaki budak perempuan ini binasa dibawah kakiku." sehabis
berkata, kakinya dengan perlahan menyentuh punggangnya ut-tie Kheng.

Yo Cie Cong bercekat juga hatinya. Tetapi sjarat yang diajukan oleh iblis wanita itu berat sekali
dirasakannya, ia tidak bisa sama sekali. syarat itu sebetulnya jauh lebih keji daripada menghendaki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

jiwanya Golok Maut, itu merupakan lambang baginya. jikalau ia mau menyerahkan benda itu,
seperti juga ia menyerahkan jiwa raganya. sedangkan kayu ouw-bok Po-lok itu, juga merupakan
benda warisan dari perguruannya. Bagaimana boleh diserahkan pada orang yang menjadi musuh
besar perguruannya sendiri?
Tetapi sebaliknya ia juga tidak bisa membiarkan ut-tie Kheng binasa dibawah kakinya iblis
wanita telengas itu.

Ut-tie Kheng mencinta sangat terhadap dirinya. Ia sendiri juga sebetulnya sudah merasa cinta
padanya, tetapi ia tidak berani menyatakan, dengan berterus-terang, sebab hatinya sudah dibawa
pergi oleh siang-koan Kiauw, yang sudah dianggapnya binasa dilautan Lam-hay.
Tetapi kakeknya Ut-tie Kheag, pernah menanam budi besar padanya. Kalau ia bisa terus hidup
sampai saat itu, semua itu adalah karena jasanya si Pengail Linglung itu disamping semua itu si
Hweeshio gila pun sudah berpesan wanti2 padanya untuk mencari dan menemukan kembali ut-tie
Kheng. semua itu telah membuat ia tidak bisa peluk tangan menyaksikan nona cantik itu
menghadapi bahaya maut.
Tetapi dengan cara bagaimana baiknya ia dapat merintanginya maksud iblis wanita itu?

Ia tahu betul, seandainya ia terima baik syarat yang diajukan oleh musuhnya musuh itu pasti
tidak mau lepaskan dia berlalu begitu saja. Kalau sang musuh itu ajukan syarat serupa itu maksud
dan tujuannya tidak lain untuk membikin kedudukannya menjadi lemah dulu.
Untuk sesaat lamanya Yo Cie Cong tidak dapat berbuat suatu apa. sedangkan dada dan
pikirannya terus bergolak. hampir saja meledak.
"Bocah, kau terima apa tidak?" demikian ia dengan si iblis wanita mendesak.
Yo Cie Cong hanya perdengarkan suara dihidung, sama sekali ia tidak mau menjawab.
Tiba2, dinding sebelah kanan dari kamar batu tersebut, saat itu ber-gerak2, tidak lama
kemudian dari situ muncul keluar serombongan orang yang berjalan paling depan, ternyata
Kauwcu dari Im-mo-kao, si iblis Rambut Merah cho ngo Teng. Dibelakangnya berjalan mengikuti
lebih dari sepuluh orang.
Diantara orang2 itu yang dikenalnya, terdapat wakil Kauwcu suma chiu, Kauwcu muda dan Tlo
Lee Tin-

Tetapi apa yang membuat ia lebih heran adalah, itu wanita berkerudung yang baru2 ini
diangkat sebagai ketua baru dari perkumpulan Pek-leng-hwee, entah apa sebabnya juga berada
didalam rombongan orang2 tersebut. Rombongan itu pada berbaris disebelah kanan. semua mata
diunjukan kearahnya Yo Cie Cong.
Dibelakangnya Yo Cie Cong, kembali terdengar tindakan kaki orang. ia tahu bahwa diluar kamar
saat itu pasti sudah dikurung oleh semua orang2nya Im-mo-kao.

Dengan mengandal kekuatannya sendiri, mungkin ia masih sanggup melihat orang2 itu yang
berjumlah banyak. tetapi dengan ut-tie Kheng yang sudah berada dibawah ancaman sang musuh,
mana dapat ia bergerak leluasa tanpa mengakibatkan kematiannya cucu si Pengail linglung?
Saat itu, matanya Yo Cie Cong sedang ditujukan pada si wanita berkerudung, tetapi sedikitpun
ia tidak bisa melihat sikap apa yang ada dibalik kerudung merahnya itu.
Iblis Rambut Merah cho Ngo Teng. perdengarkan suata ketawa yang menyeramkan berkata:
"setan cilik Kau sudah pikir masak2?"
sorot matanya Yo Cie Cong yang penuh hawa amarah menatap wajahnya iblis tua itu, namun
masih tetap ia tidak menjawab.

Apa yang masih merupakan suatu pertanyaan besar baginya pada saat itu ialah "Dimana
letaknya pusat perkumpulan im-mo-kao itu ?"
Kalau dilihat dari gelagatnya, pada saat itu ada kemungkinan besar pusatnya perkumpulan itu
memang betul terletak digunung tersebut, Tetapi juga terang bukanlah didalam rumah batu ini.
Hawa udara didalam rumah itu agaknya sangat lembab, sehingga bisa membuat orang susah
bernapas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"setan cilik Akan kuhitung. satu sampai lima Kalau kau masih tetap tidak mau terima baik sjarat
itu, akan kuhabiskan jiwanya budak perempuan ini." demikian Giok- bin Giam-po berkata lagi
sambil ketawa terkekeh-kekeh.

“Kalau begitu, kalian sendiri juga akan mati semuanya" Yo Cie Cong juga tidak mau kalah
gertak.
Jawaban ini membikin terperanjat semua orang.
Tiba2 wanita berkerudung itu berpaling dan berkata pada Giok-bin Giam-po: "Phoa Hokshoat
(Phoa pelindung hukum), aku punya akal sedikit, untuk paksa dia menerima syarat itu"
"Akal apa ?"
Dengan sorot mata gemas Yo Cie Cong mengawasi dirinya wanita berkerudung itu, dalam
hatinya diam2 berpikir: ^Kau sendiri juga tidak akan terhindar dari kematian-
Wanita berkerudung itu lantas menjawab^ "Mudah sekali cuma perlu .. , ."

Berbareng pada saat itu, kakinya sudah digeser, sehingga badannya sudah berada
dibelakangnya Giok-bin giam-po, kemudian ia berkata dengan bengis: "Geser kakimu"
Kiranya tangannya wanita berkerudung pada saat itu sudah mengancam bagian jalan darah
penting dibadannya Giok-bin Giam-po.
Perbuatan yang sama sekali tidak ter-duga2 itu, membuat Giok-bin Giam-po yang sedang
mengancam orang, berbalik terancam sendiri jiwanya, sehingga wajahnya seketika itu menjadi
pucat pasi.

Sudah barang tentu juga perubahan yang terjadi secara mendadak ini juga membuat semua
orang pada terperanjat dan ter-heran2.
Yo Cie Cong hamper tidak percaya mata kepalanya sendiri, Ia hampir tidak percaya bahwa apa
yang terjadi didepan matanya itu betul2 adalah suatu kenyataan-
Mengapa wanita berkedok itu bisa berada didalam rombongan orang2 im-mo-kao. Tetapi pada
saat segenting waktu itu, ia lantas turun tangan secara mendadak.
Pada saat itu, Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow benar saja sudah menggeser kakinya yang
sedang mengancam dirinya ut-tie Kheng.

Oleh karena kini keadaan telah berubah jadi sedemikian rupa semua orang2nya Im-mo-kao pun
tidak ada seorang juga yang berani turun tangan. Kesempatan ini telah digunakan se-baik2nya
oleh Yo Cie Cong.
Tepat pada saat Giok-bin Giam-po menggeser kakinya dari dekat ut-tie Kheng, dengan
menggunakan ilmunya ‘Menggeser tubuh mengganti bayangan’, cepat bagai bersandar disuatu
sudut dinding sambil memondong tubuhnya sinona.
Iblis Rambut Merah cho Ngo Teng dengan sorot mata buas mengawasi dirinya si wanita
berkerudung. Lama sekali baru dapat ia berkata dengan suaranya yang seram:
“Budak hina Kau berani berkhianat? Peksleng-hwee nanti akan kusapu bersih sampai rata
dengan tanah"
Wanila berkerudung itu. dengan suaranya yang halus merdu, menjawab: "jiwamu
sendiri masih belum bisa menjamin, berani kau omong besar lagi. Tahukah kau bahwa
pemimpin Pek-leng-hwee bukan seperti lampu yang akan kehabisan minjak?"

Yo Cie Cong dengan sorot mata ter-heran2 menatap wajahnya wanita berkerudung itu sejenak.
kemudian berkata pada iblis Rambut Merah dengan suaranya yang ketus dingin,
"Cho Ngo Teng sekali lagi aku mau kasih penjelasan padamu. Im-mo-kao akan segera sampai
pada hari naasnya, seperti apa yang terjadi dengan Kam-lo-pang pada dua puluh tahun berselang.
Dengan demikian kawanan bicokok dari dunia Kang-ouw tahu bahwa semua dosa itu hamru
ditebus dengan setimpal"
semua orang2nya Im-mo-kao pada menggigil ketika mendengar perkataan Yo Cie Cong
tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat itu sesosok bayangan mendekati si wanita berkerudung dan dengan melakukan
serangan membokong.
Yo Cie Cong lantas berseru: "Kau cari mampus"
kemudian dengan kecepatannya yang sudah tidak ada taranya lagi langsung mengirim satu
serangan hebat kearahnya pembokong tersebut.
Hampir bersamaan pada saat wanita berkerudung itu dibikin terkejut, Giok- bin Giam-po sudah
berhasil melepaskan diri dari ancaman wanita berkerudung itu.
Diantara suara jeritan ngeri, tubuhnya Tio Lee Tin yang langsing, telah terpukul oleh serangan
Yo Cie Cong tadi dan wanita berkerudung itupun, pada saat itu juga lantas lompat melesat dan
berdiri disampingnya Yo Cie Cong.
Ternyata, orang yang melakukan serangan membokong terhadap wanita berkerudung tadi itu,
adalah bekas anak muridnya orang berkedok kain merah yang sudah berontak terhadap
perguruannya. orang itu tidak lain daripada Tio Lee Tin-

Untunglah perbuatannya itu sudah dipergoki oleh Yo Cie Cong yang sudah berlaku sangat
waspada, yang lantas segera turun tangan menghalangi perbuatan licik dari Tio Lee Tin-
Tetapi, selain menolong dirinya wanita berkerudung. Yo Cie Cong juga sudah melepaskan
dirinya Giok-bin Giam-po dari ancaman bahaya maut.
Dengan perasaan sangat terharu Yo Cie Cong berkata pada wanita berkerudung itu, yang saat
itu sudah berada disampingnya:
"jikalau nona tadi tidak turun tangan memberikan bantuan entah apa yang akan terjadi malam
ini. sungguh sukar dibayangan. Aku yang rendah hampir saja kesalahan mengira kelakuan nona
yang telah bercampuran dengan kawanan iblis."
"Ucapanmu ini baik kau simpan saja dulu. sekarang keadaan sangat berbahaya." cepat wanita
berkerudung itu menjawab.

Benar saja, semua orang2nya Im-mo-kao pada saat itu dengan cepat sudah menghilang dari
ruangan tersebut.
Hanya tertinggal iblis Rambut Merah cho Ngo Teng dengan Giok-bin Giam-po Phoa cit Kow lagi
saja dipihaknya Im-mo-kao. sambil lempangkan kedua tangannya sebatas dada, badannya mereka
perlahan-lahan bergerak mundur kebelakang.
"Aaaa, mau kemana? serahkan dulu jiwa kalian- kata Yo Cie Cong bengis. Ucapannya dibarengi
dengan meluncurnya serangan dahsyat dari tangannya.

Dua iblis itu dengan cepat lompat masuk kedalam berbareng dengan itu, lantas terdengar suara
seperti bom atom meledak. sehingga batu dan pasir pada berhamburan. Dinding sekitar pintu
telah menjadi sebuah lubang besar dan rumah yang terbuat dari pada batu tampaknya seperti
segera ambruk.

Dari pintu yang sudah rubuh itu, jika orang melongok kedalamnya. akan melihat disebelah
dalamnya terdapat lagi sebuah jalan lorong yang gelap.
Yo Cie Cong yang sangat cerdik, sudah lantas sajar bahwa pusatnya perkumpulan Im-mo-kao
tentu terletak dibawah goa ini. sedangkan rumah batu itu sendiri se-benarnya hanya merupakan
pintu masuknya.
Empat orang laki2 yang berdandan seperti pemburu tadi, sudah terang ada orang2nya Im-mo-
kao yang dengan sengaya memberitahukan jalan pada Yo Cie Cong supaya masuk dalam
perangkapnya.

Baru saja Yo Cie Cong hendak bergerak menerjang masuk kedalam jalan goa yang gelap itu,
tiba2 terderigar suaranya siwanita berkerudung. "Siaohiap. bagaimana dengan ini?"
Yo Cie Cong kini baru ingat bahwa dirinya Ut-tie Kheng saat itu masih belum ingat orang.
Tetapi ia juga kuatir kalau membiarkan mereka berlalu begttu saja, kawanan iblis itu nanti akan
merat semuanya. Maka itu sesaat lamanya ia merasa serba salah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Achirnya ia lalu tundukkan kepada memeriksa keadaannya ut-tie Kheng. sekarang ia tahu
bahwa nona itu hanya kena tertotok jalan darahnya saja, lain tidak, maka dengan secara ter-gesa2
ia menjawab siwanita berkerudung:
"Atas bantuanmu kali ini, dilain kali pasti akan kubalas. Nona Ut-tie cuma kena totokan pada
jalan darahnya. Barangkali tidak akan menjadi rintangan sedikit juga. Harap nona suka bawa ia
dulu untuk sementara waktu. Tiga bulan kemudian engkongnya, siorang tua yang disebut Pengail
Linglung akan menantikan kedatangannya dirumah makan oey-ho-lao. Aku sendiri, kini akan
berusaha terus untuk mengejar musuh2ku, maka aku serahkan dirinya nona Ut-tie ini pada nona,
dan atas bantuan sekali lagi ini, aku ucapkan sekali lagi banjak2 terima kasih."
Sebabisnya berkata dengan cepat ia menggunakan ilmu, ‘Hui-siu Kay-hiat’ membuka totokan
jalan darah ditubuhnya ut-tie Kheng, kemudian badannya bergerak dan terus melompat masuk
kedalam goa.

Wanita berkerudung itu tiba2 berseru dengan suara nyaring: "Kau balik"
Yo Cie Cong terpaksa balik kembali, dengan wajah tampak gelisah ia bertanya: "Masih ada
urusan apa nona panggil aku kembali ?"
Wanita berkerudung itu tampak berpikir sejenak. lalu berkata dengan suaranya yang lemah
lembut: "Barang kali kau sudah tidak keburu mengejar mereka."
"Kenapa ?"
"Dari dalam goa ini, melalui jalanan didalam gunung, bisa menembus kesuatu tempat yang
dinamakan Im-bu-kok. juga tempat ini merupakan markas besarnya Im-mo-kao. Tapi dalam
lembah itu banyak sekaii terdapat jalan rahasianya. orang yang hendak kau kejar ada
kemungkinan besar sudah merat melalui lain jalan yang masih belum diketahui oleh lain orang."

Yo Cie Cong melongo mendengar keterangan itu, kemudian lalu berkata sambil ketawa getir:
"Tapi aku pantang mundur kalau karena itu saja."
"Kalau begitu, kau harus berlaku sangat hati2. jangan sampai kena kejeblos oleh akal busuk
yang sangat keji dari mereka."
"aksud baik nona akan selama kusimpan dalam hati, Bolehkah aku tahu nama nona yang
mulia?"
"Ini nanti akan kuberitahukan bila kita bertemu lagi."
Terpaksa Yo Cie Cong hanya anggukan kepalanya, dengan wajah agak muram ia menanya.
"Nona sekarang sudah menjadi pemimpin perkumpulan Pek-leng-hwee. Mengapa mau mengabdi
pada mereka orang Im-mo-kao? Dan apa lagi sebabnya nona berani berkhianat terhadap mereka
dan menolong aku yang rendah dengan tidak memikir akibatnya dikemudian hari? Boleh nona
memberikan sedikit penjelasan mengenai ini?"
"Aku cuma menerima pesan dari orang lain supaya aku masuk perkumpulan ini. Beradanya aku
disini, dengan menggunakan akal pura2 berserikat dengan Im-mo-kao." .
"Siapa itu orang yang memesan pada nona?"
"orang berkedok merah."
Yo Cie Cong semakin bingung ketika mendengar jawaban itu, hingga dalam hatinya lantas
berpikir: ^Apa sebabnya orang berkedok merah menyuruh wanita berkerudung menyelundup
masuk kedalam perkumpulan im-mo-kao. Tindakan ini agaknya melulu lagi2 untuk kepentinganku.
Tetapi mengapa dan bagaimana dia tahu kalau aku akan datang kemari hendak mencari
musuhku^,
Orang berkedok kain merah itu sejak pertama kali bertemu ditepinya danau Naga dulu,
agaknya terus membuntutinya, malah setiap kali apabila Yo Cie Cong berada dalam keadaan yang
sangat berbahaya ia lalu muncul secara tiba2. Mengapa?
Inipun merupakan suatu teka-teki juga bagi Yo Cie Cong. suatu teka-teki yang sulit dapat
dijawab, sehingga membuat Yo Cie Cong semakin memikir semakin bingung dibuatnya.

"Tahukah nona apa sebabnya orang berkedok merah itu minta nona berbuat begitu?" "Tentang
ini, maafkan aku tidak bisa berikan jawabannya padamu,"
"Kalau begitu, sekarang juga kuserahkan nona ut-tie ini kepada nona. sampai bertemu lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

setelah meninggalkan pesannya itu, Yo Cie Cong lalu mewujutkan maksudnya untuk mengejar
musuh2nya, sekejap saja ia sudah menghilaog, dari hadapannya itu wanita berkerudung.
setelah pemuda gagah dan tampan itu lenyap dari pandangannya, si wanita berkerudung
menghela napas panjang sambil mengawasi terus kearah menghilangnya Yo Cie Cong.

Pada saat itu, ut-tie Kheng sudah siuman kembali. Ketika ia membuka matanya terus ia
melompat bangun. Dengan sorot mata ter-liar2an ia mengawasi itu waniia berkerudung, lama
sekali baru ia bisa membuka suara: "Kaukah yang menolong aku ?"
"Bukan-"
“siapa?"
"Pemiik Golok Maut."
"Dan sekarang, kemana dia?"
"sudah pergi. Tapi dia telah menyerahkan kau padaku. Dia suruh aku mengawani kau kerumah
makan oey-ho-louw untuk menemui engkong mu."
Rasa pedih dan duka terlintas diwajahnya ut-tie Kheng, "Tidak Aku harus mencari dia."
"Kau tidak dapat menemui dia. sekarang kita sendiri berada dalam keadaan bahaya. Kita perlu
meninggalkan tempat ini dulu. Lebih cepat lebih baik,"
"Tidak. Kalau mau pergi, pergilah sendiri Aku masih perlu padanya."
"Kemana kau hendak mencarinya ?"
Ut-tie Kheng yang sudah ingin sekali bertemu dengan Yo Cie Cong, ketika mendengar
pertanyaan itu, lantas terperanjat. Dalam hatinya lalu berpikir. Benar juga katanya, kemana aku
harus mencari padanya." setelah berpikir sejenak. kemudian berkata pula: "Bolehkah kau
beritahukan padaku kearah mana tadi dia pergi?"
"Aku sendiri juga tidak tahu. sebab ketika tadi dia berlalu, dia tidak mengatakan lebih dulu
kepadaku."

Sepasang matanya ut-tie Kheng lantas merah. Butiran air mata mulai mengalir keluar. Ia masih
tetap kukuh dengan pendiriannya sendiri, maka ia terus saja mendesak pada wanita berkerudung:
"Tolonglah kau beritahukan padaku. sekalipun sampai diujung langit aku akan juga akan mencari
terus padanya."
sehabis berkata, ia lantas memutar tubuhnya hendak berlari keluar dari rumah batu itu.
"Untuk sekarang ini, barangkali dia masih belum mau menemui kau. Mungkin dia masih ada
kesulitan. Aku tahu kalau kau mencinta sangat padanya, maka kau harus dengar perkataannya.
Bahkan kau harus turut juga memikirkan bagaimana kesengsaraan dan penderitaan engko-mu
yang terus-menerus menantikan kau."
Ut-tie Kheng tergerak hatinya.

Wanita berkerudung itu lantas menepuk pundaknya ut-tie Kheng seraya berkata: "Aku mungkin
lebih tua daripada kau. Maka ijinkanlah aku memanggilmu adik, Marilah ikut aku pergi"
Sambil menarik tangannya ut-tie Kheng ia lari dengan pesat.
sekarang mari kita menyusul Yo Cie Cong yang mengejar musuhnya dari jalanan goa itu.
Napsunya untuk dapat menuntut balas sakit hati perguruannya telah membuat ia melupakan
segala bahaya. Diluar dugaannya, disepanjang perjalanannya didalam terowongan itu ia tidak
mendapatkan rintangan suatu apa.

Tidak antara lama ia lantas dapat melihat sinar terang. ia tahu juga bahwa ia sudah sampai
diujungnya mulut goa , maka lantas gerak kakinya dipercepat.
Ketika Yo Cie Cong berada didalam terowongan, sesosok bayangan manusia terus menguntit
dibelakangnya secara diam2,
Ketika Yo Cie Cong sudah keluar dari mulut goa, kembali ia dapatkan dirinya berada dimulut
lembah lagi yang banyak kabutnya. Tetapi dengan mengandalkan daja lihatnya yang sangat
tajam, ia masih dapat melihat dengan tegas keadaan disekitar tempat tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Lembah sempit dimana ia berdiri ternyata dikitari oleh puncak2 gunung yang menjulang tinggi
kelangit. Diantara tebalnya kabut, samar2 dapat dilihatnya beberapa buah bangunan rumah, yang
mungkin menjadi pusatnya perkumpulan Im-mo-kao yang satunya lagi.

Tetapi apa yang mengherankan disitu ia tidak dapat melihat bayangan seorangpun juga,
setelah berpikir sejenak, Yo Cie Cong lalu berjalan lagi mendekati bangunan rumah2 tersebut.
Ia telah mengerahkan kekuatannya pada kedua tangannya bersiap sedia untuk menghadapi
segala kemungkinan-
Mendadak, dibelakang dirinya terdengar suara gemuruh.

Yo Cie Cong terperanyat. Ketika ia menoleh, mulut goa ternyata sudah dibikin meledak dan saat
itu batu2 sedang berhamburan dengan hebatnya menguruk tempat tersebut.
Yo Cie Cong hanya mengawasi itu semua sambil ketawa dingin. semua itu tidak digubrisnya
sama sekaii. Ia terus melanjutkan perjalanannya untuk mencapai bangunan rumah2 tersebut.
Didalam lembah itu, kabut tampak sangat tebal.
Karena tempat tersebut dikitari oleh puncak gunung, maka hanya tebing tinggi yang seperti
dinding batu sajalah yang mengitari tempat tersebut. Karena curamnya tempat itu, sampai segala
binatang, juga sukar tinggal ditempat tersebut. Itu pulalah sebabnya mengapa Yo Cie Cong sudah
mencari ubek2an, masih belum dapat menemukan pusatnya perkumpulan Im-mo-kao yang sangat
tersembunyi itu.

Yo Cie Cong, yang dalam hatinya hanya memikirkan menuntut balas sakit hati saja, sama sekali
tidak memikirkan kalau jalan mundurnja-sudah buntu.
Ia terus berjalan. Makin lama makin mendekati rentetan rumah2 itu. sekarang ia telah dapat
melihat dengan nyata bahwa barisan rumah2 yang kira2 ada seratus buah banyaknya itu. terpisah
kira2 seratus tombak dari bangunan rumah2 itu terpant yang sebuah papan besar yang diatasnya
ada gambaran lukisannya setengah badan dari seorang berambut merah dengan roman mukanya
yang bengis. Itu adalah gambarnya iblis Rambut Merah cho Ngo Teng sendiri.
Yo Cie Cong dalam gusarnya lalu menyerang papan itu dengan tangannya. sebentar kemudian
papan itu sudah hancur berantakan.
Papan yang merupakan lambang dari perkumpulan Im-mo-kao telah hancur berantakan
ditanah.

Tiba2 matanya menatap sebuah gundukan ditanah, yang letaknya disebelah kanan sepuluh
tombak dari tempatnya berdiri, Diatas gundukan tanah itu ternyata masih terdapat sebuah peti
mati, Yo Cie Cong segera lompat menghampiri.
Disampingnya peti mati, ada sebuah liang kubur yang tampaknya baru habis digali. Didepan
peti mati yang terletak disamping liang kubur, terdapat sebuah batu nisan.
Yo Cie Cong merasa heran melihat pemandangan itu. Entah siapa orangnya yang binasa,
sampai sekarang masih belum dikubur?
Terdorong oleh perasaan heran, membuat ia seperti tertarik oleh batu nisan itu, Dan apa yang
tertulis diatas batu nisan itu, hampir saja membuat dadanya meledak. Batu nisan itu tertulis
dengan huruf2nya yang berbunyi: "Disini tempat bersemayam arwahnya pemilik Golok Maut Yo
Cie Cong"
Tidak usah dikata lagi, peti mati disitu adalah perbuatannya orang2 Im-mo-kao yang sengaya
menyediakan tempat tersebut untuknya.

Dalam gemasnya, ia mengayunkan tangannya menggempur peti mati itu.


"Anak. jangan" dermikianiah tiba-tiba terdengar suara yang kemudian disusul oleh munculnya
seseorang dengan dibarengi kekuatan tenaga dalam menghalangi perbuatan Yo Cie Cong yang
hendak menghancurkan peti tersebut.
Dengan secara kebetulan, tubuhnya melayang kebelakang sebuah pohon bambu.
Baru saja badannya Yo Cie Cong terpental, lantas terdengar suara ledakan hebat, tanah dan
batu pada berhamburan ditengah udara, bercampur dengan asap dan baunya obat pasang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Gundukan tanah serta peti matinya telah hancur berantakan-

Bukan kepalang kagetnya Yo Cie Cong. sungguh tidakpernah ia menyangka bahwa peti mati itu
berisikan bahan peledak. Hampir saja ia hancur lebur disitu.
Ia masih belum tahu juga, siapakah adanya orang yang tadi membuat ia terpental begitu jauh.
Untuk ketiga kalinya ia telah terhindar dari bahaya kematian.
Tepat pada saat suara ledakan tadi berbunyi, disekitar tempat tersebut lantas
muncul beberapa bayangan manusia. Dua orang yang rupa2nya memimpin rombongan
tersebut, ternyata ada Iblis Rambut merah sendiri, dengan iblis wanita Giok-bin Giam-po Phoa cit
Kow.
Saat itu lantas terdengar suaranya Iblis Rambut Merah yang diiringi oleh suara ketawanya yang
menyeramkan.
"Ha, ha, ha,....Bencana sudah kita singkirkan, sekarang kita boleh tidur dengan perasaan
aman,"

Giok-bin Giam-po lantas menyahut dengan suara dingini "Kauwcu, kau jangan merasa girang
dulu Periksalah dulu keadaan sekitar tempat ini. setan cilik itu ternyata sudah bisa lolos dari
senjatamu yang paling ampuh, jaring merahmu dan didalam kamar batu kembali ia dapat ditolong
oleh si budak hina yang menghianati kita. sekarang aku masih merasa sangsi apakah setan cilik
itu...."
"Ha. Phoa Hok-hoat, kau terlalu banyak pikir Setan cilik itu saat ini barangkali sudah menemui
Giam-lo-ong."
Meski dimulutnya Iblis Rambut Merah mengatakan demikian, tetapi dihatinya ia masih punya
sedikit rasa kuatir. cepat2 ia berjalan menuju ketempat yang barusan meledak.

Setelah mengadakan pemeriksaan sejenak. lalu ia berseru kaget: "Eh sungguh aneh. Kenapa
sama sekali tidak kelihatan tanda2 darah atau kepingan daging manusia?" Giok-bin Giam-po
dengan wajah berubah berkata:
"Jangan2 sekali lagi ia dapat meloloskan diri Rencana kita yang terakhir ini
kalau sampai gagal lagi, habislah sudah semuanya."
Iblis Rambut Merah kini baru merasa bahwa keadaan sudah sangat genting. Dengan cepat ia
mengulapkan tangannya dan lekas berikanpada semua anak buahnya: "Geladah"
"Menjalankan perintah."

Diantara suara riuhnya anak buahnya Im mo-kao yang berjumlah tidak kurang dari dua ratus
jiwa, dengan senjata masing2 terhunus dan men-bagi2 diri menjadi beberapa kelompok. terus
mengadakan pemeriksaan disekitar tempat tersebut.
Tetapi didalam hatinya setiap orang itu semuanya pada diliputi perasaaan takut yang sangat,
semua merasa ketar-ketir, sebab dengan melakukan penggeledahan secara demikian itu, tidak
bedanya dengan perbuatannya kambing yang hendak mencari jejaknya harimau.

Yo Cie Cong yang sedang bersembunyi dibelakangnya sebatang pohon bambu. telah dapat
mendengar nyata semua pembicaraan mereka.
Selagi ia memikir bagaimana baiknya unjukkan diri, dilihatnya orang2nya Im-mo-kau dengan
gerombolan beberapa puluh orang, sedang berjalan menuju ketempat persembunyiannya.
sebentar saja rombongan orang2 itu sudah sampai ditempat yang tidak cukup dua tombak
didepan matanya.

Rasa gusar telah menyesak dada. Dengan wajah penuh hawa napsu membunuh, badannya Yo
Cie Cong melesat tiga kali.
Rombongan orang2 im-mo-kao itu, ketika melihat dari belakang gerombolan bambu
muncul dengan mendadak dirinya seseorang, apalagi setelah mengetahui siapa orangnya itu,
semangatnya lantas terbang seketika. sehingga suara jeritan dan seruan terdengar amat ramai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sambil kertak gigi Yo Cie Cong menghampiri mereka, kemudian memutar kedua belah
tangannya, dengan menggunakan kekuatan penuh dengan ilmunya chiu-hong Lok-yip ia menyapu
kearah rombongan orang2 tersebut.

Dalam waktu sekejapan saja lantas terdengar suara jeritan ngeri beberapa kali, orang2 itu pada
terbang tinggi untuk terus jatuh bergelimpangan se-olah2 daun kering tertiup angin saja,
Yo Cie Cong yang sudah sangat mendongkol dan merasa gemas bukan kepalang atas
perbuatannya orang2 Im-mo-kao, turun tangannya pun tanpa mengenal kasihan lagi. tanpa pilih
bulu. setelah serangannya yang pertama itu, ia menyusul pula oleh serangan lanjutannya. Maka
sebentar saja anak buahnya Im-mo-kao yang jumlahnya kira2 empat puluh orang itu sudah pada
menggeletak diatas tanah bagai bangkai-bangkai semuanya.

Didalam lembah yang diliputi kabut tebal itu, yang tampaknya meski seram tetapi tenang,
sesungguhnya tidak pernah disangka bahwa hari ini akan terjadi pembunuhan besar2an-
Setelah rombongan orang yang pertama itu terbinasa semuanya, rombongan yang lainnya
lantas pada meluruk maju semua menyerbu Yo Cie Cong. Yo Cie Cong lantas menghunus senjata.
Kembali Golok Maut akan beraksi.
Dengan senjara Golok Maut ditangan kanan dan kekuatan tenaga dalam ditangan kiri ia
melesat kedalam rombongan orang2 itu Perbuatan yang sudah seperti orang kesetanan,
Sebentar saja disitu sudah banjir darah.
Anggota badan manusia tampak berserakan ditanah.
Mereka semua telah menjadi korbannya Golok Maut.

Pembunuhan yang sangat mengerikan ini berlangsung terus, sehingga dalam waktu sekejapan
saja darah sudah membanjiri tempat itu, bangkai manusia ber-tumpuk2 seperti gunung anakan.
Beberapa anak buahnya Im-mo-kao yang terhitung golongan yang paling kuat, setelah
mengadakan perundingan sejenak. dibawah pimpinan Kauwcunya sendiri mulai menyerbu Yo Cie
Cong.
Orang2nya Im-mo-kao yang masih belum binasa dengan rasa penuh ketakutan lantas pada
mundur serabutan.
Diantara tumpukan bangkai manusia itu, Yo Cie Cong berdiri tegak se-olah2 utusan Giam-lo-
ong baru tutun dari langit.

Iblis Rambut Merah bersama Giok- bin Giam-po dan beberapa puluh orang kuat Im-mo-kao
lainnya mengurung dirinya Yo Cie coag di-tengah2.
Diantara rombongan orang2 itu, juga terdapat Tio Lee Tin yang saat itu sedang memandang Yo
Cie Cong dengan sorot mata buas.
saat itu matanya Yo Cie Cong sudah merah membara. Badannya sudah berlepotan darah
musuh2nya. Dengan sorot mata buas ia menatap wajahnya iblis Rambut Merah. kemudian berkata
padanya dengan suara gusar .
"Cho Ngo Teng Hari ini tidak akan satu manusia pun juga yang boleh tinggal hidup didalam
lembah In-bun-kok ini"

Ucapan yang diberitahu penuh rasa kegusaran dan napsu pembunuhan ini, membuat kawanan
iblis itu pada tergont yang hebat hatinya.
Iblis Rambut merah matanya mengawasi bangkai anak buahnya yang berserakan ber-tumpuk2
diatas tanah, dengan sorot mata gusar yang tak terhingga ia menjawab:
"Setan cilik Kauwcumu kalau tidak mampu membeset kulitmu dan tidak dapat membikin remuk
tulang2mu, bersumpah tidak akan jadi orang lagi"
Sehabis mengeluarkan perkataannya. badannya agak mundur setengah tindak. sepasang
matanya dipejamkan dan kedua lengan tangannya diangkat naik, kemudian mendorong keluar
dengan perlahan- saat itu juga lantas terdengar suara tulang2 yang berkretekan, dan telapakan
tangannya segera keluar hawa dingin luar biasa yang bisa mencapai sejarak kira2 tiga tombak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong segera mengerti bahwa itu ada ilmu serangannya iblis rambut Merah yang paling
ampuh yang dinamakan Thay-im-ciang, Maka ia segera mengeluarkan ilmunya ‘Liang-kek cin-
goan’ untuk menyambuti serangan tersebut.
Kekuatan dari kedua pihak termasuk ilmu kekuatan sakti semuanya. maka diluar kelihatan tidak
seberapa hebat dan aneh, tapi kekuatan ada mengandung didalamnya ada sangat hebat.
Oleh karena dahsyatnya ilmu Liang- kek cin-goan yang setiap saat bisa berubah keras maupun
lunak. maka begitu kedua kekuatan itu bertemu, lantas kelihatan mujijatnya ilmu tersebut.
Setelah terdengar suara benturan nyaring, ilmu kekuatan yang mengandung hawa dingin dari
iblis Rambut Merah lantas buyar dan lenyap seketika.

Pada saat itu anak buahnya iblis Rambut Merah yang termasuk golongan kuat, telah melakukan
serangan membokong kepada dirinya Yo Cie Cong dengan berbareng.
Kekuatan dari orang2 yang dipusatkan jadi satu itu, sudah tentu merupakan kekuatan tenaga
gabungan yang hebat sekali.

Yo Cie Cong yang mengetahui dirinya sedang dibokong, lantas memusatkan seluruh
kekuatannya itu pada kedua tangannya, kemudian mengeluarkan serangannya dengan
menggunakan ilmunya dari ouw-bok sin-kang yang dinamakan ‘Kiau-khun sit-sek’
Kekuatan yang keluar dari kedua tangannya Yo Cie Cong telah menimbulkan gemuruh bagaikan
gunung rubuh, angin hebat telah mendampar, se-olah2 gelombang air laut yang sedang
mengamuk.
Akibatnya dua orang diantara orang kuat tadi sudah binasa seketika itu juga, yang lainnya pada
jatuh bergulingan, sedang Yo Cie Cong sendiri juga terpental mundur sampai beberapa tindak.
Dalam keadaan demikian. iblis Rambut Merah kembali melakukan serangannya dengan ilmunya
‘cay-im-ciang’

Yo Cie Cong sambil kertak gigi lompat kesamping dua kaki, tapi belum lagi berdiri tegak. Giok-
bin Giam-po dan dua orang kuat dari Im-mo-kao yang berada dikanan Yo Cie Cong sudah
mengeluarkan serangannya berbareng.
Keadaan Yo Cie Cong pada saat itu se-olah2 terjepit diantara orang2 kuat dari kawanan iblis itu,
serangan dengan kekuatan tenaga hebat telah menggempur dirinya dari berbagai penjuru.
Dengan menggunakan seluruh kekuatan tenaganya Yo Cie Cong kembali mengeluarkan ilmunya
ouw-bok sin-kang gerak keempat yang dinamakan ‘Lo-hay siu-po’ untuk menyambuti setiap
serangan musuhnya.

Setelah beberapa jurus berlalu Yo Cie Cong sudah mulai bergolak dadanya. ia pikir jika
pertempuran berlangsung terus secara demikian, sesungguhnya tidak menguntungkan baginya,
maka ia menggunakan akal untuk menarik keuntungan-
Dengan cepat ia rubah caranya bertempur, sembari mengikuti arahnya angin, ia berterbangan
ditengah udara, ini adalah ilmunya dari wan-san siok-sioknya cek Kun, yang merupakan suatu ilmu
meringankan tubuh yang istimewa.
Setelah Yo Cie Cong berputaran ditengah udara, kemudian menukik turun bagaikan burung
alap2 yang hendak menerkam mangsanya.
Dan setiap kali ia menyerang dengan cara menukik itu, pasti ada seorang yang menjadi korban.

Sebentar saja, fihak musuhnya cuma ketinggalan iblis Rambut Merah, Giok-bin Giam-po dan Tio
Lee Tin bertiga. Yo Cie Cong lantas melayang turun lagi ketanah.
sedang orang2nya Im-mo-kao yang berdiri sejarak 10 tombak jauhnya, agaknya sudah dapat
melihat kalau pertempuran ini tidak menguntungkan pihaknya. maka dengan diam2 pada angkat
kaki secara pengecut.
Yo Cie Cong setelah turun, dengan cepat mengeluarkan senjata Golok Mautnya, sedang tangan
kirinya dengan kekuatan tenaga sepenuhnya menyerang Giok-bin Giam-po.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Iblis wanita itu menyambuti serangannya Yo Cie Cong sambil ketawa dingin. Tetapi sama sekali
ia tidak pernah menduga bahwa serangannya Yo Cie Cong itu bisa begitu hebat.
Setelah saling mengadu kekuatan dirinya Giok-bin Giam-po terpental mundur sampai tiga
tindak. Yo Cie Cong hanya tergetar sedikit saja badannya.
Berbareng pada saat itu iblis rambut Merah juga sudah melancarkan serangannya dengan
tenaga sepenuhnya.

Jilid 22 : Tewasnya musuh terakhir

Yo Cie Cong badannya tergetar dengan cepat segera mengeluarkan ilmu "Menggeser tubuh
mengganti bayangannya," sehingga dengan demikian ia telah berhasil menghindarkan
serangannya Kauwcu Im-mo-kao.
Dan setelah ini, cepat bagaikan kilat ia sudah menyerang kepala iblis Rambut Merah dengan
senjata Golok Mautnya.
Iblis Rambut Merah hanya dapat melihat berkelebatnya. sinar putih, ujung golok tahu2 sudah
berada didekat dadanya.
Serangan dengan Golok Maut itu dilakukan seCara aneh dan ganas. Dalam kagetnya iblis
Rambut Merah miringkan tubuhnya dan melompat kesamping sembari juga menyerang lawannya.
Cara ini boleh dikatakan sangat kebetulan sekali. iblis Rambut Merah rasanya belum sampai
ajalnya, maka telah terlolos dari serangan Golok Maut.
Hanya di bagian pahanya sedikit yang kena tergurat oleh ujung Golok Maut, sehingga dari situ
menyembur keluar darah segar

Tepat pada saat itu Giok-bin Giam-po dan Tio Lee Tin telah melakukan serangan berbareng.
Yo Cie Cong lantas mengambil lain siasat, Dengan ilmunya Liang- kek Cin-goa ia melindungi
bagian jalan darah dibelakang punggungnya, kemudian dengan menggunakan ilmu serangan yang
dinamakan Lui-keng Thian-tee ia menyambuti serangannya Giok-bin Giam-po.
Suara beradunya kekuatan kedua pihak terdengar saling susul. Berbareng dengan itu,
terdengar juga tiga kali suara seruan tertahan

Giok-bin Giam-po sudah dibikin ter-huyung2 oleh serangannya Yo Cie Cong.


Tetapi belakang punggung Yo Cie Cong telah kena ditampar dengan telak oleh Tio Lee Tin
sampai matanya dirasakan ber-kunang2 dari mulutnya keluar suara keluhan tertahan.
Tetapi, dirinya Tio Lee Tin sendiri juga tidak luput dari bahaya. Tubuhnya sudah terpental
mundur sampai lima tindak oleh karena ilmunya Liang-kek Cin-goan yang melindungi dirinya Yo
Cie Cong.

Anak muda itu setelah memperbaiki kembali posisi, cepat bagai kilat menerjang pada iblis
Rambut Merah. Ia menyerang dengan tangan kirinya yang sudah terpusatkan seluruh kekuatan
tangan disitu.
Iblis Rambut Merah saat itu sudah timbul pikiran nekadnya. seluruh kekuatannya sudah
dipusatkan dikedua belah tangannya untuk menyambut serangan Yo Cie Cong.
Diantara terdengarnya suara benturan sangat hebat, badan Yo Cie Cong terpaksa melayang
turun. sedangkan hawa dingin yang keluar dari dalam tangannya iblis Rambut Merah dirasakan
seperti jarum menusuk-nusuk ulu hatinya. Tetapi, iblis Rambut Merah sendiri tidak luput mulutnya
juga mengeluarkan darah, badannya mundur sempoyongan.

Yo Cie Cong, yang memiliki kekuatan luar biasa berkat penemuannya dan pengalamannya yang
sangat ajaib, sekalipun hawa dingin sudah menyusap masuk ke dagingnya, tetapi setelah sedikit
mengerahkan kekuatan tenaganya, badannya sudah dirasakan segar kembali. cepat ia sudah bisa
bergerak lagi seCara leluasa, dan tetap menggunakan Golok Mautnya menerjang pada iblis
Rambut Merah sebentar lalu terdengar suara jeritan ngeri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Diantara muncratnya darah merah. tampak berterbangannya kaki dan tangannya iblis Rambut
Merah ditengah udara. hanya ketinggalan badannya yang menggeletak diatas tanah dengan mandi
darah.
Giok-bin Giam-po dan Tio Lee Tin yang sudah tidak keburu memberi bantuan, ketika
menyaksikan keadaan yang mengerikan dari pembunuhnya itu, matanya hampir copot. ke-
dua2nya lantas kabur sipat kuning kearah rumah batu.
Yo Cie Cong lama berseru: "Hmm. masih mau lari?"
Tubuhnya sudah lompat melesat mengejar mereka, sebelum kakinya mengenjak tanah,
tangannya sudah melancarkan satu serangan untuk memaksa kedua orang itu hentikan larinya.
Kemudian orangnya sudah melayang turun dihadapannya kedua orang itu dalam jarak kira-kira
setombak.

Kedua wanita itu wajahnya pucat pasi seketika, dengan badan gemetaran keduanya berdiri
mengawasi si pemilik Golok Maut.
Yo Cie Cong dengan sorot matanya tajam memandang Tio Lee Tin sejenak, lalu berkata
pelahan:
"Nona Tio, dengan memandang kebaikannya bekas suhumu, aku tidak mau membunuh kau.
sekarang lekas kau pergi. Dengan sungguh2 aku bicara padamu, dikemudian hari apabila kau
masih penasaran dan sudah berhasil mempertinggi ilmu silatmu, setiap saat kau boleh mencari
aku."
Perasaannya Tio Lee Tin pada saat itu jauh lebih sengsara daripada dibunuh mati seketika. Ia
hanya bardiam diri sambil tundukkan kepala, lama sekali baru bisa menjawab:
"Yo Cie Cong, hari ini kau tidak mau membunuh aku. tapi ada satu hari aku pasti akan
membunuh kau"
Sehabis berkata ia mengawasi wajahnya pemuda bekas pujaannya itu. lalu dengan perasaan
sangat ganas ia meninggalkan tempat itu.

Yo Cie Cong saat itu timbul pula napsu membunuhnya. sambil keriak gigi ia berkata pada Giok-
bin Giam-po.
"Iblis jahat Hutang darah harus dibayar darah juga, bukan? Nah, sekarang sampai juga
giliranmu"
Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow. tampak ketakutan. Dengan tidak terasa kakinya sudah
melangkah mundur satu tindak. Wajahnya pucat seperti mayat. sehingga wajah yang tadinya
cantiknya, kini sekejapan mata saja seperti telah berubah menjadi tua, sangat tua. . . .
Tapi kemudian, dengan tabahkan hati ia membentak bengis.
"Anjing kecil Jangan banyak mulut Kalau mau turun tangan, lekas sedikit"

Yo Cie Cong yang sudah mendapat kenyataan bahwa Giok-bin Giam-po ini sama sekali tidak
ada hubungannya dengan ia sendiri, maka dalam hatinya sudah tidak ada rasa bimbang maupun
ragu2 lagi. cepat ia maju dua tindak kemudian melancarkan serangannya dengan menggunakan
tipu Khian-khun sit-sek.
Giok-bin-Giam-po hanya merasakan serangannya anak muda itu mengandung kekuatan tenaga
yang sangat hebat sukar tertahan. ia merasa sudah tidak berdaya lagi menahan atau
menyingkirkan diri dari padanya, tetapi ia masih tetap mencoba untuk melawan.

Maka. kesudahannya iblis wanita itu telah dibikin terpental, tubuhnya melayang dan kemudian
jatuh ditanah sejauh tiga tombak dari tempatnya tadi berdiri Kembali Yo Cie Cong maju
menghampirinya.
Giok-bin Giam-po yang terjatuh ditanah dengan cepat sudah berdiri lagi, Ujung bibirnya tampak
berdarah. Wajahnya sangat menakutkan . Yo Cie Cong lalu menghunus Golok Mautnya.
Tetapi. selagi ia hendak turun tangan. mendadak saja angin kuat telah menyambut dengan
hebat dari belakangnya, agaknya hendak mengarah jalan darahnya Beng bun-hiat.
= = ooo OOOOO 000==^,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo CIE CONG tidak keburu turun tangan terus. Ia harus lompat menyingkirkan diri lebih dulu
dari seranganyang datangnya secara tiba2 itu. Kemudian cepat bagaikan
kilat ia berbalik dan melihat bahwa orang yang menyerang dari belakangnya tadi ternyata
adalah si orang berkedok kain merah.

Wajahnya berubah seketika. Dalam batinnya lantas berpikiri "orang berkedok ini telah beberapa
kali melepas budi terhadap aku tetapi ia agaknya seperti bayangan yang selalu menguntit aku.
Berkali-Kali ia merintangi aku turun tangan terhadap iblis wanita ini, malah mengarang cerita yang
bukan2. dengan mengatakan bahwa iblis ini adalah ibuku. Apa sih yang menjadi maksud
sebetulnya?"
Seketika itu ia merasa tidak sendiri, maka segera menegur dengan suara agak kaku:
"Cianpwee, apa artinya perbuatanmu ini?"
"Anak. kau tidak boleh membunuh dia." jawab si orang berkedok kain merah, suaranya agak
tergetar.

Yo Cie Cong yang pada saat itu hatinya sudah panas, mendengar jawaban orang berkedok kain
merah itu kemendongkolannya semakin men-jadi2.
"Hmm . . itu lagi disebut. sebetulnya dia bukan ibuku. Entah apa maunya orang ini selalu
melarang aku turun tangan " demikian ia berkata pada dirinya sendiri
Meski dalam hati ia berpikir demikian, tapi dimulut sama sekali ia tidak bisa membantah
larangan si orang berkedok kain merah hanya dengan cepat ia tiba2 bergerak lagi. Tangan kanan
menggunakan tipu silat dari Golok Mautnya, sedangkan tangan kirinya mengeluarkan tipu
serangan dari Lui-keng Thian-tee. Dengan berbareng ia menggunakan tipu serangan yang sangat
hebat itu ia menerjang dirinya Giok-bin Giam-po tanpa memperdulikan lagi orang berkedok kain
merah yang selalu merintangi maksudnya.

"Anak. kau akan menyesal untuk selama-lamanya." demikian orang berkedok kain merah itu
berkata. berbareng dengan itu, dari samping ia mengirim satu serangan tangan2 kosong kearah
Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong sudah mata gelap. Terhadap angin serangan orang berkedok kain merah agaknya
sudah tidak dihiraukannya lagi. Ia tetap dengan usahanya, Golok Maut ditangan kanan dan
serangan dahsyat dari tangan kiri dengan cepat menyerang orang yang dimau.
Giok-bin Giam-po yang sudah terluka, sudah tentu semakin tidak berdaya menghadapinya.
Bagaimana ia mampu melawan serangan Yo Cie Cong yang demikian hebat? sebentar kemudian
suara jeritan ngeri terdengar memecahkan suasana kesunyian.

Dua lengan tangannya Giok-bin Giam-po terpapas kutung. Darah mengucur keluar dari situ
seperti air mancur. Badannya rebah terlentang diatas kobakan darah,
Tetapi Yo Cie Cong sendiri, juga sudah terpental karena serangannya orang berkedok kain
merah, badannya terpental sampai satu tombak jauhnya.
Ia lantas bangkit pula dengan badan sempoyongan, wajahnya pucat pasi. darah segar mengalir
keluar dari ujang bibirnya.

Oleh karena tadi sedang mencurahkan seluruh perhatiannya terhadap musuhnya untuk
melaksanakan maksudnya menuntut balas, maka sama sekali ia tidak mau menghiraukan lagi
datangnya serangan orang berkedok kain merah, jadi sama sekali tidak berjaga2 terhadap
serangan itu ini berarti juga bahwa serangan tadi itu telah mengenakan sasarannya secara telak
sekali, itu pulalah sebabnya mengapa badannya Yo Cie Cong bisa terpental sebegitu jauh dan
mulutnya mengeluarkan darah.
Sedangkan Giok-bin Giam-po, juga karena perbuatannya orang berkedok kain merah itu, telah
terhindar dari serangan ketiga dari lanjutannya Yo Cie Cong sehingga dadanya tidak sampai
berlubang, hanya kedua lengannya saja yang terkutung.
orang berkedok merah dengan badan gemetaran dan suara serak berkata kepada Yo Cie Cong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Anak. kau telah melakukan perbuatan kejam."

Yo Cie Cong memesut darah yang mengalir keluar dari sudut bibirnya, dengan lengan bajunya,
lalu menjawab sambil kertak gigi.
"Cianpwee ber-kali2 merintangi boanpwee yang hendak menuntut balas dendam pada iblis
wanita ini. Apa sebenarnya maksud Cianpwee?"
"Anak. Kau akhirnya toch dapat membunuh dia juga. Ah. . . Kini Mengapa kau tidak dengar
perkataanku" demikiun kata orang berkedok kain merah dengan nada suara penuh kedukaan,
“Hutang darah terhadap perguruan mana boleh tidak ditagih? Apakah perbuatan boanpwee tadi
tidak benar ?"
"Tapi anak. dia adalah ibumu sendiri, didalam dunia. dimana ada anak membunuh mati ibunya
sendiri? Tentu perbuatanmu kali ini akan mengakibatkan penderitaan batin seumur hidupmu.
Anak. mengapa kau begitu tega? Dimana liangsimmu?"

“Dia bukan ibuku" membantah Yo Cie Cong dengan suara ditandaskan.


"Apa? Anak. apa kau kira aku membohongi kau?"
"Boanpwee mana berani mengatakan kalau Cianpwee membohongi boanpwee, tetapi memang
sebenarnya dia bukan ibuku."
"Anak, kau salah salah besar Dia benar adalah ibu kandungmu sendiri"
Yo Cie Cong melirik kearah Giok-bin Giam-po dengan sorot mata gusar, kemudian setelah itu ia
berkata kepada orang berkedok kain merah.
"Dengan bukti apa Cianpwee selalu mengatakan bahwa dia ini adalah ibu kandungku sendiri?"
"Setelah aku tahu didadamu ada semacam benda ini yang cuma aku seorang yang tahu.
Mengertikah kau?"
"Menurut pikiran Cianpwee, ayah boanpwee seharusnya adalah Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian
Hoa, bukan?"

Orang berkedok kain merah itu se-olah2 merasakan bumi yang sedang diinjak bergoncang
keras, orangnya mundur satu tindak lalu berkata dengan nada suara berat, "Benar. Tidak salah"
Yo Cie Cong ketawa dingin. Kemudian ia berkata dengan suara yang agak gemetar. "Boanpwee
lebih suka tidak mengetahui asal-usul diri boanpwee untuk se-lama2nya. Boa npwee lebih suka
memakai shenya suhu. sama sekali boanpwee tidak sudi mempunyai ibu begitu macam. Tapi,
dalam hal ini Ciaapwee memang keliru. Dia se-betul2nya bukan ibu boanpwee."

Orang berkedok kain merah itu sangat terperanjat mendengar bicaraan Yo Cie Cong. setelah
termenung agak lama, ia baru bisa berkata lagi dengan suara duka:
"Anak, kau adalah seorang yang paling tidak beruntung didalam dunia. Dosa orang
tuamu telah dilimpahkan atas pundakmu. Aku tidak suka mencela kau. Tapi kalau kau tahu
benar kalau dia ini adalah ibumu sesungguhnya, yang anggap perbuatannya memalukan sehingga
kau tidak mau mengakui lagi padanya dan kemudian tanpa mengingat perikemanusiaan kau turun
tangan terhadap ibumu sendiri, sungguh terlalu kejam perbuatanmu ini. Dimanakah rasa
perikemanusiaanmu ?"
Bicara sampai disitu, suaranya sangat pilu kedengarannya,

Yo Cie Cong merasa heran sekali atas kelakuan orang berkedok ini. -sekalipun dia selalu
memperlakukan dirinya seperti anaknya sendiri, juga tidak seharusnya sampai terpengaruh oleh
kejadian ini demikian rupa, siapakah dia sebetulnya? Memikir demikian ia lalu bertanya dengan
suara nyaring.
"Perkataan Cianpwee tidak salah. Tetapi dia boanpwee tegaskan sekali lagi. dia bukan ibu
boanpwee. juga tidak perlu Cianpwee selalu ingat istilah kejam."
Pada saat itu, badannya Giok-bin Giam-po yang sudah tidak bertangan tiba2 bergerak.
Kemudian terdengar suara rintihannya yang amat lemah. Ternyata ia masih belum binasa.
Kiranya. Tadi ketika Yo Cie Cong turun tangan menggunakan Golok Mautnya justru dibarengi
pula oleh serangannya orang berkedok kain merah. Maka baru berhasil memapas kutung kedua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

lengan tangannya, gerakan ketiganya tidak keburu dilanjutkan, karena ia sendiri sudah dibikin
terpental jauh akibat kena serangan hebat orang berkedok kain merah. Dengan demikian tidak
sampai Giok-bin Giam-po menemui ajalnya pada saat itu juga.

Yo Cie Cong yang mengetahui bahwa Giok-bin Giam-po belum binasa, Golok Maut ditangannya
lalu diangkat dan hendak. ....
Tapi orang berkedok kain merah itu dengan cepat sudah menghadang didepannya dan
membentak dengan suara keras: "Kau mau bikin apa lagi ?"
"Dia harui binasa diujung Golok Mautku ini"
"Kau tidak boleh mengulangi lagi kesalahanmu"
Sifat kukuh dan angkuhnya Yo Cie Cong. mendadak timbul saat itu, maka segera ia
membantah.
"Hutang darah harus bayar darah. Itu baru adil. Dimaaa letak kesalahan boanpwee?"
“Anak. kau tidak berani mengakui ibumu sendiri. Betulkah begitu?"
"Dia sebenarnya bukan ibu boanpwee. Bagaimana Cianpwee suruh boanpwee harus- mengakui
padanya?"
"Anak. aku tidak ada hak memaksa kau mengakui ibumu sendiri. Kau sudah memapas kutung
kedua tangannya, Cukup sudah. Aku minta kau sekali lagi, jangan melukai dia lagi."
"Maafkan, Boanpwee sungguh tidak bisa terima permintaan Cianpwe kali ini."

Orang berkedok kain merah. itu sampai tergetar badannya, kedok merahnya bergerak. jelas
sekali, saat itu hatinya terpukul hebat,
Diatas tanah. . . . Giok-bin Giam-po yang menggeletak dengan mandi darah, kembali
perdengarkan suara rintihannya. Per-lahan2 ia membuka kelopak matanya. Terhadap perbuatan
orang berkedok kain merah yang beberapa kali telah merintangi Pemilik Golok Maut turun tangan
terhadapnya, sama dengan seperti perasaannya Yo Cie Cong, ia juga merasa bingung. ia hanya
membuka lebar2 matanya yang sudah sayu. Menatap langsung matanya orang aneh dan ganjil
yang masih belum diketahui asal-usul dan maksudnya itu.
Orang berkedok kain merah itu setelah terdiam agak lama, tiba2 berkata dengan suara amat
keras:
"Kalau kau pasti hendak membinasakan dia, aku akan segera bunuh diri disini "
Bukan main terperanjatnya Yo Cie Cong melihat tingkah laku aneh orang berkedok kain merah
ini, sampai tidak terasa kakinya melangkah mundur beberapa tindak. ...

Orang berkedok kain merah, yang didalam rimba persilatan terkenal sebagai pemilik Bendera
Burung Laut yang namanya begitu terkenal sebagai orang yang suka membela keadilan, ternyata
mengucapkan perkataan begitu dan sedia berkorban untuk membela seorang wanita riwayatnya
begitu mesum, ini benar2 tidak habis dipikir.
Giok-bin Giam-po yang sedang terluka parah dan tinggal menunggu ajalnya saja, juga
membuka matanya lebar2 ketika mendengar ucapan orang berkedok kain merah itu. Suatu pikiran
ingin hidup terus tiba2 terlintas dalam otaknya. Meskipun ia sendiri tidak habis mengenrt apa
sebabnya orang aneh itu hendak mengorbankan jiwa demi kepentingan dirinya, tetapi dengan
adanya perbuatan orang aneh itu. mungkin jiwanya ada harapan besar akan tertolong.
Pada saat itu hatinya Yo Cie Cong dirasakan tidak keruan- sungguh tidak pernah ia menduga
bahwa orang berkedok kain merah yang selama hidupnya dipandang dan dihormati seperti
ayahnya sendiri saja kini ternyata hendak mengancam dirinya dengan tidak menyayangi dirinya
sendiri jadi korban, sedang alasan yang digunakan selalu untuk kepentingan Yo Cie Cong sendiri,
karena wanita itu dikatakannya adalah ibunya, Ya mengapa ?
Ke-dua2nya lalu terbenam dalam pikirannya sendiri2, Tidak ada yang berani buka mulut lebih
dulu,

Didala m lembah Im-bu-kok itu, kabut tebal masih tetap menyelubungi sekitarnya. Bangkai
orang2 Im-mo-kaojang binasa oleh Yo Cie Cong, telah menyiarkan bau amisnya yang hebat
sehingga dapat membuat orang merasa mual, sunyi senyap. . . .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam suasana kesunyian macam itu ditempat tersebut, boleh dikatakan mirip dengan neraka.
Setelah dua orang berdiri menjublek sekian lamanya, akhirnya Yo Cie Cong mengeluarkan
daftar nama musuh2nya Kam-lo-pang dari sakunya dengan perlahan, lalu membuka lembaran
yang pertama lalu berjalan menghampiri mayatnya iblis Rambut Merah Cho Ngo Teng. Dengan jari
tangannya mencontek darah dari atas badan mayat itu untuk menghapus namanya yang tertulis
diatas kertas. setelah itu ia lalu membaca satu demi satu semua nama-nama musuhnya Kam-lo-
pang. semua sudah penuh dengan tanda merah darah. Hanya tersisa namanya Giok-bin Giam-po
Phoa Cit Kow yang belum terhapus.

Tingkah laku Yo Cie Cong disaksikan oleh Giok-bin Giam-po dan orang berkedok kain merah
dengan hati berdebaran-
Sorot mata Yo Cie Cong yang penuh diliputi kegusarannya, kembali menyapu kearah Giok-bin
Giam-po. Agaknya saat itu ia sudah akan segera bertindak lagi.
Giok-bin Giam-po dengan wajah minta dikasihani, matanya terus mengawasi orang berkedok
kain merah.
Akhirnya orang berkedok kain merah berkata dengan suara2 bengis: "Apa benar kau mau
meneruskan maksudmu berbuat kejam?"
Yo Cie Cong segera menjawab sambil kertak gigi.
"Atas budi Cia npwee yang telah beberapa kali memberikan pertolongan kepada boanpwee
merasa sangat malu sampai sekarang masih belum bisa membalas budi. sebetulnya boanpwee
harus dengar nasihat Cianpwee. tetapi kali ini, dalam urusan ini, terpaksa boanpwee tidak bisa lagi
memenuhi permintaan Cianpwee. Nanti setelah boanpwee membereskan pensoalan darah ini,
sekalipun Cianpwee menghendaki kepala boanpwee akan menyerahkannya, tanpa mengerutkan
alis sedikit juga."

Badan orang berkedok kain merah itu berdebaran dan gemetaran sekujur badannya. Ia berkata
seorang diri dengan suara yang memilukan hati: "Dosa. oo, dosa. . . ."
Kembali jeritan ngeri terdengar. Tampak dengan tenang Yo Cie Cong menyimpan Golok
Mautnya.
Didadanya Giok-bin Giam-po saat itu sudah terdapat lubang besar. Tetapi darahnya tidak
tampak. sebab ketika kedua tangannya tertabas darahnya sudah mengalir terlalu banyak.

Orang berkedok merah sempoyongan badannya, hampir sauja orangnya jatuh rubuh. Kemudian
ia dongakkan kepala. . . . dan ketawa seperti orang gila. Tidak. suara itu sebetulnya bukanlah
suara ketawa, tetapi ialah suara ratapan tangis dari hatinya. Ratapan tangis karena pukulan batin
yang terlalu hebat mendobrak hati sanubarinya. Yo Cie Cong lalu berjalan menghampirinya.
"Cianpwee. . . . ." Katanya dengan nada terharu.
Oran berkedok kain merah itu setelah merasa puas ketawa, lalu berkata dengan suara amat
lemah.
"Kau. . . kau. . . . Akhirnya membunuh juga. Membunuh dla. . . . Membunuh ibumu sendiri."
"Dia bukan ibu boanpwee."
Pada saat itu,. . . .Tiba2 matanya Giok-bin Giam-po terbuka. Dengan menahan rasa sakitnya
yang sangat mulutnya berkemak-kemik. Lama sekali .... Akhirnya dapat juga ia mengeluarkan
perkataan: "Pit-koan. . . .", Tetapi hanya itu yang dapat keluar dari mulutnya, matanya lantas
meram lagi untuk se-lama2nya. Jiwanya melayang menyusul rohnya si iblis Rambut Merah yang
sudah pergi lebih dahulu. . . .

Dengan demikian berakhirlah sudah riwayatnya satu iblis wanita yang meresahkan suaana
didalam rimta persilatan beberapa puluh tahun. Ia menemui ajalnya dan mengakhiri hidupnya
yang penuh kemaksiatan dilembah Im-bu-kok.
Dengan tidak terasa Yo Cie Cong mengulangi perkataannya giok bin Giam-po tadi.
"Pit-koan- . . Pit-koan- ..."
Tapi ia masih belum tahu apa yang dimaksudkan oleh iblis wanita itu dengan perkataan ^Pit-
koan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Orang berkedok kain merah kembali dongokkan kepala dan menghela napas. Kemudian tiba2
mengangkat tangannya dan hendak memukul batok kepalanya sendiri. . . .
Yo Cie Cong dengan cepat mencekal tangannya orang berkedok kain merah itu. Ia berkata
dengan suara sangat terharu "Apakah Cianpwee mempunyai hubungan rapat dengan dia ?"
Orang berkedok kain merah melepaskan tangannya yang dicekal oleh Yo Cie Cong, kemudian
berkata dengan suara gemetar. "Apa kau kata?"
"Apakah boleh karena boanpwee tadi membunuhnya lalu Cianpwee hendak mengambil
keputusan hendak begini?"
Orang berkedok kain merah itu bungkam tidak menjawab.

Yo Cie Cong tidak sabaran menantikan jawabannya, lalu bertanya pula.


"Mungkinkah boanpwee dalam hal ini terlalu memikirkan diri sendiri saja, ialah hanya
memikirkan soal dendaman sakit hati perguruan boanpwee, sehingga tidak memikirkan
kepentingan Cianpwee? sekarang urusan boanpwee sudah selesai. Terserah kepada Cianpwee
bagaimana Cianpwee, Boanpwee juga akan mandah menerimanya."
Tetapi orang berkedok kain merah itu hanya mulutnya saja yang kelihatan berkemak-kemik,
berkata seorang diri: "Apakah Kini aku bisa sesalkan dia? Tidak? Apa aku harus sesalkan Tuhan
yang kejam? Tidak? Siapa yang harus disesalkan? Cuma terhadap orang tuanya sendiri. . . orang
yang menanam kesalahan ini. sekarang harus rela juga menelan buahnya Ah Anak. apa mau
dikata. ..."

Yo Cie Cong tidak tahu mengapa orang berkedok kain merah itu bisa mendadak berubah
kelakuannya. Ia juga tidak mengerti perkataan yang diucapkannya tadi. setelah berpikir bulak balik
akhirnya ia jatuhkan diri dan berlutut dihadapannya orang berkedok kain merah itu, kemudian
berkata dengan suara sangat terharu.
"Boanpwee ber-kali2 telah menerima budi Cianpwee, sesungguhnya sangat malu sampai pada
saat ini belum mampu membalasnya. sekarang silakan Cianpwee turun tangan. Hukumlah
boanpwee. sekalipun boanpwee binasa juga tidak akan menyesal. . . ."

Terdengar orang berkedok kain merah itu menghela napas. Kemudian memimpin bangun
badannya Yo Cie Cong dan lantas berkata dengan suara sangat terharu:
"Anak maafkan aku yang tadi terburu napsu sehingga aku telah turun tangan berat terhadap
dirimu. Bagaimana keadaan lukamu sekarang?"
Yo Cie Cong lalu menjawab sambil ketawa getir:
"Tidak apa. Itu belum boleh dibilang terluka. sekalipun benar terluka parah, boanpwee juga
tidak akan menyesali perbuatan Cianpwee."
orang berkedok kain merah itu lantas membuat satu lubang untuk menanam jenazah Giok-bin
Giam-po,
Yo Cie Cong coba mengatur jalan darahnya. Ia merasakan dadanya ada sedikit rasa sakit. Ia
sebera mengerti bahwa dirinya memang benar sudah terluka. Maka itu ia lantas duduk bersila.
Dengan ilmunya "Liang-kek Cin-goan" ia mau mencoba menyembuhkan lukanya sendiri.
Ilmu ‘Liang-kek Cin-goan’ sebetulnya sangat luar biasa. Dalam waktu sekejap saja lukanya Yo
Cie Cong sudah sembuh kembali. Kesehatannya sudah pulih seperti sedia kala. Maka ia lantas
membuka matanya dan lompat bangun.

Tatkata ia mencari-cari orang berkedok kain merah itu, ternyata sudah tidak dapat dilihatnya
lagi. Tidak jauh didepan dirinya. terdapat segundukan tanah. Itu adalah kuburannya Giok-bin
Giam-po Phoa Cit Kow yang dibuat oleh orang berkedok kain merah, tetapi masih belum dipasang
batu, juga tidak ada tanda apa2nya. hanya segundukkan tanah merah yang berada di-tengah2
lembah Im-bu-kok. bekas sarangnya perkumpulan Im-mo-kao.

Yo Cie Cong yang sudah menyelesaikan tugasnya menuntut balas, se-olah2 kuda terlepas dari
kekangan, lepas dari segala beban berat yang selama itu terus mencengkeram dirinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Disamping merasa gembira, masih ada lagidua halyang menambat hatinya. Hal itu akan
mengganjal hatinya selama belum diselesaikan-
Ia merasa tidak enak sekali terhadap dirinya orang berkedok kain merah. karena ia merasa
sudah melukai hatinya begitu hebat. Dilain saat, ia lantas teringat kembali tentang dirinya sendiri
yang masih gelap asal-usulnya.

Akhirnya, bayangan gadis baju merah siang-koan Kiauw. kembali terlintas dalam otaknya. Ia
dengan gadis itu ernah bersumpah untuk sehidup,semati. siapa sangka
kecelakaan dilautan Lam-hay telah memisahkan kedua merpati yang belum dapat terbang
tinggi itu, karena ia telah bersumpah hendak menyusul sang kekasih kealam baka setelah
urusannya sendiri selesai, maka saat itu ia lantas teringat akan sumpahnya sendiri Yo Cie Cong
lalu menggerakkan kakinya meninggalkan tempat yang penuh kenangan itu.

Baru berjalan beberapa langkah, ia asudah berhenti lagi. Dalam hatinya berpikir: ‘Jalan masuk
kelembah ini tadi sudah ditutup oleh orang2nya Im-mo-kao. sekarang bagaimana aku bisa keluar
dari sini?"
Tapi lain pikiran timbul pula: ‘Kenapa aku tidak mau menanyakan pada orang im-mo-kao untuk
memecahkan soal ini? Menurut keterangannya nona berkerudung, katanya ada jalan lain langsung
menuuju keluar juga."
Siapa nyana, dalam rumah yang sekian banyaknya itu ternyata sepi sunyi keadaannya, sama
seperti sama tidak ada penghuninya. Ia sudah mencari ubek2kan tetapi akhirnya sia2 saja
usahanya. Kalau begitu orangnya Im-mo-kao yang belum binasa. sudah pada kabur semuanya,
sehingga tidak ada seorang pun yang ketinggalan disitu.

Yo Cie Cong beru jalan balik lagi masuk kedalam pusat perkumpalan im-mo-kao. semua
barang2, meja kursi, masih teratur rapih ditempatnya. hanya tidak kelihaian bayangannya seorang
manusai pun juga.
Dengan tidak sengaja Yo Cie Cong berjalan menghampiri sebuah meja. Tiba-tiba matanya
terpaku pada sehelai kertas yang bertindihkan batu Giok kecil. cepat2 ia mengambil kertas
tertindih itu, yang ternyata ada terdapat beberapa baris tulisan yang berbunyi demikian:
"Jalan keluar dari lembah, harus melalui jalanan di bawah kaki gunung See-hong disebelah
Barat"
Dibawahnya tulisan yang indah2 ada lukisan seekor burung laut.
Yo Cie Cong begitu melihat seperti mengenali bahwa surat itu sudah ditinggalkan dengan
sengaja. menunjukkan jalan keluar baginya. Diam2 ia mengucapkan terima kasihnya atas
pertolongan orang berkedok kain merah itu.

Menurut petunjuk dan tulisan itu, jalan keluar itu tentunya berada disebelah barat dikaki
gnnung see-hong.
oleh karena sudah menemukan jalan keluarnya, maka Yo Cie Cong lantas mengambil keputusan
untuk membikin musnah gedung bekas markas besar perkumpulan kawanan iblis dari Im-mo-kao
itu. sebentar saja asap mengepul tinggi api berkobar keras.
Didalam lembah yang hampir setiap hari tertutup kabut tebal, kini tampak menjadi merah
marong. Dengan demikian, nama dari perkumpulan dari Im-mo-kao juga terhapus dengan
sendirinya dalam dunia Kang-uuw.

Diantara bcerkobarnya sang api yang me-nyala2 hebat. Yo Cie Cong berlari kekaki gunung see-
hong sebelah barat. Tidak lama ia mencari, benar saja ia menemukan sebuah goa keCil yang
hanya dapat dilalui oleh satu orang saja. Goa itu tertutup dengan pintu batu, agaknya sengaja
dibuat untuk mengalihkan perhatian orang. Tetapi pintu batu itu sudah dirusak oleh orang
berkedok kain merah.
Yo Cie Cong berpaling dan memandang kedalam lembah yang kini sudah menjadi lautan api,
kemudian masuk kedalam goa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Goa itu. makin dalam makin luas lorongnya. Sambil berjalan Yo Cie Cong berpikir, orang
berkedok kain merah itu kenapa juga datang kepusat perkumpulan Im-mo-kao, bahkan sudah
tahu semua jalan rahasianya? sungguh tidak bisa kupikirkan, Dan ..... wanita berkerudung itu juga
telah menolong ut-tie Kheng, sungguh murah hatinya.
Tiba2 ia teringat kembali pada ucapannya Giok-bin Giam-po sebelum ia menarik napas yang
penghabisan- entah apa yang dimaksudkan dengan perkataan ‘Pit-koan-nya itu. Ia makin memikir
makin merasa aneh, achirnya merasa bingung sendiri
setelah setengah jam kemudian- mendadak terdengar suara seperti geledek. didepan matanya
berkelebat sinar pituh. Dalam kagetnya ia buru2 lari maju. ketika berada di-mulut goa, sinar putih
ituternyata adalah sinar kilat yang masuk melalui mulut goa,

Tatkala ia berdiri dimulut goa, dijalanan keluar mulut goa itu ternyata tertutup oleh tirai bening,
kiranya itu adalah air terjun yang lepat menutupi mulut goa tersebut. Dari mulut goa itu jika
menengok kebawah, didepan mata terbentang beberapa kolam yang luasnya kira2 setengah
bouw.
suara seperti geledek tadi adalah suaranya air terjun yang jatuh kekolam tersebut.

Yo Cie Cong setelah memeriksa keadaan disitu sebentar, lalu mengerahkan tenaganya, seolah-
olah anak panah yang terlepas dari busurnya, tubuhnya melesat menerobos air terjun, kemudian
ia berputaran ditengah udara, lalu dengan gayanya yang indah sekali melayang turun kebawah.
Setelah melalui lagi beberapa kolam dan jalanan gunung yang sempit, ia lari menuju kejalanan
besar.

Kata2 ‘Pit-koan- yang keluar dari mulutnya Giok-bin Giam-po sesaat sebelum menarik napasnya
yang penghabisan, masih tetap berputaran didalam otaknya.
Ia menepok kepalanya sendiri, Agaknya perkataan pit-koan dari mulutnya iblis wanita itu, apa
bukannya puncak gunung Pit-koan-hong yang dimaksudkan? Bukankah dipuncak gunung itu ia
pernah berjumpa dengan dua wanita berparas jelek dan seorang tua yang mengaku sebagai
saudara angkatnya Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa, yang menantikan munculnya Giok-bin
Giam-po unujukkan diri ditempat tersebut? Kalau begitu puncak gunung Pit-koan-hong itu pasti
ada mengandung banyak rahasia, tapi apa perlunya iblis wanita itu menyebut tempat itu?
Dengan adanya pikiran itu, Yo Cie Cong tuujukan langkahnya ke jalanan yang menuju kekota
Lan--Ciau, dan dari situ langsung menuju kepuncak gunung Pit-koan-hong.
Maksudnya si tangan geledek Ngo Yong, se-mata2 heniak menyelidiki mati hidupnya saudara
angkatnya, ialah Hoan Thian Hoa. Ia sudah menganggap pasti bahwa Giok-bin Giam-po ada
berdiam dalam puncak gunung itu, oleh karena itu pula, ia pernah berjanji dengan Yo Cie Cong,
masing2 akan mencari jejaknya Hoan Thiao Hoa, dan didalam tempo satu tahun. hendak bertemu
lagi ditempat tersebut.

Kini Giok-bin Giam-po sudah binasa di uujung Golok Maut. Mcegenai perjanjiannya dengan Ngo
Yong, didalam pertandingan dipuncak gunung Hoa-san, Yo Cie Cong sudah pernah
memberitahukan kepada Hoan Thian Hoa, dan Hoan Thian Hoa sendiri sudah janji bahwa ia
hendak pergi menyelesaikan sendiri persoalan tersebut. Kalau benar demikian hainya, si Tangan
Geledek Ngo Yong tentunya sudah tahu sendiri kalau Hoan Thian Hoa masih hidup. Maka meski Yo
Cie Cong datang lagi ketempat bekas kediamannya Ngo Yong, mungkin sudah tidak dapat
menjumpai dirinya orang tua itu lagi.

Benar saja seperti apa yang ia duga, ketika ia tiba ditempat bekas kediamannya orang tua itu,
goa itu sudah kosong melompong.
Menghadapi jurang yang sangat curam dan sukar dilalui itu Yo Cie Cong dengan perasaan
bimbang mengawasi puncak gunung Pit-koan-hong yang diliputi oleh kabut tebal.
sudah tentu ia tidak mau meniru caranya Ngo Yong yang harus menantikan disitu sampai ada
orang muncul dari sana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Giok-bin Giam-po sudah mati. Disaat hendak menarik napasnya yang penghabisan mengapa ia
mengeluarkan perkataan pit-koan Dari mulutnya dua wanita jelek yang dulu pernah rubuh
ditangannya Yo Cie Cong, pernah membantah dengan keras adanya Giok bin Giam-po diatas
puncak gunung itu dan yang ada adalah lain orang. Hal ini sesungguhnya bisa membikin pusing
kepala.

Yo Cie Cong berjalan lambat2 menyusuri tebing jurang yang mengitari puncak gunung Pit-koan-
hong, ia mengharapkan bisa menemukan suatu jalan rahasia atau satu tempat yang letaknya bisa
dicapai dengan kekuatan tenaga manusia yang menuju kesana.
Ia berjalan sudah lebih dari satu jam lamanya.jurang yang memisahkan puncak gunung itu
paling sedikit masih sejarak kira-kira sepuluh tombak. maka hatinya sudah mulai agak dingin-

Pada saat itu, ia berdiri diatas batu yang agak menonjol ditepi jurang, kepalanya melongok
kebawah jurang yang tidak kelihatan dasarnya. Lantas mengawasi dengan hati mendelu, tidak
tahu bagaimana harus berbuat.
Dengan tanpa dirasa, tangannya memungut sebuah batu, yang kemudian disambitkan kebawah
jurang terus meluncur turun tidak kedengaran suara apa-apa.

Jika tidak berhasil menemukan jalan rahasia, jangan harap bisa menyeberangi kepuncak
gunung Pit-koan-hong itu. Menurut keterangannya Ngo Yong, orang yang berdiam dipuncak
gunung itu, dalam satu tahun paling banyak dua kali pasti keluar meninggalkan puncak gunung
itu. Tapi Ngo Yong yang menantikan sampai 10 tahun lamanya, ternyata masih belum
mendapatkan jalanan yang menuuju kesana.
Ia masih tetap menyambitkan batu-batu kebawah jurang, hanya sudut yang diarahnya saja
yang sekarang agak tidak menentu. kadang-kadang disambitkan kesudut kanan, kadang-kadang
kesudut kiri.
Seseorang kalau selagi berada didalam keputusan asa, atau keisengan, kadang-kadang
memang bisa melakukan perbuatan yang tidak2 atau yang tidak mempunyai tujuan tertentu,
keadaannya Yo Cie Cong pada saat itu justru adalah demikian.
Tapi, satu hal yang kebetulan, kadang2 juga mendapat dan menghasilkan kejadian2 yang
mengejutkan.
Dengan tidak di-duga2, batu yang disambit oleh Yo Cie Cong ditempat sebelah kanannya kira2
20 tombak, ternyata sudah menimbulkan benturan suara yang cukup nyaring.
Penemuan ini adalah membuat girang hatinya. sebab dengan adanya barang yang dibentur
batu, disitu tentu terdapat suatu tempat yang bisa digunakan untuk tancap kaki. Dan tempat yang
mengeluarkan suara tadi persis ada di-tengah2nya jurang antara tempat ia berdiri dengan puncak
gunung Pit-koan-hong, untuk menyebrang kesana rasanya tidak menjadi soal.

Dengan cepat ia gerakan kakinya menuju ketempat yang menimbulkan suara tadi, kemudian
dari berbagai sudut dan jarak, ia menyambit dengan batu,
Kira2 setengah jam kemudian, ia sudah bisa menarik kesimpulan, bahwa dibawa kira2 10
tombak. mungkin ada terdapat sebuah tiang batu atau tangga batu yang menonjol dari tebing
jurang ke-tengah2 jurang antara kedua bukit itu. sebab batu yang disambitkan ke tempat yang
lebih jauh dari tengah itu, ternyata tidak menimbulkan suara apa2, sudah tentu tempat itupun ada
sangat dalam, ternyata tidak menimbulkan suara apa2, sudah tentu tempat itupun ada sangat
dalam, Ada kemungkinan tempat yang menonjol keluar itu tidak cukup luas, sebab ditempat
sekitar yang menimbulkan suara benturan tadi, hanya kira2 cuma lima kaki saja luasnya, lebih dari
itu juga tidak terdengar suara apa2.

Tapi tentang, adanya batu cadas yang menonjol itu hanya dapat di-duga2 dari sambitan batu
tadi, sebab tempat tersebut tertutup oleh kabut yang amat tebal, sehingga tidak dapat ditembus
oleh mata manusia. sekalipun Yo Cie Cong sudah pusatkan daya pandangnya. masih juga tidak
dapat melihat apa2. Jikalau Yo Cie Cong hendak turun kesitu, cuma bisa me-naksir2 letaknya saja,
kemudian meloncat turun secara untung2an.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Perbuatan demikian memerlukan keberanian yang luar biasa, sebab sekali salah, bisa
mengakibatkan kematiannya.
Dengan semangat ber-nyala2 Yo Cie Cong berbangkit, kembali ia menyambit dengan beberapa
buah batu, setelah menimbang dengan cermat, ia lantas kerahkan kekuatan tenaga dalamnya dan
terjun ke dalam jurang kabut tebal itu.

Yo CIE CONG BERUSAHA sedapat mungkin meringankan tubuhnya agar dapat lebih maju
melayang-nya dan jangan sampai terjatuh kebawah. Ia sudah meluncur turun kira2 tiga puluh
tombak. tetapi kedua kakinya masih belum dapat menginjak apa-apa. Hatinya mulai kebat-kebit.
Kalau saja perhitungannya meleset, tamatlah riwayatnya.,
Tiba. . . .didepan matanya ia lihat ada sebuah benda hitam mengkeredep. Tanpa pikir panjang
lagi Yo Cie Cong lantas ulur tangannya menjambret benda tersebut, begitu tangannya berhasil
dapatkan pegangan, badannya lantas bergelantungan ke-bawah.
Apa yang ia jambret barusan- kiranya ada sebuah tiang batu yang lebarnya tidak cukup tiga
kaki. Tiang itu lurus berdirinya, agak condong kesebelah tengah jurang.

Dengan cepat Yo Cie Cong balik badannya dan naik lebih tinggi keatas tiang batu itu. Dengan
penglihatannnya yang amat tajam, dalam suasana berkabut itu ia masih dapat melihat kedepan
sejauh sepuluh tombak lebih. Besarnya tiang batu itu kira2 tiga kaki, menonjol keluar dari tebing
jurang bagai jengger ayam, Di- kedua sisinya batu tersebut sangat licin- Kalau Yo Cie Cong tadi
tidak berhasil menjambret dengan tangannya, saat itu barangkali ia sudah melayang turun sampai
kedasar jurang. Badannya juga akan hancur lebur oleh karenanya.

Setelah Yo Cie Cong dapat menenangkan kembali pikirannya lantas ia melakukan penyelidikan.
Dengan jalan menyusuri tiang batu itu, sebentar saja ia sudah sampai diujungnya. Kalau menurut
taksirannya, tempat yang sudah dilalui olehnya sudah lebih dari tiga puluh tombak jauhnya. Kedua
matanya memandang kedepan, diantara kabut menebal disitu terdapat suatu tempat yang gelap.
Ia tahu juga bahwa tempat tersebut pasti adalah puncak gunung Pit-koan-hong.

Jarak antara tempat berdirinya Yo Cie Cong saat itu dengan puncak gunung Pit-koan-hong
menurut perkiraannya tidak lebih dari dua puluh tombak jauhnya. Bagi Yo Cie Cong jarak dua
puluh tombak masih belum merupakan soal sulit.
Dengan sekali lompat badannya sudah melesat jauh kedepan. Tatkala ia sampai ditempat
sejauh beberapa puluh tombak badannya berjumpalitan, begitu juga kaki serta tangannya, lalu
mencelat lagi keatas dan kemudian menurun kebawah menuju kelamping gunung Pit-koan-hong.
Dan. ... ia tiba diseberang jurang dengan selamat.

Keadaan disekitar tebing gunung sangat berbahaya. selain banyak batu2 cadas yang tajam-
tajam. juga terdapat banyak pohon-pohon yang tinggi-tinggi. Tetapi oleh karena juga. Yo Cie Cong
akan lebih mudah mendapatkan tempat untuk tancap kaki. Dalam girangnya, tanpa merasa ia
bersiul nyaring.
Pada saat itu, tiba-tiba datang sambaran angin kuat menyerang dirinya dari atas.
Yo Cie Cong tahu bahwa itu adalah sambaran angina yang keluar dari tangannya seorang
pandai, tetapi ia hanya ganda dengan ketawa dinginnya. Badannya melesat tinggi melayang turun
dilain bagian. Dengan gerakan yang indah dan lincah, ia sudah berhasil menghindarkan diri dari
serangan dahsyat barusan.
Begitu kakinya dapat menginjak batu, badannya melesat tinggi lagi se-olah2 terbangnya seekor
burung, begitulah berulang-ulang kaki menginjak tanah lalu menotolnya dan pergi lagi se-olah2.
lakunya kera yang sedang ber-lompat2an.
Tiba2 disebelah belakang ia mendengar suara orang berseru kaget: "Eii"

Tetapi Yo Cie Cong masih pura2 tidak dengar terus melesat keatas. kepuncak gunung tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dipuncak gunung, keadaannya berbeda jauh dengan keadaan dalam jurang yang kabutnya
lebih tebal. Dengan daja penglihatannya Yo Cie Cong yang tajam, tidak sukarlah baginya untuk
dapat melihat keadaan disekitarnya.
Belum Cukup setengah jam, Yo Cie Cong lompat pergi datang sudah berada diatas puncak
gunung.
Disitu ada terdapat sebidang tanah datar kira2 satu bau luasnya, sekitarnya ditanami pohon2
siong, teratur rapih dan tampaknya sudah tua usianya. Disebelah dalam rimba pohon siong itu
lapat2 Yo Cie Cong dapat melihat kesebuah rumah.

Ketika ia melihat kebawah, dilihatnya dua titik hitam dengan cepatnya melesat se-olah2 dua
butir peluru yang ditembakan dari bawah. Yo Cie Cong tahu bahwa dua titik hitam itu adalah
orang2 yang menyerang padanya. Hatinya diam-diam merasa geli.
setelah mengawasi keadaannya disekitarnya sejenak. la lantas melanjutkan lagi gerakannya
menuju rumah tersebut.
"Siapa berani menginjak puncak gunung Pit-koan-hong ini sembarangan? sungguh besar
nyalimu" demikianlah ia mendengar satu suara bentakan-

Suara itu demikian halus dan merdu kedengarannya, tetapi belum lagi suara itu berhenti, tahu2
dari dalam rumah tersebut melompat keluar dua bayangan orang menghadang dihadapan Yo Cie
Cong.
selanjutnya, lantas terdengar dua arang itu berseru kaget "Eh "
Begitu melihat, Yo Cie Cong sudah segera mengenali bahwa kedua orang tersebut adalah dua
orang perempuan jelek yang dulu pernah ia ketemukan dan menguntit secara diam2, bahkan
pernah juga bertempur dengan mereka, sampai akhirnya ia melepaskan mereka, Melihat mereka
berdua Yo Cie Cong lantas berkata sambil tersenyum^
"Nona2, apa selama ini kalian baik-baik saja? Dulu waktu aku berpisahan, aku yang rendah
pernah katakan bahwa aku bisa datang sendiri mencari tempat ini. Bukankah sekarang
perkataanku itu sudah terbukti?"

Dua wanita jelek itu tercengang. Lama mereka tidak dapat mengatakan apa-apa. Lama. . . lama
sekali. . . .Akhirnya salah seorang diantara mereka berkata "Apa maksud tuan datang kemari?"
"Aku cuma mau berkunjung dan melihat rupanya majikanmu ?"
"Suhu belum pernah menemui orang luar dan tidak sudi menemui orang luar silahkan tuan
kembali."
"Apa kalian hendak suruh aku turun gunung lagi ?"
"Benar. cepatlah "
"Ha, ha. ha. . . .Dengan susah payah aku datang kemari, belum lagi bertemu dengan
majikannya aku sudah mau turun lagi. mana bisa? Tolong sampaikan pada majikan kalian kalau
aku datang hendak menemui padanya. Kalau kalian tidak mau terpaksa aku pergi cari sendiri
padanya."
"Hmm, Pit-koan-hong bukan tempatmu jual lagak"
"Apa? Goa macan atau sarang naga tidak ada artinya apa2 buat aku. Apa lagi cuma satu Pit-
koan-hong. Kalian mau apa?"
"Apa kau perlu kami turun tangan sendiri mengusir kau baru mau berlalu dari sini ?"
"Ha, ha, ha. ha,. . . Kepandaian kalian berdua masih ujauh dari sempurna. Tidak ada artinya
sama sekali buat aku. Kalian suruh aku turun gunung. Tidak mudah"

Kedua wanita jelek itu sangat gusar. Keduanya lalu menyerang berbareng kearah Yo Cie Cong.
Yo Cie Cong diam2 mengerahkan ilmunya ‘Liang-kek Cin-goan’. menutup rapat tubuhnya.
Diwajahnya masih tetap menunujukkan roman ber-seri2. sengaja ia tidak menyingkir, juga tidak
mau berkelit. Ia berlaku se-olah2 tidak tahu sama sekali adanya angin hebat yang menyambar
kearahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kedua wanita itu yang menyaksikan sikap Yo Cie Cong dengan jumawanya, panas hatinya.
Sambil kertak gigi mereka lalu menambah lagi kekuatannya sampai tiga bagian.
Siapa nyana angin serangan yang meluncur keluar dari tangan dua wanita jeiek itu, sebegitu
lekas menyentuh tubuh Yo Cie Cong lantas lenyap tanpa bekas, musnah bagai terapung masuk
dalam air laut.
Belum lenyap kagetnya mereka, suatu desiran angin dingin yang mengandung kekuatan sangat
hebat menerpa badan mereka berdua. Itu adalah tenaga membaliknya serangan dua wanita jelek
itu yang kini berbalik kearah mereka sendiri. Tentu saja kekuatannya menjadi dua kali lipat,
karena mereka tadi menyerang dan menggabungkan kekuatan mereka.

Dua wanita jeiek itu ketakutan setengah mati. Dengan cepat mereka lompat menyingkir kedua
samping.
Tetapi, meskipun gerakan mereka sudah dilakukan cukup gesit, tidak urung masih juga mereka
terkena sambaran angin membaliknya Yo Cie Cong. sehingga dada mereka dirasakan sesak,
Keduania seketika itu keluarkan seruan tertahan-
"Bagus, bagus Sudah berani masuk rumah orang tanpa mau mengaku salah. Sekarang kau
hinakan sesukamu. Sungguh berani kau." demikian suara bentakan merdu terdengar
dibelakangnya. Suaranya belum berhenti, angin kuat sudah menyambar mukanya Yo Cie Cong.
Jago Golok yang setiap waktu dirinya dilindungi oleh hawa murni dari ilmunya
‘Liang-kek Cin-goan’ menghadapi datangnya serangan tapi masih pura2 tidak tahu. Kembali
suara seruan tertahan terdengar.

Ketika Yo Cie Cong menoleh kebelakang, ditempat sekitar tiga lomba k jauhnya dari padanya,
kembali dilihatnya lagi dua orang perempuan jeiek yang berdiri terpaku ditempatnya dengan mata
mengawasi ke arahnya tanpa berkedip. Wajahnya menyatakan keheranannya mereka, Diam2 ia
merasa geli dihati.
Pikirnya: ‘Kenapa diatas puncak gunung Pit-koan-hong ini melulu orang2 jelek saja yang
tinggal? Apa disini tempatnya semua orang jelek dalam dunia? Aneh, sungguh aneh?"

Dua wanita jeiek yang datang belakangan ini ternyata adalah orang2 tadi yang menyerang Yo
Cie Cong sewaktu ia masih berada dekat dibawah jurang. Begitu mereka tiba diatas, mereka
melihat kedua saudara seperguruan mereka sedang dibikin terpental tubuhnya karena kesambar
kekuatannya Yo Cie Cong, maka segera mereka menyerang Yo Cie Cong untuk mencegah Yo Cie
Cong mendesak terus saudara2 seperguruan mereka. Kekuatannya dua orang yang tergabung
sudah tentu hebat. Tetapi tidak nyana, bukan saja mereka tidak berhasil melukai orang yang
diserang, bahkan sebaliknya mereka sendirilah yang kena kesabat tenaga membalik dari mereka
sendiri.

Empat wanita jeiek itu lantas menyatukan diri, ber-siap2 hendak menyerang Yo Cie Cong setiap
waktu. salah seorang diantaranya tiba2 menanya: "Tuan datang ke Pit-koan-hong ini membawa
kabar apa?"
"Tidak apa2, aku cuma mau ketemu majikanmu dan melihat rupanya."
"Kami beritahukan padamu, suhu kami tidak suka menemui orang luar. Adapun maksud
suhu mengeram disini tidak lain karena tidak suka dilihat orang. Kau mengerti?" "Tapi
bagaimanapun aku harus menemukannya?"
"Tuan sungguh terlalu jumawa. Tuan tidak kenal aturan Tuan telah menghinakan kami tuan
rumah, sungguh terlalu. Apa maksud tuan sebenarnya?"

Kedatangan Yo Cie Cong kepuncak gunung Pit-koan-hong ini, selain karena terdorong oleh
perasaan herannya, juga karena ia bermaksud hendak mengetahui apa arti ucapan ‘Pit-koan’ yang
keluar dari mulutnya Giok-bin Giam-po sesaat sebelum ia menghembuskan napasnya yang
penghabisan. Perasaaa curiga dalam hatinya memaksa ia segera mengambil keputusan harus
mengetahui keadaan sebenarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

selain dari pada itu, asal "suhu” yang di-sebut2 oleh wanita jelek itu membuat ia lebih2
berhasrat ingin mengetahui semuanya. Ketika ia ditanyakan apa maksud kedatangannya yang
sebenarnya kesitu, sudah tentu ia tidak mampu menjawab. oleh- karena itu, dalam keadaan
terpaksa dengan apa boleh buat Yo Cie Cong tebalkan muka. Atas pertanyaan orang terakhir,
bukannya ia menjawab, malah berbalik ia menanya: "Apa kalian benar2 mau merintangi aku yang
hendak menemui majikan kalian?"

"Aku sudah katakan, kalau kau tidak bisa katakan apa maksud kedatanganmu yang
sebenarnya, setapak saja jangan harap kau boleh bergerak dari sini" demikian salah seorang
diantara mereka menjawab dengan sikapnya yang keren-
"Apa kalian hendak paksa aku turun angan terhadap kalian?"
Empat wanita itu tidak ada satu yang tidak terkejut. Dilihat dari kejadian barusan, sekalipun
mereka berempat maju berbareng, rasanya juga masih tidak mampu merintangi kemauan orang.

Apa yang membuat mereka jeri dan tidak habis mengerti ialah, dengan cara bagaimana
pemuda tampan dihadapan mereka ini dapat menyeberangi jurang yang demikian jauh jarak
kedua tepinya dan curam lagi dalam itu? Mengapa tahu2 pemuda cakap ini sudah berada di
tempat mereka?
Salah aeorang diantara. empat wanita jelek itu menanya: "Tuan siapa?"
"Pemilik Golok Maut Yo Cie Cong.",
Kali ini lebih terkejut lagi mereka. Diwajahnya empat wanita jelek itu tampak menyolok sekali
perasaan ketakutannya, hingga paras mereka yang memangnya sudah jelek bertambah jelek lagi.
Mereka sungguh merasa heran dan tidak habis mengerti, apa sebabnya pemilik Golok Maut hingga
datang ketempat mereka? serentak mereka mundur kebelakang tiga tindak. sambil mundur itu
mereka berseru betbareng: "Pemilik Golok Maut"

"Tidak salah. Kalau kalian kenal gelagat, sebaiknya kalian lekas saja beritahukan pada majikan
kalian-"
Empat Wanita itu semuanya membungkam Tidak ada yang berani menyahut.
Yo Cie Cong mengawasi keempat wanita jelek itu dengan sorot matanya yang tajam, kemudian
dengan sekali gerakkan badan, tahu2 orangnya sudah menghilang dari hadapan mereka.
Empat wanita itu kembali berseru kaget. Ketika mereka berpaling melihat kerumah atap
mereka, pemuda cakap tampan yang mengaku dirinya Pemilik Golok Maut, itu ternyata sudah
berdiri didepan pintu rumah atap tersebut. cepat2 mereka lompat memburu. menyusul Yo Cie
Cong.

Sesampainya mereka disana, semuanya seketika itu berdiri bagai orang kesima melihat apa
yang terjadi dihadapan mata mereka.
Mereka melihat dekat pintu masuk. diatas sebuah balai bambu ada duduk suhu mereka,
seorang wanita muda cantik luar biasa didepan pintu, berdiri Yo Cie Cong. Pemuda cakap tampan
ini sedang berdiri kesima. saat itu mereka keduanya sedang mengadu pandangan mata. Diwajah
keduanya tampak tegas perasaan ke-heran2an masing2. Apakah yang telah terjadi?

Kiranya, ketika Yo Cie Cong menggunakan ilmunya ‘Menggeser tubuh mengganti bayangan’
Cepat bagai kilat tahu2 sudah berada didekat rumah atap itu. setibanya ia di depan pintu masuk.
ia segera dapat melihat sesuatu yang ganjil. Diatas balai2 bambu, duduk seorang wanita muda
cantik bagai bidadari, Bukan kepalang terkejutnya Yo Cie Cong. Hampir ia menjerit. Wanita muda
cantik yang sedang duduk diatas balai2 bambu itu, mirip sekali wajahnya dengan wajah Giok-bin
Giam-po Phoa Cit Kow. sangat mirip bagai pinang dibelah dua.
"Apa orang yang sudah mati bisa hidup kembali seperti aku?" demikian jago Golok Maut
menanya pada dirinya sendiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi Giok-bin Giam-po terang sudah binasa diujung Golok Mautnya Yo Cie Cong, Mayatnya
pun sudah dikubur oleh orang berkedok kain merah didalam lembah Im-bu-kok markas besarnya
perkumpulan Im-mo-kao,
Apakah ia kini sedang berhadapan dengan setannya? Tidak. Waktu siang, tengah hari lagi,
mana ada setan yang berani unjukkan diri.
Yo Cie Cong hamper tidak percaya matanya sendiri. Ia hamper tidak percaya bahwa apa yang
dilihatnya betul adalah suatu kenyataan. ia terus. meng-ucek2 matanya. sedikitpun tidak salah Itu
memang benar Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow, seketika itu bulu romanya berdiri semua.
Badannya menggigil macam orang kedinginan-
Sekalipun ia memiliki ilmu kepandaian sangat tinggi, tetapi talkala menghadapi kejadian nyata
dihadapannya, ia tidak bisa melakukan gerakan apa2. Ia berdiri terpaku ditempatnya. Berdiri bagai
patung. ia coba menggigit jarinya sendiri sakit sama sekali ia tidak mimpi. Ia memang sedang
menghadapi kenyataan yang tak dapat disangkal.

Dan. . ." Wanita Cantik yang duduk diatas balai2 bambu, begitu melihat Yo Cie Cong juga
lantas kesima. Dengan mata tak berkedip mengawasi duduk bagai patung.
Ke-dua2nya berada dalam keadaan demikian, saling pandang muka berhadapan muka, mata
beradu pandang, tampak jelas perasaan heran diwajah mereka masing2.
Waktu berlalu lagi. Lama. . . .lama sekali. . . . Tidak dengar ada yang memulai membuka mulut
bicara.
Empat wanita jelek yang memburu Yo Cie Cong tadi, juga semuanya pada berdiri kesima
dengan mulut membisu menyaksikan kejadian itu.

Sudah sekian lamanya sang waktu berlalu, tiba2 mereka ber-lari2an kedalam lalu berdiri
dikedua sisi balai2 bambu dengan mata mengawasi sebentar kearah Yo Cie Cong dan sebentar
kemudian mengawasi wanita cantik yang sedang duduk di-balai2. Tidak ada jang ber-kata2.
Sunyi ... sunyi senyap . . . Hampir setiap elahan napas orang2 dalam kamar itu maupun yang
diluar dapat terdengar nyata. sekalipun jarum jatuh disitu juga akan dapat terdengar.
Kesunyian macam itu berlangsung terus sekian lamanya. Kemudian Yo Cie Cong lebih dahulu
dapat menenangkan kembali pikirannya. Ia lalu coba mengamati lagi sekali wajahnya wanita
cantik itu dengan seksama. Tindakannya ini membuat ia dapatkan beberapa bagian yang tidak
mirip2nya, dengan apa yang ada dari wajah Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow.

Wanita muda Cantik dihadapannya itu agaknya seperti sedang dirundung nasib malang. Alisnya
berkerut, wajahnya murung, matanya sayu.
Tetapi walaupun demikian, mukanya itu masih kelihatan begitu jernih halus. tidak mirip2nya
dengan muka Giok-bin Giam-po yang galak melihat meski cakap.
Kecuali perbedaan yang sedikit ini, wanita cantik diatas balai bambu itu betul mirip sekali
dengan Giok-bin Giam-po. Mirip segalanya. Potongan badannya, raut mukanya, mata, hidung,
mulut, tangannya yang putih halus, rambut dan lain2nya lagi sama semuanya

Tiba2. . . . Dikelopak matanya wanita cantik itu keluar menetes butiran air mata setitik demi
setitik, bagai mutiara berjatuhan.
Yo Cie Cong menjadi semakin bingung. ia tidak habis mengerti, mengapa wanita itu menangis.
Ia tidak bisa memikirkan semua kejadian yang aneh yang ada dihadapan matanya.
Kejadian yang luar biasa. Dalam dunia ini, mana ada dua orang yang se-gala2nya mirip betul
satu dengan lainnya? Yang lebih dan paling mengherankan Yo Cie Cong ialah, Giok-bin Giam-po
sesaat sebelum menghembuskan napas penghabisan pernah mengatakan “Pit-koan-. Apakah yang
dimaksud itu bukannya Pit-koan-hong? Mengingat lagi bahwa si Tangan geledek Ngo Yong, yang
juga menganggap bahwa orang sembunyi diatas puncak gunung Pit-koan-hong adalah Giok-bin
Giam-po Phoa Cit Kow, sungguh ia tidak habis mengerti. sungguh ia tidak habis mengerti sungguh
suatu teka-teki yang sukar dipeCahkan- sungguh kejadian aneh yang luar biasa. Kejadian yang
mirip khayalan, serupa dengan dongengan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Akhirnya wanita cantik diatas balai2 itulah yang mulai memecahkan suasana kesunyian disitu, ia
mulai membuka mulut dengan pertanyaannya: "Anak. kau bernama apa ?"
Pertanyaan ini diucapkan dengan suara lemah-lembut, penuh rasa welas-asih, meruntuhkan
hati setiap pendengarnya. sikapnya berwibawa, membuat orang sukar membantah permintaannya.
Yo Cie Cong terperanjat. Ia mengalah mundur setindak, Dalam hati ia berpikir, “Heran. Dilihat
dari wajahnya, kira2 juga ia masih berusia dua puluhan tahun. Paling tinggi usianya dua tiga tahun
diatasku. Kenapa ia panggil aku nak? Meski dihati ia memikir demikian, dimulut ia segera
menjawab "Namaku Yo Cie Cong."
"Yo Cie Cong."
"Ya."
"Anak apa maksudmu datang kemari ?"

Yo Cie Cong kelabakan, tidak dapat menjawab.


Kalau dulu ia menyelidiki puncak gunung Pit-koan-hong ini, maksudnya ialah hendak menCari
tahu dirinya Glok-bin Giam-po. Tetapi sekarang Glok-bin Giam-po sudah binasa didalam
tangannya, sudah tentu tidak dapat dipakai buat alasan-
Sebetulnya, kedatangannya kali ini hanya tersurung oleh perasaan herannya, berhubung
mendengar ucapan terakkirnya Glok-bin Giam-po. Tapi tak dapat ia Ceritakan ini kepada wanita
cantik dihadapannya.
Maka setetika itu wajahnya tampak merah, lama ia tidak bisa menjawab.

Wanita cantik itu kembali menanya "Apakah kau datang kemari hanya dengan secara kebetulan
saja?"
Yo Cie Cong hanya angguk2kan kepala.
"Anak kedatanganmu ini memang tidak mempunyai maksud tertentu, kau boleh kembali
menurut jalan dari mana tadi kau datang. Cuma kau harus berjanji bahwa kau tidak akan
mengumumkan kepada siapapun juga apa yang telah kau saksikan hari ini."
Yo Cie Cong kembali anggukkan kepala.
Ia heran- Wanita cantik itu telah memberi kesan yang sangat baik padanya. Apakah sebabnya?
Apa oleh karena kecantikannya? Atau sikapnya yang lemah-lembut? atau bahasanya yang penuh
kasih sayang, welas kasih? Ia sendiri juga tidak tahu.
"Anak, aku suruh orang membikin sedikit hidangan untukmu, lalu kau boleh segera
meninggalkan tempat ini."

"Tidak usah, jangan bikin berabe." jawab Yo Cie Cong. Wanita Cantik itu agak terkejut.
"Kalau begitu, kau datang kemari tentu ada maksudnya," katanya.
"Boleh juga kalau dikata begitu."
"Baiklah kau ceritakan apa maksukmu itu?"
setelah bersangsi sejenak, Yo Cie Cong akhirnya berkata.
"Pertama, bolehkah aku menanyakan nama mu yang mulia?"
Wanita Cantik itu mula2 terperanjat, tetapi tidak lama kemudian ia lantas menjawab dengan
bersenyum sedikit,
"Aku tidak mempunyai nama, Nak. sekalipun ada, juga sudah lama ditelan oleh berlalunya
masa."

Yo Cie Cong agak heran, sambil kerutkan alisnya ia berpikir, "Perkataan Giok-bin Giam-po yang
terakhir itu pasti bukan tidak ada sebabnya. Apalagi wanita itu mirip sekali dengan wanita ini.
Dalam hal mana mungkin ada apa2 yang diharapkan- Kenapa tidak menggunakan kesempatan ini
untuk menyelidiki kecurigaan ini?" Memikir demikian, cepat2 ia menanya lagi.
"Apakah kau tahu tentang seorang wanita yang namanya Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow?"
Wanita Cantik itu berubah parasnya ketika mendengar disebutnya nama Giok bin Giam-po.
Badannya gemetaran, balai yang diduduki sampai mengeluarkan suara berkerejotan. Rupanya
hatinya tergoncang keras oleh pertanyaan Yo Cie Cong tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketika Yo Cie Cong melihat keadaan demikian, segera menduga bahwa dalam hal ini pasti ada
apa2nya yang tidak beres. maka ia lalu menanya pula: "Kau toch tidak akan menyangkal
pertanyaanku tadi, bukan?"
WANITA Cantik itu yang nampaknya sudah mulai tenang kembali, lalu balik menanya dengan
suara bengis: "Kau sebenarnya siapa ?"
"Pemilik Golok Maut Yo Cit Cong, Muridnya pangcu Kam-lo-pang."
"Kau menanya hal ini apa perlunya?"
"Sebab kau mirip sekali dengan dia"
"Adakah kau pernah melihat Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow?"
"Bukan saja pernah melihat. Malah. . . ."
"Malah apa?"
"Dia sudah binasa diujung Golok Mautku."
Lima wanita yang berada didalam gubuk itu, ketika mendengar keterangan Yo Cie Cong,
semuanya pada terperanjat.

Yo Cie Cong menduga lagi bahwa dengan keterangan itu pasti ia akan dapatkan reaksi hebat
dari wanita Cantik itu, tetapi kenyataannya tidaklah demikian-
saat itu, si wanita Cantik hanya wajahnya saja yang sedikit beruhah. kemudian dongakkan
kepala dan berkata sendiri seperti lakunya orang mengigau: "Kesalahan yang tidak disengaja
masih dapat diampuni, tetapi dosa harus menerima hukumannya ...."
setelah mengucapkan perkataannya itu matanya kembali ditujukan kearahnya Yo Cie
Cong.
Reaksi demikian dingin yang timbul dan dapat dilihat dari sikapnya wanita cantik itu membuat
Yo Cie Cong merasa heran bukan main. Dalam hatinya diam2 ia berpikir: "Apakah wanita Cantik ini
sama sekali tidak ada hubungannya dengaa Giok-bin Giam-po ?"

Belum lagi lenyap pikirannya itu, ia sudah mendengar wanita cantik itu memanggil padanya:
"Anak . . . ."
Sebutan “Anak” ini yang terus2an diucapkan membuat Yo Cie Cong merasa jengah sendiri,
berbareng juga merasa kurang puas, dengan segera ia memotong ucapannya si wanita Cantik,
"Bolehkah aku menanyakan usiamu?"
Wanita cantik itu mula2 tercengang kelihatannya, tapi kemudian lantas mengerti agaknya,
maka ia lalu menjawab sambil ketawa hambar:
"Anak. jangan menanyakan usiaku, sudah cukup kalau aku menyebut kau Anak,"
Yo Cie Cong dengan perasaan ter-heran2 mengawasi wajah orang, didalam hatinya berpikir:
"Apakah dia memiliki ilmu yang bisa membuat dirinya sendiri awet muda sehingga kelihatannya
tetap seperti dara remaja? Giok-bin Giam-po juga seorang wanita yang sudah lanjut usianya,
tetapi wajahnya juga seperti gadis berusia dua puluh tahunan saja. Mereka wajahnya mirip satu
sama lain. Apakah didalam dunia ini ada kejadian yang begitu kebetulan? Apakah mereka memang
betul bersaudara?...."

Melihat Yo Cie Cong bengong membisu, wanita Cantik itu berkata lagi:
"Anak, terlalu banyak bicara tidak ada gunanya. Percaya apa tidak terserah padamu sendiri.
Masih ada pertanyaan apa lagi?"
Rupa2 pikiran tiba2 mengaduk dalam otaknya Yo Cie Cong: si Tangan geledek Ngo Yong
pernah menganggap dengan pasti bahwa orang yang berdiam diatas puncak gunung ini adalah
Giok-bin Giam-po.
-Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa pernah merintangi Giok-bin Giam-po turun tangan
terhadap dirinya.
-orang berkedok kain merah yang sangat menyukarkan pikirannya itu, berkali2 merintangi
dirinya yang hendak menuntut balas terhadap Giok-bin Giam-po.
-Bukankah Thian-san Liong- iie pernah mengatakan bahwa wajahnya sangat mirip sekali
dengan Hoan Thian Hoa?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Giok-bin Giam-po ketika pertama kali bertemu dengan dirinya sedikitpun tidak memperlihatkan
perasaan ada mempunyai hubungan apa2 dengan dirinya.
Giok-bin Kiam-khek dengan Giok-bin Giam-po katanya pernah melahirkan seorang anak dan
hilangnya anak itu tahunnya bertepatan dengan usianya sendiri.
Apakah anak itu adalah dirinya sendiri? semua apa yang telah terjadi telah berbayang didepan
matanya Yo Cie Cong, Kalau semuanya itu dihubungkan satu sama lain, pokok pangkalnya
agaknya bergantung diaias dirinya orang ketiga. .... Dan orang ketiga itu, mungkin adalah wanita
cantik yang kini berada dihadapannya. Kalau dugaan itu tidak keliru, ada kemungkinan besar
bahwa wanita cantik ini adalah ibu kandungnya sendiri.

Ketika Yo Cie Cong berpikir sampai disitu, hatinya berdebaran keras. Mungkin perkataannya
orang berkedok kain merah itu tidak salah. hanya letak kesalahannya ialah, ia keliru melihat
orangnya,
Tetapi apakah hal demikian itu bisa sampai betul2 kejadian? Apakah kejadian aneh ini benar2
akan terjadi pada dirinya sendiri?
Keanehan dan kejanggalan itu terjadi pula pada orang berkedok kain merah itu. siapakah
sebetulnya orang itu? Mengapa ia mengetahui begitu jelas persoalan yang menyangkut dirinya
sendiri?
Tibalah sudah saatnya bagi Yo Cie Cong untuk membuka tabir rahasia yang selama itu
menyesak dadanya, memepatkan pikirannya.

Per-lahan2 ia mengulurkan tangannya pada batu Liong-kuat yang selalu dikalungi dilehernya. ia
meloloskannya dan benda itu diletakkan ditelapakun tangannya. hatinya berdebaran keras, hampir
saja melompat keluar, Dengan suara gemetar ia lalu menanya: "Apakah kau kenal benda ini?"
Matanya wanita Cantik itu terbelalak melihatnya. wajahnya menjadi pucat pasi seketika. Ia
menegakkan duduk badannya, lalu menanya dengan suara gemetar. "Darimana kau dapatkan
benda ini?"
"Sejak aku masih kecil benda ini sudah berada mengalungi leherku."
"Kau . . . Kau . , . Kau kata kau bernama Yo Cie Cong?"
"Ya. Memang sejak aku masih kanak2, sama sekali aku belum mengetahui asal-usulku sendiri,
Aku tidak punya she. juga tidak nama, she dan nama yang aku pakai sekrang adalah pemberian
dari suhuku."
"Kau . , , kau . . . Kau adalah . , . oooooo Tuhan Kau benar2 adalah akupunya . . .
Wanita Cantik itu berdaya upaya hendak bangun, tapi begitu balikkan badan, lantas jatuh
menggelinding dari balai dan seketika itu juga lantas tidak sadarkan diri lagi.

Empat wanita jelek itu dikedua sisinya dengan serentak berseru^ "suhu" dan dengan ter-sipu2
mereka memondong lagi suhunya keatas balai2.
Kini barulah ketahuan bahwa wanita cantik itu adalah seorang yang bagian badan bawahnya
sudah lumpuh, pantasan kalau ia terus duduk setengah rebahan diatas balai2nya.
Yo Cie Cong yang menyaksikan semua kejadian itu, dalam hatinya lantas mengerti duduknya
perkara. Benarlah kalau begitu bahwa wanita cantik ini tentu ada ibu kandungnya sendiri.
Tetapi, sebelum persoalannya menjadi jelas betul, ia masih sedikit ragu2, Walau pun demikian
hatinya sejak tadi sudah merasa tidak tenteram. Rahasia yang selama ini menyelubungi dirinya
mungkin sebentar lagi akan dapat keputusannya.

Ia memandang wanita cantik yang sedang pingsan itu sejenak. lalu gerakkan tangannya.
sambaran angin hebat keluar dari jari tangannya menyentuh jalan darahnya wanita cantik,
Dari mulutnya waniia Cantik itu terdengar suara elahan napas panjang, Kemudian orangnya
siuman dan mencoba hendak duduk kembali.
Empat wanita jelek itu membimbing badannya sang suhu supaya dapat duduk kembali.
Wanita Cantik itu dengan air mata ber-linang2 mengawasi Yo Cie Cong tanpa berkedip.
Kemudian berkata pada dirinya sendiri: "oooooh, Tuhan memang adil. Aku Phoa sian Cian
sekalipun mati juga sekarang akan merasa ikhlas."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bukan main kagetnya Yo Cie Cong. Wanita itu ternyata beraama Phoa sian Cian-
Ia pernah mendengar ceritanya si Tangan Geledek Ngo Yong yang menyatakan bahwa dulu
wanita yang menjadi isterinya Giok bin Kiam-kek Hoan Thian Hoa itu justru adalah Phoa sian Cian,
tetapi kemudian Phoa sian Cian telah berubah menjadi Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow. Sekarang
ini kalau dilihat dari kenyataan phoa sian Cian dan phoa Cit Kow, ternyata ada dua, bukannya
seorang. oleh karena satu sama lain begitu miripnya, Hoan Thian Hoa sendiri sampai kena
dikelabui dan terjadilah kesalah pahaman yang begitu besar. ....
Dalam peristiwa ini, entah ada terselip sebab musabab apa yang tentunya sangat ber-belit2.

Wanita cantik yang mengaku Phoa sian Cian itu, setelah mengeluarkan perkataannya pelahan2
dari dari dalam bajunya mengeluarkan sebuah batu kumala dengan kedua jari tangannya ia
memperlihatkan benda itu kepada Yo Cie Cong. " Hong- kuat." seru Yo Cie Cong dan segera ia
masuk kedalam rumah gubuk itu.
= = ooo ooooo ooo = =

Yo Cie Cong lari kehadapannya balai-balai itu, kemudian bertekuk lutut dihadapan wanita cantik
itu sambil berseru: "lbu. . . . ."
Hanya perkataan ini saja yang mampu ia keluarkan dari mulutnya, sebab saat itu
tenggorokannya terasa terkancing. suaranya sesenggukan, air mata mengalir membasahi kedua
belah pipinya seperti jatuhnya air hujan.
Sejak Yo Cie Cong dilahirkan. “lbu” adalah panggilan pertama kalinya yang keluar dari
mulutnya.
Empat wanita jelek itu hanya dapat menyaksikan semua kejadian itu dengan mata terbuka
lebar keheranan-

Dengan tangannya, Phoa sian Cian meng-usap2 kepalanya Yo Cie Cong dengan mandi air mata,
Kejadian yang sangat mengharukan itu setelah berlangsung lagi sekian lamanya, perlahan2
keduanya mulai tenang kembali. Antara ibu dan anak itu dalam hatinya masing2 mengecapkan
perasaan getir dan manis berbareng duka dan suka.
oleh karenanya, masing2 juga pada membungkam. Agaknya mereka masih belum dapat
melenyapkan semua perasaan yang terpendam dalam hati mereka, Akhirnya. . . .adalah Phoa sian
Cian yang berkata kepada empat wanita jelek:
"Kalian boleh mengaso dulu. Kalian boleh bikinkan kita hidangan untuk be-ramai2 makan.”
Empat wanita jelek itu menyahut berbareng, kemudian masuk kedalam.

Saat itulah Phoa sian Cian baru meng-amat2i wajah anaknya, Kemudian ia berkata dengan
suara terharu: "Anakf kita toch tidak mengimpi?"
"lbu, ini adalah kejadian yang sebenarnya."
Kedua orang, anak dan ibu saling berpeluk dan menangis. Agaknya semua kedukaan,
kesedihan yang terpendam dalam hati mereka selama belasan tahun itu, akan ditumplekkan
sekaligus pada saat itu juga. sampai suaranya menjadi serak. tenaganya hampir habis.
Sesudah air mata mereka dikuras kering, barulah mereka berhenti menangis.
"Anak. barusan kau kata bahwa Phoa Cit Kow tetah binasa dalam tanganmu."
"Ya. Dia adalah musuh perguruan anak."
"Ng. Tahukah kau siapa dia itu?"
"Anak justru tidak mengerti soal ini."
"Anak. nanti ibumu akan menCeritakan kepadamu suatu kisah."

Yo Cie Cong mengetahui bahwa ibunya akan menceritakan suatu kisah yang sama sekali sangat
di-harap2kan olehnya, maka lantas angguk2kan kepala sambil bersenyum kemudian ia menarik
sebuah kursi bambu dan duduk dihadapannya -
Phoa sian Cian sambil pejamkan kedua matanya, diwajahnya beberapa kali tampak perasaan
ragu2, Agaknya ia merasa berat akan mengisahkan kembali semua kenang2an dimasa mudanya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

maka sama sekali ia baru membuka matanya. setelah memesut kering air matanya dengan lengan
baju, ia lalu berkata dengan suara berat:
"Anak, sekarang ibumu akan mengisahkan semua. Kau boleh dengar dengan tenang." "Ya, ibu."
"Dahulu kala, ada sepasang anak kembar wanita. Keluarganya saudara kembar wanita itu
adalah orang baik2 semuanya, serta juga terkenal dengan ilmu kepandaiannya, maka semuanya
mendapat latihan ilmu silat yang bagus dan tinggi sekali. Kedua saudara kembar itu wajahnya
mirip sekali satu sama lain. Kadang2 ayah bundanya sendiri juga tidak dapat membedakannya,
Tetapi sifat mereka berdua sangat bertentangan. Yang lebih besar sang enci, sifatnya kejam dan
ganas serta pandai menggunakan akalnya yang licik sebaliknya bagi sang adik, yang kecilan,
sifatnya halus lemah lembut . . . ."
Yo Cie Cong sudah dapat menduga siapa saudara kembar yang dikatakan oleh ibunya itu, maka
ia lantas berkata: "ow.."

Phoa sian Cian mengawasi anaknya sejenak. lalu berkata pular


"Kemudian- disuatu saat yang kebetulan mereka telah menemukan dua rupa benda pusaka
yang ditinggalkan pada beberapa ratus tahun berselang. sang adik telah mendapatkan dua butir
obat yang bisa membikin manusia tetap awet muda, sedangkan sang enci mendapatkan sejilid
buku pelajaran ilmu gaib yang tidak lengkap. Dua butir obat itu yang berbentuk pil, masing2
dimakan oleh kedua saudara itu tiap orang sebutir. Tetapi kitab pelajaran ilmu gaib itu diam2 telah
dipelajari oleh sang enci. Demikian masa dua puluh tahun telah berlalu. ayah bunda mereka
beruntun telah meninggai dunia. Dua saudara kembar itu oleh karena sudah makan pil awet
muda, wajahnya tetap cantik seperti gadis remaja. Kecantikan mereka tampak lebih dari pada
sebelum mereka makan obat tersebut."

Yo Cie Cong baru sadar kini apa sebabnya mereka sampai sekarang masih kelihatan tetap
muda. selagi ia hendak buka mulut, si ibu sudah lantas mencegah:
"Anak. anak jangan memotong pembicaraanku, dengarkan baik2 kisahku. Tidak lama
kemudian, sang enci oleh karena sudah berhasil mempelajari seluruh isi kitab pelajaran ilmu gaib
yang dapat digunakan untuk memikat hatinya lelaki, maka ia tidak betah dengan penghidupan
dirumah. Ia lalu terjunkan diri dalam dunia Kang-ouw. Dalam beberapa tahun saja ia sudah
membikin keruh dunia Kang-ouw. sehingga namanya sangat busuk diluaran orang2 golongan baik
dari rimba persilatan telah merasa segan berurusan dengan dia. bahkan mereka semua sudah
berdaya upaya hendak menyingkirkan diri dari padanya, tetapi oleh karena ia mempunyai
kepandaian ilmu silat yang sangat tinggi serta banyak pula akalnya. maka orang2 rimba persilatan
tidak berdaya sama sekali terhadapnya."
"Ibu, apakah dia itu Giok. . . ." Yo Cie Cong menyelak.
"Anak. kau jangan menyelak. Kemudian, sang adik juga mendengar kabar tentang perbuatan
encinya itu. sebagai saudara kandungnya, ia tidak bisa tinggal peluk tangan begitu saja, maka ia
juga turun dalam dunia Kang-ouw untuk mencari sang enci. ia bermaksud hendak memberi
nasehat kepada sang enci supaya dia jangan lagi melakukan perbuatannya terus, supaja ia bisa
insyaf, tetapi sang enci rupanya sudah sangat dalam tersesatnya, ia anggap semua nasenat
adiknya sebagai sampah yang harus dibuang jauh2. sang adik terpaksa meninggalkan encinya
dengan perasaan masgul. Dengan seorang diri ia kembali lagi kerumahnya. Dalam perjalanan
pulangnya itulah sang adik itu berjumpa dengan seorang pemuda jago pedang yang tampan
sekali. Dua muda-mudi itu mungkin sudah ditakdirkan oleh Tuhan, begitu berjumpa satu sama
lain, keduanya lantas jatuh hati. maka pasangan merpati itu lantas merangkap jodohnya dan
mengembara ke-mana2 untuk melewatkan hari2nya yang penuh madu cinta."

Bicara sampai disitu, wajahnya Phoa sian Cian mendadak kelihatan terang. Di mulutnya
tersungging senyuman manis. setelah berdiam sejenak. la lalu berkata pula:
"Tidak lama mereka menikah, lantas melahirkan seorang anak laki2. Anak itu membawa
perasaan gembira dan bahagia bagi suami istri muda itu. sang suami, si jago pedang yang tampan
cakap wajahnya itu, ketika sang anak dilahirkan, sesudah merayakan hari ulang tahunnya, telah
dipanggil pulang oleh suhunya untuk dilatih suatu ilmu yang sangat luar biasa. Dengan demikian,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

suami istri itu terpaksa berpisah dan pada saat itulah bencana yang tidak ter-duga2, tiba-tiba
menimpah dirinya ibu dan anak itu. . . . ."

Phoa sian Cian ketika mengisahkan sampai disitu, senyuman di wajahnya mendadak lenyap.
berganti dengan perasaan sedih.
Yo Cie Cong yang mendengarkan kisah tersebut, dalam hati juga turut bersedih, Dirasakan
agak susah bernapas.
"sang enci, yang sudah busuk karena kelakuannya sendiri itu, tiba-tiba
datang ketempat kediaman adiknya. sang adik yang memang sifatnya baik hati, sama sekali
tidak menduga kalau encinya mengandung hati jahat terhadapnya. Kedua saudara itu berdiam
selama tiga hari, kemudian sang enci tiba2 dengan tidak tahu malu meminta adiknya supaya suka
menyerahkan suaminya, katanya untuk sementara waktu. Perbuatan yang ganjil dan melanggar
kesopanan itu sudah tentu ditolak
dengan getas oleh adiknya. Tetapi sang adik masih belum tahu bahwa saat itu ia sudah
terjebak dalam akal busuknya sang enci. Diam2 sang enci telah masukkan semacam obat racun
kedalam makanan adiknya yang kemudian dimakan tanpa rasa curiga sedikitpun, maka
kepandaian ilmu silat sang adik lantas lenyap semuanya dan badannya lumpuh separuh. . . . ."

Diwajahnya Yo Cie Cong lantas terlintas suatu perasaan gemas, Dengan suara sedihnya ia
memanggil ibunya: "lbu. . . ."
Phoa sian Cian menyahut, kemudian melanjutkan kembali kisahnya, sebagai berikut.
"sang enci yang berhati binatang itu setelah membikin celaka sang adik, rupanya masih belum
merasa puas. Tetapi masih untung liangsimnya masih ada sehingga tidak sampai sang adik binasa
seketika itu juga. Biar bagaimana ia masih menyayang sang adik, la lalu mengantar pulang ke
kediamannya yang lama, malah ia suruh adiknya memilih empat wanita yang dianggap
mempunyai kepandaian paling tinggi untuk mengawani sang adik itu. . . Dengan demikian, maka
sang adik itu sudah kehilangan suaminya, juga kehilangan anaknya. Ia dibawa kesuatu tempat
terpencil dari dunia luar disanalah dia disuruh melewatkan hari2nya yang penuh duka dan
penderitaan batin yang sangat hebat. sebetulnya ia sudah ingin mati saja supaya terbebas dari
siksaan bathinnya. Tetapi rupanya ia juga masih mengharap nanti sang enci kembali pada
pikirannya dan memberi kesempatan padanya untuk bertemu kembali dengan suami dan anaknya.
Harapan itu begitu kuat ada dalam hatinya, sehingga ia terus menantikan datangnya saat yang
diharap-harapkan itu. setiap hari ia melewatkan penghidupannya dengan jalan mengajar ilmu silat
keempat pelayannya dengan menggunakan mulutnya secara lisan sehingga mereka melewatkan
penghidupan sampai sekian tahun lamanya."

Yo Cie Cong agaknya ada mengandung maksud tertentu, maka ia lantas menanya:
"sang adik yang dianiaya itu mengapa tidak mau menyuruh pelayannya menyampaikan kabar
kepada suaminya?"
"Anak. pertanyaanmu ini benar. Pertama mereka berdua memang adalah saudara2 kembar.
Baik wajah maupun suaranya tidak mudah orang dapat membedakan. sudah tentu juga sang enci
itu dapat mengelabui mata suaminya si adik. semula sang adik karena kuatir akan menimbulkan
perasaan tidak senang diantara suami isteri, maka ia sama sekali tidak pernah memberitahukan
kepada suaminya kalau ia itu ada mempunyai enci yang wajahnya mirip sekali dengan dia,
sedangkan sang suami, yang belum lama munculnya dalam dunia Kang-ouw dan sudah lantas
menikah dengan si adik, maka juga ia belum pernah berjumpa dengan wanita yang mirip
wajahnya dengan isterinya, maka seandainya si adik bisa menyampaikan kabar, barangkali juga
susah dipercaya. dan Kedua, sang enci itu mengajukan satu syaratpada adiknya, yaitu apabila
sang adik merusak rencananya, ia akan segera membunuh anak satu2nya sebagai pembalasan.
Maka sang adik itu lebih suka korbankan dirinya karena ia hendak melindungi jiwa anaknya. Ketika
sang adik itu sudah menjadi seorang bercacad, kecuali menyerah dirinya diperlakuan bagaimana
saja oleh sang enci ia sudah tidak bisa berdaja sama sekali. . . . ."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yo Cie Cong kembali keluarkan air mata. Ia tidak dapat menahan suara getaran hatinya, maka
itu ia lantas bangkit dan berkata:
"lbu, jago pedang yang cakap tampan itu apakah bukan Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa?"
"Benar. Benar dia,"
"Dan sang enci itu pasti adalah Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow, sedang sang adik tentunya ibu
sendiri juga anak itu tentu aku, bukan?"
"Anak. baiklah kalau kau sudah mengerti, Kalau aku mandah menderita sampai saat ini, itu
adalah karena aku masih mengharap kita bisa bertemu lagi."
Yo Cie Cong kembali mengeluarkan batu Liong- kuatnya.
"lbu, batu2 kita ini, Liong- kuat dan Hong- kuat kenapa Giok-bin Giam-po sama sekali tidak
mengenalnya?"
"Ini adalah pemberian seorang padri pelancongan yang tidak dikenal. Aku, ibu dan anak,
masing2 mempunyai sebuah. hanya ayahmu yang tahu."

Yo Cie Cong sekarang baru sadar. semua kejadian aneh yang dialami ternyata bahwa orang2
dunia Kang-ouw semua sudah menganggap bahwa Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow adalah ibunya
Yo Cie Cong, Phoa sian Cian-
"Ibu, tahukah ibu apa khasiatnya batu Hong- kuat dan Liong- kuat ini?"
"Memang ini aku tidak tahu."
"Anak dulu dengar suhu pernah cerita bahwa Hong- kuat dan Liong- kuat ini apabila dirangkap
menjadi satu, dapat digunakan untuk menyembuhkan segala sakit2 racun. Barangkali racun jahat
yang mengeram dalam badan ibu. . . . ."
"Anak. mungkin sudah tidak ada gunanya lagi."
"Tapi, kita toch boleh Coba2 saja bukan?"
"Anak. ini nanti bisa kita bicarakan lagi. selama kau berkelana didunia Kang-ouw, apakah kau
pernah dengar kabar tentang ayahmu?"
"Ibu, biarlah anak juga nanti akan ceritakan suatu kisah"
“Baiklah, cepat kau tuturkan-"

Yo-Cie Cong segera juga menceritakan semua apa yang telah terjadi atas dirinya, sehingga
membuat sang ibu merasa kaget bercampur girang, tetapi juga merasa sedih. segala rupa
perasaan bercampur aduk dalam hatinya. "Kau harus berdaya mencari ayahmu."
"Aku bisa. ibu, apa kau pernah menduga siapakah orang berkedok kain merah itu?"
Tentang ini, menurut ceritamu tadi. orang berkedok kain merah itu memang benar sangat
mencurigakan, Karena tahu dengan jelas asal usulmu, bahkan dengan begitu keras merintangi kau
turun tangan terhadap Phoa Cit Kow. Apa mungkin- . . ,.Anak cuma satu Cara, kau harus
membuka kedoknya."

Pada saat itu empat Wanita jelek itu sudah menyuguhkan hidangan dan minuman yang lalu
diletakan diatas balai2 dimana wanita cantik itu duduk.
"Anak. mereka berempat ini meski saja murid. tetapi sebetulnya hubungan
kita sudah seperti saudara sendiri selama belasan tahun, adalah mereka yang terus melayani
ibumu, maka kau harus memberi hormat pada mereka dan seharusnya juga kau bahasakan
mereka itu “Kow-kow” (bibi)."
Empat wanita itu menyahut serentak: "sudah, cukup dengan sebutan “suci” saja,"
Yo Cie Cong lantas bangkit berdiri, lalu menyoja memberi hormat pada mereka satu
demi satu, kemudian berkata:
"Kow-kow sekalian, disini Yo Cie Cong memberi hormat pada kalian,"
Empat wanita jelek itu dengan ter-sipu2 membalas hormatnya, masing2 lantas merobah
wajahnya dan .....saat itu terlihatlah wajah empat wanita cantik yang usianya kira2 tiga puluh
tahunan.

Yo Cie Cong seketika itu lantas berdiri menjublek. Pikirnya: "oooo. Kiranya mereka memakai
kedok kulit,"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sehabis bersantap. hari sudah mulai gelap. Dalam gubuk kecil itu, Cuma diperlengkapi perabot
yang sederhana, lampu pelitanya juga kelihatan guram sinarnya. Ibu dan anak yang berpisah
sudah sekian tahun lamanya, mengobrol sampai tengah malam, baru masuk tidur.
Esok paginya kembali dilewatkan sambil mengobrol. Yo Cie Cong juga menceritakan bagaimana
dari dirinya si Tangan Geledek Ngo Yong, ia telah dapat tahu sedikit tentang dirinya.
Itu adalah ketika Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow belum lama setelah menggantikan kedudukan
adiknya. ialah Phoa sian Cian. Giok-bin Kiam-khek Hoa Thian Hoa juga kembali dari tempat
perguruannya. Tapi ia telah dapatkan bahwa isterinya itu sudah berubah, dari sifatnya yang lemah
lembut mendadak berubah menjadi genit centil dan berandalan. Hoa Thian Hoa kecuali merasa
heran dan berduka, tidak dapat berbuat lain-

Penghidupan demikian berlangsung hampir setengah tahun lamanya. Giok bin Giam-po ternyata
sudah tinggalkan suami dan anaknya, sering pergi meninggalkan rumah. Hoan Thian Hoa sudah
tidak bisa menahan sabar lagi akhirnya ketika Giok-bin Giam-po tidak berada didalam rumah,
lantas kabur dengan membawa anaknya yang masih orok. kemudian, ia baru tahu bahwa isterinya
itu ternyata adalah Giok-bin Giam-po yang namanya sudah ternoda dalam kalangan Kang-ouw,
sedang seorang petani dimana ia titipkan anaknya juga sudah terbakar rumahnya, entah sudah
pindah kemana.

Dengan demikian, maka anak orok itu, yang menurut ibunya dinamakan Hoan sin Cie, juga
turut hilang. Hoan Thian Hoa sendiri juga lantas lenyap dari dunia Kang-ouw.
Yo Cie Cong, yang sekarang sudah tahu bahwa sendiri sebenarnya adalah Hoan
sin Cie, setelah menceritakan kisahnya itu, sang ibu yang mendengarkan cuma bisa menghelah
napas sambil geleng2kan kepalanya
Semua peristiwa yang telah terjadi kepada mereka, sekarang kecuali mereka ibu dan anak.
sekalipun Hoan Thian Hoa sendiri, masih belum ada seorang yang tahu.
Lama setelah mereka mengobrol. Hoan sin Cie nama (Yo Cie Cong selanjutnya) lalu berkata
kepada ibunya.
"lbu mari kita coba sepasang batu Liong- kuat dan Hong- kuat untuk menyembuhkan racun
dibadan ibu, baikkah?"
Phoan sian Cian meski masih merasa agak sangsi, tapi ia tidak mau mengecewakan
pengharapan anaknya, maka terpaksa anggukkan kepala seraja berkata.
"Baiklah, anak, kau boleh coba" sehabis berkata, ia lalu menyerahkan batu Hong-kuatnya
kepada anaknya.

Hoan sin Cie mengeluarkan batu Liong-kuatnya, yang lantas dirangkapkan menjadi
satu, seketika itu terjadilah suatu hal yang sangat mujijat. Bau harum luar biasa tiba2 keluar
dari dua batu itu.
Hoan sin Cie dengan tangan kanan menggenggam sepasang batu mujijat itu, kemudian
menggunakan ilmu kekuatannya ‘Liang-kek Cin-goan’, ia salurkan kedalam batunya.
sebentar kemudian, bau harum semakin keras. Uap warna hijau yang keluar dari sepasang batu
itu juga menembus keluar dari tangannya Hoan sin Cie.

Ia tahu bahwa sepasang batu mujijat itu bisa2 digunakan untuk memunahkan segala racun,
tapi bagaimana cara menggunakannya, ia sendiri juga tidak tahu. Dalam hati kecilnya
menganggap bahwa ilmunya Liang-kek Cian-goan pernah dipakai untuk menyembuhkan racun
dibadannya Ut-tie Kheng, jikalau digunakan dengan bantuannya Liong- hong Cin-kuat, mungkin
lebih besar faedahnya. Dengan caranya main seruduk itu, tidak tahunya malah benar.
Phoa sian Cian sejak dapat mencium bau harum, ia rasakan seperti terus meresap kedalam ulu
hatinya, dan sekujur badan dirasakan segar. Harapan mulai timbul pada hatinya, jika benar
badannya yang sudah lumpuh separuh itu bisa disembuhkan ini benar2 merupakan suatu kejadian
yang sangat mujijat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hoan sin Cie yang dalam dirinya sudah mempunyai kekuatan tenaga dalam begitu hebat,
digunakan untuk membantu bekerjanya batu mujijat itu, sudah tentu makin cepat mendatangkan
hasil.
Sebentar saja bau harum sudah memenuhi ruangan gubuk yang tidak seberapa luas itu, sedang
uap warna hijau, nampak semakin tebal sehingga merupakan benda semacam bola sebesar tiga
kaki.

Hoan sin Cie duduk bersila dipinggir bale2, sepasang batu digunakan untuk mengobati bagian
bawah badan ibunya yang telah lumpuh. la lakukan begitu dengan sungguh2, sebentar saja,
badannya sendiri juga sudah diliputi oleh uap hijau.
Phoa sian Cian merasa seperti ada hawa dingin yang masuk kedalam badannya, kemudian
menimbulkan rasa gatal yang sangat hebat. Badan bagian bawah yang tadinya sudah mati dan
hilang daya rasanya, kini mendadak timbul perasaan, ini ada suatu bukti bahwa sepasang batu
mujijat itu sudah mengunjukkan khasiatnya. Kegirangannya Phoa san Cian ini sesungguhnya
seperti seorang yang mati hidup kembali, kejadian yang tadinya belum pernah diharapkan kini
telah menjadi suatu kenyataan,

Anaknya yang sudah hilang telah diketemukan kembali. . . .Penyakitnya yang diderita belasan
tahun lamanya juga sudah bisa disembuhkan-Bagaimana ia tidak girang ?
Setengah jam kemudian, Hoan sin Cie sekujur badannya sudah bermandi keringat. sedang
phoa sian Cian dalam badannya merasa ada kekuatan lweekang yang menyalurkan hawa dingin
danpanas bergantian, menyusuri sekujur badannya. Jalannya makin lama makin kencang, badan
bagian bawah yang semula sudah lumpuh, juga sudah dirasakan pulih kembali seperti sediakala.
Karena girangnya sampai ia mengucurkan air mata.

Ia tahu bahwa racun dalam badannya sudah lenyap. anaknya sedang menggunakan kekuatan
lweekangnya untuk memulihkan tenaga kekuatannya dulu2 yang sudah lama musnah,
Maka ia lantas singkirkan semua pikiran, lalu pusatkan semua perhatiannya, dengan kekuatan
tangannya yang per-lahan2 sudah mulai pulih kembali, ia berdaya untuk dikumpulkan dengan
hawa panas sehingga menyusuri sekujur badannya.
Kembali setengah jam telah berlalu, Wajahnya Hoan sin Cie pucat pasi tidak ada darahnya,
sebaliknya Phoa san Cian kelihatan segar dan semangat, dibanding pada sebelumnya, se-olah2
bumi dengan langit perbedaannya.
Selesai menjalankan tugasnya, Hoan sin Cie lantas bersemedi untuk memulihkan kekuatannya.

Dengan penuh cinta kasih Phoa san Cian mengawasi anaknya, ia merasa bangga dan puas
mempunyai anak seperti Hoan sin Cie.
Berkat penemuannya berbagai kemujijatan, Hoan sin Cie hanya dalam waktu tidak lama sudah
berhasil memulihkan seluruh kekuatannya. Maka ia turun dari bale2. Dengan air mata ber-linang2
phoa sian Cian berkata padanya "Anak. ibumu bikin susah kau saja"
"Ibu, kau sekarang rasakan bagaimana?"
"Racunnya sudah lenyap seluruhnya, kekuatan tenagaku juga sudah pulih kembali."
sehabis berkata ia turun meninggalkan bale2nya, didalam ruangan itu ia berputaran beberapa
kali.
Sejak ia dipaksa minum racun oleh encinya sendiri, Giok-bin Giam-po Phoa Cit Kow, kekuatan
dan kepandaiannya ilmu silat telah musnah seluruhnya, sedang badan bagian bawah menjadi
lumpuh. selama belasan tahun ia terus berada diatas bale2 bambunya.
Suaminya dikangkangi, anaknya di rampas, sedang ia sendiri menjadi seorang bercacad.
Beberapa kali ia sudah ingin mati agar terbebas dari penderitaan lahir dan bathin, tapi suatu
pengaruh yang tidak kelihatan, agaknya mengkisiki padanya, kau harus tahan uji, nanti akan
timbul suatu kemujizatan atas dirimu
Dengan demikian, maka ia tahan terus segala penderitaannya, sehingga sekarang berjumpa
kembali dengan anaknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Diatas puncak gunung Pit-koan-hong, Hoan sin Cie tinggal satu bulan lamanya, sebab masih
ada beberapa soal yang harus diselesaikan, ia lalu minta ijin kepada ibunya untuk turun gunung.

Jilid 23. TAMAT

Setelah meninggalkan gunung, kembali ia ceburkan diri kedunia Kang-ouw.


Karena penuntutan balas sakit hati perguruannya sudah selesai, sedang asal-usul dirinya juga
sudah terang, maka kali ini hanya soal yang menyangkut dirinya sendiri yang masih harus
dibereskan.
Pertama-tama ia harus mencari ayahnya ialah Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa, supaya
dapat memberi tahukan semua apa yang telah terjadi. -Kedua mengenai diri ut-tie Kheng, harus
dibereskan secara baik2.
-Ketiga tentang janji dengan Thian-san Liong-lie, ia harus penuhi. Dan yang terakhir ia harus
menepati atau sumpahnya kepada gadis baju merah siang-koan Kiauw.

Untuk ketiga kalinya ia mengunjungi gunung Hoa-san. Atas pesan ibunya ia hendak, mencari
ayahnya. Giok-bin Khiam-khek Hoan Thian Hoa. Tapi dimana tempat kediamannya Hoan Thian
Hoa? Ia sendiri masih belum tahu. Ia ingat si hweeshio gila pernah mengatakan bahwa dulu ketika
mengadakan perjanjian dengan suhunya Hoan Thian Hoa selalu meninggalkan sepotong kertas di
Bong-goat-peng.
Maka ia sekarang juga menggunakan cara meninggalkan sepucuk surat tersebut dibawah
sebuah batu di Bong-goat-peng, sedang ia sendiri menantikan didalam goa dekat tempat tersebut.

Dengan beruntun ia menunggu sampai beberapa hari ternyata tidak berhasil menemukan orang
yang ditunggu.
Ia mulai putus harapan, jika Hoan Thian Hoa mengambil keputusan untuk mengasingkan diri,
tidak suka menemui siapa saja, sekalipun ia menunggu sampai sepuluh tahun juga percuma saja.
Kembali dua hari telah berlalu, di Bong-goat-peng tidak muncul bayangan orang satupun juga.
Hoan sin Cie sudah putus harapan benar2 dalam hidupnya ini mungkin tidak bisa melihat
ayahnya lagi.

Ketika pertama kali Hoan Thian Hoa dengan ia sendiri dipaksa terjun kedalam jurang oleh Phoa
Cit Kow, tapi berhasil bisa meloloskan diri, pernah memesan padanya supaya menyiarkan kabar
didunia Kang-ouw bahwa Giok-bin Khiam-khek Hoan Thian Hoa sudah binasa didalam jurang. Dari
sini bisa diketahui bahwa ayahnya sudah berkeputusan untuk mengasingkan diri se-lama2nya.
Jikalau ia tidak dapat menunaikan tugas pesan ibunya untuk mencarikan ayahnya, ibunya juga
akan binasa karena putus harapan, sebab kemujizatan yang di-nanti2 selama belasan tahun
ternyata menjadi hampa.

Apa yang membuat ia bingung ialah ia sendiri mungkin sudah tidak ada harapan balik lagi
kepuncak gunung Pit-koan-hong untuk memberi kabar kepada ibunya.
Hari keempat telah tiba, matahari pagi baru muncul dari sela2 bukit, dengan bermandikan sinar
matahari pagi. Hoan sin Cie berdiri bingung di Bong-goat-peng, dengan berkemak-kemik, ia
berkata kepada dirinya sendiri:
"Aku harus dapat mencari sampai dapat dimana adanya ayah, sebab aku tidak bisa membuat
ibu patah hati untuk kedua kalinya. sekalipun kau harus menggunakan waktu lama sekali, aku
akan menyelusuri seluruh daerah gunung Hoa-san, aku harus berbuat demikian.

Pada saat itu, tiba2 ia merasakan desiran angin aneh. Bagi seorang yang mempunyai
kepandaian tinggi seperti Hoan sin Cie, sedikit gerakan saja sudah cukup mengagetkan dirinya.
Ketika merasakan desiran anginyang agak aneh itu, ia merasa heran dan dalam hatinya lantas
mengira bahwa desiran angin itu ada gerakan orang yang mungkin adalah Hoan Thian Hoa yang
sedang ditunggu, maka dengan cepat ia lantas balikan badannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Benar saja sesosok bayangan orang sudah berada didepan matanya, orang itu ternyata adalah
pemilik bendera Burung Laut, itu orang misteri yang selalu memakai kedok merah, "Mengapa
cianpwee juga datang kegunung Hoa-san?" demikian tanyania Hoan sin Cie.
"Anak. apa maksudnya kau datang kemari?" orang aneh itu balas menanya.
"Boanpwee hendak menc ari satu orang"
"Siapa?"
"Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa"
"Apa perlunya kau mencari dia?"
"Sebab. dia adalah ayah boanpwee"
Badannya orang berkedok merah itu menggetar, ia mundur dua tindak, kemudian berkata
dengan suara gemetar:
"Anak. mengapa ketika aku berkali-kali mencegah kau jangan turun tangan kepada Giok-bin
Giam-po Phoa Cit Kow, kau kukuh tidak mau mengakui bahwa dia ada ibumu sendiri, tapi
mengapa sekarang kau hendak mencari ayahmu:..,...?"
"Sebab iblis wanita memang betul bukan ibu boanpwe."
"Ah anak. ibumu telah binasa di ujung Golok Maut, ini ada merupakan satu tragedi yang sangat
menyedihkan didalam sejarah dunia Kang-ouw, tapi kau sampai sekarang kelihatannya masih tidak
mempunyai perasaan menyesal. Anak. ah. . . apakah benar kau sedikitpun tidak tergerak hatimu?"
"Cianpwee, mungkin dalam hal ini cianpwee ada keliru. . . ."

"Anak. semua sudah lalu kita bicarakan juga tidak ada gunanya. Tapi aku pastikan padamu,
sedikitpun aku tidak keliru"
"Boanpwee berani bertaruh dengan cianpwee"
"Bertaruh apa?" tanya orang berkedok heran.
"Boanpwee kata Giok-bin Giam-po bukan ibu boanpwee, sedang cianpwee berkukuh
mengatakan bahwa iblis wanita itu ada ibu boanpwee, sekarang sebaiknya kita bertaruh saja"
"Bagaimana caranya?"
"Jikalau boanpwee kalah boanpwee akan segera bunuh diri disini, tapi jika cianpwee yang kalah
bagaimana. . . .?"
"Kau pikir bagaimana??"
"Mudah sekali, harap cianpwee buka kedok, supaya boanpwee bisa menyaksikan wajah asli
cianpwee"

Orang berkedok merah itu kelihatan bersangsi sejenak. kemudian berkata dengan suara tegas:
"Aku tidak mau bertaruh"
Hoan sin Cie merasa kecewa.
"Mengapa cianpwee tidak berani bertaruh?" ia menanya.
"Sebab pertaruhan ini besar akibat, aku tidak suka melihat kau kalah"
"Tapi Boanpwee yakin benar pasti menang"
"Biar bagaimana aku tidak mau bertaruh" katanya orang berkedok sambil gelengkan kepala.
Hoan sin Cie seperti kehilangan pegangan, setelah berdiam sejenak, lalu berkata
pula:
"Cianpwee tidak mau bertaruh, boanpwee juga tidak bisa memaksa. cuma ada satu hal,
boanpwee ingin minta cianpwee suka menerangkan, kiranya cianpwee tidak akan menolak?"
"Coba kau katakan"
"Mengapa cianpwee mengetahui asal-usul diri boanpwee begitu jelas?"
"Tentang ini, anak. aku tidak bisa mendayawab" Hoan sin Cie majukan kakinya beberapa
langkah dan berkata pula: "Tapi boanpwee ingin tahu"
Orang berkedok kain Merah menampak kelakuan Yo Cie Cong agak berbeda dari biasanya,
dalam hati merasa agak heran-
"Yo Cie Cong benarkah kau ingin mengetahui ?"
"Boaopwee sekarang sudah balik asal, bernama Hoan sin Cie"
"Apa ?"
Orang misteri berkedok kain merah itu berseru kaget, ia mundur satu tindak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

= = ooo OOOOO ooo = =

Menyaksikan perubahan itu, Hoan sin Cie lantas berkata pula "Boanpwee sekarang sudah
merubah nama menjadi Hoan sin Cie"
"Aaaa Anak. siapa yang memberikan nama itu padamu ?"
"Tentang ini sebentar boanpwee akan beritahukan, sekarang harap cianpwee terangkan
pertanyaan boanpwee tadi"
Orang berkedok merah itu agaknya merasa sangat sulit, ia mendongak memandang angkasa,
mulutnya membisu.
Hoan sin Cie sebaliknya sudah bertekad bulat hendak membuka tabir yang meliputi rahasia
dirinya orang misteri ini, ketika melihat ada kesempatan baik, dengan kecepatan bagaikan kilat ia
sudah menyamber kedoknya orang aneh itu.

Orang berkedok kain merah itu sesungguhnya tidak pernah menyangka sama sekali bahwa
anak muda itu berani berbuat demikian terhadapnya. Belum lagi sempat ia memikir apa2, kedok
merahnya sudah kena terjambret jatuh, sehingga ia berseru kaget.
Hoan sin Cie juga tidak kurang2 kagetnya ketika dapat melihat wajah asli si orang aneh dibalik
kedoknya, seketika itu badannya lama gemetaran-
Orang berkedok kain merah itu ternyata bukan lain ada ayahnya sendiri, yaitu Giok-bin Kiam-
khek Hoan Thian Hoa.
Segala rahasia yang menyelubungi dirinya sekian lamanya, kini telah terbongkar habis sampai
disini.

Lama sekali ia baru bisa menenangkan pikira nnya, lalu berkata dengan suara terharu: "Ayah. .
. ."
Dan kemudian, ia berlutut dihadapannya, air matanya berljucuran seperti air hujan.
Giok-bin Kiam-khek Hoan Thian Hoa sendiri tidak kurang terharunya. Dengan tangannya yang
masih gemetaran ia memimpin bangun anaknya. Ia tidak dapat mengatakan apa2, hanya air mata
murni saja yang mengalir keluar dari matanya membasahi pipinya. Ia meng-usap2 kepalanya Hoan
sin Cie, puteranya dengan sangat mesranya, sebagaimana biasanya Kelakuan ayah terhadap
anaknya semasa kecil.

Kesunyian demikian itu berlangsung terus, lama. . . .lama sekali. Masing2 sedang terbenam
dalam la muna nnya sendiri2 mengenangkan kembali masa lalunya. setelah keduanya tenang
kembali, barulah Hoan Thian Hoa dapat membuka mulutnya memulai percakapan dengan lagu
suara yang lemah-lembut, menanya.
"Anak. barusan kau kata hendak bertaruh dengan aku. Apa artinya ucapanmu itu ?"
"Ayah, ayah sudah melakukan suatu kesalahan besar."
"Aku berbuat salah? salah besar? salah apa itu nak."
“Yah. . . Malah, hampir2 ayah membuat lain kekeliruan yang lebih besar."

Hoan Thian Hoa kerutkan alisnya. Ia menanya lagi dengan perasaan heran:
"Anak, dimana letak kesalahanku?"
"Giok-bin Giam-po itu, ayah, betul2 bukanlah ibuku."
Hoan Thian Hoa sesaat lamanya berdiri menjublek ditempatnya. Lama sekali barulah dapat
membuka mulut lagi, berkata "Anak. aku tidak mengerti apa maksud perkataanmu ini."
Hoan sin Cie lalu menceritakan bagaimana halnya, ketika ia berada dalam keadaan masgul
karena diberitahukannya kepadanya bahwa Giok-bin Giam-po itu adalah ibu kandungnya sendiri,
lalu bagaimana secara mendadak ia dihampiri oleh seorang wanita berkerudung yang memberi
tahukan padanya beberapa titik yang mencurigakan dan bagaimana selanjutnya ia menguraikan
beberapa titik terangnya, kemudian bagaimapa pula ia memperlihatkan batu Liong-kuatnya
kepada Giok-bin Giam-po untuk mendapatkan kepastian betul tidaknya wanita iiu ibunya sendiri,
tetapi waktu itu ternyatalah bahwa wanita iblis itu bukan ibunya. karena sama sekali tidak
mengenali benda Liong- kuat tersebut. sampai pada akhirnya dalam masa hidupnya Giok-bin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Giam-po mengucapkan perkataan “Pit-koan”, ia terus pergi keatas puncak gunung Pit-koan-hong
dan kemudian bagaimana ketika ia bertenmu dengan ibunya sendiri.

Hoan Thian Hoa yang mendengar kisah anaknya dengan seksama, hatinya terbenam dalam
macam2 pikiran yang bercampur aduk. Kaget. girang, menyesal, tetapi juga ada sedikit perasaan
malu.
Kisah itu sungguh ber-belit2 hanya dapat terjadi dalam khayalan, se-olah2 tidak dapat terjadi
dalam kenyataan, tetapi sebenarnya itu semua merupakan kenyataan-Kenyataan yang sungguh2
telah terjadi.
Memang benar, Hoan Thian Hoa sendiri, selama belasan tahun terasa berada dalam kegelapan
selalu. Hampir saja ia melakukan lagi kesalahan besar yang tentunya akan hebat pengaruhnya jika
betul2 sampai ia membunuh dan karena sebab yang tidak benar.
"Anak. marilah sekarang kita berangkat ber-sama2 ke Pit-koan-hong."

Akan tetapi, dengan ajakan ini Hoan sin Cie sama sekali tidak menjawab, sikapnya berubah
masgul, berdirinya tidak tenang. Tetapi, akhirnya dapat juga ia menjawab
"Ayah, ibu sekarang tentu sedang menanti2kan kedatangan ayah. ayah sebaiknya pergilah dulu
sendiri, anak masih ada sedikit urusan yang masih belum beres. Maafkan anakmu yang mungkin
tidak bisa menungkuli ayah serta ibu sampai hari2 tua."
Ucapannya Hoan sin Cie itu mengandung maksud tertentu, agaknya ia seperti sedang
menampil selamat berpisah pada ayahnya. saat itu ia merasa bahwa ia sudah mempunyai
perasaan apa2 yang harus dikerjakan tidak ada hal yang perlu dipikirkan, maka satu2nya maksud
yang hendak diujudkan ialah, menepati janji, atau sumpahnya sendiri terhadap kekasihnya ketika
mereka masih ber-sama2 duduk dalam perahunya diatas lautan Lam-hay.
"Anak. kau masih mempunyai urusan apa lagi yang perlu dibereskan yang tidak bisa ditunda?"
"Cuma sedikit urusan kecil saja ayah, tetapi tidak boleh ditunda. Legakan hatimu ayah,
janganlah kuatirkan keselamatan anak."

Hoan Thian Hoa setelah berpikir sejenak, lalu berkata pula dengan suara berat, "Anak. kau
mesti pergi dan ketemukan ketua Pek-leng-hwee, perempuan berkerudung kain merah itu dulu."
"Ayah hendak memesan apa padanya?"
"Tidak apa?"
"Lalu kenapa lagi?"
"Suatu rahasia besar tidak boleh dibocorkan- Kau pergilah sendiri kesana, anak barangkali saja
nanti kau akan dapatkan sesuatu diluar dugaanmu."
Hatinya Hoan sin Cie merasa heran- ia ber-tanya2 sendiri dalam hatinya: “Entah apa maksud
ayah menyuruh aku menemui perempuan berkerudung itu dulu? Apakah ayah diam-diam sudah
memilih dia untuk dijadikan calon mantumu? Tapi ini toch tidak boleh jadi ? Begitu besar cintanya
Ut-tie Kheng padaku, aku masih belum mampu membalasnya. Terpaksa aku juga
mengecewakannya. Bagaimana kalau terhadap nona ut-tie saja aku tidak bisa berbuat apa2 lalu
disuruh terlibat lagi dalam urusannya nona berkerudung itu? Apa lagi sampai pada saat ini aku
masih belum bisa melihat Wajah aslinya nona itu? Bagaimana itu boleh jadi?”

"Ayah. terpaksa anak akan membikin kau kecewa. Kata orang2 tua, seorang anak yang tidak
bisa menyambung keturunan keluarga, menjadi seorang anak yang tidak berbakti. Kalau begitu,
aku akan menjadi seorang anak yang paling tidak berbakti dalam dunia ini." Mendadak ia ingat
sesuatu, maka ia lantas bertanya pada ayahnya^
"Ayah, tempo hari ketika kita berada dalam rumah batu didalam pusat perkumpulan Im-mo-kau
dilembah Im-bu-kok. nona berkerudung itu tiba2 merubah pendiriannya dan berbalik malah
membantu membebaskan aku dari kesulitan, Katanya, itu adalah permintaan seseorang. Apakah. .
. .?"
"Benar. itulah hasil dari rencana ayahmu. Ayahmulah yang mengatur semuanya. ayah sengaja
menyuruh dia gabungkan diri dengan orang2nya Im-mo-kao sambil menantikan ketika yang paling
baik untuk menolongmu. juga, kalau ayah tidak berbuat begitu, mana bisa ayah tahu begitu jelas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

segala persiapan yang telah diatur oleh mereka dengan sangat rapinya? Mana bisa juga ayah tahu
segala rahasia masuk-keluarnya dalam sembah Im-bu-kok itu?"

Hoan sin Cie merasa kagum bukan main atas kecerdasan luar biasa dari ayahnya, orang telah
mengatur rencana nya begitu rapi, maka ia berkata sambil bersenyum:
"Ayah, nona berkerudung itu mengaku dia adalah puteri dari Pek-soa-kiong golongan Lam-hay-
pay, tapi kenapa tahu2 ia bisa menjadi ketua Pek leng-hwee juga itu ayah, kematiannya ketua
Pek-leng-hwee yang lama Cin Bie Nio, yang diwaktu malam buta dikutungi kepalanya oleh orang,
aku curiga bahwa itu adalah hasil dari perbuatannya nona berkerudung itu?"
Hoan Thian Hoa mendengar perkataan anaknya, lantas bersenyum-senyum penuh mengandung
arti.
"Bagaimana kejadiannya tentang itu, ayah juga kurang mengerti. Tapi,biar bagaimana juga,
pasti ada satu hari kau nanti akan dapatkan penyelasannya."

Hoan sin Cie tidak berdaya, Dengan apa boleh buat ia mengalihkan pembicaraannya kelain
urusan-
"Kabar menghilangnya ayah dari rimba bersilatan dulu. telah menyebabkan si orang tua Tangan
Geledek Ngo Yong, terus-menerus menunggu dipuncak gunung Pit-koan-hong sampai lebih dari
sepuluh tahun lamanya. sekarang ini, entah. . . ."
"Ya anak. orang tua itu adalah saudara angkat ayahmu. Dan juga ayahmu sudah bertemu
dengan dia serta juga sudah menceritakan hal sebenarnya padanya."

Hoan sin Cie bersangsi sejenak. tetapi kemudian ia sudah dapat berkata lagi, ia bicara dengan
Wajah merah padam. Katanya:
"Ayah, Thian-san Liong- lie Tho Hui Hong sampai sekarang masih tetap tidak melupakan ayah. .
. ."
Hoan Thian Hoa dengan sikap sungguh2 menjawab:
"Anak. Urusan yang sudah lalu, biarlah tinggalkan lailu. Biarlah pergi ber-sama2 berlalunya sang
masa. Perlu apa kita mesti cari2 kesulitan sendiri?"
"Tapi anak pernah berhutang budi ke-cintaan daripadanya. Anak juga sudah berjanji hendak
melakukan sesuatu untuknya. janji itu adalah bahwa anak hendak mencari dan menyelidiki jejak
ayah."
"Anak, apakah kau tidak bisa beritahukan saja padanya bahwa ayah sudah tidak ada dalam
dunia ini?"
"Apa itu nanti bukan akan lebih membuat ia berduka? Ia berhati sangat mulia. Anak tidak
berani membohonginya"
"Lalu kalau begitu, kau mau apa lagi?"

Hoan sin Cie terdiam. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawab.


"Anak. biarlah sang masa nanti akan membuat luntur sendiri kenang2annya. sekalipun kau
memberitahukan padanya tentang sikap ayahmu, apa yang ayahmu bisa perbuat? Bukankah, itu
nanti akan menambah saja kesengsaraan hidupnya? Lebih baik biarkan saja dia terus dengan
harapannya, sekalipun harapan itu hanya harapan hampa belaka."
Berkata pula Hoan Thian Hoa sambil menarik napas.

Hoan sin Cie tidak dapat berbuat apa2 maka ia hanya angguk2an kepalanya saja. Dalam hal ini,
apa yang dapat diperbuatnya ?
"Anak, kalau urusanmu sendiri selesai nanti, cepat21ah kau pulang ke Pit-koan-hong. Janganlah
kau bergelandang lagi dalam dunia Kang-ouw."
"Baiklah ayah."
Namun, meski dimulut Hoan sin Cie dapat mengucapkan perkataan Baiknya, tapi dalam hatinya
diam2 ia mengeluh. Ia ber-kata2 sendiri dalam hati, “Ayah, kau mungkin tidak bisa menemukan
lagi anakmu ini yang tidak berbakti. Anakmu yang hendak menepati janji dengan siang-koan
Kiauw, terpaksa tidak bisa menungkuli ayah dan ibu selamanya.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Karena berpikir demikian, Wajahnya tampak bersedih sesaat, tetapi tidak lama kemudian sudah
pulih kembali seperti sedia kala. sebenarnya, ingin sekali ia menangis se-puas2nya. Tetapi dengan
perbuatan demikian, tidaklah mungkin tentu baginya dapat melaksanakan janjinya itu. Ia harus
rela memikul kayu salibnya asmara, Ia harus dapat membiarkan sang air mata mengalir masuk
kedalam perutnya. Dipandang dari sudut lain, mungkin hanya dengan jalan begitu saja barulah ia
dapat menenangkan rasa dan pikirannya yang sedang bergolak hebat, maka setelah memandang
Wajah ayahnya dalam2, dengan memelihara agar suaranya tetap wajar, ia berkata. "Ayah, anak
hendak pergi. Harap ayah-suka bawa diri baik,"

Hoan Thian Hoa anggukkan kepalanya. Ia tidak mengatakan apa2. Ia hanya mengawasi
berlalunya sang anak sampai menghilang dari pandangan matanya. Ia lalu ketawa seorang diri.
Ketawanya itu, adalah ketawa yang wajar, ketawa yang timbul dari hati nuraninya yang bebas dari
se-gala2nya. Ia bangga mempunyai anak yang gagah perkasa. Ia gembira mempunyai anak yang
dapat mengatasi kesulitan diri sendiri
Namanya pemilik Golok Maut Yo Cie Cong kalau mau dibandingkan dengan nama gurunya Hoan
Thian Hoa, jago dari see-gak Leng Jie Hong, yang pada suatu masa mendapatkan nama julukan
“orang gaib dari rimba persilatan”, ataupun dengan dirinya sendiri, rasanya masih jauh lebih baik,
Jauh lebih terkenal dan jauh lebih cemerlang. suatu nama yang dalam waktu singkat
menggetarkan seluruh rimba persilatan.
Dengan tidak terasa ia berkata seorang diri: “Aku masih beruntung Tuhan telah berlaku adil
terhadapku. Apa yang masih kurang? Apa lagi yang masih aku inginkan ?”
setelah itu tubuhnya lantas bergerak sekejapan saja sudah menghilang dari tempat itu, hilang
dimakan bayang2nya sendiri.

Sekarang marilah kita tengok kembali keadaan Hoan sin Cie, nama sipemilik Golok Maut Yo Cie
Cong yang baru.
Dengan perasaan sedih ia meninggalkan ayahnya Hoan Thian Hoa. Perpisahan itu adalah
perpisahan untuk se-lama2nya antara ayah dan anak. pikirnya mengingat demikian- Air mata
dengan tidak terasa mengalir keluar dari Kelopak matanya, sebutir demi sebutir menitik turun
membasahi ke dua pipinya,
Dalam hatinya ia meng-hitung2 tempo yang dijanjikan oleh Phoa-ngo Hweshio kepadanya,
yaitu waktu tiga bulan, dalam tempo mana, berhasil atau tidak ia mencari jejaknya Ut-tie Kheng,
harus menemui Hweshio gila itu dirumah makan oey-ho-lao. sekarang waktunya itu sudah tiba ut-
ti Kheng sudah diketemukan yang kini sedang dititipkan ditempat kediamannya ketua Pek-leng-
hwee baru, nona berkerudung itu, serta juga ia telah minta pertolongan wanita tersebut mengurus
semua urusannya dengan Phoa-ngo Hweeshio dirumah makan oey-ho-lao. Kalau ia sendiri turut
pergi kesana, mengingat niatnya Hweshio gila itu, rasanya ia sendiri tidak akan dapat melepaskan
diri dari padanya. Maka itu mengapa ia tidak mintakan sekalian pertolongannya wanita
berkerudung itu saja, lalu dengan perantaraan mulutnya menyampaikan kata2nya yang sukar
dikeluarkan? Mungkin sekali penyelasan yang keluar dari mulutnya orang ketiga akan jauh lebih
baik.

Setelah ia dapat mengambil keputusan tetap. segera ia tujukan langkahnya ke-pusat


perkumpulan Pek-leng-hwee.
Disepanjang jalan, pikirannya tidak ber-henti2nya bekerja. Ia merasa, bahwa satunya soal yang
masih harus dibuat penyelesaian ialah, janjinya sendiri kepada Thian-san Liong-lie, yang meski
benar pernah dan sudah terlaksana, tetapi dengan terpaksa ia tidak berani menemukan lagi orang
berhati mulia tersebut. Perkataan ayahnya memang benar. Biarlah ia menaruh harapan dihatinya
untuk selamanya, karena kalau hatinya tergerak, tentu hidup akan lebih sengsara lagi. sebab kalau
ia diberitahukan bahwa Hoan Thian Hoa itu sudah meninggal dunia, maka ia akan menerima
pukulan bathin yang sangat hebat. Tetapi sebaliknya. apabila ia diberitahukan keadaan Hoan
Thian Hoa sebenarnya, ia juga akan tetap kecewa, karena biar bagaimanA mereka berdua toch
tidak dapat berkumpul sebagai suami isteri. Lain daripada itu, mengingat bahwa harapan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bagaimana kecilnya pun juga masih dapat membuat orang hidup terus dalam harapannya itu.
Tetapi sebaliknya dengan putus harapan, pasti akan membuat orang mati mereras karenanya.

Dengan tidak terasa ia berkata pada dirinya sendiri: "Bibi Tho, maafkanlah aku. Aku tidak akan
tega menyaksikan kau sengsara hanya karena disebabkan kau putus harap. Bibi Tho, biarlah kau
hidup terus diatas harapanmu yang hampa itu untuk se-lama2nya.
Tetapi, ada lagi suatu hal yang juga menyulitkan padanya. ia merasa tidak enak terhadap nona
Ut-tie Kheng, ia berat menerima cintanya yang begitu besar. sekalipun ia harus mengakui juga
bahwa ia sendiri sebetulnya cinta padanya, tetapi ia tidak dapat memaksa kemauannya yang tidak
baik. ia tahu kalau nanti wanita berkerudung itu memberitahukan padanya tentang jejaknya
sendiri, entah bagaimana penderitaan bathinnya nona cantik itu, Mungkin hatinya akan hancur
lebur. . . .

Ia sebetulnya tidak tega menimpahkan segala kesengsaraan dan penderitaan hidupnya sendiri
kepada orang lain, tetapi apa mau dikata, kejadian sudah begitu jadinya ia tidak dapat berbuat
apa2 lagi, Ia tidak mau melupakan janjinya sendiri, ia tidak akan melupakan sumpahnya sendiri,
juga tidak akan dapat tidur terus, karena perasaan cintanya sudah diberikan kepada siang-koan
Kiauw, dan orang yang disebut belakangan ini sudah binasa dilautan Lam-hay. sekarang ia harus
menepati janjinya sendiri, yaitu sumpahnya, ia tidak mau dikatakan orang bahwa dia adalah orang
yang tidak bisa pegang janji,

Ia masih belum tahu, orang yang sudah mati itu masih mempunyai roh atau tidak. ia juga tidak
tahu, roh orang mati itu dapat menyambung impian-lamanya dilain penitisan atau tidak. Ia masih
menganggap bahwa cinta kasih yang putus ditengah jalan dalam dunia itu akan dapat
bersambung lagi dalam lain penitisan dengan kekal dan abadi.

Demikianlah dugaan satu2nya, bahkan ia hamper percaya penuh bahwa dugaan itu akan
menjadi kenyataan- ia se-olah2 merasa bahwa si gadis baju merah siang-koan Kiauw itu sedang
me-lambai2kan tangannya serta me-manggil2 padanya "Engko Cong, akhirnya kau datang juga.
sudah lama aku menunggu kedatanganmu ini . . ."
Air matanya membikin suram penglihatannya. Dalam keadaan demikian, gerakan kakinya tanpa
disengaja sudah menjadi perlahan sekali.

Pada saat itu, suara pujian kepada Buddha, membuat Hoan Sin Cie terkejut. Ia yang tadinya
sedang terbenam dalam lamunannya sendiri, saat itu se-olah2 orang baru sadar, baru sadar dari
tidurnya, lalu berhenti berjalan, Ketika ia dongakan kepalanya, segera dilihatnya, disuatu tempat
tidak jauh dari padanya, tidak cukup dua tombak dihadapannya, berdiri berbaris dengan rapih.
ber-turut2 tiga orang hweeshio tua, seorang imam dan delapan orang yang mengenakan pakaian
orang biasa, salah satu dari tiga orang hweshio tadi masih mengenali siapa pemuda cakap yang
ada dihadapannya adalah Pek Tie siansu dari gereja siauw-lim-sie.

Hoan sin Cie lantas merandek. Dengan perasaan heran ia mengawasi orang2 dihadapan
matanya, sedang dalam hatinya lantas berpikir, “Apa setelah orang2nya lima partai besar dulu
menderita kekalahan kini datang kembali hendak mengganggu aku dengan mengutus jago2
pilihan barunya?”
Salah satu Hweeshio ini saat itu membuka suaranya yang seperti genta berbunyi, menanya
kepada Hoan sin Cie.
"Bukankah sicu ini, itu orang yang disebut Pemilik Golok Maut Yo Cie Cong?"
"Benar. itu adalah nama serta sebutanku dulu, Bolehkah aku tahu gelar Toa Ho siang yang
terhormat?"
"Lolap adalah Pek Liauw dari siao-lim-sie."
"Ada urusan apa yang perlu Toa Hosiang bicarakan dengan aku yang rendah?"
"sicu dengan mengandal kepandaian dan kekuatan diri sendiri telah mengeruhkan suasana
dalam rimba persilatan, hingga orang2nya se-olah2 sedang menghadapi hari kiamat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

orang2 dari partai kami dan empat partai lainnya dengan maksud hendak membela
kepentingan sekalian umat manusia, tidak bisa terus berpeluk tangan mengantapi sicu berbuat se-
mau2nya, maka itu lolap dan kawan2 ini lalu diperintahkan untuk ceburkan diri dalam kalangan
Kang-ouw mencari sicu."

Wajahnya Hoan sin Cie berubah dingin seketika, Dengan sorot mata tajam ia mengawasi
orang2 itu sejenak. kemudian berkata dengan suara dingin:
"Aku masih harus menyelesaikan urusanku yang penting. Maafkan aku tidak bisa menemani
kalian omong2 lebih jauh. Berbicara yang terang saja Toa Hosiang, katakanlah apa maksud kalian
yang sebenarnya? Apa yang kalian inginkan dari aku?"
Orang2 kuat dari lima partai besar itu dengan serentak berubah wajahnya. Pek Liauw siansu
lalu berkata sambil kerutkan alisnya.
"Omie-Tohud Harap sicu suka jelaskan segala perbuatan yang sicu lakukan selama ini."
"Ha, ha, ha. . . .Aku berbuat demikian itu melulu karena aku masih belum menyelesaikan habis
persoalanku. Aku mendapatkan beban sangat berat itu dari suhu yang juga telah minia aku
menuntut balas untuk perguruanku dan sekalian untuk orang2nya Kam-lo-pang yang semua nya
habis terbunuh ditangan mereka itu. Tentang ini rasanya orang2 dalam dunia Kang-ouw tidak ada
satu yang tidak tahu. Apa lagi lainnya yang kalian perlukan dari aku ?"

"Itu memang benar. Kami juga pernah mendengar itu. Tetapi tindakan sicu itu, yang terus
menerus melakukan pembunuhan besar2an terhahap orang2 yang tidak berdosa juga, apakah itu
bukannya jauh melampaui batas penuntutan balas .... .?" "Berdasarkan alasan apa Toa Hosiang
berani keluarkan kata2 itu?"
"Apakah betul musuh2 sicu sebegitu banyaknya ?"
"Kalau betul ?"
"Apakah buktinya?"
Hoan sin Cie dalam hati lalu berpikir “Aku tidak percaya kalau kalian orang2 dari lima partay
besar memiliki kepandaian yang begitu tinggi, hingga berani2 kalian memusuhi aku?”

Dalam hatinya berpikir demikian, dari mulutnya lalu keluarlah jawabannya yang dingin ketus:
"Urusanku adalah urusanku. Urusanku itu ada urusan pribadi. Mana boleh urusanku aku
beberkan dihadapan orang banyak? sekalipun kalian, orang2 dari lima partai besar, juga masih
belum mempunyai hak menanyakan urusanku "
Wajahnya Pek Liauw siansu berubah seketika yang lain2nya juga sudah pada bersiap sedia.
Suasana sampai disini sudah sangat menegang . . .
Hoan sin Cie lalu berkata pula "Tuan2, katakanlah bagaimana kalian hendak-menghadapi aku
yang rendah?"
"Kalau sicu tidak bisa perlihatkan bukti- buktinya dihadapan kami, lolap sekalian yang mendapat
perintah saja, bagaimana berani melanggarnya? Harap sicu suka ikut kami pergi kegereja siao-lim-
sie sebentar. Disana kita b icara lagi."
"Menyesal Aku tidak punya tempo banyak. Kau bertindak. boleh disini saja sudah cukup,"
"Apa sicu mau paksa lolap turun tangan disini .... ?"
"Hmm . . . Bicara putar balik. Akulah yang dipaksa oleh kalian "
"Kalau begitu, harap sicu nanti yangan menyesal . . . ."
"Aku bersedia belajar kenal dengan kepandaian yang tinggi dari orang2nya lima partai besar
sekali lagi."

Pek Liauw siansu lampak sangat gusar. Wajahnya merah padam, badannya gemetaran- ia
mengeluarkan lengan jubahnya yang lebar gerombongan, memberi isyarat supaya semua
kawannya sebera bergerak semua. Begitulah, dua belas orang berdiri berbaris membentuk satu
barisan panyang kebelakang, telapakan tangan orang yang satu diletakan diatas pundak orang lain
didepannya.
Hoan sin Cie tidak mengerti permainan apa yang akan dipertunjukan dihadapannya. "Benarkah
sicu hendak melakukan pertempuran dengan kami?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Tempoku tidak banyak. Yangan banyak omong. silahkan mulai."


Pek Liauw siansu sekali lagi menyebut nama buddha. lengannya lalu didorong kedepan-...,.
Sebelas orang lainnya tampak badannya agak tergetar.
Suatu kekuatan yang amat dahsjat meluncur keluar dari telapakan tangannya Pek Liauw siansu
seorang, langsung menyerang Hoan sin Cie yang sudah juga bersiap sedia.

Hoan sin Cie terperanjat. Ia tahu bahwa itu adalah kekuatan-kekuatan pukulan
tenaga bergabung, yang dinamakan To-im sin-kang.
Dengan cepat ia lantas mengerahkan seluruh kekuatan tenaganya tipu pukulan Thian-khun sit-
sek lantas meluncur keluar dengan cepatnya. . . .
sebentar saja suara angin men-deru2 dan suara seperti geledek menyambar terdengar
memecahkan telinga. Keadaan disekitar tempat itupun menjadi gelap seketika. Kekuatan tenaga
yang keluar dari tangannya Hoan sin Cie itu sedemikian hebatnya, jarang orang melihatnya dalam
rimba persilatan.

Kiranya, ilmu yang dinamakan “To-im sin kang” itu, adalah suatu ilmu pukulan yang
menggunakan kekuatan tenaga bergabungan beberapa orang yang masing2 menyalurkan
kekuatannya kepada orang yang berada disebelah depannya, mulai dari belakang sampai pada
orang yang terdepan. Maka itu, serangan yang keluar dari tangan orang yang berdiri paling depan
itu bukan main hebatnya, juga jarang yang demikian itu dalam limb a Persilatan. Begitulah,
kekuatan yang keluar dari tangannya Pek Liauw siansu, berarti juga adalah kekuatan bergabung
itu.
setelah suara menggeleger yang amat dahsyat terdengar, sebagai akibat dari beradunya dua
kekuatan yang amat hebat dari kedua belah pihak. lalu disusul dengan terdengarnya beberapa kali
suara keluhan tertahan, beruntun keluar dari mulutnya orang2nya lima partai besar..

Hoan sin Cie sendiri merasakan dirinya seperti disambar geledek. dengan badan masih
sempoyongan mundur sampai dua tombak kebelakang baru dapat berdiri tegak lagi. Dari mulutnya
darah segar menyembur keluar. Ketika ia menyaksikan keadaan di pihak lawannya, segera ia
dapat melihat keadaanyang lebin mengenaskan. Pek Liauw siansu dan Pek Tie siansu, itu dua
Hweshio dari gereja siao-lim-sie, yang masih coba sedapat mungkin pertahankan dirinya yang
masih ter-huyung2 terus, yang lainnya sudah rubuh bergelimpangan ditanah. sambil me-rintih2
tiada henti2nya. Dua orang Hweshio dari gereja siao-lim-sie itu, Wajahnya pucat pasi seperti
kertas, darah menyembur keluar dari mulutnya, dan masih kelihatan sedikit darah yang mengalir
disudut bibirnya.

Hoan sin Cie memesut darah dimulutnya, kemudian ketawa menyeringai. setelah itu, ia berjalan
maju beberapa langkah menghampiri kedua Hweshio tua dari siao-lim-sie itu, orang yang
dihampiri mengira kalau anak muda cakap tampan itu hendak turun tangan lagi terhadap mereka,
maka semangatnya lantas terbang seketika. Tetapi kenyataannya jauh berada diluar dugaan
mereka.
Mereka menyaksikan Hoan sin Cie yang sesampainya dihadapan mereka, lantas mengeluarkan
sejilid buku kecil dari dalam sakunya yang kemudian diangsurkan kemuka mereka seraja berkata:
"Toa Hosiang, inilah buktinya yang kalian ingini. Ini adalah buku, juga merupakan daftar nama
dari musuh2nya Kam-lo-pang jiwanya telah diambil semuanya."

Sambil berkata, ia mem-balik2 lembaran buku kecil itu selembar demi selembar di perlihatkan
pada kedua siausu dari siao-lim-sie dan setelah selesai, ia lalu berkata pula sambil ketawa:
"Toa Hosiang maafkan aku yang tidak bisa mengawani kalian lebih lama."
Mulutnya masih bicara, badannya sudah melayang jauh. sebentar kemudian sudah
menghilang dari pandangan mata mereka.

Demikianlah, setelah Hoan sin Cie merubuhkan dua belas lawan kuat, orang2nya lima partai
besar, dengan menggunakan ilmupukulan Thian-khun sit-seknya, lalu dengan cepat lari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

meninggalkan mereka yang masih terluka parah, terus menuju kepusatnya perkumpulan Pek-leng-
hwee.
Pek-leng-hwee, adalah, suatu tempacang tidak asing lagi untuknya. Maka itu, perjalanannya itu
tidaklah memakan banyak waktu, juga sama sekali tidak mendapatkan rintangan. sampai kira
waktu mendekati tengah hari, Hoan sin Cie mulai memasuki daerah pegunungan oey-co-pa. Lapat-
lapat dari jauh ia mendengar suara terompet berbunyi. Tatkala ia sampai didepannya pintu
gerbang dari pusat perkumpulan Pek-leng-h wee itu, wanita berkerudung dan bibinya Cin Hong
Lan berdua ternyata sudah berdiri didepannya pintu gerhahg menyambut kedatangannya Hoan sin
Cie.

Begitu Hoan sin Cie melihat potongan tubuhnya Siang-koan Kiauw sang kekasih, hatinya
terkesiap. Tetapi ia berada dalam lupa2 ingat itu hanya sedetik saja, lalu sudah lama kembali
seperti biasa, Diam2 ia menghela napas.
"Mana aku berani menerima penghormatan yang begini besar Hweethio berdua yang jauh2
sudah menyambut sendiri kedatangan aku yang rendah," demikian Hoan sin Cie mulai membaka
mulut berkata sambil ketawa.
"Tuan janganlah terlalu merendah. Mari kita masuk kedalam disana kita akan leluasa bicara."
mengundang si wanita berkerudung.
"Baiklah, Hweethio, aku turut" jawab si anak muda.
Ketiga, orang itu lalu berjalan masuk kedalam sebuah ruangan besar, rupa nya itu adalah
ruangan tempat perjamuan.

Saat itu, Hoan sin Cie serasa masih mempunyai banyak perkataan yang hendak dikeluarkan,
tetapi ia tidak tahu bagaimana harus memulainya.
Achirnya adalah wanita berkerudung itulah yang lebih dulu membuka mulut menegur
padanya:
"Kedatangan tuan ke pusat perkumpulan kami ini sebetulnya membawa kabar apa?"
"Kedatanganku ini, membawa dua maksud. yang pertama, aku hendak mengucapkan terima
kasihku pada Hweethio yang telah memberi bantuan tenaga tatkala aku sedang berada dalam
kesulitan tempo hari didafam lembah Im-bu-kok. kedua, aku juga masih mau minta pertolongan
Hweethio lagi yang mungkin tidak pada tempatnya. . . ."
"Tidak usah merendah, asal aku bisa, aku pasti akan sedia untuk membantu tuan se-bisa2nya."
"Aku mohon perantara Hweethio, sukalah Hweethio menyampaikan kabar kepada nona Ut-tie,
katakan saja bahwa aku dalam perjalanan ke Lam-hay untuk suatu urusan kecil, kebaikannya nona
Ut-tie itu kepadaku, terpaksa akan aku kecewakan. Tapi, biar bagaimana, sekalipun aku yang
rendah nanti sudah binasa, aku juga tidak akan bisa melupakan padanya."
"Eh Apa artinya perkataaamu ini? Perkataan yang tidak ada juntrungannya ini siapa yang bisa
tahu"
"Sudah cukup asal Hweethio suka menyampaikan kata2ku itu saja, nona ut-tie pasti akan
mengerti sendiri. . . ."

Baru bicara sampai disini, air mukanya Hoan sin Cie tampak suram. . . .wanita berkerudung itu
tiba2 ketawa cekikikan. ia lalu berkata dengan suaranya yang nyaring merdu:
“Menurut apa yang aku tahu nona Ut-tie itu ada mencinta kau dengan setulus hatinya, kalau
menyia2kan cintanya yang begitu besar, bukankah itu akan membikin hancur lebur impiannya?"
"Ya, tentang ini, aku juga mengerti. Tapi, urusan sudah maunya begitu, terpaksa aku cuma bisa
berbuat begitu saja, lain daripada itu tidak bisa"
"Aku juga tahu apa maksudmu hendak pergi ke Lam-hay "
"Apa? Kau tahu?" tanya Hoansin Cie dengan paras muka ter-heran2.
"Ya Betul, sejak dulu kau mempunyai seorang kekasih yang kemudian terbenam dalam lautan
Lam-hay sewaktu ia mengikuti kau pergi kepulau Batu Hitam ? Betul tidak. kalau sekarang
kepergianmu ini tidak lain dan tidak bukan karena Kau hendak memenuhi sumpahmu sendiri pada
kekasihmu itu, hendak menyusul padanya kealam baka?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hoa sin Cie terperanjat bukan main, ia bangun berdiri dari tempat duduknya. Dengan sorot
mata ke-heran2an ia mengawasi wanita berkerudung itu, lama tidak dapat mengucapkan apa2 ....
mendadak satu suara yang halus merdu terdengar masuk dalam telinganya Hoan sin Cie.
Seorang wanita cantik menggiurkan datang menghampiri Hoan sin Cie, lalu berkata pula
dengan suaranya yang merdu.
"Engko Cong Kau juga datang kemari?"
Hoan sin Cie lebih2 terkejut Wajahnya seketika. Ia menjawab dengan suara gelagapan atas
pertanyaan wanita cantik jelita itu "Adik Kheng .... kau .... kau . . .kau masih disini. . . .?"
Siapa wanita cantikyang datang menghampirinya itu ?

Pembaca dengan mudah saja menebaknya, sebab wanita muda cantik itu bukan lain ada nona
ut-tie Kheng, yang terus menerus me-ngejar2 Yo Cie Cong alias Hoan sin Cie sekarang ini.
"Ya, . . . Engko Cong, aku tahu kau pasti akan datang kemari, maka itu aku terus menunggu
disini sampai kau datang."
Hoan sin Cie bingung. Hatinya berdebaran tidak keruan- Entah bagaimana rasanya. setelah
berpikir bulak-balik, akhirnya ia memberanikan diri berkata:
"Adik Kheng, apa yang aku katakan tadi pada Hweethio ini rasanya telah kau dengar semua,
bukan? Harap kau suka maafkan aku. Aku masih mempunyai sedikit kesulitan dalam hatiku.
Mudah2an saja kita dilain, penitisan- . . ."
Bicara sampai kesitu, tenggorokannya merasa seperti terkancing, kata2nya yang selanjutnya
tidak dapat diteruskan-

Ut-tie Kheng sebaliknya malah ketawa cekikikan, sambil bersenyum manis ia berkata: "Engko
Cong, aku kurang paham maksudmu "
Hoan sin Cie mengelah napas dalam2, setelah bersangsi sejenak, ia lalu berkata
pula, suaranya paraui
"Adik Kheng, aku mau minta diri dulu. Harap jaga dirimu baik2."
Belum lagi habis bicaranya, badannya sudah bergerak menjauhi, tetapi baru saja ia hendak
meninggalkan ruangan itu. . . .
"Tunggu dulu” terdengar suara yang halus merdu masuk menusuk telinganya Hoan sin Cie. Itu
adalah suaranya sang kekasih siang-koan Kiauw
Hoan sin Cie hendak membalikkan badan tetapi mendadak didepannya sudah berdiri
menghadang seorang wanita, tetapi wanita itu bukanlah kekasihnya. Itu adalah wanita
berkerudung, yang potongan badannya mirip dengan potongan badannya siang-koan Kiauw.
"Hweethio masih mempunyai urusan apa yang perlu dibicarakan lagi dengan aku yang rendah?
Lekaslah bicara."

"Jangan ter-gesa2 pemilik Golok Maut yang mulia, lihat dulu ini. . . ."
Wanita berkerudung itu per-lahan2 menarik turun kerudung dimukanya. satu paras wanita yang
sangat cantik terlihat berdiri dihadapannya Hoan sin Cie. sungguh cantik dia.
Hoan sin Cie menjadi kesima. Badannya tanpa disadari mundur beberapa tindak Hampir saja ia
rubuh terjengkang ....
Siapa wanita cantik ituyang berdiri di-depan matanya? . . . Dia bukan lain.... adaiah si gadis
baju merah siang-koan Kiauw Kekasihnya Yo Cie Cong.
"Adik Kiauw .... Kau. . .Kau. . . .Kau . . . .Apa betul ini kau?" demikianlah serentetan kata2yang
tidak lampias, keluar dari mulutnya Hoan sin Cie.
Siang-koan Kiauw ber-senyum2 memikat,

Hoan sin Cie mengucak-ngucek matanya. Ia masih mengira bahwa ia sedang bermimpi. Tidak
Ia tidak mimpi Tidak salah. Wanita cantik yang ada dihadapannya itu memang benar adalah si
gadis baju merah siang-koan Kiauw. Itu adalah kejadian yang benar2 terjadi. Ia juga sekarang
sudah tersadar. Maka ia lantas lari menghampiri dan terus menubruknya serta memeluk pinggang
nya siang-koan Kiauw yang ceking langsing.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Siang-koan Kiauw biarkan Hoan sin Cie memeluk dan menciumi dirinya seperti yang
kerangsokan setan- Wajahnya sampai merah karena jengah. Hatinya berdebaran keras. ia
mencoba hendak melepaskan dirinya dari pelukan kekasihnya, tetapi sia-sia saja. . . .
Akhirnya Hoan sin Cie juga lantas sadar. ia tahu bahwa perbuatannya itu sudah melewati batas,
maka ia merasa jengah sendirinya.

Siang-koan Kiauw lantas berkata sambil menunjuk bibinya Cin Hong Lan, sekedar untuk
menghilangkan rasa jengahnya.
"Engko Cong, bibi Cin inilah penolong besarku. Hari itu ketika aku kecebur dan terumbang-
ambing dalam pecahan perahu, kebetulan sekali bibi Cin ini melihat aku, yang lalu menolongnya
dan kemudian membawa aku pulang ke Pek-soa-kiong. selanjutnya aku lantas dipungut anak oleh
ketua Pek-soa-kiong. Itulah sebabnya maka aku katakan bahwa aku adalah puterinya ketua Pek-
soa-kiong padamu tempo hari. Tahun lalu aku balik kembali kedaerah Tionggoan untuk mencari
keterangan tentang kematian ayahku. Dari orang2nya ayah yang masih setia padanya, aku
dapatkan keterangan jelas bahwa memang betul ayahku binasa ditangannya ibu tiriku CinBie Nio
itu Maka itulah pada malam harinya aku membunuh padanya. . . ."

Hoan sin Cie kini baru mengerti jelas sebab musababnya, maka semua rasa curiganya terhadap
diri nona dihadapannya ini kini lenyap seketika, lenyap tanpa bekas.
"Engko Cong, apa kau masih hendak pergi lagi ke Lam-hay untuk memenuni sumpahmu itu?"
demikian siang-koan Kiauw mengakhiri kata2nya sambil bersenyum manis. . . .
Hoan sin Cie hanya mengganda dengan ketawa, ketawa yang mengandung arti dalam, ketawa
yang penuh madunya asmara.
Siang-koan Kiauw lantas menghampiri ut-tie Kheng, sambil menggandeng tangannya nona Ut-
tie ia berkata pada Hoan sin Cie:
"Engko Cong, mari kita pergi ketaman bebelakang. Disana adikmu ini telah menyediakan sedikit
barang hidangan merayakan hari pertemuan dan kumpulnya kita kembali."
Ut-tie Kheng dengan wajah kemerahan memandang wajahnya Hoan sin Cie. sejenak kemudian
tundukkan kepalanya.

Hoan sin Cie hanya balas menatap padanya dengan ketawanya yang lebih mesra.
Kemudian mereka bertiga gandengan tangan dan ke-tawa2 berjalan menuju ketaman belakang.
Selanjutnya, didalam rimba persilatan ramai orang membicarakan seorang anak muda, jagoan
yang sukar menemui tandingan, bukan saja sudah berhasil gilang-gemilang dalam usahanya
menuntut balas bagi perguruannya, tetapi juga dengan sekali tepuk dapat dua hasil, sekaligus
dapat merebut hatinya dua wanita cantik jelita yang gagah perkasa pula. . . .

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai