Anda di halaman 1dari 10

MANUSIA SUCI BU ENG HU

By BBS

masing-masing, hanya Sam si tua saja yang tidur satu kamar dengan Lie
Yang.
Malam semakin larut dan sepi. Semua aktifitas di dalam penginapan ini
sudah selesai. Semua orang masuk ke kamar masing-masing untuk istirahat.
Hampir semua kamar sudah tidak bercahaya lagi, hanya ada beberapa
kamar saja yang masih terlihat sinar lilin remang-remang memancar keluar.
Salah satunya adalah kamar yang berada paling ujung di sebelah dertan
kanan. Kamar yang jaraknya hanya terpaut empat kamar dengan kamar Lie
Yang tampak bercahaya. Sepertinya orang yang ada di dalam itu belum
tidur. Di dalam kamar di bawah sinar lilin yang tampak remang-remang
terlihat dua orang laki-laki setengah umur dan seorang gadis memakai baju
berwarna merah. Gadis itu mempunyai wajah bulat telur, hidungnya
mancung dengan dua mata yang memancarkan sinar seindah bintang
kejora. Kulitnya yang kuning dan alisnya yang meliuk indah membuat orang
yang memandangnya akan menelan ludah beberapa kali. Apalagi bibirnya
yang mungil dan basah menantang akan membuat darah para lelaki
menjadi mendidih. Laki-laki dan gadis yang baru berumur enam belas tahun
yang tadi dilihat Lie Yang tampak sedang bercakap-cakap.
“Ayah, benarkah kabar angin bahwa Kim-liong Giok-ceng akan muncul
di Siauw-lim-sie?” tanya gadis berbaju merah itu.
“Pasti benar! Kabar yang dibawa oleh mata-mata yang kusebarkan tidak
mungkin meleset. She (Marga) Sun dari Kay Pang tidak mungkin berani
menyembunyikan Giok itu setelah mengetahui tujuan penyerbuan Ang-
hong-pay beberapa waktu yang lalu. Bisa dikatakan pasti ia akan membawa
Giok itu ke Siauw-lim-sie untuk diberikan kepada ketua Kay Pang pusat. Ah,
alangkah senangnya seandainya aku bisa melihat lagi Giok-ceng yang sudah
belasan tahun tidak terlihat itu!” kata si ayah kepada anaknya.
“Menurut ayah, apakah kemunculan Ang-hong-pay baru-baru ini ada
hubungan khusus dengan Giok-ceng ini?” tanya lagi si gadis berbaju merah
kepada ayahnya.
“Kemungkinan besar ada! Giok-ceng adalah lambang dari partai besar
Kim-liong-pay sejak ratusan tahun dan lambang dari kepemimpinan dunia
persilatan sejak ratusan tahun juga. Kemungkinan besar munculnya Ang-

Kim-liong-pay Ji-sian ( 3 ) Pelataran-28


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

hong-pay untuk merebut Giok-ceng adalah untuk menarik semua orang-


orang kang-ouw untuk mengakui kepemimpinannya.” Kata ayah gadis itu
pelan.
“Tidak hanya itu, kemungkinan besar Ang-hong-pay mempunyai
hubungan juga dengan Kim-liong-pay, karena pemimpin mereka bisa
memainkan jurus khas dari perguruan Kim-liong di Perkampungan Naga
Emas!” tiba-tiba terdengar suara orang menimpali perkataan laki-laki yang
ada di dalam.
Mendengar jawaban ini, anak dan ayah yang ada di dalam kamar tidak
menjadi kaget atau gugup. “Saudara yang ada di luar harap masuk! Tidak
baik menguping pembicaraan orang lain.” Kata si ayah itu menjawab
omongan orang di luar.
Si gadis beranjak dari tempat duduknya berjalan menuju jendela dan
membuka jendela kamarnya lebar-lebar. Baru saja dibuka, sesosok
bayangan sudah lewat dari jendela itu dan seorang laki-laki memakai
topeng emas berbentuk naga sudah berdiri di tengah-tengah kamar.
“Kau...kau siapa?” tanya si ayah kepada pendatang baru dengan agak
terkejut ketika melihat topeng emas itu.
“Hujan adalah anugerah terbesar dari Tuhan dan membawa petaka bagi
orang yang tidak bersyukur dan menentang kehendak Tuhan!” orang itu
berkata seperti membaca puisi.
“Angin berhembus bagaikan tidak terasa, padahal ia adalah nyawa.
Angin membawa petaka bagi orang yang tidak sayang kepada sesama!” si
ayah juga berkata seperti sedang membaca puisi.
“Hahaha... ternyata sicu Hong Hou-hoat (Saudara Gagah Pelindung
Hong/Angin) masih ingat dengan sajak ini? Padahal sudah belasan tahun
tidak bertugas lagi!” kata laki-laki bertopeng emas sambil tertawa senang.
Next Chapter: Kim-liong-pay Ji-sian ( 4 )

Kim-liong-pay Ji-sian ( 3 ) Pelataran-29


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

KIM-LIONG-PAY JI-SIAN ( 4 )
“Apakah munculnya sicu Uh Hou-hoat (Saudara gagah Pelindung
Uh/Hujan) sebab Giok-ceng? Dan bagaimana kehidupan sicu akhir-akhir ini,
baik-baik sajakah?” sambut Hong Hou-hoat.
Sebelum menjawab, Hong Hou-hoat mempersilahkan duduk kepada
temannya dengan isyarat tangan. Puteri dari Hong Hou-hoat sejak tadi
terheran-heran dan tidak mengerti apa yang mereka perbincangkan itu. Tapi
ia diam saja.
“Kehidupanku saat ini masih diliputi mimpi, entah kapan aku akan
bangun dari mimpi ini? Kedatanganku di sini memang berhubungan dengan
Giok-ceng yang katanya akan muncul di Siauw-lim-sie. Entah kapan kita
orang-orang tua ini akan hidup tentram setelah Kim-liong-pay hancur?
Apakah sicu pernah ditemui oleh Jit Fu-hoat (Penasehat Matahari)?”, tanya
Uh Hou-hoat.
“Benar sekali! Bukannya Jit Fu-hoat sudah tewas setelah terjadi petaka di
Perkampungan Naga Emas belasan tahun lalu? Ada apakah sicu
menanyakan hal ini?.”
“Jit Fu-hoat masih hidup, bahkan sempat menemuiku dan memberi
perintah rahasia. Ah, mungkin waktu itu dia tidak sempat lagi menemui
Hong Hou-hoat untuk menyampaikan perintah itu!”
“Perintah apakah yang diturunkan oleh Jit Fu-hoat kepada kita?” tanya
Hong Hou-hoat.
Uh Hou-hoat melirik sebentar ke arah puteri Hong Hou-hoat sebelum
menjawab pertanyaan Hong Hou-hoat. Sepertinya perintah yang akan
disampaikan sangat rahasia sehingga bagi orang luar tidak boleh
mendengarkannya.
“Uh Hou-hoat jangan khawatir, dia puteri tunggalku. Pasti bisa menjaga
rahasia kita, lagian ia bisa dikatakan sebagai anak murid Kim-liong-pay,
walaupun tidak resmi.” Kata Hong Hou-hoat yang paham terhadap maksud
lirikan rekannya.

Kim-liong-pay Ji-sian ( 4 ) Pelataran-30


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

“Bukan itu maksudku. Aku hanya merasa heran, gadis sekecil dan
semanis ini sudah mempunyai nama besar di dunia kang-ouw! Nama Ang-i-
sianli (Dewi bebaju Merah) tidak berlebihan setelah melihat orangnya yang
sedemikian cantik dan manisnya.” jawab Uh Hou-hoat sambil manggut-
manggut.
“Ah, ternyata mata Uh Hou-hoat sangat tajam. Aneh, kalau Uh Hou-hoat
sudah tahu tentang puteriku, berarti tahu juga tentang keadaanku?” tanya
Hong Hou-hoat heran.
Memang partai yang paling rahasia dan aneh adalah Kim-liong-pay,
partai ini mempunyai dua pelindung yang bekerja di luar. Dua pelindung ini
memiliki kepandaian yang sudah sangat hebat dan bekerja sebagai
pelindung dan utusan perdamaian dari Kim-liong-pay yang ada di lereng
Thai-san. Walaupun dua pelindung ini selalu bekerja sama atau kadang-
kadang memilki pekerjaan yang berbeda, namun dua pelindung ini tidak
pernah saling mengenal antara satu dengan lainnya. Mereka hanya
mengenal tanda pengenal masing-masing sebagai pelindung Angin dan
Hujan dari Kim-liong-pay. Tanda pengenal inipun hanya diketahui oleh
ketua Kim-liong-pay. Selain ketua Kim-liong-pay, lainnya tidak mengetahui.
Makanya tidak heran ketika terjadi mala petaka terhadap Kim-liong-pay,
mereka tidak bisa bersatu untuk membantu atau menuntut balas terhadap
mereka yang telah melakukan pembantaian di Perkampungan Naga Emas.
Makanya Hong Hou-hoat sampai heran mendengar pengakuan Uh
Hou-hoat yang tahu tentang keadaan puterinya dan kalau sudah tahu
tentang puterinya, kemungkinan ia tahu siapa ayahnya. Lebih aneh lagi
sebenarnya bagaimana Jit Fu-hoat bisa mengetahui jati diri dari Uh Hou-
hoat, bahkan dapat memerintahkannya. Padahal yang bisa memerintah Dua
Pelindung dari Kim-liong-pay hanya ketuanya saja, itupun harus membawa
Giok-ceng sebagai lambang ketua dan perintah terhadap bawahannya.
Mereka memang sering bertugas sebagai utusan perdamaian dari Kim-
liong-pay terhadap permasalahan-permasalahan dunia kang-ouw. Belasan
tahun yang lalu nama mereka sebagai Kim-liong-pay Ji-sian (Dua Dewa dari
Partai Naga Emas) sangat dihormati dan disegani oleh orang-orang kang-
ouw. Ilmu dua orang inipun hanya selisih sedikit saja dengan ketuanya,

Kim-liong-pay Ji-sian ( 4 ) Pelataran-31


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

makanya tidak heran jika mereka bisa malang melintang hebat di dunia
kang-ouw.
“Siapa yang dapat menyangka kalau Yang Lu pangcu dari Pek-eng-pay
(Partai Elang Putih) dengan julukan Ban-li-hui-eng (Si Elang Terbang
Berlaksa Li) adalah Hong Hou-hoat dari Kim-liong-pay yang telah hancur.
Sedangkan puterinya Yang Kwat Lin dengan julukan Ang-i-sianli (Dewi
Berbaju Merah) adalah seorang puteri dari ketua partai besar Pek-eng-pay!
Sebenarnya akupun tidak akan tahu kalau tidak diberi tahu oleh Jit Fu-hoat
dan selanjutnya selalu memperhatikan sepak terjang kalian.” Kata Uh Hou-
hoat mengusir penasaran di hati Yang-pangcu.
“Aku ingin tahu sesuatu, bagaimanakah Jit Fu-hoat tahu identitasku dan
bisa memerintah Uh Hou-hoat dan diriku?” tanya Yang-pangcu yang
agaknya bertambah bingung.
“Kenapa harus heran kalau ia membawa Giok-ceng dan memerintah
dengan menggunakan Giok itu?”
“Bagaimana ia bisa membawa dan mendapatkan Giok-ceng? Dan
sekarang Giok-ceng muncul tanpa pemegangnya!”
“Wah, sepertinya aku harus menceritakan semuanya dari awal kepada
Hong Hou-hoat! Secara singkat saja, setelah terjadi pembantaian di
Perkampungan Naga Emas belasan tahun yang lalu, yang dapat meloloskan
diri dari perkampungan itu hanya Jit Fu-hoat seorang. Dia diselamatkan oleh
Giok Kong kakek dari mendiang pangcu Giok Bu yang keluar dari
pertapaannya setelah melihat pembantaian-pembantaian itu. Setelah
menyelamatkannya, kakek Giok Kong memberikan Giok-ceng kepadanya
untuk menemuiku dengan membawa perintah rahasia darinya. Setelah
selesai memberi perintah, Jit Fu-hoat pergi dan tidak pernah menampakkan
diri lagi hingga saat ini. Baru beberapa minggu yang lalu aku mendengar
tentang munculnya Giok-ceng yang dijadikan perebutan oleh orang-orang
kang-ouw. Sebelumnya memang diriku mendapatkan surat darinya untuk
mencari Hong Hou-hoat dan menjelaskan semuanya. Ia juga
memerintahkan kepada kita supaya tidak ikut merebutkan Giok-ceng yang
saat ini berada pada Sun kay. Apakah sedikit penjelasanku ini dapat

Kim-liong-pay Ji-sian ( 4 ) Pelataran-32


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

membuat Hong Hou-hoat mengerti?” tanya Uh Hou-hoat setelah selesai


bercerita.
“Cukup jelas cerita Uh Hou-hoat, namun masih ada beberapa persoalan
yang masih kurang jelas. Seperti kenapa Jit Fu-hoat melarang kita ikut
merebutkan Giok-ceng yang sekarang berada di tangan Sun Kay? Dan
apakah setelah memberi perintah itu Jit Fu-hoat tidak pernah menjelaskan
apapun lagi?”
“Sejak memberi perintah itu, Jit Fu-hoat disamping tidak pernah
menampakkan diri lagi, juga tidak menjelaskan secara mendetail tentang
siapa pelaku pembantaian atau apa yang akan ia lakukan. Namun ada
kemungkinan ia sedang melaksanakan perintah kakek Giok Kong yang
lainnya. Kita hanya bisa menunggu, pasti suatu saat ia akan datang
menemui kita! Masalah ia memberi perintah supaya kita tidak ikut
melibatkan diri dalam perebutan Gik-ceng itupun belum jelas, namun
menurut perkiraanku di balik perintah ini pasti ada sesuatu maksud.
Walaupun kita tidak diperbolehkan melibatkan dalam perebutan, namun
kita diperintahkan juga untuk selalu memperhatikan siapa sajakah yang ikut
terlibat dalam perebutan Giok-ceng. Lebih-lebih Ang-hong-pay yang
pertama kali mendengar tentang adanya Giok-ceng.”
“Sungguh memusingkan perintah kali ini! Apakah ada perintah lainnya
untukku?”
“Jit Fu-hoat hanya memberi perintah kepada Hong Hou-hoat supaya
tidak ikut merebut Giok-ceng dan lebih memperhatikan Ang-hong-pay,
karena Hong Houh-hoat mempunyai banyak anggota. Sedangkan aku
mempunyai pekerjaan lainnya. Suatu saat kalau ada apa-apa aku akan
datang ke Ho-nan.”
“Oh ya, ada lagi yang ingin kukatakan sebelum pergi. Ini adalah
permintaan dariku sendiri, bukan perintah dari Ji Fu-hoat. Kalau boleh, saat
ini aku ingin melamar puteri Hong Hou-hoat untuk putera mendiang Giok
Bu pangcu!”
“Apa putera mendiang Giok-pangcu selamat juga dalam peritiwa
pembantaian itu?” tanya Yang pangcu kaget sekaligus senang mendengar
kabar ini.

Kim-liong-pay Ji-sian ( 4 ) Pelataran-33


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

“Putera mendiang Giok-pangcu berhasil diselamatkan kakek buyutnya


waktu terjadi peritiwa itu dan tugasku adalah menjaga dan melindunginya.
Sudah waktunya ia mendapatkan jodoh yang pas dan aku bisa melihat
bahwa nona Yang Kwat Lin adalah perempuan yang cocok dengan Giok-
kongcu!”
“Hahaha... aku sendiri akan senang sekali kalau dapat mempunya mantu
dari keturunan para naga dari Thai-san. Namun biarlah waktu yang akan
menjawab apakah mereka berdua berjodoh apa tidak. Masalah seperti ini
sangat sulit untuk menentukannya, karena selain masalah ini bersangkut
paut dengan dua orang dan Lin-ji masih terlalu muda, juga berhubungan
dengan CINTA! Apa artinya perjodohan atau ikatan suami istri tanpa jalinan
kasih sayang dan cinta antara keduanya. Lagian aku belum pernah melihat
bagaimana tampang Giok-kongcu, apakah segagah dan seganteng
mendiang ayahnya!”
Mereka lalu tertawa terbahak-bahak. Bukan karena saking senangnya
membicarakan masalah, tapi karena mereka melihat wajah Yang Kwat Lin
tiba-tiba saja menjadi merah karena malu dan jengah. Ia bahkan
menundukkan muka ketika ayahnya melihatnya.
Sungguh sial bagi anak ini yang tanpa sengaja mendengarkan urusan
perjodohannya pas dihadapannya. Biasanya Kwat Lin banyak omongnya dan
termasuk gadis yang cerdik banyak akalnya, namun kali ini ia benar-benar
tidak bisa ngomong dihadapan ayah dan Uh Hou-hoat.
Sepertinya manusia bertopeng yang ada dihadapannya menimbulkan
kewibawaan yang sangat besar, hingga ia tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Sejak tadi ia hanya diam ikut mendengarkan pembicaraan ayahnya dengan
orang yang memakai topeng emas ini. Berkali-kali ia merasa terkejut
mendengar bahwa ayahnya adalah salah satu Pelindung Kim-liong-pay yang
belasan tahun lalu sangat tersohor namanya. Padahal sejak kecil sampai
besar, ia hanya tahu bahwa ayahnya adalah pemimpin Pek-eng-pay dan
sebagai anak murid dari Kim-liong-pay saja. Tidak ada sama sekali di dalam
otaknya membayangkan ayahnya adalah seorang Pelindung.
Next Chapter: Kim-liong-pay Ji-sian ( 5 )

Kim-liong-pay Ji-sian ( 4 ) Pelataran-34


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

KIM-LIONG-PAY JI-SIAN ( 5 )
“Paman Uh Hou-hoat tidak adil!” katanya tiba-tiba dengan
memonyongkan bibirnya.
“Apa yang tidak adil, Lin-ji?” tanya ayahnya heran melihat kelakuan
anaknya ini.
“Habis ia tahu tentang keadaan ayah dan diriku, sedangkan kita tidak
tahu sama sekali tentang dirinya, bahkan wajahnya saja ditutup topeng
emas. Apakah ini bisa dinamakan adil? Terus ditambah bicara seenaknya
tentang masalah yang berhubungan denganku, tanpa meminta
persetujuanku dulu!” perkataan ini disambut gela tawa oleh kedua orang
tua.
“Baiklah! Biar aku tidak dikatakan sebagai manusia yang tidak adil dan
tahu diri, aku akan meminta persetujuanmu. Apakah kamu mau menikah
dengan Giok-kongcu?” kata Uh Hou-hoat disela tertawanya.
“Mana yang bisa menerima lamaran seperti ini? Aku sendiri tidak tahu
bagaimana orangnya, apakah ia seorang pemuda yang tampan, baik hati,
kaya, pandai silat apa tidak, aku kan tidak tahu. Bagaimana aku bisa
berdampingan dengan seorang yang belum pernah kukenal kepribadiannya,
bahkan melihatpun belum.” Kata Kwat Lin yang mulai berkicau seperti
burung tidak henti-henti.
“Ah, bagaimana ada seorang gadis sekecil ini bisa berbicara seperti
nenek-nenek yang sudah kenyang garam kehidupan! Cocok sekali watakmu
ini dengan Giok-kongcu! Aku yakin nanti kamu akan suka jika melihat
kongcu!”
“Dimanakah sekarang Giok-kongcu berada Uh Hou-hoat?”, tanya Yang
pangcu sebelum puterinya berbicara lagi.
“Mungkin nanti di Siauw-lim-sie kalian akan bisa melihatnya!”
“Bagaimana kami bisa mengenalnya, kalau wajahnya saja belum pernah
kami lihat?”, kali ini Kwat Lin menimbrung lagi dengan pertanyaan.
“Ah, betul juga katamu nona manis! Terpaksa aku akan membuka
topengku supaya kalian tidak mengatakan bahwa aku bukan orang yang

Kim-liong-pay Ji-sian ( 5 ) Pelataran-35


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

adil dan dapat mengetahui di mana Giok-kongcu berada. Namun ada satu
syarat yang harus kalian taati untuk dapat melihat wajah asliku dan Giok-
kongcu, apakah kalian mau menerima syaratku?”
“Lihat dulu apa syaratnya, kalau syaratnya menguntungkan kami mau,
namun kalau syarat itu merugikan, kami akan menolaknya!” jawab Kwat Lin
sambil senyum-senyum.
Uh Hou-hoat menjadi kagum atas kecerdasan dan kecerdikan Kwat Lin,
nyatanya tidak saja parasnya yang cantik molek menggetarkan hati, namun
kegagahan, kecerdikan, dan mulutnya yang nakal membuatnya terkagum-
kagum. Senang sekali andai ia bisa mempersatukan Kwat Lin dengan Giok-
kongcu yang bisa dikatakan mempunyai sifat yang sama.
“Syaratnya adalah kalau kalian bertemu denganku dan Giok-kongcu
tidak boleh memperlihatkan bahwa kalian kenal dengan kami, kecuali Giok-
kongcu memperkenalkan diri sendiri atau mau berkenalan dengan kalian.
Ketika di Siauw-lim-sie nanti, kami akan memakai nama samaran, kalian
harus memanggil kami sesuai nama samaran itu!”
Setelah menjelaskan syaratnya dan disetujui oleh Kwat Lin dan Yang-
pangcu, lalu Uh Hou-hoat membuka pelan-pelan topeng emasnya. Setelah
dibuka, lalu ditutup kembali.
“Apakah benar itu wajah paman yang sebenarnya?” tanya Kwat Lin ingin
tahu.
“Benar! Kalau kalian melihatku di Siauw-lim-sie, kalian harus pura-pura
tidak kenal, kecuali kalian bisa berkenalan dengan Giok-kongcu sendiri. Kali
ini aku sendiri yang mengiring perjalanannya ke Siauw-lim-sie. Sepertinya
pertemuan kita kali ini cukup di sini saja, semoga kita bisa bertemu lagi di
gunung Siong-san nanti!”
Setelah berbicara ia lalu berdiri dan meloncat keluar kamar lewat
jendela. Uh Hou-hoat tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk
berbicara lagi.
“Ayah, apakah mendiang Giok-pangcu mempunyai wajah yang
tampan?” tiba-tiba saja Kwat Lin bertanya mengagetkan ayahnya.

Kim-liong-pay Ji-sian ( 5 ) Pelataran-36


MANUSIA SUCI BU ENG HU
By BBS

“Mendiang Giok-pangcu memang sangat tampan dan gagah, konon


katanya nenek moyangnya berasal dari Persia. Badannya yang besar tegap
dan gagah perkasa bisa dikatakan mendapatkan turunan dari Persia,
sedangkan kulitnya yang putih halus mendapatkan darah dari China.
Pokoknya dari tubuhnya terlihat benar kewibawaannya. Kalau memang
benar Giok-kongcu yang dimaksud Uh Hou-hoat adalah putera
kandungnya, kemungkinan besar tidak akan jauh dari mendiang ayahnya.
Bukankah buah jatuh tidak akan jauh-jauh dari pohonnya?” jawab Yang-
pangcu sepertinya bisa meraba isi hati anaknya.
“Hm, masak seperti itu. Bukankah aku anak ayah, kenapa begitu beda?
Ayah begitu jelek bisa mempunyai puteri yang begitu cantik sepertiku.” Kata
Kwat Lin mencoba menggoda ayahnya.
“Wah, dasar anak nakal! Anak macam apa ini berani mengejek dan
menghina ayah sendiri. Ini malah membuatku senang, coba kalau kamu
mirip ayah, entah bagaimana jadinya dengan wajahmu itu. Untung saja
engkau lebih banyak mewarisi sifat mendiang ibumu!”
Setelah berkata demikian, tiba-tiba wajah Yang-pangcu menjadi buram.
“Ayah, maafkan aku yang telah mengingatkan kepada mendiang ibu.
Bukan ayah saja yang rindu kepadanya, namun aku juga lebih rindu lagi!”.
Setelah berkata Kwat Lin memeluk ayahnya dan menangis di dada ayahnya
mengingat ibunya yang baru meninggal setahun yang lalu karena sakit.
Suasana kamar itu dalam sekejab telah terasa sempit akibat hati yang terlalu
sedih. Kamar itupun menjadi sepi dan sejam kemudian lilin padam. Kamar
semakin sepi, termasuk suasana penginapan yang ikut sepi. Semua kamar
terlihat gelap tanpa penerang, menandakan orangnya sudah tertidur
nyenyak.
Next Chapter: Perebutan Giok-ceng ( 1 )

Kim-liong-pay Ji-sian ( 5 ) Pelataran-37

Anda mungkin juga menyukai