Anda di halaman 1dari 10

P A H L A W A N D A N K A I S A R (Ing Siung He Zhao Kuang Yin)

Oleh Zhang

Fu

()
Pahlawan dan Kaisar adalah cerita silat karya Zhang Fu yang mengambil latar
dari Dinasti Sung. Beberapa karakter disini adalah karakter asli yang bisa dibuktikan
lewat sejarah. Novel cerita silat ini mengisahkan Xia Jieji ,seorang pemuda yang
berjiwa kebenaran yang tinggi. Namun seiring dengan pergumulan masalah yang
banyak. Dia memutuskan untuk mengubah cara hidupnya. Dari seorang sastrawan
dan detektif terkenal di kota Changsha menjadi Pendekar yang tanpa tanding pada
zamannya.
Selamat menikmati !
**********************************

PPRRO
OLLO
OG
G
Sebelum China disatukan kembali oleh Zhao Kuangyin. China terbagi menjadi 5 Dinasti dan 10
kerajaan. Di antara kelima dinasti yaitu : Liang akhir, Tang Akhir, Jin Akhir, Zhou Akhir, dan Han
Akhir.
10 Kerajaan lainnya adalah : Wuyue, Min(Yin), Jing Nan (Nan Ping), Chu, Wu, Han Selatan,Tang
selatan, Han Utara, QianShu, Shu Akhir.
Selain itu, masih terdapat Kerajaan Liao. Masa ini adalah masa yang paling banyak kerajaan muncul.
Kerajaan ini saling bergumul satu sama lainnya dengan periode waktu sekitar tahun 907-960
Masehi.
Karya aslinya oleh Zhang Fu. Seorang penulis yang berasal dari Shanghai. Zhang Fu menurut kakek
saya, adalah seorang militer zaman perang dunia ke II, namun mengundurkan diri. Karena tertarik
akan hal-hal berbau misteri. Dia mengarang cerita silat yang berbau detektif ini. Karyanya yang
lainnya adalah Penantian tanpa ujung di Lembah Gunung Hua. Karya ini bukanlah karya silat.
namun karya Detektif pada zaman Dinasti Ming.
Kebetulan pengarang sendiri punya hubungan teman dengan Kakek saya. Zhang Fu, tidak diketahui
pasti tahun kelahirannya. Namun, bisa dipastikan tahun meninggalnya adalah 1987. Saya sangat
tertarik dengan bacaan silat yang berbau detektif seperti "Pahlawan dan Kaisar". Oleh karena itu,
Prolog
Pahlawan |1

P A H L A W A N D A N K A I S A R (Ing Siung He Zhao Kuang Yin)


Oleh Zhang

Fu

saya meminta Bapak saya untuk menterjemahkannya ke dalam bahasa Indo, supaya saya mampu
mengkonversikannya dalam Elektronik. Ini juga untuk memperingati 20 Tahun meninggalnya teman
kakek saya, Zhang Fu.
Buku ini terdiri dari 20 jilid, dan masing masing dari buku terdapat 3 bab. Namun karena kolom
mengisi bab di Indozone ini terbatas, Maka sebenarnya BAB di Indozone kebanyakan saya pisah dari
1 BAB menjadi 2 bab di sini. Tentu Judulnya dikarang oleh saya sendiri.
Judul buku aslinya dalam Bahasa Mandarin Ing Siung He Zhao Kuang Yin".
Karena Bapak saya sendiri membaca bukunya dalam bahasa Mandarin. Nama-Nama tokoh, tempat
dan lainnya tidak saya ubah menjadi Hokkien. Ini disebabkan karena saya sendiri tidak ahli
menterjemahkannya dalam bahasa Hokkien. Dan bahasa dari buku tetap dalam bahasa aslinya yaitu
Mandarin. Bahasa Mandarin yang dipakai di Indozone adalah Bahasa Mandarin yang beraksara
ROMAN. Selain itu, banyak petunjuk kasus yang memakai Aksara Mandarin. Jika dikonversikan ke
Hokkien terasa jauh lebih susah.

BBA
ABB II:: G
GA
AD
DIISS CCA
AN
NTTIIKK N
NA
AN
N CCEERRD
DA
ASS
Tahun 962 Masehi, atau 2 tahun setelah Zhao kuangyin mendirikan Dinasti Sung.
Di sebuah Wisma mewah keluarga Yuan, tampak beberapa pemuda yang mengenakan pakaian
kebangsawanan duduk di ruang tamu untuk menunggu.
Diantaranya adalah pangeran Zheng, Huang, Lie dan Xia. Serta beberapa bangsawan dari
keluarga Zhao, Wang, Lu, dan Han. Semua pemuda ini dilayani dengan sangat cermat oleh pelayan
keluarga Yuan. Dan semuanya seperti duduk dengan tidak sabaran lagi kecuali seorang pemuda
yang dengan tinggi badan hampir 6 kaki,berusia sekitar 20 tahun. Pemuda ini asyik minum teh yang
disuguhkan sambil tersenyum, dengan wajah putih dan pakaian bangsawan, dia makin mirip dewa
saja.
Setelah menunggu beberapa saat, nampak muncul seorang setengah baya yang tegap dan
berkata, Kepada semua pangeran dan bangsawan yang terhormat, maaf telah membiarkan anda
menunggu lama. Tetapi puteri Yuan Xufen tidak bersedia menerima para tamu. Jadi mohon untuk
meninggalkan tempat ini dengan sesegera mungkin.
Pangeran yang berada di sana tentu sangat emosi mendengar apa yang barusan dikatakan oleh
pelayan tadi.
Sebagian bahkan berteriak dengan marah, "Apa yang dipikirkan puteri sombong itu? Apa
mentang-mentang karena dia cantik luar biasa, kita para pria ini dibodohin?"
Pria yang lain dari belakang pria ini juga berteriak hal yang sama.

BAB I: GADIS CANTIK NAN CERDAS


Pahlawan |2

P A H L A W A N D A N K A I S A R (Ing Siung He Zhao Kuang Yin)


Oleh Zhang

Fu

Namun mereka tidak berani bertindak macam-macam. Setelah mengumpat, mereka kemudian
meninggalkan ruang tamu.
Pria yang berjalan paling belakang dengan santai dan senyum penuh arti sampai para pelayan
dibuatnya bingung. Semua pangeran dan bangsawan langsung meninggalkan tempat. Sementara
pria ini malah tidak meninggalkan tempat itu sesegera. Lalu dia berkata, Bisakah anda
menunjukkan dimana kamar kecil? karena saya sendiri tadi terlalu banyak minum teh.
Pelayan tegap tadi segera menunjukkan tempat. Pria itu langsung menuju ke kamar kecil.
Sambil berjalan pelan dia berpikir, Ah, kakak I selalu membawa masalah seperti ini kepadaku.
Kenapa harus aku? Sementara kakak malah mengerjakan tugas kenegeraan untuk meminta
bersekutu dengan Han utara. Saya sendiri malah disuruh melamar Puteri Xufen itu. Ini adalah
kedatanganan ku yang ketiga kalinya, tiap hari juga diusir. Tetapi setelah melihat wajah para
pangeran lainnya, Aku merasa sangat geli..Ha Ha.. Padahal sudah pasti puteri itu bukan secantik
yang diduga. Lagian mentang-mentang keluarga Yuan adalah keluarga yang banyak melepas budi
pada kaisar, maka mereka juga bersikap agung-agungan begitu.
Setelah berjalan beberapa blok, pemuda ini berniat pamitan dengan pelayan yang tadi. Tiba di
ruang tamu, ternyata pelayan yang tadi sudah tidak ada ditempat lagi. Melainkan seorang wanita
seakan jongkok di bawah kursi tamu tadi.
"Nona kecil, sedang apa nona disana?, tanya pemuda tadi.
Tidak kalah terkejutnya, si nona berpaling.
Rupanya nona rumah ini cantiknya sangat luar biasa, kalau pada zaman dulu Tufu membuat
puisi bunga nan indah. Semua puisi itu seakan tidak ada bandingnya dengan kecantikan si nona.
Seakan marah dan terkejut nona ini berkata, Anda sendiri siapa? Kenapa ada di ruangan ini?
Bukankah anda sudah disuruh untuk meninggalkan tempat ini?"
Pemuda itu menjawab, Saya bernama JieJi, saya berasal dari Keluarga Xia yang hari ini datang
untuk melamar.
Si nona tadi menjawab, Keluarga Xia yang melamar seharusnya bernama WenLun. Kenapa
malah jadi JieJi? Saya rasa anda ingin menipu, bukan begitu? Atau Wenlun tidak datang, dan
menyuruh anda sebagai adiknya yang menggantikannya?"
Jieji terkejut mendengar pernyataan nona cantik ini. Dan berkata, Banyak orang mengatakan,
di kota ChangSha yang paling sempurna baik kepintaran, kecantikan dan ilmu kungfu adalah nona
yang bernama Yuan Xufen. Maaf Nona, tetapi apa yang ingin saya katakan sudah tertebak olehmu.
Nona tadi tersenyum manis.

BAB I: GADIS CANTIK NAN CERDAS


Pahlawan |3

P A H L A W A N D A N K A I S A R (Ing Siung He Zhao Kuang Yin)


Oleh Zhang

Fu

Kali ini Jieji dibikin terkejut, karena nona yang tadi dalam perawakan marah saja sudah luar
biasa cantiknya. Apalagi nona ini tersenyum kepadanya. Mungkin tanpa terasa seperti Jieji sudah
jatuh cinta kepada nona cantik tersebut.
"Aku tahu, Wenlun adalah tipe orang yang bagaimana. Jadi bisa kupastikan kamu bukanlah dia.
Wenlun juga anak I dari Keluarga Xia. Jadi bisa kupastikan anda adalah adiknya, rinci Xufen dengan
penuh kepastian.
"Betul, saya bernama Xia Jieji. Saya adalah adik ke 5-nya. Sekarang kakak sedang melakukan
tugas kenegaraan untuk pergi ke Han utara, kata Jieji, Oya, boleh saya tahu kenapa nona tadi
jongkok di bawah kursi tamu?"
"Aku sedang memeriksa kesabaran tiap pria yang melamarku. Hanya itu saja, jawab Xufen.
Jieji dibikin bingung oleh nona nan cerdas ini, namun dia sangat tertarik.
Lantas dia berkata, Apa hubungan dengan kursi dibawah ini dan kesabaran yah kalau boleh
saya tahu.
Si nona tersenyum kembali dan berkata, Baiklah, karena saya rasa kamu bukan orang tipe
serius yang melamarku. Akan kukatakan. Lihat jejak kaki dibawah kursi ini. Semua orang memakai
jenis sepatu yang berbeda, kan. Kebetulan tadi siang sebelum kalian datang, masih hujan deras.
Sehingga jejak kaki kalian jelas disana. Hanya 1 jejak kaki yang setelah masuk dan duduk dan tidak
berpindah. Tentu itu jejak kaki anda sendiri.
Baru si nona ingin melanjutkan kata-katanya, Jieji menyela, Oh,jadi begitu yah? Ha Ha... Jejak
kaki yang tertinggal banyak di tempat duduknya adalah jenis orang tidak sabar. Sedang dari tadi
setelah sampai tujuanku cuman diusir. Pantas nona berusaha menahan kita dengan sengaja
berlama-lama, dengan tujuan supaya ketika kita keluar, sepatu sudah kering, begitu kan?"
"Pintar... kata si nona dengan senyuman manis.
"Apa nona sendiri tidak tertarik dijodohkan seperti ini?, tanya Jieji.
"Bukan begitu, ini karena saya harus memilih dengan betul dan cocok. Aku sendiri tentu sangat
mendengar perkataan orang tua untuk memilih salah satu diantara semua yang disini. Ini
dikarenakan usiaku untuk seorang perempuan tidak begitu muda lagi, kata Xufen.
"Emang usia nona sendiri berapa tahun?"
"25 tahun. Usia seorang wanita menikah kan 17 tahun, orangtua ku sudah memaksaku untuk
memilih.
"Wah.. Berarti anda lebih tua dariku sekitar 5 tahun. Lain kali kalau ketemu, saya mesti panggil
kakak ya, kata Jieji.
"Tidak perlu kok, panggil Xufen saja.
BAB I: GADIS CANTIK NAN CERDAS
Pahlawan |4

P A H L A W A N D A N K A I S A R (Ing Siung He Zhao Kuang Yin)


Oleh Zhang

Fu

"Tidak bisa begitu, bagaimanapun kata kakak lebih sopan dari nama.
"Jadi anda sendiri adalah detektif yang telah memecahkan beberapa kasus dalam 2 tahun
terakhir ini?, kembali Xufen bertanya.
Baru selesai si nona bertanya pada Jieji, seorang tua yang setengah baya masuk ke ruang tamu
tadi. Dengan agak kasar dia mengusir Jieji.
Setelah pamitan dengan cepat dengan Nona tadi dan orang tua tersebut, dia berjalan keluar
dan meninggalkan Wisma.
Jieji dari Wisma Yuan langsung menuju pulang ke rumahnya.
Dari jauh dia melihat lumayan banyak orang berkerumunan di depan rumahnya. Dengan agak
tergesa gesa Jieji langsung menuju kerumunan ini.

BBA
ABB IIII:: M
MU
UN
NCCU
ULLN
NYYA
A JJA
AG
GO
O SSIILLA
ATT
Diantara beberapa orang, terdapat orang berpakaian biksu, serta yang lainnya pakaian yang
merupakan pakaian para kaum persilatan. Semua rata rata mengganjalkan pedang, golok di
pinggangnya. Mereka kelihatan cukup angker
Terdengar pulak mereka berteriak, Dimana Raja Xia? Cepat keluar? Serahkan kitab Ilmu
pemusnah Raga. Atau kuhancurkan bangunan ini.
Raja Xia yang dimaksud adalah Xia RuJian, atau adalah ayahnya Jieji.
Rujian mendapat gelar raja setelah menjadi penasehat Zhao kuangyin untuk menyatukan China
di bawah bendera Zhou pada mulanya. Di antara banyak orang berjasa, Xia Rujian juga mendapat
balas jasa yang setimpal. Dia bukan hanya seorang penasehat yang hebat, dia juga berasal dari
Dunia JiangHu. Jurus kungfunya yang paling terkenal adalah 7 Jurus pedang Ayunan dewa. Sedang
Rujian sendiri hanya menguasai 4 jurus, namun namanya sudah sangat kesohor di Jianghu. Dan
menempati 5 besar kungfu terhebat saat itu menurut si kamus kungfu Yan Jiao.
Ada juga pernak pernik serta gosip dunia persilatan yang menyatakan kalau jurus kungfu ini
sebenarnya berasal dari Ilmu pemusnah raga. Ilmu pemusnah raga sendiri adalah ilmu yang sangat
aneh dan tidak pernah ada orang yang pernah menyaksikannya. Namun 15 tahun lalu, sebagian
gosip menyatakan bahwa adanya ilmu nomor 1 di jagad persilatan. Dan entah atas dasar apa para
kaum persilatan ini menyatakan kalau jurus pedang Ayunan dewa adalah salah satu ilmu dari Kitab
pemusnah raga.
Melihat hal begitu, Jieji sendiri juga kebingungan. Soalnya dia bukanlah tipe pesilat. Semenjak
kecil, Jieji cuman belajar beberapa dasar dari ilmu silat. Menurutnya kekerasan tidak dapat
menyelesaikan sebuah masalah, malah akan menimbulkan masalah baru. Ayahnya Xia Rujian selalu
BAB II: MUNCULNYA JAGO SILAT
Pahlawan |5

P A H L A W A N D A N K A I S A R (Ing Siung He Zhao Kuang Yin)


Oleh Zhang

Fu

mendidik 6 puteranya untuk belajar silat untuk kelak sebagai pegangan diri. Di antara 4 kakak, dan 1
adiknya semuanya termasuk jago ilmu pedang. Melainkan Jieji, yang cuman belajar teori ilmu
pedang, tetapi tidak pernah sekalipun dia mempraktekkannya. Namun diantara putera puteranya,
Rujian paling menyayanginya. Disebabkan diantara para puteranya, Jieji adalah yang paling pintar,
dan jago mengingat. Dia menurunkan semua teori silat pedang ayunan dewa lengkap 7 jurus
kepada Jieji,meskipun Rujian hanya menguasai 4 jurus. Tetapi jurus jurus ini tidak pernah
dilatihankan Jieji.
Karena situasi di depan kediaman raja Xia sedang kacau. Jieji mencoba menghampiri para
pesilat tersebut.
"Tuan-tuan, ada apa kalian berada di sini?"
Pesilat yang nampak berotot besar dan tingginya 6 kaki lebih bertanya, Siapa kau? Kenapa ikut
campur urusan kita?"
"Saya cuma orang yang lewat di sini. Numpang tanya, ada apa anda sekalian berdiri dan
berteriak di depan kediaman raja Xia?"
"Amitabha, kami disini ingin menuntut dikembalikannya Buku ilmu pemusnah raga yang sudah
membahayakan dunia persilatan bertahun-tahun, kata seorang Biksu.
"Buku Ilmu pemusnah raga? Apa hubungannya dengan Raja Xia?, tanya Jieji kembali.
"Ada masalah yang engkau tidak tahu, nak.. Dalam buku ilmu ini, terdapat ilmu racun yang
ganas luar biasa.. Kedua Siau Di-ku pernah dibunuh dengan racun ini sekitar 15 tahun yang lalu.
Ketika berada di Kaifeng, saya mendengar kalau ilmu pedang ayunan dewa sebenarnya adalah salah
satu jurus mematikan dari Ilmu pemusnah raga, jawab Biksu tadi.
"Mohon maaf biksu tua, boleh saya tahu nama anda? Dan dari mana anda berasal?"
"Amitabha, nama biksu saya adalah Ru Chen. Saya adalah biksu dari Kuil Quan An di Xuchang.
"Oh, rupanya biksu Ruchen. Mohon maaf saya lancang. Tetapi setahuku, ilmu pedang ayunan
dewa sama sekali tidak ada hubungannya dengan Ilmu pemusnah raga. Karena ilmu ini adalah ilmu
turunan dari keluarga Xia, kata Jieji.
Pernyataan Jieji sungguh tidak menggembirakan para pesilat lainnya.
"Kau cuman seorang anak kecil, kau tahu apa? Semua orang disini sangat tidak puas dengan
adanya ilmu ini beredar lagi di dunia persilatan"
Kata seorang pesilat yang memakai ikat kepala hijau dengan umur setengah baya.
"Saya memang anak kecil, tetapi banyak hal yang saya tahu. Menurut gosip yang beredar di
dunia persilatan, Ada 2 jenis pedang yang merupakan harta luar biasa berharga yang tercatat dalam

BAB II: MUNCULNYA JAGO SILAT


Pahlawan |6

P A H L A W A N D A N K A I S A R (Ing Siung He Zhao Kuang Yin)


Oleh Zhang

Fu

kitab pemusnah raga. Jangan-jangan tuan tuan sekalian datang untuk pedang itu?, tanya Jieji
langsung tanpa basa basi lagi.
"Keparat kau anak kecil, kau sudah bosan hidup? Sekalipun Xia Rujian tidak akan berani
mengucapkan hal seperti ini, kata pemuda setengah baya tadi dengan sangat gusar.
Sebenarnya diantara para pesilat dan pejabat hampir tidak ada hubungannya. Jika seorang
pesilat menjadi seorang pejabat. Maka dia harus mempertanggung jawabkan hal mengenai rimba
persilatan dengan khalayak JiangHu. Dan urusan pejabatnya dengan para Menteri yang berpangkat
lebih tinggi darinya.
Xia Rujian termasuk ke kalangan seorang pesilat, disamping dia adalah seorang raja. Oleh
karena semua tindaknya di dunia persilatan, harus dipertanggung jawabkan kepada JiangHu.
"Xia Rujian itu seorang penipu besar, dengan ilmu pedang ayunan dewa dia terkenal di dunia
persilatan, menurutku dia menjiplak ilmu orang lain saja dan dijadikan ilmu keluarganya, kata
seorang pesilat yang rambutnya diikat dan mirip dengan bajak laut.
Jieji gusar juga mendengar kata kata yang tidak beralasan tersebut.Namun dia masih bisa
menahan dirinya.
"Kalian semua mengaku dari bangsa pesilat, kenapa tidak sedikitpun memakai otak kalian?,
tiba tiba muncul sebuah suara.
Semua orang berpaling menengok, ternyata orang yang berteriak adalah seorang pemuda
berumur sekitar 16 tahun. Romannya cakap dan gagah.
"Memalukan, kalian semua berteriak di depan rumah keluarga orang. Seperti anak anak kalian
ditangkap dan disandera. Menurutku, kalian lebih pantas jadi penjaga kandang kuda dan kandang
babi di rumahku. Bagaimana? Ha Ha....
Pemuda yang tadi berkata dengan kata-kata yang cukup kasar. Mendengar hal ini Jieji malah
terasa geli. Namun sedikit banyak dia juga mengkhawatirkan pemuda ini.
"Siapa kau wahai anak kecil?, tanya pesilat yang mirip bajak laut tadi.
Pemuda baya tadi sudah tidak tahan. Dia berteriak sambil mengayunkan goloknya ke
pemuda kecil tadi. " Aku Wen Puxia, ingat namaku, biar matimu tidak akan penasaran.
Golok sudah dilayangkan dengan cepat. Jieji sangat mencemaskannya ketika melihatnya.
Namun apa daya, dia sendiri pun bukanlah seorang pesilat.
Namun di luar dugaan, golok tadi yang seharusnya mengenai batok kepala anak tadi, malah
melenceng dan membentur tanah.
Wen Puxia merasa sangat aneh. Namun, kepalanya terasa sangat berat. Rupa-rupanya pemuda
yang tadi sudah berdiri 1 kaki di atas kepalanya.
BAB II: MUNCULNYA JAGO SILAT
Pahlawan |7

P A H L A W A N D A N K A I S A R (Ing Siung He Zhao Kuang Yin)


Oleh Zhang

Fu

Teman Wen Puxia, seorang pesilat yang mirip bajak laut langsung memotong gerakan tadi. Dia
menggunakan senjata tombak pendek dan menusuk ke arah kaki pemuda muda tadi. Dengan 1
gerakan yang teramat cepat, tombaknya telah dibikin patah dua.
Semua orang melihat dengan keheranan, bagaimana bisa seorang pemuda yang sangat muda
itu mengalahkan 2 pesilat sekaligus dengan mudah, dan tidak nampak oleh mata biasa.
Dan yang anehnya, Jieji yang bukan seorang pesilat mampu melihat semua gerakan pemuda
tadi. Gerakan golok yang pertama dilihatnya jelas, pemuda tadi melompat dengan tenang
menginjak bahu Wen Puxia. Dan dengan sebelah kaki terlihat dia mematahkan tombak tadi menjadi
2 bagian.
Disini cuman 2 orang yang mampu melihat dengan pasti gerakan pemuda ini. Yaitu Jieji dan
biksu Ruchen.
"Amitabha, gerakan Sicu luar biasa hebatnya. Ini adalah jurus memetik daun dari wilayah barat.
Boleh saya tanya, apakah guru anda adalah Wang Cou Di?, tanya Biksu Ruchen.
"Betul Sefu (panggilan untuk guru dalam agama buddha). Saya pernah belajar dengannya
sekitar 6 bulan.
"Amitabha, jurus anda sudah demikian mahir meski belajar cuman 6 bulan. Lauchen ingin
mencoba kungfu anda. Mohon diberi petunjuk. Boleh Sicu memberitahu nama anda?"
"Mohon maaf atas kelancanganku guru. Namaku Wei JinDu. Mari , kata pemuda tadi.
Guru Ruchen mulai mengambil ancang-ancang. Pesilat pesilat tadi langsung menyingkir agak
jauh dan memberi ruang.
Desiran angin seketika terasa menusuk, Biksu Ruchen mengeluarkan jurus cakar. Dengan cepat
jurus tersebut telah tiba di muka JinDu. Dengan sebelah tangan JinDu menahan jurus tersebut,
sebelah tangannya membalas mengincar tulang rusuk sang biksu. Namun kecepatan tangan Biksu
Ruchen berhasil menepis tapak terbalik itu. Kali ini biksu Ruchen mengubah serangan dari cakar ke
tinju. Gerakan tadi yang tertahan langsung ditarik, dan diarahkan ke dada JinDu.
Dengan gesit JinDu menahan tinju dengan tapak. Kali ini desiran tenaga dalam keluar dengan
cepat. Dan sekonyong konyong biksu Ruchen terpental beberapa langkah.
"Amitabha. Saya mengaku kalah, Ilmu Sicu jauh di atas hamba, kata Ruchen yang mengaku
kalah.
"Tidak berani... Anda mengalah terlalu banyak kepadaku, kata pemuda tadi dengan sangat
sopan.
Melihat kalau guru besar Ruchen saja kalah di tangan pemuda tak ternama itu, semua pesilat
lain segera mengundurkan diri karena lumayan takut.
BAB II: MUNCULNYA JAGO SILAT
Pahlawan |8

P A H L A W A N D A N K A I S A R (Ing Siung He Zhao Kuang Yin)


Oleh Zhang

Fu

Sesaat setelah pesilat bubar. Jieji mendekati pemuda tadi. Jieji kagum kepadanya. Selain
tampan dan muda, pemuda ini pun berjiwa satria.
"Tuan Wei, terima kasih. Anda telah membantuku, kata Jieji dengan penuh sopan santun.
JinDu membalas hormat dan berkata, Tidak, saya cuman tidak suka orang segerombolan
datang mencari masalah saja.
Jieji merasa lumayan berhutang padanya, disebabkan masalah hari ini pasti susah diselesaikan.
Mengingat saat ini di rumah, cuman ada ibunya dan dia. Kakak kakaknya semua sedang tugas
negara. Xia Rujian bersama 4 puteranya pergi menghadap kaisar. Sedang kakak I nya sedang
berunding di markas Han utara.
"Namaku Xia Jieji. Saya adalah putera kelima dari keluarga Raja Xia.
Mendengar bahwa dia adalah Xia Jieji. Pemuda tampan ini lumayan terkejut.

BBA
ABB IIIIII:: D
DEETTEEKKTTIIFF LLIIH
HA
AII
"Ternyata anda adalah seorang pemuda yang membantu petugas polisi untuk memecahkan
kasus yang sulit. Maaf saya sendiri tidak mengenali anda.
Jieji tersenyum sipu-sipu, "Kepandaianku mana bisa dibandingkan dengan kepandaian anda.
Jin Du cukup kagum mendengar sepak terjang Jieji dalam memecahkan beberapa kasus yang
lumayan sulit. Dia sangat menyukai pemuda ini.
Keduanya cepat akrab, lantas mereka langsung menuju ke kedai minum Hua Ping.
Setelah sama sama duduk dan minum beberapa cawan serta menceritakan pengalaman masing
masing.
Jin Du menceritakan riwayat hidupnya.
Keluarganya terpencar gara gara perang sekitar 10 tahun lalu, lantas dia dibawa pergi seorang
biksu dari barat. Dalam 10 tahun dia belajar banyak ilmu silat. Salah satu ilmu silat yang paling
hebat di jagad persilatan yaitu Tapak Buddha Ru Lai. Namun Jin Du mengaku dia baru menguasai 3
jurus saja.
Jieji malah kebalikan, dia menceritakan bahwa dia sendiri tidak menyukai ilmu silat, dia belajar
banyak sastra dan ilmu teknologi yang unik.
Tanpa terasa, mereka kemudian dikejutkan seorang pemuda. Sinar mata pemuda ini sangat
mengagumkan, wajahnya agung seperti dewa. Dia memegang kipas dan berpakaian seperti seorang
BAB III: DETEKTIF LIHAI
Pahlawan |9

P A H L A W A N D A N K A I S A R (Ing Siung He Zhao Kuang Yin)


Oleh Zhang

Fu

sastrawan. Masuknya pemuda di kedai minum ini, mengundang perhatian orang banyak. Karena
tidak ada satu pun yang tidak kagum menyaksikan pemuda yang mempunyai tinggi 6 kaki lebih ini.
Pemuda tadi langsung duduk di meja Jieji dan JinDu. Jieji seraya tidak percaya langsung
berkata, Kakak.. Apa kabarnya? Semenjak 2 tahun lalu kita berpisah, kita tidak pernah ketemu lagi.
Jin Du justru jauh lebih kaget dari Jieji. Karena dia terkejut kenapa Jieji malah memanggil orang
tersebut kakak.
" Adik-adikku, maafkan kakak yang telah lama berpisah dengan kalian.. Ha Ha.. Hari ini kita
harus minum sampai puas dan tidak mabuk maka kita tidak pulang, bagaimana? " Kata pemuda tadi
dengan sangat gembira.
Jin Du meyakinkan pemuda tadi, Kak, sejak kapan anda bersaudara dengan sdr. Jieji? Jadi
sewaktu kita angkat saudara setahun lalu, kakak pernah mengungkit masalah kakak kedua ku, jadi
orang ini adalah Xia Jieji?"
"Betul, dia adalah Xia Jieji, loh bukannya kalian sudah kenalan?"
Jieji menjawab, Saya bertemu dengan pemuda ini, saya rasa dia sangat cocok denganku
makanya saya mengajaknya minum minum disini, ternyata malah kakak datang. Tentu saya sangat
gembira punya saudara seperti adik Jin Du.
Ketiganya menghabiskan ratusan cawan di kedai minum ini. Sampai pagi lohor mereka baru
pulang. Ketiganya yang mabuk berat terlihat sinting sinting. Mereka bertiga memasuki Biara Guan
Di, dan disini kemudian mereka mengambil hio untuk sembahyang mengikat persaudaraan. Setelah
itu mereka tidur di rumah Jieji.
---Matahari telah terbit.
Jieji bertiga masih tidur di ranjang yang sama.
Namun mereka dikejutkan oleh suara berisik luar biasa. Jin Du pertama bangun dan melihat
keadaan. Seorang pelayan terburu buru mengetuk pintu.
"Pangeran ke-5, ada berita gawat.
"Ada apa?" tanya Jieji.
"Kabarnya puteri Xufen hilang dari rumahnya.. Kepala polisi Han Yin ingin anda datang dengan
sesegera.
Secepatnya Jieji meloncat bangun dari tempat tidurnya, dengan bergegas ganti pakaian dan
cuci muka. Dia berlari ke Wisma Yuan diikuti 2 saudaranya.
Sesampainya di Wisma Yuan, mereka disambut oleh Yuan Fei. Pemilik wisma Yuan.
BAB III: DETEKTIF LIHAI
P a h l a w a n | 10

Anda mungkin juga menyukai