Anda di halaman 1dari 4

Karya Anandatama RB

Judul : Reinkarnasi Sang Putri Dalam Cintanya Yang Abadi.


Salah satu kisah dari Sang Pendongeng dalam hidupnya yang abadi.

Halaman 1

Di sebuah Kerjaan hidup seorang Putri raja yang cantik jelita seperti pada umumnya kisah Dongeng.

Banyak orang menyukai Sang Putri, berkhayal memilikinya, membuat dan mengirim lukisan, surat
dan berbagai karya seni kreatif untuk Sang Putri yang beberapa hari lalu mengadakan pesta
kelahiran di usianya yang ke 17 tahun.

Sang Putri tampaknya tengah jatuh cinta untuk pertama kali. Hampir setiap sore menuju malam,
Sang Putri memperhatikan dari kejauhan melalui balkon kamar istana, seorang pria aneh yang sering
menghabiskan kesendirian di sebuah taman bunga tidak jauh dari istana.

Aku Sang Pendongeng diundang ke istana, diminta untuk memeriksa kesehatan Sang Putri. Sebagai
sosok yang hidup abadi, Raja memintaku mencari tau tentang penyakit apa yang sedang putrinya
derita.

Aku menatap dalam mata Sang Putri yang duduk di kursi menawan milikinya. Beberapa detik saja,
Sang Putri lalu mengalihkan pandangannya dariku dengan pipi yang memerah.

Aku lalu meminta Raja & Ratu keluar dari kamar Sang Putri.

"Nama penyakit yang Putri derita, dan bisa membuat Putri menjadi buta, bernama.. Cinta,"

"Apa itu cinta?,"

Aku hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Sang Putri. Selain karena usianya masih 17 tahun,
jikapun ku jelaskan soal cinta, Sang Putri bisa saja tidak memahaminya. Jadi, kuputuskan untuk ia
mencari tau sendiri apa itu cinta.

Halaman 2

Keesokan paginya Sang Putri bersama temannya duduk di kursi yang langsung menghadap ke taman
bunga dan Sang Putri lalu bertanya kepada temannya apa itu cinta.

Namun, Sang Teman pun menjawab bahwa ia pun tak tau apa itu cinta. Kemudian teman Sang Putri
memberi saran untuk mencari tau sendiri apa itu cinta

Sorenya, Sang Putri berusaha mengambil jalan mudah untuk atasi rasa cinta dihatinya. Diam-diam
mengendap, bersembunyi, berusaha melewati penjaga istana bertubuh kekar, dan garang. Lalu
berlari tanpa alas kaki menuju taman Bunga, tempat Si Pria biasa menghabiskan waktunya sendirian.

Setelah berhasil melewati para penjaga. Sang Putri lalu berlari dengan senyum merekah karena tak
sabar bertemu cinta pertamanya. Namun, Sang Putri tiba-tiba perlahan berhenti berlari, lalu
menatap langit indah di atas kepalanya.

Pikiran Sang Putri seolah tertutup awan tebal, senyumnya yang merekah perlahan hilang. Pikirannya
bertanya kepada hatinya,
"Apakah benar ini yang aku inginkan?,"

Halaman 3

Di Taman Bunga. Seorang pria biasa duduk di salah satu kursi taman, sendirian, menatap indahnya
langit sore.

Tiba-tiba terdengar suara dari arah semak-semak yang tidak jauh dari Si Pria duduk. Pria biasa itu lalu
menoleh untuk melihat sumber suara. Dilihatnya Sang Putri yang penuh keringat, rambut yang
kusut, mengangkat gaun putihnya sambil terengah. Menatap tajam kearah si pria biasa seolah ingin
menelannya hidup-hidup.

Pria biasa itu lalu berdiri dengan cepat dari kursinya, berjalan pelan mendekati Sang Putri yang
terengah. Pria biasa itu meraih tangan lembut dan telapak tangan yang halus Sang Putri, lalu
menutunnya untuk duduk di kursi di sebelahnya. Sang putri dengan hati yang berdegup kencang
hanya membatu, membiarkan perasaan larut pada sentuhan hangat tangan pria biasa, cinta
pertamanya itu.

Halaman 4

Di Taman Bunga. Pria biasa dan Tuan Putri berjalan-jalan mengelilingi taman sambil bergandengan
tangan. Diterangi sinar matahari di sore hari, keduanya mulai mengobrol soal topik apa saja. Topik
soal bunga, sejarah, sampai pada topik soal bintang.

Sang Putri lalu menceritakan apa yang ia rasakan kepada Si Pria biasa. Memberitahu kalau Sang
Pendongeng menyebut penyakit itu bernama Cinta. Si Pria biasa perlahan menunjukkan senyum di
wajahnya. Sang Putri yang menyadari hal itu lalu terus menceritakan pertemuan dan obrolannya
ketika bersama Sang Pendongeng. Si Pria biasa itupun mulai tersenyum lebar dan sedikit tertawa.

Sambil terus berpegangan tangan, berjalan menyusuri taman dan mengobrol, tiba-tiba penjaga
istana bertubuh kekar dari arah belakang muncul lalu menahan Si Pria Biasa. Genggaman erat
tangan Si Pria biasa seketika terlepas dari tangan Sang Putri. Sang Raja dan beberapa penjaga elit
kerajaan juga muncul dari sisi lain, mengelilingi Sang Putri dan Si Pria.

Sang Putri berlari kearah Ayahnya(Sang Raja), meminta agar Si Pria biasa dibebaskan. Namun Sang
Raja menolak dengan berkata kalau Si Pria biasa itu adalah pemuda jahat. Air mata Sang Putri pun
berlinang ketika melihat Pria yang dicintainya dicambuk di hadapannya oleh para Algojo. Tiba tiba
langit berubah menjadi mendung, suara gemuruh dan kilat di area taman.

Tangis Sang Putri pun pecah. Sambil terus memohon kepada ayahnya, Sang Putri meminta
penjelasan, kenapa pria biasa itu harus di siksa sangat keji. Melihat Putrinya yang tampak terisak dan
memohon, Sang Raja lalu meminta Algojo berhenti menyiksa si Pria biasa. Sang Raja kemudian
menggenggam tangan Sang Putri agar membuatnya tenang, Saat Sang Putri cukup tenang setelah di
genggam tangannnya oleh Sang Ayah (Raja), kemudian Sang Raja lalu menceritakan siapa
sebenarnya Si Pria biasa itu. Setelah mendengar cerita Sang Ayah (Raja), mata Sang Putri terbelalak.
Sang Putri tidak percaya dengan kebenaran yang diceritakan Ayahnya. Sang Rajapun lalu meminta
Algojo untuk melepas kalung berbentuk hati yang dipakai oleh Si Pria biasa. Sang Putri berteriak
histeris, dilihatnya pemuda yang dicintainya itu ternyata adalah... Petir tiba-tiba menyambar kearah
si Pria, cahaya dari petir yang menyilaukan membuat Sang Putri mengalami perjalanan ruang dan
waktu di alam mimpi.
Halaman 5

Banyak orang berkerumun meneriaki namanya. Sebuah benda berbentuk kotak di angkat oleh
orang-orang dan mengarah kearahnya. Suara paduan nada-nada indah terdengar jelas serta banyak
sorot lampu warna warni.

Sang Putri terbangun pada kesadaran idol muda yang sedang tampil di atas panggung yang berada
di tengah stadion sepak bola. Berbagai ingatan lalu bermunculan di kepala Sang Putri. Ingatan
beruntun yang masuk membuat Sang Putri pusing dan tanpa sengaja menabrak salah satu rekannya
hingga merusak penampilan teman-teman yang lain. Malam itu, wajah para penonton yang ceria
dan bersemangat seketika berubah menjadi wajah khawatir.

Di belakang panggung. Gadis yang tanpa sengaja di tabrak Sang Putri lalu menghampiri, gadis cantik
dengan tahi lalat di bawah mata kanannya dan kulit seputih salju itu lalu bertanya tentang kondisi
Sang Putri. Sang Putri hanya diam saja sebab tidak mengerti dengan situasi yang ia alami.

Aku (Sang Pendongeng) lalu muncul membawa air putih di dalam botol. Melihat kehadiranku yang
membawa botol minum, gadis salju (julukanku untuknya) yang menyadari kehadiranku lalu pergi
menjauh sambil berkata,

"Kamu (Sang Putri) aku tinggal bentar gpp ya. Titip ya kak (Sang Pendongeng). Aku mau lanjut
perfom setlist lagu berikutnya,"

Aku lalu duduk setengah jongkok di dekat Sang Putri yang masih melamun dan mencoba memahami
situasi yang ia alami.

"Wahai Putri dari kerjaaan Abra Narnia yang kini telah hilang. Aku Sang Pendongeng. Kamu adalah
kesadaran ke 3, kamu telah bereinkarnasi ke kehidupan ke 7 dan menghambil alih kesadaranmu
yang ke 7. Izinkan aku mengembalikanmu ke masa lalu,"

Aku lalu meminta Sang Putri menghabiskan semua air yang ada di dalam botol yang ku bawa.
Namun, Sang Putri malah menolak. Ia lalu berkata,

"Tolong biarkan kesadaranku tetap di sini. Izinkan Aku jatuh cinta pada Pria biasa itu sekali lagi,"

"Baiklah. Tapi, ada syaratnya,"

"Apa syaratnya wahai Sang Pendongeng?,"

"Biarkan kesadaran ke 7 tetap mengambil alih tubuh ini, sebab ini adalah kehidupan yang memang
untuknya. Serahkan perasaan cintamu untuk pria biasa kepada kesadaran ke 7. Biarkan kesadaran ke
7 mencari tau dan merasakan cinta untuk pertama kalinya, sama seperti dirimu dulu,"

Sang Putri (kesadaran ke 3) menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.

"Aku ingin memberitahu sebuah rahasia dalam hidupku yang abadi ini,"

"Apa itu wahai Sang Pendongeng?," tanya Sang Putri, antusias dan penasaran.
"Semua kehidupan dan kesadaranmumu yang terus bereinkarnasi dari waktu ke waktu, hingga
reinkarnasi di kehidupan yang ke 7 ini. Kamu dan pria biasa selalu bisa bertemu, kemudian saling
jatuh cinta," ucapku, sambil menuangkan air ke tutup botol.

Aku lalu meminta Sang Putri meminum air yang sudah aku tuang ke tutup botol. Sang Putri lalu
tersenyum kearahku kemudian menghabiskan air yang kuberikan. Ia lalu memejamkan matanya
secara perlahan. Tak lama kemudian, kesadaran ke 7 telah kembali ke tubuhnya. Saat terbangun, ia
merasa heran melihatku duduk setengah jongkok didekatnya.

"Bukannya Aku tadi lagi perfom ya. Kok malah di sini sih kak?," ucapnya, tampak kebingungan.

"Kamu tadi tiba-tiba ketiduran. Mending kamu siap-siap gih, udah mau lanjut ke setlist lagu
berikutnya tuh. Buruan ganti kostum sana. Kamu ga mau ngecewain salah satu mimpimu yang
sekarang udah bisa tampil di Stadion Gelora Bung Karno kan,"

Seseorang staf lalu berteriak memanggil nama kesadaran ke 7 sebab sebentar lagi giliriannya untuk
tampil.

"Bye kak, Aku mau perfom dulu," berteriak sambil melambaikan tangan kearahku, berlari menjauh.

Aku membalas keramahannya dengan senyum. Aku lalu berjalan kearah luar untuk merokok.
Menatap langit cerah yang ada di area stadion. Kuhembuskan asap rokok kearah ruang udara malam
yang dingin.

"Wahai rasi bintang Aquarius. Aku sangat berterima kasih karena engkau telah membuat Valkyrie itu
terus bereinkarnasi. Aku harap, di kehidupannya yang ke 7 ini. Valkyrie itu bisa hidup bersama
sampai mati dengan Titan / pria biasa yang sangat ia cintai. Agar, Aku dapat menulis akhir bahagia
untuknya sebagai Sang Pendongeng,"

Tama(t)

Anda mungkin juga menyukai