Anda di halaman 1dari 8

Bab 38 Selalu Berada diantara Cinta atau Tidak

Jendral Cheng terdiam, dia melihat bendera Ping Zhou yang muncul dari arah Barat Daya,
kemudian terdengar suara tangisan yang seperti tsunami, formasi para prajurut lurus seperti seekor
naga panjang, mencegat pasukan Liang Zhou di belakang.

“Itu adalah bendera 高将军 xxx!” Jendral Cheng sangat gembira, “Ternyata pihak kita juga
memiliki serangan mendadak? Apakah ini juga merupakan strategi milik 容参议 xxx? ”

Rong Huan berkata dengan perlahan: “Chu He licik, strategi matang 冯逵, tidak ada salahnya
untuk bersiaga, Jendral Cheng, sudah waktunya kamu untuk menyerang, mengalahkan pertahanan
pasukan 黄坡城 xxx, dan mengambil alih 黄坡城 xxx!”

Jendral Cheng bersorak dengan semangat sambil mengangkat tinggi tangannya: “虎翼军 xxx ikut
saya menyerang, musnahkan musuh dan ambil alih kota, gunakan darah kalian untuk menukar
penghinaan selama bertahun-tahun!”

虎翼军 xxx berseru kemudian mereka menerobos kedepan sambil megikuti jendral Cheng dari
belakang.

Tatapan Hua Rong beralih ke arah Rong Huan dengan perlahan: “Kamu pernah mengatakan
bahwa dalam beberapa tahun terakhir di kediaman Chu, berapa kali kamu bertemu dengan Chu He dan
bagaimana caramu mengenalnya?”

“Menguping satu kali dari luar jendela Chu He lebih baik ribuan kali daripada bertemu.” Kata
Rong Huan.

Chu He adalah orang yang sangat egois, juga merupakan orang yang sangat tidak tahu malu,
satu-satunya hal yang dia cintai di dunia ini hanyalah dirinya sendiri. Orang seperti itu, mengundurkan
rencana penyerbuan terhadap Ping Zhou demi istrinya sudah merupakan batas akhirnya, setelah istrinya
meninggal, jejak cinta dan kebaikan terakhir yang ada pada dirinya juga sudah tidak tersisa lagi. Dia tidak
peduli istri baru yang dia nikahi sebagai alat itu kawin lari dengan siapa, juga tidak membiarkan hal
apapun mempengaruhi ambisinya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Namun, bagaimanapun dia
juga menjadi bahan tertawaan orang karena hal itu, gerakan harus dilakukan, dan harus dilakukan
dengan layak. Permusuhannya dengan 冯逵 xxx, sudah ditentukan tidak hanya akan menjadi
permusuhan. Lagi pula, meskipun dirinya telah memikirkan selangkah lebih banyak, juga hanya
memerintahkan prajurit untuk bekerja lebih keras, jangan sampai merusak rencananya.

Rong Hua menatap langit lagi: “Pada saat ini, seharusnya jendral Shang sudah mengambil alih 高
阳城 xxx.”

Melawan penyergapan pasukan Liang hanyalah langkah pertama, pasukan dibagi menjadi 2
jalur, dan jalur yang sebenarnya adalah jendral Shang memimpin 100.000 tentara untuk menyerang 高
阳城 xxx. 南先生 xxx sebagai anggota penasehat militer, bertanggung jawab untuk perumusan strategi,
meskipun karena menjunjung stabilitas sehingga menggunakan waktu 2 hari lebih lama dari apa yang
diperkirakan, namun 高阳城 xxx tetap menjadi daerah kekuasaan Ping Zhou.

由此,一直在黄坡城下与平州军对垒的梁州军接到回援命令,迅即撤回梁州,意图夺回高阳,却
因高将军所率追兵拖慢脚步,一路交战,一路奔徙,途中听到了高阳城之后的竹城、风城、海河
城也划归平州版图的消息。

Kali ini Ping Zhou mendapatkan kemenangan penuh. Setelah perang kali ini, perstise Rong Hua
telah naik ke tingkat yang lebih tinggi, dan nama Rong Huan juga menjadi legenda terbaru di Ping Cheng.
Para penatua dalam Keluarga Rong akhirnya benar-benar merasa lega dengan Rong Hua yang masih
muda untuk menjadi penguasa, juga memberi pengakuan yang paling tinggi kepada Rong Huan.

Setelah Rong Hua mengambil alih 黄坡城 xxx, dia memerintahkan tantara Ping Zhou untuk
mengehentikan langkah penyerangan untuk sementara, beristirahat di kota untuk memulihkan diri,
mengurus urusan militer. Kemudian, dia mendelegasikan kuasa untuk menjadi pelatih kepada 成将军
xxx dan kembali ke Ping Cheng untuk mengurus urusan politik yang sudah menumpuk selama berhari-
hari. Rong Huan mengikuti perintah ketua daerah untuk kembali ke Ping Cheng.

Hari ketika mereka kembali ke Ping Cheng, mereka disambut oleh masyarakat Ping Cheng. Rong
Huan mengira bahwa tampangnya yang lelah dan wajah penuh dengan debu ini sedikit memalukan, jadi
dia sengaja menundukkan kepala, tidak melambaikan tangan, tidak memberi salam, berusaha untuk
melemahkan keberadaannya, namun dia tidak mengetahui bahwa di mata para pengamat, dia yang
berada di sisi kiri belakang ketua daerah yang menunggangi kuda, menggunakan baju perang silver dan
jubah putih, sangatlah kontras dengan seragam kepala daerah yang berwarna hitam, terlihat seperti
pasangan yang sangat serasi.

Ye Ai juga berada dalam kerumunan orang. Dia berdiri di sebelah kiri, hal pertama yang dia lihat
bukanlah tunangannya yang bersinar, melainkan wanita yang pernah menjadi teman baikknya. Melihat
dia yang mendampingi Rong Hua dengan tenang, memikirkan setiap kali dirinya merasa panik ketika
bersama dengan Rong Hua, ada segala macam rasa yang muncul di mulutnya, dan yang pertama adalah
rasa pahit, sungguh sangat pahit.

“Apakah dia adalah nona Huan?” Dalam kota, ada seorang wanita yang bersuara, “Pantas saja
bisa berdiri disamping pria seperti ketua daerah, sungguh sangat cantik.”

Wanita lainnya berkata: “Apakah tampang saja sudah cukup? Dengar-dengar 花坊的花魁 xxx
sudah beberapa kali berusaha menunjukkan pesonanya terhadap ketua daerah, ada satu kali mengambil
kesempatan saat menari untuk duduk di pangkuan ketua daerah, ketua daerah langsung
menendangnya, dan menjadi berita yang sangat panas dalam kota pada tahun itu.”

“Masih ada hal seperti ini…..”

Sungguh ada hal seperti ini. Ye Ai hampir melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, saat itu,
pertunangannya dan ketua daerah baru saja dipastikan, dia ikut ibunya datang ke perjamuan yang
diadakan di 知州府 xxx. Perjamuan untuk tamu wanita diadakan di taman belakang, 上官盈 xxx dan
yang lain mendengar bahwa dalam perjamuan untuk tamu pria ada penari wanita, mereka
membawanya ke taman depan atas nama untuk melihat ketua daerah, kemudian mereka mendekati
ruang perjamuan., mendengar para pelayan perjamuan sedang membahas bagaimana ketua daerah
menendang 花魁 dengan semangat. Juga pada saat itu, dia menjadi orang yang paling disemburui para
上官盈 xxx, juga dicap oleh orang di Ping Cheng sebagai calon istri ketua daerah yang paling bahagia.

Namun, kemunculan Rong Huan, mengakibatkan dirinya diejek dengan sakastik dari para 上官
盈 xxx, juga membuat semua orang yang berada di Ping Cheng untuk bersimpati dengan wanita yang
pernah membanggakan seluruh dunia. Dan hal yang paling sulit untuk dia terima adalah bahwa dirinya
tidak bisa membenci Rong Hua sedikitpun. Bahkan pada saat ini, dari sudut pandang dia yang
menengadahkan kepala untuk melihat Rong Huan berdiri disamping Rong Hua untuk berbagi
kemenangan, juga tidak bisa membencinya. Namun, jika tidak bisa membencinya, apakah hanya bisa
mencintainya saja?

Ping Cheng yang telah memasuki musin gugur, bunga krisan mekar dengan sangat indah,
warnanya seperti emas.
Zhi Lan Xuan yang hari ini sedang dikelilingi oleh bunga krisan yang berwarna emas, aroma
bunga memasuki jendela, aroma arak keluar dari jendela, Tempat kedua aroma itu menyatu adalah
tempat dimana perjamuan besar sedang diadakan.

Dalam kediaman ketua daerah, para tetua dari keluarga Rong mengadakan pesta perjamuan
yang sangat besar untuk merayakan keberhasilan Rong Hua dan Rong Huan.

Di antara tokoh-tokoh yang terkait, Rong Huan tidak berada didalamnya.

Pada saat ini, dia sedang duduk di sebuah kursi bambu di bawah dinding. Sebelum dia pindah
keluar dari kediaman ketua daerah, dia sering menikmati keindahan bunga kacapiring milik tetangganya
Bibi Shu. Saat ini Lan Hui sengaja meletakkan kursi ini disini, saat ini Rong Hua sedang menengadahkan
kepalanya keatas melihat cabang bunga kacapiring yang melewati dinding.Sekarang masa bunga mekar
sudah berlalu, yang tersisa hanya buah. Sebelumnya, dia tidak pernah benar-benar memperhatikan
buah yang ada di belakang bunga kacapiring, karena, jika hal yang paling dia sukai sudah gugur, maka
yang tersisa tidak cukup untuk membuat tatapannya berhenti. Jika bukan demi menghindari perjamuan,
hari ini dia tidak akan duduk selama ini di sini, juga tidak akan menyadari bahwa sekalipun tidak ada
bunga, dia tetap menyukai apa yang dia sukai. Buah ini sangat indah dan lucu, saat ini adalah pertama
kalinya merasa sungguh sangat sayang.

“Apakah kamu duduk sendirian disini hanya untuk melamun?”

Rong Huan menolehkan kepalanya, dalam pemandangan taman yang berwarna keemasan saat
musim gugur, terlihat Rong Hua yang mengenakan pakaian berwarna ungu berjalan mendekat.

Dengan sedikit terkejut, Rong Huan bertanya: “Apakah perjamuannya sudah berakhir?”

“Bagaimana mungkin?” Rong Hua melihat sekeliling, tempat duduk yang ada didekatnya
sekarang hanyalah kursi bambu yang sedang diduduki Rong Huan, kaki kursi itu berdiri menyandar di
dinding, “Sekali perjamuan seperti ini dimulai, pasti akan berlangsung hingga subuh.”

Rong Huan menghela nafas, awalnya dia masih berpikir untuk memberi hormat kepada paara
tetua keluarga Rong saat perjamuan telah berakhir, menghindari sekelompok orang itu memarahi bibi
yang telah mendidiknya secara diam-diam.
Rong Huan: “Apakah para tetua akan berpesta semalaman?”

Rong Hua: “Para tetua sudah pergi, sekarang dalam perjamuan hanya tersisa tuan muda kaya
raya yang suka keramaian.”

Rong Huan: “Tuan muda kaya raya?”

Rong Hua: “Beberapa teman lamaku.”

Rong Huan: “Ketua daerah masih memiliki teman?”

Rong Hua: “……”

Maaf karena telah membuat percakapan menjadi mati dia merasa bersalah dari dalam hari,
kemudian sambil tersenyum berkata: “Masih mengira bahwa sejak kecil, ketua daerah sudah
menginginkan dunia sejak kecil, sehingga tidak akan berteman dengan ‘tuan muda kaya raya’.
Kelihatannya setiap orang memiliki masa muda yang liar, setiap orang juga tidak harus berteman dengan
orang yang mirip seperti diri sendiri.”

Rong Hua menggerakkan alisnya, jarang melihat Rong Huan memasang ekspresi malu pada
wajahnya, kesalahan dalam perkataannya kali ini juga layak.

“Ketika muda, aku memang pernah melakukan hal yang liar, pernah berpesta semalaman untuk
melanggar perintah ayah dan kakakku, jika bukan karena ingin melihat pertumbuhanmu dengan mata
kepalaku sendiri, mungkin aku masih tenggelam dalam kehidupan seperti itu.”

Bukankah akan lebih baik untuk tidak menanggung penebusan yang begitu berat? Rong Huan
tersenyum dan berkata: “Aku mendengar bibi Gao mengatakan bahwa kepulangan ketua daerah adalah
kerena ketua daerah besar meninggal karena sakit?”

“Sejak kapan Bibi Gao bisa begitu dipercayai?” Rong Hua tidak menganggap serius, “Sejak lahir,
kakak sudah sakit-sakitan, tabib pernah memperkirakan bahwa dia hanya bisa hidup hingga umur 20
tahunan, dia sudah berumur 35 tahun ketika meninggal dunia, bagi keluarga Rong, ini adalah berkah dari
yang sangat besar, setiap saat aku telah mempersiapkan diri untuk kepergiannya, setiap saat aku juga
bersedia memikul tanggung jawab yang berat untuknya.”

Aroma anggur yang ringan memasuki hidung, untuk menghindari kecurigaan bahwa dirinya
mendengarkan perkataan jujur ketua daerah setelah minum anggur, Rong Huan segera bangkit berdiri:
“Waktu sudah larut, hamba me…..”

“Jika kamu sungguh-sungguh menganggap dirimu adalah bawahan, maka ketika saya datang
seharusnya kamu bangkit berdiri menyambut kedatanganku.” Kata Rong Hua.

Langkah kaki Rong Huan terhenti.

Rong Hua mengaitkan jari kakinya di kaki kursi bambu, kemudian segera duduk diatasnya, pada
saat itu, aroma bunga kacapiring memasuki hidungnya.

“Kali ini kamu telah memberikan kontribusi yang besar, saya akan memberikan hadiah sesuai
dengan prestasimu, apa yang kamu inginkan?” Katanya.

Rong Huan : “Apakah ketua daerah akan memberikan apa yang saya inginkan?”

“Kecuali yang kamu inginkan adalah seluruh dunia.” Mata Rong Hua bersinar, suaranya tetap
terdengar tenang, “Itu masih memerlukan waktu.”

“Hamba ingin ketua daerah mengizinkan hamba untuk cuti selama 15 hari."

“Tidak diizinkan.”

“Apa?” Dia tidak menyangka ketua daerah menolaknya dengan begitu tegas, Rong Huan sedikit
terkejut.”
Dengan acuh tak acuh, Rong Hua berkata: “Kamu meminta cuti, paling hanya untuk menemui 羿
清 xxx itu, sebelum menjadi penasehat yang kompeten, kamu tidak memiliki hak untuk mengurus
urusan pribadi.”

Rong Huan terdiam sesaat, kemudian menganggukan kepala: “Hamba mematuhi perintah,
hamba mengundurkan diri.”

Mundur beberapa langkah kebelakang sambil menundukkan kepala, kemudian dia membalikkan
tubuh dan berjalan dengan tenang.

Rong Hua menatap punggungnya yang semakin menjauh, tatapannya berubah gelap bagaikan
pemandangan dassar laut di malam hari.

“禀城主 xxx ,ketika hamba pergi ke Ming Zhou kali ini, hamba sudah menyerahkan surat yang
anda tulis sendiri kepada 赵锃 xxx, juga telah memberitahu harapan anda dan 冯城主 xxx secara
terperinci, namun tidak menyangka bahwa 赵锃 xxx merupakan harimau yang tersenyum, dia telah
membaca surat dan mendengar perkataan hamba, dari awal sampai akhir dia hanya tersenyum, namun
ketika hamba akan segera selesai berbicara, dia malah mengerahkan bawahannya untuk mengantarku
keluar dan mengatakan bahwa Ming Zhou tidak ingin terlibat dalam masalah Liang Zhou dan Ping Zhou,
kemudian meminta ketua daerah untuk jangan mengganggu kedamaian Ming Zhou lagi.”

“禀城主, 胡州城主 xxx mengirimkan surat, surat mengatakan bahwa sudah lama dia
bermusuhan dengan Liang Zhou, dan dia berpikir mengambil kesempatan untuk menertawakan apa
yang ketua daerah ajukan.”

“Katua daerah……”

“Keluar, keluar, keluar semua!” Sepanjang pagi Chu He mendengarkan laporan dari setiap pihak,
namun setiap kali adalah jawaban yang menjengkelkan, Ketua daerah Chu akhirnya mengamuk, dia
memanting meja, ekspresi wajahnya sangat mengerikan, “Apakah bocah yang bernama Rong Hua itu
mengira dirinya bisa mengalahkanku? Jika dia ingin bertempur denganku, maka aku akan memenuhi
keinginannya, kalian pergi ke Vihara An Ning dan cari Rong She, aku ingin menebar abunya setelah
membunuh dia, kemudian meminta Shi Xiang Fang membuatnya menjadi kudapan untuk diberikan
kepada Rong Hua sebagai hadiah ulang tahunnya!”

Anda mungkin juga menyukai