Maret 31, 2020Mei 31, 2022
“…”
Mo Ran membeku.
“…”
Demi neraka!!!! Mengapa ada orang yang berbaring di
sebelahnya??
“………”
Si Rong ini, entah dia San atau Jiu, mari kita sebut saja dia
Rong Jiu. Tubuh mungil Rong Jiu yang indah penuh dengan
bekas luka cambuk, dan pada pahanya yang lembut masih
terikat tali merah yang diikat dengan cermat.
Lihatlah seni tali yang sangat indah ini, teknik yang terampil
ini, pemandangan yang akrab ini.
Bukankah dia yang melakukan semua ini??!!!!
Tidak ada orang lain di kamar ini. Karenanya, dia yang pernah
menjadi penguasa dunia kultivasi, Tiran Lalim dari Bashu,
Kaisar Dunia Fana, Tuan Penguasa Puncak Sisheng, Taxian-Jun
Mo Ran, setelah berpikir dalam, mengungkapkan perasaannya
dengan gamblang.
“Ngen**t…”
Yang Mulia ini sudah mati. Bagaimana jika itu disebut mimpi
buruk.
Tahun itu, dia baru menginjak usia enam belas, baru saja
diakui sebagai keponakan pemimpin Puncak Sisheng yang
telah lama hilang, hidup anjing menyedihkan yang sering
dicemooh itu menjadi burung phoenix dalam semalam.
“…”
Rong Jiu mengambil sepotong kue dan duduk di pangkuan Mo
Ran. Dia tidak mengenakan apa-apa selain jubah tipis, kakinya
membuka lebar dan menyentuh Mo Ran, bahkan kini mulai
menggesekkannya, lagi dan lagi tanpa henti.
Pria ini mencari uang dengan tubuhnya. Tanpa wajah ini, dia
akan tamat. Dia akan terpaksa keluyuran di jalan seperti
anjing, merangkak di tanah, ditendang, diinjak dan dihina.
Membayangkannya saja membuatnya senang, bahkan rasa
mual yang tertinggal sehabis menidurinya langsung menguap
begitu saja bagai asap.
“………”
Pada saat itu, dia benar-benar tidak ingin hidup lagi. Semua
orang mengatakan bahwa keberadaannya adalah kutuk bagi
semua yang dekat dengannya, bahwa dia ditakdirkan untuk
mati sendiri. Semua orang telah berbalik melawannya,.
Hingga pada akhirnya, bahkan dia sendiri merasa bagai mayat
hidup, tak punya rasa, kesepian.
Dia tidak tahu apa dan di mana yang salah, untuk seseorang
yang kejahatannya tak bisa diampuni seperti dia, diberi
kesempatan mengulang segalanya setelah mengakhiri hidup.
Rong Jiu mencintai uang. Jadi, dia hanya tidak akan membayar
kali ini, sebaliknya mengambil uang peraknya saja untuk
menghukumnya sedikit. Untuk kehidupan kali ini, dia belum
ingin menanggung beban dosa.
Catatan penulis :
Selain itu, ada Shige teratai putih, jangan naik kapal yang salah!
Published by:
delatan
1. Novita Arnanda
September 26, 2022 pukul 2:05 pm
Hahhh rindu banget baca ini, syukurlah masih ada disini,
makasih ya kak^^