Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,
Assalaamu’alaikum w.r w.b
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan banyak
nikmat kepada makhluk-Nya. Atas berkat dan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Awal Praktikum Peledakan ini tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita selaku umat-Nya kepada jalan
kebenaran, sehingga segala aktivitas kita di alam dunia terarah sebaik mungkin.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dapat
lebih menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membaca terkhusus untuk penulis sebagai pembuat serta
bertujuan untuk memenuhi parameter nilai dan kelulusan pada praktikum kuliah
ini.
Wassalaamu’alaikum w.r w.b

Bandung, 08 Oktober 2019


Penulis

Rizki Purnama
100.701.17.113

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………………….. 1
1.2.1 Maksud …………………………………………… 1
1.2.2 Tujuan …………………………………………….. 1

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………. 2


2.1 Perlengkapan Peledakan ………………………………… 2
2.1.1 Penghantar nyala/panas atau arus listrik………. 2
2.1.2 Kabel Penyambung (Conecting Wire) …………. 4
2.1.3 Penggalak Awal…………………………………… 4
2.1.4 Sumbu Ledak……………………………………… 5
2.1.5 Penggalak Utama…………………………………. 5
2.2 Peralatan Peledakan ……………………………………… 5
2.3 Persiapan Peledakan………………………………………. 5

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN.............…………………….. 7


3.1 Tugas ………………………………………........................ 8
3.2 Pembahasan……………………………………................. 8
BAB IV ANALISIS.......………………………………………………... 7
BAB V KESIMPULAN ……………………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………........ 8
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap batuan mempunyai karakteristik fisik yang berbeda-beda antara
jenis batuan. Oleh sebab itu pada setiap jenis batuan dalam proses kegiatan
penggalian untuk pertambangan perlakuannya akan berbeda pula. Salah satu
kegiatan yang dilakukan pada saat proses penambangan melakukan kegiatan
pembongkaran dengan menggunakan metode peledakan (blasting).
Dalam kegiatan peledakan proses penggunaan peledakan harus
proporsional serta harus disesuaikan dengan beberapa parameter untuk
memenuhi syarat peledakan dalam pertambangan. Adapun paremeter– parameter
dalam kegiatan peledakan merupakan suatu kajian teoritis yang dilakukan
terhadap massa batuan, proses ini harus mencakup terhadap bahan galian
maupun terhadap alat dan bahan yang digunakan dalam proses peledakan.
Untuk memenuhi parameter tersebut maka dalam kegiatan pertambangan
harus dilakukan penyesuaian proses peledakan untuk menghindari kesalahan
penyesuaian alat, selain itu faktor alat dan bahan peledak harus diperhatikan
karena merupakan parameter untuk memenuhi kegiatan peledakan dalam
kegiatan pertambangan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum peledakan mengenai pendahuluan peledakan yaitu
agar dapat mengerti dan memahami konsep dasar teknik peledakan, dan
mengetahui macam – macam alat dan bahan peledak yang digunakan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Mengerti dan memahami tentang Kepmen ESDM nomor 1827
K/30/MEM/2018
2. Memmahami isi peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia nomor 17
tahun 2017 tentang pengawasan, pengendalian dan pengamanan bahan
peledak komersial
3. Mengetahui spesifikasi alat dan perlengkapan peledakan serta pengeboran
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Perlengkapan Peledakan


Peledakan yaitu merupakan proses kegiatan pemecahan suatu massa
batuan untuk mendapatkan fragmen atau pecahan dari batuan tersebut proses
peledakan ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses pemuatan dengan
menggunakan bahan peledak, jadi dapat didefinisikan peledakan dalam
penambangan mempunyai tujuan untuk memudahkan dalam proses
pengangkutan dengan mengubah massa batuan menjadi berukuran lebih kecil.
Adapun aplikasi dari peledakan ialah:
- Penelitian geologi
- Penambangan terbuka
- Penambangan bawah tanah.
- Eksplorasi seismik
- Konstruksi
Dalam proses peledakan perlengkapan sangat dibutuhkan untuk proses
dalam kegiatan peledakan. Keguanan dari perlengkapan peledakan yaitu
digunakan untuk salah satu penunjang dalam kegiatan peledakan yang dapat
digunakan hanya dalam satu kali kegiatan peledakan. Pada umumnya
perlengkapan yang digunakan dalam proses peledakan terdapat beberapa jenis
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Penghantar nyala/panas atau arus listrik (sumbu bakar, kabel listrik)
b. Penggalak awal (detonator, sumbu ledak)
c. Penggalak utama (primer/booster)
2.1.1 Penghantar nyala/panas atau arus listrik
a. Sumbu bakar
Sumbu bakar merupakan penghantar nyala untuk suatu kegiatan
peledakan yang berfungsi untuk menghantarkan panas yang bekerja ke dalam
detonator biasa. Dalam sumbu bakar ini terdapat beberapa syarat yang harus
dilakukan untuk memenuhi parameter sumbu bakar diantaranaya adalah sebagai
berikut :
1) Kuat terhadap gesekan
2) Kedap air dan minyak
3) Penurunan kecepatan rambat api tidak >10% dalam pengaruh dari
tekanan luar

Sumber : Raditya, 2014


Gambar 2.1
Peledakan

b. Kabel listrik
Kabel listrik tidak jauh beda dengan kabel biasa, kegunanan dari kabel
listrik yaitu berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari sumber arus listrik
menuju kedalam setiap ujung legwire. Dalam kabel listrik terbagi menjadi dua jenis
yaitu terdapat kabel utama (Lead wire) dan terdapat kabel pembantu.
Kabel utama berfungsi sebagai penghubung dari kedua ujung rangkaian
peledakan yang berguna untuk menghubungkan bahan peledak ke sumbu arus.
Dalam pemasangan kabel ini dibutuhkan jarak yang aman untuk pemegang
exploder ke daerah peledakan, yang bertujuan untuk ketika dilakukannya
peledakan seorang juru ledak dapat aman dari ledakan

Sumber: Andi, 2010


Gambar 2.2
Kabel Utama (Lead Wire)
2.1.2 Kabel Penyambung (Conecting Wire)
Kabel penyambung mempunyai Fungsi yang hampir sama dengan kabel
utama, yang dimana kabel ini berperan sebagai kabel tambahan dari kabel utama.
Adapun fungsi dari kabel penyambung adalah :
a. Untuk menghubungkan antar 2 leg wire dalam rangkaian seri.
b. Untuk menyambungkan leg wire yang terlalu pendek

Sumber: Arduino, 2013


Gambar 2.3
Kabel Penyambung (conecting Wire)

2.1.3 Penggalak Awal


Penggalak awal merupakan alat yang memulai adanya ledakan. Salah
satunya adalah Detonator yang merupakan alat pemicu awal yang dapat
menimbulkan inisiasi dalam bentuk letupan atau ledakan kecil sehingga dari
proses letupan tersebut akan memberikan efek kejut terhadap adanya bahan
peledak. Dalam detonator terdapat beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan
perbedaan dari cara penyalaannya dan juga kegunaanya diantaranya :
a. Detonator Biasa

Sumber: Randy, 2013


Gambar 2.4
Detonator Biasa
b. Detonator Listrik

Sumber: Randy, 2013


Gambar 2.5
Instantaneous dan Delay Detonator
c. Detonator Non Electric ( Nonel)
d. Detonator Elektronik
2.1.4 Sumbu ledak
Sumbu ledak merupakan sumbu yang berfungsi untuk meledakan bahan
peledak atau menghantarkan gelombang ledakan ketika proses peledakan
berlangsung.
2.1.5 Penggalak Utama
Penggalak utama merupakan suatu alat atau komponen peledak yang
berfungsi sebagai memicu untuk menghentakan ANFO atau blasting agent
lainnya.

2.2 Peralatan Peledakan


Peralatan peledakan adalah alat yang dapat mendukung dalam suatu
kegiatan peledakan, berikut ini ada beberapa kegiatan peledakan. Diantaranya:
1. Blasthing Machine
2. Shotgun
3. Bench box
4. Base station.

2.3 Persiapan Peledakan


Persiapan peledakan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam
proses untuk mengawali kegiatan peledakan tersebut yang dilakukan baik secara
teknis maupun secara mekanis atau suatu tindakan yang akan ditunjukan untuk
melakukan kegiatan peledakan tersebut. Adapun berikut ini adalah bagian dari
beberapa persiapan peledakan serta tahapan kerjanya. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan Perencanaan Peledakan
Dalam persiapan proses peledakan maka harus memperhatikan tentang
keadaaan sekitar daerah peledakan, maka dari itu persiapan peledakan harus ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu:
a. Kepekaan lokasi;
b. Fragmentasi yang diperlukan;
c. Perpindahan tumpukan material hasil ledakan;
d. Pengendalian dinding;
e. Geologi;
f. Kondisi air;
g. Bahan peledak yang digunakan;
h. Sederhana;
i. Biaya.;
2. Kegiatan pemboran lubang ledak
Kegiatan pemboran lubang ledak ini akan dilakukan apabila titik lubang
yang akan diledakan sudah di tentukan. Dalam kegiatan ini harus memperhatikan
dan menyesuaikan sesuai lubang titik yang telah ditentukan, agar mendapatkan
hasil ledakan yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Persiapan peledakan
Dalam persiapan peledakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan
diantaranya adalah :
a. Mengurus ijin order aksesoris peledakan
b. Menghitung kebutuhan handak
c. Melakukan pengechekkan kembali
d. Melakukan mobilitas ke gudang handak
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. Buatlah resume mengenai Kepmen ESDM nomor 1827 K/30/MEM/2018
dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2017 tentang pengawasan, pengendalian dan pengamanan
bahan peledak komersil serta beri tanggapan hubungan antara kedua
peraturan tersebut dengan kegiatan teknis peledakan.
2. Cari spesifikasi alat peralatan dan perlengkapan peledakan dari
perusahaan yang bergerak dibidang peledakan minimal 2 alat bor,
peralatan dan perlengkapan dari 5 perusahaan yang bergerak
dibidang peledakan.

3.2 Pembahasan
1. Buatlah resume mengenai Kepmen ESDM nomor 1827 K/30/MEM/2018
dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2017 tentang pengawasan, pengendalian dan pengamanan
bahan peledak komersil serta beri tanggapan hubungan antara kedua
peraturan tersebut dengan kegiatan teknis peledakan.
Keputusan menteri energi dan sumberdaya mineral Republik Indonesia
Kepmen ESDM nomor 1827 K/30/MEM/2018 yang menjelaskan mengenai
“Pedoman Pelaksanaan Kesalamatan pengolahan dan/atau pemurnian mineral
dan batubara” dalam prosesnya harus memperhatikan beberapa faktor
diantaranya adalaha sebagai berikut :
A. Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan
Dalam keselamatan bahan peledak sangat ditinjau dan diperhatikan serta
pada saat proses peledakannya dilakukan harus memperhatikan
beberapaparameter diantaranya adalah:
1. Penyimpanan atau penimbunan bahan peledak

8
Faktor penyimpanan dan penimbunan bahan peledak merupakan faktor
yang sangat diperhatikan ketika proses peledakan dilakukan dimana setiap
gudang bahan peledak harus dilengkapi dengan thermometer yang ditempatkan
di dalam ruang penimbunan, tanda “dilarang merokok” dan “dilarang masuk bagi
yang tidak berkepentingan”, hanya satu jalan masuk dan alat pemadam api yang
diletakkan ditempat yang mudah dijangkau diluar bangunan gudang. Sekitar
gudang bahan peledak harus dilengkapi lampu penerangan dan harus dijaga 24
jam terus menerus oleh orang yang dapat dipercaya. Rumah jaga harus dibangun
diluar gudang dan dapat untuk mengawasi sekitar gudang dengan mudah.
Sekeliling lokasi gudang bahan peledak harus dipasang pagar pengaman yang
dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci. Penyimpanan harus memperhatikan
beberapa syarat yang memenuhi diantaranya adalah :
a. Bahan peledak disimpan harus di dalam bangunan, kontener atau
tangki yang secara teknis mampu menyimpan bahan peledak
b. Gudang atau bangunan penyimpanan bahan peledak harus
mendapatkan izin dengan kapasitas tertentu yang ditetapkan oleh
kepala dinas atas nam KTT secara tertulis. Karena agar dapat
pengawasan pemerintah atas bahan peledak.
c. Apabila bahan peledak digunakan untuk kegiatan lain maka harus
mendapatka perizinan dari kepala dinas atas nama KTT.
d. Pembangunan gudang handak harus berdasarkan kontruksi sesuai
dengan persetujuan RKAB Tahunan. Selain itu persyaratan
pembangunan gudang handak diatur oleh direktur jendral yang terdapat
dalam pelaksanaan teknis
e. Orang yang dapat membatalkan persetujuan gudang handak yang tidak
memenuhi syarat yaitu kepala dinas dan KTT
f. Jika terjadi pemberhentian operasi tambang atau diberhentikann lebih
dari 3 bulan , KTT harus melaporkan kepala dinas atas nam KTT dan
gudang handak harus dalam keadaan terjaga.
Untuk masuk ke dalam gudang handak hanya untuk diperbolehkan tidak
memakai sepatu yang mempunyai alas besi, membawa korek api atau barang-
barang lain yang dapat menimbulkan bunga api ke dalam gudang. Sekeliling
gudang bahan peledak peka detonator harus dilengkapi tanggul pengaman yang
tingginya 2 (dua) meter dan lebar bagian atasnya 1 (satu) meter dan apabila pintu
masuk berhadapan langsung dengan pintu gudang, harus dilengkapi dengan
tanggul sehingga jalan masuk hanya dapat dilakukan dari samping. Apabila
gudang bahan peledak dibangun pada material kompak yang digali, maka tanggul
yang terbentuk pada sisi harus sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan untuk gudang Amonium Nitrat dan ANFO, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a. Gudang dengan kapasitas kurang dari 5000 kilogram pada bagian
dalamnya harus dipasang pemadam api otomatis yang dipasang pada
bagian atas dan
b. Gudang dengan kapasitas 5000 kilogram atau lebih harus dilengkapi
dengan hidran yang dipasang di luar gudang yang dihubungkan dengan
sumber air bertekanan.
Kemudian ada persyaratan yang harus diketahui mengenai gudang bahan
peledak di permukaan tanah yaitu gudang berbentuk bangunan untuk menyimpan
bahan peledak peka detonator harus terdiri dari dua ruangan, yaitu:
a. Ruangan belakang untuk tempat penyimpanan bahan peledak dan
b. Ruangan depan untuk penerimaan dan pengeluaran bahan peledak.
Kapasitas gudang bahan peledak sementara tidak boleh lebih dari 4.000
kilogram untuk gudang berbentuk bangunan dan 2.000 kilogram untuk gudang
berbentuk kontener. Berdasarkan fungsinya gudang handak dibagi menjadi :
a. Gudang bahan Sementara
Gudang sementara mempunyai fungsi untuk dipergunakan dalam kegiatan
pertambangan yang dalam kegiatan eksplorasi, kontruksi, dan persiapan,
gudang sementara terbagi menjadi :
1) Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi persyaratan dan
mempunyai kapasitas tidak lebih dari 10.000 kilogram dan
2) Gudang berbentuk kontener harus memenuhi persyaratan dan i
mempunyai kapasitas tidak lebih dari 5000 kilogram.
3) Gudang bahan ramuan bahan peledak berbentuk bangunan harus dan
mempunyai kapasitas tidak lebih dari 10.000 kilogram dan
4) Gudang berbentuk kontener harus memenuhi persyaratan dan
mempunyai kapasitas tidak lebih dari 10.000 kilogram.
b. Gudang utama

10
Gudang utama yaitu gudang penyimpanan bahan peledak yang tidak jauh
dari tempat penyimpanan dan lokasi tambang, fungsi dari gudang utama
yaitu menyimpan bahan peledak yang akan diledakan, dalam gudang
utama terbagi menjadi :
1) peka detonator harus memenuhi persyaratan yaitu mempunyai
kapasitas tidak lebih dari 150.000 kilogram.
2) Gudang bahan peledak peka primer harus memenuhi dan mempunyai
kapasitas tidak lebih dari 500.000 kilogram.
3) Gudang bahan ramuan bahan peledak yaitu gudang berbentuk
bangunan harus memenuhi persyaratan dan mempunyai kapasitas
tidak lebih dari 500.000 kilogram,
Untuk gudang berbentuk tangki harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a) Tangki tidak boleh terbuat dari bahan tembaga, timah hitam, seng
atau besi galvanisir;
b) Pada bagian atas harus tersedia bukan sebagai lubang
pemeriksaan dan harus tersedia tempat khusus bagi operator
untuk melakukan pemeriksaan;
c) Pipa pengeluaran harus teletak pada bagian bawah dan
d) Pada bagian atas harus tersedia katub untuk pengeluaran tekanan
udara yang berlebihan.
Kontruksi dan lokasi gudang di bawah tanah yaitu gudang di bawah tanah
harus dibangun di lokasi yang kering, bebas dari kemungkinan bahaya api, jauh
dari jalan masuk udara utama, terlindung dari kemungkinan kejatuhan batuan dan
banjir serta harus terpisah dari tempat kerja di tambang. Kontruksi gudang harus
cukup kuat dan mempunyai dinding yang rata serta dilengkapi dengan lubang
ventilasi dan aliran udara yang cukup. Lokasi gudang di bawah tanah dalam garis
lurus sekurang-kurangnya berjarak :
a. 100 meter dari sumuran tambang atau gudang bahan peledak di bawah
tanah lainnya;
b. 25 meter dari tempat kerja;
c. 10 meter dari lubang naik atau lubang turun untuk orang dan
pengangkutan dan
d. 50 meter dari lokasi peledakan.
Kepala Teknik Tambang harus mengirimkan laporan mengenai persediaan
dan pemakaian bahan peledak kepada Kepala dinas atas nama KTT.
Penyimpanan detonator yaitu persediaan detonator harus seimbang dengan
jumlah dengan persediaan bahan peledak. Detonator yang sudah rusak harus
segera dimusnahkan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dilarang menyimpan detonator bersama-sama dengan bahan peledak
lainnya.
Penyimpanan bahan peledak peka detonator dan bahan peledak peka
primer yaitu apabila bahan peledak peka detonator disimpan di dalam gudang
berbentuk bangunan harus tetap dalam kemasan aslinya dan diletakkan di atas
bangku dengan tinggi sekurang-kurangnya 30 sentimeter dari lantai gudang dan
tinggi tumpukan maksimum 5 peti, lebar tumpukan sebanyak-banyaknya 4 peti dan
panjang tumpukan disesuaikan dengan ukuran gudang, diantara tiap lapisan peti
harus diberi papan penyekat yang tebalnya paling sedikit 1,5 sentimeter, jarak
antara tumpukan berikutnya sekurang-kurangnya 80 sentimeter dan harus
tersedia ruang bebas antara tumpukan dengan dinding gudang sekurang-
kurangnya 30 Sentimeter. Apabila disimpan dalam gudang berbentuk peti kemas
bahan peledak peka detonator harus harus ditumpuk dengan baik sehingga udara
udara dapat mengalir di sekitar tumpukan dan kapasitas penyimpanan tidak boleh
melebihi 2.000 kilogram.
Penyimpanan di bawah tanah yaitu bahan peledak di bawah tanah harus
disimpan di dalam gudang bahan peledak, apabila jumlahnya kurang dari 50
kilogram, maka bahan peledak tersebut boleh disimpan dalam kontener
sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 ayat (3). Gudang bahan peledak dibawah
tanah hanya dapat dipergunakan untuk menyimpan bahan peledak untuk
pemakaian paling lama dua hari dua malam yang jumlahnya tidak lebih dari 5000
kilogram.
2. Kepala dan petugas Bahan Peledak
Dalam penentuan kepala yang menggunakan bahan peledak harus orang
yang berkopenten dan cakap yang mendapatkan wewenang dalam izin operasi
peledakan
3. Buku catatan
Buku catatan bahan peledak yaitu didalam gudang bahan peledak harus
tersedia buku catatan bahan peledak yang berisi :

12
a. Nama, jenis, dan jumlah keseluruhan bahan peledak serta tanggal
penerimaan dan
b. Lokasi dan jumlah bahan peledak yang disimpan.
Pada setiap gudang bahan peledak harus tersedia daftar persediaan yang
secara teratur selalu disesuaikan dan dalam tercatat :
a. Nama dan tanda tangan petugas yang diberi wewenang untuk menerima
dan mengeluarkan bahan peledak yang namanya tercatat dalam Buku
Tambang;
b. Jumlah setiap jenis bahan peledak dan atau detonator yang masuk dan
keluar dari gudang bahan peledak;
c. Tanggal dan waktu pengeluaran serta pengembalian bahan peledak;
d. Nama dan tanda tangan petugas yang menerima bahan peledak dan
e. Lokasi peledakan atau tujuan permintaan/pengeluaran bahan peledak
4. Penerimaan dan pengeluaran bahan peledakan
5. Pemerikasaan gudang bahan peledak
Pemerikasaan gudang handak minimal dilakukan dalam 1 x seminggu
orang yang memeriksa diantaranya KTT dan kepala dinas serta petugas
yang berwenagn
6. Rekomendasi bahan peledak untuk proses pembelian
Bahan peledak komersil merupakan barang berbahaya yang dibutuhkan
untuk menunjang pembangunan nasional, bahan peledak komersil harus
memenuhi persyaratan dalam kepemilikan dintaranya
1. Berbentuk badan hukum
2. Memiliki izin usaha
3. Memiliki surat izin usaha administrasi
4. Memiliki surat izin perdagangan
5. Memiliki angka pengenal importir
6. Memilki nilai angka wajib pajak
7. Memiliki tenaga ahli
8. Memiliki lokasi / gudang penyimpanan
9. Memiliki tanda daftar perusahaan
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2017 tentang pengawasan, pengendalian dan pengamanan bahan peledak
komersil memperhatikan asas-asas dinataranya adalah :
1. Keselamatan dan keamanan;
2. Ketertiban dan kepatuhan;
3. Legalisasi.
Ruang lingkup dalam sistim pengawasan dan pengendalian bahan peledak
komersial meliputi :
1. Jenis-jenis bahan peledak komersial
2. Badan Usaha Bahan Peledak Komersial
3. Perizinan
4. Pengamanan bahan peledak
5. Pengawasan dan pengendalian bahan peledak
6. Sanksi.
2. Cari spesifikasi alat peralatan dan perlengkapan peledakan dari
perusahaan yang bergerak dibidang peledakan minimal 2 alat bor,
peralatan dan perlengkapan dari 5 perusahaan yang bergerak
dibidang peledakan.

14
BAB IV
ANALISIS

Hubungan kedua peraturan tersebut yaitu suatu kegiatan peledakan tidak


akan bisa dilaksanakan tanpa adanya bahan peledak, bahan peledak tersebut
harus memiliki izin dari pihak kepolisian dan kepala inspeksi tambang secara
tertulis serta digunakan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak agar
kegiatan peledakan bisa dilaksanakan dengan baik.

Berdasarkan dari hasil data yang diolah mengunakan metode grafik Franklin yang
pada prosesnya dilihat pada sifat fisik dan sifat mekanis dari batuan maka dapat
dianalisis pada proses ini dipengaruhi oleh adanya nilai dari point load indeks serta
nilai dari fracture index, nilai dari kedua parameter ini berpengaruh terhadap
metode pemberaian yang diterapkan karena apabila nilai darin PLI dan fracture
index semakin besar maka proses pemberaian yang diterapkan adalah dengan
menggunakan metode peledakan pembongkaran, akan tetapi tidak selamanya
nilai dari PLI akan menentukan metode pemberaian yang dipakai karena untuk
menentukan metode pemberaian yang diterapkan harus memperhatikan faktor
homogenitas dari batuannya juga, dari data yang didapatkan litologi batuan cukup
beragam artinya pada perusahaan PT Agincourt Reources Martabe Gold Mine
keterdapan batuannya mempunyai resistensi yang berbeda-beda.
Sementara dari hasil data yang diolah mengunakan metode grafik Pettifer
dan Fookes hasil dari analisis kemampugalian memperhatikan nilai dari PLI dan
Jarak antar kekar, karena data dari keduanya saling mempengaruhi apabila nilai
dari PLI semakin besar maka batuan akan mempunyai resistensi yang besar dan
apabila jarak kekar pada batuan semakin jarang maka batuannnya akan
mempunyai resistensi yang tinggi sehingga pada proses pemberainya
menggunakan metode pemberaian Blasting required. Apabila nilai dari PLI besar
pada batuan dapat terjadi karena dilihat dari proses penyusun batuannya
terbentuk akibat oleh adanya proses hidrothermal.
Sementara pada data dari PT GSM dalam proses analisis
kemampugaliandilihat dari bahan galian yang didapatkan dari data didapatkan
klasifikasi kemampugalian menurut Kirsten dengan Excavatability Index yaitu
10<N<1000 dimana dapat diberaikan dengan Hand to veri hard ripping artinya
batuannya dapat diberaikan dengan cara mekanis atau menggunakan alat berat
dan sifat dari batunnya mempunyai resistensi yang sedang smentara jarak antar
kekarnya masih banyak ditemukan.
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat dismpulkan :


1. Dalam industri pertambangan, kegiatan peledakan merupakan kegiatan
pembongkaran atau penggalian massa batuan bahan galian yang dalam
pelaksanaannya menggunakan bahan peledak. Penggunaan bahan
peledak ini bertujuan untuk memecahkan bahan galian menjadi fragmen-
fragmen yang lebih kecil.
2. Peledakan sendiri memanfaatkan letupan dari bahan peledak. Letupan
tersebut memiliki temperatur dan tekanan tinggi yang dihasilkan dari reaksi
dan proses dari beberapa campuran bahan kimia. Letupan tersebut
kemudian memaksa massa batuan terdekat untuk melebihi kekuatan dari
massa batuan itu sendiri
3. Bahan peledak merupakan zat kimia yang dapat berbentuk padat, cair,
maupun gas, yang digunakan untuk memicu letupan dengan temperatur
dan tekanan yang tinggi. Bahan peledak dibagi menjadi tiga campuran
utama, yaitu bahan bakar (fuel), oksidator, dan bahan tambahan
(sensitizer).
4. Dalam kegiatan peledakan, metode dan bahan yang digunakan akan
disesuaikan dengan karakteristik massa batuan dari bahan galian.
Karakteristik ini dapat ditentukan dengan menggunakan parameter
kemampugalian. Kriteria kemampugalian biasa disebut RME (Rock Mass
Excavatability), didasarkan pada beberapa parameter yaitu uji kuat tekan
uniaksial (UCS), indeks pengeboran (DRI), karakteristik bidang lemah/
diskontinuitas, stand up time, dan keadaan air.

16
5. Dari analisis menggunakan metode grafik Franklin dapat diketahui bahwa
nilai dari Point Load index dan Fracture Index sangat mempengaruhi dalam
hasil proses pemberaian yang dilakukan, sementara grafik Pettiper dan
Fookes memperhatikan banyaknya kekar pada batuan serta nilai dari point
load index dengan jarak antar kekarnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Fajar, 2013, “Teknik Peledakan”, academia.edu, Diakses pada


tanggal 20 September 2019 pukul 20:30 WIB.

2. Rahim, 2013, “Rencana Peledakan” academia.edu, Diakses pada


tanggal 20 September 2019 pukul 17:19 WIB.

3. Suhud, 2015, “Rock Mass Excavatability”, dokumen.tips, Diakses


pada tanggal 20 September 2019 pukul 22:57 WIB.

4. Surya, 2013, “Peledakan (Blasting)”, scribd.com, Diakses pada tanggal


20 September 2019 pukul 21:21 WIB.

Anda mungkin juga menyukai