Anda di halaman 1dari 9

Bahasa Indonesia Baik dan Benar

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester I
Dosen Pengampu : Afiati Handayu Diyah Fitriyani, S.Pd, M.Pd.,

Oleh :
Kuswatun Kasanah 12140010
Muzakki Amin 12140023

Program studi Ilmu Perpustakaan


Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga
Yogyakarta
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar”. Makalah ini berisikan tentang penggunaan Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar. 
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penyusun

DAFTAR ISI
Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii

Bab I
Pendahuluan 1

 Latar Belakang 1
 Rumusan Masalah 1

Bab II
Pembahasan 2

 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar 2


 Bahasa Indonesia Baku 3
 Kesalahan umum penggunaan bahasa Indonesia 5

Bab III
Penutup 9

 Kesimpulan 9
 Daftar Pustaka 9

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa indonesia yang digunakan untuk berkomunikasi dalam
berbagai aspek kehidupan. Namun dalam penerapan masih banyak orang yang jauh dari berbahasa indonesia
yang baik dan benar dalam komunikasi sehari-hari.
Kita sering mendengar ungkapan berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Selain itu juga anjuran pakailah
bahasa indonesia yang baik dan benar. Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa secara resmi juga
menghimbau agar kita berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Akan tetapi apakah kita telah mengetahui
atau memahami apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Oleh karena itu makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana berbahasa
indonesia yang baik dan benar.

B. Rumusan masalah

a. Apakah pengertian bahasa indonesia yang baik dan benar?


b. Pengertian bahasa indonesia baku?
c. Apa saja Ciri-ciri ragam bahasa baku?
d. Apa saja Fungsi bahasa baku?
e. Apa saja kesalahan umum penggunaan bahasa indonesia?

BAB II

Pembahasan

A. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

1. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Sesungguhnya dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar terkandung dua pengertian yang
berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan ungkapan “bahasa Indonesia yang baik”.
Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan
situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan dengan istilah “bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar atau
betul di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar
adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah
kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah
distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan
kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak.
Dengan penjelasan ini tampak bahwa bahasa yang kita gunakan, agar mengenai sasarannya, tidak selalu
beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar dan di warung, misalnya, pemakaian ragam baku akan
menimbulkan kegelian, keanehan, keheranan, bahkan kecurigaan. Jadi pada asasnya, kita menggunakan bahasa
yang baik, artinya yang tepat tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, kita mungkin berbahasa
yang benar tetapi tidak baik penerapannya karena suasanya mensyaratkan ragam bahasa yang lain.
Agar lebih jelas mengenai pengertian bahasa yang baik dan benar,sebagai berikut ini contohnya :
Contoh 1:
Dalam tawar menawar di pasar, seorang pembeli akan cenderung menawar dengan ucapan : “satu kilo
berapa?”, “bisa ditawar?”daripada menggunakan kalimat yang panjang seperti : “Berapakah harga satu kilo
jeruk?”, “Bolehkah saya menawarnya?.”(Bagaimanakah kira-kira reaksi penjual jeruk mendengar pertanyaan
dari seorang pembeli dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu?). Pemakaian ragam bahasa baku (seperti
kalimat yang kedua) akan menimbulkan kegelian, keheranan atau kecurigaan. Kalimat tersebut sebagai contoh
kalimat yang tidak baik tetapi benar.
Contoh 2:
Dalam rapat kantor, seorang pejabat fakultas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa Indonesia seperti
kalimat berikut. “Bapak-bapak dan saudara-saudara sekalian, ayo deh, kite mulai aje rapat kali ini, ntar keburu
ujan”. Okey you dah pada siap kan?. (Apa jadinya apabila pejabat fakultas memulai acara rapat formal dengan
kalimat seperti itu?) tentu saja akan merubah suasana menjadi tidak formal dan berwibawa. Kalimat di atas
merupakan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar. Karena kalimat yang digunakan tidak
memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Contoh 3:
Dalam rapat di kantor, seorang pjabat Universitas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa Indonesia
seperti kalimat berikut ini. “Bapak-bapak dan ibu-ibu, acara rapat senat siang ini marilah kita buka bersama-
sama dengan membaca basmalah. “Kalimat tersebut benar, karena kalimat yang digunakan memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran.

B. Bahasa Indonesia Baku

1. Pengertian

Bahasa Indonesia terdiri atas berbagai ragam, tiap-tiap ragam itu memiliki kekhasan. Akan tetapi, dari
berbagai ragam itu masih dapat dikenali dan dimengerti sebagai bahasa Indonesia karena masing-masing
memiliki ciri umum yang sama, yang mengacu pada salah satu ragam yang dianggap sebagai patokannya.
Ragam yang dianggap sebagai patokan inilah yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian ragam yang lain.
Dengan adanya tolok ini orang dapat mengetahui mana pemakaian bahasa yang benar dan mana yang tidak
benar. Ragam bahasa yang mengemban fungsi sebagai tolok semacam itu disebut dengan bahasa
baku ataubahasa standar. Dengan demikian, bahasa Indonesia baku merupakan salah satu ragam bahasa
Indonesia yang berfungsi sebagai tolok bandingan bagi pemakaian ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
baku disebut juga bahasa Indonesia yang formal, yaitu bahasa Indonesia yang dituturkan dalam situasi resmi.
Secara lebih rinci, ragam bahsa Indonesia baku dipakai dalam situasi berbahasa sebagai berikut:

1. Untuk komunikasi resmi, seperti dalam upacara-upacara kenegaraan, rapat-rapat dinas, surat-menyurat
resmi,dan sebagainya.
2. Untuk wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran pekerjaan, karya ilmiah,dan
sebagainya.
3. Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah, pengajaran di sekolah,dan
sebagainya.
4. Berbicara dengan orang yang patut dihormati misalnya guru, pejabat pemerintahan, atasan, atau orang
yang belum atau baru saja dikenal.
a. Ciri-ciri

Ragam bahasa baku atau standar memiliki tiga ciri yaitu :

1. Kemantapan dinamis

Bahwa bahasa baku haruslah memiliki kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah
setiao saat,jadi kaidah-kaidah haruslah konsisten.

2. Kecendekiaan

Bahwa perwujudannya dalam kalimat, paragraph, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan
penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.

3. Keseragaman

Bahwa bahasa baku mempraanggapkan, adanya keseragaman kaidah.Akan tetapi, perlu diingat bahwa yang
terjadi adalah penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman ragam/variasi
bahasa.

b. Fungsi

Selain memiliki ciri-ciri, bahasa baku atau standar memiliki berbagai fungsi. Fungsi yang dimaksud ada empat
yaitu:

a. Fungsi pemersatu,
b. Fungsi pemberian kekhasan,
c. Fungsi pembawa kewibawaan, dan
d. Fungsi sebagai kerangka acuan.

C. Kesalahan Umum Penggunaan Bahasa Indonesia

Pembentukan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa baku selalu mengikuti kaidah tata bahasa dari
bahasa yang bersangkutan. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah tata
bahasa Indonesia.Pemilihan kata dalam rangka penyusunan kalimat baku dilakukan secara cermat agar
informasi yang hendak disampaikan dapat diterima secara baik oleh pembaca atau mantra bicara.

Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamran atau sejenis komunikasi lain, seluruhnya harus
menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan tulisan itu dapat diterima oleh siapapun dan
benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah dibakukan. Kesalahan kalimat dapat berakibat
fatal, salah pengertian, maupun salah tindakan. Untuk membuat atau menyusun kalimat dengan baik dan benar
tidaklah mudah. Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, ditemukan berbagai kesalahan umum yang
biasa dilakukan oleh para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat dengan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Kesalahan-kesalahan itu menurut Widjono (2005:153) dapat dirinci sebagai berikut:
a. Kesalahan struktur

1. Kalimat aktif tanpa subjek.

Contoh:

 Menurut ahli hokum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berakhir jika hukum
ditegakkan. (salah)
 Ahli hukum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berahkhir jika hokum ditegakkan.
(benar)

2. Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi
keterangan.

Contoh:

 Di Pekalongan memiliki pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (salah)


 Di Pekalongan terdapat pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (benar)

3. Tanpa unsur predikat menempatkan kata yang  di depan predikat, dengan kata ini predikat berubah
fungsi menjadi perluasan subjek.

Contoh:

 Dokter yang bekerja di rumah sakit. (salah)


 Dokter bekerja di rumah sakit. (benar)

4. Menempatkan kata depan di depan objek,  seharusnya kata kerja transitif langsung diikuti objek
dan tidak disisipi kata depan.

Contoh:

 Mereka mendiskusikan tentang keselamatan di jalan. (salah)


 Mereka mendiskusikan keselamatan di jalan. (benar)

5. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat.

Contoh:

 Ia rajin. Sehingga selalu mendapat juara kelas. (salah)


 Ia rajin belajar sehingga selalu mendapat juara kelas. (benar)

6. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat.

Contoh:

 Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah)


 Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja karas. (benar)
7. Salah urutan.

Contoh:

 Majalah itu saya baca. (salah)


 Saya sudah membaca majalah itu. (benar)

b. Kesalahan diksi

1. Diksi kalimat salah jika :

a. Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa: agar- supaya,adalah -merupakam, bagi- untuk,
demi- untuk, naik- ke atas, turun- ke bawah, dan lain-lain.Contoh:

 Ia selalu minum obat agar supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (salah)


 Ia selalu minum obat supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (benar)

b. Menggunakan kata Tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana, yang mana, bagaimana, mengapa,
dan lain-lain.Contoh:

 Desa di mana kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (salah)
 Desa tempat  kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (benar)

c. Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak


hanya – tetapi seharusnyatidak  … tetapi atau tidak hanya – tetapi juga, bukan
hanya – tetapi juga seharusnyabukan hanya – melaikan juga.Contoh:

 Ia tidak  hanya cantik melainkan  juga sopan santun. (salah)


 Ia tidak  hanya cantik tetapi  juga sopan santun. (benar)

d. Menggunakan kata berpasangan (verba berpreposis) secara idiomatic yang tidak sesuai. Misalnya:

Benar Salah

Bergantung kepada/pada Tergantung dari


Tergantung dari pada
Bergantung dari

Berbeda dengan Berbeda dari/ daripada

Disebabkan oleh Disebabkan karena

Hormat akan/kepada/terhadap Hormat atas/sama

Berdasar pada/kepada Berdasarkan atas/pada


kepada (berdasarkan)
Terdiri atas (dari) terdiri

Sesuai dengan sesuai

Contoh:

 Model pakaian itu sesuai bagi minat orang tersebut. (salah)


 Model pakaian itu sesuai dengan minat orang tersebuat. (benar)

e. Penempatan numeralia distrubituf

Kata setiap, tiap-tiap, dan masing-masing termasuk numeralia distributif. Kata setiap atau tiap-


tiap  memiliki arti yang sangat mirip dengan katamasing-masing. Perbedaannya adalah kata masing-
masing berdiri sendiri tanpa nomina, sedangkan kata setiap  dan tiap-tiap tidak bisa berdiri sendiri tanpa
nomina. Contoh:

 Masing-masing mahasiswa dianjurkan memiliki buku ajar. (salah)


 Setiap mahasiswa dianjurkanmemiliki buku ajar. (benar)

2. Diksi atau kalimat kurang baik (kurang santun)

a. Menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya: aku dan saya.


b. Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif, misalnya: menurut pendapat saya…
sebaiknya menggunakan data menunjukkan bahwa… penelitian membuktikan
bahwa…, pengalaman membuktikan bahwa…
c. Menggunakan kata yang tidak jelas maknanya.
d. Diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi.
e. Penolakan dan pembuktian tanpa makna yang pasti (eksak).

c. Kesalahan ejaan

Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil kualitas kalimat
melainkan juga dapat mengakibatkan kesalahan kalimat. Oleh karena itu, penggunaan ejaan perlu diperhatikan
dalam keseluruhan penulisan (lebih lanjut lihat Buku Ejaan Yang Disempurnakan).
Jenis kesalahan ejaan:

1. Penggunaan huruf capital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal,


2. Pemenggalan kata,
3. Penulisan kata baku,
4. Penulisan unsure serapan
5. Penulisan kata asing tidak dicetak miring,
6. Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda petik satu(‘…’), tanda
penyngkatan (‘…), dan lain-lain
7. Penulisan kalimat atau paragarf: induk kalimat dan anak kalimat,kutipan langsung, kutipan tidak
langsung,
8. Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi
9. Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat kabar, majalah, jurnal,
10. Penulisan judul bab, subbab, bagian, subbagian,
11. Penulisan: daftar pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam urainan diatas dapat dismpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa
Indonesia yang dalam penggunaan nya sesuai dengan kaidah tata bahasa.Kaidah bahasa yaitu kaidah bahasa
Indonesia baku atau yang danggap baku. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia dianjurkan
menggunakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi maupun kehidupan
sehari-hari.Namun masih minim nya pengetahuan tentang bagaiman bahsa Indonesia yang baik dan
benar,sehingga masih banyak yang tidak menggunakan nya secara tidak tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Ening Herniti dkk.2005.Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Pokja Akademik UIN sunan kalijaga Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai