BAHASA INDONESIA
Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Swt. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah Saw. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.Dalam penulis tugas atau
materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Pengunaan Bahasa
Indonesia Yang Baik Dan Benar, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Mahaputra
Muhammad Yamin. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing penulis meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.
Solok, November 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Identifikasi Masalah 4
D. Tujuan Penelitian 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori 6
B. Pembahasan 14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan 20
B. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah
tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa
baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku
sama dengan bahasa yang baik dan benar.
“Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam
situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda,1997 :
30).Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”,tampaknya mudah
diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak berwujud
nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa baku.Atau
mereka masih selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika mereka berbahasa Indonesia secara
lisan. Terakhir dibahas tentang ciri-ciri bahasa baku dan bahasa nonbaku, serta berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar. (http://id.shvoong.com, M Agus Salim, 2014.Bahasa Baku
Dan Tidak Baku,diakses 09 Desember 2015 pukul 19.06 WIB)
B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian bahasa indonesia yang baik dan benar?
b. Pengertian bahasa indonesia baku?
c. Apa saja Ciri-ciri ragam bahasa baku?
d. Apa saja Fungsi bahasa baku?
e. Apa saja kesalahan umum penggunaan bahasa indonesia?
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan analisis situasi pernyataan diatas,dapat diidentifikasi beberapa pokok
permasalahan,diantaranya:
1. Kurangnya minat pelajar dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar.
2. Seiring bermunculannya budaya baru atau melekatnya kebudayaan sejak kecil, penggunaan
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dikalangan mahasiswa tidak digunakan.
3. Rendahnya pemahaman di kalangan mahasiswa tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang
Baik dan Benar.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bahasa Indonesia dengan baik dan benar
2. Mengetahui bahasa Indonesia baku
3. Mengetahui cirri-ciri ragam bahasa baku
4. Mengetahui fungsi bahasa baku
5. Mengetahui kesalahan umum penggunaan bahasa indonsia
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. TEORI
A. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
1. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Sesungguhnya dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar terkandung dua
pengertian yang berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan ungkapan
“bahasa Indonesia yang baik”. Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian
atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan
dengan istilah “bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar atau betul di sini berhubungan
dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah
penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini
adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang
telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah
diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada
khayalak.
Dengan penjelasan ini tampak bahwa bahasa yang kita gunakan, agar mengenai sasarannya,
tidak selalu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar dan di warung, misalnya, pemakaian
ragam baku akan menimbulkan kegelian, keanehan, keheranan, bahkan kecurigaan. Jadi pada
asasnya, kita menggunakan bahasa yang baik, artinya yang tepat tetapi tidak termasuk bahasa
yang benar. Sebaliknya, kita mungkin berbahasa yang benar tetapi tidak baik penerapannya
karena suasanya mensyaratkan ragam bahasa yang lain. (Menurut Hasan Alwi,2003:Hal 6)
Agar lebih jelas mengenai pengertian bahasa yang baik dan benar,sebagai berikut ini
contohnya :
Contoh 1:
Dalam tawar menawar di pasar, seorang pembeli akan cenderung menawar dengan ucapan :
“satu kilo berapa?”, “bisa ditawar?”daripada menggunakan kalimat yang panjang seperti :
“Berapakah harga satu kilo jeruk?”, “Bolehkah saya menawarnya?.”(Bagaimanakah kira-kira
reaksi penjual jeruk mendengar pertanyaan dari seorang pembeli dengan pertanyaan-pertanyaan
seperti itu?). Pemakaian ragam bahasa baku (seperti kalimat yang kedua) akan menimbulkan
kegelian, keheranan atau kecurigaan. Kalimat tersebut sebagai contoh kalimat yang tidak baik
tetapi benar.
Contoh 2:
Dalam rapat kantor, seorang pejabat fakultas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa
Indonesia seperti kalimat berikut. “Bapak-bapak dan saudara-saudara sekalian, ayo deh, kite
mulai aje rapat kali ini, ntar keburu ujan”. Okey you dah pada siap kan?. (Apa jadinya apabila
pejabat fakultas memulai acara rapat formal dengan kalimat seperti itu?) tentu saja akan merubah
suasana menjadi tidak formal dan berwibawa. Kalimat di atas merupakan penggunaan bahasa
Indonesia yang tidak baik dan benar. Karena kalimat yang digunakan tidak memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Contoh 3:
Dalam rapat di kantor, seorang pjabat Universitas memulai rapat resmi dengan pemakaian
bahasa Indonesia seperti kalimat berikut ini. “Bapak-bapak dan ibu-ibu, acara rapat senat siang
ini marilah kita buka bersama-sama dengan membaca basmalah. “Kalimat tersebut benar, karena
kalimat yang digunakan memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
(http://marmoet5blogspot.com,Fitri Harsono,2013.Ragam Bahasa Inonesia.diakses 09 Desember
2015, Pukul 19.31 WIB)
B. Bahasa Indonesia Baku
1. Pengertian
Bahasa Indonesia terdiri atas berbagai ragam, tiap-tiap ragam itu memiliki kekhasan. Akan
tetapi, dari berbagai ragam itu masih dapat dikenali dan
dimengerti sebagai bahasa Indonesia karena masing-masing memiliki ciri umum
yang sama, yang mengacu pada salah satu ragam yang dianggap sebagai patokannya. Ragam
yang dianggap sebagai patokan inilah yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian ragam
yang lain. Dengan adanya tolok ini orang dapat mengetahui mana pemakaian bahasa yang benar
dan mana yang tidak benar. Ragam bahasa yang mengemban fungsi sebagai tolok semacam itu
disebut dengan bahasa baku atau bahasa standar. Dengan demikian, bahasa Indonesia baku
merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai tolok bandingan bagi
pemakaian ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baku disebut juga bahasa Indonesia yang
formal, yaitu bahasa Indonesia yang dituturkan dalam situasi resmi.
Secara lebih rinci, ragam bahsa Indonesia baku dipakai dalam situasi berbahasa sebagai
berikut:
1. Untuk komunikasi resmi, seperti dalam upacara-upacara kenegaraan,
rapat-rapat dinas, surat-menyurat resmi,dan sebagainya.
2. Untuk wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran
pekerjaan, karya ilmiah,dan sebagainya.
3. Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah,
pengajaran di sekolah,dan sebagainya.
4. Berbicara dengan orang yang patut dihormati misalnya guru, pejabat
pemerintahan, atasan, atau orang yang belum atau baru saja dikenal.
( Menurut Candra Rosdianto.2013:Hal 8)
a. Ciri-ciri
Ragam bahasa baku atau standar memiliki tiga ciri yaitu :
1. Kemantapan dinamis
Bahwa bahasa baku haruslah memiliki kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak
dapat berubah setiao saat,jadi kaidah-kaidah haruslah konsisten
2. Kecendekiaan
Bahwa perwujudannya dalam kalimat, paragraph, dan satuan bahasa lain yang lebih besar
mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
3. Keseragaman
Bahwa bahasa baku mempraanggapkan, adanya keseragaman kaidah.Akan tetapi, perlu diingat
bahwa yang terjadi adalah penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau
penyeragaman ragam/variasi bahasa.
b. Fungsi
Selain memiliki ciri-ciri, bahasa baku atau standar memiliki berbagai fungsi. Fungsi yang
dimaksud ada empat yaitu:
a. Fungsi pemersatu,
b. Fungsi pemberian kekhasan,
c. Fungsi pembawa kewibawaan, dan
d. Fungsi sebagai kerangka acuan.
( Menurut Candra Rosdianto.2013:Hal 9)
C. Kesalahan Umum Penggunaan Bahasa Indonesia
Pembentukan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa baku selalu mengikuti kaidah tata
bahasa dari bahasa yang bersangkutan. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia
yang mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia.Pemilihan kata dalam rangka penyusunan kalimat
baku dilakukan secara cermat agar informasi yang hendak disampaikan dapat diterima secara
baik oleh pembaca atau mantra bicara.
Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamran atau sejenis komunikasi lain, seluruhnya harus
menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik
memungkinkan tulisan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah dibakukan. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal,
salah pengertian, maupun salah tindakan. Untuk membuat atau menyusun kalimat dengan baik
dan benar tidaklah mudah. Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, ditemukan berbagai
kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan
kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.( Menurut Hemiti Ening,2005.Hal:10)
Kesalahan-kesalahan itu menurut Widjono (2005:153) dapat dirinci sebagai berikut:
a. Kesalahan struktur
1. Kalimat aktif tanpa subjek.
Contoh:
Menurut ahli hokum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berakhir jika
hukum ditegakkan. (salah)
Ahli hukum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berahkhir jika hokum
ditegakkan. (benar)
2. Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek
berubah fungsi menjadi keterangan.
Contoh:
Di Pekalongan memiliki pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (salah)
Di Pekalongan terdapat pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (benar)
3. Tanpa unsur predikat menempatkan kata yang di depan predikat, dengan
kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.
Contoh:
Dokter yang bekerja di rumah sakit. (salah)
10
Dokter bekerja di rumah sakit. (benar)
4. Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif
langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan.
Contoh:
Mereka mendiskusikan tentang keselamatan di jalan. (salah)
Mereka mendiskusikan keselamatan di jalan. (benar)
5. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat.
Contoh:
Ia rajin. Sehingga selalu mendapat juara kelas. (salah)
Ia rajin belajar sehingga selalu mendapat juara kelas. (benar)
6. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat.
Contoh:
Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah)
Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja karas. (benar)
7. Salah urutan.
Contoh:
Majalah itu saya baca. (salah)
Saya sudah membaca majalah itu. (benar)
b. Kesalahan diksi
1. Diksi kalimat salah jika :
11
a. Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa: agar- supaya,adalah
-merupakam, bagi- untuk, demi- untuk, naik- ke atas, turun- ke bawah, dan lain-
lain.Contoh:
Ia selalu minum obat agar supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (salah)
Ia selalu minum obat supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (benar)
b. Menggunakan kata Tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana, yang
mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.Contoh:
Desa di mana kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (salah)
Desa tempat kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (benar)
c. Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak
hanya – tetapiseharusnya tidak … tetapi atau tidak hanya – tetapi juga, bukan
hanya – tetapi juga seharusnya bukan hanya – melaikan juga.Contoh:
Ia tidak hanya cantik melainkan juga sopan santun. (salah)
Ia tidak hanya cantik tetapi juga sopan santun. (benar)
d. Menggunakan kata berpasangan (verba berpreposis) secara idiomatic yang
tidak sesuai. Misalnya:
Benar Salah
Contoh:
Bergantung kepada/pada Tergantung dari
Model pakaian
Tergantung dari pada
itu sesuai bagi minat orang
Bergantung dari
tersebut. (salah)
Berbeda dengan Berbeda dari/ daripada Model pakaian
itu sesuai dengan minat orang
Disebabkan oleh Disebabkan karena tersebuat. (benar)
e. Penem
Hormat akan/kepada/terhadap Hormat atas/sama patan
numeralia
Berdasar pada/kepada Berdasarkan atas/pada distrubituf
kepada (berdasarkan)
Kata setiap, tiap-tiap,
Terdiri atas (dari) terdiri dan masing-masing termasuk
numeralia distributif.
Sesuai dengan sesuai Kata setiapatau tiap-
tiap memiliki arti yang sangat
mirip dengan kata masing-
masing. Perbedaannya adalah kata masing-masing berdiri sendiri tanpa nomina, sedangkan
kata setiap dan tiap-tiap tidak bisa berdiri sendiri tanpa nomina.
Contoh:
Masing-masing mahasiswa dianjurkan memiliki buku ajar. (salah)
Setiap mahasiswa dianjurkanmemiliki buku ajar. (benar)
13
c. Kesalahan ejaan
Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil kualitas
kalimat melainkan juga dapat mengakibatkan kesalahan kalimat. Oleh karena itu, penggunaan
ejaan perlu diperhatikan dalam keseluruhan penulisan.
Jenis kesalahan ejaan:
1. Penggunaan huruf capital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal,
2. Pemenggalan kata,
3. Penulisan kata baku,
4. Penulisan unsur serapan
Penulisan kata asing tidak dicetak miring,
5.
6. Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma,
tanda petik satu(‘…’), tanda penyngkatan (‘…), dan lain-lain
7. Penulisan kalimat atau paragarf: induk kalimat dan anak kalimat,kutipan
langsung, kutipan tidak langsung,
8. Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi
9. Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat kabar,
majalah, jurnal,
10. Penulisan judul bab, subbab, bagian, subbagian,
11. Penulisan: daftar pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.
( Menurut Hemiti Ening,2005.Hal:10)
B. PEMBAHASAN
Dari percakapn diatas sangat banyak penggunaan bahasa Indonesia yang salah di
kalangan mahasiswa,berikut penulis meneliti bahasa baku dan tidak baku.
Dari percakapan Sandy dan Dika
Nggak – Tidak
Asikla – Asik
Balik – Kembali
Full – Penuh (bahasa inggris)
Dari percakapan Yose dan Aina
Nggak – Tidak
Aja – Saja
Trus – Terus
Ngapain – Mengapa
Nginap – Menginap
Gimana – Bagaimana
Menurut penulis penggunaan bahasa baku didalam masyarakat masih sangat jarang
digunakan apalagi oleh anak-anak remaja sekarang. Mereka cenderung memilih bahasa gaul dari
pada bahasa baku,alasanya mereka tidak terbiasa menggunakan bahasa baku. Bahkan yang lebih
miris mereka brbicara kepada orang yang lebih tuapun menggunakan bahasa yang gaul bahkan
kepada orang tuanya sendiri.
Kesalahan berbahasa tidak sama dengan kekeliruan berbahasa. Keduanya memang
merupakan pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang. Kesalahan berbahasa terjadi
secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang
18
bersangkutan. Kekeliruan berbahasa tidak terjadi secara sistematis, bukan terjadi karena belum
dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan, melainkan karena kegagalan
merealisasikan sistem kaidah bahasa yang sebenarnya sudah dikuasai.
Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam
mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melaflakan bunyi bahasa, kata,
urutan kata, tekanan kata, atau kalimat, dsb. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya dapat terjadi
pada berbaga tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki sendiri oleh siswa bila
yang bersangkutan, lebih mawas diri, lebih sadar atau memusatkan perhatian. Siswa sebenarnya
telah mengetahui sistem linguistik bahasa yang digunakan, tetapi karena suatu hal dia lupa akan
sistem tersebut. Kelupaan itu biasanya tidak lama.
Sebaliknya,
kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya siswa memang
belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan biasanya terjadi
secara konsisten dan sistematis. Kesalahan itu dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki.
Perbaikan biasanya dilakukan oleh guru, misalnya melalui remedial, latihan, praktik, dsb. Sering
dikatakan bahwa kesalahan merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa
yang sedang dipelajari olehnya. Bila tahap pemahaman siswa tentang sistem bahasa yang sedang
dipelajari olehnya ternyata kurang, kesalahan berbahasa tentu sering terjadi.
19
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang
memenuhi norma baik dan benar bahasa Indonesia. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan”
bahasa Indonesia, misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb. Kata yang dipakai dalam Bahasa
Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku. Kata yang tepat dan serasi merupakan
kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur atau sesuai dengan arti sesungguhnya dan
sesuai dengan situasi pembicaraan.
Dalam berkomunikasi mahasiswa sering juga menggunakan bahasa isarat dan bahasa
tubuh tetapi yang lebih digunakan bahasa isarat misalnya ketika perempuan berdim diri dan tidak
mau berbicara itu tandanya perempuan itu sedang ada masalah atau lagi sedih, laki-laki dengan
mata merah dan wajah yang penuh emosi itu pertanda kalau dia sedang marah dan menunjukan
kemurkaannya
B.SARAN
1. Sebaiknya penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dikalangan pelajar digunakan
secara intensif, karena Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional yang artinya bahasa
tersebut merupakan bahasa pengantar sehari-hari.
2. Seharusnya para orangtua mengajarkan pada anak-anaknya sejak dini,sehingga anak lebih
memahami penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
20
DAFTAR PUSTAKA