Anda di halaman 1dari 14

Hdjfjdmzndmdkddmkdkdr

D
F
G
X

Xg
A

G
G
Dd
F
D
S
S
S
E
S
S
S
G
H.h
J
V
D
S
W
Dc
Z
X
V
B
N
K
K
I
F
X

S
Ajdjkfrkrkkrkrkrktkfkdkdkswksjrbhdbdndksnsjjejejejsjsdjdjjdjdjsjshdjdjdjfjfjjfjfjffkkks
kskgGVzhzbzb,bz Bzbzbzbzvzb, z z vv, , z
xb,bzhBjBBznzbzbzbznznzbzbzbBBJhzjzbznznzNnzjzhzhsjsjsjsjsjsjzjzjHjdgfggfgfgcfff
fffff
F
F
F
F
T
F
F

F
F
F
F
F
Ff
F

F
F
F
F
F
F
Ffff
F
F
F.y.t.e
W.a
A
A
A
A
S
Ss

S
Ey

G
T
F
F
Riwayat pribadi
Hal ini termasuk:
 Nafsu makan dan pola makan pasien.
 Kebiasaan berkemih dan buang air besar pasien.
 Tidur
 Kehilangan berat badan
 Kecanduan tembakau, alkohol, dll.
 Riwayat pajanan penyakit menular seksual (PMS).
Pada wanita, penting untuk mengambil riwayat menstruasi yang meliputi:
 Menarche  Riwayat menorrhagia atau
 Siklus menstruasi-teratur / tidak dismenorea
teratur  Menopause
 Dan persalinan terakhir

Dengan demikian, dalam interogasi, pemeriksa harus ingat bahwa ia bukan hanya
seorang otorhinolaringologist, tetapi juga dokter umum.

GEJALA RONGGA MULUT DAN OROFARING


Berikut merupakan gejala yang mungkin timbul pada pasien:

Nyeri
Nyeri merupakan gejala yang sering terlihat pada infeksi akut di rongga mulut dan
orofaring. Dapat terjadi spontan atau dengan induksi dan bervariasi dalam sifat dan
intensitas tergantung pada lesi rongga mulut. Dapat terjadi terus menerus, atau
intermittent, tumpul atau lancinating, terlokalisasi atau alih sebagai sakit kepala atau
otalgia. Nyeri dapat dirasakan saat istirahat atau selama bergerak, yaitu saat mengunyah
dan menelan.
Jadi dalam hal apa pun, penting untuk mengetahui tentang durasi onset, lokasi,
jenis, radiasi nyeri dan gejala yang terkait. Nyeri dapat ditemukan pada herpes, angina,
tonsilitis, faringitis, abses peritonsilar, ulser aphthosa, dsb.
Nyeri di daerah yang berdekatan seperti otalgia mungkin disebabkan oleh:
 Lesi dari gigi - gigi bungsu, gingivitis, molar karies.
 Lesi pada lidah - tonsilitis lingual, ulkus, glositis, tuberkulosis, keganasan pangkal
lidah - pasien duduk dengan satu tangan di telinga karena sakit parah di telinga dan
tangan lainnya di depan mulut karena saliva yang keluar dari mulut disebut sebagai
MECCA’S SIGN.
 Lesi faringeal – tonsilitis (Gambar 3.2), tuberkulosis, tumor tonsil
 Trauma bedah dari bagian tersebut – tonsilektomi
 Pencabutan gigi
 Ketika pasien mengeluh nyeri di mulut dan tenggorokan and pemeriksaan
menunjukkan hasil negatif, masalahnya mungkin murni subjektif seperti pada
neuropsikosis.

Pembengkakan
Berikut merupakan pembengkakak yang sering terlihat di rongga mulut dan orofaring
 Ranula (Gambar 3.3, 3.4)  Tiroid lingual
 Kista mukus pada bibir  Papiloma
 Limfangioma  Fibroma
 Granuloma pyogenik  Hemangioma
(Tiga pembengkakan yang terakhir disebutkan sering juga terlihat di laring)

Ulserasi
 Angular stomatitis – celah atau fisur yang terlihat pada sudut bibir akibat defisiensi
nutrisi
 ulser aftosa terlihat di vestibulum, mukosa bukal dan lidah, kecil, ulser bewarna
keputihan dan nyeri, dengan halo eritema.
 Ulser dental – disebabkan karena tergigit atau terkena gigi tiruan, terlihat pada
periferal atau dibawah permukaan lidah
 Ulser sifilis – yang memiliki tepi yang menonjol biasanya disebabkan oleh sifilis
sekunder
 Ulser tuberkulosis - ulkus ini memiliki tepi yang tidak beraturan
 Ulser post-pertussis – terlihat di frenulum lidah pada anak dengan whooping cough
 Ulser kronis non spesifik – biasanya etiologi tidak diketahui, mempengaruhi dua per
tiga anterior lidah dan tidak sakit
 Ulser keganasan - diawali tanpa rasa sakit, kemudian menjadi sakit. Dapat
berhubungan dengan sakit telinga atau pembesaran nodus limfa pada saat muncul.
(Metode pemeriksaan detil diberikan di bab 4)
Gigi tiruan yang longgar atau sudah tidak pas
 Lesi meluas pada maksila dan mandibula

Perdarahan pada gusi


 Scurvy
 Kelainan darah: leukemia, ITP
 Kelainan hati
 Trauma, dsb

Gangguan salivasi
 Xerostomia (kering pada mulut)
o Bernapas melalui mulut o Sindrom sjorgen, dsb
o Irradiasi
 Ptyalisme (peningkatan salivasi)
o Ulser pada mulut dan faring o Gigi tiruan yang sudah tidak pas
o Kesehatan mulut jelek o Terapi iodine, dsb

Sensasi benda asing


 Sensasi benda asing pada dasar lidah dapat terjadi karena
o Tonsilitis lingual o Perpanjangan uvula menyentuh
o Tiroid lingual dasar lidah
 Sensasi benda asing pada tenggorokan
o Perpanjangan prosesus stiloid o Keganasan hipofating
(sindrom Eagle) o Tonsil keratosis
o Gastro-esophageal reflux disease o Post-nasal drip akibat sinusitis,
(GERD) alergi, dsb

Keringnya tenggorokan
 Demam  Dehidrasi
 Perdarahan hebat

Trismus
 Abses  Abses peritonsil (Quincy)
 Trauma pada mandibula atau maksila  Inflamasi, infeksi atau lesi jinak pada
 Tumor jinak pada lidah, mukosa mandibula atau maksila
bukal atau retromolar pad ketika  Lesi ulserasi pada membran mukosa
terinfiltrasi terlalu dalam pada rongga mulut
 Abses retrofaringeal

Gangguan pengecapan
Ageusia dan hipogeusia
 Kehilangan total disebut ageusia
 Penurunan fungsi pengecapan disebut hipogeusia
Beberapa penyebab kondisi diatas dijelaskan dibawah ini:
1. Penyakit yang menyebabkan kekeringan mukosa bukal
 Sjorgen’s syndrome  Penyakit Mikuikcz’s
 Radioterapi kepala dan leher  Bedah pengambilan kelenjar liur
2. Lapisan lidah yang sangat tebal – candidiasis
3. Lesi atau destruksi indera pengecap pada area yang lebih luas
 Penggunaan alkohol berlebih  Macam ulserasi
 Lidah terbakar  Keganasan
4. Lesi pada fiber perifer pada sensasi pengecapan
 Neuritis  Kerusakan syaraf fasial seperti
 Infeksi seperti demam Bell’s Palsy
eksantematosa  Kerusakan pada chorda tympani
 Toksin – alkohol, merkuri, arsen seperti bagian syaraf yang
 Kompresi atau kerusakan syaraf disengaja pada operasi telinga
glosofaringeal tengah
5. Defisiensi vitamin seperti A, B12 an defisiensi zat besi
6. Gangguan endokrin
 Hipotiroid  Cushing’s syndrome
7. Obat sitotoksin, amitriptilin, dll
8. Keadaan post-coryzal atau post-influenzal, disertai dengan hilangnya penciuman
9. Lesi dapat bersifat sentral yang melibatkan saluran infra bulbar, nukleus bulbar atau
nukleus kortikal hippocampus seperti multiple sclerosis, abses, tumor atau perdarahan

Hipergeusia
Sensitifitas rasa yang berlebihan
 Pekerjaan – ditemukan pada pencoba  Tabes dorsalis
wine, pencoba the  Infeksi seperti demam tipes
 Dapat berasal dari pusat atau lesi otak

Kesulitan menelan/disfagia
 Onset yang tiba-tiba – impaksi benda asing pada tubuh
 Impaksi makanan pada penyempitan esofagus atau keganasan
 Kelainan syaraf seperti kelainan syaraf motorik, dll
 Bertahap dan progresif – keganasan
 Berselang – spasme atau episodik spasme pada lesi organik
 Lebih cair – lesi paralitik/lesi neurologi dan achalasia cardia
 Lebih padat dan berproses ke cair
o Keganasan hipofaring/esofagus
o Penyempitan saluran esofagus
 Intoleransi makanan asam atau jus buah-buahan karena lesi ulserasi
 Gejala yang berhubungan, seperti:
o Regurgitasi dan nyeri terbakar di dada – hiatus hernia
o Regurgitasi makanan yang tidak terkunyah dengan baik saat berbaring, dengan
batuk pada malam hari – hipofaringeal divertrulum
o Aspirasi ke dalam paru-paru – laringeal paralisis
o Aspirasi ke dalam hidung – palatal paralisis
o Dapat juga menjadi fungsional pada globus histerikus

Rasa sakit saat menelan/odinofagia


a. Lesi inflamasi
 Tonsilitis  Herpangina
 Faringitis  Abses peritonsil
 Abses pada dasar idah atau  Abses retrofaringeal
epiglotis
b. Lesi ulserasi
 Ulser aftosa  Sifilis
 Tuberkulosis
c. Impaksi benda asing ke tonsil

Kesulitan berbicara
Semua lesi yang melibatkan bibir, pipi, lidah, palatum lunak dan dinding faring
mempunyai efek fungsional pada fonetik.
a. Pada anak, keterlambatan atau kesulitan berbicara dapat terjadi karena:
 Ankiloglosia  Tongue-tie (frenulum pendek)
b. Suara hidung – rhinolalia aperta (A, E, I, O diucapkan AN, EN, IN, ON)
 Ditemukan pada komunikasi  Divisi atau perforasi palatum keras
abnormal antara bual dan rongga dan palatum lunak
nasal  Sifilis kongenital atau lupus
 Paralisis palatum lunak
c. Ketidakmampuan mengucapkan huruf yang diucapkan dari hidung [M dan N yang
terdengar seperti B dan P] disebut rhinolalia clausa atau stomalalia terlihat pada:
 Adenoid hipertrofi  Tumor nasofaring
d. Suara tumpul, sengau terlihat pada
 Hipertrofi tonsil  Neoplasma dasar lidah – hot
 Tonsilitis akut atau kronis potato voice
e. Suara tajam, kasar terlihat pada
 Abses faringeal atau peritonsil
f. Kesulitan dalam artikulasi (disartria atau anartria)
 Kesulitan mekanis  Paralisis perifer, seperti nervus
 Lidah – tumor, abses, lesi hipoglosal atau nervus fasial
inflamasi  Lesi bulbar
 Bibir atau pipi – tumor atau  Sindrom pseudobulbar
inflamasi
Bernapas melalui mulut dan mendengkur
 Hipertrofi adenoid  Tumor hidung dan nasofaring
 Pembesaran tonsil  Buttey palate

Bau mulut atau halitosis


 Tonsil terinfeksi  Keganasan
 Sinusitis kronis  Kebersihan orodental yang buruk

Kesulitan bernapas
 Massa yang mengobstruksi vestibular  Impaksi benda asing
laring yang menyebabkan dyspnoea  Abses retrofaringeal
 Abses peritonsil yang besar  Angina ludwig
 Hipertrofi tosil

Kehilangan pendengaran
 Lesi orofaring yang meluas ke dinding lateral nasofaring menyebabkan disfungsi
eustachian tube menyebabkan kehilangan pendengaran
 Pembesaran adenoid
 Celah palatum
 Celah submukosa palatum
 Rekuren faringitis atau tonsilitis
 Karsinoma nasofaring

GEJALA PADA LARING


1. Kelainan suara
Jenis suara
a. Suara serak
 Kelainan suara lainnya yang sering terjadi pada kehidupan sehari-hari adalah
kesulitan bernafas
Durasi: jika lebih dari 3 minggu setelah perawatan, sangat mungkin mengarah
pada keganasan. Suara serak dalam durasi singkat terlihat pada keadaan
laringitis akut
1. Serak konstan atau bertahap
o Konstan: nodus vokal o Bertahap: laringitis kronis
2. Variasi diurnal
a. Laringitis kronis – lebih parah pada pagi hari
b. Keganasan – lebih parah pada malam hari
3. Kebiasaan
o Terlalu banyak berbicara o Terlalu banyak merokok
atau bernyanyi o Konsumsi alkohol
4. Pekerjaan – paparan iritan seperti debu, uap, dll
5. Gejala yang berhubungan
o Batuk o Demam atau kelainan
o Kesulitan bernapas sistemik
o Kesulitan menelan
Lesi yang menyebabkan pita suara memproduksi suara serak, seperti:
o Laringitis akut o Papiloma, dll
o Laringitis kronis o Keganasan pada pita
o Kondisi menyerupai suara
granuloma o Trauma pada laring
o Tuberkulosis o Artritis atau fiksasi pada
o Sifilis sendi cricoarytenoid
o Skleroma dll o Kelainan lain seperti
o Lesi jinak seperti o Myxoedema
o Nodus vokal o Tersengal
o Polip pita suara
b. Suara lemah
 Tuberkulosis
 Emfisema
(Kondisi seperti ini terjadi karena udara keluar tidak cukup kuat untuk
menggetarkan pita suara)
c. Suara berdesah
 Terjadi pada paralisis pita suara, berhubungan dengan bovine cough
d. Suara berbisik
 Fungsional atau fisiologis
e. Suara sengau
 Tumbuh di dasar lidah, valekula atau supraglotis
 Tonsil besar atau adenoid
f. Puberfonia
 Suara anak kecil yang persisten pada orang dewasa disebut puberfonia
 Dikarenakan oleh endokrinal
g. Afonia
 Dapat berkembang secara bertahap, didahului oleh periode suara serak yang
berkepanjangan seperti pada laringitis tuberkulosis.
 Nervus afonia/fungsional afonia
 Laringitis akut

2. Dyspnoea dan stridor


Penyebab
Penyebab neurologi
 Paralisis pita suara  Paralisis otot respiratori
Insipratory stridor
 Supraglotik, mirip dengan  Difteri laringeal hingga fractical
epiglotitis branctitis
 Laringomalasia  Neoplasma
 Benda asing laringeal
Biphasic stridor
 Stenosis subglotis  Fraktur laring
 Atresi laringeal
Expiratory stridor
 Asma bronkiolus  Obstruksi saluran nafas bawah

Tabel 3.1 menjelaskan penyebab dari stridor


Anomali Infeksi Trauma Alergi/auto Neoplasti Neurologis
kongenital imun k
Diatas Mikrognas Abses Fraktur Rhinitis JNA Kehilanga
laring ia retrofarin fasial alergi n
Makroglos geal Hemato Wegener’s kesadaran
ia ma karena
Choanal retrofarin kegagalan
Atresia gea; menjaga
jalan nafas
orofaringe
al
Supragl Laringoma Epiglotiti Intubasi Sarkoidosis Karsinom Laringoma
otis lasia s a sel lasia
skuamosa
Epiglotis
Glotis Web, Tuberkul Fraktur Angioedem Recurrent Paralisis
Atresia osis laringeal a herediter respirator pita suara
laringeal laringitis y
papilloma
tosis
Dibawa Cincin Croup Stenosis Asma Hemangio Paralisis
h glotis vaskular, subglotis ma otot
Fistula subglostis respiratori
tracheo-
esophagea
l

3. Disfagia dan odinofagia


Ditemukan pada:
 Jika tumor laring besar dan berulser dan melibatkan laring eksternal dan faring
 Epiglotitis
4. Nyeri tenggorokan
 Lesi ulserasi pada laring  Artritis pada sendi laring
 Perikondritis pada kartilago laring
5. Benjolan pada tenggorokan
 Tumor besar yang mengobstruksi jalur faring untuk makanan
6. Benjolan pada leher
 Nodus limfe servikal  Laryngocele
 Perkembangan laring yang meluas
7. Batuk
A. Batuk yang tiba-tiba dan mengiritasi terlihat pada:
 Lesi nervus laring rekuren yang disebabkan oleh aspirasi
 Spasme laring
B. Keras pada permulaan dan sengau kemudian
 Laringitis difteritis
C. Batuk yang mencekik terlihat pada:
 Benda asing pada laring  Tuberkulosis laringitis
 Catarrhal laryngitis
D. Batuk berdarah
 Keganasan  tuberkulosis
8. Sensasi benda asing
Sensasi benda asing disertai membersihkan tenggorokan secara berulang terlihat pada:
 Laringitis kronis  Tumor jinak atau ganas pada laring

Anda mungkin juga menyukai