Anda di halaman 1dari 19

Aa

A
A
A
A
A

Aa
A
S

Sg
G
G
F
G
T
F
F
F
F
F
F
F
F
F

Ff
F
G
H
2

J
U
F
F.g
Ghh
U
F
G

T
T
T
J
U.r
Hm.dmdms
W
H
E.d.e.x..dms

DIKTAT KULIAH HISTOLOGI


(MODUL GASTROINTESTINAL)
3

ASPEK HISTOLOGI
SISTIM PENCERNAAN

Oleh

dr. Ahmad Aulia Jusuf, Ph.D

Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia


Jl. Salemba Raya 6 Jakarta
2007

PENDAHULUAN

Sistim pencernaan merupakan salah satu sistim yang ada di tubuh kita untuk
mengolah bahan makanan yang masuk ke tubuh kita menjadi zat yang dapat diserap ke
4

dalam peredaran darah, sedangkan sisa atau ampas yang dihasilkan dari proses
pencernaan akan disingkirkan atau dikeluarkan melalui feses.
Sistim pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran cerna di mulai dari
mulut sampai anus (dubur), dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan seperti kelenjar liur,
hati dan pancreas, yang letaknya di luar saluran tetapi menghasilkan sekret melalui sistim
duktus masuk ke dalam saluran tersebut.
Makanan mula-mula dijadikan bagian-bagian yang kecil dengan cara menggigit dan
mengunyah, kemudian makanan tersebut dihaluskan lebih lanjut oleh asam klorida dan
ensim-ensim pencernaan. Ensim-ensim tersebut membantu memecahkan atau
menghidrolisis protein, karbohidrat, dan lemak menjadi senyawa dasar seperti asam
amino, monosakarida dan gliserida.
Sistim pencernaan yang akan diuraikan terdiri atas
I. Rongga mulut termasuk kelenjar liur
II. Saluran cerna dari esofagus sampai anus
III. Kelenjar perut besar (pankreas, hati dan kandung empedu)

I. Rongga Mulut
Di dalam rongga mulut terdapat bibir, pipi, lidah, gigi, kelenjar liur dan langit-langit.

A. Bibir (Gb-1)
Pada bibir jaringan utamanya tersusun oleh otot rangka yang terpendam dalam
jaringan ikat fibroelastis. Bibir terdiri atas: permukaan luar bibir, merah bibir dan
permukaan dalam bibir.
Permukaan luar bibir tersusun dari epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk.
Pada permukaan ini terdapat rambut dan folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat.
Permukaan dalam bibir diliputi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk Di
bawah epitel terdapat lamina propia yang banyak mengandung kapiler darah dan ujung-
ujung saraf. Submukosa mengandung serat-serat elastin yang mengikat epitel secara erat
pada otot sehingga mencegah terbentuknya lipatan mukosa yang dapat tergigit di antara
5

gigi geligi ketika rahang tertutup. Di submukosa ini juga banyak mengandung kelenjar
mukosa dan seromukosa (kelenjar campur srosa dan mukosa).
Merah bibir mempunyai struktur yang mirip dengan permukaan luar tetapi tidak
terdapat rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Disamping itu epidermisnya
mengalami modifikasi, mengandung banyak keratohialin dan stratum lusidumnya tebal.
Ditengah-tengah merah bibir, permukaan luar dan permukaan dalam bibir terletak otot
lurik.
Permukaan dalam bibir mudah mengalami trauma atau luka berdarah karena tidak
mengandung lapisan tanduk dan banyak kapiler darah. Banyaknya pembuluh darah juga
memungkinkan luka cepat menyembuh. Selain itu permukaan dalam juga mudah
mengalami infeksi oleh virus atau bakteri yang disebut dengan Stomatitis Apthosa
(Sariawan).

B. Lidah (Gb-2 dan 3)


Permukaan luar lidah ditutupi oleh epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk. Di
bawah epitel banyak terdapat serat-serat lurik dan kelenjar serosa serta mukosa. Pada
permukaan lidah terdapat banyak tonjolan-tonjolan kecil disebut papil lidah. Ada 4 jenis
papil lidah yaitu
a. Papila filiformis (fili=duri), bentuknya runcing-runcing seperti kerucut dengan tinggi
antara 2-3mm. Epitel yang meliputi papila sebagian mengalami pertandukan.
b. Papila fungiformis (fungi=jamur) terletak di antara filiformis berbentuk seperti jamur.
Papila ini mengandung kuncup kecap (tastebud).
c. Papila sirkumvalata (Vallum= dinding). Tiap papil menonjol sedikit di atas
permukaan dan dibatasi oleh suatu parit melingkar dengan banyak kuncup kecap pada
dinding lateralnya (Gb-4).
d. Papila foliata (folia= daun) terletak pada bagian samping dan belakang lidah,
berbentuk lipatan-lipatan mirip daun dengan kuncup kecapnya pada lipatan. Papila ini
tidak terdapat pada manusia tetapi pada kelinci.

Pada papil lidah terdapat kuncup kecap (taste bud) (Gb-4). Selain di lidah kuncup
kecap juga ditemui dalam rongga mulut, palatum dan epiglotis. Dengan mikroskop
6

cahaya kuncup kecap mudah dikenal sebagai bangunan pucat berbentuk seperti irisan
bawang. Pada kuncup kecap ini disusun oleh 3 jenis sel yaitu sel penyokong atau
sustentakular, sel pengecap neuroepitel dan sel basal. Sel pengecap neuroepitel berfungsi
untuk menerima dan meneruskan rangsang rangsang kimiawi dari makanan atau
minuman yang kita makan atau minum. Rasa manis dan asin dirasakan pada ujung lidah,
rasa asam pada samping lidah dan pahit pada daerah pangkal lidah.

C. Gigi (Gb-5)
Gigi berasal dari mesoderm dan ektoderm. Gigi tertanam di dalam tulang rahang.
Pada manusia dapat dibedakan dua macam gigi yaitu
1. Gigi Susu (Gigi primer /desidua)
Terdapat selama masa anak-anak dengan jumlah total 20 buah. Gigi ini mucul pada
usia sekitar 6 bulan sampai 2 tahun dan akan tanggal pada umur 6 sampai 12-13
tahun.
2. Gigi permanen (Gigi dewasa)
Gigi ini berjumlah seluruhnya sebanyak 32 buah. Gigi ini muncul secara bertahap
mulai usia 12 tahun.
Berdasarkan bentuknya gigi dibagi mernjadi 3 jenis yaitu gigi seri (untuk memotong),
gigi taring (untuk merobek atau mengoyak) dan gigi geraham untuk mengunyah. Gigi
terdiri atas mahkota gigi yang terihat menonjol di atas gusi atau ginggiva dan akar gigi
yang terpendam di dalam alveolus maksila dan mandibula. Mahkota dan akar gigi
bertemu pada leher gigi. Bagian-bagian gigi terdiri atas:
1. Email
merupakan penutup dentin pada mahkota gigi. Email terutama terdiri atas 99% bahan
anorganik terutama kalsium fosfat dan bahan organik 1% yang mengandung protein
enamelin. Email dibentuk oleh sel-sel ameloblas yang merupakan sel-sel berbentuk
silindris tinggi. Lapisan email ini dapat dirusak oleh kuman-kuman atau makanan
tinggi karbohidrat atau yang terlalu asam. Kerusakan pada email dapat berlanjut ke
lapisan dibawahnya dan menimbulkan gibi berlubang yang disebut karies dentis.
2. Dentin
7

Berjalan mengitari rongga pulpa, merupakan jaringan yang telah mengalami


kalisfikasi. Dentin dibentuk 80% oleh garam kalsium dan 20% dari bahan organik
terutama terdiri atas serat kolagen dan glikosaminoglikan, yang disintesis oleh sel-sel
odontoblas. Odontoblas merupakan selapis sel-sel silindris dengan inti di bagian
basal yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan dalam dentin. Dentin
muda yang baru terbentuk merupakan lapisan yang berhubungan dengan pangkal
tonjolan odontoblas dan disebut predentin. Predentin tidak mengandung mineral dan
terdiri atas substansi dasar dan serat-serat kolagen. Kerusakan pada dentin akibat
proses pembusukan oleh kuman-kuman atau makanan tinggi karbohidrat dan
makanan yang sangat asam disebut karies dentis (Gigi berlubang) dan dapat
menimbulkan rasa ngilu atau nyeri tumpul.
3. Sementum
Merupakan lapisan yang menutupi dentin akar gigi mulai dari leher sampai ujung
bawahnya dan berfungsi untuk mengikat gigi pada membran periodontal. Susunan
histologis mirip dengan tulang yaitu mengandung berkas serat-serat kolagen kasar
yang terpendam dalam matriks yang berkapur.
4. Pulpa
berasal dari jaringan mesenkim dan mengisi rongga pulpa dan saluran pada akar gigi.
Pulpa gigi terdiri atas sel-sel, serat kolagen dan glikosaminoglikans. Rongga pulpa
terisi oleh 1 arteriol (cabang arteri kecil) dan 2 venula (cabang vena kecil) serta serat
saraf. Serat saraf ini akan memberikan cabang-cabang saraf yang halus tanpa
pembungkus (mielin) yang berjalan menembus odontoblas dan berakhir pada
predentin dan dentin. Bila timbul rangsangan pada serat-serat saraf ini akibat
kerusakan pada predentin dan dentin akan menimbulkan rasa nyeri tumpul,
sedangkan peradangan yang menembus sampai rongga pulpa akan mengiritasi serat-
serat saraf dan menimbulkan nyeri tajam berdenyut. Peradangan pada pulpa disebut
pulpitis.
5. Membran periodontal
Merupakan jaringan ikat fibrosa yang terletak di antara tulang alveolar dengan gigi
dan turut menyokong ginggiva pada leher gigi. Fungsinya tidak hanya sebagai
periosteum tulang alveolar, tetapi sebagai ligamen penyangga gigi di dalam soketnya.
8

6. Gusi (Ginggiva)
Merupakan lapisan yang mengelilingi gigi dan merupakan membran mukosa yang
terdapat di antara dan berhubungan dengan periosteum tulang alveolar pada tonjolan
dan bagian atas leher gigi. Ginggiva akan melekat erat pada email. Perlekatan dengan
email ini makin melemah dengan bertambahnya umur, sehingga ginggiva hanya
melekat pada sementum dan seluruh mahkota gigi dapat terlihat.

D. Kelenjar Liur
Membran mukosa rongga mulut dan bibir di basahi oleh air liur yang disekresikan
oleh kelenjar-kelenjar liur yang kecil yang terdapat disekitar rongga mulut. Disamping itu
terdapat 3 kelenjar besar yaitu parotis, submandibularis dan sublingualis yang menge-
luarkan sekretnya dalam jumlah banyak setelah dirangsang secara mekanis, kimiawi,
psikis atau olfaktorik karena adanya makanan atau dugaan adanya makanan. Kelenjar
–kelenjar ini mengeluarkan sekretnya ke dalam rongga mulut melalui saluran keluarnya.

Kelenjar Parotis (Gb-6)


Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang terletak di bagian bawah depan telinga
dan meluas kebagian muka bawah di bawah lengkung zigomatikus. Kelenjar ini terdiri
atas bagian sekretorius (penghasil sekret) dan saluran keluar. Bagian sekretorius disusun
oleh sel-sel berbentuk kuboid dan dibagian basalnya terdapat sel-sel mioepitel yang
berfungsi untuk memeras keluarnya sekret menuju ke saluran keluar. Saluran keluarnya
disebut Duktus Stensen yang bermuara pada mukosa rongga mulut berhadapan dengan
gigi geraham kedua atas. Kelenjar ini merupakan kelenjar liur terbesar dan akan
menghasilkan liur yang bersifat serosa. Peradangan pada kelenjar ini akibat virus disebut
Parotitis Epidemika.

Kelenjar Campur (Gb-7)


Ada 2 macam kelenjar campur yaitu kelenjar submandibularis dan sublingualis.
Kelenjar submandibularis terletak pada dasar mulut sedangkan saluran keluarnya (saluran
Wharton). Bermuara dibawah ujung lidah. Kelenjar ini merupakan kelenjar mukoserosa
yaitu kelenjar yang mengandung bagian serosa lebih banyak daripada mukosa. Kelenjar
9

sublingualis terletak di bawah membran mukosa dasar mulut dekat saluran keluar kelenjar
submandibularis. Kelenjar ini sebaliknya mengandung lebih banyak bagian mukosa
daripada serosa. Bagian sekretorius serosa serupa dengan kelenjar parotis, sedangkan
bagian mukosanya tampak sitoplasma yang jernih. Saluran keluarnya mirip dengan kelenjar
parotis.

Air Liur
Air liur akan membasahi makanan sehingga mudah ditelan, juga meningkatkan cita rasa
karena bahan kimia yang berhubungan dengan cita rasa harus berada dalam larutan untuk
dapat merangsang kuncup kecap. Air liur mengandung:
1. Amilase dan maltase untuk mencerna sebagian karbohidrat.
2. Lisosim dan peroksidase yang merupakan zat antibakteri
3. Gamma globulin terutama IgA, sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh.

II. Saluran Cerna (Gb-8)


Dinding saluran cerna pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3 lapisan, yaitu
1. Tunika mukosa
2. Tunika submukosa
3. Tunika muskularis
4. Tunika serosa.
Tunika mukosa terdiri atas suatu membran epitel permukaan yang basah dilapisi
mukus yang terletak di atas suatu lamina basal. Di bawahnya terdapat sedikit jaringan ikat
longgar (lamina propia) dan lapisan tipis otot polos (muskularis mukosa).
Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat areolar kasar. Pada bagian ini terdapat
pleksus Meissner yang merupakan serabut saraf parasimpatis. Disamping itu juga terdapat
pembuluh darah yang halus.
Tunika muskularis terdiri atas 2 lapisan berkas serat otot polos yaitu lapisan
muskularis sirkular di sebelah dalam dan longitudinal di sebelah luar. Di antara ke 2 lapisan
tersebut terdapat pembuluh darah dan pleksus saraf yang berhubungan dengan banyak
ganglion kecil yang disebut pleksus mienterikus Auerbach. Tunika muskularis mendorong
bahan makanan di dalam lumen saluran cerna. Gerakan ini disebut gerak peristaltik usus
10

yang membantu mencampurkan bahan makanan dengan ensim pencerna dengan gerakan
mengaduk.
Tunika serosa atau adventisia merupakan lapisan terluar dibentuk oleh jaringan
areolar elastis yang relatif padat. Lapisan ini juga mengandung pembuluh darah dan limfe.

Esofagus (Gb-9)
Esofagus merupakan saluran yang berhubungan dengan faring pada tepi bawah tulang
rawan krikoid kemudian melalui leher bagian bawah dan mediastinum toraks lalu menembus
diafragma sampai akhirnya bermuara ke dalam lambung.
Tunika mukosa esofagus terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Tunika
submukosa mengandung serat-serat elastin dan kelenjar serosa dan mukosa. Tunika
muskularisnya pada sepertiga atas terdiri atas otot rangka, sepertiga tengah terdiri atas
campuran otot rangka dan polos lalu kandungan otot polosnya makin ke arah lambung makin
sedikit dan pada sepertiga bawah hanya terdiri atas otot polos. Fungsi esofagus hanya
merupakan jalan makanan menuju ke lambung.

Lambung (Gb-10,11,12)
Lambung merupakan saluran makanan berbentuk huruf J dengan batas atas cekung
disebut kurvatura minor dan batas bawah cembung disebut kurvatura mayor. Bagian atas
lambung disebut fundus, bagian tengahnya disebut badan atau korpus sedangkan bagian
bawahnya disebut pilorus.
Makanan masuk ke dalam lambung dalam bentuk gumpalan (bolus, bola) terdiri atas
bahan makanan setengah padat yang telah dikunyah dan sebagian dibasahi liur. Setelah
dicerna makanan dari lambung akan dikeluarkan secara bertahap sebagai massa setengah
cair berbentuk bubur disebut “Chyme.” Otot lambung yang tebal berfungsi untuk
mengaduk dan menggerus bahan makanan di dalamnya serta mencampur secara sempurna
dengan getah sekret pencernaan yang dikeluarkan oleh lambung. Getah lambung
mengandung asam klorida, ensim-ensim dan mukus (lendir). Ada 3 macam ensim yaitu
1. Ensim Pepsin untuk mencerna protein dalam suasana asam.
2. Ensim Renin berfungsi untuk menggumpalkan susu
3. Ensim Lipase berfungsi untuk mencerna lemak.
11

Mukosa lambung juga mensekresikan suatu yang diperlukan untuk mengabsorpsi


vitamin B12. Lambung juga menghasilkan beberapa hormon termasuk gastrin, sekretin dan
kolesistokinin. Di Lambung juga terjadi absorpsi terbatas pada garam, air, glukosa, alkohol
dan beberapa obat.
Secara histologis lambung terdiri atas tunika mukosa, submukosa, muskularis dan
serosa. Tunika mukosa terdiri atas epitel selapis torak (kolumnar). Sel-sel ini dapat
mensekresikan mukus lambung netral yang berfungsi untuk melapisi permukaan lambung
dan melindungi mukosa lambung dari pengaruh asam. Mukosa lambung mengandung
kelenjar-kelenjar lambung yang bermuara ke permukaan epitel melalui sumur-sumur yang
dikenal sebagai Foveolae Gastrika. Kelenjar lambung ini bentuknya tubular simpleks atau
tubular bercabang masuk jauh ke dalam mukosa hingga mendekati muskularis mukosa dan
di antara kelenjar terdapat lamina propria. Epitel kelenjar tersusun oleh jenis sel yang
berbeda yang mengsekresikan asam, ensim-ensim, mukus dan hormon-hormon. Ada 4
macam sel epitel kelenjar yaitu:
1. Sel Mukus Leher (mucous neck cell)
Sel ini berbentuk torak mirip sel epitel mukosa terdapat pada leher kelenjar. Inti sel
lonjong terletak di dasar sel. Sitoplasma bagian puncak kadang-kadang mengandung
granula. Sel ini menghasilkan mukus atau getah lambung yang bersifat asam.
2. Sel Parietal (sel HCl)
Sel ini berbentuk segitiga dengan inti bulat dan sitoplasma bewarna merah (asiodofilik).
Sel ini terdapat diseluruh bagian lambung. Sel ini mengsekresikan:
a). Asam lambung (HCl).
b). Faktor intrinsik yang akan berikatan dengan Vitamin B12 dan membantu absorpsi
vitamin ini dalam lumen usus.
3. Sel Zimogen atau sel Prinsipal (Chief Cell)
Sel ini bentuknya mirip dengan sel HCl sering tidak teratur, di antara sel sel-sel ini
dapat juga dilihat sel HCl. Inti sel bulat dengan sitoplasma tampak agak basofil dan
pada daerah puncak kadang-kadang terlihat bergranula. Sel ini banyak dijumpai di
bagian basal kelenjar. Sel ini mensekresikan pepsinogen yang akan diubah menjadi
pepsin.
4. Sel-sel enteroendokrin (Sel Argenafin)
12

Sel-sel ini banyak ditemukan di daerah pylorus dan umumnya ditemukan di dasar
kelenjar. Sel-sel kecil berbentuk piramid dengan sitoplasma jernih tak bewarna. Bebe-
rapa sel ini dapat dipulas dengan larutan amoniak perak nitrat disebut sel argirofilik dan
lainnya dapat dipulas dengan kalium bikromat disebut juga sel enterokromafin. Sel-sel
ini menghasilkan beberapa hormon peptida murni yaitu sekretin, gastrin dan kolesis-
tokinin. Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan serat-serat kolagen
dan elastin. Di samping itu lapisan ini juga mengandung pembuluh darah, pembuluh
limfe dan saraf perifer. Tunika Muskularis terdiri atas tunika muskularis longitudinal di
sebelah luar dan sirkularis disebelah dalam. Di antara keduanya terdapat pleksus
Aurbach. Tunika serosa dibentuk oleh jaringan ikat longgar.

Usus Halus
Usus halus terdiri atas 3 bagian yaitu duodenum, yeyenum dan ileum. Duodenum tidak
digantung oleh mesenterium (penggantung usus) terletak retroperitoneum, sedangkan
yeyunum dan ileum digantung oleh mesenterium.
Tunika mukosa usus halus terdiri atas: (Gb-13,14, 15, 16)
1. Plika sirkularis Kerckring yaitu lipatan yang berjalan sirkular atau spiral yang dapat
melingkari lumen usus. Plika ini dibentuk oleh lapisan mukosa dan submukosa.
2. Vilus intestinalis yaitu tonjolan kecil mirip jari atau daun pada membran mukosa. Tiap
vilus terdiri atas epitel dan lamina propria. Lapisan ini mengandung pembuluh darah,
limfatik dan jaringan ikat.
3. Kriptus Lieberkuhn yaitu kelenjar –kelenjar yang terdapat pada usus halus yang
merupakan bangunan berbentuk tabung dan bermuara di dasar vili usus.

Sel-sel epitel yang melapisi tunika mukosa usus halus terdiri atas:
1. Sel Silindris (torak)
Sel ini mempunyai mikrovili (silia/brush border). Mikrovili merupakan perluasan
sitoplasma sel-sel epitel ke dalam lumen. Mikrovili ini berperan untuk memperluas
permukaan penyerapan makanan. Sel-sel yang melapisi epitel ini dikenal juga sebagai
sel silindris (Sel absorptif). Sel-sel ini berasal dari sel-sel induk atau sel stem (stem
cell) yang terdapat didasar kriptus liberkuhn yang bergeser ke arah lumen seiring
13

dengan pematangan sel. Sel-sel ini menghasilkan lapisan glikoprotein dan mengandung
ensim-ensim seperti disakarida dan dipeptidase yang memecah gula dan peptida. Sel
ini juga menghasilkan enterokinase dan fosfatase alkali.
2. Sel Goblet (sel piala atau cangkir).
Sel-sel ini terletak di antara sel-sel silindris. Dasar sel ramping bewarna gelap dan
berisi inti. Puncaknya menggembung berbentuk khusus karena berisi kumpulan butir-
butir sekret mukus. Sel ini juga dibentuk dari sel induk yang disebut oligomukosa yang
terdapat di dasar kriptus Liberkuhn. Sel ini akan bermigrasi menuju lumen seiring
dengan tingkat pematangan sel. Sel ini menghasilkan glikoprotein asam yang mem-
bentuk lapisan pelindung pada permukaan lumen usus halus. Seperti sel-sel silindris,
sel-sel goblet juga ditemukan sepanjang usus halus mulai dari duodenum sampai ileum.
3. Sel Paneth
Sel-sel ini banyak terdapat di yeyunum dan terletak hanya didasar kriptus Liberkuhn.
Sel ini berbentuk piramid dengan dasar lebar dan puncaknya sempit. Sitoplasmanya
mengandung butir asidofilik. Sel Paneth menghasilkan lisozim, suatu ensim yang
mencerna dinding sel bakteri tertentu dan diduga mempunyai kemampuan untuk mem-
fagositosis bakteri tertentu. Walaupun fungsinya belum diketahui pasti , tetapi diduga
berperan dalam mengatur flora mikrobial usus.
4. Sel Enteroendokrin
Sel-sel ini berukuran kecil dan berbentuk piramid dengan sitoplasma jernih tak
bewarna. Sel ini dapat diwarnai dengan kalium bikromat sehingga disebut juga dengan
sel enterokromafin. Sel enteroendokrin menghasilkan beberapa peptida murni seperti
sekretin, kolesistokinin dan gastrin. Hormon-hormon ini berhubungan dengan sekresi
lambung, motilitas intestinal, sekresi pankreas dan kontraksi kandung empedu.

Lamina propia terdapat diantara kelenjar intestinal dan ditengah vilus, mengandung
serat-serat retikulin dan sel-sel retikulir primitif dengan inti besar, lonjong dan pucat,
limfosit, makrofag dan sel plasma. Lamina propia juga mengandung serat otot polos tipis,
pembuluh limfe dan pembuluh darah. Selain limfosit yang tersebar, di dalam lamina propia
juga terdapat sejumlah folikel limfoid atau noduli limfatisi yang menyendiri. Folikel ini
terutama terdapat dalam jumlah banyak pada ileum. Massa limfoid ini disebut plaque
14

Peyeri atau noduli agregatii. Jaringan limfoid yang terdapat di dalam usus (GALT= Gut
Association Lymphoid Tissue) mengandung limfosit T dan B. Sel B menjadi matang dan
diperbanyak dalam limfonoduli dan plaque Peyeri. Banyak pula yang menjadi sel plasma
penghasil antibodi terutama imunoglobulin A (IgA). Immunoglobulin itu menuju ke sel
epitel lalu berikatan dengan komponen sekretoris glikoprotein untuk kemudian dilepaskan
kedalam lumen usus, sehingga dapat bergabung dengan antigen, mikroorganisma, dan
toksin sebagai mekanisme pertahanan. Pada penderita tifus abdominalis plaque Peyeri akan
membesar dan menjadi sangat aktif.
Tunika submukosa pada duodenum diisi oleh kelenjar duodenum (Brunner). Sel-sel
kelenjar berbentuk kuboid tinggi dengan inti gelap, gepeng terletak pada basal sel dan
sitoplasmanya jernih bervakuola. Kelenjar ini menghasilkan mukus basa. Mukus basa ini
penting untuk menetralisir asam lambung dan mencegah erosi pada mukosa duodenum.
Kelenjar Brunner mengandung urogastrone, suatu peptida yang menghambat sekresi asam
lambung.
Tunika muskularis terdiri atas lapisan sirkularis di sebelah dalam dan longitudinal
disebelah luar. Di antara ke dua lapisan otot ini terdapat pleksus myenterikus Aurbach.
Tunika serosa atau adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang.
Proses pencernaan bahan makanan di dalam lumen usus membuat makanan terpecah-
pecah menjadi ukuran molekular. Ini dilakukan oleh sekret pencernaan besar (pankreas dan
hati) dan oleh getah usus yang terutama dihasilkan oleh kelenjar intestinal (kelenjar
liberkuhn). Empedu dari hati akan memecah lipid menjadi trigliserida sedangkan getah-
getah pankreas mengandung ensim lipolitik, ensim proteolitik, dan ensim pemecah
karbohidrat. Getah usus mengandung lipase, maltase dan peptidase.
Pada orang dewasa asam amino diserap oleh epitel usus. Sebagian besar lipid di
absorpsi sebagai micelles asam lemak dan monogliserida yang akan diubah menjadi
trigliserida. Trigliserida akan bergabung dengan protein membentuk kilomikron.

Usus Buntu (Appendiks) (Gb-17)


Appendiks merupakan divertikulum kecil langsing dan buntu yang berasal dari sekum
dekat dengan katup ileosekal. Tunika mukosa terdiri atas epitel selapis torak dengan sel
goblet. Bagian usus ini tidak mempunyai vilus yang ada hanyalah kriptus Liberkuhn. Di
15

dalam lamina propia terdapat terdapat banyak nodulus limfatikus, memenuhi sekeliling
dindingnya.
Tunika submukosa berupa jaringan ikat longgar tanpa kelenjar dan banyak mengandung
sebukan limfosit yang berasal dari lamina propria. Tunika muskularis seperti pada usus
lainnya terdiri atas lapisan sirkular disebelah dalam dan longitudinal disebelah luar. Tunika
serosa terdiri atas jaringan ikat longgar.
Dalam potongan melintang lumennya sempit sering mengandung debris sel yang dapat
menyumbat seluruh lumen apendiks. Peradangan pada apendiks dikenal sebagai Apendisitis.
Apendiks seringkali merupakan fokus terjadinya peradangan akut dan kronik.

Usus Besar (Kolon) (Gb-18)


Tunika mukosa bagian usus besar dilapisi oleh epitel selapis silindris dengan sel goblet. Pada
permukaannya tidak mempunyai vilus, hanya kriptus Lieberkuhn. Permukaan mukosa rata dan
seragam tingginya yang menandakan bahwa usus besar tidak mempunyai vilus tetapi hanya
kriptus Lieberkuhn. Pada lamina propia kadang ditemukan adanya noduli limfatisi, disamping
itu juga terdapat lapisan otot polos (tunika muskularis mukosa). Tunika submukosa terdiri atas
jaringan ikat longgar. Tunika muskularisnya sama seperti lapisan usus lainnya terdiri atas lapisan
sirkular dan longitudinal. Tunika adventisia atau serosanya terdiri atas jaringan ikat jarang.
Bahan makanan masuk ke dalam usus besar dalam keadaan setengah cair yang kemudian
diubah menjadi setengah padat yang merupakan konsistensi feses. Fungsi usus besar:
1. Absorpsi cairan
2. Sekresi mukus yang berfungsi sebagai pelumas feses yang telah diabsorpsi cairannya agar
tidak merusak mukosa.
3. Tempat pembusukan sisa makanan oleh bakteri normal usus besar.

Rektum
Rektum mempunyai struktur histologis yang sangat mirip dengan kolon. Rektum merupakan
daerah peralihan antara kolondengan anus.

Anus (Gb-19)
16

Anus terdiri atas epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk yang pada bagian distalnya
dapat ditemui adanya lapisan tanduk. Pada anus tidak ditemui lagi nodulus limfatikus. Tunika
muskularis mukosa dan lamina propria tidak ditemui lagi tetapi digantikan oleh dermis. Di dalam
dermis dapat ditemui adanya kelenjar kitar dubur (kelenjar sirkum anal) yang merupakan
kelenjar apokrin. Tunika submukosa digantikan oleh dermis dan hipodermis. Tunika muskularis
yang melingkar pada daerah rektum menebal membentuk otot lingkar yaitu muskulus sfingter
ani internum, sedangkan otot memanjang tidak mengalami perubahan. Tunika adventisia terdiri
atas jaringan ikat longgar. Pada bagian luar anus terdapat otot sfingter sfingter ani ekternum.

III. Kelenjar Pencerna Besar (Kelenjar Perut Besar).


Di dalam abdomen terdapat 2 organ besar yang saluran keluarnya bermuara pada saluran
cerna. Organ tersebut adalah hati dan pankreas.

Pankreas (Gb-20)
Pankreas merupakan organ panjang dan besar, terletak pada bagian cekung duodenum dan
meluas ke belakang peritonium dari dinding posterior perut. Pankreas merupakan kelenjar ganda
yaitu kelenjar eksokrin (menghasilkan sekret atau mukus) dan juga kelenjar endokrin
(mengha- silkan hormon). Kedua fungsi tersebut dilakukan oleh sel-sel yang berbeda.
Secara histologis pankreas terdiri atas bagian eksokrin yang tampak lebih gelap dan endo-
krin yang tampak lebih pucat. Bagian eksokrin pankreas mirip dengan kelenjar parotis karena
pars terminalisnya berupa asinus. Di dalam asinus sering terdapat sel sentroasiner yang memba-
tasi lumen asinus. Inti selnya berbentuk bulat terletak dibagian basal. Sitoplasma bagian basal
sifatnya basofilik, sedangkan bagian apikal mengandung granula atau atau sekret asidofilik
(Zimogen) yang sangat refraktil. Sel ini merupakan awal dinding duktus interkalaris yaitu
saluran keluar kelenjar yang terkecil. Saluran keluarnya disebut duktus sekretorius yang
jumlahnya lebih sedikit daripada yang terdapat pada kelenjar parotis. Saluran keluar ini dari
pangkal hingga ke muaranya mempunyai epitel yang bertambah tinggi secara bertahap mulai dari
gepeng kuboid hingga silindris.
Cairan pankreas mengandung ensim proteolitik yaitu:
1. Tripsin dan kimotripsin untuk pemecahan protein
2. Ribonuklease (RNAse) dan deoksiribonuklease (DNAse) yang memecah RNA dan DNA
17

3. Amilase untuk hidrolisis tepung dan karbohidrat lainnya


4. Lipase untuk hidrolisis lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak.
Walaupun sekresi pankreas ini diinduksi oleh nervus vagus, namun pengaturan utama sekresi
Nampaknya adalah hormonal oleh 2 hormon yang dikeluarkan mukosa duodenum dan dipacu
oleh isi lambung yang mengalir kedalam duodenum. Sekretin menyebabkan pelepasan banyak
cairan yang kaya bikarbonat, non ensimatik, sedangkan kolesitokinin merangsang asinar untuk
melepaskan getah pankreas yang kaya akan ensim.
Bagian endokrin kelenjar pankreas disebut dengan nama pulau-pulau Langerhans yang
tersebar diseluruh pankreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel-sel
pucat dengan banyak pembuluh darah. Pulau-pulau ini dipisahkan dari bagian eksokrin oleh
serat-serat retikulin halus. Dengan pulasan hematoksilin-eosin (HE) biasa tidak tampak granula-
granula di dalam sel. Dengan cara pulasan khusus terlihat 3 jenis sel yaitu sel A, B, D dan
sedikit C. Semua sel dalam pulau berbentuk poligonal tak teratur dengan inti bundar di tengah.
Sel-sel ini hanya bisa dibedakan dengan mikroskop elektron.
Sel A menghasilkan hormon glukagon yang pelepasannya dirangsang oleh kadar gula darah
yang rendah. Glukagon menyebabkan pelepasan glukosa melalui proses glikogenolisis terutama
terjadi di hati. Sel B menghasilkan hormon proinsulin yang akan dipecah menjadi insulin dan
peptida C Proses pelepasan hormon insulin ini dirangsang oleh kenaikan kadar gula darah. Sel D
melepaskan somatostatin yang dapat menghambat pelepasan insulin dan glukagon. Disamping
itu sel D juga menghasilkan vasoactive intestinal peptide (VIP) yang akan melisis glikogen dan
mempengaruhi motilitas usus serta aktivitas sekretoris usus. Fungsi sel C masih belum diketahui.

Hati (Hepar) (Gb-21,22)


Hati merupakan kelenjar terberat di dalam tubuh, beratnya kurang lebih 1,5 kgatau lebih,
konsistensinya lunak dan terletak dibawah diafragma dalam rongga abdomen atas. Dalam
keadaan segar hati warnanya merah tua atau coklat yang disebabkan oleh adanyan darah dalam
jumlah banyak. Di samping menerima perdarahan dari arteri seliaka, juga menerima perdarahan
dari saluran cerna melalui vena porta. Hati menerima semua bahan yang diserap dari usus
kecuali lemak, yang sebagian besar diangkut oleh sistem limfatik. Di samping bahan yang
dicerna dan diserap yang diasimilasi dan disimpan dalam hati, darah porta juga membawa
18

berbagai bahan toksik yang akan didetoksikasi atau dieksresikan oleh hati. Empedu dari hati
mengalir keluar melalui sistim saluran kedalam duodenum dan sebagian merupakan sekresi
karena mengandung garam empedu yang penting untuk pencernaan dan sebagian lagi merupakan
ekskresi karena mengandung bahan tak berguna.
Vena porta dan arteri hepatika masuk ke dalam hati melalui daerah porta hepatis. Pada daerah
tersebut juga terdapat saluran empedu yang berjalan menuju keluar hati. Hati diliputi oleh simpai
jaringan ikat fibrosa (dari Glisson) dan dari sini membentuk septa jaringan ikat tipis yang masuk
ke dalam hati di daerah porta hepatis dan membagi-bagi hati dalam lobus dan lobulus.
Lobulus klasik hati berbentuk bidang bersudut banyak (poligonal). Sisi bidang ini merupakan
batas lobulus yang dibentuk oleh jaringan ikat longgar. Jaringan ikat pembatas lobulus tidak
selalu jelas pada setiap sajian. Pada babi jaringan ikat ini sangat jelas, tetapi pada sajian hati
manusia atau tikus batas atau jaringan ikat ini tidak jelas. Di tengah lobulus terdapat vena
sentralis. Diluar vena vena sentralis terdapat deretan sel hati yang tersusun mirip jari-jari
mengarah ke jaringan interlobular. Di antara deretan sel hati terdapat sinusoid hati yang
bermuara ke dalam vena sentralis. Dinding sinusoid berupa selapis sel endotel yang terlihat
melekat pada deretan sel hati. Sel endotel ini berbentuk gepeng dengan inti yang gepeng pula dan
mempunyai kromatin padat. Di dalam ruang sinusoid ini dapat dijumpai sel Kuffer yaitu sel
dengan inti yang berkromatin tidak terlalu padat, sitoplasmanya tampak bercabang-cabang dan
menempel pada dinding-dinding sinusoid di seberangnya. Di dalam sitoplasmanya mungkin
dapat dilihat benda-benda asing yang telah dilahapnya (fagositosis).
Sel hati atau hepatosit berbentuk polygonal dengan inti bulat atau sedikit lonjong dan
kromatin agak padat. Dapat juga ditemui sel berinti ganda. Di antara dua sel hati yang
berdekatan terdapat kanalikuli biliaris, tempat keluarnya empedu yang diproduksi oleh sel hati.
Di antara lobulus hati terdapat daerah yang disebut segitiga Kiernan, yang sebenarnya
merupakan kolom jaringan ikat yang berbentuk prisma segitiga. Daerah ini disebut juga sebagai
kanal portal (Portal tract). Pada segitiga Kiernan ini terdapat saluran empedu (duktus biliaris),
arteriol cabang arteri hepatica dan venula cabang vena porta.
Hati mempunyai fungsi yang bermacam-macam yaitu:
1. Mempertahankan kadar gula darah
19

Sel akan mengambil gula darah dan menyimpannya sebagai glikogen. Pada saat
diperlukan glikogen ini dapat dipecah kembali menjadi glukosa dengan bantuan hormon
glukagon dan prosesnya ini disebut glikogenolisis.
2. Metabolisme lipid
Hati berfungsi untuk mengubah lemak menjadi lipoprotein sehingga dapat diangkut
dalam darah.
3. Tempat penyimpanan vitamin A dan B serta heparin
4. Pembentukan empedu yang berperan dalam proses pencernaan lemak
5. Pembentukan fibrinogen (faktor anti perdarahan)
6. Tempat sintesa albumin
7. Tempat sintesa kolesterol.
8. Detoksikasi racun-racun dan zat-zat toksik dalam edaran darah.
9. Fagositosis bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
10. Hemopoesis pada fetus dan bayi baru lahir.

Kandung Empedu (Vesika felea) (Gb-23)


Kantung empedu merupakan tempat penyimpanan empedu. Kantung ini berbentuk
seperti buah alpokat, berujung buntu, merupakan divertikulum (tonjolan berbentuk
kantung) dari duktus hepatikus komunis yang dihubungkan dengan duktus sistikus.
Tunika mukosa organ ini dilapisi epitel selapis silindris tanpa sel piala (sel goblet).
Epitel beserta lamina proprianya membentuk lipatan mirip vilus intestinalis. Di dalam
lamina propria terdapat sejumlah bangunan bulat atau lonjong yang dilapisi epitel yang
sama dengan epitel mukosa. Ini sebenarnya merupakan potongan lipatan mukosa dan
disebut sinus Rokitansky-Aschoff. Dinding kantung empedu tidak mempunyai tunika
muskularis mukosa. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas otot polos yang
tidak seteratur jaringan otot polos dinding usus. Tunika serosa/adventisia terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada daerah yang berhadapan dengan jaringan hati kadang-kadang
dapat dijumpai sisa saluran keluar empedu yang rudimenter yang disebut duktus aberans
Luschka.

Anda mungkin juga menyukai