Anda di halaman 1dari 9

GOLONGAN OBAT SISTEM PENCERNAAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas farmakologi .

Dosen Pengampu : Dianita rifqia putri M.Sc

Anggota kelompok :

no Nama Nim
1 Nurul Kurniawati 17613110
2 Priesca Della O.C 17613105
3 Farida Nuraini 17611393
4 Ilham Prayogi 17613111

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2018
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Golongan Obat Sistem Pencernaan


Obat sistem pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem
gasintrotestinal dan hepatolibiar .
B. Pembagian Golongan Obat Sistem Pencernaan
1. Antidiare
Diare adalah gejala dari gangguan intestinal. Penyebabnya mencakup
a. Makanan( pedas, busuk)
b. Pengerasan tinja
c. Toksin bakteri atau virus
d. Reaksi obat
e. Pemakaian laksative
f. Sindroma malabsorpsi
g. Setres dan kecemasan
h. Tumor usus
i. Penyakit usus inflamasi sepertis kolitis ulserativa atau penyakit
crohn.
Diare dapat berfariasi dari ringgan sampai berat. Klien yang menderita
diare harus menjauhi makanan yang banyak mengandung lemak dan
produk dari susu. Diare dapat timbul sangat cepat dan dapat
membahayakan jiwa kepada anak-anak dan orang tua yang mungkin
tidak mampu mengkompensasikan kehilangan cairan elektrolite.

Terdapat bermacam-macam antidiare untuk mengobati diare dan


mengurangi hiperosmorilitas(peningkatan peristaltik). Antidiare
diklasifikasikan :

1. Opium
Opium menurunkan molilitas usus, sehingga mengurangi
peristaltik.Antidiare opium dapat menyebabkan penekanan SSP bila
diminum bersama alkohol, sedatif, atau penenang. Lama kerjanya kira-
kira 2jam.
Contohnya : tingtur opium, paregorik(camphorated opium tingure) dan
kodein.
Efek samping : konstipasi
2. Obat-obat yang berkaitan dengan opium(Agen-agen opium-related)
Difenoksilat(lomotil) dan loperamid(imodium) merupakan obat sintetik
yang secara kimiawi berkaitan dengan narkotik meperidin(demerol).
Obat-obat ini menurunkan motilitas usus(peristaltik) yang diberikan
pada diare perjalanan. Loperamid menyebabkan depresi SSP yang
ringan daripada difenoksilat dan dapat dibeli bebas. Obat-obat
antikolinergik menurunkan kramping, motilitas usus dan hipersekresi.
Obat ini dapat dipakai bersama opium. Difenoksilat kira-kira 50%
atropin.
Efek samping : menyebabkan mual , muntah , rasa ngantuk , dan
distensi abdominal ( perut kembung ) . ada pemakaian yang lama dapat
timbul takikardial , ileus paralitik , tensi urin , penurunan sekresi dan
ketergantungan fisik.
3. Adsorben
Antidiare adsorben adalah kaulin dan pektin. Agen-agen ini
dikombinasi didalam kaopectate, suatu antidiare yang ringan sampai
sedang yang dapat dibeli bebas dan dipakai dalam kombinasi dengan
obat antidiare lainya.
Adsorben atau untuk menyerap racun. Contohnya Kaolin,
Karboadsorben, attapulgit.
4. Antidiare kombinasi
Misalnya Kombinasi dari defenoksilat dengan atropin , parepektolin ,
bonagel , donagel p-g
Efek samping : mengantuk , pusing ,konstipasi , mulut kering , lemas ,
flushing , ruam kulit , penglihatan kabur , mediarisis , retensi urin
2. Konstipasi
Konstipasi yaitu penimbunan bahan tinja yang keras didalam usus
besar.
Kurangnya masukan cairan dan kebiasaan makan yang buruk
merupakan faktor penunjang. Penyebab lain adalah 1. Pengerasan tinja
2. Obstruksi usus 3. Pemakaian laksativ kronik 4. Gangguan
neurologik(paraplegia) 5. Menunda keinginan buang air besar 6.
Kurang olahraga 7. Obat-obat tertentu
Golongan obat :
a. Senyawa yang dapat melunakkan feses, contohnya metil selulosa,
emolien laktulosa, sorbitol, manitol.
b. Senyawa yang dapat menghasilkan feses lunak atau semifluid,
contohnya bisakodil, fenolftalin, kaskara sagrada, senna.
c. Senyawa yang mempermudah pengosongan usus, contohnya
magnesium sitrat, magnesium hidroksida, magnesium sulfat, natrium
fosfat, bisakodil, polietilen glikol.
3. Laksatif
Laksatif dan katartik dipakai untuk mengeluarkan tinja. Laksatif
melunakkan tinja dan katartik menyebabkan tinja lunak sampai berair
dengan sedikit kram (rasa nyeri). Ada empat tipe laksatif :
1.osmotik (salin)
Osmotik mencakup garam atau salin , laktulose dan gliserin. Produk
salin terdiri dari natrium atau magnesium , dan sejumlah kecil penyerap
sistemik. Salin katartik menyebabkan tinja yang stengah berbentuk
sampai cair. Obat ini menurunkan kadar amonia dalam serum dan
berguna pada penderita gangguan hepar, seperti sirosis.gliserin bekerja
sperti laktulose , meningkatkan air dalam tinja di usus besar.
Betambahnya bentuk akibat bertambahnya air dalam tinja ini
merangsang peristaltik dan proses buang air besar.
2. Kontak (sebelumnya disebut stimulan atau iritan),
Laktatif kontak ( stimulan atau iritan ) meningkatkan peristaltik dengan
mengiritasi ujung-ujung saraf sensoris pada mukosa usus. Jenis-
jenisnya mencakup obat obat yang mengandung fenolftalein (ex-
lax,feen-a-mint , correctol ) , bisakodil ( dulkolax ) , cascara sagrada ,
senna ( senokot ) dan minyak kastrol ( pencahar ). Bisakodil dan
beberapa obat lain dari golongan ini dipakai untuk mengosongkan usus
sebelum dilakukan pemeriksaan diagnostik (barium enema) dan
pendarahan.
Efek samping :
Mencakup mual , muntah , diare , nyeri perut , kelmahan dan air penih
bewarna merah kecoklatan karena eksresi penolpalein , senna atau
kaskara.
3. Pembentuk bulk,
Jenis laksatif ini merupakan bahan bahan berserat yang meningkatkan
ukuran tinja dengan menyerap air kedalam usus, meningkatkan ukuran
tinja dan peristaltik . defekasi biasanya timbul dalam 8-24 jam.
Golongan laksatif ini tidak menyebabkan ketergantungan laksatif .
kurangnya masukan cairan akan menyebabkan obat ini mengeras
didalam saluran gastroinstestinal , sehimgga dapat menyebabkan
obstruksi usus.
Efek samping :anoreksia , mual , muntah , diare
4. Emolien.
Emolien adalah suatu pelunak tinja dan pelumas dipakai untuk
mencegah konstipasi . obat obat ini dapat mengurangi teganfan sewaktu
buang air besar. Obat ini sering diberikan pada klien yang baru
mendapat serangan infakmiokardium atau oprasi.
Efek samping :
Mual,muntah , diare dan nyeri perut . obat ini tidak diberikan pada anak
anak , lansia , atau klien yang menderita penyakit berat , mereka
mungkin dapat menggaspirasi minyak mineral , menyebabkan
penumonia lipid.
4. Antiemetik
Muntah ( emesis ) memuntahkan dari isi lambung , memiliki berjuta
sebab , sepeti mabuk kendaraan , infeksi bakteri dan usus , intoleransi
makanan , bedah , kehamilan , nyeri , obat obat tertentu , termasuk anti
neoplastik , radiasi, gangguan telinga tengah yang menyerang
ekuilibrium . mual , suatu sensasi mau muntah , bisa mendahului proses
muntah , antiemetik dapat menutupi penyebab muntah dan seharusnya
tidak diberikan sampai penyebab muntah ditentukn , bila klien
menderita muntah muntah yang berat shingga dapat menyebabkan
dehidrsi dan ketidakseimbangan elektrolit .
Penggolongan obat antiemetik :
1. Antiemetik tanpa resep : antiemetik yang dijual bebas contoh :
dimenhidrinat ( dramamin ) , sklizin hidroklorit ( marezin ), meklizin
hidroklorit ( antivert ) , divenhidramin hidroklorit ( benabryl )
Efek samping : rasa mengantuk , mulut kering , konstipasi
2. Antiemetik dengan resep : diklasifikasikan kedalam lima golongan :
1. Antihistamin dan Antikolinegrik
Antihistamin( antialergi) : chorphenamin, cetirizin, loratadin,
dexclorpheniramin
Efek samping : Antiemetik sperti mengantuk , yang dapat menjadi
masalah utama , mulut kering , penglihatan kabur akibat dilatasi pupil ,
takikardia ( pada pemakaian antikolinergik ) dan konstipasi.obat obat
ini tidak boleh dipakai pada klien penderita glaukoma.antihistamin dan
antikolinergik mengurangi perangsangan CTZ dan jalur festigulat.
Antikolinergik : kelainan pada saluran pencernaan seperti maag,
diare, luka pada usus, mual, muntah.
ES : Denyut jantung meningkat dan berdebar debar, peningkatan suhu
badan, sulit bak dan bab
2. Fenotiazin
Contohnya penotiazin , terutama penotiazin pirerazin . obat ini dipakai
untuk mengobati mual dan muntah yang berat akibat pendarahan ,
anastetik , terapi antineuplastik dan penyakit anti radiasi . obat ini
bekerja dengan mengahmbat CTZ . prometazin ( phenergan) , suatu
fenotiazin yang diperkenalkan sebagai antihistamin pada taun 1940 an
yang mempunyai efek sedatif dan dapat dipakai untuk mabuk
perjalanan. Dari golongan fenotiazin yang lebih baru , ferfenazin (
trilafon ) , flufenazin ( ploriksin ), pietilparazin ( torekan ) dan
triflupromazin ( fasprin ).

Efek samping : anoreksia , mulut kering ,konstipasi , mata kering ,


penglihatan kabur , hipotensi orto statik , impoten.

3. Kanabinoid ( untuk klien kanker )

Kanabinoid kandungan aktif dari marijuana untuk menghilangkan rasa


mual dan muntah karna pengobatan kanker . terdapat dua kanabinoid ,
dronabinol ( marinol ) dan nabilon ( cesamet ) .

4. Antimietik lain.

Benzuinamit hidroklorida ( emete ) –kon(,metokloramid hidroklorida (


reklan ) , difenidol ( fentrol ) dan trimetobenzanit ( tigan ).
Diklasifiksikan sebagai antiemetik lain karna obat ini tidak bekerja
sekuat anti histamin , antikolinegrik atau fenotiazit.

Efek samping : mengantuk , dan gejala gejala antikolinegrik ( mulut


kering , peningkatan denyut jantung , pandangan kabur )

5. Antipasmodik
Anti Spasmodika adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
melawan kejang - kejang otot.
Contohnya adalah : Atropin Sulfat, Alkaloida belladona Hiosin Butil
Bromida, Papaverin HCl, Mebeverin HCl, Propantelin Bromida
,Pramiverin HCl .
ES : Konstipasi, pusing, kulit kering
6. Antasid
Antasida mempercepat penyembuhan tukal dengan menetralisasi asam
hidroklorida dan mengurangi aktifitas pepsin., obat ini tidak menutupi
tukak. Terdapat 2 tipe antasid yaitu antasid yang memiliki efek
sitemik dan yang memiliki efek bukan sitemik.
Contoh antasid yang memiliki efek sistemik yaitu Natrium
bikarbonat(merupakan antitukak) Karena obat ini memiliki efek
samping seperti kelebihan natrium, menyebabkan hinatremia dan
retensi air, alkalosis metabolos karena kelebihan bikarbonat., dan
reboun asam(kelebihan sekresi asam), kelebihan bikarbonat natrium
bikarbonat jarang dipakai untuk mengobati tukak peptik. Dan contoh
dari antasid nonsistemik tersusun oleh garam kali seperti allumunium
(alumunium hidroksida, alumunium karbonat) dan magnesium
hidroksida, magnesium fosfat. Simetikon (suatu agen antigas) dapat
pada banyak antasida, termasuk Mylanta II, Maalox Plus, dan Gelusil
II.
Efek samping pemakaian alumunium hidroksida yang lama dapat
memyebabkan hipofosfatemia(fosfat serum rendah).
Obat penghambat asam lambung :
Antagonis Reseptor H2 (H2 Bloker), contohnya : Simetidin, Ranitidin,
Famotidin.
Efek samping : sakit kepala, pusing, sembelit, pruritus, ruam kulit,
ginekomestia, peneurunan libido dan impotensi
Penghambat Pompa Proton , contohnya : Omeprazole, Lansoprazole,
Pantoprazole.
Efek samping meliputi diare, mulut kering, baal, pusing dan lemah
Pelindung mukosa, contohnya adalah : sukralfat.
DAFTAR PUSTAKA
Kee, Joyce L. dan Evelyn R. Hayes.1996. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta : Kedokteran ECG

Anda mungkin juga menyukai