Anda di halaman 1dari 44

Makalah

Tentang System saraf


Farmakoterapi III

Oleh:

Nama : Dian Oktaviani


No Bp : 1601060
Dosen Pengampu : Yoneta Srangenge, M.Sc, Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

(STIFARM)

PADANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan

sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen dan teman-teman yang

telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa

disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para saya

untuk lebih bias memahami tentang system saraf. Namun terlepas dari itu, saya

memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya

sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi

terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

2
DAFTAR PUSTAKA

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 4

1.2 Tujuan penulisan ...................................................................... 5

1.3 Manfaat penelitian.................................................................... 5

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN .............................................................

2.1 penegertian system saraf ......................................................... 6

2.2 klasifikasi system saraf ............................................................. 7

2.2.1 susunan syaraf pusat ....................................................... 7

2.2.2 susunan syaraf tepi ........................................................ 21

2.2.3 gangguan system saraf ................................................... 25

2.2.4 kelainan pada system saraf .............................................. 28

2.2.5 obat-obat yang bekerja pada syaraf pusat ...................... 33

BAB III PENUTUPAN DAN KESIMPILAN ............................................. 42

3.1 kesimpulan .............................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA………………………. ................................................ 43

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

system syaraf terdiri dari sel syaraf. Jumlah sel syaraf kita dapat mencapai 100

milyar neuron, yang masing-masing neuron terhubung satu dengan yang lain,

namun masih terdapat jarak antar sel yang di sebut synaptic gap (Judha, 2016).

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks,

sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf adalah

serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari

jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus

eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau

sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk

mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga

cara utama : Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui

reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun internal

(reseptor viseral). Aktivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi

impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla

spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus,

sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.Output motorik. Input dari¬ otak

dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh

, yang disebut sebagai efektor ( Price & Wilson, 2007)

4
1.2 Tujuan Penulisan

1. Memberikan wawasan tentang sistem saraf dan menjadi dasar dalam

pembelajaran farmakoterapi III mengenai penyakit yang berhubungan

dengan system syaraf.

1.3 Manfaat Penulisan

1. Meningkatkan pemahaman penulis pada sistem saraf.

2. Sebagai landasan dalam melakukan pembelajaran farmakoterapi III.

5
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf

system syaraf terdiri dari sel syaraf. Jumlah sel syaraf kita dapat mencapai 100

milyar neuron, yang masing-masing neuron terhubung satu dengan yang lain,

namun masih terdapat jarak antar sel yang di sebut synaptic gap (Judha, 2016).

Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem

koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke

seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.

Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan

dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi

rangsangan yang datang yang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera (Price &

Wilson, 2005)

Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf

merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan

dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf

memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf terdiri dari

jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls)

yang berupa rangsang atau tanggapan ( Price & Wilson, 2007)

6
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki

oleh sistem saraf, yaitu:

1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh

kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.

2. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun

dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung

terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf

disebut neuron.

3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah

diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting

pada manusia adalah otot dan kelenjar (Lita,2006).

2.2 klasifikasi System saraf

2.2.1 Susunan Saraf Pusat

1. Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat

semua alat tubuh. Otak dibagi 2 yaitu: otak besar (cerebrum) dan otak kecil (

cerebellum). Bagian-bagian otak antara lain :

7
A. Cerebrum

Otak besar merupakan pusat dari :

- Motorik : impuls yang diterima diteruskan oleh sel-sel saraf kemudian

menuju ke pusat kontraksi otot.

- Sensorik : setiap impuls sensorik diantrakan melalui akson sel-sel saraf

yang selanjutnya akan mencapai otak antara lain ke korteks serebri.

- Reflex : berbagai kegiatan reflex berpusat diotak dan batang otak sebagian

lain dimedula spinalis

- Kesadaran : bagian batang otak yang disebut formasio retikularis bersama

bagian lain dari koreks serebri menjadi pusat kesaran utama.

- Fungsi luhur : pusat berfikir, berbicara dan lain-lainnya ( judha, 2016).

Cerebrum (otak besar) merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari

otak, berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak. Masing

– masing disebut fosa kranialis anterior atas dan fosa kranialis media. Otak

mempunyai 2 permukaan, permukaan atas dan permukaan bawah, kedua

permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu (zat kelabu) yaitu pada bagian korteks

serebral dan zat putih terdapat pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf

(Syaifuddin, 2006).

Pada cerebrum terdiri dari dua hemisperium cerebri yang dihubungkan oleh

massa substantia alba yang disebut corpus callosum. Setiap hemisphere

terbentang dari os frontale sampai ke os occipital, di atas fossa cranii anterior,

media, dan posterior, di atas tentorium cerebelli. Hemisphere dipisahkan oleh

8
sebuah celah dalam, yaitu fissa longitudinalis cerebri, tempat menonjolnya falx

cerebri. Lapisan permukaan hemispherium cerebri disebut cortex dan disusun oleh

substantia grisea.Cortex cerebri berlipat – lipat, disebut gyi, yang dipisahkan oleh

fissure atau sulci. (Snell,2006).

B. Batang Otak

Batang Otak Terdiri dari :

- DIENSEFALON

terdiri dari thalamus dan hypothalamus. Thalamus merupakan sebuah

struktur berbentuk oval di atas otak tengah dengan panjang kira –kira 3 cm dan

menyusun empat perlima bagian diensefalon. Terdiri dua masa oval, sebagian

besar substansia grisea, tersusun menjadi nulkei yang mebentuk dinding lateral

vertikel III(Basoeki, 1988).

Thalamus terutama berkenaan dengan penerimaan impuls sensorik yang

dapat ditafsirkan pada tingkat subkortikal atau disalurkan pada daerah sensorik

korteks otak, dengan tujuan mengadakan kegiatan penting mengatur perasaan dan

gerakan pada pusat – pusat tertinggi (Pearce, 2008).

Thalamus juga bisa diartikan sebagai stasiun penguat utama untuk impuls

sensor yang mencapai kortex serebralis dari corda spinalis, batang otak,

serebelum, dan bagian –bagian otak lain.Thalamus juga berfungsi sebagai pusat

interpretasi impuls sensori, seperti sakit, cahaya, sentuhan, dan tekanan

(Basoeki, 1988).

9
Hypothalamus adalah suatu bagian kecil dari diensafalon. Hypothalamus

membentuk lantai dan abgian dari dinding lateral vertikel III dan sebagian

dilindungi oleh sella turcica dari os sphenoidale(Basoeki, 1988).

Pada hipotalamus daerah – daerah atau lunas ventrikel ketiga, terdapat

beberapa nucleus tertentu yang memiliki kegiatan fisiologik yang tertentu juga.

Beberapa diantaranya mempunyai hubungan dengan sistem saraf otonom yang

membentuk “ bagian tertinggi pada sistem itu “. Beberapa nucleus juga

mempunyai hubungan dengan lobus posterior- kelenjar hipofisis pada sistem

endoktrin, dimana nucleus – nucleus itu melakukan pengendalian fungsi – fungsi

seperti pengendalian fungsi – fungsi seperti pengaturan suhu tubuh, lapar, dan

haus diatur oleh pusat – pusat dalam hipotalamus (Pearce, 2008).

Informasi dari lingkungan external sampai hypothlamus melalui aferen

yang berasal dari organ sensori periferal. Bagian – bagian lain hypothalamus

secara terus – menerus memantau derajadair, konsentrasi hormon, dan temperatur

darah. Hypothalamus mempunyai beberapa hubungan sangat penting dengan

kelenjar pituitari.

Fungsi utama dari hypothalamus adalah :

1. Mengendalikan dan mengitegrasi ANS, yang merangsang otot polos,

mengatur kecepatan kontraksi otot jantung dan mengendalikan sekresi

beberapa kelenjar (Basoeki, 1988).

2. Terlibat dalam penerimaan dan integrasi impuls syaraf sensori dari visera

(Basoeki, 1988).

10
3. Merupakan perantara utama antara sistem syaraf dan sistem endokrin, dua

sistem kendali besar tubuh (Basoeki, 1988).

4. Sebagai pusat ingatan seluruh fenomena tubuh (Basoeki, 1988).

5. Berkaitan dengan perasaan marah dan agresif (Basoeki, 1988).

6. Mengendalikan kenormalan temperatur tubuh (Basoeki, 1988).

- METENSEFALON

Mesenchepalon adalah bagian sempit otak yang berjalan melewati incisura

tentoria dan menghubungkan otak depan dengan otak belakang. Mesenchepalon

terdiri dari dua belahan lateral yang disebut pedunculus cerebri. Rongga sempit

mesencephalon disebut aqueductus cerebri, yang mengubungkan ventriculus

tertius dan ventriculus quartus.Tectum adalah bagian mesenchepalon yang terletak

posterior terhadap aquaductus cerebri.Tectum mempunyai empat tonjolan kecil

yaitu dua colliculus superior dan dua colliculus inferior.Colliculus terletak pada

profunda di antara cerebellum dan hemispherium cerebri (Snell, 2006).

Otak tengah mengandung pusat untuk penerimaan dan integrasi beberapa

jenis informasi sensoris. Bagian ini juga berfungsi sebagai pusat proyeksi, yang

mengirimkan informasi sensoris yang dikode di sepanjang neuron ke wilayah

tertentu pada otak depan (Campbell. 2004).

Pada atap mesencephalon terdapat 4 bagian yang menonjol ke atas, 2 bagian

di sebelah atas disebut corpus kuadrigeminus superior, sedangkan 2 bagian di

sebelah bawah disebut korpus kuadrigeminus inferior. Berperan sebagai pusat

pendengaran dan reflex penglihatan. Juga jalur persarafan antara hemisfer otak

dengan bagian bawah otak. Serat saraf okulomatorius berjalan ke ventral di bagian

11
medial. Serat saraf troklearis berjalan ke arah dorsal menyilang garis tengah ke

sisi lain (Pearce, 2008).

Fungsinya antara lain :

 Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata

 Memutar mata dan pusat pergerakan mata (Pearce, 2008).

- JEMBATAN VAROL (PONS VAROLLI)

Jembatan varol terletak tepat di atas medula, terdiri dari substansia alba

dengan beberapa nuklei. Pons berfungsi sebagai “ jembatan “ jalur penghantaran

antara kortex serebralis dan serebllum (Basoeki, 1988).

Pons varoli berisi serabut saraf yang menghubungkan mesencephalon

dengan cerebellum. Terletak di depan cerebellum, dia antara diencephalons dan

medulla oblongata terdapat pramotoksit yang mengatur gerak pernafasan dan

reflex (Pearce, 2008).

Fungsi pons varoli adalah :

 Pusat saraf nerfus trigeminus

 Penghubung antara kedua bagian cerebellum dan antara medulla

oblongata dengan cerebellum. (Pearce, 2008).

- SAMBUNGAN SUNSUM (MEDULLA OBLONGATA)

Sambungan sunsum merupakan bagian otak yang terikat pada corda

spinalis, terlatak pada di bawah foramen magnum. Panjangnya hanya 1,5cm lebih

dan dipisahkan dari pons di atasnya oleh suatu celah horisontal. Terutama

12
tersususn oelh substansia alba dengan nuklei – nuklei kecil subtansia grisea yang

tersebar di interiornya (Basoeki, 1988).

Medulla oblongata berbentuk kerucut dan menghubungakan pons di atas

dengan medulla spinalis di bawah.Fissure mediana terdapat pada permukaan

anterior medulla, dan pada setiap sisi terdapat benjolan yang disebut

pyramis.Pyramis tersusun dari berkas-berkas serabut saraf yang berasal dari sel-

sel besar di dalam gyrus pencentralis cortex cerebri.Pyramis mengecil ke bawah,

dan di sini hamper seluruh serabut-serabut descendens menyilang ke sisi lainnya,

membentuk decussatio pyramidum (Snell, 2006).

Nuklei di dalam medula berisi sejumlah pusat reflex, beberaoa di

antaranya perlu untuk kehidupan, karenanya disebut pusat vital. Pusat vital ini

merupakan pusat cardioaccelerator dan pusat inhibitior, pusat vasocontrictor dan

pusat disalator, serta respiratory. Beberapa pusat lain yang terletak di dalam

medula adalah pusat muntah, pusat bersin , pusat batuk, dan pusat menelan

(Basoeki, 1988).

Medulla oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta

menghubungkan pons varoli dengan medulla spinalis. Sifat utama medulla

oblongata adalah jalur motoric desendens (menurun) melintasi batang otak dari

sisi yang satu menuju sisi yang lain. Hal ini disebut dekusasio motorik.

Perpotongan tersebut juga terjadi pada jalur sensorik yang disebut dekusasio

sensorik (Syarifuddin,2006).

13
Pada anterior medulla oblongata terdapat thalamus yang terdiri dari dua

tonjolan, thalamus berperan sebagai tempat meneruskan impuls ke daerah

sensorik pada korteks cerebrum untuk disatukan, thalamus memiliki hubungan ke

berbagai bagian otak dan cerebrum. Di sebelah anterior thalamus terdapat

hipotalamus yang memiliki peran untuk mengatur fungsi organ dalam atau

visceral. Hipotalamus berfungsi untuk mengatur bermacam – macam fungsi tubuh

seperti suhu, tidur, keseimbangan air, rasa lapar dan kenyang, rasa haus, emosi,

serta perilaku reproduktif (Syarifuddin,2006).

Medulla oblongata mengandung nukleus dari berbagai saraf otak. Fungsi

medulla oblongata adalah organ yang menghantarkan impuls dari medulla spinalis

dan otak yang terdiri dari :

- Mengontrol pekerjaan jantung

- Mengecilkan pembuluh darah

- Pusat pernafasan

- Mengontrol kegiatan reflex, seperti batuk, bersin, dan berkedip

(Syarifuddin,2010).

C. Serebellum

Otak kecil merupakan keseimbangan dan koordinasi gerakan. Fungsi otak

kecil adalah :

- Menerima perintah gerakan terencana informasi dari korteks motorik dan

ganglia basal ml nucleus di pons.

- Menerima gerakan nyataa dari:

14
1. Reseptor propriosepsi mll traktrus spinoserebral anterior dan

posterior,

2. Reseptor vestibular di telingga traktus vestibulocerebella.

3. Dan dari visual mata

4. Menbandingkan sinyal umum (perintah untuk bergerak ) dengan

informasi sensorik (gerakan nyata)

5. Mengerimkan umpan balik berupa sinyal korektif ke nucleus di

batang otak dan korteks motoric thalamus

Organ ini banyak menerima serabut aferen sensoris yang merupakan

pusat koordinasi dan integrasi. Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada

sentral disebut vermis dan bagian yang melebar pada lateral disebut hemisfer.

Permukaan cerebellum ini mengandung zat kelabu. Korteks cerebellum dibentuk

oleh substansi grisea yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu granular luar, lapisan

purkinye, lapisan granular dalam. Serabut saraf yang masuk dan yang keluar dari

cerebrum harus melewati cerebellum (judha, 2016).

2. Cairan Serebrospinal

Merupakan cairan bersih dan tidak berwarna dengan berat jenis 1,007.

Diproduksi didalam ventrikel dan bersikurlasi disekitar otak dan medulla spinalis

melalui system ventricular. Cairan serebrospinal atau liquor cerebro spinalis

(LCS) diproduksi dipleksus koroid pada ventrikel lateral ketiga dan keempat,

secara organik dan non organik LCS sama dengan plasma tetapi mempunyai

15
perbedaan konsentrasi. LCS mengandung protein, glukosa dan klorida, serta

immunoglobulin. Secara norma LCS hanya mengandung sel darah putih yang

sedikit dan tidak mengandung sel darah merah. Cairan LCS didalam tubuh diserap

oleh viliarakhnoid.

Distribusi cairan serebrospinal disekitar otqk dan spinal cord

3. Medulla spinalis

- Merupakan pusat refleks-refleks yang ada disana

- Penerus sensorik ke orak sekaligus tempat masuk syaraf sensorik

- Penerus impuls motorik dari otak ke saraf sensorik

- Pusat pola gerakan sederhana yang telah lama dipelajari contoh

melangkah.

Bagian susunan saraf pusat terletak di dalam kanalis vertebralis bersama

ganglion radiks posterior yang terdapat pada setiap foramen intervertebralis

terletak berpasangan kiri dan kanan. Organ ini mengurus persarafan tubuh,

anggota badan serta bagian kepala. Dimulai dari bagian bawah medulla oblongata

16
setinggi korpus vertebra servikalis I, memanjang sampai ke korpus vertebra

lumbalis I dan II.

Medulla spinalis mengandung zat putih dan zat kelabu yang mengecil pada

bagian atas menuju ke bagian bawah sampai servikal dan torakal. Pada bagian ini

terdapat pelebaran dari vertebra servikal IV sampai vertebra torakal II. Pada

daerah lumbal pelebaran ini semakin kecil di sebut konus medularis. Konus ini

berakhir pada vertebra lumbal I dan II. Akar saraf yang berasal dari lumbal

bersatu menembus foramen intervertebralis.

17
Penyebaran semua saraf medulla spinalis di mulai dari torakal I sampai

lumbal III, mempunyai cabang-cabang dalam saraf yang akan keluar membentuk

pleksus dan ini akan membentuk saraf tepi ( perifer ) terdiri dari :

1. Pleksus servikalis, di bentuk oleh cabang-cabang saraf servikalis anterior,

cabang ini bekerja sama dengan nervus vagus dan nervus asesorius

2. Pleksus brakialis, dibentuk oleh persatuan cabang-cabang anterior dari

saraf servikal 4 dan torakal 1, saraf terpenting nervus mediana. Nervus

ulnaris radialis mempersarafi anggota gerak atas.

3. Pleksus lumbalis,di buat oleh serabut saraf dalam torakal 12, saraf

terbesar yaitu nervus femoralis dan nervus obturator

4. Di bentuk oleh saraf dari lumbal dan sacral, saraf skiatik yang merupakan

saraf terbesar keluar mempersarafi otot anggota gerak bawah

Sumsum tulang belakang ada dua macam zat yaitu zat putih sebelah luar

dan zatkelabu sebelah dalam. Zat kelabu di bentuk oleh saraf(ganglio) berkatup

banyak. Didalamnyaterdapat jaringan penunjang (monoglia). Sebelah kiri-kanan

terdapat tiang depan (tanduk depan) dan tiang belakang (tanduk belakang).

4. Saraf Spinal

18
Dari medulla spinalis keluar pasangan saraf kiri dan kanan vertebra:

- Saraf servikal 8 pasang

- Saraf torakal 12 pasang

- Saraf lumbal 5 pasang

- Saraf sacrum / sacral 5 pasang

- Saraf koksigeal 1 pasang

Syaraf spinal mengandung saraf sensorik dan motorik, serat sensorik

masuk ke medula spinalis melalui akar belakang dan serat motorik keluar dari

medulla spinalis melalui akar depan kemudian bersatu membentuk saraf spinal.

Syaraf spinal tidak ,mempunyai nama khusus, tetapi hanya dinomori

menurut kedududkan kolumna spinalis tempat munculnya dari cavum spinalis.

Yaitu, ada delapan cervicalis, dua belas thoracalis, lima lumbalis, lima sacralis,

dan satu pasang coccygis dari syraf spinalis. Syaraf cervicalis pertama mucul pada

ruang antara os occipitale dengan ruas pertama vertebra cervicalis, sedangkan

sisanya dan semua syaraf thoracalis keluar dari cavum spinalis sejajar melalui

foramina intervertebralis dari vertebrae yang sesuai (Basoeki, 1988).

Setelah masing – masing syaraf spinal muncul dari cavum spinalis ia

masih memisah menjadi dua. Cabang utama, yaitu rami anterior dan rami

19
posterior. Kemudian rami posterior dibagi menjadi syaraf yang lebih kecil yang

melanjut menuju otot dan kuliat permukaan posterior kepala, leher, dan tubuh.

Rami anterior dibagi menjadi bagian lebih rumit lagi, yang membentuk plexus

atau jaringan kerja komplex. Misalnya serabut – serabut dari cervicalis keempat

dan syaraf thoracalis pertama mengadakan intermix membentuk pola yang disebut

plexus brachialis. Yang muncul dari plexus ini adalah syaraf – syaraf lebih kecil

yang melahirkan nama – nama deskriptif lokasinya,seperti syaraf median,syaraf

musculocutaneous, dan syaraf ulnaris. Plexus brachialis terletak di daerah

bahudari leher sampai axilla (Basoeki, 1988).

Semua syaraf spinal adalah syaraf yang secara mikroskopis terdiri dari

banyak serabut sensoris (dendrit) dan banyak serabut motoris (axon). Beberapa

serabut motoris menggiatkan otot polos atau kelenjar, yang lain menggiatkan otot

kerangka. Yang terakhir sebagai serabut volunter atau somatik, sedangkan serabut

yang menuju otot polos atau kelenjar disebut serabut involunter, atau viseral.

Serabut motoris volunter pada syaraf spinal adalah axon neuron yang dendrit dan

badan selnya terletak di kolumna gresia anterior dari corda. Serabut-serabut

otonom merupakan axon juga tetapi badan selnya terletak pada ganglia otonom

(Basoeki, 1988).

5. System Limbik

Istilah limbik berarti “batas” atau “tepi”. Jadi system limbic menyatakan

suatu struktur cincin kortikal dan subkortikal pembatas yang menglilingi korpus

korpus kalosum. Struktur kortikal utama adalah girus singuli dan girus

20
hipokampus dan hipokampus. Bagian subkortikal mencakup amigdala, traktus dan

bulbus oltaktorius, dan septum. Beberapa ahli menyertakan hipotalmus dan

bagian-bagian thalamus dalam system limbik ini karena hubungan fungsionalnya

yang erat. System limbik terutama berperan dalam proses penghidu. Tetapi pada

manusia fungsi utama berkaitan dengan pengalaman dan ekspresi alam perasaan

dan emosi yang berhubungan dengan perilaku dan seksual ( Price & Wilson,

2007).

2.2.2 Susunan syaraf tepi

1. saraf somatik

A. Sistem Saraf Somatik (Somatik Nervous System)

Sistem saraf somatic adalah susunan saraf yang mempunyai peranan

spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang.

1. Saraf-Saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)

Saraf tulang belakang yang merupakan bagian dri system saraf

somatic; dimulai dari ujung saraf dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang

(bagian luar di sumsum tulang belakang). Saraf tersebut mengarah keluar rongga

dan bercabang-cabang di sepanjang perjalananya menuju oto atau reseptor

sensoris yang hendak dicapainya. Cabang- cabang saraf tulang belakang ini

umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh darah, terutama cabang-cabang yang

menuju otot-otot kepala (skeletal muscles).

21
Soma sel dari axon-axon saraf tulang belakang yang membawa

informasi sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang terletak di luar system

saraf pusat (kecuali system visual karena retina mata adalah bagian dari otak).

Axon-axon yang datang membawa informasi sensoris ke susunan saraf pusat ini

adalah saraf saraf afferent. Soma-soma sel dari axon yang mebawa informasi

sensoris tersebut berkumpul di dorsal root ganglia. Neuron-neuron ini merupakan

neuron unipolar. Batang axon yang bercabang di dekat soma sel mengirimi

informasi ke sumsum tulang belakang dan ke organ sensoris. Semua axon di

dorsal menympaikan informasi sensorimotorik.

22
2. Saraf-Saraf Kepala (Cranial Nerves)

Saraf-saraf cranial terdiri dari 12 pasang sarang yang meninggalkan

permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf ini mengontrol fungsi sensoris dan

motorik di bagian ke[ala dan leher.

2. Susunan Saraf Otonom

Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah system saraf yang

bekerja tanpa diperintah oleh system saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum

tulang belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang

mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal,

kelenjar keringat, otot polos system pencernaan, otot polos pembuluh darah.

23
Berdasarkan sifat kerjanya, system saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu

saraf simpatik dan saraf parasimpatik.

Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang

belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki

serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-

ganglion yaitu serabut saraf yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar

dari ganglion disebut serabut post-ganglion.

Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan

ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut

sarafakan mempunyai sinaps pada sebuah ganglion seperti pada bagan berikut.

Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut post-

ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama

tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.

24
2.2.3 Gangguan pada system syaraf

Gangguan Pada Sistem Saraf

Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori

seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau

kerusakan akibat kecelakaan.contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:

1. Gangguan pada serebrum.

Penyakit atau kerusakan yang timbul setelah cedera atau yang menyusul

kecelakaan serebro-vaskuler pada otak, tergantung dari daerah dan neuron yang

terserang.

· Paralis motorik jenis spastik, dengan gejala kaku-otot dan refleks-

meninggi merupakan akibat dari neuron atas yang terkena cedera.

Hemiplegis hanya dapat menyerang lengan dan tungkai sebelah saja,

sedang otot wajah, kepala, leher dan badan kendati badan tidak terkena,

· Paralis sensorik, sebagai akibat dari cedera pada halur sensorik.

Gerak refleksi tidak normal, ketidaknormalan ini melibatkan juga refleks

organik pupil mata yang mengalami kontrasi atau tidak dapat

berkontraksi.

3. Ganglion Basalis.

Penyakit parkison, paralisis agitans diduga disebabkan oleh

degenerasi ganglion-ganglion basalis.

4. Batang otak,pons dan medula oblongata.

Pusat-pusat vital pengendalian pernapasan dan tekanan darah terletak di

sini, sehingga suatu kerusakan pada daerah ini akan menyebabkan kematian.

25
Jumlah jalur saraf yang berpusat disini sedemikian banyaknya, sehingga suatu

cedera kecil sekalipun yang terjedi di situ dapat menyebabkan kelemahan dan

hilangnya perasaan.

5. Kerusakan pada sumsum tulang belakang.

Seringkali disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas adalah cedera serius

yang dapat berakibat menyeluruh atau sebagian. Apabila cedera itu mengenai

daerah servikal pada lengan, badan dan tungkai maka penderita itu tidak

tertolong. Apabila saraf frenikus tidak terserang cedera maka diafragma

mungkin tidak terserang, sebaliknya bila saraf frenikus terserang maka

dibutuhkan pernapasan buatan.

6. Spastisitas dan kekakuan.

Pada saat keadaan paralia lemas berlalu, otot mendapat kembali tonusnya,

kendati masih lemah. Anggota gerak yang terserang menjadi spastik dan kaku.

Gerak refleks terjadi khususnya pada bagian yang mempunyai hubungan

dengan kelompok otot flexor dan abduktor, walaupun tidak terdapat

pengendalian sadar atas gerakan ini. Kemampuan pengendalian sadar hilang.

Pada tahap ini ada kemungkinan terjadi deformitas.

7. Terputusnya serabut saraf campuran

yang lazim terjadi pada kecelakaan lalu lintas, dapat menyebabkan daerah-

daerah yang dilayaninya kehilangan kemampuan bergerak, oleh karena ini

merupakan cedera neuron motorik bawah yang menyebabkan hilangnya

perasaan.

26
8. Neuritis

` adalah istilah gabungan yang digunakan dengan dengan adanya gangguan

pada saraf tepi, entah itu karena peradangan, keracunan, seperti pada neuritis

alkohol maupun karena tekanan. Simptom yang timbul karena peradangan ada

macam-macam biasanya berupa rasa sakit yang justru menghebat pada malam

hari, dan tidak berkurang kendati si penderita beristirahat. Jenis-jenis neuritis

dinamakan sesuai dengan plexus atau urat saraf yang terserang, misalnya :

a. Neuritis plexus brakhialis yang mungkin disebabkan infeksi, cedera

ataupun tekanan.

b. Neuritis nervus radialis, dapat cidera apabila lengan dibiarkan

bergelantungan pada sisi alat pengusung atau meja operasi.

c. Tekanan pada nervus ulnaris, dapat timbul karena bertelekan pada

siku pada saat berbaring.

d. Kompresi nervus medianus dalam saluran karpal.

8. Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika

Timbulnya siatika sering kali diduga disebabkan tekanan yang berasal dari

prolapsus diskus intervertebralis atau karena cedera lain pada bagian bawah

kolumna vertebra.

Nervus popliteus lateralis apabila tungkai dibalut gips, dapat tertekan pada

saat gips itu melingkari kepala fibula.

9. Ensefaliatis

Adalah peradangan pada jaringan otak, yang biasanya disebabkan infeksi

virus.

27
10. Meningitis

Adalah peradangan pada selaput otak.

· Bedah saraf adalah cabang atau jenis pembedahan yang sangat

khusus serta berkembang pesat. Termasuk kedalamnya adalah semua

pembedahan yang dilakukan terhadap otak, sumsum tulang belakang dan

saraf tepi.

· Kraniotomi adalah melubangi tengkorak, yang umumnya

dilaksanakan bila terdapat tumor, darah atau gumpalan darah ataupun

fraktur pada kubah yang dapat menekan otak.

2.2.4 Kelainan Pada System Saraf

1. Miningitis

peradangan meninges (membrane yg melapisi otak & syaraf). Penyebab

Meningitis: virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah

dan berpindah kedalam cairan otak.

Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis

• demam, sakit kepala, kekakuan otot leher berjam-jam - 2 hari.

• photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia

(takut/terganggu dengan suara yang keras),

• mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari

tidur, bahkan tak sadarkan diri.

• Bayi lemah, tdk aktif, gemetaran, muntah, enggan menyusui.

Pemeriksaan fisik,

• Labratorium: darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal)

28
• Pemeriksaan X-ray (rontgen) paru  penyakit penyebab.

• Pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).

2. Encephalitis

radang jaringan otak (mengerikan karena otak organ vital)

Penyebab: bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia, virus.

Tanda dan gejala penyakit encephalitis

• Demam,Sakit kepala, Pusing, gelisah

• Muntah

• Nyeri ekstremitas, Malaise

• Kaku kuduk, Kejang, Penurunan kesadaran

• Mudah terangsang

• Kadang terjadi demensia berat / kehilangan memori

Pemeriksaan penunjang ;

• pemeriksaan darah, MRI, cairan spinal / lumbal pungsi.

3. Myelitis

Myelitis transversal = eradangan sumsum tulang belakang yg dapat

menyebabkan cedera sumsum tulang belakang.

Gejala:

• Kurangnya sensasi, nyeri ,

• kelemahan /kelumpuhan otot, kandung kemih, disfungsi usus.

Pembagian mielitis :

• akut (1 hari),

• subakut (2 s/d 6 miggu),

29
• kronis ( lebih 6 minggu)

Diagnosa dapat dilakukan dengan pemeriksaan :

• Pungsi lumbal ,

• CT scan atau MRI,

• mielogram serta

• pemeriksaan darah.

4. Bell's palsy

adalah nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga menyebabkan

kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Terjadi disfungsi syaraf VII (syaraf

fascialis).

Kelumpuhan pada sisi wajah ditandai dengan kesulitan menggerakkan

sebagian otot wajah, seperti mata tidak bisa menutup, tidak bisa meniup, dan

sejenisnya.

5. Epilepsi

sekelompok gangguan neurologis jangka panjang dg ditandai serangan

epileptik, mulai serangan singkat hampir tak terdeteksi s/d guncangan kuat u/

periode yg lama, serangan cenderung berulang, tidak ada penyebab dasar secara

langsung.

• Kejang epileptik akibat aktivitas sel saraf kortikal berlebihan & tidak

normal di dalam otak.

• Penyebab: tidak diketahui. Bbrp orang akibat cedera otak, stroke, kanker

otak, penyalah-gunaan obat & alkohol.

• Pemeriksaan pendukung Dx elektro-ensefalografi (EEG).

30
Tindakan / pengobatan:

• Epilepsi tidak bisa disembuhkan, tp serangan bisa dikontrol dg obat

• Bila serangan tidak respon dg obat bedah, stimulasi saraf , perubahan

asupan makanan dipertimbangkan.

• Tidak semua seumur hidup,  alami perbaikan dg pengobatan tuntas 

pengobatan dihentikan 1 tahun setelah serangan terakhir.

6. Hidrocephalus

• Hidrosefalus (kepala-air = penyakit akibat gangguan aliran cairan dlm

otak  cairan bertambah >>  menekan jaringan otak khusus pusat saraf

vital.

Penyebab:

• kasus congenital belum diketahui (bbrp terkait kromosom X) .

• obstruksi akibat tumor, trauma, perdarahan intrakranial, dan infeksi.

Gejala :

• Kepala membesar, fontanel antrior menonjol, Vena kulit kepala dilatasi

& terlihat jelas, Mata melihat kebawah, mudah terstimulasi, lemah &

kemampuan makan berkurang, tidak ada refleks muntah.

• Opisthotonus, dan spatik pada ekstremitas bawah.

• Bayi sulit menelan, bunyi napas stridor/ sulit napas  Apnea, Sakit

kepala, papil edema. Strabismus, ataxia, letargi, bingung, dan bicara

inkoheren.

31
7. Cerebral Palsy

• Penyebab anak terkena Cerebral Palsy adalah :

- bayi yang lahir prematur

- saat bayi lahir tidak menangis

- terkena demam tinggi hingga kejang-kejang

- saat balita mengalami keterlambatan dalam gerakan motorik, terutama

motorik kasar

• Pencegahan: ibu hamil rajin memeriksakan, konsumsi makanan sehat bagi

ibu dan bayinya, dengarkan anak dalam kandungan lagu-lagu classic yang

mampu merangsang system motorik anak

8. Alzheimer

bukan penyakit menular, sindrom sel-sel otak pd saat yg hampir

bersamaan, shg otak mengerut & mengecil. perubahan degeneratif pd sistem

neurotransmiter,  perubahan fungsi sistem syaraf  hilangnya sel saraf dan

sinapsis.

Otak penderita Alzheimer

• pengidap hipertensi yang mencapai usia 40 tahun ke atas

• Pengidap kencing manis

• Kurang berolahraga

• Tingkat kolesterol yang tinggi

• Faktor keturunan - keluarga yg mengidap penyakit pd usia 50-an.

• Alzheimer yang disertai demensia.

• Alzheimer yang disertai ataksia.

32
9. Poliomielitis

Penularan poliovirus (PV), masuk melalui mulut, ifeksi saluran usus 

aliran darah  sistem saraf pusat (medula spinalis)  melemahnya otot & kadang

kelumpuhan (paralisis).

Poliomyelitis nonparalitik, yang berarti poliovirus telah mencapai selaput

otak (meningitis aseptik), penderita mengalami kejang otot, sakit punggung dan

leher

Polyo paralitik = virus polio menyerang syaraf tulang belakang ,

menhancurkan sel tanduk anterior yg mengontrol pergerakan batang tubuh dan sel

tungkai.

Pencegahan :

• vaksinasi polio

• Kebersihan lingkungan

• BAB di WC

2.2.5 Obat-Obat Yang Bekerja Terhadap Susunan Saraf Pusat

berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar

yaitu:

 Merangsang atau menstimulasi, yang secara langsung maupun tidak

langsung merangsang aktivitas otak, sum-sum tulang belakang beserta

syarafnya.

 Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak

langsung memblokir proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang

33
belakang dan syaraf - syarafnya. Yang akan dibicarakan pada bab ini

adalah :

a. Analgetika - antipiretika

b. Anti emetika

c. Anti epilepsy

d. Psikofarmaka

e. Hipnotika dan sedativa

f. Anestetika

g. Anti Parkinson

A. ANALGETIKA

Analgetika adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan

sebagai suatu obat yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot,

nyeri sendi, dan nyeri lain misalnya nyeri pasca bedah dan pasca bersalin,

dismenore (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat yang sulit

dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata memiliki efek antipiretik dan efek

anti inflamasi. Asam salisilat, paracetamol mampu mengatasi nyeri ringan sampai

sedang, tetapi nyeri yang hebat membutuhkan analgetik sentral yaitu analgetik

narkotik. Efek antipiretik menyebabkan obat tersebut mampu menurunkan suhu

tubuh pada keadaan demam sedangkan sifat anti inflamasi berguna untuk

mengobati radang sendi (artritis reumatoid) termasuk pirai /gout yaitu kelebihan

asam urat sehingga pada daerah sendi terjadi pembengkakan dan timbul rasa

nyeri. Analgesik anti inflamasi diduga bekerja berdasarkan penghambatan sintesis

34
prostaglandin (penyebab rasa nyeri). Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan dalam

tiga kategori:

 Nyeri ringan (sakit.gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dll), dapat diatasi

dengan asetosal, paracetamol bahkan placebo.

 Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rheumatik), memerlukan analgetik

perifer kuat.

 Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker

,harus diatasi dengan analgetik sentral atau analgetik narkotik.

Penggolongan Analgetik dibagi dalam dua golongan besar:

1) Analgetik narkotik (analgetik sentral)

Analgetika narkotika bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri

yang hebat sekali. Dalam dosis besar dapat bersifat depresan umum

(mengurangi kesadaran), mempunyai efek samping menimbulkan rasa

nyaman (euforia). Hampir semua perasaan tidak nyaman dapat dihilangkan

oleh analgesik narkotik kecuali sensasi kulit. Harus hati-hati menggunakan

analgesik ini karena mempunyai risiko besar terhadap ketergantungan obat

(adiksi) dan kecenderungan penyalah gunaan obat. Obat ini hanya

dibenarkan untuk penggunaan insidentil pada nyeri hebat (trauma hebat,

patah tulang, nyeri infark jantung, kolik batu empedu/batu ginjal. Obat

golongan ini hanya dibenarkan untuk penggunaan insidentil pada nyeri hebat

(trauma hebat, patah tulang, nyeri infark) kolik batu empedu, kolik ginjal.

Tanpa indikasi kuat, tidak dibenarkan penggunaannya secara kronik,

disamping untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan narkotik diindikasikan

35
pada kanker stadium lanjut karena dapat meringankan penderitaan. Fentanil

dan alfentanil umumnya digunakan sebagai premedikasi dalam pembedahan

karena dapat memperkuat anestesi umum sehingga mengurangi timbulnya

kesadaran selama anestesi. Penggolongan analgesik – narkotik adalah

sebagai berikut :

 alkaloid alam : morfin, codein

 derivat semi sintesis : heroin

 derivat sintetik : metadon, fentanil

 antagonis morfin : nalorfin, nalokson dan pentazocin

B. ANTI EMETIKA

Anti emetika adalah obat-obat yang digunakan untuk mengurangi Atau

menghilangkan perasaan mual dan muntah. Karena muntah hanya suatu gejala,

maka yang penting dalam pengobatan adalah mencari penyebabnya. Muntah dapat

disebabkan antara lain:

1. Rangsangan dari asam lambung-usus ke pusat muntah karena adanya

kerusakan mukosa lambung-usus, makanan yang tidak cocok, hepatitis,

dan lain – lain.

2. Rangsangan tidak langsung melalui chemo reseptor trigger one

(CTZ) yaitu suatu daerah yang letaknya berdekatan dengan pusat muntah.

Rangsangan disebabkan oleh obat-obatan (seperti tetrasiklin, digoksin,

estrogen, morfin dll), gangguan keseimbangan dalam labirin, gangguan

36
metabolisme (seperti asidosis, uremia, tidak stabilnya hormon estrogen

pada wanita hamil)

3. Rangsangan melalui kulit korteks (cortex cerebri) dengan melihat,

membau, merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penggunaan Anti

emetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut :

1. Mabuk jalan (motion sickness)

Disebabkan oleh pergerakan kendaraan darat, laut maupun udara

dengan akibat stimulasi berlebihan di labirin yang kemudian merangsang

pusat muntah melalui chemo reseptor trigger one (CTZ).

2. Mabuk kehamilan (morning sickness)

Pada kasus ringan sebaiknya dihindari agar tidak berakibat buruk

pada janin, sedangkan pada kasus berat dapat dipakai golongan

antihistamin atau fenotiazin (prometazin) yang kadang dikombinasikan

dengan vitamin B6, penggunaannya sebaiknya dibawah pengawasan

dokter.

3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu, seperti

pada pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatika. Penggolongan

Dibagi menjadi 4 yaitu :

• Anti histamin

Sebenarnya kurang efektif tetapi nyaman dipakai dengan

efek samping mengantuk. Anti histamin yang dipakai adalah

sinarizin, dimenhidrinat dan prometazin teoklat.

• Metoklopramid dan fenotiazin

37
Bekerja secara selektif di chemo reseptor triger zone (CTZ)

tetapi tidak efektif untuk motion sickness. Obat yang dipakai

adalah klorpromazin HCl, perfenazin, proklorperazin dan

trifluoperazin.

• Domperidon

Bekerja berdasarkan perintangan reseptor dopamin ke

CTZ. Efek samping jarang terjadi hanya berupa kejang-kejang

usus. Obat ini dipakai pada kasus mual dan muntah yang berkaitan

dengan obat-obatan sitostatika.

• Antagonis 5 HT3

Bermanfaat pada pasien mual dan muntah yang berkaitan

dengan obat-obatan sitostatika.

C. ANTI EPILEPSI

1. Penggolongan

- Golongan hidantoin,

adalah obat utama yang digunakan pada hampir semua jenis epilepsi,

contoh fenitoin.

2. Golongan barbiturat,

Biasanya untuk pemakaian lama dikombinasi dengan kofein atau

efedrin guna melawan efek hipnotiknya. Tetapi tidak dapat digunakan

pada jenis petit mal karena dapat memperburuk kondisi penderita.

Contoh fenobarbital dan piramidon

38
3. Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif

dan anti konvulsif. Digunakan pada jenis grand mal dan psikomotor

dengan efektifitas sama dengan fenitoin.

4. Golongan benzodiazepin, memiliki khasiat anksiolitika, relaksasi otot,

hipnotika dan antikonvulsiv.yang termasuk golongan ini adalah

diazepam yang dalam hati akan di biotransformasi menjadi

desmetildiazepam yang aktif, klorazepam yaitu derivat klor yang

berdaya anti konvulsiv kuat dan klobazepam yaitu derivat 1,5

benzodiazepin yang berkhasiat sebagai anti konvulsiv sekuat diazepam

dipasarkan sebagai transquilizer

5. Golongan asam valproate.

D. HIPNOTIKA DAN SEDATIVA

Hipnotika atau obat tidur berasal dari kata hypnos yang berarti tidur, adalah

obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan

tubuh normal untuk tidur, mempermudah atau menyebabkan tidur. Sedangkan

sedativa adalah obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa

menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah kejang-

kejang.

Secara kimiawi, obat-obat hipnotika digolongkan sebagai berikut :

 Golongan barbiturat, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital,

heksobarbital dan lain-lain

 Golongan benzodiazepin, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam

dan triazolam

39
 Golongan alkohol dan aldehida, seperti kloralhidrat dan turunannya serta

paraldehida

 Golongan bromida, seperti garam bromida (kalium, natrium dan amonium)

dan turunan urea seperti karbromal dan bromisoval

 Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida) dan

metaqualon

F. ANESTETIKA

khasiat anestetikanya, seperti:

 Sebelum narkose (premedikasi), diberikan obat-obat sedatif

(klorpromazin, morfin dan pethidin) guna meniadakan kegelisahan

dan obat-obat parasimpatolitik (atropin) guna menekan sekresi

ludah yang berlebihan

 Selama narkose, diberikan obat-obat relaksasi otot (tubokurarin,

galamin, dll)

 Setelah narkose (post medikasi), diberikan obat-obat analgetika

(methampyron, dll), sedativa (lminal, dll) dan anti emetika

(klorpromazin HCl).

G. ANTI PARKINSON

Penggolongan Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi:

1. Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/benzheksol, digunakan pada

pasien dengan gejala ringan dimana tremor adalah gejala yang dominan.

2. Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit

parkinson idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa.

40
3. Obat anti dopamin antikolinergik, seperti amantadine.

4. Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon

dll

41
BAB III

PENUTUPAN DAN KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas

menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah

mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf

dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf

pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri

dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.

Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia

mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau

pengatur kerja, dan pusat pengendali tanggapan.

Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.

Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf

tersebut disebut sinapsis. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara,

diantaranya melalui sel saraf dan sinapsis.

Kelainan yang disebabkan oleh system syaraf :Meningitis (karena virus,

bacteri, mycosis) , Encephalitis (bacteri, virus, dll), Myelitis, Encephalomyelitis,

Abses, Intracranial phlebitis dan thrombophlebitis, sequelae panas dari system

syaraf pusat, Parkinson disease (penyebab: drug, racun dari luar, post encephalitis,

gangguan vascular, infeksi kuman tertentu seperti syphilis, dll), Alzheimer

disease, Dementia, Degenerasi system syaraf karena drug, Multipel sclerosis,

42
Neuromyelitis optica, Epilepsi dan Status epilepticus, Headache syndrome

(penyebab: vascular, tensi, post trauma, drug, dll), Syndroma pembuluh darah

otak  stroke (tergantung lokasi kerusakan pembuluh darah), Gangguan tidur

(insomnia, hypersomnia, sleep apnoea).

43
DAFTAR PUSTAKA

Katzung, Bertram G. 2005. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba


Medika.

Katzung, Bertram G. 2007. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba


Medika.

Muschleir, Ernst. 1991. Dinamika Obat, edisi kelima , Bandung : ITB

Purwanto, SL dan Istiantoro, Yati. 1992. DOI (Data Obat DiIndonesia). Jakarta:
PT. Grafindian Jaya.

Tjay, Tan Hoan, dan Kirana Rahardja. 1991. Obat-Obat Penting Edisi Keempat.
Jakarta : PT. Alex Media Komputindo.

44

Anda mungkin juga menyukai