Anda di halaman 1dari 99

Why Gold?

7 ALASAN MENGAPA ANDA


HARUS MELEK EMAS
Page | ii

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta

KETENTUAN PIDANA

Pasal 112

Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3)
dan/atau Pasal 52 untuk Penggunaan Secara Komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Pasal 113

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf
e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk
pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Himbauan Penulis!

E-book yang diberi judul Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas ini tidak dijual dan tidak
diperjual-belikan. Buku elektronik ini sengaja Penulis dedikasikan secara GRATIS buat Anda dan semua orang
yang tertarik membacanya.

Bila Anda merasa buku ini membawa manfaat bagi Anda dan kemungkinan bagi banyak orang, maka silakan
sebarkan kepada sebanyak mungkin orang dalam jangkauan Anda. Terima kasih.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Page | iii

Why Gold?
7 ALASAN MENGAPA ANDA
HARUS MELEK EMAS

RENGKY YASEPTA

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
PUJIAN UNTUK E-BOOK INI

Page | iv “Mencerahkan! Banyak hal baru yang Saya pelajari dari buku ini.
Dan entah kenapa, Saya pun berharap Anda bisa pelajari dengan
serius ilmu emas yang begitu berharga di buku ini. Keren!”
—Dewa Eka Prayoga “Dewa Selling,” penulis buku-buku best seller,
founder Billionaire Store

“Tulisannya bagus. Kerenn… Contoh-contohnya juga nggak


mainstream.”
—Tendi Murti, founder KMO Indonesia dan platform KETIX (aplikasi
khusus menulis daring)

“Rangkaian kalimatnya mudah dipahami. Berhasil membuka


wawasan saya tentang emas.”
—Kukuh Indraprasena, business coach, direktur Young Entrepreneur
Academy (YEA) Indonesia

“Sudah saatnya kita paham bahwa EMAS bukan hanya penting


untuk investasi, tapi juga untuk membantu masa depan kita jauh
lebih baik tanpa khawatir terkena inflasi. Jangan khawatir, e-book
ini akan memandu Anda.”
—Indari Mastuti, CEO Indscript Creative

“Ternyata emas itu gak sedangkal yang kita bayangkan selama ini,
cuma tau kalo emas iya hanya sebatas perhiasan dan batangan
saja. Ternyata jauh di sana nilainya lebih tinggi. Terima kasih
untuk e-book-nya, dan ilmu tentang emas yang diberikan. Sungguh
sangat bermanfaat. Kereeeeen. Sukses terus ya…”
—Indah Cemcem, pengusaha muda, owner Tahu Bakso Lidah Njoloor
ala Mama Que

“Pandangan baru tentang investasi emas yang belum Anda


ketahui. Harus baca!”
—Redy Irawan, pengusaha muda, Sungai Lilin, Sumatera Selatan

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
“Buku ini membuat Anda semakin mengenal apa itu emas. Tak
sekedar logam mulia yang biasa menjadi perhiasan kaum wanita.
More than that! Bernilai peradaban, bahkan bernilai dakwah.
Tulisan yang cerdas dan mencerahkan!”
Page | v —Chika Ananda, chief editor Indscript Creative

“Dinar emas dan Dirham perak adalah salah satu pilar muamalah,
yaitu sebagai uang yang halal lagi adil: bebas inflasi, bebas riba,
memiliki nilai intrinsik yang sepadan, dan sesuai sunnah
Rasulullah saw. Jangan mengaku melek finansial sebelum Anda
melek emas. Baca e-book ini, untuk membuka mata pengetahuan
Anda tentang Dinar dan Dirham!”
—Jumadi Subur, trainer dan konsultan SDM, penulis buku-buku best
seller

“Wah mas Rengky… kerreeennn banget tulisannya.”


—Nurmala Dewi, G-Coach, owner Toko Muda-Mudi Baru dan Muda-
Mudi Fashion

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
there is greater reason than just gold

untuk istri tercinta

Diah Selviani Ny. Rengky


Page | vii Catatan Penulis

E-book ini tidak mengandung—dan tidak dimaksudkan untuk—


agenda politik apa pun. Karya ini dirancang untuk memberikan
informasi umum terkait topik-topik yang disajikan dalam buku ini.

Penulis sudah menyiapkan dengan matang dan bersikap cermat


serta meyakini bahwa informasi-informasi yang disampaikan
dalam e-book ini adalah akurat dan berdasarkan sumber-sumber
terpercaya yang bisa dilacak kebenarannya.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Page | viii PENDAHULUAN

“Sistem pendidikan saat ini telah sengaja memalingkan kita dari


emas sejak diberhentikannya standar emas terhadap penciptaan
mata uang fiat pada tanggal 15 Agustus 1971 oleh Richard Nixon.
Sejak saat itu pula, sudah lebih dari dua generasi sekolah tidak lagi
memahami emas, bahkan mengaitkan emas dengan uang adalah
sesuatu yang terdengar konyol.”
—James G. Rickards

A
lhamdulillah… La haula wala quwwata illa billah...
Allahumma shalli „ala Muhammad, wa „ala aali Muhammad,
akhirnya e-book ini rampung juga. ^_^

E-book ini dibuat untuk menyampaikan berbagai alasan mengapa


emas itu begitu istimewa, dan karena itu pula, sudah selayaknya
kita semua mengetahui berbagai keistimewaan itu.

Setelah mengumpulkan berbagai data dan sudut pandang yang


berbeda, akhirnya Penulis berkesimpulan setidaknya ada 7 (tujuh)
alasan utama mengapa kita semua harus melek dengan emas.
Menurut James G. Rickards, penulis buku The Road to Ruin,
sistem pendidikan yang dipakai saat ini telah sengaja memalingkan
kita dari emas sejak diberhentikannya standar emas terhadap
penciptaan mata uang fiat pada tanggal 15 Agustus 1971 oleh
Richard Nixon, presiden Amerika Serikat kala itu. Sejak saat itu
pula, sudah lebih dari dua generasi sekolah tidak lagi memahami
emas, bahkan mengaitkan emas dengan uang adalah sesuatu yang
terdengar konyol.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Ketujuh alasan mengapa Anda, saya, dan kita semua harus melek
emas itu dapat Anda baca secara gamblang dalam e-book ini, yang
sengaja Penulis sajikan secara ringkas dan sepadat mungkin.

E-book ini sengaja didesain sebagai sejenis pengantar bagi Anda


Page | ix
yang tertarik mempelajari lebih lanjut tentang emas (dan tentunya
perak, sebagai pasangannya). Ibarat makanan, e-book ini hanyalah
snack sebelum Anda mencicipi “makanan berat” lainnya.

Harapan Penulis, setelah membaca e-book ini Anda bisa


mengeksplorasi sendiri ilmu dan pengetahuan terkait keutamaan
logam mulia ini.

Harus diakui, tidak banyak buku atau sumber materi lainnya di


luaran sana yang berani secara blak-blakan membahas emas
secara apa adanya. Jika Anda perhatikan, sumber-sumber tersebut
lebih menitik-beratkan pembahasan mereka kepada emas sebagai
investasi semata. Hal ini sangat disayangkan. Mengapa? Sebab
dalam sejarahnya—di mana emas telah dikenal manusia sejak
5.000 tahun lalu sebagai alat tukar—logam mulia ini (bersama
perak) memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun
dan membersamai hampir semua peradaban besar yang pernah
ada.

Mereka, nenek moyang kita, tidak mengenal emas dan perak


sebagai benda yang mesti disimpan rapat-rapat (pakai safe deposit
box segala) atau dibeli saat “harga” rendah dan dijual saat “harga”
tinggi—layaknya pemahaman orang-orang masa kini. Ah,
pokoknya silakan baca sendiri ya. Nanti Anda akan tahu maksud
saya. ^_^

Seperti dalam tulisan-tulisan saya di grup MELEK DINAR DIRHAM


INDONESIA (bit.ly/MelDinIndo), saya lebih menekankan emas
dalam bentuk koin Dinar (dan juga perak dalam bentuk koin
Dirham) daripada berbagai bentuk lainnya. Meskipun demikian,
Dinar emas (dan juga Dirham perak) bukanlah tujuan yang
sebenarnya. Tujuan kita adalah menegakkan keadilan dalam
muamalah, di mana Dinar emas dan Dirham perak adalah salah
satu pilar muamalah itu sendiri sebagai mata uang yang halal lagi
adil, bebas inflasi, bebas riba, memiliki nilai intrinsik yang

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
sepadan, dan sesuai sunnah Rasulullah Muhammad shallallahu
„alaihi wasallam.

Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Diah


Selviani, istriku yang selalu mendampingiku baik secara fisik,
Page | x
mental, maupun secara ruhani, memberikan semangat, perhatian
dan cinta, khususnya selama penulisan e-book ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya haturkan kepada


para guruku: Amir Zaim Saidi, Dr. Nurman Kholis, Sidi Aming, Sidi
Muhammad Nopi Harto, Bang Irawan Santoso, Mas Arif Rahman
Hakim, dan lain-lain; juga Mike Maloney atas buku dan video
edukasinya Hidden Secrets of Money; dan Robert Kiyosaki atas
semua seri Rich Dad yang pernah saya baca, serta semua pihak
yang telah memberikan inspirasi hingga selesainya e-book ini.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-


dalamnya kepada teman-teman dan seluruh anggota MELEK
DINAR DIRHAM INDONESIA (grup Facebook). Saya banyak belajar
dari masukan antum semua.

Semoga e-book ini bermanfaat, dan bila memang dirasa demikian,


jangan sungkan untuk menyebarluaskannya (secara GRATIS)
dengan atau pun tanpa izin dari saya.

Terakhir, edisi revisi e-book ini sengaja saya persembahkan sebagai


ungkapan syukur saya atas terbitnya (secara fisik) buku saya yang
berjudul Kertas atau Emas? Rahasia Tentang Uang Sejati
yang Tidak Pernah Diajarkan di Bangku Sekolah Formal yang
sudah bisa Anda dapatkan. (Lihat halaman akhir e-book ini untuk
info pemesanan).

Selamat membaca. Semoga Anda melek. ^_^

Salam muamalah!
Rengky Yasepta

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Page | xi DAFTAR ISI

Pujian untuk E-book Ini ........................................................... iii


Catatan Penulis ....................................................................... iii
Pendahuluan ........................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................. iii

#1 Emas adalah Uang ............................................................. 10


#2 Emas itu (Logam) Mulia ...................................................... 20
#3 Padat Nilai .......................................................................... 30
#4 Disukai Semua Orang ........................................................ 40
#5 Eksklusif ............................................................................ 50
#6 Simbol Keunggulan ............................................................ 60
#7 Penawar Krisis ................................................................... 70

Pesan Penulis .......................................................................... 80


Tentang Kertas atau Emas? .........................................................
Daftar Referensi ...................................................................... 90
Daftar Wakala ......................................................................... 95
Tentang Penulis ...................................................................... 99

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
#1
Page | 13

EMAS ADALAH UANG

“Emas adalah uang. Segala sesuatu yang lain


hanyalah kredit (hutang).”
―J.P. Morgan

A
pa sih maksud pernyataan mister JP Morgan dalam kutipan
di atas? Untuk memahaminya, ada baiknya kita flashback
dulu beberapa abad ke belakang. Cekidot kisah berikut,
gaes! ^_^

Salah Satu Uang Terlama yang Pernah Ada

Alkisah, di zaman dahulu kala ketika manusia primitif, maksudnya


nenek moyang kita dulu, mulai mengenal interaksi antar
sesamanya—mulai menyadari bahwa mereka saling membutuhkan
satu sama lain dalam artian yang sesungguhnya, mereka saling
menukarkan barang yang mereka miliki antar sesama mereka.

Ilustrasinya begini:

Misalkan saya punya keahlian membuat pakaian dari kulit


binatang hasil buruan. Sementara Anda sangat jago menangkap
ikan. Kita mulai menyadari bahwa kita punya talenta masing-
masing yang bisa menghasilkan produk yang berguna bagi satu
sama lain. Maka saya pun mendekati Anda dan berkata, ―Hei bro,
gimana kalau ikanmu itu gue tukar dengan baju ini? Gue laper nih
(sambil memegangi perut).‖

Barangkali Anda akan spontan menjawab sambil menunjukkan


ekspresi muka merasa aneh, “What? Are you kidding me, bro?”
Page | 14
Hehe, becanda. Maksudnya, ide menukar sesuatu dengan orang
lain kala itu, ketika orang belum mengenal alat tukar, akan
dianggap sesuatu yang asing.

Kemudian, setelah berpikir sejenak dan mungkin sempat berkata-


kata di dalam hati, ―Iya juga ya! Gue senang dan jago menangkap
ikan. Dia ahli membuat baju.‖ Anda pun bilang ke saya, ―Oke deh
bro. Gue setuju nih. Tapi loe mau berapa ekor ikan biar setara
dengan baju buatan loe?‖

Maka saya jawab, ―Lima ekor aja bro. Nih gue tukar sama baju dari
kulit onta, deal?”

Ketika Anda setuju, maka terjadilah sebuah peristiwa yang disebut


dengan istilah barter. Masih ingat kan pelajaran ekonomi waktu
SMP dulu?

Barter adalah cikal bakal terciptanya interaksi jual-beli di antara


sesama manusia. Namun seiring berjalannya waktu, manusia—
lagi... maksudnya nenek moyang kita dulu—mulai menyadari
bahwa mereka menemukan sebuah masalah dalam sistem
pertukaran ini. Pada saat kita sama-sama cocok ingin menukarkan
barang yang masing-masing dimiliki, barter lancar-lancar saja.
Namun manusia semakin bertambah banyak, dan kebutuhan
semakin bervariasi satu sama lain.

Kita ibaratkan cerita ilustrasi di atas namun dengan sedikit


perubahan kondisi. Andaikan Anda ahli menangkap ikan, dan
Anda lagi butuh pakaian, sedangkan saya—yang biasa membuat
pakaian—lagi tidak butuh ikan (dengan berbagai alasan, misalnya
stok ikan masih banyak, atau karena sedang tidak mood makan
ikan), maka dalam kondisi ini tidak bisa terjadi tukar menukar.
Singkat cerita, kelemahan barter adalah kedua belah pihak harus
saling menukarkan barang yang sama-sama dibutuhkan oleh satu
sama lain pada waktu yang bersamaan.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Sudah menjadi hukum alam, bahwa ketika terbentur dengan suatu
masalah, maka sesungguhnya manusia sedang dibimbing untuk
menemukan solusi. Dari solusi tersebut, selain akan
menyelesaikan permasalahan yang ada, juga akan menciptakan
Page | 15 kemudahan dan penciptaan sesuatu yang baru. Kapok dengan
barter, nenek moyang kita akhirnya berpikir bahwa harus ada
benda tertentu untuk dipakai sebagai medium pertukaran, alias
alat tukar. Benda yang dimaksud haruslah dapat diterima secara
umum—setidaknya dalam jangkauan interaksi sesama mereka.

Tercatat dalam sejarah, ada beberapa benda yang pernah dijadikan


sebagai alat tukar, antara lain kerang, batu—mungkin ini adalah
cikal bakal batu akik, kulit kayu, kulit binatang, garam, kurma,
gandum, emas, perak, tembaga, dan masih banyak lagi.

Berbagai benda yang kita sebutkan di atas pernah berjaya di


masanya. Ambil contoh misalnya garam. Konon, orang-orang di
zaman dahulu mengenal garam tidak hanya sebagai bumbu
masakan. Mereka menggunakan garam—yang biasa dipakai
sebagai peng-asin makanan ini—juga sebagai alat tukar. Tak
percaya? Sekarang saya tanya, apa bahasa Inggris-nya ―garam‖?
―Salt dong,‖ jawab Anda. Kalau bahasa Inggris ―gaji‖? Salary.

Nah, itu dia, salary berasal dari kata salarium (dari bahasa Latin)
yang disebut juga salt dalam bahasa Inggris tadi.

Adalah suatu kebiasaan bagi penduduk


Romawi Kuno menerima upah dalam
bentuk salarium (garam). Bahkan, dalam
sejarahnya, para tentara Romawi Kuno
pun digaji dengan garam. Saking
lumrahnya garam sebagai upah atas hasil
jerih payah mereka bekerja, sampai-
sampai istilah salarium melekat untuk
menyebut upah itu sendiri. (Kita pun sudah biasa menyebut merk
tertentu untuk maksud yang umum, misalkan ―Beli Sanyo”
padahal maksudnya ―Beli mesin air‖). Begitulah kira-kira
perlakuan orang-orang di kala itu dengan garam yang sudah tak
bisa dipisahkan dengan istilah ―upah‖ atau ―gaji‖ itu sendiri.
Mungkin ini sulit dipercaya, tetapi begitulah adanya.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Namun, selain garam dan berbagai benda lainnya, emas (dan
perak) adalah alat tukar terbaik sepanjang sejarah. Keduanya,
terutama emas, telah digunakan sejak 5.000 tahun yang lalu oleh
masyarakat Mesir Kuno. Ketika itu bentuknya memang belum
Page | 16 sempurna, masih berupa bongkahan tak beraturan.

Dalam perkembangan selanjutnya emas dan perak adalah pilihan


istimewa yang digunakan manusia sebagai alat tukar, alias uang
sekaligus mata uang. Imperium Romawi mengenal koin emas
dengan salah satunya dengan sebutan solidos. Sementara Persia
lebih terkenal dengan koin drachma perak-nya.

Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam ketika masih muda dan


sering berdagang, telah mengenal berbagai macam koin emas dan
perak dari berbagai penjuru dunia. Beliau pun juga
menggunakannya.

Di dalam Islam, apa-apa yang sudah ada sebelum kerasulan


Muhammad shallallahu „alaihi wasallam dan Beliau tidak
melarangnya, malah menggunakannya, berarti menjadi bagian dari
Islam itu sendiri. Orang Arab kala itu lebih mengenal koin emas
dengan sebutan Dinar, sebagaimana koin perak yang disebut
Dirham. Kedua jenis uang ini—yang esensinya adalah emas dan
perak, walaupun dengan berbagai bentuk, nama, dan spesifikasi
yang berbeda-beda—tetap digunakan di seluruh dunia, baik Islam
maupun non-Islam, hingga para bankir menggantinya secara
paksa dengan mata uang kertas.

Meskipun tidak ada catatan


sejarah adanya pencetakan
Dinar dan Dirham di masa—dan
oleh—Baginda Nabi, namun
Beliau shallallahu „alaihi
wasallam menetapkan
ketentuan tersendiri tentang
timbangan dan takaran uang logam ini. Ketetapan untuk satu koin
Dinar emas adalah setara dengan satu mitsqal atau dalam
timbangan modern seberat 4,25 gram. Sedangkan Dirham perak
memiliki berat 7/10 dari berat Dinar, sehingga satu Dirham adalah
koin perak 2,975 gram.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Seperti telah disebutkan di atas, koin emas dan perak telah
digunakan sebagai uang jauh sebelum masa kerasulan
Muhammad shallallahu „alaihi wasallam.

Tak heran bila di zaman Nabi Isa


Page | 17
„alaihis-salam (atau Yesus bagi orang
Nasrani), mata uang yang digunakan
penduduk juga berupa koin emas
dan perak.

Suatu ketika, Yesus pernah


memarahi sekelompok money
changer (yaitu penukar atau
pedagang koin emas dan perak dengan koin standar).

Ceritanya, orang-orang Yahudi sering berziarah ke Yerusalem


ketika itu. Setiap peziarah yang datang biasanya memberikan
sejenis sedekah berupa koin emas dan/ atau perak. Mereka datang
dari berbagai penjuru dunia membawa koin dengan beragam
bentuk. Sedekah yang dimaksud haruslah berupa koin yang
―diakui‖ oleh ajaran agama mereka. Celah inilah yang
dimanfaatkan oleh para penukar uang tadi.

Para peziarah berbondong-bondong menukarkan koin mereka


dengan koin standar yang telah disiapkan oleh penukar uang—
sebelum dipersembahkan kepada Tuhan sebagai sedekah. Sampai
di sini tidak ada masalah.

Namun seiring berjalannya waktu, para pedagang uang tadi


bertindak curang. Awalnya, koin emas dan/ atau perak ditimbang
sama berat antara yang ditukar dengan penukarnya. Tetapi
kemudian para pedagang ini membuat kurs yang berbeda. Koin-
koin yang tidak beraturan tadi ditukar dengan koin ―standar‖
mereka yang beratnya kurang dari berat koin yang ditukar.
Peristiwa ini mendapat sorotan dari Yesus. Menurut Andrew
Hitchcock dalam buku The History of The Money Changers, Yesus
sangat jarang marah hingga mengusir secara fisik. Hal itu beliau
lakukan terhadap para pedagang uang tadi.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Uang Universal dan Sepanjang Masa

Seperti disebutkan di atas, seluruh dunia awalnya mengakui


bahwa emas dan perak adalah uang. Bahkan Konstitusi Amerika
Page | 18 Serikat (AS) sendiri menyatakan secara tersirat dan tersurat bahwa
hanya emas dan perak yang diakui sebagai uang yang sah. Simak
baik-baik kalimat berikut!

“No State shall enter into any Treaty, Alliance, or Confederation;


grant Letters of Marque and Reprisal; coin Money; emit Bills of
Credit; make any Thing but gold and silver Coin a Tender in
Payment of Debts … | Tak satu pun Negara Bagian boleh
mengadakan Perjanjian, Persekutuan, atau Konfederasi,
mengeluarkan Surat Sita Jaminan atau Pembalasan, mencetak
Uang, menerbitkan Surat Hutang, membuat apa pun kecuali
(dengan) koin emas dan perak sebagai Alat Pembayaran
Hutang…‖ —The Constitution of the United States (Undang-Undang
Dasar AS) Section 10

Dalam petikan Konstitusi AS di atas dikatakan bahwa negara


bagian AS tidak diperkenankan mencetak uang, kecuali koin emas
dan perak. Dengan kata lain, sebenarnya UU ini bilang kalau
setiap negara bagian AS boleh mencetak koin emas dan perak
untuk dijadikan sebagai uang, sebagai alat pembayar hutang, dan
sebagainya. Paham? Coba ulangi sekali lagi dua paragraf di atas!

Hal ini juga berarti bahwa para pendiri negara Amerika Serikat
mengakui bahwa satu-satunya (maksudnya dua-duanya) yang
pantas disebut uang adalah emas dan perak. Lho kok? ^_^ Padahal
yang jamak kita ketahui dolar lah mata uang yang lazim digunakan
di AS dan bahkan di seluruh dunia internasional saat ini. Kalau
begitu, mengapa Konstitusi AS tidak menyebutkan dolar—atau
mata uang fiat lain yang lebih kuat—saja yang boleh dicetak bebas
sebagai ―uang‖?

Well, yang terjadi malah pencetakan dolar dimonopoli dan


penetapan nilai nominalnya harus dipaksakan oleh pemerintah AS.
Mengapa harus dipaksakan? Sebab mereka tahu bahwa dolar-
dolar yang di-print dari kertas tersebut tetaplah senilai secarik
kertas pembuatnya andaikan tidak dipaksakan bernilai. Maka,

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
untuk menjaga nilai semu mata uang fiat ini, negara-negara bagian
AS tidak diperkenankan mencetak uang kertas seenaknya. Kalau
terjadi (yaitu negara bagian bebas mencetak dolar masing-masing),
maka akan terjadi kerancuan mata uang dan—karena dolar-dolar
Page | 19 tersebut adalah kertas—maka akan terlalu rumit soal
keabsahannya. Akan butuh persetujuan fiat yang beranekaragam
nantinya. Hal yang tidak akan terjadi pada emas dan perak.

Emas dan perak tidak butuh persetujuan atau paksaan dari


siapapun agar diakui nilainya. Nanti akan kita bahas bahwa secara
fitrah (sifat alami), semua manusia pasti menyukai emas dan
perak. Oleh sebab itu pulalah, maka dua logam mulia ini terbukti
tetap perkasa sepanjang sejarah.

Ketika dulu difungsikan sebagai uang, tanpa dibubuhi nilai


nominal pun emas dan perak tetap diterima orang sebagai alat
pembayaran. (Siapa coba yang tak mau emas?). Namun jangan
coba-coba membawa kertas—sebagus apa pun bahan dan
motifnya—yang tidak dibubuhi nilai nominal, misalnya 1 dolar,
100 rupiah, 1.000 yen, dan sebagainya. Lazimnya, tak seorang pun
mau menerima kertas yang bukan ―uang‖ sebagai alat
pembayaran. Tapi tak seorang pun menolak emas dan perak,
meskipun tidak dibubuhi angka nominal. Betul? ^_^

Adapun kenyataan saat ini, di mana generasi kita tidak lagi


mengenal emas dan perak sebagai uang, tidak lepas dari pengaruh
para ―penerus‖ money changer sebagaimana telah kita bahas
sekilas di atas. Kedua logam mulia ini tidak lagi secara terang-
terangan dijadikan sebagai uang adalah akibat dari
pemberlakukan paksa mata uang kertas oleh para bankir Yahudi
(utamanya keluarga Rothschild dan kroni-kroninya), yang tidak
lain merupakan para bankir atau money changer era modern.

Istilah ―uang‖ pun telah bergeser menjadi sekedar mata uang fiat.
Dan fiat sendiri bila diterjemahkan, artinya adalah ―persetujuan‖
atau ―paksaan‖ oleh otoritas tertentu. Jadi, mata uang fiat pada
dasarnya adalah mata uang yang bernilai karena dipaksakan. Lha
iya kan? Apakah menurut Anda secarik kertas berukuran 151 x 65
mm, yang menampilkan wajah Soekarno-Hatta, berwarna dominan
merah, serta bertuliskan angka 100.000 itu benar-benar senilai,

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
misalkan, satu kilogram daging sapi? Silakan jawab dengan akal
sehat Anda.

Page | 20

Kecuali daya nalar Anda sudah terkikis, Anda pasti menjawab


―Tidak‖ untuk pertanyaan saya di atas? Sebentar, ini tidak
dimaksudkan untuk memprovokasi Anda atau sejenis kampanye
―anti-rupiah.‖ Tidak. Penulis hanya menyampaikan fakta—yang
sulit sekali dibantah oleh akal yang masih benar-benar sehat—
bahwa sebenarnya secarik kertas tetaplah senilai bahan kertas
pembuatnya, kecuali dia dipaksakan bernilai lebih. Inilah definisi
praktis dari mata uang fiat. Dan ya, kita semua masih terpaksa
menggunakan kertas-kertas dan mata uang fiat lainnya—yang saat
ini telah mulai bermetamorfosis menjadi sekedar medan
elektronik—sebagai alat tukar yang sah.

Awal terlepasnya hubungan antara emas dan perak sebagai uang,


dan mulai bercokolnya sistem mata uang kertas adalah sejak
didirikannya Federal Reserve Bank pada tahun 1913. Khusus di
dunia Islam, masa berakhirnya penggunaan Dinar emas dan
Dirham perak sebagai uang sekaligus mata uang adalah sejak
runtuhnya Khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924. Walaupun
sebenarnya, jauh-jauh hari juga sudah mulai diperkenalkan
kertas-kertas itu sebagai (pengganti) uang—yang awalnya hanya
sebagai kuitansi pembayaran dan kemudian berubah menjadi alat
pembayaran itu sendiri.

Namun meski demikian, secara fitrah hingga kini manusia tetap


mengakui emas itu sebagai uang. Suatu ketika seorang pilot
tempur Amerika Seriikat dibekali cincin emas saat terbang untuk
berperang. Tahukah Anda tujuannya? Bila si pilot ini naas
kecelakaan, atau pesawatnya kena tembak oleh musuh, lalu

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
terdampar di suatu pulau yang tak dikenalnya, dia bisa bertahan
hidup dengan menukarkan emas tadi kepada penduduk lokal.
Mengapa emas? Sebab secara naluri alamiah, setiap manusia—
dalam hal ini manusia yang ditemui oleh (atau sebaliknya,
Page | 21 menemui) si pilot yang malang tersebut—pada umumnya akan
mudah menerima emas sebagai alat transaksi ketika si pilot
meminta bantuan mereka.

Maukah Anda menolong pilot tak dikenal tersebut ketika dia


menyodorkan emas yang berkilauan? Sikap tanpa pamrih adalah
sesuatu yang baik, tetapi lebih cepat mana andaikan si pilot
menyodorkan emas tersebut ataukah yang hanya meminta
bantuan semata (tanpa ada timbal-balik)? Siapa yang mau
menolong seseorang yang tak dikenal tanpa orang tersebut
menyodorkan sesuatu sebagai imbalan. Ketahuilah salah satu sifat
sejati manusia adalah pamrih. Kejam! Jangan tiru sifat seperti ini
ya. Hehe. ^_^

Penakar Nilai yang Absolut

Tahukah Anda berapa nishab zakat mal? Setiap muslim


sepatutnya mengetahui ini di luar kepala. Silakan Anda dalami
perihal zakat ini lebih lanjut di lain kesempatan, tentunya dari
kitab-kitab fiqih terkait. Nabi Muhammad shallallahu „alaihi
wasallam menetapkan jumlah minimal harta yang wajib dikenai
zakat adalah apabila sudah sebanyak 20 Dinar atau 200 Dirham.
Perhatikan terjemahan hadits berikut!

―Bila engkau memiliki 200 Dirham dan telah berlalu satu tahun
(sejak memilikinya), maka padanya engkau dikenai zakat sebesar
5 Dirham. Dan engkau tidak berkewajiban membayar zakat
sedikitpun—maksudnya zakat emas—hingga engkau memiliki 20
Dinar. Bila engkau telah memiliki 20 Dinar dan telah berlalu satu
tahun (sejak memilikinya), maka padanya engkau dikenai zakat
setengah Dinar. Dan setiap kelebihan dari (nishab) itu, maka
zakatnya disesuaikan dengan hitungan itu.‖ —HR. Abu Daud
Nomor 1573

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Dari hadits ini pula muncul istilah jumlah zakat 2,5% (dari
perhitungan 5 Dirham untuk setiap harta 200 Dirham; atau 0,5
Dinar untuk setiap 20 Dinar)—yaitu jumlah persentase harta yang
harus dibayar dari total harta yang terkena kewajiban (nishab)
Page | 22 zakat, jika sudah dimiliki minimal satu tahun.

Apakah aturan nishab zakat ini berubah seiring berjalannya


waktu? Atau katakanlah harus mengikuti perkembangan zaman?
Ternyata tidak. Tidak ada satu pun ulama yang berani mengotak-
atik aturan ini. Bayangkan jika harta minimal yang wajib kena
zakat adalah Rp.100.000, maka 2,5% darinya hanya Rp.2.500.
Eits, jangan salah, nilai Rp.100.000 ini selalu berubah seiring
berjalannya waktu. Kalau tahun 70an, duit segitu mah sudah bisa
buat beli sebidang tanah. Tahun 80an, bisa buat beli sepeda
motor. Dan seterusnya hingga sekarang cuma bisa buat beli 2
karpet telur ayam. Artinya, nilai mata uang fiat berubah terus
(baca: selalu melorot). Sedangkan Dinar emas, dari zaman Rasul
1.400 tahun lalu hingga hari ini tetap mampu membeli 1-2 ekor
kambing (atau benda riil yang setara dengannya). Begitu pula
Dirham perak, sejak zaman old Umar bin Khattab radhiyallahu
„anhu hingga zaman now Omar-Hana, tetap mampu dibelikan
seekor ayam (atau benda riil yang setara dengan ayam)

Menurut kesepakatan ulama fiqh empat madzhab, alat bayarnya


pun baik untuk zakat mal maupun harta perniagaan, semuanya
menyatakan harus dengan Dinar emas dan Dirham perak.
Contohnya Imam Syafi‘i, dalam kitab Risalah, menyatakan:
―Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam memerintahkan
pembayaran zakat dalam perak (yaitu Dirham), dan kaum
muslimin mengikuti presedennya dalam emas (yaitu Dinar), baik
berdasarkan (kekuatan) hadits yang diriwayatkan kepada kita
maupun berdasarkan (kekuatan) analogi bahwa emas dan perak
adalah penakar harga yang digunakan manusia untuk menimbun
atau membayar komoditas di berbagai negeri sebelum kebangkitan
Islam maupun sesudahnya.‖

Pembayaran zakat mal haruslah dalam bentuk „ayn (yaitu benda


komoditas), dan tidak sah dibayar dalam dayn (surat utang,
kuitansi). Di sini akan disinggung sekilas bahwa uang kertas

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
diawali selembar kertas yang berfungsi sebagai kuitansi bukti
kepemilikan sejumlah tertentu koin emas dan/atau perak. Lalu
bermetamorfosis menjadi mata uang kertas yang pencetakannya
harus didukung oleh cadangan emas suatu negara. Dan terakhir
Page | 23 sejak tahun 1971 benar-benar murni fiat, alias mata uang yang
dipaksakan oleh otoritas tertentu yaitu bank sentral atas nama
negara. (Pembahasan ini lebih lengkap dibahas dalam buku
terbaru kami, Kertas atau Emas? Rahasia Tentang Uang Sejati yang
Tidak Pernah Diajarkan di Bangku Sekolah Formal).

Melihat sejarahnya, mata uang kertas dapat dikategorikan sebagai


dayn, alias bukan komoditas riil. Apa buktinya? Cobalah
keluarkan selembar mata uang Rp.100.000 dari dompet Anda, lalu
lipat empat. Ambil gunting. Lalu buka lipatan tadi untuk kemudian
digunting rapi garis bekas lipatan (cukup bayangkan saja). Kini
kita punya empat lembar kertas yang terpisah. Terakhir, bawa
keempat lembar kertas tersebut ke warung terdekat! Kira-kira
maukah penjaga warung dibayar dengan potongan kertas mungil
tersebut? Maaf, ternyata anak kecil balita pun belum tentu mau
menerimanya, apalagi penjaga warung yang sudah gede. Hehe...
Itulah mengapa mata uang kertas bukan disebut „ayn.

Beda halnya dengan emas. Apakah menurut Anda sekeping koin


emas (Dinar) yang dibelah jadi empat bagian akan membuatnya
tidak lagi berharga? Ya, enggak dong, tentunya masih berharga.
Emas tetaplah emas, mau diapakan pun—dibelah, dipukul,
diinjak, dimasukkan ke dalam selokan—tetap saja bernilai. Dan
nilai sejati dari sekeping koin emas adalah emas itu sendiri, bukan
pada angka nominal yang dipaksakan seperti pada mata uang fiat.

Imam Ghazali mengatakan


bahwa emas dan perak
adalah hakim yang adil—
dalam konteks penakar
nilai suatu benda. Itulah
barangkali alasan
mengapa nishab zakat
ditentukan dalam emas
dan perak, Dinar dan

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Dirham. Apakah nilai daya beli koin Dinar emas di zaman sekarang
tetap sama seperti zaman Nabi Muhammad shallallahu „alaihi
wasallam? Jawabannya ya, sebagaimana telah disinggung di atas.

Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa seorang sahabat bernama


Page | 24
Urwah, disuruh Rasul shallallahu „alaihi wasallam membeli seekor
kambing. Si Urwah dibekali dengan sekeping Dinar emas. Sahabat
satu ini terkenal pintar dalam hal jual-beli. Singkat cerita, dengan
modal satu Dinar emas Urwah bisa membeli 2 (dua) ekor kambing.
Di perjalanan, sebelum menghadap Baginda Nabi, salah satu dari
dua ekor kambing tersebut dijual oleh Urwah (toh Rasul meminta
dibelikan satu ekor kambing). Hebatnya, seekor kambing tersebut
dijualnya seharga satu Dinar. Paham?

Singkat cerita, dari hadits di atas dapat kita simpulkan bahwa


seekor kambing pada saat itu dijual seharga setengah hingga satu
Dinar emas. Dengan kata lain, satu Dinar emas bisa membeli satu
hingga dua ekor kambing.

Sekarang, untuk menjawab pertanyaan tadi, silakan Anda survei


berapa rupiah kisaran harga kambing di daerahmu. Lalu
konversikan rupiah tersebut ke dalam Dinar emas. Ketika e-book
ini dipersiapkan, kisaran harga seekor kambing di kota tempat
saya berdomisili adalah tujuh ratus ribu hingga tiga juta rupiah. Di
saat yang sama, nilai satu Dinar emas setara dengan Rp.3.125.000
(cek daya beli Dinar di situs pasarmuamalah.net). Artinya, dengan
satu Dinar emas dari zaman Nabi Muhammad shallallahu „alaihi
wasallam hingga sekarang tetap mampu membeli 1-2 ekor
kambing. Ajaib bukan? (Bila belum paham, silakan baca ulang tiga
paragraf sebelum ini).

Sekali lagi, itulah mengapa nishab zakat—yang dianggap


merupakan batas minimal seseorang disebut kaya—ditetapkan
dalam Dinar emas dan Dirham perak. Dan untuk itu, Anda terkena
kewajiban menyantuni orang miskin dengan cara ditarik zakatnya
oleh utusan Khalifah/ Sultan. Ini bukan pajak—dan berbeda
dengan pajak. Pajak bisa digunakan untuk apa pun. Sedangkan
zakat harus dibagikan, antara lain kepada orang-orang miskin
secara langsung.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Andaikan Zakat Mal Ditetapkan Bukan dengan Emas dan Perak

Ketika awal-awal Indonesia merdeka, menurut UU No. 19 Tahun


1946, setiap mata uang kertas Rp.10 yang dicetak di-back up
dengan cadangan emas 5 gram. Artinya, satu rupiah ketika itu
Page | 25
setara dengan 0,5 gram emas. Maka wajar saja bila pernah ada
istilah ―jutawan‖ untuk menyebut orang kaya. Apa makna
sebenarnya dari jutawan ini? Simpelnya, secara bahasa, jutawan
adalah orang yang memiliki ―uang‖ berjuta-juta.

Mempunyai ―uang‖ Rp.1.000.000 (satu juta rupiah) pada tahun


1946 ketika UU di atas masih berlaku, sama saja dengan memiliki
emas sebanyak 500.000 gram, alias 500 kg. Bila dikonversi dengan
nilai emas hari ini, 1 gram emas bulatkan saja setara Rp.700.000,
berarti memiliki emas 500 kg sama dengan memegang rupiah
sebanyak Rp.350.000.000.000 (tiga ratus lima puluh milyar
rupiah). Artinya, nilai satu juta rupiah zaman old sama dengan tiga
ratus lima puluh milyar rupiah zaman now. ^_^

Sayangnya, jutawan hari ini tidak lagi kaya. Berapa gram emaskah
nilai satu juta rupiah sekarang? Tak sampai dua gram, bukan?

Inflasi telah menggerogoti mata uang kertas, karena memang


sejatinya kertas adalah kertas. Sedangkan emas (dan perak) adalah
emas dan perak, yang daya belinya cenderung stabil, dan nilainya
tertanam dalam benda itu sendiri, alias memiliki nilai intrinsik.

Dalam tulisan-tulisan saya, saya lebih senang mengganti istilah


inflasi harga dengan depresiasi nilai mata uang fiat. Yang terjadi
bukanlah kenaikan harga barang dan jasa (yang memang tampak
demikian bila diukur dengan uang kertas dan mata uang fiat pada
umumnya), melainkan penurunan nilai mata uang fiat itu sendiri.

Salah satu bukti bahwa agama Islam itu sempurna adalah soal
penetapan berbagai aturan syariat-nya dalam Dinar emas dan
Dirham perak, dua jenis logam yang memiliki nilai stabil sepanjang
masa, seperti halnya penetapan nishab zakat mal, hudud, diyat,
mahar pernikahan, dan lain sebagainya. Alhamdulillah, perkara ini
juga saya tuliskan dalam buku terbaru saya Kertas atau Emas?

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Rahasia Tentang Uang Sejati yang Tidak Pernah Diajarkan di
Bangku Sekolah Formal.

Jadi, benarlah kalau dikatakan bahwa emas (dan juga perak)


adalah uang, sedangkan sesuatu yang selama ini kita sebut ―uang‖
Page | 26
ternyata hanyalah nota hutang. Serta, tepatlah kiranya bila
berbagai ketentuan terkait nilai di dalam Syariat Islam ditetapkan
dalam satuan emas dan perak—seperti halnya zakat mal di atas,
bukan dengan ―uang‖ kertas atau bentuk-bentuk mata uang fiat
lainnya.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
#2
Page | 28

EMAS ITU (LOGAM) MULIA

―As good as gold. Sebaik emas.”


―Charles Dickens

M
asih ingatkah Anda pelajaran Tabel Periodik Unsur Kimia
zaman SMA dulu? Itu lho yang warna-warni yang kita
disuruh hapalin sama Bu Guru.

Unsur-unsur kimia disusun berdasarkan nomor atom, konfigurasi


elektron dan sifat kimianya. Bagi yang penasaran silakan putar
kembali lagu Kisah Kasih di Sekolah yang pernah dipopulerkan
oleh almarhum Chrisye. Kata orang, mendengarkan lagu dapat
membangkitkan memory di masa lalu. ^_^
Lupakan tentang lagu. Mari kita fokus ke emas. Hehe...
Dalam tabel periodik tersebut, emas dan beberapa logam lainnya
termasuk ke dalam golongan logam mulia. Bersama-sama
rutenum, paladium, rodium, osmium, iridium, platinum, perak dan
emas, adalah unsur-unsur yang dikategorikan sebagai logam
mulia.
Memang apanya yang dimaksud mulia?
Dalam pengertian ilmu kimia, yang dimaksud logam mulia adalah
kelompok logam yang tidak mudah berkarat dan juga tidak mudah
bereaksi dengan zat kimia lainnya. Bahasa ilmiahnya adalah tahan
terhadap korosi dan oksidasi. Oleh sebab itu, logam mulia
cenderung tahan lama.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Karena keistimewaan tersebut disertai tampilan fisik yang
menawan, logam-logam mulia mendapatkan tempat khusus di
mata manusia. Menurut situs kitco.com (22/04/2017) meskipun
emas masih menduduki harga tertinggi yaitu 1.284 dolar AS per
Page | 29 troy ons, logam lainnya pun tidak jauh ketinggalan. Sebut saja
platinum 970, rodium 944, palladium 794, dan terakhir perak 18
masing-masing dalam satuan dolar AS per troy ons.
Di antara deretan logam mulia tersebut, tiga favorit yang sering
dijadikan perhiasan adalah platinum, emas dan perak. Ketiga
macam logam perhiasan ini bisa dibanderol dengan harga yang
berbeda tergantung kadar masing-masing. Misalnya saja, saya
pernah terkejut dengan cincin platina/ platinum yang dijual lebih
mahal dibanding cincin emas, bahkan dua kali lipatnya. Setelah
diteliti ternyata cincin platinum tersebut dibuat dengan kadar 90%,
sedangkan yang emas hanya 75%. Selain itu, harga perhiasan juga
ditentukan oleh tingkat kerumitan pembuatannya. Di sinilah
kuncinya sekaligus kelemahannya.
Mengapa disebut sebuah kelemahan? Bila Anda membelinya
memang untuk perhiasan—misalnya untuk hadiah buat istri
tercinta dan tidak pernah diniatkan untuk dijual kembali—maka
sah-sah saja membeli perhiasan meskipun harganya lebih mahal.
Namun bila ada kemungkinan ingin Anda jual kembali, maka
bersiap-siaplah kecewa. Pada saat Anda membeli, penjualnya akan
memperhitungkan biaya pembuatannya. Semakin rumit semakin
mahal. Sebaliknya, tiba saat Anda menjual kembali, biasanya yang
dihitung hanyalah nilai intrinsik dari perhiasan tersebut. Oleh
sebab itulah, tidak disarankan untuk menyimpan aset kekayaan
dalam bentuk perhiasan.
Sifat lain dari logam mulia ini yang barangkali dapat membuatnya
lebih istimewa dibanding logam biasa lainnya adalah memiliki
berat jenis yang tinggi. Di antara keempat logam mulia berikut,
platinum memiliki berat jenis paling tinggi yaitu 21.400 kg/m3,
disusul oleh emas 19.320 kg/m3, perak 10.490 kg/m3 dan
palladium 2.600 kg/m3.
Khusus untuk emas (dan perak), selain dijadikan perhiasan, juga
populer digunakan sebagai koin yang dulu pernah diterapkan

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
selama belasan abad sebelum para bankir memaksakan
penggunaan kertas sebagai mata uang.
Namun bagi kita generasi yang sejak lahir—bahkan sejak dari
kakek-nenek kita—hanya mengenal mata uang fiat, yang biasanya
Page | 30 berbentuk kertas, maka akan menganggap aneh bila emas dan
pernah dijadikan sebagai uang (sudah di bahas di bagian
sebelumnya). Bahkan banyak yang salah kaprah soal emas dan
perak, terutama bagi mereka yang menganggap koin emas sama
dengan koin-koin yang terbuat dari logam murahan lainnya
(seperti yang dicetak sebagai mata uang fiat saat ini, pecahan Rp.
100, Rp.500, atau Rp.1.000, biasanya terbuat dari aluminium,
kuningan dan nikel, yang nilainya jauh lebih rendah dibanding
emas dan perak).
Mereka biasanya akan bilang begini, ―Jika emas dijadikan uang,
pasti ribet dong. Berat dan bulky.‖ Pernyataan ini biasanya tanpa
dasar pengetahuan yang jelas. Padahal faktanya emas batangan
yang beratnya 1.000 gram (alias 1 kg) masih bisa diumpetin di
dalam jaket atau kantong celana. Sedangkan mata uang kertas
yang setara dengannya, yaitu Rp.700.000.000 (tujuh ratus juga
rupiah) menurut Anda apakah masih bisa disimpan bahkan dalam
jaket, celana, baju, BH, dan celana dalam sekaligus? Jadi, mana
yang lebih ribet, kertas atau emas? ^_^ (Catatan: Saat tulisan ini
disunting, 1 gram emas batangan Antam = Rp. 700.000).
Tak salah memang, jika emas itu logam yang mulia. Dan tetap
mulia mau dijadikan apapun, perhiasan, emas batangan, bahkan
koin mata uang sekali pun.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
#3
Page | 32

PADAT NILAI

“Emas itu bernilai di mana pun (ia berada) di dunia ini dan tidak
bergantung pada sistem politik, kebijakan pemerintah tertentu, atau
seperangkat aturan apapun.”
―Roy Sebag

P
ada paragraf terakhir ketika membahas Emas itu (Logam)
Mulia kita bercerita tentang anggapan ribetnya emas bila
dijadikan mata uang. Orang-orang yang mengatakannya
demikian tentunya tidak memiliki dasar dan alasan yang masuk
akal. Sebab 1 kg emas versus uang kertas rupiah Rp.700.000.000
(keduanya memiliki nilai yang sama pada saat e-book ini
disusun)—ternyata lebih ribet membawa rupiah. Emas cukup
diselipkan di dalam jaket, atau bahkan di kantong celana / baju.
Sedangkan uang kertas perlu dimasukkan ke dalam beberapa
koper atau kantong kresek sebelum bisa dibawa ke mana-mana.

Untuk tujuan transaksi, dari ribuan tahun yang lalu emas lebih
dikenal dalam bentuk koin, salah satunya yang kita sebut Dinar,
terbuat dari emas 22 karat 4,25 gram. Dari sini, menurut Anda
lebih aman mana membawa-bawa emas atau uang kertas?

Mungkin sebagian dari Anda akan keukeuh menjawab ―Lebih aman


uang kertas lah, kan bisa disimpan di bank dan diambil dengan
ATM? Lalu kita bawa ATM-nya saja.‖ Sekilas memang macam betul
pernyataanmu itu. Tetapi bagaimana bila emas kita padukan juga
dengan teknologi ATM. Bisa dong! Walaupun untuk saat ini

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
memang belum ada ATM Dinar atau Dirham. Namun, yang belum
ada bisa kita adakan, bukan? Intinya, cobalah membandingkan
sesuatu apple to apple, jangan apple to durian. ^_^
Kesimpulannya dilihat dari segi kepraktisan, sesungguhnya emas
Page | 33
jauh lebih praktis dan fleksibel dibanding uang kertas. Tahukah
Anda mengapa demikian?
Dua kata sebagai jawaban pertanyaan di atas adalah padat nilai.
Meskipun bentuknya tidak selebar telapak tangan dan jari-jari
yang sedang ditelentangkan, namun emas 1.000 gram setara
dengan beberapa koper uang kertas senilai Rp.700.000.000.

Emas batangan 1.000 gram

Time is Money
Saya yakin semboyan “Time is money” bukanlah sesuatu yang
asing bagi Anda. Ada yang mengartikan bahwa semboyan ini
mengisyaratkan bahwa kita harus memanfaatkan setiap detik
dengan kerja keras sehingga tidak ada waktu yang terbuang sia-
sia. Baiklah jika memang demikian. Kita menganggapnya sebagai
motivasi.
Tetapi benarkah time is money hanya berarti soal ―memanfaatkan
waktu‖? Dalam konteks buku ini, sesungguhnya orang Amerika
menyadari bahwa money—yang semula adalah emas dan perak,
kini tinggal lembaran kertas bertuliskan dolar, rupiah, ringgit,

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
peso, bolivar, dan sebagainya—adalah sesuatu yang relatif
terhadap time (waktu).
Sesuatu yang kita sebut sebagai money (uang) hari ini sebenarnya
adalah currency (mata uang), bukan lagi uang. Bentuk dari
Page | 34
currency saat ini adalah kertas-kertas warna-warni yang dibubuhi
angka, gambar dan tanda-tangan. Pengesahannya pun dipaksakan
(masih ingat pengertian fiat?) oleh otoritas tertentu.
Secarik kertas yang berukuran 151 mm x 65 mm sebagus apa pun
bahan pembuatnya, tetaplah kertas yang tak mungkin nilainya
setara dengan 100.000 (seratus ribu, baca: rupiah) jika saja tidak
dipaksakan demikian.
Kertas tetaplah kertas. Nilainya sangat rentan, baik karena
pencetakannya tidak diimbangi dengan ketersediaan barang dan
jasa, sistem perbankan yang menerapkan fractional reserve
banking—setiap mata uang yang disimpan di bank, 90 persennya
boleh dipinjamkan lagi, dan otomatis menciptakan ―uang‖ dari
ketiadaan—atau karena manipulasi para spekulan valuta asing
sekelas George Soros. Lihatlah nasib bolivar Venezuela baru-baru
ini! Segulung tisu saja dijual seharga 260 juta bolivar.
Sehingga seiring berjalannya time (waktu), nilai mata uang fiat
semakin berkurang. Inilah yang disebut dengan inflasi. Inflasi
bukanlah kenaikan harga—meskipun saat terjadinya inflasi harga
barang dan jasa pasti naik. Sejatinya, inflasi adalah penurunan
nilai mata uang karena terbuat dari benda yang minim nilai
intrinsik. Lebih tepat kalau ditukar dengan istilah depresiasi mata
uang fiat.
Lambat laun benda pembuat mata uang tersebut akan kembali ke
nilai asalnya, yang mendekati nol. Bila ini yang berlaku dan terjadi
dalam waktu yang mendadak, orang-orang menyebutnya krisis
finansial. Lihat lagi misalnya di Zimbabwe sekitar tahun 2008,
ketika harga 3 butir telur ayam senilai 100 Milyar dolar Zimbabwe.
Pada saat demikian, masihkah gelar millionaire (jutawan) dipakai
untuk menyebut ―orang kaya‖?
Sedangkan emas dan perak dalam bentuk koin maupun batangan,
bahkan perhiasan, nilainya cenderung stabil. Pertanyaannya
apakah definisi nilai itu sendiri?

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Nilai adalah alasan sesuatu bisa diterima secara sosial. Emas dan
perak mampu mempertahankan nilainya sampai hari kiamat. Satu
keping Dinar emas di zaman Nabi Muhammad shallallahu „alaihi
wasallam dapat membeli satu hingga dua ekor kambing. Hari ini,
Page | 35 lebih dari 1.400 tahun kemudian, 1 Dinar emas (yaitu emas 22
karat, 4,25 gram) bila dirupiahkan senilai Rp.3.125.000. Masihkah
ia mampu membeli seekor kambing? Sampai sekarang,
jawabannya tetap ―Iya‖. Bila Anda masih ragu, silakan tanyakan
berapa harga kambing di kota Anda, dan bandingkan dengan daya
beli Dinar emas tadi.
Ringkasnya, emas dan perak dikenal dengan sebutan zero inflation,
alias tidak kenal dan tidak terpengaruh dengan inflasi. Tidak
berlebihan bila Imam Ghazali menyebut keduanya sebagai penakar
nilai yang paling adil. Keduanya merupakan uang sejati, bahkan
emas dan perak adalah uang itu sendiri. Senada dengan Konstitusi
Amerika Serikat yang kita singgung pada bagian terdahulu, kecuali
keduanya, sesungguhnya ―uang‖ lainnya hanya layak disebut
sebagai currency (mata uang).

Andaikan Ashabul Kahfi Tidak Punya Koin Perak


Ashabul kahfi adalah legenda yang menceritakan tujuh pemuda
yang tertidur di dalam gua karena melarikan diri dari kezaliman
Raja yang memerintah ketika itu. Mereka adalah hamba-hamba
Allah yang beriman dan ingin mempertahankan keimanan mereka.
Singkat cerita, mereka tertidur di gua tersebut selama 300 tahun.
Dan qadarullah, ketika bangun, mereka merasa seolah baru tidur
sehari. Kisah ini tidak hanya terdapat di dalam Al-Qur‘an, tetapi
juga diceritakan dalam kitab-kitab terdahulu (Injil, Taurat, Zabur).
Ketika mereka terbangun, salah seorang dari mereka
memberanikan diri keluar dari gua untuk membeli makanan.
Perasaan was-was masih menghantui, khawatir ketahun oleh Raja
zalim yang bisa memaksa mereka ―menanggalkan‖ keimanan
mereka. Setiba di pasar, si penjual makanan terkejut melihat
pemuda tadi mengeluarkan uang kuno yang sudah lama sekali
tidak beredar. Sang penjual makanan pun menerima koin perak

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
dari si pemuda dan memberikan makanan yang diminta, sambil
tetap menatap keheranan.
Coba bayangkan andai uang yang dipakai oleh pemuda tersebut
terbuat dari kertas! Setangguh-tangguhnya mata uang kertas,
Page | 36 sepanjang sejarah, tak ada satu pun yang mampu bertahan lebih
dari seratus tahun. Dolar AS telah kehilangan daya belinya lebih
dari 97,5 persen sejak tahun 1971, euro telah merosot nilainya
hingga 77 persen sejak diperkenalkan 2001, dan depresiasi rupiah
telah melebihi 99,99 persen sejak nilainya (pernah) diikat dengan
emas tahun 1946 (di mana Rp. 10 = 5 gram emas).
Kembali ke ashabul kahfi. Akhirnya ketujuh pemuda baru
menyadari bahwa mereka telah tertidur selama tiga abad, dan
rezim pun telah berganti. Mereka disambut baik oleh Raja Upsus—
yang beriman kepada Allah—beserta para pengawal istananya.
Mereka dijamu bagaikan tamu agung. Istimewa. Ketujuh pemuda
ini pada akhirnya meninggal beberapa saat setelah menghadap
sang Raja.
―Dan tak lama kemudian, mereka menghembuskan nafas terakhir
dalam keadaan tenang, setenang-tenangnya.‖ —QS. Al-Kahfi: 26.
Salah satu hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah
tentang betapa tangguhnya perak (yang biasanya bergandengan
dengan emas)—di mana koin emas untuk transaksi besar, koin
perak untuk transaksi menengah hingga kecil. Walaupun corak
koinnya tidak lagi up-to-date, namun perak tetaplah perak dan
emas tetaplah emas. Akan selalu bernilai sampai kapan pun
karena semua orang menyukai emas dan perak. Everybody loves it.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
#4
Page | 38 DISUKAI SEMUA ORANG

“Komoditas seperti emas dan perak mempunyai pasar di seluruh


dunia yang melampaui batas suku bangsa, politik, agama, dan ras.
Seseorang boleh jadi tidak suka dengan agama orang lain, tapi pasti
dia suka dengan emasnya.”
―Robert T. Kiyosaki

Gold, Glory, Gospel


Ketika mulai mendalami ilmu seputar emas dan perak—
sebenarnya hingga kini pun masih belum dalam-dalam amat
(^_^)—saya jadi teringat dengan pelajaran sejarah ketika saya
masih duduk di bangku SD atau SMP dulu. Penjelajahan
samudera yang dilakukan bangsa Barat yang berujung pada
penjajahan daerah-daerah yang mereka temui, awalnya dimotivasi
oleh semboyan Gold (Emas), Glory (Kejayaan), dan Gospel
(Dakwah/ Penyebaran ajaran Kristen).
Guru sejarah menjelaskan ketiga semboyan ini dengan bahasa
yang sangat sederhana agar kami mudah memahaminya. Menurut
beliau, yang dimaksud dengan semboyan Gold adalah ―keinginan
bangsa Barat untuk memperoleh kekayaan.‖ Emas adalah kiasan
yang menyiratkan kekayaan. Kenyataan ini juga dihubungkan
dengan aktifitas perusahaan dagang Belanda, Vereenigde
Oostindische Compagnie (VOC) atau dikenal juga dengan sebutan
―Kumpeni‖ mengeksploitasi rempah-rempah di Nusantara. Sebelum
VOC, Portugis telah lebih duluan memasuki dan melakukan
perdagangan sebelum akhirnya direbut oleh perusahaan dagang
Belanda tersebut.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Yang melekat di benak saya ketika belajar sejarah ini adalah
tentang eksploitasi rempah-rempah yang dilakukan oleh para
penjajah. Namun bukan soal rempahnya yang membuat saya
berpikir keras. Setelah direnungkan lebih lanjut, saya baru
Page | 39 tersadar ternyata Gold dalam semboyan mereka di atas bukan
hanya sekedar kiasan, tetapi bisa jadi benar-benar mencari emas.
Bisa jadi Belanda hanya kebetulan bertemu rempah-rempah lalu
mengeksploitasinya. Jika diibaratkan pepatah, ―sambil menyelam
minum air.‖ Tujuan semula mencari emas, tetapi di perjalanan
mereka menemukan ―emas‖ lain berupa rempah-rempah.
Catatan sejarah pun membuktikan bahwa Belanda sejak zaman
kolonial (1600-1942) telah melakukan penambangan emas. Salah
satu cadangan bijih emas yang mereka temukan ketika itu terletak
di dearah Lebong, Provinsi Bengkulu. Tepatnya di Lebong Donok
dan Lebong Tandai. Penemuan lain terdapat di daerah Banten
Selatan yang kini dikenal sebagai tambang emas Cikotok milik PT.
Aneka Tambang. Tentunya penambangan yang dilakukan di masa
penjajahan dulu belum secanggih teknologi seperti yang dimiliki
PT. Freeport saat ini. Ngomongin soal Freeport, saya jadi ingat
sosok Presiden pertama negeri ini.
Tahukah Anda kapan Presiden Soekarno dilengserkan dan, pada
masa yang hampir berdekatan, tahun berapa izin pertambangan
(yang saat itu disebut Kontrak Karya I) diberikan oleh Pemerintah
Indonesia kepada PT. Freeport? Sebelum dan untuk menjawab
pertanyaan ini, mari kita sama-sama pelajari ulang salah satu
sejarah penting kemerdekaan Republik Indonesia kita tercinta ini.

Bung Karno si Berani dan Gagah


Meskipun Bung Karno dan Bung Hatta telah memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, tetapi
sesungguhnya Pemerintah Kolonial Belanda tetap tidak mau
mengakuinya. ―Masih banyak aset kita di negara ini, Bung,‖ kira-
kira begitulah inti pemikiran para petinggi Pemerintah Kolonial
Belanda (selanjutnya akan disingkat ―Belanda‖ saja). Mereka tidak
rela menarik diri dan serta-merta menyerahkan semua aset mereka
kepada pribumi Nusantara.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Akhirnya disepakatilah untuk dilakukan Konferensi Meja Bundar
(KMB) pada tahun 1949, yang intinya membahas tentang beberapa
syarat agar kemerdekaan Republik Indonesia diakui oleh Belanda.
Sampai di sini barangkali Anda menyadari ada sesuatu yang lucu.
Page | 40 Ibaratnya, masa‟ harus meminta pengakuan dari ―sang mantan‖
dulu baru bisa move on? Sungguh terlalu. Mantan yang
kejam…hehehe, just kidding. ^_^
Kita lanjutkan. Salah satu poin penting dalam kesepakatan KMB
ini antara lain menghentikan Bank Negara Indonesia 1946 (BNI
‘46) sebagai bank sentral Republik Indonesia—yang merupakan
salah satu kunci utama perekonomian negeri yang baru merdeka
ini—yang kemudian diambil-alih oleh sebuah bank swasta milik
Yahudi Belanda yang dikenal dengan sebutan De Javasche Bank
(lalu berganti nama menjadi ―Bank Indonesia‖).
Sebelumnya, BNI ‘46 telah mengeluarkan mata uang yang
berstandarkan pada emas murni, yaitu Oeang Republik Indonesia
(ORI). Setiap mata uang 10 ORI yang dicetak, wajib didukung
dengan cadangan emas 5 gram. Artinya saat itu, tahun 1946, satu
gram emas setara 2 ORI (atau bolehlah dibilang dua rupiah).
Dengan kata lain, satu rupiah pada masa itu setara dengan
setengah gram emas murni.
Mata uang ORI ini lalu digantikan dengan kertas buatan De
Javasche Bank (Bank Indonesia) yang direalisasikan sejak tahun
1952. Ini adalah poin kedua dari KMB.
Dan yang ketiga, mohon dicatat baik-baik, si ―bayi kecil‖ bernama
Republik Indonesia ini wajib mewarisi hutang Belanda kepada
bankir swasta pada poin satu di atas sebesar 4 miliar dolar AS
(ingat: ini adalah nilai mata uang dolar ketika itu)—yang terus
berbunga, beranak-pinak, bercucu dan bercicit hingga hari ini.
Kabar-kabarnya hutang itu hingga kini belum lunas juga, dan bila
tanggung-jawab melunasinya dibebankan kepada seluruh rakyat,
maka setiap orang Indonesia menanggung tidak kurang dari
Rp.13.000.000 (tiga belas juta rupiah), seperti yang pernah
dikatakan ibunda Sri Mulyani ketika mengisi kuliah umum di
kampus STAN, Senin (17/04/2017), dikutip dari finance.detik.com.
Wow... Sabar ya Mas-Bro, Mbak-Sis! (Silakan mengelus dada
masing-masing).

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Sebenarnya Presiden Soekarno adalah orang yang berani dan
tegas. Beliau paham betul kuku-kuku penjajahan gaya baru ini
terus mencengkeram republik muda ini. Bung Karno sangat
membenci Nekolim ini, alias ―neo-kolonialisme dan imperialisme‖
Page | 41 (penjajahan gaya baru).
Dan tahukah Anda? Bung Karno adalah satu-satunya, pada masa
itu, pemimpin negara yang mayoritas Islam ini, yang berani
menolak kehadiran IMF dan World Bank di Indonesia, serta
menyatakan ―Tidak!‖ kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tidak berhenti di sini. Bung Karno juga berhasil mendepak keluar
perusahaan Inggris, Amerika, dan tentu saja Belanda, sejak tahun
1957 hingga 1965.
Jadi, sudah bisakah Anda menjawab pertanyaan saya di atas,
―Tahun berapa Soekarno ‗ditendang‘ dari jabatannya sebagai orang
nomor satu Indonesia?‖ Jawabannya adalah tahun 1967, tepatnya
12 Maret 1967. Bila Anda menyimak paragraf-paragraf awal Bab
ini, Anda akan menemukan titik temunya di sini. Ajaibnya, pada
tahun yang sama pula setelah Bung Karno tidak lagi menjabat
sebagai presiden, PT. Freeport berhasil mendapatkan Kontrak
Karya Pertama (yaitu sejenis izin resmi untuk melakukan kegiatan
eksploitasi terhadap bahan galian tembaga, emas dan perak),
tepatnya pada tanggal 7 April 1967.
Berkebalikan dengan pendahulunya, Jenderal Soeharto sebagai
presiden baru, pada tahun yang sama mengundang kembali IMF,
World Bank, serta kembali membawa Indonesia bergabung sebagai
anggota PBB. Case closed.
Kesimpulan sementara yang bisa diambil adalah dibutuhkan
waktu berabad-abad, penyelidikan berbiaya mahal, dan usaha
yang gigih sebelum akhirnya Freeport mendapatkan izin
menambang tembaga, emas dan perak di pegunungan Papua,
Indonesia—sejak ditemukannya kilauan logam mulia itu pada
tahun 1623 oleh tim yang dipimpin Kapten Johan Carstensz di
perairan sebelah selatan Tanah Papua.
Walaupun penemuan awal ―harta karun‖ oleh Kapten Carstensz
ini—yang kemudian dilanjutkan sekitar tahun 1904-1905 oleh
lembaga swasta Belanda yang bernama Koninklijke Nederlandsche

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Aardrijkskundig Genootschap (KNAG)—tidak ada hubungan
langsung dengan PT. Freeport, secara PT. Freeport Indonesia
adalah anak perusahaan dari Freeport-McMoran Copper & Gold
yang berkantor pusat di Amerika Serikat, namun semua ini tentu
Page | 42 saja tidak terjadi secara kebetulan.
Yang pasti, sesuai dengan nama induk perusahaannya (Freeport-
McMoran Copper & Gold), bahan galian utama yang dicari oleh
Freeport adalah emas dan perak, yang keduanya adalah logam
mulia yang bernilai tinggi.

Emas Disukai Semua Orang


Sebagai catatan, saya ingin menekankah sekali lagi: disadari atau
tidak, disengaja atau tidak, semua orang pasti menyukai emas.
Siapa pun itu, seperti kata Robert T. Kiyosaki, ―Komoditas seperti
emas dan perak mempunyai pasar di seluruh dunia yang
melampaui batas suku bangsa, politik, agama, dan ras. Seseorang
boleh jadi tidak suka dengan agama orang lain, tapi pasti dia suka
dengan emasnya.‖ Intinya Om Kiyosaki ngomong kalau sebenarnya,
semua orang di dunia ini menyukai emas, tak peduli bangsa apa,
partai politiknya apa, agamanya apa, bahkan ras manapun.
Semuanya suka dengan emas. Pernyataan Om Kiyosaki ini
semakin menegaskan kebenaran sebuah ayat dalam al-Qur‘an
berikut ini:
―Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak laki-laki,
harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.‖ —
Q.S. Ali ‗Imran ayat 14
Keseriusan bangsa Barat (seperti Belanda, Portugis, dan Inggris)
jauh-jauh datang ke Nusantara ketika itu dengan semangat ―Gold,
Glowy, Gospel,‖ padahal di zaman itu teknologi transportasi belum
secanggih satu abad belakangan, salah satunya membuktikan
bahwa mereka menyukai emas. Mereka rela pergi jauh-jauh
meninggalkan kampung halaman demi mengejar emas, dalam arti
yang sebenarnya, maupun ―emas‖ secara kiasan.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Ayat al-Qur‘an di atas mengisyaratkan bahwa di dalam diri setiap
manusia sudah ter-install secara alami kecintaan terhadap harta,
salah satunya emas dan perak.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, emas dalam bentuk apa yang
Page | 43
paling dicintai dan disukai semua orang?
Bentuk yang paling sering kita jumpai saat ini—terutama oleh
generasi baby boomer (yang lahir pasca Perang Dunia II) dan
sesudahnya—adalah dalam bentuk perhiasan. Cincin, kalung,
gelang, anting dan berbagai pernak-pernik perhiasan lainnya.
Sangat jarang kita jumpai orang membawa-bawa emas batangan
ke mana-mana, apalagi membawa emas koin. Padahal dahulu kala
emas pernah dijadikan sebagai uang yang tentunya sering terlihat
di pasar-pasar ketika orang sedang bertransaksi jual-beli,
walaupun memang untuk transaksi menengah dan recehan
biasanya yang digunakan adalah koin perak (Dirham) atau Fulus
(dari tembaga).
Emas terutama disukai oleh kaum wanita sebagai perhiasan.
Sementara kaum lelaki menyukai keduanya. Maksud saya,
menyukai emas iya, menyukai kaum wanita iya, tentunya dengan
beberapa pengecualian. Pertama, si lelakinya adalah lelaki normal.
Kedua, suka kepada kaum wanita yang dimaksud bisa berarti
multi-tafsir: ―menyukai secara syahwat, dan/atau menyukai dalam
artian mengayomi.‖ Kedua-duanya sah-sah saja asalkan disalurkan
kepada jalan yang benar. Baiklah, sebelum melenceng jauh dari
tema, sebaiknya kita sudahi perihal suka-sukaan lelaki dan wanita
ini, bukan apa-apa, kasihan sama para jomblo. Peace…hehehe. ^_^

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
#5
Page | 45

EKSKLUSIF

“Kelebihan emas, tentunya, adalah bahwa dia langka; bahwa


jumlahnya dibatasi oleh alam; bahwa perlu biaya yang mahal untuk
mencari, menambang, dan mengolahnya; dan dia tidak dapat
diciptakan oleh keputusan „fiat‘ atau tindakan politik.”
―Henry Hazlitt

T
ahukah Anda berapa jumlah emas yang pernah ditambang
dan digunakan orang—dari zaman Mesir Kuno hingga hari
ini—di seluruh dunia?

Menurut World Gold Council, total emas yang telah berhasil


ditambang sepanjang sejarah adalah sekitar 187.200 ton (data
2016). Jumlah ini sudah termasuk seluruh emas yang disimpan di
brankas bank-bank sentral berbagai negara; dalam bentuk
perhiasan berupa cincin, gelang, anting dan kalung; dalam bentuk
koin (seperti Dinar emas, Chinese Panda, South African Krugerrand,
dan sebagainya); sebagai konduktor dalam komponen elektronik;
dan berbagai bentuk lainnya.
Bila seluruh emas yang sudah berhasil ditambang ini dikumpulkan
di satu tempat, menurut Anda butuh berapa hektar luas lahan
yang diperlukan beserta tinggi dan lebar bangunan tempat
penyimpanannya?
Ternyata emas sebanyak 187.200 ton cukup dihamparkan di
sebuah lapangan sepakbola dengan ketebalan lebih tinggi sedikit
dari 1 (satu) meter. Tidak banyak-banyak amat sih. Mengapa bisa

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
demikian? Sebab emas memiliki berat jenis yang relatif tinggi bila
dibandingkan dengan logam-logam lainnya. Berat jenisnya—seperti
sudah kita bahas sebelumnya—adalah 19.320 kg/m3. Artinya,
setiap satu meter kubik emas, beratnya sama dengan 19.320 kg
Page | 46 atau 19,32 ton. Kebayang ya?

Dengan ketebalan hanya 1 meter, seluruh emas bisa ditaruh di lapangan ini

Standar internasional ukuran lapangan sepakbola adalah 100


meter panjang x 90 meter lebar. Bila ketebalan hamparan emas
tadi kita bulatkan 1 meter, diperoleh volume 9.000 meter kubik.
Jumlah total emas 187.200 ton (atau 187.200.000 kg) bila dibagi
dengan berat jenisnya (19.320 kg/ m3) akan menghasilkan angka
9.689 m3. Angka 9.689 m3 ini—bukannya 9.000 m3—diperoleh
karena ketinggian lapisan kita bulatkan satu meter saja. Bila ingin
hitungan yang tepat, maka ketebalan tumpukan emas tadi adalah
1,07 meter.
Mohon maaf bila penjelasannya terlalu teknis dan matematis. Tapi
tenang saja. Inti yang ingin saya sampaikan adalah bahwa
keberadaan emas di dunia bersifat terbatas. Limited edition. Di
sinilah uniknya emas. Keterbatasannya inilah yang membuat
nilainya terjaga, dan seperti telah dibahas pada bagian ―Emas

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
adalah Uang,‖ logam mulia ini telah digunakan dalam transaksi
nenek moyang kita sejak 5.000 tahun yang lalu di Mesir Kuno.
Sejak dicetak dalam bentuk koin untuk pertama kalinya di Lydia,
sebuah kawasan yang kini termasuk dalam wilayah Turki, sekitar
Page | 47 tahun 680 Sebelum Masehi (SM), emas dan perak selalu digunakan
sebagai uang yang daya belinya masih stabil hingga kini. Bukti
tertulis yang terkenal adalah hadits tentang 1 koin Dinar emas
yang sejak 1.400-an tahun lalu pada zaman Nabi Muhammad
shallallahu „alaihi wasallam tetap mampu membeli satu hingga dua
ekor kambing, bahkan hingga detik ini (juga telah dibahas di atas).

Pemerintah Tidak Bisa Menciptakannya


Tidak seperti mata uang kertas, jumlah emas tidak bisa
dimanipulasi oleh siapa pun (yang mungkin bisa dimanipulasi
adalah data, dan mungkin, harganya yang ditakar dengan mata
uang fiat). Emas tidak bisa diciptakan oleh pemerintah atau bank
sentral mana pun seperti halnya mata uang kertas yang bisa
dicetak sesuka hati.
Seperti diceritakan oleh Richard Daughty dalam Hidden Secrets of
Money, ketika Addison Wiggin dan timnya mengambil alih The
Daily Reckoning, sebuah situs yang memuat seputar berita
ekonomi, analisis pasar, serta investasi minyak, emas dan
sejenisnya, mereka mengumpulkan data semua mata uang fiat
(utamanya berbentuk kertas) yang pernah ada sepanjang sejarah.
Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana ―nasib‖ dari mata
uang kertas tersebut.
Mereka merunutnya dari mata uang yang berinisial huruf A. Ketika
selesai direkap, semua ―uang‖ kertas yang namanya diawali dengan
huruf pertama dalam abjad ini, ternyata hanya tinggal cerita. Tidak
punya purchasing power (daya beli) lagi. Penasaran dengan hasil
penelitiannya, mereka melanjutkan dengan huruf B.
Semua mata uang fiat yang berawalan ―B‖ dikumpulkan. Ketika
baru separuhnya perjalanan, mereka telah mengumpulkan tidak
kurang dari 600 nama ―mantan‖ mata uang kertas yang pernah
berlaku. Untuk kedua kalinya mereka terkejut. Semua mata uang

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
yang namanya dimulai dengan huruf B pun telah lenyap dan tidak
berlaku lagi. Contoh nyata yang bisa Anda jadikan kenang-
kenangan adalah ketika hiperinflasi melanda Jerman pada tahun
1922-1923. Ketika itu emak-emak lebih suka membakar setumpuk
Page | 48 mark, mata uang fiat Republik Weimar Jerman ketika itu,
ketimbang membeli kayu bakar yang harganya selangit.
Tidak demikian halnya bila mata uang itu berbentuk emas secara
fisik. Emas yang pertama kali ditambang ribuan tahun lalu; emas
yang dulu pernah digunakan sebagai alat tukar di berbagai
peradaban besar seperti Mesir Kuno, Athena, Romawi, China,
Persia, dan Islam; dan bahkan emas yang tercecer milik Qarun
yang kaya raya itu—hingga hari ini masih ada bersama kita
walaupun telah diubah ke dalam berbagai bentuk, entah itu
batangan, koin, atau perhiasan.
Emas tidak lantas menjadi usang, expired, berkarat, atau
menguap. Ini, seperti telah saya sampaikan, menjadi keunikan
emas yang membuatnya disebut salah satu logam mulia. Nilainya
bila ditakar dengan barang riil—seperti contoh kasus satu ekor
kambing seharga satu Dinar emas—cenderung stabil.
Tapi mari bandingkan dengan ―uang‖ kertas! Pernahkah Anda
melihat sebuah produk yang dijual dengan harga yang sama
(dalam satuan mata uang fiat) selama 10 tahun berturut-turut?
Maksud saya, bila tahun 2007 misalnya harganya Rp.1.000, maka
di tahun 2017 masih tetap Rp.1.000 juga.
Tebakan saya, kalau pun ada, jumlahnya tidak akan banyak dan
saya yakin hal itu terjadi karena dua sebab. Pertama, si produsen
atau penjual produk dari awal sudah memasang harga yang
tinggi—setelah menghitung semua ongkos produksi hingga siap
dijual—sehingga tidak perlu menyesuaikan harga selama 10 tahun.
Kedua, disebabkan oleh kurangnya pengetahuan si penjual tentang
merosotnya daya beli mata uang fiat karena inflasi dari waktu ke
waktu. Bila penyebabnya adalah yang kedua ini, maka bisa
dipastikan si penjual ini akan merugi, sebab walaupun secara
pendapatan dia tetap, tapi daya beli mata uang fiatnya mesti sudah
turun drastis.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Terbatas itu Eksklusif
Jumlahnya yang terbatas ini, sekali lagi, adalah sebuah
keunggulan tersendiri bagi emas. Terbatas maksudnya adalah
perlu suatu usaha yang setimpal untuk mendapatkannya, baik
Page | 49
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk bisa memakan
sesuap nasi, harus ada seseorang yang melakukan usaha
menanam padi. Begitu pula bila ingin mendapatkan secuil emas,
perlu usaha penambangan yang tidak mudah. Dalam 1 ton (atau
1.000 kg, atau satu juta gram) bijih emas yang masih bercampur
tanah pengotor, PT. Freeport hanya memperoleh 0,1 gram emas.
Penambangannya pun dilakukan dengan sistem tambang bawah
tanah (membuat terowongan) dengan teknologi yang canggih. Hal
ini tidak bermaksud menunjukkan bahwa menambang emas itu
harus secanggih Freeport.
Intinya, diperlukan suatu usaha untuk mendapatkannya
walaupun ini tidak sesulit yang dibayangkan. Dapatkah Anda
menebak teknologi semacam apa yang digunakan penduduk Mesir
Kuno 5.000 tahun yang lalu ketika mereka pertama kali
menambang emas? Mereka hanya menggunakan peralatan
sederhana yang terbuat dari benda-benda alami seperti kayu.
Sampai di sini kadang orang-orang awam mulai berkesimpulan
pesimis. ―Kalau jumlahnya sedikit dan terbatas, kan nggak cukup
dong bila emas mau dijadikan uang?” Bagi Anda yang berpikiran
demikian, silakan baca kembali alasan #3 Emas itu Padat Nilai.
Jumlah emas di alam memang terbatas, tetapi—menurut Dr.
Murray N. Rothbard, seorang ekonom Barat, dalam bukunya What
Has Government Done to Our Money?—pasti cukup untuk membeli
berbagai macam benda yang ukurannya bahkan berjuta-juta kali
lipat ukuran emasnya. Tidak percaya? Pernahkah Anda memegang
1 keping Dinar emas? Bentuknya tidak jauh dari koin aluminium
Rp.500. Tetapi cobalah bawa ke tukang kerupuk yang sudah melek
dengan emas, bila katakanlah nilai 1 Dinar emas tersebut
Rp.3.125.000 (relatif saat tulisan ini dibuat), maka diperlukan
setidaknya sebuah mobil pick up untuk membawa banyaknya
kerupuk itu pulang ke rumah, atau bahkan lebih. ^_^

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
#6
Page | 51

SIMBOL KEUNGGULAN

“Zaman keemasan setiap peradaban besar di dunia ini selalu


memiliki emas (dan perak) dan mereka menggunakan
keduanya sebagai uang.”
―Rengky Yasepta

Emas Membersamai Berbagai Peradaban Besar

Sebelum dimulainya pemaksaan terhadap mata uang kertas,


semua peradaban besar baik di Timur maupun di Barat,
menggunakan dan mengakui emas sebagai uang. Sebut saja
misalnya Romawi. Imperium raksasa ini mengenal uang koin emas
salah satunya dengan sebutan solidos. Senada dengan emas, perak
pun tidak ketinggalan. Namun perak lebih populer di Imperium
Persia, yang biasa disebut drachma.
Setelah Islam berkembang, Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam
pun tetap menggunakan koin emas dan perak buatan Romawi
maupun Persia. Tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa
ketika Rasulullah masih hidup pernah mencetak koin sendiri.
Beliau hanya men-standarisasi ukuran berat. Satu Dinar emas
ditimbang dengan berat 1 mitsqal, yang menurut penelitian para
ahli sekitar 4,25 gram. Sedangkan berat timbangan Dirham perak
2,975 gram. Pembahasan lengkap mengenai kapan Dinar emas dan
Dirham perak pertama kali dicetak sesuai dengan arahan Baginda
Nabi shallallahu „alaihi wasallam ini saya bahas tersendiri dalam

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
buku saya Kertas atau Emas? Rahasia Tentang Uang Sejati yang
Tidak Pernah Diajarkan di Bangku Sekolah Formal.
Romawi, Persia, dan Islam adalah contoh beberapa peradaban yang
paling gemilang dalam sejarah umat manusia. Ternyata ketiganya
Page | 52
memiliki kesamaan, yaitu sama-sama menggunakan emas dan
perak sebagai uang. Ketiganya adalah peradaban terunggul pada
masanya.
Dalam catatan sejarah, koin emas bercampur perak pertama kali
dicetak sekitar tahun 680–630 SM (penulisan tahun sebelum
masehi sengaja di balik, tahun yang lebih kecil ditulis terakhir
mendekati Masehi)—oleh bangsa Lydia. Koin tersebut diberi nama
electrum, yang merupakan campuran antara emas dan perak. Sejak
saat itu, umat manusia dan seluruh peradaban yang pernah ada
mengenal koin emas dan perak sebagai uang.
Tidak hanya tiga peradaban yang kita sebutkan tadi, seluruh
peradaban yang pernah berjaya di muka bumi pernah
menggunakan emas sebagai alat tukar dalam transaksi mereka,
misalnya saja Athena, Yunani, China, dan lain sebagainya.
Meskipun bukan menjadi alat tukar satu-satunya—banyak bentuk
alat tukar lainnya seperti garam, kerang, gandum, kurma, stik
kayu, dan seterusnya—namun emas dan perak diyakini sebagai
bentuk mata uang yang paling ideal karena karakterisitik dan
keunikan yang dimiliki keduanya.
Singkat cerita, emas begitu istimewa di mata manusia dari zaman
dahulu hingga saat ini, dan telah membersamai berbagai
peradaban unggul yang pernah berjaya.

“Emas” yang Begitu Populer


Perjalanan berbagai peradaban besar tadi kemudian dapat
dikerucutkan lagi menjadi beberapa era/ masa. Perhatikan istilah
yang dipakai untuk menyebut era yang dianggap unggul ini!
Biasanya sebutannya adalah era keemasan, zaman keemasan,
masa keemasan, masa kejayaan, dan berbagai sebutan lain yang
semakna dengan ini. Maka tidak salah bila berbagai istilah dalam
dunia modern pun mencaplok keunggulan emas ini. Sebut saja

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
misalnya ―anak emas,‖ ―usia emas,‖ ―cita-cita Indonesia emas,‖
―berhati emas,‖ bahkan bergigi ―emas.‖ Meskipun istilah-istilah ini
tidak berhubungan langsung dengan emas secara fisik, kecuali
―bergigi emas‖...hehe, namun emas di sini cukup mewakili berbagai
Page | 53 keunggulan istilah yang bergandengan dengannya.
―Anak emas‖ berarti orang yang paling disayangi oleh atasannya,
keluarganya, bapaknya, ibunya, dan sebagainya. Perlakuan
istimewa tersebut terjadi karena si anak memiliki suatu kelebihan,
misalnya karena dia begitu rajin, begitu berbakti, begitu baik,
begitu istimewa, dan/ atau memiliki beberapa keunggulan lain
dibanding anak-anak lainnya.
―Usia emas‖ dikaitkan dengan umur yang begitu menentukan bagi
perkembangan seorang anak, berhubungan dengan kematangan
fisik maupun mentalnya. Para ahli mengatakan usia emas seorang
anak berada dalam 5 tahun pertama kehidupannya. Dengan kata
lain, usia emas berarti masa tumbuh seorang anak dari usia 0
hingga 5 tahun. Inilah saat yang begitu berharga baginya. Bila
dalam masa ini dipenuhi dengan didikan yang kurang bagus,
seperti pelecehan, kekerasan, diabaikan oleh orang tuanya, dan
hal-hal sejenisnya, maka akan menyebabkan trauma di masa-
masa yang akan datang. Sebaliknya, si anak dapat dioptimalkan
perkembangannya dengan pola asuh yang baik, kedekatan dengan
orang tua dan segala tindakan postif yang ingin mulai ditanamkan
baginya.
Begitu juga dengan istilah-istilah yang telah kita sebutkan di atas:
―cita-cita Indonesia emas,‖ ―berhati emas,‖ bergigi emas, dan
sebagainya. Semuanya menggunakan kata ―emas‖ yang dikaitkan
dengan sifat-sifat unggul.
Perlu diingat, Anda harus waspada bila Anda bergigi emas, sebab
para penjahat barangkali akan mengincar Anda. Ada yang sudah
nonton film Power Rangers (2017) remake versi Mighty Morphin?
Anda bisa menyaksikan contoh kasus seseorang dibunuh oleh Rita
Repulsa, sang penjahat musuh bebuyutan para Rangers, untuk
diambil gigi emasnya. Iiihhh... Hehe... ^_^

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Simbol Kekayaan
Alkisah, seorang wanita paruh baya (sebut saja ―ibu-ibu‖ biar
gampang) dengan dandanan serba emas sedang berbelanja di
pasar tradisional. Seperti biasanya, para pedagang menggelar lapak
Page | 54
jualan mereka di tanah/ lantai dengan alas terpal seadanya. Si ibu
kaya tadi tampak ingin menanyakan harga seikat sayur.
Jari-jemarinya yang begitu lentik kemudian dijulurkan ke depan,
ke arah sayur-mayur itu yang hampir mengenai muka si pedagang.
Si pedagang, yang juga emak-emak, sinonim dari ―ibu-ibu,‖
tersentak kaget. Namun secepat kilat dia kembali fokus ke arah
sebenarnya yang ditunjuk oleh si ibu kaya itu. ―Oh sayur ini?
Seikatnya seribu rupiah, Bu‖, jawab si emak.
Oleh karena lengan bajunya tampak sedikit mengganggu ketika
hendak menunjuk ke arah lainnya, maka disingsingkannya dulu
sebelum bertanya lagi. Gelang emas pun bergemerincing. ―Kalau
yang ini? (Sambil menunjuk ke arah terong bulat).‖
Lagi-lagi si emak tampak terkejut karena kelakukan ibu ini
sungguh aneh. Dengan enggan si emak pun menjawab, ―Itu mah
sekilo lima ribu‖.
Rupanya si ibu masih penasaran dan ingin menanyakan barang
lainnya. Namun kali ini dia terlihat begitu kegerahan (atau dibuat
seolah kegerahan). Sambil mengipaskan kerudung gaul yang
semula terjulur di bawah lehernya dan dengan nada yang sama
tingginya, si ibu kembali bertanya, ―Yang ini… berapa?‖
Si emak, dengan kesabaran yang ditahan-tahan, pun menjawab
pertanyaan itu.
Namun cuaca pasar tradisional itu sepertinya begitu panas
sehingga membuat si ibu kaya terus mengganti gerakannya ketika
kembali hendak bertanya.
Terakhir dengan gigihnya dia kembali menunjuk ke arah mata
dagangan si emak. Kali ini bukan dengan menjentikkan jari-jemari,
tidak didahului dengan menyingsingkan lengan baju, dan tanpa
mengibaskan kerudung gaulnya. Dengan gagahnya dia
mengarahkan jari-jari kakinya untuk kembali beraksi.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Si emak, yang sejak tadi merasa kesal dan kini malah disapa
dengan jempol kaki, bangkit berdiri. Kedua tangannya bertolak
pinggang, dengan posisi dada diangkat sedikit ke depan, menatap
mata si ibu yang terkesan sombong itu sambil menggoyangkan
Page | 55 kaki ke arah barang dagangannya seolah ingin mengaduk-
aduknya, lalu berkata: ―Nih ambil semuanya sepuluh rebu saja.
Mau?‖ (Dan ibu kaya pun terkejut, tersentak kaget, keheranan, tak
menyangka, semua rasa itu bercampur seiring ayunan kaki si
emak yang tampak begitu geram).
Rupanya dari tadi si emak memendam kesal pada si ibu kaya ini.
Pertanyaan pertama diawali dengan menjentikkan jari manis ke
arah muka si emak. Artinya, ia sedang pamer cincin emas.
Pertanyaan kedua si ibu menyinsingkan lengan baju, maksudnya
ingin menunjukkan bahwa dia punya gelang emas yang
berkilauan. Pertanyaan ketiga, dia mengipaskan kerudung gaul
agar kalung emasnya kelihatan. Dan terakhir, si ibu mulai
kelelahan, maklum orang kaya jarang ―main‖ ke pasar yang
sumpek dan panas kayak pasar tradisional (biasanya si ibu belanja
di supermarket yang tentunya punya AC, dan pastinya tak akan
bikin gerah), dan meskipun bukan ingin pamer emas (lagi), dia
sedang memperlihatkan sepatu mewah yang dibelinya dari luar
negeri. Komplit. ^_^

Moral of the story | Saya tidak bermaksud menggurui Anda agar


tidak menjadi orang kaya yang suka pamer emas seperti si ibu
tadi. This story is just for fun. Hehehe. ^_^ Dan murni fiktif. Poin
yang ingin saya sampaikan adalah betapa sering kita melihat
bahwa orang-orang kaya, khususnya ibu-ibu, biasanya doyan
membeli emas untuk menghias diri. Dan ini sah-sah saja.
Intinya, emas dapat pula berarti sebagai simbol kekayaan
seseorang. Tapi ingat, sebagai perhiasan, emas hanya untuk kaum
wanita. Emas tidak boleh dipakai oleh kaum lelaki sebagai cincin,
kalung, gelang, dan perhiasan bentuk apa pun. Dalam Islam
haram hukumnya seorang lelaki memakai emas sebagai perhiasan.
Baru-baru ini, penemuan dunia kedokteran modern pun
membuktikan bahwa pemakaian emas pada tubuh manusia dapat

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
merangsang sistem saraf, dan bahkan dapat menyebabkan depresi,
sekali lagi, khususnya bagi para lelaki.
Bagaimana dengan kaum wanita? Konon katanya, tubuh wanita
memiliki kemampuan mengeluarkan berbagai zat berbahaya yang
Page | 56 dihasilkan emas dan menjadi penyebab beberapa penyakit
tersebut. Oleh karenanya, para wanita tidak dilarang, bahkan
dianjurkan, untuk memakai perhiasan dari emas dengan satu
syarat. Apa syaratnya? Yaitu, mampu membelinya (atau memiliki
suami yang mampu membelikan). ^_^

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
#7
Page | 58

PENAWAR KRISIS

“Saya melihat masa depan hebat koin emas dan perak sebagai
mata uang (kembali) dan orang-orang akan beralih kepada
keduanya ketika mata uang kertas mulai hancur.”
―Murray N. Rothbard

Memanaskan Ruangan Dengan Membakar “Uang”

Seperti sering saya bahas di grup MELEK DINAR DIRHAM


INDONESIA—bagi Anda yang belum join silakan klik tautan ini
bit.ly/MelDinIndo dan segera bergabung bersama 42.000+ anggota
lainnya—bahwa setiap kali mata uang fiat diciptakan, bersamanya
ikut serta potensi bencana krisis finansial. Terlebih lagi bila
pertambahan mata uang fiat yang beredar meningkat pesat, yang
sama-sama kita maklumi bernilai hanya karena dipaksakan atas
nama fiat, tanpa diikuti dengan kenaikan jumlah barang dan jasa
di pasar. Jadilah yang namanya inflasi (yang, sekali lagi,
sebenarnya adalah depresiasi atau ketidakmampuan mata uang
fiat itu sendiri mempertahankan daya belinya).
Inflasi ditandai dengan naiknya harga barang dan jasa dari waktu
ke waktu, diukur dengan mata uang tertentu. Seingat saya, ketika
saya masih SD, uang jajan Rp.150 (seratus lima puluh rupiah)—
terdiri dari uang kertas Rp.100 warna merah ditambah Rp.50
koin—sudah bisa dibelikan nasi uduk atau beberapa biji pisang
goreng hangat.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Kini, 25 tahun kemudian, jangankan buat jajan, pengemis saja
enggan diberi duit segitu. Dan jangankan bertanya bisa dibelikan
apa, wujud dari koin Rp.50 saja saat ini tidak ditemukan lagi
(karena ditarik dari peredaran atau nilainya sudah dinggap tidak
Page | 59 ada).
Sebagai pembanding, ketika tulisan ini dibuat, harga nasi uduk
―layak makan‖ yang paling murah barangkali sulit ditemukan di
bawah Rp.5.000 (lima ribu rupiah). Untuk penyederhanaan contoh
kita anggap saja Rp.5.000. Pertanyaannya, apakah kualitas dan
kuantitas nasi uduk Rp. 5000 (tahun 2019) lebih bagus dan lebih
banyak daripada nasi uduk Rp.150 (25 tahun lalu)? Jawabnya,
belum tentu. Bisa jadi nasi uduk zaman dulu, yang nilai rupiahnya
33 kali lebih murah dibanding harga hari ini (Rp.150 berbanding
Rp.5.000), lebih mewah ketimbang yang senilai Rp.5.000.
Apa arti angka-angka ini? Pertama, mata uang kertas (dan seluruh
mata uang fiat) tidak bisa dijadikan patokan harga dalam waktu
yang lama. Kedua, daya beli mata uang kertas selalu anjlok, tak
peduli apa pun nama mata uangnya.
Menurut situs VisualCapitalist.com, tahun 1960an 1 dolar AS
dapat dibelikan 2 tiket bioskop. Belum genap 60 tahun, yaitu
tahun 2019, harga rata-rata tiket bioskop di AS sudah naik
menjadi 8,65 dolar (sumber Statista.com).
Ehm.. jadi belum sampai 100 tahun saja, dalam contoh ini, dolar
AS yang katanya perkasa—telah kehilangan daya beli hingga 17
kali lipat. Dan rupiah telah kehilangan lebih dari 99 persen daya
belinya bila dibanding 73 tahun silam. Tahun 1946 ketika pertama
kali dicetak sejak Indonesia merdeka, setiap Rp.10 yang dicetak
harus didukung dengan cadangan emas sebanyak 5 gram. Artinya
harga per gram emas senilai Rp.2. Saat tulisan ini disusun (tahun
2019), harga emas berkisar—bulatkan saja, untuk memudahkan
perhitungan—Rp.700.000 per gramnya. Sedih, memang.
Ketika krisis finansial melanda, utamanya dalam bentuk
hiperinflasi, hal-hal konyol berikut bisa saja terjadi:
 Tiga butir telur ayam, dijual seharga 100 miliar dolar;

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
 Kaum ibu lebih senang membakar ―uang‖ kertas untuk sekedar
memasak atau menghangatkan ruangan, dibanding membeli
kayu bakar;
 Sepotong roti burger dijual dengan segerobak kertas—yang
Page | 60 dulunya disebut ―uang‖ (sebenarnya lebih tepat disebut mata
uang);
 Seorang bocah disuruh bapaknya membeli 2 biji roti dengan
membawa sekeranjang mata uang kertas. Di perjalanan si bocah
diajak kawannya main bola. Tak sampai satu jam kemudian dia
pergi ke toko roti. Betapa terkejutnya dia mendapati
sekeranjang kertas itu hanya bisa dibelikan satu roti saja, sebab
hiperinflasi telah membuat harga-harga naik bahkan dalam
hitungan menit (padahal sejam yang lalu bisa buat beli 2 roti);
 Petugas kebersihan seperti merasa tidak bersalah saja, dan
memang demikian, ketika menyapu ribuan lembar mata uang
kertas yang tidak lagi mampu dibelikan benda apa pun;
 Sebelum krisis, pakde Bejo punya tabungan yang cukup buat
naik haji bersama bude, istrinya. Eh sebulan kemudian nilai
rupiah anjlok karena Krismon (krisis moneter) hingga bernilai
seperempat dari semula. Jumlah rupiah pakde tetap tidak
berubah, tetapi dia dan istri bisa berangkat haji kalau punya
tambahan dana 3 kali lipat yang seharusnya;
 Orang-orang kota yang lebih duluan mendengar berita
sanering—yaitu pemotongan angka nol untuk pecahan mata
uang nominal tertentu, misalnya Rp.1000 dan Rp.500 dipotong
satu angka nolnya menjadi Rp.100 dan Rp.50 tanpa
penyesuaian daya beli—segera berduyun-duyun datang ke desa-
desa untuk memborong sawah dan ternak. Penduduk desa,
yang tentu saja ketinggalan informasi, merasa kegirangan
karena sawah-ladang serta ternak mereka dijual dengan harga
sedikit lebih mahal. Apa mau dikata, esoknya nilai Rp.500 dan
Rp.1.000 itu hanya bersisa sepersepuluhnya saja (ketika itu
jenis nominal selain keduanya bernilai tetap, hanya dua jenis
mata uang ini yang ―disunat‖ angkanya).
Silakan... masih ada waktu bagi Anda untuk ―tertawa‖ sebelum
hal-hal konyol ini terjadi, juga dan lagi, menimpa rupiah kita
tercinta!

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Sebagai informasi, contoh-contoh kasus yang saya kemukakan di
atas adalah fakta nyata, based on data yang pernah terjadi
menimpa berbagai jenis mata uang fiat di seluruh dunia. Sebut
saja hiperinflasi di Zimbabwe sekitar tahun 2008, Jerman (1922-
Page | 61 1923), Hungaria (1946), dan Indonesia (1997 dan 1959), serta
masih banyak lagi contoh kasus yang menimpa ―uang‖ kertas di
seluruh dunia tanpa ampun dan perikemanusiaan. Selengkapnya
silakan baca penjelasan detilnya dalam buku Kertas atau Emas?
Rahasia Tentang Uang Sejati yang Tidak Pernah Diajarkan di
Bangku Sekolah Formal.

Dolar AS di Ujung Tanduk


Kini dolar AS masih merajai perekonomian dunia, baik sebagai
cadangan devisa bank sentral suatu negara maupun sebagai alat
pembayaran yang diterima secara internasional. Namun demikian,
beberapa negara telah menyadari tipu daya Amerika Serikat
(catatan: yang dimaksud ―Amerika Serikat‖ di sini adalah bank
sentral Federal Reserve Amerika) dengan dolarnya yang dicetak
nyaris tanpa back up benda berharga apa pun, alias terbuat dari
―udara hampa.‖
Menyikapi kenyataan, Iran dan Iraq mulai muak dengan semua ini.
Mereka sepakat menerima Euro dan komoditas lainnya (tidak lagi
dolar AS) bagi negara yang ingin membeli minyak dari mereka.
Minyak Libya minta dibayar dalam bentuk Dinar emas. China,
India, Jepang dan Rusia telah berangsur berpaling dari dolar AS.
Iran dan India saling barter minyak dengan barang komoditas atau
rupee. Beberapa negara di Afrika, terutama Zambia, dengan tegas
akan memenjarakan seseorang yang ketahuan bertransaksi
dengan dolar AS (Wow!!!). Dan bahkan beberapa negara bagian AS,
termasuk Utah, telah kembali mencetak dan melegalkan
penggunaan koin emas dan perak sebagai alat tukar resmi, sebagai
alternatif dari dolar.
Kabar gembiranya, sejak awal tahun 2.000an hingga saat ini,
kesadaran seperti di atas juga sudah tumbuh dan berkembang di
Indonesia. Kita mengenal (dan sudah mencetak) Dinar emas dan
Dirham perak. Keduanya diyakini dapat menjadi penyelamat aset

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
ketika krisis finansial—seperti halnya Krismon ‗97 dan berbagai
contoh hiperinflasi yang telah kita sebutkan di atas—terulang
kembali menimpa Indonesia, bahkan dunia. Selain dalam bentuk
koin Dinar dan Dirham, masyarakat Indonesia pun telah ramai
Page | 62 diperkenalkan dengan emas batangan.

Bila Bisa Dapat Dua, Mengapa Pilih Satu?


Baik emas batangan maupun dalam bentuk koin Dinar sebenarnya
memiliki satu kesamaan: sama-sama dapat mempertahankan nilai
dari gerusan apa yang para ahli sebut sebagai inflasi. Namun
sebenarnya ada satu kelebihan lain yang dimiliki koin Dinar emas
(dan juga Dirham perak) yang tidak dimiliki oleh emas batangan,
yaitu nilai dakwah.
Seperti telah diketahui, emas dan perak telah digunakan sebagai
alat tukar sejak 5.000 tahun yang lalu di Mesir Kuno, lalu
berlanjut di hampir semua peradaban besar setelahnya, termasuk
dunia Islam. Jadi, meskipun berbagai peradaban yang berbeda-
beda itu menyebut koin emas dan peraknya dengan nama yang
bervariasi, namun kesemuanya dibuat sebagai alat tukar yang
berlaku secara universal.
Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wasallam semasa hidupnya
tetap menerima koin emas solidos dari Romawi dan koin perak
drachma dari Persia (serta berbagai pecahan koin lainnya). Jadi
―mendakwahkan‖ Dinar emas dan Dirham perak sebenarnya
adalah mendakwahkan uang sejati yang berlaku secara universal
(khusus bagi umat Islam, juga berarti mendakwahkan pentingnya
ulil amri yang menjalankan syariat Islam secara benar, otoritas
yang akan mengeluarkan, serta menjaga takaran dan timbangan
Dinar dan Dirham).
Pertanyaannya, jika emas dan perak berlaku universal, mengapa
harus membuat koin Dinar emas dan Dirham perak dengan berat
dan kadar tertentu, serta dikeluarkan oleh seorang amir atau
sultan yang mengerti syariat Islam? Jawabannya semata karena
ke-taqwa-an kepada perintah dan ketentuan agama. Salah satu
ketentuan yang berkaitan dengan Dinar dan Dirham dalam Islam—
yang tak akan berubah sampai dunia kiamat—adalah mengenai

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
zakat mal, yang nishabnya 20 Dinar emas atau 200 Dirham perak.
Dua uang sunnah ini seharusnya juga dipakai sebagai alat
pembayar zakatnya.
Ketentuan syariat Islam seperti ketentuan zakat mal akan selalu
Page | 63 berubah bila ditakar dengan rupiah, seperti yang telah dijelaskan
pada bagian-bagian sebelum ini, dikarenakan daya beli rupiah dan
seluruh mata uang fiat terus menyusut dari waktu ke waktu.
Sedangkan dalam Dinar (emas) atau Dirham (perak), nilainya
cenderung stabil, walaupun zaman terus berkembang. Masih ingat
fakta bahwa satu koin Dinar tetap mampu membeli 1-2 ekor
kambing sejak 1.400 tahun lalu hingga hari ini?
Tetapi… ternyata berbicara tentang perbandingan emas batangan
versus emas dalam bentuk koin Dinar yang cenderung ―berbau‖
agama ini telah membuat perbedaan yang signifikan. Para
edukator (atau motivator) yang biasanya membahas topik seputar
emas cenderung merasa lebih nyaman mengangkat emas batangan
ketimbang membahas keunggulan Dinar. Hari-hari ini agama telah
dikesampingkan. Ketika pembicaraan sudah mengarah ke ranah
dakwah, maka publik cenderung menyarankan untuk disampaikan
di mesjid saja. Rasanya seperti aib sajalah bila dibahas di muka
umum. Terasa asing dan aneh. Benarlah pernyataan sebuah hadits
berikut ini:
―Islam datang dalam keadaan asing, dan akan kembali dalam
keadaan asing pula. Sungguh beruntunglah orang-orang yang
terasing itu.‖ —H.R. Muslim, No.145
Semoga ke depan, setelah membaca e-book ini, kita lebih terbiasa
membicarakan Dinar emas ketimbang membahas apa untungnya
(sekedar) berinvestasi emas dalam bentuk lainnya. Sekian.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Page | 64
PESAN PENULIS

Melalui e-book ini, dan juga grup MELEK DINAR DIRHAM


INDONESIA (bit.ly/MelDinIndo), serta buku terbaru saya Kertas
atau Emas? Rahasia Tentang Uang Sejati yang Tidak Pernah
Diajarkan di Bangku Sekolah Formal—sesungguhnya saya berpesan
sambil sedang berusaha ―mencuci otak‖ Anda tentang emas (dan
juga perak).
Selama ini bila disebutkan kata emas, benda apa yang pertama
kali terlintas di benak Anda? Cincin, kalung, gelang, dan anting,
bukan? Sebagian kecil boleh jadi menjawab emas batangan,
terutama mereka yang telah teredukasi cukup baik oleh para
motivator ―pendakwah investasi emas,‖ dan lebih kecil lagi porsinya
mereka yang sudah melek dengan Dinar dan Dirham.
Saya ingin mengajak Anda mengubah asosiasi itu dengan emas
dalam bentuk koin Dinar. Tetapi saya tidak bermaksud memaksa.
Hanya saja bila Anda sering membaca tulisan-tulisan saya seputar
emas dan perak seperti di grup Meldin di atas, pikiran Anda akan
otomatis terhubung dengan Dinar emas dan Dirham perak. Masih
ingat apa saja keuntungan tambahan yang dimiliki Dinar emas—
yang tidak dimiliki emas batangan atau emas perhiasan? Yup, nilai
dakwah. Apalagi jika Anda mengaku seorang muslim di mana
berbagai ketentuan syariat Islam ditetapkan secara gamblang
dengan sejumlah Dinar dan Dirham, seperti halnya zakat mal.
Jadi, mulai saat ini ketika disebut kata ―emas,‖ otak Anda
langsung membayangkan Dinar emas, ya? Setuju? ^_^ Kalau Anda
lupa, silakan baca kembali e-book ini, juga sering-sering mampir ke
grup Meldin, serta bila berkenan, beli saja buku saya Kertas atau
Emas? Rahasia Tentang Uang Sejati yang Tidak Pernah Diajarkan

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
di Bangku Sekolah Formal. Insya Allah penjelasan di buku lebih
komplit, detil, praktis, dan asyik.
Dan perak pun demikian, asosiasikanlah dengan koin Dirham,
karena keduanya, bersama Dinar emas, adalah bagian dari pilar
Page | 65
muamalat dalam Islam yang hampir hilang dari kaum muslimin.
Anda yang biasa bayar zakat mal biasanya pakai benda apa?
Agama telah memberi tuntunan yang seharusnya, yaitu dengan
Dinar emas dan/atau Dirham perak. Wallahu a‟lam bish shawab.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
DAFTAR REFERENSI

Beberapa referensi berikut adalah sumber inspirasi penulisan e-


book ini, baik dikutip secara langsung maupun tidak.
Pencantuman beberapa sumber ini sekaligus merupakan bentuk
rekomendasi dari saya untuk Anda yang ingin menggali lebih
dalam pengetahuan seputar emas (serta Dinar emas), perak (serta
Dirham perak), dan sistem keuangan global secara umum.

Buku
1. Euforia Emas, Zaim Saidi, Pustaka Adina, 2011
2. Krisis Finansial, Syaikh Dr. Abdalqadir as-Sufi, Zaim Saidi,
dkk, Pustaka Adina, 2017
3. Guide to Investing in Gold & Silver, Michael Maloney,
Gramedia Pustaka Utama, 2012
4. History of Money Changers, Andrew Hitchcock, Best Media,
2015
5. Teknik Kudeta Bank, Syaikh Dr. Abdalqadir as-Sufi,
Pustaka Adina & Delokomotif, 2017
6. Membongkar Sihir Negara, Syaikh Umar Ibrahim Vadillo,
Pustaka Adina, 2017
7. How the World Works, Noam Chomsky, Penerbit Bentang,
2016
8. Di Ambang Runtuhnya Demokrasi, Zaim Saidi, Pustaka
Adina, 2014
9. Kembali ke Dinar, Zaim Saidi, Delokomotif, 2013
10. The Intelligent Investor, Benjamin Graham, Pijar Nalar, 2014
Website
1. Kitco.com
2. ShadowStats.com
3. ZaimSaidi.com
4. WakalaIndukBintan.com
5. BasyirahMedia.com
6. TanpaBank.com
7. BusinessInsider.co.id
8. RichDad.com
9. GoldSilver.com

Video Edukasi dan Film


1. Hidden Secrets of Money, Mike Maloney & Goldsilver.com
2. The Money Masters (1996)
3. The American Dream (2010)
4. Requiem For The American Dream (2015)
5. Money as Debt (2006)
6. The Zeitgeist (2007) & The Zeitgeist: Addendum (2008)
7. Video Edukasi/ Ceramah di Youtube: Amir Zaim Saidi, Robert
Kiyosaki, Imran Hosein, James G. Rickards

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
KERTAS ATAU EMAS?
sebuah buku yang membongkar:

RAHASIA TENTANG UANG SEJATI YANG TIDAK


PERNAH DIAJARKAN DI BANGKU SEKOLAH FORMAL

PREORDER
SEKARANG JUGA!

DAPATKAN HARGA TERMURAH SAAT PRE ORDER

YA, SAYA MAU HARGA TERMURAH


TAHUKAH ANDA?

Saat ini Dolar AS telah kehilangan daya beli


lebih dari 97,5% sejak tahun 1971

Euro (mata uang fiat Uni Eropa) telah


merosot tak kurang dari 77% sejak
diperkenalkan tahun 2001

Dan ehm, Rupiah Indonesia juga tak


ketinggalan, telah anjlok nilainya melebihi
99,99% sejak tahun 1946... ^_^
PADAHAL

Dolar AS adalah mata uang internasional

Euro digadang-gadang sebagai mata uang


persatuan negara-negara Eropa

Rupiah... tahulah sendiri, adalah mata uang


negara kita tercinta, Indonesia
BAHKAN...

Tanpa ada pengecualian satu pun...

Semua, ya SEMUA... MATA UANG FIAT yang


biasa kita lihat berwujud KERTAS—atau kini
telah mulai bermetamorfosis menjadi sekedar
byte komputer—TELAH MENGALAMI
PENURUNAN NILAI YANG SANGAT
SIGNIFIKAN....

Maksudnya?

Begini...

Cara mudah mengukurnya adalah dengan


melihat KEMAMPUAN setiap mata uang fiat
tersebut MEMBELI suatu BENDA RIIL dari
waktu ke waktu...
Perhatikan fakta ini!
o Ketika saya masih SD, dengan Rp.150
saya sudah bisa membeli sebungkus
nasi uduk.
o Kini, 25 tahun kemudian, jumlah rupiah
yang sama—jangankan untuk dibelikan
nasi uduk—wujudnya saja hampir tidak
ada lagi. Betul?
Pernahkah akhir-akhir ini Anda melihat
secarik kertas bertuliskan Rp.100 (dulu
gambarnya merah) dan koin rupiah
Rp.50? Saya rasa TIDAK PERNAH atau
jarang sekali.
Satuan-satuan kecil rupiah ini TIDAK LAGI
diedarkan, dan kalau pun masih ada,
sudah pasti DAYA BELINYA TURUN...
Atau bahkan TAK LAGI BERNILAI SAMA
SEKALI...
Hari ini 2019, saat tulisan ini diketik,
sepiring nasi uduk PALING MURAH
dijual seharga Rp.5.000.

(Tentunya dengan kualitas dan kuantitas


yang sama dengan nasi uduk Rp.150
zaman dulu, seperti saat saya masih SD
tadi).

Para ekonom menyebut ini


sebagai fenomena INFLASI, yang
artinya KENAIKAN HARGA
(semata), tanpa penjelasan yang
memadai.

Padahal...

Faktanya, yang terjadi justru


PENURUNAN NILAI sesuatu yang
selama ini kita sebut sebagai
―UANG.‖
Dengan kata lain, DEPRESIASI
NILAI mata uang fiat itu sendiri
(yang menyebabkan seolah harga-
harga naik bila ditakar
dengannya).

Informasi seperti ini jarang sekali kita perhatikan, atau


bahkan fenomena menurunnya nilai mata uang fiat
seolah menjadi sesuatu yang lumrah terjadi...
“Ah masa bodoh. I don’t care.” Gitu kata kebanyakan
orang.
Padahal, suka tidak suka, kenyataan ini PASTI
mempengaruhi KUALITAS (baca: kesejahteraan) HIDUP
ANDA dan penduduk dunia pada umumnya.
Lebih parahnya lagi...
Jarang sekali atau bahkan tidak pernah ada seseorang
secara sengaja memberitahu Anda tentang kebobrokan
“uang” kertas (dan mata uang fiat secara umum).
Oke... Lanjutkan baca! ^_^
Sementara itu...

EMAS (dan pasangannya PERAK) yang


dulu pernah menjadi UANG sekaligus
MATA UANG, ternyata memiliki nilai yang
STABIL atau cenderung mendekati stabil,
jika diukur dengan BENDA RIIL—bukan
diukur pakai mata uang fiat yang nilainya
cenderung turun dari waktu ke waktu tadi.

Bahkan, konon daya beli keduanya justru


ada trend KENAIKAN dari tahun ke tahun,
alias mengalami APRESIASI NILAI
(kebalikan dari “depresiasi”).
Fakta berikut tak terbantahkan:

o 1 DINAR (EMAS), 1.400 tahun


lalu dapat dibelikan 1-2 EKOR
KAMBING. (Al-Hadits)

o 1 DIRHAM (PERAK), bisa


dibelanjakan SEEKOR AYAM
pada zaman Khalifah Umar bin
Khattab
TERNYATA!!!

Hingga hari ini daya beli keduanya TETAP


SAMA, alias stabil.

o 1 DINAR (EMAS), sekarang setara


Rp.3.100.000—TETAP MAMPU
DIBELIKAN 1-2 EKOR KAMBING

o 1 DIRHAM (PERAK), hingga detik ini


setara Rp.73.000—yang MASIH
MAMPU DIBELANJAKAN SEEKOR
AYAM.
AJAIB kan?

YA, memang begitu adanya.

KEBETULAN kah?
TIDAK, sebab ALLAH sendiri telah menyebutkan

kedua logam ini berulang kali di dalam Al-Qur‟an.

Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam juga telah

menyampaikan banyak hadits tentang penggunaan

emas dan perak sebagai “HAKIM YANG ADIL” alias

PENAKAR NILAI untuk urusan muamalah.

Bahkan beberapa ketetapan dalam syariat


Islam ditakar dengan Dinar (emas) dan
Dirham (perak). Misalnya nishab zakat mal,
yaitu 20 Dinar atau 200 Dirham.

Sampai sekarang ketentuan ini TIDAK


BERUBAH kan?

(Bayangkan jika ditetapkan dalam rupiah


yang nilainya terus merosot?)
Sayangnya...
Kita jarang sekali atau bahkan TIDAK
PERNAH DIAJARKAN tentang rahasia ini
di masa kita sekolah dulu.
Betul?

Kabar gembiranya...!
Semua informasi dan rahasia ini sebentar
lagi bisa Anda dapatkan dalam sebuah
buku yang saya beri judul:
KERTAS ATAU EMAS?
Rahasia Tentang Uang Sejati
yang Tidak Pernah Diajarkan di
Bangku Sekolah Formal

YA, SAYA MAU HARGA TERMURAH


(klik tombol ini agak lama hingga muncul tombol WA)
Alhamdulillah... Qadarullah buku Kertas atau Emas?
telah terjual LARIS MANIS sejak pertama kali kami
promosikan.
Sayangnya, harga promo Rp. 129.000 saat Pre-
Order tahap satu TELAH BERAKHIR.
Saat Anda membaca tulisan ini, kemungkinan besar
harganya telah naik menjadi:

Rp. 149.000 atau boleh 2 Dirham perak


(selama masa Pre-Order tahap 2 – berlaku
15 Oktober s/d 5 Desember 2019)
atau
HARGA NORMAL
Rp.229.000 (boleh dengan 3 Dirham perak)

PESAN SEKARANG!

YA, SAYA MAU BELI


(klik tombol ini agak lama)
APA KATA MEREKA
Tentang buku Kertas atau Emas?

“Ringkas, jelas, dan lugas. Juga cerdas. Buku ini penting


dan perlu untuk dibaca. Dengan bahasa yang mengalir,
dan uraian yang mudah dipahami. ... bukan hanya
mengajar. Juga mengajak.”

—Zaim Saidi
Direktur Wakala Induk Nusantara; Amir Amirat Indonesia;
pelopor, penggerak, dan pendakwah Dinar-Dirham di
Indonesia

“Buku ini memperjelas pandangan almarhum Prof. Dr.


Nurcholis Madjid dalam buku Atas Nama Pengalaman
Beragama dan Berbangsa di Masa Transisi (2002). Beliau
menyatakan bahwa hancurnya ekonomi sejak abad ke-20
karena terlalu didominasi oleh aspek finansial dan moneter.
Kini uang hanya sekedar kertas dan itu adalah ‘palsu.’ Buku
karya Pak Rengky ini juga menghadirkan solusi untuk keluar
dari krisis tersebut dengan berlakukan kembali Dinar (uang
emas) dan Dirham (uang perak).”

—Dr. Nurman Kholis


Peneliti Puslitbang LKKMO
"Buku yang mantul ini mengungkap hal mendasar dalam
muamalah: uang. Mencerahkan .”

—dr. Arif Rahman Hakim


Dokter umum, al-wakil & wirausahawan pengguna Dinar dan
Dirham, Solo

"Sebaiknya Anda berhenti dulu, apapun yang sedang Anda


lakukan. Baca dulu buku ini sampai selesai. Karena mungkin
cara berpikir Anda akan berubah sama sekali, tentang cara
bagaimana melanjutkan hidup."

—Dina A. Wulandari
Founder Komunitas Baking Soda Indonesia, pengguna Dinar dan
Dirham, Depok

"Ibarat jembatan, apa yang dipaparkan dalam buku ini dapat menghubungkan
siapa saja yang sedang terombang-ambing selama ini oleh cara berpikir yang
didasarkan pada logika dan dijejali hiruk pikuk modernisme-kapitalisme dan
(namun) hendak hijrah atau kembali kepada fitrah. Buku ini akan
mengantarkan kita dengan lancar menuju sebuah wilayah yang sudah lama
ditinggalkan oleh kita, namun di luar logos, dari lubuk hati kita, kita tahu
wilayah itu lah tempat kita berasal. Untuk yang sudah tahu arah dan tujuan
pun masih bisa terkejut, banyak pengetahuan dan informasi yang sekiranya
menambah wawasan dan sudut berpikir kita.“

—Redo Rizaldi
Fuqara, pengusaha, dan pengguna Dinar dan Dirham, Kalimantan
"Buku ini WAJIB dimiliki, dibaca dan diamalkan bagi yang
ingin benar-benar 'kaya'. Mengungkap fakta tentang uang
dan mata uang, serta membuktikan bahwa biaya hidup
sebenarnya tidak pernah naik, melainkan stabil dan
cenderung turun dari waktu ke waktu."

—Yohana Andriani
Direktur PT. Amanie Internasional

"Buku ini merubah persepsi Anda tentang mata uang, membongkar


kenapa mata uang kertas sering terjadi penurunan nilai dan
mengungkap misteri uang sesungguhnya yang nilainya tak pernah
turun dari ribuan tahun yang lalu hingga sekarang."

—Ronny Dewanyara Putra


Writerpreneur & Owner @penerbitelmarkazi

"Buku ini dengan sabar dan komunikatif merunut pikiran


pembaca tentang subjek 'sihir uang kertas,' tentang kenapa
uang kertas adalah riba, yang biasanya tak mudah dipahami.
Tak sampai di situ, penulis juga memberitahu apa yang
harus kita lakukan."

—Risna Inayah
Wirausaha, pemerhati buku, dan pengguna Dinar dan Dirham,
Bandung
“Buku yang menjelaskan secara lengkap mengenai sejarah
uang, fungsi dan syarat dikatakan sebagai uang yang
sebenarnya, serta ditulis dengan dengan bahasa yang
mudah dipahami untuk lintas usia.”

—Rahmad Pasaribu,
Editor video dakwah “Sihir Uang Kertas” di Instagram, owner
Dinarayn Syarikah

"Sebuah karya anak muda yang mendedikasikan hidupnya untuk


menghidupkan kembali sisi muamalah yang dicontohkan Nabi
Muhammad SAW yaitu Dirham dan Dinar. Buku ini sangat bagus
untuk dibaca dan diketahui isinya oleh mereka yang sangat ingin
Islam ini berjaya karena berjamaah.“

—Lisnamidyani
Ketua Women Entrepreneur, owner Senyumuslim, pengguna Dinar
dan Dirham, Bengkulu

"Membaca buku sahabatku ini sungguh mengubah pemikiranku


tentang uang. Rasanya ingin menukar semua rupiah yang saya miliki
menjadi koin Dinar emas dan Dirham perak. Bacalah buku ini karena
akan memberikan pencerahan yang sangat luas terhadap Dinar dan
Dirham, dan akan sangat bermanfaat untuk anak cucu kita!”

—Nurjoni Amiruddin
Founder Language Center House (Lantern House), Ketua Komunitas Tangan di
Atas (TDA) 4.0 Bengkulu
"Idenya unik, menarik, dan membuka wawasan dan
pikiran pembaca tentang uang, sejarahnya, dan cara
penggunaannya. Keren deh, top .“

—Rina Maruti
Guru dan penulis buku, Bogor

Catatan:

Testimoni dan endorsement ini kami dapatkan setelah para


tokoh yang kami mintai pendapat ini benar-benar
SUDAH MEMBACA BUKU INI

Para tokoh di atas sudah membaca buku


Kertas atau Emas?
SEKARANG GILIRAN ANDA!

YA, SAYA MAU BELI


(klik tombol ini agak lama)
SPESIFIKASI DAN ISI BUKU

SPEK BUKU:
Jumlah halaman : xxv + 355
Cover : Softcover – full color AC 230 gram
Ukuran kertas : 15 x 23 cm
Isi : Bookpaper B/W 57,5 gram
Sudah termasuk : Finishing binding machine + wrapping

DAFTAR ISI:
Pujian untuk Buku Ini
Testimoni Pembaca Karya Kami Sebelumnya
Halaman Persembahan
Catatan Penulis
Pengantar Amir Zaim Saidi
Pengantar
Daftar Isi

Bab 1 Uangkah “Uang” Kita?


Bab 2 Dari Uang ke Mata Uang
Bab 3 Kezaliman "Uang" Kertas
Bab 4 2 in 1
Bab 5 Episode-Episode Terpahit "Uang" Kertas
Bab 6 Siapakah Penguasa Sebenarnya?
Bab 7 Ahmed Soekarno dan Orang-Orang yang “Melampaui Batas”
Bab 8 Melek Finansial Secara Kaffah
Bab 9 Kembalikan Muamalat!
Bab 10 Apa yang Bisa Saya Lakukan?

Daftar Referensi
Daftar Wakala
Tentang Penulis
CUMA MENGINGATKAN!
HARGA PROMO PRE-ORDER TAHAP 2
Rp. 149.000 atau boleh 2 Dirham perak
hanya berlaku selama 15 Oktober s/d 5 Desember 2019

HARGA DAPAT KAMI NAIKKAN MENJADI NORMAL

Rp.229.000 (atau boleh 3 Dirham perak)


setelah masa Pre-Order tahap 2 berakhir

PESAN SEKARANG JUGA!

YA, SAYA MAU BELI


(klik tombol ini agak lama)
5 ALASAN MENGAPA ANDA HARUS
MEMBELI BUKU INI

1. Kita semua, termasuk saya dan Anda, PASTI---dan


masih terpaksa---menggunakan mata uang fiat yang
nilai dan daya belinya terus berkurang dari waktu ke
waktu.

2. Kita tidak bisa memprediksi kapan krisis moneter akan


melanda negeri dan mata uang kita. Saat itu terjadi
(belajarlah pada Zimbabwe atau Venezuela baru-baru
ini), tiga butir telur bisa dijual seharga satu miliar dolar
Zimbabwe atau segulung tisu harus ditebus dengan 2,6
juta bolivar Venezuela.

3. Mata uang fiat dikendalikan oleh para bankir dan


segelintir elit finansial. Sehingga nilai dan daya belinya,
mereka yang bisa otak-atik. Sedangkan emas dan
perak diciptakan oleh Allah subhanahu wata'ala sebagai
penakar nilai yang adil sepanjang masa.

4. Uang yang disebutkan di dalam al-Qur'an dan Hadits


Nabi shallallahu 'alaihi wasalam hanyalah benda-benda
riil yang bernilai secara intrinsik, seperti emas, perak,
gandum, jelai, kurma, dan garam. TIDAK PERNAH ada
dalam sejarah kejayaan Islam penggunaan kertas
sebagai alat tukar. Jika pun ada, pada masa seorang
sahabat Nabi---yaitu Zaid bin Tsabit r.a.---masih hidup,
si sahabat segera melarangnya.

5. Emas dan perak telah terbukti mampu


mempertahankan nilai dan daya belinya selama ribuan
tahun. Hal ini dibuktikan dengan catatan hadits maupun
riwayat terpercaya lainnya pada zaman dahulu, dan
hingga kini tetap tidak berubah daya belinya (sekeping
Dinar emas tetap saja senilai 1-2 ekor kambing; sekoin
Dirham masih setara seekor ayam).

YA, SAYA MAU BELI


(klik tombol ini agak lama)
TENTANG PENULIS

Rengky Yasepta, lahir di Bandar Agung, Bengkulu Selatan, 3


September 1988. Setelah menamatkan kuliah di Universitas
Sriwijaya jurusan Teknik Pertambangan tahun 2006, suami
dari Diah Selviani ini pernah bekerja di dua perusahaan
tambang batubara di Kalimantan dan Bengkulu.

Perkenalannya dengan emas dan perak dimulai sejak ayah


dua anak ini mengikuti sebuah komunitas bisnis (sekitar
2009) yang ketika itu sering membahas tentang investasi
emas.

Namun rasa keingin-tahuannya yang begitu besar,


mempertemukannya dengan seorang guru bernama Ustadz
Zaim Saidi yang merupakan murid dari Syaikh Umar Ibrahim
Vadillo (sang pelopor pencetakan kembali Dinar dan Dirham
sejak tahun 1992 di Spanyol).

Selain menggeluti dan terus belajar seputar muamalah,


khususnya yang terkait dengan Dinar emas dan Dirham
perak, Penulis juga memiliki bisnis kuliner di kota tempatnya
berdomisili.
PERHATIAN!

Khusus bagi Anda yang tertarik ingin membeli buku Kertas


atau Emas? namun tombol pemesanan di bawah ini tidak
berfungsi bahkan setelah Anda klik agak lama,

YA, SAYA MAU BELI


(klik tombol ini agak lama)

Silakan Anda pesan secara manual ke nomor WhatsApp


kami dengan mengisi data sebagai berikut:

Nama lengkap :
Alamat pengiriman :
Saya ingin pesan buku Kertas atau Emas? tolong hitung
berapa ongkos kirim dan total biaya yang harus saya
transfer!

Lalu kirim ke WA : 0852-7362-4762


Daftar Wakala

Wakala adalah institusi yang melayani masyarakat dalam


mendistribusikan koin Dinar dan Dirham. Wakala bukan usaha
bisnis yang mencari keuntungan. Sebab koin Dinar emas dan
Dirham perak bukan komoditi yang diperjualbelikan. Ini yang
selalu perlu dipahami, karena banyak masyarakat yang acap
datang ke atau menghubungi wakala untuk menjual kembali koin
Dinar atau Dirhamnya.

Dinar dan Dirham digunakan untuk membayar zakat, membayar


mahar, bersedekah, sebagai hadiah atau kado, dan sebagai alat
tukar dalam jual beli. Dinar dan Dirham bukan alat investasi,
tidak untuk dirupiahkian lagi.

Untuk memudahkan bertransaksi dengan Dinar dan Dirham setiap


muslim harus mengajak yang lain dan mengajarkan agar bersedia
menerima Dinar dan Dirham. Sebab transaksi dengan koin ini
dilandasi oleh sikap redho sama redho.

Berikut daftar wakala yang dapat dihubungi masyarakat:

DEPOK

1. Wakala Tsamarah
Buana Nuansa Residence 6 blok A12 - 13 Rt 01 Rw 07. Kel Pasir
Putih. Sawangan - Depok
Hp: 0815 8682 0220
2. Wakala Adina
Jl. M Ali No 2, RT 03/RW 04
Tanah Baru, Depok
Hp:081388593171

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
3. Wakala DiZi Store
Afiliasi Wakala Adina Depok, bisa melalui Tokopedia
HP: 081383970725
4. Wakala Toko Zerowaste
Tempat penukaran koin dirham perak secara online dengan
berbagai market place populer: Tokopedia, Bukalapak, dan
Shoopee
Cinere, Jawa Barat
081385043410

CIMAHI
5. Wakala Dermaga Hati
Jl.Cisangkan Hilir No.26 RT.04 RW.18 Kel.Padasuka
Kec. Cimahi Tengah -Kota Cimahi (depan masjid Al-Qohar)
HP : 085771027329

TANJUNG PINANG
6. Wakala Ibumas
Jl. Hang Lekir no. 21-22
Tanjungpinang, Prov Kepri, 29125
Hp: +62 0771-442679 & +62 08127060474
7. Wakala Bukit Johor Mas
Jl. Raja Haji Fisabilillah 55
Tanjungpinang, Prov Kepri
Hp: +62 081260794797
WA: 081534171186

SINGAPURA
8. Wakala Tumasik
18 Cross Street,
China Square Central.
Hp: +65 8372 6473

BANDUNG
9. Wakala Al-Jabar
Bale Endah Jalan Patrol V No.20 RT.06 RW.08
Bandung Selatan 40375.
M Endang Komarudin
HP/WA: +62 08121459219

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
10. Wakala Amri
Griya Bandung Asri 3 Cipagalo Bandung
Hp & WA: +62 082322806678
11. Wakala Babussalam
Pesantren Babussalam
Kp. Lebaksiuh RT 05/01
Desa Ciburial. Dago Atas.
Bandung 40198
Hp : Haitami +62 081312322631, Anna+62 08164201465.

BEKASI
12. Wakala Daffa
Perumahan Mangunjaya Indah 2
Jl.Kenari VI Blok D4 No 15 Rt 008 Rw 015
Kel Mekarsari Kec Tambun Selatan Kabupaten Bekasi
Al wakil bpk . Rachmanto Wibowo /Ibu Intan.Rambe)
Telpon 081574805362

BOGOR
13. Wakala Rashanah
Bukit WidaliaCitra Indah
Hp: +62 0818475374
14. Wakala Bogor
Jl. Pinang Raya No. 32
Taman Yasmin Sektor VI, Bogor 16161
Hp: +62 0251 058 6338, 7531374
E-mail : mastourbogor@ymail.com, nusagri@gmail.com

DI YOGYAKARTA
15. Wakala UII
Jl. Ring Road, Condong Catur, Depok, Sleman
Hp: 0274 881 546, 885 376 ext. 1401, 1402
Kontak: Yeni Fitriyani
16. Wakala Saman
Jl Raya Parangtritis Km 4.3
Yogyakarta
Kontak : Ibu Isnaini binti Achmad
Hp :+62 085228311806

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
17. Wakala Griya Dinar Yogya
Jalan Kemitbumen No. 1 (Wijilan, Kraton)
Yogyakarta
DI Yogyakarta 55000
Telp +62 274 379390
18. Wakala Gemah Ripah
Jl. Sisingamangaraja 108
Karangkajen Yogyakarta
085729525111

SOLO
19. Wakala Griya Dinar Solo
Gang Salak 6 Dusun Karangtengah RT. 03/05
Desa Ngadirejo Kec. Kartasura Kab. Sukoharjo
HP/ WA. 0815-4841-5333
20. Wakala Husain
Arif Rahman Hakim
Perumahan Dealova Blok C17
Desa Pabelan, Kartasura
Sukoharjo Jawa Tengah 517169
HP/WA 0857 0258 2442

BANTEN
21. Wakala Mulia Madani
Taman Banjar Agung Indah Blok CS 1 No. 8,
Banjar Agung, Cipocok Jaya, Serang Banten.
Kontak: Hanny Ratnasari
Hp : +62 081932819018

KALIMANTAN
22. Wakala Al Fatih
Jl. Blora 1 Rt 20 No 11
Klandasan Ilir - Balikpapan
Tlp 081350006505
Perum Korpri
Hp: +62 085292999963

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
23. Wakala Samarinda
Samarinda. Kontak: Bapak Tarya
HP. :82250259868

TANGERANG
24. Wakala al Fitrah
Jln Udayana Raya no 3
Perumnas 3
Cibodas Baru
Tangerang
Kontak: Bpk Hanif Sofyan
HP : 0081317139063
25. Wakala Kaffah
Jl. Qomari Raya Blok D No. 23, Islamic Village, Kelapa Dua,
Kab. Tangerang Banten
HP : 08121008910

MEDAN
26. Wakala Medan (Baitul Dinar)
Komplek Tata Alam Asri,
Jln Bakti Indah IV No 193.
Kel Tanjung Gusar
Kee Medan Helvetia, Medan
Kontak: Ibu Sutarmi
Hp: 0812 6073 040
27. Wakala Al-Maidany
Jl. Sidorukun No. 3 Dusun Anggrek, Makmur Ujung Pasar 7
Tembung, Kel. Sambirejo Timur, Kec. Percut Sei Tuan, Kab.
Deli Serdang – Sumatera Utara 20371
Contact Person: Fahrul 082160002106

BINTAN
28. Wakala Induk KBDM
Balai Singgasana Sri Paduka Tri Buana
Jl. Raja Haji Fisabillah No. 55
Tanjung Pinang, Bintan
Kepulauan Riau
Hp: +62 0813 8431 0398

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
JAKARTA
29. Wakala Plumpang
al Wakil: Tatang Buhori
Jl. Plumpang, Gang Mundari Ujung Rt 06/Rw 02
Rawa Badak Selatan Koja
Jakarta Utara 14230
Email: wakalaplujmpang@gmail.com
Telp 0856935263

SURABAYA
30. Wakala Rusydaizz
Jalan Tambak Asri gang XXX
Morokrembangan, Surabaya
Kontak: Abdul Ghoffar
HP/WA: 0852-8837-6265

31. Wakala Banyuwangi


Dusun Susukan Kidul Rt 003 Rw 001
Desa Gladag Kecamatan Rogojampi
Banyuwangi
HP : 081234567590

BATAM
32. Wakala Batam
Kemples Masjid Nurul Islam Muka Kuning,
Batam
Kontak: Moch Arief 08127040709 – 0770611259

BANDAR LAMPUNG
33. Wakala Haifa Al-Kahfi
Jl Nusa Indah 138, Perumahan Bataranila Hajimena
Bandar Lampung
HP : 081379345011

SULAWESI
34. Wakala Al-Makassary
Kota Makassar
HP : 081266686106

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
MALANG
35. Wakala Osman Ghazi
Jl. MT Haryono 21 No 14 . Dinoyo
HP : 085649999683

BENGKULU
36. Wakala Ameera (Milik Penulis)
Perum Griya Puspa – Rawa Makmur
Kota Bengkulu
HP : 0852 7362 4762

Atau Anda juga bisa melihat daftar wakala ini—yang kemungkinan


besar terus bertambah—di situs pasarmuamalah.net. Caranya?

Masuk ke situs pasarmuamalah.net


Cari pakai keyword ―wakala‖ di kolom pencarian (lihat gambar).
Anda akan melihat daftar wakala aktif di berbagai kota.

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta
Tentang Penulis

Rengky Yasepta, lahir di Bandar Agung,


Bengkulu Selatan, 3 September 1988.
Setelah menamatkan kuliah di Universitas
Sriwijaya jurusan Teknik Pertambangan
tahun 2006, suami dari Diah Selviani ini
pernah bekerja di dua perusahaan tambang
batubara di Kalimantan dan Bengkulu.

Perkenalannya dengan emas dan perak


dimulai sejak ayah dua anak ini mengikuti
sebuah komunitas bisnis (sekitar 2009)
yang ketika itu sering membahas tentang investasi emas.

Namun rasa keingin-tahuannya yang begitu besar,


mempertemukannya dengan seorang guru bernama Ustadz Zaim
Saidi yang merupakan murid dari Syaikh Umar Ibrahim Vadillo
(sang pelopor pencetakan kembali Dinar dan Dirham sejak tahun
1992 di Spanyol).

Selain menggeluti dan terus belajar seputar muamalah, khususnya


yang terkait dengan Dinar emas dan Dirham perak, Penulis juga
memiliki bisnis kuliner di kota tempatnya berdomisili.
Buku terbarunya berjudul Kertas atau Emas? Rahasia Tentang
Uang Sejati yang Tidak Pernah Diajarkan di Bangku Sekolah Formal
terjual laris-manis bahkan pada saat Pre-Order tahap pertama.
Tulisan up-to-date Rengky bisa Anda simak di grup FB MELEK
DINAR DIRHAM INDONESIA. Silakan klik tautan berikut:
bit.ly/MelDinIndo
Bila teman-teman ingin mengontak beliau, silakan hubungi:
Facebook : Rengky Abu Afifah Yasepta
E-mail : rengkyyasepta@gmail.com
HP : 0852-7362-4762

Why Gold? 7 Alasan Mengapa Anda Harus Melek Emas Rengky Yasepta

Anda mungkin juga menyukai