Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan

a. Inkontinensia urin
Non farmakologis
Terapi non farmakologis meliputi terapi suportif non spesifik (edukasi, manipulasi
lingkungan, pakaian dan pads tertentu); intervensi tingkah laku (latihan dasar otot panggul,
latihan andung kemih, penjadwalan berkemih, latihan kebiasaan); terapi medikamentosa;
operasi; dan pemakaian kateter.
Intervensi perilaku yang merupakan tatalaksana non farmakologis memiliki risiko yang
rendah dengan sedikit efek samping namun memerlukan motivasi dan kerjasama yang baik
dari pasien. Secara umum strategi meliputi edukasi pada pasien atau pengasuh pasien
(caregiver). Intervensi perilaku meliputi bladder training, habit training, prompted voiding,
dan latihan dasar otot panggul.
Bladder training merupakan salah stau terapi yang efektif diantara terapi non
farmakologik lainnya. Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal
dengan teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih hanya 6-7 kali per
hari ata 3-4 jam sekali. Pasien diharapkan dapat menahan sensasi untuk berkemih. Pasien
diintruksikan untuk berkemih pada interval waktu tertentu, mula-mula setip jam, selanjutnya
interval berkemih diperpanjang secara bertahap sampai setiap 2-3 jam.
Latihan otot dasar panggul merupakan tehnik yang efektif untuk inkontinensia urin tipe
stres atau campuran dan tipe urgensi. Latihan dilakukan 3-5 kali sehari dengan 15 kontraksi
dan menahan hingga 10 detik.
Habit training memerlukan penjadwalan waktu berkemih. Diupayakan agar jadwal
berkemih sesuai dengan pola berkemih pasien sendiri. Teknik ini sebaiknya digunakan pada
inkontinensia urin tipe fungsional membutuhkan keterlibatan petugas kesehatan atau pengasuh
pasien.

Farmakologis
Terapi farmakologis atau medikamentosa telah dibuktikan mempunyai efek yang baik
terhadap inkontinensia urin tipe urge dan stres. Obat-obat yang dipergunakan daoat
digolongkan menjadi antikolinergik, antispasmodic, agonis adrenergik a, estrogen topikal, dan
antagonis adrenergik a.
Refrensi :
i. Setiati S, Pramantara IDP. Inkontinensia Urin dan Kandung Kemih Hiperaktif. In: Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2015:3774.
ii. Azis A. Inkontinensia Urin. Makassar: Tumbuh Kembang dan Geriatri; 2018.

Anda mungkin juga menyukai