PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amdel adalah massa yang
terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus
didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada
kanan dan kiri tenggorokan. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal
(adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang
disebut cincin waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Saat virus dan bakteri masuk
sel darah putih. Hal ini akan memicu system kekebalan tubuh untuk
membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bila tonsil
sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan
tonsillitis akut, tonsillitis membranosa dan tonsillitis kronis. Oleh karena itu
1
prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan yang komperhensif pada klien
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
kronis kurang umum dan mungkin disalah artikan dengan kelainan lain seperti
sekitar lima hari dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006).
serangan akut kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap
karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin,
R.M. 1993).
streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain
3
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang
sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Firman sriyono, 2006, 2006).
(Harnawatiaj, 2006).
B. ANATOMI FISIOLOGI
Faring
Tonsil
Merupakan kumpulan jaringan limfosit yang terletak di kanan dan kiri faring di
antara tiang – tiang leung fauces. Tonsil di jelajahi pembuluh darah dan pembuluh
mukosa yang bersambung dengan bagian bawah faring. Permukaan ini penuh
dengan lekukan dan ke dalam lekukan yang banyak ini sejumlah besar kelenjar
limfosit. Dengan demikian tonsil bekerja sebagai garis depan pertahanan dalam
infeksi yang tersebar dari hidung, mulut, dan tenggorokan. Meskipun demikian
tonsil bisa gagal menahan infeksi, yaitu ketika terjadi tonsillitis (peradangan
tonsil)
4
C. ETIOLOGI
selain itu dapat juga disesbabkan oleh Corybacterium diphteriae, namun dapat
Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan
1. Pneumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
5
6
C. Klasifikasi
1. Tonsillitis akut
2. Tonsilitis falikularis
Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa
3. Tonsilitis Lakunaris
Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan
tonsil.
menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan
7
5. Tonsilitis Kronik
makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan
merasa sangat nyeri terutama saat menelan dan membuka mulut disertai dengan
trismus (kesulitan membuka mulut). Bila laring terkena, suara akan menjadi
anterior terdorong ke luar dan uvula terdesak melewati garis tengah. Kelenjar sub
bising.
1. TesLaboratorium
8
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam
tubuh pasien merupkan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan demam
2. Pemeriksaanpenunjang
3. Terapi
F. TONSILEKTOMI
berikut :
9
6. Indikasi khusus anak adalah tonsillitis rekurens yang kambuh lebih dari 3 kali,
gangguan jantung yang berhubungan dengan tonsillitis kronik yang sukar diatasi
dengan antibiotic.
7. Tonsilektomi pada orang dewasa dapat dikerjakan dalam narkose atau dengan
10
G. PATOFISIOLOGI / PATHWAY
Bakteri Virus
(dalam udara & makanan) (dalam udara & makanan)
Tonsillitis
Bersihan jln nafas tidak efektif
Pembesaran tonsil
Peningkatan suhu tubuh
Benda asing di jln nafas
Diprose
s
Obs. mekanik
Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
Tonsilektomi
anoreksia
status nutrisinya. Jika perbesaran tonsil menutupi jalan nafas, maka perlu
kesulitan menelan dan nyeri saat menelan, menyebabkan penurunan nafsu makan
vitamin C dan B.
drainage dari mulut dan faring untuk mencegah aspirasi. Jalan nafas oral tidak
Jika pasien memuntahkan banyak darah dengan warna yang berubah atau
berwarna merah terang pada interval yang sering, atau bila frekuensi nadi dan
pernafasan meningkat dan pasien gelisah, segera beritahu dokter bedah. Perawat
harus mempunyai alat yang disiapkan untuk memeriksa temapt operasi terhadap
pembuang. Jika perlu dilakukan tugas, maka pasien dibawa ke ruang operasi,
terjadi perdarahan berlanjut beri pasien air dan sesapan es. Pasien diinstruksikan
12
untuk menghindari banyak bicara dan bentuk karena hal ini akan menyebabkan
nyeri tengkorak.
normal salin hangat sangat berguna dalam mengatasi lender yang kental yang
mungkin ada. Diet cairan atau semi cair diberikan selama beberapa hari serbet dan
gelatin adalah makanan yang dapat diberikan. Makanan pedas, panas, dingin,
asam atau mentah harus dihindari. Susu dan produk lunak (es krim) mungkin
terbentuk.
13
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Keluhan utama :
- Riwayat kelahiran
- Riwayat imunisasi
media).
- Riwayat hospitalisasi
4. Pengkajian umum
5. Pernafasan
14
T4 : pembesaran melewati garis tengah
6. Nutrisi
7. Aktivitas / istirahat
8. Keamanan / kenyamanan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi
2. Nyeri akut
4. Intoleran aktivitas
5. Ansietas
6. Defisiensi pengetahuan
C. Pemerksaan Penunjang
15
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat.
D. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan
baik adalah :
1. Tonsilitis kronis
2. Otitis media
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
ibuprofen.
Analgesik
2. Penatalaksanaan keperawatan
16
F. Rencana intervensi
Peningkatan Berikan
diatas mengatasi
17
normal Selimuti pasien
Kejang Lakukan tapid
Takikardi sponge
Takipnea Berikan cairan
Kulit terasa intravena
hangat Kompres pasien
pada lipat paha
Faktor
dan aksila
berhubungan :
Tingkatkan
Penurunan Berikan
Dehidrasi mencegah
Pemajanan terjadinya
lingkungan mengigil
yang panas
Temperature regulation
Penyakit
:
Pemakaian
pakaian Monitor suhu
yang tidak minimal tiap 2
sesuai jam
dengan suhu Rencanakan
lingkungan monitoring suhu
Peningkatan secara continue
laju Monitor TD,nadi
metabolisme dan RR
Medikasi Monitor warna
dan suhu kulit
18
Trauma Monitor tanda –
Aktivitas tanda hipertermi
berlebih dan hipotermi
Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pasien
cara mencegah
keletihan akibat
panas
Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan suhu
dan kemungkinan
efek negative dari
kedinginan
Beritahukan
tentang indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
Ajarkan indikasi
19
dari hipotermi
dan penanganan
yang diperlukan
Berikan anti
piretik jika pelu
Monitor
TD,nadi,suhu dan
RR
Catat adanya
fluktasi tekanan
darah
Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
Monitor
TD,nadi,RR,
sebelum, selam,
dan setelah
aktivitas.
monVtor kualitas
dari nadi
20
monitor frekuensi
dan irama
pernafasan
monitor suara
paru
monitor pola
pernafasan
abnormal
monitor
suhu,warna, dan
kelembaban kulit
monitor sianosis
perifer
monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi
yang
melebar,brakikard
i, peningkatan
sistolik)
identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
21
. (00132) Pain level pengkajian nyeri
Domain 12 : Pain control secara
kenyamanan Comfort komperhensif
kelas 1 : level termasuk
kenyamanan fisik lokasi,karakteristi
definisi: k,durasi,
Krteria hasil :
pengalaman sensori frekuensi,kualitas
yang tidak dan faktor
Mampu
menyenangkan dan presipitasi
mengontrol
atau potensial
nyeri (tahu Observasi reaksi
kerusakan abnormal dari
penyebab
pengalaman ketidaknyamanan
nyeri,
emosional yang
mampu Gunakan tehnik
muncul secara komunikasi
menggunak
actual jaringan atau terapeutik untuk
an tehnik
menggambarkan mengetahui
non
adanya kerusakan pengalaman nyeri
farmakologi
(asosiasi studi nyeri pasien
untuk
internasional):
mengurangi Kaji kultur yang
serangan mendadak mempengaruhi
nyeri,
atau pelan respon nyeri
mencari
intensitasnya dari
bantuan) Evaluasi
ringan sampai berat pengalaman nyeri
Melaporkan
yang dapat masa lampau
bahwa nyeri
diantisipasi dengan Evaluasi bersama
berkurang
akhir yang dapat pasien dan tim
dengan
diprediksi dan kesehatan lain
menggunak
dengan durasi tentang
an
22
kurang dari6 bulan. manajemen keidakefektifan
nyeri control nyeri
Batasan Mampu masa lampau
karakteristik : mengenali Bantu pasien dan
laporan nyeri (skala, keluarga untuk
secara verbal intensitas, mencari dan
atau non frekuensi menemukan
verbal dan tanda dukungan
fakta dari nyeri) Control
observasi Menyatakan lingkungan yang
posisi rasa nyaman dapat
antalgic setelah mempengaruhi
untuk nyeri nyeri seperti suhu
menghindari berkurang ruangan,pencahay
nyeri Tanda vital aan dan
gerakan dalam kebisingan
melindungi rentang Kurangi faktor
tingkah laku normal presipitasi nyeri
berhati-hati Pilih dan lakukan
muka topeng penanganan nyeri
gangguan (farmakologi, non
tidur (mata farmakologi dan
sayu,tampak interpersonal)
capek, sulit Kaji tipe dan
atau gerakan sumber nyeri
kacau, untuk
menyeringa) menentukan
. intevensi
23
Terfokus Ajarkan tentang
pada diri teknik non
sendiri farmakologi
Fokus Berikan analgetik
menyempit untuk
(penurunan mengurangi nyeri
persepsi Evaluasi
waktu, keefektifan
kerusakan control nyeri
proses Tingkatkan
berpikir, istirahat
penurunan Kolaborasikan
interaksi dengan dokter
dengan jika ada keluhan
orang dan dan tindakan
lingkungan). nyeri tidak
Tingkah berhasil
laku Monitor
distraksi, penerimaan
contoh: pasien tentang
jalan-jalan, manajemen nyeri
menemui
orang lain
Analgestic administration
dan/atau
aktivitas-
Tentukan lokasi,
aktivitas
karakteristik,
berulang-
kualitas dan
ulang
derajat nyeri
24
Respon sebelum
autonom pemberian obat
(seperti Cek instruksi
diaphoresis, dokter tentang
perubahan jenis obat,dosis
tekanan dan frekuensi
darah, Cek riwayat
perubahan alergi
nafas, nadi Pilih analgestik
dan dilatasi yang diperlukan
pupil) atau kombinasi
Perubahan dari analgestik
autonomic ketika pemberian
dalam tonus lebih dari Satu
otot Tentukan pilihan
(mungkin analgestik
dalam tergantung tipe
rentang dari dan beratnya
lemah ke nyeri
kaku)
Tingkah
laku
ekspertif
(contoh:
gelisah,meri
ntih,
menangis,
waspada,
25
iritabel,
nafas
panjang
/berkeluh
kesah)
Perubahan
dalam nafsu
makan dan
minum
faktor yang
berhubungan :
26
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat ; R & Jong, W.D. (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta ;
EGC
27