Anda di halaman 1dari 62

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Pembangunan nasional di berbagai bidang telah memperbaiki kualitas
kesehatan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat secara umum. Angka
harapan hidup Indonesia telah meningkat secara nyata. Hasil Sensus
Penduduk 2019 menunjukan bahwa penduduk Indonesia telah memiliki
harapan untuk hidup hingga mencapai usia 71,2 tahun. Meningkatnya angka
harapan hidup telah menambah jumlah penduduk lanjut usia (lansia). 1 Lanjut
Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, berdasarkan
Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2008 yang
dipakai untuk pencatatan Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia di Puskesmas
yaitu: usia pra lansia 45-59 tahun, lanjut usia (Lansia) 60-69 tahun dan usia
lanjut risiko tinggi usia 70 tahun atau lanjut usia berumur 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan.2,3
Berdasarkan data WHO tahun 2015, dari penduduk dunia sebesar 7,7
milyar terdapat 901 juta berusia 60 tahun ke atas (12%) dan 105 juta berusia
80 tahun keatas (1,5%). Hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia
termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di
dunia. Berdasarkan data dari Depkes RI, jumlah populasi Lansia di Indonesia
tahun 2019 mencapai 25,9 juta atau 9,77%. Secara global populasi lansia
diprediksi terus mengalami peningkatan. Populasi lansia di Indonesia
diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi lansia di dunia setelah
tahun 2100.2,3
Hasil proyeksi penduduk 2010-2035, Indonesia akan memasuki
periode lansia (ageing), dimana 10% penduduk akan berusia 60 tahun ke atas
di tahun 2020. Adapun sebaran penduduk lansia menurut provinsi pada tahun
2015, dimana provinsi dengan persentase lansia tertinggi adalah DI
Yogyakarta (13,4%) dan terendah adalah Papua (2,8%). Sedangkan DKI
Jakarta dan Jawa Barat menunjukan angka prevalensi 6,5% dan 8,3%.1
Provinsi Jawa Barat termasuk dalam 11 provinsi di Indonesia dengan
kategori berstruktur tua karena populasi lansia mencapai lebih dari 7% dari
populasi penduduknya. Di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta jumlah
penduduk usia lanjut mencapai 9.108 orang dimana jumlah penduduk
diwilayah Puskemas Wanakerta berjumlah 49.102 orang.

2
Struktur ageing population merupakan cerminan dari semakin
tingginya rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia.
Tingginya UHH merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian
pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan. Sejak tahun 2004 -
2019 memperlihatkan adanya peningkatan Usia Harapan Hidup di Indonesia
dari 68,6 tahun menjadi 71,2 tahun dan proyeksi tahun 2030-2035 mencapai
72,2 tahun. Dengan terjadinya peningkatan umur harapan hidup karena
peningkatan taraf hidup dan keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan
dengan akibat meningkatkatnya populasi penduduk lansia.3
Sekitar 80% Lansia mengalami kondisi kronis yang dihubungkan
dengan penyakit degeneratif. Menurut Riskesdas tahun 2017, 10 penyakit
terbanyak yang diderita lansia di Indonesia adalah hipertensi, artritis, stroke,
PPOK, DM, kanker, penyakit jantung koroner, batu ginjal, gagal jantung, dan
gagal ginjal. Dapat dilihat bahwa penyakit kronis dan degeneratif masih
menempati urutan yang tingi dalam penyakit yang diderita lansia. Angka
kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan tergolong sebagai indikator
kesehatan negatif. Semakin rendah angka kesakitan menunjukkan derajat
kesehatan penduduk yang semakin baik. Angka kesakitan penduduk lansia
tahun 2017 sebesar 28,05% artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia
terdapat 28 orang di antaranya mengalami sakit. Bila dilihat
perkembangannya dari tahun 2005-2017, derajat kesehatan penduduk lansia
mengalami peningkatan yang ditandai dengan menurunnya angka kesakitan
pada lansia.2,4,5,6
Program-program kesehatan yang ada saat ini belum cukup
memberikan perhatian terhadap kondisi lansia yang jumlahnya semakin
bertambah. Salah satu contohnya adalah masih kurangnya bentuk pembinaan,
pemeriksaan, pengobatan, dan penyuluhan kepada kelompok lansia ini.
Sehingga diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan dan pembinaan

3
kesehatan terhadap lanjut usia tersebut yang mulai diberikan pada pra lanjut
usia (usia 45-59 tahun).2,7

4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Berdasarkan data dari Depkes RI, jumlah populasi Lansia di
Indonesia tahun 2019 mencapai 25,9 juta atau 9,77%.
1.2.2 Peningkatan angka usia harapan hidup mengakibatkan jumlah
lansia semakin banyak.
1.2.3 Sekitar 80% Lansia mengalami kondisi kronis seperti penyakit
terbanyak yang diderita lansia di Indonesia adalah hipertensi,
artritis, stroke, PPOK, DM, kanker, penyakit jantung koroner, batu
ginjal, gagal jantung, dan gagal ginjal.
1.2.4 Program-program kesehatan yang ada saat ini belum cukup
memberikan perhatian terhadap kondisi lansia yang jumlahnya
semakin bertambah.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui masalah, penyebab masalah, dan
penyelesaian masalah yang terdapat pada program Pelayanan
Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas Wanakerta, Karawang pada
periode Oktober 2018 sampai dengan September 2019
menggunakan pendekatan sistem.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1. Diketahuinya frekuensi pertemuan kelompok lansia per tahun
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta periode Oktober
2018 sampai dengan September 2019.
1.3.2.2. Diketahuinya cakupan penimbangan dan pengukuran tinggi
badan lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta
periode Oktober 2018 sampai dengan September 2019.
1.3.2.3. Diketahuinya cakupan pemeriksaan kesehatan berkala pada
lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta periode
Oktober 2018 sampai dengan September 2019.

5
1.3.2.4. Diketahuinya cakupan pemeriksaan laboratorium pada lansia di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta periode Oktober
2018 sampai dengan September 2019.
1.3.2.5. Diketahuinya cakupan penyuluhan pada lansia di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Wanakerta periode Oktober 2018 sampai
dengan September 2019.
1.3.2.6. Diketahuinya frekuensi kegiatan rujukan pada lansia di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Wanakerta periode Oktober 2018
sampai dengan September 2019.
1.3.2.7. Diketahuinya pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
kesehatan lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta
periode Oktober 2018 sampai dengan September 2019.

6
1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator
1.4.1.1. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama menempuh pendidikan.
1.4.1.2. Memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut melalui strategi Puskesmas
Santun Lansia di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.
1.4.1.3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menjalankan program
Puskesmas khususnya pada Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut dan
merangsang cara berpikir kritis dan ilmiah.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
1.4.2.1. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.
1.4.2.2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran
sertanya di bidang kesehatan.
1.4.2.3. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai
universitas yang menghasilkan dokter yang berkualitas.
1.4.3. Bagi Puskesmas Wanakerta
1.4.3.1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan
program Puskesmas khususnya pada Pelayanan Pelayanan
Kesehatan Usia Lanjut disertai dengan usulan atau saran sebagai
pemecahan masalahnya.
1.4.3.2. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih
mengaktifkan program Puskesmas Santun Lansia sehingga
memenuhi target cakupan program.
1.4.3.3. Memberikan masukan dalam meningkatkan kerjasama dan
membina peran serta masyarakat dalam melaksanakan program
Puskesmas Santun Lansia secara optimal.
1.4.4. Bagi Masyarakat
1.4.4.1. Memperbaiki program sehingga pelayanannya menjadi lebih baik
bagi masyarakat.
7
1.4.4.2. Sumber informasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat
meningkatkan kesejahteraan dan taraf kualitas hidup dengan
mengikuti program Puskesmas Santun Lansia.

1.5. Sasaran
Seluruh penduduk laki-laki dan perempuan yang berusia 45-59 tahun
(pra Lansia), berusia 60-69 tahun (Lanjut usia), lansia risiko tinggi yang
berusia ≥ 70 tahun atau ≥ 60 tahun di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta
periode Oktober 2018 sampai dengan September 2019.

8
Bab II
Materi dan Metoda
2.1. Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil
kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Pelayanan Kesehatan Kelompok
Usia Lanjut di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta, Karawang periode Oktober
2018 sampai dengan September 2019, yang dilaksanakan oleh 10 Posyandu
Lansia dari 10 desa binaan Puskesmas Wanakerta, yang berisi kegiatan :

1. Catatan frekuensi pertemuan kelompok lansia


2. Catatan jumlah lansia dan kader yang hadir dalam kegiatan
3. Catatan jumlah pralansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan
4. Catatan jumlah lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan
5. Catatan jumlah lansia risiko tinggi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan
6. Catatan frekuensi kegiatan senam lansia

2.2 Metoda

Evaluasi Program ini dilaksanakan dengan cara membandingkan cakupan


program pelayanan kesehatan kelompok usia lanjut terhadap target yang sudah
direncanakan selama periode Oktober 2018 sampai dengan September 2019
dengan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan diinterpretasikan

9
dengan pendekatan sistem. Data dibandingkan dengan tolok ukur menggunakan
pendekatan sistem sehingga ditemukan masalah pada program pelayanan
kesehatan kelompok usia lanjut. Apabila masalah yang ditemukan banyak, maka
dilakukan prioritas masalah. Pemecahan masalah diberikan dalam bentuk usulan
dan saran berdasarkan penyebab dari masing-masing unsur keluaran, dengan
menggunakan pendekatan sistem.

10
Bab III
Kerangka Teoritis

3.1. Bagan Teori Pendekatan Sistem

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling


dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem
tersebut, terdiri dari tenaga, sarana, dana dan metode.
2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi
keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang
dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak
dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem,
terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik

11
5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi
sistem tersebut
6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu
sistem.

12
Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan,
umpan balik, dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus
dicapai dalam program Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut.

13
Bab IV
Penyajian Data

4.1 Sumber Data


Sumber data yang digunakan, diambil dari:
- Data geografis Puskesmas Wanakerta, Kecamatan Teluk Jambe, Kabupaten
Karawang tahun 2018
- Data demografis wilayah Puskesmas Wanakerta, Kecamatan Teluk Jambe,
Kabupaten Karawang tahun 2018
- Laporan Bulanan kegiatan kesehatan usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas
Wanakerta periode Oktober 2018 sampai dengan September 2019.

4.2. Data Umum


4.2.1.Data Geografi
Puskesmas Wanakerta merupakan puskesmas induk yang berada di
wilayah Kecamatan Telukjambe Barat. Lokasi gedung Puskesmas
Wanakerta terletak di desa Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat,
Kabupaten Karawang. Luas wilayah kerja Puskesmas Wanakerta adalah
6.107 Ha, yang terdiri dari tanah darat 4.064 Ha dan 2.043 Ha persawahan.
Puskesmas Wanakerta berjarak sekitar 5 km dari kantor Kecamatan
Telukjambe Barat dan sekitar 15 km dari Kantor Pemda Kabupaten
Karawang dengan waktu tempuh sekitar 30 menit menggunakan kendaraan
roda empat. Puskesmas Wanakerta memiliki wilayah kerja terdiri dari 10
desa, 20 dusun, 40 RW, dan 112 RT dengan jarak desa terjauh 7,5 km dari
Puskesmas Wanakerta dengan waktu tempuh 45 menit dengan kendaraan
roda empat dan 30 menit dengan kendaraan roda dua.

14
Secara administratif wilayah kerja Puskesmas Wanakerta terdiri dari
10 (sepuluh) desa dan berikut nama-nama desa tersebut adalah :
1. Wanajaya
2. Wanakerta
3. Wanasari
4. Karangmulya
5. Mulyajaya
6. Mekarmulya
7. Parungsari
8. Karangligar
9. Margamulya
10. Margakaya
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Wanakerta adalah
sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Wadas.
- Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Pangkalan.
- Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bekasi.
- Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Ciampel.

4.2.2.Data Demografi
4.2.2.1 Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta pada Tahun
2018 adalah 49.1022 jiwa dan meliputi 17.418 Kepala Keluarga.

Tabel 4.1 Jumlah Jiwa dan KK UPTD Wanakerta Tahun 2018


No Desa Jumlah Jumlah
Penduduk KK

1 Wanajaya 4.965 2.325


2 Wanakerta 5.533 2.411
3 Wanasari 4627 1.917
4 Karangmulya 6326 2.323
5 Mulyajaya 4230 1.010
6 Mekarmulya 3936 844
7 Margamulya 4605 1.427
15
8 Margakaya 5460 1.825
9 Karangligar 4319 2.088
10 Parungsari 5101 1.218
Jumlah 49.102 17.418
Sumber : Data demografi wilayah kerja Puskesmas Wanakerta Tahun
2018

4.2.2.2 Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki sebanyak


25.224 jiwa dan perempuan 24.328 jiwa.
4.2.2.3 Klasifikasi penduduk berdasarkan mata pencaharian di wilayah kerja
Puskesmas Wanakerta adalah buruh 54,06%, petani 40,02%, karyawan
swasta 0,91% , lain-lain 4,48%.
4.2.2.4 Tingkat Pendidikan penduduk di wiayah kerja UPTD
Puskesmas Wanakerta sebagian besar yaitu Tamat SMA 6,74% SMP
20,42% SD 35,54% tidak sekolah 35,37%, lain-lain 1,93%

4.2.3. Data Fasilitas Kesehatan


Jenis fasilitas kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas
Wanakerta antara lain:
1. Puskesmas rawat inap : 1 buah
2. Puskesmas keliling : 9 buah
3. Puskesmas pembantu : 2 buah
4. Ambulans Pusling : 1 buah

16
4.2.4. Data Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta:
1. Taman Kanak-Kanak : 4 buah
2. SD Negeri : 13 buah
3. Madrasah Ibtidaiyah : 3 buah
4. SMP : 2 buah
5. Pondok Pesantren : 3 buah
6. RaudhatulAthfal / RA : 1 buah
7. S M A : 3 buah
4.3 Data Khusus
4.3.1. Masukan
Tenaga
 Pimpinan Puskesmas : 1 orang
 Dokter Umum : 2 orang
 Bidan : 23 orang
 Dokter Gigi : 1 orang
 Koordinator dan Pelaksana Program : 1 orang
 Petugas Pendaftaran : 2 orang
 Petugas Farmasi : 2 orang
 Petugas Laboratorium : 1 orang
Dana
 Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) : Ada
Sarana
 Sarana Medis
- Stetoskop
Dalam gedung : 2 buah
Luar gedung : 1 buah
- Tensimeter
Dalam gedung : 2 buah

17
Luar gedung : 1 buah
- Timbangan berat badan
Dalam gedung : 1 buah
Luar gedung : 1 buah

18
- Pengukur Tinggi badan
Dalam gedung : 1 buah
Luar gedung : 1 buah
- Labolatorium (lab sederhana)
Dalam gedung :1
Luar gedung :1
- KMS Lansia
Dalam gedung : Ada
Luar gedung : Ada

 Sarana Non Medis


- Loket pendaftaran khusus lansia : Tidak ada
- Balai pengobatan khusus lansia : Ada
- Ruang konseling khusus lansia : Ada
- Loket obat khusus lansia : Tidak ada
- Ruang pelayanan rujukan khusus lansia : Tidak ada
- Buku pencatatan kegiatan : Ada
- Alat peraga penyuluhan : Tidak ada
- Spanduk/leaflet/brosur/pamflet : Ada

Metode
 Frekuensi kegiatan Posyandu Lansia
Frekuensi pertemuan Posyandu Lansia dijadwalkan teratur minimal 1x
perbulan untuk setiap desa.
 Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan serta pemeriksaan
aktifitas sehari-hari
Penimbangan dilakukan dengan cara lansia berdiri tegak tanpa alas kaki
kemudian tinggi badan diukur dengan menggunakan alat pengukur tinggi
badan. Hasil pengukuran berat dan tinggi badan dicantumkan ke dalam
KMS. Dan menanyakan bagaimana kegiatan dasar dalam kehidupan,
19
seperti makan/minum, buang air kecil/besar, naik turun tempat tidur dan
sebagianya.

20
 Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan dengan cara melakukan
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan status mental dan mencatat
keluhan Lansia pada saat datang ke puskesmas atau pada saat hadir pada
kegiatan Posbindu yang dilakukan sebulan sekali di tiap desa kemudian
dicantumkan ke dalam buku pemantauan kesehatan pribadi Lansia.
 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan dilakukan atas indikasi pada lansia yang datang ke
Puskesmas ataupun Posyandu Lansia yang dilakukan di setiap desa.
Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan gula darah, kadar
hemoglobin, kolesterol, asam urat, dan protein dalam urin.
 Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan di dalam gedung Puskesmas ataupun di luar gedung
saat pelaksanaan Posyandu Lansia dengan topik yang berhubungan dengan
penyakit-penyakit yang sering diderita oleh lansia dan bagaimana cara
lansia memperbaiki kualitas hidup dalam rangka menghindari penyakit-
penyakit tersebut. Penyuluhan juga dapat dilakukan saat melakukan
kunjungan ke rumah.
 Kegiatan Rujukan
Memberikan pelayanan rujukan di puskesmas yang dapat dilakukan secara
vertikal dari tingkat pelayanan dasar ke tingkat pelayanan spesifik di
rumah sakit, atau secara horizontal ke sarana tingkat pelayanan yang
mempunyai sarana lebih lengkap.
 Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP2TP).
Pencatatan dilakukan setiap kali selesai kegiatan Posyandu Lansia dan
pelaporan dilakukan setiap bulan, dimana laporan tersebut kemudian
disampaikan ke pengelola SP2TP puskesmas, untuk dilakukan
rekapitulasi dan kemudian hasilnya dilakukan untuk evaluasi. Pelaporan

21
juga dilakukan setiap bulannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Karawang.
 Kegiatan Penunjang Lansia
Kegiatan olahraga antara lain senam, gerak jalan santai, dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran. Kegiatan ini biasanya
dilaksanakan setiap satu bulan sekali.
 Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral
Kegiatan lintas sektoral dalam upaya kesehatan lanjut usia dilakukan
dengan
pengajian dan ceramah agama yang diberikan oleh tokoh-tokoh agama
setempat di
luar puskesmas. Agar menarik perhatian sehingga datang ke Posyandu
Lansia.

22
4.3.2. Proses
A) Perencanaan
 Frekuensi kegiatan Posyandu Lansia
Dilakukan kegiatan posbindu menggunakan sistem 5 meja di masing-
masing desa yang dilakukan oleh kader didampingi petugas program
Lansia. Pada setiap awal bulan dijadwalkan pelaksanaan kegiatan
Posyandu Lansia di setiap desa yang dilakukan pukul 08.00-11.00 WIB.
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan serta pemeriksaan aktifitas
sehari-hari
Dilakukan 1 bulan sekali oleh petugas Posyandu Lansia atau kader di
masing-masing Posyandu Lansia pada pukul 08.00-11.00. Dilakukan di
dalam gedung setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Puskesmas
Wanakerta pada pukul 08.00-14.30.
 Pemeriksaan kesehatan berkala
Dilakukan 1 bulan sekali dengan memeriksa tekanan darah, status mental,
dan pencatatan keluhan lansia oleh petugas Posyandu Lansia atau kader di
masing-masing Posyandu Lansia pukul 08.00-11.00. Dilakukan di dalam
gedung dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Puskesmas
Wanakerta pada pukul 08.00-12.00 WIB.
 Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan laboratorium di puskesmas setiap hari kerja atau
pemeriksaan gula darah sewaktu di Posyandu Lansia setiap bulan atas
indikasi oleh petugas laboratorium di Puskesmas Wanakerta atau petugas
lansia di Posyandu Lansia pukul 08.00-11.00 WIB.
 Penyuluhan
Dilakukan 1 bulan sekali dengan pemberian materi kesehatan lansia oleh
petugas Posyandu Lansia atau kader di masing-masing Posyandu Lansia.
Materi penyuluhan yang disampaikan meliputi penyakit-penyakit yang
sering diderita oleh lansia, cara hidup sehat pada lansia, makanan yang
dianjurkan dan dipantang, dan masalah kesehatan lainnya. Dilakukan di
23
dalam gedung penyuluhan secara perorangan dilakukan oleh petugas
kesehatan, baik dokter maupun perawat, pada setiap pasien yang datang
berobat ke BP puskesmas Senin-Sabtu pukul 08.00-12.00 WIB setelah
selesai dilakukan pemeriksaan.
 Kegiatan Rujukan
 Memberikan pelayanan rujukan di puskesmas yang dapat dilakukan secara
vertikal dari tingkat pelayanan dasar ke tingkat pelayanan spesifik di
rumah sakit, atau secara horizontal ke sarana tingkat pelayanan yang
mempunyai sarana lebih lengkap.
 Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan setiap selesai kegiatan Posyandu Lansia oleh
petugas posyandu
lansia atau kader. Pelaporan dilakukan akhir bulan oleh petugas program
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas Wanakerta.
 Senam Lansia
Dilakukan 1 bulan sekali oleh petugas lansia atau kader di masing-masing
posyandu
lansia
 Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral
Dilakukan 1 bulan sekali dengan berbagai jenis kegiatan oleh petugas
lansia dan
kader di masing-masing Posyandu Lansia yang melibatkan tokoh
masyarakat
setempat.
B) Pengorganisasian
Pengorganisasian tertulis dan pembagian tugas dalam melaksanankan
program Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di UPTD Puskesmas
Wanakerta, Karawang.

24
Struktur Organisasi Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Puskesmas Wanakerta 2018

Bagan 1. Struktur Organisasi Bagian Upaya Kesehatan Kelompok Lansia di


Puskesmas Wanakerta (terlampir)

Kepala Puskesmas
Guruh Sapta, SKM
Kepala Tata Usaha
Hj. Laela Jamilah, SKM
Koordinator Program Lansia
Hj. Atikah Nurlatipah, Am keb

Pelaksana Program Lansia


Hj. Atikah Nurlatipah, Am keb
C) Pelaksanaan
 Frekuensi kegiatan Posyandu Lansia
Kegiatan Posyandu Lansia dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah
ditentukan, yaitu dilakukan 1 bulan sekali untuk setiap desa. Namun tidak
memakai sistem 5 meja dikarenakan kurangnya tenaga dan sarana.
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan serta pemeriksaan kegiatan
sehari-hari
Dilakukan 1 bulan sekali oleh petugas Posyandu Lansia atau kader di
masing-masing Posyandu Lansia dan saat pelayanan kesehatan di poli
lansia puskesmas oleh petugas kesehatan, namun tidak semua lansia yang
datang di lakukan penimbangan dan diperiksa kegiatan sehari-hari nya.
 Pemeriksaan kesehatan berkala
Dilakukan 1 bulan sekali dengan memeriksa tekanan darah dan pencatatan
keluhan lansia oleh petugas Posyandu Lansia atau kader di masing-masing
Posyandu Lansia atauaat pelayanan kesehatan di poli lansia puskesmas

25
oleh petugas kesehatan. Namun tidak semua lansia yang datang melakukan
pemeriksaan kesehatannya.

26
 Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan laboratorium di puskesmas setiap hari kerja atas
indikasi atau pemeriksaan gula darah sewaktu di Posyandu Lansia setiap
bulan namun tidak dilakukan pencatatan sesuai dengan usia.
 Penyuluhan
Dilakukan 1 bulan sekali dengan pemberian materi kesehatan lansia oleh
petugas Posyandu Lansia atau kader di masing-masing Posyandu Lansia.
Namun tidak setiap desa mendapatkan penyuluhan setiap bulannya.
 Kegiatan Rujukan
Kegiatan rujukan selalu diusahakan untuk dilakukan, namun pasien sering
kali menolak untuk dirujuk dengan beberapa alasan antara lain; masalah
biaya, transportasi, pendamping, dan sebagainya.
 Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan selalu diusahakan untuk dilakukan setiap selesai kegiatan
Posyandu Lansia oleh petugas Posyandu Lansia atau kader. Dan pelaporan
dilakukan akhir bulan oleh petugas program Pelayanan Kesehatan Usia
Lanjut di Puskesmas Wanakerta, namun sering kali hasil pelaporan tidak
ada dengan alasan: kader yang berganti-ganti dan data tidak diserah
terimakan dari kader sebelumnya.
 Senam Lansia
Dilakukan 1 bulan sekali di Puskesmas Wanakerta oleh petugas lansia dan
kader Posyandu Lansia yang telah dibimbing di masing-masing posbindu.
 Pelaksaan kegiatan lintas sektoral
Upaya dilakukannya kegiatan lintas sektoral seperti pengajian agama
sudah dilakukan namun tidak adanya pencatatan dari kegiatan tersebut.
D) Pengawasan
 Pencatatan dan pelaporan
- Bulanan.
 Rapat

27
- Rapat evaluasi bulanan dilakukan pada awal bulan berikutnya.

28
4.3.3. Keluaran
a) Frekuensi Posyandu Lansia : 12 kali dalam 1 tahun
b) Kehadiran kader saat Posyandu Lansia : 3 orang tiap desa
c) Cakupan Pelayanan Kesehatan

a. Cakupan lansia sehat yang mendapatkan pelayanan kesehatan

Jumlah lansia sehat yang mendapatkan pelayanan kesehatan terdiri dari pralansia
(45-59 tahun) dan 50% kelompok lansia (60-69 tahun) periode Oktober 2018-
September 2019 sebanyak 6.870 orang. Sedangkan jumlah seluruh
anggota kelompok lansia adalah 35.239 orang. Cakupan lansia sehat yang
mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Wanakerta Periode
oktober 2018- September 2019 :
Cakupan Pelayanan Kesehatan = Jumlah Lansia sehat yang mendapatkan pelayanan keshatan x100%
Jumlah seluruh anggota kelompok lansia

=xxxxxxx X 100%
Xxxxxx
=xx%

Target cakupan pelayanan kesehatan pralansia selama 12 bulan adalah 100%,


maka besar masalah

Cakupan lansia sakit yang mendapat pelayanan kesehatan


Jumlah lansia yang mendapat pelayanan kesehatan terdiri dari lansia risiko tinggi
(≥ 70 tahun) dan 50% kelompok lansia (60-69 tahun) periode Oktober 2018
sampai September 2019 sebanyak 2.523 orang. Sedangkan jumlah seluruh
anggota kelompok lansia adalah 35.239 orang. Cakupan lansia sakit yang
mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Klari periode
Oktober 2018- September 2019 :
Cakupan Pelayanan Kesehatan = Jumlah Lansia sakit yang mendapatkan pelayanan keshatan x100%
Jumlah seluruh anggota kelompok lansia

=xxxxxxx X 100%
Xxxxxx
=xx%

29
Target cakupan pelayanan kesehatan pralansia selama 12 bulan adalah 100%,
maka besar masalah
b. Senam Lansia
Tidak ada data frekuensi pelaksanaan senam lansia periode Oktober 2018 sampai
September 2019 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Klari.

4.3.4 Lingkungan
a) Fisik :
 Lokasi : Lokasi Posyandu Lansia mudah dijangkau oleh para lansia
dengan sarana transportasi yang ada (sepeda motor). Terdapat akses
jalan yang bisa dilalui sepeda motor yang mudah dijangkau. Sebagian
jalan masih berlubang-lubang dan masih banyak jalan yang belum
diaspal (berbatu-batu) tidak mempengaruhi pelaksanaan program
secara signifikan.
 Iklim : Iklim tidak mempengaruhi pelaksanaan program di lapangan.
 Fasilitas kesehatan lain : Tersedia fasilitas kesehatan lain dan dapat
bekerja sama dengan baik
b) Non Fisik:
 Tingkat pendidikan masyarakat yaitu mayoritas penduduk dengan
tamat SMA 6,74% SMP 20,42% SD 35,54% tidak sekolah 35,37%,
lain-lain 1,93%, sehingga kesadaran akan pentingnya menjaga
kesehatan di usia tua kurang.
 Keadaan sosial ekonomi masih rendah yaitu dengan mayoritas mata
pencaharian sebagai petani yaitu buruh 54,06%, dan petani 40,02%
 Agama mayoritas yaitu Islam sebesar 99,99%.

30
4.3.5 Umpan Balik
 Terdapat pencatatan dan pelaporan setiap bulan, sesuai dengan waktu dan
dibagi berdasarkan usia yang akan dapat digunakan sebagai masukan
untuk perencanaan program Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut selanjutnya.

 Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan setiap bulannya untuk


monitoring dan mengevaluasi program yang telah dijalankan

4.3.6 Dampak
a) Dampak Langsung : diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan lansia
dan mewujudkan lansia yang mandiri.
b) Tidak Langsung : diharapkan dapat meningkatkan angka harapan hidup

31
Bab V
Pembahasan
5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1 Cakupan lansia sehat 100% 11,36% (+) 88,64%


yang mendapatkan
pelayanan kesehatan
2 Cakupan lansia sakit 100% 64,13% (+) 35,87%
yang mendapatkan
pelayanan keehatan

5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan


No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1 Sarana
Medis :
ada
- Buku kesehatan lansia tidak semua (+)
lansia
ada memiliki
- Pengukur tinggi badan
di luar gedung tidak ada
ada (+)
Non medis :
ada
‐ Loket khusus lansia
‐ Ruang konseling ada tidak ada (+)
khusus lansia ada
‐ Loket obat khusus
tidak ada (+)
lansia ada
‐ Ruang pelayanan
ada tidak ada (+)
rujukan khusus lansia
‐ Alat peraga

32
penyuluhan tidak ada (+)

tidak ada (+)

tidak ada (+)

5.3 Masalah Menurut Variabel Proses


No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Perencanaan Terdapat Tidak terdapat (+)
perencanaan perencanaan
tertulis tertulis sesuai
mengenai kaidah
jadwal kegiatan perencanaan
menangani
jadwal kegiatan
2. Pengorganisasian Terdapat Tidak (+)
pengaturan dan dilakukannya
pembagian pembagian
tugas yang tugas secara
teratur terstruktur dan
adanya rangkap
jabatan

3. Pelaksanaan
a. Frekuensi Dilakukan satu Dilakukan satu
pelaksanaan bulan satu kali bulan satu kali,
pertemuan setiap desa di desa tertentu, (+)
33
kegiatan belum adanya
posbindu jadwal pasti dan
lansia kurang
lengkapnya
pencatatan
kegiatan.

b. Pemeriksaan Dilakukan Dilakukan (+)


kesehatan kepada lansia pemeriksaan
pada saat aktivitas
berobat ke kegiatan sehari-
balai hari, status
pengobatan mental dan
puskesmas atau penimbangan
minimal satu berat badan
kali dalam pada saat
sebulan setiap posbindu, dan
kali diadakan kunjungan ke
posyandu BPU
lansia dan Puskesmas
diisi di dalam Wanakerta,
buku kesehatan tidak diukur TB
lansia nya

- Tidak ada
pencatatan ke
dalam buku
kesehatan lansia
c. Pemeriksaan Dilakukan -Pemeriksaan
laboratorium pemeriksaan rutin setiap tiga (+)

34
sederhana laboratorium bulan belum
berkala setiap 3 dilakukan
bulan pada - Tidak ada
lansia laboratorium
sederhana di
luar gedung.
Pemeriksaan
laboratorium
hanya
berdasarkan
indikasi
penyakit saja

d. Penyuluhan Dilakukan Kurangnya (+)


kunjungan penyuluhan di
rumah untuk dalam dan luar
lansia yang gedung.
tidak datang ke Kurangkegiata
pertemuan n penyuluhan
ke rumah bagi
lansia yang
tidak hadir

e. Senam lansia Dilakukan setiap Tidak (+)


satu minggu dilaksanakan
satu kali dalam secara teratur
gedung setiap minggu,
melainkan
tergantung pada

35
waktu yang
dimiliki oleh
koordinator dan
kader setempat

f. Rujukan Memberikan Ada beberapa (+)


lansia pelayanan lansia yang
rujukan baik tidak ingin
secara vertikal dirujuk kerena
maupun secara alasannya tidak
horizontal ada yang
menunggu dan
biaya selama di
RS

36
Bab VI
Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi Program Kesehatan Lansia di
Puskesmas Kecamatan Wanakerta periode Oktober 2018 sampai dengan
September 2019, sebagai berikut:

6.1 Masalah menurut keluaran :


A. Rendahnya cakupan lansia sehat yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebesar 11,36% dari target 100% (masalah sebesar 88,64%)
B. Rendahnya cakupan lansia sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebesar 64,13% dari target 100% (masalah sebesar 35,87%)

6.1 Masalah menurut unsur lain (penyebab lain)


 Dari masukan
‐ Tidak ada kader khusus lansia, kader yang diberdayakan adalah
kader posyandu KIA
‐ Kurangnya sarana dan prasarana yang sesuai dengan strategi
Puskesmas Santun Lansia, seperti buku kesehatan lansia, alat
pengukur tinggi badan, loket pendaftaran khusus lansia, ruang
konseling khusus lansia, loket obat khusus lansia, ruang pelayanan
rujukan khusus lansia, dan alat peraga penyuluhan. Untuk buku
kesehatan lansia, sudah beberapa lansia memiliki namun belum
semua lansia mempunyai buku tersebut dan pendataan siapa saja
yang sudah memiliki buku tersebut. Alat peraga penyuluhan yang
ada berupa leaftlet tentang penyakit, seperti TBC, DM, hipertensi,
dan katarak.
 Dari proses
‐ Tidak terdapat perencanaan tertulis menangani jadwal kegiatan
‐ Tidak dilakukannya pembagian tugas secara terstruktur dan adanya
rangkap jabatan yaitu programmer juga memegang program
puskesmas keliling
‐ Struktur organisasi yang dibuat oleh Puskesmas belum
mencantumkan tugas masing-masing bagian dalam pelaksanaan
37
program kesehatan lansia. Tidak ditemukan pembagian yang jelas
antara siapa yang akan melakukan konseling dan penyuluhan
kelompok, siapa yang akan melakukan kunjungan rumah, serta
siapa yang akan melakukan pemeriksaan laboratorium.
Kekurangan dari pembuatan struktur ini akan berdampak pada
hasil cakupan program kesehatan lanjut usia
‐ Tidak semua lansia diukur tinggi badannya di Posbindu
‐ Tidak adanya pemeriksaan laboratorium rutin setiap tiga bulan
serta pemeriksaan laboratorium sederhana diluar gedung
‐ Kurang dilakukannya penyuluhan ke rumah lansia yang tidak
mengikuti kegiatan posbindu .
‐ Kurangnya pencatatan hasil kegiatan lansia baik di dalam maupun
di luar gedung
‐ Kegiatan senam lansia tidak dilakukan sesuai jadwal

 Dari Lingkungan
‐ Kurangnya kesadaran lansia terhadap pentingnya pemeriksaan
kesehatan dan pemeriksaan laboratorium baik dalam kunjungan
langsung ke Puskesmas maupun melalui kegiatan Posbindu
‐ Kurangnya kesadaran dan partisipasi keluarga lansia dan
masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam upaya kesehatan
lansia

38
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah menurut Keluaran
a. Rendahnya cakupan lansia Sehat yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sebesar 11,36% dari target 100% (masalah sebesar 88,64%)
b. Rendahnya cakupan lansia Sakit yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sebesar 64,13% dari target 100% (masalah sebesar 35,87%)

39
Bab VIII
Penyelesaian Masalah

8.1 Rendahnya Cakupan Lansia Sehat yang Mendapatkan Pelayanan


Kesehatan

Cakupan lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas


Kecamatan Wanakerta periode Oktober 2018-September 2019 sebesar 64,13%
dari target 100% (masalah sebesar 35,87%)
Penyebab :
- Tidak adanya sarana seperti alat pengukur tinggi badan di
masing-masing posbindu lansia di desa-desa, buku khusus
lansia yang belum dimiliki oleh semua lansia dan prasarana
khusus lansia seperti loket pendaftaran khusus lansia, ruang
konseling khusus lansia, loket obat khusus lansia, ruang
pelayanan rujukan khusus lansia, dan alat peraga penyuluhan
- Belum maksimalnya pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan
lansia karena belum semua lansia memiliki buku kesehatan
lansia
- Tidak ada jadwal yang pasti pada minggu ke berapa dalam
sebulan untuk dilakukannya kegiatan ini
- Tidak ada pembagian tugas dengan jelas secara tertulis dalam
struktur organisasi siapa yang akan melaksanakan pemeriksaan
kesehatan
- Pemeriksaan laboratorium sederhana rutin setiap tiga bulan
belum dilakukan
- Tidak ada laboratorium sederhana di luar gedung
- Pelaksanaan penyuluhan di dalam dan di luar gedung belum
teratur dilaksanakan setiap bulan dan penyuluhan pada lansia
tidak dijadwalkan sehingga tidak rutin dilakukan

40
- Pelaksanaan program hanya menunggu lansia untuk datang
sehingga kurang dilakukannya penyuluhan ke rumah lansia
yang tidak mengikuti kegiatan posbindu
- Minimnya alat peraga penyuluhan
- Penyuluhan hanya dilakukan oleh petugas kesehatan,
sementara kader terlatih tidak ikut serta dalam memberikan
penyuluhan
- Masih kurangnya kehadiran lansia dalam pelaksanaan kegiatan

Penyelesaian masalah :
- Membuat perencanaan pasti mengenai jadwal kegiatan yang
memenuhi kaidah perencanaan yaitu berisi 5W + 1 H serta dana
yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan
- Melengkapi sarana seperti buku kesehatan lansia, alat pengukur
tinggi badan dan prasarana seperti loket pendaftaran khusus
lansia, ruang konseling khusus lansia, loket obat khusus lansia,
ruang pelayanan rujukan khusus lansia, dan alat peraga
penyuluhan di dalam gedung agar lansia lebih merasa aman dan
nyaman ketika melakukan pemeriksaan kesehatan
- Membuat pembagian tugas dengan jelas secara tertulis agar
masing petugas mengetahui dan melaksanakan tugasnya dengan
maksimal
- Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana rutin tiga bulan
sekali sebagai suatu penapisan atau skrining dan melengkapi
sarana seperti dipstik untuk pemeriksaan urin
- Melakukan pelatihan kader, terutama dalam hal untuk menyuluh
masyarakat, sehingga pelaksanaan penyuluhan dapat dibantu
juga oleh kader terlatih
- Menyusun materi penyuluhan yang menarik dan menyediakan
alat peraga penyuluhan seperti brosur, spanduk, presentasi
power point, ataupun video supaya lebih menarik minat lansia
dan lebih mudah dimengerti oleh lansia

41
- Memotivasi lansia dan membangun kerjasama dengan keluarga
agar dapat berperan serta dalam mendukung, mengantarkan
serta menemani lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

8.2 Rendahnya Cakupan Lansia Sakit yang Mendapatkan Pelayanan


Kesehatan

Cakupan lansia risiko tinggi yang mendapatkan pelayanan di Puskesmas


Kecamatan Wanakerta Oktober 2018 – September 2019 kesehatan sebesar 12,85%
dari target 100% (masalah sebesar 87,15%)
Penyebab :
- Tidak adanya sarana seperti alat pengukur tinggi badan di
masing-masing posbindu lansia di desa-desa, buku khusus
lansia yang belum dimiliki oleh semua lansia dan prasarana
khusus lansia, seperti loket pendaftaran khusus lansia, ruang
konseling khusus lansia, loket obat khusus lansia, ruang
pelayanan rujukan khusus lansia, dan alat peraga penyuluhan
- Belum maksimalnya pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan
lansia karena belum semua lansia memiliki buku kesehatan
lansia
- Tidak ada jadwal yang pasti pada minggu ke berapa dalam
sebulan untuk dilakukannya kegiatan ini
- Tidak ada pembagian tugas dengan jelas secara tertulis dalam
struktur organisasi siapa yang akan melaksanakan pemeriksaan
kesehatan
- Tidak ada laboratorium sederhana di luar gedung
- Pelaksanaan penyuluhan di dalam dan di luar gedung belum
teratur dilaksanakan setiap bulan dan penyuluhan pada lansia
tidak dijadwalkan sehingga tidak rutin dilakukan
- Pelaksanaan program hanya menunggu lansia untuk datang
sehingga kurang dilakukannya penyuluhan ke rumah lansia
yang tidak mengikuti kegiatan posbindu
42
- Minimnya alat peraga penyuluhan
- Penyuluhan hanya dilakukan oleh petugas kesehatan,
sementara kader terlatih tidak ikut serta dalam memberikan
penyuluhan
- Masih kurangnya kehadiran lansia dalam pelaksanaan kegiatan

Penyelesaian masalah :
- Membuat perencanaan pasti mengenai jadwal kegiatan yang
memenuhi kaidah perencanaan yaitu berisi 5W + 1 H serta dana
yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan
- Melengkapi sarana seperti buku kesehatan lansia, alat pengukur
tinggi badan dan prasarana seperti loket pendaftaran khusus
lansia, ruang konseling khusus lansia, loket obat khusus lansia,
ruang pelayanan rujukan khusus lansia, dan alat peraga
penyuluhan di dalam gedung agar lansia lebih merasa aman dan
nyaman ketika melakukan pemeriksaan kesehatan serta
laboratorium luar gedung.
- Membuat pembagian tugas dengan jelas secara tertulis agar
masing petugas mengetahui dan melaksanakan tugasnya dengan
maksimal
- Melakukan pelatihan kader, terutama dalam hal untuk menyuluh
masyarakat, sehingga pelaksanaan penyuluhan dapat dibantu
juga oleh kader terlatih
- Menyusun materi penyuluhan yang menarik dan menyediakan
alat peraga penyuluhan seperti brosur, spanduk, presentasi
power point, ataupun video supaya lebih menarik minat lansia
dan lebih mudah dimengerti oleh lansia
- Memotivasi lansia dan membangun kerjasama dengan keluarga
agar dapat berperan serta dalam mendukung, mengantarkan
serta menemani lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

43
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program upaya kesehatan Lansia yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di UPDT Puskesmas DTP
Wanakerta, Kabupaten Karawang periode Oktober 2018 sampai dengan
September 2019 didapatkan data bahwa:
a. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan program upaya
kesehatan usia lanjut yaitu sebanyak 12 kali/12 bulan dari target
minimal 12 kali per tahun. Jumlah kehadiran kader pada saat setiap
pelaksanaan kegiatan program upaya kesehatan usia lanjut yaitu
sebanyak 3-4 orang.
b. Cakupan lansia sehat yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar
11,36% dari target 100% (masalah sebesar 88,64%)
c. Cakupan lansia sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar
64,13% dari target 100% (masalah sebesar 35,87%)
d. Tidak ada data frekuensi kegiatan senam lansia di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Wanakerta.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil pencapaian


program kesehatan lansia di Puskesmas Kecamatan Wanakerta belum
mencapai target yang telah ditentukan. Dari data tersebut, yang menjadi
prioritas masalah, adalah:
1. Rendahnya cakupan lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebesar 64,13% dari target 100% (masalah sebesar 35,87%)
2. Rendahnya cakupan lansia risiko tinggi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sebesar 12,85% dari target 100% (masalah
sebesar 87,15%)

44
9.2 Saran
9.2.1 Bagi Kepala Puskemas Wanakerta
-. Membuat dan membagikan tugas secara jelas kepada setiap
orang yang tercantum dalam struktur organisasi program lansia

-. Mengawasi apakah para petugas sudah menjalankan tugasnya


sesuai SOP yang berlaku

-. Mengajukan pengadaan sarana seperti dan prasarana seperti yang


masih kurang di Puskesmas Kecamatan Wanakerta demi
mewujudkan Puskesmas santun lansia

9.2.2 Bagi Koordinator Program Lansia Puskesmas Wanakerta


-. Membuat perencanaan pasti mengenai jadwal kegiatan yang
memenuhi kaidah perencanaan yaitu berisi 5W + 1 H serta dana
yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan
-. Pengajuan pengadaan buku kesehatan lansia
-. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana minimal tiga
bulan sekali, sebagai penjaringan/skrining
-. Melakukan pencatatan dan pelaporan program dengan lebih
lengkap supaya berguna sebagai masukan untuk menjalankan
program di bulan berikutnya.
- Menyusun materi penyuluhan yang menarik dan menyediakan
alat peraga penyuluhan seperti brosur, spanduk, presentasi
power point, ataupun video supaya lebih menarik minat lansia
dan lebih mudah dimengerti oleh lansia
- Melakukan pelatihan kader, terutama dalam hal untuk menyuluh
masyarakat, sehingga pelaksanaan penyuluhan dapat dibantu
juga oleh kader terlatih

45
DAFTAR PUSTAKA
1. Statistik Penduduk Lanjut Usia. Badan Pusat Statistik; 2019.

2. Pusat Data dan Informasi. Situasi lanjut usia (lansia) di Indonesia.


Kementrian Kesehatan RI. Jakarta; 2019.

3. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Pemantauan Kesehatan


Pribadi Lanjut Usia 2018. Pemerintah Propinsi Jawa Barat Dinas
Kesehatan.
4. Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia bagi petugas Kesehatan.
Direktorat bina kesehatan komunitas ditjen bina kesehatan masyarakat
kementrian kesehatan RI. Jakarta:Departemen Kesehatan RI. 2010.
5. Nugroho, Wahjudi. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC; 2016.

6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan analisis lanjut usia.


Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2019.

7. Darmojo RB. Demografi dan epidemiologi populasi lanjut usia. Dalam:


Martono H, Pranarka K, editor. Buku ajar Beodhi-Darmojo Geriatri. Edisi
IV. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2016. h.35-54.
8. Badan Pusat Statistik. Jawa Barat Dalam Angka 2015. Diunduh dari :
http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/berkas/jabardalamangka/
54Jawa-Barat-Dalam-Angka-2015.pdf.

46
Lampiran

47
Lampiran I. Variabel dan Tolok Ukur

No. VARIABEL TOLOK UKUR


1. Masukan
1.1. Tenaga
 Dokter 2 orang
 Perawat 6 orang
 Koordinator Usaha Kesehatan 1 orang
Lansia
 Kader 3 orang
1.2. Dana
 APBD dan BOK Ada
1.3. Sarana
a. Sarana medis
 Stetoskop 1 buah
 Tensimeter 1 buah
 Timbangan berat badan 1 buah
 Pengukur tinggi badan 1 buah
 KMS Ada
 Lab sederhana (luar gedung) Ada
b. Sarana non medis Ada
 Loket khusus lansia Ada
 Balai pengobatan khusus lansia
 Ruang konseling khusus lansia Ada

 Loket obat khusus lansia


Ada
 Ruang pelayanan rujukan
khusus lansia
D. Metode
 Frekuensi pertemuan >8x pertahun
 Jumlah kehadiran kader 3 orang

 Pemeriksaan aktifitas kegiatan Meliputi kegiatan dasar dalam

sehari-sehari (activity of daily kehidupan, seperti makan/minum,

living) berjalan, mandi, buang air


besar/kecil dan sebagainya.

Menggunakan pedoman metode 2


 Pemeriksaan status mental,
menit (bisa dilihat di KMS Lanjut
berhubungan dengan mental
Usia).
emosional

Melalui penimbangan berat badan


 Pemeriksaan berat badan dan
dan pengukuran tinggi badan dan
tinggi badan
dicatat pada grafik Indeks Massa
Tubuh (IMT).

Dengan menggunakan tensimeter


 Pengukuran tekanan darah
dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama satu menit.

Ke Puskesmas bilamana ada


 Pelaksanaan Rujukan
keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1
hingga 3.

Dilakukan di dalam maupun di luar


 Penyuluhan
gedung dalam rangka kunjungan
rumah dan konseling kesehatan
yang dihadapi oleh individu dan
atau kelompok Lanjut usia.

 Kunjungan Rumah
Oleh kader disertai petugas bagi
anggota kelompok Lansia yang
tidak datang, dalam rangka
kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat
 Kegiatan penunjang lansia Antara lain senam Lansia, gerak
jalan santai, dan lain sebagainya
untuk meningkatkan kebugaran.

 Pencatatan dan pelaporan Dilakukan setiap selesai kegiatan


posbindu Lansia atau setiap bulan
oleh kader kesehatan yang
diteruskan ke petugas kesehatan
untuk dilakukan rekapitulasi.
2. Proses
2.1. Perencanaan
Ada perencanaan tertulis mengenai :
a. Frekuensi Kegiatan Posyandu Dilakukan penjadwalan posyandu
tiap awal bulan
b. Penyuluhan Dilakukan pada hari kerja oleh
petugas lansia atau kader di
Puskesmas dan diluar gedung
dengan memberikan informasi
tentang kesehatan lansia
c. Pemeriksaan kesehatan berkala Dilakukan setiap hari kerja oleh
dokter di puskesmas atau petugas
lansia di luar gedung
d. Pelayanan rujukan Dilakukan setiap hari kerja oleh
dokter maupun petugas lansia di
puskesmas, berupa sistem rujukan
bagi pasien dengan efek samping
maupun komplikasi yang berat
yang tidak dapat ditangani oleh
tenaga medis di luar dan dalam
gedung.

e. Pemanfaatan pelayanan
Dilakukan dengan ciri-ciri santun
puskesmas
lansia.

Setiap akhir bulan oleh petugas


f.Pencatatan dan Pelaporan
lansia di puskesmas, berupa
kegiatan pencatatan hasil kegiatan
program KB di puskesmas
setempat dan dilaporkan setiap
bulan.
No VARIABEL TOLOK UKUR
3. Keluaran
1. Frekuensi pertemuan >10 kali
2. Kehadiran kader setiap pertemuan >3

3. Cakupan penimbangan 100%

4. Cakupan Pemeriksaan Laboratorium 100%


100%
5. Cakupan pemeriksaan kesehatan
100%
6. Cakupan penyuluhan
>2
7. Kegiatan sektor terkait (jenis)
12x dalam 1 tahun
8. Senam lanjut usia
4.
Lingkungan
4.1. Fisik
Mudah dijangkau
1. Lokasi
Tersedia sarana transportasi
2. Transportasi
Ada dan dapat dijalin kerjasama
3. Fasilitas kesehatan lain
yang baik

4.2 Non fisik


Tidak faktor penghambat
1. Pendidikan
Tidak faktor penghambat
2. Sosial ekonomi
Tidak faktor penghambat
3. Agama
5.
Umpan balik
Pelaporan yang lengkap dan sesuai dengan
Adanya pelaporan setiap bulan
waktu yang ditentukan akan dapat
secara lengkap mengenai semua
digunakan sebagai masukan dalam gerakan
kegiatan Pelayanan Kesehatan
keluarga berencana.
Usia Lanjut.

Rapat kerja yang membahas laporan kegiat-


Ada hasil rapat kerja
an setiap bulannya untuk mengevaluasi
program yang telah dijalankan.
No. VARIABEL TOLAK UKUR
6. Dampak
6.1. Langsung
Menurunkan jumlah lansia dengan Diharapkan penurunan jumlah
keterbatasan fisik lansia dengan ketergantungan

Diharapkan dapat mewujudkan


Mewujudkan lansia yang mandiri
lansia yang mandiri

6.2. Tidak langsung


Meningkatkan angka harapan hidup
Diharapkan dapat meningkatkan
Angka harapan hidup

Lampiran II. Data Geografis


Data Puskesmas Wanakerta dan Wilayah Kerjanya

Gambar 1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Wanakerta


Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Tiap Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Wanakerta Tahun 2018
Jumlah
Jumlah
Pra Jumlah
Jumlah Lansia Jumlah Jumlah
No Desa Lansia laki-
Penduduk (>60 perempuan KK
( 45-49 laki
tahun)
tahun)
1 Wanajaya 4.965 8705 910 2.520 2.445 2.325
2 Wanakerta 5.533 920 862 2.803 2.730 2.411
3 Wanasari 4.627 887 1.152 2.314 2.313 1.917
4 Karangmulya 6.326 899 763 3.099 3.227 2.323
5 Mulyajaya 4.230 1.026 996 2.144 2.086 1.010
6 Mekarmulya 3.936 764 1.021 1.984 1.952 844
7 Parungsari 5.101 807 685 2.356 2.249 1.427
8 Karangligar 4.319 981 972 2.842 2.618 1.855
9 Margamulya 4.605 687 941 2.517 2.152 2.088
10 Margakaya 5.460 1.239 1.188 2.545 2.556 1.218
Total 49.102 9108 9490 25.124 24.328 17.418

Sumber : Laporan Tahunan Profil Puskesmas Wanakerta Tahun 2018

Tabel 2.2 Data Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Wanakerta


Tahun 2018
NO Jenis Sarana Pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-kanak 4 buah
2 SD NEGRI 13 buah
3 Madrasah Ibtidaiyah 3 buah
5 SMP / Mts 2 buah
6 SMA / SMK 3 buah
7 Pondok Pesantren 3 buah
8 Raudhatul Afthal/RA 1 buah

Sumber : Laporan Tahunan Profil Puskesmas Wanakerta Tahun 2018


Tabel 2.3 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Wanakerta
Tahun 2018
NO Jenis Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas rawat inap 1
2 Puskesmas keliling 9
3 Puskesmas pembantu 2
4 Apotek 3
5 Ambulans Pusling 1
6 Pos Bindu 10
7 Posyandu 57
8 Klinik bersalin 6
9 Pengobatan tradisional 30
10 Praktek dokter umum 6
11 Praktek dokter gigi 1
12 Praktek bidan 23

Sumber : Laporan Tahunan Profil Puskesmas Wanakerta Tahun 2018

Tabel 2.4 Klasifikasi Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di


Wilayah Kerja Puskesmas Wanakerta
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1. SD 35,54%

2. SMP 20,42%
3. SMA 6,74%
4. Tidak Sekolah 35,37%
5. Lain-lain 1,93%
Sumber: Data demografi Puskesmas Wanakerta tahun 2018
Tabel 2.5 Klasifikasi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Wilayah
Kerja Puskesmas Wanakerta
No. Pekerjaan Persentase
1. Buruh 54,06%
2. Petani 40,02%
3. Karyawan swasta 0,91%
4. Lain-lain 4,48%
Sumber: Data demografi Puskesmas Wanakerta tahun 2018
Lampiran IV. Laporan Bulanan Puskesmas Wanakerta Periode Oktober
2018 sampai dengan September 2019
Tabel 2.6. Jumlah kunjungan lansia di posbindu wilayah kerja puskesmas
Wanakerta Periode Oktober 2018 sampai dengan September 2019

Bulan Pra Lansia Lansia Lansia Resiko Total


Oktober 2018 101 121 67 489

November 2018 97 261 34 592

Desember 2018 137 254 42 433


Januari 2019 86 287 58 731
Februari 2019 125 362 26 513
Maret 2019 106 330 51 487

April 2019 148 217 44 509


Mei 2019 114 198 62 474
Juni 2019 103 210 22 335
Juli 2019 97 198 53 348
Agustus 2019 85 290 41 416
September 2019 105 341 43 789

Jumlah 1368 3269 543 5180


Sumber : Data Pencatatan Bulanan Hasil Kegiatan Kesehatan Kelompok Usia
Lanjut Puskesmas Wanakerta

Tabel 2.7. Jumlah Lansia di UPTD Puskesmas DTP WanakertaTahun 2019


No. Kelompok Lansia Total
1. Pralansia (45-59 tahun) 9490
2. Lansia (60-69 tahun) 5097
3. Lansia risiko tinggi (≥ 70 tahun) 1677
Total 16,254
Sumber : Data Pencatatan Bulanan Hasil Kegiatan Kesehatan Kelompok Usia
Lanjut Puskesmas Wanakerta
Tabel 2.8. Jumlah frekuensi posbindu, kehadiran kader, frekuensi senam
lansia, kegiatan lintas sektoral dan pendanaan kegiatan berasal dari
masyarakat di wilayah kerja puskesmas Wanakerta Periode Oktober 2018
sampai dengan September 2019

Bulan Posbindu Kader Senam Lansia Lintas Sektoral


Oktober 2018 1 3 4 1
November 2018 1 3 4 1
Desember 2018 1 3 4 1
Januari 2019 1 3 4 1
Februari 2019 1 3 4 1
Maret 2019 1 3 4 1
April 2019 1 3 4 1
Mei 2019 1 3 4 1
Juni 2019 1 3 4 1
4 1
Juli 2019 1 3
4 1
Agustus 2019 1 3
4 1
September 2019 1 3

Jumlah 12 33 48 12
Sumber : Data Pencatatan Bulanan Hasil Kegiatan Kesehatan Kelompok Usia
Lanjut Puskesmas Wanakerta
Tabel 2.9. Jumlah cakupan penimbangan, cakupan pemeriksaan kesehatan,
cakupan penyuluhan dan cakupan pemeriksaan lab di posbindu wilayah
kerja puskesmas Wanakerta Periode Oktober 2018 sampai dengan
September 2019
Bulan Penimbangan Pemeriksaan penyuluhan Pemeriksaan
kesehatan Lab
Oktober 2018 404 210 489 112
November 2018 408 256 592 146
Desember 2018 1381 197 97
433 146
Januari 2019 615 242
731
Februari 2019 1335 215 513 65
Maret 2019 403 179 487 178
April 2019 210 271 509 210
Mei 2019 651 112 474 45
Juni 2019 380 284 335 110
348 99
Juli 2019 299 255
416 69
Agustus 2019 319 185
789 286
September 2019 471 290

Jumlah 4876 2696 6180 1563


Sumber : Data Pencatatan Bulanan Hasil Kegiatan Kesehatan Kelompok Usia
Lanjut Puskesmas Wanakerta

Anda mungkin juga menyukai